Upload
alzan-toch
View
397
Download
18
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pelabuhan
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan, terdiri dari beberapa pulau yang
terbentang luas dari sabang sampai merauke, beraneka ragam budaya maupun hasil
bumi yang berbeda. Dalam meningkatkan kesejahteraan hidup dari suatu wilayah dan
wilayah-wilayah sekitarnya, tentunya sangatlah dibutuhkan suatu kerjasama yang
baik. Perdagangan antar pulau merupakan salah satu contoh konkrit untuk
peningkatan taraf hidup suatu wilayah. Untuk menunjang hal tersebut tidak saja
murah namun lebih penting angkutan ini haruslah lancar, aman, cepat, mudah, teratur
dan tentunya nyaman, salah satu angkutan yang cocok adalah angkutan laut. Oleh
sebab itu, dalam usaha meningkatkan suatu wilayah, pembangunan pengembangan
sarana dan prasarana angkutan laut yang memadai, arus lalu lintas barang,
penumpang maupun jasa angkutan antar wilayah harus tetap lancar walaupun terjadi
peningkatan.
Pelabuhan Sorong dalah salah satu pintu gerbang perhubungan laut di Papua
yang melayani arus penumpang dan barang yang berasal dari kota – kota disekitarnya
ataupun sebaliknya. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan umum dan sengaja
difasilitasi untuk bongkar muat, menaikan turunkan penumpang serta kegiatan
lainnya.
Pelabuhan Sorong merupakan salah satu bentuk jasa transportasi laut yang
sangat berarti bagi perkembangan dan peningkatan sumber daya alam dan taraf hidup
penduduk di daerah serui. Potensi sumber daya alam yang ada didaerah ini
nampaknya akan mengalami banyak perkembangan yang tentunya akan memberikan
dampak pada peningkatan arus barang dan penumpang melalui laut. Bertitik tolak
dari kondisi dermaga yang tidak cukup dalam menampung barang dan penumpang
yang semakin meningkat sehingga kapal yang lain harus menunggu untuk bertambat,
membuat keadaan dermaga menjadi tidak teratur dan tidak nyaman. Dengan
demikian pelabuhan serui sudah harus mengalami penataan dan perluasan. Untuk
maksud tersebut diatas tentunya perlu dilakukan studi kelayakan dan perencanaan
1
perluasan agar hasil pembangunan tersebut benar-benar sesuai dengan tuntutan
kebutuhan di satu pihak dan efesiensi biaya pembangunan di pihak lain.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penulisan yaitu kurang panjangnya dermaga
untuk menampung kapal, barang dan penumpang sehingga membuat pelayanan di
Pelabuhan Sorong menjadi tidak teratur dan tidak nyaman. Melihat lancarnya lalu
lintas arus barang dan penumpang, maka perlu dilakukan perencanaan
pengembangan wilayah pelabuhan dengan menambah panjang dermaga dan fasilitas
pelabuhan lainnya. Fasilitas pelabuhan yang akan dikembangkan antara lain :
Gudang, lapangan Kontainer (Container Yard) dan terminal penumpang pada
dermaga pelabuhan Sorong.
1.3 Pembatasan Masalah
Mengingat dalam analisiis tingkat pelayanan pelabuhan sangat luas, maka
dalam hal ini pengembangan hanya mencakup fasilitas operasional pelabuhan yaitu
sebagai berikut:
1) Skala pengembangan hanya dikhususkan pada kebutuhan dermaga,
gudang, lapangan Kontainer (Container Yard) dan terminal penumpang
pada Pelabuhan Sorong.
2) Seberapa besar perkembangan arus kunjungan kapal selama 5 tahun
terakhir dan seberapa besar tingkat kelayakan pelayanan dermaga sorong
berdasarkan waktu putaran kapal dan tingkat pemanfaatkan dermaga.
3) Menganalisa kebutuhan dermaga, gudang, lapangan penumpukan
container dan terminal penumpang di pelabuhan Sorong pada tahap
periode 5 tahun dan 10 tahun yang akan datang.
4) Perhitungan perencanaan konstruksi dermaga tidak akan dibahas.
2
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan penelitian adalah :
1) Untuk Analisis aktifitas bongkar muat barang, peti kemas, kunjungan
kapal dan naik turun penumpang di pelabuhan Sorong pada tahun 2006
dan 2011.
2) Untuk mendapatkan analisa kebutuhan dermaga, gudang, lapangan
Kontainer (Container Yard) dan terminal penumpang di pelabuhan
Sorong pada tahap periode 5 tahun dan 10 tahun yang akan datang.
3) Untuk mendapatkan suatu gambaran tahapan analisis tingkat pelayanan
kunjugan kapal 5 – 10 tahun di pelabuhan sorong seperti :
a. Harus kedatangan kapal 10 tahun terakhir
b. Harus kedatangan penumpang 10 tahun terakhir
c. Harus kedatangan barang selama 10 tahun terakhir
d. Tingkat pelayanan pelabuhan Sorong sudah mecapai beberapa persen
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi pemeritah
atau PT. Pelindo mengenai Tingkat pelayanan pelabuhan laut Sorong dimasa yang
akan datang. Sehingga dari pelabuhan tersebut akan lebih nyata kegunaannya serta
memperluas wawasan pengetahuan dan pengalaman khususnya dibidang teknik
bagian transportasi.
BAB II
3
LANDASAN TEORI
II.1. Tinjauan Umum
Dalam perencanaan suatu pekerjaan dibutuhkan dasar teori agar dapat
diketahui spesifikasi yang menjadi acuan dalam perhitungan dan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.
Dasar teori dibutuhkan juga untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi perencanaan tersebut, masalah-masalah yang akan dihadapi dan cara
penyelesaian. Supaya mendapatkan hasil yang terbaik dalam pelaksanaan suatu
pekerjaan dituntut adanya perencanaan yang matang dengan dasar teori yang baik.
Dalam bab ini akan dibahas tentang dasar teori yang dipergunakan dalam
Analisi tingkat pelayanan pelabuhan laut Sorong di kota Sorong, Papua barat.
II.2. Definisi Pelabuhan
Pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang
dilengkapi dengan fasilitas laut meliputi dermaga dimana kapal dapat merambat
untuk bongkar muat barang, kran-kran untuk bongkar muat barang, gudang laut
(transito) dan tempat-tempat penyimpanan dimana kapal membongkar muatannya,
dan gudang-gudang dimana barang-barang dapat disimpan dalam waktu yang lebih
lama selama menunggu pengiriman ke daerah tujuan atau pengapalan. Terminal ini
dilengkapi dengan jalan kereta api, jalan raya atau saluran pelayaran darat. Dengan
demikian daerah pengaruh pelabuhan bisa sangat jauh dari pelabuhan tersebut.
Pelabuhan merupakan salah satu pintu gerbang dan memperlancar hubungan
antara daerah, pulau bahkan antar benua dan bangsa yang dapat memajukan daerah
belakangnya (daerah pengaruhnya). Dengan fungsinya tersebut maka pembangunan
pelabuhan harus dapat dipertanggung jawabkan baik secara sosial ekonomis maupun
teknis. Selain untuk kepentingan sosial ekonomi, adapula pelabuhan yang dibangun
untuk kepentingan pertahanan. Pelabuhan ini dibangun untuk tegaknya suatu negara.
Dalam hal ini pelabuhan disebut pangkalan angkatan laut pelabuhan militer.
Pelabuhan juga mempunyai arti yang luas dalam beberapa peraturan,
diantaranya menurut :
4
1) Undang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan
disekitarnya dengan batas-batas sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan
kegiatan perekonomian yang digunakan sebagai tempat berlabuhnya kapal,
naik turunnya penumpang maupun bongkar muat barang yang dilengkapi
dengan fasilitas-fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang
pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
2) Ensiklopedi Indonesia
Pelabuhan adalah tempat kapal berlabuh, yang dilengkapi dengan los-
los dan gudang-gudang besar serta pangkalan, dok dan crane yang berfungsi
untuk membongkar dan memuat perbekalan, batubara dan sebagainya.
II.3. Macam-Macam Pelabuhan
Pelabuhan dapat dibedakan beberapa macam yang tergantung pada sudut
tinjauanya, yaitu dari segi penyelenggaraannya, pengusahaannya, fungsi dalam
perdagangan nasional dan internasional, segi kegunaan dan letak geografinya.
II. 3 .1. Ditinjau Dari Segi Penyelenggaraanya
a. Pelabuhan Umum
Pelabuhan umum diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan
masyarakat umum. Penyelenggaraan pelabuhan umum dilakukan oleh
pemerintah dan pelaksanaan dapat dilimpahkan kepada BUMN yang
didirikan untuk maksut tersebut.
b. Pelabuhan khusus
Pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentinga sendiri untuk
menunjang keperluan tertentu. Pelabuhan ini tidak boleh digunakan untuk
kepentingan umum, kecuali dalam keadaan tertentu dengan izin pemerintah.
Pelabuhan khusus dibangun oleh suatu perusahaan baik pemerintah maupun
swasta, yang berfungsi untuk pengiriman barang hasil produksi perusahaan
tersebut.
II. 3 .2. Ditinjau Dari Segi Pengusahaannya
5
a. Pelabuhan yang diusahakan
Pelabuhan ini sengaja diusahakan untuk memberikan fasilitas-fasilitas
yang diperlukan untuk kapal yang memasuki pelabuhan untuk melakukan
kegiatan bongkar muat, menaikan turunkan penumpang serta kegiatan
lainnya. Pemakaian pelabuhan ini dikenakan biaya-biaya, seperti biaya jasa
pelabuhan, jasa tambat, jasa pemanduan, jasa pelayanan air bersih, jasa
dermaga, jasa penumpukan, jasa bognkar muat dan sebagainya.
b. Pelabuhan yang tidak diusahakan
Pelabuahan yang hanya merupakan tempat singgahan kapal atau
perahu, tanpa fasilitas bongkar muat, bea cukai, dan sebagainya. Pelabuhan
ini umumnya merupakan pelabuhan kecil yang disubsidi oleh pemerintah dan
dikelola oleh unit pelaksana teknis Direktorat Perhubungan Laut.
II. 3 .3 Ditinjau Dari Fungsi Dalam Perdagangan Nasional dan internasional
a. Pelabuhan Laut
Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang bebas dimasukan oleh kapal-
kapal yang berbendera asing. Pelabuhan ini biasanya merupakan pelabuhan
besar dan ramai dikunjungi oleh kapal samudera.
b. Pelabuhan Pantai
Pelabuhan pantai adalah pelabuhan yang disediakan untuk
perdagangan dalam negeri dan oleh karena tidak bebas disinggahi oleh kapal-
kapal yang berbendera asing, kapal asing dapat masuk pelabuhan ini dengan
meminta izin terlebih dahunlu.
II. 3 .4. Ditinjau Dari Segi Penggunaannya
a. Pelabuhan Ikan
Pada umumnya pelabuhan ikan tidak memerlukan kedalaman air
yang besar, karena kapal-kapal motor yang digunakan untuk menangkap ikan
tidak besar. Di Indonesia pengusahaan ikan relatif kecil masih sederhana yang
dilakukan oleh nelayan-nelayan dengan menggunakan perahu kecil. Jenis
kapal ikan ini bervariasi dari yang sederhana berupa junjung sampai kapal
6
motor.
Gambar 2.1. Pelabuhan Ikan (Bambang Triatmodjo, 1986)
b. Pelabuhan Minyak
Untuk keamanan pelabuhan minyak harus diletakan jauh dari
keperluan umum. Pelabuhan biasa tidak memerlukan dermaga atau pangkalan
yang harus menahan muatan vertical yang besar, melainkan cuma membuat
jembatan perancah atau tambatan yang dibuat mencorok kelaut untuk
mendapatkan kedalaman air yang cukup besar. Bongkar muat dilakukan
dengan pipa-pipa dan pompa-pompa.
7
Gambar 2.2. Pelabuhan Minyak (Bambang Triatmodjo, 1986)
c. Pelabuhan Barang
Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi fasilitas untuk
bongkar muat barang. Pelabuhan dapat berada dipantai atau estuary dari
sungai besar. Daerah perairan harus cukup tenang sehingga memudahkan
bongkar muat barang. Pelabuhan barang ini biasanya dibuat oleh pemerintah
sebagai pelabuhan niaga atau, perusahaan swasta untuk keperluan trsnspor
hasil produksinya seperti baja, aluminium, pupuk, dan sebagainya.
d. Pelabuhan Penumpang
Pelabuhan penumpang tidak jauh beda dengan pelabuhan barang.
Pada pelabuhan barang dibelakang dermaga terdapat gudang-gudang sedang
untuk pelabuhan penumpang dibangun stasion penumpang yang melayani
segala kegiatan kebutuhan orang yang berpergian, seperti kantor imigrasi,
keamanan, direksi pelabuhan, maskapai pelayaran, dan sebagainya. Barang-
barang yang perlu dibongkar muat tidak begitu banyak, sehingga gudang
barang tidak terlalu besar. Untuk kelancaran masuk keluarnya penumpang
dan barag, sabaiknya jalan masuk/keluarnya dipisahkan. Penumpang yang
melalui jembatan atas dengan menggunakan jembatan langsung kekapal,
sedang barang-barang, melalui dermaga.
8
Gamabar 2.3. Pelabuhan Penumpang (Bambang Triatmodjo, 1986)
e. Pelabuhan Campuran
Pada umumnya pencampuran pemakaian ini terbatas untuk
penumpang dan barang, sedangkan unuk keperluan minyak dan ikan biasanya
tetap pisah. Tetapi bagi pelabuhan kecil atau masih dalam taraf
perkembangan keperluan untuk bongkar muat minyak juga menggunakan
dermaga atau jembatan yang sama guna keperluan barang dan penumpang.
Pada dermaga dan jembatan juga diletakan pipa-pipa untuk menyalurkan
minyak.
f. Pelabuhan Militer
Pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk
memungkinkan gerakan cepat kapal-kapal perang dan agar letak bangunan
cukup terpisah. Konstruksi tambatan dan dermaga hampir sama dengan
pelabuhan barang hanya saja situasi dan perlengkapannya agak lain. Pada
barang letak/kegunaan bangunan harus seefisien mungkin sedang pada
lebuhan militer bangunan-bangunan pelabuhan harus di pisah-pisah yang
letaknya agak berjauhan.
II. 3 .5. Ditinjau Menurut Letak Geografis
Menurut letak geografisya pelabuhan dapat dibedakan menjadi pelabuhan
alam, semi alam, atau buatan.
a. Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindung dari badai dan
gelombang secara alam. Misalnya suatu pulau, jazirah atau terletak di teluk
estuary, dan muara sungai.
b. Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi dari pengaruh
gelombang dengan membangun bangunan pemecah gelombang (Break
water).
9
c. Pelabuhan semi alam merupakan campuran dari kedua pelabuhan diatas.
Misalnya suatu pelabuhan yang terlindung oleh lidah pantai dan
perlindungan buatan yang hanya pada alur masuk.
II.4. Kriteria Teknis
Pelabuhan merupakan salah satu prasarana penting dalam jaringan
transportasi dan merupakan titik temu antara angkutan laut disatu pihak dan angkutan
lain dipihak yang lain. Sebagaimana diketahui bahwa ada dua sudut pandang yang
berbeda dalam fungsi suatu pelabuhan yaitu :
a. Pelabuhan harus dapat dan mampu menjamin kapal aman masuk kedalam
pelabuhan serta disediakannya fasilitas-fasilitas untuk kapal dan perkapalan
(air, minyak dan Lain -lain).
b. Keselamatan transportasi dimana pelabuhan sebagai titik pertemuan dari dua
sarana transportasi untuk itu diperlukan berbagi sarana dan prasarana seperti :
dermaga, gudang, dan Lain -lain.
Dalam melakukan studi ini didasarkan pada ramalan aliran barang dan
penumpang yang akan melalui pelabuhan. Hasil ramalan aliran barang dan
penumpang yang akan melalui pelabuhan sedemikian rupa sehingga mampu akan
mendukung kegiatan-kegiatan di pelabuhan pada masa sekarang dan masa yang akan
datang sesuai dengan perkembangannya.
Untuk mendapatkan perkiraan yang mendekati keadaan masa yang akan
datang maka akan dianalisa adalah masukkan yang berkaitan dengan aliran barang,
penumpang, serta kondisi alam itu sendiri. Adapun faktor-faktor utama pelabuhan
adalah berbagai macam barang yang di angkut, volume barang dan jenis kapal yang
menyinggahi pelabuhan.
II. 4 .1. Dermaga
Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat
dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaikan-
10
turunkan penumpang. Dimensi dermaga berdasarkan pada jenis dan ukuran kapal
yang merapat dan bertambat pada dermaga tersebut. Maka panjang dermaga dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
BOR = Jumlah kedatangan kapal− jumlahtunggukapal
tersediabertambatx 100 %
..........................................(2-1)
ONB = (tersedia bertambat− jumlahtunggu kapal)tersedia bertambat
x 100 %
.................................................(2-2)
Dimana :
BOR = Tingkat pemakaian tambatan
ONB = Jumlah terbaik tambatan
II. 4 .2. Gudang (warehouse)
Gudang atau warehouse adalah tempat untuk menyimpan barang yang
diturunkan dari kapal atau sebaliknya dalam waktu yang lama, namun tidak semua
barang yang dibongkar dari kapal dan disimpan di gudang atau lapangan
penumpukan. Sebagai besar barang dikirim langsung ke tempat tujuan, sedang
sisanya tertahan di pelabuhan dan disimpan di gudang dan lapangan penumpukan.
Untuk perhitungan luas gudang digunakan cara matematis yang diambil dari
buku “Perencanaan Pelabuhan” Bambang Triatmodjo, hal. 308 dengan menggunakan
variabel-variabel sebagai berikut, maka luas gudang dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
A = T . TrT . Sf
365. Sth(1−BS) ....................................................(2-3)
Dimana :
A = Luas gudang (m2).
T = Throughput per tahun (muatan yang lewat tiap tahun).
TrT = Transit time/dwelling time (waktu transit, hari).
11
Sf = Storage Factor (Rata-rata volume untuk setiap satuan berat
komoditi, m3/ton, misalkan tiap 1 m3 muatan mempunyai berat 1,5 ton
berarti Sf = 1/1,5 = 0,6667 m3/ton).
Sth = Stacking height ( tinggi tumpukan muatan, m).
BS = Broken Stwage of Cargo ( Volume ruang yang hilang diantara
tumpukan muatan dan ruangan yang diperlukan untuk lalu lintas alat
pengangkut seperti forklift atau perlatan lain untuk menyortir,
menumpuk dan memindahkan muatan, %).
365 = Jumlah hari dalam satu tahun.
II. 4 .3. Lapangan Kontainer (Container Yard)
Lapangan Kontainer (Container Yard) adalah merupakan suatu tempat yang
digunakan untuk menumpukan Kontainer atau peti kemas yang berisi muatan
ataupun kosong yang akan dikapalkan atau baru diturunkan. Untuk perhitungan luas
lapangan kontainer digunakan cara matematis yang diambil dari buku “Port
Development” UNCTAD, hal. 211 dengan menggunakan variabel-variabel sebagai
berikut, maka luas lapangan penumpukan peti kemas dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Kapasitas penanganan kontainer (TEUs)
= Arus peti kemas per tahun x lamanya barangdisimpan365 hari ............................................(2-4)
Luas kebutuhan netto transit storange
= Kapaitas penanganan Kontainer x luas ruangan bongkar muat peti kemas.........(2-5)
Luas lapangan kontainer
= Luas kebutuhan netto transit storange x 1+Faktor Keamanan
100 .............................(2-
6)
II. 4 .4. Terminal Penumpang
Untuk perhitungan luas terminal penumpang di dasarkan pada gerakan pada
jam sibuk dengan mengasumsikan kebutuhan ruang untuk setiap penumpang dengan
barang bawaan sebesar 1,2 m2. Perhitungan luas terminal dihitung dengan rumus
12
sebagai berikut :
Luas terminal penumpang = Kr x G .......................................................................(2-7)
Dimana: Kr = Kebutuhan ruangan (m2)
G = Gerakan penumpang pada jam sibuk
Gerakan penumpang pada jam sibuk :
G = Q x A ...............................................................................(2-8)
Dimana: G = Gerakan penumpang pada jam sibuk
A = Jumlah penumpang
q = Faktor jam sibuk
Dan untuk rumus Faktor Jam sibuk (q) adalah:
q = M x D x H..............................................................................(2-9)
Dimana: M = Jumlah penumpang pada bulan tersibuk dibagi jumlah
penumpang setahun.
D = Jumlah penumpang pada hari tersibuk dibagi jumlah
penumpang pada bulan tersibuk.
H = Jumlah penumpang pada jam tersibuk dibagi jumlah
penumpang pada hari tersibuk.
Untuk keadaan tersibuk jumlah penumpang diasumsikan dua kali dari jumlah
penumpang pada hari-hari biasa ,bulan dan tahun.
Untuk areal terminal penumpang perlu disediakan fasilitas-fasilitas untuk
kebutuhan penumpang antara lain: Kamar kecil/toilet, ruang satpam/informasi, ruang
penimbangan barang bawaan dan cafeteria.
II.5. Teknik Peramalan
Ramalan pada dasarnya merupakan dugaan atau perkiraan akan terjadi suatu
kejadian atau peristiwa yang akan datang. Dan untuk pengembangan suatu pelabuhan
diperlukan masukan-masukan yang berhubungan dengan aktifitas dalam pelabuhan
13
antara lain: kegiatan bongkar muat barang, naik turun penumpang, dan arus
kunjungan kapal yang akan terjadi. Dalam penulisan ini dipakai empat metode
sebagai berikut :
a. Metode regresi linier
Persamaan umum : Y = a + bx ...........................................................(2-10)
Dimana :
Y = Hasil ramalan (variabel tak bebas)
a,b = Koefisien regresi
X = Tahun peninjauan (variabel bebas)
Nilai a dan b dapat dihiting dengan rumus :
(∑Yi) – b (∑Xi)a = .............................................................................(2-11)
n
n (∑XiYi) – (∑Xi)(∑Yi)b = ................................................(2-12)
n (∑Xi2) – (∑Xi)2
Sedangkan untuk koefisien korelasi Rumusnya :
n (∑XiYi) – (∑Xi)(∑Yi)r = ...................................(2-13) ( n (∑Xi2) – (∑Xi)2 )(n (∑Yi)2 – (∑Yi)2)
Dimana besarnya : -1 ≤ r ≤ 1
Keterangan : Y = hasil ramalan (variabel tak bebas)
a,b = Koefisien Regresi
X = tahun peninjauan
b. Metode regresi linier exponensial
Persamaan umum : Y = A x Bx ........................................................(2-14)
Bentuk ini dapat ditransfer ke regresi linier sebagai berikut :
14
Log Y = Log A + x Log B .............................................................(2-15)
Jika : Log Y = Y Log A = a
X = X Log B = b
Maka : A = 10a B = 10b
Jadi persamaan eksponensial menjadi : Y = a + bx yang telah berubah
bentuk menjadi regresi linier.
Dimana nilai a dan b dapat di hitung dengan rumus :
∑logYi –log b (∑Xi)a = .....................................................................(2-16)
n
n (∑Xi logYi) – (∑Xi)(∑ logYi)b = ..................................................(2-17)
n (∑Xi2) – (∑Xi)2
sedangkan untuk koefisien korelasi rumusnya :
n (∑Xi logYi) – (∑Xi)(∑ logYi)r = ...............................(2-18)
( n (∑Xi2) – (∑Xi)2) (n (∑ logYi2) – (∑ logYi)2)
Dimana besarnya : -1 ≤ r ≤ 1
Keterangan : Y = hasil ramalan (variabel tak bebas)
a,b = Koefisien Regresi
X = tahun peninjauan (variabel bebas)
c. Metode regresi logaritma
Persamaan umum: Y = a + bLnX ……………………………..........(2-19)
Dimana:
Y = Hasil ramalan (variabel tak bebas)
15
a,b = Koefisien regresi
X = Tahun peninjauan (variabel bebas)
nilai a dan b dapat di hitung dengan rumus :
(∑Yi) – b LnXi a = ..............................................................................(2-20) n
n (∑ Yi)(LnXi) – (∑Yi)(∑LnXi) b = .........................................(2-21) n (∑LnXi2) – (∑LnXi)2
Sedangkan untuk koefisien korelasi rumusnya :
n (∑Yi LnXi) – (∑ LnXi)(∑Yi)r = ................................(2-22)
( n (∑LnXi2) – (∑LnXi)2)((n ∑Yi2) – (∑Yi)2)
Dimana besamya : -1 ≤ r ≤ 1
Keterangan :
Y = hasil ramalan (variabel tak bebas)
a,b = Koefisien Regresi
X = tahun peninjauan
(Dikutip dari buku Pengantar Metode Statistika oleh Dajan Anto)
Untuk menghitung nilai a, b dan r dalam kedua metode peramalan ini
dipakai program baku dari Microsoft excel biasa.
d. Secara matematis, fungsi distribusi posson
...............................................................................1
Dimana : P = probality × = jumblah kedatangan
16
λ = jumblah kedatangan rata-rata t = periode waktu e = dasar logaritma natural 2,71828×! = x factorial.......x(x-1)(x-2)
Distribusi Erlang dipengaruhi oleh nilai konstanta Erlang (K).apabila nilai K = 1, maka distribusi mengikuti fungsi eksponensial negative. Jika nilai K bertambah besar, ada sebagian kecil nilai – nilai yang terlalu panjang dan terlalu pendek dar suatu pelayanan dan akhirnya apabila nilai k = 0, maka waktu pelayanan adalah seragam. (Subagyo ; 1983)Secara umum model distribusi Erlang dapat dituliskan sebagai berikut:
..…................................................................................2
Jika nialik = 1 maka:
P0 (t) = e-ut ...........................................................................................3Dimana :PO (t) = Frekuensi kumulatif waktu pelayanan
µ = Tingkat layanan rata-rata × = Waktu layanan K = Konstanta erlang
Untuk mengetahui bahwa anggapan model distribusi dari data yang diperoleh dapat diterima,maka dilakukan uji kecocokan. Diman uji kecocokan ini akan membandingkan antara frekuensi yang sebenarnya diamati dengan frekuensi yang diharapkan berdasarkan model yang diandaikan.Uji kecocokan ini dilakukan dengan mengunakan Distribusi Chi kuadrat
..........................................................................................4
Dimana :x2=¿ Chi-kuadratfn = Frekuensi yang sebenarnya di amatien = Ferkuensi yang diharapkan berdasarkan model yang diandaikan k = Banyaknya kategori atau interfal kelas
hasil yang didapat dengan rumus tersebut, dibangdingkan dengan nilai Chi Kuadrat pada derajat kebebasan (dk) dan peluang (p) yang telah ditentukan.
dk = k – q – 1....................................................................................5p = 1 – α ..........................................................................................6
Dimana :
17
dk = Derajat kebebasan q = Banyaknya parameter yang ditaksir α = Tarf nyata untuk pengujian
Untuk distribusi poisson, ada satu parameter yang ditaksir yaitu λ, berarti q =1, sehingga dk = k -2 Deemikian pula untuk pola distribusi eksponensial negative, parameter yang di taksir han ya satu (µ), sehingga dk = k-2 Dalam melakukan uji Chi kuadarat, apabila nilai frekuensi yang diharapkan terlalu kecil, maka dilakukan penggabungan antara karegori yang berdekatan sehingga hasil gabungan dianggao cukup besar.Untuk menganalisa antrian kapal, maka digunakan anggapan – anggapan dengan persamaan sebagai berikut:
...............................7
Dimana : Tw = Waktu tungu kapal rata-rata
Tb = Waktu layanan rata-rata terhadap kapal Ø = Intensitas lalulintas N = Jumblah dermaga identik
Selanjutnya dari waktu putar kapal yang terdiri dari waktu tunggu kapal dan waktu pelayanan dermaga, dapat diketahui panjang antian rata –rata dengan persamaan :
Lq = Tw. Λt......................................................................................8
Dimana : Lq = Panjang antrian rata rata Tw = Waktu tunggu kapal
λt = Tingkat kedastangan kapal rata-rata
jumblah rata-rata kapal berada dalam sistem pelayanan dermaga
ń = Lq + Ø ......................................................................................9
Dimana : ń = Jumblah rata-rata kapal dalam sistem Ø = Intensitas lalu lintas
Tingkat pemanfaatan dermaga adalah perbandingan antara tin gkat kedatangan kapal serta waktu pelayanan dermaga terhadap kapal, dengan jumlah dermaga identik.Secara marematis dapat di tulis :
...............................................................................10
Ø = N. Ø.........................................................................................11Dimana :
Ø = Tingkat pemanfaatan dermaga (%)
λt = Tingkat kedatangan kapal (kapal/hari)
Tb = waktu pelayanan terhadap kapal : (muliadi; 1992)
Batasan singkat pemanfaatan dermaga rehadap kapal : (Muliadi ;1992)
18
1 Jika Ø < 70% masi dapat memenuhi standar 2 Jika 70 % < Ø < 85 % dimana masih berada pada preferred range
(taraf baik)3 Jika 85 % < Ø , 100% sudah tidak layak lagi dan dan diperlukan suatu
pembangunan pelabuhan
II. 6. Penelitian Sejenis
Dalam teori penulisan ini menggunakan menggunakan standar dan peraturan
yang berlaku saat ini serta karaya ilmiah yang hampir sama yang pernah di tulis
antara lain:
a. Rivano Lumban, 2008
Rivano Lumban menulis tentang Pengembangan Pelabuhan Laut di
Kabupaten Nabire Propinsi Papua,dengan menganalisa kemampuan
pelayanan fasilitas pelabuhan pada pembahasan ini di ambil tahun 2015 dan
2020 sebagai tahun peninjauan. Sementara fasilitas – fasilitas pelabuhan
yang dikembangkan adalah dermaga pada tahun 2015 di tambah sepanjang
383 meter dan pada tahun 2020 di tambah 959 meter, lapangan penumpukan
tidak perlu ada penambahan pada tahun 2015 dan tahun 2020 karena luasnya
masih memadai, Luas Gudang ditambah 991,007 m2 pada tahun 2015 dan
4971,87 m2 pada tahun 2020 dan Terminal penumpang untuk tahun 2015
tidak perlu ada penambahan karena luasn yang ada sekarang (450 m2) masih
memadai untuk tahun 2015 sedangkan untuk tahun 2020 perlu adanya
penambahan karena luas yang dibutuhkan 575,23 sedangkan luas yang ada
sekarang 450 m2.
b. Henriente D. Titaley, 2008
Henriente D. Titaley menulis tentang Pengembangan Pelabuhan Laut
Yos Sudarso Ambon, berdasarkan hasil analisis peramalan jumlah penumpang
pada tahu 2016 untuk penumpang naik sebesar 289,199 orang/tahun atau
mengalami kenaiikan sebesar 38,64 %, untuk penumpang turun 223,535
orang/tahun atau mengalami kenaikan sebesar 24,96 %, untuk kapal sebesar
5712 kapal yang berkujung atau kemungkinan sebesar 24,12% untuk barang
19
55, 288 ton/tahun yang dimuat atau sebesar 13,95%, 865,357 ton/tahun untuk
barang yang dibongkar atau mengalami kenaikan sebesar 53,67% dan jumlah
angkutan petikemas sebesar 81,667 TEUs atau mengalami kenaikan sebesar
53,78 %. Untuk Dermaga pada tahun 2007 perlu ditambah sepanjang 79 m
sehingga panjang keseluruhan dermaga 655 m atau peningkatan produktifitas
bongkar muat dari 20 ton/gang/jam menjadi duakali lebih besar dari
produktifitas yang ada, sedangkan pada tahun 2016 perlu ditambah 371 m
dimana total panjang dermaga menjadi 947 m atau perlu peningkatan
produktifitas bongkar muat dari 20 ton/gang/jam menjadi tigakali lebih besar
dari produktifitas yang ada. Untuk terminal penumpang perlu penambahan
445 m2 sehingga totalnya menjadi 1695 m2 sampai tahun 2007 dan untuk
tahun 2016 perlu penambahan luas sebesar 1149 m2 sehingga totalnya
menjadi 2399 m2. Lapangan penumpukan pada tahun 2007 perlu ditambah
sebesar 3961 m2 sehingga total luasnya menjadi 12,361 m2 sedangkan untuk
tahun 2016 perlu penambahan luas sebesar 13,980 m2 sehinggga totalnya
menjadi 2.380 m2.
c. Rantebua. J, 2005
Rantebua. J, menulis tentang Pengembangan Pelabuhan Laut Kendari
Kodya Kendari, dengan menganalisis fasilitas yang ada guna menjalankan
fungsi secara maksimal maka fasilitas pelabuhan yang perlu/lebih
diprioritaskan diperluaskan/dikembangkan seperti pada tabel dibawah ini :
No. FasilitasLuas tahun
2010
Luas tahun
2015
1. Dermaga (451 x 16) m (605 x 16) m
2.
Lantai penumpukan :
a. Gudang
b. Lapangan
penumpukan
2732,86 m2
1821,91 m2
3076,202332 m2
2050,8 m2
3. Terminal penumpang 105,33456 m2 166,3092 m2
Melihat hasil ramalan yang ada dan fasilitas yang sudah tersedia sebelumnya
maka disimpulkan sebagai berikut :
20
a. Dermaga pada tahun 2010 perlu ditambah sepanjang 181 meter,
sedangkan pada tahun 2015 perlu di tambah 335 meter.
b. Lantai penumpukan :
Gudang perlu ditambah 1732,86 m2 pada tahun 2010 dan
2076,57 pada tahun 2025.
Lapangan penumpukan tidak perlu ada penambahan karena
luas sekarang 3528 m2 masih memadai untuk tahun 2015.
c. Terminal penumpang tidak perlu adanya penambahan karena luas
yang ada sekarang 500 m2 untuk tahun 2015.
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Flow Chart Penelitian
Langkah-langkah penelitian ini disajikan dalam bentuk flow chart (diagram
alir) yang ditunjukan pada gambar 3.1.
Gambar 3.1. Bagan Flow Chart Penelitian
22
YA
KESIMPULN DAN SARAN
TUJUAN
PENGAMBILAN DATA
DATA PRIMER : 1. Dermaga 2. Gudang 3. Lapangan Kontainer 4. Terminal Penumpang
DATA SEKUNDER : 1. Data Penumpang 2. Bongkar Muat Barang3. Kunjungan kapal 4. Bongkar Muat Peti kemas5. Angin6. Keadaan Iklim 7. Pasang Surut 8. Arus 9. Gelombang 10. Ukuran dan Bentuk Pelabuhan 11. Kedalaman Kolam Pelabuhan 12. Topografi dan Geologi 13. Jumlah Penduduk
KOMPILASI DATA
ANALISA DATA
III.2. Metode Penelitian
Penelitian ini disusun dengan didukung oleh data atau informasi yang didapat
berdasarkan:
a. Studi literatur: Membaca buku-buku dan karya ilmiah (skripsi) yang
berhubungan dengan penulisan skripsi ini.
b. Studi lapangan: Memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan objek
pengamatan, data yang dimaksud adalah data primer dan data sekunder.
III.3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan pada berbagai lembaga yang berkompeten
dalam penyusunan data seperti Kantor PT.Pelindo Pelabuhan Sorong, Badan Pusat
Statistik Kabupaten Sorong dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
Survei dan pengamatan dilakukan untuk mempelajari fenomena yang terjadi
dilapangan serta dilakukan pengambilan gambar situasi pelabuhan laut Sorong. III.3.1.Pengambilan Data Sekunder
Pengambilan data sekunder diperoleh dari Kantor PT,pelindo Pelabuhan
Sorong, Badan Pusat Statistik Kota Sorong dan Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika. Adapun data-data sekunder yang diambil meliputi: data penumpang,
barang cargo, kunjungan kapal, angin, keadaan iklim, pasang surut, arus, gelombang,
ukuran dan bentuk pelabuhan , kedalaman kolam pelabuhan, tinjauan sedimentasi,
topografi dan geologi serta data jumlah penduduk.
III.3.1. Pengambilan Data Primer
Pengambilan data primer diperoleh dari Kantor PT,pelindo Pelabuhan Sorong
yang meliputi: data dermaga, gudang , lapangan kontainer (Container Yard) dan
terminal penumpang.
III.4. Analisa Data
Data-data jumlah penumpang, kunjungan kapal dan barang yang telah
dikumpulkan selanjutnya dianalisa dengan menggunakan analisa regresi dan
distribusi poisson untuk memperkirakan data pada 5-10 tahun kedepan.
23
Hasil analisa regresi kemudian direncanakan untuk pengembangan fasilitas-
fasilitas yang akan dikembangkan seperti dermaga, gudang, lapangan penumpukan
dan terminal penumpang pada pelabuhan laut Sorong untuk memenuhi tujuan dari
penelitian ini.
24
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
IV.1 Gambar Umum Pelabuhan Laut Sorong
Pelabuhan laut Sorongi merupakan salah satu pelabuhan di Propinsi Papua
barat, dan terletak pada wilayah administratif pemerintah kota Sorong. Pelabuhan ini
merupakan pelabuhan yang diusahakan dan dikelola oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut Kantor PT.Pelindo Pelabuhan Sorong.
Pelabuhan Sorong memiliki tipe pelabuhan kelas I dan ditinjau dari segi
teknis termasuk pelabuhan alam, karena tidak perlu dibangun breakwater untuk
menjamin keamanan kapal dalam melakukan bongkar muat. Pelabuhan ini terletak
didalam teluk yaitu teluk Sele dan pulau-pulau kecil disekitar sehingga daerah
pelabuhan aman terhadap pengaruh angin dan gelombang laut disekeliling.
Dilihat dari kondisi geografis, pelabuhan serui memegang peranan sangat
penting karena merupakan pintu gerabang perekonomian dan pemerintahan propinsi
Papua Barat khususnya di Sorong.
IV.2 Kondisi Alam
IV.2.1 Kondisi topografi dan hidrografi
Pelabuhan Sorong berada pada posisi 01°53”00 LS dan 131°10”00 LT,
pelabuhan Sorong memiliki lahan darat yang sangat terbatas yang diapit oleh jalan
raya utama disebelah utara dan perairan yang dalam disebelah selatan. Disebelah
timur area pelabuhan terdapat rumah warga di deretan Sorong Laut. Sedangkan
disebelah barat terdapat Pelabuhan minyak datar yang tidak terlalu luas yang
digunakan untuk kepentingan terminal dan taman.
IV.2.2 Keadaan klimatologi dan Hidro-Oceanografi
1) Curah Hujan
Berdasarkan data curah hujan dan temperatur yang diperoleh dari stasiun
meteorologi kelas I Sorong menunjukkan bahwa besarnya curah hujan pada bulan
tertentu terjadi sangat tinggi atau musim hujan. Hasil pencatatan stasiun meteorologi
25
kelas I Sorong bahwa curah hujan rata-rata/tahun di Sorong adalah 279 milimeter
dengan temperatur rata-rata 28°C.
2) Angin
Berdasarkan data yang diperoleh dari stasiun meteorologi kelas I Sorong
menunjukkan bahwa tingkat kecepatan angin yang tinggi umumnya terjadi pada
musim hujan. Data yang diperoleh dari stasiun meteorologi kelas I Sorong bahwa
arah/kecepatan angin rata-rata/tahun di Sorong dari tahun 2002 sampai tahun 2011
adalah Barat/6 knot.
3) Pasang Surut
Dari stasiun meteorologi kelas I Sorong didapat data pasang surut sebagai
berikut :
High Water Level (HWL) : 3,00 MSL
Low Water Level (LWL) : 1,00 MSL
Sifat pasang surut yang terjadi dipelabuhan adalah pasang surut campuran
condong ke harian ganda (mixed tide prevailing semidiurnal) yaitu dalam satu hari
terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut. Pasang surut jenis ini banyak
terdapat di perairan Indonesia timur.
4) Gelombang
Kondisi perairan pelabuhan Sorong relatif terlindung secara alamiah oleh pulau-
pulau sekitarnya dan Teluk Sele sehingga jarak bangkitan gelombang akibat angin
relatif pendek dan gelombang yang dihasilkan tidak terlalu besar. Tinggi gelombang
yang terjadi diperairan pelabuhan Sorong pada Umumnya berkisar 1,5 meter di
tengah laut sampai di dekat tepi pantai dan terjadi pada bulan november sampai
dengan bulan desember setiap tahunnya.
5) Arus
Kecepatan arus diperairan kolam pelabuhan Sorong masih dalam batas normal
yakni kurang dari 1 knot (2 m/det). Karena kecepatan arus di pelabuhan Sorong
26
masih dalam batas normal jadi kecepatan arus yang ada tidak terlalu mempengaruhi
kapal-kapal yang bergerak dan melakukan aktifitas dipelabuhan Sorong.
IV.3 Kondisi Wilayah Hinterland di Pelabuhan
IV.3.1 Kedudukan Kota S orong Dalam Lingkup Propinsi
Kota Sorong merupakan salah satu daerah tingkat I tapi jika dibandingkan
dengan daerah tingkat I yang lainnya kota Sorong merupakan kota yang sangat
berkembang.
Kota Sorong juga menjadi pintu gerbang di propinsi Papua Barat melalui laut,
karena kota ini memeiliki pelabuhan laut yang berperan sebagai pelabuhan utama
yang melayani pelayaran lokal, dalam negri dan luar negri. Dengan kedudukan ini
diharapkan kota Sorong dapat menjadi titik simpul bagi pengembangan Papua Barat
bahkan lebih luas lagi pada pengembangan Indonesia Bagian Timur.
Seperti diketahui kota Sorong merupakan daerah kepulauan, oleh sebab itu
dapat dikatakan bahwa transportasi yang berperan penting adalah transportasi laut.
Sehingga hubungan laut memegang peranan penting dalam hinterland pelabuhan
laut, hinterland yang dihubungkan dengan pelabuhan Sorong adalah kabupaten
Manokwari, Wondama, Biak Numfor, Nabire, Jayapura dan kabupaten Raja
Ampat.dan Sorong selatan
IV.3.2 Potensi Wilayah
Seperti diketahui Kota Sorong merupakan hiterland utama pelabuhan laut
Sorong dan mempunyai sumber daya alam yang sangat kaya baik dilaut maupun
didarat. Potensi disektor sumber daya perikanan laut dikawasan ini meliputi, ikan
pelagis yang terdiri dari ikan tuna, cakalang, layang, teri dan julung-julung dan ikan
demersal yang terdiri dari ikan kakap, hiu, cucut, kerapuh, udang dan mutiara. Dan
jenis tumbuhan pangan yang dibudidayakan oleh masyarakat adalah padi, jagung,
kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar, sayuran dan buah-buahan.
Produktifitas tanaman perkebunan yang ditanam adalah kakao, kopi, kelapa.
Wilayah Kota Sorong sangat kaya akan sumber daya mineral, antara lain
seperti minyak dan gas bumi. Disamping itu terdapat potensi bahan galian industri,
seperti : Batu gamping, marmer dan bahan baku semen. Disektor kehutanan potensi
27
Kota Sorong amat menjanjikan karena sumber daya hutannya antara lain, kayu besi,
kayu merbau, kayu matoa, kayu putih, kayu lwan dan rotan.
IV.4 Tinjaun Aspek Sosial Ekonomi
Aspek sosial ekonomi juga adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
perkembangan dari pelabuhan Sorong, kota Sorong merupakan pusat pemerintah,
pendidikan dan juga sebagai pusat perdagangan sehingga tingkat pertumbuhan
penduduk sangat tinggi dan tingkat pertumbuhan yang tinggi merupakan suatu
masalah kependudukan.
Pertumbuhan penduduk secara kuantitas dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain faktor kelahiran, faktor kematian dan perpindahan penduduk dari suatu
daerah ke daerah lainnya. Semakin banyak penduduk mengakibatkan peningkatan
perpindahan penduduk yang erat kaitannya dengan kebutuhan akan sarana
transportasi baik melalui transportasi laut, darat, maupun udara. Sesuai dengan data
yang diperoleh dari kantor Badan Pusat Statistik Sorong berdasarkan data sensus
penduduk dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kota Sorong
TahunJumlah Penduduk
(Jiwa)
Pertumbuhan
(Jiwa)
Tingkat
Pertumbuhan (%)
2002 60.532 - 0
2003 62.149 1617 2,67
2004 70.684 8535 13,73
2005 71.218 534 0.76
2006 73.668 2450 3,44
2007 76.096 2428 3,30
2008 78.492 2396 3,15
2009 80.844 2353 3,00
2010 82.951 2107 2,61
2011 - - -
Pertumbuhan rata-rata 3,63
Sumber: (Badan Pusat Statistik kota Sorong, 2013)
28
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 201060000
65000
70000
75000
80000
85000
Tahun
Jum
lah
Pend
uduk
(Jiw
a)
Grafik 4.1 Jumlah Penduduk Kota Sorong
Dari data pada tabel 4.1 dan grafik 4.1 diatas terlihat bahwa jumlah penduduk
umumnya meningkat dari tahun ke tahun dengan tingkat pertumbuhan rata-rata
sebesar 3,63% hal ini tentunya mempengaruhi sarana transportasi secara umum.
Akan tetapi tidak mutlak peningkatan jumlah penduduk, akan meningkat juga
pengguna jasa transportasi. Hal ini harus ditunjang beberapa faktor diantaranya
adalah pendapatan perkapita.
Dalam perencanaan pengembangan sarana transportasi khususnya
peningkatan sarana angkutan laut, pertumbuhan penduduk merupakan hal yang
diperhitungkan. Fungsi pelabuhan yang baik akan menunjukan kelancaran aktifitas
pelabuhan, serta membantu meningkatnya perekonomian masyarakat. Pendapatan
perkapita merupakan salah satu indikator ekonomi untuk mengukur tingkat
kemakmuran suatu Propinsi/Daerah.
.
29
IV.5 Kondisi Fasilitas Pelabuhan
Studi tentang kondisi fasilitas pelabuhan Sorong yang ada sekarang
merupakan suatu langkah awal perencanaan pegembangan pelabuhan Sorong karena
hal ini sangat berpengaruh terhadap jumlah dan ukuran kapal yang akan berkunjung,
kelancaran turun naik penumpang, lamanya waktu yang dipakai bongkar muat barang
dan aktifitas lainnya di pelabuhan.
IV.5.1 Alur Pelayaran
Alur pelayaran dari pelabuhan Sorong cukup lebar dan dalam sehingga
membuat kapal dapat bergerak tanpa tergantung pada pasang surut yang terjadi di
perairan sekitar alur pelayaran. Data yang diberikan dari Kantor PT.Pelindo
Pelabuhan Sorong, bahwa Panjang alur pelayaran pelabuhan Sorong adalah
dermaga1,panjang 120 meter, lebar 12 meter dengan kedalaman 9 Meter,LWS.
Dermaga 11,panjang 80 meter, lebar 22 meter dengan kedalaman 9 meter, LWS,
Dermaga 111, panjang 80 meter lebar 22 meter dengan kedalaman 9 meter,LWS.
IV.5.2 Kolam Pelabuhan
Kolam pelabuhan Sorong cukup tenang karena terletak di dalam teluk, kolam
pelabuhan Sorong juga mempunyai luas dan kedalaman yang cukup. Luas daerah
kolam pelabuhan adalah kira-kira 11 m2, kedalaman kolam minimum 20 meter,
kedalaman maksimum 28 meter dan kedalaman di dermaga 9 meter LWS.
IV.5.3 Dermaga Pelabuhan S orong
Panjang deramga pelabuhan Sorong 280 meter dan lebar 56 meter
dibangun tahun 1978 namun pada tahun 1993 dan 1994 dermaga tersebut
direnovasi. Dermaga ini terbuat dari konstruksi beton bertulang diatas tiang pancang.
Kedalaman perairan di dermaga 9 meter, dengan elevasi ±3 meter LWS. Dermaga ini
dioperasikan untuk melayani kapal penumpang, kapal genaral cargo dan kapal peti
kemas. Pada saat ini kondisi dermaga kurang begitu baik dan kurang terawat
sehingga akibatnya pada waktu disandari kapal, dermaga ini bergoyang sehingga
beban hidup diatas dermaga harus dibatasi.
30
IV.5.4 Lapangan Kontainer (Container Yard)
Lapangan Kontainer (Container Yard) di pelabuhan Sorong sebelumnya
diperuntukan bagi genaral cargo akan tetapi sekarang sudah kembali menjadi
Lapangan Kontainer (Container Yard) karena seiring dengan meningkatnya volume
peti kemas dan menurunnya volume barang melalui gudang.
Tabel 4.3 Fasilitas Lapangan Penumpukan
No Lapangan Jenis konstruksi Luas (m2) Ket
1 Lap. Penumpukan Pengaspalan 2000
Sumber: (Kantor PT. Pelabuhan Sorong IV, 2013)
IV.5.5 Gudang
Gudang yang ada dipelabuhan Sorong sebanyak 1 unit, yang dioperasikan
untuk kepentingan umum dan Keadaan gudang saat ini kurang terawat. Gudang ini
dibangun pada tahun 1978 dengan konstruksi permanen dan mempunyai luas kira-
kira 1,950 m2.
IV.5.6 Terminal Penumpang
Terminal penumpang dipelabuhan Sorong terdiri dari bangunan dua lantai
permanent yang mempunyai luas 2000 m2 dengan tahun pembuatan 1994. Fasilitas-
fasilitas terminal penumpang pelabuhan Sorong seperti tempat duduk diruang tunggu
dan toilet kurang begitu terawat sehingga membuat tidak nyaman para penumpang
dan pengantar.
IV.5.7 Fasilitas Penunjang Lainnya
1) Perlatan Bongkar Muat
Tabel 4.4 Perlatan Bongkar Muat
No Nama Perusahaan Jenis Perlatan Unit Ket
1. PT.PELINDO Crane 12. PT.PELINDO Forklift 23. PT,PELINDO PMK 1
sumber: (Kantor PT. Pelanuhan Sorong IV, 2013)
31
2) Listrik dan Jaringan Air Bersih
Listrik bersumber dari PLN untuk penerangan kompleks pelabuhan
Sorong serta penerangan dermaga pelabuhan Serui dan mesin pembangkit
bersumber dari PLTD. Daya yang diberikan PLN untuk pelabuhan Sorong
adalah 100,400 Kva. Fasiltas air bersih untuk pelabuhan Sorong bersumber
dari PDAM dengan sebuah reservoir 400 ton penampung air terdapat didalam
areal pelabuhan Sorong.
IV.6 Arus Kunjungan Kapal, Barang dan Penumpang di Pelabuhan Sorong
IV.6.1 Arus Penumpang di Pelabuhan S orong
Dalam periode tahun 2006-2011 arus penumpang yang naik dari pelabuhan
Sorong dan turun di pelabuhan Sorong mengalami peningkatan dan penurunan dari
tahun ke tahun. Penumpang yang naik maupun turun dipelabuhan Sorongi umumnya
terdiri dari para pelajar/mahasiswa, pedagang maupun para perantau yang mencari
pekerjaan. Para penumpang ini lebih memilih menggunakan kapal laut karena lebih
murah, di samping itu dapat mengangkut muatan dalam jumlah yang besar
dibandingkan dengan transportasi jenis lainnya. Arus penumpang yang naik dan
turun dipelabuhan Sorong dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini.
Tabel 4.5 Arus Penumpang di Pelabuhan Sorong
TahunArus Penumpang
TotalNaik (orang) Turun (orang)
2006 132.192 149.912 282.1042007 121.992 163.471 285.4632008 120.429 144.010 264.4392009 134.946 133.651 268.5972010 119.726 112.439 232.1652011 115.617 130.056 245.673
Jumlah 1578.441 Sumber Data : (Kantor PT Pelabuhan Sorong IV, 2013)
32
Menurut arus penumpang dipelaabuhan Sorong pada tahun 2006 – 2011 mengalami
jumlah arus maxsimum 1578.441 di bandingkan dengan kapasitas pelabuhan dengan
kapasitas terminal dua lantai dengan mempunyai luas 2000 m2
Maka : 1578.441 – 2000 = 421559 penumpang. yang Naik atau Turun pada lima
tahun terakhir dipelabuhan Sorong mengalami kenaikan pada tahun 2006-2007-
2008-2009-2011 dan penurunan pada tahun 2010.
Grafik 4.3 Arus Penumpang Pelabuhan Sorong
Dari data pada tabel 4.5 dan grafik 4.3 diatas terlihat bahwa arus penumpang
mengalami penurunan dan peningkatan tiap tahunnya. Hal ini tentunya
mempengaruhi rencana pengembangan pelabuhan Sorong lima tahun dan sepuluh
tahun kedepan.
IV.6.2 Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan S orong
Arus kunjungan kapal yang melalui dermaga umum dalam suatu call pada
periode 2006-2011, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel dan grafik di bawah
ini.
33
Tabel 4.6 Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan Sorong
Tahun
Kunjungan Kapal (Call)
TotalKapal Luar
negeri
Kapal dalam
negeri
2006 61 1.225 1.286
2007 78 1.196 1.274
2008 67 1.309 1.376
2009 77 1.454 1.531
2010 131 1.166 1.297
2011 95 1.199 1.294
Jumlah 8.058
Sumber Data : (Kantor PT Pelabuhan Sorong IV, 2013)
Menurut arus kapal dipelaabuhan Sorong pada tahun 2006 – 2011 mengalami
jumlah arus maxsimum 8.058 di bandingkan dengan kapasitas pelabuhan dengan
kapasitas pelabuahan dengan panjang 280 meter
Maka : 8.058 – 280 = 271.94 Arus kunjungan kapal yang masuk pada lima tahun
terakhir dipelabuhan Sorong mengalami kenaikan pada tahun 2011-2010-2009-
2008 dan penurunan pada tahun 2006 - 2007
Grafik 4,4 Arus kapal di pelabuhan Sorong
34
Dari data pada tabel 4.6 dan grafik 4.4 diatas terlihat bahwa arus kunjungan
kapal mengalami peningkatan tiap tahun walaupun ada tahun dimana kunjungan
kapal mengalami penurunan. Meningkatnya arus kunjungan kapal ini tentunya akan
mempengaruhi rencana pengembangan pelabuhan Sorong lima tahun dan sepuluh
tahun kedepan.
IV.6.3 Arus Bongkar Muat Barang di Pelabuhan S orong
Arus bongkar muat di pelabuhan Sorong dari Tahun 2006-2011 mengalami
peningkatan, dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini. Arus barang dibongkar
dan dimuat dipelabuhan umumnya diangkut dengan menggunakan kapal barang dan
juga kapal penumpang. Kegiatan bongkar muat dilakukan oleh koperasi tenaga kerja
bogkar muat (TKBM) dengan tenaga kerja sebanyak 132 orang serta dibantu oleh
alat mekanik.
Tabel 4.7 Arus Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Sorong
TahunBarang
TotalBongkar (Ton) Muat (Ton)
2006 293.536 71.962 427.6742007 320.898 96.532 457.6432008 405.010 55.003 461.2882009 327.702 60.472 392.2072010 382.855 88751 474.7452011 354.565 74.717 457.917
Jumlah 2571.447 Sumber Data : (Kantor PT Pelabuhan Sorong IV , 2013)
Menurut arus Barang muat barang dipelabuhan Sorong pada tahun 2006 – 2011
mengalami jumlah arus maxsimum 2571.447 di bandingkan dengan kapasitas
pelabuhan dengan kapasitas pelabuahan dengan lahan penumpukan 2000
Maka : 2571.447 – 2000 = 2571. Arus barang yang masuk pada lima tahun
terakhir dipelabuhan Sorong mengalami kenaikan pada tahun 2011-2010-2008-
2007 dan penurunan pada tahun 2006 - 2009
35
Grafik 4,5 Arus Bongkar Muat di pelabuhan Sorong
Dari data pada tabel 4.7 dan grafik 4.5 diatas terlihat bahwa arus bongkar
muat barang mengalami peningkatan tiap tahun walaupun pada tahun 2006 arus
bongkar barang mengalami penurunan dan pada tahun 2009 arus muat barang
mengalami penurunan juga. Namun dengan meningkatnya arus bongkar muat ini
tentunya akan mempengaruhi rencana pengembangan pelabuhan Sorong lima tahun
dan sepuluh tahun kedepan.
IV.6.4 Arus Bongkar Muat Peti Kemas di Pelabuhan S orong
Perkembangan peti kemas dari tahun 2006-2011 mengalami peningkatan,
pada tiga tahun terakhir. Perkembangan peti kemas meningkat cepat karena
disebabkan oleh pertumbuhan teknologi angkutan laut (sistem ankutan peti kemas).
Arus peti kemas yang masuk ke pelabuhan Sorong dengan menggunakan kapal peti
kemas dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini
Tabel 4.8 Arus Bongkar Muat Peti Kemas di Pelabuhan Sorong
TahunPeti Kemas
TotalBongkar (TEUs) Muat (TEUs)
2006 8.093 8.673 16.766
2007 8.458 7.222 15.680
2008 13.578 9.739 23.317
36
2009 15.629 13.146 28.775
2010 16.133 16.148 32.281
2011 15.058 14.955 30.013
Jumlah 32.395.551
Sumber Data : (Kantor PT Pelabuhan Sorong IV, 2013)
Menurut arus Bongkar muat peti kemas dipelabuhan Sorong pada tahun 2006 – 2011
mengalami jumlah arus maxsimum 32.395.551 di bandingkan dengan kapasitas
pelabuhan dengan kapasitas pelabuahan dengan penumpukan 2000
Maka : 32,395.551 – 2000 = 32.393.5511. Arus bongkar muat peti kemas yang
masuk pada lima tahun terakhir dipelabuhan Sorong mengalami kenaikan pada
tahun 2008-2010-2010-2011dan penurunan pada tahun 2006 - 2007
Grafik 4,6 Arus Petikemas di Pelabuhan Sorong
Dari data pada tabel 4.7 dan grafik 4.6 diatas terlihat bahwa arus bongkar
muat peti kemas mengalami peningkatan pada tiga tahun terakhir. Meningkatnya arus
bongkar muat peti kemas dalam tiga tahun terakhir dengan cepat tentunya akan
mempengaruhi rencana pengembangan pelabuhan Sorong lima tahun dan sepuluh
tahun kedepan.
37
VI.7 Forcesting Arus Penumpang, Kunjungan Kapal dan Barang
Forcesting dari arus barang (General Cargo), peti kemas (Container),
penumpang dan kunjungan kapal ditetapkan berdasarkan analisa secara matematis
dari data time series pada tahun sebelumnya. Tujuan peramalan ini adalah untuk
mengetahui peningkatan arus kunjugan kapal, arus barang atau peti kemas dan arus
penumpang yang terjadi di pelabuhan Sorong pada tahun 2016 dan 2021 sebagai
pedoman dalam perencanaan pengembangan pelabuhan. Model-model regresi yang
akan digunakan dalam peramalan adalah model regresi linier dan regresi non linier
eksponensial dan logaritma dan distribusi poiison.
IV.7.1 Arus Penumpang Naik di Pelabuhan S orong
Data arus penumapang naik dari tahun 2006-2011 dianalisis dengan
menggunakan regresi linier dan regresi non linier eksponensial dan logaritma.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel,
diperoleh hasil pada tabel 4.9 :
Tabel 4.9 Hasil Analisa Arus Penumpang Naik
Tahun = XArus Penumpang Naik
Data real Linier Eksponensial Logaritma
2006 = 1 132.192 50912 114 338722007 = 2 121.992 72347 923 766652008 = 3 120.429 93781 7489 1016972009 = 4 134.946 115218 80789 1194572010 = 5 119.726 136651 493405 1332332011 = 6 115.617 158085 00 144489
Koefesien Korelasi 0,718 0,705 0,651 Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)
38
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 201140000
45000
50000
55000
60000
65000
70000
f(x) = 1774.67272727273 x + 44171f(x) = 44694.6450185992 exp( 0.032568751395255 x )f(x) = 6649.39186434234 ln(x) + 43887.9841920921
Data realLinierLinear (Linier)EksponensialExponential (Eksponensial)LogaritmaLogarithmic (Logaritma)
Tahun
Arus
Pen
umpa
ng N
aik
Grafik 4.7 Hubungan Antara Pertumbahan Waktu Dengan Arus Penumpang Naik
Hasil yang diperoleh pada tabel 4.9 menunjukan bahwa dalam hal ini yang
mempunyai koefesien korelasi yang terbesar dan yang mendekati data awal adalah
analisa regresi linier dengan nilai r = 0,718. Maka untuk meramalkan jumlah
penumpang yang akan naik di pelabuhan Serui dimasa yang akan datang digunakan
regresi linier. Grafik 4.7 menunjukan hubungan antara pertumbuhan waktu dengan
arus penumpang naik dan di analisa dengan menggunakan regresi linier dan regresi
non linier eksponensial dan logaritma
Tabel 4.10 Ramalan Arus Penumpang Naik di Pelabuhan Sorong
Tahun X Jumlah Penumpang Naik (Orang)
2012 11 1795202013 12 2004332014 13 2223892015 14 2438292016 15 2652592017 16 2866332018 17 3031282019 18 3295622020 19 3509972021 20 372432
Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)
39
Tabel 4.10 menunjukkan hasil ramalan jumlah penumpang naik di pelabuhan
Sorong dari tahun 2012 – 2021 dengan menggunakan regresi linier. Dari tabel terlihat
bahwa jumlah penumpang naik semakin meningkat tiap tahunnya.
IV.7.2 Arus Penumpang Turun di Pelabuhan Sorong
Data arus penumapang turun dari tahun 2006 - 2011 dianalisis dengan
menggunakan regresi linier dan regresi non linier eksponensial dan logaritma.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel,
diperoleh hasil pada tabel 4.11 :
Tabel 4.11 Hasil Analisa Arus Penumpang Turun
Tahun = XArus Penumpang Turun
Data real Linier Eksponensial Logaritma
2006 = 1 149.912 157690 158111 1605082007 = 2 163.471 150183 149723 1468642008 = 3 144.010 142677 141781 1388822009 = 4 133.651 135170 134260 1332192010 = 5 112.439 127663 127137 1288272011 = 6 130.056 120156 127137 12887
Koefesien Korelasi 0.637 0.654 0.738 Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)
20022003
20042005
20062007
20082009
20102011
40000
45000
50000
55000
60000
65000
70000
75000
f(x) = 2027.84848484848 x + 47721.3333333333f(x) = 47399.183261752 exp( 0.0370863626985743 x )f(x) = 9706.94238986075 ln(x) + 44212.7337320468
Data realLinierLinear (Linier)EksponensialExponential (Eksponensial)LogaritmaLogarithmic (Logaritma)
Tahun
Arus
Pen
umpa
ng T
urun
40
Grafik 4.8 Hubungan Antara Pertambahan Waktu Dengan Arus Penumpang Turun
Hasil yang diperoleh pada tabel 4.11 menunjukan bahwa dalam hal ini yang
mempunyai koefesien korelasi yang terbesar dan yang mendekati data awal adalah
analisa regresi logaritma dengan nilai r = 0,738. Maka untuk meramalkan jumlah
penumpang yang akan turun di pelabuhan Sorong dimasa yang akan datang
digunakan regresi logaritma. Grafik 4.8 menunjukan hubungan antara pertumbuhan
waktu dengan arus penumpang turun dan di analisa dengan menggunakan regresi
linier dan regresi non linier eksponensial dan logaritma
Tabel 4.12 Ramalan Arus Penumpang Turun di Pelabuhan Sorong
Tahun X Jumlah Penumpang Turun (Orang)
2012 11 674892013 12 683342014 13 691112015 14 698302016 15 705002017 16 711262018 17 717152019 18 722702020 19 727942021 20 73292
Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)
Tabel 4.12 menunjukkan hasil ramalan jumlah penumpang turun di pelabuhan
Sorong dari tahun 2012 – 2021 dengan menggunakan regresi logaritma. Dari tabel
terlihat bahwa jumlah penumpang turun semakin meningkat tiap tahunnya.
IV.7.3 Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan Sorong
Data arus kunjungan kapal dari tahun 2012 - 2011 dianalisis dengan
menggunakan regresi linier dan regresi non linier eksponensial dan logaritma.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel,
diperoleh hasil pada tabel 4.13 :
41
Tabel 4.13 Hasil Analisa Arus Kunjungan Kapal
Tahun = XArus Kunjungan Kapal
Data real Linier Eksponensial Logaritma
2006 = 1 1,286 538 8 992007 = 2 1,274 781 33 2082008 = 3 1,376 1025 139 10652009 = 4 1,531 1268 597 15142010 = 5 1,297 1512 2554 6152011 = 6 1,294 1755 10927 1674
Koefesien Korelasi 0.852 0.905 1514 Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)
20022003
20042005
20062007
20082009
20102011
0
200
400
600
800
1000
1200
f(x) = 74.1818181818182 x + 181.2f(x) = 289.582150512192 exp( 0.115700696294261 x )f(x) = 258.430011365239 ln(x) + 198.956648707484Data real
LinierLinear (Linier)EksponensialExponential (Eksponensial)LogaritmaLogarithmic (Logaritma)
Tahun
Arus
Kun
jung
an K
apal
Grafik 4.9 Hubungan Antara Pertambahan Waktu Dengan Arus Kunjungan Kapal
Hasil yang diperoleh pada tabel 4.13 menunjukan bahwa dalam hal ini yang
mempunyai koefesien korelasi yang terbesar dan yang mendekati data awal adalah
analisa regresi eksponensial dengan nilai r = 0,905. Maka untuk meramalkan arus
kunjungan kapal di pelabuhan Sorong dimasa yang akan datang digunakan regresi
eksponensial. Grafik 4.9 menunjukan hubungan antara pertumbuhan waktu dengan
arus kunjungan kapal dan di analisa dengan menggunakan regresi linier dan regresi
non linier eksponensial dan logaritma
Tabel 4.14 Ramalan Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan Sorong
42
Tahun X Jumlah Kunjungan Kapal (Call)
2012 11 10342013 12 11612014 13 13042015 14 14642016 15 16432017 16 18452018 17 20722019 18 23262020 19 26122021 20 2932
Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)
Tabel 4.14 menunjukkan hasil ramalan arus kunjungan kapal di pelabuhan
Sorong dari tahun 2012 – 2021 dengan menggunakan regresi eksponensial. Dari tabel
terlihat bahwa arus kunjungan kapal semakin meningkat tiap tahunnya.
IV.7.4 Arus Bongkar Barang di Pelabuhan Sorong
Data arus bongkar barang dari tahun 2006-2011 dianalisis dengan
menggunakan regresi linier dan regresi non linier eksponensial dan logaritma.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel,
diperoleh hasil pada tabel 4.15 :
Tabel 4.15 Hasil Analisa Arus Bongkar Barang
Tahun = XArus Bongkar Barang
Data real Linier Eksponensial Logaritma
2006 = 1 293.536 317877 315593 3038092007 = 2 320,898 329697 327185 3313812008 = 3 405.010 341518 339198 3475202009 = 4 327,702 353338 351654 3589542010 = 5 382,855 365158 364567 3678902011 = 6 354,565 376978 377955 375082
Koefesien Korelasi 0.942 0.976 0.824 Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)
43
20022003
20042005
20062007
20082009
20102011
200000
400000
600000
800000
1000000
1200000
1400000
f(x) = 83524.3272727273 x + 242371.4f(x) = 347365.420326615 exp( 0.116807345486292 x )
f(x) = 301797.764130999 ln(x) + 245907.305693367Data realLinierLinear (Linier)EksponensialExponential (Eksponensial)LogaritmaLogarithmic (Logaritma)
Tahun
Arus
Bon
gkar
Bar
ang
Grafik 4.10 Hubungan Antara Pertambahan Waktu Dengan Arus Bongkar Barang
Hasil yang diperoleh pada tabel 4.15 menunjukan bahwa dalam hal ini yang
mempunyai koefesien korelasi yang terbesar dan yang mendekati data awal adalah
analisa regresi eksponensial dengan nilai r = 0,976. Maka untuk meramalkan arus
bongkar barang di pelabuhan Sorong dimasa yang akan datang digunakan regresi
eksponensial. Grafik 4.10 menunjukan hubungan antara pertumbuhan waktu dengan
arus bongkar barang dan di analisa dengan menggunakan regresi linier dan regresi
non linier eksponensial dan logaritma
Tabel 4.16 Ramalan Arus Bongkar Barang di Pelabuhan Sorong
Tahun X Jumlah Bongkar Barang (Ton)
2012 11 12554602013 12 14110152014 13 15858442015 14 17823352016 15 20031712017 16 22513692018 17 25303202019 18 28438342020 19 31961932021 20 3592210
44
Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)
Tabel 4.16 menunjukkan hasil ramalan arus bongkar barang di pelabuhan
Sorong dari tahun 2012 – 2021 dengan menggunakan regresi eksponensial. Dari tabel
terlihat bahwa arus bongkar barang semakin meningkat tiap tahunnya.
IV.7.5 Arus Muat Barang di Pelabuhan Sorong
Data arus muat barang dari tahun 2006-2011 dianalisis dengan menggunakan
regresi linier dan regresi non linier eksponensial dan logaritma. Pengolahan data
dilakukan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel, diperoleh hasil
pada tabel 4.17 :
Tabel 4.17 Hasil Analisa Arus Muat Barang
Tahun = XArus Muat Barang
Data real Linier Eksponensial Logaritma
2006 = 1 71,962 30100 91 196892007 = 2 96,532 43412 678 460852008 = 3 55,003 56725 5044 615262009 = 4 60,472 70038 37505 724812010 = 5 88,751 83350 27888 809792011 = 6 74,717 96663 2073836 89922
Koefesien Korelasi 0.823 0.924 0.671 Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)
20022003
20042005
20062007
20082009
20102011
0
50000
100000
150000
200000
250000
f(x) = 16012.3272727273 x − 722.600000000006f(x) = 30888.3943413768 exp( 0.162072734436091 x )f(x) = 53935.855231159 ln(x) + 5878.25901069009
Data realLinierLinear (Linier)EksponensialLogarithmic (Eksponensial)Exponential (Eksponensial)LogaritmaLogarithmic (Logaritma)
Tahun
Arus
Mua
t Bar
ang
45
Grafik 4.11 Hubungan Antara Pertambahan Waktu Dengan Arus Muat Barang
Hasil yang diperoleh pada tabel 4.17 menunjukan bahwa dalam hal ini yang
mempunyai koefesien korelasi yang terbesar dan yang mendekati data awal adalah
analisa regresi eksponensial dengan nilai r = 0,924. Maka untuk meramalkan arus
muat barang di pelabuhan Sorong dimasa yang akan datang digunakan regresi
eksponensial. Grafik 4.11 menunjukan hubungan antara pertumbuhan waktu dengan
arus muat barang dan di analisa dengan menggunakan regresi linier dan regresi non
linier eksponensial dan logaritma
Tabel 4.18 Ramalan Arus Muat Barang di Pelabuhan Sorong
Tahun X Jumlah Muat Barang (Ton)
2012 11 1836772013 12 2159942014 13 2539982015 14 2986882016 15 3512402017 16 4130392018 17 4857122019 18 5711712020 19 6716662021 20 789843
Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)
Tabel 4.18 menunjukkan hasil ramalan arus muat barang di pelabuhan Sorong
dari tahun 2012 – 2021 dengan menggunakan regresi eksponensial. Dari tabel terlihat
bahwa arus muat barang semakin meningkat tiap tahunnya.
IV.7.6 Arus Bongkar dan Muat Peti Kemas di Pelabuhan Sorong
Data arus bongkar dan muat peti kemas dari tahun 2006-2011 dianalisis
dengan menggunakan regresi linier dan regresi non linier eksponensial dan
logaritma. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan program
Microsoft Excel, diperoleh hasil pada tabel 4.19 :
Tabel 4.19 Hasil Analisa Arus Bongkar dan Muat Peti Kemas
46
Tahun = XArus Bongkar dan Muat Peti Kemas
Data real Linier Eksponensial Logaritma
2006 = 1 16,766 8437 23 36122007 = 2 15,680 14115 172 152762008 = 3 23,317 19794 1298 220992009 = 4 28,775 25472 9902 369392010 = 5 32,281 31150 73998 306942011 = 6 30,013 36829 558637 337622
Koefesien Korelasi 0.846 0.911 0.685 Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)
20022003
20042005
20062007
20082009
20102011
-1000
0
1000
2000
3000
4000
5000
f(x) = 482.515151515152 x − 963.333333333333f(x) = 248.641081958717 exp( 0.273774642723641 x )
f(x) = 1614.26097491695 ln(x) − 747.84637657607Data realLinierLinear (Linier)EksponensialExponential (Eksponensial)LogaritmaLogarithmic (Logaritma)
Tahun
Arus
Bon
gkar
Mua
t Peti
Kem
as
Grafik 4.12 Hubungan Antara Pertambahan Waktu Dengan Arus Bongkar Dan Muat Peti Kemas
Hasil yang diperoleh pada tabel 4.19 menunjukan bahwa dalam hal ini yang
mempunyai koefesien korelasi yang terbesar dan yang mendekati data awal adalah
analisa regresi eksponensial dengan nilai r = 0,911. Maka untuk meramalkan arus
bongkar barang di pelabuhan Sorong dimasa yang akan datang digunakan regresi
eksponensial. Grafik 4.12 menunjukan hubungan antara pertumbuhan waktu dengan
arus bongkar dan muat peti kemas dan di analisa dengan menggunakan regresi linier
dan regresi non linier eksponensial dan logaritma.
Tabel 4.20 Ramalan Arus Bongkar dan Muat Peti Kemas di Pelabuhan Sorong
Tahun X Jumlah Bongkar dan Muat Peti Kemas (Ton)
47
2012 11 50512013 12 66422014 13 87332015 14 114832016 15 150992017 16 198532018 17 261042019 18 343242020 19 451322021 20 59342
Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)
Tabel 4.20 menunjukkan hasil ramalan arus bongkar muat peti kemas di
pelabuhan Sorong dari tahun 2012 – 2021 dengan menggunakan regresi
eksponensial. Dari tabel terlihat bahwa arus bongkar muat peti kemas semakin
meningkat tiap tahunnya.
Hasil peramalan arus penumpang, kunjungan kapal, Bongkar muat barang
dan peti kemas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.21. Hasil Ramalan Arus Penumpang Di Pelabuhan Sorong
Tahun Naik Turun Total
2012 179520 67489 2470092016 265259 70500 3357592021 372432 73292 445724
Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)
Tabel 4.22. Hasil Ramalan Bongkar Muat Cargo Dan Peti Kemas Di Pelabuhan Sorong
Tahun
Cargo (Ton) Peti
Kemas
(TEUs)Bongkar Muat Total
2012 1255460 183677 1439137 5051
48
2016 2003171 351240 2354411 15099
2021 3592210 789843 4382053 59342
Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)
Tabel 4.23. Hasil Ramalan Arus Kunjungan Kapal Di Pelabuhan Sorong
Tahun Jumlah Kapal (Call)
2012 1034
2016 1643
2021 2932
Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)
IV.8 Analisa Pengembangan
Dari hasil proyeksi bongkar muat barang, naik turun penumpang serta
kunjungan kapal yang ada, setidaknya kita bisa menganalisa kemampuan pelayanan
suatu pelabuhan dalam mengatisipasi volume arus barang, penumpang dan
kunjungan kapal. Dengan kata lain bahwa dengan hasil proyeksi yang ada dijadikan
sebagai acuan dalam mendimensi suatu fasilitas pelabuhan secara keseluruhan,
karena merupakan faktor pendukung dari kelancaran aktivitas di pelabuhan sehingga
tata letak (Layout) dari fasilitas pelabuhan sebagai sasaran yang dicapai dari studi.
IV. 8 .1 Perhitungan Kebutuhan Fasilitas Pelabuhan
IV.8.1.1 Dermaga
Tambatan yang dipakai pelabuhan Sorong adalah tambatan normal dan sirih.
49
Tambatan normal adalah panjang dari sisi dermaga yang dapat/aman untuk tambatan
kapal yang posisinya sejajar dengan garis dermaga. Sistem ini yang digunakan
dipelabuhan Sorong untuk kapal-kapal besar dan kapal penumpang (Pelni). Posisi
tambat seprti ini memudahkan proses bongkar muat karena jarak yang dekat antara
sisi kapal dan dermaga. Keuntungan lain adalah waktu yang digunakan untuk siklus
bongkar muat menjadi lebih kecil jika dibandingkan dengan cara/posisi tambat yang
lain. Tetapi jika dilihat dari kebutuhan akan dermaga, jelas tambat dengan cara
seperti ini akan banyak menggunakan tempat didermaga, sehingga kapal-kapal lain
harus menunggu dalam waktu yang tidak tertentu.
Namun pelabuhan Sorong juga sering menggunakan tambatan sirih,
Tambatan sirih adalah tambatan yang membentuk sudut tertentu terhadap garis
dermaga atau bertambat susun sebanyak dua atau tiga kapal sejajar pada suatu tempat
yang biasa digunakan oleh suatu kapal tambat normal. Sistem sirih ini dilakukan
mengingat besarnya kebutuhan tambatan, tetapi dermaga tidak mempunyai tempat.
Sistem seperti ini nampaknya sesuai bagi pelabuhan yang mempunyai dermaga yang
besar tetapi karena kapal-kapal yang berlabuh kapal-kapal besar dan dermaga sangat
panjang, sehingga penggunaan tambat susun sirih bisa digunakan maksimal 3 kapal
saja.
Dalam perhitungan ini tambatan akan ditinjau setiap satu hari kunjugan kapal
dalam satu bulan di Pelabuhan Sorong.
50
Tabel 4.24 Jadwal Harian Kunjungan Kapal di Pelabuhan Sorong Dalam Seminggu dan SebulanTahun 2013
No NamaKapal Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu ke-3 Minggu ke-41 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
1 KM. Nggapulu2 KM. Sinabung3 KM. Dorolonda4 KM. labobar5 KM. Gunumgdempo6 KM. Tatamailau7 KM. Majala
8 KM. Hijaumudaeks SKY LIGHT
9 KM. PulauWetareks HONG PU 75
10KM. Pratiwiindah Ex Xinhangai
11 KM. Acx Swan eks Family Ace
12KM,MandiriMakmureks Salam makmur
13KMF, Fortune EksCahngxin 22
14 KM,JupiterBaru
51
15 KM. Armada Permataeks Soon fu
16KM. Oriental Jade eks Eurus Pern
17 KM. TantoSakti 118 KM. Tantosurya19 KM. TigaSamudera 120 KM. Bahar Mas21 KM. Kedung Mas22 KM. Kisik Mas23 KM. Kuala M as24 KM. Kawas Mas25 KM. Lagoa Mas26 KM. Majala27 KM. Oriental Emerald
Sumber: (Kantor PT, Pelabuhan Sorong, IV 2013)
52
Tabel4.25 Karakteristik Kapal
No NamaKapal PanjangKapal Draft Kapal BobotKapal JenisKapal(m) (m) (DWT)
1 KM. Nggapulu 132.05 5.5 4644 Penumpang2 KM. Sinabung 134 5.6 4400 Penumpang3 KM. Dorolonda 136 5.8 4629 Penumpang4 KM. Labobar 140 2.5 745 Penumpang5 KM. Gunungdempo 145 2.0 405 Penumpang6 KM. Tatamailau 40 2.5 740 Penumpang7 KM. Dobonsolo 132 2.0 409 Penumpang8 KM. HijauMudaheks Sky Ligh 132,20 8,16 11030 Container
9 KM. PulauWetareks Hong Pu 75 120,98 6,150 9200 Container
10KM.Pratiwi Indah Ex Xinhangai 95,90 5,65 6000 Container ship
11 KM. Acxswaneks Family Ace 128,50 7,676 9,531 Container ship
12KMF. MandiriMakmureks Salam makmur 118,10 10,50 7747 Container ship
13 KM, Fortune eksCahngxin 22 95,90 5,65 4,674 Container14 KM, Jupiter Baru 79 .20 5,48 2318 Container
15 KM. ArmadaPermataeks Soon Fu 129,10 8,190 12,723 Container ship
16KM. Oriental Jade eks Eurus pern 176,57 10.510 - Cargo ship
17 KM. Oriental Emerald 45,90 12.8 17,250 Container18 KM. Hijau Segar Ex 20,80 7,80 9,865 Container
53
19 KM. Majala 20,80 7,80 9,865 Container20 KM, TantoSakti 1 20.60 5.60 8,561 Container21 KM, Tantosurya 20,75 7,15 8,994 Container22 KM, Bahar Mas 105,79 5,066 6.662 Container23 KM, Kedung Mas 119,08 5,524 6930 Container24 KM, Kisik Mas 8,647 144 12790 Container25 KM, Kuala Mas 6.007 12,73 8700 Container26 KM, Kawa Mas 146,16 9,460 15000 Container27 KM, Lagoa Mas 127,73 6,006 8700 Container
Sumber: (Kantor PT, PelabuhanSorong, IV 2013)
54
. Tabel 4.26 JumlahPanjangKapaldalamSatuHariPadaMinggu I
Hari NamaKapalPanjangKap
alJumlahPanjangKa
pal(m) (m)
Senin
KM. Dorolonda 136
625.12
KM. Ngapulu 132.05KM. HijauMudaheks Sky light 132,20
KM. Bahar Mas 105,79KM. Kedung Mas 119,08
Selasa
KM. PulauWetareks Hong Pu 75 120,98
388,134
KM, Kisik Mas 8,647KMF. Dorolonda 136KM. Pratiwi Indah eksXinhangai 88 95,90
KM. Kuala Mas 6.007KM. TantoSakti 1 20,60
Rabu
KM. Ngapulu 132,05
844.46
KM. Dobonsolo 132KM, Labobar 140KM. GunungDempo 145KM. Tanto Surya 20,75KM. Kawas Mas 146,16KM. Acxswaneks family Ace 128,50
Kamis
KM. Tatamailau 40
766,6
KM. Lagoa Mas 127,73KM. MandiriMakmur 118,10KM. Fortune eksCahngxin 22 95,90
KM,JupiterBaru 79,20KM. Armada Permataeks Soon Pu 129,10
KM. Oriental Jade ekseurusPern 176,57
Jumat
KM. Sinabung 134
216,55
KM. Oriental Emerald 40,95KM, Hijau Segar ex 20,80KM, Majala 20,80
Sabtu KM. Tatamailau 40 571.1KM,GunungDempo 145
55
KM.Dorolonda 136KM.Dobonsolo 132KM. TantoSakti 1 20,60KM. MandiriMakmureks Salam Makmur 118,10
Hari NamaKapalPanjangKap
al(m)
JumlahPanjangKapal(m)
Minggu
KM. Labobar 140
458,19
KM. Jupiter Baru 79,20KM. Bahar Mas 106,79KM, HijauMudaeks Sky Light 132,20
Rata-rata 3870,154PanjangDermaga 1, 11, 11 280
Selisih (∆) 4150,154Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)
.
Jumlahkan setiap panjang kapal yang bertambat pada satu hari dan cari rata-rata
jumlah panjang kapal dalam satu minggu kemudian dikurangi panjang dermaga yang
ada, dengan ini kita bisa dapat selisih antara panjang dermaga dan rata-rata jumlah
panjang kapal dalam satu minggu.
Hasil dari table 4,26 menunjukkan bahwa rata-rata jumlah panjang kapal
dalam minggu I adalah 3870,154 meter, sedangkan panjang dermaga pelabuhan
Sorong adalah 280 meter jadi selisih antara jumlah panjang kapal dalam minggu I
dengan panjang dermaga pelabuhan Sorong adalah 4150,154 meter.
Untuk perhitungan minggu ke II sampai minggu ke IV ada dilampiran.
Tabel4.27 Rata-rata Jumlah Panjang Kapal dalam Satu Bulan
56
Minggu
Rata - rata Jumlah Panjang
Rata - rata Jumlah Panjang Panjang Selisih
(∆)Kapal Dalam SatuMinggu
Kapal Dalam Satu Bulan
Dermaga 1,11,111
(m) (m) (m) (m)I 3870,154
5097,433 280 4817,433II 54,182III 1137,825IV 35,272
Sumber: (Hasil Pengolahan data, 2013)
Jumlahkan setiap rata-rata panjang kapal yang bertambat pada satu minggu
dan cari rata-rata jumlah panjang kapal dalam satu bulan kemudian dikurangi
panjang dermaga yang ada, dengan ini kita bisa dapat selisih antara panjang dermaga
dan rata-rata jumlah panjang kapal dalam satu bulan.
Hasil dari tabel 4.27 menunjukkan bahwa rata-rata jumlah panjang kapal
dalam satu bulan adalah 5097,433 meter, sedangkan panjang dermaga pelabuhan
Sorong atau 1 tambatan adalah 280 meter jadi selisih antara jumlah panjang kapal
dalam satu bulan dengan panjang dermaga pelabuhan Sorong adalah 96 meter.
57
Tabel 4.28 Rata-rata Jumlah Panjang Kapal dalam Satu Bulan
Minggu Hari
Jumlah Tambatan kapal : 4 kapal Tambatan kapal : 5 kapal Tambatan Kapal : 6 kapal
KeteranganKedatangan Tersedia Jumlah Tersedia Jumlah Tersedia Jumlah
Kapal bertambat Tunggu bertambat Tunggu bertambat tunggu
Min
ggu
I
Senin 5 4 1 5 0 6 0 1 kapal =Selasa 6 4 5 5 4 6 3 35 meterRabu 7 4 2 5 1 6 0Kamis 3 4 6 5 5 6 3Jumat 5 4 5 5 4 6 3Sabtu 6 4 2 5 1 6 0
Minggu 4 4 6 5 5 6 4
Min
ggu
II
Senin 5 4 1 5 0 6 0Selasa 5 4 1 5 0 6 0Rabu 8 4 7 5 5 6 4Kamis 6 4 2 5 1 6 0Jumat 6 4 5 5 4 6 3Sabtu 6 4 2 5 1 6 0
Minggu 6 4 2 5 1 6 0
Min
ggu
III
Senin 6 4 2 5 1 6 0Selasa 6 4 5 5 4 6 3Rabu 7 4 2 5 1 6 0Kamis 7 4 6 5 5 6 3Jumat 5 4 4 5 3 6 2Sabtu
Minggu67
44
26
55
15
33
04
58
Minggu Hari JumlahTambatan kapal : 4 kapal Tambatan kapal : 5 kapal Tambatan Kapal : 6 kapal
KeteranganTersediabertambat
JumlahTunggu
Tersediabertambat
JumlahTunggu
Tersediabertambat
Jumlahtunggu
Min
ggu
IV
Senin 5 4 1 5 0 6 0Selasa 5 4 1 5 0 6 0Rabu 8 4 7 5 5 6 4Kamis 6 4 2 5 1 6 0Jumat 6 4 5 5 4 6 3Sabtu 6 4 2 5 1 6 0
Minggu 6 4 2 5 1 6 0Jumlah 164 112 94 140 64 168 39
Sumber: (Hasil Pengolahan Data, 2013)
59
Jumlah terbaik tambatan (Optimum Number of Berth – ONB) dan tingkat
pemakaian tambatan (Berth Occupancy Rate – BOR) dapat dilihat pada perhitungan
dibawah ini :
Berdasarkan data dari tabel 4.28
Jumlah kedatangan kapal : 164
Daya tampung tambatan 4 kapal
* Tersedia bertambat : 112
* Jumlah tunggu kapal : 94
Daya tampung tambatan 5 kapal
* Tersedia bertambat : 140
* Jumlah tunggu kapal : 64
Daya tamping tambatan 6 kapal
* Tersedia bertambat : 168
* Jumlah tunggu kapal : 39
Kedatangan kapal yang dapat ditambat
* Untuk 4 kapal : 70 = 164 – 94
* Untuk 5 kapal : 100 = 164 – 64
* Untuk 6 kapal : 125 = 164 – 39
BOR untuk tambatan 4 kapal : (70/112) x 100% = 62.5%
BOR untuk tambatan 5 kapal : (100/140) x 100% = 71.42%
BOR untuk tambatan 6 kapal : (125/168) x 100% = 74.40%
(ONB)4 =
(ONB)5 =
(ONB)6 =
60
(112−94)112
x 100% = 16.07 %
(140−64)140
x 100% = 54.29 %
(168−39)168
x 100% = 76,79 %
Tambatan : 4 kapal maksudnya adalah pada panjang der maga 280 meter
dapat ditambat 4 kapal dengan panjang masing-masing kapal adalah 35 meter. Jadi
dengan penambahan tambatan : 5 kapal (5 x 35 = 175 meter) dan tambatan : 6 kapal
(6 x 35 = 210 meter) dari tambatan : 4 kapal (4 x 35 = 140 meter) yang ada sekarang
belum mengurangi kejenuhan bagi kapal yang antri untuk bertambat. Sedangkan
untuk mengurangi kejenuhan bagi kapal yang antri untuk bertambat, dari perhitungan
yang didapat adalah tambatan : 10 kapal (10 x 35 = 350 meter), dikarenakan sudah
tidak ada kapal yang akan menunggu.
IV.8.1.2 Kebutuhan Luas Terminal Penumpang
a. Kebutuhan Luas terminal Penumpang pada tahun 2013
Berdasarkan data dari hasil ramalan arus penumpang (tabel 4.21)
diperoleh bahwa jumlah penumpang yang naik dipelabuhan Sorong pada
tahun 2012 adalah 179,520 orang sedangkan penumpang yang turun
dipelabuhan Sorong adalah 67489 orang. Sehingga total penumpang orang
yang naik turun pelabuhan Sorong pada tahun 2012 adalah 67,668 orang.
Untuk menghitung kebutuhan terminal digunakan runus seperti pada landasan
teori :
Luas terminal penumpang = Kr.G
G = q . AP
q = M . D . H
dimana :
Kr : kebutuhan ruangan (m2)
G : gerakan penumpang pada jam sibuk
AP : jumlah penumpang
q : Faktor jam sibuk
M : Jumlah penumpang pada bulan sibuk dibagi jumlah
penumpang setahun
D : jumlah penumpang pada hari sibuk dibagi jumlah penumpang
pada bulan tersibuk
61
H : jumlah penumpang pada jam sibuk dibagi jumlah penumpang
pada hari tersibuk
Jumlah penumpang pada bulan tersibuk = 67.668
12 x 2 = 11.278 orang
Jumlah penumpang pada hari tersibuk = 67,668
30 x 2 = 4,511 orang
Jumlah penumpang pada jam tersibuk = 67,668
6 x 2 = 22,556 orang
Untuk memperoleh nilai – nilai M, D, H dan q (faktor jam sibuk)
adalah sebagai berikut :
M = 11,27867,668 = 0,167
D = 4,511
67,668 = 0,067
H = 22,55667,668 = 0,333
Maka nilai (q) yang didapat adalah :
q = M x D x H = 0,167 x 0,067 x 0,333
= 0,0037
Sehingga dengan jumlah penumpang yang naik turun pada tahun 2012
sebesar 67,668 orang, maka gerakan penumpang pada jam sibuk pada tahun
2012 :
G = q x AP
= 0,0037 x 67,668
= 0,250
Kebutuhan ruang terminal untuk penumpang pada keadaan sekarang :
Δ = G x 1,2 m2
= 0,250 x 1,2
= 0,300 m2 ≈ 300 m2
62
Selain ruang utama terminal penumpang, ada raung lain yang
dibutuhkan untuk kegiatan penumpang selama berada dalam terminal yaitu:
1. Informasi + satpam = (4m x 4m) = 16 m2
2. Cafetaria = 2 x (4m x 5m) = 40 m2
3. Toilet = 2 x (2,5m x 4 m) = 20 m2
4. Penimbangan barang bawaan = (4m x 6m) = 24 m2 +
= 100 m2
Jadi luas terminal penumpang tahun 2012 adalah : 221,184 m2 + 100
m2 = terdiri dari lantai dasra 1.226,71 m2 dan luas lanrai atas 985,13 m2
Luas terminal penumpang yang ada pada saat ini 221,184 m2. Jadi
untuk keadaan tahun 2013 tidak perlu penambahan luas terminal penumpang
hanya di peratikan pelayanan saja .
b. Kebutuhan Luas Terminal Penumpang pada Tahun 2016
Dari hasil ramalan diperoleh bahwa jumlah penumpang yang naik
dipelabuhan Sorong pada tahun 2016 adalah 70.791 orang, sedangkan
penumpang yang turun dipelabuhan Sorong adalah 70.500 orang. Sehingga
total penumpang yang naik turun dipelabuhan Sorong pada tahun 2016 adalah
141.291 orang. Untuk mengitung kebutuhan terminal digunakan rumus
seperti pada sub Bab 2.5.2a :
Luas terminal penumpang = Kr.G
G = q . AP
q = M . D . H
dimana :
Kr : kebutuhan ruangan (m2)
G : gerakan penumpang pada jam sibuk
AP : jumlah penumpang
q : Faktor jam sibuk
63
M : jumlah penumpang pada bulan sibuk dibagi jumlah
penumpang setahun
D : jumlah penumpang pada hari sibuk dibagi jumlah penumpang
pada bulan tersibuk
H : jumlah penumpang pada jam sibuk dibagi jumlah penumpang
pada hari tersibuk
Jumlah penumpang pada bulan tersibuk = 141291
12 x 2 = 23548 orang
Jumlah penumpang pada hari tersibuk = 23548
30 x 2 = 1570 orang
Jumlah penumpang pada jam tersibuk = 1570
6 x 2 = 523 orang
Untuk memperoleh nilai – nilai M, D, H dan q (faktor jam sibuk)
adalah sebagai berikut :
M = 23548141291 = 0,167
D = 1570
22548 = 0,067
H = 523
1570 = 0,333
Maka nilai (q) yang didapat adalah :
q = M x D x H = 0,167 x 0,067 x 0,333
= 0,0037
Sehingga dengan jumlah penumpang yang naik turun pada tahun 2016
sebesar 141291 orang, maka gerakan penumpang pada jam sibuk pada tahun
2016 :
G = q x AP
= 0,0037 x 141291
= 523
Kebutuhan raung terminal untuk penumpang pada keadaan sekarang :
Δ = G x 1,2 m2
64
= 523 x 1,2
= 627,959 m2 ≈ 628 m2
Selain ruang utama terminal penumpang, ada raung lain yang
dibutuhkan untuk kegiatan penumpang selama berada dalam terminal yaitu:
1. Informasi + satpam = (4m x 4m) = 16 m2
2. Cafetaria = 2 x (4m x 5m) = 40 m2
3. Toilet = 2 x (2,5m x 4 m) = 20 m2
4. Penimbangan barang bawaan = (4m x 6m) = 24 m2 +
= 100 m2
Jadi luas terminal penumpang tahun 2016 adalah : 628 m2 + 100 m2 =
728 m2 (30 m x 25 m)
Luas terminal penumpang yang ada pada saat ini 300 m2. Jadi untuk
keadaan tahun 2016 perlu penambahan luas terminal penumpang sebesar :
728 m2 – 2000 m2 = 1,272 m2.
c. Kebutuhan Luas Terminal Penumpang pada Tahun 2021
Dari hasil ramalan diperoleh bahwa jumlah penumpang yang naik
dipelabuhan Serui pada tahun 2021 adalah 79.664 orang, sedangkan
penumpang yang turun dipelabuhan Serui adalah 73.292 orang. Sehingga
total penumpang yang naik turun dipelabuhan Serui pada tahun 2021 adalah
152.956 orang. Untuk mengitung kebutuhan terminal digunakan rumus
seperti pada sub Bab 2.5.2a :
Luas terminal penumpang = Kr.G
G = q . AP
q = M . D . H
dimana :
Kr : kebutuhan ruangan (m2)
G : gerakan penumpang pada jam sibuk
AP : jumlah penumpang
q : Faktor jam sibuk
65
M : jumlah penumpang pada bulan sibuk dibagi jumlah
penumpang setahun
D : jumlah penumpang pada hari sibuk dibagi jumlah penumpang
pada bulan tersibuk
H : jumlah penumpang pada jam sibuk dibagi jumlah penumpang
pada hari tersibuk
Jumlah penumpang pada bulan tersibuk = 152956
12 x 2 = 23548 orang
Jumlah penumpang pada hari tersibuk = 23548
30 x 2 = 1700 orang
Jumlah penumpang pada jam tersibuk = 1700
6 x 2 = 567 orang
Untuk memperoleh nilai – nilai M, D, H dan q (faktor jam sibuk)
adalah sebagai berikut :
M = 23548
152956 = 0,167
D = 1700
23548 = 0,067
H = 5671700 = 0,333
Maka nilai (q) yang didapat adalah :
q = M x D x H = 0,167 x 0,067 x 0,333
= 0,0037
Sehingga dengan jumlah penumpang yang naik turun pada tahun 2021
sebesar 152956 orang, maka gerakan penumpang pada jam sibuk pada tahun
2021 :
G = q x AP
= 0,0037 x 152956
= 567
Kebutuhan raung terminal untuk penumpang pada keadaan sekarang :
Δ = G x 1,2 m2
= 567 x 1,2
66
= 679,804 m2 ≈ 680 m2
Selain ruang utama terminal penumpang, ada raung lain yang
dibutuhkan untuk kegiatan penumpang selama berada dalam terminal yaitu:
1. Informasi + satpam = (4m x 4m) = 16 m2
2. Cafetaria = 2 x (4m x 5m) = 40 m2
3. Toilet = 2 x (2,5m x 4 m) = 20 m2
4. Penimbangan barang bawaan = (4m x 6m) = 24 m2 +
= 100 m2
Jadi luas terminal penumpang tahun 2021 adalah : 680 m2 + 100 m2 =
780 m2 ( 30 m x 26 m ).
Luas terminal penumpang yang ada pada saat ini 300 m2. Jadi untuk
keadaan tahun 2016 perlu penambahan luas terminal penumpang sebesar :
780 m2 – 2000 m2 = 1,220 m2.
IV.8.1.3 Lapangan Kontainer (Container Yard)
Fasilitas lapangan kontainer di pelabuhan Sorong berdasarkan data yang
diperoleh dari Kantor PT,pelindo Pelabuhan Sorong adalah 6,400 m2. Untuk
menghitung kebutuhan luas lapangan kontainer untuk keadaan sekarang maupun
untuk keadaan di tahun mendatang digunakan cara perhitungan matematis.
a. Kebutuhan luas lapangan kontainer tahun 2012
Variabel-variabel yang dipakai adalah sebagai berikut :
Arus kontainer yang dilayani : 5051 TEUs
Lamanya barang disimpan : 3 hari
Kebutuhan ruang bongkar muat : 10 m2
Ratio maksimum tinggi penyusunan kontainer : 0,75
Faktor keamanan : 50 %
Maka :
Penanganan kapasitas kontainer
= arus kontainer per tahun x lamanya barangdisimpan
365
67
= 5051 x 3
365 = 41,515 TEUs
Luas kebutuhan netto transit storage
= penanganan kapasitas kontainer x ruang bongkar muat kontainer
= 41,515 x 10 m2 = 415,5 m2
Luas kebutuhan gross transit storage
= luas kebutuhan netto transito storage
ratio tinggimaksimum pentyusunanbarang
= 415,50,75 = 554 m2
Luas penumpukan kontainer
= luas kebutuhan gross transit storage x 1+Faktor Keamanan
100
= 554 x (1+50100
¿ = 831 m2 ≈ 840 m2
Jadi luas lapangan kontainer yang diperoleh adalah 840 m2 (60 m x 14
m). sehingga untuk keadaan sekarang perlu penambahan luas lapangan
container sebesar (840 m2 – 6.400 m2) = 833.6 m2
b. Kebutuhan luas lapangan kontainer tahun 2016
Variabel-variabel yang dipakai adalah sebagai berikut :
Arus kontainer yang dilayani : 15099 TEUs
Lamanya barang disimpan : 3 hari
Kebutuhan ruang bongkar muat : 10 m2
Ratio maksimum tinggi penyusunan kontainer : 0,75
Faktor keamanan : 50 %
Maka :
Penanganan kapasitas kontainer
= arus kontainer per tahun x lamanya barangdisimpan
365
= 15099 x 3
365 = 124,101 TEUs
Luas kebutuhan netto transit storage
68
= penanganan kapasitas kontainer x ruang bongkar muat kontainer
= 124,101 x 10 m2 = 1241,01 m2
Luas kebutuhan gross transit storage
= luas kebutuhan netto transito storage
ratio tinggimaksimum pentyusunanbarang
= 1241,01
0,75 = 1654,7 m2
Luas penumpukan peti kemas
= luas kebutuhan gross transit storage x 1+Faktor Keamanan
100
= 1654,7 x (1+50100
¿ = 2482,02 m2 ≈ 2500 m2
Jadi luas lapangan kontainer yang diperoleh adalah 2500 m2 (50 m x
50 m) sehingga untuk keadaan sekarang perlu penambahan luas lapangan
kontainer sebesar (2500 m2 – 6,400 m2) = 2,493 m2
c. Kebutuhan luas lapangan kontainer tahun 2021
Variabel-variabel yang dipakai adalah sebagai berikut :
Arus kontainer yang dilayani : 59342 TEUs
Lamanya barang disimpan : 3 hari
Kebutuhan ruang bongkar muat : 10 m2
Ratio maksimum tinggi penyusunan kontainer : 0,75
Faktor keamanan : 50 %
Maka :
Penanganan kapasitas kontainer
= arus kontainer per tahun x lamanya barangdisimpan
365
= 59342 x 3
365 = 487,742 TEUs
Luas kebutuhan netto transit storage
= penanganan kapasitas kontainer x ruang bongkar muat kontainer
= 487,742 x 10 m2 = 4877,42 m2
Luas kebutuhan gross transit storage
69
= luas kebutuhan netto transito storage
ratio tinggimaksimum pentyusunanbarang
= 4877,42
0,75 = 6503,23 m2
Luas penumpukan kontainer
= luas kebutuhan gross transit storage x 1+Faktor Keamanan
100
= 6503,23 x (1+50100
¿ = 9754,85 m2 ≈ 9800 m2
Jadi luas lapangan kontainer yang diperoleh adalah 9800 m2 (140 m x
70 m) sehingga untuk keadaan sekarang perlu penambahan luas lapangan
kontainer sebesar (9800 m2 – 6.400 m2) = 9,793 m2
IV.8.1.4. Gudang
a. Kebutuhan luas gudang pada keadaan tahun 2012
Volume barang pada pelabuhan Sorong tahun 2012 adalah 1439137
Ton/Tahun. Arus barang yang melalui dermaga sebesar 70% diangkut
langsung ke tempat tujuan dan hanya 30% barang yang tertinggal di dermaga.
Barang yang tertinggal didermaga sebanyak 60 % disimpan dalam gudang
tertutup dan 40 % pada lapangan penumpukan terbuka.
Volume barang = 1439137 Ton/Tahun
Throughput per tahun :
Dikirim langsung (T0) = 0,7 x 1439137 = 1007395,9 Ton
Tertahan di dermaga (T1) = 0,3 x 1439137 = 431741,1 Ton
Disimpan di gudang (T2) = 0,6 x 431741,1 = 259044,66 Ton
Asumsi :
TrT = 10 hari
Sf = 0,6667 m3/ton ( 1 m3 / 1,5 ton )
Sth = 4 m
BS = 50 %
Hari Kerja = 365 Hari
Luas Gudang :
70
A = T . TrT . Sf
365. Sth(1−BS)
= 259044,66 x 10 x0,6667
365 x 4(1−0,5)
A = 2366 m2 ≈ 2400 m2
Jadi luas gudang tertutup yang diperoleh adalah 2400 m2 (60 m x 40
m) sehingga untuk keadaan sekarang perlu penambahan luas gudang sebesar
(2400 m2 – 1,950 m2) = 2,398 m2.
b. Kebutuhan luas gudang pada keadaan tahun 2016
Volume barang pada pelabuhan Sorong tahun 2016 adalah 2354411
Ton/Tahun. Arus barang yang melalui dermaga sebesar 70% diangkut
langsung ke tempat tujuan dan hanya 30% barang yang tertinggal di dermaga.
Barang yang tertinggal didermaga sebanyak 60 % disimpan dalam gudang
tertutup dan 40 % pada lapangan penumpukan terbuka.
Volume barang = 2354411 Ton/Tahun
Throughput per tahun :
Dikirim langsung (T0) = 0,7 x 2354411 = 1648087,7 Ton
Tertahan di dermaga (T1) = 0,3 x 2354411 = 706323,3 Ton
Disimpan di gudang (T2) = 0,6 x 706323,3 = 423793,98 Ton
Asumsi :
TrT = 10 hari
Sf = 0,6667 m3/ton ( 1 m3 / 1,5 ton )
Sth = 4 m
BS = 50 %
Hari Kerja = 365 Hari
Luas Gudang :
A = T . TrT . Sf
365. Sth(1−BS)
= 423793,980 x10 x0,6667
365 x 4 (1−0,5)
A = 3870 m2 ≈ 4000 m2
71
Jadi luas gudang tertutup yang diperoleh adalah 4000 m2 (80 m x 50
m) sehingga untuk keadaan sekarang perlu penambahan luas gudang sebesar
(4000 m2 – 1,950 m2) = 3,998 m2.
c. Kebutuhan luas gudang pada keadaan tahun 2021
Volume barang pada pelabuhan Sorong tahun 2021 adalah 4352053
Ton/Tahun. Arus barang yang melalui dermaga sebesar 70% diangkut
langsung ke tempat tujuan dan hanya 30% barang yang tertinggal di dermaga.
Barang yang tertinggal didermaga sebanyak 60 % disimpan dalam gudang
tertutup dan 40 % pada lapangan penumpukan terbuka.
Volume barang = 4352053 Ton/Tahun
Throughput per tahun :
Dikirim langsung (T0) = 0,7 x 4352053 = 3046437,1 Ton
Tertahan di dermaga (T1) = 0,3 x 4352053 = 1305615,9 Ton
Disimpan di gudang (T2) = 0,6 x 1305615,9 = 783369,54
Asumsi :
TrT = 10 hari
Sf = 0,6667 m3/ton ( 1 m3 / 1,5 ton )
Sth = 4 m
BS = 50 %
Hari Kerja = 365 Hari
Luas Gudang :
A = T . TrT . Sf
365. Sth(1−BS)
= 4352053 x10 x0,6667
365 x 4 (1−0,5)
A = 7154 m2 ≈ 7200 m2
Jadi luas gudang tertutup yang diperoleh adalah 7200 m2 (90 m x 80
m) sehingga untuk keadaan sekarang perlu penambahan luas gudang sebesar
(7200 m2 – 1,950 m2) = 7,198 m2
72
IV.9 Analisis dan Pembahasan dengan Metode Distribusi Poisson
Dari hasil pengamatan serta data dan informasi dari kantor pelabuhan sorong
maka panjang kapal rata – rata kapal yang berkunjung ke pelabuhan sorong dalam
hal ini sesuai hasil data yang di dapatkan dan di kumpulkan serta di analisis maka di
peroleh hasil:
Panjang kapal adalah 132,20 meter / kapal
Panjang kapal adalah 120,98 meter /kapal
Panjang kapal adalah 95,90 meter / kapal
Jumlah kapal kunjungan kapal di dermaga pelabuhan sorong pada tahun 2009 adalah
rata –rata 1,531 unit / bulan kapal,dengan demikian tingkat kedatangan rata – rata
kedatangan kapal di pelabuhan Sorong dapat di hitung :
BOR = Jumlah kedatangan kapal− jumlahtunggukapal
tersediabertambatx 100 %
.......................................(2-1)
Dimana = 1,531−164
140 x100 %
= 116 % kapal / hari atau
ƛt= 1,5318,058
=0,18 kapal /hari
Selanjutnya pola distribusi kedatangan kapal dapat digambarkan untuk
penggambaran tersebut.Menggunakan rumus distribusi poisson maka didapatkan
hasil seperti yang tertera pada tabel 1.
Tabel 4.29 peritungan untuk penggambaran pola distribusi Kedatangan Kapal
Kedatangan
Kapal (kpl/hari) Frekuensi
Presentase frekuensi
Actual Poisson
1 1,286 99.07 97,63
2 1,274 108,01 109,45
73
3 1,376 111,26 111,08
4 1,531 84,72 80,19
5 1,297 99,77 102,83
6 1,294 0,0 0,03
jumlah 8,058
(Sumber : Hasil olah data 2013)
Kemudian dilakukan perhitungan uji kecocokan distribusi dengan uji chi kuadrat
terhadap distribusi kedatangan kapal maka diperoleh hasil yang tertera pada tabel
Tabel 2 perhitungan uji coba kecocokan distribusi poisson dengan Uji Chi kuadrat
untuk Distribusi Kedatangan Kapal.
Kedatangan
kapal
(Kpl / Hari )
Frekuensi yang
Nyata (fn)
Frekuensi yang
Diharapkan (en)x2
( fn−enen ) ²
1 2 3 4
1 99.07 97,63 2,17549
2 108,01 109,45 1,73098
3 111,26 111,08 2,62587
4 84,72 80,19 3,19121
5 99,77 102,83 8,85529
6 0,0 0,03 0,00001
Jumlah 18,5788
(Sumber : Hasil olah data 2013 )
Tabel 2 di dapat perhitungan Uji Chi kuadrat x2 = 18,5788 terddapat 6 (k-6) kategori
dalam
perhitungan keabsahan (dk) K – q – 1 untuk K yang menyebutkan hitungan adalah 6
dan parameter di taksir adalah 1 maka derajat keabsahan (dk) di dapat 4 peluang
kebenaran.
Dari tabel nilai persentil ( tabel A-3 nilai persentil 1-ἀ dari distribusi X2) pada
lampiran V tabel nilai persentil, yaitu dengan dk = 4 dan p = 0,15 di dapat nilai X2
74
lebih beesar nilai X 0,18 (4) = (18,5788 > 7,78 ). Dengan demikian uji dengan
anggapan awal bahwa pola distribusi mengenai kedatangan kapal di dermaga Kota
Sorong dengan mengikuti pola distribusi poisson dapat di terima.
Untuk menentukan pola distribusi waktu pelayanan dermaga terhadap kapal,
digunakan rumus Erlang maka diperoleh hasil seperti yang tertera pada tabel 3.
Tabel 4,30 perhitungan untuk menggambarkan pola distribusi waktu pelayanan
dermaga terhadap kapal.
Waktu
pelayanan
(hari /
kapal)
Frekuensi Prosentase Distribusi Erlang
Prosentase komulatif Ut Po (t) = e – ut
1 2 3 4 5 6
1 100 30,303 100 0,310 99,69
2 80 24,242 69,697 0,621 69,355
3 60 18,182 45,455 0,932 44,523
4 20 6,061 27,273 1,242 26,031
5 19 5,758 21,212 1,553 ÷19,659
6 61 4,424 15,455 1,863 13,592
7 78 2,424 11,212 2,174 9,038
8 67 2,424 8,788 2,484 6,304
9 77 1,818 6,364 2,795 3,569
10 131 1,212 4,545 3,106 1,439
11 95 0,606 3,333 3,416 0,083
12 81 0,606 2,727 3,727 1
13 117 0,606 2,121 4,037 1,913
14 19 0,303 1,515 4,348 2,833
15 48 0.606 1,212 4,658 3,446
16 25 0.003 0,606 4,969 4,363
17 115 0,000 0,603 5,280 4,677
18 92 0,303 0,603 5,590 4,987
Jumlah 8,058 100
75
(Sumber: hasil ola data 2013)
Dari hasil perhitungan distribusi kumulatif wwaktu pelayanan terhadap kapal pada
dermaga pelabuhan kota sorong, di dapat pola distribusi Eksponensial negatif ( k = 1
), menunjukan kemungkinan atau peluang yang lebih besar untuk mendapatkan
waktu pelayanan yang lebih pendek, meskipun kadang - kadang suatu pelayanan
memerlukan waktu yang lebih lama dari pada pelayanan rata – rata.
Agar di ketahui bahwa pola peramalan waktu pelayanan dermaga terhadap kapal
yang di andaikan mengikuti pola distribusi Erlang maka perlu di adakan pengujian
keabsahan dengan mengggunakan uji Chi kuadrat seperti yang tertera paada tabel 4.
Tabel 4.31 :perhitungan uji kecocokan distribusi Erlang dengan uji chi kuadrat
untuk pola distribusi pelayanan dermaga terhadap kapal
Waktu
pelaayanan
( hari / kapal )
Frekuensi Nyata
(fn)
Frekuensi
Diharapkan
(en)
x2
( fn−enen ) ²
1 2 3 4
1 100 99,69 9,66986
2 69,697 69,355 2.43162
3 45,455 44,523 0.93691
4 27,273 26,031 0.08992
5 21,212 ÷19,659 0,00011
6 15,455 13,592 0.00031
7 11,212 9,038 0,00233
8 8,788 6,304 0.15526
9 6,364 3,569 0,61329
10 4,545 1,439 0,00097
11 3,333 0,083 1,53324
12 2,727 1 2,98252
13 2,121 1,913 0,07155
14 1,515 2,833 0,03785
15 1,212 3,446 0,07295
76
16 0,606 4,363 0,01147
17 0,603 4,677 0,01716
18 0,603 4,987 0,87908
Jumlah 19,5064
(Sumber : hasil olah data 2013 )
Dari tabel 4 hasil yang di peroleh dengan peritungan uji chi – kuadrat X2 = 19,5064
terdapat 18 kategori dalam perhitungan uji keabsahan.
Dari tabel nilai persentil ( tabel A3, nilai presentil 1 - ἀdari distribusi X2 ) pada tabel
nilai persentil, yaitu dk = 16 dan p = 0,15 di dapat nilai X2 lebih besar nilai X 0,15
(16) =
( 19,5064< 23 .5 ). Dengan demikian anggapan bahwa pola distribusi waktu
pelayanan dermaga kapal mengikuti pola distribusi Erlang dapat di terima.
Tingkat pemanfaatan dermaga merupakan perbandingan antara tingkat kedatangan
kapal serta waktu pelayanan kapal, dengan jumlah dermaga identik. Tingkat
pemanfaatan dermaga dapat dihitung dengan persamaan :
Ѳ = N, ø ………… mencari nilai intensitas lallu lintas
¿ 0,18 x 19,5064280
,100 %
= 125 %
Maka didapat tingkat pemanfaat dermaga 125% sehingga nilai intensitas lalu lintas
kapal sebesar :
Ѳ = 280 x 1,25
= 350
Tingkat pemanfaatan dermaga merupakan perbandingan antara tingkat kedatanggan
kapal serta waktu pelayanan kapal,dengan jumlah dermaga indentik.waktu kapal
adalah waktu yang diperlukan kapal, mulai saat kapal memasuki pelabuhan sampai
meninggalkan pelabuhan,
Sedangkan waktu tunggu kapal dapat dihitung sebagai berikut :
77
Dengan mendapatkan hasil sebagai berikut :
twtb ¿ 1, 474,23
515 ,602
= 2,85
Tw = Tb x 2,85
= 19, 5064 x 2,85
= 55,5 hari/kapal
Dengan demikian waktu putar kapal Tt dapat dihitung dengan menjumlahkan waktu
tunggu kapal dengan waktu pelayanan,sehingga di dapat :
Tt = Tw + Tb
= 55,5 + 19,5064
= 75 hari/kapal
Selanjutnya panjang antara antrian kapal dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan
Lg = Tw + λt
= 55,5 + 0,15
= 55,65 + kapal
Kemudian untuk jumlah rata – rata kapal berada dalam sistem pelayanan dermaga
(ῆ), diperoleh dengan menggunakan persamaan :
ɦ = Lg + Q
=55, 65 + 300
= 492
= 4,92 kapal
Dibulatkan = 5 kapal
Dari hasil perhitungan di atas, terlihat bahwa jumlah kapal yang setiap saat berada
didalam sistem pelayanan dermaga adalah 5 kapal, sedangkan jumlah dermaga
identik atau tambatan (N) adalah 4 (tiga) berarti masi ada 1 kapal (satu) kapal belum
terlayani.
78
IV.10 Rencana Pengembangan
Berdasarkan perhitungan diatas dapat kita lihat bahwa pelabuhan Sorong
untuk keaadan sekarang maupun untuk keadaan di 5 tahun dan 10 tahun yang akan
datang memerlukan penambahan panjang dermaga dan fasilitas penunjang lainnya
seperti terminal penumpang, gudang, Lapangan penumpukan
IV.9.1 Dermaga
Panjang tambatan pada tahun 2013 adalah 280 meter. Untuk keadaan
sekarang dengan produktifitas kunjungan kapal yang meningkat, ternyata sudah
mencapai titik jenuh didalam memberikan pelayanan terhadap kapal yang
menggunakan tambatan tersebut.
Untuk memecahkan masalah ini, maka penulis mencoba memberikan salah
satu alternatif pemecahan yaitu untuk 5 tahun dan 10 tahun kedepan yaitu tahun 2016
dan tahun 2021 berdasarkan analisa maka perlu diadakan penambahan panjang
tambatan menjadi 345 meter pada tahun 2016 dan 450 meter pada tahun 2021.
IV.9.2 Terminal Penumpang
Kebutuhan terminal penumpang pada tahun 2013 adalah 2000 m2 sedangkan
kebutuhan luas terminal penumpang untuk 5 tahun dan 10 tahun kedepan pada tahun
2016 dan 2021 adalah 1,272 m2 dan 1,220 m2. Terminal yang ada sekarang
mempunyai luas 2000 m2. Berarti kebutuhan terminal untuk tahun 2012 sebesar 2000
m2 sedangkan untuk tahun 2016 dan 2021 adalah sebesar 1.220 m2 untuk tahun 2016
dan 1,272 m2 untuk tahun 2021.
IV.9. 3 Gudang
Kebutuhan gudang pada tahun 2012 adalah 1,950 m2 sedangkan kebutuhan
gudang untuk 5 tahun dan 10 tahun kedepan pada tahun 2016 dan 2021 adalah 3,998
m2 untuk tahun 2016 dan 7200 m2 untuk tahun 2021. Gudang yang ada sekarang
mempunyai luas 1,950 m2. Berarti kebutuhan luas gudang yang ada untuk melayani
kegiatan arus barang yang melalui pelabuhan Sorong pada tahun 2012 sebesar 2,398
m2 sedangkan untuk tahun 2016 dan tahun 2021 adalah sebesar 3,998 m2 untuk tahun
2016 dan 7,198 m2 untuk tahun 2021.
79
IV.9. 4 Lapangan Penumpukan Peti kemas
Luas lapangan penumpukan peti kemas saat ini tercatat sebesar 2000 m2.
Sedangkan dari hasil analisa menunjukkan bahwa pada tahun 2012 dibutuhkan luas
lapangan penumpukan sebesar 833.6 m2, jadi diperlukan penambahan luas lapangan
penumpukan peti kemas sebesar 1,166 m2. Keadaan ini juga berlanjut 5 tahun dan 10
tahun kedepan pada tahun 2016 dan tahun 2021 dimana luas lapangan penumpukan
peti kemas yang dibutuhkan berdasarkan hasil analisa yang ada sebesar 2500 m2 dan
memerlukan penambahan luas lapangan penumpukan sebesar 1900 m2 untuk tahun
2016 dan pada tahun 2021 lapangan penumpukan peti kemas yang dibutuhkan adalah
sebesar 2,493 m2 dan memerlukan penambahan luas lapangan penumpukan sebesar
9,793 m2.
80
IV.9. 5 analisis tingkat pelayanan pelabuhan Sorong
Dari hasil pembahasan dan analisis yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya mengenai kunjungan kapal dan pelayanan pada dermaga Sorong maka
dapatkan disimpulkan sebagai berikut :
1. Pelayanan dermaga pelabuhan Sorong memperlihatkan bahwa tingkat
penmaanfaatan dermaga adalah 125% tingkat kedatangan kapal rata –
rata kapal.
2. Keputusan menteri perhubungan nomor KM,62 tahnun 2002 tentang
organisasi dan tata kerja kantor administrator pelabuhan dikatakan bahwa
dermaga pelabuhan Sorong masuk kelas I sistem pelayanan baik .
81
IV.9.5 Resume Hasil
Tabel 4.32 Resume Hasil Kebutuhan Pelabuhan Sorong pada Tahun 2021
No Fasilitas TersediaKondisi Tahun 2021
SolusiKebutuhan Keterangan
1. Dermaga 280 m 350 m 350 m > 280 m
(Tidak Memadai)
Untuk kondisi tahun 2021
dermaga perlu ditambah 450 m
2. Gudang 1,950 m2 7200 m2 7200 m2 > 1,950 m2
(Tidak Memadai)
Untuk kondisi tahun 2021
gudang perlu diperluas 7,198 m2
3. Terminal
penumpang
2000 m2 780 m2 780 m2 < 2000 m2
( Memadai)
Untuk kondisi tahun 2021
terminal penumpang perlu
diperluas 7,198 m2
4. Lapangan
penumpukan
6,400 m2 9800 m2 9800 m2 > 6,400 m2
(Tidak Memadai)
Untuk kondisi tahun 2021
lapangan penumpukan perlu
diperluas 9,793 m2
Sumber: (Hasil Pengolahan Data, 2013)
82
BAB V
PENUTUP
V.I Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil analisa data arus penumpang, kunjungan kapal dan bongkar muat
barang terlihat adanya peningkatan yang terjadi di pelabuhan Serui, ini
mengindikasi bahwa ter
2. jadi peningkatan naik turun penumpang, kunjungan kapal dan bongkar muat
barang yang berdampak pada kinerja fasilitas pelabuhan dalam pelayanan
untuk 5 dan 10 tahun kedepan.
3. Hasil ramalan pada tahun 2016 dan 2021 untuk jumlah penumpang yang naik
adalah 26,5259 orang dan 37,2432 orang, dan penumpang turun adalah
70,500 orang dan 73,292 orang, untuk jumlah kunjungan kapal 1643 call dan
2932 call, untuk jumlah bongkar cargo adalah 2.003.171 ton dan 3.592.210
ton, sedangkan untuk jumlah muat cargo adalah 351.240 ton dan 789.843 ton,
dan untuk jumlah peti kemas adalah 15.342 TEUs dan 59.342 TEUs .
4. Melihat hasil perhitungan yang ada dengan fasilitas yang sudah tersedia
sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Dermaga tahun 2013 mempunyai panjang tambatan 280 meter sedangkan
untuk tahun 2016 panjang tambatan ditambah menjadi 345 meter dan
pada tahun 2021 panjang tambatan ditambah menjadi 450 meter.
b. Untuk terminal penumpang pada tahun 2012 perlu penambahan 384 m2
sehingga totalnya menjadi 684 m2 sedangkan untuk tahun 2016 perlu
penambahan 428 m2 sehingga total menjadi 728 m2 dan tahun 2021 perlu
penambahan 480 sehingga total menjadi 780 m2.
c. Untuk lapangan penumpukan pada tahun 2012 perlu penambahan 240 m2
sehingga totalnya menjadi 840 m2 sedangkan untuk tahun 2016 perlu
penambahan 1900 m2 sehingga total menjadi 2500 m2 dan tahun 2021
perlu penambahan 9200 m2 sehingga total menjadi 9800 m2.
d. Untuk gudang pada tahun 2012 perlu ditambah sebesar 1800 m2 sehingga
total luasnya menjadi 2400 m2. Sedangkan untuk tahun 2016 perlu
83
penambahan luas sebesar 3400 m2 sehingga total luasnya menjadi 4000
m2 dan untuk tahun 2021 perlu penambahan luas sebesar 6600m2
sehingga total luasnya menjadi 7200 m2.
V.2 Saran
1. Untuk memenuhi kebutuhan di tahun-tahun yang akan datang terhadap
pelabuhan Sorong maka perlu dilakukan suatu perencanaan pengembangan
seluruh fasilitas yang ada di pelabuhan Sorong, agar pelabuhan tersebut dapat
melayani kebutuhan pembangunan secara bertahap di tahun-tahun yang akan
datang.
2. Untuk jumlah cargo dan peti kemas yang meningkat tiap tahunnya serta untuk
menunjang cepatnya bongkar muat dan untuk menggurangi waktu tunggu
kapal, pelabuhan sorong harus mempunyai 1 forklift ditambah yang sekarang
ada baru 2 forklift walaupun setiap perusahaan sudah memiliki alat bongkar
muatnya masing-masing dan di harapkan juga untuk 5 tahun dan 10 tahun
kedepan.
4. pelayanan dermaga pelabuhan sorong menperlihatkan bahwa tingkat
pemanfaatan dermaga adalah 125 % tingkat kedatangan kapal rata – rata kapal
5. keputusan menteri perhubungan nomor KM,62 tahun 2002 tentang organisasi
dan tata kerja kantor administrator pelabuhan dikatakan bahwa dermaga pelabuhan
Sorong masuk kelas 1 sistem pelayanan baik.
84
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim,januari.2008. kota Sorong dalam angka 2008 Biro pusat statistik kota
Sorong.
2. Anonim, januari.1984.standard Desain Criteria for portb In Indonesia
3. Kantor Pelabuhan Sorong, Kantor Pelabuhan Sorong IV, Departemen
Perhubungan Kota Sorong.
4. Husna,s.1982. Teori Antrian.jogjakarta : BPEF
5. Muliadi,J. 1992. Diklat Kuliah tekhnik pelabuhan fakultas Tekhnik sipil.
UNHAS
6. Supranto,J. 1990. Statistik Teori dan Aplikasi.jakarta Erlangga
7. Subagyo,p.dkk. 1983.Dasar – Dasar Operational Researh. Jagkarta .BPFE
8. Triatmodjo. B, 1992. Tekhnik Pelabuhan Fakultas Teknik yogyakarta
Universitas Gadjamada, Beta Offset
9. Kambuaya, J.S. 2010. Pengembangan Pelabuhan Laut Jayapura Di Kota
Jayapura Propinsi Papua. Skripsi Program S1 Teknik sipik Universitas Sam
Ratulangi
85
Lampiran 1.
Lampiran1: Foto Kantor PT.Pelabuhan Indonesia IV (persero) Cabang Sorong
86
Lampiran 2.
Lampiran 2 : Tampak Depan Foto Kantor PT.Pelabuhan Indonesia IV (persero)
Cabang Sorong
87
Lampiran 3.
Lampiran 3 : Foto Tempat Parkir Kantor PT.Pelabuhan Indonesia IV (persero)
Cabang Sorong
88
Lampiran 4.
Lampiran 4. Foto Ruang tunggu Penumpang Kantor PT.Pelabuhan Indonesia IV
(persero) Cabang Sorong
89
Lampiran 5.
Lampiran 5: Foto Dermaga Pelabuhan yang sedang di sandar Kapal
90
Lampiran 6.
Lampiran 6: Foto Kapal Barang,Peti Kemas Dari dalam Negeri dan Luar Negeri
Lampiran 6: Foto Lapangan Penumpukan Peti Kemas
91
Lampiran 7.
Lampiran 7 : Foto Alat Yang di pakai untuk Bongkar dan Muat peti Kemas
92
93
DAFTAR PUSTAKA
10. Anonim,januari.2008. kota Sorong dalam angka 2008 Biro pusat statistik kota
Sorong.
11. Anonim, januari.1984.standard Desain Criteria for portb In Indonesia
12. Kantor Pelabuhan Sorong, Kantor Pelabuhan Sorong IV, Departemen
Perhubungan Kota Sorong.
13. Husna,s.1982. Teori Antrian.jogjakarta : BPEF
14. Muliadi,J. 1992. Diklat Kuliah tekhnik pelabuhan fakultas Tekhnik sipil.
UNHAS
15. Supranto,J. 1990. Statistik Teori dan Aplikasi.jakarta Erlangga
16. Subagyo,p.dkk. 1983.Dasar – Dasar Operational Researh. Jagkarta .BPFE
17. Triatmodjo. B, 1992. Tekhnik Pelabuhan Fakultas Teknik yogyakarta
Universitas Gadjamada, Beta Offset
18. Kambuaya, J.S. 2010. Pengembangan Pelabuhan Laut Jayapura Di Kota
Jayapura Propinsi Papua. Skripsi Program S1 Teknik sipik Universitas Sam
Ratulangi
94