9
B.18 MANAJEMEN RITEL GUNA MENGHADAPI PERSAINGAN BAGI TOKO TRADISIONAL 1,2,3,4 Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Malang [email protected], [email protected], [email protected], [email protected] Abstrak Toko Rejeki Mrajak dikategorikan sebagai UMKM, dengan fokus bisnis pada usaha ritel yang dikelola secara tradisional. Sebagai ritel tradisional dihadapkan pada beberapa kendala, selain persaingan antara peritel sejenis juga dengan ritel-ritel modern seperti Alfamart, Indomaret yang sudah merambah hampir ke seluruh pelosok negeri. Masalah yang dihadapi antara lain: perubahan trend belanja, penurunan konsumsi, menjaga loyalitas konsumen, dan pemenuhan kebutuhan konsumen. Penelitian dilakukan dengan teknik eksperimen, yaitu melihat hasil obyek penelitian sebelum dan setelah dilakukan tindakan. Tindakan yang dipilih berupa diskusi, penyampaian materi, dan memberikan saran serta beberapa contoh. Hasil setelah dilakukan tindakan, Toko Rejeki Mrajak yang semula hanya fokus pada transaksi offline, sekarang juga memperkuat operasional usahanya secara online, memperkuat hubungan dengan konsumen dengan beberapa kegiatan yang bertujuan menjaga hubungan antara peritel dengan konsumen, lebih memiliki rasa percaya diri dalam mengelola usahanya untuk bersaing dengan tidak berfokus hanya kepada modal namun lebih kepada unsur-unsur keunggulan bersaing yang memenuhi ciri khas toko yang tidak dimiliki oleh pesaing. Kata-kata kunci:manajemen, ritel, manajemen ritel, persaingan, toko Abstract Toko Rejeki Mrajak is categorized as SMEs, with a business focus on traditionally managed retail businesses. As a traditional retailer it is faced with several obstacles, apart from competition between similar retailers as well as modern retailers such as Alfamart and Indomaret which have penetrated almost all corners of the country. The problems faced include: changing shopping trends, decreasing consumption, maintaining consumer loyalty, and having to provide for consumer needs. The research was conducted using experimental techniques, by looking at the results of the research object before and after the action was taken. The actions chosen are in the form of discussion, delivery of material, and providing suggestions and some examples. The results after taking action, Toko Rejeki Mrajak, which initially only focused on offline transactions, now also strengthens its online business operations, strengthens relationships with consumers with several activities aimed at maintaining relationships between retailers and consumers, has more confidence in managing its business to compete by not focusing only on capital but more on the elements of competitive advantage that fulfill the shop characteristics that competitors do not have. keywords: management, retail, retail management, competitive, toko 1. PENDAHULUAN Ritel modern seperti Alfamart dan Indomaret berkembang sangat pesat di beberapa kota di Indonesia. Sebenarnya selain Alfamart dan Indomaret masih banyak pemain minimarket lain. Sebut saja Circle K, Starmart, Yomart, AMPM, dan beberapa nama lainnya (termasuk pemain lokal). Oleh: Farika Nikmah 1 , Nilawati Fiernaningsih 2 , Pudji Herijanto 3 , Erlangga Andi 4 ISSN: 2442-5486 | Volume 5, 07 OKTOBER 2020

MANAJEMEN RITEL GUNA MENGHADAPI PERSAINGAN BAGI …

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MANAJEMEN RITEL GUNA MENGHADAPI PERSAINGAN BAGI …

B.18

MANAJEMEN RITEL GUNA MENGHADAPI PERSAINGAN BAGI TOKO TRADISIONAL

1,2,3,4 Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Malang

[email protected], [email protected],

[email protected], [email protected]

Abstrak Toko Rejeki Mrajak dikategorikan sebagai UMKM, dengan fokus bisnis pada usaha ritel yang dikelola

secara tradisional. Sebagai ritel tradisional dihadapkan pada beberapa kendala, selain persaingan antara peritel

sejenis juga dengan ritel-ritel modern seperti Alfamart, Indomaret yang sudah merambah hampir ke seluruh

pelosok negeri. Masalah yang dihadapi antara lain: perubahan trend belanja, penurunan konsumsi, menjaga

loyalitas konsumen, dan pemenuhan kebutuhan konsumen. Penelitian dilakukan dengan teknik eksperimen,

yaitu melihat hasil obyek penelitian sebelum dan setelah dilakukan tindakan. Tindakan yang dipilih berupa

diskusi, penyampaian materi, dan memberikan saran serta beberapa contoh. Hasil setelah dilakukan tindakan,

Toko Rejeki Mrajak yang semula hanya fokus pada transaksi offline, sekarang juga memperkuat operasional

usahanya secara online, memperkuat hubungan dengan konsumen dengan beberapa kegiatan yang bertujuan

menjaga hubungan antara peritel dengan konsumen, lebih memiliki rasa percaya diri dalam mengelola usahanya

untuk bersaing dengan tidak berfokus hanya kepada modal namun lebih kepada unsur-unsur keunggulan

bersaing yang memenuhi ciri khas toko yang tidak dimiliki oleh pesaing.

Kata-kata kunci:manajemen, ritel, manajemen ritel, persaingan, toko

Abstract

Toko Rejeki Mrajak is categorized as SMEs, with a business focus on traditionally managed retail businesses. As a traditional retailer it is faced with several obstacles, apart from competition between similar retailers as well as modern retailers such as Alfamart and Indomaret which have penetrated almost all corners of the country. The problems faced include: changing shopping trends, decreasing consumption, maintaining consumer loyalty, and having to provide for consumer needs. The research was conducted using experimental techniques, by looking at the results of the research object before and after the action was taken. The actions chosen are in the form of discussion, delivery of material, and providing suggestions and some examples. The results after taking action, Toko Rejeki Mrajak, which initially only focused on offline transactions, now also strengthens its online business operations, strengthens relationships with consumers with several activities aimed at maintaining relationships between retailers and consumers, has more confidence in managing its business to compete by not focusing only on capital but more on the elements of competitive advantage that fulfill the shop characteristics that competitors do not have. keywords: management, retail, retail management, competitive, toko

1. PENDAHULUAN Ritel modern seperti Alfamart dan

Indomaret berkembang sangat pesat di beberapa kota di Indonesia. Sebenarnya

selain Alfamart dan Indomaret masih banyak pemain minimarket lain. Sebut saja Circle K, Starmart, Yomart, AMPM, dan beberapa nama lainnya (termasuk pemain lokal).

Oleh:

Farika Nikmah1, Nilawati Fiernaningsih2, Pudji Herijanto3, Erlangga Andi4

ISSN: 2442-5486 | Volume 5, 07 OKTOBER 2020

Page 2: MANAJEMEN RITEL GUNA MENGHADAPI PERSAINGAN BAGI …

B.19

Namun, yang tampak di mata masyarakat adalah adu kuat antara Alfamart dan Indomaret. Maklum, kedua merek minimarket ini sangat agresif menggarap pasar hingga ke kawasan perumahan. Saking ketatnya bersaing, mereka seperti tak peduli dengan kedekatan lokasi toko. Dalam radius 10 meter, gampang sekali dijumpai toko Alfamart berhadapan dengan Indomaret.

Perkembangan Alfamart dan Indomaret telah merambah hampir di setiap sudut kota dan desa. Kedua minimarket ini bisa dijalankan oleh perorangan dengan sistem waralaba atau franchise. Kedua toko tersebut selalu menghiasi tepi jalanan dan hampir dapat dipastikan letaknya selalu berdekatan. Uniknya meskipun keduanya berdekatan namun masing-masing toko sangat banyak pembelinya. Hal ini terjadi karena keduanya memiliki pola marketing yang hampir sama. Mereka memiliki manajemen dan strategi pemasaran yang matang sehingga mengena dihati masyarakat.

Menurut Kotler dan Keller (2009) “pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial”. Dalam praktiknya, kegiatan pemasaran dilakukan untuk mendapatkan keuntungan dengan cara memenuhi kebutuhan konsumen. Prinsip dasar inilah yang dijadikan pedoman, bahwa keberadaan mereka dalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Melihat pesatnya perkembangan kedua minimarket ini tentu merupakan suatu ketakutan bagi para pedagang toko kelontong/pedagang kecil/pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kehadiran minimarket ini telah mengusik kenyamanan pelaku UMKM yang bergerak dibidang sejenis. Para konsumen yang sebelumnya berbelanja di toko-toko kecil mulai berpaling membelanjakan uangnya ke minimarket Alfamart dan Indomaret.

Hal ini terjadi karena kedua minimarket ini mampu memenuhi kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder masyarakat.

Ketersediaan produk yang selalu terjaga, baik produk makanan, minuman, alat tulis, produk kecantikan, pulsa, hingga peralatan rumah tangga lainnya. Keadaan gerai yang selalu tertata rapi dengan jarak yang teratur, bersih, pencahayaan yang terang dan sebagainya. Produk selalu lengkap, tersedia dan gampang mengambilnya. Harga produk yang sangat terjangkau yang tidak jauh berbeda dengan usaha UMKM. Keadaan ini bukan lagi sekedar pesaing, tetapi telah berdampak pada kerugian akibat menurunnya pendapatan bagi para UMKM/toko kecil. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, disampaikan pengertian UMKM adalah: “Sebuah perusahaan yang digolongkan sebagai UMKM adalah perusahaan kecil yang dimiliki dan dikelola oleh seseorang atau dimiliki oleh sekelompok kecil orang dengan jumlah kekayaan dan pendapatan tertentu”

Kebijakan pemberdayaan UMKM secara umum diarahkan untuk mendukung upaya-upaya penanggulangan kemiskinan dan kesenjangan, penciptaan kesempatan kerja dan peningkatan ekspor, serta revitalisasi pertanian dan perdesaan, yang menjadi prioritas pembangunan nasional dalam tahun 2006.

Dalam kerangka itu, pengembangan UMKM diarahkan agar memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penciptaan kesempatan kerja, peningkatan ekspor dan peningkatan daya saing, sementara itu pengembangan usaha skala mikro diarahkan untuk memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan masyarakat berpendapatan rendah, khususnya di sektor pertanian dan perdesaan. Kinerja nyata yang dihadapi oleh sebagian besar usaha terutama UMKM di Indonesia yang paling menonjol adalah rendahnya tingkat produktivitas, rendahnya nilai tambah, dan rendahnya kualitas produk. Walau diakui pula bahwa UMKM menjadi lapangan kerja bagi sebagian besar pekerja di Indonesia, tetapi kontribusi dalam output

ISSN: 2442-5486 | Volume 5, 07 OKTOBER 2020

Page 3: MANAJEMEN RITEL GUNA MENGHADAPI PERSAINGAN BAGI …

B.20

nasional di katagorikan rendah. Hal ini dikarenakan UMKM, khususnya usaha mikro dan sektor pertanian (yang banyak menyerap tenaga kerja), mempunyai produktivitas yang sangat rendah. Bila upah dijadikan produktivitas, upah rata-rata di usaha mikro dan kecil umumnya berada dibawah upah minimum.

Kondisi ini merefleksikan produktivitas sektor mikro dan kecil yang rendah bila di bandingkan dengan usaha yang lebih besar. Di antara berbagai faktor penyebabnya, rendahnya tingkat penguasaan teknologi dan kemampuan wirausaha di kalangan UMKM menjadi isu yang mengemuka saat ini. Pengembangan UMKM secara parsial selama ini tidak banyak memberikan hasil yang maksimal terhadap peningkatan kinerja UMKM.

Bukan hanya upaya meningkatkan produktifitas UMKM saja yang harus dilakukan pemerintah, namun juga membuat kebijakan tentang pembatasan wilayah/ ekspansi para peritel sehingga dapat melindungi eksistensi toko-toko kecil. Meski dilakukan perbaikan apapun, UMKM mulai awal sudah kalah dengan keberadaan ritel-ritel besar. Modal, teknologi, manajemen yang tak akan terkejar oleh UMKM. Hanya bisa dilakukan dengan melakukan suatu hal yang unik yang tidak dapat dilakukan oleh ritel-ritel besar. 2.MEODOLOGI PENELITIAN 2.1.Lokasi dan Metode Penelitian

Penelitian dilakukan di toko ritel tradisional, Toko Rejeki Mrajak, Jl. Cendrawasih No. 1 Desa Ringinrejo, Kec. Ringinrejo Kab. Kediri. Metode penelitian dilakukan dengan metode eksperimen, dimana di dapat data dengan cara observasi dan wawancara mendalam. Mekanisme lebih rinci tentang kegiatan penelitian ini yaitu digambarkan keadaan obyek penelitian sebelumnya dan setelah dilakukan eksperimen untuk dilakukan analisis.

3.Hasil Penelitian dan Bahasan

Toko Rejeki Mrajak merupakan toko ritel tradisional termasuk dalam kategori UMKM. Dalam pengelolaannya, mengalami beberapa kendala yang sebenarnya merupakan masalah umum yang dihadapi oleh sebagian besar peritel tradisional dengan hadirnya pesaing-pesaing dan perubahan pasar serta sosial masyarakat. Berikut masalah-masalah yang dihadapi oleh Toko Rejeki Mrajak berdasarkan hasil wawancara mendalam: 1. Perubahan trend belanja

2. Penurunan konsumsi

3. Mempertahankan loyalitas konsumen

4. Pemenuhan keinginan konsumen

sehingga disampaikan beberapa perlakuan untuk memberikan saran, motivasi dan solusi atas masalah yang dihadapi, dengan beberapa perlakuan sebagai berikut: A. Diskusi dengan memberikan materi

tentang prinsip jual beli yang baik

berdasarkan perspektif Islam

Bisnis eceran, yang kini populer di sebut bisnis ritel, merupakan bisnis yang menghidupi banyak orang dan memberi banyak keuntungan bagi sementara orang lainya. Pada saat krisis moneter melanda Indonesia pada akhir tahun 1997, yang kemudian berkembang menjadi krisis ekonomi, perekonomian Indonesia banyak tertolong oleh sektor perdangangan eceran. Industr ritel di Indonesia memberikan kontribusi yang besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan juga menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Sebagai negara yang membangun, angka pertumbuhan industri ritel Indonesia dipengaruhi oleh kekuatan daya beli masyarakat, pertambahan jumlah penduduk, dan juga adanya kebutuhan masyarakat akan pemenuhan produk konsumsi.

Kehadiran industri ritel modern pada dasarnya memanfaatkan pola belanja masyarakat terutama kelas menengah ke atas yang tidak mau berdesak-desakan di dalam

ISSN: 2442-5486 | Volume 5, 07 OKTOBER 2020

Page 4: MANAJEMEN RITEL GUNA MENGHADAPI PERSAINGAN BAGI …

B.21

pasar tradisional yang biasanya dengan kondisi kumuh, kotor dan tidak tertata dengan rapi. Walaupun kehadiran ritel modern ini di soroti dapat mematikan pasar tradisional karena mempunyai keunggulan pada banyak faktor, perkembanganya sendiri dapat dikatakan tidak terbendung.

Jika diamati lebih lanjut maka persaingan bisnis ritel atau eceran itu cenderung makin tidak sehat. Pemerintah cenderung mengobral ijin terhadap pemain besar, bahkan hypermaket, meskipun sebenarnya pasarnya sudah jenuh, tampak di beberapa kota mulai ada gerai ritel besar yang tutup, sedangkan di perumahan-perumahan dan kampung-kampung ritel tradisional terancam oleh waralaba mini market. Dalam iklim usaha yang tidak sehat berlaku hukum rimba. Siapa yang kuat dialah yang keluar sebagai pemenang. Mungkin di Indonesia belum separah itu, tetapi jika tidak segera di benahi maka potensi berlaku hukum rimba akan semakin besar. .

Dalam kajian hukum Islam terdapat aturan atau nas yang harus dilakukan ketika melaksanakan transaksi jual beli. Mulai dari syarat, rukun jual beli (meliputi pembeli, penjual, dan barang yang di jual) demikian juga proses mengalirnya barang dari produsen ke konsumen.

Kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti adat, watak, akhlak, moral dan kesusilaan (Nawatmi, 2010). Menurut Aziz (2013) etika berkaitan dengan kebiasaan, nilai-nilai dan tata cara hidup yang baik, yang dianut dan diwariskan secara turun-temurun. Etika adalah suatu kesadaran yang ada pada diri seseorang atas dasar nilai dan rasa tanggung jawab terhadap sesuatu yang dianggap baik atau buruk serta diperbolehkan atau tidak diperbolehkan. Sehingga segala perbuatan yang dilakukan berdasarkan pada baik dan benar. Selain itu, menurut Aziz (2013:24) etika diartikan sebagai “ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya manusia

hidup bermasyarakat yang menyangkut aturan dan prinsip dalam bertingkah laku yang benar, yaitu : (1) baik dan buruk, (2) kewajiban dan tanggung jawab”.

Dalam Islam, etika dapat dimaknai sebagai akhlak atau adab seseorang yang bertujuan untuk mendidik moralitas manusia. Kata bisnis dimaknai sebagai kegiatan berdagang, dan usaha komersil di bidang perdagangan. Bisnis merupakan suatu istilah yang berguna untuk menjelaskan segala aktivitas menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari. Bisnis juga dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh penghasilan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara mengolah sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

Menurut Straub dan Attner (Yusanto dkk, 2002:15) bisnis adalah “suatu organisasi yang menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barang-barang dan jasa-jasa yang diinginkan oleh para konsumen untuk memperoleh profit”. Dalam pandangan Islam, bisnis dipahami sebagai suatu aktivitas bisnis yang tidak dibatasi oleh jumlah (kuantitas) kepemilikan harta (barang/jasa) termasuk profitnya, akan tetapi dibatasi dalam cara perolehan dan pendayagunaan hartanya yaitu ada aturan halal dan haram. Islam menempatkan aktivitas perdagangan ataupun bisnis kedalam suatu posisi yang strategis untuk mencari rezeki dan penghidupan. Seperti yang telah disebutkan dalam sabda Rasulullah SAW: “Perhatikan olehmu sekalian perdagangan, sesungguhnya di dunia perdagangan itu ada sembilan dari sepuluh pintu rezeki.”

Badroen (2005:15), mengartikan etika bisnis adalah “seperangkat nilai tentang baik dan buruk, benar dan salah wajar atau tidak wajar serta diperbolehkan atau tidaknya perilaku manusia dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip dan moralitas”.

ISSN: 2442-5486Volume 5, 07 OKTOBER 2020

Page 5: MANAJEMEN RITEL GUNA MENGHADAPI PERSAINGAN BAGI …

B.22

Selain itu, etika bisnis juga dapat dimaknai sebagai suatu prinsip dan norma, yang dijalankan oleh para pelaku bisnis yaitu para pedagang dalam bertransaksi, berperilaku untuk mencapai tujuan bisnis dengan selamat. Menurut Amalia (2014:135), “etika bisnis dalam Islam adalah sejumlah perilaku etis bisnis (akhlaq al Islamiyah) yang dibungkus dengan nilai-nilai syariah yang mengedepankan halal dan haram. Perilaku etis yang dimaksud adalah perilaku yang mengikuti perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya”. Jadi, pada dasarnya etika bisnis Islam sama dengan etika bisnis yang telah di paparkan di atas, hanya saja dalam Islam yaitu memposisikan bisnis sebagai usaha dari manusia untuk mencari keridhaan dari Allah SWT, memperhatikan cara perolehan dan pendayagunaan hartanya yaitu ada aturan halal dan haram serta memiliki rasa tanggung jawab pribadi dan sosial. Berikut prinsip-prinsip etika bisnis dalam Islam:

Untuk mencapai keberkahan atas usaha atau bisnis yang dilakukan, maka seorang pelaku bisnis harus memperhatikan beberapa prinsip etika yang telah diatur dalam Islam, antara lain: 1. Kejujuran

2. Menjual barang yang baik mutunya.

3. Bersikap ramah tamah dan membangun

hubungan baik dalam melakukan bisnis.

4. Tidak melakukan sumpah palsu.

5. Dilarang menjelekkan bisnis orang lain

agar orang lain membeli kepadanya.

6. Bisnis yang dilakukan harus terbebas dari

riba dan barang yang dijual merupakan

barang yang suci dan halal.

7. Membayar upah para pekerja atau

karyawan sebelum keringatnya kering.

8. Melakukan persaingan bisnis yang sehat

antara sesama pebisnis.

B. Saran/masukan dan memberikan

contoh

Saran yang diberikan untuk memecahkan masalah tentang perubahan trend belanja, yaitu: maraknya online shop, memberikan dampak bagi Toko Rejeki Mrajak yang hanya mengandalkan transaksi offline. Disampaikan saran bahwa perlu untuk menyesuaikan dengan trend. Online bukan sesuatu yang sulit, hanya perlu sedikit perubahan. Bukan harus yang berubah drastis, namun sedikit mengikuti apa yang menjadi selera konsumen saat ini. Media online yang digunakan pun dapat hanya HP Android yang memang sudah menjadi teman kita sehari-hari. Intinya online ini untuk melengkapi offline, bahwa keberadaan toko masih perlu, namun jika toko sedang tutup, sebenarnya transaksi toko masih terus berjalan.

Hasil dari saran yang disampaikan, Hj. Dyan sekarang sudah terbiasa menggunakan media Whatsaap untuk mempromosikan barang dagangannya sesuai dengan musim. Jika musim tahun ajaran baru, maka yang disampaikan informasi seputar kebutuhan sekolah, jika menjelang hari raya Idul Fitri, informasi produk yang disampaikan seputar peralatan ibadah, dan kebutuhan sehari-hari jika untuk aktifitas hari-hari. Serta memberikan fasilitas antar barang “free ongkir” untuk area sekitar, maksimal 25 km dari lokasi toko, untuk lokasi yang lebih jauh menggunakan ekspedisi dan biaya dibebankan ke pembeli, pembayaran dengan transfer juga dilakukan. Berikut salah satu promosi melalui media WA yang sudah dilakukan: Saran yang diberikan untuk memecahkan masalah tentang penurunan belanja, yaitu: Terutama pada masa pandemi-COVID 19 ini, konsumen lebih berfokus pada produk yang memiliki fungsi dan nilai untuk memenuhi kebutuhan, dibanding memenuhi keinginan dan ego gengsi semata. Sebenarnya menjadi peluang bagi peritel tradisional, dimana konsumen

ISSN: 2442-5486Volume 5, 07 OKTOBER 2020

Page 6: MANAJEMEN RITEL GUNA MENGHADAPI PERSAINGAN BAGI …

B.23

tidak menghiraukan keberadaan brand tertentu dan memandang seluruh produk pada perspektif netral. Jadi, menjadi kesempatan ritek tradisional, karena konsumen tidak lagi memilih untuk mengedepankan prestise, gengsi, misalnya yang biasanya belanja di ritel modern bahkan di mal-mal besar, menjadi cukup memilih ritel tradisional untuk pemenuhan kebutuhan belanja barang sehari-hari.

Maka untuk sementara ini disarankan menjual produk yang lebih berdaya fungsi dengan harga realistis. Dipenuhi dulu hanya untuk kebutuhan sehari-hari yang memang harus tetap dibeli oleh konsumen. Seperti peralatan mandi, selalu menjadi kebutuhan konsumen meskipun dalam kondisi sedang pas-pasan. Sementara untuk kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya tidak mendesak atau dapat ditunda pembeliannya, tidak perlu dulu untuk dipenuhi. Hal ini untuk memastikan perputaran toko dapat terus berlangsung. Jangan sampai berhenti atau macet pada satu produk dan menjadikan macet untuk pemenuhan produk lain yang sebenarnya sedang dibutuhkan konsumen saat ini.

Saat fase normal baru, kurva elastisitas harga kemungkinan akan berubah. Pembeli biasanya menghabiskan lebih banyak waktu untuk mencari produk yang tahan lama dengan harga ekonomis, bahkan lebih berusaha menawar harga. Konsumen lebih banyak memilih untuk menunda pembelian dan membeli lebih sedikit. Konsumen juga cenderung memilih produk yang mereka kenal, ketertarikan untuk mencoba produk baru atau kategori produk baru akan berkurang. Menjelang fase normal baru seperti saat ini, maka harus benar-benar mengenal karakteristik konsumen dan bagaimana respons mereka menghadapi masa krisis. Misalnya, terkait perubahan perilaku belanja, perubahan prioritas konsumsi, produk-produk yang dibutuhkan, termasuk belanja yang dikurangi. Komponen ini akan membantu

mengantisipasi dalam menentukan produk yang harus dipenuhi dan mana yang harus ditunda pemenuhannya di toko. Konsumen juga cenderung bimbang memilih produk yang tepat. Mereka lebih selektif memilih produk yang mereka konsumsi, dan cenderung ingin produk berkualitas bagus dengan harga terjangkau. Perilaku itu muncul karena konsumen lebih berhati-hati dan waspada dengan kemungkinan krisis yang kembali datang. Kondisi keuangan pun kemungkinan belum stabil. Maka itu, Konsumen cenderung beralih ke produk dengan harga relatif lebih murah dibanding produk bermerek terkenal.

Harus memiliki strategi juga dalam menghadapi konsumen yang berhati-hati ini. Pastikan harga ditetapkan sesuai dan wajar, karena konsumen mencari harga dengan pertimbangan termurah. Mungkin akan ditemui konsumen yang lebih memilih menawar harga, sehingga perlu strategi untuk memuaskan kebutuhan konsumen untuk menawar dengan membandrol harga lebih atas sedikit sehingga jika konsumen menawar ada kemungkinan diturunkan harganya, jika konsumen tidak menawar diberi harga diskon yang sebenarnya memang harga normal dari barang tersebut, sehingga memberikan kepuasan atau memenuhi keinginan konsumen secara psikis. Ini memberikan kesempatan kepada ritel tradisional karena lebih bisa adaptif dalam strategi harga, sementara ritel modern menerapkan harga pas (tidak boleh ditawar), sementara sekarang ini dihadapkan pada kondisi psikis konsumen yang rela menawar untuk mendapatkan kesempatan memperleh harga termurah, sebagai prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan keuangan di masa krisis.

Saran yang diberikan untuk memecahkan masalah tentang menjaga loyalitas konsumen, yaitu: Semakin ketatnya persaingan, untuk mendapatkan konsumen yang loyal menjadi semakin sulit. Konsumen mendapatkan banyak pertimbangan pilihan toko dan produk.

ISSN: 2442-5486Volume 5, 07 OKTOBER 2020

Page 7: MANAJEMEN RITEL GUNA MENGHADAPI PERSAINGAN BAGI …

B.24

Namun, tetap diingat bahwa kita ada karena konsumen, sehingga menjadikan konsumen sebagai teman bahkan raja patut tetap dipertimbangkan. Dengan konsumen masyarakat sekitar, bagi Toko Rejeki Mrajak seharusnya lebih mudah mengenali konsumennya. Menjadi penting untuk memahami dan menyelami setiap konsumen. Ada beberapa langkah yang ditawarkan sebagai upaya mempertahankan loyalitas konsumen, seperti: (1) Hj. Dyan beserta suami harus tidak segan-segan terlibat dalam acara kegiatan warga, seperti kegiatan keagamaan, kegiatan sosial dan kegiatan yang lain. Relationship dapat terbangun dari kebersamaan ini. Perasaan sungkan jika tidak memilih toko Rejeki Mrajak karena dekat dan teman baik, dan pertimbangan yang lain pasti muncul dari warga sekitar, (2) berkontribusi dalam kegiatan warga, misalnya pada saat kegiatan santunan anak yatim, hari Kemerdekaan Republik Indonesia, dan kegiatan yang lain, atas nama Toko Rejeki Mrajak ikut menyumbang, (3) bagi konsumen yang sudah menjadi langganan dan dipercaya, diberikan pertimbangan untuk boleh membayar dengan cara mengangsur, (4) melayani kapanpun bagi warga sekitar meski kondisi toko sedang tutup, sehingga terkesan dapat “dijagakne”, (5) bersedia mengantar barang, (6) dapat ditukar jika barang yang dibeli konsumen tidak cocok namun dengan perjanjian sebelumnya, serta memanfaatkan strategi-strategi lain dengan menyesuaikan kondisi masyarakat sekitar. Hal ini dapat dengan bebas dilakukan oleh Toko Rejeki Mrajak karena pengelolaan toko secara mandiri perseorangan, tidak terdapat SOP baku yang perlu dituruti, semua dilakukan dengan fleksibilitas. Tidak seperti ritel modern yang pengelolaannya dengan aturan dan prosedur.

Mengedepankan sisi-sisi humanisti dengan menyentuh psikis konsumen merupakan strategi yang ampuh untuk bersaing dengan ritel modern yang serba

kaku dan penuh aturan. Mengambil kesempatan yang tidak dapat dilakukan oleh ritel modern, memahami kebutuhan konsumen harus dengan jeli selalu dipelajari dan dipahami untuk dapat tetap bertahan. Tidak hanya dari unsur modal suatu usaha dapat bertahan, sisi-sisi kreatifitas dan mau terus belajar dan menerima saran merupakan kekuatan tersendiri yang harus terus diasah.

Saran yang diberikan untuk memecahkan masalah tentang pemenuhan kebutuhan konsumen, yaitu: Memahami kebutuhan konsumen memerlukan lebih dari sekedar intuisi, perlu pemahaman dan mempelajari dengan dalam. Bergabung dengan konsumen dan merasakan sebagai konsumen merupakan cara yang dapat ditempuh. Seringkali bersamaan apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen. Seperti kebutuhan akan shampo. Konsumen membutuhkan shampo berkualitas baik dengan keinginan mendapatkan shampo tersebut dengan harga yang murah. Jelasnya ada harga ada barang. Tidak akan mungkin shampo dengan kualitas baik berharga murah. Sehingga sebagai solusi, menyediakan shampo dengan kualitas baik dengan kemasan kecil/sachet. Sebisa mungkin memenuhi apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen. Kebutuhan konsumen berikutnya adalah kenyamanan. Tidak harus dengan fasilitas yang wah dalam memberikan kenyamanan kepada konsumen. Misalnya dengan senyum ramah melayani, komunikasi yang baik dan bersahabat, serta memberikan pelayanan setulus hati merupakan pemenuhan kebutuhan konsumen untuk mendapatkan pelayanan yang baik. Konsumen akan merasa senang dan dihargai jika yang melayani adalah pemilik toko sendiri. Perasaan diperhatikan menjadi penting, karena harga sebenarnya untuk beberapa barang sejenis, akan sama antara toko satu dengan yang lain.

ISSN: 2442-5486Volume 5, 07 OKTOBER 2020

Page 8: MANAJEMEN RITEL GUNA MENGHADAPI PERSAINGAN BAGI …

B.25

Hasil setelah Dilakukan Tindakan

Hasil yang dicapai dari sebelum dilakukan tindakan atas obyek penelitian

sampai setelah dilakukan tindakan, digambarkan sebagai berikut:

O1 X O2 Sebelum dilakukan tindakan Hanya mengandalkan transaksi offline

Tindakan, berupa: - Wawancara

mendalam

- Diskusi

- Penyampaian

materi

- Saran dan contoh

Setelah dilakukan tindakan - Memiliki media promosi online berupa:

whatsaap dan offline berupa spanduk,

banner.

- Transaksi menjadi 24 jam, dalam arti

jika toko offline tutup, transaksi tetap

berjalan secara online.

- Memberikan kemudahan transaksi

dengan sistem transfer, sistem antar

barang dan dikuatkan dengan adanya

free ongkir untuk jarak maksimal 10km

dari lokasi toko.

- Memiliki rasa percaya diri, bahwa

bersaing tidak harus menang dari sisi

modal. Namun toko harus memiliki ciri

khas yang sulit ditiru oleh pesaing.

- Sebagai muslim, lebih percaya diri

akan usaha yang dijalankan, bahwa

usaha yang dijalankan sesuai syariat

akan mendatangkan keberkahan.

4. SIMPULAN DAN SARAN

4.1.Simpulan Toko Rejeki Mrajak merupakan UMKM

yang bergerak di bidang ritel dengan pelaksanaan aktifitas usaha secara tradisional. Terletak diantara pemukiman warga dengan mayoritas konsumen dari warga sekitar. Sebagai ritel tradisional, tidak hanya bersaing dengan ritel sejenis, namun juga dengan ritel modern, seperti Alfamart dan Indomaret yang sudah banyak bermunculan di sekitar wilayah tersebut. Tidak mudah menghadapi itu, apalagi pada masa sekarang dimana terdapat pergeseran kondisi pasar dan sosial masyarakat dan

diperparah lagi dengan adanya pandemi COVID-19 yang mengharuskan masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam berbelanja sambil memastikan bahwa krisis ini akan segera berakhir.

Toko Rejeki Mrajak menghadapi beberapa masalah.Masalah perubahan trend, penurunan daya beli, harus selalu dapat memenuhi kebutuhan konsumen, bagaimana mempertahankan loyalitas konsumen, persaingan harga, dan regulai atau kebijakan pemerintah. Mengikuti perkembangan atas perubahan pada masyarakat dan kemajuan teknologi adalah wajib. Meskipun tidak harus seratus persen mengikuti, namun tetap

ISSN: 2442-5486Volume 5, 07 OKTOBER 2020

Page 9: MANAJEMEN RITEL GUNA MENGHADAPI PERSAINGAN BAGI …

B.26

berusaha bergerak untuk dapat beradaptasi dengan perubahan tersebut. Tidak boleh diam. Harus tetap selangkah lebih maju dari konsumen, sehingga selalu dapat menjawab tantangan pasar.

Intinya, konsumen adalah raja. Merupakan pihak yang wajib mendapatkan pelayanan prima, bahwa harapan dari konsumen harus dipenuhi dan lebih baik lagi Tidak perlu takut untuk tergerus, asal tetap berupaya mencari celah untuk dapat mengisi ceruk-ceruk yang tidak dapat dimasuki pesaing, tetap bersikap kreatif dan inovatif, serta berpedoman pada syariat hukum perdagangan yang baik (jujur, amanah, untuk mendapatkan berkah), kemungkinan besar usaha yang dijalankan akan bertahan. Mengkolaborasikan manajemen toko dengan prinsip syariat Islam dan manajemen ritel sederhana, dengan mengikutsertakan teknologi (dengan kapasitas kecil), kemungkinan besar Toko Rejeki Mrajak dapat bertahan dan bersaing di pasar, tetap dengan mengedepankan keunikannya. 4.2.Saran

Saran yang dapat diberikan kepada Toko Rejeki Mrajak adalah: 1.Toko Rejeki Mrajak sebagai usaha turunan

orang tua, perlu mempertahankan falsafah

usaha yang diwariskan oleh orang tua,

karena sejatinya kekuatan budaya ini

merupakan ciri khas yang membedakan

dari toko yang lain.

2.Toko Rejeki Mrajak tetap mengeksplor apa

yang menjadi kekuatannya selama ini dan

mengkombinasikan dengan trend pasar

masa kini.

3.Toko Rejeki Mrajak perlu sedikit

beradaptasi dengan perubahan pasar dan

sosial kemasyarakatan, untuk dapat

bertahan dalam persaingan dan kemajuan

teknologi.

5.DAFTAR RUJUKAN Amalia, Fitri. (2014). Etika Bisnis Islam:

Konsep dan Implementasi pada Pelaku Usaha Kecil, Al-Iqtishad, 6 (1), 133-142.

Aziz, Abdul. (2013). Etika Bisnis Perspektif Islam. Bandung: Alfabeta.

Badroen, Faisal. (2005). Etika Bisnis dalam Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press.

Djakfar, Muhammad. (2012). Etika Bisnis (Menangkap Spirit Ajaran Langit dan Pesan Moral Ajaran Bumi.Depok: Penebar Plus.

Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua Belas. Indeks: Jakarta.

Norvadewi. (2015). Bisnis dalam Perspektif Islam (Telaah Konsep, Prinsip dan Landasan Normatif), Al-Tijary, 1(2), 33-46.

Nawatmi, Sri. (2010). Etika Bisnis dalam Perspektif Islam, Fokus Ekonomi (FE), 9 (1), hlm. 50-58.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Pratiwi, Yunita Dwi dan Siswoyo, Bambang Banu. (2016). Pengaruh Orietasi Pasar terhadap Kinerja Pemasaran pada UMKM Kripik Buah di Kota Batu. Seminar Nasional dan The 3rd Call For Syariah Paper (SANCAL) 2016, Syariah Paper Accounting FEB UMS, ISSN 2460-0784.

Raharjo, Purwanto. (2009). Pengaruh Orientasi Pasar terhadap Kinerja Bisnis: Suatu Studi pada Industri Ritel dengan Menggunakan Skala Market Orientation. Media Riset Bisnis & Manajemen. p. 173-200.

Yadav, Seemant Kumar dan Tripathi, Vikas. (2014). Market Orientation and SMEs Performance. Journal of Entrepreneurship and Management, Volume 3 Issue 3 Oktober 2014. http://www.publishingindia.com .

Yusanto, Muhammad Ismail dan Muhammad Karebet Widjajakusuma. (2002). Menggagas Bisnis Islami. Jakarta: Gema Insani Press.

ISSN: 2442-5486Volume 5, 07 OKTOBER 2020