21
Laporan Pendahuluan Gangguan Konsep Diri :Harga Diri Rendah I. Kasus (Masalah Utama): Ganguan Konsep Diri :Harga Diri Rendah II. Proses Terjadinya Masalah 1. Pengertian Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain ( Stuart dan Sundeen 1991 dikutip oleh keliat 1992 ) Gangguan konsep diri adalah keadaan dimana individu mengalami atau beresiko mengalami evaluasi diri negative tentang kemampuan atau diri (Capernito, 2000 : 352). Harga diri rendah adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri( Stuart dan Sunden,1998: 227 ) Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negative terhadap diri sendri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang keinginan sesuai ideal diri (Keliat,1998). a. Komponen Konsep Diri 1

Lp Harga Diri Rendah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

HDR

Citation preview

Page 1: Lp Harga Diri Rendah

Laporan Pendahuluan

Gangguan Konsep Diri :Harga Diri Rendah

I. Kasus (Masalah Utama):

Ganguan Konsep Diri :Harga Diri Rendah

II. Proses Terjadinya Masalah

1. Pengertian

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang

diketahui individu dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang

lain ( Stuart dan Sundeen 1991 dikutip oleh keliat 1992 )

Gangguan konsep diri adalah keadaan dimana individu mengalami atau

beresiko mengalami evaluasi diri negative tentang kemampuan atau diri

(Capernito, 2000 : 352).

Harga diri rendah adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan

menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri( Stuart dan

Sunden,1998: 227 )

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti dan rendah diri

yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negative terhadap diri sendri atau

kemampuan diri. Adanya perasaan hilang keinginan sesuai ideal diri (Keliat,1998).

a. Komponen Konsep Diri

Menurut Stuart dan Sundeen( 1998 : 227), komponen konsep diri terdiri dari

1) Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dengan tidak

disadari terhadap tubuhnya.

2) Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya

berperilaku berdasarkankan standar apresiasi, tujuan atau nilai-nilai personal

tertentu.

3) Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh

dengan menganalisa sebabnya baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal

diri.

1

Page 2: Lp Harga Diri Rendah

4) Penampilan adalah serangkai perilaku yang diharapkan oleh lingkungan

sosial berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok

5) Identitas personal adalah pengorganisasi prinsip dari kepribadaian yang

bertanggung jawab terhadap kesatuan kesinambungan konsistensi dan

keunikan individu.

b. Harga diri rendah dibedakan menjadi 2 bagianyaitu :

1) Harga diri rendah kronik adalah keadaan dimana individu mengalami evaluasi

diri negative mengenai diri atau kemampuan dalam waktu lama.

2) Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu yang

sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami perasaan negative

mengenai diri dalam berespon,terhadap sesuatu kejadian ( kehilangan

perubahan )

2. Rentang Respon

Rentang respon konsep diri menurut Stuart dan Sundeen ( 1998 :230 ) respon

individu terhadap konsep dirinya sepanjang rentang respon konsep diri yaitu adaptif

atau maladaftif.

Respon adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma-norma sosial

dan kebudayaan secara umum yang berlaku di masyarakat,dimana individu dalam

menyelesaikan masalah masih dalam baras normal.

Respon Maladaftif adalah respon yang diberikan dalam menyelesaikan

masalahnya menyimpang dari norma-norma sosial dan budaya suatu tempat.

2

Respon adaptif

Respon maladaptif

Aktualisasi Diri Konsep diri

positif

Harga diri rendah Kerancuan

identitas

Depersonalisasi

Page 3: Lp Harga Diri Rendah

3. Etiologi

a. Faktor Predisposisi

1) Faktor yang memiliki harga diri meliputi pendataan orang lain,harapan

orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang kali, kurang

mempunyai tanggung jawab personal,ketergantungan pada orang lain dan

ideal diri yang tidak relistis.

2) Faktor yang mempengaruhi penampilan peran adalah peran seks, tuntutan

peran kerja,harapan peran kultural

3) Faktor yang mempengaruhi identitas personal, meliputi ketidakpercayaan

orang tua tekanan dari kelompok sebaya,perubahan dalam stuktur sosial

b. Faktor Presipitasi

1) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologi saat menyekasikan

kejadian yang mengancam kehidupan.

2) ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang dihadapkan

dimana individu mengalaminya sebagai frustasi

4. Pisikopatologi

Menurut Stuart (2005), berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam

konsep diri seseorang yaitu faktor predisposisi yang merupakan faktor pendukung

harga diri rendah meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak

relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal

tanggung jawab terhadap orang lain dan edial diri yang tidak realitis. Faktor yang

mempengaruhi performa peran adalah peran jender, tuntutan peran kerja, dan

harapan peran budaya. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi adalah ketidak

percayaan orang tua, tekanan dari klompok sebaya, dan perubahan struktur sosial.

Sedangakan faktor presipitasi munculnya harga diri rendah meliputi trauma seperti

penganiayaan seksual dan psikologis atau menyiksa kejadian yang mengancam

kehidupan dan ketegangan peranan berhubungan dengan peran dan posisi yang

diharapkan dimana individu mengalami frustasi. Pada mulanya klien merasa dirinya

tidak berharga lagi sehingga merasa tidak aman dalam berhubungan dengan orang

3

Page 4: Lp Harga Diri Rendah

lain. Biasanya klien berasal dari lingkungan yang penuh permasalahan, ketegangan,

kecemasan dimana tidak mungkin mengembangkan kehangatan emosional dalam

hubungan yang positif dengan orang lain yang menimbulkan rasa aman. Klien

semakin tidak dapat melibatkan diri dalam situasi yang baru. Ia berusaha

mendapatkan rasa aman, tetapi hidup itu sendiri begitu menyakitkan dan

menyulitkan sehingga rasa aman itu tidak tercapai. Hal ini menyebabkan ia

mengembangkan rasionalisasi dan mengaburkan realitas daripada mencari

penyebab kesulitan, serta menyesuaikan diri dengan kenyataan. Semakin klien

menjauhi kenyataan semakin kesulitan yang timbul dalam mengembangkan

hubungan dengan orang lain.

Tanda dan gejala yang muncul pada gangguan konsep diri harga diri rendah

yaitu mengkritik diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri,

merasa gagal mencapai keinginan, gangguan dalam berhubungan, penurunan

produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, rasa bersalah, ketegangan

peran yang dirasakan, pandangan hidup yang spesimis adanya, adanya keluhan

fisik, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung, menarik diri secara realitas,

penyalahgunaan zat, dan menarik diri secara sosial (Stuart dan Sundeen, 1998).

Melihat tanda dan gejala diatas apabila tidak ditanggulangi secara intensif akan

menimbulkan distress spiritual, perubahan proses pikir atau curiga, perubahan

interaksi sosial atau menarik diri dan resiko terjadinya amuk.

5. Tanda dan Gejala

Menurut Stuart dan Sundeen yang dikutip oleh Keliat( 1992 : 10 ), Tanda dan

Gejala yang ditemukan pada individu harga diri rendah :

a. Mengejek dan mengkritik diri sendri

b. Merendahkan atau mengurangi martabat

c. Rasa bersalah dan khawatir

d. Manifestasi fisik

e. Menunda keputusan ( ragu-ragu mengambil keputusan)

f. Gangguang berhubungan

g. Menarik diri dari realita

4

Page 5: Lp Harga Diri Rendah

h. Merusak diri dan atau melukai orang lain.

Menurut Stuart dan Sundeen (1990) perilaku yang berhubungan dengan harga

diri rendah adalah mengkritik diri sendri atau orang lain, gangguan dalam

berhubungan ,rasa diri penting berlebihan, perasaan tidak mampu, rasa bersalah,

mudah tersinggung, atau berlebihan perasaan takut mengenal tubuhnya keterangan

peran yang dirasakan, pandangan hidup yang pesimis, keluhan, pandangan hidup

yang berlebihan, penolakan terhadap kemampuan sosial, perguruan dan menjauh

diri secara sosial, pengurungan diri, menaruh diri secara sosial, penyalahgunaan zat.

6. Penatalaksanaan Medis

Menurut Hawari (2001), terapi pada gangguan jiwa skizofrenia dewasa ini

sudah dikembangkan sehingga penderita tidak mengalami diskriminasi bahkan

metodenya lebih manusiawi daripada masa sebelumnya. Terapi yang dimaksud

meliputi:

a. Psikofarmaka

Adapun obat psikofarmaka yang ideal yaitu yang memenuhi syarat sebagai

berikut :

1) Dosis rendah dengan efektifitas terapi dalam waktu yang cukup singkat.

2) Tidak ada efek samping, kalau ada relatif kecil.

3) Dapat menghilangkan dalam waktu yang relatif singkat, baik untuk gejala

positif maupun gejala negatif skizofrenia.

4) Lebih cepat memulihkan fungsi kognitif.

5) Tidak menyebabkan kantuk.

6) Memperbaiki pola tidur.

7) Tidak menyebabkan habituasi, adikasi dan dependensi.

8) Tidak menyebabkan lemas otot.

9) Dan kalau mungkin pemakaiannya dosis tunggal.

Berbagai jenis obat psikofarmaka yang beredar dipasaran yang hanya

diperoleh dengan resep dokter, dapat dibagi dalam dua golongan yaitu golongan

generasi pertama (typical) dan golongan kedua (atypical). Obat yang termasuk

5

Page 6: Lp Harga Diri Rendah

golongan generasi pertama misalnya Chlorpromazine, HCL, Thoridazine HCL,

dan Haloperidol. Obat yang termasuk generasi kedua misalnya Risperidone,

Olozapine, Quentiapine, Glanzapine, Zotatine, dan Aripiprazole.

b. Psikoterapi

Therapy kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan

orang lain, panderita lain, perawat dan dokter. Maksudnnya supaya ia tidak

me.ngasingkan diri lagi karena bila ia menarik diri ia dapat membentuk

kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk mengadakan permainan atau

latihan bersama (Maramis, 2005).

c. Therapy Kejang Listrik (Electro Convulsive Therapy)

ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmall secara

artificial dengan melewatkan aliran listrik aliran listrik melalui elektrode yang

dipasang satu atau dua temples. Terapi kejang listrik diberikan pada skizofrenia

yang tidak mempan dengan terapi neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi

kejang listrik 4-5 J/s (Marasmis, 2005).

d. Therapy Modalitas

Terapi modalitas merupakan rencana pengobatan untuk skizofrenia yang

ditujukan pada kemampuan dan kekurangan klien. Teknik perilaku

menggunakan latihan keterampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan

sosial. Kemampuan memenuhi diri sendiri dan latihan praktis dalam komunikasi

interpersonal. Terapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada

rencana dan masalah dalam hubungan kehidupan yang nyata.

Terapi aktivitas kelompok dibagi menjadi empat, yaitu terapi aktivitas

kelompok stimulasi persepsi, stimulasi sensori, stimulasi realita, dan sosialisasi.

(Keliat dan Akemat, 2005). Dari empat jenis terapi aktivitas kelompok yang

paling relevan dilakukan pada individu dengan gangguan konsep diri harga diri

rendah adalah terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi. Terapi aktivitas

kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas

sebagai stimulasi dan terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk

6

Page 7: Lp Harga Diri Rendah

didiskusikan dalam kelompok, hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan

persepsi atau alternatif penyelesaian masalah. (Keliat dan Akemat,2005,hal.49)

III. A. Pohon Masalah

B. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan.

tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau

masalah klien. Data yang diperoleh dari klien dengan gangguan konsep diri:

harga diri rendah yaitu:

a. Data subjektif

Mengkritik diri sendiri atau orang lain, perasaan tidak mampu, rasa

bersalah, perasaan negatif mengenai diri sendiri, klien mengatakan bersedih

dan kecewa, klien mengatakan hal-hal yang negatif tentang keadaan

tubuhnya.

b. Data objektif

Gangguan dalam hubungan, pandangan bertentangan terhadap

penolakan kemampuan personal, menarik diri secara personal, menarik diri

secara sosial, menarik diri secara realitas, merusak diri sendiri dan orang

lain, produktivitas menurun, bengong, dan putus asa.

Harga diri rendah merupakan karakteristik skizofrenia, dimana pada

klien dengan skizofrenia harus dikaji riwayat keluarga karena salah satu

7

Isolasi sosial: menarik diri

Gangguan konsep diri: harga diri

Tidak efektifnya koping individu

(Keliat,2002)

Akibat

Core problem

Penyebab

Page 8: Lp Harga Diri Rendah

faktor yang berperan sertra bagi munculnya gejala tersebut adalah faktor

genetik atau keturunan. Dari data yang muncul di atas dianalisa dan pada

umumnya dapat dirumuskan masalah keperawatan diantaranya yaitu:

1) Kerusakan interaksi sosial: menarik diri

2) Gangguan konsep diri: harga diri rendah

3) Defisit perawatan diri

4) Halusinasi

5) Waham

6) Perilaku Kekerasan

IV. Diagnosa Keperawatan

1. Isolasi sosial: menarik diri

2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah

V. Rencana Keperawatan

Rencana tindakan keperawatan terdiri dari tiga aspek yaitu tujuan umum, tujuan

khusus, dan tindakan keperawatan (Keliat, 2002).

1. Diagnosa keperawatan isolasi sosial: menarik diri

Tujuan umum:

Klien dapat mencegah terjadinya isolasi sosial: menarik diri, dalam kehidupan

sehari-hari.

Tujuan khusus:

a) Klien dapat membina hubungan saling percaya

Kriteria evaluasi:

Ekspresi wajah bersahabat, menunjukan rasa senang, ada kontak mata, mau

berjabat tangan dan menyebut nama, mau menjawab salam, klien mau duduk

berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi.

Intervensi:

(1) Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi

terapeutik: sapa klien dengan ramah, baik dengan verbal maupun non

8

Page 9: Lp Harga Diri Rendah

verbal, kenalkan diri dengan sopan, tanyakan nama lengkap klien dan nama

panggilan yang disukai klien, jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan menepati

janji, tunjukan sikap menerima klien apa adanya, beri perhatian kepada klien

dan perhatikan kebutuhan dasar klien.

Rasional: Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk hubungan

interaksi selanjutnya.

b) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.

Kriteria evaluasi:

Daftar kemampuan yang dimiliki klien di RS, rumah, sekolah, dan tempat kerja,

daftar positif keluarga klien, daftar positif lingkungan klien.

Intervensi:

(1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, buat

daftarnya.

Rasiaonal: diskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai realitas,

kontrol diri atau integritas ego diperlukan sebagai dasar asuhan

keperawatannya.

(2) Setiap bertemu klien dihindarkan dari memberi penilaian negatif.

Rasional: reinforcement positif akan meningkatkan harga diri klien.

(3) Utamakan memberi pujian yang realistik pada kemampuan dan aspek positif

klien.

Rasional: pujian yang realistik tidak menyebabkan klien melakukakn

kegiatan hanya karena ingin mendapatkan pujian.

c) Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.

Kriteria evaluasi:

Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan di rumag sakit, klien menilai

kemampuan yan dapat digunakan di rumah.

Intervensi:

(1) Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih digunakan selama sakit.

Rasional: mendiskusikan dengan klien tentang kemampuan yang dimiliki

adalah prasyarat untuk berubah.

9

Page 10: Lp Harga Diri Rendah

(2) Diskusikan dengan klien tentang kemampuannya yang dapat dilanjutkan di

rumah sakit.

Rasional: pengertian tentang kemampuan yang dimiliki klien memotivasi

untuk tetap mempertahankan kemampuannya.

(3) Berikan pujian.

Rasional: pujian dapat meningkatkan harga diri klien.

d) Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan

yang dimiliki.

Kriteria evaluasi:

Klien memiliki kemampuan yang akan dilatih, klien bisa mencoba, dan dapat

menyusun jadwal harian.

Intervensi:

(1) Minta klien untuk memilih satu kegiatan yang mau dilakukan di rumah

sakit.

Rasional: klien adalah individu yang bertangguang jawab terhadap dirinya

sendiri.

(2) Beri pujian atas keberhasilan klien.

Rasional: sebagai motivasi tindakan yang akan dilakukan oleh klien.

(3) Diskusikan jadwal kegiatan harin atas kegiatan yang telah dilatih. Catatan:

ulangi untuk kemampuan lainnya sampai semua selesai.

Rasional: klien perlu bertindak secara realistis dalam kehidupannya.

(4) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai

kemapuan.

Rasional: contoh peran yang dilihat klien akan memotivasi klien untuk

melaksanakan kegiatan.

e) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.

Kriteria evaluasi:

Klien melakukan kegiatan yang telah dilatih (mandiri atau dengan bantuan),

klien mampu melakukan beberapa kegiatan secara mandiri.

Intervensi:

10

Page 11: Lp Harga Diri Rendah

(1) Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah

direncanakan.

Rasional: memberikan kesempatan pada klien untuk tetap melakukan

kegiatan yang biasa dilakukan.

(2) Beri pujian atas keberhasilan klien.

Rasional: reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri klien.

(3) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.

Rasional: dapat mengetahui perkembangan dan keaktifan klien dengan

keluarga.

f) Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

Kriteria evaluasi:

Keluarga dapat memberikan dukungan dan pujian, klien termotivasi untuk

melakukan therapy, keluarga memahami jadwal kegiatan harian klien.

Intervensi:

(1) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan

harga diri rendah.

Rasional: mendorong keluarga akan sangat berpengaruh dalam

mempercepat proses penyembuhan klien.

(2) Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.

Rasional: mempercepat proses penyembuhan.

(3) Jelaskan cara pelaksanaan jadwal kegiatan klien di rumah.

Rasional: meningkatkan peran serta dalam merawat klien di rumah.

(4) Anjurkan memberi pujian kepada klien setiap berhasil.

Rasional: reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri klien.

2) Diagnosa keperawatan gangguan konsep diri: harga diri rendah

Tujuan umum:

Klien dapat menunjukkan peningkatan harga diri.

Tujuan khusus:

a) Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Kriteria evaluasi:

11

Page 12: Lp Harga Diri Rendah

Ekspresi wajah bersahabat, menunjukan rasa senang, ada kontak mata, mau

berjabat tangan dan menyebut nama, mau menjawab salam, klien mau duduk

berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi.

Intervensi:

(1) Bina hubungan saling percaya.

Rasional: bina hubungan saling percaya sebagai dasr keterbukaan klien

dengan perawat.

(2) Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya.

Rasional: meningkatkan semangat klien untuk menolong dirinya dan

mencoba bangkit dari masalah.

b) Klien dapat menilai koping yang konstruktif.

Kriteria evaluasi:

Mengidentifikasi dan mengembangkan koping yang konstruktif dalam

pemecahan dan permasalahannya.

Intervensi:

(1) Diskusikan dengan klien tentang koping yang konstruktif.

Rasional: mempermudah klien dalam menganalisa masalahnya.

(2) Beri reinforcement dalam setiap aspek positif klien.

Rasional: memberi dorongan dan motivasi kepada klien.

c) Klien mau mengungkapkan permasalahannya.

Kriteria evaluasi:

Klien mampu mengungkapkan secara verbal tentang permasalahnnya

Intervensi:

(1) Bina hubungan saling percaya dengan prinsip therapeutik.

Rasional: merupakan dasar keterbukaan antara perawat dengan klien.

(2) Berikan empati pada klien saat mengungkapkan permasalahannya.

Rasional: menambah kepercayaan diri klien dengan perawat’

(3) Hindari memberikan penilaian yang negatif kepada klien.

Rasional: mencegah penilaian yang negatif dari klien sehingga respon klien

berkurang.

(4) Beri penjelasan kepada klien tentang pentingnya terapi lanjut.

12

Page 13: Lp Harga Diri Rendah

Rasional: memberi penjelasan merupakan cara terbaik klien mengetahui

terapi yang harus dijalankan.

VI. Implementasi

Pelakasanaan perawatan merupakan tindakan dari rencana keperawatan yang telah

disusun berdasarkan prioritas, dimana tindakan yang diberikan mencakup tindakan

mandiri dan kolaboratif. Pada situasi nyata terkadang implementasi dapat berbeda

dengan rencana, hal ini terjadi karena perawat belum terbiasa menggunakan rencana

tertulis dalam melaksanakan tindakan. Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah

direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan cermat apakah rencana perawatan

masih sesuai dan dibutuhkan klien sesuai kondisi saat ini. Setelah semua tidak ada

hambatan maka tindakan keperawatan boleh dilaksanakan. Pada saat melaksanakan

tindakan keperawatan maka kontrak dengan klien harus di laksanakan.

Dokumentasikan semua tindakan yang telah dilaksanakan beserta respon klien (Keliat,

2002).

VII. Evaluasi

Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari yindakan

keperawatan kepada klien. Evaluasi dilaksanakan terus menerus pada respon klien

terhadap tindakan keperawatan. Evaluasi dilaksanakan perdiagnosa keperawatan

dengan menggunakan SOAP sebagai pola pikir. Evaluasi yang dicapai:

1) Klien tidak menarik diri dan mau berhubungan dengan orang lain

2) Klien dapat menunjukan peningkatan harga diri

3) Klien dapat menggunakan mekanisme koping yang konstruktif

(Keliat, 2002)

13

Page 14: Lp Harga Diri Rendah

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. (2004). Buku Saku Diagnosa Keperawatan (Edisi 8).Jakarta: EGC

Keliat, B.A. (1998). Proses KeperawatanKesehatanJiwa.Jakarta: EGC

Keliat, B.A. (2002). Gangguan Konsep Diri Pada Klien Gangguan Jiwa. Jakarta: EGC

Keliat, B.A. dan Akemat. (2004). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC

Stuart, G.W. dan Sundeen, S.J. (1996). Buku Saku Keperawatan Jiwaedisi 3.Jakarta: EGC

`

14