Upload
surya-muttaqin-sitorus
View
219
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
teknologi nuklir
Citation preview
Makalah; Reaktor NuklirSONI SETIAWAN
BAB I
PENDAHULUAN
Reaktor nuklir adalah tempat terjadinya reaksi pembelahan inti (nuklir) atau dikenal
dengan reaksi fisi berantai yang terkendali. Bagian utama dari reaktor nuklir yaitu:
elemen bakar, batang kendali, moderator, pendingin dan perisai. Reaksi fisi berantai
terjadi apabila inti dari suatu unsur dapat belah (Uranium-235, Uranium-233)
bereaksi dengan neutron termal/lambat yang akan menghasilkan unsur-unsur lain
dengan cepat serta menimbulkan energi kalor dan neutron-neutron baru.
Reaktor nuklir berdasarkan fungsinya dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Reaktor Penelitian/Riset
2. Reaktor Daya (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir/PLTN)
Pada reaktor penelitian, yang diutamakan adalah pemanfaatan radiasi neutron yang
dihasilkan dari reaksi nuklir untuk keperluan berbagai penelitian dan produksi
radioisotop. Sedangkan kalor yang dihasilkan dirancang sekecil mungkin, sehingga
dapat dibuang ke lingkungan. Pengambilan kalor pada reaktor dilakukan dengan
sistem pendingin yang terdiri dari sistem pendingin primer dan sistem pendingin
sekunder. Kalor yang berasal dari teras reaktor dibawa ke sistem pendingin primer
kemudian dilewatkan melalui alat penukar kalor dan selanjutnya kalor dibuang ke
lingkungan melalui sistem pendingin sekunder. Perlu diketahui bahwa pada alat
penukar kalor sistem pendingin primer dan sistem pendingin sekunder tidak terjadi
kontak langsung antara uap/air yang mengandung radiasi dengan air pendingin yang
dibuang ke lingkungan. Pada raktor daya yang dimanfaatkan adalah uap panas
bersuhu dan bertekanan tinggi yang dihasilkan oleh reaksi fisi untuk memutar
turbin, sedangkan neutron cepat dihasilkan diubah menjadi neutron lambat untuk
berlangsungnya reaksi berantai dan sebagian lagi tidak dimanfaatkan. Reaksi fisi
berantai hanya terjadi apabila neutron termal/lambat mampu menembak Uranium-
235 yang lainnya hingga terjadilah reaksi berantai secara terus menerus. Cara
mengubah neutron yang berkecepatan tinggi menjadi neutron berkecepatan rendah
(neutron lambat) adalah dengan menumbukkannya pada inti atom hidrogen dalam
air. Jadi air di dalam kolam reaktor ini berfungsi sebagai pemerlambat (moderator),
sebagai pendingin dan juga sebagai perisai radiasi. Beberapa bahan pada umumnya
yang dipergunakan sebagai bahan pendingin reaktor nuklir adalah air ringan (H2O),
air berat (D2O), gas dan grafit.
Diketemukannya reaksi pembelahan nuklir oleh sarjana-sariana Jerman Otto Hahn
dan Fritz Straussman pada bulan Januari tahun 1939 telah membuka pintu bagi
perkembangan tenaga nuklir. Adapun permulaan zaman tenaga nuklir
sesungguhnya terjadi kira-kira tiga tahun kemudian yaitu ketika sekelompok sarjana
di bawah pimpinan Enrico Fermi dapat membuktikan bahwa reaksi pembelahan
nuklir berantai dapat dilaksanakan dan lebih penting lagi yaitu bahwa reaksi
tersebut dapat dikendalikan. Percobaan Fermi dengan reaktor nuklir yang pertama
dimulai pada tanggal 2 Desember 1942 di sebuah laboratorium sederhana di bawah
stadion Universitas Chicago. Percobaan tersebut terutama dimaksudkan untuk
menunjang program persenjataan nuklir Amerika Serikat selama perang dunia ke-2.
Sesudah perang dunia ke-2 selesai, gagasan untuk memanfaatkan tenaga nuklir
guna maksud-maksud damai mulai berkembang. Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
yang pertama di Amerika Serikat mulai bekerja bulan Desember 1957 di
Shippingport, Pennsylvania. Sejak itu, berpuluh-puluh PLTN lain mulai dibangun dan
mulai membangkitkan tenaga listrik untuk maksud-maksud damai. Dalam akhir
tahun 1960-an, mulai dibangun PLTN yang berukuran besar dan mampu
membangkitkan tenaga listrik secara ekonomis. Sejak tahun 1967, pesanan-pesanan
PLTN mulai melonjak tidak saja di Amerika Serikat tetapi juga di negara-negara lain
di seluruh dunia.
BAB II
REAKSI FISI DAN FUSI
REAKSI FISI
Reaktor tak lain adalah tempat bereaksi. Dalam hal ini, pengertian sehari hari yang
dipakai ialah reaksi inti. Reaksi fisi adalah suatu reaksi pembelahan, yang
disebabkan oleh neutron yang secara umum dapat ditulis sebagai:
X + n ——> X1 + X2 + (2 – 3) n + E.
Beberapa hal yang perlu diketahui dalam jenis reaksi tersebut adalah:
1). X disebut inti bahan fisil (fisile material), yang secara populer disebut “bahan
bakar” karena dalam reaksi ini dibebaskan sejumlah energi. Hanya beberapa inti
dapat bereaksi fisi yaitu 238U, 235U, 233U dan 239Pu di mana kedua unsur terakhir
merupakan unsur buatan manusia karena tidak terdapat di alam sebagai hasil dari
reaksi inti-inti 232Th dan dan 238U dengan neutron.
2). Keboleh jadian suatu inti berfisi dinyatakan dengan ?f (fission microscopic cross
section = penampang fisi mikroskopik), di mana besaran tersebut tergantung dari
energi neutron yang bereaksi dengan suatu inti-tertentu. Sebagai contoh dapat
disebutkan bahwa nilai ?f 238U besar pada energi neutron rendah (termal) tetapi
kecil pada energi tinggi. Sebaliknya nilai ?f 238U kecil pada saat neutron berenergi
besar. Untuk 239Pu dan 233U mempunyai ?f besar pada energi tinggi, oleh karena
itu bahan ini digunakan sebagai bahan bakar pada reaktor cepat.
3). Dari reaksi dihasilkan dua inti baru sebaga hasil fisi, X1 dan X2 yang berupa inti-
inti yang tidak stabil. Untuk menjadi stabil inti-inti tersebut meluruh (decay) dengan
mengeluarkan sinar-sinar maupun partikel.
4). Adanya neutron-neutron baru yang dihasilkan dari reaksi inti tersebut dapat
melanjutkan reaksi fisi hingga mungkin terjadi reaksi berantai, dan pada keadaan
tertentu bila tidak dikendalikan maka reaksi berantai ter¬sebut dapat menjadi suatu
ledakan. Reaksi nuklir yang tidak terkendali merupakan prinsip kerja bom nuklir.
Neutron yang dihasilkan oleh fisi mempunyai energi yang tinggi, ? 2 MeV, jika fisii
diharapkan terjadi pada En rendah (energi termal 0,025 eV), maka neutron yang
baru lahir tersebut harus diturunkan energinya dahulu dengan jalan hamburan-
hamburan. Di dalarn reaktor neutron mempunyai kemungkinan-kemungkinan untuk:
a. diserap tanpa menimbulkan fisi
b. diserap mengakibatkan fisi
c. hilang dari sistim
d. hamburan
Jadi penurunan energi neutron berkompetisi dengan kemungkinan¬kemungkinan
yang lain, dan untuk dapat menghitung masing-masing kemungkinan perlu diselidiki
mekanisme reaksi masing-masing.
5). Reaksi fisi mengeluarkan energi total E, sebesar 200 MeV. Dengan
meng¬gunakan data konversi satuan dan data fisika, dapat dihitung bahwa bila
semua inti-inti 1 gram uranium melakukan fisi maka kalor yang dikeluar¬kan setara
dengan kalor yang dihasilkan oleh pembakaran 1 ton batu bara. Jelas dari gambaran
tersebut bahwa, kalor yang dikeluarkan dari reaksi inti sangat besar.
Telah dijelaskan bahwa reaktor yang lazim dipakai saat ini bekerja atas dasar reaksi
fisi (pemecahan) inti atom. Sebagai bahan bakar umumnya digunakan Uranium
235U yang kandungannya telah diperkaya. Uranium alam mempunyai kandungan
235U hanya sekitar 0,7 persen, selebihnya adalah 238U. Untuk memecah inti isotop
Uranium digunakan neutron lambat (‘thermalneutron’). Uranium yang menangkap
neutron segera menjadi tidak stabil. Inti Uranium yang tidak stabil hanya dapat
bertahan selama kurang lebih sepertriliun detik (10-12 detik) sebelum mengalami
proses fisi menjadi inti-inti X1 dan X2 serta sekitar dua sampai tiga neutron yang
siap untuk memecah inti 235U lainnya. Kemudian ketiga neutron tadi diserap oleh
inti-inti isotop Uranium lain, tiga proses yang sama akan terjadi dengan produksi
akhir sekitar sembilan neutron. Proses berulang-ulang ini dinamakan reaksi berantai
(‘chain reaction’) yang merupakan prinsip kerja reaktor. Pada setiap proses
pemecahan tadi, inti atom akan melepaskan energi yang sesuai dengan hilangnya
jumlah massa inti-inti di akhir proses rumus E=mc2. Jadi jumlah energi yang
dihasilkan akan sebanding dengan banyak proses yang terjadi dan sebanding
dengan jumlah neutron yang dihasilkan.
Untuk mengendalikan atau mengatur reaksi berantai dalam reaktor nuklir digunakan
bahan yang dapat menyerap neutron misalnya Boron dan Cadmium, yang bertujuan
untuk mengatur populasi neutron. Dengan mengatur populasi neutron ini dapat
ditentukan tingkat daya raktor, bahkan reaksi dapat dihentikan sama sekali (tingkat
daya mencapai titik 0) pada saat semua neutron terserap oleh bahan penyerap.
Perangkat pengatur populasi neutron pada reaktor ini disebut batang kendali. Jika
batang kendali disisipkan penuh diantara elemen bakar, maka batang kendali akan
menyerap neutron secara maksimum sehingga reaksi berantai akan dihentikan dan
daya serap batang kendali akan berkurang bila batang kendali ditarik menjauhi
elemen bakar.
Reaksi Fusi
Proses reaksi fusi adalah kebalikan dari reaksi fisi seperti arti harfiahnya, proses ini
merupakan reaksi penggabungan dua inti menjadi inti lain yang lebih besar. Reaksi
jenis ini tidak terjadi secara alamiah di permukaan bumi, namun merupakan prinsip
kerja pembakaran Hidrogen di pusat matahari serta bintang-bintang. Sebenarnya,
banyak tipe reaksi fusi yang dapat terjadi di matahari yang sering disebut siklus
proton-proton, mulai dari penggabungan dua inti Hidrogen menjadi inti Deuterium
hingga penggabungan inti Deuterium dan inti Tritium. Kebanyakan reaksi ini
membutuhkan kondisi tertentu yang hanya terdapat di dalam inti matahari ataupun
bintang-bintang, misalnya tekanan yang sangat tinggi. Di dalam inti matahari,
tekanan yang sangat tinggi dihasilkan oleh gaya gravitasi. Gaya gravitasi pada pusat
matahari haruslah sangat besar untuk mempertahankan strukturnya, mengingat
komposisi matahari kebanyakan terdiri dari gas Hidrogen. Reaksi fusi di dalam teras
reaktor membutuhkan Deuterium dan Tritium sebagai bahan bakar, yang jika
bergabung pada kondisi tertentu akan menghasilkan inti Helium yang stabil disertai
sebuah neutron yang membawa sebagian besar energi hasil fusi. Saat ini, Deuterium
bukan merupakan masalah, sebab tersediaannya di alam boleh dikatakan tak
terbatas. Deuterium dapat diekstraksi dari air biasa, untuk setiap satu meter kubik
air dapat diperoleh sekitar 200 gram Deuterium. Berlainan dengan Deuterium,
Tritium bersifat radioaktif. Tritium alam sangat jarang dijumpai. Untungnya, Tritium
dapat dihasilkan melalui proses ‘breeding’ dengan menggunakan sebagian kecil
neutron hasil reaksi fusi serta dua jenis isotop Litium yang terdapat di alam, yaitu
Litium-6 dan Litium-7. Litium-6 dapat menangkap neutron cepat dan neutron lambat,
sedangkan Litium-7 hanya menangkap neutron cepat. Litium yang menangkap
neutron akan pecah menjadi Tritium serta Helium.
Reaktor Fusi
Banyak masalah yang harus dipecahkan sebelum reaktor fusi dapat digunakan
secara komersil. Untuk menggabungkan inti Deuterium dengan Tritium, gaya tolak-
menolak (‘repulsive’) akibat muatan positif kedua inti harus diatasi. Cara yang paling
mungkin adalah dengan menaikkan suhu kedua inti hingga energi kinetiknya dapat
mengatasi gaya ‘Coulomb’ tadi. Masalahnya, untuk mengatasi gaya ini dibutuhkan
suhu jutaan Celsius! Suhu setinggi ini tidak aneh jika kita melihat suhu inti matahari
dimana proses fusi dapat dengan mudah terjadi (suhu inti matahari sekitar 15 juta
Celsius). Karena tidak ada material di atas permukaan bumi yang dapat menahan
suhu setinggi ini, diperlukan teknik supercanggih untuk melokalisir plasma (inti
bermuatan yang memiliki suhu sangat tinggi) pada proses fusi agar tidak
bersentuhan dengan komponen-kompnen reaktor.
Ada dua cara yang paling efektif untuk melokalisir plasma selama proses fusi
berlangsung, yaitu cara magnetis dan cara inersial.
Cara pertama dilakukan di dalam instrumen berbentuk ‘donat’, yang disebut
‘Tokamak’. Ide untuk membangun ‘Tokamak’ pertama kali diusulkan oleh fisikawan
Rusia Igor E. Tamm dan Andrei D. Sakharov, serta secara terpisah oleh Lyman
Spitzer di Princeton USA, pada awal 1950-an. Tokamak menggunakan kombinasi dua
medan magnet yang sangat kuat yang dihasilkan oleh superkonduktor untuk
menahan plasma bersuhu sekitar 50 juta Celsius agar tetap berada di tengah-tengah
‘donat’ tersebut.
Cara kedua adalah dengan menggunakan target yang memiliki kerapatan sangat
tinggi yang ditembaki dengan puluhan sinar laser terfokus secara simultan.
Intensitas sinar laser disini harus cukup tinggi agar target dapat seketika menguap.
Partikel-partikel yang dihasilkan akan berusaha bergerak keluar sehingga
menimbulkan tekanan ke dalam yang sangat dahsyat. Tekanan yang naik secara
drastis ini akan mengakibatkan naiknya suhu target yang pada akhirnya dapat
menyalakan proses fusi. Sebenarnya, proses ini merupakan bentuk miniatur dari
bom hidrogen.
BAB III
REAKTOR NUKLIR
Penggolongan Reaktor
Reaktor nuklir dapat diklasifikasi, selain menurut tujuannya, juga menurut sifatnya,
atau menurut tipe bahan bakar dan menurut susunan bahan bakar. Tabel 1 memuat
berbagai kemungkinan dalam penggolongan reaktor. Dalam reaktor ini bahan bakar
dalam bentuk U02 ada dalam kelongsong yang terbuat dari paduan-logam
zirkonium. Kelongsong ini berfungsi sebagai pendukung mekanik, sebagai
pembungkus untuk mencegah agar produk-produk fisi tidak keluar dari elemen
bahan bakar, dan sebagai pelindung uranium terhadapat korosi oleh zat pendingin.
Biasanya elemen bahan bakar disusun secara teratur dengan moderator. Teras yang
terdiri dari bahan bakar moderator dikelilingi oleh reflektor, yang dapat juga
berfungsi sebagai moderator.
Fungsi reflektor adalah untuk mempertinggi ekonomi neutron dengan mencegah
kebocoran neutorn yang berarti pelepasan dari teras reaktor. Pada lapisan luar
terdapat perisai yang mengelilingi seluruh reaktor untuk menyerap neutron dan
sinar gamma yang telah lepas dari teras reaktor. Pengendalian reaktor dilaksanakan
dengan batang pengendali
Desain Reaktor
Usaha mendisain reaktor nuklir adalah untuk membuat suatu instalasi sesuai dengan
tujuannya dengan pembiayaan serta hasil yang seoptimal mungkin. Pada umumnya
dikehendaki agar reaktor daya mencapai efisiensi teknik yang sebesar-besarnya.
Akan tetapi perlu diinsafi pula bahwa dalam reaktor terdapat bahan dan material
yang relatif sangat mahal, misalnya bahan bakar, moderator, dan berbagai sistem
keamanan, sehingga yang diusahakan oleh pendisain adalah untuk mencapai
efisiensi material yang sebesarnya, yang berarti bahwa yang diinginkan adalah
memperoleh energi listrik yang sebesarnya dari tiap unit sistem/material yang mahal
itu. Lain dari pada itu diinginkan pula agar sistem reaktor mencapai ekonomi neutron
yang sebaik-baiknya, yang berarti bahwa neutron yang dibangkitkan dalam teras
reaktor sebanyak-banyaknya menghasilkan pembelahan atom uranium dan kalor
(dalam keadaan terkendali) dengan mengurangi penyerapan neutron oleh bahan
dan material lainnya dalam bejana reaktor.
Komponen reaktor Nuklir
1. Bahan Bakar Nuklir
Pada hakekatnya reaktor nuklir itu adalah suatu wadah yang mengandung bahan
nuklir yang dapat membelah, yang disusun sedemikian sehingga suatu reaksi
berantai dapat berjalan dalam keadaan dan kondisi yang terkendali. Dengan
sendirinya syarat agar suatu bahan dapat dipergunakan sebagai bahan bakar adalah
bahwa bahan tersebut dapat mengadakan fisi atau pembelahan atom. Untuk
maksud ini dikenal hanya tiga macam isotop, yaitu 235U, 239Pu dan 233U. Diantara
isotop ini hanya 235U yang terdapat dalam alam, yaitu dengan kadar 0,7 % dalam
uranium alam, sedangkan selebihnya terdiri dari 235U dan sedikit 234U.
Bahan bakar uranium biasanya dipergunakan dalam bentuk padat, meskipun dalam
berbagai reaktor eksperimentil dalam tahun limapuluhan sering pula dipergunakan
sebagai larutan atau cairan dalam bentuk garam uranium (plutonium). Dalam bentuk
padat bahan bakar uranium umumnya diperguna¬kan sebagai oksida, yaitu UO2,
karena ternyata bahwa dalam bentuk logam murni terdapat keberatan-keberatan
yang secara teknik sukar dapat dipecah¬kan.
2. Moderator Dan Reflektor
Neutron yang dilepaskan oleh fisi mempunyai energi kinetik yang relatif sangat
tinggi (sekitar 2 MeV) dengan kecepatan yang sangat tinggi. Agar neutron dapat
menyebabkan fisi yang berikutnya lagi, energinya harus diku¬rangi sampai
mencapai energi termik (0,025 eV). Untuk memperlambat neu¬tron cepat sampai
mencapai tingkat energi yang lebih rendah, neutron yang berenergi tinggi itu
ditumbukkan pada atom-atom yang terdapat dalam bahan-bahan tertentu, yang
disebut moderator. Syarat untuk memilih dan menentukan bahan moderator (dan
reflektor) adalah:
1) Pada tiap tumbukan terdapat kehilangan energi neutron yang besar.
2) Penampang penyerapan yang rendah.
3) Penampang penghamburan yang tinggi.
Zat yang mengandung hidrogen merupakan moderator yang baik jika dilihat pada
kehilangan energi neutron setelah terjadi tumbukan. Akan tetapi hidrogen
mempunyai penampang penyerapan yang relatif tinggi, yang dilihat dari sudut
ekonomi neutron tidak menguntungkan. Dalam bentuk persenyawaan, misalnya air
normal dan hidrida logam, zat hidrogen itu dapat dipakai sebagai moderator, asalkan
dipergunakan uranium diperkaya sebagai bahan bakar. Bahan-bahan lain yang
dipergunakan sebagai moderator adalah D20, grafit, berillium dan berillium oksida.
Reflektor dipasang disekeliling teras reaktor dengan maksud agar neutron yang
dihamburkan keluar dapat dipantulkan kembali ke teras reaktor. Dengan demikian
kebocoran neutron dapat dikurangi. Sifat reflektor jadinya hampir sama dengan
moderator, kadang-kadang moderator yang mempunyai sifat yang baik dapat
dipergunakan sekaligus sebagai reflektor. Akan tetapi dalam reaktor pembiak cepat
yang tidak memerlukan bahan moderator, dipergunakan suatu bahan sebagai
reflektor, yang fungsinya hanyalah untuk memantulkan neutron cepat kembali ke
teras reaktor.
3. Bahan Pengendali
Untuk menjalankan reaktor nuklir dengan baik diperlukan reaksi pembelahan
berantai yang dapat dikendalikan secara teliti. Syarat utama bagi pe¬ngendalian
reaktor adalah bahwa keadaan kritis dan nyaris super-kritis dapat tercapai dengan
lancar dan teratur. Kemudian kenaikan daya harus dapat ter¬capai dengan
kecepatan yang teratur pula, sedangkan pada tiap tingkat daya hendaknya dapat
tercapai suatu keadaan yang stabil. Syarat lain adalah bahwa tiap keadaan transien
(perobahan cepat yang tidak terkendali dalam reaktor) dapat dikoreksi dengan
penggunaan mekanik pengendalian. Akhirnya dikehendaki pula bahwa reaktor pada
tiap waktu dapat diberhentikan (shutdown) atau dapat dijalankan (startup).
Pengendalian reaktor biasanya dapat dilakukan dengan mengatur banyaknya
penyerapan neutron. Dalam tipe-tipe reaktor yang tertentu pengendalian itu
dilakukan dengan mengatur pembangkitan neutron, misalnya dalam tipe bahan
bakar cairan dengan merobah konsentrasi bahan bakar.
Pengendalian penyerapan neutron dilakukan dengan mengatur posisi batang-batang
pengendali terhadap teras reaktor. Batang pengendai mengandung bahan yang
memiliki penampang penyerapan neutron yang tinggi. Dalam operasi jangka
panjang perlu diperhatikan empat faktor, yaitu:
1) Deplesi bahan bakar (berkurangkan bahan bakar)
2) Tambahan bahan bakar baru
3) Akumulasi racun radioaktif;
4) Burnout batang pengendali.
Syarat-syarat bahan untuk batang pengendali adalah sebagai berikut:
1) Dapat menyerap neutron dengan mudah
2) Mempunyai kekuatan mekanik yang cukup besar
3) Mempunyai massa yang
4) Tahan korosi.
5) Stabil dalam lingkungan radiasi dan suhu tinggi.
6) Dapat memindahkan kalor dengan baik.
Sebagai bahan batang pengendali biasanya dipergunakan paduan logam kadmium
atau borium. Kadmium murni adalah logam berwarna putih kebiru-biruan yang
sangat lunak. Sebagai logam murni kadmium tidak dapat dipergunakan sebagai
bahan pengendali karena titik leburnya relatif rendah (320°C) sedangkan pada suhu
tinggi mudah dioksidasi menjadi serbuk berwarna coklat. Sebagai bahan pengendali
biasanya kadmium dicampur dengan perak dan indium sehingga membentuk
paduan logam dengan sifat mekaniknya cukup kuat.
Borium murni tidak mempunyai sifat seperti logam; titik leburnya sangat tinggi
(2100°C) dan kekerasan kristalnya hanya dilebihi oleh intan. Sebagai bahan
pengendali, borium biasanya dipergunakan sebagai karbida (B4C), sebagai paduan
logam dengan aluminium (boral) dan belakangan ini sebagai boron baja (boron steel)
4. Pendingin
Setiap inti atom U-235 yang mengalami pembelahan melepaskan sejumlah energi
sebesar kira-kira 200 MeV, yang kemudian hampir seluruhnya keluar dalam bentuk
kalor. Suatu zat pendingin diperlukan untuk menghindarkan terjadinya suhu yang
berlebihan dalam bejana reaktor.
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh zat pendingin ialah:
1) Mempunyai penyerapan neutron yang rendah.
2) Mempunyai perpindahan kalor yang baik.
3) Dapat menggunakan daya pompa yang rendah.
4) Mempunyai titik beku yang rendah.
5) Mempunyai titik didih yang tinggi.
6) Stabil dalam lingkungan radiasi dan suhu tinggi.
7) Tidak peka terhadap keradioaktivan yang di-induksi.
8) Tidak korosi.
9) Aman dalam penanganan.
Berbagai bahan yang dapat dipergunakan sebagai pendingin ialah:
1) Bentuk gas: udara, helium, C02, uap.
2). Bentuk cair: air ringan (H2O), air berat (D2O).
3) . Logam cair: Na, NaK
5. Bahan Perisai
Dalam reaktor yang sedang beroperasi akan terdapat berbagai macam radiasi yaitu
partikel alfa dan beta, fragmen (produk) pembelahan, proton, sinar gamma dan
neutron. Proteksi terhadap radiasi yang berbahaya ini dila¬kukan dengan
memasang bahan perisai sebagai pelindung disekitar bejana reaktor.
Partikel alfa merupaka inti helium, terdiri dari dua neutron dan dua proton dan oleh
karena itu mengandung muatan listrik positif yang relatif besar. Partikel alfa diemisi
selama peluruhan radioaktif oleh isotop radioaktif dengan massa berat dan energi
diskrit yang khas untuk isotop tersebut dan besarnya pada umumnya lebih dari 5
MeV. Partikel alfa melepaskan energinya dalam udara dengan membentuk ion. Jarak
tempuh partikel alfa dalam udara hanya 2 sampai 4 cm dan karena itu radiasi alfa
tidak merupakan suatu problem dalam disain perisai. Proton juga menyebabkan
ionisasi dalam udara, meskipun kurang karena muatan listriknya lebih kecil. Jarak
tempuh proton kira-kira 5 sampai 10 kali jarak tempuh partikel alfa, akan tetapi
seperti juga partikel alfa, proton tidak menimbulkan kesulitan dalam desain perisai.
Partikel beta (elektron dan positron} di-emisi dengan energi yang meliputi spektrum
yang luas dengan kecepatan yang lebih besar dari pada partikel al¬fa. Partikel beta
dapat juga menimbulkan radiasi jika melalui medan listrik inti atom berat. Pelepasan
energi ini timbul sebagai sinar X dengan spektrum yang kontinyu dan disebut
“brermstrahlung”, yang mengandung bahaya disamping partikel betanya sendiri.
Positron mempunyai sifat yang sama seperti elektron akan tetapi lain dari itu ia
dapat bereaksi dengan elektron dan dapat menimbulkan dua foton gamma.
Neutron, seperti juga sinar gamma, mempunyai daya tembus yang cukup be¬sar.
Oleh karena neutron tidak mempunyai muatan listrik maka cara satu-sa¬tunya agar
neutron melepaskan energinya adalah dengan tumbukan, hamburan elastis dan
tidak elastis dan penyerapan. Kesulitan yang timbul untuk menahan neutron adalah
karena pada umumnya penyerapan neutron oleh bahan disertai dengan reaksi (n,
gamma). Jadi meskipun neutron dapat ditahan, akan tetapi segera diikuti oleh emisi
gamma. Dengan demikian suatu perisai untuk menahan neutron harus juga sanggup
untuk menahan sinar gamma yang dikeluarkan pada akhir jarak tempuh neutron.
Jika diringkaskan, syarat untuk bahan perisai adalah:
1). Dapat memperlambat neutron
2). Dapat menyerap neutron
3). Dapat menyerap radiasi gamma
Bahan-bahan yang dipergunakan sebagai perisai:
1). Air ringan
2). Beton, dicampuri dengan bahan lainnya, misalnya barit
3). Logam, seperti Fe, Pb, Bi, W, Boral dan lain-lain.
6. Bahan Struktur
Dalam reaktor dengan disain tertentu material untuk bahan bakar moderator
(reflektor), pengendalian, pendinginan dan perisai dipilih sedemikian¬ sehingga
memenuhi syarat-syarat yang khusus berlaku untuk reaktor terse¬but. Biasanya
bahan-bahan yang disebut tidak pasti mempunyai sifat fisika dan mekanika yang
baik pula. Oleh karena itu untuk menambah kekuatan konstruksi reaktor diperlukan
bahan-bahan lain yang biasanya, dilihat dari sudut ekonomi neutron, merugikan,
akan tetapi diperlukan juga, agar komponen komponen tetap utuh dalam disainnya
yang semula.
Untuk bahan struktur dalam bejana reaktor berlaku syarat-syarat berikut:
1). Mempunyai penyerapan neutron yang rendah.
2). Stabil dalam lingkungan radiasi dan suhu tinggi.
3). Mempunyai kekuatan mekanik yang baik.
4). Tahan korosi.
5). Mempunyai sifat perpindahan kalor yang baik.
Sebagai bahan struktur dalam bejana reaktor biasanya dipergunakan besi-baja,
aluminium, zirkonium, nikkel, pada umumnya dalam bentuk paduan logam.
Catatan
1. Bahan bakar
Terdapat dalam teras reaktor diatur sedemikian rupa hingga luas per¬mukaannya
cukup besar untuk memperbesar perpindahan kalor yang dihasilkan oleh bahan
bakar.
2. Pendingin (primer)
Cairan/gas yang mempunyai sifat-sifat perpindahan kalor yang baik, berfungsi untuk
mendinginkan bahan bakar. Kadang-kadang pendingin primer berfungsi pula sebagai
moderator.
3. Moderator
Berfungsi untuk menurunkan energi neutron dari energi tinggi ke ter maik.
Moderator harus mempunyai sifat-sifat kemampuan menghamburkan neutron besar,
tetapi kemampuan penyerapannya kecil. Seperti yang akan diterangkan kemudian
moderator dipilih dari unsur-unsur yang mempunyai A kecil agar penurunan energi
per tumbukan dapat besar.
4. Batang kendali
Terbuat dari bahan yang mempunyai serap neutron yang sangat besar berfungsi
untuk mengendalikan jumlah populasi neutron yang terdapat di dalam reaktor, jadi
juga mengendalikan jumlah reaksi fisi yang terjadi.
5. Perisai (shielding)
Menahan radiasi yang dikeluarkan oleh inti-inti hasil fisi, agar para pekerja dapat
melakukan tugas-tugasnya di sekitar reaktor dengan aman.
6. Pemindah kalor (heat exchanger)
Pendingin primer biasanya merupakan suatu rangkaian tertutup, artinya pendingin
primer dikembalikan lagi oleh pompa ke reaktor setelah kalor yang dibawa dari
reaktor dipindahkan ke pendingin sekunder di dalam alat penukar kalor.
BAB IV
MANFAAT TENAGA NUKLIR
Reaktor nuklir dapat digolongkan menurut tujuannya, yaitu untuk penelitian,
pembangkit daya atau untuk produksi. Penggolongan menurut cara ini bukanlah
eksklusif dalam tujuannya masing-masing, akan tetapi hanya bermaksud untuk
menonjolkan tujuan utamanya.
Reaktor penelitian didesain untuk menghasilkan neutron dan dipergunakan untuk
berbagai eksperimen fisika reaktor, untuk menghasilkan radioisotop, untuk
penelitian dalam berbagai bidang, pengamatan, terutama fisika, kimia dan biologi,
untuk menguji dan mengadakan evaluasi terhadap berbagai, komponen nuklir yang
didisain untuk suatu reaktor daya dan untuk maksud pendidikan dan latihan. Reaktor
uji material adalah reaktor penelitian yang menghasilkan neutron dengan fluks yang
tinggi, yaitu dalam orde 1014 — 1016 n/cm2s.Tujuan utama reaktor daya adalah
untuk pembangkitan listrik. Disamping itu uap kalor yang dihasilkan sering
dipergunakan dalam perindustrian sebagai kalor proses (process heat}, untuk
pemanasan gedung dan untuk menawarkan air laut (desalinasi).
Reaktor produksi dalam tahun lima puluhan dibangun khusus untuk menghasilkan
Pu-239 dari U-238, kemudian reaktor-reaktor produksi yang masih beroperasi itu
dimodifikasi sehingga juga dapat membangkitkan listrik, sedangkan produksi
plutonium kini menjadi tujuan sekunder, oleh karena persediaan bahan ini telah
mulai berlebihan.
Manfaat suatu sistem pembangkit tenaga dapat dinilai dengan mudah apabila sistem
tadi dibandingkan dengan sistem pembangkit tenaga lain sehingga ke¬lebihan dan
kekurangannya dapat diperinci dengan jelas. Dalam hal ini tenaga nuklir harus
dibandingkan dengan tenaga fosil karena tenaga fosil dewasa ini memikul sebagian
besar kebutuhan tenaga di dunia. Karena bentuk sumber bahan bakar fosil yang
masih melimpah cadangannya di bumi adalah batu bara, maka perbandingan akan
dilakukan terhadap sistem pembangkit tenaga batu bara. Dibandingkan dengan
Pusat Listrik Tenaga Batu-bara, Pusat Listrik Tenaga Nuklir mempunyai keuntungan-
keuntungan sebagai berikut:
1. tidak mencemarkan udara
2. menghasilkan bahan-bahan sisa padat lebih sedikit
3. cadangan sumber bahan bakar nuklir melimpah
4. penyediaan bahan bakarnya memerlukan penambangan yang lebih sedikit
5. lebih ekonomis
6. persoalan pangangkutan bahan bakar lebih mudah
7. pemilihan letak lebih luwes.
Sebaliknya, PLTN mempunyai beberapa kekurangan antara lain sebagai ber¬ikut:
1. Menghasilkan bahan sisa radioaktif yang berumur sangat panjang sehingga harus
disimpan dan diamankan untuk jangka waktu yang sangat lama.
2. Dapat melepaskan bahan-bahan radioaktif. Perlu ditambahkan bahwa
pelepasannya adalah sedemikian rendahnya sehingga tidak begitu berarti apabila
dibandingkan dengan latar belakang radiasi yang sudah ada dalam alam. Pelepasan
bahan-bahan radioaktif dari suatu Pusat Listrik Tenaga Batu-bara yang berasal dari
radio-aktivitas alam dalam batu bara dapat melebihi pelepasan radioaktif dari Pusat
Listrik Tenaga Nuk!ir.
3. Dalam PLTN terdapat himpunan bahan-bahan radioaktif dalam jumlah amat besar
yang harus dikungkung, dalam keadaan bagaimanapun juga. Oleh karena itu, segi-
segi keselamatan yang bersangkutan dengan kemungkinan terjadinya kecelakaan
dapat lebih berat dibandingkan dengan PLT-Batu bara.
4. Modal yang diperlukan untuk pembangunan PLTN lebih besar dan waktu
pembangunannya lebih lama dibandingkan dengan PLT-Batubara
Pada umumnya dapatlah dikatakan bahwa keberatan-keberatan yang ditu¬jukan
terhadap PLTN dewasa ini lebih bersifat emosional dari pada riil yaitu sebagai akibat
dari gambaran tenaga nuklir sebagai tenaga penghancur yang maha dahsyat,
dengan diledakkannya dua buah bom atom di Hiroshima dan Nagasaki dalam Perang
Dunia ke-2 yang lalu. Ditinjau dari segi teknik, hampir semua persoalan yang
bersangkutan dengan operasi PLTN telah tersedia pemecahannya dewasa ini. Hal ini
terbukti dari sejarah operasi PLTN, yang jumlahnya dewasa ini sudah hampir 400 di
seluruh dunia, yang telah berjalan dengan aman sampai saat ini tanpa terjadi
kecelakaan yang berarti. Pada dasarnya, persoalan-persoalan yang bersangkutan
dengan pelepasan bahan radioaktif, pembuangan bahan sisa dan persoalan
keselamatan lain hanyalah merupakan persoalan biaya. Dengan mengeluarkan biaya
yang lebih besar, kemungkinan terjadinya kecelakaan dapat ditekan menjadi lebih
rendah. Tetapi sudah jelas bahwa kemungkinan terjadinya kecelakaan tersebut
tidaklah mungkin untuk ditiadakan sama sekali. Hal ini berlaku pula untuk setiap
sistem teknologi lain yang manapun.
BAB V
JENIS-JENIS PLTN
Sebagian besar dari PLTN yang dipakai dewasa ini adalah dari jenis reaktor
berpendingin air ringan (LWR = Light Water Reactor) baik yang berasal dari reaktor
sistem bertekanan (PWR = Pressurized Water Reactor) maupun dari reaktor sistem
mendidih (BWR = Boiling Water Reactor). Kedua jenis sistem LWR ini merupakan
hasil dari program penelitian dan pengembangan di Amerika Serikat yang kemudian
diikuti oleh banyak negara lain seperti Jerman, Perancis, Rusia, Jepang dan lainnya.
Di samping LWR, juga dikembangkan jenis reaktor berpendingin air berat (HWR =
Heavy Water Reactor) terutama di Kanada dan diikuti oleh banyak negara
berkembang. Jenis reaktor lainnya adalah reaktor berpendingin gas dengan
moderator grafitt (GCR = Gas Cooled, graphite moderated Reactor) yang mula-mula
dikembangkan di Inggris dan Perancis tetapi kemudian ternyata tidak diteruskan
pengembangannya. Jenis-jenis yang sampai saat ini masih dalam taraf
pengembangan, yaitu jenis reaktor suhu tinggi (HTGR = High Temperatur Gas-cooled
Reactor) dan jenis reaktor pembiak cepat (FBR = Fast Breeder Reactor). Jenis HTGR
diharapkan dapat lebih memanfaatkan sumber bahan bakar nuklir termasuk torium
dan di samping sebagai pembangkit tenaga listrik yang mempunyai kemampuan
untuk dipakai sebagai sumber kalor proses. Jenis FBR baik yang menggunakan
pendingin natrium cair (LMFBR= Liquid Meta Fast Breeder Reactor) maupun yang
menggunakan pendingin gas (GCFBR = Gas-Cooled, Fast Breede Reactor)
diharapkan akan dapat mendaya-gunakan sepenuhnya sumber-sumber bahan bakar
nuklir yang sudah jelas terbatas cadangannya di dunia.
Sifat-sifat khas PLTN jenis PWR dan BWR adalah sebagai berikut:
1. Keduanya menggunakan bahan bakar yang sedikit diperkaya (kurang dari 3%
U235)
2. Keduanya memberikan perbandingan konversi yang rendah
3. Segi-segi ekonomi dan keselamatan, effisiensi termik dan kemampuan
mendayagunakan sumber bahan bakar uranium kurang lebih sebanding.
PLTN jenis HTGR dikembangkan terutama di Jerman, Inggris dan Amerika Serikat.
Diagram alir HTGR dilukiskan dalam Gambar 4. Pemakaian jenis PLTN ini diharapkan
dapat menghemat persediaan sumber uranium sampai pada saat program reaktor
cepat pembiak dapat dilaksanakan. PLTN jenis reaktor pembiak cepat masih
dikembangkan dengan giat di beberapa negara besar. Dorongan untuk
mengembangkan reaktor jenis ini terutama ialah:
1. Untuk memanfaatkan bahan bakar plutonium yang dihasilkan dalam program
PLTN jenis LWR.
2. Untuk menghemat sumber-sumber uranium
3. Untuk membangkitkan tenaga listrik dengan biaya murah
4. Untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi pengaruh terhadap lingkungan.
Karena kemampuan pembiakannya, introduksi PLTN jenis ini dalam program
ketenagaan nuklir di seluruh dunia diharapkan dapat mengatasi persoalan
kebutuhan/keterbatasan sumber-sumber bahan nuklir, persoalan mana mau tidak
mau harus dihadapi apabila program pembangkitan tenaga listrik nuklir di
laksanakan hanya dengan PLTN jenis LWR saja.
A. Reaktor Air Didih (BWR)
pada saat ini, diantara PLTN jenis “boiling water reactor” yang paling banyak
jumlahnya, baik yang sudah beroperasi, sedang dalam taraf pembangunan.
Disainnya telah mengalami berbagai perubahan pokok dari disain pertama pada
tahun 1955, sampai desain terkini yang disebut ABWR. Kalor yang dihasilkan oleh
reaksi pembelahan inti didalam teras reaktor (core) digunakan untuk mendidihkan
air. Uap yang terjadi, setelah dipisahkan dari butir-butir air oleh separator dan
pengering (separators & ryers) keluar dari bejana reaktor (reactor vessel) menuju
turbin turbine). Turbin ini terdiri dari dua tingkat yaitu bagian tekanan tinggi (high
pressure = HP) dan dua paralel bagian tekanan rendah (low pressure= LP), dimana
uap sebelum masuk ke bagian tekanan dipisahkan dari butir-butir air serta dikalor
kan kembali dalam separator dan pemanas ulang (moisture separator & reheater).
Turbin ini memutar generator listrik (generator) sehingga listrik tiga fase dapat
dihasilkan. Sebagian besar uap dari turbin mengalir ke kondenser (condenser)
dimana uap ini akan berkondensasi menjadi air lagi. Ini dimungkinkan karena
kondenser selalu didinginkan oleh air dari luar, yaitu dengan air laut. dengan air
sungai ataupun dengan air dari menara/kolam pendingin. Selanjutnya air kondensat
dialirkan ke penyaring demineral (de¬mineralizer) oleh pompa kondensat
(condensate pump). Dari sini, air yang telah bersih dari mineral pengotor
dimasukkan kedalam pemanas (heaters) dimana air secara bertahap dipanaskan.
Semua pemanas dan pemanas ulang mendapat kalor dari uap yang di. ambil dari
turbin tekanan tinggi. Kemudian pompa umpan (feed pump) memompa air hingga
bertekanan tinggi, mengalirkan lewat pemanas tekanan tinggi. (HP heaters) dan
memberikannya kembali ke bejana reaktor. Untuk mengintensifkan pendidihan dan
juga pengaturan daya maka aliran didalam teras dibantu dengan sitem resirkulasi,
yang dilaksanakan aengan mengambil air (sepertiga dari debit air umpan) dari
bejana dengan pompa resirkulasi (racirculation pump) dan menyemprotkan kembali
kedalam bejana dengan nozel. Kecepatan tinggi aliran dari nozel ini mengikutkan air
pada tepi bejana, sehingga aliran pendingin lewat teras mencapai debit yang
diperlukan. Reaktor jenis BWR menggunakan bahan bakar uranium dalam bentuk
kimia U02 (uranium dioxida). Perkayaan isotop U-235 pada uranium bisa bermacam-
macam, berkisar antara 1,6% berat s/d 2,8 % berat. Uranium dioxida digunakan
dalam bentuk pil (pellet) yang dipres dari serbuk U02 dan disinter supaya
memperoleh massa jenis tertinggi. Pil-pil ini disusun di dalam tabung yang terbuat
dari bahan zircaloy-2, dengan tutup rapat di kedua ujungnya, yang akan merupakan
batang bahan bakar. Dalam batang bahan bakar ini udara didalamnya diganti
dengan gas helium yang bertekanan sekitar satu atmosfir. Disamping itu pada
tabung bahan bakar, di atas pil U02 yang paling atas tersedia ruangan dan per yang
selalu menekan pil-pil berimpitan satu sama lain. Ruangan di ujung atas ini
disediakan untuk gas-gas hasil fisi yang nantinya terbebaskan. Diameter luar tabung
12,5 mm, tebal tabung 0,86 mm panjang susunan pil 3759 mm. Sedang ruang gas
setinggi 305 mm. Bahan penyerap neutron untuk batang kendali adalah borium
dalam bentuk karbida boron B4C. Karbida ini dipres didalam tabung baja tahan karat
berdiameter 4,8 mm, dilas rapat pada kedua ujungnya. Dalam bekerjanya, batang
kendali disisipkan dari bawah teras ke atas. Batang kendali ini dihubungkan
kebawah oleh batang penerus sampai kebawah alas bejana reaktor, dimana terdapat
piston hidrolik sebagai penggerak. Batang kendali dapat digerakkan kontinyu
dengan kecepatan tertentu ke posisi-posisi tetap tertentu pula
B. Reaktor Air Tekan (PWR)
Reaktor jenis Reaktor Air Tekan atau PWR (pressurized water reactor) ialah jenis
yang paling banyak dibandingkan dengan jenis-jenis lainnya, baik bagi PLTN yang
telah beroperasi, yang sedang dibangun maupun yang sedang dalam pemesanan.
PLTN-PWR bekerja berdasarkan prinsip dua daur, dimana pendingin pada masing-
masing daur terpisah satu sama lain. Pendingin yang mendinginkan reaktor pada
daur primer terpisah dari uap yang dihasilkan. Daun primer berisi air pendingin yang
bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi, mengambil kalor yang dihasilkan oleh reaksi
fisi didalam teras reaktor. Dari bejana reaktor ari menuju suatu alat penukar kalor ,
yang disebut generator uap, dimana air ini melalui pipa-pipa berbentuk U. Dengan
aliran ini kalor dipindahkan ke darurat sekunder, dimana air umpan dididihkan dan
uap dihasilkan dari dalam generator uap ini. Air dari daur primer dipompa kembali
kedalam bejana reaktor oleh pompa primer. Alat pembuat tekanan, pressurizer,
mempertahankan tekanan daur primer tetap sekitar 158 atmosfer.Uap yang
dihasilkan oleh generator uap dialirkan ke turbin, memutarnya dan memutar
generator. Hasil putaran generator ini menghasilkan listrik yang merupakan produk
akhir PLTN. Uap itu selanjutnya berkondensasi didalam kondenser, sedang air
kondensat tersebut diumpankan kembali ke generator uap. Uranium dengan
perkayaan sekitar tiga persen digunakan sebagai bahan bakar dalam bentuk
persenyawaan uranium dioksida. Serbuk U02 ini dikompakkan menjadi bentuk pil
dengan melalui proses”cold pressing” dan “sintering” untuk memperoleh massa
jenis yang mendekati harga teori. Pil-pil ini disusun secara aksial didalam tabung dari
logam zircaloy-4 yang dilas rapat pada kedua tutup ujungnya, membentuk sebuah
batang bahan bakar. Aloi zirkonium ini digunakan untuk kelongsong bahan bakar,
karena serapan terhadap neutron kecil tetapi mempunyai sifat penghantaran kalor
yang baik. Batang bahan bakar ini diberi tekanan gas helium untuk mengurangi
besarnya tegangan/regangan yang akan dialami pada operasinya didalam reaktor.
Perangkat kendali berbentuk yang berfungsi sebagai penyerap neutron adalah
kadmium (Cd). Disaat bekerja perangkat digerakkan oleh batang penggerak yang
disambung keatas, sedang penggeraknya dipasang diatas tutup bejana reaktor.
Dibandingkan dengan perangkat bahan bakar BWR, maka pada PWR pe¬rangkat
bahan bakar tidak berselubung. Batang kendali bukannya berpenampang palang
yang tersisip dari bawah diantara perangkat, tetapi dari atas sedang batang-batang
kendalinya menusuk kedalam perangkat bahan bakar sepanjang tabung-tabung
pengarah. Oleh karena itu perangkat ini disebut perangkat bahan bakar-kontrol (rod
cluster control assembly) perangkat kendali digerakkan oleh penggerak magnetik,
sedang pada BWR digerakkan dengan cara hidrolik.Reaktor didinginkan oleh air
bertekanan tinggi yang bersirkulasi membentuk sistem tertutup, disebut sistem
primer. Tekanan tinggi ini diperlukan agar dalam pemindahan kalor dari teras
reaktor air tersebut tidak mendidih. Alat pembuat tekanan dan menjaga agar tetap
tinggi disebut pressurizer. Alat ini bekerja berdasarkan sifat bahwa air yang dijaga
dalam keseimbangan dengan uap air pada suatu suhu tertentu akan bertekanan
tertentu pula. Jadi didalam pressurizer terdapat air dan uap yang diusahakan dalam
keseimbangan, yaitu tinggi permuka air tertentu. Selanjutnya suhu diusahakan
tertentu pula, pemanasan air akan bekerja bila air kurang panas, serta dengan
semportan air dingin pada uapnya bila terlalu panas. Dalam bekerjanya 60%
ruangan terisi air, 40% terisi uap. Berbeda dengan BWR, PWR membutuhkan
pembangkit uap. Pembangkit uap sebenarnya adalah suatu alat penukar kalor (heat
exchanger), dimana pendingin yang kedua mendidih jika menerima kalor, sehingga
keluar sebagai uap. Pembangkit uap berbentuk silinder vertikal, dimana pendingin
primer yang bertekanan tinggi mengalir lewat pipa-pipa U. Pendingin primer masuk
dari ruang masuk ujung bawah, kemudian terbagi dalam aliran lewat pipa-pipa U dan
keluar melalui ruang keluar di ujung bawah. Ruang keluar dan masuk ini dipisahkan
olen suatu dinding. Air sekunder masuk pada bagian bawah, pada bagian mana pipa-
pipa pindah kalor bersuhu terendah. Bagian ini disebut bagian preheater, dimana air
sekunder dikalor kan sampai hampir suhu didihnya. Selanjutnya air mengalir ke
bagian lain, di mana air mendidih. Uap air bercampur butiran air yang terbebas
keluar permukaan air masuk ke moisture separator, dimana karena aliran yang
memutar di dalamnya menyebabkan butiran air terlemparkan kepinggiran dan turun
lagi ke permukaan air. Selanjutnya uap dikeringkan lagi pada waktu melewati steam
dryer, dimana aliran yang zig-zag menggugurkan butiran air yang masih terikut,
untuk seterusnva keluar lewat steam nozzle di ujung atas Bangunan unit PLTN terdiri
dari 4 gedung pokok yaitu gedung sungkup reaktor (containmen-building) (1).
Gedung turbo-generator (2), gedung penanganan bahan bakar (3) dan gedung
peralatan pembantu (4). Gedung sungkup ini melingkupi seluruh daur primer bejana
reaktor uap, generator uap, dan pompa-pompa primer, gedung ini diperhitungkan
untuk menahan radiasi dan akibat-akibat suatu kejadian musibah kehilangan
pendingin (loss of coolant accident). Gedung turbo-generator gedung biasanya
merupakan yang terbesar diantara gedung- gedung yang ada. Turbo generator,
pemisah lengas (moisture separator) dan preheater terletak di lantai atas gedung
tersebut. Untuk menghindari vibrasi tersebut ke seluruh bangunan, maka turbo-
generator biasanya terpasang pada penyangga tersendiri terpisah dari fondasi
gedung.Gedung penanganan bahan bakar berfungsi sebagai tempat penyimpanan
bahan bakar baik yang baru maupun yang telah terpakai. Bahan bakar terpakai di
simpan dibawah permukaan air untuk menahan radiasi yang dipancarkan dan
mendinginkan kalor peluruhan. Disini juga terdapat peralatan untuk memasukkan
bahan bakar bekas kedalam kotak pengiriman (shippng cask). Gedung ini
dihubungkan ke gedung sungkup oleh suatu kolong tranfer dengan sistem transfer
secara mekanik.Gedung peralatan pembantu berisikan sistem-sistem pembantu dan
pengaman. Pipa-pipa dan kabel-kabel memasuki gedung sungkup reaktor lewat
gedung ini melalui suatu penetrasi yang kedap air. suatu penetraReaktor PWR dan
BWR juga dilengkapi dengan sistem pendingin teras darurat. Sistem ini yang
biasanya disebut ECCS (Emergency Core Cooling System) atau SIS (Safety Injection
System) dimaksudkan untuk menyediakan air pendingin teras reaktor pada keadaan
musibah kebocoran besar (LOCA, loss of cooling accident). Kalor yang dihasilkan
oleh peluruhan hasil fisi didalam teras harus dipindahkan oleh sistem ini, agar
batang bahan bakar tidak terlalu tinggi suhunya sehingga terjaga keutuhannya.
C. PHWR—CANDU
Jenis reaktor ini sudah mirip dengan PWR, dalam pengertian bahwa memiliki
pemisahan antara daur air pendingin primer yang mendinginkan teras reaktor dan
daur sekunder yang berhubungan dengan turbo-generator dan kondenser. Pada
PHWR—CANDU (Pressurized Heavy-Water Reactor – Canadian Deuterium Uranium)
air berat (D2O) digunakan dalam daur primer sebagai ganti air ringan (H2O). Hal ini
memungkinkan digunakannya uranium-alam sebagai ganti uranium-kaya pada PWR.
Keistimewaan selanjutnya adalah adanya pemisahan D2O menurut fungsinya.
Pertama sebagai pendingin D2O mengalir melalui teras reaktor dalam pipa-tekan
yang berisi tekanan bahan bakar. Kedua, D2O mengisi diantara pipa tekan didalam
suatu tanki (calandria) yang berfungsi sebagai moderator. Khususnya mengenai
PHWR-CANDU, teras reaktor memiliki susunan pipa tekan yang mendatar, tanpa
dump tank dibawah calandri.Air berat yang digerakkan pompa primer mengalir
me¬nuju reaktor. Pada pipa pembagi aliran terbagi mengikuti pipa-pipa tekan
masuk ke teras reaktor. Pada bagian ini pipa-pipa tekan berisi sederet¬an bundel
batang bahan bakar dari mana kalor dihasilkan. Keluar dari teras reaktor kemudian
aliran disatukan lagi dan masuk generator uap (steam generator). Disini D2O
mengalihkan kalornya ke pendingin air dan mengubah¬nya menjadi uap, sedang
D2O yang lebih dingin keluar dari boiler untuk dipompa dan mengambil kalor dari
teras reaktor lagi. Tidak semua kalor yang dihasilkan dari bahan bakar bisa
dipindahkan oleh D2O pendingin dan dipindahkan di boiler. Disamping kalor yang
bocor keluar lewat perisai sebagai kalor tidak termanfaatkan karena terbuang ke
D2O moderator, dalam calandria. Jumlah yang dipindahkan lewat sistem moderator
sekitar 6% dari kalor yang terpindahkan ke boiler. Uranium dioxida tersinter
bebentuk pil-pil panjang 16 mn disusun dalam pipa zircalloy-4, membentuk elemen
bahan bakar, Diameter luar elemen 13,08 mm dan tebal zircalloy adalah 0,38 mm.
Setiap 37 elemen bahan bakar disusun menjadi satu bundel yang akan merupakan
satu bundel panjang 495 mm, dengan ukuran luar berdiameter 102,4 mm. Setiap
duabelas bundel tersusun horizontal dalam pipa tekan zircalloy yang berukuran
diameter103,4 mm. Tabel pipa tekan 4,16 mm. Bagian ujung pipa tekan diberi end-
fitting, yang terbuat dari baja takkarat 403, untuk aliran masuk atau keluar dan juga
untuk penyambungannya dengan mesin pengganti bahan bakar. Pipa-pipa tekan ini
terletak dalam pipa calandria yang sedikit lebih besar. Sedang pipa calandria dalam
susunan kisi persegi merupakan bagian dari calandria. Kalau pipa calandria terbuat
dari zircalloy-2, maka dinding silinder dan lembarannya terbuat dari baja takkarat
304L Dengan cara ini 380 pipa tekan yang berisi bahan bakar dan air berat
pendingin ditambah dengan ca¬landria yang berisi air berat moderator. Calandria ini
berbentuk silinder mendatar dengan diameter dalam 7,6 m dan panjang 5,94 m.
PENUTUP
Keselamatan Reaktor Nuklir
Aspek keselamatan yang digunakan pada reaktor nuklir adalah mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan memperkecil dampak yang dapat
diakibatkan oleh kejadian kecelakaan, yang lebih dikenal dengan nama sistem
pertahanan berlapis (defence in depth). Ada 5 pertahanan yang utama, yaitu:
1. Komponen-komponen reaktor
2. Sistem proteksi reaktor
3. Konsep hambatan ganda
4. Pemeriksaan dan pengujian
5. Operator
Komponen Reaktor
Komponen-komponen reaktor harus memenuhi standar kualitas yang tinggi dan
dapat diandalkan, sehingga kemungkinan kegagalan komponen tersebut sangat
kecil. Komponen-komponen tersebut antara lain pompa-pompa, katup-katup,
pemipaan, tangki, instrumentasi, dan kontrol.
Sistem Proteksi Reaktor
Desain keselamatan reaktor adalah memanfaatkan sifat-sifat alam yang menjamin
adanya keselamatan inheren sehingga reaktor nuklir mempunyai sistem yang aman
dan selamat terhadap kekeliruan yang dilakukan oleh operator. Disamping itu
reaktor nuklir dilengkapi dengan peralatan keselamatan yang dirancang
menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Pemisahan: komponen-komponen sistem keselamatan yang berbeda dipisahkan
secara fisis satu dengan yang lainnya. Hal ini dimaksudkan bahwa kegagalan
mekanis pada satu lokasi tidak mempengaruhi unjuk kerja komponen yang berada di
tempat lain.
2. Diversiti: maksudnya adalah selalu terdapat lebih dari satu cara untuk melakukan
suatu pekerjaan. Contohnya dengan sistem yang berbeda-beda akan dapat
memadamkan reaktor.
3. Redundansi: selalu terdapat lebih dari satu komponen yang diperlukan. Contohnya
terdapat 2 pompa yang dipasang paralel, namun yang dipergunakan hanya satu.
4. Saling tak gayut: sistem keselamatan saling tak gayut dengan yang lain.
Contohnya terdapat beberapa jalur pemasok daya.
5. Kegagalan yang aman (fail safe): dimaksudkan bahwa bila terjadi kegagalan pada
suatu komponen/sistem, maka secara otomatis akan merangsang untuk bergerak
pada kondisi yang aman. Contohnya daya listrik dibutuhkan untuk mematikan
reaktor, tetapi bila suatu saat kehilangan daya listrik, reakto akan tetap mati dengan
jatuhnya elemen kendali secara gravitasi.
Konsep Hambatan Ganda
Konsep hambatan ganda mengusahakan tetap terkungkungnya zat-zat radioaktif
dalam sistem reaktor daya (PLTN) dan tidak menyebar ke lingkungan yang
mengakibatkan bahaya radiasi bagi penduduk yang tinggal di daerah sekitarnya.
Hambatan ganda tersebut terdiri dari:
1. Elemen bakar: unsusr-unsur hasil belahan nuklir harus selalu tetap berada
bersama elemen bakar
2. Kelongsong elemen bakar: apabila unsur hasil belahan nuklir dapat lepas dari
elemen bakar, maka diusahakan agar unsur hasil belahan tersebut masih di dalam
kelongsong elemen bakar
3. Sistem pendingin primer: terdiri dari sistem pipa, katup-katup, pompa dan juga
pembangkit uap berfungsi pula sebagai penghambat hasil belahan, seandainya
kolongsong tidak dapat menghambat bocornya hasil-hasil belahan.
4. Bangunan reaktor (sistem pengungkung): merupakan penghambat terluar
sebelum zat radioaktif lepas ke lingkungan. Bangunan reaktor juga didesain untuk
menahan gangguan-gangguan dari luar, seperti gempa bumi, tornado, banjir,
kejatuhan pesawat terbang, dan sebagainya (gambar 6)
5. Daerah eksklusif: Apabila zat radioaktif dapat lepas dari sistem pengungkung,
maka kemungkinan sampainya zat radioaktif tersebut kepada masyarakat diperkecil
dengan adanya jarak antara reaktor dengan tempat tinggal penduduk, yang disebut
daerah eksklusif.
Pemeriksaan dan pengujian
Setiap PLTN secara rutin dilakukan pemeriksaan dan pengujian terhadap sistem
keselamatan dan komponen-komponen reaktor untuk menjamin kelangsungan
operasi dan juga perbaikan jika terdapat kerusakan. Seluruh persyaratan konstruksi,
peralatan sistem keselamatan dan prosedur pengoperasian untuk reaktor riset dan
PLTN selalu diawasi dengan ketat oleh isntansi/badan pengawas yang berwenang.
Badan tersebut berhak mencabut izin operasi sewaktu-waktu jika kondisi
persyaratan tidak dipenuhi.
Operator
Pendidikan dan pelatihan operator reaktor nuklir merupakan aspek penting dari
falsafah keselamatan nuklir pertahanan berlapis. Operator sebagai pengendali PLTN
maupun reaktor riset diseleksi secara ketat. Mereka harus melalui serangkaian ujian
sebelum mendapatkan izin untuk mengoperasikan reaktor nuklir. Izin dikeluarkan
oleh badan yang berwenang mengawasi penggunaan tenaga nuklir. Pengetahuan
dan kemampuan operator harus selalu dipertahankan setiap saat dengan cara
pendidikan/pelatihan dan penyegaran secara berkala.
RANGKUMAN
Jenis Reaktor Nuklir
Reaktor Nuklir dapat dikelompokkan menjadi dua bagian :
1. Reaktor Penelitian (Research Reactor)
2. Reaktor Daya (Power Reactor)
Reaktor Penelitian di Indonesia.
Reaktor TRIGA Mark II Bandung merupakan reaktor penelitian, sesuai dengan
namanya TRIGA (Training Reseach Isotopes production by General Atomic). Pada
awalnya yaitu tahun 1965 reaktor mempunyai daya maksimum 250 kW, kemudian
tahun 1971 dayanya ditingkatkan menjadi 1000 kW. Dalam tahun 2000 dayanya
ditingkatkan lagi menjadi 2000 kW. Selain di Bandung, terdapat reaktor TRIGA Mark
II Yogyakarta, dengan daya maksimum 250 kW, dan reaktor RSG (Reaktor Serba
Guna) di Serpong dengan daya maksimum 30 MW. Sejak tahun 2000, nama reaktor
TRIGA Mark II Bandung diubah menjadi Reaktor TRIGA 2000 Bandung.
Reaktor TRIGA Mark II Bandung:
a) Merupakan reaktor tipe kolam.
Teras reaktor terendam di dalam kolam atau tangki reaktor
b) Berpendingin air ringan (aquades)
c) Berfungsi sebagai pelatihan, riset, dan produsi radio-isotop
Reaktor Daya
Ditinjau dari jenis pendinngin yang dipergunakan, maka reaktor daya dapat
dikelompokkan menjadi
a) Reaktor daya berpendingin air (H2 O) - PWR, BWR
b) Reaktor daya berpendingin air berat (D2O) CANDU – PHW
c) Reaktor daya berpendingan gas (gas Helium, gas CO2) – HTGR, AGR
d) Reaktor daya berpendingin logam cair (Sodium atau Natrium) LMFBR
Nama-nama reaktor daya:
PWR dan BWR disebut dengan: LWR (Light Water Reactor)
LWR : Reaktor air ringan
PHWR : Reaktor air berat (Pressurized Heavy Water Reactor)
PWR : Reaktor air bertekanan (Pressurized Water Reactor)
BWR : Reaktor air didih (Boiling Water Reactor)
CANDU PHWR : Canadian Deuterium Pressurized Heavy Water Reactor
HTGR : Reaktor temperatur tinggi berpendingan gas (High Temperature Gas-cooled
Reactor)
AGR : Reaktor berpendingin gas (Advanced Gas cooled Reactor)