Makala h

  • Upload
    adipoer

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

qwdf

Citation preview

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Geopolitik Indonesia. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan pada Semester II.Dalam penulisan makalah ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu, khususnya kepada :1. Dosen Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan: Bapak Drs.Sumarjono, M.Si2. Teman - teman yang menempuh mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember

3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Kritik dan saran dari semua pihak sangat dibutuhkan demi penyempurnaan pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Jember, 26 April 2012

PenyusunDAFTAR ISI

KATA PENGANTAR1DAFTAR ISI2I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang31.2 Perumusan Masalah51.3 Tujuan5II. PEMBAHASAN2.1 Geopolitik52.2 Wawasan Nusantara82.3 Wilayah Sebagai Ruang Hidup

2.3.1 Asas Kepulauan (Archipelago Principle)9

2.3.2 Kepulauan Indonesia10

2.3.3 Konsepsi Tentang Wilayah Lautan10

2.4 Otonomi Daerah

2.4.1 Pengertian12

2.4.2 Tujuan Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia14

2.4.3 Pelaksanaan Otonomi Daerah di Masa Orde Baru15

2.4.4 Pelaksanaan Otonomi Daerah setelah Masa Orde Baru16III. SIMPULAN17DAFTAR PUSTAKA18BAB IPENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Bagi bangsa Indonesia, geopolitik merupakan pandangan baru dalam mempertimbangkan factor-faktor geografis wilayah Negara untuk mencapai tujuan nasionalnya. Untuk Indonesia, geopolitik adalah kebijakan dalam rangka mencapai tujuan nasional dengan memanfaatkan keuntungan letak geografis Negara berdasarkan pengetahuan ilmiah tentang kondisi geografis tersebut.

Di Indonesia salah satu persyratan mutlak yang harus dimiliki oleh sebuah Negara adalah wilayah kedaulatan, disamping itu rakyat dan pemerintahan yang telah diakui. Wilayah Negara kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. Dimana deklarasi tersebut memiliki nilai yang sangat strategis bagi bangsa Indonesia, karena telah melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia. Laut nusantara tidak lagi sebagai pemisah, akan tetapi sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang disikapi sebagai wilayah kedaulatan mutlak Negara Republik Indonesia.

Ada bangsa yang secara eksplisit mempunyai cara bagaimana dia memandang tanah airnya beserta lingkungannya. Cara pandang tersebut dinamakan wawasan nasional. Sebagai contoh, Inggris dengan pandangan nasionalnya berbunyi Brittain Rules The Waves. Dengan pernyataan tersebut bahwa Inggris bukan hanya sebatas pulaunya, tetapi juga launtnya.

Tetapi masih cukup banyak Negara yang tidak mempunyai wawasan, seperti: Thailand, Prancis, Myanmar. Indonesia wawasan nasionalnya adalah wawasan nusantara yang disingkat wasantara. Wasantara adalah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat dalam penekanannya dalam mengekspresikan diri sebagai bangsa Indonesia di tengah-tengah lingkungannya. Apabila diperhatikan lebih jauh kepulauan Indonesia yang dua pertiga wilayahnya adalah laut yang membentang ke utara dengan pusatnya di pulau jawa membentuk gambaran seperti kipas. Unsur-unsur dasar wawasan nusantara ialah: wadah (contour atau organisasi), isi, dan tata laku. Dari wadah dan isi wawasan nusantara itu, tampak adanya bidang-bidang usaha untuk mencapai kesatuan dan keserasian dalam bidang satu kesatuan wilayah, satu kesatuan bangsa, satu kesatuan budaya, satu kesatuan ekonomi, satu kesatuan hankam.

Oleh karena itu, wawasan nusantara adalah pengejawatahan falsafah Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Republik Indonesia. Kelengkapan dan keutuhan pelaksanaan wawasan nusantara akan terwujud dalam terselenggaranya ketahanan nasional Indonesia yang senantiasa harus ditingkatkan sesuai dengan tuntutan jaman. Ketahanan nasional itu akan dapat meningkat jika ada suatu pembangunan yang meningkat, dalam koridor wawasan nusantara.

1.2Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan geopolitik?

2. Apa yang dimaksud dengan Wawasan Nusantara?

3. Apa yang dimaksud dengan wilayah sebagai ruang hidup?

4. Apa yang dimaksud dengan otonomi daerah?

1.3Tujuan

1. Mengetahui pengertian geopolitik

2. Mengetahui pengertian wawasan nusantara beserta penjelasannya

3. Mengetahui penjelasan tentang wilayah sebagai ruang hidup

4. Mengetahui pengertian otonomi daerah beserta penjelasannyaBAB IIPEMBAHASAN

2.1Geopolitik

Geopolitik diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan yang titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau territorial dalam arti luas) suatu Negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung atau tidak langsung kepada sistem politik suatu Negara. Sebaliknya politik Negara itu secara langsung akan berdampak kepada geografi Negara yang bersangkutan. Geopolitik bertumpu kepada geografi sosial (hukum geografi), mengenai situasi, kondisi atau konstelasi geografi dan segala sesuatu yang dianggap relevan dengan karakteristik geografi suatu Negara.

Semula geopolitik adalah ilmu bumi politik yang membahas masalah politik dalam suatu negara, namun berkembang menjadi ajaran yang melegitimasikan Hukum Ekspansi suatu negara. Hal ini tidak terlepas dari para penulis : 1. Friedrich Ratzel (1844-1904) - Teori RuangBangsa yang berbudaya tinggi akan membutuhkan ruang hidup yang makin meluas, karena kebutuhan sumber daya yang tinggi dan akhirnya mendesak wilayah bangsa yang "primitif". 2. Rudolf Kjellen (1864 - 1922) - Teori KekuatanBahwa negara adalah satuan politik yang menyeluruh serta sebagai satuan biologis yang memiliki intelektualitas. Dengan kekuatan yang dimiliki ia mampu mengeksploitasi negara "primitif" agar negaranya dapat ber-swasembada. (Darwinisme Sosial) 3. Karl Haushover (1869 - 1946) - Teori Pan Regional - empat kawasan BenuaUntuk menjadi jaya, bangsa harus mampu menguasai benua- benua di dunia yang dibagi atas empat kawasan benua dan masing- masing dipimpin satu bangsa (Pan Amerika, Asia Timur, Rusia India, Eropa Afrika) 4. Sir Halford Mackinder (1861-1947) - Teori Daerah Jantung (wawasan benua)Bila ingin menguasai dunia, suatu bangsa harus menguasai daerah jantung dan untuk itu diperlukan kekuatan darat yang memadai. Daerah jantung terdiri dari : Rusia, Siberia, Sebagian Mongolia, Daerah bulan sabit dalam (eropa barat, eropa selatan, timur tengah, asia selatan, asia timur) dan Bulan sabit luar (afrika, australia, amerika, benua baru) 5. Sir Walter Raleigh* (1554-1618) dan Alfred T. Mahan (1840-1914) - Teori Kekuatan Maritim : *Siapa yang menguasai laut akan menguasai perdagangan /kekayaan dunia dan akhirnya akan menguasai dunia. Oleh karena itu ia harus memiliki armada laut yang kuat. ** Laut untuk kehidupan dan sumber daya banyak di laut, oleh karena itu harus dibangun armada laut yang kuat untuk menjaganya. 6. Giulio Douhet (1869-1930) dan William Mitchel (1989-1936)Bahwa kekuatan udara mampu beroperasi hingga garis belakang lawan serta kemenangan akhir ditentukan oleh kekuatan udara. 7. Nicholas J. Spijkman (1893-1943) : Teori Daerah Batas Penguasaan daerah jantung harus ada akses ke laut dan hendaknya menguasai pantai sepanjang Eurasia.

Dalam hubungan dengan kehidupan manusia dalam suatu Negara dalam hubungannya dengan lingkungan alam, kehidupan manusia di dunia mempunyai kedudukan sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai wakil Tuhan (Khalifatullah) di bumi yang menerima amanatNya untuk mengelola kekayaan alam. Sebagai hamba Tuhan mempunyai kewajiban untuk beribadah dan menyembah Tuhan Sang Pencipta dengan penuh ketulusan. Adapun sebagai wakil Tuhan di bumi, manusia dalam hidupnya berkewajiban memelihara dan memanfaatkan segenap karunia kekayaan alam dengan sebaik-baiknya untuk kebutuhan hidupnya. Kedudukan manusia tersebut mencakup tiga segi hubungan, yaitu: hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia antar manusia, dan hubungan antara manusia dengan makhluk lainnya. Bangsa Indonesia sebagai umat manusia religius dengan sendirinya harus dapat berperan sesuai dengan kedudukan tersebut.

Manusia dalam melaksanakan tugas dan kegiatan hidupnya begerak dalam dua bidang, universal filosofis dan sosial politis. Bidang universal filosofis bersifat transenden dan idealistik, misalnya dalam bentuk aspirasi bangsa, pedoman hidup dan pandangan hidup bangsa. Aspirasi bangsa ini menjadi dasar wawasan nasional bangsa Indonesia dalam kaitannya dengan wilayah Nusantara. Sedangkan bidang sosial politis bersifat imanen dan realistis yang bersifat lebih nyata dan dapat dirasakan, misalnya aturan hukum atau perundang-undangan yang berlaku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai produk politik. Di Indonesia yang termasuk dalam bidang sosial politik adalah produk politik yang berupa UUD 1945 dan aturan perundangan lainnya yang mengatur proses pembangunan nasional.

Sebagai Negara kepulauan dengan masyarakatnya yang berbinneka, Negara Indonesia memiliki unsur-unsur kekuatan dan sekaligus kelemahan. Kekuatannya terletak pada posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya sumber daya alam. Sedangkan kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa dan satu tanah air, sebagaimana telah diperjuangkan oleh para pendiri Negara ini. Dorongan kuat untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia tercermin pada momentum Sumpah Pemuda tahun 1928. Kemudian dilanjutkan dengan perjuangan kemerdekaan yang puncaknya terjadi pada saat proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.

Penyelenggaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai sistem kehidupan nasional bersumber dari dan bermuara pada landasan ideal pandangan hidup dan konstitusi UUD 1945. Dalam pelaksanaannya bangsa Indonesia tidak bebas dari pengaruh interaksi dan interelasi dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan regional maupun lingkungan internasional. Dalam hal ini bangsa Indonesia perlu memiliki prinsip-prinsip dasar sebagai pedoman agar tidak terombang-ambing dalam memperjuangkan kepentingan nasional untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya. Salah satu pedoman bangsa indonesi adalah wawasan nasional yang berpijak pada wujud wilayah nusantara, sehingga disebut Wawasan Nusantara. Kepentingan nasional yang mendasar bagi bangsa Indonesia adalah upaya menjamin persatuan dan kesatuan wilayah, bangsa dan segenap aspek kehidupan nasionalnya. Karena hanya dengan upaya inilah bangsa dan Negara Indonesia dapat tetap eksis dan dapat melanjutkan perjuangan menuju masyarakat yang dicita-citakan.

Oleh karena itu wawasan nusantara adalah geopolitik Indonesia. Hal ini dipahami dengan berdasarkan pengertian bahwa dalam wawasan nusantara terkandung konsepsi geopolitik Indonesia yaitu unsure ruang, yang kini berkembang tidak saja secara fisik geografis, melainkan dalam pengertian secara keseluruhannya (Suradinata; Sumiarno: 2005).2.2Wawasan Nusantara

Setiap bangsa mempunyai Wawasan Nasional (National outlook) yang merupakan visi bangsa yang bersangkutan menuju ke masa depan. Kehidupan berbangsa dalam suatu Negara memerlukan suatu konsep cara pandangan atau wawasan nasional yang bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup dan keutuhan bangsa dan wilayahnya serta jati diri bangsa itu. Bangsa yang dimaksudkan adalah bangsa yang bernegara (nation state). Adapun wawasan nasional bangsa Indonesia dikenal dengan Wawasan Nusantara.

Istilah wawasan berasal dari kata wawas yang berarti pandangan, tinjauan, atau penglihatan inderawi. Akar ini membentuk kata mawas yang berarti memandang, meninjau, atau melihat. Sedangkan wawasan merupakan cara pandang, cara tinjau, atau cara melihat. Sedangkan istilah Nusantara berasal dari kata nusa yang berarti pulau-pulau, dan antara yang berarti diapit di antara dua hal. Dimana istilah nusantara dipakai untuk menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak di antara samudra Pasifik dan samudra Indonesia serta diantara benua Asia dan benua Australia.

Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan posisi dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya. Sedangkan Wawasan Nusantara mempunyai arti cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah Nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya. Dengan demikian Wawasan Nusantara berperan untuk membimbing bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan kehidupannya serta sebagai rambu-rambu dalm perjuangan mengisi kemerdekaannya. Wawasan Nusantara sebagai cara pandangan juga mengajarkan bagaimana pentingnya membina persatuan dan kesatuan dalam segenap aspek kehidupan bangsa dan Negara dalam mencapai tujuan dan cita-citanya. 2.3Wilayah Sebagai Ruang Hidup

2.3.1 Asas Kepulauan (Archipelago Principle)

Kata archipelago dan archipelagic berasal dari kata Italia archipelagos. Akar katanya adalah archi berarti terpenting, terutama dan pelagos berarti laut atau wilayah lautan. Jadi, archipelago dapat diartikan sebagai lautan terpenting.

Lahirnya asas archipelago mengandung pengertian bahwa pulau-pulau tersebut selalu dalam kesatuan utuh, sementara tempat unsur perairan atau lautan antara pulau-pulau berfungsi sebagai unsur penghubung dan bukan unsur pemisah. Asas dan wawasan kepulauan ini dijumpai dalam pengertian The Indian Archipelago. Kata Indian Archipelago diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda Indische Archipel, yang semula ditafsirkan sebagai wilayah kepulauan Andaman sampai Marshanai.

2.3.2 Kepulauan Indonesia

Bagian wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belanda dinamakan Nederlandsch Oost Indische Archipelago. Itulah wilayah jajahan Belanda yang kemudian menjadi wilayah negara Republik Indonesia.

Sebutan Indonesia merupakan ciptaan ilmuwan J.R Logan dalam Journal of The Indian Archipelago and East Asia (1850). Setelah cukup lama istilah itu dipakai hanya sebagai nama keilmuwan, pada awal abad ke-20 perhimpunan para mahasiswa Indonesia di Belanda menyebut diri dengan Perhimpunan Indonesia dan membiasakan pemakaian kata Indonesia. Berikutnya pada peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1928 kata Indonesia dipakai sebagai sebutan bagi bangsa, tanah air, dan bahasa sekaligus menggantikan sebutan Nederlandsch Oost Indie. Kemudian sejak proklamasi kemerdekaan RI pada 17-08-1945, Indonesia menjadi nama resmi negara dan bangsa Indonesia sampai sekarang.2.3.3 Konsepsi Tentang Wilayah Lautan

Dalam perkembangan hukum laut Internasional dikenal beberapa konsepsi mengenai pemilikan dan penggunaan wilayah laut sebagai berikut :

1. Res Nullius, menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang memilikinya.

2.Res Cimmunis, menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat dunia karena itu tidak dapat dimiliki oleh masing-masing negara.

3. Mare Liberum, menyatakan bahwa wilayah laut adalah bebas untuk semua bangsa

4. Mare Clausum (The Right and Dominion of The Sea), menyatakan bahwa hanya laut sepanjang pantai saja yang dapat dimiliki oleh suatu negara sejauh yang dapat dikuasai dari darat (waktu itu kira-kira sejauh 3 mil)

5. Archipelagic State Principles (asas Negara Kepulauan) yang menjadikan dasar dalam Konvensi PBB tentang hukum laut.

Sesuai dengan Hukum Laut Internasional, secar garis besar Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki Laut Teritorial, perairan pedalaman, Zona Ekonomi Eksklusif, dan Landas Kontinen. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut :1. Negara kepulauan adalah suatu negara yang seluruhnya terdiri dari satu atau lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau lain. Pengertian kepulauan adalah suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau perairan diantaranya dan lain-lain wujud alamiah yang hubungannya satu sama lain demikian erat sehingga pulau-pulau, perairan dan wujud alamiah lainnya merupakan satu kesatuan geografi, ekonomi dan politik yang hakiki, atau yang secara historis dianggap demikian.

2. Laut Teritorial adalah satu wilayah laut yang lebarnya tidak melebihi 12 mil laut diukur dari garis pangkal, sedangkan garis pangkal adalah garis air surut terendah sepanjang pantai, seperti yang terlihat pada peta laut skala besar yang berupa garis yang menghubungkan titik-titik terluar dari dua pulau dengan batas-batas tertentu sesuai konvensi ini. Kedaulatan suatu negara pantai mencakup daratan, perairan pedalaman dan pedalaman dan laut teritorial tersebut.

3. Perairan pedalaman adalah wilayah sebelah dalam daratan atau sebelah dalam dari garis pangkal.

4. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) tidak boleh melebihi 200 mil laut dari garis pangkal. Di dalam ZEE negara yang bersangkutan mempunyai hak berdaulat untuk keperluan eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan sumber kekayaan alam hayati dari perairan.

5. Landas Kontinen suatu negara berpantai meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya yang terletak di luar laut teritorialnya sepanjang merupakan kelanjutan alamiah wilayah daratannyaD. Karakteristik Wilayah Nusantara

Nusantara berarti Kepulauan Indonesia yang terletak di antara benua Asia dan Australia dan di antara Samudra Pasifik dan Samudra Indonesia, yang terdiri dari 17.508 pulau besar maupun kecil. Jumlah pulau yang sudah memiliki nama adalah 6.044 pulau. Kepulauan Indonesia terletak pada batas-batas astronomi sebagai berikut :

Utara: 6 08 LU

Selatan: 11 15 LS

Barat: 94 45

Timur: 141 05 BT

Jarak utara selatan sekitar 1.888 kilometer, sedangkan jarat barat timur 5.110 kilometer. Luas wilayah Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km2 yang terdiri dari daratan seluas 2.027.087 km2 dan perairan seluas 3.166.163 km2.

2.4Otonomi Daerah2.4.1Pengertian

Otonomi daerah berasal dari kata autonomy dimana auto artinya sedia dan nomyartinya aturan atau undang-undang, jadi autonomy artinya hak untuk mengatur dan memerintah daerah sendiri atas inisiatif sendiri dan kemampuan sendiri dimana hak tersebut diperoleh dari pemerintah pusat.

Pada pasal 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan otonomi daerah adalah : Kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Otonomi daerah dapat diartikan sebagai kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut aspirasi masyarakat untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Kewenangan pemerintah pusat yaitu, merumuskan kebijakan perencanaan nasional, mengendalikan dan mengawasi pembangunan nasional, mengalokasikan dan mendistribusikan sumber daya strategis yang meliputi pendanaan, SDM, dan teknologi, hal yang diatur pemerintah pusat meliputi politik luar negeri, Hankam, peradilan dan moneter. Kewenangan Pemerintah daerah otonom (Provinsi) yaitu, mengatur dan mengurus kewenangan lintas kabupaten/kota, menyelenggarakan kewenangan pemerintah pusat yang dilimpahkan dalam rangka dekosentrasi. Sedangkan Kewenangan daerah otonom kota/kabupaten adalah mengurus rumah tangga daerah, merencanakan dan melaksanakan pembangunan daerah, memberikan pelayanan kepada masyarakat, mengembangkan sumber daya daerah, menumbuhkan dan memperkuat kemampuan ekonomi daerah.

Asas-asas dalam otonomi daerah adalah :

1. Sentralisasi yaitu sistem pemerintahan di mana segala kekuasaan dipusatkan di pemerintah pusat.

2. Desentralisasi yaitu penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Dekonsentrasi yaitu pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.

4. Tugas Pembantuan yaitu penugasan dari pemerintah kepada daerah dan/atau desa, dari pemerintah propinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa, dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.2.4.2Tujuan Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia

Tujuan desentralisasi dan otonomi berdasarkan dua sudut pandang kepentingan, yaitu kepentingan pemerintah pusat dan kepentingan pemerintah daerah. Dilihat dari sudut pandang pemerintah pusat sedikitnya ada 4 (empat) tujuan utama dari kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah yaitu:

1. Pendidikan politik 2. Pelatihan kepemimpinan

3. Menciptakan stabilitas politik

4. Mewujudkan demokratisasi sistem pemerintahan di daerah.

Sementara bisa dilihat dari sisi kepentingan daerah otonomi daerah adalah mewujudkan yang disebut dengan :

1.Politik quality, ini berarti bahwa melalui pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah, diharapkan akan lebih membuka kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam bebagai aktivitas politik ditingkat lokal.

2.Local accountability, ini berarti akan meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam memperhatikan masyarakatnya.

3.Local responsiveness, pemerintah daerah dianggap lebih banyak mengetahui berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakatnya, maka kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah diharapkan akan mempermudah antisipasi terhadap berbagai masalah yang muncul dan sekaligus meningkatkan percepatan pembangunan Sosial dan ekonomi.

Dan lebih jauh lagi, tujuan utama dari konsep desentralisasi dan otonomi daerah dengan tidak hanya membatasinya pada konteks hubungan kekuasaan antara pemerintah pusat dan daerah, maka semuanya bermuara pada pengaturan mekanisme hubungan antara Negara dan masyarakat. Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah bertujuan untuk membuka akses yang lebih besar kepada masyarakat sipil untuk berpartisipasi baik pada proses pengambilan keputusan di daerah maupun didalam pelaksanaannya.

Gambaran umum tentang tujuan ideal dari kebijakan desentralisasi dan otonomi darah diatas, keberhasilan akan sangat bervariasi serta relative dan konseptual sifatnya pada tiap-tiap daerah. Seperti dari perspektif ekonomi politik, salah satu faktor penting yang dapat mengganggu pencapaian tujuan desentralisasi dan otonomi daerah. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, karena potensi sumberdaya, kelengkapan prasarana sosial ekonomi dan kemampuan kelembagaan daerah (masyarakat) masih sangat terbatas. Kemajuan antar daerah,antar kelompok pendapatan, dan antar sektor kegiatan ekonomi belum sepenuhnya berimbang. Sehingga pemerintah daerah dalam hal ini harus tetap berpegang pada koridor bahwa pembangunan daerah yang ada harus dilakukan dari, untuk dan oleh pelaku-pelaku pembangunan daerah yang bersangkutan. 2.4.3Pelaksanaan Otonomi Daerah di Masa Orde Baru

Sejak tahun 1966, pemerintah Orde Baru berhasil membangun suatu pemerintahan nasional yang kuat dengan menempatkan stabilitas politik sebagai landasan untuk mempercepat pembangunan ekonomi Indonesia. Politik yang pada masa pemerintahan Orde Lama dijadikan panglima, digantikan dengan ekonomi sebagai panglimanya, dan mobilisasi massa atas dasar partai secara perlahan digeser oleh birokrasi dan politik teknokratis. Banyak prestasi dan hasil yang telah dicapai oleh pemerintahan Orde Baru, terutama keberhasilan di bidang ekonomi yang ditopang sepenuhnya oleh kontrol dan inisiatif program-program pembangunan dari pusat. Dalam kerangka struktur sentralisasi kekuasaan politik dan otoritas administrasi inilah, dibentuklah Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah. Mengacu pada UU ini, Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban Daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.2.4.4Pelaksanaan Otonomi Daerah setelah Masa Orde Baru

Upaya serius untuk melakukan desentralisasi di Indonesia pada masa reformasi dimulai di tengah-tengah krisis yang melanda Asia dan bertepatan dengan proses pergantian rezim (dari rezim otoritarian ke rezim yang lebih demokratis). Pemerintahan Habibie yang memerintah setelah jatuhnya rezim Suharto harus menghadapi tantangan untuk mempertahankan integritas nasional dan dihadapkan pada beberapa pilihan yaitu:

1. Melakukan pembagian kekuasaan dengan pemerintah daerah, yang berarti mengurangi peran pemerintah pusat dan memberikan otonomi kepada daerah;

2. Pembentukan negara federal; atau

3. Membuat pemerintah provinsi sebagai agen murni pemerintah pusat.

Pada masa ini, pemerintahan Habibie memberlakukan dasar hukum desentralisasi yang baru untuk menggantikan Undang-Undang No. 5 Tahun 1974, yaitu dengan memberlakukan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah

BAB III

SIMPULAN

Geopolitik diartikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan yang titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau territorial dalam arti luas) suatu Negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung atau tidak langsung kepada sistem politik suatu Negara.Istilah wawasan berasal dari kata wawas yang berarti pandangan, tinjauan, atau penglihatan inderawi. Akar ini membentuk kata mawas yang berarti memandang, meninjau, atau melihat. Sedangkan wawasan merupakan cara pandang, cara tinjau, atau cara melihat. Sedangkan istilah Nusantara berasal dari kata nusa yang berarti pulau-pulau, dan antara yang berarti diapit di antara dua hal. Dimana istilah nusantara dipakai untuk menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak di antara samudra Pasifik dan samudra Indonesia serta diantara benua Asia dan benua Australia.

Kepulauan Indonesia yang terletak di antara benua Asia dan Australia dan di antara Samudra Pasifik dan Samudra Indonesia, yang terdiri dari 17.508 pulau besar maupun kecil. Jumlah pulau yang sudah memiliki nama adalah 6.044 pulau.

Jarak utara selatan sekitar 1.888 kilometer, sedangkan jarat barat timur 5.110 kilometer. Luas wilayah Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km2 yang terdiri dari daratan seluas 2.027.087 km2 dan perairan seluas 3.166.163 km2.

Otonomi daerah berasal dari kata autonomy dimana auto artinya sedia dan nomyartinya aturan atau undang-undang, jadi autonomy artinya hak untuk mengatur dan memerintah daerah sendiri atas inisiatif sendiri dan kemampuan sendiri dimana hak tersebut diperoleh dari pemerintah pusat.

DAFTAR PUSTAKA

Kaelan dan Zubaidi, Achmad. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Paradigma

Sembiring, Kasim. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan Dasar Karakter Bangsa. Jember: Universitas Jember

http://ilmupertahanan.blogpsot.com/konsep-geopolitik-wawasan-nusantara.html

http://id.wikipedia.org/otonomi-daerah.html

http://id.wikipedia.org/otonomi-daerah-di-indonesia.html

http://naturalblogging.blogspot.com/makalah-otonomi-daerah.html

5