26
MODUL I PENGUKURAN TAHANAN TANAH Nama Anggota : Gregorius Grady K. / 11-2011- 014 Dipo Alam PH / 11-2011-022 Muh. Rizky Rahadian / 11-2011-041 Febriany K. Saranga / 11-2011-051 Yana Taryana / 11-2011-059 Muh. Arifin / 11-2011-083 Kelompok : 4 (empat) Asisten : Ardians A. W./ 11-2009-033 Tgl Praktikum : 15 Desember 2014 Tgl Penyerahan: 18 Desember 2014 LABORATORIUM TEKNIK ENERGI ELEKTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Makalah Modul i(Grounding)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

praktikum

Citation preview

Page 1: Makalah Modul i(Grounding)

MODUL I

PENGUKURAN TAHANAN TANAH

Nama Anggota: Gregorius Grady K. / 11-2011-014

Dipo Alam PH / 11-2011-022

Muh. Rizky Rahadian / 11-2011-041

Febriany K. Saranga / 11-2011-051

Yana Taryana / 11-2011-059

Muh. Arifin / 11-2011-083

Kelompok : 4 (empat)

Asisten : Ardians A. W./ 11-2009-033

Tgl Praktikum : 15 Desember 2014

Tgl Penyerahan: 18 Desember 2014

LABORATORIUM TEKNIK ENERGI ELEKTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

BANDUNG

2014

Page 2: Makalah Modul i(Grounding)

1. Pengertian Pentanahan (grounding)

Pentanahan adalah merupakan suatu mekanisme dimana daya listrik dihubungkan

langsung dengan tanah (bumi). Seperti kita ketahui bersama bahwa arus listrik terjadi jika

ada perbedaan potensial diantara 2 (dua) buah titik (node). Arus listrik selalu mengalir

dari titik yang mempunyai energi potensial (Ep) yang lebih tinggi ke titik yang

mempunyai energi potensial lebih rendah. Hal ini terjadi sebaliknya dengan arah aliran

elektron yang mengalir dari titik dengan Ep yang lebih rendah ke titik yang mempunyai

Ep yang lebih tinggi,mengapa dapat terjadi demikian? ilmu elektronika yang akan

menjawabnya,yakni suatu cabang ilmu fisika yang secara khusus mempelajari aliran

elektron.

Energi listrik atau biasa disebut dengan daya listrik (P) yang notabeneadalah

merupakan hasil perkalian antara tegangan listrik (V) dengan arus listrik (I) selalu akan

mengalir ke titik yang mempunyai tantangan atau rintangan atauhambatan (R) yang

paling besar, mengapa bisa begitu? Fenomena ini dapatdijawab dengan percobaan dengan

mempergunakan zat cair (air) dengan bejana berhubungan, misalnya bentuk setiap bejana

yang berhubungan itu mempunyai perbedaan bentuk dan ukurannya, akan terlihat bahwa

jika pada bejana berhubungan tersebut kita alirkan air untuk memenuhi semua bejana

tersebut,maka semua bejana tersebut akan menjadi penuh secara bersamaan dalam

waktuyang sama, hal ini dapat kita analogikan dengan apa yang terjadi pada energy

listrik.

Dengan demikian ternyata bahwa arus listrik akan mengalir jika adahambatan

atau rintangan yang menghalang diantara 2 titik yang berbeda, mengapa? jawabannya

adalah dengan adanya rintangan atau hambatan yang ada akanmenyebabkan terjadinya

perbedaan potensi pada masing-masing titik, sehinggamenyebabkan terjadinya arus listrik

(I) diantara kedua titik tersebut.

Jadi usahakanlah tantangan atau hambatan diantara kedua titik yang berbeda

potensinya agar menjadi sekecil mungkin (mendekati nilai nol) untuk menghindari

terjadinya arus listrik diantara kedua titik tersebut, karena semua penghantar mempunyai

tahananmasing-masing atau disebut dengan tahanan jenis,maka untuk membuat tahanan

yang benar-benar bernilai nol diantara kedua titik tersebut, yakni hanya dengan

menghubungkannya ke bumi atau tanah yang akanmenyebabkan tahanan atau hambatan

Page 3: Makalah Modul i(Grounding)

diantara kedua titik tersebut menjadi nolsehingga tidak ada perpindahan daya listrik yang

terjadi diantara keduanya.

2. Tujuan Pentanahan

Adapun tujuan dari sistem pentanahan tersebut adalah untuk membatasi tegangan

pada bagian-bagian peralatan yang tidak seharusnya dialiri arus mis: body/casing, hingga

tercapai suatu nilai yang aman untuk semua kondisi operasi, baik kondisi normal maupun

saat terjadi gangguan,memberikan jaminan keselamatan dari bahaya kejut listrik, baik

perlindungan dari sentuh langsung maupun tak langsung, serta perlindungan terhadap

suhu berlebih yang dapat mengakibatkan kebakaran.

Tujuan utama dari adanya pentanahan adalah menciptakan jalur yang low-

impedance (tahanan rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik dan

transient voltage. Penerangan, arus listrik, circuit switching dan electrostatic discharge

adalah penyebab umum dari adanya sentakan listrik atau transient voltage. Sistem

pentanahan yang efektif akan meminimalkan efek tersebut.

Jika terjadi gangguan/kondisi yang tidak diinginkan, baik langsung atau tidak

langsung (induksi), diupayakan agar gangguan tersebut dialirkan ke tempatyg aman,

misal, ke tanah.

Grounding yang baik tergantung kondisi tanah (komposisi dankelembaban),

semakin basah tanah maka resistansinya semakin kecil sehingga semakin

mudah mengalirkan arus/tegangan buangan. Jadi simpelnya, usahakan

grounding mencapai permukaan air dan menggunakan kabel khusus

grounding (penghantar) yang baik. cukup ideal jika disambungkan dengan pipa

instalasi pompa/mesin air.

Tambahan,berikut dari salah satu sumber tentang jenis-jenis gangguan listrik yang

sering terjadi yaitu : Blackouts, Blackouts, Line Noise, Sags, Surges,Spike/Lightning.

3. Karakteristik Pentanahan yang Efektif

Karakteristik sistem pentanahan yang efektif antara lain adalah:

Page 4: Makalah Modul i(Grounding)

1. Terencana dengan baik, semua koneksi yang terdapat pada data center harus

merupakan koneksi yang sudah direncanakan sebelumnya dengan kaidah-kaidah

tertentu.

2. Verifikasi secara visual dapat dilakukan.

3. Sesuai dengan ukuran, TIA-942 menyediakan guideline untuk setiap komponen pada

data center

4. Menghindarkan gangguan yang terjadi pada arus listrik dari perangkat.

5. Semua komponen metal harus ditahan/diikat oleh sistem pentanahan, dengantujuan

untuk meminimalkan arus listrik melalui material yang bersifatkonduktif pada

potensial listrik yang sama.

4. Komponen Utama Sistem Pentanahan

Dalam system pentanahan komponen komponen utama yang diperlukan antara

lain elektroda pentanahan dan hantaran pentanahan berperan sangat besar.

Elektroda Pentanahan adalah penghantar yang ditanam dalam tanah dan sebagai

kontak langsung dengan tanah yang diusahakan sampai mencapai titik air tanah. Bahan

elektroda pentanahan ialah tembaga atau baja profil digalvanisir atau pipa galvanis,

sedangkan ukuran dan jenis elektroda pentanahan bermacam-macam tergantung dari

lokasi dan metode pentanahannya. Jenis elektroda pentanahan antara lain :

1) Elektroda Batang / pasak yaitu elektroda dari batang logam

tembaga Cu (Cupper Rod / Ground Rod ) berdiamater minimum 5/8”, atau

batang logam baja profil / pipa galvanis berdiameter 1,5” yang dipancangkan

tegak dalam tanahsedalam 2,75 meter. (Gambar 2.4)

2) Elektroda pita ( strip plat ) yang dibentuk lingkaran ditanam minimum 0,5

– 1m dari permukaan tanah. ( Gambar 2.5)

Page 5: Makalah Modul i(Grounding)

3) Elektroda plat ditanam minimum 50 cm dari permukaan tanah. ( Gambar 2.6)

4) Elektroda jembatan ( mesh / grounding bridge ) dibuat dari strip plat yang

dirangkai menyerupai jembatan biasanya dipasang dibawah tower transmisi

(Gambar 2.7)

Hantaran pentanahan yaitu hantaran sebagai penyalur arus, harus

jenis penghantar yang baik, kuat secara mekanis dan dilindungi untuk

menjagakemungkinan gangguan mekanis yang dapat menyebabkan turunnya

daya hantar ataupun terputus.

Satu hal yang sangat perlu diperhatikan dalam pemasangan

sistem pentanahan adalah cara penyambungan / kontak sambung.

Page 6: Makalah Modul i(Grounding)

Penyambungan harus baik dan benar sehingga memenuhi persyaratan mekanis

maupun daya hantar listriknya, sambungan harus dapat dibuka dalam rangka

pengujian besarnyatahanan pentanahan dan pemeliharaan.

5. Pengukuran Pentanahan

1) R e s i s t a n s T a n a h

Struktur dan karakteristik tanah merupakan salah satu faktor yang

mutlak diketahui karena mempunyai kaitan erat dengan perencanaan sistem

pentanahanyang akan digunakan. Nilai tahanan jenis tanah harganya bermacam-

macam,tergantung pada komposisi tanahnya. Batasan atau pengelompokan tahanan

jenisdari berbagai macam jenis tanah pada kedalaman tertentu tergantung

pada beberapa hal antara lain pengaruh temperatur, pengaruh kelembaban,

dan pengaruh kandungan kimia.

a. Nilai resistans jenis tanah

Nilai resistans jenis tanah, rt sangat berbeda tergantung komposisi tanah

seperti dapat dilihat dalam pasal 320-1 dalam PUIL 1987 atau yang

ditunjukkan pada Tabel 2.1.

Nilai-nilai tersebut pada Tabel 2.1 seluruhnya berlaku untuk tanah lembab

sampai basah. Pasir kering mutlak atau batu adalah suatu bahan isolasi yang

bagus, sama seperti air destilasi. Maka elektrode bumi selalu harus ditanam

Page 7: Makalah Modul i(Grounding)

sedalam mungkin dalam tanah, sehingga dalam musim kering selalu

terletak dalam lapisan tanah yang basah.

b. Resistans pembumian

Resistans pembumian elektrode bumi rt tergantung pada jenis dan

keadaan tanah serta pada ukuran dan susunan elektrode.

Contoh: untuk mencapai resistans pembumian suatu elektrode bumi

sebesar 5ohm, maka menurut Tabel 2.1 dan 2.2 untuk tanah liat atau ladang

denganresistans jenis tanah liat atau tanah ladang dengan rt = 100 ohm-m,

diperlukan sesuatu elektrode pita dengan panjang 50 m atau 4-elektrode batang,

masing-masing panjangnya 5m, yang disusun dalam lingkaran dengan diameter

15 m.Untuk pasir basah dengan rt=200 ohm maka terdapat resistans pembumian

sama dengan 6 ohm dan panjang pita pembumian 100m

Untuk mendapatkan reistans pembumian yang hasilnya sama bila

dipakai pelat elektrode, maka memerlukan bahan yang lebih banyak dari pada

elektrode pita atau batang tanah. Contoh untuk menentukan resistans pembumian

suatu elektrode:

a. Suatu elektrode pita dengan ukuran 30mm x 4mm (l x t) dengan panjang L=40

mm.

b. Resistans jenis tanah rt = 180 ohm-m.

c. Resistans pembumian dapat dihitung dengan rumus dalam Tabel 3.

2) Pengukuran resistans jenis tanah rt

Page 8: Makalah Modul i(Grounding)

Untuk memperoleh nilai tahanan jenis tanah yang akurat

diperlukan pengukuran secara langsung pada lokasi. Jika diperlukan di lapangan

harusdisiapkan hubungan atau koneksi yang mudah dilepas untuk dapat

diadakan pengukuran pada tiap-tiap elektrode.

Dalam tingkat perencanaan suatu sistim pembumian dengan elektrode bumi

adalah sangat bermanfaat bila dihitung dahulu dengan bantuan resistans jenis tanah

supaya mendapat besarnya biaya yang diperlukan.

Untuk hal tersebut dalam Tabel 2.3 dapat dilihat rumus-rumus pendekatan

untuk resistans pembumian R suatu elektrode bumi untuk beberapa susunan elektrode

bumi. Resistans pembumian Rt suatu elektrode adalah resistans dari lapisan tanah

antara elektrode bumi atau sistim pembumian dan bumi acuan/referens.

Di lapangan atau lokasi sering dilaksanakan dua cara pengukuran

untuk menentukan tahanan jenis tanah untuk memperoleh perubahan dalam

lapisan tanah:

1) Pengukuran dengan elektrode ukur yang tetap.

Satu elektrode ukur, panjang 1 m ditanamkan tegak lurus dalam lapisantanah.

Dengan alat ukur jembatan-tahanan, diukur tahanan jenis tanah dalamdaerah

antara permukaan lapisan tanah dan dalamnya pemasukan elektrodetersebut.

Rumus untuk tahanan pentanahan batang adalah :

Rt=(rt /2 pL) x( ln(4 L/d ))

di mana :

Page 9: Makalah Modul i(Grounding)

Rt = tahanan bentang suatu elektrode dalam ohm,

rt = tahanan jenis tanah dalam ohm-meter

L = panjang elektrode batang dalam m

d = jari-jari batang elektrode dalam m

ln = logarithmus (dasar e=2.7182818)

Tahanan jenis tanah adalah :

rt=(Rt x2 pL)/( ln 4 L/d)

¿(Rt 6,28 m)/( ln157,5)

¿1,24 Rt

Dapat dilihat bahwa nilai ukur elektrode batang (batang pengukur) dikalikan

dengan 1,24 untuk mendapatkan hasil tahanan jenis tanah. Untuk electrode

dengan ukuran yang lain harus ditentukan faktor yang sesuai.

2) Cara mengukur menurut metode von Werner atau cara 4-batang acuan.

Dalam Gambar 2.8dapat dilihat cara mengukur resistans jenis tanah

dengan digunakan 4-batang acuan yang dimasukkan dalam tanah dengan jarak

sepanjang satu garis lurus yang sama dan dihubungkan ke alat ukur

resistans pembumian.

Pada ujung-ujung luar batang elektrode 1 dan 4 dialirkan arus dan

pada bagian dalam dari batang elektrode 2 dan 3 diukur susut tegangan dalam

Page 10: Makalah Modul i(Grounding)

lapisantanah. Dari hasil pengukuran perbandingan jembatan dapat dibaca nilai

tahanan R,maka resistans jenis tanah dapat dihitung dengan rumus :

Qt=2 p x ax Rt

Bila jarak a dalam m dan R dalam ohm, maka terdapat resistans jenis

tanah dalam ohm-m yang diukur di sini bukan resistans jenis tanah, hanya

resistans jenis tanah semu. Cara atau metode ukur sesuai von Werner ini

hanya dapat mengukur lapisan tanah sampai jarak sedalam a dari elektrode

acuan. Dengan merobah-robah jarak a dapat ditemukan nilai tahanan jenis

tanah dalam beberapa lapisan tanah.

Seperti telah diterangkan sebelumnya lembab tanah sangat mempengaruhi

resistans pembumian. Dalam musim panas dengan terik panas yang panjang,

lapisan tanah sangat kering. Bila diadakan pengukuran dalam periode musim

kering tersebut harus ditanam elektrode acuan yang lebih panjang untuk

menembus dalam lapisan yang basah, atau daerah lapisan tanah

sekitar elektrode acuan harus dibasahinya.

3) Pengukuran resistansi pembumian

Besarnya resistansi pembumian hanya dapat ditentukan dengan pengukuran. Ini

tak mungkin dapat dilakukan dengan alat ukur ohm-meter yang biasa, karena alat

ohm-meter mempunyai tegangan AS yang kecil dan cara pengukuran ini tidak

mungkin, karena logam dalam tanah yang basahmenunjukkan elemen galvanis.

Untuk mengukur resistansi pembumian suatu elektrode bumi dapatdilaksanakan

menurut proses pengukur arus-tegangan atau dengan alat ukur pembumian menurut

pengukuran cara kompensasi:

a. Pengukuran dengan metode ukur arus tegangan dalam jaringan dengan

titik bintang (netral) yang dibumikan sesuai PUIL 1987 Pasal 323.

b. Penghantar bumi dari elektrode bumi RA yang akan diukur dihubung dengan

konduktor fase L melalui resistans yang dapat diatur dari 1000 ohm sampai

2000 ohm di belakang gawai pengaman dalam sirkuit ampere meter, lihat

Gambar 2.9.

Page 11: Makalah Modul i(Grounding)

Dalam sirkuit tersebut dipasang juga voltmeter dengan tahanan internal R1

dari kira-kira 40 k-ohm, di mana diukur tegangan antara elektrode acuan dan

elektrode bumi bantu dengan jarak 20 ohm. Resistans pembumian dari sistim

pembumian pengamanan didapatkan dari rumus RA = U/1

Keburukan dari metode b) ini adalah:

Tegangan ukur antara elektrode bumi bantu dan RA tak boleh

melebihi tegangan sentuh yang diizinkan, karena dapat terjadi

kecelakaan.

Hanya dapat dilaksanakan dalam jaringan di mana titik netral

langsung dibumikan (lihat a), karena bila terdapat arus bocor kecil

yang mengalir ke bumi, dapat menimbulkan susut tegangan antara

RA dan RS, sehingga terdapat hasil pengukuran yang tak tepat.

c. Pengukuran dengan alat ukur pembumian -metode ukur arus -

tegangan dengansumber tegangan sendiri.

Page 12: Makalah Modul i(Grounding)

Untuk elektrode tersendiri yang diperlukan untuk pengukuran, jarak antara

elektrode bantu H dan elektrode acuan S dipasang dalam jarak kira-kira20m,

sedangkan untuk elektrode bumi yang disusun dalam bentuk lingkaran,radial

atau kombinasi harus berjarak kira-kira 3 kali diameter sistim pembumian.

Pengukuran dilakukan dengan alat ukur pembumian dengan

sumber tegangan tersendiri. Tahan elektrode RE yang akan diselidiki adalah

tahanan antara koneksi pembumian dan elektrode acuan, dan terdiri dari

tahanan peralihan dari penghantar dalam lapisan tanah dan tahanan lapisan

tanah di sekitar elektrode.

Tahanan peralihan ini adalah relatif kecil, karena bagian

penghantar adalah sangat pendek. Makin jauh dari elektrode, makin menurun

tahanan dari lapisan tanah, karena penampang dari lapisan tanah adalah sangat

besar. Dalam jarak 20m untuk pengukuran dapat ditanam elektrode acuan

dalam tanah.

Bila tahanan diukur antara elektrode acuan RS dan elektrode batang

RE,maka tentu termasuk juga tahanan pembumian dari elektrode acuan.

Kesulitan inidapat disingkirkan dengan susunan sesuai Gambar 2.10.

Page 13: Makalah Modul i(Grounding)

Dengan perantara suatu elektrode bantu H, suatu generator G menyuplai ABB

dengan umpama 110 Hz dalam lapisan tanah. Susut tegangan (voltage drop) yang terjadi

pada tahanan RE dari elektrode diukur dengan alat ukur tegangan U.Tahanan dari

elektrode bantu RH sama sekali tak mempunyai pengaruh, juga tidak ada dari tahanan

elektrode acuan RS, bila arus ukur IS dari alat ukur tegangan adalah nol; atau sangat

kecil.

Resistans pembumian dapat dihitung dari :

ℜ=U / I

Cara yang lain adalah :

Pengukuran dengan alat ukur pembumian menurut metode kompensasi.

Pengukuran resistans pembumian dengan alat ukur pembumian sering digunakan

dari pada pengukuran menurut cara ukur arus-tegangan, karena pengukurannya sangat

sederhana dan tak tergantung dari tegangan jaringan.

Persyaratan bahwa arus ukur IS adalah nol, dapat dicapai dengan pengukuran

dengan rangkaian jembatan. Pada pengukuran ini dengan perbandingan resistans, maka

tegangan antara elektrode pembumian, elektrodeacuan dan elektrode bumi bantu

dibandingkan, lihat Gambar 2.11.

Page 14: Makalah Modul i(Grounding)

Suatu generator ABB 1-fase membangkitkan arus pembumian,

teganganAS galvanik dalam lapisan tanah tidak mempengaruhinya.

Alat penunjuk arus A tidak menunjuk adanya arus mengalir, bilategangan

U1 pada resistans pembumian adalah sama dengan U2 atau pada

tahanan perbandingan. Frekuensi generator menyimpang dari 50 Hz atau 60 Hz,

danmengkontrol rectifier dari amperemeter A, maka tegangan asing dari

jaringandisingkirkan. Hasil nilai tahanan dapat langsung dibaca dari alat ukur

pembumian,Gambar 2.11dan 2.12

Page 15: Makalah Modul i(Grounding)

Gambar 2.11 menunjukkan pengukuran dalam sirkuit 3-

konduktor. Tahanan dari penghantar E1 ke elektrode langsung dapat diukur,

sedangkans i r k u i t 4 - k o n d u k t o r d a l a m g a m b a r 2 . 1 2

m e m b u t u h k a n k o n d u k t o r k e 4 , u n t u k menghubungkan E2 ke

bumi.

Pengukuran seluruh tahanan pembumian dalam jaringan TR dibahas juga

susunan batang-batang elektrode ditanam dalam tanah dalam jumlah yang banyak

(multi-rod).Bila dalam jaringan yang luas sekali terdapat jumlah elektrodeyang

banyak yang ingin diketahui seluruh resistans pembumian, maka harusdiselidiki

menurut cara pengukuran teknis.

Suatu perhitungan tiap-tiap elektrode dalam jaringan hanya akan

menghasilkan resistans pembumian total yang terlalu kecil, karena tiap-tiap

elektrode dalam jaringan akan saling mempengaruhinya.

Pada pengukuran adalah sangat menentukan, titik pengukur yang mana

dipilih, dan untuk mendapatkan sustu hasil yang tepat, hanya bila diukur

dari beberapa titik ukur dari pinggir keliling jaringan.

Jarak antara titik ukur tergantung dari luasnya jaringan dan biasanya

terletak antara 4000m dan 1000m.

Page 16: Makalah Modul i(Grounding)

Dari tiap-tiap pengukuran tersebut dapat ditentukan jumlah

resistans pembumian dari jaringan dengan menghitung secara aritmetik. Pada

umumnya penyimpangan dari nilai yang dihasilkan adalah + 10% dari nilai yang

sebenarnyadari jumlah resistans pembumian efektif.

Cara mengukur untuk elektrode yang jumlahnya banyak adalah

dengancara atau metode sudut, di mana jarak antara elektrode ukur dan elektrode

bantuyang paling cocok adalah 200m sampai 300m

4) Pengukuran Tahanan Pentanahan

Pengukuran perlu dilakukan sebelum sistem dioperasikan pertama kali,waktu

pemeliharaan atau setelah system ada gangguan. Sewaktu pelaksanaan pengukuran

pentanahan, saluran (kawat) dari electrode ke rangka peralatan harusdilepas.

Pengukuran dilakukan pada electrode dengan alat ukur EARTH TESTER.

Untuk mendapatkan nilai resistansi R dari elektroda pengetanahanharuslah

mempunyai parameter yang meliputi:

1. Resistivitas tanah

2. Resistivitas air tanah

3. Dimensi elektroda pengetanahan

4. Ukuran elektroda pengetanahan

PUIL 2000-3.19.1.4 : Apabila hasil pengukurannya belum mencapai 5Ω, Maka

Ground rood ditambah, dengan jarak 2 x panjangnya.

Hukum OHM (Goerge Simon Ohm-Ahli Fisika Jerman)

Pada percobaan dalam bidang listrik dan menemukan dan menemukan

hubunganantara tegangan dan arus yang dilewatkan pada suatu tahanan : Apabila

dalamsuatu rangkaian tertutup dihubungkan tegangan listrik sebesar 1 Volt, dan

dipasang tahanan listrik 1 , maka akan mengalir arus listrik sebesar 1 Ampere yang

dinyatakan dalam persamaan sbb:

Page 17: Makalah Modul i(Grounding)

Pelaksanaan pengoperasian Earth Tester sbb: Prop (A) di hubungkan dengan

electrode (di bak kontrol). Prop (B) dan (C) ditancapkan ketanah dengan jarak antara5

sd. 10 m. Maka alat ukur akan menunjukan besar dari R-tanah lihat.

Standar besar R-tanah untuk electrode pentanahan ±5 Ohm. apabila

belummencapai nilai 5 Ohm, maka electrode bisa ditambah dan dipasang diparalel.

Pentanahan paling ideal apabila electrode bias mencapai sumber air atau R-tanah= 0.

Contoh:

Pemasangan electrode pertama (R1), setelah diukur = 12 Ω. Selanjutnya di tanam lagi

electrode ke 2 (R2), diukur tahanan =12Ω, Maka besar tahanan RI diparoleh dengan

R2 = 6 Ω, Karena belum mencapai 5Ω, maka ditanam lagi electrode ke3 (R3).

Maka perhitungan R ekivalennya sbb;

Page 18: Makalah Modul i(Grounding)

Ada kendala ketika suatu saat kita membangun system Grounding, setelah diukur

dengan Earth Tester Nilai yang muncul 100 ohm (maks), kalau acuannya PUIL mungkin

anda diwajibkan menurunkannya. Ada trik sederhana dengan menambah Rods sesuai

dengan rumus mencari Nilai 2 tahanan yang di- paralelkan. (Rod dianalogikan sebagai

tahanan).

Kalau 100/100 = 50 ohm (2 rod),

50/50 = 25 ohm (menjadi 4 rod)

25/25 = 12,5 ohm (menjadi 6 rod),

12,5/12,5 = 6,25 ohm (menjadi 8 rod)

Terus karena nilainya dianggap bagus kalau nilai tahanannya > 0 dan < 5 > 6,25/6,25=

3,125 ohm. Maka jumlah rods yang dibutuhkan untuk menurunkan dari 100 ohm ke

3,125 adalah 10 buah rods. Setelah Grounding Ring dipastikan terhubung sempurna, cek

kembali dengan Earth Tester nilai tahanan harusnya sudah turun drastis.

Page 19: Makalah Modul i(Grounding)

Elektrode bumi selalu harus ditanam sedalam mungkin dalam tanah, sehingga

dalam musim kering selalu terletak dalam lapisan tanah yang basah. Phasa sequence

tester (drivel) : alat ukur untuk mencari urutan fasa (R, Sdan T) pada suatu sumber listrik

6. Kesimpulan

Pentanahan (grounding) adalah merupakan suatu mekanisme dimana daya listrik

dihubungkan langsung dengan tanah (bumi). Adapun tujuan dari sistem pentanahan

tersebut adalah untuk membatasi tegangan pada bagian-bagian peralatan yang tidak

seharusnya dialiri arus mis: body/casing, hingga tercapai suatu nilai yang aman untuk

semua kondisi operasi, baik kondisi normal maupun saat terjadi gangguan, memberikan

jaminan keselamatan dari bahaya kejut listrik, baik perlindungan dari sentuh langsung

maupun tak langsung, serta perlindungan terhadap suhu berlebih yang dapat

mengakibatkan kebakaran.

Untuk memperoleh nilai tahanan jenis tanah yang akurat diperlukan pengukuran

secara langsung pada lokasi. Jika diperlukan di lapangan harus disiapkan hubungan atau

koneksi yang mudah dilepas untuk dapat diadakan pengukuran pada tiap-tiap elektrode.

Pada praktikum ini kami memperoleh data sebagai berikut :

No. Lokasi Tahanan Tegangan

1. Gedung Elektro 1,29 0

2. Gedung Lab. Fisika Dasar 0,81 0,9

3. Gedung Informatika 1,40 0

4. Gedung Bahasa 0,78 0