Upload
arif-tjoerip
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/24/2019 Makalah_pemilu
1/14
Peran Fungsi Polri dalam Menciptakan Keamanan dan KetertibanMasyarakat
Guna Mengamankan Pemilu Tahun 2014
Oleh : (Nama : ...........................) Kepolisian Sektor Genteng
Pendahuluan
Pelaksanaan pemilihan umum 2014 (pesta demokrasi rakat !ndonesia) semakin
dekat. KP" dan aparat Kepolisian men#adi salah satu u#ung tom$ak angseharusnamengamankan #alanna pemilihan umum. "ntuk itulah% setiap adae&ent pemilihan
umum% $aik se'ara nasional maupun pemilihan pemimpin daerah%KP" men#alin ker#asama
dengan pihak Kepolisian untuk mensukseskan
#alanna pemilihan umum. Ker#asama tidak se$atas pada mengamankan #alanna pemilutetap
i #uga men'iptakan suasana pemilu ang #u#ur% adil% langsung% umum% $e$asdan
rahasia.emang% $agi Polri sendiri adan a pesta demokrasi men#ad i tantanganang
harus t er se lesaikan dengan $aik lantaran ungs i ut ama Polri ada lah
se$agaiapara t pengaom% pel indung % pela an mas arakat % maupun penegak
hukum(sesuai amanat undang*undang nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara+epu$lik !ndonesia) untuk men'ip takan kondisi keamanan dala m
negeri angmasih dirasakan sangat rumit dan $eragam. +umitna permasalahanang harusdihadapi teridentiikasi dari mun'ulna $er$agai konlik antar suku% antar
daerahmaupun isu*isu terorisme.,ari pen#a$aran terse$ut% tu#uan utama dari tulisan
ini adalah
$aga imanamen'ip takan Kamti$mas d i t in # au da r i $e r$aga i aspek u tama a i t
u dari aspek internal dan eksternal. Se$a$% upaa untuk men'iptakan kondisi kamti$mas
padahakekatn a merupakan proses ang harus meli$atkan pa rt is ipasi se lu ruh
elemenmasarakat dalam komuni tasna% karena ka mti$mas se la in merupak
an suatukondis i ang harus d i-u#udkan dalam proses pem$angunan nas io
nal% #ugamerupakan sosial ang harus dilakukan se'ara $erkelan#utan.1
8 Komitmen Polri Sukseskan Pemilu 2014
Kepolisian Republik Indonesia melalui Kepala Divisi Hukum Mabes Polri Irjen Pol nton Setiadi!
menetapkan 8 "delapan# komitmen Sukseskan Pemilu 2014 $una men$antisipasi berba$ai
an%aman Kamtibmas &asional antara lain'
1( )ertekad men%e$a* dan menuntaskan kon+ik melalui pro$ram Pemolisian Mas,arakat atau
Polmas(
2( Polri *arus netral dan independen(
-( Mampu men$akomodasi komplain mas,arakat(4( Menampilkan tauladan kepemimpinan sekali$us anti KK& dan kekerasan(
.( /tamakan peran! tu$as dan keajiban(
( Menolak perinta* atasan ,an$ melan$$ar *ukum(
( 3ujudkan kredibilitasi! reputasi dan soliditas kesatuan den$an kedepankan *ukum sesuai akta(
8( )erda,akan pen$aas eksternal independen ju$a transparansi(
5Persiapan Polri dalam pen$amanan Pilkada! Pile$ sampai Pemilu 2014 ju$a men,iapkan tata %ara
den$an menerbitkan S6PP "Surat 6anda 6erima Pemberita*uan Pemilu! Red# sesuai Perkap &o
ta*un 2012( rtin,a! S66P kampan,e *arus diberikan ole* pejabat ,an$ berenan$ seba$ai
peserta Pemilu Presiden! Pemilu 7e$islati dan Pilkada!5 ujarn,a( Selasa! "2-201-#
/ntuk mendukun$ kelan%aran ke$iatan pemilu tersebut berdasarkan tuju* peraturan! ,aitu // &o2- ta*un 200- tentan$ Pemilu Presiden dan 3akiln,a( // &o 2 tentan$ kepolisian RI( // &o 22
7/24/2019 Makalah_pemilu
2/14
ta*un 200 tentan$ pen,elen$$ara Pemilu(
Kemudian // &o 2 tentan$ Partai Politik( // &o 10 ta*un 2008 tentan$ Pemilu DPR! DPD! DPRD(
// &o 8 ta*un 2012 tentan$ Pemilu an$$ota DPR! DPD dan DPRD(
Ketentuan terak*ir! Peraturan Presiden RI &o .2 ta*un 2010 tentan$ susunan dan or$anisasi tata
kerja kepolisian RI(
POLISI DALAM PEMILU
(Dimuat di Majalah Kompolnas, edisi Juli 2013)
Judul tulisan ini sebenarnya ingin memberi pemaknaan yang jamak mengenai posisi kepolisian di dalam tahun
politik, yaitu periode menjelang, saat, dan pasa pemilihan umum hingga terbentuknya kekuasaan legislati! baru
atau terpilihnya presiden baru" #erbagai artikel telah menjelaskan kompleksitas relasi antara pemilu dengan
!ungsi kepolisian" $idak hanya dipandang sebagai kekuatan yang di!ungsikan untuk pengamanan
penyelenggaraan pemilu itu sendiri, namun lebih dari itu, kepolisian dapat menjadi subjek yang masuk dalam
pusaran agenda politik itu sendiri"
%atu tahun ke depan &ndonesia akan disibukkan dengan agenda politik besar pemilihan umum" #ahkan sebelum
itupun, hampir setiap tahun dilakukan pemilihan kepala daerah'gubernur yang juga menyerap energi publik,
tidak terkeuali kepolisian" Dalam setiap pemilihan tersebut, tuntutan terhadap maksimalisasi kinerja kepolisian
meningkat" $erutama di dalam menjaga keamanan masyarakat dari ekskalasi tensi politik elit yang sering
menjalar ke akar rumput" %angat jamak, bahkan seakan telah menjadi tradisi politik lokal, dalam setiap proses
pemilihan kepala daerah selalu diarnai oleh letupanletupan keil maupun besar yang mengiringi persaingan
elit dalam perebutan kekuasaan" #ahkan tidak jarang pula berujung pada munulnya korban materi maupun
jia"
*engendalian situasi ini tentu tidak hanya menjadi beban kepolisian, karena pada dasarnya adab dalam politik
hakikinya adalah damai dan sepenuhnya merupakan pilihanpilihan yang beretika dari elit dan massa"
Menggunakan pemikiran Jurgen +abermas, politik seharusnya persaingan sehat pada ranah publik, dengan
kebebasan berekspresi, namun beretika, tidak memaksakan kehendak, terlebih kekerasan" Kesadaran elit dan
massa karenanya merupakan kuni demokrasi yang sehat, selain ditunjang pula oleh aturan main atau
administrasi yang jelas dan adil" Kepolisian karenanya adalah agen yang berada di luar arena, yang murni
bertindak dalam pengamanan, mengaal mekanisme administrati! pemilihan itu sendiri"
amun, kenyataan politik di &ndonesia belum sepenuhnya memperlihatkan kedeasaan berdemokrasi" +al yang
membuat kepolisian tidak hanya disibukkan dengan pengerahan kekuatan untuk pengendalian massa atau
mendeteksi potensi gangguan keamanan" amun juga berpotensi diseret dalam pusaran politik itu sendiri"
-alker dan -aterman (200.) menjelaskan, situasi politik, khususnya pemilihan umum, dapat mempengaruhi
sikap publik terhadap polisi, sekaligus mempengaruhi perilaku polisi itu sendiri" #erdasarkan penelitian yang
mereka lakukan di /osta ia, Meio, dan merika %erikat, diketahui baha pemolisian dapat menjadi agenda
7/24/2019 Makalah_pemilu
3/14
politik (dipolitisasi) karena persoalan penegakan hukum masuk dalam kampanye partai" *ada titik inilah munul
tuntutan terhadap netralitas dan pro!esionalitas kepolisian di dalam proses politik pemilihan umum" -alker dan
-aterman juga memberikan analisasi baha, perkembangan demokrasi di sebuah negara turut pula
mempengaruhi per!orma kepolisian, yang kemudian dapat berimplikasi terhadap sikap kepolisian itu sendiri
dalam politik" *er!orma kepolisian di sebuah negara demokrasi baru sering merupakan erminan dari belum
terkonsolidasinya manajemen negara seara keseluruhan"
#elum berjalan maksimalnya prinsipprinsip demokrasi dan kepemerintahan yang baik dalam sebuah negara
sangat rentang membaa institusi kepolisian yang seharusnya imparsial masuk ke dalam arus politik dan
berpihak" %ituasi yang seharusnya tidak boleh terjadi untuk meniptakan masyarakat yang aman dan
terlindunginya kepentingan banyak pihak" Keberpihakan institusi negara seperti kepolisian tentu akan
menjauhkan realita dari mimpi demokrasi"
nalisa -alker dan -aterman ini memberi ruang analisa yang lebih luas dari sekedar bagaimana polisi berperan
dalam pengamanan pemilihan umum" %ebagaimana dijelaskan sebelumnya, diskusi tentang polisi dan pemilu
memiliki makna yang jamak" Meskipun bila direduksi mengeruut pada dua isu besar, yaitu pro!esionalitas dan
netralitas" *ro!esionalitas tentunya terkait dengan !ungsi pemolisian di dalam pemilu, sedangkan netralitas
terkait dengan jarak politik lembaga kepolisian dengan aktoraktor politik yang bertarung di dalam pemilihan
umum, termasuk jarak kepolisian itu sendiri dengan proses politik"
*emilihan umum yang bebas, jujur dan adil jelas merupakan indikator negara demokratis yang deasa" leh
karenanya, untuk menjamin kebebasan, kejujuran, dan keadilan tersebut diperlukan perangkat administrasi dan
hukum yang dapat menjamin keamanan setiap tahapan proses pemilihan umum" %alah satunya adalah peran
kepolisian dalam menjamin keamanan dan menindak pelanggaran yang berunsur pidana sesuai undangundang"
Di negaranegara demokratis maju sekalipun, pemilihan umum bukanlah proses yang dapat bebas 1004 dari
permasalahan, penyimpangan, hingga yang memiliki unsur pidana"
*enelitian $opo %antoso, et"al (2005) menatat sejumlah tindak pidana yang terjadi dalam pemilihan umum
tahun 2006, di antaranya adalah7 dengan sengaja menyebabkan orang lain kehilangan hak pilih, pemalsuan
ija8ah alon, penghinaan terhadap alon lain, politik uang, penghasutan dan adu domba, penyalahgunaan kartu
pemilih, hingga mengubah hasil rekapitulasi hasil suara" Dalam analisanya, pelanggaranpelanggaran seperti ini
masih terjadi pada tahun 2009 dan juga berpotensi terjadi pada tahun 2016" Dalam pengalaman pemilihan
kepala daerah yang hampir setiap tahun dilakukan di &ndonesia, jenis pelanggaran tersebut kerap terjadi dan
menjadi !aktor yang dapat meningkatkan ekskalasi kon!lik antar elit yang menjalar ke massa" *engalaman
pemilihan umum di &ndonesia sejak 1999 termasuk pemilihanpemilihan kepala daerah ukup memberi preseden
yang seakan menjalar dari satu aktu dan tempat ke aktu dan tempat yang lain" Di sini, peran kepolisian
menjadi sangat penting dan sentral"
dministrasi dan pengaasan pemilu yang dilakukan oleh Komisi *emilihan :mum (K*:) dan #adan *engaas
*emilihan :mum (#aaslu) tidak akan dapat bekerja maksimal tanpa peran kepolisian dalam menegah dan
7/24/2019 Makalah_pemilu
4/14
melakukan penindakan terhadap tindak pidana pemilu" ota Kesepahaman antara *;& dengan K*: untuk
pengamanan penyelenggaraan pemilu pada Jaruani 2013 lalu adalah bukti pentingnya kerjasama tersebut" K*:
dan *;& menyadari baha setiap tahanan pemilu selalu memiliki potensi gangguan keamanan" *ro!esionalitas
kepolisian, melalui peran bimbingan masyarakat dan intelijen, diperlukan untuk menyusun langkah antisipasi
dan deteksi dini"
amun demikian, pro!esionalitas pada dasarnya memerlukan netralitas" -alker dan -aterman telah
memberikan analisa bagaimana rentannya institusi kepolisian dalam momen pemilihan umum untuk masuk ke
dalam pusaran arus politik itu sendiri" %ebagai institusi penegak hukum, pro!esionalitas kepolisian diperlukan
untuk menjamin pemilu yang bebas, jujur, adil" %elain memiliki keenangan seara hukum untuk melakukan
penindakan, kemampuan personil kepolisian dalam deteksi dini dan penyadaran masyarakat agar kon!ormis
terhadap hukum merupakan modal yang menentukan kesuksesan pesta demokrasi untuk menghasilkan
legislator dan pemimpin baru" amun, pro!esionalitas tidak akan kontributi! bila tidak disertai dengan netralitas"
etralitas dalam hal ini dimaknai sebagai jarak yang tegas dari kepolisian dengan aktoraktor yang bertarung
dalam pemilu dan tentunya jarak dengan proses politik itu sendiri" etralitas ini ditandai dengan tidak bertindak
diskriminati! dan menjalankan tugas dengan proporsional" %eperti meneruskan pemeriksaan dugaandugaan
pelanggaran yang telah diidenti!ikasi sebelumnya oleh baaslu" *ada hari ulang tahun *;& ke5ans, et"al ini, dapat dimaknai baha sikap responsi! kepolisian dapat
dilakukan dengan mengoptimalkan !ungsi bimbingan dan penyuluhan yang memberi ruang interaksi lebih luas
bagi kepolisian untuk tidak hanya menghimbau namun mendialogkan sejumlah persoalan yang nantinya dapat
diantisipasi seara bersama dengan masyarakat" %eperti mengajak elit untuk dapat lebih ari! dalam berkompetisi
sehingga tidak justru menjadi pemiu bentrok yang tidak perlu di tingkat akar rumput, sebagaimana jamak
diperlihatkan oleh pemilihan kepada daerah di &ndonesia setiap tahunnya" *eran partai politik dan elit sangat
krusial dalam tradisi politik patronklien di &ndonesia, sehingga responsi!itas kepolisian dapat dimulai jauh
sebelum momen pemilihan tersebut berlangsung dengan mengajak elit untuk berkompetisi dengan beretika"
entang aktu hingga pertengahan 2016 nanti merupakan aktu yang sangat krusial bagi kepolisian untuk
mulai menyusun atau mere>isi langkahlangkah strategis untuk mengamankan tahun politik ini" %elain
meningkatkan kembali pro!esionalitas, kepolisian perlu menjalankan strategistrategi yang tidak hanya bersi!atumum dan normati!, namun juga mengoptimalkan peranperan handal anggota pada tingkat lokal" -alker dan
7/24/2019 Makalah_pemilu
5/14
-aterman turut merumuskan pemahaman baha kepolisian pada dasarnya institusi yang lokal, non partisan
yang hanya melaksanakan !ungsi melayani dan melindungi" Dalam kerangka ini, kepolisian akan menjadi
institusi yang lebih responsi! dan tidak terbaa oleh arus politik"
Sikap Polri untuk Antisipasi KeamananPemilu 2014
OPINI| 10 July 2013 | 13:28 Dibaca: 1655 Komentar: 1 2
Per*elatan menjelan$ Pemili*an /mum 2014 sebentar la$i akan berlan$sun$(
Se$ala persiapan maupun kesiapan masi* terus dilakukan( Sementara itu dari
se$i keamanan! Presiden Susilo )amban$ 9ud*o,ono "S)9# men$instruksikan
a$ar keamanan menjelan$ kampan,e nanti dipastikan baik! k*ususn,a ba$i
Polisi Republik Indonesia atau Polri untuk bertindak lebi* proessional dan
proposional! serta bersikap netral dalam men$antisipasi adan,a $an$$uan
keamanan jelan$ pemilu nanti(
Meman$ dalam keadaan ini tu$as ,an$ diemban kepolisian meman$ san$atla*
strate$is( Den$an kata lain! instruksi S)9 *arus se$era disikapi untuk menja$a
keutu*an ban$sa den$an landasan *ukum ,an$ ada( pala$i terkait den$an
tu$as
pengamanan pemilu 2014 nanti% setidakna tugas ang diem$an Polri untuk men#aga
keamanan $angsa ini harus le$ih maksimal lagi.
Sementara itu% dalam hal kompetisi politik merupakan salah satu pilar atau landasan
demokrasi di !ndonesia. Setidakna 'ara inilah ang merupakan salah satu 'ara ter$aik untuk
memilih salah satu pemimpin negara pada saat ini. Sementara itu% dalam per#alananna
pemilu di !ndonesia menganut asas lu$er/ angsung "mum e$as dan +ahasia% kemudian di
era reormasi $erkem$ang men#adi asas urdil/ u#ur dan 3dil.
Oleh se$a$ itulah kirana $erlangsungna pemilu 2014 nanti $er#alan dengan aman dan $aik
tanpa adana konlik*konlik ang mengaki$atkan #atuhna kor$an. ,an $agi kita se$agai
rakat ang taat akan hukum kirana ikut men#aga keamanan dan keterti$an% dan harus
dipahami $ersama $ah-a tugas dan tanggung #a-a$ mem$uat keseluruhan pemilihan umum
aman% terti$ damai serta $ukan hana ada dipundak Polri sa#a% melainkan semua elemen
rakat untuk dapat men#aga keterti$an dan keamanan $angsa ini.
Penulis #uga menilai dalam penelesaian masalah keamanan ini tidak hana mengendalikan
dan mengedepankan aparat keamanan sa#a. 3palagi #ika penelesaianna dapat dianggap
hana dengan menggunakan sen#ata. Karena menurut penulis di$utuhkan koordinasi ang
intensi antara KP" (Komisi Pemilihan "mum) se$agai penelenggara pemilu dengan aparat
keamanan dalam mengantisipasi mun'ulna masalah keamanan.
egitu pula terhadap peningkatan toleransi antar umat $eragama di !ndonesia. Karena
diakini dengan peningkatan toleransi antar umat $eragama% nantina men#elang pelaksanaanpemilu 3pril 2014 mendatang $enturan antar kelompok masarakat tidak ter#adi. ,engan
http://www.kompasiana.com/posts/type/opinion/http://www.kompasiana.com/posts/type/opinion/http://www.kompasiana.com/posts/type/opinion/7/24/2019 Makalah_pemilu
6/14
kerukunan sosial terse$ut men'iptakan iklim ang 'ukup positi serta men'egah konlik*
konlik ang mungkin ter#adi. ,engan kata lain% tugas pengamanan men#elang pemilu nanti
dapat sedikit teratasi dengan kerukunan sosial ini. Ke$ersamaan diantara anak $angsa dalam
men#aga kerukunan sosial men#adi kun'i utama untuk menghindarkan negeri ini dari $er$agai
$enturan dan kekerasan sosial untuk menghadapi pesta demokrasi lima tahunan pada 2014
mendatang.
*&;KD ;?%:? D $$? *;& D;M*==?K +:K:M D *=/&*$ %&%$=M KM$M%
Pendahuluan
Rangkaian pelaksanaan pemilihan kepala daerah secara langsung (Pilkada)masih terus bergulir hingga saat ini, sejak dilaksanakan pertama kali padapertengahan tahun 2005.
Dinamika penyelenggaraan Pilkada sudah kita ketahui bersama melalui
berbagai pemberitaan di mass media, baik cetak maupun elektronik, termasukmunculnya berbagai prediksi terhadap pelaksanaan Pilkada, mulai dari prediksioptimis dengan landasan objekti yang dibumbui rumus!rumus yang memusingkankepala, hingga prediksi yang asal!asalan sekedar ingin menyenangkan salah satucalon peserta.
Dalam konteks pemilihan kepala daerah secara langsung, mungkin berbagaikesulitan, halangan, atau kesalahan dalam proses pelaksanaannya dipastikanmenimbulkan perdebatan atau perbenturan pendapat yang bercorak!ragam."epanjang pergulatan antara berbagai kepentingan dilakukan dalam koridordemokratis dan dengan cara!cara yang air, tentu sangat berguna bagi lahirnya ide!
ide baru untuk penyempurnaan Pilkada berikutnya.
#erdasarkan Pasal 5$ ayat (%) &ndang!&ndang 'omor 2 ahun 200* tentangPemerintahan Daerah, telah diamanatkan perihal menyelenggarakan pemilihan+epala Daerah dan akil +epala Daerah yang dilaksanakan secara langsung olehrakyat. -al ini sejalan dengan amanat &ndang!&ndang Dasar 'egara Republikndonesia ahun %/*5 dan &ndang!&ndang 'omor 22 ahun 200 tentang "usunandan +edudukan PR, DPR,DPD dan DPRD.
Prinsip dasar ang dianut dalam pemilihan Kepala ,aerah dan 5akil Kepala ,aerah
adalah dalam rangka mengem$angkan nilai*nilai kehidupan demokrasi dengan
mengedepankan penggunaan hak kedaulatan dan politik rakat se'ara demokratis% transparandan akunta$el% sedangkan asas ang digunakan dalam pemilihan Kepala ,aerah dan 5akil
Kepala ,aerah% aitu langsung% umum% $e$as% rahasia% #u#ur% dan adil. ,engan demikian
idealna% setiap -arga negara dapat ter#amin penggunaan hak pilihna sesuai dengan hati
nurani tanpa adana tekanan dari pihak*pihak tertentu.
idak dipungkiri, dalam praktiknya pelaksanaan Pilkada selalu menimbulkangejolak, terbukti tidak ada satupun penyelenggaraan Pilkada yangberjalan zonderkonlik, yang umumnya berakar dari ketidakpuasan terhadap hasilakhir Pilkada, sebagaimana diketahui dalam conflict fuctionalismterdapatkonsep deprivationdan sense of injustice.Pada konsep ini, perasaan diperlakukansecara tidak adil merupakan penyebab timbulnya konlik. Di luar kemungkinanadanya upaya mobilisasi massa dari pihak yang memiliki kepentingan!kepentingantertentu.
7/24/2019 Makalah_pemilu
7/14
unculnya beragam konlik yang menyertai pelaksanaan Pilkada sejatinyaingin menggambarkan bah1a pelaksanaan Pilkada tidak lagi sekedar pertarunganuntuk memperebutkan kursi nomor satu di daerah yang diharapkan mampumemba1a daerah pada kehidupan yang lebih baik, tetapi lebih dari itu adanyasebuah pertarungan antar berbagai kekuatan dengan modal sumber daya yang
tidak terbatas, apalagi dengan dibalut oleh satu tujuan yang penting calonkumenang. Padahal, proses pemilihan +epala Daerah dan akil +epala Daerahsecara langsung pada dasarnya bukan sekedar memilih siapa yang akan menjadipimpinan daerahnya melainkan,lebih dari itu, suatu proses pembelajarankehidupan berpolitik dan demokrasi yang ter1adahi dalam suatu koridor hukumyang benar.
Pengalaman keberhasilan penyelenggaraan Pemilihan &mum 3egislati,Presiden dan akil Presiden yang telah berhasil dan berjalan dengan baik dandiakui oleh dunia internasional, hendaknya dapat menjadi pelajaran yang sangatberharga dalam rangka pelaksanaan pemilihan +epala Daerah dan akil +epala
Daerah secara langsung oleh rakyat.4gar penyelenggaraan Pilkada berlangsung dengan sukses, tentu harus
dibarengi dengan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (+amtibmas) yangkondusi. Disinilah peran penting Polri sebagai pengemban ungsi pemerintahanyang bertugas sebagai pelindung, pengayom, pelayan masyarakat, untukbertanggung ja1ab dalam menga1al pelaksanaan Pilkada agar berjalan dengandamai dan tertib.
Potensi Konflik
Pakar Politik% uan in6 dan 3lred Stepan mengatakan% suatu negara dikatakan
demokratis $ila memenuhi prasarat antara lain memiliki ke$e$asan kepada masarakatuntuk merumuskan preerensi*preerensi politik mereka melalui #alur*#alur perserikatan%
inormasi dan komunikasi7 mem$erikan ruang $erkompetisi ang sehat dan melalui 'ara*'ara
damai7 serta tidak melarang siapapun $erkompetisi untuk #a$atan politik. ,alam hal ini #elas%
kompetisi politik ang damai men#adi prasarat penting $agi demokrasi. Oleh karena itu%
salah satu agenda terpenting dalam konteks Pilkada langsung adalah meminimalisasi potensi*
potensi konlik.
"ndang*undang Nomor 82 9ahun 2004 tentang Pemerintahan ,aerah telah
mem$erikan landasan pelaksanaan pemilihan Kepala ,aerah dan 5akil Kepala ,aerah ang
se'ara garis $esar meliputi dua tahap% aitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. asa
persiapan meliputi pem$eritahuan ,P+, kepada K, maupun KP", mengenai
$erakhirna masa #a$atan Kepala ,aerah% pem$entukan Panitia Penga-as% PPK% PPS% serta
pendataran pemantau% sedangkan tahap pelaksanaan meliputi penetapan datar pemilih%
pengumuman pendataran dan penetapan 'alon% kampane% masa tenang% pemungutan suara%
penghitungan suara% penetapan pasangan 'alon serta pengusulan pasangan 'alon terpilih.
erdasarkan hasil pemantauan pada $e$erapa pelaksanaan Pilkada% diperoleh
gam$aran $e$erapa permasalahan ang mun'ul%antara lain:
%. Penetapan tata cara dan jad1al tahapan Pilkada
7/24/2019 Makalah_pemilu
8/14
Dapat terjadi terutama dalam hal penetapan tata cara yang dipandanglebih menguntungkan atau meringankan pasangan calon tertentu.
2. Pembentukan Panitia Penga1as
Dalam pembentukan panitia penga1as harus benar!benar didasarkanasas netralitas dan obyektiitas. Panitia penga1as diambil daribeberapa anggota masyarakat yang memiliki hak pilih karena itu yangperlu diantisipasi pada tahapan ini adalah upaya mempengaruhi ataumemanaatkan masing!masing personal oleh kelompok tertentu, aksiteror terhadap panitia pelaksana Pilkada, penga1as Pilkada sertamasyarakat yang mempunyai hak pilih dengan tujuan agar Pilkada tidakterlaksana.
. Penetapan datar Pemilih
Potensi kera1anan dapat terjadi apabila muncul pendataan ganda atausebaliknya 1arga masyarakat belum juga didata menjadi calon pemilihsedangkan yang bersangkutan memiliki hak pilih.
*. Pendataran dan Penetapan alon pasangan
+onlik dapat muncul karena adanya ketidakpuasan dari massapendukung6simpatisan karena calonnya tidak terdatar sebagai pesertaPilkada, atau ketidakpuasankarena calon tidak lolos seleksi ditingkatinternal Parpol.
5. Pengadaan logistik
Didaerah!daerah tertentu yang sulit dijangkau akan memunculkanmasalah kelambatan dalam penyaluran logistic, baik disebabkan kondisialam maupun kendala alat transportasi.
$. +ampanye
+egiatan kampanye merupakan titik yang paling krusial dalam prosesPilkada karena kedekatan emosi antara pemilih dan calon. Potensi
konlik dapat terjadi sebagai akibat munculnya black campaignyangbertujuan untuk menjatuhkan salah satu6 beberapa calon kepaladaerah61akilnya dengan isu!isu yang negati dan cenderungmemitnah, agitasi yang dilakukan oleh orator kampanye, pelanggaranpenggunaan asilitas 'egara.
7. Pemungutan suara dan perhitungan suara
Proses pemungutan suara dan perhitungan suara perlu diantisipasimengingat pada tahapan ini akan muncul berbagai masalah yangpotensial berujung pada terjadinya konlik baik 8ertikal maupunhori9ontal, seperti: penggunaan hak pilih lebih dari satu kali,
7/24/2019 Makalah_pemilu
9/14
penasiran sah tidaknya kertas suara, munculnya prediksi!prediksi a1alhasil perhitungan suara yang dilakukan oleh lembaga sur8ey.
;. Penertapan dan pengusulan calon terpilih
+egiatan penetapan dan pengusulan calon terpilih dapat dimanaatkanoleh pihak!pihak yang kalah untuk mempro8okasi massapendukung6simpatisan yang bertujuan menciptakan kondisi instabilitas."elain itu, upaya pihak yang kalah untuk mengajukan gugatan keahkamah +onstitusi terhadap hasil pelaksana Pilkada dapatmemunculkan ketidakpuasan dari massa pendukung6simpatisan dapatberujung pada munculnya konlik.
/. Pelantikan
enjelang pelantikan pasangan terpilih dapat dimanaatkan oleh pihak!pihak yang tidak puas untuk menggerakkan massa menentang prosespelantikan atau melakukan sabotase.
Potensi*potensi konlik di atas #elas men#adi salah satu peker#aan rumah seluruh
peren'ana dan penelenggara Pilkada langsung. Kalau tidak diantisipasi $aik se#ak dini%
dikha-atirkan Pilkada nanti $akal menim$ulkan konlik politik ang tidak hana merugikan
kepentingan rakat% tetapi #uga merusak $enih*$enih demokrasi di tingkat lokal.
Upaya Polri dalam penegakan hukum dan penciptaan sistem Kamtibmas
,engan memperhatikan pada potensi konlik ang ter#adi% maka ada $e$erapa upaaang dapat dilakukan oleh Polri dalam menga-al pelaksanaan Pilkada% antara lain:
Preemtif
Deteksi dini dan kaji secara berkesinambungan setiapperkembangan yang
terjadi di tengah!tengah masyarakat yang potensial menimbulkan konlik
baik 8ertikal maupun hori9ontal