Makala h

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bahan kuliah

Citation preview

MAKALAH PSIKOLOGI KEPERIBADIAN

MAKALAH PSIKOLOGI KEPERIBADIAN13BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahTeori Ego kontemporer dari Freud muncul dari keinginan akan kepuasan dorongan atau insting dasar. Dengan terpuaskannya dorongan tersebut,maka akan berkurang juga ketegangan yang ada pada diri seseorang. Namun,ketika Freud meninggal,paradigm psikoanalisis mulai berubah. Psikoanalisis mulai memusatkan diri pada sifat kekuatan ego,yaitu mampu mendorong kemampuan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Inilah teori yang disebut dengan Psikologi Ego,sebuah teori yang menyempurnakan dan memperluas teoei Psikoanalisis Freud. Tokoh dari teori Psikologi Ego adalah Anna Freud,Robert White,Heinz Hartman. Ketiga tokoh ini yakin bahwa manusia berjuang hidup tidak hanya untuk memuaskan insting,namun member makna pada perjuangannya tersebut dan mampu menguasai hambatan kehidupan. Oleh karena itu,mereka percaya bahwa kondisi neurosis bukan terjadi karena adanya pertentangan antara id,ego dan superego. Kondisi neurosis dapat terjadi karena hidup yang tidak mempunyai tujuan,ketidakmampuan menciptakan harmoni antara diri dan lingkungan social.Inovasi utama dari psikologi ego yaitu telah menyatukan pengaruh-pengaruh lingkungan eksternal ke dalam teori. Hal ini menjelaskan bahwa hasil pengembangan dan fungsi ego tidak hanya berasal dari proses internal, tetapi juga berasal dari peristiwa-peristiwa eksternal. Seperti pengalaman sebelumnya dengan mengurus orang (yang diistilahkan dalam psikologi ego dengan istilah objek) berpengaruh pada kecakapan anak berikutnya menjadi mandiri dan pada interaksi yang nyaman dengan orang lain. Relasi objek adalah istilah yang diberikan pada hubungan dengan orang lain. Psikologi Ego membantu psikoanalisis menjadi lebih interpersonal dan sosial daripada formula sebelumnya yang menegaskan bahwa inner processes telah diizinkan. Teori psikologi ego kadang-kadang juga merujuk pada teori relasi objek, memperluas cakrawala dari teori psikoanalisis dengan usulan bahwa penghargaan dan pemeliharaan interaksi dengan orang dewasa seperti frustrasi dan penghilangan yang dapat berpengaruh pada anak dan gaya pada masa depannya dari interaksi dengan orang lain, diantara masa remaja dan masa dewasa awal. Teori-teori ini tidak menolak peranan id dan superego. Sebenarnya dengan memberi tekanan pada ego, mereka membawanya lebih kepada keseimbangan dengan struktur kepribadian yang lain.B. Rumusan MasalahDari latar belakang masalah yang telah di kemukakan di atas maka yang memnjadi pokok rumusan dalam makalah ini yakni sebagai berikut :1. Bagaimana psikoanalisis kontemporer mengenai psikologi Ego yang di kemukakan oleh Anna Freud serta pokok-pokok pemikiran dari Anna Freud ?2. Bagaimana psikoanalisis kontemporer mengenai psikologi Ego yang di kemukakan oleh Heinz Hartmann serta pokok-pokok pemikiran dari Heinz Hartmann ?3. Bagaimana psikoanalisis kontemporer mengenai psikologi Ego yang di kemukakan oleh Robert White serta pokok-pokok pemikiran dari Robert White ?C. Tujuan a. Tujuan umum (general)Tujuan makalah ini secara general yakni untuk mengetahui secara keseluruhan mengenali psikologi ego kontemporer yang di pelopori oleh Anna Freud, Heinz Hartmann, dan Robert White.b. Tujuan khusus (spesipik)1. Untuk mengetahui mengenai psikologi ego kontemporer menurut Anna Freud serta pokok-pokok pemikiran dari Anna Freud.2. Untuk mengetahui mengenai psikologi ego kontemporer menurut Heinz Hartmann serta pokok-pokok pemikiran dari Heinz Hartmann.3. Untuk mengetahui mengenai psikologi ego kontemporer menurut Robert White serta pokok-pokok pemikiran dari Robert White.

BAB IIPEMBAHASANA. ANNA FREUD: EGO SEBAGAI PARTNERAnna Freud Lahir pada 1895. Ia adalah putrid dari Sigmund freud dan Martha Freud mereka telah menetapkan bahwa mereka tidak akan memiliki anak lagi. Pada masa kanak-kanak dan remaja, Anna adalah seorang pemalu dan pendiam, namun ia sangat dekat dengan ayahnya. Ketika ana berumur 20 tahunan, ia mempelajari psikoanalisis (termasuk dengan ayahnya) dan kemudian menjadi anggota dari Vienna Psychoanalytic Society.Psada tahun 1922, Anna mempersembahkan naskah pertamanya kepada massyarakat, dan pada tahun 1923, ia menjalankan praktek psikoanalisis, tanpa memiliki surat izin resmi untuk melakukan praktik psikologi maupun kedokteran. Pada tahun ini juga ayahnya di diagnosa menderita menderita kanker rahang. Operasi yang freud jalani mengakibatkan terjadinya komplikasi dan tanpaknya hal ini menambah keinginan Anna untuk memperluas teori ayahnya. Dibandingkan dengan ayahnya, Sigmund, yang berusaha untuk mengetahui masa kanak-kanak seseorang dari sudut pandang pasien yang sudah dewasa, Anna freud langsung berhadapan dengan pasien anak-anak. Ia mengadaptaikan teknik psikoanalisis untuk di aplikasikan pada anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus, yaitu anak-anak yang memiliki kemampuan verbal dan rentang perhatian yang berbeda. Untuk setengah abad berikutnya, Anna Freud mengikuti jejak ayahnya, mengaplikasikan teori psikoanalisis kepada anak-anak dan para remaja. Walaupun dia tidak pernah menyimpang jauh dari pemikiran psikoanalisis tradisioanal, ia mulai membangun jembatan yang nantinya di laui oleh para ahli teori Neo-Freudian, yaitu dengan berfokus pada penelitian langsung mengenai ego. Ia lebih memfokuskan ego dengan memberikan penekanan pada pengaruh lingkungan social. Ia juga mempertahankan hubungan ego dengan id dan super ego. Ia juga menggerakkan pemikiran psikoanalisis menjauh dari determinisme; artinya, walaupun ia tidak pernah melupakan pentingnya dorongan id atau paksaan super ego, ia memberikan ego sejumlah fungsi yang independen dan proaktif, yang nantinya di jabarkan oleh ahli teori lain. Diantara kontribusi penting dari Anna Freud pada psikologi ego adalah usahanya yang mengintegrasikan penemuan baru dan teori dalam psikologi anak pada terapi psikoanalisis anak. Dia mempelajari anak-anak sekolah perawat dan juga anak-anak yang sedang dalam terapi psikoanalisis pada Klinik Hamstead miliknya. Tulisan-tulisan Anna Freud memberikan pengaruh yang kuat pada terapi psikoanalisis anak, pada pendidikan anak, dan pada teknik memandirikan anak (child rearing). Dua kontribusi penting pada teori kepribadian Anna Freud: pendekatannya pada pemahaman perkembangan anak dan perluasannya dari mekanisme pertahanan diri. Anna Freud yakin bahwa perkembangan anak akan menjadi bahan pertimbangan dalam konteks yang lebih luas dan bahwa penyelidikannya tidak terbatas pada gejala sebagaimana aspek seksual dan perilaku agresif. Anna Freud telah memberikan kontribusi pada deskripsi mekanisme pertahanan diri yang dikembangkan Sigmund Freud sebagai konseptor aslinya. Berbeda dengan Sigmund Freud, Anna Freud (1946) menyusun 10 mekanisme pertahanan diri: regresi, represi, formasi reaksi, isolasi, undoing/ kehancuran, proyeksi, introyeksi, turning against the self (melawan diri sendiri), reversal (pemutarbalikan fakta), dan sublimasi atau pengalihan (displacement). Anna Freud juga telah memberikan kontribusi yang signifikan pada teori tentang bagaimana perkembangan pertahanan diri itu. Freud meyakini bahwa ego itu adalah seorang joki yang tidak memiliki daya,sedangkan id adalah kudanya. Namun,Anna merubah konsep tersebut,yaitu ego adalah ego yang cerdas dan mampu memilih jalan atau arah yang baik bagi dirinya. Ada tiga konsep pokok dalam teori Anna,yang akan dijelaskan di bawah ini.Terapi untuk Anak. Teori Psikoanalisis klasik Freud,seperti asosiasi bebas,interpretasi mimpi,dan analisis Transferensi,tidak dapat diterapkan begitu saja kepada anak. Jika diterapkan kepada anak,maka prosedurnya harus dimodifikasi atau digabung dengan teknik lain,agar anak daptbertumbuh,berubah,dan menguasai relitas di luar diri. Oleh karena itu,untuk melakukan terapi untuk anak,Anna belajar pentingnya persiapan yang terencana. Selain itu Anna menekankan pentingnya menjadi ANALISIS YANG DIPERCAYA,DIBUTUHKAN,DAN DIKAGUMI ANAK. Dengan demikian,anak dapat belajr mengenai diri,dan mengenai serangan dari luar yang tidak di pahaminya,dari analisis tersebut.Anna berpendapat bahwa sifat perkembangan kepribadian anak yang lentur dan berkelanjutan,membuat seorang analis tidak memfokuskan diri pada gejala yang tampak pada saat ini. Focus perhatian seorang analis haruslah pada SEBUAH TUJUAN AGAR ANAK MENJADI SEHAT di masa yang akan dating. Anna meyakini bahwa simtom-simtom neurotik hanyalah bagian kecil dari masalah anak,sehingga yang perlu menjadi pusat perhatian,adalah potensi ganggauan perkembangan dan ancaman tingkat kemasakan anak.Anna mengembangkan system diagnosis yang menekankan pentingnya pembentukan kepribadian, dan potensi hal yang akan mengganggu integritas anak. Oleh karena itu,dalam psikoterapi terhadap anak,Anna memerlukan persiapan cukup panjang,termasuk dalam pengumpulan data dan assessment,Anna menggunakan profil METAPSIKOLOGI ,yaitu sebuah panduan yang akan mengorganisasi informasi dalam kategorisasi yang komprehensif. Berikut ini adalah contoh Garis Besar Profil Metapsikologi :1. Alasan Referal,yaitu menunjukan perkembangan yang terhambat,maslah tingkah laku,dan adanya simtom-simtom.2. Gambarab diri anak,yaitu bentuk wajah,suasana hati,sikap dan lain-lain.3. Latar belakang keluarga,yaitu sejarah pribadi,sejarah hidup,dan kondisis keluarga.4. Kemungkinan pengaruh lingkungan yang penting.5. Pengukuran perkembangan,yang meliputi : (a). Perkembangan dorongan libido dan agresi terhadap diri sendiri dan orang lain ; (b). Perkembangan ego-superego,seperti fungsi ego,usia tingkah laku,keseimbangan pertahanan dan emosi.6. Pengukuran Genetik,yang meliputi tingkah laku,fantasi,dan simtom yang dapat mampu membantu kesimpulan perkembangan psikoseksual,regresi dan fiksasi.7. Asesmen Dinamik dan Struktural,yaitu mengklasifikasikan konflik interal dan eksternal berdasrkan konflik egi,id,ego-superego,atau ego lingkungan.8. Asessmen Ciri Umum,yang mencangkup toleransi frustasi,potensi sublimasi,kecemasan,kekuatan progresif dan regresif.9. Diagnosis,yaitu integrasi data kedalam tingkat kesehatan ego,konflik,frustasi,timgkat perkembangan,kekuasaan superego,gangguan organic,dan peran lingkungan.

Ada tiga keuntungan jika menggunakan profil Metapsikologi,yaitu : (1). Panduan akan memebri arah yang jelas,kongkrit,dan seragam,sehingga terapis mengetahui hal-hal apa saja yang dapat diungkap dari klien; (2). Panduan sejarah kehidupan klien,sehingga terapis dapat mengetahhui bagaimana kepribadian anak berfungsi dan berkembang; (3). Panduan tersebut menggunakan konsep-konsep psikoanalisis,dan mengintegrasikan teori untuk memahami data yang telah diperoleh.Gangguan neurotis pada orang dewasa pada umumnya bersifat internal,bersumber pada masa lalu,atau konflik yang belum selesai. Namun,simtom pada anak dapat terjadi karena peristiwa yang baru saja terjadi atau bersumber dari lingkungan. Itu sebabnya,Anna menekankan pentingnya REALITAS SOSIAL dalam memahami kondisi neurosis pada anak.Garis Perkembangan. Garis Perkembangan adalah interaksi antara id dengan ego,yang di mulai dari dominasi id untuk memperoleh kepuasan,secara bertahap akan bergeser ke ego,kemudian pada akhirnya ego mampu menguasai realitas interal dan eksternal. Dengan kata lain,garis perkembangan dari irasional menjadi rasional,dari hubungan yang pasif dengan realita menjadi aktif. Garis perkembangan ini menunjukan usaha ego untuk mampu menghadapi situs hidup,tanpa harus menarik diri dan menggunakan mekanisme pertahanan diri secara berlebihan. Anna mengemukakan enam garis perkembangan yaitu :1. Dari ketergantungan menjadi percaya diri. Ada delapan tahapan dari garis perkembangan yang pertama ini,yaitu : (a). Adanya ketergantungan biologis terhadap ibu,dimana anak tidak mengetahui bahwa dirinya terpisah dengan orang lain; (b). Anak membutuhkan hubungan yang memuaskan,dan ibu dianggap sebagai pemuass dari luar; (c). tahap objek-tetap,dimana gambaran ibu tetap ada,walau ibu tidak hadir ; (d). Pre odipus atau tahap memeluk,yang ditandai dengan anak mendominasi objek yang dicintainya ; (e). Tahap Odipus-Falis,yang ditandai dorongan memiliki orang tua lain jenis dan bersaing dengan orang tua sejenis ; (f). Fase Laten,yang ditandai dengan menurunnya dorongan,adanya transfer libido ke teman dan figure otoritas ; (g). Fase Pra Adolesen,yang ditandai dengan kembalinya kebutuhan hubungan yang memuasskan dengan objek yang dicintai ; (h). Fase Adolesen,yang ditandai dengan adanya keinginan untuk berjuang secara mandiri,memutuskan cinta dengan orang tua,dan kebutuhan kepuasan seksual.2. Dari Mengisap menjadi makan makanan yang keras. Ada enam tahap dalam garis besar perkembangan ini yaitu : (a). Anak disusui secara teratur sesuai kebutuhan ; (b). Anak disapih dari susu,walau mengalami kesulitan untuk makan makanan yang baru ; (c). Anka dilatih untuk makan sendiri,tanpa disuapi ; (d). Anak mulai makan sendiri ; (e). Anak membentuk sikap terhadap makanan,yaitu takut menjadi gemuk karena makanan ; (f). Anak senang makan dengan memiliki kebiasaan makan yang ditentukan sendiri.3. Dari ngompol menjadi dapat mengendalikan Urinasi atau Defakasi,ada enam tahap dalam perkembangan ini,yaitu : (a). anak bebas membuang kotoran tubuh ; (b). Fase anal,dimana anak menolak kendali orang lain dalam hal membuang kotoran tubuh ; (c). Anak mengidentifikassi dengan aturan orang tua,dengan mengendalikan sendiri pembuangan kotoran ; (d). Anak mulai peduli dengan kebersihan,tanpa tekanan orang tua,karena ego dan superego mengendalikan anal secara otonom.4. Dari tidak bertanggung jawab menjadi bertanggung jawab dalam mengatur tubuh,ada tiga tahap dalam garis basar perkembangan ini,yaitu : (a). Dorongan agresi dirubah dari diri sendiri menjadi ke dunia luar ; (b). Ego anak semakin memahami sebab akibat,mampu meredakan keinginan yang berbahaya,dan mengenali bahaya eksternal ; (c). Anak dengan suka rala menerima aturan kesehatan,menolak makanan yang tidak sehat,menjaga kebersihan tubuh,dan melatih kebugaran tubuh.5. Dari Egosentrik menjadi Kerjassama. Ada empat tahap dalam garis perkembangan ini,yaitu : (a). Anak mementingkan diri sendiri dan menganggap orang lain tidak ada atau hanya sebagai pengganggu ; (b). Anak lain disekitarnya dianggap sebgaia benda mati,yang dapat diperlakukan kasar tanpa tanggung jawab ; (c). Anak kecil didekatnya dianggap sebagai teman untuk mengerjakan sesuatu ; (d). Anak memandang teman sebagai orang yang sederajat,seperti memiliki keinginan sendiri,dapat dihrmati,ditakuti,dijadikan saingan,dicintai,dibenci atau ditiru.6. Dari tubuh menjadi mainan,dan dari bermain menjadi bekerja,ada lima tahap dalam garis besar perkembbangan ini,yaitu : (a). Mainan seorang anak adalah peraaan tubuh,kepekaan jari,kulit,mulut,dimana bayi belum dapat membedakan tubuh sendiri dengan tubuh ibu ; (b). Anak memindahkan sensasi tubuh ibu ke objek yang lembut,seperti beruang mainan atau sarung bantal ; (c). Anak memeluk objek yang lembut dan menyenangi barang yang lembut ; (d). Anak merasa puas menyelesaikan suatu kegiatan dan mencapai prestasi ; (e). Anak dapat menahan dorongan dalam dirinya.

Mekanisme Pertahanan. Freud menyatakan tujuh mekanisme pertahanan,yaitu identifikasi, displacemen, represi,proyeksi,reaksi formasi,dan regresi. Namun,Anna memperluas mekanisme pertahanan dan menambah dengan isolasi, ascetism, denial, sublimasi, undoing, introyeksi, reversal dan turning against the self sublimation. Anna adalah tokoh pertama yang memandang mekanisme pertahanan sebagai fungsi penyesuaian diri normal,yang dipakai anak untuk menyesuaikan diri dengan dunia luar.

B. HEINZ HARTMANN: OTONOMI EGOHeinz Hartmann kadang di sebut juga bapak psikologi ego. Seperti Anna Freud, Hartmann mengambil kerangka kerja klasik Freud, sembari mengembangkan dan memperkuat teori ego yang Freud ajukan. Hartmann tidak percaya bahwa ego berada di bawah control id, tetapi ia juga tidak melihat kedua unsure tersebut terpisah dan berdiri sendiri. Ia malah yakin bahwa id dan ego bekerja bergantian, yang satu mengatur yang lainnya. Karena Hartmann menganut ide bahwa pekerjaan ego adalah membantu fungsi manusia di dunia, ia harus mengubah pandangan tradisional Freud bahwa individu adalah sekedar organisme yang selalu berusaha menurunkan tekanan dan selalu mencari kesenangan. Alih-alih, Hartmann melihat bahwa ego kadang mampu membuat seseorang melakukan hal-hal yang dalam jangka panjang dapat melindungi diri namun tidak menyenangkan dalam jangka pendek. Ego tidak hanya bertahan melawan dorongan nafsu namun juga berfungsi secara independen dalam mengatasi tuntutan masyarakat. Heinz Hartmann memiliki pengetahuan yang luas sebagai bapak psikologi ego. Mengikuti pernyataan Freud (1937) bahwa id dan ego merupakan keaslian. Hartmann memiliki anggapan dasar bahwa diantara id dan ego ada yang dimunculkan lebih dahulu, tidak berdasarkan perbedaan fase. Ego menurut Hartmann tidak hanya dimotivasi oleh tujuan-tujuan instingtif (seksual dan agresif sebagaimana konsep Freud); menurut Hartmann realitas luar juga menjadi faktor penentu dalam fungsi ego. Ego bersifat otonom dan mencari aktivitas untuk menyesuaikan diri dengan dunia sekitarnya. Ego tidak selalu dalam keadaan konflik dengan id dan superego; ego beroperasi sering dalam suasana bebas konflik yang mengikuti setiap proses sebagai kegiatan merasa, mengingat, berpikir, dan memecahkan masalah dalam penyesuaian dirinya pada situasi atau lainnya. Ego bagi Hartmann lebih responsif pada realitas atau dunia luar dan difungsikan secara independen dari id. Hartman menyatakan bahwa fungsi ego tergantung kepada tujuan yang akan diselesaikan,yaitu tujuan menyelesaikan konflik dan tujuan yang tidak berlatanr belakang konflik. Tujuan tidak berlatang belakang konflik iniyang disebut dengan fungsi ego di Ranah Bebas Konflik,yaitu kegiatan ego terjadi diluar ranah konflik mental. Hartmann menyatakan bahwa ego tidak berasal dan dimunculkan id untuk melayani insting taksadar. Id dan ego muncul secara bersamaan ,dan berfungsi secara independen. Masing-masing id dan ego tersebut berasal dari disposisi,dan berkembang secara iondependen. Oleh karena itu ,ego bukan hanya didoromg oleh insting seks dan agresi,tetapi sitentukan juga oleh factor luar.Selain itu,ego bersifat otonom dan aktif mencari penyesuaian dengan dunia luar. Ada dua jenis otonomi ego,yaitu (1). Otonomi Primer,yang mengacu pada sumber biologis,kemasakan fungsi persepsi,belajar,ingatan,dan gerakan. Fungsi otonomi primer ini berassal dari keturunan dan berperan untuk menyesuaikan dengan lingkungan ; (2). Otonomi sekunder,yang merupakan kemampuan ego untuk mengubah fungus-fungsi yang dikembangkan dalam konflik dengan id,menjadi sarana untuk membantu adaptasi sehat dengan kehidupan. Dengan kata lain,Otonomi sekunder merupakan hasil interaksi kemasakan fisik dengan belajar. Konsep otonomi sekunder ini mirip dengan otonomi fungsional dari Aliport. Hartmann meyakini bahwa ego dapat menetralisir dorongan seks dan agresi,supaya ego berfunsi bukan hanya untuk mendapat kenikmatan atau meredakan tegangan saja. Baik,otonomi primer atau otonomi sekunder,sama-sama menghasilkan adaptasi,yaitu hasil dari usaha ego untuk mempertahankan keseimbangan dalam kepribadiannya dan keseimbangan antara diri dengan lingkungannya.Selain itu,ego menggunakan prinsip realita,yaitu mampu mengantisipasi kebutuhan pada masa yang akan dating,yang tujuan utamanya adalah menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara terus-menerus. Dalam mencapai tujuan tersebut,ada empat harmoni di dalam dan di luar diri yang harus dipertahankan ego,yaitu : pertama,mempertahankan keseimbangan individu dengan realitas eksternal social dan fisik. Kedua, memantapkan harmoni keseimbangan di dalam ranah id,karena id memiliki beberapa insting yang menuntut pemuasan. Ketiga,menyeimbangkan tiga unsure mental yang saling bersaing,yaitu id,ego,superego. Keempat,menjaga harmoni diantara berbagai tujuannya yang saling berbeda,yaitu keseimbangan antara peran membantu id dengan peran sebagai ego independen yang bertujuan tidak untuk memuaskan dorongan id.Harmoni ini dapat tercapai dengan cara ego beroperasi secara sintesis,yaitu kemampuan menginteggrasikan dan mendamaikan tujuan yang berbeda dan bertentangan. Kemampuan ini dapat membuat ego mendamaikan konflik intersistemik (konflik id-ego-superego-realitas) dan konflik intrasistemik ( konflik didalam ego sendiri ). Hartmann meyatakan ada 12 fungsi ego yang harus diperhatikan,agar fungsi social dan kognitif dapat berjalan baik,yaitu : 1. Mengatur gerakan2. Mengorganisasi persepsi did ala dan di luar realita 3. Membuat batas yang melindungi diri dari stimulasi internal dan eksternal berlebihan4. Uji realitas5. Berfikir dan intelejensi6. Menerjemahkan pikiran menjadi perbuatan7. Manghambat atau menunda pengurangan tegangan8. Mengenali bahaya,member tanda kecemasan dan pertahanan diri9. Antisipasi aksi,dampak,tujuan,konsekuensi dimasa yang akan dating10. Persepsi waktu11. Pembentukan katrakter atau gaya pribadi12. Kemampuan sintetik,yaitu kemampuan mengintegrasikan semua fungsi diatas,mengharmonisasi konflik intrasistemik dan intersistemik.

C. ROBERT W. WHITE: KEBUTUHAN EGO UNTUK KOMPETENSITulisan-tulisan Robert White dikembangkan pada teori psikoanalisis dari id dan mendorongnya menolak gagasan bahwa satu-satunya motivasi berperilaku adalah dorongan untuk menurunkan dan pencapaian kepuasan biologis. Menurut White (1959) otot dan otak, mata, dan organ sensori lainnya haruslah diaktifkan untuk dapat tumbuh dan sehat, dengan demikian kehidupan manusia mencari stimulus; mereka tidak pasif bahkan berjuang keras untuk bisa mengurangi dorongan-dorongan. Sebagai contoh dari dorongan manusia pada stimulus, White menggambarkan permainan bayi dan anak kecil (toddler), pembatasan suatu motif baru bahwa dia menyebutnya motif pengaruh (effectance motivation), Effectance merujuk pada kecenderungan aktif untuk berusaha mempengaruhi lingkungan (1963). Ketika usaha-usaha ini berhasil, individu akan merasa kompeten. Kompetensi merupakan salah satu konsep yang penting dalam teori White (1959) adalah suatu kecakapan (ability) dari individu untuk melakukan perjanjian dengan lingkungan, baik yang hidup maupun yang tidak, dengan cara yang sukses, membantu individu untuk tumbuh, matang dan survive dalam hidup.Pendekatan White pada ego dan pengembangan konsep egonya membawa dirinya untuk merevisi tahapan psikoseksual dari perkembangan kepribadian (White, 1960). Motif dan dorongan-dorongan tidak semata-mata kebutuhan biologis yang meliputi setiap tahapan, tetapi faktor-faktor lain juga mempengaruhi perkembangan kepribadian. Pada tahap phallic misalnya, White menegaskan bahwa bukan hanya konsep Freud tentang Oedipus Complex, tetapi anak-anak mengembangkan kompetensinya dengan menggunakan imaginasi dan fantasi. Kompetensi ini diasosiasikan dengan perkembangan bahasa, keterampilan berkomunikasi, dan pengalaman anak-anak menambah wawasan.Teori white merupakan rekonseptualisasi dari tahap perkembangan psikososial,dengan menggunakan tema belajar tuntas. Pada setiap tahap perkembangan Psikoseksual Freud,ada elemen penting yang ikut berkembang. Elemen itu harus dipelajari,namun terkait dengan kepuasan instingtif. Menurut white, ego dimotivasi oleh kebutuhan eksplorasi,belajar,dan menguasai lingkungan. Motivasi ini desebut dengan effectance motifation,jika usaha ini berhasil,maka orang akan merasa berkompeten. Perasaan ini mampu membuat orang bertumbuh,masak,dan siap menghadpi tantangan hidup. Perasaan mampu menguasai realiitas lingkungan ini disebuut dengan efikasi diri. Kompetensi yang dipelajari sepanjang tahap perkembangan psikoseksual akan dipaparkan dalam table di bawah ini.Tahap Aktifitas Insting ( Freud )Kompetensi yang Di pelajari White

Oral a. Insting lapar berjuang untuk meredakan keteganganb. Tergantung secara pasif untuk bertahan hidupc. Memasukkan makanan dan objek cinta sebagai bagian dari selfa. Makan sebagai tempat berlatih menguasai diri dan lingkunganb. Belajar menguasai orang lain dengan memaksimalkan cinta dan meminimalkan pengabaianc. Sensori motor berperan sebagai latihan motorik dan kognitif selanjutnya

Anal a. Kepuasan menahan dan mengeluarkan kotoranb. Belajar patuh kepada orang tuac. Reaksi defensive terhadap anal erotic yaitu kikir,keras kepala,sangat teratura. Perkembangan instingtif negativesme untuk mengembangkan otonomib. Tiga sifat tersebut dipandang sebagai cara penyesuaian terhadap lingkungan

Falis a. Oedipus kompleks dengan sensitivitas genitalb. Perkembangan superego identifikasi dengan ayahc. Minat seks terhadap keluargaa. Gerakan,bahasa,dan imajinasi dikembangkan untuk menguasai kata-kata dan mengembangkan perasaan mampub. Meniru peran dewasa dengan tekanan pada produktifitas pribadi

Laten a. Menghilangkan motif seksualb. Periode yang relative tenanga. Memantapkan kompetensi socialb. Belajar kompromi diri dan melindungi diri

Genital a. Pilihan objek heteroseksualb. Ekspresi libido dalam wujud genitala. Perasaan identitas dan kompetensi yang disatukanb. Pilihan pekerjaan yang dipelajari atau disiapkanc. Pacaran sebagai kepuassan seksual dan sosial

Perkembangan Ego menjadi PatologisTeori Freud menyatakan bahwa patologi terjadi karena ego gagal berkembang secara normal. Dengan konsep ini,banyak ahli yang menyatakan bahwa ego gagal berkembang karena kesalahan ibu,pengasuhan yang tidak tepat atau dingin,pengasuhan yang kaku,pola asuh yang terlalu melindungi,dan adanya perasaan berdosa. Ego yang gagal berkembang ini dapat menjadi potensi terjadinya neurosis dan psikosis.Konsep kompetensi dan effectance motivation,white mengubah focus perhatian terhadap penyebab dari gagalnya ego berkembang secara normal. Focus utama dari White adalah terletak pada perkembangan perasaan efikasi diri yang tidak tepat. White menyatakan bahwa kegagalan ego berkembang itu terletak pada diri sendiri. White menyatakan tiga penyebab kerusakan effectifance motivation , yaitu :1. Insting lapar,dan bebas dari rasa sakit muncul terus-menerus karena pengasuhan yang kurang baik. Hal ini menyebabkan bayi menggunakan seluruh waktu menangani insting tersebut,sehingga tidak melakukan kegiatan yang menghasilkan efikasi diri.2. Bayi tidak dapat penguat dari usaha pengembangan efikasi diri. Hal ini menyebabkan bayi berhenti memanipulasi dunia dan motifasi efektan tidak berkembang. 3. Adanya gangguan atau hambatan terhadap aktifitas bermain. Hal ini menyebabkan anak kehilangan stimulasi lingkungan dan mendapatkan stimulasi diri yang cukup. Pada akhirnya,anak akan kehilangan ego yang tidak berkembang melalui ekspresi diri. Dampak yang mungkinterjadi adalah anak menjadi cemas,pemalu,peragu dan kehilangan minat untuk eksplorasi diri. Semua kondisi kerusakan ini mengarah kepada efikasi diri.

BAB IIIPENUTUPSekian makalah yang bisa di tulis semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan mengenai psikologi keperibadian khusunya psikoanalisis kontemporer. Saya atas nama penulis memohon maaf atas segala kesalahan baik dalam penulisan maupun dalam persentasi makalah karena sesungguhnya manusia itu tempat lupa dan salah (al-hadist). A. Kesimpulan Perkembangan psikologi ego membawa perubahan yang besar pada psikoanalisis. Psikologi ego juga memberikan peningkatan pada sekolah psikoanalisis yang dikenal sebagai objek teori relasi, yang menegaskan cara-cara pada relasi sebelumnya dengan orang lain mempengaruhi perkembangan kepribadian. ANNA FREUD Garis perkembangan menyediakan sebuah cara mengukur kemajuan anak dari kebergantungan kepada kemandirian (self-mastery) dalam human functioning. Ego (Psikologi Ego) menggunakan 10 mekanisme pertahanan diri: regresi, represi, formasi reaksi, isolasi, undoing/ kehancuran, proyeksi, introyeksi, turning against the self, reversal/pemutarbalikan fakta, dan sublimasi atau pengalihan (displacement). HEINZ HARTMANN Ego ditentukan oleh dorongan insting dan faktor-faktor dari luar diri individu. Ego tidak selalu konflik dengan id dan superego, tetapi fungsi-fungsi dalam suatu kondisi bebas konflik dimana keadaan tersebut mengikuti proses: penerimaan, mengingat, berpikir, dan pemecahan masalah. Ego menyediakan fungsi yang penting dalam membantu individu untuk melakukan adaptasi dan menguasai dunia luar. ROBERT WHITE Ego tidak hanya didorong oleh keinginan untuk memenuhi kepuasan biologis, tetapi juga oleh kebutuhan untuk mengeksplorasi, belajar, dan menguasai lingkungan. Efektifitas motivasi menjelaskan manusia membutuhkan stimulus dan aktivitas. Keberhasilan suatu usaha mempengaruhi lingkungan yang memberikan perasaan mampu, yang menyebabkan seseorang tumbuh dan menemukan tantangan hidup.B. Saran Dalam aplikasinya Psikologi ego merupakan konsep yang mengisi bagian-bagian yang terlewat dari teori Freud. Anna Freud adalah pelopor psikoanalisis anak, yang menyiapkan metodologi dan sistematika dari psikologi anak. System ini juga digunakan pada psikoanalisis dewasa,karena menjamin pemahaman yang komprehensif. Sedangkan Hartmann dan White banyak memberi masukan masukan tentang cara kerja ego. Banyak gangguan jiwa yang dapat diatasi dengan memperkuat ego. Selain itu, konsep psikologi ego membantu mengembangkan kompetensi ego untuk menguasai intersystem dan intrasystem.

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol (2009). Psikologi Kepribadian, Edisi refisi. Malang: UMM Press.Feist,J & Gregory Feist (2010). Teori Kepribadian, Edisi 7, Buku 1.Jakarta : Salemba Humanika. Schultz, D (1991). Psikologi pertumbuhan, model-model keperibadian sehat. Yogyakarta: penerbit kanisius.Suryabrata, S (2001). Psikologi keperibadian. Jakarta: rajaGrafindo persada.http://dodyhartanto.wordpress.com/2008/12/20/contemporary-psychoanalytic-theory-erik-erikson-and-others//. Di akses tanggal 27 september 2012, jam 16.00 wita.

13