16
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Inovasi dalam dunia pendidikan tidak akan pernah berhenti, akan selalu ada pengembangan menuju ke arah yang lebih baik. Dengan adanya pengembangan kurikulum, maka akan diperoleh kurikulum yang bisa disesuaikan dengan lokasi atau instansi di mana kurikulum itu digunakan untuk mengatur proses pembelajaran yang dijalankan. Pengembangan kurikulum harus selalu dilakukan, hal ini mengingat pembelajaran yang ada di sekolah-sekolah tidak begitu saja terus menerus, tetapi akan selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Pengembangan kurikulum menjadi usaha yang harus dikerahkan dengan baik, agar nantinya kurikulum pendidikan yang ada di negara ini semakin baik.

Makalah Pengembangan Kurikulum

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah Pengembangan Kurikulum

Citation preview

Page 1: Makalah Pengembangan Kurikulum

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Inovasi dalam dunia pendidikan tidak akan pernah berhenti, akan

selalu ada pengembangan menuju ke arah yang lebih baik. Dengan adanya

pengembangan kurikulum, maka akan diperoleh kurikulum yang bisa

disesuaikan dengan lokasi atau instansi di mana kurikulum itu digunakan

untuk mengatur proses pembelajaran yang dijalankan.

Pengembangan kurikulum harus selalu dilakukan, hal ini mengingat

pembelajaran yang ada di sekolah-sekolah tidak begitu saja terus menerus,

tetapi akan selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Pengembangan

kurikulum menjadi usaha yang harus dikerahkan dengan baik, agar nantinya

kurikulum pendidikan yang ada di negara ini semakin baik.

Page 2: Makalah Pengembangan Kurikulum

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum

Kurikulum merupakan salah satu kompenen yang sangat menentukan

dalam suatu system pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk

mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam

pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan.

1. Secara Etimologi

Secara etimologi,kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang

artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi istilah

kurikulum berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi Kuno di

Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh

oleh pelari dari garis start sampai garis finish.

Dalam bahasa arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj

yang berarti jalan yang terang yang dilalaui oleh manusia pada berbagai

bidang kehidupan . sedangkan kurikulum pendidikan ( manhaj al-dirasah)

dalam kamus Tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang

dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-

tujuan pendidikan .

2. Secara Terminologi

Para ahli telah banyak mendefinisikan kurikulum diantaranya:

a. Crow and crow mendefinisikan bahwa kurikulum adalah rancangan

pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara

sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh

ijazah.

Page 3: Makalah Pengembangan Kurikulum

3

b. M. Arifin memandang kurikulum sebagai seluruh bahan pelajaran

yang harus disajikan dalam proses kependidikan dalam suatu system

institusional pendidikan.

c. Zakiyah Darajat memandang kurikulum sebagai suatu program yang

direncanakan dalam bidang pendididkan dan dilaksanakan untuk

mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu

d. Dr. Addamardansyi Sarhan dan Dr Munir Kamil yang disitir oleh Al-

Syaibani , bahwa kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan

,kebudayaan , sosial, olahraga, dan kesenian, yang disediakan oleh

sekolah dengan maksud menolong untuk berkembang menyeluruh

dalam segala segi dan merubah tingkah laku mereka sesuai dengan

tujuan-tujuan pendidikan.

Dalam perkembangannya selanjutnya pengertian kurikulum tidak

hanya terbatas pada program pendididkan namun juga dapat diartikan

menurut fungsinya:

1. Kurikulum sebagai program studi

2. Kurikulum sebagai konten

3. Kurikulum sebagai kegiatan berencana

4. Kurikulum sebagai hasil belajar

5. Kurikulum sebagai reproduksi kultural

6. Kurikulum sebagai pengalaman belajar

7. Kurikulum sebagai produksi

B. Komponen Kurikulum

Mengingat bahwa fungsi kurikulum dalam proses pendidikan adalah

sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka hal ini berarti bahwa

sebagai alat pendididkan, kurikulum memiliki bagian-bagian penting dan

penunjang yang dapat mendukung operasinya dengan baik bagian-bagian ini

disebut komponen yang saling berkaitan, berinteraksi daalm upaya mencapai

tujuan.

Page 4: Makalah Pengembangan Kurikulum

4

1. Menurut Hasan Langgulung ada 4 komponen utama kurikulum yaitu:

a. Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan itu. Dengan lebih

tegas lagi orang yang bagaimana yang ingin kita bentuk dengan

kurikulum tersebut

b. Pengetahuan (knowledge), informasi-informasi , data-data, aktifitas-

aktifitas dan pengalaman –pengalaman dari mana terbentuk kurikulum

itu. Bagian inilah yang disebut mata pelajaran

c. Metode dan cara-cara mengajar yang dipakai oleh guru-guru untuk

mengajar dan memotivasi murid untuk membawa mereka kea rah yang

dikehendaki oleh kurikulum

d. Metode dan cara penilaian yang dipergunakan dalam mengukur dan

menilai kurikulum dan hasil proses pendidikan yang direncanakan

kurikulum tersebut.

2. Menurut penulis kompenen kurikulum itu meliputi:

a. Tujuan , yang ingin dicapai meliputi : tujuan akhir, tujuan umum,

tujuan khusus, tujuan sementara

b. Isi kurikulum

Berupa materi pembelajaran yang deprogram untuk mencapai tujuan

pendididkan yang telah ditetapkan . materi tersebut disusun disususn

kedalam silabus, dan dalam me ngaplikasikannya dicantumkan pula

dalam satuan pembelajaran dan rencana pembelajaran.

c. Media (sarana dan prasarana)

Media sebagai sarana perantara dalam pembelajaran untuk

menjabarakan isi kurikulum agar lebih mudah dipahami oleh peserta

dididk .

d. Strategi

Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta tehnik mengajar

yang digunakan . dalam strategi termasuk juga komponen penunjang

lainya seperti: system administrasi, pelayanan BK, remedial,

pengayayan, dan sebagainya.

Page 5: Makalah Pengembangan Kurikulum

5

e. Proses Pembelajaran

Komponen ini sangat penting , sebab diharapkan melalui proses

pembelajaran akan terjadi perubahan tingkah laku pada diri peserta

didik sebagai indikator keberhasilan pelaksanaan kurikulum.

f. Evaluasi

Dengan evaluasi (penilaian) dapat diketahui cara pencapain tujuan.

C. Dasar Kurikulum Pendidikan

Kurikulum sebagai salah satu komponen pendidikan yang sangat

berperan dalam mengantarkan pada tujuan pendidikan yang diharapkan, harus

mempunyai dasar-dasar yang merupakan kekuatan utama yang

mempengaruhi dan membentuk materi kurikulum, susunan dan organisasi

kurikulum .

Herman H. Home memberikan dasar bagi penyusun kurikulum dengan

3 macam, yaitu:

1. dasar psikologis, yang digunakan untuk memenuhi dan mengetahui

kemampuan yang diperoleh dari pelajar dan kebutuhan anak didik

2. dasar sosiologi , yang digunakan untuk mengetahui tuntutan yang sah dari

masyarakat

3. dasar filosofis , yang digunakan untuk mengetahui keadaan semesta/

tempat kita hidup.

Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, di

dalamnya mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan

kurikulum adalah langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja

kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan

perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan

Kurikulum atau biasa disebut juga implementasi kurikulum berusaha

mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Evaluasi

kurikulum merupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk

menentukan seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian

Page 6: Makalah Pengembangan Kurikulum

6

program-program yang telah direncanakan, dan hasil-hasil kurikulum itu

sendiri.

D. Beberapa Isilah dalam Pengembangan Kurikulum

Dalam pengembangan kurikulum dikenal ada lima istilah, yaitu

pengembangan kurikulum (Curriculum development), perbaikan kurikulum

(Curriculum improvement), perencanaan kurikulum (Curriculum planning),

penerapan kurikulum (curriculum implementation), dan evaluasi kurikulum

(curriculum evaluation).

Pengembangan kurikulum dan perbaikan kurikulum merupakan

istilah yang mirip tetapi tidak sama . Pengembangan kurikulum merupakan

istilah yang lebih komprehensif, di dalamnya termasuk perencanaan,

penerapan, dan evaluasi dan berimplikasi pada perubahan dan perbaikan.

Sedangkan perbaikan kurikulum sering bersinonim dengan pengembangan

kurikulum, walaupun beberapa kasus perubahan dipandang sebagai hasil dari

pengembangan.

E. Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum meliputi empat langkah, yaitu merumuskan

tujuan pembelajaran (instructional objective), menyeleksi pengalaman-

pengalaman belajar ( selection of learning experiences), mengorganisasi

pengalaman-pengalaman belajar (organization of learning experiences), dan

mengevaluasi (evaluating).

1. Merumuskan Tujuan Pembelajaran (instructional objective)

Terdapat tiga tahap dalam merumuskan tujuan pembelajaran.

Tahap yang pertama yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan

adalah memahami tiga sumber, yaitu siswa (source of student),

Page 7: Makalah Pengembangan Kurikulum

7

masyarakat (source of society), dan konten (source of content). Tahap

kedua adalah merumuskan tentative general objective atau standar

kompetensi (SK) dengan memperhatikan landasan sosiologi (sociology),

kemudian di-screen melalui dua landasan lain dalam pengembangan

kurikulum yaitu landasan filsofi pendidikan (philosophy of learning) dan

psikologi belajar (psychology of learning), dan tahap terakhir adalah

merumuskan precise education atau kompetensi dasar (KD).

2. Merumuskan dan Menyeleksi Pengalaman-Pengalaman Belajar ( selection

of learning experiences)

Dalam merumuskan dan menyeleksi pengalaman-pengalaman

belajar dalam pengembangan kurikulum harus memahami definisi

pengalaman belajar dan landasan psikologi belajar (psychology of

learning). Pengalaman belajar merupakan bentuk interaksi yang dialami

atau dilakukan oleh siswa yang dirancang oleh guru untuk memperoleh

pengetahuan dan ketrampilan. Pengalaman belajar yang harus dialami

siswa sebagai learning activity menggambarkan interaksi siswa dengan

objek belajar. Belajar berlangsung melalui perilaku aktif siswa; apa yang

ia kerjakan adalah apa yang ia pelajari, bukan apa yang dilakukan oleh

guru. Dalam merancang dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar

juga memperhatikan psikologi belajar.

Ada lima prinsip umum dalam pemilihan pengalaman belajar.

Kelima prinsip tersebut adalah pertama, pengalaman belajar yang

diberikan ditentukan oleh tujuan yang akan dicapai, kedua, pengalaman

belajar harus cukup sehingga siswa memperoleh kepuasan dari pengadaan

berbagai macam perilaku yang diimplakasikan oleh sasaran hasil, ketiga,

reaksi yang diinginkan dalam pengalaman belajar memungkinkan bagi

siswa untuk mengalaminya (terlibat), keempat, pengalaman belajar yang

berbeda dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sama,

Page 8: Makalah Pengembangan Kurikulum

8

dan kelima, pengalaman belajar yang sama akan memberikan berbagai

macam keluaran (outcomes).

3. Mengorganisasi Pengalaman Pengalaman Belajar (organization of learning

experiences)

Pengorganisasi atau disain kurikulum diperlukan untuk

memudahkan anak didik untuk belajar. Dalam pengorganisasian kurikulum

tidak lepas dari beberapa hal penting yang mendukung, yakni: tentang

teori, konsep, pandangan tentang pendidikan, perkembangan anak didik,

dan kebutuhan masyarakat. Pengorganisasian kurikulum bertalian erat

dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Oleh karena itu kurikulum

menentukan apa yang akan dipelajari, kapan waktu yang tepat untuk

mempelajari, keseimbangan bahan pelajaran, dan keseimbangan antara

aspek-aspek pendidikan yang akan disampaikan.

4. Mengevaluasi (evaluating) Kurikulum

Langkah terakhir dalam pengembangan kurikulum adalah

evaluasi. Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan di mana data yang

terkumpul dan dibuat pertimbangan untuk tujuan memperbaiki sistem.

Evaluasi yang seksama adalah sangat esensial dalam pengembangan

kurikulum. Evaluasi dirasa sebagai suatu proses membuat keputusan ,

sedangkan riset sebagai proses pengumpulan data sebagai dasar

pengambilan keputusan.

Perencana kurikulum menggunakan berbagai tipe evaluasi dan

riset. Tipe-tipe evaluasi adalah konteks, input, proses, dan produk.

Sedagkan tipe-tipe riset adalah aksi, deskripsi, historikal, dan

eksperimental. Di sisi lain perencana kurikulum menggunakan evaluasi

formatif (proses atau progres) dan evaluasi sumatif (outcome atau produk).

Terdapat dua model evaluasi kurikulum yaitu model Saylor,

Alexander, dan Lewis, dan model CIPP yang didisain oleh Phi Delta

Page 9: Makalah Pengembangan Kurikulum

9

Kappa National Study Committee on Evaluation yang diketuai Daniel L.

Stufflebeam.

Menurut model Saylor, Alexander, dan Lewis terdapat lima

komponen kurikulum yang dievaluasi, yaitu tujuan (goals, subgoals, dan

objectives), program pendidikan secara keseluruhan (the program of

education as a totality), segmen khusus dari program pendidikan ( the

specific segments of the education program, pembelajaran (instructional),

dan program evaluasi (evaluation program). Komponen pertama, ketiga,

dan keempat mempunyai konttribusi pada komponen kedua (program

pendidikan secara keseluruhan). Pada komponen kelima, program

evaluasi, disarankan sangat perlu untuk mengevaluasi evaluasi program itu

sendiri, sebab hal ini suatu operasi idependen yang mempunyai implikasi

pada proses evaluasi.

Pada model CIPP mengkombinasikan tiga langkah utama dalam

proses evaluasi, yaitu penggambaran (delineating), perolehan (obtainin),

dan penyediaan (providing); tiga kelas seting perubahan yaitu

homeostastis, incrementalisme, dan neomobilisme); dan empat tipe

evaluasi (konteks, input, proses, dan produk); serta empat tipe keputusan (

planning, structuring, implementing, dan recycling).

Evaluator kurikulum yang dipekerjakan oleh sistem sekolah dapat

berasal dari dalam maupun dari luar. Banyak evaluasi kurikulum

dibebankan pada guru-guru di mana mereka bekerja. Dalam mengevaluasi

harus memenuhi empat standar evaluasi yaitu utility, feasibility, propriety,

dan accuracy.

Evaluasi kurikulum merupakan titik kulminasi perbaikan dan

pengembangan kurikulum. Evaluasi ditempatkan pada langkah terakhir,

evaluasi mengkonotasikan akhir suatu siklus dan awal dari siklus

Page 10: Makalah Pengembangan Kurikulum

10

berikutnya. Perbaikan pada siklus berikutnya dibuat berdasarkan hasil

evaluasi siklus sebelumnya.

Perencanaan kurikulum adalah fase pre-eliminer dari

pengembangan kurikulum. Pada saat pekerja kurikulum membuat

keputusan dan beraksi untuk menetapkan rencana yang akan dilaksanakan

oleh guru dan siswa. Jadi perencanaan merupakan fase berfikir atau fase

disain.

Penerapan kurikulum adalah menerjemahkan rencana ke dalam

tindakan. Pada saat tahap perencanaan kurikulum, terjadi pemilihan pola

tertentu organisasi kurikulum atau reorganisasi. Pola-pola tersebut

diletakkan dalam tahap penerapan kurikulum. Cara-cara penyampaian

pengalaman belajar, misalnya penggunaan tim pengajaran, diambil dari

konteks perencanaan dan dibuat operasional. Penerapan kurikulum juga

menerjemahkan rencana menjadi tindakan dalam kelas, juga aturan

pergantian guru dari pekerja kurikulum menjadi instruktur.

Evaluasi kurikulum merupakan fase terakhir dalam

pengembangan kurikulum di mana hasilnya di ases dan keberhasilan

pembelajar dan program ditentukan. Fase ini akan dibahas lebih rinci pada

langkah-langkah pengembangan kurikulum.

F. Sepuluh Aksioma dalam Pengembangan Kurikulum

Latar belakang pengembangan kurikulum didasarkan pada sepuluh

aksioma yang sudah diyakini kebenarannya dan menjadi argumentasi dan

kesimpulan. Aksioma-aksioma tersebut adalah :

1. Perubahan itu tak terelakkan dan penting karena melalui perubahan

bentuk kehidupan tumbuh dan berkembang.

2. Kurikulum itu sebagai produk dari masyarakat

Page 11: Makalah Pengembangan Kurikulum

11

3. Perubahan yang terjadi secara bersamaan dan ada perubahan setelah ada

kurikulum baru.

4. Perubahan kurikulum terjadi karena ada perubahan dalam masyaakat.

5. Perubahan kurikulum merupakan kerja sama semua kelompok.

6. Perubahan kurikulum merupakan proses pengambilan keputusan.

7. Perubahan kurikulum bersifat berkelanjutan dan tiad akhir.

8. Perubahan kurikulum merupakan proses yang komperehensif

9. Pengembangan kurikulum dilaksanakan secara sistematis.

10. Pengembangan kurikulum beranjak dari kurikulum yang sudah

ada/kurikulum yang sudah ada.

G. Perubahan Kurikulum

a. Perubahan Kurikulum 1947

Pada saat itu, kurikulum pendidikan di Indonesia masih

dipengaruhi sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang, sehingga

hanya meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya. Rentjana

Pelajaran 1947 boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan

kolonial Belanda . Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih

dalam semangat juang merebut kemerdekaan maka pendidikan sebagai

development conformism lebih menekankan pada pembentukan karakter

manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa

lain di muka bumi ini.

b. Perubahan Kurikulum 1952

Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini

bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang

dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

Page 12: Makalah Pengembangan Kurikulum

12

c. Perubahan Kurikulum 1964

Pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat

pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga

pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana (Hamalik, 2004),

yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, kepribadian,

dan jasmani.

d. Perubahan Kurikulum 1968

Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada

upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani,

mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti,

dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan

mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik

yang sehat dan kuat.

e. Perubahan Kurikulum 1975

Menganut pendekatan integrative. Menekankan kepada efisiensi

dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.

a. Menganut pendekatan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional

(PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan

yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah

laku siswa.

b. Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada

stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan.

f. Perubahan Kurikulum 1984

i. Berorientasi kepada tujuan instruksional.

ii. Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara

belajar siswa aktif (CBSA).

iii. Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral.

Page 13: Makalah Pengembangan Kurikulum

13

iv. Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.

v. Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa.

vi. Menggunakan pendekatan keterampilan proses.

g. Perubahan Kurikulum 1994

a. Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994,

di antaranya sebagai berikut.

b. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan

c. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang

cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi)

d. Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu

sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum

ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat

mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan

dan kebutuhan masyarakat sekitar.

e. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan

menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik

secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat

memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen,

divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan

penyelidikan.

f. Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan

dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir

siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran

yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang

menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan

masalah.

g. Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang

mudah ke hal yang sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang

komplek.

Page 14: Makalah Pengembangan Kurikulum

14

h. Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan

untuk pemantapan pemahaman siswa.

h. Perubahan Kurikulum KTSP

i. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan

dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.

ii. KTSP terdiri atas:

iii. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,

iv. Struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan,

v. Kalender pendidikan, dan

vi. Silabus.

Page 15: Makalah Pengembangan Kurikulum

15

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada dasarnya pengembangan kurikulum ialah mengarahkan

kurikulum sekarang ke tujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya

berbagai pengaruh yang sifatnya positif yang datang dari luar atau dari dalam

dengan harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa depannya dengan

baik. Oleh karena itu pengembangan kurikulum harus bersifat

antisipatif,adaptif dan aplikatif.

Page 16: Makalah Pengembangan Kurikulum

16

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid dan Jusuf Mudzakkir (2008), Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Nana Syaodih Sukmadinata (2007), Pengembangan Kurikulum – Teori dan

Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution (2008), Kurikulum Pengajaran, Jakarta: Bumi Aksara.

Oemar Hamalik (2007), Kurikulum Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.

_____, (2008), Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Ramayulis (2008), Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia.