16
LIKEN SIMPLEKS KRONIS I. DEFINISI Liken simpleks merupakan dermatosis eksematous yang ditandai oleh sejumlah kecil plak likenoid atau paling sering lesi tunggal. Penyakit ini merupakan peradangan kulit yang bersifat kronik, terlokalisasi, superfisial, pruritus, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang- ulang karena berbagai rangsangan pruritogenik. Nama lain liken simpleks kronikus ialah neurodermatitis sirkumskripta. (1, 2) II. EPIDEMIOLOGI Liken simpleks kronik sering muncul pada usia dewasa, terutama usia 30 hingga 50 tahun. Lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki. Pada wanita yang sudah menopause dikatakan sering ditemukan neurodermatitis yang terlokalisasi pada bagian posterior leher. Pasien dengan koeksistensi dermatitis atopik cenderung memiliki onset umur yang lebih muda (rata-rata 19 tahun) dibandingkan dengan pasien tanpa atopi (rata- rata 48 tahun). (3) 1

Liken Simpleks Kronis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

liken simpleks kronis

Citation preview

LIKEN SIMPLEKS KRONIS

I. DEFINISILiken simpleks merupakan dermatosis eksematous yang ditandai oleh sejumlah kecil plak likenoid atau paling sering lesi tunggal. Penyakit ini merupakan peradangan kulit yang bersifat kronik, terlokalisasi, superfisial, pruritus, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang karena berbagai rangsangan pruritogenik. Nama lain liken simpleks kronikus ialah neurodermatitis sirkumskripta. (1, 2)

II. EPIDEMIOLOGILiken simpleks kronik sering muncul pada usia dewasa, terutama usia 30 hingga 50 tahun. Lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki. Pada wanita yang sudah menopause dikatakan sering ditemukan neurodermatitis yang terlokalisasi pada bagian posterior leher. Pasien dengan koeksistensi dermatitis atopik cenderung memiliki onset umur yang lebih muda (rata-rata 19 tahun) dibandingkan dengan pasien tanpa atopi (rata-rata 48 tahun).(3)

III. ETIOLOGI DAN PATOGENESISLiken simpleks kronik diinduksi oleh garukan atau gosokan pada kulit yang terus menerus akibat dari rasa gatal. Etiologi pasti liken simpleks kronik masih belum diketahui, dan kajian mengatakan bahwa hubungan antara liken simpleks kronik dengan dermatitis atopik sekitar 26 75 %. (3)Pruritus memainkan peran sentral dalam timbulnya pola reaksi kulit berupa likenifikasi dan prurigo nodularis. Hipotesis mengenai pruritus dapat oleh karena adanya penyakit yang mendasari, misalnya gagal ginjal kronis, obstruksi saluran empedu, limfoma Hodgkin, hipertiroidea, penyakit kulit seperti dermatitis atopik, dermatitis kontak alergi, gigitan serangga, dan aspek psikologik dengan tekanan emosi.(2, 4) Faktor lingkungan yang memiliki pengaruh dalam menginduksi gatal seperti panas, keringat, dan iritasi yang terkait dengan liken simpleks kronik anogenital. Faktor psikologis juga berperan dalam perkembangan penyakit ini. Gangguan depresi dilaporkan sering ditemukan pada pasien liken simpleks kronik. Baik faktor emosi yang merupakan akibat sekunder dari penyakit kulit primer mau pun penyakit kulit itu sendiri yang menyebabkan munculnya persepsi pruritus, keduanya masih belum dipahami. (3)Pada prurigo nodularis jumlah eosinofil meningkat. Eosinofil berisi protein X dan protein kationik yang dapat menimbulkan degranulasi sel mast. Jumlah sel Langerhans juga bertambah banyak. Saraf yang berisi CGRP (calcitonin gene-related peptide) dan SP (substance P), bahan imunoreaktif, jumlahnya di dermis bertambah pada prurigo nodularis, tetapi tidak pada neurodermatitis sirkumskripta. SP dan CGRP melepaskan histamin dari sel mast yang selanjutnya akan memicu pruritus. Ekspresi faktor pertumbuhan saraf p75 pada membran sel Schwan dan sel perineurum meningkat, mungkin ini menghasilkan hiperplasi neural.(2)

IV. MANIFESTASI KLINISPenderita mengeluh gatal sekali, bila timbul malam hari dapat mengganggu tidur. Rasa gatal memang tidak terus menerus, biasanya pada waktu tidak sibuk, bila muncul sulit ditahan untuk tidak digaruk. Penderita merasa enak bila digaruk, setelah luka, baru hilang rasa gatalnya untuk sementara (karena diganti dengan rasa nyeri). Gatal bertambah berat pada saat berkeringat, panas, atau iritasi dari pakaian. Gatal juga bertambah dalam keadaan distress psikologis.(2, 3) Lesi biasanya tunggal, pada awalnya berupa plak erimatosa, sedikit edematosa, lambat laun edema dan eritema menghilang, bagian tengah berskuama dan menebal, likenifikasi dan ekskoriasi, sekitarnya hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal tidak jelas. Gambaran klinis dipengaruhi juga oleh lokasi dan lamanya lesi. (2, 5)Liken simpleks kronik jarang terjadi pada anak, tetapi pada usia dewasa ke atas, puncak insiden pada usia antara 30-50 tahun. Wanita lebih sering menderita daripada pria. Letak lesi dapat timbul di mana saja, tetapi yang biasa ditemukan, pada tengkuk, tungkai bawah dan pergelangan kaki, samping leher, kulit kepala, bagian atas paha, vulva, pubis dan labia mayora pada wanita, perineum dan skrotum pada laki-laki, pergelangan tangan dan ekstensor lengan bawah. Neurodermatitis di daerah tengkuk (lichen nuchae) umumnya hanya pada wanita, berupa plak kecil di tengah tengkuk atau dapat meluas hingga ke kulit kepala. Biasanya skuamanya banyak menyerupai psoariasis.(2)

Gambar 1: Liken simpleks kronis pada kulit kepala (Dikutip dari kepustakaan 4)

Gambar 2: Liken simpleks kronis pada bagian medial pergelangan kaki (Dikutip dari kepustakaan 4)

Gambar 3: Liken simpleks kronis pada dorsum pedis (Dikutip dari kepustakaan 4)

4 (b) 4 (a)

Gambar 4: Papul folikular pada siku (a) , Liken simpleks kronis (b) (Dikutip dari kepustakaan 1)

Variasi klinis liken simpleks kronis dapat berupa prurigo nodularis, akibat garukan atau korekan tangan penderita yang berulang-ulang pada suatu tempat. Lesi berupa nodus berbentuk kubah, permukaan mengalami erosi tertutup krusta dan skuama, lambat laun menjadi keras dan berwarna lebih gelap (hiperpigmentasi). Lesi biasanya multipel, lokalisasi tersering di ekstremitas, berukuran mulai beberapa milimeter sampai 2 cm.(2) Gambar 5: Liken simpleks kronis pada scrotum. Likenifikasi, hipo-hiperpigmentasi dan eksoriasi. (Dikutip dari kepustakaan 4)

V. HISTOPATOLOGIGambaran histopatologik neurodermatitis sirkumskripta berupa ortokeratosis, hiperglanulosis, akantosis dengan rete ridges memanjang teratur. Bersebukan sel radang limfosit dan histiosit di sekitar pembuluh darah dermis bagian atas, fibroblast bertambah, kolagen menebal. Pada prurigo nodularis akantosis pada bagian tengah lebih tebal, menonjol lebih tinggi dari permukaan, sel Schwan berproliferasi, dan terlihat hiperplasi neural. Kadang terlihat krusta yang menutup sebagian epidermis.(2, 6)

Gambar 6: Panah menunjukkan akantosis dengan rete ridges memanjang teratur (Dikutip dari kepustakaan 6)

Gambar 7: (i) Panah merah menunjukkan hiperkeratosis, (ii) Panah biru menunjukkan penebalan epidermis dan rete ridges memanjang teratur, (iii) Panah hijau menunjukkan fibroblast bertambah, kolagen menebal. (Dikutip dari kepustakaan 6)

VI. DIAGNOSIS BANDING

A. PsoriasisKelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritem yang meninggi (plak) dengan skuama di atasnya. Eritema sirkumskrip dan merata, tetapi pada stadium penyembuhan sering eritema di tengah menghilang dan hanya pada pinggir. Skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih seperti mika serta transparan. Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner (isomorfik). (2)Gambar 8: Kronik plak pada psoriasis. Adanya lesi yang simetrik. (Dikutip dari kepustakaan 3)

B. Atopik EksemaDermatitis atopik ialah keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal, yang berhubungan dengan atopi. Penyakit ini bisa terjadi pada masa bayi (infantil), anak mau pun remaja dan dewasa. Terdapat riwayat alergi pada pasien atau keluarga, lesi multipel, secara klasik tampak pada area kubital, poplitea, dan wajah. (2, 4)

Gambar 9: Papul prurigo pada pasien atopik eksema (Dikutip dari kepustakaan 3)

C. Dermatitis KontakDermatitis kontak merupakan dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel pada kulit. Ada dua macam dermatitis kontak yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi. a.Dermatitis kontak iritan, merupakan kelainan kulit yang terjadi sangat beragam, bergantung pada sifat iritan.b.Dermatitis kontak alergi, merupakan dermatitis kontak dimana penyebabnya adalah bahan kimia sederhana dengan berat molekul umunya rendah (