Upload
amalia-sholihah-mukhtar
View
7
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
n
Citation preview
MAKALAH TUTORIAL
KASIHAN ANAKKU….
Tutor:
Tutor:
drg. Isyana Erlita Sp.KG
Disusun Oleh Kelompok 8 :
1. Annisa Vara Nurdianti I1D1152062. Sri Hardianti I1D115066 3. Juliana Margareth Sitorus I1D1150564. Desty Ayu Dwiyanti I1D1150725. Eko Achmad Septiadi I1D1152116. Hilyatul Auliya I1D1150157. Siti Rahmadani I1D1150398. Kamelia Ramadhani Sholehah I1D1150579. Fatmi Nurul Fatimah I1D11521310. Mayang Sekar Indraputri I1D11522511. Gina Elmawati I1D11521812. Rema Rufaidah Qisthi I1D115036
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya lah
maka penyusun dapat menyelesaikan makalah tutorial yang berjudul ”Kasihan
Anakku...” dengan tutor drg. Isyana Erlita Sp.KG.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaian makalah ini. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada drg. Isyana Erlita Sp.KG. selaku tutor yang membimbing kami
sehingga tutorial berjalan baik dan lancar.
Pembuatan makalah ini bertujuan memenuhi tugas tutorial. Dengan
selesainya makalah ini semoga dapat menjadi referensi baik pada institusi
pendidikan dokter gigi guna kelancaran kegiatan belajar mengajar. Penyusun
menyadari keterbatasan akan literatur dan sumber informasi terkait kajian dalam
makalah, untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan.Semoga makalah ini
dapat dipergunakan dan bermanfaat bagi kita semua.
Banjarmasin, 3 Maret 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................1
BAB I.................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.............................................................................................................2
1.1 Skenario............................................................................................................2
1.2 Identifikasi dan Klarifikasi Istilah Asing.......................................................2
1.3 Identifikasi Masalah..........................................................................................2
1.4 Analisis Masalah................................................................................................3
1.5 Problem Tree....................................................................................................5
1.6 SasaranBelajar.................................................................................................6
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
2.1 Definisi Perdarahan...........................................................................................7
2.2 Definisi Darah.............................................................................................7
2.3 Komponen-Komponen Darah.........................................................................7
2.4 Menjelaskan Rh................................................................................................8
2.5 Penyebab Perdarahan......................................................................................9
2.6 Mekanisme Pembekuan Darah.....................................................................10
2.7 Penanggulangan Perdarahan........................................................................11
2.8 Definisi Transfusi Darah...............................................................................11
2.9 Syarat Sebagai Pendonor...............................................................................11
2.10 Penggolongan Darah......................................................................................12
BAB III............................................................................................................................13
PENUTUP.......................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................13
3.2 Saran...............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14
1
BAB I
PENDAHULUAN1.1 Skenario
Seorang anak, usia 11 tahun, dibawa oleh orang tuanya datang ke dokter gigi di rumah sakit untuk mencabutkan giginya. Setelah proses pencabutan, tampak darah terus menetes, dokter mengatakan bahwa hal ini bersifat sementara dan akan berhenti sendiri. Setelah sampai di rumah ternyata darahnya tidak berhenti, kemudian orang tua sianak membawa kembali anaknya ke rumah sakit. Karena kondisi anak mulai lemah, dokter merencanakan memberikan tranfusi. Untuk itu sebelum dilakukan transfusi perlu diketahui golongan darah anak tersebut.
1.2 Identifikasi dan Klarifikasi Istilah Asing Transfusi: Pemindahan darah dari pendonor ke resipien dengan tujuan
tertentu.
Golongan darah:ciri individu yang mengandung karakteristik yang
mengandung aglutinin (antibodi), aglutinogen (antigen), rhesus (+ dan -).
Pencabutan: proses penarikan atau pelepasan sesuatu dari tempat asal.
Darah : Substansi yang terdiri dari trombosit, leukosit, eritrosit, dan
plasma darah yang berkoordinasi untuk mengedarkan sari-sari makanan
dan oksigen ke seluruh tubuh.
Lemah : Keadaan tidak berdaya, tidak sehat dan gejala kurang tenaga.
1.3 Identifikasi Masalah
1. Apa penyebab darah anak tidak berhenti menetes?
2. Mengapa setelah pencabutan ada darah menetes?
3. Bagaimana penanggulangan perdarahan?
4. Mengapa sebelum transfusi harus tahu golongan darah?
5. Apa syarat menjadi seorang pendonor?
6. Bagaimana proses transfusi darah?
7. Apa fungsi transfusi darah?
8. Apa efek positif dan negatif transfusi darah?
9. Kenapa kondisi tubuh lemah setelah perdarahan?
10. Bagaimana cara mengetahui golongan darah?
2
1.4 Analisis Masalah
1. Penyebab darah tidak berhenti setelah pencabutan
• Kurangnya trombosit, dalam pembekuan darah.
• Terjadi trauma pada jaringan lunak.
• Terlalu banyak kumur-kumur.
• Makan makanan yang keras.
• Memainkan lidah pada bagian gigi yang diekstraksi.
• Kurangnya perhatian dari pasien.
• Kesalahan dari dokter (kurang anamnesis).
• Mukosa mengalami peradangan pada daerah ekstraksi.
• Menderita penyakit sistemik.
• Kurangnya vitamin K dan protein pada plasma.
2. Setelah pencabutan ada darah yang menetes karena adanya pembuluh
darah yang terbuka lebar saat proses pencabutan.
3. Cara menanggulangi perdarahan, yaitu:
Menahan atau menetup arah dari pendarahan jika ditangan atau di kaki
di letakkan lebih tinggi dari pada jantung.
Penekanan dengan kapas di bagian yang mengalami pendarahan
dengan anastesi lokal.
4. Sebelum transfusi darah kita harus mengetahui golongan darah, Karena
apabila pendonor darah yang golongan darahnya tidak sesuai maka akan
terjadi penggumpalan darah di dalam tubuh.
5. Syarat sebagai pendonor tidak boleh meminum alkohol, tekanan darah
harus normal, berat badan normal, tidak mengkonsumsi obat – obatan
terlarang, dan tidak menderita penyakit menular.
6. Proses transfusi darah membutuhkan waktu kurang lebih satu jam.
Pengambilan darah sekitar 0,48 liter.
7. Fungsi dari transfusi darah yaitu untuk memperbaiki kapasitas
pengangkutan oksigen dan mempertahankan volume darah.
8. Efek dari transfusi darah
3
Positif
Menyelamatkan jiwa pasien
Meningkatkan derajat kesehatan
Mempertahankan biologis darah / komponennya agar bermanfaat
Mengatasi morbiditas dan mortalitas
Meningkatkan Oksigenasi
Menekan kadar Hb sebelum operasi
Memperbaiki hemostatis
Negatif
Pendonor menjadi anemia
Transmisi infeksi
Penghentian fungsi ginjal
Reaksi imunologi
Penularan penyakit
9. Karena anak kekurangan darah. Darah berfungsi sebagai pengangkut
oksigen untuk tubuh. Otomatis jika oksigen berkurang maka anak menjadi
lemah.
10. Di tetesi dengan aglutinogen dengan aglutinin dimana aglutinin sebangai
antibodi, dan bisa juga dengan alat reagen.
1.5 Problem Tree
4
PENCABUTAN GIGI
1.6 SasaranBelajar
1. Definisi Perdarahan
5
LUKA PENCABUTAN
Perdarahan tidak berhenti
Penanggulangan Penyebab
Transfusi
Syarat Definisi Penggolongan darah
Pendonor
Perdarahan berhenti sendiri
Mekanisme pembekuan darah
2. Definisi darah
3. Komponen-komponen darah
4. Menjelaskan Rh
5. Penyebab Perdarahan
6. Mekanisme pembekuan darah
7. Penanggulangan perdarahan
8. Definisi transfusi darah
9. Syarat sebagai pendonor
10. Menjelaskan penggolongan darah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Perdarahan
6
Perdarahan merupakan suatu proses keluarnya darah dari pembuluh
darah akibat rusaknya dinding pembuluh darah karena trauma atau penyakit.
Perdarahan memerlukan penanganan khusus, sebab perdarahan yang
berlangsung lama dan tidak segera ditangani dapat menyebabkan syok,
sinkop dan bila lebih lanjut dapat menyebabkan kematian.[1]
2.2 Definisi Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen
yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga berfungsi sebagai pertahanan tubuh manusia terhadap
virus atau bakteri.[2]
2.3 Komponen-Komponen Darah
Komponen-komponen darah terdiri atas :
a. Plasma Darah : air, elektrolit, protein darah
b. Butir –butir darah
Eritrosit
Fungsi utama adalah pengangkutan hemoglobin, yang mengangkut
oksigen dari paru-paru ke jaringan. Mengandung karbonik anhidrase,
enzim yang mengatalisis reaksi bolak-balik antara CO2 dan air untuk
membentuk H2CO3 yang dapat meningkatkan kecepatan reaksi ini.
Leukosit (sel darah putih)
Sistem pertahanan tubuh. Leukosit dibentuk di sumsum tulang dan
sebagian lagi di jaringan limfe.Diangkut secara khusus ke daerah yang
terinfeksi dan mengalami peradangan serius untuk menyediakan
pertahanan yang cepat & kuat terhadap agen-agen infeksius.
Trombosit darah :
Konsentrasi dalam tubuh : 250.000.000, Masa hidup : 10 hari,
tidak mempunyai nukleus, Ada organel dan enzim sitosol,
mengandung aktin-miosin.[3]
7
2.4 Menjelaskan RhBersamaan dengan sistem golongan darah O-A-B, golongan darah
sistem Rh juga penting dalam mentransfusi darah. Perbedaan utama antara
sistem O-A-B dan sistem Rh adalah pada sistem A-O-B , aglutinin plasma
bertanggung jawab atas timbulnya reaksi transfusi yang terjadi secara
spontan, sedangkan pada sistem Rh reaksi aglutinin spontan hampir tidak
pernah terjadi. Sebagai gantinya, orang mula-mula harus terpajan secara
masif dengan antigen Rh, misalnya melalui transfusi darah yang
mengandung antigen Rh, sebelum terdapat cukup aglutinin untuk
menyebabkan reaksi transfusi yang bermakna.
Terdapat enam tipe antigen Rh yang umum, setiap tipe disebut
faktor Rh.Tipe-tipe ini ditandai dengan C,D,E,c,d dan e. Orang yang
memiliki antigen C tidak memiliki antigen c, tetapi orang orang yang tidak
memiliki antigen C selalu mempunyai antigen c. Keadaan ini sama halnya
seperti untuk antigen D-d dan E-e. Oleh karena faktor-faktor ini diturunkan
dengan cara tersebut, setiap orang hanya mempunyai satu dari ketiga pasang
antigen tersebut.
Tipe antigen D dijumpai secara luas dalam populasi dan bersifat
lebih antigenik daripada antigen Rh lain.Seorang yang mempunyai antigen
ini dikatakan Rh positif , sedangkan orang yang tidak mempunyai antigen D
dikatakan Rh negatif . Meskipun demikian perlu dikatakan bahwa pada
orang-orang dengan Rh negatif, beberapa antigen Rh lainnya bahkan masih
dapat menimbulkan transfusi, walaupun reaksi tersebut jauh lebih
ringan.Kira- kira 85% dari seluruh orang kulit putih adalah Rh positif,
sedangkan 15% nya Rh negatif. Pada orang kulit hitam Amerika, persentase
Rh-positifnya kira-kira 95%, sedangkan pada orang kulit hitam Afrika,
hampir 100%.
Eritroblastosis Fetalis (“Penyakit Hormotik pada Bayi Baru Lahir”)
ditandai oleh aglutinasi dan fagositosis sel darah merah janin. Pada sebagian
eritroblastosis fetalis, ibunya adalah Rh negatif dan ayahnya Rh positif. Bayi
mempunyai antigen Rh positif yang diturunkan oleh ayahnya, dan ibu
membentuk aglutinin anti Rh akibat terpajan dengan antigen janin.
Kemudian aglutinin ibu berdifusi kedalam tubuh janin melalui plasenta dan
8
menimbulkan aglutinasi sel darah merah. Pengobatan yang dilakukan untuk
eritroblastosis fetalis adalah mengganti darah bayi yang baru lahir dengan
darah Rh negatif. Sekitar 400 ml darah Rh negatif dimasukkan dalam waktu
1,5 jam atau lebih, sementara darah Rh positif bayi dikeluarkan. Cara ini
dapat diulangi beberapa kali dalam selama minggu-minggu pertama
kehidupan, terutma untuk menjaga kadar bilirubin agar tetap rendah dengan
demikian mencegah terjadinya kernikterus. Pada waktu sel darah Rh negatif
dari transfusi ini diganti dengan sel Rh positif milik bayi, yaitu proses yang
memerlukan waktu 6 minggu atau lebih, maka aglutinin anti-Rh yang berasal
dari ibu telah dihancurkan.[4]
2.5 Penyebab Perdarahan
Sesaat setelah gigi dicabut, darah akan mengalir dari tulang alveolar dan
gingiva serta mulai membentuk bekuan darah. Tindakan pencabutan
meninggalkan luka terbuka dengan jaringan lunak dan tulang yang terbuka
sehingga terjadi perdarahan.
Ada dua faktor penyebab terjadinya perdarahan, yaitu :
a. Faktor lokal
Trauma yang besar
Luka pada jaringan sekitar gigi
Penekanan atau pemakaian tampon tidak sempurna
Terlepasnya bekuan darah yang terbentuk pada soket gigi akibat
sering berkumur kumur
b. Faktor istemik
Hemofilia
Trombositopeni
Leukimia
Pendrita gagal ginjal yang mengalami hemoidalasi.[5]
9
2.6 Mekanisme Pembekuan DarahSebagai respons terhadap rupturnya pembuluh darah atau kerusakan
darah itu sendiri, rangkaian reaksi kimiawi yang kompleks terjadi dalam
darah yang melibatkan lebih dari selusin faktor pembekuan darah. Hasil
akhirnya adalah terbentuknya suatu kompleks substansi teraktivasi yang
secara kolektif disebut aktivator protrombin. Aktivator protrombin
mengatalisis perubahan protrombin menjadi trombin. Trombin bekerja
sebagai enzim untuk mengubah fibrinogen enjadi benang fibrin yang
merangkai trombosit, sel darah, dan plasma untuk membentuk bekuan.
Saat cedera ada 3 proses utama dalam hemostasis dan pembekuan yaitu :
1. Spasme vaskular: vasokonstriksi sementara. Reaksi yang terjadi ketika
arteri atau arteriol mengalami kerusakan, otot polos yang tersusun
sirkuler pada dinding pembuluh darah berkontraksi dengan segera.
Mengurangi kehilangan darah untuk beberapa menit sampai beberapa
jam, selama waktu mekanisme hemostasis yang lain mulai bekerja
dengan cara menyempitkan pembuluh darah . Spasme mungkin
disebabkan oleh: kerusakan otot polos dan refleks yang diinisiasi oleh
reseptor nyeri.
2. Pembentukan sumbat platelet
a. Platelet adhesion. Platelet melekat pada bagian pembuluh darah yang
rusak, seperti serabut kolagen dan jaringan konektivus yang melapisi
sel endotel yang rusak.
b. Platelet release reaction. Karena perlekatan, platelet menjadi
teraktivasi. Bentuknya menjadi ireguler dengan banyak tonjolan yang
10
memungkinkan mereka berkontak dan berinteraksi dengan yang
lainnya, dan melepaskan isi vesikelnya.
Pelepasan ADP dan tromboksan A2 berperan mengaktivasi platelet
di sekitarnya.
Serotonin dan tromboksan A2 berfungsi vasokonstriktor.
c. Platelet aggregation. Pelepasan ADP membuat platelet lainnya dalam
area lengket, perlengketan dan aktivasi platelet yang baru
menyebabkan mereka melekat pada platelet sebelumnya. Kumpulan
sejumlah besar platelet membentuk massa yang disebut sumbat
platelet.
3. Pembekuan darah pengaktifan faktor-faktor pembekuan. darah dari
cairan menjadi gel padat.Pengaktifan faktor-faktor pembekuan yang
mengubah fibrinogen menjadi fibrin. membentuk jaring bekuan yang
kemudian menangkap sel-sel darah dan menyempurnakan pembentukan
bekuan. [6]
2.7 Penanggulangan Perdarahan
Penekanan dengan tampon kapas dengn anastesi lokal
Penjahitan pada songket gigi
Klem pada hemostad jika pendarahan deras dan terus menerus
berlangsung
Injeksi dengan asam tranexamat
Penekanan dengan torniquet. [7]
2.8 Definisi Transfusi Darah
dahan darah dari pendonor/resipien sendiri ke resipien dimana darahnya
dapat berupa komponen darah atau pun darah lengkap.[7]
2.9 Syarat Sebagai Pendonor
Berusia 17-60 tahun.
Berat badan minimal 50kg.
Temperatur tubuh secara oral 36,6-37,5oc.
11
Tekanan darah harus normal : Sistole = 110-160mmHg, Diastole = 70-
100mmHg.
Denyut nadi teratur yaitu 50-100 kali per menit.
Jumlah penyumbangan pertahun yaitu 3-4 kali.
Jarak penyumbangan setiap 3 bulan.
Tidak pernah menderita penyakit hepatitis B atau hepatitis C.
Tidak pasca operasi gigi dalam 72 jam terakhir.
Tidak sedang menyusui.
Tidak ketergantungan obat dan alkohol.
Bukan pengidap HIV.[8]
2.10 Penggolongan Darah
Pada sebuah kaca obyek (slide) teteskan 1 tetes serum anti A disebelah
kiri, 1 tetes tetes serum anti B ditengah, dan 1 tetes serum anti AB
disebelah kanan. Pada kaca obyek yang lain teteskan 1 tetes serum anti-D
(anti Rhesus) disebelah kiri dan 1 tetes serum yang akan diperiksa
sebagai kontrol disebelah kanan.
Pada masing-masing serum teteskan 2 tetes darah yang akan diperiksa,
campurkan dengan cara menggoyangkan kedepan dan kebelakang,
sambil diamati adanya gumpalan (aglutinasi) berupa titik-titik halus
seperti pasir yang akan terjadi.
Pengamatan dilakukan dalam waktu 2 menit setelah percampuran serum
dan darah yang akan diperiksa.[8]
Bila diteteskan Ada Aglutinasi/tidak Golongan Darah
Serum anti-A saja Ada A
Serum anti-B saja Ada B
Anti-A dan Anti-B
Ada AB
Anti-A dan Anti-B
Tidak Ada O
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KesimpulanPerdarahan merupakan suatu proses keluarnya darah dari pembuluh darah
akibat rusaknya dinding pembuluh darah karena trauma atau penyakit. Perdarahan memerlukan penanganan khusus, sebab perdarahan yang berlangsung lama dan tidak segera ditangani dapat menyebabkan syok, sinkop dan bila lebih lanjut dapat menyebabkan kematian. Perdarahan dapat disebabkakn karena ada dua faktor yaitu faktor lokal dan faktor sistemis,
13
Perdarahan dapat ditanggulangi salah satunya dengan tranfusi darah yaitu pemindahan darah dari pendoonor kepada resipien. Pendonor yang akan mendonorkan darah harus memenuhi syarat-syarat tertentu salah satunya berbadan sehat dan antara pendonor dan resipien harus memiliki golongan darah yang sama kecuali pendonor bergolongan darah O dimana dapat mendonorkan darah ke seluruh resipien yang bergolongan darah apapun. Atau resipien bergolongan darah AB yang dapat menerima transfer darah dari golongan darah apapun.
3.2 SaranMengingat perdarahan merupakan rusakanya dinding pembuluh darah
karena suatu trauma atau penyakit. Maka berdasarkan skenario bahwasanya perdarahan terjadi setelah si anak mencabut giginya. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan sesudah pencabutan, maka sebaiknya sebelum melakukan pencabutan baik dari pihak dokter ataupun dari pasien harus mengetahui riwayat penyakit yang dimiliki pasien apakah akan mengakibatkan perdarahan yang berkenjangan jika dilakukan pencabutan gigi atau tidak ada riwayat penyakit yang membahayakan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sariningsih, Endang. Teknik Mengeluarkan Gigi Fraktur dengan Cepat dan Mudah.
Cetakan 1. Jakarta : EGC ; 2008.
[2] Gibsom, John. Fisiologi & Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta : EGC;2003.
[3] Wuisan J, Hutagalung B, dan Wellsy Lino. Pengaruh Pemberian Ekstrak Biji Pinang
(Areca Catehu L.) Terhadap Waktu Perdarahan Pasca Ekstraksi Gigi Pada Tikus
Jantan Wistar (Rattus Norvegicus ). Jurnal Ilmiah Sains. Oktober 2015: Vol. 15 (2).
[4] Guyton Ac dan Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC; 2008.
14
[5] Handayani W, Andi SH. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Hematologi. Jakarta: Salemba Media;2008.
[6] Gibson,John. Fisiologi & Anatomi Modern untuk Perawat.Jakarta: EGC;2003.
[7] Sariningsih,Endang.Teknik Mengeluarkan Gigi Fraktur dengan Cepat dan Mudah.
Cetakan 1. Jakarta:EGC;2008.
[8] Eberahim AFM.Kloning, Eutanasia, Transfusi Darah ,Transfusi Organ dan
Eksperimen pada Hewan. Jakarta : Serambi Ilmu Semesta ; 2007.
15