Upload
lukasdoni
View
59
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ast
Citation preview
Thalassemia pada Anak
Faruq Fathullah
102011401
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510
Email: [email protected]
PENDAHULUAN
Thalassemia berasal dari kata Yunani, yaitu talassa yang berarti laut. Yang dimaksud
dengan laut tersebut ialah Laut Tengah, oleh karena penyakit ini pertama kali dikenal didaerah
sekitar Laut Tengah. Penyakit ini pertama sekali ditemukan oleh seorang dokter di Detroit USA
yang bernama Thomas B.1 Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang diwariskan oleh
orangtua kepada anak. Thalassemia mempengaruhi kemampuan dalam menghasilkan
hemoglobin yang berakibat pada penyakit anemia. Hemoglobin adalah suatu protein dalam sel
darah merah yang mengangkut oksigen dan nutrisi lainnya ke sel-sel lainnya dalam tubuh.
Sekitar 100.000 bayi di seluruh dunia terlahir dengan jenis thalassemia berbahaya setiap
tahunnya.Thalassemia terutama menimpa keturunan Italia, Yunani, Timur Tengah, Asia dan
Afrika.Ada dua jenis thalassemia yaitu alpha dan beta. Kedua jenis thalassemia ini diwariskan
dengan cara yang sama. Penyakit ini diturunkan oleh orangtua yang memiliki mutated gen atau
gen mutasi thalassemia. Seorang anak yang mewarisi satu gen mutasi disebut pembawa atau
carrier, atau yang disebut juga dengan thalassemia trait (sifat thalassemia). Kebanyakan
pembawa ini hidup normal dan sehat. Anak yang mewarisi dua sifat gen, di mana satu dariibu
dan satu dari ayah, akan mempunyai penyakit thalassemia. Jika baik ibu maupun ayah adalah
pembawa, kemungkinan anak mewarisi dua sifat gen, atau dengan kata lain mempunyai penyakit
thalassemia, adalah sebesar 25 persen. Anak dari pasangan pembawa juga mempunyai 50 persen
kemungkinan lahir sebagai pembawa.Jenis paling berbahaya dari alpha thalassemia yang
1
terutama menimpa keturunan Asia Tenggara, Cina dan Filipina menyebabkan kematian pada
jabang bayi atau bayi baru lahir.Sementara itu, anak yang mewarisi dua gen mutasi beta
thalassemia akan menderita penyakit beta thalassemia.
DEFINISI
Thalasemia adalah sekelompok heterogen gangguan genetik pada
sintesishemoglobin yang ditandai dengan tidak ada atau berkurangnya sintesis
rantaiglobin. Thalassemia adalah salah satu dari penyakit genetik yang diwariskan dari
orang tua kepada anaknya melalui gen yang menyebabkan berkurangnya sel-sel darah
merah yang sehat dan hemoglobin dari keadaan normal.Thalasemia adalah penyakit
darah bawaan (keturuna) yang menyebabkan sel darah merah (eritrosit) pecah/hemolisa.1
EpidemiologiDi seluruh dunia, 15 juta orang memiliki presentasi klinis dari thalassemia. Fakta ini
mendukung thalassemia sebagai salah satu penyakit turunan yang terbanyak menyerang
hampir semua golongan etnik dan terdapat pada hampir seluruh negara di dunia.Beberapa
tipe thalassemia lebih umum terdapat pada area tertentu di dunia. Thalassemia-β lebih
sering ditemukan di negara-negara Mediteraniam seperti Yunani, Itali,dan Spanyol.
Banyak pulau-pulau Mediterania seperti Ciprus, Sardinia, dan Malta, memiliki insidens
thalassemia-β mayor yang tinggi secara signifikan. Thalassemia-β juga umum ditemukan
di Afrika Utara, India, Timur Tengah, dan Eropa Timur. Sebaliknya, thalassemia-α lebih
sering ditemukan di Asia Tenggara, India, Timur Tengah, dan Afrika.
ETIOLOGI
Talasemia diakibatkan adanya variasi atau hilangnya gen ditubuh yang membuat
hemoglobin. Hemoglobin adalah protein sel darah merah (SDM) yangmembawa oksigen.
Orang dengan talasemia memiliki hemoglobin yang kurang danSDM yang lebih sedikit
dari orang normal.yang akan menghasilkan suatu keadaananemia ringan sampai berat.
2
Ada banyak kombinasi genetik yang mungkinmenyebabkan berbagai variasi dari
talasemia. Talasemia adalah penyakit herediter yang diturunkan dari orang tua kepada
anaknya. Penderita dengan keadaan talasemiasedang sampai berat menerima variasi gen
ini dari kedua orang tuannya. Seseorangyang mewarisi gen talasemia dari salah satu orangtua dan
gen normal dari orangtuayang lain adalah seorang pembawa (carriers). Seorang pembawa
sering tidak punyatanda keluhan selain dari anemia ringan, tetapi mereka dapat
menurunkan varian genini kepada anak-anak mereka.1
Thalassemia merupakan akibat dari ketidakseimbangan pembuatan rantai asam
amino yang membentuk hemoglobin yang dikandung oleh sel darah merah. Sel darah
merah membawa oksigen ke seluruh tubuh dengan bantuan substansi yang disebut
hemoglobin. Hemoglobin terbuat dari dua macam protein yang berbeda, yaitu globin alfa
dan globin beta. Protein globin tersebut dibuat oleh gen yang berlokasi di kromosom
yang berbeda. Apabila satu atau lebih gen yang memproduksi protein globin tidak
normal atau hilang, maka akan terjadi penurunan produksi protein globin yang
menyebabkan thalassemia. Mutasi gen pada globin alfa akan menyebabkan penyakit alfa-
thalassemia dan jika itu terjadi pada globin beta maka akan menyebabkan penyakit beta-
thalassemia.1
MANIFESTASI KLINIK
Gejala awal pucat, mulanya tidak jelas. Biasanya menjadi lebih berat dalamtahun pertama
kehidupan, dan pada kasus yang berat terjadi dalam beberapaminggu setelah lahir.
Bila penyakit ini tidak ditangani dengan baik, tumbuh kembang anak akanterhambat.
Penyimpangan pertumbuhan akibat anemia dan kekurangan gizi menyebabkan
perawakan pendek.
Anak tidak nafsu makan, diare, kehilangan lemak tubuh, dan dapat disertaidemam
berulang kali akibat infeksi
3
Anemia lama dan berat, biasanya menyebabkan pembesaran jantung
Terdapat hepatosplenomegali dan Ikterus ringan mungkin ada
Terjadi perubahan pada tulang yang menetap, yaitu terjadinya bentuk mukamongoloid
akibat sistim eritropoiesis yang hiperaktif
Adanya penipisan korteks tulang panjang, tangan dan kaki dapatmenimbulkan fraktur
patologis.
Kadang-kadang ditemukan epistaksis, pigmentasi kulit, koreng pada tungkai,dan batu
empedu.
Pasien menjadi peka terhadap infeksi terutama bila limpanya telah diangkatsebelum usia
5 tahun dan mudah mengalami septisemia yang dapatmengakibatkan kematian. Dapat
timbul pensitopenia akibat hipersplenisme.
Letargi, pucat, kelemahan, anoreksia, sesak nafas akibat penumpukan Fe,tebalnya tulang
kranial menipisnya tulang kartilago, kulit bersisik kehitamanakibat penumpukan Fe yang
disebabkan oleh adanya transfuse darah secarakontinu.1
KLASIFIKASI TALASEMIA
Alfa-Thalassemia
Alfa-globin adalah sebuah komponen (subunit) dari protein yang lebih besar yang
disebut hemoglobin, yang merupakan protein dalam sel darah merah yang membawa
oksigen ke sel dan jaringan di seluruh tubuh. Hemoglobin terdiri dari empat subunit: dua
subunit alfa-globin dan dua subunit jenis lain globin.
HBA1 (Hemoglobin, alfa 1) adalah gen yang memberikan instruksi untuk
membuat protein yang disebut alpha-globin. Protein ini juga diproduksi dari gen yang
4
hampir identik yang disebut HBA2 (Hemoglobin, alfa 2). Kedua gen globin alpha-
terletak dekat bersama-sama dalam sebuah wilayah kromosom 16 yang dikenal sebagai
lokus globin alfa.
HBA1 dan HBA2 terletak di kromosom 16 lengan pendek di posisi 13.3. HBA1
terletak di gen pasangan basa 226.678 ke 227.519 sedangkan HBA 2 terletak di pasangan
basa 222.845 ke 223.708 .
Pada manusia normal terdapat 4 kopi gen alpha-globin yang terdapat masing-
masing 2 pada kromosom 16. Gen-gen ini membuat komponen globin alpha pada
hemoglobin orang dewasa normal, yang disebut hemoglobin A. dan juga merupakan
komponen dari hemoglobin pada janin dan orang dewasa lainnya, yang disebut
hemoglobin A2. Mutasi yang terjadi pada gen alpha globin adalah delesi.
Delesi 1 gen α : tidak ada dampak pada kesehatan, tetapi orang tersebut mewarisi gen
thalasemia, atau disebut juga Thalassaemia Carier/Trait
Delesi 2 gen α : hanya berpengaruh sedikit pada kelinan fungsi darah
Delesi 3 gen α : anemia berat, disebut juga Hemoglobin H (Hbh) disease
Delesi 4 gen α : berakibat fatal pada bayi karena alpha globin tidak dihasilkan sama
sekali
Gambar diatas menunjukkan bahwa kedua orang tua yang pada gen nya terdapat
masing-masing 2 gen yang sudah termutasi. Maka anaknya 25% normal, 25% carrier,
25% 2 gen delesi, 25% menderita hemoglobin H disease.
5
Beta-Thalassemia
Globin beta adalah sebuah komponen (subunit) dari protein yang lebih besar yang
disebut hemoglobin, yang terletak di dalam sel darah merah. HBB gen yang memberikan
instruksi untuk membuat protein yang disebut globin beta. Lebih dari 250 mutasi pada
gen HBB telah ditemukan menyebabkan talasemia beta. Sebagian besar mutasi
melibatkan perubahan dalam satu blok bangunan DNA (nukleotida) dalam atau di dekat
gen HBB. Mutasi lainnya menyisipkan atau menghapus sejumlah kecil nukleotida dalam
gen HBB. Mutasi gen HBB yang menurunkan hasil produksi globin beta dalam kondisi
yang disebut beta-plus (B +) talasemia Tanpa globin beta, hemoglobin tidak dapat
terbentuk yang mengganggu perkembangan normal sel-sel darah merah. Kekurangan sel
darah merah akan menghambat oksigen yang akan dibawa dan membuat tubuh
kekurangan oksigen. Kurangnya oksigen dalam jaringan tubuh dapat menyebabkan
kerusakan organ, dan masalah kesehatan lainnya termasuk thalassemia beta.HBB gen
yang terletak di kromosom 11 lengan pendek di posisi 15.5. HBB gen dari pasangan basa
5.203.271 sampai pasangan basa 5.204.876 pada kromosom 11.
Pada manusia normal terdapat 2 kopi gen beta globin yang terdapat pada
kromosom 11, yang membuat beta globin yang merupakan komponen dari hemoglobin
pada orang dewasa, yang disebut hemoglobin A. Lebih dari 100 jenis mutasi yang dapat
menyebabkan thalasemia β, misalkan mutasi beta 0 yang berakibat tidak adanya beta
globin yang diproduksi, mutasi beta +, dimana hanya sedikit dari beta globin yang
diproduksi.
Jika seseorang memiliki 1 gen beta globin normal, dan satu lagi gen yang sudah
termutasi, maka orang itu disebut carier/trait. Gambar diatas menunjukkan bahwa kedua
orangtua merupakan carier/trait. Maka anaknya 25% normal, 50% carier/trait, 25%
mewarisi 2 gen yang termutasi (thalasemia mayor).
6
PATOFISIOLOGI
Diagnosis Banding1. Defisiensi Zat Besi
Adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya persediaan besi untk eritropoiesis, karena
cadangan besi kosong (depleted iron store) sehngga pembentukan hemoglobin berkurang.
Etiologinya Anemia defisiensi besi secara umum dapat disebabkan oleh kekurangan asupan besi,
gangguan penyerapan besi, serta kehilangan besi akibat penyakit tertentu.
Penyebab spesifik yang terkait dengan 3 proses diatas adalah:
Perdarahan menahun misalnya tukak peptic, menoragi, hematuria, hemoptisis, infeksi
cacing tambang
Kurangnya jumlah besi dalam makanan
Peningkatan kebutuhan besi yang tidak sesuai dengan asupan
7
Gangguan absorbsi besi
Gejala Klinis
· Keadaan lemah, lesu, mual, dan muntah.
· Muka pucat, demam, dan aneroksia.
· Mata berkunang – kunang, serta telinga mendenging.
· Gejala khas yang dijumpai pada defisiensi besi dan tidak dijumpai pada anemia lain yaitu:
1. Koilorikia : kuku menjadi rapuh, bergaris-garis vertical, dan cekung sehingga menjadi
sendok.
2. Atrofi papilla lidah : permukaan lidah menjadi licin dan mengilap karena papil lidah
menghilang.
3. Stomatitis angularis : adanya peradangan pada sudut mulut, sehingga tampak pada
bercak berwarna pucat keputihan.
penatalaksanaan
Banyak jenis anemia tidak dapat dicegah. Namun, Anda dapat membantu menghindari
anemia kekurangan zat besi dan anemia kekurangan vitamin dengan makan yang sehat, variasi
makanan, termasuk:
1. Besi. Sumber terbaik zat besi adalah daging sapi dan daging lainnya. Makanan lain yang
kaya zat besi, termasuk kacang-kacangan, lentil, sereal kaya zat besi, sayuran berdaun
hijau tua, buah kering, selai kacang dan kacang-kacangan.
2. Folat. Gizi ini, dan bentuk sintetik, asam folat, dapat ditemukan di jus jeruk dan buah-
buahan, pisang, sayuran berdaun hijau tua, kacang polong dan dibentengi roti, sereal dan
pasta.
3. Vitamin B-12. Vitamin ini banyak dalam daging dan produk susu.
4. Vitamin C. Makanan yang mengandung vitamin C, seperti jeruk, melon dan beri,
membantu meningkatkan penyerapan zat besi.
Makan banyak makanan yang mengandung zat besi sangat penting bagi orang-orang
yang memiliki kebutuhan besi yang tinggi, seperti anak-anak - besi yang diperlukan selama
ledakan pertumbuhan - dan perempuan hamil dan menstruasi.2
8
2. Defenisi anemia penyakit kronik
Anemia penyakit kronik adalah anemia yang timbul setelah terjadinya proses infeksi atau
inflamasi kronik. Biasanya anemia akan muncul setelah penderita mengalami penyakit tersebut
selama 1–2 bulan. dulunya memang merupakan salah satu penyebab anemia penyakit kronik,
namun dari hasil studi yang terakhir tumor tidak lagi dimasukkan sebagai penyebab anemia
penyakit kronik.
Etiologi anemia penyakit kronik
Anemia penyakit kronik dapat disebabkan oleh beberapa penyakit/kondisi seperti infeksi
kronik misalnya infeksi paru, endokarditis bakterial; inflamasi kronik misalnya reumatoid,
demam reumatik; lain–lain misalnya penyakit hati alkaholik, gagal jantung kongestif dan
idiopatik
Gambaran klinis
Anemia pada penyakit kronik biasanya ringan sampai dengan sedang dan munculnya
setelah 1–2 bulan menderita sakit. Biasanya anemianya tidak bertambah progresif atau stabil dan
mengenai berat ringannya anemia pada seorang penderita tergantung kepada berat dan lamanya
menderita penyakit tersebut. Gambaran klinis dari anemianya sering tertutupi oleh gejala klinis
dari penyakit yang mendasari (asimptomatik).Tetapi pada pasien–pasien dengan gangguan paru
yang berat, demam, atau fisik dalam keadaan lemah akan menimbulkan berkurangnya kapasitas
daya angkut oksigen dalam jumlah sedang, yang mana ini nantinya akan mencetuskan gejala.
Pada pasien–pasien lansia, oleh karena adanya penyakit vaskular degeneratif kemungkinan akan
ditemukan gejala–gejala kelelahan, lemah, klaudikasio intermiten, muka pucat dan pada jantung
keluhannya dapat berupa palpitasi dan angina pektoris serta dapat terjadi gangguan serebral.
Tanda fisik yang mungkin dapat dijumpai antara lain muka pucat, konjungtiva pucat dan
takikardi.
Penatalaksanaan
Tidak ada terapi spesifik yang dapat kita berikan untuk anemia penyakit kronik, kecuali
pemberian terapi untuk penyakit yang mendasarinya. Biasanya apabila penyakit yang
mendasarinya telah diberikan pengobatan dengan baik, maka anemianya juga akan membaik.
Pemberian obat–obat hematinik seperti besi, asam folat, atau vitamin B12 pada pasien anemia
penyakit kronik, tidak ada manfaatnya. Belakangan ini telah dicoba untuk memberikan beberapa
pengobatan yang mungkin dapat membantu pasien anemia penyakit kronik, antara lain:
9
1. Rekombinan eritropoetin (Epo), dapat diberikan pada pasien–pasien anemia penyakit kronik
yang penyakit dasarnya artritis reumatoid, Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), dan
inflamatory bowel disease. Dosisnya dapat dimulai dari 50–100 Unit/Kg, 3x seminggu,
pemberiannya secara intra venous (IV) atau subcutan (SC). Bila dalam 2–3 minggu konsentrasi
hemoglobin meningkat dan/atau feritin serum menurun, maka kita boleh menduga bahwa eritroit
respons. Bila dengan dosis rendah responsnya belum adekuat, maka dosisnya dapat ditingkatkan
sampai 150 Unit/Kg, 3x seminggu. Bila juga tidak ada respons, maka pemberian eritropoetin
dihentikan dan dicari kemungkinan penyebab yang lain, seperti anemia defisiensi besi. Namun
ada pula yang menganjurkan dosis eritropoetin dapat diberikan hingga
10.000–20.000 Unit, 3x seminggu.32
2. Transfusi darah berupa packed red cell (PRC) dapat diberikan, bila anemianya telah
memberikan keluhan atau gejala. Tetapi ini jarang diberikan oleh karena anemianya jarang
sampai berat.
3. Prednisolon dosis rendah yang diberikan dalam jangka panjang. Diberikan pada pasien anemia
penyakit kronik dengan penyakit dasarnya artritis temporal, reumatik dan polimialgia.
Hemoglobin akan segera kembali normal demikian juga dengan gejala–gejala polimialgia akan
segera hilang dengan cepat. Tetapi bila dalam beberapa hari tidak ada perbaikan, maka
pemberian kortikosteroid tersebut segera dihentikan.
4. Kobalt klorida, juga bermanfaat untuk memperbaiki anemia pada penyakit kronik dengan cara
kerjanya yaitu menstimulasi pelepasan eritropoetin, tetapi oleh karena efek toksiknya obat ini
tidak dianjurkan untuk diberikan.2
Anamnesis
1. Keluhan anemia: Nafsu makan menurun, pucat yang lama (kronis), lemah, lesu, mudah lelah, pusing, berdebar-debar
2. Mata tampak kuning3. Mudah infeksi, infeksi berulang ( penurunan mendadak kadar Hb)4. Perut yang membesar akibat hepatosplenomegali demam dan pertumbuhan/pubertas yang
terhambat5. Riwayat keluarga yang menderita thalasemia6. Riwayat transfusi berulang (jika sudah pernah transfusi sebelumnya) kulit menjadi lebih gelap7. Riwayat fraktur patologis8. Gout sekunder
Pemeriksaan Fisik
10
1. Anemia2. Ikterus3. Hiperpigmentasi kulit4. Gizi kurang/buruk5. Facies Cooley6. Hepatosplenomegali7. Perawakan pendek8. Pubertas terhambat
Pemeriksaan Penunjang
Esensial
1. Darah Tepi lengkap Hemoglobin rendah
Thalasemia β mayor: 2-8 gr/dlThalasemia αo: 6-8 gr/dl
Leukopenia, Trombositopenia Sediaan apusan darah tepi: Mikrositer, Hipokrom, Anisositosis, Poikilositosis, sel eritrosit
muda, Fragmentosit, Target sel pada thalasemia β, hiperkromik dan beberapa berinti pada thalasemia αo
Indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC, RDW), bila tidak ada sel counter, lakukan uji resistensi osmotik 1 tabung (fragilitas)
2. Hiperurikemia3. Analisa Hemoglobin
Elektroforesis Hemoglobin- Hb varian kuantitatif (elektroforesis cellulose acetat membrane)- HbA2 kuantitatif (metoda mikrokolom)- HbF (alkali denaturasi modifikasi betke 2 menit)- HbH inclusion bodies (pewarnaan supravital/brilian cresil blue)
Thalasemia βo tidak didapatkan HbA, hanya HbF dan HbA2. Pada thalasemia β+ kadar HbF 20-90%, HbA2 normal.Thalasemia αo Hb Bart’s 80%, sisanya Hb Portland.HbH disease Hb Bart’s dan HbA2 rendah sampai sedang. Ditemukannya HbH.
Metoda HPLC (Beta short variant Biorad)Analisis kualitatif dan kuantitatif
4. Pemeriksaan sumsum tulang: Peningkatan sistem eritroid dengan banyak inklusi di prekursor eritrosit, yang lebih nampak dengan pengecatan metil-violet yang bisa memperlihatkan endapan globin
5. Radiologi: Penipisan dan peningkatan trabekulasi tulang panjang, gambaran hair on end pada tlg tengkorak
MEKANISME
11
Penyebab anemia pada thalasemia bersifat primer dan sekunder. Primer
adalah berkurangnya sintesis HbA dan eritroipoeisis yang tidak efektif disertai penghancuransel-
sel eritrosit . Sedangkan sekunder ialah krena defisiensi asam folat, bertambahnyavolume palsma
intravaskular yang mengakibatkan hemodilusi, dan destruksi eritrositoleh sistem
retikuloendotelial dalam limpa dan hati.Penelitian biomolekuler menunjukkan adanya mutasi
DNA pada gen sehingga produksi rantai alfa atau beta dari hemoglobin berkurang. Molekul
globin terdiri atassepasang rantai-a dan sepasang rantai lain yang menentukan jenis Hb. Pada
orangnormal terdapat 3 jenis Hb, yaitu Hb A (merupakan > 96% dari Hb total, tersusun dari2
rantai-a dan 2 rantai-b = a2b2), Hb F(< 2% = a2g2) dan HbA2 (< 3% = a2d2).Kelainan produksi
dapat terjadi pada ranta-a (a-thalassemia), rantai-b (b-thalassemia),rantai-g (g-thalassemia),
rantai-d (d-thalassemia), maupun kombinasi kelainan rantai-d dan rantai-b (bd-thalassemia).
Pada thalassemia-b, kekurangan produksi rantai beta menyebabkankekurangan pembentukan
a2b2 (Hb A); kelebihan rantai-a akan berikatan denganrantai-g yang secara kompensatoir Hb F
meningkat; sisanya dalam jumlah besar diendapkan pada membran eritrosit sebagai Heinz bodies
dengan akibat eritrositmudah rusak ( ineffective erythropoesis).2,3,4
FAKTOR RESIKO
Pada penderita thalasemia terjadi perubahan atau mutasi gen, yaitu pembawakode genetik
untuk pembuatan hemoglobin. Akibatnya kualitas sel darah merah tidak baik dan tidak dapat
bertahan hidup lama, tidak bisa bertahan sepanjang hidup seldarah merah normal. Manifestasi
yang dirasakan pasien adalah cepat capai, terlebih bila naik tangga atau harus berjalan cepat,
apalagi berlari. Thalasemia memang diturunkan dari orangtua ke anaknya, baik laki-lakimaupun
perempuan. Bila gen penyebab thalasemia berasal dari kedua orangtua-nya(ayah dan ibu), maka seseorang
dapat menderita thalasemia dengan manifestasi klinissedang hingga berat.
Tabel Perkawinan antara pasutri dengan sama-sama membawa sifat resesif:
Hb HbS
Hb HbHb HbHbS
HbS HbSHb HbSHBs
12
Pada perkawinan antara sesama pembawa sifat thalasemia
menghasilkanketurunan 25% normal, 50% pembawa sifat, 25% penderita thalasemia
yangmenderita anemia berat. Namun bila gen penyebab thalasemia hanya diturunkan
darisalah satu orangtua, maka umumnya anak tersebut hanya menderita thalasemiadengan
manifestasi klinis yang ringan, bahkan kadang tidak ada gejala klinis yangtimbul. Orang
dengan gen pembawa thalasemia namun tanpa gejala ini disebut pembawa sifat atau
karier (carrier ) thalasemia.
Walaupun tanpa gejala, karier thalasemia tetap akan menurunkan gen pembawa sifat
thalasemia ini padaketurunannya.
Tabel perkawinan antara seseorang yang normal dengan pembawa sifat
thalasemia
Hb HbS
Hb HbHb HbHbS
HbS HbSHb HbSHBs
Pada perkawinan antara penderita thalasemia pembawa sifat dan orang
normalmenghasilkan keturunan 50% normal dan 50% pembawa sifat
Tabel Perkawinan antara penderita thalasemia dan orang normal
Hb HbS
Hb HbHb HbHbS
HbS HbSHb HbSHBs
Pada perkawinan antara pasutri yang pasangannya menderita thalasemiadengan
pasangan yang normal menghasilkan 100% keturunan dengan pembawa sifatthalasemia
Tabel Perkawinan antara Penderita thalasemia dengan sesame penderita
thalasemia
Hb HbS
13
Hb HbHb HbHbS
HbS HbSHb HbSHBs
Pada perkawinan thalasemia menghasilkan 100% keturunan yang thalasemiayang
memiliki derajat anemia berat
Tabel perkawinan antara pembawa sifat thalasemia dan penderita thalasemia
Hb HbS
Hb HbHb HbHbS
HbS HbSHb HbSHBs
Pada perkawinan antara thalasemia dan pembawa sifat thalasemia
menghasilkanketurunan yang 50% pembawa sifat thalasemia dan 50% penderita
thalasemia. Padakarier thalasemia, bahkan tanpa gejala. Namun pada thalasemia berat
kita dapatmenemukan rasa lelah dan letih, kulit yang kekuningan ( aundice), perut
yangmembuncit karena adanya pembesaran hati dan limpa, warna urine yang lebih
gelapatau gangguan pertumbuhan. Umumnya thalasemia berat didiagnosis sejak
masa balita. Bahkan bayi yang lahir dengan thalasemia alpha mayor bisa meninggal
tidak lama setelah dilahirkan.5
KOMPLIKASI
Akibat anemia yang berat dan lama, sering terjadi gagal jantung. Transfusi darah
yang berulang-ulang dan proses hemolisis menyebabkan kadar besi dalam darah sangat
tinggi,sehingga ditimbun di dalam berbagai jaringan tubuh seperti hepar, limpa, kulit,
jantungdan lain-lain. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan fungsi alat
tersebut(hematokromatosis).
Limpa yang besar mudah ruptur akibat trauma yang ringan saja.Kadang-kadang
talasemia disertai tanda hiporsplenisme seperti leukopenia dantrombositopenia. Kematian
14
terutama disebabkan oleh infeksi dan gagal jantung. Tandadan gejala dari penyakit
thalassemia disebabkan oleh kekurangan oksigen di dalam alirandarah. Hal ini terjadi
karena tubuh tidak cukup membuat sel-sel darah merah danhemoglobin. Keparahan
gejala tergantung pada keparahan dari gangguan yang terjadi
.Orang dengan beta talasemia intermedia dapat mengalami anemia
ringan ,sedangsampai berat . Mereka juga mungkin memiliki masalah kesehatan
(komplikasi) lainnya, seperti:
1. Fraktur patologi Masalah tulang, thalassemia dapat membuat sumsum tulang (materi
spons dalamtulang yang membuat sel-sel darah) tidak berkembang. Hal ini menyebabkan tulanglebih
luas daripada biasanya. Tulang juga dapat menjadi rapuh dan mudah patah.
2. HepatosplenomegalyTransfusi darah adalah perawatan standar untuk penderita
thalassemia. Sebagaihasilnya, kandungan zat besi meningkat di dalam darah . Gangguan
pembesaran hatidisebabkan karena menumpukan Fe yang berada di hati. Sehingga
menyebabkan hatimembesar.
3. Gangguan tumbuh kembangAnemia bisa menyebabkan pertumbuhan anak berjalan
lambat. Anak denganthalassemia berat umumnya jarang mencapai tinggi orang dewasa
normal. Karenamasalah endokrin, mungkin juga terjadi penundaan pubertas pada anak-
anak ini
4. Disfungsi organ
a. Jantung dan Liver Disease
Transfusi darah adalah perawatan standar untuk penderitathalassemia. Sebagai
hasilnya, kandungan zat besi meningkat di dalam darah. Halini dapat merusak organ dan
jaringan, terutama jantung dan hati.Penyakit jantung yang disebabkan oleh zat besi yang
berlebihan adalah penyebab utama kematian pada orang penderita thalassemia. Penyakit
jantung Termasuk gagal jantung, aritmis denyut jantung, dan terlebih lagi
serangan jantung.
b) Limpa
15
Limpa bekerja untuk melindungi tubuh terhadap infeksi dan menyaring
bahanyang tidak diperlukan, misalnya sel-sel darah yang rusak atau tua. Sel darah
merah pada penderita Thalassemia yang lebih cepat pecah daripada sel darah
merahnormal akan membuat limpa bekerja lebih keras dibandingkan
normal,menyebabkan organ ini membesar. Splenomegaly bisa membuat anemia
kianmemburuk, dan mengurangi usia sel-sel darah merah yang ditransfusi. Jika
limpatumbuh terlalu besar, mungkin organ ini harus diangkat.
c) Infeksi
Di antara orang-orang penderita thalassemia, infeksi adalah penyebab
utama penyakit dan kedua paling umum penyebab kematian. Orang-orang yang limpanyatelah
diangkat berada pada risiko yang lebih tinggi, karena mereka tidak lagimemiliki organ
yang memerangi infeksi. Orang dengan thalassemia mempunyairisiko tertular penyakit
infeksi yang ditularkan melalui transfusi darah, misalnyahepatitis, di mana virus tersebut
dapat merusak hati.
d) Osteoporosis
Banyak penderita thalassemia memiliki tulang yang bermasalah,
termasuk osteoporosis. Ini adalah suatu kondisi di mana tulang menjadi sangat lemah,
rapuhdan mudah patah. Cacat tulang. Thalassemia bisa membuat sumsum
tulang berekspansi, sehingga tulang menjadi melebar. Hal ini menimbulkan
abnormalitasstruktur tulang, khususnya pada wajah dan tengkorak. Ekspansi sumsum
tulang juga membuat tulang menjadi tipis dan rapuh, meningkatkan peluang patah tulang,khususnya
pada tulang belakang. Patah tulang belakang membuahkan kompresitulang belakang.5
PENATALAKSANAAN
16
Medikamentosa
1. Pemberian iron chelating agent (desferoxamine): diberikan setelah kadar feritin serum
sudah mencapai 1000Qg/l atau saturasi transferin lebih 50%,atau sekitar 10-20 kali
transfusi darah. Desferoxamine dosis 25-50 mg/kg berat badan/hari subkutan melalui
pompa infus dalam waktu 8-12 jam denganminimal selama 5 hari berturut setiap
selesai transfusi darah.
2. Vitamin C 100-250 mg/hari selama pemberian kelasi besi, untuk meningkatkan efek
kelasi besi.
3. Asam folat 2-5 mg/hari untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat.
4. Vitamin E 200-400 IU setiap hari sebagai antioksidan dapat memperpanjangumur sel
darah merah.
Bedah
Splenektomi, dengan indikasi :
1.Limpa yang terlalu besar, sehingga membatasi gerak penderita,
menimbulkan peningkatan tekanan intraabdominal dan bahaya terjadinya rupture
2. Hipersplenisme ditandai dengan peningkatan kebutuhan transfusi darah ataukebutuhan
suspensi eritrosit (PRC) melebihi 250 ml/kg berat badan dalam satutahun
3.Suportif
Transfusi darah :Hb penderita dipertahankan antara 8 g/dl sampai 9,5 g/dl.
Dengan kedaan iniakan memberikan supresi sumsum tualang yang adekuat, menurunkan
tingkatakumulasi besi, dan dapat mempertahankan pertumbuhan dan
perkembangan penderita. Pemberian darah dalam bentuk PRC ( packed red cell ), 3 ml/kg
BBuntuk setiap kenaikan Hb 1 g/dl.
4.Lain-lain (rujukan subspesialis, rujukan spesialisasi lainnya dll) Tumbuh kembang,
kardiologi, Gizi, endokrinologi, radiologi, Gigi
5.Farmako dan Non Farmakologi
Transfusi darah berulang dapat mengakibatkan penimbunan zat besi padaorgan-
organ tubuh yang penting (jantung, hati, otak) dan dapat mengganggu fungsi organ-organ
tersebut. Untuk pencegahan penimbunan zat besi tersebutdapat digunakan dengan
memberikan desferoxamine (Desferal) melalui alat pompa (syringe drive) selama 10
17
sampai 15 jam, 5 hari berturut-turut dalamseminggu sehingga zat besi dapat dikeluarkan
dari jaringan tubuh.Penderita yang menjalani transfusi juga harus menghindari tambahan
zat besidan obat-obat yang bersifat oksidatif (misalnya sulfonamide) untuk
mencegah penimbunan zat besi yang lebih parah.Ferriprox juga digunakan untuk
pencegahan kardiomegali. Teh dan kopi pundapat digunakan sebagai pengikat zat besi
dalam tubuh.6
Kesimpulan
Thalassemia merupakan penyakit genetik yang disebabkan oleh ketidak normalan pada
protein globin yang terdapat di gen. Jika globin alfa yang rusak maka penyakit itu dinamakan
alfa-thalassemia dan jika globin beta yang rusak maka penyakit itu dinamakan alfa thalassemia.
Gejala yang terjadi dimulai dari anemia hingga osteoporosis. Thalassemia harus sudah diobati
sejak dini agar tidak berdampak fatal. Pengobatan yang dilakukan adalah dengan melakukan
transfusi darah, meminum beberapa suplemen asam float dan beberapa terapi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hay WW, Levin MJ. Current Diagnosis and Treatment in Pediatrics. 18th Edition. New
York : Lange Medical Books/ McGraw Hill Publishing Division ; 2007
2. Permono B, Sutaryo, dkk. Buku Ajar Hemotologi-Onkologi Anak Cetakan Kedua.
Jakarta :Ikatan Dokter Anak Indonesia ; 2006
3. Hoffbrand AV, Pettit JE, Moss PAH. Hematologi. Edisi ke-4. Jakarta: EGC; 2005.h.64-9.
4. Nainggolan IM. Analisis haplotide β pada mutasi Thalassemia β IVS1-nt5: asal dan
penyebaran mutasi. Jakarta: Universitas Indonesia; 2001.h.4-13
5. Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. Biologi. Jakarta: Erlangga; 2002.h.271.
6. Ananta Yovita. Terapi Kelasi Pada Thalassemia. Sari Pustaka. 2006
18