Upload
basmalah-ehm
View
252
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
8/13/2019 Lapsus IMA - Mala
1/19
1
BAB I
PENDAHULUAN
Infark miokard akut (IMA) atau yang lebih dikenal dengan serangan jantung adalah
suatu keadaan dimana suplai darah pada suatu bagian jantung terhenti sehingga sel otot
jantung mengalami kematian. Infark miokard sangat mencemaskan karena sering berupa
serangan mendadak tanpa ada keluhan sebelumnya.
Infark miokard biasanya disebabkan oleh trombus arteri koroner. Terjadinya trombus
disebabkan oleh ruptur plak yang kemudian diikuti oleh pembentukan trombus dan
trombosit. Lokasi dan luasnya miokard infark tergantung pada arteri yang oklusi dan
aliran darah kolateral. Oklusi arteri koronaria bisa juga tidak sampai menimbulkan infark
bila daerah yang diperdarahi arteri yang oklusi tersebut mendapat pasokan oleh kolateral
pembuluh arteri lainnya. Namun demikian penderita dengan IMA hendaknya segera
mendapat pertolongan oleh karena angka kematian sangat tinggi, terutama dalam jam-
jam pertama serangan.
Faktor yang mempermudah terjadinya IMA antara lain:merokok, hipertensi, obesitas.
Di Indonesia sejak sepuluh tahun terakhir IMA lebih sering ditemukan, apalagi dengan
adanya fasilitas diagnostik dan unit-unit perawatan penyakit jantung koroner yang
semakin tersebar merata. Kemajuan dalam pengobatan IMA di unit perawatan jantung
koroner intensif berhasil menurunkan angka kematian IMA.
Serangan infark miokard biasanya akut, dengan rasa sakit seperti angina,tetapi tidak
seperti angina dengan rasa penekanan yang luar biasa pada dada atau perasaan akan
datangnya kematian. Bila pasien sebelumnya pernah mendapat serangan angina,maka ia
tahu bahwa sesuatu yang berbeda dari serangan angina sebelumnya sedang berlangsung.
Juga, kebalikan dengan angina yang biasa, infark miokard akut terjadi sewaktu pasien
dalam keadaan istirahat ,sering pada jam-jam awal dipagi hari.Infark miokard akut dapat
menimbulkan berbagai komplikasi antara lain gangguan irama dan konduksi jantung, syok
kardiogenik, gagal jantung, ruptur jantung, regurgutasi mitral, trombus mural, emboli paru,
dan kematian. Berikut ini dilaporkan sebuah kasus Infark miokard akut RSUD
Kanjuruhan Kepanjen .
8/13/2019 Lapsus IMA - Mala
2/19
2
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IdentitasNama : Ny.P
Umur : 71 tahun
Alamat : Ngajum
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status : Menikah
Pendidikan terakhir: Tidak sekolah
Tanggal masuk : Desember 2013
B. Anamnesisautoanamnesis
Keluhan utama : nyeri dada
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada sejak 4 jam sebelum MRS setelah
membersihkan kebun. Nyeri yang dirasakan hilang timbul, lamanya sekitar 30 menit,
seperti tertimpa beban atau terjepit. Nyeri dada menjalar ke punggung dan lengan kiri.
Pasien juga mengeluh berkeringat dingin dan berdebar-debar sejak 3 hari yang lalu. Mual
(-), muntah (-).
Riwayat Penyakit Dahulu:
Hipertensi (+), Diabetes Melitus (-), Asma (-), Penyakit jantung (-), Alergi (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit yang sama dengan pasien. Hipertensi
(-), asma (-), penyakit jantung (-), penyakit paru (-), DM (-), alergi obat/makanan (-).
Riwayat Kebiasaan
- Merokok (-)- Minum kopi (-)- Minum alkohol (-)- Jamu (+)
8/13/2019 Lapsus IMA - Mala
3/19
3
- Olah raga (+)
C. PEMERIKSAAN FISIK1. Keadaan Umum
Tampak lemah, kesadaran compos mentis (GCS 456), status gizi kesan cukup.
2. Tanda VitalTensi : 150/90 mmHg
Nadi : 100 x / menit, reguler, isi cukup
Pernafasan : 24 x /menit
Suhu : 34,5 oC
3. KulitTurgor baik, ikterik (-), sianosis (-), venektasi (-), petechie (-), spider nevi (-).
4. KepalaBentuk mesocephal, luka (-), rambut tidak mudah dicabut, keriput (+), atrofi m.
temporalis (-), makula (-), papula (-), nodula (-), kelainan mimik wajah /bells palsy (-).
5. MataConjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-).
6. HidungNafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-).
7. MulutBibir pucat (-), bibir cianosis (-), gusi berdarah (-).
8. TelingaNyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-).
9. TenggorokanTonsil membesar (-), pharing hiperemis (-).
10. LeherJVP tidak meningkat, trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran
kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-), kaku (-).
11. ThoraksNormochest, simetris, pernapasan thoracoabdominal, retraksi (-), spider nevi (-),
pulsasi infrasternalis (-), sela iga melebar (-).
Cor :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
8/13/2019 Lapsus IMA - Mala
4/19
4
Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : batas kiri atas: SIC II Linea Para Sternalis Sinistra
batas kanan atas : SIC II Linea Para Sternalis Dextra
batas kiri bawah : SIC V 1 cm medial linea medio clavicula sinistra
batas kanan bawah : SIC IV Linea Para Sternalis Dextra
Auskultasi: S1S2tunggal, irama gallop (-), murmur (-)
Pulmo :
Statis (depan dan belakang)
Inspeksi : pengembangan dada kanan sama dengan kiri
Palpasi : fremitus raba kiri sama dengan kanan
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : suara dasar vesikuler, suara tambahan (ronchi -/-), wheezing -/-
Dinamis (depan dan belakang)
Inspeksi : pergerakan dada kanan sama dengan kiri
Palpasi : fremitus raba kiri sama dengan kanan
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : suara dasar vesikuler, suara tambahan (ronchi -/-), wheezing -/-
12. AbdomenInspeksi : perut tampak mendatar, tidak ada pembesaran hepar dan lien
Palpasi : Supel (+), Nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
13. EktremitasAkral dingin Edema
- -
- -
14.Sistem genetalia: dalam batas normal.
D. DIAGNOSIS BANDING1. Infark Miokard akut2. Angina pectoris
+ +
+ +
8/13/2019 Lapsus IMA - Mala
5/19
5
3. Decomp cordis4. Sindrom koroner akut
E. PEMERIKSAAN PENUNJANGEKG
ST elevasi lead II,III,aVF
Kesimpulan: IMA inferior
Hematologi
Hb : 15,6 g/dl L. 13,5-18 P. 12-18
Hematokrit: 43,6 % L. 40-54 P. 35-47
Eritrosit : 5,20 juta/cmm L. 4,5-6,5 P. 4,0-6,0Leukosit : 12.700 sel/cmm 4.000 - 11.000
Trombosit : 94.000 mg/dl 150.000 450.000
Kimia Darah
Gula darah sewaktu : 183
8/13/2019 Lapsus IMA - Mala
6/19
6
Ureum : 30 mg/dl 20 - 40
Kreatinin : 0,72 mg/dl L. 0,6-1,1 P. 0,5-0,9
Saran: pemeriksaan CKMB, LDH, HbA1C
F. RESUMEPasien, perempuan 71 tahun datang dengan keluhan nyeri dada sejak 4 jam
sebelum MRS setelah membersihkan kebun. Nyeri yang dirasakan hilang timbul,
lamanya sekitar 30 menit, seperti tertimpa beban atau terjepit. Nyeri dada menjalar ke
punggung dan lengan kiri. Pasien juga mengeluh berkeringat dingin dan berdebar-debar
sejak 3 hari yang lalu. Mual (-), muntah (-).
Pasien menderita hipertensi sejak 10 tahun yang lalu.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak lemah, kesadaran compos mentis
(GCS 456), status gizi kesan cukup, tensi 150/90 mmHg, nadi 100 x / menit, reguler, isi
cukup, pernafasan 24 x /menit, suhu 34,5 oC.
Pemeriksaan hematologi Leukosit 12.700 sel/cmm, trombosit 94.000 mg/dl, gula
darah sewaktu 183, SGOT 89, SGPT 47, EKG menunjukkan ST elevasi lead II,III,aVF.
G. DIAGNOSIS KERJAInfark Miokard Akut Inferior
H. PENATALAKSANAAN1. Nonfarmakologi
a. Posisi semifollerb. Tirah baringc. Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakitnya
2. Farmakologi- IVFD RL 20 tpm- Ranitidin 2x1 iv- Aspilet 1x80mg- ISDN 3x5mg- Diazepam 3x5mg
8/13/2019 Lapsus IMA - Mala
7/19
7
I. FOLLOW UPNama : Ny.
Diagnosis : IMA inferior
Tgl Subyektif (S) Objektif (O) Assesment
(A)
Planing (P)
7jan14 Nyeri dada(+),mual(-),muntah(-),nyeri perut(-), sakit
kepala bag depan(+)
, BAB (-) 5 hari.
Ku: Lemah/ GCS456Td: 120/80N: 80S:36,5Fisik:Cor:murmur(-),paru:ronkhi(-),wheezing(-)
IMA Inf RL 20 tpm Ranitidin 2x1 iv Aspilet 1x80mg ISDN 3x5mg Diazepam 3x5mg Laksadin syr 3x1
8jan14 Pusing sakit perut
kalo miring kiri(-),nyeri dada (-),
ngongsrong(+)aktivitas ringan,BAB(-) sejak datang
Ku: baik/ GCS 456
Td: 130/70N: 56S: 35,6Fisik: anemis(-), ICT(-)cor : murmur (-),
undulasi(+)
IMA Inf RL 20 tpm Ranitidin 2x1 iv
Aspilet 1x80mg ISDN 3x5mg Diazepam
3x5mg(stop)
Laksadin syr 3x1 Latihan duduk
9jan14 Pusing(+), sakitperut(-),sakit dada
bila miring ke
kiri(+),
ngongsrong(+),lemas(+), keringat
dingin(+)mak/min(+)
Ku:baik/ GCS 456Td: 110/70
N: 60Fisik: Bu: (+), met(-)Cor: mur2(-)
IMAEKG: (ST
elevasi L1.LII, AVF,ST depresi)
nf RL 20 tpm Aspilet 1x80mg ISDN 3x5mg CPG Lasix
Letonal(diaz-morfin1amp)bilanyeri
10jan14 Nyeri dada(-), nerikepala bagbelakang(+), mual(+),
perut terasa penuh,BAB/BAK(+)
Ku: lemas/ GCS 456Td:110/70N: 89
S: 36,4Fisik:
Cor:mur2(-)Met(+), Bu(+)
IMAMobilisasibertahap
inf RL 20 tpm CPG (clopidogrel
75ml)
Aspilet 1x80mg ISDN 3x5mg
11jan14 Nyeri dada(-), nyerikepala(-), nyeri
perut(-),mual(-), sesaksedikit
Ku: baik/ GCS 456Td: 140/60
N:80S:365Ro(-), whez(-) mur(-)Bu(+), met(-)
IMALat. duduk
inf RL 20 tpm CPG (clopidogrel
75ml) Aspilet 1x80mg ISDN 3x5mg
PP
8/13/2019 Lapsus IMA - Mala
8/19
8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A.DEFINISIInfark Miokard Akut (IMA) adalah nekrosis miokard akibat gangguan aliran
darah ke otot jantung disebabkan oleh oklusi koroner akut disertai iskemia
berkepanjangan sehingga terjadi kematian sel miokardium dan memicu terjadinya
trombus arteri koroner ( ruptur plak ), keadaan ini dipermudah terjadinya oleh faktor-
faktor seperti hipertensi,diabetes melitus, merokok ,hiperkolesterolemia dan kurangnya
aktvitas fisik.
B.ETIOLOGIFaktor-faktor yang menyebabkan Acute Myocardial Infarction adalah suplai darah
oksigen ke miokard berkurang (aterosklerosis, spasme, arteritis, stenosis aorta,
insufisiensi jantung, anemia, hipoksemia), curah jantung yang meningkat (emosi,
aktivitas berlebihan, hipertiroidisme), dan kebutuhan oksigen miokard meningkat
(kerusakan miokard, hipertrofi miokard, hipertensi diastolik). Penyebab yang paling
sering adalah terjadinya sumbatan koroner sehingga terjadi gangguan aliran darah.
Sumbatan tersebut terjadi karena ruptur plak yang menginduksi terjadinya agregasi
trombosit, pembentukan trombus, dan spasme koroner. Penyebab infark miokard yang
jarang adalah penyakit vaskuler inflamasi, emboli (endokarditis, katup buatan), spasme
koroner yang berat (misal setelah menggunakan kokain), peningkatan viskositas darah
serta peningkatan kebutuhan O2yang bermakna saat istirahat.
C.PATOGENESISa. IMA dengan elevasi ST
IMA dengan elevasi ST (STEMI) umumnya terjadi pada aliran darah koroner
yang mengalami penurunan secara mendadak setelah oklusi trombus pada plak
aterosklerotik yang sudah ada sebelumnya. STEMI terjadi jika trombus arteri koroner
terjadi secara cepat pada lokasi injuri vaskular, dimana injuri ini dicetuskan oleh faktor-
faktor seperti merokok, hipertensi, dan akumulasi lipid. Pada STEMI gambaran patologis
klasik terdiri darifibrin rich red trombus, yang dipercaya menjadi dasar sehingga STEMI
memberikan respon terhadap terapi trombolitik. Selanjutnya pada lokasi ruptur plak,
8/13/2019 Lapsus IMA - Mala
9/19
9
berbagai agonis (kolagen, ADP, epinefrin, serotonin) memicu aktivitas trombosit, yang
selanjutnya akan memproduksi dan melepaskan tromboksan A2 (vasokontriktor lokal
yang poten). Selain itu aktivasi trombosit memicu perubahan konformasi reseptor
glikoprotein IIb/IIIa. Setelah mengalami konversi fungsinya, reseptor mempunyai
afinitas tinggi terhadap sekuen asam amino pada protein adhesi yang larut (integrin)
seperti faktor von willebrand (vWF) dan fibrinogen, dimana keduanya adalah molekul
multivalen yang dapat mengikat 2 platelet yang berbeda secara simultan, menghasilkan
ikatan silang platelet dan agregasi.
Kaskade koagulasi diaktivasi oleh pajanan tissue factor pada sel endotel yang rusak.
Faktor VII dan X diaktivasi, mengakibatkan konversi protrombin menjadi trombin, yang
kemudian mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin. Arteri koroner yang terlibat
kemudian akan mengalami oklusi oleh trombus yang terdiri dari agregat trombosit dan
fibrin. Pada kondisi yang jarang, STEMI dapat juga disebabkan oleh oklusi arteri koroner
yang disebabkan oleh emboli koroner, abnormalitas kongenital, spasme koroner dan
berbagai penyakit inflamasi sistemik.
b. IMA tanpa elevasi STNon ST elevation myocardial infarction(NSTEMI) dapat disebabkan oleh penurunan
suplai oksigen dan atau peningkatan kebutuhan oksigen miokard yang diperberat oleh
obstruksi koroner. NSTEMI terjadi karena trombosis akut atau proses vasokonstriksi
koroner. Trombosis akut pada arteri koroner diawali dengan adanya ruptur plak yang tak
stabil. Plak yang tidak stabil ini biasanya mempunyai inti lipid yang besar, densitas otot
polos yang rendah,fibrous capyang tipis dan konsentrasi faktor jaringan yang tinggi. Inti
lemak yang cenderung ruptur mempunyai konsentrasi ester kolesterol dengan proporsi
asam lemak tak jenuh yang tinggi. Pada lokasi ruptur plak dapat dijumpai sel mikrofag
dan limfosit T yang menunjukkan adanya proses inflamasi. Sel-sel ini akan
mengeluarkan sitokin proinflamasi seperti TNF , dan IL-6. Selanjutnya IL-6 akan
merangsang pengeluaran hsCRP di hati.
D.GEJALA KLINISKeluhan yang khas ialah nyeri dada, nyeri dada tipikal (angina) merupakan gejala
kardinal pasien IMA. Sifat nyeri dada angina sebagai berikut:
1. Lokasi : substernal, retrosternal, dan prekordial2. Sifat nyeri : seperti diremas-remas, ditekan, ditusuk, panas atau ditindih barang berat.
8/13/2019 Lapsus IMA - Mala
10/19
10
3.Nyeri dapat menjalar ke lengan (umumnya kiri), bahu, leher, rahang bawah gigi,punggung/interskapula, perut dan dapat juga ke lengan kanan.
4.Nyeri membaik atau hilang dengan istirahat dan responsif terhadap nitrat.5. Faktor pencetus : latihan fisik, stres emosi, udara dingin dan sesudah makan6. Gejala yang menyertai dapat berupa mual, muntah, sulit bernapas, keringat dingin,cemas dan lemas.5
E.DIAGNOSIS IMA1. IMA dengan ST elevasia. Anamnesis
Pasien yang datang dengan keluhan nyeri dada perlu dilakukan anamnesis secara
cermat apakah nyeri dadanya berasal dari jantung atau dari luar jantung. Jika dicurigai
dari jantung perlu dibedakan apakah nyerinya berasal dari koroner atau bukan. Perlu
dianamnesis pula apakah ada riwayat infark miokard sebelumnya serta faktor-faktor
resiko antara lain hipertensi, diabetes melitus, dislipidemi, merokok, stres serta riwayat
sakit jantung koroner pada keluarga. Pada hampir setengah kasus, terdapat faktor
pencetus sebelum terjadi STEMI, seperti aktivitas fisik berat, stres emosi atau penyakit
medis lainnya. Walaupun STEMI bisa terjadi sepanjang hari atau malam, variasi
sirkadian dilaporkan pada pagi hari dalam beberapa jam setelah bangun tidur.
b. Pemeriksaan fisikSebagian besar pasien cemas dan tidak bisa istirahat. Seringkali ekstremitas pucat
dan disertai keringat dingin. Kombinasi nyeri dada substernal > 30 menit dan banyak
keringat dicurigai kuat STEMI. Sekitar seperempat pasien infark anterior mempunyai
manifestasi hiperaktivitas saraf simpatis (takikardi dan atau hipotensi). Dan hampir
setengah pasien infark inferior menunjukan manifestasi hiperaktivitas saraf parasimpatis
(bradikardi dan/atau hipotensi). Tanda fisik lain pada disfungsi ventrikular adalah S4 dan
S3 galop, penurunan intensitas bunyi jantung pertama dan split paradoksikal bunyi
jantung kedua. Dapat ditemukan murmur midsistolik atau late sistolic apikal yang
bersifat sementara karena disfungsi aparatus katup mitral dan pericardial friction rub.
Peningkatan suhu sampai 38C dapat dijumpai dalam minggu pertama pasca STEMI.
2. IMA tanpa ST elevasi
8/13/2019 Lapsus IMA - Mala
11/19
11
Nyeri dada dengan lokasi khas substernal atau kadang epigastrium dengan ciri seperti
diperas, perasaan seperti diikat, perasaan terbakar, nyeri tumpul, rasa penuh, berat atau
tertekan menjadi manifestasi gejala yang sering ditemui pada NSTEMI. Analisis
berdasarkan gambaran klinis menunjukkan bahwa mereka yang memiliki gejala dengan
onset baru angina berat memiliki prognosis lebih baik jika dibandingkan dengan yang
nyeri dada pada saat istirahat. Walaupun gejala khas rasa tidak enak di dada iskemi pada
NSTEMI telah diketahui dengan baik, gejala tidak khas seperti dispneu, mual, diaforesis,
sinkop atau nyeri di lengan, epigastrium, bahu atas, atau leher juga terjadi dalam
kelompok yang lebih besar pada pasien-pasien berusia lebih dari 65 tahun.
3. Laboratorium
Tes Laboratorium Enzim Petanda Jantung adalah AST, CK, CK-MB, LDH, Cardiac
Troponin T, mioglobin dan juga telah dikembangkan tes high sensitiviti C-Reaktif
Protein(hs-CRP).
a. ASTAST juga cepat akan meningkat dan cepat menurun pada saat terkena serangan jantung.
Namun AST tidak spesifik untuk kelainan jantung karena selain dalam otot jantung juga
terdapat pada hepar dalam jumlah besar, ginjal dan organ otak dalam jumlah kecil. AST
sedapat-dapatnya diperiksa setiap hari selama 5 hari pertama dan bila perlu 2 kali sehari
(pagi dan sore). SGOT pada IMA naik dengan cepat, setelah 6 jam mencapai 2 kali nilai
normal, biasanya kembali normal dalam 2-4 hari.
b. LDH
LDH Merupakan enzim yang mengkatalisis perubahan reversibel dari laktat ke piruvat.
Ada 5 isoenzim LDH (LDH1-LDH2 terutama pada otot jantung). Kadarnya meningkat 8-
12 jam setelah infark mencapai puncak 24-28 jam untuk kemudian menurun hari ke-7.
Enzim -HBDH dan LDH termasuk lambat meningkat dan lambat menurun.Keduanya
dimintahkan pemeriksaan tiap hari selama 5 hari pertama.LDH meninggi selama 10-14
hari.HBDH bahkan beberapa hari lebih lama. Interpretasi LDH : Peningkatan LDH pada
IMA dapat mencapai 3-5 kali nilai rujukan.Peningkatan 5 atau lebih nilai rujukan ;
anemia megaloblastik, karsinoma tersebar, hepatitis, infark ginjal.Peningkatan 3-5 kali
nilai rujukkan pada infark jantung, infark paru, kondisi hemolitik, leukemia, distrofi otot
dan peningkatan 3 kali nilai rujukkan pada penyakit hati, syndrome nefrotik,
hipotiroidisme.
8/13/2019 Lapsus IMA - Mala
12/19
12
c. CK total
Creatine Kinase Adalah enzim yg mengkatalisis jalur kretin-kretinin dalam sel
otak&otot. Pada IMA CK dilepaskan dalam serum 48 jam setelah kejadian dan normal
kembali > 3 hari.Perlu dipanel dengan AST untuk menaikkan sensitifitas. Peningkatan
CK pada IMA : Peningkatan berat (5 kali nilai rujukan) dan Peningkatan ringan sedang
(2-4 kali rujukan).
d. CK-MB
CK-MB Merupakan Isoenzim CK. Seperti kita ketahui ada beberapa jenis CK yaitu CK-
MM, CK-BB dan CK-MB. M artinya muscular/skelet (otot) dan B artinya brain (otak).
Jumlah CK-MB ternyata lebih banyak di dalam otot jantung sehingga spesifik untuk
kelainan jantung. CK-MB Meningkat pada angina pektoris beratatau iskemik reversibel.
Kadar meningkat 4-8 jam setelah infark.Mencapai puncak 12-24 jam kemudian kadar
menurun pada hari ke-3. Kriteria untuk diagnosis IMA adalah : CK-MB > 16 U/l, CK-
Total > 130 U/l dan CK-MB > 6% dari CK Total.
e. CK-MB Mass Relative Index (%RI)
Ada istilah baru dalam pelaporan enzim CK-MB, dengan melaporkan CK-MB Mass
Relative Index. Nilai ini didapat dari CK-MB mass dibagi aktifitas CK-Total dan
dikalikan dengan 100% sehingga didapatkan % RI. Rumus adalah % RI = (CK-MBmass
/ aktivitas CK-Tot) x 100%. Peningkatan RI memperlihatkan keadaan miokard. Tidak
absolut kurangnya standardisasi uji CK-Mbmass dan variabilitas pada jaringan.RI > 3
6 % dengan peningkatan aktivitas CK-Tot (sekitar > 2x batas URR) menggambarkan
nekrosis miokard.
g. Cardiac troponinFilamen otot jantung terdiri atas :Actin, Myosin dan Troponin regulatory complex.
Troponin terdiri atas 3 sub-units TnC, TnT& TnI. BM TnT = 37.000 dan BM TnI =
24.000. Fraksi troponin total ditemukan bebas dalam sitosol. Berikut penjelasan singkat
tentang Troponin :
Kompleks pengatur kontraksi otot Dilepaskan secara cepat, mis : dari cytosolic pool Prolonged release karena degradasi myofilaments Bentuk yang berbeda antara otot skelet dan miokard Spesifitas tinggi untuk cedera miokard.
8/13/2019 Lapsus IMA - Mala
13/19
13
Sensitif untuk kerusakan miokard dalam jumlah kecil.h. MyoglobinMyoglobin adalah protein BM rendah (oxygen-binding heme protein). Skeletal & cardiac
muscle Mb identik.Kadar Serum meningkat dalam 2 jam setelah kerusakan otot. Kadar
puncak pada 6 7 jam. Kadar normal setelah 24 36 jam. NEGATIVE predictoryang
sangat baik pada cedera miokard. Pemeriksaan dua sampel, 2 4 jam terpisah tanpa
peningkatan kadar adalah bukan AMI. Dilaksanakan cepat , quantitative serum
immunoassays.
i. CRP
CRP adalah C-Reactive Protein yang merupakan protein fase akut dilepaskan ke dalam
darah sebagai akibat adanya suatu inflamasi. CRP diukur sebagai marker mediator
inflamasi seperti IL-6 dan TNF-untuk memahami inflamasi aterosklerosis.Diproduksi
di hati dan otot polos arteri koroner sebagai respon terhadap sitokin inflamasi.Digunakan
sebagai biomarker inflamasi sistemik khususnya untuk Penyakit jantung koroner
(PJK).Pemeriksaan menggunakan metode imunoturbidimetrik dan imunofelometrik.CRP
memiliki batas deteksi 3-5 mg/L.
i. hsCRP
hsCRP adalah high sensitivity C-Reactive Protein, Istilah untuk pemeriksaan lebih
rendah kadar CRP. Istilah ini untuk mendeteksi konsentrasi CRP di bawah limit (3-5
mg/L) tersebut digunakan istilah hs-CRP (limit 0,1 mg/L).
j. IMA
IMA adalah Ischaemia Modified Albumin. Salah satu biomarker baru yang digunakan
untuk Iskemik Jantung.
k. Cholesterol, Triglycerides, LDL dan HDL
Cholesterol, Triglycerides, LDL dan HDL merupakan paket pemeriksaan lemak yang
mengarah pada hiperlipidemia dan dislipidemia. Keempat pemeriksaan ini berkaitan erat
dengan resiko terjadinya penyakit jantung koroner, karena terjadinya plak aterosklerosis
berkaitan erat dengan deposit cholesterol yang difagostosis oleh makrofag membentu sel
busa di bawah lapisan endotel pembuluh darah, membentuk suatu benjolan/plak yang
dapat menyumbat aliran darah. Disini terlihat LDL-C yang paling berbahaya, namun
yang lebih berbahaya lagi adalah LDL Oxidized. LDL Oxidized paling berbahaya karena
: Menyebabkan Plak Ateroma tidak stabil, Plak mudah Koyak, Terbentuk
Trombus/Embolus, Aliran darah tersumbat dan serangan jantung/stroke.
8/13/2019 Lapsus IMA - Mala
14/19
14
F.PENGOBATAN1. STEMIa. tatalaksana pra rumah sakitsebagian besar kematian di luar rumah sakit pada STEMI disebabkan adanya fibrilasi
ventrikel mendadak, yang sebagian besar terjadi pada jam pertama. Sehingga elemen
utama tatalaksana pra hospital pada pasien yang dicurigai STEMI antara lain :
pengenalan gejala oleh pasien dan segera mencari pertolongan medis segera mengambil tim medis emergensi yang dapat melakukan tindakan resusitasi transportasi pasien ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas ICU/ICCU serta staf
medis dokter dan perawat yang terlatih
melakukan terapi reperfusib. tatalaksana di ruang emergensic. tatalaksana umum
oksigenoksigen harus diberikan pada pasien dengan saturasi oksigen
8/13/2019 Lapsus IMA - Mala
15/19
15
dapat diulang dengan interval 5-15 menit sampai dosis total 20 mg. Efek samping yang
perlu diwaspadai pada pemberian morfin adalah konstriksi vena dan arteriolar melalui
penurunan simpatis sehingga terjadi pooling vena yang akan mengurangi curah jantung
dan tekanan arteri. Efek hemodinamik ini dapat diatasi dengan elevasi tungkai dan pada
kondisi tertentu diperlukan penambahan cairan iv dengan NaCl 0,9%. Morfin juga dapat
menyebabkan efek vagotonik yang menyebabkan bradikardi atau blok jantung derajat
tinggi, terutama pasien dengan infark posterior. Efek ini biasanya dapat diatasi dengan
pemberian atropin 0,5 mg IV.
AspirinAspirin merupakan tatalaksana dasar pada pasien yang dicurigai STEMI dan efektif pada
spektrum sindrom koroner akut. Inhibisi cepat siklooksigenase trombosit yang
dilanjutkan reduksi kadar tromboksan A2 dicapai dengan absorpsi aspirin bukal dengan
dosis 160-325 mg di ruang emergensi. Selanjutnya aspirin diberikan oral dengan dosis
75-162 mg.
Penyekat betaJika morfin tidak berhasil mengurangi nyeri dada, pemberian penyekat beta IV, selain
nitrat mungkin efektif. Regimen yang biasa diberikan adalah metoprolol 5 mg setiap 2-5
menit sampai total 3 dosis, dengan syarat frekuensi jantung 100 mmHg, interval PR
8/13/2019 Lapsus IMA - Mala
16/19
16
rendah pada pasien yang mendapat inhibitor menahun pasca infark. Inhibitor ACE harus
diberikan dalam 24 jam pertama pasien STEMI
2. NSTEMIPasien STEMI harus istirahat di tempat tidur dengan pemantauan EKG untuk deviasi
segmen ST dan irama jantung. Empat komponen utama terapi harus dipertimbangkan
pada setiap pasien NSTEMI yaitu:
Terapi antiiskemiaUntuk menghilangkan nyeri dada dan mencegah nyeri dada berulang dapat diberikan
terapi awal mencakup nitrat dan penyekat beta. Terapi antiiskemi terdiri dari nitrogliserin
sublingual dan dapat dilanjutkan dengan intravena, dan penyekat beta oral (pada keadaan
tertentu dapat diberikan intravena). Antagonis kalsium nondihidropiridin diberikan pada
pasien dengan iskemia refrakter atau yang tidak toleran dengan obat penyekat beta.
NitratNitrat pertama kali harus diberikan sublingual atau spray bukal jika pasien mengalami
nyeri dada iskemi. Jika nyeri menetap setelah diberikan nitrat sublingual 3 kali dengan
interval 5 menit, direkomendasikan pemberian nitrogliserin intravena (mulai 5-
10ug/menit). Laju infus dapat ditingkatkan 10ug/menit tiap 3-5 menit sampai keluhan
menghilang atau tekanan darah sistolik
8/13/2019 Lapsus IMA - Mala
17/19
17
Terapi antitrombotikOklusi trombus sub total pada koroner mempunyai peran utama dalam patogenesis
NSTEMI dan keduanya mulai dari agregasi platelet dan pembentukan thrombin-activated
fibrin bertanggung jawab atas perkembangan klot.
Terapi antiplatelet1. aspirin2. klopidogrel : berdasarkan hasil penelitian klopidogrel direkomendasikan sebagai obatlini pertama pada NSTEMI.
3. antagonis GP IIb/IIIa : guideline ACC/AHA menetapkan pasien-pasien resiko tinggiterutama pasien dengan troponin positif yang menjalani angiografi, mungkin sebaiknya
mendapatkan antagonis GP IIb/IIIa.
Terapi antikoagulan1. UFH (Unfractionated heparin)Manfaat UFH jika ditambahi aspirin telah dibuktikan dalam tujuh penelitian acak dan
kombinasi UFH dan aspirin telah digunakan dalam tatalaksana NSTEMI untuk lebih dari
15 tahun.
2. LMWH (Low Molecular Weight Heparin)
G.KOMPLIKASI1. syok kardiogenik2. ruptur dinding bebas3. VSD4. ruptur muskulus papilaris
H.DIAGNOSA BANDING1. sindrom koroner akut2. stenosis aorta3. asma
8/13/2019 Lapsus IMA - Mala
18/19
18
BAB IV
PENUTUP
Perempuan, 71 tahun datang dengan keluhan nyeri dada. Hasil pemeriksaan fisik
dan penunjang menunjukkan adanya Infark Miokard Akut. Infark miokard akut adalah
nekrosis miokard akibat gangguan aliran darah ke otot jantung, kematian sel-sel
miokardium ini terjadi akibat kekurangan oksigen yang berkepanjangan. Etiologi dari
Infark miokard akut antara lain aterosklerosis, spasme, arteritis, stenosis aorta,
insufisiensi jantung, anemia, hipoksemia, curah jantung yang meningkat (emosi, aktivitas
berlebihan, hipertiroidisme), dan kebutuhan oksigen miokard meningkat (kerusakan
miokard, hipertrofi miokard, hipertensi diastolik). Penyebab yang paling sering adalah
terjadinya sumbatan koroner sehingga terjadi gangguan aliran darah.
Diagnosis dari Infark Miokard akut dapat ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan
fisik, serta pemeriksaan penunjang. Manifestasi klinis Infark Miokard akut adalah nyeri
dada tipikal (angina) yang merupakan gejala kardinal pasien IMA. Sifat nyeri dada
angina sebagai berikut:
Lokasi : substernal, retrosternal, dan prekordial
Sifat nyeri : seperti diremas-remas, ditekan, ditusuk, panas atau ditindih barang berat.
Nyeri dapat menjalar ke lengan (umumnya kiri), bahu, leher, rahang bawah gigi,
punggung/interskapula, perut dan dapat juga ke lengan kanan.
Nyeri membaik atau hilang dengan istirahat dan responsif terhadap nitrat.
faktor pencetus : latihan fisik, stres emosi, udara dingin dan sesudah makan
gejala yang menyertai dapat berupa mual, muntah, sulit bernapas, keringat dingin,
cemas dan lemas.
8/13/2019 Lapsus IMA - Mala
19/19
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Price & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.4,EGC, Jakarta
2. Sabatine, Marc S. Buku saku klinis. The Massachusets General Hospital Handbookof Internal Medicine cetakan I. 2004
3. IPD FK UI, Infark miokard akut dengan elevasi ST, idrus alwi, hal 16154. T. Bahri Anwar Djohan. Patofisiologi Dan Penatalaksanaan Penyakit Jantung
Koroner. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.e-USU Repository.2004
5. Setianto et al. Hubungan angka leukosit pada infark miokard akut dengan kejadiancardiac event selama dirawat di rumah sakit. Bagian llmu Penyakit DalamISatutn
Medik Fungsional Kardiologi Fakultas Kedokteran Universitas c;adjah MadaIRS Dr.
Sardjito Yogyakarta.Berkala llmu Kedokteran Vol. 35,No. 1, 2003