Upload
dwiayuadinda
View
247
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan tetap satuan operasi
Citation preview
LAPORAN TETAP
SATUAN OPERASI II
PENGERINGAN ZAT PADAT-2
Oleh :Kelompok 2
Nama anggota : -Astri handayani (061330400290)
-Diah lestari (061330400294)
-Dwi sandi wahyudi (061330400297)
-Intan nevianita (061330400300)
-Nurul agustini (061330400306)
-Ridho tri julian (061330400311)
Kelas : 4KA
Instruktur : Ir. Selastia yuliati, M.Si.
TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
(2015)
PENGERINGAN ZAT PADAT-2
A. Tujuan Percobaan
Untuk mengeringkan bahan padat dengan mengalirkan udara panas dan menentukan laju
alir pengeringan
B. Alat yang digunakan
1. Plate dryer 1 buah
2. Oven 1 buah
3. Termometer bola kering 1 buah
4. Termometer bola basah 1 buah
5. Water batch 1 buah
6. Neraca analitik 1 buah
C. Bahan yang digunakan
1. Potongan kayu
D. Dasar Teori
Drying adalah suatu proses pemisahan sejumlah kecil air atau zat laninya darei bahan
padatan, sehingga mengurangi kandungan sisa air yang masiih terikat pada zat padat tersebut.
Pengeringan ini merupakan salah satu langkah downstream dari suatu proses yang hasilnya
merupakan produk dari proses tersebut.
Pada umumnya pengeringan ini dilakukan pada slurry yang memiliki viscositas yang
sangat tinggi dapat dikeringkan dengan cara mengalirkan udara panas yang tidak jenuh pada
bahan yang akan dikeringkan. Sebagai conth lain adalah pengeringan air pada kayu, kapas,
kertas dan lainnya. Pada bahan tersebut mengandung air yang terikat yaitu air yang ada pada
suatu bahan yang sulit dipisahkan, walaupun sudah dipisahkan tetap ada. Bond dry adalah
suatu bahan yang tidak mengandung zat cair lagi.
Pada proses drying tidak merusak zat atau senyawa yang dikeringkan. Evaporasi
memiliki jumlah air diupakan lebih besar dari tadah medium pembawa air. Sedangkan drying
memiliki jumlah air diuapkan lebih sedikit karena sudah terjadi evaporasi pada awalnya
(untuk mendapatkan yang lebih pekat).
Klasifikasi
Alat pengering dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok:
1. Berdasarkan proses
Proses batch yaitu material dimasukkan ke dalam pengering dan dikeringkan sampai
waktu tertentu yang diinginkan.
Proses continue yaitu materila dimasukkan ke dalam pengering dan bahan kering
diambil secara sinambung.
2. Berdasarkan sistem kontak
Pengeringan adiabatik yaitu bahan bersentuhan langsung dengan media pengering uap
air yang terbentuk dipindahkan oleh udara.
Pengeringan nonadiabatik yaitu perpindahan kalor berlangsung dari suatu medium
diluar penyaring.
Pengering adiabatik dan nonadiabatik yaitu kombinasi antara pengering adiabatik dan
nonadiabatik.
3. Berdasarkan keadaan fisik bahan yang dikeringkan:
Pengering hampa yaitu pengeringan pada tekanan rendah dan proses penguapan
berlangsung cepat.
Pengering beku (freezing drying) yaitu air disublimasikan dari bahan yang dibekukan
sebgai contohnya N2 cair dan seperti silika gel tetapi menjaga bahan tetap beku agar
bahan tidak rusak seperti protein yang rentang terhadap suhu.
Pengeringan dan Aplikasinya
Dalam pengeringan adiabatik zat padat itu bersentuhan dengan gas menurut salah satu cara
berikut:
1. Gas ditiupkan menlintas zat permukaan hamparan atau lembaran zat padat atau
melintas satu atau kedua sisi lembaran atau film sinambung. Proses ini dapat disebut
juga pengeringan dengan sirkulasi silang.
2. Gas yang ditiupkan melalui hamparan zat padat butiran besar yang ditempatkan diatas
awak pendukung.
3. Zat padat disiramkan disiram ke bawah melalui suatu arus gas yang bergerak
perlahan-lahan ke atas, terkadang dalam hal ini terdapat pembawa ikutan yang tidak
dikehendaki dari partikel halus oleh gas.
4. Gas dialirkan melaluizat padat dan dengan kecepatan yang cukup membuat bahan
terfluidisasikan.
5. Zat padat seluruhnya dibawa ikut dengan arus gas kecepatan tinggi dan diangkat
secara pneumatik dari piranti percampuran ke pemisah mekanik.
Pengeringan adiabatik dibedakan menurut zat padatnya itu berkontak dengan permukaan
panas sumber kalor lainnya. Zat padat dihamparkan diatas permukaan bersama dengan
permukaan horizontal, yang stasioner atau bergerak lambat dan dimasak hingga kering.
Sedangkan yang satu lagi yaitu zat padat tersebar diatas permukaan panas biasanya berbentuk
silinder dengan batuan pengaduk.
Ada beberapa Faktor yang berpengaruh terhadap laju pengeringan diantaranya adalah sebagai
berikut:
Sifat fisika dari bahan yang dikeringkan
Pengaturan geometris bahan pada permukaan alat atau media perantara perpindahan
panas
Sifat fisik lingkungan pengering.
Operasi pengeringan zat padat yang mengandung cairan (dalam hal ini air) dapat
dilakukan pada alat-alat pengering dengan udara sebagai media pengeringan. Operasi ini
dapat ditempatkan di dalam alat itu sendiri atau di luar alat pengering. Untuk pekerjaan ini
dicapai tray dryer dengan sumber energi udara panas dari electric heater yang dipasang diluar
alat percobaan, sebagai penghembus udara dipakai blower yang terpasang satu unit dengan
electric heater itu. Alat itu memakai x tray yang nantinya untuk menempatkan zat yang akan
dikeringkan secara batch. Saat pengeringan berlangsung, permukaan kontak antara permukaan
dengan udara yang selalu basah dengan cairan sampai cairan habis teruapkan seluruhnya.
Deskripsi Alat
Alat yang digunakan:
1. Alat Pengering (Rotary Dryer)
2. Alat pemanas sebagai sumber udara panas (electric heater)
Kedua alat ini dihubungkan satu sama alain dengan pipa agar udara panas dapat masuk pada
ruang tray drier. Tray dryer terdiri dari 4 tray yang diisi zat padat yang akan dipanaskan dan
diletakkan di dalam ruang dryer tersebut. Skema alat tersebut sebagai berikut :
Gambar 1. Tray Dryer
Perlengkapan lain yang dibutuhkan:
1. Timbangan yang diteliti
2. Krus porselen lengkap dengan tutup
3. Sendok pengambil sampel
4. Oven atau furnace untuk penguapan air sisa.
Laju Pengeringan Periode Konstan
Selama periode konstan laju pengeringan persatuan luas adalah :
Rc=h (T−Tw )3600
λw kg / jam m2 (persamaan 1)
Bila udara panas mengalir sejajar permukaan zat padat maka koefisien perpindahan panas (h)
adalah :
h = 0,02046 0,8 (persamaan 2)
dimana, h = W/moC
g = kg /jam m2
humid volume udara panas dapat ditaksir dengan persamaan
vh = [2,83 . 10-3 +4,56 .10-3 .H ] T (persamaan 3)
density udara (ρG)
ρG= 1+HVh
kg /m3 (persamaan 4)
kecepatan massa
G = V. ρG kg/ jam m2 (persamaan 5)
Waktu pengeringan selama periode konstan
tc=ms (x1−x2)A Rc
Dasar Teori Tambahan
Bahasa ilmiah pengeringan adalah penghidratan, yang berarti menghilangkan air dari
suatu bahan. Pengeringan adalah suatu peristiwa perpindahan massa dan energi yang terjadi
dalam pemisahan cairan atau kelembaban dari suatu bahan sampai batas kandungan air yang
ditentukan dengan menggunakan gas sebagai fluida sumber panas dan penerima uap
cairan Pengeringan juga dapat berlangsung dengan cara lain yaitu dengan memecahkan ikatan
molekul-molekul air yang terdapat di dalam bahan. Apabila ikatan molekulmolekul air yang
terdiri dari unsur dasar oksigen dan hidrogen dipecahkan, maka molekul tersebut akan keluar
dari bahan. Akibatnya bahan tersebut akan kehilangan air yang dikandungnya. Cara ini juga
disebut pengeringan atau penghidratan. Untuk memecahkan ikatan oksigen dan hidrogen ini,
biasanya digunakan gelombang mikro. Drying merupakan salah satu proses pengambilan
sejumlah cairan yang terkandung didalam suatu bahan (padatan) dengan menggunakan
medium berupa gas atau udara yang dilewatkan melalui bahan tersebut sehingga kandungan
cairan menjadi berkurang karena menguap (Badger,1955).
Drying banyak digunakan dalam berbagai macam industri, baik industri besar maupun
kecil. Tujuan dari proses pengeringan ini berbeda antara lain adalah untuk mengawetkan suatu
bahan, menghilangkan uap beracun, mengurangi biaya pengangkutan, membuat bahan dengan
kandungan air tertentu, membunuh mikroorganisme dalam bahan dan memperingan bahan.
Sebagian besar industri yang menghasilkan produk padatan menggunakan proses drying,
antara lain : Industri pigmen, kertas, polymer, ceramik, kulit, kayu, dan makanan
(McKetta,1983).Proses pengeringan sangat erat hubungannya dengan alat pengering.
Pemilihan alat pengering berdasarkan pertimbangan kondisi operasi, kebutuhan energi, biaya
perawatan, hasil yang diinginkan, kapasitas, bahan yang diolah, jenis sumber energi alat,
efisiensi energi serta pertimbangan-pertimbangan ekonomis (McKetta,1983)
Pengeringan merupakan salah satu proses pengolahan pangan yang sudah lama
dikenal. Tujuan dari proses pengeringan adalah : menurunkan kadar air bahan sehingga bahan
menjadi lebih awet, mengecilkan volume bahan sehingga memudahkan dan menghemat biaya
pengangkutan, pengemasan dan penyimpanan.
Klasifikasi pengering
Pengering yang terdapat di pasaran sangat banyak macam ragamnya. Perbedaan satu
sama lain terutama terletak dalam hal cara memindahkan zat padat di dalam zone pengeringan
dan dalam cara perpindahan kalor. Ada pengering yang beroperasi secara kontinyu
(sinambung) dan ada pula yang secara tumpak (batch). Pada beberapa pengering, zat padatnya
ada yang diaduk tetapi ada pula yang zat padatnya boleh dikatakan tidak diaduk. Untuk
mengurangi suhu pengeringan, beberapa pengering beroperasi dalam vakum. Beberapa
pengering dapat menangani segala macam jenis bahan, tetapi ada pula yang sangat terbatas
dalam hal umpan yang dapat ditanganinya
Prinsip Dasar Pengeringan
Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas danpindah
massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Pertama-tama panas harus ditransfer dari
medium pemanas ke bahan. Selanjutnya setelah terjadi penguapan air, uap air yang terbentuk
harus dipindahkan melalui struktur bahan ke medium sekitarnya. Proses ini akan menyangkut
aliran fluida dimana cairan harus ditransfer melalui struktur bahan selama proses
pengeringan berlangsung.
Jadi panas harus disediakan untuk menguapkan air dan air harus mendifusi melalui
berbagai macam tahanan agar supaya dapat lepas dari bahan dan berbentuk uap air
yang bebas. Lama proses pengeringan tergantung pada bahan yang dikeringkan dan cara
pemanasan yang digunakan. Dengan sangat terbatasnya kadar air pada bahan yang telah
dikeringkan, maka enzim-enzim yang ada pada bahan menjadi tidak aktif dan
mikroorganisme yang adapada bahan tidak dapat tumbuh.
Di samping itu enzim tidak mungkin aktif pada bahan yang sudah dikeringkan, karena
reaksi biokimia memerlukan air sebagai medianya. Berdasarkan hal tersebut, berarti kalau kita
bermaksud mengawetkan bahan melalui proses pengeringan, maka harus diusahakan kadar air
yang tertinggal tidak mungkin dipakai untuk aktivitas enzim dan mikroorganisme. Mekanisme
keluarnya air dari dalam bahan selama pengeringan adalah sebagai berikut:
- Air bergerak melalui tekanan kapiler.
- Penarikan air disebabkan oleh perbedaan konsentrasi larutan disetiap bagian bahan.
- Penarikan air ke permukaan bahan disebabkan oleh absorpsi dari lapisan-lapisan permukaan
komponen padatan dari bahan.
- Perpindahan air dari bahan ke udara disebabkan oleh perbedaan tekanan uap.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam kecepatan pengeringan tersebut adalah:
a. Luas Permukaan
Air menguap melalui permukaan bahan, sedangkan air yang ada di bagian tengah akan
merembes ke bagian permukaan dan kemudian menguap. Untuk mempercepat pengeringan
umumnya bahan pangan yang akan dikeringkan dipotong-potong atau di iris-iris terlebih dulu.
Hal ini terjadi karena: (1) pemotongan atau pengirisan tersebut akan memperluas permukaan
bahan dan permukaan yang luas dapat berhubungan dengan medium pemanasan sehingga air
mudah keluar, (2) potongan-potongan kecil atau lapisan yang tipis mengurangi jarak dimana
panas harus bergerak sampai ke pusat bahan pangan. Potongan kecil juga akan mengurangi
jarak melalui massa air dari pusat bahan yang harus keluar ke permukaan bahan dan
kemudian keluar dari bahan tersebut
.
b. Perbedaan Suhu dan Udara Sekitarnya
Semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan bahan pangan makin
cepat pemindahan panas ke dalam bahan dan makin cepat pula penghilangan air dari bahan.
Air yang keluar dari bahan yang dikeringkan akan menjenuhkan udara sehingga
kemampuannya untuk menyingkirkan air berkurang. Jadi dengan semakin tinggi suhu
pengeringan maka proses pengeringan akan semakin cepat. Akan tetapi bila tidak sesuai
dengan bahan yang dikeringkan, akibatnya akan terjadi suatu peristiwa yang disebut "Case
Hardening", yaitu suatu keadaan dimana bagian luar bahan sudah kering sedangkan bagian
dalamnya masih basah.
c. Kecepatan Aliran Udara
Udara yang bergerak dan mempunyai gerakan yang tinggi selain dapat mengambil uap
air juga akan menghilangkan uap air tersebut dari permukaan bahan pangan, sehingga akan
mencegah terjadinya atmosfir jenuh yang akan memperlambat penghilangan air. Apabila
aliran udara disekitar tempat pengeringan berjalan dengan baik, proses pengeringan akan
semakin cepat, yaitu semakin mudah dan semakin cepat uap air terbawa dan teruapkan.
d. Tekanan Udara
Semakin kecil tekanan udara akan semakin besar kemampuan udara
untuk mengangkut air selama pengeringan, karena dengan semakin kecilnya tekanan berarti
kerapatan udara makin berkurang sehingga uap air dapat lebih banyak tetampung dan
disingkirkan dari bahan pangan. Sebaliknya jika tekanan udara semakin besar maka udara
disekitar pengeringan akan lembab, sehingga kemampuan menampung uap air terbatas dan
menghambat proses atau laju pengeringan.
Jenis- Jenis Pengeringan
a. Pengeringanan alami
Penjemuran merupakan proses pengeringan yang sederhana dan murah karena sinar matahari
tersedia sepanjang tahun dan tidak memerlukan peralatan khusus.
Sarana utama yang dibutuhkan untuk penjemuran adalah lantai penjemur atau lamporan
berupa lantai semen atau lantai plesteran batubata.
Pengeringan dengan cara penjemuran mempunyai beberapa kelebihan antara lain :
a). tidak memerlukan bahan bakar sehingga biaya pengeringan rendah,
b). dapatmemperluas kesempatan kerja, dan
c). sinar infra merah matahari mampu menembussel-sel bahan.
Sedangkan kekurangannya adalah :
a). suhu pengeringan dan RH tidak dapat dikontrol dengan baik,
b). memerlukan tempat yang luas,
c). Kemungkinan terjadinya susut bobot tinggi karena mungkin ada gangguan ternak
dan burung,
d). hanya dapat berlangsung bila cuaca baik,
e). kebersihan bahan tidak terjamin,
f). waktu pengeringan lama, dan
g). proses pengeringan tidak dapat berjalan secara konstan karena intensitas sinar
matahari tidak tetap.
b. Pengering mekanis
Dibedakan menjadi 2 tipe yaitu 1. pengering adiabatis dimana panas di bawa ke dalam
pengering oleh gas yang panas. Gas memberikan panas kepada air di dalam bahan pangan dan
membawa ke luar uap air yang dihasilkan. Gas panas dapat merupakan hasil pembakaran atau
pemanasan udara. 2.Pengeringan panas melalui permukaan padat dimana panas dipindahkan
melalui suatu plat logam yang juga memebaa produk tersebut. Produk biasanya diletakkan
dalam suatu ruangan hampa dan uap air dikeluarkan dengan suatu pompa hampa. Dalam
beberapa hal produk dikenai udara yang dipakai dan uap air dikeluarkan dengan mengadakan
sirkulasi udara tersebut. Pengering mekanis telah menggunakan teknologi-teknologi untuk
memudahkan pengeringan dengan sebuah alat.
c. Pengering adiabatic Pengering kabinet
Pengering ini terdiri dari suatu ruangan dimana rigen-rigen produk yang dikeringkan
dapat diletakkan di dalamnya. Di dalam pengering yang berukuran besar rigen-rigen
pengering disusun di atas kereta untuk memudahkan penanganannya; didalam unit yang
berukuran kecil, rigen-rigen pengering dapat disusun di atas suatu penyangga yang tetap di
dalam pengering tersebut. Udara dihembuskan dengan menggunakan kipas angin melalui
suatu pemanasan (biasanya koiluap bersirip) dan kemudian menembus rigen-rigen pengering
yang berisi bahan yangdikeringkan.
Berbagai Tipe pengering cabinet pengering kabinet biasanya merupakan pengering
yang paling murah pembuataanya, mudah peneliharaannya, dan sangat luwes penggunaannya.
Pada umumnya pengering ini digunakan untuk penelitian-peneitian dehidrasi sayuran
dan buah-buahan di dalam laboratorium, dan di dalam skala kecil dan digunakan secara
komersial yang bersifat musiman.
d. Pengering Terowongan
Merupakan pengering yang sangat umum digunakan dalam dehidrasi buah-buahan dan
sayuran. Pengering ini dapat mengurangi biaya buruh dan hasil yang seram namun diperlukan
instalasi dan investasi yang sangat besar Prinsip kerjanya adalah bahan diletakkan dalam
kereta yang berisi rigen-rigen panjang terowongan berkisar 35 sampai 50 kaki. Udara panas
dimasukkan melalui rigen searah dengan gerakan produk. Namun dapat juga udara panas di
hembuskan berlawanan dengan gerakan produk hal ini akan menimbulkan produk yang sangat
kering.
e. Pengering Tungku
Pada umumnya pengering ini terdiri dari suatu bangunan bertingkat dua. Lantai atas
tersusun oleh kerai yang bercelah sempit, dimana produk bahan yang akan dikeringkan
dihamparkan diatasnya. Gas yang panas dihasilkan oleh suatu tungku atau perapian yang
berada pada lantai pertama kemudian mengalir melalui produk secara konveksi alami atau
dengan bantuan kipas angin. Bahan harus selalu dibalik dan diaduk, dan untuk mengeringkan
diperlukan waktu yang relatif lama. Pengeringan tungku ini digunakan untuk mengeringkan
produk-produk seperti irisan apel, hop, dan seringkali mengeringkan kentang.
Pemilihan Jenis Alat Pengering
Bentuk bahan yang akan dikeringkan: cair, pasta, sluri, pulp, cairan kental, agregat
besar atau kecil
Sifat bahan: sensitif terhadap oksidasi, peka terhadap suhu, dll
Sifat produk yang diinginkan: bubuk, instan, bentuk tidak berubah
Harga produk akhir: murah, sedang, mahal
E. Prosedur Percobaan
1) Mengeringkan zat padat dengan ukuran tebal tertentu dalam oven selama 2 jam
hingga tidak mengandung air lagi, dinginkan dan timbang beratnya, ini merupakan
massa zat padat kering tulang
2) Merebus zat padat dalam air mendidih ± 15 menit, dinginkan hingga temperatur
runag, timbang beratnya
3) Selisih berat zat padat basah dengan zat padat kering merupakan kadar air awal zat
padat yang akan dikeringkan
4) Menyiapkan alat pengering, menghidupkan blower dan elemen pemanas hingga
temperatur konstan 60oC
5) Mencatat relative humidity temperatur bola basah udara panas masuk ruang
pengering, menentukan dew point udara dengan menggunakan humidity chart
6) Membaca tekanan uap air dari tabel tekanan uap dengan mengguanakan humidity
chart
7) Tekanan uap air pada kondisi ini = tekanan parsial uap air uadara mula-mula
8) Mencatat laju alir udara
9) Menentukan laju alir udara kering masuk ruang pengering dengan menggunakan
persamaan :
10) (Nt-NH2O)x BM merupakan massa udara kering masuk ruang pengering
11) Setiap selang waktu 15 menit catat relative humidity, temperatur udara keluar
runag pengering
12) Mengulangi percobaan diatas untuk tebal material berbeda
13) Laju alir udara dan temperatur pengering selama percobaan dijaga konstan
N H2o
Nt−N H 2O
= PH 2o
Pt−PH 2O
F. Data Pengamatan
Waktu (menit)
Temp. Bola kering (oC)
Temp. Bola basah (oC)
H = kg H2O/kg dry out
0 53 30 0,01715 56 31 0,01830 52 31 0,0245 54 32 0,021560 51 32 0,02275 51 32 0,02290 51 32 0,022
- Temperatur pengeringan = 60oC
- Berat awal sampel 1 = 31,7 grBerat setelah dikeringkan = 25,4 grKadar air = 6,3 gr
- Berat awal sampel 2 = 30,4 grBerat setelah dikeringkan = 27,9 grKadar air = 2,5 gr
G. Perhitungan
a. Mencari nilai air moisture Pada t = 0 menit
Dik = berat awal sampel 1 = 0,0317 kgBerat sampel 1 setelah dikeringkan = 0,0254 kgBerat awal sampel 2 = 0,0304 kgBerat sampel 2 setelah dikeringkan = 0,0279 kg
Sampel 1 = Xt = (0,0317 – 0,0254) kg / 0,0317 kg = 0,1987 kgh2o
kgbahankering
Xo = Xt – X* = 0,1987 – 0,05 = 0,1937 kgh2o
kgbahankering
Sampel 2 = Xt = (0,0304 – 0,0279) kg / 0,0304 kg = 0,0822 kgh2o
kgbahankering
Xo = Xt – X* = 0,0822 – 0,05 = 0,0772 kgh2o
kgbahankering
Pada t = 15 menit
Dik = v udara kering = 2,5 m/s
Diameter cerobong = 0,021 m
ρ udara = 1,22 kg/m3
Q = v x A
= 2,5 m/s (3,14 x 0,01052) = 8,654 x 10-4m3/s
Berat udara kering/jam= Q x ρ udara
= 8,654 x 10-4m3/s x 1,22 kg/m3
= 1,055 x 10-3kg/s x (3600 s/ 1 jam)
= 3,801 kg/jam
Berat udara kering = 3,801 kg/jam (1 jam / 60 menit) x 15 menit
= 0,9502 kg
Kg H2O = H x Berat udara kering
= 0,018 kg h2o/kg udara kering x 0,9502 kg udara kering
= 0,0171 kg H2O
Sampel 1 = Y1 = 0,0317 kg – 0,0171 kg = 0,0146 kg
XtY1 = (Y1 – S11)/S11 = (0,0156 – 0,0254) / 0,0254 = -0,4252 kgh2o
kgbahankering
XY1= XtY1 – X* = -0,4252 – 0,05 = -0,4752 kgh2o
kgbahankering
Sampel 2 = Y2 = 0,0304 kg – 0,0171 kg = 0,0133 kg
XtY2 = (Y2 – S22)/S22 = (0,0133 – 0,0279) / 0,0279 = -0,5232 kgh2o
kgbahankering
XY2= XtY2 – X* = -0,5232 – 0,05 = -0,5732 kgh2o
kgbahankering
Pada t = 30 menit
Dik = Berat udara kering/jam= 3,801 kg/jam
H = 0,02 kg h2o/kg udara kering
Berat udara kering = 3,801 kg/jam (1jam/60menit) x 30 menit
= 1,9005 kg
Kg H2O = H x Berat udara kering
= 0,02 kg h2o/kg udara kering x 1,9005 kg udara kering
= 0,038 kg H2O
Sampel 1 = Y1 = 0,0317 kg – 0,038 kg = -0,0063 kg
XtY1 = (Y1 – S11)/S11 = (-0,0063 – 0,0254) / 0,0254 = -1,248 kg h2o
k g bahankering
XY1= XtY1 – X* = -1,248 – 0,05 = -1,298 kgh2o
kgbahankering
Sampel 2 = Y2 = 0,0304 kg – 0,038 kg = -0,0076 kg
XtY2 = (Y2 – S22)/S22 = (-0,0076 – 0,0279) / 0,0279 = -1,2724 kgh2o
kgbahankerin g
XY2= XtY2 – X* = -1,2724 – 0,05 = -1,3224 kgh2o
kgbahankering
Pada t = 45 menit
Dik = Berat udara kering/jam= 3,801 kg/jam
H = 0,0215 kg h2o/kg udara kering
Berat udara kering = 3,801 kg/jam (1jam/60menit) x 45 menit
= 2,8507 kg
Kg H2O = H x Berat udara kering
= 0,0215 kg h2o/kg udara kering x 2,8507 kg udara kering
= 0,0613 kg H2O
Sampel 1 = Y1 = 0,0317 kg – 0,0613 kg = -0,0296 kg
XtY1 = (Y1 – S11)/S11 = (-0,0296 – 0,0254) / 0,0254 = -2,1653 kgh2o
kgbahankering
XY1= XtY1 – X* = -2,1653 – 0,05 = -2,2153 kgh2o
kgbahankering
Sampel 2 = Y2 = 0,0304 kg – 0,0613 kg = -0,0309 kg
XtY2 = (Y2 – S22)/S22 = (-0,0309 – 0,0279) / 0,0279 = -2,1075 kgh2o
kgbahankering
XY2= XtY2 – X* = -2,1075 – 0,05 = -2,1575 kgh2o
kgbahankering
Pada t = 60 menit
Dik = Berat udara kering/jam= 3,801 kg/jam
H = 0,022 kg h2o/kg udara kering
Berat udara kering = 3,801 kg/jam (1jam/60menit) x 60 menit
= 3,801 kg
Kg H2O = H x Berat udara kering
= 0,022 kg h2o/kg udara kering x 3,801 kg udara kering
= 0,0836 kg H2O
Sampel 1 = Y1 = 0,0317 kg – 0,0836 kg = -0,0519 kg
XtY1 = (Y1 – S11)/S11 = (-0,0519 – 0,0254) / 0,0254 = -3,0433 kgh2o
kgbahankering
XY1= XtY1 – X* = -3,0433 – 0,05 = -3,0933 kgh2o
kgbahankering
Sampel 2 = Y2 = 0,0304 kg – 0,0836 kg = -0,0532 kg
XtY2 = (Y2 – S22)/S22 = (-0,0532 – 0,0279) / 0,0279 = -2,9068 kgh2o
kgbahankering
XY2= XtY2 – X* = -2,9068 – 0,05 = -2,9568 kgh2o
kgbahankering
Pada t = 75 menit
Dik = Berat udara kering/jam= 3,801 kg/jam
H = 0,022 kg h2o/kg udara kering
Berat udara kering = 3,801 kg/jam (1jam/60menit) x 75 menit
= 4,7512 kg
Kg H2O = H x Berat udara kering
= 0,022 kg h2o/kg udara kering x 4,7512 kg udara kering
= 0,1045 kg H2O
Sampel 1 = Y1 = 0,0317 kg – 0,1045 kg = -0,0728 kg
XtY1 = (Y1 – S11)/S11 = (-0,0728 – 0,0254) / 0,0254 = -3,8661 kgh2o
kgbahankering
XY1= XtY1 – X* = -3,8661 – 0,05 = -3,9161 kgh2o
kgbahankering
Sampel 2 = Y2 = 0,0304 kg – 0,1045 kg = -0,0741 kg
XtY2 = (Y2 – S22)/S22 = (-0,0741 – 0,0279) / 0,0279 = -3,6559 kgh2o
kgbahankering
XY2= XtY2 – X* = -3,6559 – 0,05 = -3,7059 kgh2o
kgbahankering
Pada t = 90 menit
Dik = Berat udara kering/jam= 3,801 kg/jam
H = 0,022 kg h2o/kg udara kering
Berat udara kering = 3,801 kg/jam (1jam/60menit) x 90 menit
= 5,7015 kg
Kg H2O = H x Berat udara kering
= 0,022 kg h2o/kg udara kering x 5,7015 kg udara kering
= 0,1254 kg H2O
Sampel 1 = Y1 = 0,0317 kg – 0,1254 kg = -0,0937 kg
XtY1 = (Y1 – S11)/S11 = (-0,0937 – 0,0254) / 0,0254 = -4,6889 kgh2o
kgbahankering
XY1= XtY1 – X* = -4,6889 – 0,05 = -4,7389 kgh2o
kgbahankering
Sampel 2 = Y2 = 0,0304 kg – 0,1254 kg = -0,095 kg
XtY2 = (Y2 – S22)/S22 = (-0,095 – 0,0279) / 0,0279 = -4,405 kgh2o
kgbahankering
XY2= XtY2 – X* = -4,405 – 0,05 = -4,455 kgh2o
kgbahankering
b. Mencari Vh
Vh = ( 2,83 x 10 -3 + 4,56 x 10-3 ( H ) T
- Padat t = 0
Vh = ( 2,83 x 10 -3 + 4,56 x 10-3 ( 0,017 ) 333 oK
= 0,9678
- Padat t = 15
Vh = ( 2,83 x 10 -3 + 4,56 x 10-3 ( 0,018 ) 333 oK
= 0,9697
- Padat t = 30
Vh = ( 2,83 x 10 -3 + 4,56 x 10-3 ( 0,02 ) 333 oK
= 0,9742
- Padat t = 45
Vh = ( 2,83 x 10 -3 + 4,56 x 10-3 ( 0,0215 ) 333 oK
= 0,9750
- Padat t = 60
Vh = ( 2,83 x 10 -3 + 4,56 x 10-3 ( 0,022 ) 333 oK
= 0,9757
- Padat t = 75
Vh = ( 2,83 x 10 -3 + 4,56 x 10-3 ( 0,0215 ) 333 oK
= 0,9757
- Padat t = 90
Vh = ( 2,83 x 10 -3 + 4,56 x 10-3 ( 0,0215 ) 333 oK
= 0,9757
c. Mencari ρg (densitas udara) dan Harga G
ρg = 1+HVh
kg / m
3
G = v . ρg kg / jam m
2
Asumsi V = 1,02 m / jam
- Pada t = 0
ρg = 1+0,0170,9678
kg / m
3
= 1,0508 kg
/ m3
G = 1,02 x 1,0508
= 1,0718 kg / jam m2
- Pada t = 15
ρg = 1+0,0180,9697
kg / m
3
= 1,0498 kg
/ m3
G = 1,02 x 1,0498
= 1,0707 kg / jam m2
- Pada t = 30
ρg = 1+0,0210,9742
kg / m
3
= 1,0480 kg
/ m3
G = 1,02 x 1,0480
= 1,0690 kg / jam m2
- Pada t = 45
ρg = 1+0,0215
0,9750 kg
/ m3
= 1,0476 kg
/ m3
G = 1,02 x 1,0476
= 1,0686 kg / jam m2
- Pada t = 60
ρg = 1+0,0220,9757
kg / m
3
= 1,0474 kg
/ m3
G = 1,02 x 1,0474
= 1,0684 kg / jam m2
- Pada t = 75
ρg = 1+0,0220,9757
kg / m
3
= 1,0474 kg
/ m3
G = 1,02 x 1,0474
= 1,0684 kg / jam m2
- Pada t = 90
ρg = 1+0,0220,9757
kg / m
3
= 1,0474 kg
/ m3
G = 1,02 x 1,0474
= 1,0684 kg / jam m2
d. Mencari h ( heat transfer )
h = 0,0204 ( G ) 0,8
- Pada t = 0
h = 0,0204 (1,0718) 0,8
= 0,02156
- Pada t = 15
h = 0,0204 ( 1,0707 ) 0,8
= 0,02154
- Pada t = 30
h = 0,0204 ( 1,0690 ) 0,8
= 0,02152
- Pada t = 45
h = 0,0204 ( 1,0686 ) 0,8
= 0,02151
- Pada t = 60
h = 0,0204 ( 1,0684 ) 0,8
= 0,0215
- Pada t = 75
h = 0,0204 ( 1,0684 ) 0,8
= 0,0215
- Pada t = 90
h = 0,0204 ( 1,0684 ) 0,8
= 0,0215
e. Mencari interpolasi λw
- 31
y = y + x−x1x2−x 1
( y2 – y1 )
= 2625,4 + 31−3035−30
( 2631,6 – 2625,4 )
= 2626, 2857
- 32
y = y + x−x1x2−x 1
( y2 – y1 )
= 2625,4 + 32−3035−30
( 2631,6 – 2625,4 )
= 2627, 84
f. Mencari Rc ( laju pengeringan )
Rc = h (T−Tw )3600
λw
- Pada t = 0
Rc = 0,02156 (60 –30 ) 3600
2625,4
= 0,8869 kg / jam m2
- Pada t = 15
Rc = 0,02154 (60 –31 ) 3600
2626,2857
= 0,8558 kg / jam m2
- Pada t = 30
Rc = 0,02152 (60 – 31 )3600
2626,2857
= 0,8554 kg / jam m2
- Pada t = 45
Rc = 0,02151 (60 – 32 )3600
2627,84
= 0,825 kg / jam m2
- Pada t = 60, 75, 90
Rc = 0,0215 (60– 32 ) 3600
2627,84
= 0,8247 kg / jam m2
g. Mencari Tc
Tc = MwA .Rc
- Untuk sampel 1 = (31,7 – 25,4) gr
= 6,3 gr
= 6,3 x 10 -3 kg
- Untuk sampel 2 = (30,4 – 27,9) gr
= 2,5 gr
= 2,5 x 10 -3 kg
- Pada t = 0
Sampel 1 = Tc = MwA .Rc
= 6,3 x10−3
3,46 x10−4 x 0,8869
= 20,53 jam
Sampel 2 = Tc = MwA .Rc
= 2,5 x10−3
3,46 x10−4 x 0,8869
= 8,14 jam
- Pada t = 15
- Sampel 1 = Tc = MwA .Rc
= 6,3 x10−3
3,46 x10−4 x 0,8 55 8
= 21,27 jam
- Sampel 2 = Tc = MwA .Rc
= 2,5 x10−3
3,46 x10−4 x 0,8 55 8
= 8,4428 jam
- Pada t = 30
Sampel 1 = Tc = MwA .Rc
= 6,3 x10−3
3,46 x10−4 x 0,8554
= 21,28 jam
Sampel 2 = Tc = MwA .Rc
= 2,5 x10−3
3,46 x10−4 x 0,8554
= 8,4468 jam
- Pada t = 45
Sampel 1 = Tc = MwA .Rc
= 6,3 x10−3
3,46 x10−4 x 0,8 2 5
= 22,0704 jam
Sampel 2 = Tc = MwA .Rc
= 2,5 x10−3
3,46 x10−4 x 0,8 2 5
= 8,75 jam
- Pada t = 60, 75, 90
Sampel 1 = Tc = MwA .Rc
= 6,3 x10−3
3,46 x10−4 x 0,8247
= 22,0784 jam
Sampel 2 = Tc = MwA .Rc
= 2,5 x10−3
3,46 x10−4 x 0,8247
= 8,76 jam
H. Analisa Percobaan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat dianalisa bahwa dalam pengeringan zat
padat yang berarti pemisahan sejumlah kecil zat cair atau air pada bahan padat. Pada
percobaan ini zat padat yang akan dikeringkan berupa kayu berukuran tipis dan tebal.
Pengeringan zat padat atau drying ini dilakukan untuk menguraikan kadar sisa air yang masih
terikat pada kayu yang basah/lembab.
Pengeringan zat padat dilakukan dengan mengalirkan udara yang masuk ke dalam
ruang pengering lalu dipanaskan oleh heater, udara panas inilah yang akan dialirkan oleh
blower yang bersumber dari listrik dan udara panas tersebut yang mengeringkan bahan padat.
Dalam hal inilah pngeringan yang dilakukan termasuk pengeringan adiabatik dimana bahan
padat bersentuhan langsung dengan gas panas sebagai media pengering.
Dari percobaan ini didapat data yaitu kadar air dengan mengurangi massa kayu yang
direbus, sehingga didapat total moisture. Sedangkan laju periode pengering konstan didapat
berdasarkan perhitungan sebesar 0,8247 kg
jam.m2
I. Kesimpulan
Laju pengeringan dapat di pengaruhi oleh temperature, ukuran sampel dan jenis
sampel.
Apabila temperature tinggi maka waktu yang dibutuhkan untuk pengeringan suatu
sampel sedikit .
Laju periode pengeringan konstan sebesar 0,8247 kg
jam .m2
DAFTAR PUSTAKA
Tim Lab Satuan Operasi 2. 2014.”Petunjuk praktikum Satuan Operasi 2 (Pengeringan
Zat Padat) “ . Politeknik Negeri Sriwijaya : Palembang
http://eprints.undip.ac.id/3272/1/makalah seminar. Ahmad Banadip.pdf
Perry’s Chemical Engineering Handbook 7th. Edition
http://id.wikipedia.org/wiki/pengeringan
http://btagalerry.blogspot.com/2010/02/blog-spot_12.html?m=1