44
BAB I PENDAHULUAN Dalam menyambut era perdagangan bebas khususnya dalam dunia manufaktur, perusahaan harus mampu bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis dalam bidangnya. Dewasa ini perkembangan industri di Indonesia semakin pesat dan cepat pertumbuhannya, untuk itu persaingan harus dapat dilakukan oleh setiap perusahaan sedini mungkin untuk mengantisipasi persaingan yang lebih ketat pada masa mendatang. Dalam arti perusahaan akan tetap hidup menjalankan usahanya secara exsis, bila dari segi pengelolaan perusahaan dilakukan dengan benar dan baik. Untuk itu penulis akan mengambil salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang pembuatan Battery pada perusahaan " PT. DYNAPLAST " yang berlokasi di daerah Kalideres. 1. Latar Belakang Masalah. Perusahaan ini bergerak di bidang pembuatan produk-produk yang berhubungan dengan pelastik, mekanik dan elektronik, adapun jenis -jenis produk yang dihasilkan diantaranya ( Tapeweare, Conatiner, Gelas pelastik dan Battery 12 N5-3B ) untuk lebih jelasnya tentang produk-produk yang dihasilkan oleh PT.DYNAPLAST 1

makalah bhs Indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: makalah bhs Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam menyambut era perdagangan bebas khususnya dalam dunia

manufaktur, perusahaan harus mampu bersaing dengan perusahaan lain yang

sejenis dalam bidangnya. Dewasa ini perkembangan industri di Indonesia semakin

pesat dan cepat pertumbuhannya, untuk itu persaingan harus dapat dilakukan oleh

setiap perusahaan sedini mungkin untuk mengantisipasi persaingan yang lebih

ketat pada masa mendatang.

Dalam arti perusahaan akan tetap hidup menjalankan usahanya secara

exsis, bila dari segi pengelolaan perusahaan dilakukan dengan benar dan baik.

Untuk itu penulis akan mengambil salah satu perusahaan manufaktur yang

bergerak dibidang pembuatan Battery pada perusahaan " PT. DYNAPLAST "

yang berlokasi di daerah Kalideres.

1. Latar Belakang Masalah.

Perusahaan ini bergerak di bidang pembuatan produk-produk yang

berhubungan dengan pelastik, mekanik dan elektronik, adapun jenis -jenis produk

yang dihasilkan diantaranya ( Tapeweare, Conatiner, Gelas pelastik dan Battery

12 N5-3B ) untuk lebih jelasnya tentang produk-produk yang dihasilkan oleh

PT.DYNAPLAST ada pada lampiran. Produk-produk yang dihasilkan ini

sebagian besar produk pesanan pelanggan dari perusahaan 'lain dan sisanya

produk tetap, dan salah satu dari jenis produk pesanannya yaitu jenis produk

BATTERY 12 N5-3B.

Dewasa ini permintaan produk jenis BATTERY 12 N5-3B mengalami

peningkatan yang baik dan dipercaya terhadap kualitas produknya, supaya

permintaan terhadap produk jenis ini mempunyai kualitas produk yang lebih baik

lagi dan yang nantinya akan menimbulkan kepereayan pelanggan terhadap produk

dan perusahaan, maka disini penulis akan meneliti proses pembuatan dan

spesifikasi kualitas produk yang diharapkan oleh pelanggan.

1

Page 2: makalah bhs Indonesia

2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penulisan makalah ini secara formal adalah untuk

memenuhi tugas Bahasa Indonesia. Adapun maksud dan tujuan secara operasional

yaitu :

a. Untuk memberikan gambaran sampai sejauh mana kegiatan atau aktivitas

yang dilakukan oleh PT. DYNAPLAST khusunya dalam proses produksi dan

sistem produksi (manajamen produksi) sehingga mampu memberikan kualitas

produk yang baik sesuai dmgan harapan pelanggan.

b. Untuk memberikan uraian masalah-masalah pokok yang berkaitan dengan

peranan dan penanganan manajemen produksi terhadap kualitas produk,

khususnya produk 12 N5-3B di PT. DYNAPLAST

3. Identifikasi Masalah.

Maju dan mundurnya suatu perusahaan sangat tergantung pada produk

yang dalam arti sesuai atau tidak dengan keinginan pelanggan / konsumen, dan

untuk memenuhi permintaan pelanggan / konsumen terhadap produk 12 N5-3B

perusahaan harus mempertimbangkan hal-hal yang akan mempengaruhi terhadap

hasil produk akhir, diantaranya bahan baku, mesin / peralatan, tenaga kerja dan

fasilitas lain yang menunjang dalam proses produksi.

4. Pembatasan Masalah.

Agar dalam pembuatan makalah tidak menyimpang dari judul atau tema

yang akan di bahas, maka penulis akan memberikan batasan-batas permasalahan

yang ada terhadap produk BATTERY 12 N5-3B yaitu berkisar pada proses

produksi dan pengendalian kualitas dimensi produk akhir saja.

5. Metode Pengumpulan Data.

Dalam penyusunan data yang diperlukan untuk memberikan gambaran dan

penjelasan terhadap penulisan maklalah ini, penulis melakukan penelitian dengan

cara:

2

Page 3: makalah bhs Indonesia

1. Study pustaka ( Library researeh ) .

Untuk menunjang dalam pengumpulan dan pengolahan data yang telah

dikumpulkan penulis melakukan pencatatan dan membaca buku-buku yang

mempunyai hubungan dengan permasalahan yang sedang dibahas, dimana buku

ini nantinya untuk menjadi pegangan dan pedoman dalam mengatasi

permasalahan yang ada.

6. Sistematika Penulisan.

Untuk mempermudah pembahasan dan penyusunan makalah ini, maka

penulis membuat sistematika penulisan yang dibagi dalam beberapa BAB yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab pertama ini akan dikemukakan tentang masalah makalah yaitu

mengenai kualitas produk akhir BATTERY 12N5-3B untuk memenuhi spesifikasi

yang diinginkan oleh pelanggan dan Bab ini terbagi dalam enam pokok bahasan

yaitu latar belakang masalah, maksud dan tujuan, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, metode pengumpulan data dan sistemstika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada Bab dua ini berisikan tentang teori-teori yang dipergunakan dalam

pemecahan masalah dan yang mempunyai hubungan yang erat antara teori dengan

permasalahan yang ada.

BAB III PENGUMPULAN DATA

Pada Bab tiga ini menguraikan tentang data-data yang akan dibutuhkan

dan digunakan sebagai bahan permasalahan yang akan dibahas, yang nantinya

akan dianalisis pada Bab berikutnya.

BAB IV ANALISA PEMBAHASAN

Pada Bab empat ini merupakan pengolahan-pengolahan data yang sudah

dikumpulkan pada Bab sebelumnya, dan pengolahan data-data ini dilakukan

dengan menganalisis, memeriksa dan pengujian secara statistik.

3

Page 4: makalah bhs Indonesia

BABV KESIMPULAN DAN SARAN

Pada Bab lima ini berisikan tentang kesimpulan dari makalah yang telah

dilakukan dari Bab-bab sebelumnya mengenai isi dan hasil penelitian. Dan saran-

saran penulis yang ditujukan kepada perusahaan.

4

Page 5: makalah bhs Indonesia

BAB II

LANDASAN DAN TEORI

1. Arti dan Tujuan Kualitas.

Pengawasan kualitas menentukan komponen-komponen mana yang rusak

dan menjaga agar bahan-bahan untuk produksi yang akan datang jangan sampai

rusak. Pengendalian kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki

kualitas produk bila diperlukan, mempertahankan kualitas produk yang sudah

tinggi, dan mengurangi jumlah bahan baku / produk yang rusak.

Walaupun segala proses produksi direncanakan dan dilaksanakan dengan

baik barang akhir mungkin saja mengalami rusak karena satu dari lain hal tidak

sesuai dengan standar-standar / spesifikasi produk yang telah ditentukan.

Bagian pemeriksaan yang merupakan bagian dari bagian pengawasan

kualitas bertanggung jawab atas dipeliharanya kualitas produk sesuai dengan

standar yang berlaku.

Untuk mengurangi kerugian karena kerusakan-kerusakan, pemeriksaan

tidak hanya terbatas pada pemeriksaan akhir saja, sebab macam pemeriksaan ini

negatif karena hanya menunjukan barang-barang mana saja yang rusak atau tidak

memenuhi syarat, dimana barang yang rusak hanya dapat dibuang atau dikerjakan

kembali. Oleh karena itu biasanya perlu diadakan pemeriksaan barang yang

sedang diproses, sebab biasanya bila dilakukan pemeriksaan pada akhir proses

akan sukar untuk mempertahankan kualitas barang. Pemeriksaan barang fase ini

menentukan komponen-komponen yang buruk dan diusulkan agar mengadakan

pengerjaan kembali agar kualitas dapat dipenuhi.

Pada pokoknya pengendalian kualitas menentukan ukuran, cat dan

persyaratan fungsional lain suatu produk dan menspesifikasinya untuk maksud-

maksud produksi, sedang pemeriksaan mengecek apakah barang-barang yang

diproduksi sesuai dengan persyaratan yamg telah ditentukan oleh bagian

pengawasan kualitas, dan pemeriksaan dilakukan dengan berbagai macam

5

Page 6: makalah bhs Indonesia

peralatan seperti; mikrometer, gejet-gejet dan lain-lain untuk ketepatan spesifikasi

produk.

2. Perencanaan Standar Kualitas.

Sebelum pemeriksaan dimulai standar kualitas harus ditentukan terlebih

dahulu, adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan yaitu:

a. Mempertimbangkan persaingan dan kualitas produk pesaing.

b. Mempertimbangkan kegunaan terakhir produk.

c. Kualitas harus sesuai dengan hargajual.

d. Perlu tim yang terdiri dari orang-orang yang berkecipung didalam bidang-

bidangnya

Penjualan yang mewakili konsumen.

Teknik yang mengatur desain dan kualitas teknis.

Pembelian yang menentukan kualitas barang.

Produksi yang menentukan biaya dan memproduksikan berbagai kualitas

alternatif.

e. Setelah ditentukan dan disesuaikan dengan keinginan konsumen atau

pelanggan dengan kendala teknik produksi, tersedianya bahan baku serta

bahan tambahan dan sebagainya, maka perlu kualitas ini dipelihara. Dan ini

dilaksanakaan oleh staf pengamat produksi, lalu pemeriksaan hanya mengecek

ke efektifan pekerja bagian produksi dalam memproduksikan barang sesuai

dengan kualitas standar.

Oleh karena itulah para pekerja perlu disadarkan akan pentingnya

pemeliharaan kualitas standar, jadi jelas bahwa kualitas itu standarnya

diciptakan berdasarkan kerjasama lima ( 5 ) bagian dalam perusahaan, maka

perlu dibentuk suatu komite didalam perusahaan dengan maksud kepala

pemeriksaan bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pencampaian kualitas

standar. Untuk melaksanakan mungkin perlu diadakan pengawasan-

pengawasan pada bahan mentah / bahan baku, proses produksi barang

setengah jadi atau barang jadi, dimana mereka melapor hasil kerjanya pada

seksi pengawasan kualitas melalui kepalanya.

6

Page 7: makalah bhs Indonesia

3. Besarnya Pengendalian Kualitas.

Pada pokoknya berhubung standar-standar ditentukan secara sentral maka

pengawasannya perlu dilakukan disentralisasi, walaupun pelaksanaan seyogyanya

didesentralisasi. Kemungkinan kualitas " buntk " bisa saja dari bahan mentah yang

tidak baik, tenaga kerja yang tidak cakap, dan peralatan / mesin yang tidak

mendukung. Untuk itu perlu dilakukan tindakan :

a. Menentukan " perlunya " pemeriksaan terakhir yang menjamin agar

konsumen mendapatkan produk dengan kualitas yang lebih baik.

b. Kemudian " apa " dan " berapa " yang diperiksa perlu diputuskan karena

akan menentukan baik / tidak barang tersebut.

c. Menentukan pemeriksaan dalam proses.

Adapun alternatif yang dapat digunakan dalam pemeriksaan dengan

melihat pola dan hubungan antara banyaknya pemeriksaan dan biaya. Untuk lebih

jelasnya lihat pada gambar No.3.1.

Gambar ( 2.1 ) Hubungan antara banyaknya pemeriksaan dan biaya pemeriksaan.

4. Jenis-Jenis Pengendalian Kualitas.

Selain pembagian pengawasan kualitas secara disentralisasi dan

didesentralisasi, maka pembagian lain ialah pengawasan kualitas pada proses

produksi yang terus menerus ( Continu ) dan pada proses yang musiman

(Intermiten). Pada pokoknya pengawasaan kualitas kedua proses itu sama yaitu

ada penentuan standar kualitas, ada pemeriksaan, dimana tujuannya agar

pemeriksaan biayanya rendah dan menghemat. Bedanya yang satu berdasarkan

7

Page 8: makalah bhs Indonesia

pesanan maka setiap waktu perlu ditentukan standar yang berbeda-beda sesuai

dengan pesanan, dan yang satu lagi merupakan produk utama perusahaan yang

berkesinambungan. Pengawasan atau pengendalian kualitas dapat dilakukan

dengan teknik statistik yaitu:

a. Metode " Control Charts ". Untuk mengukur rata-rata Untuk mengukur

variabel Untuk mengukur atribut

b. Uji nilai tengah.

c. Metode " Accaptance Sampling ". Kurva " Operating Characteristic "

Kurva AOQL " Average Outgoing Quality Level"

CONTROL CHARTS

Dibuat dengan mengambil langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengukur barang dari sampel ( N )

2. Hitung mean dari sampel X

3. Hitung deviasi standar

4. Hitung Sx = S / N

5. Hitung batas pengawasan ± 3.Sx Untuk 90% dan 1%

± 2.Sx Untuk 95% dan 5%

± l.Sx Untuk 60% dan 40%

Gambar ( 3.2 ) Penentuan batas atas dan bawah dalam pengendalian kualitas

6. Sebelum Control charts digunakan perlu dilakukan pengecekan dengan

toleransi yang ditentukan dan digunakan.

8

Page 9: makalah bhs Indonesia

" Control Charts " untuk variabel. Jenis ini digunakan untuk mengukur

sub sampel dan oleh karenanya bertalian dengan suatu variabel dan juga dengan

ukuran rata-rata serta variansi dari rata-rata, control charts ini disebut dengan " X-

Charts atau X-Bar charts " atau juga disebut dengan peta X dan peta R.

Dan langkah-langkah yang perlu dilakukan diantaranya:

1. Membuat tabel pengukuran

2. Mencari nilai rata-rata X, R dan

dan

3. Mencari nilai simpangan baku ( d2 dan c2 ada pada tabel )

R = = R / d2

= = / C2

X = / N

4. Tentukan batas kendali Peta X dan Peta R

Peta X, yaitu X ± 3 x

Peta R, yaitu RKA = D4.R

RKB = D3.R

Catatan D4 dan D3 lihat pada tabel.

5. Membuat peta kendali

Dengan notasi;

9

BKB

X

BKA

Page 10: makalah bhs Indonesia

R = Range atau jarak

P = Jumlah pengamatan

i = Simpangan baku

Xn = Pengamatan sub group

Xj = Nilai rata-rata dari Xn

" Control Charts " untuk atribut. Jenis ini merupakan karakteristik " ya "

atau " tidak ", artinya produk dapat lolos atau tidak, barang dapat diukur atau

mungkin tidak dapat diukur, bila diukur bukanlah ditentukan ukuran yang tepat

tetapi ditentukan apakah dapat " diterima " atau " tidak".

Dalam hal ini biasanya digunakan " P-Charts " dan didasarkan atas

proporsi atau prosentase penuh yang ditolak, control chart dibuat berdasarkan

sampel rendom ( N ) barang yang cukup besar. Sampel ini diperiksa semua

( Pemeriksaan 100 % ) dan bagian yang rusak ditentukan kemudian dihitung "

Standar erornya " pada bagian sampel yang rusak.

Sps =

Dengan batas pengawasan ±3.Sps

Adapun langkah-langkah yang harus ditentukan :

1. Mencari nilai rata-rata sampel (tidak seragam ).

2. Mencari proporsi rata-rata. MP = Ixi / Ini

Dan untuk prosentase cacat P = xi / ni

3. Menentukan batas kendali kontrol.

10

Page 11: makalah bhs Indonesia

4. Membuat peta kendali P.

Oleh karena itu untuk menetapkan standar bagi variansi normal tidak

diperhitungkan data tersebut, dan lakukan kembali perhitungan nilai-nilainya dan

nilai ini mungkin menunjukan variasi karena sebab-sebab berdasarkan

kemungkinan-kemungkinan, dan nilai ini digunakan sebagai standar penilaian

sampel.

Apabila sampel jatuh diluar batas ini mungkin pasti ada sebab tertentu

yang mungkin adanya kerusakan-kerusakan, dengan demikian dapat ditentukan

apa sebab-sebab tersebut dan mengadakan tindakan korektif sebelum terjadi

kerusakan yang lebih besar.

" Uji Nilai Tengah ". Uji nilai ini digunakan untuk membuktikan apakah

nilai tengah populasinya sama dengan nilai tertentu o, lawan nilai alternatifhya

bahwa nilai tengah populasinya tidak sama dengan o, lalu pengujian dilakukan

dengan:

.o : = o

.i : ≠ o

Dan dari populasi tersebut diambil sebuah contoh acak berukuran N dan

dihitung niali tengahnya, dan bila nilai tengah jatuh dalm wilayah penerimaan XI

≤, X ≤, X2 maka;

t =

11

BKB

P

BKA

Page 12: makalah bhs Indonesia

Yang akan jatuh dakam wilayah - t /2 < Z < t /2, dan kesimpulan bahwa

t = .o bila nilai t jatuh diluar wilayah itu maka Ho ditolak dan menerima

hipotesis alternatifhya bahwa = o.

Gambar (2.2) Diagram ditribusi normal.

ACCEPTANCE SAMPLING

" Acceptance Sampling ". Artinya menerima atau menolak semua produk

berdasarkan banyaknya produk yang rusak dalam sampel, pemeriksa diberitahu

berapa yang perlu diperiksa dan berapa barang yang rusak yang diperbolehkan

( bila sama dengan yang ditentukan atau lebih sedikait semua produk lolos dan

bila lebih semua produk ditolak). Biasanya metode ini digunakan untuk

pemeriksaan atribut yang melibatkan perhitungan resiko produsen dan resiko

konsumen, dimana resiko produsen ialah resiko yang ditanggung oleh produsen

karena produk baik lolos dari pemeriksaan, dan resiko konsumen ialah resiko

yang ditanggung oleh konsumen karena dari produk yang lolos ada saja yang

rusak dan terlebih oleh konsumen.

Ada beberapa parameter yang digunakan dalam metode ini antara lain :

1. Resiko produsen ( ) yaitu peluang penolakan lot padahal lot tersebut baik,

dengan nilai = I- Pa.

2. Resiko konsumen ( P ) yaitu peluang penerimaan lot padahal lot tersebut jelek,

dengan nilai = Pa

3. AOQL ( Average Outgoing Quality Limit ) atau batasan rata-rata mutu

keluaran dan LTPD ( Lot Tolerance Pereen Defective ) atau toleransi persen

12

Page 13: makalah bhs Indonesia

lot yaitu taraf mutu lot yang kita anggap jelek , karenanya kita akan menolak

lot-lot yang mengandung taraf mutu sebesar LTPD ( persen cacat yang

ditolak), dimana nilai AQL dan LTPD bekisar antara 0,5 % sampai dengan

20%.

4. AQL ( Average Outging Level) atau rata-rata mutu keluaran yaitu taraf mutu

terjelek dari lot yang masih dapat diterima. Formulasinya,

Px . Pax ( N-n / N ), dimana P - Proporsi cacat Pa - Probabilitas penerimaan

N -Lot n = Sampel

5. ATI (Average Total Infaction ) atau rata-rata total penerimaan. Formulasi

(perencanaan penarikan sampling tunggal) ATI = n.Pa + N ( I-Pa )

= n + ( N-n ) ( 1-Pa )

formulasi ( perencanaan penarikan sampling ganda )

ATI = nl.Pa + n2.Pa ( n2) + N ( 1-Pa )

6. AFI ( Average Faction Infected ) rata-rata bagian yang diperiksa. Formulasi,

AFI = ATI/N

5. Standarisasi dan Simplikasi.

Standarisasi adalah suatu usaha mendapatkan ukuran, kualitas,

besar,bentuk tertentu suatu barang termasuk didalam pengertian ini nilai-nilai

yang berhubungan dengan prosedur-prosedur ilmiah, artinya segala yang berguna

untuk usaha-usaha yang berhasil. Dan Simplikasi adalah suatu usaha

menghilangkan atau mengurangi segala sesuatu yang berlebihan, misalnya dalam

macam jenis, ukuran, besar dan sifat tanpa melihat kegunaannya atau tujuan

ilmiahnya.

13

Page 14: makalah bhs Indonesia

BAB III

PENGUMPULAN DATA

1. Proses Produksi.

PT.DYNAPLAST menghasilkan produk berdasarkan pesanan pelanggan

dan produk tetap, jadi setiap produk yang dihasilkan memiliki sepesifikasi produk

serta jenis yang berbeda, sehingga dalam melakukan perencanaan produk dan

pengerjaannya keadaan mesin atau alat harus dirancang dan dibentuk ukuranya

sesuai dengan bentuk.

Produk yang akan dibuat. Didalam melakukan penyetelan peralayan ini

perlu ketelitian yang tinggi dan tepat supaya dalam pengerjaan tidak menyimpang

dari sepesifikasi yang diinginkan sesuai dengan rencana.

Salah satu produk yang dihasilkan dari perusahaan ini yaitu jenis produk

BATTERY 12 N5-3B, produk ini merupakan produk unggulan dibanding dengan

produk yang lain. Dan produk ini diproduksi secara continu setiap bulannya dan

merupakan produk yang akan diteliti.

a. Fasilitas Produksi.

Menurut proses produksinya bahwa fasilitas-fasilitas produksi yang

digunakan dapat digolongkan menjadi:

1. Injection Moulding.

Yaitu proses yang digunakan untuk pembuatan komponen plastik dengan

cara memasukan plastik yang telah dilelehkan kedalam " Barel Injection "

lalu dicetak kedalam pencetakan yang berongga sesuai dengan sepesifikasi

produknya. Proses ini merupakan proses siklus yang dapat dioperasikan

secara otomatis, yang dimulai dari pengisian serta pelelehan bahan pada "

Barel Injection " dengan cara pengisian bubur plastik kedalam cetakan dan

diberi pendingin, mengeluarkan cetakan dan diakhiri dengan proses

penutupan cetakan.

2. Blow Moulding.

Yaitu proses yang digunakan dalam pembuatan botol plastik dengan cara

tiup, yaitu bubur plastik yang dimasukan dalam cetakan lalu dilakukan

14

Page 15: makalah bhs Indonesia

peniupan dengan pompa sehingga bubur plastik ini mengembang sesuai

dengan cetakan ( Tabung persion ) dan proses ini dilakukan secara

otomatis.

3. Sheet Extrusion.Yaitu proses yang digunakan untuk membuat lembaran plastik, dengan

cara "Thermoforming " pengerjaan produk ini dengan pemanasan biji

plastik pada " Extruder " yang kemudian dikeluarkan melalui " Calender

roll " dengan cara pendinginan dan keluar berupa lembaran palstik.

4. Sereen Printing.Yaitu proses yang digunakan untuk mendekorasi komponen atau kemasan

yang berupa plastik, proses ini dengan menggunakan cat perwarna (Tinta)

yang dikeluarkan melalui celah-celah kain screen / kasa sebagai penyaring

permukaan benda yang akan dicetak, celah-celah tersebut dibentuk sesuai

dengan gambar atau tulisan yang diinginkan / dicetak.

b. Bahan Baku.Dalam memproduksi komponen, kemasan dan lembaran plastik adapun

bahan baku yang digunakan adalah biji plastik. Dan untuk lebih jelasnya lihatlah jenis-jenis biji plastik yang digunakan dibawah ini:1. Pofyhelene(PE)

2. Polypropylene ( PP )

3. Polystyrene ( PS )

4. Acrylonitrile Butadiene Stryrene ( ABS )

5. Poly Vinyl Chlorida ( PVC )

6. Nylon

7. Polyacetal dan Polycarbonate

8. Polythelene Trephale ( PkT )

Dan jenis-jenis ini cara penggunaannya tergantung pada bahan yang dipesan oleh palanggan atau konsumen dan disesuaikan dengan kegunaan barang.

15

Page 16: makalah bhs Indonesia

c. Proses Pembuatan Battery 12 N5-3B.Pada proses pembuatan Battery 12 N5-3B pertama-tama yang harus

dilakukan yaitu pemilihan bahan baku ( Biji plastik ) harus disesuiakan dengan

kebutuhan, lalu biji plastik ditimbang / ditakar dan dicampur dengan bahan

tambahan lainnya lalu dihaluskan dengan cara diblender, hasil dari blender ini

dimasukan kedalam MOLD dan dicetak dengan cara penekanan tiup / cetat dan

ditambah dengan pendingin, pengambilan barang yang sudah dibentuk untuk

pengerjaan terakhir yaitu pemeriksaan, setelah pemeriksaan dilakukan langkah

selanjutnya yaitu di printing dan diperiksa serta disimpan digudang penyimpanaan

/ pengiriman.

Untuk lebih jelasnya lihat pada gambar No. 4.1 mengenai peta proses operasi

Battery 12 N5-3B

PETA PROSES OPERASI BATTERY 12 N5-3B

Gambar( 3.1) PPO Battrey 12 N5-3B.

16

Page 17: makalah bhs Indonesia

d. Peralatan Produksi.

Dalam menunjang proses produksinya, adapun peralatan atau mesin yang

digunakan yaitu terdiri dari:

No Jenis Jumlah (Unit)1234

Injection Moulding Blow Moulding Sheet Extrusion Sereen Printing

9362371

Tabel (3.1) Peralatan Produksi2. Data Yang Dikumpulkan.

Untuk lebih mudah dalam melakukan penelitian atau pemecahan masalah

yang akan dibahas, terlebih dahulu penulis akan mencari dan mengumpulkan data-

data yang dibutuhkan sebagai pembahasan.

Data dicari dengan cara melakukan pengamatan terhadap produk-produk

yang sudah selesai prosesnya yaitu pada produk akhir yang sudah jadi, dengan

cara pengukuran langsung dan wawancara dengan pihak yang bersangkutan

khususnya dengan bidang yang akan dibahas. Untuk lebih jelasnya lihat pada

data-data yang diperoleh dari pengamatan dan pengukuran dibawah ini.

a. Data Pesanan ProdukDari pengamatan yang dilakukan bahwa produk yang dihasilkan sesuai

dengan pesanan berjumlah sebanyak 57.600 unit / tahun.

Berarti pesanan setiap bulan sebesar, 57.600 unit / 12 bulan = 4.800 unit / bulan.

Dan asumsi hari kerja setiap bulannya yaitu 24 hari berarti, 4.800 unit / 24 hari - 200 unit/hari.

Bulan Jml ( unit )1 4.8002 4.8003 4.8004 4.8005 4.8006 4.8007 4.8008 4.8009 4.80010 4.80011 4.80012 4.800

Tabel (3.2 ) tabel pemesanan produk.

17

Page 18: makalah bhs Indonesia

b. Data Produk Yang Cacat.

Dari pengamatan yang dilakukan bahwa produk yang dihasilkan setiap

bulanya konstan yaitu sebesar 4.800 unit / bulan. Dan telah ditentukan atau tertera

pada pembahasan data pesanan produk, yaitu bahwa untuk pesanan setiap hari

sebanyak 200 unit / hari. Setelah melakukan pemeriksaan terhadap barang hasil

produksinya yaitu terhadap produk Battrey 12 N5-3B, selama satu bulan

didapatkan bahwa dari sampel sebanyak 200 unit / hari barang yang mengalami

kerusakan akan dilihat pada gambar tabel berikut ini.

No. Jml Produk Jml Yang Rusak Bagian Yang Rusak1 200 10 0,052 200 5 0,0253 200 10 0,054 200 12 0,065 200 11 0,0556 200 9 0,0457 200 2 0,018 200 4 0,029 200 12 0,0610 200 19 0,09511 200 10 0,0512 200 15 0,07513 200 8 0,0414 200 14 0,0715 200 4 0,0216 200 10 0,0517 200 9 0,04518 200 11 0,05519 200 11 0,05520 200 13 0,06521 200 10 0,0522 200 9 0,04523 200 11 0,05524 200 12 0,06

Tabel (3.3) Data prosentase barang yang rusak

18

Page 19: makalah bhs Indonesia

BAB IV

ANALISA PEMBAHASAN

Untuk lebih mengetahui tentang produk BATTERY 12 N5-3B yang

diproduksi oleh perusahaan ini, penulis akan meneliti apakah produk ini mampu

diterima oleh konsumendan khususnya pelanggan. Dan agar produk ini dapat

diterima atau tidak diterima maka penelitian data dilakukan dengan cara

menganalisa terhadap produk itu sendiri, untuk lebih jelasnya lihat pada bagian

pembahasan dibawah ini.

1. Pengawasan Produk Yang Diobservasi.

Hari ke

Jml Produk Jml Yang Rusak Bagian Yang Rusak

1 200 10 0,052 200 5 0,0253 200 10 0,054 200 12 0,065 200 11 0,0556 200 9 0,0451 200 2 0,018 200 4 0,029 200 12 0,06

10. 200 19 0,09511 200 10 0,0512 200 15 0,07513 200 8 0,0414 200 14 0,0715 200 4 0,0216 200 10 0,0517 200 9 0,04518 200 11 0,05519 200 11 0,05520 200 13 0,06521 200 10 0,0522 200 9 0,04523 200 11 0,05524 200 12 0,06

294 4800 241Tabel ( 4.1 ) Tabel prosentase barang yang rusak.

19

Page 20: makalah bhs Indonesia

a. = /K x N

= 294 / 24x200

= 0,061

b. Sp =

c. Batas kontrolnya P ± 3.Sp

BKA = 0,061 +3(0,017)

= 0,112

BKB = 0,061 -3 (0,017)

= 0,010

d. Peta kontrol ( P- Charts ).

Gambar (4.1) Peta kontrol ( P- Charts ).

Dari pengawasan yang telah dilakukan bahwa semua produk yang

mempunyai prosentase cacat masih dapat dikendalikan, karena masih di dalam

pengawasan. Dan didasarkan pada proporsi atau prosentase penuh yang ditolak

20ontrol chart dibuat berdasarkan 20ontro 20ontro ( N ) barang yang cukup besar,

20ontro ini diperiksa semua ( pemeriksaan 100% ).

N = 200 unit / hari

n – 10 unit / hari ( Yaiig rusak ) dimana , 241 / 24 hari = 10 unit / hari

P = 5 %

Standar error bagian 20ontro yang rusak Sps = P ( 1-P ) / N

20

Page 21: makalah bhs Indonesia

= 0,05( 1-0,05 )/200

= 0,0154

Batas pengawasan P ± 3. Sps

BKA = 0,05+ 3 (0,0154)

= 0,0962 atau 9,6%

BKB = 0,05 -3 (0,0154)

= 0,0038 atau 0,4 %

Jadi bila kerusakan perhari 5 % dari 200 unit / hari maka dapat diterima dan untuk

21ontro yang akan 21ontro harus dengan kerusakan antara 9,6 % dan 0,4 % dapat

diterima.

2. Pengawasan Jumlah Produk Yang Cacat.

a. Rata-rata jumlah cacat = Xi / k = 241 / 24 = 10,04

b. Simpangan baku np =

= 10,04 ( 1 – 10,04/200)

= 3,09

c. Batas kontrolnya ± 3. tnp

BKA = 10,04 + 3(3,09)

= 19,31

BKB = 10,04-3(3,09)

= 0,77

d. Peta 21ontrol" NP"

Dari kesimpulan diatas bahwa data-data produk yang cacat selama

produksi masih dapat diterima, karena dari produk cacat / hari masih dalam batas

yang terkendali.

3. Uji Nilai Tengah Produk Cacat.

21

Page 22: makalah bhs Indonesia

Jika cacat produk rata-rata 10 unit / hari dengan selang kepercayaan 95 %

dan taraf nyata 5 % , apakah produk tersebut dapat diterima atau ditolak.

a. Ho : = 0b. Hi : ≠ 0c. = 0,05d. Wilayah t < -2,069 dan t > 2,069 , dimana V = N - 1

Gambar (4.2) Uji Nilai Tengahe. Perhitungan

X Xi Xi210 0 05 -5 2510 0 012 2 411 1- 19 -1 12 -8 644 -6 3612 2 419 9 8110 0 015 5 258 -2 414 4 164 -6 3610 0 09 -1 111 1 111 1 113 3 910 0 09 -1 111 1 112 2 4

S241 SI E315Tabel (4.2) Tabel pengujian Ho

= xi / n = 1 / 24 = 0,04

22

-t ,069 0 t2,069

Page 23: makalah bhs Indonesia

S = n. xi2 - ( xi )2 / n (n - 1)

= 24 (315 )-( I )/24(23)

= 3,7

t =

= 0,05

f. Keputusan : terima Ho , pada taraf nyata 5%

Dan dengan selang kepercayaan 99 % dan taraf nyata 1 % yaitu

a. Ho : . = 0

b. Ho : ≠ 0

c. = 0,01

d. Wilayah t <2,807 dan t >-2,807 dimana V = N-l

Gambar (4.3) Uji Nilai Tengah

g. Keputusan terima Ho, pada taraf nyata 1 %.

4. Operating Characteristic Terhadap Produk.

" Kurva OC " digunakan untuk membantu penolakan barang yang rusak

dan penerimaan barang yang baik. Dan dari data diatas didapat;

N = 4800

n = 200

( Bila sampel rusak 11 aiau lebih dilolak }

C ≤ 10

Berarti dengan 10 barang yang rusak atau kurang dari itu pemeriksaan akan

menerima keseluruhan barang.

= 10 % dan LTPD =10%

= 5 % dan AOQL= 5 %

23

-t ,2,807 0 t ,807

Page 24: makalah bhs Indonesia

Membuat Kurva - OC

p% N = n.p Pa ( tabei G )

P% N=n.p Pa(tabel G)1 22 4 0,9973 6 0,9574 8 0,8165 10 0,5836 127 148 16 0,0779 18 0,03010 20 0,011Tabel (4.3) tabel Kurva - OC

Dimana, resiko produsen pada AQL = 5% atau 0,583

resiko konsumen pada LTPD = 10 % atau 0,011

Gambar (4.4) AQL dan LTPD

24

Page 25: makalah bhs Indonesia

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan.

Dari analisa data-data yang dilakukan pada Bab sebelumnya menunjukan

bahwa:

a. Pengawasan yang dilakukan terhadap barang yang diobservasi dengan

menggunakan metode " Control Charts " menyimpulkan bahwa batas kontrol

yang didapat yaitu, P ± 3.Sp dan didapat:

BKA = 0,061 + 3 ( 0,017 ) dan BKB = 0,061 - 3.( 0,017 )

Gambar ( 5.1 ) Peta kendali" Control Charts ".

Bahwa data yang telah diolah menyimpulkan semua produk cacat masih pada

kondisi terkendali.

b. Pengawasan terhadap banyaknya barang yang rusak dengan menggunakan

peta " NP ", dan menyimpulkan bahwa batas kontrol yang didapat yaitu ;

X ± 3.np dimana BKA = 10,04 + 3.( 3,09 )

= 19,31

BKB = 10,04 - 3 (3,09)

= 0,77

Gambar 5.2 Pea Kendali “N.P”

25

Page 26: makalah bhs Indonesia

Bahwa banyaknya barang yang rusak perhari masih dapat terkendali dan

masih dalam batas yang wajar.

c. Batasan rata-rata mutu keluaran (AOQL) dan toleransi persen cacat (LTPD)

dengan nilai AQL = 5% dan nilai LTPD = 10%

Gambar 5.3 Diagram AQL

2. Saran - Saran.

Bahwa pengendalian kualitas yang dilakukan oleh PT.DYNAPLAST

sudah cukup baik , lalu penulis ingin memberikan suatu maskan atau saran yang

ditujukan pada perusahaan didalam penanganan kualitas produk yaitu:

1. Lakukan pengawasan yang berkelanjutan dan teratur terhadap proses produksi,

dalam arti pengawasan harus lebih diperketat dan ditingkatkan pada bagian

diantaranya:

a.Bahan mentah atau bahan baku

b. Peralatan ( Mesin )

c.Tenaga kerja

d. Manajemen produksi

e.Proses produksi

f. Dan pendukung yang lain

2. Lakukan komunikasi antar atasan dan bawahan agar lebih mudah dalam

melakukan aktivitasnya sebagai karyawan.

3. Gunakan secara optimal SDM dan SD perusahaan dalam mencapai produk

yang berkualitas.

4. Perhatikan jam kerja karyawan

5. Penjadwalan produksi.

26

Page 27: makalah bhs Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

1. Reksohadiprojo, Sukarno. Manajemen Produksi, edisi ketiga,Yogyakarta,

Universitas Gajah Mada.

2. Grant, L. Euqene. Pengendalian Mutu Statistis, edisi keenam jilid I, Jakarta,

Erlangga.

3 Walpole, E. Ronald. Pengantar Statistis, edisi ketiga, Jakarta, PT. Gramedia.

27

Page 28: makalah bhs Indonesia

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Gambar / spesifikasi produk BATERRY 12 N5-3B

2. Tabel G, untuk pengendalian “Kurva OV

3. Tabel A.3, Distribusi poison

4. Tabel A.4, untuk kurva normal

5. Tabel A.5, untuk sebaran t

28

Page 29: makalah bhs Indonesia

29

Page 30: makalah bhs Indonesia

30

Page 31: makalah bhs Indonesia

31

Page 32: makalah bhs Indonesia

32

Page 33: makalah bhs Indonesia

33