34
Nama : Cici Desrina S M. kul : Perpustakaan Digital PERPUSTAKAAN DIGITAL A. Latar Belakang Era Informasi tidak terlepas dari peran teknologi yang dominan di segala bidang. Teknologi menjadi penting diterapkan untuk mencapai efektifitas dan efisiensi. Teknologi informasi merubah aktivitas menjadi cepat, akurat dan fleksibel.Perpustakaan sebagai produsen informasi sangat memungkinkan memanfaatkan teknologi. Teknologi yang digunakan tentunya berkaitan mengenai bagaimana informasi itu diciptakan, dimanage dan didistribusikan. Bukan saatnya lagi perpustakaan menunggu pelanggannya untuk datang. Kreativitas perlu selalu ditonjolkan dalam menjemput pelanggan. Adanya teknologi informasi di perpustakaan akan lebih memberikan kepuasan pelanggan dan lebih dikenal masyarakat.

makalah perpustakaan digtal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah

Citation preview

Page 1: makalah perpustakaan digtal

Nama : Cici Desrina SM. kul : Perpustakaan Digital

PERPUSTAKAAN DIGITAL

A. Latar Belakang

Era Informasi tidak terlepas dari peran teknologi yang dominan di segala

bidang. Teknologi menjadi penting diterapkan untuk mencapai efektifitas dan

efisiensi. Teknologi informasi merubah aktivitas menjadi cepat, akurat dan

fleksibel.Perpustakaan sebagai produsen informasi sangat memungkinkan

memanfaatkan teknologi. Teknologi yang digunakan tentunya berkaitan mengenai

bagaimana informasi itu diciptakan, dimanage dan didistribusikan.

Bukan saatnya lagi perpustakaan menunggu pelanggannya untuk datang.

Kreativitas perlu selalu ditonjolkan dalam menjemput pelanggan. Adanya

teknologi informasi di perpustakaan akan lebih memberikan kepuasan pelanggan

dan lebih dikenal masyarakat.

Saat ini gejala electronic book (e-book) atau buku elektronik mulai

booming dan menjadi sesuatu yang perlu direspon. Mengapa? Karena secara tidak

langsung e-book akan mempengaruhi aktivitas perpustakaan. Khususnya dalam

hal koleksi monograf. Akankah e-book akan mengubah fungsi perpustakaan.

Bagaimana nasib perpustakaan jika e-book mengglobal. Pantaskah dengan

perkembangan teknologi, perpustakaan terus berdiam diri dengan layanan

konvensional. Dan apakah perpustakaan dapat menjamin pelanggan tetap

terpuaskan dengan layanan yang selalu monoton dan kurang terjamah teknologi.

Page 2: makalah perpustakaan digtal

Semua tantangan ini patut dijadikan perhatian untuk melangkah kepada

perpustakaan modern yang mempunyai daya saing berkualitas.

E-book tidak terlepas dari pengaruh teknologi. Dan teknologi dapat

mengubah sesuatu menjadi serbamungkin. Bisa jadi perkembangan e-book akan

semakin sempurna. Sangat memungkinkan e-book berkembang dengan

tersedianya fasilitas audiovisual, 3-dimensi bahkan film.

Mungkin saat ini membaca masih terbatas pada pemahaman (pikiran).

Tetapi di masa depan bisa jadi membaca akan dilengkapi dengan visualisasi yang

sangat berguna dalam membantu pemahaman isi buku. Kenyamanan membaca

menjadi impian pelanggan perpustakaan sebagai seorang konsumen.

Sayangnya, hal yang demikian tidak dapat dirasakan oleh semua lapisan

pelanggan perpustakaan. Karena saat ini (dalam era informasi khususnya) mulai

ada kecenderungan dari free information service kepada fee information service.

Dalam pengertian bahwa telah ada pergeseran dalam mendapatkan informasi.

Yang dulunya informasi dapat diperoleh secara gratis, saat ini mulai ada

kecenderungan bahwa informasi sangat berharga. Bahkan terkesan dibisniskan

(dijualbelikan). Sehingga dalam memperoleh informasi seseorang harus

membayar/ membeli.

Oleh karena itu perpustakaan – dengan pustakawan di dalamnya – dituntut

mampu mengatasi permasalahan ini dengan tetap menyajikan informasi bagi

semua lapisan pelanggan secara mudah dan murah (baca : gratis). Dan salah satu

jalan yaitu pemanfaatan teknologi dengan cara kreatif sehingga menghasilkan

produk (informasi) yang bermanfaat. Akhirnya sasaran di masa depan dapat

Page 3: makalah perpustakaan digtal

tercapai yaitu perpustakaan yang berwawasan teknologi yang memihak kapada

semua lapisan pelanggannya.

B. Tujuan dan Manfaat

Tujuannya :

1. Untuk mengetahui dan memahami perkembangan dan manfaat dari inovasi

jaringan perpustakaan digital dalam kehidupan manusia.

2. Untuk membuat konsep perpustakaan digital di masa yang akan datang guna

memenuhi kebutuhan informasi.

Manfaatnya :

1. Menambah pengetahuan tentang teknologi informasi khususnya penyebaran

informasi lewat perpustakaan digital.

Memahami lebih dalam tentang inovasi perpustakaan digital di masa yang akan

datang.

Page 4: makalah perpustakaan digtal

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perpustakaan Digital

Perpustakaan digital adalah suatu perpustakaan yang menyimpan data baik

itu buku (tulisan), gambar, suara dalam bentuk _le elektronik dan

mendistribusikannya dengan menggunakan protokol elektronik melalui jaringan

komputer. Istillah perpustakaan digital atau digital library sendiri mengandung

pengertian sama dengan electronic library dan virtual library.

Sedangkan istilah yang sering digunakan dewasa ini adalah digital library, hal ini

bisa kita lihat dengan adanya workshop, simposium, atau konferensi dengan

memakai nama digital library ( Perpustakaan Digital ).

B. Kendala Pembangunan Digital Library

Di Indonesia terdapat hambatan-hambatan untuk pembangunan digital

library, faktor-faktor yang menghambat untuk pembangunan digital library

diantaranya :

Komunikasi masih mahal.

Infrastruktur kurang memadai.

Aspek birokrasi dan politis.

Kondisi sosial masyarakat pengguna informasi.

Aspek HaKI.

Masalah ini sebagian besar terbagi menjadi dua :

Page 5: makalah perpustakaan digtal

1) Hak cipta pada dokumen yang didigitalkan. Yang termasuk di dalamnya

adalah merubah dokumen ke digital dokumen, memasukan digital dokumen ke

database, merubah digital dokumen ke hypertext dokumen

2) Hak cipta pada dokumen di Communication Network. Di dalam hukum hak

cipta masalah transfer dokumen lewat komputer network belum didefinisikan

dengan jelas. Hal yang perlu disempurnakan adalah tentang hal menyebarkan, hak

meminjamkan, hak memperbanyak, hak menyalurkan baik kepada masyarakat

umum atau pribadi, semuanya dengan media jaringan komputer termasuk di

dalamnya internet, intranet dan sebagainya.

Pengaturan hak cipta pada digital dokumen di atas sangat diperlukan terutama

untuk memperlancar pembangunan digital library di dunia. Salah satu wujud

nyata adalah penelitian tentang ECSM (Electronic Copyright Management

System), yang intinya adalah sistem memonitor penggunaan digital dokumen oleh

user secara otomatis

Masalah Mendigitalkan Dokumen.

Pembuatan perpustakaan digital tidak menemui masalah selama dokumen yang

diterima berupa elektronik. Masalah muncul pada saat dokumen yang diterima

berupa non-elektronik, misalnya berupa kertas atau buku. Hal ini merupakan

masalah utama yang dibahas pada proyek-proyek penelitian diatas, khususnya

dalam pembuatan perpustakaan digital dengan dokumen dari perpustakaan umum

atau dari grey literature.

C. Solusi Atas Kendala Pembangunan Digital Lybrary

1. Transformasi dari Perpustakaan Tradisional ke Perpustakaan Digital

Page 6: makalah perpustakaan digtal

Perlu formulasi kebijakan, perencanaan strategis secara holistic termasuk

aspek hokum (copyrights), standarisasi, pengembangan koleksi, infrastruktur

jaringan, metoda akses, pendanaan, kolaborasi, kontrol bibliografi, pelestarian,

dan sebagainya untuk memandu keberhasilan mengintegrasikan tradisional ke

format digital.

Penguatan kapasitas kebijakan harus ditekankan pada pelatihan dan penyegaran

kepada staf perpustakaan dan pemakai dengan adanya layanan perpustakaan

digital seperti : penggunaan dengan konsep aplikasi perangkat lunak, sumber daya

informasi secara online, digitalisasi dan sebagainya.

2. Perkembangan Perpustakaan dan Teknologi Informasi

Dunia perpustakaan semakin hari semakin berkembang dan bergerak ke

depan. Perkembangan dunia perpustakaan ini didukung oleh perkembangan

teknologi informasi dan pemanfaatannya yang telah merambah ke berbagai

bidang. Hingga saat ini tercatat beberapa masalah di dunia perpustakaan yang

dicoba didekati dengan menggunakan teknologi informasi.

Dari segi data dan dokumen yang disimpan di perpustakaan, dimulai dari

perpustakaan tradisional yang hanya terdiri dari kumpulan koleksi buku tanpa

katalog, kemudian muncul perpustakaan semi modern yang menggunakan katalog

(index). Katalog mengalami metamorfosa menjadi katalog elektronik yang lebih

mudah dan cepat dalam pencarian kembali koleksi yang disimpan di

perpustakaan.

Koleksi perpustakaan juga mulai dialihmediakan ke bentuk elektronik

yang lebih tidak memakan tempat dan mudah ditemukan kembali. Ini adalah

perkembangan mutakhir dari perpustakaan, yaitu dengan munculnya perpustakaan

Page 7: makalah perpustakaan digtal

digital ( digital library) yang memiliki keunggulan dalam kecepatan pengaksesan

karena berorientasi ke data digital dan media jaringan computer (internet).

Di sisi lain, dari segi manajemen (teknik pengelolaan), dengan semakin

kompleksnya koleksi perpustakaan, data peminjam, transaksi dan sirkulasi koleksi

perpustakaan, saat ini muncul kebutuhan akan penggunaan teknologi informasi

untuk otomatisasi business process di perpustakaan. Sistem yang dikembangkan

dengan pemikiran dasar bagaimana kita melakukan otomatisasi terhadap berbagai

business process di perpustakaan, kemudian terkenal dengan sebutan sistem

otomasi perpustakaan ( library automation system).

3. Pengelolaan Dokumen Elektronik

Pengelolaan dokumen elektronik memerlukan teknik khusus yang

memiliki perbedaan dengan pengelolaan dokumen tercetak. Proses pengelolaan

dokumen elektronik melewati beberapa tahapan, yang dapat kita rangkumkan

dalam proses digitalisasi, penyimpanan dan pengaksesan/temu kembali dokumen.

Pengelolaan dokumen elektronik yang baik dan terstruktur adalah bekal penting

dalam pembangunan sistem perpustakaan digital (digital library).

a) Proses Digitalisasi Dokumen

Proses perubahan dari dokumen tercetak ( printed document) menjadi dokumen

elektronik sering disebut dengan proses digitalisasi dokumen. Dokumen mentah

(jurnal, prosiding, buku, majalah, dsb) diproses dengan sebuah alat (scanner)

untuk menghasilkan doumen elektronik. Proses digitalisasi dokumen ini tentu

tidak diperlukan lagi apabila dokumen elektronik sudah menjadi standar dalam

proses dokumentasi sebuah organisasi.

b) Proses Penyimpanan

Page 8: makalah perpustakaan digtal

Pada tahap ini dilakukan proses penyimpanan dimana termasuk didalamnya

adalah pemasukan data (data entry), editing, pembuatan indeks dan klasifikasi

berdasarkan subjek dari dokumen. Klasifikasi bisa menggunakan UDC (Universal

Decimal Classification) atau DDC (Dewey Decimal Classfication) yang banyak

digunakan di perpustakaanperpustakaan di Indonesia.

Ada dua pendekatan dalam proses penyimpanan, yaitu pendekatan basis file (file

base approach) dan pendekatan basis data (database approach). Masing-masing

pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan, dan kita dapat memilih

pendekatan mana yang akan kita gunakan berdasarkan kebutuhan.

c) Proses Pengaksesan dan Pencarian Kembali Dokumen

Inti dari proses ini adalah bagaimana kita dapat melakukan pencarian kembali

terhadap dokumen yang telah kita simpan. Metode pengaksesan dan pencarian

kembali dokumen akan mengikuti pendekatan proses penyimpanan yang kita

pilih. Pendekatan database membuat proses ini lebih fleksibel dan efektif

dilakukan, terutama untuk penyimpanan data sekala besar. Disisi lain,

kelemahannya adalah relatif lebih rumitnya sistem dan proses yang harus kita

lakukan.

4. Pengembangan Sistem Otomasi Perpustakaan

Sistem otomasi perpustakaan yang baik adalah yang terintegrasi, mulai

dari system pengadaan bahan pustaka, pengolahan bahan pustaka, sistem

pencarian kembali bahan pustaka, sistem sirkulasi, membership, pengaturan denda

keterlambatan pengembalian, dan sistem reporting aktifitas perpustakaan dengan

berbagai parameter pilihan. Lebih sempurna lagi apabila sistem otomasi

Page 9: makalah perpustakaan digtal

perpustakaan dilengkapi dengan barcoding, dan mekanisme pengaksesan data

berbasis web dan internet. Berikut adalah salah satu contoh sistem otomasi

perpustakaan dengan fitur-fitur yang mengakomodasi kebutuhan perpustakaan

secara lengkap, dari pengadaan, pengolahan, penelusuran, serta manajemen

anggota dan sirkulasi. Diharapkan contoh sistem yang ditampilkan dapat dijadikan

studi kasus dalam pengembangan sistem otomasi perpustakaan lebih lanjut.

Otentikasi Sistem

Sistem akan melakukan pengecekan apakah username dan password yang

dimasukkan adalah sesuai dengan yang ada di database. Kemudian juga mengatur

tampilan berdasarkan previlege pemilik account, apakah dia sebagai pengguna

atau admin dari sistem.

Menu Utama

Menampilkan berbagai menu pengadaan, pengolahan, penelusuran, anggota dan

sirkulasi, katalog peraturan, administrasi dan security. Menu ini dapat di setting

untuk menampilkan menu sesuai dengan hak akses user (previlege), misal kita

bisa hanya mengaktifkan menu penelusuran untuk pengguna umum, dsb.

Administrasi, Security dan Pembatasan Akses

Fitur ini mengakomodasi fungsi untuk menangani pembatasan dan wewenang

user, mengelompokkan user, dan memberi user id serta password. Juga mengelola

dan mengembangkan serta mengatur sendiri akses menu yang diinginkan.

Pengadaan Bahan Pustaka

Fitur ini mengakomodasi fungsi untuk pencatatan permintaan, pemesanan dan

pembayaran bahan pustaka, serta penerimaan dan laporan (reporting) proses

pengadaan.

Page 10: makalah perpustakaan digtal

Pengolahan Bahan Pustaka

Fitur ini mengakomodasi proses pemasukkan data buku/majalah ke database,

penelusuran status buku yang diproses, pemasukkan cover buku/nomer barcode,

pencetakan kartu katalog, label barcode, dan nomor punggung buku (call

number).

Penelusuran Bahan Pustaka

Penelusuran atau pencarian kembali koleksi yang telah disimpan adalah suatu hal

yang penting dalam dunia perpustakaan. Fitur ini harus mengakomidasi

penelusuran melalui pengarang, judul, penerbit, subyek, tahun terbit, dsb.

Manajemen Anggota dan Sirkulasi

Ini termasuk jantungnya sistem otomasi perpustakaan, karena sesungguhnya

disinilah banyak kegiatan manual yang digantikan oleh komputer dengan jalan

mengotomasinya. Didalamnya terdapat berbagai fitur diantaranya: pemasukkan

dan pencarian data anggota perpustakaan, pencatatan peminjaman dan

pengembalian buku (dengan teknologi barcoding), penghitungan denda

keterlambatan pengembalian buku, dan pemesanan peminjaman buku.

Pelaporan (Reporting)

Sistem reporting yang memudahkan pengelola perpustakaan untuk bekerja lebih

cepat, dimana laporan dan rekap dapat dibuat secara otomatis, sesuai dengan

parameterparameter yang dapat kita atur. Sangat membantu dalam proses analisa

aktifitas perpustakaan, misalnya kita tidak perlu lagi membuka ribuan transaksi

secara manual untuk melihat transaksi peminjaman koleksi dalam satu kategori,

atau mengecek aktifitas seorang pengguna perpustakaan dalam 1 tahun.

Page 11: makalah perpustakaan digtal

5. Transformasi Pustakawan

Sebetulnya yang paling memerlukan dan yang harus pertama kali

melakukan transformasi di era pengetahuan ini adalah para pustakawan.

Menambah nilai pada informasi dan pengetahuan, manajemen pengetahuan,

information literacy training, multi-fungsi, dsb.; semuanya ini memerlukan

kemampuan yang lebih dari sekedar pengetahuan dan ketrampilan di bidang TI

dan bidang-bidang pengetahuan yang digeluti pengguna. Yang terlebih diperlukan

adalah kemampuan untuk melihat dan bekerja seperti ’kupu-kupu di padang

bunga pengetahuan” atau ’petani di kebunnya’.

Ini adalah kemampuan untuk melihat dan memanfaatkan (tepatnya

mensinergikan) pelbagai potensi TI dan pengetahuan untuk sebanyak mungkin

peningkatan kuantitas dan kualitas siklus pengetahuan. Ini merupakan

kemampuan melihat ’di atas rata-rata pengguna’ dan kreativitas. Karena itu

sebetulnya daftar pekerjaan baru perpustakaan tidak pernah berakhir, dan

semuanya berpusat pada memfasilitasi pemanfaatan dan pengembangan

pengetahuan.

D. Konsep Perpustakaan Modern ( Digital Lybrary )

Perpustakaan modern di masa depan mempunyai 5 syarat yang perlu

diperhatikan. Lima kriteria ini patut dijadikan perhatian untuk melangkah kepada

eksistensi perpustakaan yang mampu bersaing di era informasi.

Page 12: makalah perpustakaan digtal

1. Pemanfaatan teknologi informasi secara efektif dan efisien

Perubahan jaman menuntut perpustakaan untuk melakukan perubahan

juga. Tidak terkecuali layanan yang diberikan. Tidak mustahil jika sekarang

beberapa jenis perpustakaan sudah mulai merintis kliping elektronik, katalog

online, pembuatan situs perpustakaan dan berbagai aktivitas lainnya.

Aktivitas ini diharapkan akan terus berkembang dengan aktivitas-aktivitas

kreatif lainnya. Karena dengan pemanfaatan teknologi informasi, aktivitas akan

semakin efektif dan efisien. Efektif, karena dengan teknologi informasi maka

informasi akan dihasilkan secara benar dan akurat. Efisien, karena dengan

teknologi informasi masalah waktu dalam menghasilkan, mengemas dan

“menjual” informasi dapat dilakukan secara cepat dan mudah.

2. Pelayanan 24 jam

Perlu diketahui bahwa dunia perbankan telah menerapkan strategi ini.

Bagaimana dengan perpustakaan yang sebenarnya mempunyai kesamaan aspek

layanan dengan bank yaitu pelayanan jasa. Bukankah keduanya juga tempat

menanamkan “investasi”? Kalau bank berupa uang, bukankah perpustakaan

merupakan investasi pengetahuan. Tetapi mengapa bank lebih memasyarakat dan

lebih banyak dimanfaatkan pelanggan. Walaupun secara fisik, pelayanan

(transaksi/ pengambilan uang) tidak dilakukan, namun bank menerapkan strategi

dengan layanan ATM (Anjungan Tunai Mandiri). Karena memang sudah menjadi

filosofi dunia jasa – khususnya perbankan – adalah siapa yang memberikan

layanan secara terus menerus dan berkesinambungan, maka dia akan menjadi

pemenang. Jadi kapan dan di mana saja pelanggan yang membutuhkan jasa bank

Page 13: makalah perpustakaan digtal

akan siap dilayani dengan ATM, walaupun tidak dengan cara face to face.

Bisakah hal ini diterapkan di perpustakaan.

Perpustakaan sebenarnya dapat mengadopsinya dalam bentuk layanan siap

antar. Pemesanan koleksi melalui e-mail ataupun surat dapat segera dipenuhi

dengan layanan ini. Dengan cara mempekerjakan staf menurut pembagian waktu

kerja, maka aktivitas (layanan) ini akan lebih ringan dan dapat dilaksanakan

secara kontinyu

3. Adanya pustakawan plus ( kreativ )

Penulis berpendapat bahwa pustakawan plus adalah pustakawan yang

dapat menciptakan, mengemas dan “menjual” informasi. Pustakawan tidak cukup

dengan berbekal pendidikan dasar ilmu perpustakaan saja. Namun keahlian dan

keterampilan teknologi informasi menjadi salah satu syarat utama untuk

melangkah kepada perpustakaan modern yang tetap memelihara kepuasan

pelanggan.

Pustakawan plus juga selayaknya mampu membawa perpustakaan untuk

lebih dikenal masyarakat. Karena tanpa usaha “menjual diri” dan kreativitas maka

selamanya perpustakaan akan tenggelam tak dikenal masyarakat.

4. Jaringan perpustakaan yang luas dan terorganisasi

Pemanfaatan e-mail dan mailing-list sangat mendukung aktivitas ini.

Selain hemat dan cepat, teknologi ini menghadirkan informasi terkini

antaranggotanya.

Terorganisasi mempunyai arti bahwa antarperpustakaan mempunyai keselarasan

komitmen untuk selalu menjaga komunikasi serta menjalankan dan menaati

Page 14: makalah perpustakaan digtal

kesepakatan yang telah ditentukan bersama. Sehingga setiap perpustakaan

memperoleh hak dan kewajibannya sebagai anggota jaringan.

5. Menghasilkan produk yang bermanfaat dan dapat meningkatkan taraf hidup

pelanggannya

Perpustakaan modern selayaknya mampu menghasilkan produk sesuai

dengan kebutuhan pelanggan. Yaitu informasi yang dapat memberikan manfaat

dan meningkatkan taraf hidup pelanggannya. Dalam arti bahwa setelah

memanfaatkan (jasa dan produk) perpustakaan, akan ada perubahan sikap dari

pelanggan. Produk yang dihasilkan juga berpotensi dalam pengembangan

aktivitas perpustakaan. Karena secara tidak langsung produk perpustakaan tidak

terlepas dari masalah hak cipta. Jadi perpustakaan modern tidak sebatas

mengurusi koleksi, namun juga mengurusi kontrak-kontrak, kerjasama dengan

penulis buku dan penerbit, pembagian royalti dan kegiatan manajemen lainnya.

Sehingga kegiatan yang dilakukan semakin luas dan bervariasi.

E. Pustakawan Kreatif Vs Kepuasan Pelanggan

Kemajuan perpustakaan tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia

(SDM). Oleh karenanya kreativitas perlu disalurkan. Kreativitas dikategorikan

menjadi. Pertama, person (pribadi kreatif), menjadi motor sekaligus pondasi bagi

tumbuhnya aktivitas-aktivitas kreatif. Kedua, process (proses kreatif)

menghasilkan atmosfir kerja untuk selalu menghasilkan ide-ide dalam mendukung

aktivitas kreatif. Ketiga, press (dorongan/ dukungan lingkungan), mempengaruhi

variasi/ aneka ragam aktivitas kreatif. Keempat, product (produk kreatif), menjadi

andalan bagi aktivitas kreatif untuk selalu dimanfaatkan pelanggan perpustakaan.

Page 15: makalah perpustakaan digtal

Empat motivasi itu adalah kesenangan, cerahkan hari-hari pelanggan, siap

melayani dan tentukan sikap.

Pertama, kesenangan, bahwa pustakawan perlu menanamkan rasa senang

akan pekerjaannya. Sehingga akan tercipta profesionalitas dan rasa enjoy dalam

bekerja. Kedua, cerahkan hari-hari pelanggan. Pustakawan semestinya mampu

mengubah sikap pelanggan untuk selalu berguna dan bermanfaat.

Ketiga, siap melayani. Pustakawan mempunyai kewajiban untuk melayani secara

ikhlas dan tanpa beban. Tentunya melayani dengan memberikan yang terbaik

kepada pelanggannya. Keempat, tentukan sikap sebagai pustakawan. Pustakawan

harus disiplin, jujur dan ramah. Pustakawan juga harus mempunyai komitmen

serta visi dan misi untuk selalu mengembangkan perpustakaan.

Perpustakaan tidak cukup dengan menghasilkan produk yang baik saja,

tetapi suguhan menarik juga diperlukan. Dengan kreativitas akan memunculkan

aktivitas-aktivitas yang selalu menguntungkan pelanggan. Dengan harapan

melalui kreativitas, pelanggan akan merasa betah dan tertarik untuk selalu

memanfaatkan serta datang kembali ke perpustakaan.

Namun demikian kepuasan pelanggan jangan sampai dilupakan. Karena

kepuasan pelanggan merupakan tolak ukur untuk kesuksesan sebuah layanan,

setidaknya ada 3 hal yang patut diperhatikan, yaitu :

1. Produk.

Produk perpustakaan sebisa mungkin benar-benar memberikan manfaat, aman

dikonsumsi dan ditampilkan dengan menarik. Dalam arti bahwa informasi yang

dihasilkan akan mengubah pola pikir, gaya hidup bahkan perilaku pelanggan yang

dulunya kurang baik menjadi baik.

Page 16: makalah perpustakaan digtal

2. Pelayanan.

Pelayanan perpustakaan disajikan dengan baik dan benar. Baik, karena pelayanan

sesuai dengan keinginan pelanggan. Benar, bahwa pelayanan tepat kepada sasaran

yang membutuhkan.

3. Penyampaian.

Pemesanan produk dikirim dalam waktu yang singkat, tidak merugikan pelanggan

dan disampaikan dengan sopan dan hormat.

Demikianlah mengapa pustakawan dituntut untuk kreatif demi tercapainya

kepuasan pelanggan. Karena pada dasarnya pelanggan menyukai sesuatu yang

baru, serbainstan dan penuh kejutan. Kiranya perpustakaan dapat melakukannya

sebagai aktivitas untuk menjadikan (suasana/ kondisi) perpustakaan semakin

“hidup”. Bahwa perubahan tidak selalu membawa kemajuan. Tetapi kemajuan

selalu membutuhkan perubahan karena dengan teknologi informasi kiranya

impian ini dapat menjadi kenyataan dalam merubah konsep perpustakaan

konvensional menuju perpustakaan yang berwawasan teknologi.

F. Harapan Perpustakaan Di Masa Depan

Banjir informasi semakin terasa dampaknya. Oleh karenanya penyeleksian

informasi perlu dilakukan. Teknologi informasi dapat membantu melakukannya

menuju kehidupan yang lebih baik. Ada kemungkinan di masa depan koleksi

perpustakaan bisa jadi bukan lagi berwujud buku-buku (tercetak). Melainkan

sudah direproduksi menjadi kumpulan compact disc (CD) sebagai alih bentuk

tercetak ke digital. Dan ruang perpustakaan tidak lagi diisi oleh kursi dan meja

baca. Tetapi berwujud kumpulan PC (Personal Computer) – sebagai alat bantu

Page 17: makalah perpustakaan digtal

membaca – dengan fasilitas LAN (Local Area Network) dan terkoneksi ke

jaringan.

Layanan pun semakin berkembang. Perpustakaan dituntut untuk selalu

memposisikan sebagai “operator informasi”. Artinya informasi tidak begitu saja

tersimpan/ berhenti di perpustakaan. Tetapi bagaimana mendistribusikan

informasi kepada seluruh pelanggan yang membutuhkan.

Sungguh indah bila kelak perpustakaan mampu mewujudkan seluruh aktivitasnya

berbasis teknologi informasi secara terus menerus dan berkesinambungan.

Layanan siap antar dan layanan online (interaktif) menjadi penting

diimplementasikan untuk selalu menemani pelanggannya. Sehingga kenikmatan

pelanggan tidak hanya dari produk (informasi) digital saja, tetapi juga layanan

kemudahan akses informasi yang cepat dan akurat.

Di sisi lain, talenta dan potensi pustakawan perlu dioptimalkan. Kebebasan

mengekspresikan ide/ gagasan perlu disalurkan dalam menciptakan kreativitas.

Sehingga aktivitas perpustakaan semakin semarak dan penuh keceriaan.

G. Kelebihan Dan Kekurangan Perpustakaan Digital

1. Kelebihan Perpustakaan Digital

Tidak dibatasi ruang: setiap pengguna dapat mengakses perpustakaan

digital tanpa harus datang ke perpustakaan, selama pengguna mempunyai

koneksi dengan internet;

Tidak dibatasi waktu: akses ke perpustakaan digital dapat dilakukan 24

jam dalam sehari, dapat diakses kapan saja, tanpa batas waktu, selama

pengguna terhubung dengan internet;

Page 18: makalah perpustakaan digtal

Penggunaan informasi lebih efisien: informasi yang ada dapat diakses oleh

pengguna secara bersamaan dalam waktu yang sama dengan jumlah orang

yang banyak;

Pendekatan bersturktur: pengguna dapat mencari informasi secara

bersturktur, misalnya dimulai dari menelusur katalog on line , kemudian

masuk ke full text, selanjutnya bisa mencari per bab bahkan per kata;

Lebih akurat: pengguna dapat menggunakan kata kunci dalam

pencariannya. Kata kunci yang tepat, akan membantu pengguna

mendapatkan informasi yang akurat dan sesuai dengan kata kunci yang

dicantumkannya;

Keaslian dokumen tetap terjamin: Selama proses digitalisasi menggunakan

bentuk image/format PDF, keaslian dokumen akan tetap terjamin;

Jaringan perpustakaan yang lebih luas: kemudahan dalam melakukan

kerjasama/link antar perpustakaan digital, dimana ada kesepakatan antar

pengelola perpustakaan untuk melakukan resource sharing melalui

jaringan internet;

Secara teori, biaya pengadaan dan pemeliharaan koleksi menjadi lebih

murah

2. Kekurangan Perpustakaan Digital

Undang-Undang Hak cipta (Copy Right) : dalam hukum hak cipta masalah

transfer dokumen lewat jaringan komputer belum didefinisikan dengan

jelas, masalah ini masih jadi perdebatan dalam proses pengembangan

perpustakaan digital;

Page 19: makalah perpustakaan digtal

Pengguna masih banyak yang lebih menyukai membaca teks tercetak

daripada teks elektronik;

Proses digitasi dokumen, membutuhkan waktu yang cukup lama,

dibutuhkan ketrampilan dan ketekunan dalam mengembangkan dan

memelihara koleksi digital;

Jika terjadi pemadaman listrik, perpustakaan digital yang tidak

mempunyai jenset, tidak dapat beroperasi.

Pengunjung perpustakaan menjadi berkurang. Jika semua pengguna

mengakses perpustakaan digital dari rumah masing-masing ataupun dari

warnet, maka pengunjung perpustakaan akan berkurang karena dengan

mengunjungi perpustakaan digital, pengguna tidak merasa perlu

mengunjungi perpustakaan secara fisik, tapi dapat mengunjungi

perpustakaan dengan cara on line.

Kekurangan dari perpustakaan digital merupakan konsekuensi logis, dari

pergeseran paradigma yang kini berkembang di masyarakat. Namun kekurangan-

kekurangan yang ada harus disikapi dengan arif bijaksana. Walaupun masih ada

kekurangan dan kelemahan, namun perkembangan perpustakaan digital harus

terus dilanjutkan, demi kemajuan bangsa dan pembelajaran masyarakat sepanjang

hayat.

Page 20: makalah perpustakaan digtal

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sudah saatnya perpustakaan menyambut masa depan yang serbadigital.

Segala aktivitas selayaknya mengarah kepada penerapaan teknologi. Teknologi

bukan untuk ditakuti. Namun teknologi tercipta untuk dimanfaatkan dan

didayagunakan. Bukan saatnya lagi teknologi menjadi sebuah hambatan untuk

melangkah lebih maju dalam menatap masa depan. Terciptanya teknologi akan

merangsang dalam menghasilkan produk (informasi) secara akurat, terkini dan

terseleksi. Tentunya dengan tetap memperhatikan faktor kemanfaatan.

Perpustakaan sebagai penghasil, pengolah dan pendistribusi informasi sudah

selayaknya memanfaatkan teknologi informasi untuk didayagunakan secara

maksimal. Perpustakaan akan lebih dikenal oleh masyarakat apabila dalam setiap

layanan dan aktivitasnya dapat memberikan kepuasan untuk selalu

memanfaatkannya. Penerapan teknologi informasi di perpustakaan akan

membawa kepada layanan informasi yang berkualitas. Tentunya yang diimpikan

adalah layanan informasi yang tidak lagi terbatas ruang dan waktu. Kapan dan di

mana saja perpustakaan siap menemani serta memuaskan pelanggannya.

B. Saran

Saran yang dapat disarankan adalah diharapkan perpustakaan dapat

memperluas akses penggunanya. Selain itu kerjasama pertukaran data adalah

langkah awal menuju kerjasama layanan yang lebih luas dan lebih baik lagi yang

akhirnya dapat meningkatkan penetrasi ilmu pengetahuan dan budaya ke

masyarakat luas.