14
1 Makalah PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan semakin mengalami perkembangan. Hal ini terlihat dari semakin tingginya kebutuhan manusia akan pengetahuan. Sejalan dengan kebutuhan ini, dunia pendidikan mengembangkan pusat-pusat sumber belajar yang dapat dikunjungi oleh masyarakat akademisi. Secara singkat, Sitepu (2014: 18) mengungkapkan bahwa sumber belajar dirumuskan sebagai sesuatu yang dapat dipergunakan untuk mendukung dan memudahkan terjadinya proses belajar (Edgar Dale, 1969). Sitepu (2014 : 19) juga mengungkapkan bahwa pendapat lain tentang sumber belajar dikemukakan oleh AECT dimana AECT mendefinisikan sumber belajar yaitu berbagai atau semua sumber berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar. Menurut Tucker (1979) sebagaimana dikutip oleh Arif Wicaksono (2008) yang kembali dikutip oleh Mukhtar (2012) bahwa pusat sumber belajar didefinisikan dengan istilah media center, dengan pengertian bahwa suatu departemen yang memberikan fasilitas pendidikan, latihan, dan pengenalan melalui produksi bahan media (transparansi overhead, slide, filmstrip, videotape, dan sebagainya) serta memberikan pelayanan penunjang (seperti sirkulasi peralatan audiovisual, penyajian program-program video, pembuatan catalog, dan pemanfaatan pelayanan sumber-sumber belajar pada ruang kuliah). Pusat sumber belajar bertugas untuk menyediakan sarana dan media pendukung bagi kegiatan belajar mengajar (perkuliahan) Dalam kaitannya dengan pembelajaran, Mukhtar (2012 : 214) mengungkapkan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematik yang meliputi banyak komponen antara lain: tujuan, bahan pelajaran, metode, alat dan sumber belajar serta evaluasi. Dari definisi ini

Makalah Pengembangan Instruksional

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Teknologi Pendidikan

Citation preview

Page 1: Makalah Pengembangan Instruksional

1

Makalah

PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia pendidikan semakin mengalami perkembangan. Hal ini terlihat dari semakin

tingginya kebutuhan manusia akan pengetahuan. Sejalan dengan kebutuhan ini, dunia

pendidikan mengembangkan pusat-pusat sumber belajar yang dapat dikunjungi oleh

masyarakat akademisi.

Secara singkat, Sitepu (2014: 18) mengungkapkan bahwa sumber belajar dirumuskan

sebagai sesuatu yang dapat dipergunakan untuk mendukung dan memudahkan terjadinya

proses belajar (Edgar Dale, 1969). Sitepu (2014 : 19) juga mengungkapkan bahwa pendapat

lain tentang sumber belajar dikemukakan oleh AECT dimana AECT mendefinisikan sumber

belajar yaitu berbagai atau semua sumber berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat

digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga

mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar.

Menurut Tucker (1979) sebagaimana dikutip oleh Arif Wicaksono (2008) yang kembali

dikutip oleh Mukhtar (2012) bahwa pusat sumber belajar didefinisikan dengan istilah media

center, dengan pengertian bahwa suatu departemen yang memberikan fasilitas pendidikan,

latihan, dan pengenalan melalui produksi bahan media (transparansi overhead, slide, filmstrip,

videotape, dan sebagainya) serta memberikan pelayanan penunjang (seperti sirkulasi peralatan

audiovisual, penyajian program-program video, pembuatan catalog, dan pemanfaatan

pelayanan sumber-sumber belajar pada ruang kuliah). Pusat sumber belajar bertugas untuk

menyediakan sarana dan media pendukung bagi kegiatan belajar mengajar (perkuliahan)

Dalam kaitannya dengan pembelajaran, Mukhtar (2012 : 214) mengungkapkan bahwa

pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematik yang meliputi banyak komponen antara

lain: tujuan, bahan pelajaran, metode, alat dan sumber belajar serta evaluasi. Dari definisi ini

Page 2: Makalah Pengembangan Instruksional

2

terlihat kaitan antara instruksional dengan sumber belajar. Oleh karena itu, pemakalah akan

membahas pengembangan instruksional dalam kaitannya dengan sumber belajar.

1.2 Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Apakah yang dimaksud dengan sumber belajar, pusat sumber belajar dan

pengembangan instruksional?

2. Bagaimana pola-pola instruksional?

3. Apa yang menjadi Tujuan dan Fungsi pengembangan Instruksional?

4. Bagaimana model pengembangan instruksional J.E Kemp?

5. Bagaimana kaitan pengembangan instruksional dengan sumber belajar?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pada

bagian rumusan masalah. Selain itu, penulisan makalah ini bertujuan untuk mendalami

hubungan pengembangan instruksional dan sumber belajar melalui tugas yang diberikan Prof.

Dr. Mukhtar, M. Pd.

1.4 Batasan Masalah

Permasalahan yang dibahas dalam makalah ini hanya pada pengembangan instruksional

secara umum dan model pengembangan instruksional J.E Kemp dalam kaitannya dengan Pusat

Sumber Belajar.

Page 3: Makalah Pengembangan Instruksional

3

BAB II

PUSAT SUMBER BELAJAR DAN PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL

2.1 Pengertian Sumber Belajar, Pusat Sumber Belajar dan Pengembangan Instruksional

Menurut Mukhtar (2012 : 214) sumber belajar (learning center) adalah semua sumber

baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam

belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik

dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Sumber belajar dapat

berupa buku-buku rujukan, referensi, atau literature, baik untuk menyusun silabus maupun

dalam proses kegiatan belajar mengajar. Mukhtar juga mengutip sumber belajar menurut

Dirjen Dikti (1983 : 12), sumber belajar adalah segala sesuatu dan dengan mana seseorang

mempelajari sesuatu.

Mukhtar (2012 : 222) juga memberi definisi Pusat Sumber Belajar sebagai sebuah

institusi yang “secara konseptual” bertugas mengelola dan mengoptimalkan berbagai bentuk

dan jenis sumber belajar di atas untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran.

Ada beberapa definisi tentang pengembangan instruksional. Menurut Harjanto (2010 :

110) pengembangan instruksional adalah teknik pengelolaan dalam mencari pemecahan

masalah-masalah instruksional atau setidak-tidaknya dalam mengoptimalkan pemanfaatan

sumber belajar yang telah ada untuk memperbaiki pendidikan. Pengembangan instruksional ini

terdiri dari seperangkat kegiatan yang meliputi perencanaan, pengembangan dan evaluasi

terhadap system instruksional yang sedang dikembangkan tersebut sehingga setelah

mengalami beberapa kali revisi, system instruksional dapat memuaskan hati

pengembangannya.

Page 4: Makalah Pengembangan Instruksional

4

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, terlihat sekali hubungan yang relevan antara

pengembangan instruksional dengan sumber belajar.

2.2 Pola-pola Instruksional

Harjanto (2010 : 102 – 105) mengungkapkan bahwa pada umumnya kita kenal pola

instruksional di mana dosen atau guru pada umumnya mempunyai kedudukan sebagai satu-

satunya sumber belajar dalam system instruksional. Pada pola instruksional ini, guru atau dosen

memegang kendali dan control sepenuhnya. Inilah yang disebut dengan pola instruksional

tradisional.

Namun sejalan perjalanan waktu, berbagai perkembangan mempengaruhi pola

instruksional. Di satu pihak ada kecendrungan standarisasi terhadap segi masukan (input)

dalam system instruksional. Dan di lain pihak terdapat pengaruh perkembangan teknologi yang

pada awalnya diwarnai dengan adanya peralatan atau instrumentasi.

Gbr. 1. Pola Instruksional di mana terdapat tanggung jawab bersama

antara dosen dan media

Tujuan Penetapan isi dan

metode

Dosen Media

Dosen dengan alat

audio visual

Mahasiswa

Tujuan Dosen

Media

Penetapan

isi dan

metode

Mahasiswa

Page 5: Makalah Pengembangan Instruksional

5

Gbr. 2. Pola Instruksional dengan Media

Jadi ada tiga pola instruksional yakni : pertama, pola tradisional yang lebih

menitikberatkan pada peran guru. Kedua, pola instruksional yang lebih menitikberatkan pada

media. Dan ketiga, pola instruksional yang lebih menitikberatkan pada guru dan media. Dari

antara ketiga pola tersebut, pengembangan instruksional lebih pada pola yang menitikberatkan

pada peran guru dan media.

2.3 Tujuan dan Fungsi Pengembangan Instruksional

Harjanto (2010 : 137 – 139) mengungkapkan bahwa pada umumnya setiap kegiatan

memiliki tujuan dan fungsi. Demikian pula pengembangan instruksional. Sesuai definisi

pengembangan instruksional, tujuan utama pengembangan instruksional adalah untuk

menghasilkan system instruksional yang efektif dalam rangka perbaikan pengajaran dan

pendidikan.

Sedangkan secara lebih khusus tujuan pengembangan instruksional adalah sebagai

berikut:

a. Untuk mengidentifikasi masalah-masalah instruksional dan mengorganisasi alat pemecahan

masalah tersebut.

b. Untuk menghasilkan strategi belajar-mengajar yang efektif dalam rangka perbaikan

pengajaran dan pendidikan.

c. Untuk menghasilkan perencanaan instruksional yang efektif dalam rangka perbaikan

pengajaran dan pendidikan.

d. Untuk menghasilkan evaluasi belajar-mengajar yang efektif dalam rangka perbaikan

pengajaran dan pendidikan.

e. Untuk mengidentifikasi kebutuhan dan karakteristik peserta didik.

f. Untuk mengidentifikasi alat dan media yang cocok untuk sesuatu tujuan instruksional

tertentu dalam proses belajar-mengajar.

g. Untuk menentukan dan mengidentifikasi materi pengajaran yang cocok agar belajar-

mengajar dapat efektif.

Sedangkan fungsi dari pengembangan instruksional dalam belajar-mengajar adalah:

Page 6: Makalah Pengembangan Instruksional

6

a. Sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses belajar-mengajar dalam rangka

perbaikan situasi pengajaran dan pendidikan.

b. Sebagai pedoman guru dalam mengambil keputusan instruksional, yang meliputi:

mengidentifikasi kebutuhan dan karekteristik peserta didik, menentukan tujuan instruksional,

menentukan strategi belajar-mengajar, menentukan materi pelajaran, menentukan media dan

alat peraga, menentukan evaluasi pengajaran, dan lain-lain.

c. Sebagai alat pengontrol / evaluasi, kesesuaian antara perencanaan instruksional dengan

pelaksanaan belajar-mengajar.

d. Sebagai balikan / feed back bagi guru tentang keberhasilan pelaksanaan belajar-mengajar

dalam rangka melakukan perbaikan situasi pengajaran dan pendidikan.

Agar pengembangan instruksional mampu mencapai tujuan dan fungsinya secara baik,

pengembangan instruksional hendaknya memenuhi criteria sebagai berikut: 1) kualitas

pengembangan, 2) efektifitas pengembangan, 3) efisiensi pengembangan dan 4) relevansi

pengembangan.

2.4 Model Pengembangan Instruksional Kemp

Menurut Kemp (1977) seperti yang dikutip Harjanto (2010 : 78), pengembangan

instruksional atau desain instruksional terdiri dari delapan langkah yaitu:

a. Menentukan tujuan instruksional umum (TIU)

TIU merupakan tujuan yang ingin dicapai untuk masing-masing pokok bahasan.

b. Menganalisis karakteristik peserta didik

Analisis ini digunakan untuk mengetahui latar belakang pendidikan, social, budaya

peserta didik serta untuk menentukan langkah-langkah yang perlu diambil.

c. Menentukan tujuan instruksional khusus (TIK)

TIK ini bagi peserta didik antara lain berguna untuk mengetahui apa yang harus

dikerjakan, bagaimana mengerjakannya dan criteria keberhasilannya.

d. Menentukan materi pelajaran

Page 7: Makalah Pengembangan Instruksional

7

Dalam menentukan materi pelajaran ini harus disesuaikan dengan TIK

e. Menetapkan penjajagan awal

Tes awal ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah memenuhi

persyaratan belajar yang diperlukan untuk mengikuti program pengajaran.

f. Menentukan strategi belajar-mengajar

Dalam memilih strategi belajar-mengajar ini harus sesuai TIK, selain itu juga harus

memperhatikan factor: a) efisiensi, b) efektifitas, c) ekonomis dan d) praktis.

g. Mengkoordinasi sarana penunjang yang meliputi tenaga fasilitas, alat, waktu dan tenaga

h. Mengadakan evaluasi

Evaluasi ini digunakan untuk mengontrol dan mengkaji keberhasilan program secara

system.

Secara visual model pengembangan instruksional dari J.E Kemp dapat digambarkan

sebagai berikut:

Topic and general purposes

Student Characteristic

Learning Objectives

Student Content

Pretest

Evaluation

Support Service

Teaching / learning

Activities + resources

Page 8: Makalah Pengembangan Instruksional

8

Gbr. 3. Model Pengembangan Instruksional J.E Kemp

Dalam Model pengembangan instruksional Kemp ini, penentuan pembentukan pusat

sumber belajar terdapat pada langkah f (menentukan strategi belajar-mengajar) atau langkah g

(Mengkoordinasi sarana penunjang yang meliputi tenaga fasilitas, alat, waktu dan tenaga)

apabila pusat sumber belajar dianggap perlu untuk menjawab kebutuhan peserta didik.

Selanjutnya Pusat Sumber Belajar tersebut akan memiliki umpan balik bagi pengembangan

instruksional.

2.5 Pengembangan Instruksional dan Sumber Belajar

Rusmanto dalam https://ojonx.wordpress.com/2013/05/08/pusat-sumber-belajar/

mengungkapkan bahwa pengembangan sistem instruksional adalah suatu proses yang

sistematis dan terus menerus, yang akan membantu pengajaran dalam mengembangkan

pengalaman-pengalaman belajar yang memungkinkan partisipasi aktif siswa di dalam proses

belajar-mengajar. Di sinilah letak hubungan yang penting antara pusat sumber belajar dengan

pengembangan sistem instruksional. Segala sumber dan bahan serta personil yang ada di dalam

pusat sumber belajar dimaksudkan untuk membantu efektifitas dan efisiensi interaksi siswa

dan pengajar dalam proses pembelajaran.

Secara umum, tujuan dari Pusat sumber belajar adalah untuk meningkatkan efektivitas

dan efisiensi kegiatan proses belajar mengajar melalui pengembangan sistem pembelajaran.

Hal ini dilaksanakan dengan menyediakan berbagai macam pilihan untuk menunjang kegiatan

kelas tradisional dan untuk mendorong penggunaan cara-cara yang baru (non-tradisional), yang

paling sesuai untuk mencapai tujuan program akademis dan kewajiban-kewajiban institusional

yang direncanakan lainnya.

Selain itu, secara khusus pusat sumber belajar bertujuan untuk :

(1) menyediakan berbagai macam pilihan komunikasi untuk menunjang kegiatan kelas

tradisional. (2) Mendorong penggunaan cara-cara belajar baru yang paling cocok untuk

Page 9: Makalah Pengembangan Instruksional

9

mencapai tujuan program akademis dan kewajiban institusional lainnya. (3) Memberikan

pelayanan dalam perencanaan, produksi, operasional, dan tindak lanjut untuk pengembangan

sistem pembelajaran yang ada. (4) Melaksanakan latihan untuk para tenaga pengajar mengenai

pengembangan sistem pembelajaran dan integrasi teknologi dalam proses pembelajaran. (5)

Memajukan usaha penelitian yang perlu tentang penggunaan media pendidikan. (6)

Menyebarkan informasi yang akan membantu memajukan penggunaan berbagai macam

sumber belajar dengan lebih efektif dan efesien (7) Menyediakan pelayanan produksi bahan

ajar. (8) Memberikan konsultasi untuk modifikasi dan desain fasilitas sumber belajar. (9)

Membantu mengembangkan standar penggunaan sumber-sumber belajar. (10) Menyediakan

pelayanan pemeliharaan atas berbagai macam peralatan. (11) Membantu dalam pemilihan dan

pengadaan bahan-bahan media dan peralatannya. (12) Menyediakan pelayanan evaluasi untuk

membantu menentukan efektifitas berbagai cara pengajaran.

Dari uraian tujuan khusus di atas, jelaslah bahwa pusat sumber belajar mempunyai

peranan yang cukup menentukan di dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses

instruksional. Dengan demikian dari awal hendaklah selalu kita sadari bahwa pusat sumber

belajar bukan semata-mata suatu tempat ataupun gudang penyimpanan berbagai macam

peralatan dan bahan pengajaran.

Misi yang pertama dari pusat sumber belajar adalah pengembangan sistem instruksional

terpadu yang merupakan sarana utama untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan

belajar dan mengajar. Segala fungsi dan kegiatan yang dilaksanakan pusat sumber belajar,

termasuk pengadaan, pelayanan perpustakaan bahan pengajaran, dimaksudkan untuk mencapai

keberhasilan pelaksanaan misi tersebut.

Berdasarkan tujuan umum dan tujuan khusus di atas, pusat sumber belajar mempunyai

fungsi dan kegiatan sebagai berikut :

1. Fungsi pengembangan sistem intruksional

Fungsi ini menolong jurusan atau departemen dan staf tenaga pengajar secara individual

di dalam membuat rancangan (desain) dan pemilihan options (pilihan) untuk meningkatkan

efektivitas dan efisiensi proses belajar dan mengajar, yang meliputi : (1) Perencanaan

kurikulum, (2) Identifikasi pilihan program pembelajaran, (3) Seleksi peralatan dan bahan,

Page 10: Makalah Pengembangan Instruksional

10

(4) Perkiraan biaya, (5) Pelatihan bagi tenaga pengajar, (6) Perencanaan program,

(7) Prosedur evaluasi, dan (8) Revisi program.

2. Fungsi informasi

Dalam kehidupan sehari-hari orang sering memerlukan informasi, baik untuk keperluan

pribadi maupun untuk keperluan usahanya. Ada beberapa macam sumber informasi, seperti

pusat komputer (puskom), bahan bacaan, radio, televisi, perorangan, lembaga, dan sebagainya.

Jika informasi yang diperlukan hanya sedikit dan yang memerlukannya juga sedikit, maka

bahan informasinya dapat disimpan dalam satu file. Jika yang memerlukannnya lebih banyak,

maka perlu dibentuk perpustakaan lengkap dengan katalognya. Bahkan jika lebih banyak lagi,

harus menggunakan data base computer.

3. Fungsi pelayanan media

Fungsi ini berhubungan dengan pembuatan rencana program media dan pelayanan

pendukung yang dibutuhkan oleh staf pengajar dan pelajar, yang meliputi : (1) Sistem

penggunaan media untuk kelompok besar. (2) Sistem penggnaan media untuk kelompok kecil.

(3) Fasilitas dan program belajar sendiri (individual). (4) Pelayanan perpustakaan media/bahan

pengajaran. (5) Pelayanan pemeliharaan dan peminjaman/sirkulasi. (6) Pelayanan pembelian

bahan-bahan dan peralatan

4. Fungsi produksi

Fungsi ini berhubungan dengan penyediaan materi dan bahan pelajaran yang tidak

dapat diperoleh melalui sumber komersial, yang meliputi : (1) Penyimpanan karya seni asli

(original atwork) untuk tujuan pembelajaran. (2) Produksi transparansi untuk OHP. (3)

Produksi fotografi (slide, filmstrip, foto, dan lain-lain) untuk presentasi. (4) Pelayanan

reproduksi fotografi. (5) Pemrograman, pengeditan, dan reproduksi rekaman. (6)

Pemrogaraman, pemeliharaan, dan pengembangan system radio dan televisi di kampus.

5. Fungsi administratif

Fungsi ini berhubungan dengan cara-cara bagaimana tujuan dan prioritas program dapat

tercapai. Fungsi ini berhubungan dengan semua segi program yang dilaksanakan dan akan

melibatkan semua staf dan pemakai dengan cara-cara yang sesuai. Hal ini meliputi beberapa

Page 11: Makalah Pengembangan Instruksional

11

kegiatan sebagai berikut : (1) Supervisi personalia untuk media; (2) Pengembangan koleksi

media untuk program pembelajaran; (3) Pengembangan spesifikasi pendidikan untuk fasilitas

baru; (4) Pengembagan sistem peminjaman/sirkulasi; (5) Pemeliharaan kelangsungan

pelayanan produksi bahan pembelajaran; (6) Penyediaan pelayanan untuk pemeliharaan bahan,

peralatan, dan fasilitas.

Kelima fungsi pusat sumber belajar dengan kegiatan-kegiatan di atas merupakan fungsi

dan kegiatan yang ideal. Seberapa jauh kegiatan yang ideal tersebut dapat dilaksanakan oleh

pusat sumber belajar, akan sangat bergantung pada tujuan program instruksional, fasilitas,

peralatan yang dimiliki, staf dan personalia yang ada dalam pusat sumber belajar yang

bersangkutan. Namun demikian dapatlah dipastikan bahwa kelima fungsi di atas akan selalu

dijumpai dalam setiap pusat sumber belajar sebagai suatu lembaga yang berusaha untuk

memajukan efektivitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran. Yang berbeda hanyalah kegiatan-

kegiatan nyata yang berhubungan dengan keempat fungsi di atas, sesuai dengan adanya

pembatasan-pembatasan yang terdapat pada masing-masing pusat sumber belajar.

Oleh karena itu, Pengembang instruksional yang bekerja di PSB hendaknya memiliki

kompetensi dalam bidang pengelolaan dan telah memperoleh pendidikan dan latihan khusus,

memiliki pengalaman yang cukup, pengetahuan yang luas, penampilan yang meyakinkan dan

menguasai bidang evaluasi. Apabila dirinci, secara garis besar kompetensi yang harus dimiliki

oleh pengembang instruksional antara lain adalah : memilih proyek pengembangan

instruksional, menggali analisis kebutuhan, merncanakan, menspesifikasi strategi

instruksional, sampai memiliki kemampuan untuk menyebarluaskan pengembangan

instruksional.

Page 12: Makalah Pengembangan Instruksional

12

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sumber belajar merupakan salah satu komponen dalam pembelajaran (instruksional).

Sumber belajar yang dimaksudkan di sini adalah berbagai atau semua sumber berupa data,

orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah

maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar. Dalam

perjalanan waktu diperlukan satu lembaga yang khusus yang menangani sumber belajar ini.

Lembaga / institusi ini disebut dengan Pusat Sumber belajar yang bertugas untuk menyediakan

sarana dan media pendukung bagi kegiatan belajar mengajar (perkuliahan).

Dalam melakukan pengembangan instruksional terdapat pola-pola yang lazim

digunakan yakni pola tradisional yang lebih menitikberatkan pada guru dan pola media yang

lebih menitikberatkan pada media yang digunakan serta kombinasi dari kedua pola tersebut.

Pengembangan instruksional bertujuan untuk menghasilkan system instruksional yang

efektif dalam rangka perbaikan pengajaran dan pendidikan. Dalam mencapai tujuan ini, pusat

sumber belajar memiliki peranan yang penting sebab salah satu fungsi dari pusat sumber belajar

adalah pengembangan system instruksional. Fungsi ini menolong jurusan atau departemen dan

staf tenaga pengajar secara individual di dalam membuat rancangan (desain) dan pemilihan

options (pilihan) untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar dan mengajar,

yang meliputi :(1) Perencanaan kurikulum, (2) Identifikasi pilihan program pembelajaran,

(3) Seleksi peralatan dan bahan, (4) Perkiraan biaya, (5) Pelatihan bagi tenaga pengajar,

(6) Perencanaan program, (7) Prosedur evaluasi, dan (8) Revisi program.

Page 13: Makalah Pengembangan Instruksional

13

Maka tampak jelas sekali ada kaitan antara pusat sumber belajar dan pengembangan

instruksional dimana Pusat Sumber Belajar dapat membantu dalam pengembangan

instruksional sesuai dengan tujuan dan fungsinya yakni untuk menghasilkan system

instruksional yang efektif dalam rangka perbaikan pengajaran dan pendidikan.

3.2 Saran

Demikianlah pemaparan kami tentang pengembangan instruksional dalam kaitannya

dengan Pusat Sumber Belajar. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca

tentang analisis fungsi. Apabila ada kekurangan dari makalah ini, mohon kami dimaafkan.

Segala masukan yang dapat membangun makalah ini, kami ucapkan terima kasih.

Page 14: Makalah Pengembangan Instruksional

14

DAFTAR PUSTAKA

Harjanto. 2010. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Mukhtar, dan Iskandar. 2012. Desain Pembelajaran Berbasis TIK. Jakarta : Referensi

Rusmanto. Pusat Sumber Belajar. https://ojonx.wordpress.com/2013/05/08/pusat-sumber-

belajar/ diakses pada tanggal 18 September 2015 pukul 21.24 WIB

Sitepu, B. P. 2014. Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta : Rajawali Press