Upload
nissa-ismira
View
34
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Radio merupakan salah satu media massa elektronik yang fungsinya
sebagai penyampaian informasi kepada khalayak dalam ruang lingkup
yang luas dan dapat dilakukan secara serentak. Khalayak dapat menerima
secara langsung informasi atau pesan dari tempat kejadian. Radio
memeperlihatkan kemampuannya sebagai media massa dengan cara yang
berbeda, dilihat dari perbandingan salah satu system penyebaran yaitu
antara satelit digital atau online.
Radio seakan-akan telah memperpenedk jarak dan memepersempit
kesenjangan strata kehidupan masyarakat, serta memeberikan peluang
untuk memperkaya pengetahuan dan wawasan masyarakat sebagai
audiens untuk semakin terbuka terhadap perubahan yang terjadi. Hal ini
merupakan konsekuensi logis dari proses berlangsungnya gerakan
kebudayaan.
Radio dikenal sebagai media yang populis, praktis dan sederhana.
Penyampaian pesan yang dilakukan dengan lisan atau suara menciptakan
suasana begitu akrab. Ikatan emosional antara radio dengan
pendengarnya lebih mudah terbentuk dibandingkan melalui media
lainnya karena radio sangat tersegmentasi dan personal. Walaupun
bermunculan media yang lebih modern, radio tidak pernah ditinggalkan
pendengarnya. Sebagai sarana hiburan, promosi dan informasi radio
tetap menjadi pilihan walaupun dalam porsi terbatas.
Indonesia dengan masyarakat agraris dan jangkauan wilayah yang
sangat luas, radio telah mejawab kebutuhan sebagai media komunikasi
yang dapat menjangkau berbagai kalangan, Dalam perkembangannya,
radio sangat dekat dengan masyarakat tradisional dan kamu muda. Tidak
heran bila media ini berkembang dengan cepat di semua Negara yang
sedang membangun sebagai subsistem dalam sistem komunikasi
nasional.
Pada dasarnya radio dapat diartikan sebagai keseluruhan sistem
gelombang suara yang dipancarkan dari suatu stasiun dan dapat diterima
oleh pesawat-pesawat penerima di rumah, di mobil, di kapal, dan
sebagainya. (Palapah & Syamsudin, 1983:307). Jadi, yang pertama-tama
dimaksud dengan istilah radio bukan perbedaannya, bukan pula
bentuknya, akan tetapi mencakup bentuk fisik dan kegiatan radio yang
saling menjalin dan tidak terpisah satu sama lain.
Radio siaran merupakan salah satu bentuk dari komunikasi massa.
Melalui radio siaran suatu komunikasi yang akan disampaikan oleh
komunikator kepada khalayak banyak dapat berlangsung dalam waktu
yang singkat dan komunikan akan menerima komunikasi secara
bersamaan walaupun di tempat yang berbeda dan terpencar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Aoakah yang dimaksud radio?
2. Bagaimana sejarah munculnya radio sebagai media massa?
3. Bagaimana perkembangan radio hingga saat ini?
1.3 Tujuan
1. untuk mengetahui sejarah dan perkembangan radio di Indonesia dan
dunia pada umumnya.
2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai radio.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Radio
2.2 Sejarah Radio
2.3 Perkembangan Radio
2.3.1 Jenis-jenis Siaran Radio
Jenis-jenis siaran radio dapat dibagi ke dalam empat kategori, yaitu
ditinjau dari segi frekuensi, gelombang, dari penyelenggara, dan dari
perkembangannya.
1. Berdasarkan Frekuensi
Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran ulang per peristiwa
dalam selang waktu yang diberikan.
a. Amplitudo Modulasi (AM)
Saluran AM merupakan saluran yang pertama kali digunakan
dalam teknologi penyiaran. Menurut ketentuan internasional, saluran
AM berada pada blok frekuensi 300-3000 KHz. Pada sistem AM, sinyal
informasi mengubah-ubah amplitude gelombang pembawa, namun
frekuensinya tetap. Dalam memancarkan sinyal, saluran AM
memanfaatkan gelmbang elektromagnetik bumi atau yang disebut
dengan ground waves dan juga gelombang udara atau sky waves. Kedua
jenis gelombang ini dapat membawa sinyal ke wilayah yang sangat jauh.
Itu sebabnya mengapa radio Am mampu menyampaikan siarannya
hingga ke tempat yang sangat jauh.
b. Frekuensi Modulasi (FM)
Saluran FM ditetapkan secara internasional berada pada blok
frekuensi VHF (very high frequency), yaitu 30-300 MHz. Di Indonesia,
rentang pita frekuensi yang dialokasikan untuk siaran FM berada
diantara 87,5 – 108 MHz. Pada wilayah frekuensi ini secara relatif, bebas
dari gangguan baik atmosfir maupun interferensi yang tidak diharapkan.
Jangkauan dari sistem modulasi ini tidak sejauh, jika dibandingkan pada
sistem modulasi AM dimana panjang gelombangnya lebih panjang.
Luas wilayah yang dapat dicakup siaran FM merupakan kombinasi
dari daya watt dan tinggi tiang pemancar. Semakin tinggi daya watt
stasiun FM, semakin tinggi tiang pemancar, maka semakin kuat sinyal
yang dipancarkan.
Keunggulan saluran FM dibandingkan AM adalah pada kualitas
suara yang sangat bagus. Saluran ini nyaris bebas dari gangguan udara.
2. Berdasarkan Gelombang
a. Gelombang panjang ( long wave )
Gelombang jenis ini memiliki signal yang panjang sehingga mampu
menjangkau range area yang sangat luas.
b. Gelombang pendek ( short wave )
Gelombang yang menggunakan udara sebagai mediator.
Gelombang ini mempunyai ruang frekuensi yang sangat lebar yaitu dari
1600 KHz sampai 30.000 KHz.
c. Gelombang medium (medium wave)
Gelombang yang menggunakan permukaan bumi sebagai
mediator. Gelombang ini berada pada jalur 540 sampai 1600 KHz. Secara
umum kebanyakan gelombang yang dipakai oleh stasiun radio. Jenis yang
dipakai oleh gelombang ini adalam AM (amplitude modulation) dan FM
(frequency modulation).
3. Berdasarkan Penyelenggara:
a. Radio milik Negara
Sebelum menjadi Lembaga Penyiaran Publik sejak tahun 2000, Radio
Republik Indonesia (RRI) berstatus sebagai Perusahaan Jawatan (Perjan)
yaitu badan usaha milik negara (BUMN) yang tidak mencari untung.
Dalam status Perusahaan Jawatan RRI telah menjalankan prinsip-prinsip
radio publik yang independen. Perusahaan Jawatan dapat dikatakan
sebagai status transisi dari lembaga Penyiaran Pemerintah menuju
Lembaga Penyiaran Publik pada masa reformasi.
Sejak tahun 2005, RRI resmi menjadi Lembaga Penyiaran Publik,
repositioning dari Institusi Pemerintah ini juga ditandai dengan adanya
komitmen menyeluruh karyawan RRI diseluruh Indonesia, penulis turut
aktif berpartisipasi dalam melakukan diskusi-diskusi internal maupun
eksternal, termasuk mengikuti berbagai pelatihan tentang Public Service
Broadcasting di dalam dan luar negeri.
b. Radio publik
Sebagai Lembaga Penyiaran Publik, Radio terdiri dari Dewan
Pengawas dan Dewan Direksi. Dewan Pengawas yang berjumlah 5 orang
terdiri dari unsur publik, pemerintah dan perusahaan. Dewan Pengawas
yang merupakan wujud representasi dan supervisi publik memilih Dewan
Direksi yang berjumlah 5 orang yang bertugas melaksanakan kebijakan
penyiaran dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan penyiaran.
Status sebagai Lembaga Penyiaran Publik juga ditegaskan melalui
Peraturan Pemerintah Nomor 11 dan 12 tahun 2005 yang merupakan
penjabaran lebih lanjut dari Undang Undang Nomor 32/2002.
Sebagai radio publik RRI memberi kesempatan yang seluas-luasnya
kepada publik untuk turut merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan
mengevaluasi operasional siaran RRI melalui dialog interaktif dan
pertemuan-pertemuan yang diadakan Dewan dan Direksi serta kepala-
kepala stasiun dengan kelompok-kekompok pemerhati RRI dan “citizen
journalism” (jurnalisme warga). Sebagai media massa yang independen,
RRI dalam menyajikan informasi, berita terutama, menganut prinsip cover
both sides untuk ungkapan kebenaran.
c. Radio swasta/komersial
Radio siaran swasta FM dan AM yang dapat digunakan untuk
penyampaian informasi ini dapat dikemas dalam bentuk acara khusus
maupun dengan memasukkan pesan ke dalam acara tertentu, akhirnya
memilih radio sebagai sarana untuk mendapatkan finansial, mereka
selanjutnya mengemas pelaksanaan siaran dengan konsep ekonomi yang
diharapkan akan memperoleh kemanfaatan finansial setelah melakukan
kegiatan penyiaran.
Pengelolaan radio swasta berdasarkan hasil rating oleh surveyor dan
juga selera/kreativitas pengelola. Kepentingan radio swasta diarahkan
kepada segmen pasar yang disasar. Dalam siarannya radio swasta
mengikuti keinginan dan selera pasar. Bahasa penyiar dalam radio swasta
cenderung mengikuti gaya bicara orang kota (Jakarta).
d. Radio komunitas
Radio komunitas adalah stasiun siaran radio yang dimiliki, dikelola,
diperuntukkan, diinisiatifkan dan didirikan oleh sebuah komunitas.
Pelaksana penyiaran (seperti radio) komunitas disebut sebagai lembaga
penyiaran komunitas.
Radio komunitas juga sering disebut sebagai radio sosial, radio
pendidikan, atau radio alternatif. Intinya, radio komunitas adalah “dari,
oleh, untuk dan tentang komunitas”.
Ada beberapa perbedaan antara radio komunitas dengan radio
swasta yaitu, pengelolaan radio Komunitas berdasarkan hasil diskusi dan
kesepakatan bersama warga sedangkan pengelolaan radio swasta
berdasarkan hasil rating oleh surveyor dan juga selera/kreativitas
pengelola. Radio komunitas mengutamakan kepentingan dan kebutuhan
warga di wilayah tempat radio tersebut sedangkan radio swasta
diarahkan kepada segmen pasar yang disasar. Dalam siarannya radio
komunitas menyajikan tema-tema yang dibutuhkan warga setempat
sedangkan radio swasta mengikuti keinginan dan selera pasar. Bahasa
penyiar dalam radio komunitas mengikuti dialek lokal dan kebiasaan
berbicara setempat sedangkan radio swasta cenderung mengikuti gaya
bicara orang kota (Jakarta).
Radio Komunitas sebetulnya muncul untuk mengisi keterbatasan dari
lembaga penyiaran lain yang belum mampu memberikan dan memenuhi
kebutuhan masyarakat akan informasi yang mereka butuhkan.
Secara nyata Radio Komunitas di Indonesia mulai menampakkan
keberadaannya kurang lebih tahun 1993 atau 11 tahun sebelum
disahkannya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran
yang secara eksplisit menyebutkan Lembaga Penyiaran Komunitas
sebagai bagian dari sistem Penyiaran Indonesia.
Radio komunitas sampai saat ini masih menghadapi kesulitan di
regulasi. Setelah mendapat pengakuan dari UU Penyiaran tahun 2002,
regulasi yang berada di bawahnya seperti Peraturan Pemerintah yang
mengatur lebih detail soal perizinan atau frekuensi masih belum
mendukung perkembangan radio komunitas.
Adapun keberadaan radio komunitas semakin marak dewasa ini di
Indonesia setelah di deklarasikannya Jaringan Radio Komunitas Indonesia
(JRKI), pada tahun 2002 atau 3 bulan sebelum UU Penyiaran di sahkan.
Sejak itu bermunculan radio komunitas di beberapa daerah. Selanjutnya
mereka membentuk jaringan-jaringan wilayah seperti, Jawa Barat,
Yogyakarta, Lombok – Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Jabotabek, Banten, Lampung, Bali, Padang, Sulawesi Selatan, Sulawesi
Utara dan Irian Jaya (Sorong). Agenda utama JRKI adalah advokasi
terhadap penyiaran komunitas di Indonesia menuju demokratisasi
penyiaran.
e. Radio asing
Radio luar negeri yang bisa didengar di Indonesia, biasanya
menggunakan jaringan satelit. Biasanya pemancar radio ini menggunakan
daya listrik yang jauh lebih tinggi dari stasiun radio lainnya.
4. Berdasarkan Perkembangannya
a. Radio Internet
Radio internet (dikenal juga sebagai web radio, radio streaming dan e-
radio) bekerja dengan cara mentransmisikan gelombang suara lewat
internet. Prinsip kerjanya hampir sama dengan radio konvensional
yang gelombang pendek (short wave), yaitu dengan menggunakan
medium streaming berupa gelombang yang kontinyu. Sistem kerja ini
memungkinkan siaran radio terdengar ke seluruh dunia asalkan
pendengar memiliki perangkat internet.
b. Radio Satelit
Radio satelit mentransmisikan gelombang audio menggunakan sinyal
digital. Berbeda dengan sinyal analog yang menggunakan gelombang
kontinyu, gelombang suara ditransmisikan melalui sinyal digital yang
terdiri atas kode-kode biner 0 dan 1. Sinyal ini ditransmisikan ke daerah
jangkauan yang jauh lebih luas karena menggunakan satelit. Hanya saja
siaran radio hanya dapat diterima oleh perangkat khusus yang bisa
menerjemahkan sinyal terenkripsi. Siaran radio satelit juga hanya bisa
diterima di tempat terbuka dimana antena pada pesawat radio memiliki
garis pandang dengan satelit pemancar. Radio satelit hanya bisa bekerja
yang tidak memiliki penghalang besar seperti terowongan atau gedung
c. Radio Berdefinisi Tinggi (HD Radio)
Radio yang dikenal juga sebagai radio digital ini bekerja dengan
menggabungkan sistem analog dan digital sekaligus. Dengan begitu
memungkinkan dua stasiun digital dan analog berbagi frekuensi yang
sama. Efisiensi ini membuat banyak konten bisa disiarkan pada posisi
yang sama. Kualitas suara yang dihasilkan HD radio sama jernihnya
dengan radio satelit, tetapi layanan yang ditawarkan gratis. Namun untuk
dapat menerima siaran radio digital pendengar harus memiliki perangkat
khusus yang dapat menangkap sinyal digital.
2.4 Peran dan Fungsi Radio
Radio sebagai teknologi telekomunikasi tidak dapat melepaskan perannya
dalam komunikasi. Radio dengan peran komunikasi untuk
menginformasikan, salah satu fungsi radio sekarang adalah untuk
menginformasikan berita tentang segala sesuatu, baik itu menyangkut
peristiwa disekitar, pemerintah, ekonomi, sosial ataupun dalam bentuk
hiburan. Selain peran menginformasikan radio juga berperan dalam
mengedukasi masyarakat, melalui informasi-informasi yang disampaikan
melalui radio, masyarakat menjadi tau dan paham tentang suatu informasi.
Namun pada zaman dulu terutama dimana perkambangan informasi masi
sangat terbatas, dan radio menjadi salah satunya sumber informasi yang
ada, membuat radio memiliki hegemoni untuk mengontrol masyarakat. Hal
ini sesuai dengan teori jarum suntik atau yang disebut teori Hypodermic
Needle, dimana apa yang diberikan atau disajikan oleh media diterima oleh
masyarakat begitu saja, hal ini dapat terjadi karena pada zaman dulu, media
belum banyak berkembang dan akses untuk mencari informasi lain sangatlah
terbatas dan membuat mudahnya masyarakat menerima informasi dan
mempercayai informasi yang diberikan oleh media. Tetapi saat ini dengan
teori jarum suntik sudah tidak dapat digunakan lagi, karena sudah digantikan
dengan teori uses and gratification, karena sifat manusia yang dinamis dan
pada zaman sekarang akses untuk informasi sudah mudah dan manusia
dapat bebas memilih dan manusia memiliki kontrol untuk dapat menseleksi
informasi manakah yang akan diterimanya dan mana yang ditolaknya. Hal ini
dapat membuat manusia dapat memandang informasi yang diberikan dari
berbagai sudut pandang dan tidak lagi subjektif dari satu sudut pandang
saja.
Dalam konsep komunikasi, radio memegang peran sebagai channel atau
perantara. Radio digunakan sebagai sarana untuk mengirimkan informasi
dari sumber kepada receiver. Perannya sebagai channel menuntut untuk
efektifnya peran dan fungsi dari radio dalam mengirimkan informasi ke
receiver. Pada zaman dahulu dengan keterbatasan radio yang hanya dapat
mengirimkan informasi dalam bentuk radio sudah dianggap cukup efektif,
namun tentu tuntutan zaman menuntut informasi yang disampaikan agar
lebih lengkap dan mecakup semua hal baik audio maupun visual, membuat
radio sudah cukup jarang dipergunakan untuk saat ini, namun bukan berarti
ditinggalkan secara total oleh semua masyarakat. Eksistensi radio sudah
berkembang mengikuti zaman sekarang ini, perkembangannya membuat
komunikasi dalam radio tidak terbatas hanya satu arah saja, namun jika
dikombinasikan dapat menjadi komunikasi semi dua arah ataupun
komunikasi dua arah. Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi
komunikasi yang sudah cukup canggih, penyiaran radio dapat dilakukan
melalui internet yang memungkinkan jangkauan bebas untuk semua orang
selama memiliki akses internet dan jika dikombinasikan dengan telepon,
makan interkasi antara source informasi dari radio dan pendengar ataupun
receiver informasi dari radio dapat saling berinteraksi yang bersifat dua arah.
(http://komunikasi.us/index.php/course/perkembangan-teknologi-komunikasi/158-
peran-dan-perkembangan-radio-dalam-komunikasi).
Ada banyak manfaat dalam mendengarkan radio, salah satunya adalah
menjadi sarana hiburan. Terkadang saat seseorang mulai bosan dan
mengantuk, radio bisa menjadi peneman anda untuk melewatkan hari agar
tetap membuka mata dengan mendengar penyiar berbicara dan lagu-lagu
yang diputar. Radio juga dapat mengasah kecerdasan lenguistik, kecerdasan
lenguistik adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara baik,
jelas dan benar. Setiap penyiar yang baik pasti menggunakan kata-kata yang
tersusun secara rapih dan baik dan mudah dimengerti oleh para
pendengarnya sehingga kita dapat menambah kecerdasan lenguistik kita.
Membuka wawasan, dengan banyaknya informasi yang disajikan dan di
siarkan kita dapat mencerna dan mengetahui banyak wawasan baru yang
dapat menjadi informasi yang baik untuk kita. Menjadi sarana atau teman
belajar bagi sebagian orang, karena sebagian dari kita membutuhkan
perantara musik ataupun radio untuk sarana atau alat bantu menemani saat
mereka belajar. Dengan mendengar radio secara sering, kita dapat
mengasah imajinasi dengan membayangkan tragedi suatu kejadian ataupun
memikirkan apa yang dimaksud di pembicara di ujung saluran radio kita. Kita
dapat mengasah dengan baik memory kita dan membayangkan apa yang
dimaksud atau yang digambarkan si pembicara dalam bentuk kata-kata.
Dengan banyaknya manfaat yang didapat masyarakat dari mendengarkan
radio, maka mulai beragam pula format radio yang tersebar saat ini. Ada
radio yang menyiarkan lagu-lagu hits dalam dan luar negeri dari yang music
bergenre santai hingga rock sekalipun mulai tersedia, dan bahkan dangdut
sekalipun banyak menjadi pilihan masyarakat. Mulai dari berita mengenai
informasi jalanan hingga berita international dan gosip artis international tak
luput diberitakan. Acara-acara kuis menjadi salah satu isi format radio saat
ini, dengan memberikan hadiah uang tunai dari ratusan hingga jutaan rupiah
bagi pemenang kuis. Ada banyak hal yang dipakai oleh suatu perusahaan
penyiaran radio untuk menarik minat para pendengarnya untuk berlama-
lama mendengar radio mereka dan para penyiar berlomba-lomba untuk
menarik hati dengan membuat kagum para pendengar saat mendengar
penyiar berbicara. Bahkan pendengar tidak tahu siapa orang yang berbicara
dibalik radio yang mereka dengar.
Sejatinya radio masih menjadi alat yang didengar oleh para masyarakat
dimanapun mereka berada. Karena radio memiliki program dan daya tarik
sendiri tanpa memikirkan kalah saing dengan media lainnya. Radio lebih
mudah di bawa kemana-mana bahkan dalam genggaman tanganpun kita
bisa mendengarkan radio dari ponsel kita. Radio tidak akan kalah untuk
bersaing walaupun perlahan tersingkirkan. Tetapi radio masih menjadi
saingan berat bagi media lainnya.
(http://komunikasi.us/index.php/course/3256-bersaing-dengan-radio-yang-
perlahan-tersingkirkan)
2.5 Audien Radio
Di Indonesia media penyiaran sudah sangat tersegmentasi adalah
stasiun radio. Berdasarkan riset, stasiun radio di kota besar tidak dapat
lagi menjadi media yang bersifat umum yang membidik seluruh
masyarakat. Stasiun di kota besar harus membidik segemen secara
terbatas. Misalnya: kalangan remaja, perempuan, kalangan pebisnis, dan
lain-lain. Di kota besar program stasiun radio umumnya sudah
tersegmentasi.
Di kota kecil atau daerah, segmentasi audien mungkin tidak terlalu
diperlukan karena tingkat persaingan masih sangat rendah sehingga
media penyiaran cenederung masih bersifat umum. Stasiun radio dengan
segmentasi audien yang jelas pada dasarnya memiliki potensi yang
sangat besar digunakan para pemasang iklan untuk mencapai
konsumennya.
Radio dapat menjangkau daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh
media cetak. Pendengar radio dapat dijangkau dalam seketika, dan
pesan-pesan yang disampaikan lewat radio menimbulkan efek imajinasi
yang besar. Namun demikian, radio memiliki sifat lokal yaitu memiliki
daya jangkauan yang terbatas. Oleh karena itu, dalam radius
jangkauannya radio harus memiliki segmentasi yang jelas dan tajam
siapa yang ingin dijangkaunya.
Untuk stasiun radio baru amat penting menentukan segmentasi
sebelum memulai aktivitas siaran. Segmentasi yang jelas akan
menentukan format siaran yang meliputi pemilihan program dan gaya
siaran sesuai target yang dituju. Tujuan penentuan format siaran adalah
untuk memenuhi sasaran khalayak secara spesifik dan untuk kesiapan
berkompetisi dengan radio dan televisi lainnya di suatu lokasi. Target
audien radio juga ditentukan berdasarkan segmentasi audien,
diantaranya yaitu:
1. Segmentasi Demografis
Segmentasi demografis pada dasarnya segmentasi yang didasarkan
pada peta kependudukan, misalnya: usia, jenis kelamin, besarnya
anggota keluarga, pendidikan, pekerjaan, tingkat penghasilan, agama,
sukum, dan lain sebagainya. Data demografi dibutuhkan antara lain
untuk mengantisipasi perubahan-perubahan audien menyangkut
bagaimana media penyiaran menilai potensi audien yang tersedia
dalam setiapa area geografi yang dapat dijangkau.
2. Segmentasi Geografis
Segmentasi geografis membagi-bagi khalayak audien berdasarkan
jangkauan geografis. Pasar audien dibagi-bagi ke dalam beberapa unit
geografis yang berbeda yang mencakup suatu wilayah Negara,
provinsi, kabupaten, kota hingga kelingkungan perumahan.
PEmasangan iklan media penyiaran menggunakan segmentasi
geografis ini karena konsumen terkadang memilih kebiasaan
berbelanja yang berbeda-beda dipengaruhi lokasi dimana mereka
tinggal.
3. Segmentasi Geodemografis
Ini merupakan gabungan dari segmenatsi geografis dan segmentasi
demografis. Para penganut konsep ini percaya bahwa mereka
menempati geografis yang sama cenederung memiliki karakter-
karakter demografis yang sama pula. Namun wilayah tempat tinggal
mereka harus sesempit mungkin, misalnya kawasan-kawasan
pemukiman atau kelurahan dikota-kota besar. Mereka yang tinggal
didaerah elit cenederung memiliki karakter yang berbeda dengan
mereka yang bertempat tinggal di kawasan perkampungan.
4. Segmentasi Psikografis
Psikogarfis adalah segmentasi berdasarkan gaya hidup dan
kpribadian manusia. Gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang,
dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi sesorang. Gaya
hidup mencerminkan bagaimana seseorang mengahbiskan waktu dan
uangnya yang dinyatakan dalam aktivitas-aktivitas, minat, dan opini-
opininya. Dengan demikian, psikografis adalah segementasi yang
mengelompokan audien secara lebih tajam daripada sekadar
variable-variabel demografi.
2.6 Jenis Program Radio
2.6.1 Berita Radio
Berita radio merupakan laporan atas suatu peristiwa atau pendapat yang
penting atau menarik. Siaran berita dibedakan dengan siaran informasi.
Siaran berita adalah sajian fakta yang diolah kembali menururt kaidah
jurnalistik radio. Sedangkan siaan informasi tidak selalu bersumber dari
fakta di lapangan namun tetap dikerjakan menurut kaidah jurnalistik. Salah
satu bentuk siaran informasi popular di radio adalah informasi actual yang
diambil dari surat kabar atau internet.
Format penyiaran berita radio terdiri atas:
1. Siaran langsung (live report), yaitu reporter mendapatkan fajta atau
siaran dari lapangan dan pada saat bersamaan melaporkannya dari
lokasi.
2. Siaran tunda, dalam hal ini reporter mendapatkan fakta dari lapangan,
kemudian kembali ke studio untuk mengolahnya terlebih dahulu
sebelum disiarkan. Informasi yang diperoleh ini dapat dikemas ke
dalam berita langsung (straight news) atau berita feature.
2.6.2 Iklan Radio
2.6.3 Jinggle Radio
Jinggle atau radio air promo adalah gabungan musik dan kata yang
mengidentifikasi keberadaan sebuah stasiun radio. Tujuan produksi jingle
bagi radio adalah untuk mempromosikan symbol atau identitas terpenting
dari radio agar selalu diingat pendengar, membentuk citra radio di benak
pendengar.
Ada tiga jenis jinggel, ysitu: pertama, jinggel untuk stasiun radio
(radio expose); kedua, jinggel untuk acara radio (programme expose); dan
ketiga, jinggel untuk penyiarradio (announcer expose). Durasi jinggel pada
umumnya 5 sampai 15 detik.
2.6.4 Talkshow Interactive
Perbincangan radio (talk show) pada dasarnya adalah kombinasi
antara seni berbicara dan seni wawancara. Setiap penyiar radio sudah
semestinya adalah seorang yang pandai menyusun kata-kata dan pandai
berwawancara.
Perencanaan produksi talk show antara lain meliputi: penentuan
target pendengar yang dituju agar topic yang dipilih sesuai dengan
kebutuhan pendengar, menentukan narasumber yang berkompeten
terhadap topic yang dibahas, memilih penyiar serta menyiapkan lokasi dan
perlatan on air terutama jika siaran langsung dari lapangan.
Terdapat tiga bentuk program perbincangan yang banyak
digunakan stasiun radio adalah:
1. One-on-one-show, yaitu bentuk perbincangan saat penyiar
(pewawancara) dan nara sumber mendiskusikan suatu topic dengan
dua posisi mikrofon terpisah di ruang studio yang sama.
2. Panel discussion, pewawancara sebagai moderator hadir bersama
sejumlah narasumber.
3. Call in show, program perbincangan yang hanya melibatkan telepon
dari pendengar.
2.6.5 Infotainment radio
Infotainment merupakan singkatan dari information dan
entertainment yang berisi suatu kombinasi sajian siaran informasi dan
hiburan atau sajin informasi yang bersifat menghibur. Infotainment dalam
kemasan yang lebih lengkap kerap disebut majalah udara yaitu suatu acara
yang memadukan antara musik, lagu, tuturan informasi, berita, dan iklan.
Tiga bentuk Infotainment radio yang popular di Indonesia adalah:
1. Info-Infotainment: penyampaian informasi dari dunia hiburan dengan
diselingi pemutaran lagu. Proporsi durasi pemutaran lagu sama
dengan pembacaan narasi informasi.
2. Infotainment: penyampain informasi, promosi, dan sejenisnya dari
dunia hiburan yang topiknyamenyatu atau senada dengan lagu-lagu
atau musik diputar.
3. Information dan entertainment: sajian informasi khususnya berisi
berita-berita actual dilengkapi perbincangan yang selalu dari khazanah
duni hiburan, diselingi pemutaran lagu, iklan, dan sebagainya.
2.7 Riset Radio
2.9 Pemasaran Program Radio
2.10 Kode Etik Radio
Kode Etik Siaran Radio berikut ini dikutip dari Pedoman Perilaku
Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS) yang ditetapkan
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Yang dimaksud dengan Penyiaran
adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran
dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan
menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau
media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan
oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. Siaran adalah
pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara
dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat
interaktif maupun tidak, yang dapat diterimamelalui perangkat
penerima siaran. Program siaran adalah program yang berisi pesan
atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, suara dan gambar,
atau yang berbentuk grafis atau karakter, baik yang bersifat interaktif
maupun tidak, yang disiarkan oleh lembaga penyiaran. Jenis-Jenis
Program Siaran Dalam P3 SPS disebutkan jenis-jenis program siaran
radio sebagai berikut: Program faktual adalah program siaran yang
menyajikan fakta nonfiksi. Program nonfaktual adalah program siaran
yang menyajikan fiksi, yang berisi ekspresi seni dan budaya serta
rekayasa dan/atau imajinasi dari pengalaman individu dan/atau
kelompok. Program Layanan Publik adalah program faktual yang
diproduksi dan disiarkan sebagai bentuk tanggung jawab sosial
lembaga penyiaran kepada masyarakat. Program Siaran Jurnalistik
adalah program yang berisi berita dan/atau informasi yang ditujukan
untuk kepentingan publik berdasarkan Pedoman Perilaku Penyiaran
dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS). Program lokal adalah
program siaran dengan muatan lokal yang mencakup program siaran
jurnalistik, program siaran faktual, dan program siaran nonfaktual
dalam rangka pengembangan potensi daerah setempat serta dikerjakan
dan diproduksi oleh sumber daya dan lembaga penyiaran daerah
setempat. Program asing adalah program siaran yang berasal dari luar
negeri. Program kuis, undian berhadiah, dan permainan berhadiah
lainnya adalah program siaran berupa perlombaan, adu ketangkasan,
adu cepat menjawab pertanyaan, undian, dan permainan lain yang
menjanjikan hadiah. Siaran iklan adalah siaran informasi yang bersifat
komersial dan layanan masyarakat tentang tersedianya jasa, barang,
dan gagasan yang dapat dimanfaatkan oleh khalayak dengan atau tanpa
imbalan kepada lembaga penyiaran yang bersangkutan. Siaran iklan
niaga adalah siaran iklan komersial yang disiarkan melalui penyiaran
radio atau televisi dengan tujuan memperkenalkan, memasyarakatkan,
dan/atau mempromosikan barang atau jasa kepada khalayak sasaran
untuk mempengaruhi konsumen agar menggunakan produk yang
ditawarkan. Siaran iklan layanan masyarakat (ILM) adalah siaran iklan
nonkomersial yang disiarkan melalui penyiaran radio atau televisi
dengan tujuan memperkenalkan, memasyarakatkan, dan/atau
mempromosikan gagasan, cita-cita, anjuran, dan/atau pesan-pesan
lainnya kepada masyarakat untuk mempengaruhi khalayak agar
berbuat dan/atau bertingkah laku sesuai dengan pesan iklan tersebut.
Progam siaran berlangganan adalah program yang berisi pesan atau
rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar
atau yang berbentuk grafis atau karakter yang disiarkan oleh lembaga
penyiaran berlangganan. Program penggalangan dana adalah program
siaran yang bertujuan untuk mengumpulkan dana dari masyarakat
yang diperuntukkan bagi kegiatan sosial. Kode Etik Siaran Radio
Wajib menghormati perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan
yang mencakup keberagaman budaya, usia, gender, dan/atau
kehidupan sosial ekonomi. Tidak boleh menyajikan program yang
merendahkan, mempertentangkan dan/atau melecehkan suku, agama,
ras, dan antargolongan yang mencakup keberagaman budaya, usia,
gender, dan/atau kehidupan sosial ekonomi. Dalam memproduksi
dan/atau menyiarkan sebuah program siaran yang berisi tentang
keunikan suatu budaya dan/atau kehidupan sosial masyarakat tertentu
wajib mempertimbangkan kemungkinan munculnya ketidaknyamanan
khalayak atas program siaran tersebut. Wajib menghormati nilai dan
norma kesopanan dan kesusilaan yang berlaku dalam masyarakat.
Wajib memperhatikan etika profesi yang dimiliki oleh profesi tertentu
yang ditampilkan dalam isi siaran agar tidak merugikan dan
menimbulkan dampak negatif di masyarakat. Wajib memperhatikan
kemanfaatan dan perlindungan untuk kepentingan publik. Wajib
menjaga independensi dan netralitas isi siaran dalam setiap program
siaran. Wajib menyiarkan program siaran layanan publik. Wajib
memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepada anak dengan
menyiarkan program siaran pada waktu yang tepat sesuai dengan
penggolongan program siaran. Wajib memperhatikan kepentingan
anak dalam setiap aspek produksi siaran. Wajib menjunjung tinggi
prinsip-prinsip jurnalistik, antara lain: akurat, berimbang, adil, tidak
beritikad buruk, tidak menghasut dan menyesatkan, tidak
mencampuradukkan fakta dan opini pribadi, tidak menonjolkan unsur
sadistis, tidak mempertentangkan suku, agama, ras dan antargolongan,
serta tidak membuat berita bohong, fitnah, dan cabul.
(http://www.komunikasipraktis.com/2014/11/kode-etik-siaran-
radio.html)
2.11 Radio Indonesia
Banyak sarana telekomunikasi yang mulai berkembang dengan pesat selain
radio, terdapat televisi, internet, telepon dan sebagainya yang
mencerminkan telekomunikasi merupakan hal yang paling penting bagi
kehidupan manusia atau elementer. Beberapa waktu terakhir memang
radio sedikit tergeser dengan adanya televisi dan internet yang
memberikan inovasi baru kepada masyarakat. Radio sempat tertinggal dan
mulai tidak diperhatikan. Acara televisi yang membawa informasi secara
audio-visual memiliki penggemar yang cukup banyak. Namun, radio
sekarang pun bisa berdiri sejajar dengan televisi serta internet, bahkan
memanfaatkan kehebatan internet untuk bisa mengakses radio digital.
Dengan format atau warna baru yang disampaikan oleh radio, maka
penggemar radio tidak pergi meninggalkannya. Selalu ada warna baru yang
diberikan oleh radio, kita bisa mendengar saluran khusus wanita seperti
Female Radio, atau radio mengenai info-info penting seperti kecelakaan,
macet atau tentang politik sekalipun. Namun tetap yang merajai format
radio di Indonesia adalah radio untuk kalangan orang muda, yang
menganut sistem format clock, atau format per-jam. Sebagai contoh
Prambors Radio, radio ini mengusung tema lagu-lagu hits, tetapi setiap jam
pasti ada info-info penting tentang lalu lintas atau seputar selebrity. Hal ni
telah terjadwal agar pendengar tidak kebosanan saat mendengar radio
yang isinya monoton. Jika format radio telah sesuai dengan segmentasi
masyarakat maka penyebarluasan informasi menjadi lebih efektif.
Dampak Positif keberadaan radio bagi Indonesia :
1. Dalam bidang pengetahuan : Banyak informasi yang bisa didapatkan
melalui radio. Hampir semua stasuin radio menyiarkan info-info
penting baik bersifat politik atau entertaiment. Semuanya bisa
didapatkan melalui radio, meskipun hanya berbentuk audio, tetapi
radio mampu memenuhi sebagian informasi kebutuhan
masyarakat. Radio sangat mengambil andil yang sangat besar dalam
perkembangan rakyat Indonesia, terutama masyarakat menengah
kebawah. Mungkin tanpa radio mereka tidak mengetahui apa yang
sedang terjadi di dalam bangsanya sendiri.
2. Dalam bidang sosialisasi : Fungsi penyebaran informasi adalah salah
satu fungsi dari radio. Tidak semua rakyat Indonesia dapat membeli
televisi apalagi untuk mendapatkan sebuah smartphone. Radio
menjadi barang berharga mereka untuk melihat dunia dan negaranya
sendiri, melalui radio mereka bisa mengetahui secara informasi baik
dalam maupun luar negeri. Beberapa stasiun radio pun sering
menyampaikan radio seputar Indonesia contohnya RRI. Beberapa
stasiun radio pun dulu pernah mengambil bagian dalam kemerdekaan
Indonesia, berkat radio semua rakyat Indonesia tahu bahwa negaranya
telah merdeka.
3. Dalam bidang ekonomi : Berkembangya radio juga tak hanya
membawa dampak secara informatif tetapi juga dalam hal ekonomi.
Iklan dalam radio merupakan bentuk nyata dalam hal ekonomi, radio
bisa membawa keuntungan bagi beberapa pihak dengan pemasangan
iklan tersebut, terlihat bahwa terdapat dampak secara ekonomi yang
dibawa oleh radio. Contoh iklan provider XL yang berada didalam
siaran Prambors Radio.
Kita telah mengetahui bagaimana definisi, perkembangan, serta
dampak secara nyata di Indonesia. Tampaklah bahwa radio sangat
membawa nilai positif bagi khalayak ramai, serta merupakan sesuatu yang
penting bagi berlangsungnya komunkasi. Oleh karena itu, jangan sungkan
untuk terus mendengar radio, karena bisa saja informasi yang tidak kalian
dapatkan di televisi bisa didapatkan dengan mudah melalui radio.
http://komunikasi.us/index.php/course/perkembangan-teknologi-
komunikasi/3173-all-about-radio) 15 maret 2015
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Saran
3.2 Kesimpulan