27
Thalassemia pada Anak Faruq Fathullah 102011401 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Wacana Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510 Email: [email protected] PENDAHULUAN Thalassemia berasal dari kata Yunani, yaitu talassa yang berarti laut. Yang dimaksud dengan laut tersebut ialah Laut Tengah, oleh karena penyakit ini pertama kali dikenal didaerah sekitar Laut Tengah. Penyakit ini pertama sekali ditemukan oleh seorang dokter di Detroit USA yang bernama Thomas B.1 Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang diwariskan oleh orangtua kepada anak. Thalassemia mempengaruhi kemampuan dalam menghasilkan hemoglobin yang berakibat pada penyakit anemia. Hemoglobin adalah suatu protein dalam sel darah merah yang mengangkut oksigen dan nutrisi lainnya ke sel-sel lainnya dalam tubuh. Sekitar 100.000 bayi di seluruh dunia terlahir dengan jenis thalassemia berbahaya setiap tahunnya.Thalassemia terutama menimpa keturunan Italia, Yunani, Timur Tengah, Asia dan 1

Makalah Blok 24

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ast

Citation preview

Page 1: Makalah Blok 24

Thalassemia pada Anak

Faruq Fathullah

102011401

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510

Email: [email protected]

PENDAHULUAN

Thalassemia berasal dari kata Yunani, yaitu talassa yang berarti laut. Yang dimaksud

dengan laut tersebut ialah Laut Tengah, oleh karena penyakit ini pertama kali dikenal didaerah

sekitar Laut Tengah. Penyakit ini pertama sekali ditemukan oleh seorang dokter di Detroit USA

yang bernama Thomas B.1 Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang diwariskan oleh

orangtua kepada anak. Thalassemia mempengaruhi kemampuan dalam menghasilkan

hemoglobin yang berakibat pada penyakit anemia. Hemoglobin adalah suatu protein dalam sel

darah merah yang mengangkut oksigen dan nutrisi lainnya ke sel-sel lainnya dalam tubuh.

Sekitar 100.000 bayi di seluruh dunia terlahir dengan jenis thalassemia berbahaya setiap

tahunnya.Thalassemia terutama menimpa keturunan Italia, Yunani, Timur Tengah, Asia dan

Afrika.Ada dua jenis thalassemia yaitu alpha dan beta. Kedua jenis thalassemia ini diwariskan

dengan cara yang sama. Penyakit ini diturunkan oleh orangtua yang memiliki mutated gen atau

gen mutasi thalassemia. Seorang anak yang mewarisi satu gen mutasi disebut pembawa atau

carrier, atau yang disebut juga dengan thalassemia trait (sifat thalassemia). Kebanyakan

pembawa ini hidup normal dan sehat. Anak yang mewarisi dua sifat gen, di mana satu dariibu

dan satu dari ayah, akan mempunyai penyakit thalassemia. Jika baik ibu maupun ayah adalah

pembawa, kemungkinan anak mewarisi dua sifat gen, atau dengan kata lain mempunyai penyakit

thalassemia, adalah sebesar 25 persen. Anak dari pasangan pembawa juga mempunyai 50 persen

kemungkinan lahir sebagai pembawa.Jenis paling berbahaya dari alpha thalassemia yang

1

Page 2: Makalah Blok 24

terutama menimpa keturunan Asia Tenggara, Cina dan Filipina menyebabkan kematian pada

jabang bayi atau bayi baru lahir.Sementara itu, anak yang mewarisi dua gen mutasi beta

thalassemia akan menderita penyakit beta thalassemia.

DEFINISI

Thalasemia adalah sekelompok heterogen gangguan genetik pada

sintesishemoglobin yang ditandai dengan tidak ada atau berkurangnya sintesis

rantaiglobin. Thalassemia adalah salah satu dari penyakit genetik yang diwariskan dari

orang tua kepada anaknya melalui gen yang menyebabkan berkurangnya sel-sel darah

merah yang sehat dan hemoglobin dari keadaan normal.Thalasemia adalah penyakit

darah bawaan (keturuna) yang menyebabkan sel darah merah (eritrosit) pecah/hemolisa.1

EpidemiologiDi seluruh dunia, 15 juta orang memiliki presentasi klinis dari thalassemia. Fakta ini

mendukung thalassemia sebagai salah satu penyakit turunan yang terbanyak menyerang

hampir semua golongan etnik dan terdapat pada hampir seluruh negara di dunia.Beberapa

tipe thalassemia lebih umum terdapat pada area tertentu di dunia. Thalassemia-β lebih

sering ditemukan di negara-negara Mediteraniam seperti Yunani, Itali,dan Spanyol.

Banyak pulau-pulau Mediterania seperti Ciprus, Sardinia, dan Malta, memiliki insidens

thalassemia-β mayor yang tinggi secara signifikan. Thalassemia-β juga umum ditemukan

di Afrika Utara, India, Timur Tengah, dan Eropa Timur. Sebaliknya, thalassemia-α lebih

sering ditemukan di Asia Tenggara, India, Timur Tengah, dan Afrika.

ETIOLOGI

Talasemia diakibatkan adanya variasi atau hilangnya gen ditubuh yang membuat

hemoglobin. Hemoglobin adalah protein sel darah merah (SDM) yangmembawa oksigen.

Orang dengan talasemia memiliki hemoglobin yang kurang danSDM yang lebih sedikit

dari orang normal.yang akan menghasilkan suatu keadaananemia ringan sampai berat.

2

Page 3: Makalah Blok 24

Ada banyak kombinasi genetik yang mungkinmenyebabkan berbagai variasi dari

talasemia. Talasemia adalah penyakit herediter yang diturunkan dari orang tua kepada

anaknya. Penderita dengan keadaan talasemiasedang sampai berat menerima variasi gen

ini dari kedua orang tuannya. Seseorangyang mewarisi gen talasemia dari salah satu orangtua dan

gen normal dari orangtuayang lain adalah seorang pembawa (carriers). Seorang pembawa

sering tidak punyatanda keluhan selain dari anemia ringan, tetapi mereka dapat

menurunkan varian genini kepada anak-anak mereka.1

Thalassemia merupakan akibat dari ketidakseimbangan pembuatan rantai asam

amino yang membentuk hemoglobin yang dikandung oleh sel darah merah. Sel darah

merah membawa oksigen ke seluruh tubuh dengan bantuan substansi yang disebut

hemoglobin. Hemoglobin terbuat dari dua macam protein yang berbeda, yaitu globin alfa

dan globin beta. Protein globin tersebut dibuat oleh gen yang berlokasi di kromosom

yang berbeda.  Apabila satu atau lebih gen yang memproduksi protein globin tidak

normal atau hilang, maka akan terjadi penurunan produksi protein globin yang

menyebabkan thalassemia. Mutasi gen pada globin alfa akan menyebabkan penyakit alfa-

thalassemia dan jika itu terjadi pada globin beta maka akan menyebabkan penyakit beta-

thalassemia.1

MANIFESTASI KLINIK

Gejala awal pucat, mulanya tidak jelas. Biasanya menjadi lebih berat dalamtahun pertama

kehidupan, dan pada kasus yang berat terjadi dalam beberapaminggu setelah lahir.

Bila penyakit ini tidak ditangani dengan baik, tumbuh kembang anak akanterhambat.

Penyimpangan pertumbuhan akibat anemia dan kekurangan gizi menyebabkan

perawakan pendek.

Anak tidak nafsu makan, diare, kehilangan lemak tubuh, dan dapat disertaidemam

berulang kali akibat infeksi

3

Page 4: Makalah Blok 24

Anemia lama dan berat, biasanya menyebabkan pembesaran jantung

Terdapat hepatosplenomegali dan Ikterus ringan mungkin ada

Terjadi perubahan pada tulang yang menetap, yaitu terjadinya bentuk mukamongoloid

akibat sistim eritropoiesis yang hiperaktif 

Adanya penipisan korteks tulang panjang, tangan dan kaki dapatmenimbulkan fraktur

patologis.

Kadang-kadang ditemukan epistaksis, pigmentasi kulit, koreng pada tungkai,dan batu

empedu.

Pasien menjadi peka terhadap infeksi terutama bila limpanya telah diangkatsebelum usia

5 tahun dan mudah mengalami septisemia yang dapatmengakibatkan kematian. Dapat

timbul pensitopenia akibat hipersplenisme. 

Letargi, pucat, kelemahan, anoreksia, sesak nafas akibat penumpukan Fe,tebalnya tulang

kranial menipisnya tulang kartilago, kulit bersisik kehitamanakibat penumpukan Fe yang

disebabkan oleh adanya transfuse darah secarakontinu.1

KLASIFIKASI TALASEMIA

Alfa-Thalassemia

Alfa-globin adalah sebuah komponen (subunit) dari protein yang lebih besar yang

disebut hemoglobin, yang merupakan protein dalam sel darah merah yang membawa

oksigen ke sel dan jaringan di seluruh tubuh. Hemoglobin terdiri dari empat subunit: dua

subunit alfa-globin dan dua subunit jenis lain globin.

HBA1 (Hemoglobin, alfa 1) adalah gen yang memberikan instruksi untuk

membuat protein yang disebut alpha-globin. Protein ini juga diproduksi dari gen yang

4

Page 5: Makalah Blok 24

hampir identik yang disebut HBA2 (Hemoglobin, alfa 2). Kedua gen globin alpha-

terletak dekat bersama-sama dalam sebuah wilayah kromosom 16 yang dikenal sebagai

lokus globin alfa.

HBA1 dan HBA2 terletak di kromosom 16 lengan pendek di posisi 13.3. HBA1

terletak di gen pasangan basa 226.678 ke 227.519 sedangkan HBA 2 terletak di pasangan

basa 222.845 ke 223.708 .

Pada manusia normal terdapat 4 kopi gen alpha-globin yang terdapat masing-

masing 2 pada kromosom 16. Gen-gen ini membuat komponen globin alpha pada

hemoglobin orang dewasa normal, yang disebut hemoglobin A. dan juga merupakan

komponen dari hemoglobin pada janin dan orang dewasa lainnya, yang disebut

hemoglobin A2. Mutasi yang terjadi pada gen alpha globin adalah delesi.

Delesi 1 gen α : tidak ada dampak pada kesehatan, tetapi orang tersebut mewarisi gen

thalasemia, atau disebut juga Thalassaemia Carier/Trait

Delesi 2 gen α : hanya berpengaruh sedikit pada kelinan fungsi darah

Delesi 3 gen α : anemia berat, disebut juga Hemoglobin H (Hbh) disease

Delesi 4 gen α : berakibat fatal pada bayi karena alpha globin tidak dihasilkan sama

sekali

Gambar diatas menunjukkan bahwa kedua orang tua yang pada gen nya terdapat

masing-masing 2 gen yang sudah termutasi. Maka anaknya 25% normal, 25% carrier,

25% 2 gen delesi, 25% menderita hemoglobin H disease.

5

Page 6: Makalah Blok 24

Beta-Thalassemia

Globin beta adalah sebuah komponen (subunit) dari protein yang lebih besar yang

disebut hemoglobin, yang terletak di dalam sel darah merah. HBB gen yang memberikan

instruksi untuk membuat protein yang disebut globin beta. Lebih dari 250 mutasi pada

gen HBB telah ditemukan menyebabkan talasemia beta. Sebagian besar mutasi

melibatkan perubahan dalam satu blok bangunan DNA (nukleotida) dalam atau di dekat

gen HBB. Mutasi lainnya menyisipkan atau menghapus sejumlah kecil nukleotida dalam

gen HBB. Mutasi gen HBB yang menurunkan hasil produksi globin beta dalam kondisi

yang disebut beta-plus (B +) talasemia Tanpa globin beta, hemoglobin tidak dapat

terbentuk yang mengganggu perkembangan normal sel-sel darah merah. Kekurangan sel

darah merah akan menghambat oksigen yang akan dibawa dan membuat tubuh

kekurangan oksigen. Kurangnya oksigen dalam jaringan tubuh dapat menyebabkan

kerusakan organ, dan masalah kesehatan lainnya termasuk thalassemia beta.HBB gen

yang terletak di kromosom 11 lengan pendek di posisi 15.5. HBB gen dari pasangan basa

5.203.271 sampai pasangan basa 5.204.876 pada kromosom 11.

Pada manusia normal terdapat 2 kopi gen beta globin yang terdapat pada

kromosom 11, yang membuat beta globin yang merupakan komponen dari hemoglobin

pada orang dewasa, yang disebut hemoglobin A. Lebih dari 100 jenis mutasi yang dapat

menyebabkan thalasemia β, misalkan mutasi beta 0 yang berakibat tidak adanya beta

globin yang diproduksi, mutasi beta +, dimana hanya sedikit dari beta globin yang

diproduksi.

Jika seseorang memiliki 1 gen beta globin normal, dan satu lagi gen yang sudah

termutasi, maka orang itu disebut carier/trait. Gambar diatas menunjukkan bahwa kedua

orangtua merupakan carier/trait. Maka anaknya 25% normal, 50% carier/trait, 25%

mewarisi 2 gen yang termutasi (thalasemia mayor).

6

Page 7: Makalah Blok 24

PATOFISIOLOGI

Diagnosis Banding1. Defisiensi Zat Besi

Adalah  anemia yang disebabkan oleh kurangnya persediaan besi untk eritropoiesis, karena

cadangan besi kosong (depleted iron store) sehngga pembentukan hemoglobin berkurang.

Etiologinya Anemia defisiensi besi secara umum dapat disebabkan oleh kekurangan asupan besi,

gangguan penyerapan besi, serta kehilangan besi akibat penyakit tertentu.

Penyebab spesifik yang terkait dengan 3 proses diatas adalah:

Perdarahan menahun misalnya tukak peptic, menoragi, hematuria, hemoptisis, infeksi

cacing tambang

Kurangnya jumlah besi dalam makanan

Peningkatan kebutuhan besi yang tidak sesuai   dengan asupan

7

Page 8: Makalah Blok 24

Gangguan absorbsi besi

Gejala Klinis

·         Keadaan lemah, lesu, mual, dan muntah.

·         Muka pucat, demam, dan aneroksia.

·         Mata berkunang – kunang, serta telinga mendenging.

·         Gejala khas yang dijumpai pada defisiensi besi dan tidak dijumpai pada anemia lain yaitu:

1. Koilorikia : kuku menjadi rapuh, bergaris-garis vertical, dan cekung sehingga menjadi

sendok.

2. Atrofi papilla lidah : permukaan lidah menjadi licin dan mengilap karena papil lidah

menghilang.

3. Stomatitis angularis : adanya peradangan pada sudut mulut, sehingga tampak pada

bercak berwarna pucat keputihan.

penatalaksanaan

               Banyak jenis anemia tidak dapat dicegah. Namun, Anda dapat membantu menghindari

anemia kekurangan zat besi dan anemia kekurangan vitamin dengan makan yang sehat, variasi

makanan, termasuk:

1. Besi. Sumber terbaik zat besi adalah daging sapi dan daging lainnya. Makanan lain yang

kaya zat besi, termasuk kacang-kacangan, lentil, sereal kaya zat besi, sayuran berdaun

hijau tua, buah kering, selai kacang dan kacang-kacangan.

2. Folat. Gizi ini, dan bentuk sintetik, asam folat, dapat ditemukan di jus jeruk dan buah-

buahan, pisang, sayuran berdaun hijau tua, kacang polong dan dibentengi roti, sereal dan

pasta.

3. Vitamin B-12. Vitamin ini banyak dalam daging dan produk susu.

4. Vitamin C. Makanan yang mengandung vitamin C, seperti jeruk, melon dan beri,

membantu meningkatkan penyerapan zat besi.

            Makan banyak makanan yang mengandung zat besi sangat penting bagi orang-orang

yang memiliki kebutuhan besi yang tinggi, seperti anak-anak - besi yang diperlukan selama

ledakan pertumbuhan - dan perempuan hamil dan menstruasi.2

8

Page 9: Makalah Blok 24

2. Defenisi anemia penyakit kronik

Anemia penyakit kronik adalah anemia yang timbul setelah terjadinya proses infeksi atau

inflamasi kronik. Biasanya anemia akan muncul setelah penderita mengalami penyakit tersebut

selama 1–2 bulan. dulunya memang merupakan salah satu penyebab anemia penyakit kronik,

namun dari hasil studi yang terakhir tumor tidak lagi dimasukkan sebagai penyebab anemia

penyakit kronik.

Etiologi anemia penyakit kronik

Anemia penyakit kronik dapat disebabkan oleh beberapa penyakit/kondisi seperti infeksi

kronik misalnya infeksi paru, endokarditis bakterial; inflamasi kronik misalnya reumatoid,

demam reumatik; lain–lain misalnya penyakit hati alkaholik, gagal jantung kongestif dan

idiopatik

Gambaran klinis

Anemia pada penyakit kronik biasanya ringan sampai dengan sedang dan munculnya

setelah 1–2 bulan menderita sakit. Biasanya anemianya tidak bertambah progresif atau stabil dan

mengenai berat ringannya anemia pada seorang penderita tergantung kepada berat dan lamanya

menderita penyakit tersebut. Gambaran klinis dari anemianya sering tertutupi oleh gejala klinis

dari penyakit yang mendasari (asimptomatik).Tetapi pada pasien–pasien dengan gangguan paru

yang berat, demam, atau fisik dalam keadaan lemah akan menimbulkan berkurangnya kapasitas

daya angkut oksigen dalam jumlah sedang, yang mana ini nantinya akan mencetuskan gejala.

Pada pasien–pasien lansia, oleh karena adanya penyakit vaskular degeneratif kemungkinan akan

ditemukan gejala–gejala kelelahan, lemah, klaudikasio intermiten, muka pucat dan pada jantung

keluhannya dapat berupa palpitasi dan angina pektoris serta dapat terjadi gangguan serebral.

Tanda fisik yang mungkin dapat dijumpai antara lain muka pucat, konjungtiva pucat dan

takikardi.

Penatalaksanaan

Tidak ada terapi spesifik yang dapat kita berikan untuk anemia penyakit kronik, kecuali

pemberian terapi untuk penyakit yang mendasarinya. Biasanya apabila penyakit yang

mendasarinya telah diberikan pengobatan dengan baik, maka anemianya juga akan membaik.

Pemberian obat–obat hematinik seperti besi, asam folat, atau vitamin B12 pada pasien anemia

penyakit kronik, tidak ada manfaatnya. Belakangan ini telah dicoba untuk memberikan beberapa

pengobatan yang mungkin dapat membantu pasien anemia penyakit kronik, antara lain:

9

Page 10: Makalah Blok 24

1. Rekombinan eritropoetin (Epo), dapat diberikan pada pasien–pasien anemia penyakit kronik

yang penyakit dasarnya artritis reumatoid, Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), dan

inflamatory bowel disease. Dosisnya dapat dimulai dari 50–100 Unit/Kg, 3x seminggu,

pemberiannya secara intra venous (IV) atau subcutan (SC). Bila dalam 2–3 minggu konsentrasi

hemoglobin meningkat dan/atau feritin serum menurun, maka kita boleh menduga bahwa eritroit

respons. Bila dengan dosis rendah responsnya belum adekuat, maka dosisnya dapat ditingkatkan

sampai 150 Unit/Kg, 3x seminggu. Bila juga tidak ada respons, maka pemberian eritropoetin

dihentikan dan dicari kemungkinan penyebab yang lain, seperti anemia defisiensi besi. Namun

ada pula yang menganjurkan dosis eritropoetin dapat diberikan hingga

10.000–20.000 Unit, 3x seminggu.32

2. Transfusi darah berupa packed red cell (PRC) dapat diberikan, bila anemianya telah

memberikan keluhan atau gejala. Tetapi ini jarang diberikan oleh karena anemianya jarang

sampai berat.

3. Prednisolon dosis rendah yang diberikan dalam jangka panjang. Diberikan pada pasien anemia

penyakit kronik dengan penyakit dasarnya artritis temporal, reumatik dan polimialgia.

Hemoglobin akan segera kembali normal demikian juga dengan gejala–gejala polimialgia akan

segera hilang dengan cepat. Tetapi bila dalam beberapa hari tidak ada perbaikan, maka

pemberian kortikosteroid tersebut segera dihentikan.

4. Kobalt klorida, juga bermanfaat untuk memperbaiki anemia pada penyakit kronik dengan cara

kerjanya yaitu menstimulasi pelepasan eritropoetin, tetapi oleh karena efek toksiknya obat ini

tidak dianjurkan untuk diberikan.2

Anamnesis

1. Keluhan anemia: Nafsu makan menurun, pucat yang lama (kronis), lemah, lesu, mudah lelah, pusing, berdebar-debar

2. Mata tampak kuning3. Mudah infeksi, infeksi berulang ( penurunan mendadak kadar Hb)4. Perut yang membesar akibat hepatosplenomegali demam dan pertumbuhan/pubertas yang

terhambat5. Riwayat keluarga yang menderita thalasemia6. Riwayat transfusi berulang (jika sudah pernah transfusi sebelumnya) kulit menjadi lebih gelap7. Riwayat fraktur patologis8. Gout sekunder

Pemeriksaan Fisik

10

Page 11: Makalah Blok 24

1. Anemia2. Ikterus3. Hiperpigmentasi kulit4. Gizi kurang/buruk5. Facies Cooley6. Hepatosplenomegali7. Perawakan pendek8. Pubertas terhambat

Pemeriksaan Penunjang

Esensial

1. Darah Tepi lengkap Hemoglobin rendah

Thalasemia β mayor: 2-8 gr/dlThalasemia αo: 6-8 gr/dl

Leukopenia, Trombositopenia Sediaan apusan darah tepi: Mikrositer, Hipokrom, Anisositosis, Poikilositosis, sel eritrosit

muda, Fragmentosit, Target sel pada thalasemia β, hiperkromik dan beberapa berinti pada thalasemia αo

Indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC, RDW), bila tidak ada sel counter, lakukan uji resistensi osmotik 1 tabung (fragilitas)

2. Hiperurikemia3. Analisa Hemoglobin

Elektroforesis Hemoglobin- Hb varian kuantitatif (elektroforesis cellulose acetat membrane)- HbA2 kuantitatif (metoda mikrokolom)- HbF (alkali denaturasi modifikasi betke 2 menit)- HbH inclusion bodies (pewarnaan supravital/brilian cresil blue)

Thalasemia βo tidak didapatkan HbA, hanya HbF dan HbA2. Pada thalasemia β+ kadar HbF 20-90%, HbA2 normal.Thalasemia αo Hb Bart’s 80%, sisanya Hb Portland.HbH disease Hb Bart’s dan HbA2 rendah sampai sedang. Ditemukannya HbH.

Metoda HPLC (Beta short variant Biorad)Analisis kualitatif dan kuantitatif

4. Pemeriksaan sumsum tulang: Peningkatan sistem eritroid dengan banyak inklusi di prekursor eritrosit, yang lebih nampak dengan pengecatan metil-violet yang bisa memperlihatkan endapan globin

5. Radiologi: Penipisan dan peningkatan trabekulasi tulang panjang, gambaran hair on end pada tlg tengkorak

MEKANISME

11

Page 12: Makalah Blok 24

Penyebab anemia pada thalasemia bersifat primer dan sekunder. Primer

adalah berkurangnya sintesis HbA dan eritroipoeisis yang tidak efektif disertai penghancuransel-

sel eritrosit . Sedangkan sekunder ialah krena defisiensi asam folat, bertambahnyavolume palsma

intravaskular yang mengakibatkan hemodilusi, dan destruksi eritrositoleh sistem

retikuloendotelial dalam limpa dan hati.Penelitian biomolekuler menunjukkan adanya mutasi

DNA pada gen sehingga produksi rantai alfa atau beta dari hemoglobin berkurang. Molekul

globin terdiri atassepasang rantai-a dan sepasang rantai lain yang menentukan jenis Hb. Pada

orangnormal terdapat 3 jenis Hb, yaitu Hb A (merupakan > 96% dari Hb total, tersusun dari2

rantai-a dan 2 rantai-b = a2b2), Hb F(< 2% = a2g2) dan HbA2 (< 3% = a2d2).Kelainan produksi

dapat terjadi pada ranta-a (a-thalassemia), rantai-b (b-thalassemia),rantai-g (g-thalassemia),

rantai-d (d-thalassemia), maupun kombinasi kelainan rantai-d dan rantai-b (bd-thalassemia).

Pada thalassemia-b, kekurangan produksi rantai beta menyebabkankekurangan pembentukan

a2b2 (Hb A); kelebihan rantai-a akan berikatan denganrantai-g yang secara kompensatoir Hb F

meningkat; sisanya dalam jumlah besar diendapkan pada membran eritrosit sebagai Heinz bodies

dengan akibat eritrositmudah rusak ( ineffective erythropoesis).2,3,4

FAKTOR RESIKO

Pada penderita thalasemia terjadi perubahan atau mutasi gen, yaitu pembawakode genetik

untuk pembuatan hemoglobin. Akibatnya kualitas sel darah merah tidak  baik dan tidak dapat

bertahan hidup lama, tidak bisa bertahan sepanjang hidup seldarah merah normal. Manifestasi

yang dirasakan pasien adalah cepat capai, terlebih bila naik tangga atau harus berjalan cepat,

apalagi berlari. Thalasemia memang diturunkan dari orangtua ke anaknya, baik laki-lakimaupun

perempuan. Bila gen penyebab thalasemia berasal dari kedua orangtua-nya(ayah dan ibu), maka seseorang

dapat menderita thalasemia dengan manifestasi klinissedang hingga berat.

Tabel Perkawinan antara pasutri dengan sama-sama membawa sifat resesif:

Hb HbS

Hb HbHb HbHbS

HbS HbSHb HbSHBs

12

Page 13: Makalah Blok 24

Pada perkawinan antara sesama pembawa sifat thalasemia

menghasilkanketurunan 25% normal, 50% pembawa sifat, 25% penderita thalasemia

yangmenderita anemia berat. Namun bila gen penyebab thalasemia hanya diturunkan

darisalah satu orangtua, maka umumnya anak tersebut hanya menderita thalasemiadengan

manifestasi klinis yang ringan, bahkan kadang tidak ada gejala klinis yangtimbul. Orang

dengan gen pembawa thalasemia namun tanpa gejala ini disebut pembawa sifat atau

karier (carrier ) thalasemia.

Walaupun tanpa gejala, karier thalasemia tetap akan menurunkan gen pembawa sifat

thalasemia ini padaketurunannya.

Tabel perkawinan antara seseorang yang normal dengan pembawa sifat

thalasemia

Hb HbS

Hb HbHb HbHbS

HbS HbSHb HbSHBs

Pada perkawinan antara penderita thalasemia pembawa sifat dan orang

normalmenghasilkan keturunan 50% normal dan 50% pembawa sifat

Tabel Perkawinan antara penderita thalasemia dan orang normal

Hb HbS

Hb HbHb HbHbS

HbS HbSHb HbSHBs

Pada perkawinan antara pasutri yang pasangannya menderita thalasemiadengan

pasangan yang normal menghasilkan 100% keturunan dengan pembawa sifatthalasemia

Tabel Perkawinan antara Penderita thalasemia dengan sesame penderita

thalasemia

Hb HbS

13

Page 14: Makalah Blok 24

Hb HbHb HbHbS

HbS HbSHb HbSHBs

Pada perkawinan thalasemia menghasilkan 100% keturunan yang thalasemiayang

memiliki derajat anemia berat

Tabel perkawinan antara pembawa sifat thalasemia dan penderita thalasemia

Hb HbS

Hb HbHb HbHbS

HbS HbSHb HbSHBs

Pada perkawinan antara thalasemia dan pembawa sifat thalasemia

menghasilkanketurunan yang 50% pembawa sifat thalasemia dan 50% penderita

thalasemia. Padakarier thalasemia, bahkan tanpa gejala. Namun pada thalasemia berat

kita dapatmenemukan rasa lelah dan letih, kulit yang kekuningan ( aundice), perut

yangmembuncit karena adanya pembesaran hati dan limpa, warna urine yang lebih

gelapatau gangguan pertumbuhan. Umumnya thalasemia berat didiagnosis sejak

masa balita. Bahkan bayi yang lahir dengan thalasemia alpha mayor bisa meninggal

tidak lama setelah dilahirkan.5

KOMPLIKASI

Akibat anemia yang berat dan lama, sering terjadi gagal jantung. Transfusi darah

yang berulang-ulang dan proses hemolisis menyebabkan kadar besi dalam darah sangat

tinggi,sehingga ditimbun di dalam berbagai jaringan tubuh seperti hepar, limpa, kulit,

jantungdan lain-lain. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan fungsi alat

tersebut(hematokromatosis).

Limpa yang besar mudah ruptur akibat trauma yang ringan saja.Kadang-kadang

talasemia disertai tanda hiporsplenisme seperti leukopenia dantrombositopenia. Kematian

14

Page 15: Makalah Blok 24

terutama disebabkan oleh infeksi dan gagal jantung. Tandadan gejala dari penyakit

thalassemia disebabkan oleh kekurangan oksigen di dalam alirandarah. Hal ini terjadi

karena tubuh tidak cukup membuat sel-sel darah merah danhemoglobin. Keparahan

gejala tergantung pada keparahan dari gangguan yang terjadi

.Orang dengan beta talasemia intermedia dapat mengalami anemia

ringan ,sedangsampai berat . Mereka juga mungkin memiliki masalah kesehatan

(komplikasi) lainnya, seperti:

1. Fraktur patologi Masalah tulang, thalassemia dapat membuat sumsum tulang (materi

spons dalamtulang yang membuat sel-sel darah) tidak berkembang. Hal ini menyebabkan tulanglebih

luas daripada biasanya. Tulang juga dapat menjadi rapuh dan mudah patah.

2. HepatosplenomegalyTransfusi darah adalah perawatan standar untuk penderita

thalassemia. Sebagaihasilnya, kandungan zat besi meningkat di dalam darah . Gangguan

pembesaran hatidisebabkan karena menumpukan Fe yang berada di hati. Sehingga

menyebabkan hatimembesar.

3. Gangguan tumbuh kembangAnemia bisa menyebabkan pertumbuhan anak berjalan

lambat. Anak denganthalassemia berat umumnya jarang mencapai tinggi orang dewasa

normal. Karenamasalah endokrin, mungkin juga terjadi penundaan pubertas pada anak-

anak ini

4. Disfungsi organ

a. Jantung dan  Liver Disease

Transfusi darah adalah perawatan standar untuk penderitathalassemia. Sebagai

hasilnya, kandungan zat besi meningkat di dalam darah. Halini dapat merusak organ dan

jaringan, terutama jantung dan hati.Penyakit jantung yang disebabkan oleh zat besi yang

berlebihan adalah penyebab utama kematian pada orang penderita thalassemia. Penyakit

jantung Termasuk gagal jantung, aritmis denyut jantung, dan terlebih lagi

serangan jantung. 

b) Limpa

15

Page 16: Makalah Blok 24

Limpa bekerja untuk melindungi tubuh terhadap infeksi dan menyaring

bahanyang tidak diperlukan, misalnya sel-sel darah yang rusak atau tua. Sel darah

merah pada penderita Thalassemia yang lebih cepat pecah daripada sel darah

merahnormal akan membuat limpa bekerja lebih keras dibandingkan

normal,menyebabkan organ ini membesar. Splenomegaly bisa membuat anemia

kianmemburuk, dan mengurangi usia sel-sel darah merah yang ditransfusi. Jika

limpatumbuh terlalu besar, mungkin organ ini harus diangkat.

c) Infeksi

Di antara orang-orang penderita thalassemia, infeksi adalah penyebab

utama penyakit dan kedua paling umum penyebab kematian. Orang-orang yang limpanyatelah

diangkat berada pada risiko yang lebih tinggi, karena mereka tidak lagimemiliki organ

yang memerangi infeksi. Orang dengan thalassemia mempunyairisiko tertular penyakit

infeksi yang ditularkan melalui transfusi darah, misalnyahepatitis, di mana virus tersebut

dapat merusak hati.

d) Osteoporosis

Banyak penderita thalassemia memiliki tulang yang bermasalah,

termasuk osteoporosis. Ini adalah suatu kondisi di mana tulang menjadi sangat lemah,

rapuhdan mudah patah. Cacat tulang. Thalassemia bisa membuat sumsum

tulang berekspansi, sehingga tulang menjadi melebar. Hal ini menimbulkan

abnormalitasstruktur tulang, khususnya pada wajah dan tengkorak. Ekspansi sumsum

tulang juga membuat tulang menjadi tipis dan rapuh, meningkatkan peluang patah tulang,khususnya

pada tulang belakang. Patah tulang belakang membuahkan kompresitulang belakang.5

PENATALAKSANAAN

16

Page 17: Makalah Blok 24

Medikamentosa

1. Pemberian iron chelating agent (desferoxamine): diberikan setelah kadar feritin serum

sudah mencapai 1000Qg/l atau saturasi transferin lebih 50%,atau sekitar 10-20 kali

transfusi darah. Desferoxamine dosis 25-50 mg/kg berat badan/hari subkutan melalui

pompa infus dalam waktu 8-12 jam denganminimal selama 5 hari berturut setiap

selesai transfusi darah.

2. Vitamin C 100-250 mg/hari selama pemberian kelasi besi, untuk meningkatkan efek

kelasi besi.

3. Asam folat 2-5 mg/hari untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat.

4. Vitamin E 200-400 IU setiap hari sebagai antioksidan dapat memperpanjangumur sel

darah merah.

Bedah

Splenektomi, dengan indikasi :

1.Limpa yang terlalu besar, sehingga membatasi gerak penderita,

menimbulkan peningkatan tekanan intraabdominal dan bahaya terjadinya rupture 

2. Hipersplenisme ditandai dengan peningkatan kebutuhan transfusi darah ataukebutuhan

suspensi eritrosit (PRC) melebihi 250 ml/kg berat badan dalam satutahun

3.Suportif 

 Transfusi darah :Hb penderita dipertahankan antara 8 g/dl sampai 9,5 g/dl.

Dengan kedaan iniakan memberikan supresi sumsum tualang yang adekuat, menurunkan

tingkatakumulasi besi, dan dapat mempertahankan pertumbuhan dan

perkembangan penderita. Pemberian darah dalam bentuk PRC ( packed red cell ), 3 ml/kg

BBuntuk setiap kenaikan Hb 1 g/dl.

4.Lain-lain (rujukan subspesialis, rujukan spesialisasi lainnya dll) Tumbuh kembang,

kardiologi, Gizi, endokrinologi, radiologi, Gigi

5.Farmako dan Non Farmakologi

 Transfusi darah berulang dapat mengakibatkan penimbunan zat besi padaorgan-

organ tubuh yang penting (jantung, hati, otak) dan dapat mengganggu fungsi organ-organ

tersebut. Untuk pencegahan penimbunan zat besi tersebutdapat digunakan dengan

memberikan desferoxamine (Desferal) melalui alat pompa (syringe drive) selama 10

17

Page 18: Makalah Blok 24

sampai 15 jam, 5 hari berturut-turut dalamseminggu sehingga zat besi dapat dikeluarkan

dari jaringan tubuh.Penderita yang menjalani transfusi juga harus menghindari tambahan

zat besidan obat-obat yang bersifat oksidatif (misalnya sulfonamide) untuk

mencegah penimbunan zat besi yang lebih parah.Ferriprox juga digunakan untuk

pencegahan kardiomegali. Teh dan kopi pundapat digunakan sebagai pengikat zat besi

dalam tubuh.6

Kesimpulan

Thalassemia merupakan penyakit genetik yang disebabkan oleh ketidak normalan pada

protein globin yang terdapat di gen. Jika globin alfa yang rusak maka penyakit itu dinamakan

alfa-thalassemia dan jika globin beta yang rusak maka penyakit itu dinamakan alfa thalassemia.

Gejala yang terjadi dimulai dari anemia hingga osteoporosis. Thalassemia harus sudah diobati

sejak dini agar tidak berdampak fatal. Pengobatan yang dilakukan adalah dengan melakukan

transfusi darah, meminum beberapa suplemen asam float dan beberapa terapi.

DAFTAR PUSTAKA

 1. Hay WW, Levin MJ. Current Diagnosis and Treatment in Pediatrics. 18th Edition. New

York : Lange Medical Books/ McGraw Hill Publishing Division ; 2007

2. Permono B, Sutaryo, dkk. Buku Ajar Hemotologi-Onkologi Anak Cetakan Kedua.

Jakarta :Ikatan Dokter Anak Indonesia ; 2006

3. Hoffbrand AV, Pettit JE, Moss PAH. Hematologi. Edisi ke-4. Jakarta: EGC; 2005.h.64-9.

4. Nainggolan IM. Analisis haplotide β pada mutasi Thalassemia β IVS1-nt5: asal dan

penyebaran mutasi. Jakarta: Universitas Indonesia; 2001.h.4-13

5. Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. Biologi. Jakarta: Erlangga; 2002.h.271.

6. Ananta Yovita. Terapi Kelasi Pada Thalassemia. Sari Pustaka. 2006

18