26
LAPORAN PENGAMATAN PROGRAM P2 ISPA PUSKESMAS CIMAHI TENGAH BULAN SEPTEMBER 2009 Pembimbing : dr. H. Sutedja, SKM Pembimbing Lapangan : drg. Rasmita Bangun Disusun Oleh Mohamad Yosa Effendi 41071043 BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI 2009

Makalah ISPA Yosa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ISPA

Citation preview

Page 1: Makalah ISPA Yosa

LAPORAN PENGAMATANPROGRAM P2 ISPA PUSKESMAS CIMAHI TENGAH

BULAN SEPTEMBER 2009

Pembimbing : dr. H. Sutedja, SKM

Pembimbing Lapangan :drg. Rasmita Bangun

Disusun Oleh

Mohamad Yosa Effendi41071043

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANICIMAHI

2009

Page 2: Makalah ISPA Yosa

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Program pemberantasan penyakit menular diPuskesmas Cimahi Te ngah meliputi: . Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Penyakit Diare, . Penyakit TBC Paru, . Demam Berdarah Dengue, . Imunisasi, . Penyegaran petugas tentang program P2P . Penyuluhan masyarakat.

Page 3: Makalah ISPA Yosa

• Sementara yang akan dibahas adalah program penyakit ISPA dengan fokus penanggulangan pada penyakit pneumonia di Puskesmas Cimahi Tengah bulan September.

• Karena ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien di sarana kesehatan

Page 4: Makalah ISPA Yosa

2. Tujuan Pengamatan

• Mengetahui dan mempelajari sistem manajerial dalam pelaksanaan program P2P ISPA.

• Mengetahui dan mempelajari sistem pencatatan dan pelaporan program P2P ISPA.

• Mengevaluasi pelaksanaan program P2P ISPA terutama pneumonia pada balita di wilayah kerja PUSKESMAS Cimahi Tengah.

• Membuat laporan yang kelak dapat digunakan sebagai acuan untuk menangani masalah program P2P ISPA.

Page 5: Makalah ISPA Yosa

BAB I TAHAP PERENCANAAN

• Laporan ini mengenai cakupan penentuan penderita ISPA di Puskesmas Cimahi Tengah pada bulan September 2009

• Kelompok usia balita yaitu bayi (0-kurang 1 tahun)

• Dan anak balita (1-kurang 5 tahun) di wilayah kerja Puskesmas Cimahi Tengah dengan fokus penanggulangan pada penyakit pneumonia

Page 6: Makalah ISPA Yosa

• cakupan penemuan penderita pneumonia balita di puskesmas Cimahi Tengah adalah 10% dari populasi balita dalam satu tahun.

• Untuk target perbulannya yaitu jumlah target tahunan 289 orang dibagi dengan 12, hasilnya : 24 orang target perbulan.

Page 7: Makalah ISPA Yosa

BAB II TAHAP PELAKSANAAN

• Pada bulan September 2009, cakupan program penemuan penderita Pneumonia Untuk dalam wilayah kerja sebesar 12 orang

Page 8: Makalah ISPA Yosa

BAB III TAHAP EVALUASI

%100arg

etT

Hasil

%10024

12

Cakupan =

=

= 50%

Page 9: Makalah ISPA Yosa

• Dengan demikian didapatkan kesenjangan pada bulan September 2009 :

%10024

12

= 50%

Page 10: Makalah ISPA Yosa

BAB IV TAHAP PEMBAHASAN

• Belum tercapainya target atau cakupan

penemuan penderita pneumonia dikarenakan ketidaksesuaian antara kegiatan yang direncanakan dengan yang dikerjakan sehingga hasil yang diharapkan tidak dapat tercapai.

Page 11: Makalah ISPA Yosa

Masukan (7M)

• Man : Upaya peningkatan sumber daya manusia (SDM) baik kualitas maupun kuantitas yang terlibat dalam program P2 ISPA meliputi petugas kesehatan, kader dan lain-lain yang memberikan tatalaksana ISPA di sarana pelayanan kesehatan dan sebagai pengelola program di Puskesmas.

Page 12: Makalah ISPA Yosa

• Money : Dalam meningkatkan manajemen pembiayaan, diupayakan penggalian potensi sumber biaya dari masyarakat, swasta, organisasi non pemerintah dan lembaga-lembaga donor mengingat kemampuan pemerintah dalam penyediaan biaya untuk program P2 ISPA cukup terbatas.

Page 13: Makalah ISPA Yosa

• Material : Obat-obatan yang digunakan harus tersedia di fasilitas kesehatan, khususnya di puskesmas.

Page 14: Makalah ISPA Yosa

• Machine : Sound Timer adalah salah satu instrumen yang secara teoritis merupakan alat standar yang dianjurkan dalam menunjang penemuan dan penatalaksanaan P2 ISPA pada Balita. Dilengkapinya alat bantu hitung pernafasan (sound timer) untuk kegiatan penemuan penderita pneumonia, diharapkan petugas dapat mengklasifikasikan penderita ISPA secara tepat.

Page 15: Makalah ISPA Yosa

• Methode : Petugas mampu melakukan penyuluhan dan penggerakan partisipasi masyarakat.

Page 16: Makalah ISPA Yosa

• Marketing : Keberhasilan program P2 ISPA ini tidak semata ditentukan oleh proses penjaringan ‘pasif ‘ yang dilakukan di unit rawat jalan. Proses penjaringan yang lebih baik adalah bilamana dilakukan secara aktif dengan cara jemput bola. Bilamana informasi mengenai ISPA pada Balita diberikan secara kader secara tepat guna, diharapkan informasi ini diteruskan dan “dipasarkan“ secara tepat ke masyarakat. Dan dengan demikian, maka peran serta masyarakat merupakan katalisator yang sangat bermakna dalam menunjang program ini.

Page 17: Makalah ISPA Yosa

• Minute : Umumnya pencatatan dan pelaporan hanya bersumber dari 2 unit yaitu rawat jalan dan pelaporan bidan desa akan kasus ISPA pada Balita di daerahnya. Sebenarnya yang perlu diperhatikan bukan oleh siapa pencatatan dilakukan, melainkan dari mana data diperoleh dan ke mana data mengalir. Pencatatan dan pelaporan harus satu alur dan tepat waktu, agar lebih efektif dan efisien. Dengan pencatatan dan pelaporan yang tepat waktu, maka evaluasi pelaksanaan program bulan lalu pun dapat dilakukan sebelum program bulan selanjutnya berjalan lebih jauh. Target pencapaian bulan lalu yang tidak tercapai seharusnya merupakan beban kumulatif yang harus dipenuhi dalam bulan selanjutnya.

Page 18: Makalah ISPA Yosa

Dari Proses (POAC)

Planning • Petugas diharapkan mampu menemukan

penderita pneumonia, mampu melakukan penatalaksanaan dan rujukannya, mampu melakukan penyuluhan dan penggerakan partisipasi masyarakat.

Page 19: Makalah ISPA Yosa

• Organizing• PWS P2 ISPA merupakan kegiatan yang memerlukan

kerjasama banyak pihak. Penemuan kasus ISPA tidak dapat dilakukan bila hanya pasif menunggu pasien untuk datang dengan kriteria ISPA. Karenanya, koordinasi program PWS dengan komponen yang berperan seperti bidan, mantri dan pemegang program adalah krusial. Banyak kasus mungkin yang ditemukan oleh Mantri atau pun Bidan praktek swasta, atau dokter umum praktek swasta, tetapi tidak terlaporkan (tercatat) sebagai kasus ISPA di Puskesmas.

Page 20: Makalah ISPA Yosa

– Actuating • Penemuan kasus Balita dengan ISPA masih

ditekankan pada penemuan kasus secara pasif di unit rawat jalan. Dari kegiatan P2M di puskesmas Melong Asih kurangnya penderita ISPA yang dibawa orang tuanya untuk memeriksakan penyakit anaknya dalam hal ini mungkin disebabkan:

• Motivasi, pengetahuan, kesempatan dan sikap kader dalam memberikan penyuluhan dan pemeriksaan penyakit penderita kepada orang tua penderita.

Page 21: Makalah ISPA Yosa

Dari keluaran

Continuity • Kegiatan penyuluhan rutin tentang pentingnya

pemeriksaan penyakit pada penderita oleh orang tuanya yang tidak berkesinambungan, hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya sumber daya manusianya (tenaga kesehatan) dan faktor pengetahuan dan pendidikan orang tua penderita serta fakotr sosio ekonomi, serta melakukan kegiatan pembinaan dan pengetahuan kepada kader-kader yang tidak rutin/terus menerus dalam rangka menciptakan kualitas penyuluhan bagi orang tua penderita ISPA (pneumonia).

Page 22: Makalah ISPA Yosa

Care• Tingkat kepedulian masyarakat mengenai

kasus ISPA di wilayah kerja Puskesmas Cimahi Tengah masih kurang, hal ini mungkin dikarenakan asumsi masyarakat yang salah mengenai penyakit ISPA itu sendiri.

Page 23: Makalah ISPA Yosa

Comprehensibility• Asumsi yang salah oleh masyarakat mengenai

penyakit ISPA adalah dasar dari ketidak pedulian (kurangnya peran aktif) masyarakat dalam pelaporan kasus ISPA di lingkungannya. Masyarakat cenderung beranggapan bahwa bilamana sakitnya tidak ‘parah’ maka tidak perlu dibawa ke Posyandu / Bidan Desa / Mantri atau Puskesmas itu sendiri.

Page 24: Makalah ISPA Yosa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

– Kesimpulan • Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan

dianalisis dapat diambil kesimpulan, antara lain sebagai berikut:

• Angka cakupan penemuan penderita pneumonia balita di Puskesmas Cimahi Tengah bulan September 2009 yaitu 12 orang, kurang dari target yang ditetapkan yaitu 24 orang.

Page 25: Makalah ISPA Yosa

Saran

Dalam jangka pendek, terus meningkatkan kualitas pelayanan pemeriksaan penderita pneumonia balita, dan memperbaiki kualitas laporan pemeriksaan penderita pneumonia balita oleh kader atau tenaga kesehatan setiap bulannya secara teratur.

Page 26: Makalah ISPA Yosa

• Jangka panjang, perlu diadakan pembinaan (penyegaran) pengetahuan kepada kader/tenaga kesehatan secara terus menerus (rutin) dalam rangka meningkatkan kualitas penyuluhan bagi masyarakat di wilayah kerjanya sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi masyarakat itu sendiri dalam melakukan pemeriksaan balita mereka terhadap penyakit ISPA dalam hal ini pneumonia.