makalah amfibi

Embed Size (px)

Citation preview

PRAKTIKUM ICLASSIS AMPHIBIAI. JudulClassis AmphibiaII. Tujuan1. Mengenali dan mencandra ciri-ciri khas Amphibia.2. Membedah dan menunjukkan berbagai sistem organ yang dimiliki oleh Bufo sp.3. Menambah wawasan dan keterampilan kerja di laboratorium terutama dalam hal pembedahan hewan-hewan percobaan.III. Landasan TeoriAmphibia berasal dari bahasa Yunani yaituAmphiyang berarti dua danBiosyang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air. Pada umumnya, amphibia mempunyai siklus hidup awal di perairan dan siklus hidup kedua adalah di daratan.Pada fase berudu amphibi hidup di perairan dan bernafas dengan insang. Pada fase ini berudu bergerak menggunakan ekor. Pada fase dewasa hidup di darat dan bernafas dengan paru-paru. Pada fase dewasa ini amphibi bergerak dengan kaki. Perubahan cara bernafas yang seiring dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan menyebabkan hilangnya insang dan rangka insang lama kelamaan menghilang. Pada anura, tidak ditemukan leher sebagai mekanisme adaptasi terhadap hidup di dalam liang dan bergerak dengan cara melompat.Amphibia memiliki kelopak mata dan kelenjar air mata yang berkembang baik. Pada mata terdapatmembrana nictitansyang berfungsi untuk melindungi mata dari debu, kekeringan dan kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada mata. Sistem syaraf mengalami modifikasi seiring dengan perubahan fase hidup. Otak depan menjadi lebih besar danhemisphaerium cerebriterbagi sempurna. Pada cerebellum konvulasi hampir tidak berkembang. Pada fase dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan bahan pelembab atau perekat.Walaupun demikian, tidak semua amphibi melalui siklus hidup dari kehidupan perairan ke daratan. Pada beberapa amphibi, misalnya anggota Plethodontidae, tetap tinggal dalam perairan dan tidak menjadi dewasa. Selama hidup tetap dalam fase berudu, bernafas dengan insang dan berkembang biak secara neotoni. Ada beberapa jenis amphibi lain yang sebagian hidupnya berada di daratan, tetapi pada waktu tertentu kembali ke air untuk berkembang biak. Tapi ada juga beberapa jenis yang hanya hidup di darat selama hidupnya. Pada kelompok ini tidak terdapat stadium larva dalam air.Katak merupakan salah satu spesies dari amphibi yang hidupnya sebagian besar dihabiskan di darat. Katak hidup di air hanya pada fase telur sampai berudu dan ketika berkembangbiak. Katak memiliki berbagai spesies dan hidup di berbagai tempat seperti di pohon, tanah basah, celah-celah bebatuan. Dalam kehidupan sehari-hari jenis amphibi yang paling sering dilihat yaitu Bufo sp. dan Rana sp. Adapun perbedaan dari kedua spesies tersebut yaitu: Katak (Rana sp.)1. Tubuh langsing2. Kulit basah (lembab), tipis, dan halus3. Kaki panjang, sehingga dapat membuat lompatan yang jauh4. Biasanya hidup di daerah basah atau berair5. Contoh katak: Rana esculenta, Rana tigrina.Katak ini banyak sekali hidup di sawah-sawah daerah bersuhu tropis, hutan dan daerah-daerah gambut. Katak ini mempunyai banyak sekali jenis-jenisnya yang memang terkadang warna dan bentuknya lucu, banget sehingga banyak yang dijadikan sebagai koleksi.

Kodok (Bufo sp.)1. Tubuh lebar (besar)2. Kulit kering, tebal, dan kasar3. Kaki relatif pendek yang menjadikan lompatannya hanya berjarak pendek4. Biasanya hidup di daerah yang lebih kering.5. Contoh kodok: Bufo americanus, Bufo sp. Kingdom:AnimaliaPhylum:ChordataClass:AmphibiaOrdo:AnuraFamily:BufonidaeGenus:BufoSubgenus:RhinellaSpecies:Bufo sp.Kodok ini sering sekali ditemui pada daerah rawa-rawa, sawah-sawah, bahkan juga ada di lingkungan sekitar kita, karena jenis kodok dapat hidup tanpa air sekalipun. Hingga ada jenis kodok yang beracun dan racunnya bisa berbahaya dan fatal bagi orang yang terkena.

IV. Alat dan Bahan Bufo sp. Ether Kapas Beker glass Lup Alat sesi Papan sesi Kabel yang telah disambungkan ke bateraiV. Prosedur Kerja1. Siapkan satu ekor kodok (Bufo sp. ), taruhlah kapas yang telah berisi ether pada hidung kodok agar kodok tersebut pingsan sehingga lebih mudah untuk diamati.2. Taruh kodok yang telah pingsan di atas papan sesi dan setiap badan dan kakinya direntangkan dan ditancapkan jarum pentul agar lebih mudah untuk mengamati morfologi kodok (Bufo sp.).3. Setelah mengamati morfologinya, robek kulit tepat dibagian torak kodok (Bufo sp.) kemudian tekan rongga torak sehingga jantung muncul ke permukaan untuk mengamati detak jantung kodok (Bufo sp.). Catat denyut jantung kodok per menit dan bandingkan dengan denyut jantung manusia.4. Setelah mendapatkan denyut jantung per menit, selanjutnya bedah kodok dari arah posterior ke anterior atau sebaliknya untuk mengamati anatomi kodok (Bufo sp.), bila ada organ yang tidak kelihatan jelas dapat digunakan lup.5. Setelah itu buang organ seluruh organ dalam perut dan jantung kodok kecuali saraf , lakukan rangsangan saraf dengan listrik dengan menyentuhkan satu ujung kabel ke saraf dan satunya lagi ke otot bagian paha (otot gastronius), untuk mengamati sistem saraf pada kodok (Bufo sp.).

VI. Hasil Pengamatan1. Morfologi kodokGambar 1. Morfologi kodok

TelingaKaki belakangKulitKaki depanMulutHidungMata

Gambar 2. Kloaka kodok

KloakaMorfologi kodok (Bufo sp.) terdiri dari: Mulut Mata Telinga Hidung Kulit Kloaka Kaki depan dan kaki belakang2. Detak JantungDari hasil pengamatan didapatkan hasil rata-rata detak jantung kodok 80 detak per menit dan detak jantung mansia 90 detak per menit. Gambar 3. Jantung kodok

JantungGambar 4. Jantung amphibi memiliki 3 ruang

3. AnatomiGambar 5. Anatomi kodok (Bufo sp.)

HatiParu-paruJantung

Kantong kencingSaluran kloaka

Usus besar

LambungPankreas

Gambar 6. Anatomi kodok (Bufo sp.) yang lengkap

Anatomi kodok terdiri dari : Otak Pharing Jantung Pankreas Kantong empedu Hati Lambung Usus kecil atau usus halus Usus besar Ginjal Kantong kencing Anus dan kloaka pada satu saluran

4. Sistem SarafGambar 7. Saraf kodok (Bufo sp.)

SarafSaraf akan mengirimkan impuls-impuls pada setiap bagian tubuh yang terhubung sehingga menimbulkan respon apabila diberi rangsangan. Pada pengamatan ini di ujicobakan saraf yang berhubungan dengan otot gastrocnemius , dengan diberikan rangsangan berupa listrik dengan tegangan kecil maka respon yang diterima otot ditunjukkan dengan kaki belakang yang kejang-kejang.VII. PembahasanA. Morfologi kodok MulutTerdapat pada ujung anterior, lebar dan berfungsi untuk menangkap mangsa dengan bantuan lidah yang berlendir. Mata Mata menonjol dan dilindungi oleh dua kelopak mata yang tidak dapat bergerak, bagian atas disebut valvebra superior, bagian bawah disebut valvebra inferior serta kelopak mata ketiga berupa selaput bening yang dapat digerakkan dari bawah keatas disebut membrane nictitans yang berfungsi untuk melindungi mata dari gesekan air. TelingaMerupakan gendang pendengaran yang berfungsi untuk menerima getaran suara, terletak caudal dari mata dan pada bagian permukaan. Pada telinga tidak terdapat daun telinga (pinna auricularis). HidungMerupakan sepasan lubang kecil yang terdapat diatas mulut dan lubang ini berhubungan dengan rongga mulut melelui hidung dalam (nares interna nares posterior = choanae). KulitKulit kodok dan katak selalu basah karena adanya sekresi kulit yang banyak sekali. Kulit juga mudah dilepas dari tubuhnya karena diantara kulit dan otot terdapat delapan macam kantung-kantung limpa atau saccus limphaticus yaitu saccus limphatycus dorsalis, submandibularis, pectoralis, abdominalis,lateralis, rachialis, dan crucalis. Bagian punggung disebut bagian dorsalis, bagian perut disebut ventralis. Kloakalubang posterior yang berfungsi sebagai satu-satunya lubang untuk saluran pencernaan, urin, dan (umumnya) genital pada spesies hewan tertentu seperti amphibi. Kaki depan dan kaki belakangKodok jantan tubuhnya lebih kecil, pada kaki depan terdapat bantalan kawin (nuptial flight) yang berfungsi untuk menekan tubuh betina serta memberi tanda apabila jantan akan mengeluarkan spermatozoa. Seekor katak didarat bertopang pada sepasan kaki depan, sedangkan kaki belakan terlipat pada sisi tubuhnya. Kalau melompat, kaki belakang akan diluruskan dengan bantuan tendon achiles. bila di air, kaki ini digunakan untuk mengayuh kuat dengan bantuan selaput renangnya, sehingga tubuhnya dapat maju kedepan.B. Anatomi kodok (Bufo sp.)Anatomi kodok terdiri dari otak, pharing, jantung, pankreas, kantong empedu, hati, lambung, usus halus, usus besar, ginjal, kantong kencing dan kloaka. Semua organ tersebut memiliki peranan dalam menjalankan berbagai sistem yang ada dalam tubuh kodok. Berbagai sistem pada tubuh kodok: Sistem pencernaanGambar 8. Sistem pencernaan kodok (Bufo sp.)

Secara berurutan sistem pencernaan kodok terdiri dari: Rongga mulut: terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa, Esofagus: berupa saluran pendek, Ventrikulus (lambung): berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang keluar menuju usus, Intestinum (usus): dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus meliputi: duodenum. jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya. Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloata, dan Kloaka: merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urine.Kelenjar pencernaan pada amphibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan. pankreas berwarna Kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum). pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris dan diakhiri oleh anus. Pada beberapa bagian dari tractus digestoria mempunyai struktur dan ukuruan yang berbeda. Mangsa yang berupa hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan akan dibasahi oleh air liur. Katak tidak begitu banyak mempunyai kelenjar ludah. Dari cavum oris makanan akan melalui pharynx, oesophagues yang menghasilkan sekresi alkalis (basis) dan mendorong makanan masuk dalam fentriculus yang berfungsi sebagai gudang percernaan.Bagain muka frentriculus yang besar disebut cardiarc, sedang bagian posterior mengecil dan berakhir dengan pyloris. Kontraksi dinding otot ventriculus meremas makanan jadi hancur dan dicampur dengan sekresi ventriculus yang mengandung enzim atau verment, yang merupakan katalisator. Tiap tiap enzim merubah sekelompok zat makanan manjadi ikatan ikatan yang lebih sederhana. Enzim yanbg dihasilkan oleh ventriculus dan intestinum terdiri atas : pepsin, tripsin, erepsin untuk protein, lipase untuk lemak. Disamping itu ventriculus menghasilkan asam klorida untuk mengasam kan bahan makanan. Gerakan yang menyebabkan bahan makanan berjalan dalam saluran disebut gerak peristalis. Beberapa penyerapan zat makanan terjadi di ventriculus tetapi terutama terjadi di intestinum. Makanan masuk ke dalam intertinum dari ventriculus melalui klep pyloris.Kelenjar pencernaan yang besar adalah hepardan pancreaticum yang memberikan sekresinya pada intestinum kecuali itu intestinum menghasilkan sekresi sendiri. Hepar yang besar terdiri atas beberapa lobus dan bilus atau zat empedu yang dihasilkan akan ditampung sementara dalam fesica felea, yang kemudian akan dituangkan dalam intestinum melalui ductus cystcus dahulu kemudian melalui duktus cholydocus yang merupakan saluran gabungan dengan saluran yang dari pankreas. Fungsi bilus untuk mengilmusikan zat lemat. Bahan makanan yang merupakan sisa di dalam intestinum major menjadi faeces dan selanjutnya dikeluarjkan melalui anus Sistem pernapasanAmphibi merupakan vertebrata yang dalam perkembangan hidupnya mengalami metamorfosis. Saat baru menetas dari telur hingga usia tertentu amphibi masih berupa berudu.Berudu mempunyai tiger pasang insang luar yang letaknya di be-lakang kepala. Insang luar dibentuk dari lembaran-lembaran kulit luar dan banyak mengandung kapiler darah. Dengan menggetarkan insang-insang ini maka pergantian air selalu terjadi dan oksigen yang terlarut dapat berdifusi ke dalam pembuluh-pembuluh kapiler darah. Setelah berudu berusia 9 hari maka terbentuklah insang dalam. Insang dalam ini juga berfungsi seperti insang luar.Gambar 9. Insang pada berudu

Selanjutnya insang dalam ini akan berkembang menjadi paru-paru, sedangkan insang luarnya berkembang menjadi bagian dari kulit. Setelah mengalami metamorfosis dan menjadi amphibi, alat pernapasannya berubah menjadi kulit dan paru-paru. Pemapasan dengan kulit berlangsung efektif secara difusi baik di darat maupun di air sedangkan pernafasan paru-paru hanya dilakukan saat berada di darat.Mekanisme pernapasan pada amphibi juga meliputi inspirasi dan ekspirasi. Mekanisme pernapasan pada amphibi selengkapnya sebagai berikut.Gambar 10. Fase inspirasi dan ekspirasi ampbibi Fase Inspirasi : Udara bebas masuk melalui celah hidung (koane) ke rongga mulut terus ke paru-paru. Bila otot bawah rahang bawah (sub mandibularis) mengendor maka volume rongga mulut membesar. Selanjutnya udara dari luar akan masuk ke rongga mulut melalui koane. Kemudian koane tertutup, dilanjutkan otot bawah rahang bawah berkontraksi. Akibatnya rongga mulut mengecil, tekanan udara rongga mulut meningkat, sehingga udara dari rongga mulut masuk ke paru-paru. Di dalam paru-paru oksigen berdifusi ke darah kapiler, sedangkan darah kapiler alveolus berdifusi ke luar. Fase Ekspirasi : Setelah terjadi terjadi pertukaran gas di dalam paru-paru, otot bawah rahang bawah berelaksasi dan otot perut berkontraksi, sehingga rongga mulut membesar, sementara isi perut menekan paru-paru, sehingga udara dari dalam paru-paru masuk ke rongga mulut. Selanjutnya otot bawah rahang bawah berkontraksi, rongga mulut mengecil, sedangkan tekanannya meningkat sehingga udara akan keluar melalui koane.

Sistem reproduksiGambar 11. (a) amphibi jantan,(b) amphibi betina

Sistem Genitalia Amphibi JantanPada amphibi jantan, testis berjumlah sepasang, berwarna putih kekuningan yang digantungkan oleh mesorsium. Sebelah kaudal dijumpai korpus adiposum, terletak di bagian posterior rongga abdomen.Saluran reproduksinya yaitu, Tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara). Vesikula seminalis akan membesar hanya saat musim kawin saja. Vasa aferen merupakan saluran-saluran halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke bagian kranial ginjal. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di sebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih jelas dijumpai.Pada urodela lebih panjang daripada salientia yang berbentuk oval sampai bulat dan lebih kompak. Pada caecilian, strukturnya panjang seperti rangkaian manik-manik. Pada salamander testis terlihat lebih pendek dengan permukaan yang tidak rata. Badan lemak terlihat pada gonad jantan. Sistem Genitalia Amphibi BetinaPada betina, ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak berwarna kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupum korpus adiposum berasal dari plica gametalis, masing-masing gonalis, dan pars progonalis. Ovarium digantungkan oleh mesovarium.Saluran reproduksi berupa oviduk yang merupakan saluran berkelok-kelok. Oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya yang disebut oskum abdominal. Oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus mesonefrusan akhirnya bermuara di kloaka. Pembuahan EksternalSistem reproduksi pada amphibi, pembuahannya terjadi secara eksternal, artinya penyatuan gamet jantan dan gamet betina terjadi di luar tubuh. Pada pembuahan eksternal biasanya dibentuk ovum dalam jumlah besar, karena kemungkinan terjadinya fertilisasi lebih kecil dari pada pembuahan secara internal.Pada amphibi betina menghasilkan ovum yang banyak, kalau kita membedah katak betina yang sedang bertelur, kita akan menjumpai bentukan berwarna hitam yang hampir memenuhi rongga perutnya, itu merupakan ovarium yang penuh berisi sel telur, jumlahnya mencapai ribuan.Pada amphibi betina juga ditemukan semacam lekukan pada bagian leher, yang berfungsi sebagai tempat pegangan bagi katak jantan ketika mengadakan fertilisasi. Hal ini diimbangi oleh amphibi jantan dengan adanya struktur khusus pada kaki depannya, yaitu berupan telapak yang lebih kasar. Fungsinya untuk memegang erat amphibi betina ketika terjadi fertilisasi.Setelah terjadinya fertilisasi eksternal maka telur-telur tersebut akan berkembang mengikuti beberapa fase, fase-fase tersebut yaitu:Gambar 12. Metamorfosis kodok

Sistem ekskresiGambar 13. Organ ekskresi Alat ekskresi pada amphibi ialah ginjal opistonefros yang dihubungkan dengan ureter di vesika urinaria. Berwarna merah kecokelatan serta terletak di kanan dan kiri tulang belakang. Alat ekskresi lainnya ialah kulit, paru-paru, dan insang. Pada amphibi jantan, saluran ginjal dan saluran kelaminnya bersatu, sedangkan amphibi betina tidak. Saat mengalami metamorfosis, amfibi mengubah ekskresi amonia menjadi urea. Hal ini terjadi saat larva berubah jadi berudu dan hewan darat dewasa. Seperti halnya ikan, ginjal pada amphibi juga berperan dalam pengaturan kadar air dalam tubuh.Ginjal amphibi sama dengan ginjal ikan air tawar yaitu berfungsi untuk mengeluarkan air yang berlebih. Karena kulit amphibi permeable terhadap air, maka pada saat berada di air, banyak air yang masuk ke tubuh amphibi secara osmosis. Pada saat ia berada di darat harus melakukan konservasi air dan tidak membuangnya. Amphibi menyesuaikan dirinya terhadap kandungan air sesuai dengan lingkungannya dengan cara mengatur laju filtrasi yang dilakukan oleh glomerulus, sistem portal renal berfungsi untuk membuang bahan bahan yang diserap kembali oleh tubuh selama masa aliran darah melalui glomerulus dibatasi. Amphibi juga menggunakan kantung kemih untuk konservasi air. Apabila sedang berada di air, kantung kemih terisi urine yang encer. Pada saat berada di darat air diserap kembali ke dalam darah menggantikan air yang hilang melalui evaporasi kulit. Hormon yang mengendalikan adalah hormon yang sama dengan ADH.

C. Detak jantung dan sistem peredaran darah atau sirkulasiDetak jantung rata-rata pada kodok yaitu 80 per menit sedangkan detak jantung manuasia 90 per menit. Peredaran darah pada amphibia, contohnya katak ialah peredaran darah ganda karena darah melalui jantung sebanyak dua kali, yaitu pada saat peredaran darah kecil dan peredaran darah besar. Peredaran darah kecil ialah peredaran darah dari jantung menuju paru-paru, kemudian menuju jantung kembali. Peredaran darah besar ialah peredaran darah dari jantung menuju ke seluruh tubuh lalu kembali ke jantung. Jantung katak dan kodok memiliki tiga ruang, yaitu dua atrium dan satu ventrikel. Jadi, darah yang mengalir dari tubuh (darah miskin O2) dan paru-paru (darah kaya O2) terpisahkan oleh dua buah atrium, tetapi keduanya bersatu dalam satu ventrikel. Pada jantung katak terdapat muara dari vena cava anterior dan vena cava posterior, berupa suatu gelembung yang disebut sinus venosus.Atrium kanan menerima darah miskin oksigen dari pembuluh darah balik (vena) yang berasal dari seluruh tubuh kecuali paru-paru. Sedangkan, darah dari paru-paru yang kaya oksigen dialirkan ke atrium kiri. Darah dari kedua atrium kemudian mengalir ke satu ventrikel. Kontraksi ventrikel ini akan mendesak darah ke sebuah pembuluh yang bercabang-cabang menjadi cabang kiri dan kanan. Masing-masing dari cabang ini langsung bercabangcabang menjadi tiga arteri pokok. Arteri anterior mengalirkan darah ke kepala dan otak. Cabang tengah, lung aorta mengalirkan darah ke jaringan interna dan alat dalam badan, sedangkan arteri posterior mengalirkan darah ke kulit dan paru-paru.Darah dari bagian anterior kembali ke jantung melalui vena cava anterior, dan dari tubuh bagian belakang melalui vena cava posterior yang bermuara pada sinus venosus dan masuk ke jantung melalui atrium kanan. Sedangkan, atrium kiri dimasuki oleh darah dari paru-paru melalui vena pulmoner.

Gambar 14. Sistem peredaran darah pada amphibia

D. Sistem saraf pada amphibiSistem saraf pada Amphibi berdasarkan topografinya dibedakan menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.1) Sistem saraf pusatSistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Otak dan medulla spinalis pada amphibi,selain dilindungi oleh tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, juga dilindungi oleh 2 lapisan selaput meninges. Dua lapisan meninges pada amphibi dari luar ke dalam adalah duramatar (yang berupa jaringan ikat) dan pia-arakniod yang vascular. Di antara dua lapisan tersebut terdapat spatium subdurale. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadiradang yang disebut meningitis. Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:a. Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)b. Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)c. Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat.2) Sistem saraf tepiSistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.VIII. SimpulanAmphibia berasal dari bahasa Yunani yaituAmphiyang berarti dua danBiosyang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air. Amphibi memiliki morfologi yang terdiri dari : mulut, mata, telinga, hidung, kulit, kloaka, kaki depan dan kaki belakang. Detak jantung rata-rata kodok 80 detak per menit dan jantung kodok beruang tiga. Anatomi kodok terdiri dari otak, pharing, jantung, pankreas, kantong empedu, hati, lambung, usus halus, usus besar, ginjal, kantong kencing dan kloaka. Semua organ tersebut memiliki peranan dalam menjalankan berbagai sistem yang ada dalam tubuh kodok. Amphibi memiliki sistem reproduksi eksternal. Sistem saraf pada Amphibi berdasarkan topografinya dibedakan menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.

DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2010. Sistem Reproduksi Pada Amphibi. Diakses pada http://haziqinfo.blogspot.com/2010/10/sistem-reproduksi-pada-amphibi.html tanggal 30 Maret 2013.Anonim. 2012. Sistem Saraf. Diakses pada http://kelasabiologysciencecomunity.wordpress.com tanggal 30 Maret 2013.Anneahira. 2012. Periode Metamorfosis Katak. Diakses pada http://www.anneahira.com/metamorfosis-katak.htm tanggal 30 Maret 2013.Terosis, Hadi. 2011. Klasifikasi Kodok. Diakses pada http://haditerosis.blogspot.com tanggal 28 Maret 2013.Anonim. 2010. Gudang Materi. Diakses pada http://www.gudangmateri.com tanggal 30 Maret 2013.21