10
VALIDASI METODE VALIDASI METODE BIOANALI BIOANALITIK TIK By. By.Dr.Herman Dr.HermanSuryadi, MS Suryadi, MS DEPARTEMEN FARMASI FMIPA DEPARTEMEN FARMASI FMIPA Universitas Universitas Indonesia Indonesia Validasi Metode analitik • Validasi Metode analitik adalah suatu proses (serangkaian uji lab) untuk membuktikan bahwa metode/prosedur analitik yang digunakan adalah sesuai /memenuhi syarat untuk tujuan penggunaannya. Tujuan utama validasi metode analitik Metode / prosedur analisis terbukti handal/valid Data hasil analisis dapat dipercaya Alasan utama : 1. Validasi adalah bagian yang sangat erat dengan sistem pengendalian mutu (QC). 2. Merupakan persyaratan dalam cGMP (CPOB).

MACAM PENENTUAN BIOAVAILABILITAS

Embed Size (px)

Citation preview

VALIDAS METODE I BIOANALITIK

By. Dr.Herm nS anS urya MS di,

DEPARTEMEN FARMAS F I MIPA

Unive ita Indone ia rs s Univers s

Validasi Metode analitik Validasi Metode analitik adalah suatu proses (serangkaian uji lab) untuk membuktikan bahwa metode/prosedur analitik yang digunakan adalah sesuai /memenuhi syarat untuk tujuan penggunaannya.

Tujuan utama validasi metode analitik Metode / prosedur analisis terbukti handal/valid Data hasil analisis dapat dipercaya

Alasan utama : 1. Validasi adalah bagian yang sangat erat dengan sistem pengendalian mutu (QC). 2. Merupakan persyaratan dalam cGMP (CPOB).

Tingkatan/level/jenis Validasi Full Validationmisal : metode bioanalitik I, analisis obat baru, revisi metode (analit+metabolit)

Partial Validationmisal: perubhn lab, analist, matriks, dsb

Cross Validationmisal : perbandingan 2 metode yang berbeda; bbrp tempat/lab untuk dipki u/studi yg sama.

Validasi Metode Bioanalitik 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Parameter dasar : Akurasi Presisi Selektivitas Kurva kalibrasi & Linearitas LOD,LOQ, LLOQ Reproducibility (% Recovery) Stabilitas

AkurasiAkurasi suatu metode bioanalitik menggambarkan kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Akurasi diukur minimal lima kali pengukuran untuk setiap konsentrasi dan menggunakan minimal tiga rentang konsentrasi yaitu konsentrasi rendah, sedang dan tinggi. Pengukuran akurasi memenuhi syarat jika nilai % diff tidak menyimpang dari 15%, kecuali pada konsentrasi LLOQ maka tidak boleh menyimpang dari 20%

PresisiPresisi suatu metode bioanalisis menggambarkan kedekatan hasil-hasil pengukuran individual suatu analit ketika prosedur diterapkan berulang pada sejumlah aliquot yang diambil dari campuran matriks biologis yang homogen. Presisi diukur minimal lima kali pengukuran untuk setiap konsentrasi dan menggunakan minimal tiga rentang konsentrasi yaitu konsentrasi rendah, sedang dan tinggi. Pengukuran presisi dilakukan intra assay (dalam satu run) dan inter assay (day to day variation). Suatu metode dikatakan presisi jika harga koefisien variasi (KV) untuk masingmasing tingkat konsentrasi tidak lebih dari 15%, kecuali jika pengukuran dilakukan pada konsentrasi LLOQ, maka koefisien variasi tidak boleh lebih dari 20%

Selektivitas (spesifisitas)Selektivitas suatu metode adalah kemampuannya yang hanya mengukur zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya komponen lain yang mungkin ada dalam matriks sampel. Untuk selektivitas, matriks biologi yang akan dianalisis (seperti plasma, urin dan matriks yang lain) harus diperoleh sedikitnya dari 6 sumber. Setiap sampel blangko diuji terhadap adanya gangguan pada batas kuantitasi terkecil (LLOQ)

Batas Deteksi dan Batas KuantitasiBatas deteksi (LOD) adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blanko. Batas kuantitasi (LOQ) diartikan sebagai kuantitas terkecil sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama

Kurva KalibrasiKurva kalibrasi adalah hubungan antara respon instrumen dengan konsentrasi analit yang diketahui. Persiapan kurva kalibrasi dilakukan sama dengan sampel dalam matriks biologis yang diuji dengan mencampur matriks dengan konsentrasi analit yang diketahui (spiking). Pd pembuatan Kurva kalibrasi diperiksa: - satu sampel blanko (matriks tanpa baku dalam), - satu sampel zero (matriks dengan baku dalam)& - 6 - 8 sampel yang mencakup kisaran pengukuran (termasuk konsentrasi LLOQ).

Linieritas dan RentangLinearitas suatu metode analisis harus diuji untuk mengetahui adanya hubungan yang linear antara kadar suatu zat dengan respon detektor. Linearitas diperoleh dari koefisien korelasi (r) pada analisis regresi linear yang di dapat dari kurva kalibrasi. idealnya, r=1 ; yang baik r > 0,999 Dengan dilakukan uji ini, maka dapat diketahui batas-batas konsentrasi dari analit yang memberikan respon detektor yang linear

Perolehan Kembali (recovery)Perolehan kembali suatu analit adalah perbandingan antara respons detektor yang diperoleh dari sejumlah analit yang ditambahkan dan diekstraksi dari matriks biologis dengan respons detektor yang diperoleh dari kadar sebenarnya dari standar murni. Uji perolehan kembali dilakukan dengan membandingkan hasil analisis dari ekstraksi sampel pada tiga konsentrasi (rendah, sedang dan tinggi) Persyaratan uji perolehan kembali adalah antara 85 -115%, kecuali bila pengukuran pada LLOQ maka uji perolehan kembali antara 80-120%

StabilitasUntuk menentukan stabilitas obat dalam cairan biologis tubuh maka analit harus dievaluasi kestabilannya melalui proses pengambilan sampel dan penanganannya, tempat dan kondisi penyimpanannya sampai proses analisisnya. Penentuan stabilitas obat dalam matriks biologi dapat dilakukan dengan cara : a. Stabilitas dengan pembekuan dan pencairan (Freeze and thaw stability) b. Stabilitas jangka pendek (short-term stability) c. Stabilitas jangka panjang (long-term stability)

Contoh :Analisis Obat Dalam Plasma Plasma banyak mengandung ion, molekul organik dan anorganik Cara ekstraksi obat dalam plasma 1. Pengendapan protein 2. Ultrafiltrasi 3. Ekstraksi cair-cair 4. Ekstraksi fase padat

VALIDASI METODE ANALISIS FUROSEMID DALAM PLASMA IN VITRO SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGIFLUORESENSIMetode yang dilakukan adalah plasma yang mengandung furosemid dan baku dalam ditambahkan asetonitril 1,5 ml dan dikocok dengan vorteks selama 30 detik kemudian ditambahkan 2 ml etil asetat dan dikocok dengan vorteks selama 1 menit kemudian sentrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama 20 menit. Supernatan dipisahkan, diuapkan pada temperatur 50o C sampai kering dan ditambahkan 250 l fase gerak kemudian dikocok dengan vorteks selama 20 detik dan sentrifus dengan kecepatan 12000 rpm selama 3 menit. Sebanyak 20 l dari supernatan disuntikkan ke alat KCKT.

Validasi Metode Analisis Furosemid dalam Plasma1. Pengukuran LOQ dan LLOQ

larutan furosemid dalam plasma 0,1; 0,3; 0,5; 0,8; 1,0; 1,5 g/ml + 100 l Propranolol HCl 50,0 g/ml

Ekstraksi, suntikkan Ke alat KCKT

LOQ diperoleh dari data kalibrasi - LLOQ diperoleh dengan mengencerkan konsentrasi LOQ(1/2;1/4), suntikkan ke alat KCKT, hitung % diff dan KV

2. Kurva Kalibrasi dan LinearitasSampel plasma blanko, sampel zero & larutan furosemid dalam plasma 0,1; 0,3; 0,5; 0,8; 1,0;1,5 g/ml + 100 l baku dalam 50,0 g/ m l

Ekstraksi, suntikkan Ke alat KCKT

kurva kalibrasi dengan persamaan garis regresi linear Hitung koefisien korelasi

3. Uji presisilarutan furosemid dalam plasma konsentrasi rendah, sedang, tinggi + baku dalamEkstraksi, suntikkan 5x Ke alat KCKT

Hitung KV

4. Uji akurasiLarutan furosemid dalam Plasma konsentrasi Rendah, sedang, timggi + baku dalamEkstraksi, suntikkan 5x Ke alat KCKT

Hitung % diff 5. Uji selektivitas 6 plasma manusia yang berbeda + konsentrasi LLOQ ekstraksi suntik ke alat KCKT Hitung KV dan % diff

6. Uji Perolehan Kembali (%recovery)larutan furosemid dalam plasma 600,900,1200 ng/ml + baku dalam

Ekstraksi, suntikkan 5x Ke alat KCKT

Hitung%RecoveryPAR yang diekstraksi % recovery = PAR tanpa ekstraksi x 100 %

7. Uji stabilitasA. Stabilitas jangka pendekLarutan furosemid dalam Plasma konsentrasi rendah, sedang dan tinggi + baku dalam Simpan pada Temperatur kamar

Suntikkan ke alat KCKT

Ekstraksi pada jam ke 0, 6, 24

Amati gejala ketidakstabilan

B. Stabilitas frezee and thawLarutan furosemid dalam Plasma konsentrasi rendah, sedangdan tinggi 3 Siklus frezee and + baku dalamthaw

Ambil pada hari Ke 0, 1, 2 dan 3

ekstraksi

Stabil/tidak

Suntikkan ke alat KCKT

Kromatogram Plasma blankoRespon detektor (mV/s)

Waktu retensi (menit)

Kromatogram furosemid + propranolol HCl

Respon detektor (m/Vs)

Waktu retensi (menit)

Kromatogram furosemid + propranolol HCl dalam Plasma

Respon detektor (mV/s)

Wakti retensi (menit)

DATA HASIL VALIDASIParameter analisis LLOQ Akurasi 0.6048/50,6 0,9027/50,6 1,2096/50,6 % recovery 0.6048/50,6 0,9027/50,6 1,2096/50,6 KV (%) 4,2871 10,9041 3,3881 1,1532 99,4874104,5304 93,8161102,9541 97,3462100.1323 0,2449 3,2511 20% -13,938513,1944 2,4306-1,9345 -1,3228- -1,9731 -0,2150- -1,5790 20% 15% 80-115% Syarat 20% 15% % diff -3,4226 -7,3909 syarat 20% % recovery syarat

Selektifitas Stabilitas jangka pendek 0.6048/50,6 0,9027/50,6 1,2096/50,6 Stabilitas beku-cair 0.6048/50,6 0,9027/50,6 1,2096/50,6

2,4306- 12,2354 -1,3228- 11,9335 -0,2150- -3,8442

15%

TERIMAKASIHWASSALAM