21
Laporan Akhir Praktikum Metrologi Industri Kelompok 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu produk bisa dikatakan berkualitas jika sudah memenuhi faktor-faktor yang telah di standarkan, karena hal ini akan berhubungan dengan kepuasan dari pemakai produk tersebut, misalnya pengaruh ketidakbulatan akan menimbulkan getaran mandiri sehingga jika sampai hal tersebut terjadi maka akan berpengaruh dalam industri. Oleh karena itu sebagai calon insinyur, dibutuhkan kemampuan pengukuran kebulatan terhadap produk yang mempunyai kontur melingkar, yang akan dilakukan pada praktikum kali ini. 1.2 Tujuan a.Untuk mengenal dan mengetahui alat ukur dan alat bantu pengukuran kebulatan. b.Mengetahui toleransi kebulatan dan kesamaan sumbu (koaksilitas). 1.3 Manfaat Praktikan mampu menganalisa ketidakbulatan dengan metoda pengukuran kebulatan menggunakan Blok V. Laboratorium Metrologi Industri

M4 (Pengukuran Kebulatan)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Modul Praktikum ini merupakan rangkaian praktikum metrologi industri.

Citation preview

Laporan Akhir Praktikum Metrologi Industri Kelompok 10

Laporan Akhir Praktikum Metrologi Industri Kelompok 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu produk bisa dikatakan berkualitas jika sudah memenuhi faktor-faktor yang telah di standarkan, karena hal ini akan berhubungan dengan kepuasan dari pemakai produk tersebut, misalnya pengaruh ketidakbulatan akan menimbulkan getaran mandiri sehingga jika sampai hal tersebut terjadi maka akan berpengaruh dalam industri. Oleh karena itu sebagai calon insinyur, dibutuhkan kemampuan pengukuran kebulatan terhadap produk yang mempunyai kontur melingkar, yang akan dilakukan pada praktikum kali ini.

1.2 Tujuana. Untuk mengenal dan mengetahui alat ukur dan alat bantu pengukuran kebulatan.b. Mengetahui toleransi kebulatan dan kesamaan sumbu (koaksilitas).1.3 Manfaat

Praktikan mampu menganalisa ketidakbulatan dengan metoda pengukuran kebulatan menggunakan Blok V.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1 Teori Objek

Pengukuran kebulatan dilakukan untuk menganalisa ketidakbulatan dengan menggunakan metode kebulatan dibantu alat ukur bantu seperti blok V dan Dial Indicator.

Bulat adalah titik titik yang berada pada bentuk geometris yang mempunyai jarak yang sama terhadap satu titk acuan yaitu titik pusat. Kebulatan adalah toleransi yang diizinkan dari bidang referensi bulat.Toleransi kebulatan adalah daerah toleransi yang berada pada bidang penampang yang dibatasi oleh dua buah lingkaran di mana selisih radius sebagai harga toleransi.

Gambar D.2.1 Toleransi Kebulatan

Peranan kebulatan dalam industri :

1. Membagi beban sama besar2. Mempelancar pelumasan3. Menentukan ketelitian putaran4. Menentukan umur komponen5. Menentukan kondisi suaian Empat lingkaran referensi :

1. Lingkaran dalam maksimumYaitu lingkaran terbesar yang dapat dibuat dalam profil tanpa memotong profil.

Gambar D.2.2 Lingkaran Dalam Maksimum

2. Lingkaran luar minimumYaitu lingkaran terkecil yang dapat dibuat profil tanpa memotong profil tersebut.

Gambar D.2.3 Lingkaran Luar Minimum3. Lingkaran daerah minimumYaitu daerah di antara lingkaran dalam maksimum dan lingkaran luar minimum.

Gambar D.2.4 Lingkaran Daerah Minimum

4. Lingkaran kuadrat terkecilYaitu lingkaran yang didapat dari rata-rata untuk menghasilkan lingkaran lurus.

Gambar D.2.5 Lingkaran Kuadrat Terkecil

Dampak dari ketidakbulatan :

1. Keausan pada bantalan

2. Benturan pada alat perkakas

3. Tekanan alat pemegang

4. Getaran mandiri Adapun alat ukur yang digunakan pada praktikum kali ini adalah1. Dial Indicator

Gambar D.2.6 Dial Indicator

Kecermatan pembacaan skala pada dial indicator adalah 0,01; 0,005; atau 0,02 mm dengan kapasitas ukur yang berbeda. Dial Indicator merupakan alat ukur pembnding yang banyak digunakan di industri pemesinan. Prinsip kerja secara mekanis dimana gerak linier dari sensor diubah menjadi gerak putaran. Dial indicator dapat digunakan untuk :

Memeriksa kebulatan ( benda ukur diletakkan pada blok V )

Mengukur toleransi kesalahan putar

Mengetahui kelurusan suatu garis

Dalam pemakaiannya dial indicator biasanya dipasangkan pada dudukan seperti stand magnetic.

2. Stand magnetic

Stand magnetic merupakan alat ukur untuk meletakkan dial indicator dalam proses pengkuran.

Gambar D.2.7 Stand Magnetic3. Blok V

Blok V merupakan alat ukur bantu dalam proses pengukuran yang berfungsi untuk tempat meletakkan benda ukur agar tidak bergeser geser saat dilakukan pengukuran yang tepat dan jelas.

Gambar D.2.8 Blok VBAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan Objek Ukur

Jam Ukur ( Dial Indicator ) Blok V ( V-block )

EMBED Photoshop.Image.7 \s

EMBED Photoshop.Image.7 \s

EMBED Photoshop.Image.7 \s Dudukan bermagnet (Magnetic Stand )3.2 Skema Alat

Gambar D.3.1 Skema Pengukuran Kebulatan3.3 Prosedur Percobaan

1. Objek ukur diberi tanda pada pinggirannya dan diberi nomor urut searah jarum jam (1 s/d 12)

2. Letakkan Objek ukur pada blok V atur sensor, atur sensor jam ukur sehingga menempel pada pernukaan objek ukur diposisi 1 ( pada posisi tertentu didekat garis melingkar pada objek ukur ).

3. Atur ketinggian sensor jarum penunjuk sehingga jarum bisa bergerak ke kiri dan kekanan ( penyimpangan maksimum jarum kecil ) lalu set posisi nol.

4. Putar (angkat objek ukur) dengan hati hati sehingga sensor jam ukur kurang lebih berada di posisi 2, baca kedudukan jam ukur.

5. Ulangi prosedur no 4, sampai seluruh posisi objek ukur diperiksa.

6. Ulangi pengukuran dengan cara membalikkan putaran objek ukur ( dari nomor 12 s/d 1 ).

7. Buat grafik kebulatan dari objek ukur pada kertas grafik koordinat polar . Cari harga ketidakbulatan dengan dua metode analisa lingkaran referensi yaitu lingkaran luar minimum (Minimum Circumacrible circle), lingkaran dalam maksimum (Maximum inscribe circle). Apakah terdapat perbedaan hasil dari kedua metode tersebut? BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN4.1 Tabel data PercobaanTabel D.4.1 Data Pengukuran KebulatanNo.Posisi 1Posisi 2

naikturunrata-ratanaikturunrata-rata

1-3-6-4,5-8-5-6,5

26-604-10-3

3766,51026

4-73-2 -283

5-3-3-3-9-4-6,5

63123-30

7063412,5

8-6-10-8-152

98-32,5-7-5-6

103756-50,5

11-382,5676,5

12-4-1-2,5-482

4.2 Perhitungan Data Data Pengukuran

Posisi 1

Posisi 21.

1.

2.

2.

3.

3.

4.

4.

5.

5.

6.

6.

7.

7.

8.

8.

9.

9.

10.

10.

11.

11.

12.

12.

4.3 Grafik

4.3.1 Grafik Kebulatan

Pengukuran 1 Lingkaran Luar Minimum

Grafik D.4.1 Lingkaran Luar Minimum Pengukuran 1 Lingkaran Dalam Maksimum

Grafik D.4.2 Lingkaran Dalam Maksimum Pengukuran 1 Pengukuran 2

Lingakaran Luar Minimum

Grafik D.4.3 Lingkaran Luar Minimum Pengukuran 2 Lingkaran Dalam Maksimum

Grafik D.4.4 Lingkaran Dalam Maksimum Pengukuran 24.3.2 Grafik Histerisis

Grafik D.4.5 Histerisis Rata-rata vs titik pengujian4.4 Analisa dan PembahasanPada praktikum kali ini merupakan pengukuran ketidakbulatan dari suatu produk. Pengukuran ini menggunakan alat pembanding (comparator) berupa dial indikator serta alat bantu seperti blok V dan magnetic stand. Pengukuran ini bertujuan untuk mencari harga ketidakbulatan dari suatu produk silinder sehingga mampu membedakan mana yang bulat dan yang kurang bulat. Dari dua kali pengukuran yang dilakukan ditentukan 12 titik yang harus dicari harga ketidakbulatan menggunakan dial indikator. Ada pengukuran naik dan turun untuk posisi 1 dan posisi 2.Pada pengukuran pertama, yaitu posisi 1 dapat dilihat pada tabel hasil-hasil nilai ketidakbulatan yang beragam. Harga terendah yang diperoleh adalah -9 dab tertinggi adalah 10. Hal ini menunjukkan sensor yang terlalu sensitif terhadap benda ukur. Adapun kesalahan yang terjadi adalah kurang telitinya pengukur dan kurang akurat menggunakan alat ukur. Hal itu membuat hasil pengukuran yang kurang maksimal.

Pada pengukuran kedua, yaitu posisi 2 juga terdapat hal yang sama pada posisi 1. Pengukur belum memahami sepenuhnya teori-teori tentang kebulatan dan penggunaan alat ukur kebulatan sehingga hasil yang didapat kurang maksimal.Dari kedua pengukuran tersebut dapat dilihat pada grafik, hasil dari rata-rata yang diperoleh menunjukkan hasil yang hampir sama. Dengan metode Lingkaran Dalam Maksimum dan Lingkaran Luar Minimum, nilai ketidakbulatannya sama atau mendekati satu sama lain. Dari grafik juga terdapat nilai eror histerisis yang diperoleh. Dapat dilihat eror yang dihasilkan cukup besar yang mengakibatkannya adalah kurang telitinya pengukur.BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan1. Hasil yang didapatkan dari pengukuran untuk 2 metode, yaitu Lingkaran Dalam Maksimum dan Lingkaran Luar Minimum hampir sama.2. Metode Lingkaran Dalam Maksimum dan Lingkaran Luar Minimum memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing.5.2 Saran1. Praktikan selanjutnya harus lebih hati-hati dalam menggunakan alat ukur kebulatan.2. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya memahami materi tentang kebulatan dengan baik.

Ketidakbulatan

Ketidakbulatan

Ketidakbulatan

Ketidakbulatan

Laboratorium Metrologi Industri

_1493542152.unknown

_1493542648.unknown

_1493542721.unknown

_1493542754.unknown

_1493542801.unknown

_1493542828.unknown

_1493542841.unknown

_1493542814.unknown

_1493542781.unknown

_1493542737.unknown

_1493542679.unknown

_1493542700.unknown

_1493542665.unknown

_1493542354.unknown

_1493542385.unknown

_1493542404.unknown

_1493542416.unknown

_1493542368.unknown

_1493542310.unknown

_1493542333.unknown

_1493542179.unknown

_1463169479.unknown

_1493542059.unknown

_1493542105.unknown

_1493542040.unknown

_1195197191.psd

_1195197216.psd

_1195197174.psd

_1195197179.psd