61
1. Membaca Ekstensif Membaca ekstensif merupakan cara membaca yang dilakukan terhadap sebanyak-banyaknya teks dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Tujuan membaca ekstensif adalah a. Untuk memperoleh pemahaman umum, atau b. Untuk menemukan hal tertentu dari suatu teks. Secara umum membaca ekstensif dilakukan dengan langkah- langkah berikut: a. Mensurvey halaman judul, kata pengantar, daftar isi, dan indeks. b. Men-skim halaman demi halaman teks dengan cepat Untuk menemukan gagasan pokok dari halaman- halaman teks itu atau c. Melirik setiap halaman teks hanya untuk menemukan kata atau keterangan tertentu yang diinginkan. 1. Membaca Intensif Membaca intensif merupakan cara membaca yang dilakukan secara seksama terhadap rincian-rincian suatu teks atau bacaan. Berdasarkan tingkat kecepatannya, membaca terbagi ke dalam beberapa jenis. 1. Membaca reguler Membaca reguler adalah cara membaca dengan kecepatan relatif lambat. Cara ini dilakukan dengan membaca baris demi baris. 1. Membaca sekilas

Membaca Ekstensif

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Membaca Ekstensif

1. Membaca Ekstensif

Membaca ekstensif merupakan cara membaca yang dilakukan terhadap sebanyak-banyaknya teks dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.Tujuan membaca ekstensif adalaha. Untuk memperoleh pemahaman umum, ataub. Untuk menemukan hal tertentu dari suatu teks.Secara umum membaca ekstensif dilakukan dengan langkah-langkah berikut:a.       Mensurvey halaman judul, kata pengantar, daftar isi, dan indeks.b.       Men-skim halaman demi halaman teks dengan cepat Untuk

menemukan gagasan pokok dari halaman-halaman teks itu atauc.        Melirik setiap halaman teks hanya untuk menemukan kata atau

keterangan tertentu yang diinginkan.1. Membaca Intensif

Membaca intensif merupakan cara membaca yang dilakukan secara seksama terhadap rincian-rincian suatu teks atau bacaan.

Berdasarkan tingkat kecepatannya, membaca terbagi ke dalam beberapa jenis.1. Membaca reguler

Membaca reguler adalah cara membaca dengan kecepatan relatif lambat. Cara ini dilakukan dengan membaca baris demi baris.

1. Membaca sekilas

Membaca sekilas dilakukan melihat secara sekilas bagian-bagian teks, terutama judul, daftar isi, kata pengantar, atau hal-hal umum lainnya.

1. Membaca cepat (skimming)

Membaca cepat dilakukan dengan lebih cepat. Pandangan mata langsung meluncur, menyapu halaman-halaman teks. Teknik ini digunakan ketika membaca surat kabar dengan tujuan untuk,a.       mencari angka-angka statistik.b.       Melihat acara siaran televisi, danc.        Melihat daftar perjalanan kereta apiDi samping itu, cara membaca ini tepat juga digunakan ketika: a) mencari nomor telepon, b) mencari kata pada kamus, c) mencari arti pada indeks

http://endonesa.wordpress.com/bahasan-bahasa/keterampilan-berbahasa/

Teknik-teknik Membaca dan Langkah-langkah

Page 2: Membaca Ekstensif

PelaksanaanMembaca permulaan bertujuan memberikan kemampuan dasar untukmembaca yaitu siswa mengenal/ mengetahui huruf dan terampil mengubahhuruf menjadi suara. Yang akan dibahas dalam tulisan ini bukan lagi tentangteknik membaca permulaan (kelas 1 dan 2 SD), tapi akan dibahas tentangteknik membaca lanjutan (dimulai di kelas tiga sekolah dasar). Tujuan membacalanjutan ialah untuk memperoleh informasi secara cepat, tepat, dan lengkap.Teknik Membaca LanjutanBerikut ini akan dibahas enam teknik membaca lanjutan yang perlu diketahuiguru, yang berguna untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam membaca.Membaca Teknik (Membaca Bersuara)Kurikulum 2004 tertera membaca teks bersuara, teks agak pendek, teks agakpanjang, atau teks panjang (dilihat dari kompetensi yang ingin dicapai).Membaca teknis bertujuan untuk menambah kelancaran siswa mengubahlambang-lambang tertulis menjadi suara atau ucapan yang mengandung makna.Membaca teknis menekankan pada segi “menyuarakan yang dibaca “. Padatahap ini guru harus hati-hati dan mengawasi bagaimana menyuarakan lambangJurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004 117Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatiftertulis itu. Membaca teknis masih merupakan bagian terbesar dari kegiatanmembaca di kelas I dan II sekolah dasar. Kegiatan membaca teknis makinmenurun frekuensinya pada kelas tinggi sekolah dasar dan kegiatan membaca

Page 3: Membaca Ekstensif

ini lebih ditujukan untuk memelihara dan melatih kemampuan membaca.6)Contoh membaca teknis ialah orang membacakan berita di televisi atau radio,membacakan puisi atau membacakan dongeng. Semua itu membutuhkan teknikmembaca.Dalam membaca teknis yang perlu diperhatikan adalah pelafalan vokalmaupun konsonan, nada/lagu ucapan, penguasaan tanda-tanda baca,pengelompokan kata/frase ke dalam satuan-satuan ide, kecepatan mata, danekspresi.Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan membaca teknis adalahsebagai berikut:a. Siswa diberi waktu ± 5 menit untuk membaca bacaan yang disajikandengan caranya sendiri. Tujuan kegiatan ini agar siswa mempunyaigambaran umum tentang bacaan yang akan dibaca, siswa juga dapatmempersiapkan cara mengucapkan kata-kata tertentu atau menentukanpemenggalan kalimat.b. Siswa diberi kesempatan menanyakan kata-kata yang dianggap baru atausulit, yang belum diketahui maknanya supaya siswa terbantu dalammenghayati maksud bacaan.Ada dua kemungkinan jika siswa tidak mengerti arti/makna kata :1. belum mengenal kata-kata yang dimaksud.2. tidak mengenal konsep/makna sebuah kata.Jika siswa tidak mengenal/tidak mengerti kata-kata yang dimaksud, gurumenjelaskan dengan mengganti kata lain yang sama artinya. Tetapi jika

Page 4: Membaca Ekstensif

disebabkan oleh kemungkinan yang kedua, guru diharapkan menunjukkanbenda, gambar, atau memperagakan dengan perbuatan.c. Melakukan tanya jawab dan guru menjelaskan struktur kalimat yangdianggap baru atau sulit, termasuk cara memenggal dan mengucapkankalimat.d. Guru memberikan contoh membaca yang baik dengan menonjolkan lafalkata, pemenggalan, lagu kalimat dan ekspresi. Contoh ini dapat puladilaksanakan dengan jalan menunjuk dua atau tiga orang siswa yangdianggap cakap dalam membaca. Guru hendaknya memberikan penjelasantentang :1. perkataan mana yang penting dan harus dibaca dengan tekanan.2. berhenti dan bernafas pada tempatnya.3. tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.118 Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi Formatife. Mengadakan tanya jawab ringan tentang isi wacana, berurutan dariparagraf pertama sampai dengan terakhir. Cara ini bermanfaat untukmenolong siswa dalam menghayati maksud wacana yang disajikan,sebelum siswa mendapat giliran membaca.f. Setelah itu guru memberikan giliran membaca kepada beberapa siswa,sambil memperbaiki kesalahan yang dilakukan siswa.Pelajaran membaca teknis merupakan bagian dari pelajaran bahasa Indonesiadalam keterampilan membaca, karena itu tidak dibenarkan menggunakansatu pertemuan hanya untuk membaca teknis. Untuk mengindari kebosanan

Page 5: Membaca Ekstensif

setelah memberikan giliran kepada sekitar 5 atau 6 orang siswa, di lanjutkandengan keterampilan bahasa yang lain, misalnya keterampilan berbicara atauketerampilan menulis, dengan menuliskan kesimpulan bacaan tersebut.Membaca Dalam Hati.Membaca dalam hati ialah cara atau teknik membaca tanpa suara. Jenismembaca ini perlu lebih ditekankan kepada pemahaman isi bacaan. Dalamkurikulum 2004 tertera membaca sekilas, membaca memindai, membacaintensif, dan membaca ekstensif. Membaca jenis ini dapat digolongkan ke dalammembaca dalam hati. Membaca dalam hati berbeda dengan membaca teknis.Membaca dalam hati lebih banyak menggunakan kecepatan gerak mata,sedangkan membaca teknis lebih banyak menggunakan gerakan mulut.Mengingat gerakan mata lebih cepat menanggapi apa yang dibaca, makamembaca dalam hati lebih cepat prosesnya daripada membaca teknis. Karenaitu dalam kehidupan sehari-hari kita lebih banyak menggunakan membacadalam hati dalam kegiatan membaca / wacana apapun. Jangan biarkan siswamembaca menggunakan ujung jari atau mulut yang berkomat – kamit, karenakegiatan ini akan menghambat kecepatan siswa dalam membaca.Membaca dalam hati dapat diperkenalkan sejak siswa berada di kelas IIsekolah dasar, tapi secara intensif diberikan pada siswa kelas III dengan tujuanmembaca dalam hati ialah melatih kemampuan siswa dalam memahami isi

Page 6: Membaca Ekstensif

wacana /bacaan. Membaca dalam hati cocok untuk keperluan studi danmenambah ilmu pengetahuan / informasi. Setelah siswa membaca diberi tugasuntuk menjawab pertanyaan, bacaan ditutup. Pertanyaan yang diberikan berupapertanyaan ingatan dan pertanyaan pikiran.7) Guru hendaknya tidak hanyamemberi pertanyaan ingatan, atau sebaliknya hanya memberi pertanyaanpikiran saja. Pertanyaan ingatan menanyakan tentang isi bacaan, sedangkanpertanyaan pikiran untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami /menanggapi seluruh isi bacaan. Pada saat awal siswa dikenalkan denganmembaca dalam hati, pertanyaan yang diberikan berupa pertanyaan ingatan.Jurnal Pendidikan Penabur - No.03 / Th.III / Desember 2004 119Program Sekolah Lima Hari, Evaluasi FormatifMakin meningkat kelasnya, pertanyaan pikiran harus mendapat perhatian guru,sebab dengan cara ini akan lebih mendorong siswa untuk giat membaca.Langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan membaca dalam hatiadalah sebagai berikut:Guru menerangkan kata-kata yang diperkirakan sulit atau baru bagi siswa.Sebagai variasi dan menghindarkan ketergantungan siswa terhadap penjelasanguru, dapat ditempuh dengan jalan memberikan daftar kata-kata sulit ataukata-kata baru dan siswa dilatih mempergunakan kamus untuk mencari katakatatersebut.a. Guru memberi waktu ± 15 menit untuk membaca dalam hati suatu

Page 7: Membaca Ekstensif

bacaan yang disajikan, sebaiknya bacaan yang berisi masalah baru. Waktuyang disediakan tergantung pada panjang pendeknya bacaan tersebut.b. Setelah waktu yang ditentukan habis, siswa disuruh untuk menutup bacaanyang sudah dibaca, untuk menghindarkan siswa membaca kembali bacaantersebut pada waktu ia menjawab pertanyaan bacaan.c. Guru memberikan pertanyaan mengenai bacaan, baik pertanyaan ingatanmaupun pertanyaan pikiran. Jawaban dapat disampaikan secara lisanuntuk melatih keberanian siswa berbicara. Dapat pula secara tertulisuntuk melatih kecermatan siswa dalam menulis.d. Dalam praktek sehari-hari setelah langkah-langkah di atas dilakukan,biasanya dilanjutkan dengan membaca teknis atau membaca bahasa.Catatan :Merupakan cacat membaca dalam hati bila :1. membaca dengan suara berbisik / bergumam.2. bibir bergerak-gerak (komat-kamit)3. kepala bergerak ke kiri dan kanan mengikuti baris-baris bacaan, atau4. menunjuk dengan jari, pensil, dan lain-lain.8)Membaca CepatDalam kurikulum 2004 tertulis membaca intensif, membaca sekilas, danmembaca ekstensif. Semuanya itu dapat masuk ke dalam jenis membaca cepat.Tujuan yang hendak dicapai melalui membaca cepat ialah melatih kecepatangerakan mata para siswa pada saat membaca. Membaca cepat perlu diajarkankepada para siswa, karena pada saatnya kelak siswa harus dapat membaca

Page 8: Membaca Ekstensif

suatu pengumuman, pemberitahuan, berita, dan tulisan-tulisan lain dalamwaktu yang cepat.Dalam kehidupan sehari-hari membaca cepat sangat dibutuhkan karenapada abad informasi ini kita dihadapkan pada berbagai sumber informasi yang

http://www.bpkpenabur.or.id/files/hal%20113-128%20Memacu%20Minat%20Membaca%20Siswa%20Sekolah%20Dasar.pdf

Menurut Tarigan (1984:11) jenis membaca tampak seperti pada bagan berikut.Membaca terdiri atas : a). membaca nyaring dan b). membaca dalam hati.Membaca dalam hati, terdiri atas : 1). membaca ekstensif dan 2). membaca intensif.Membaca Ekstensif, terdiri atas : membaca survey, membaca sekilas dan membaca dangkal.Membaca Intensif : membaca telaah isi, membaca telaah bahasa.Membaca Telaah Isi : membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, membaca ide-ide.Membaca Telaah Bahasa : membaca bahasa, membaca sastra.a. Membaca NyaringMembaca nyaring sering kali disebut membaca bersuara atau membaca teknik. Disebut demikian karena pembaca mengeluarkan suara secara nyaring pada saat membaca.

b. Membaca EkstensifMembaca ekstensif merupakan proses membaca yang dilakukan secara luas. Luas berarti (1) bahan bacaan beraneka dan banyak ragamnya; (2) waktu yang digunakan cepat dan singkat. Tujuan membaca ekstensif adalah sekadar memahami isi yang penting dari bahan bacaan dengan waktu yang cepat dan singkat.

Page 9: Membaca Ekstensif

Lebih lanjut tentang: Jenis Membaca

-Ekstensif yaitu ditinjau dari tujuannya membaca terbagi menjadi 2 jenis.1. Membaca Ekstensif yaitu cara membaca yang dilakukan terhadap sebanyak-banyaknya teks dalam waktu sesingkat mungkin.

Tujuan membaca Ekstensif yaitu :1. Memperoleh pemahaman umum.2. Menemukan hal tertentu dalam teks.

http://riszal92.blogspot.com/2009/03/jenis-jenis-membaca-dan-kecepatan.html

B. Membaca Dalam Hati

Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan tanpa menyuarakan isi bacaan yang dibacanya.Ketrampilan yang dituntut dalam membaca dalam hati antara lain sebagai berikut:1. membaca tanpa bersuara, tanpa bibir bergerak, tanpa ada desis apapun,2. membaca tanpa ada gerakan-gerakan kepala,3. membaca lebih cepat dibandingkan dengan membaca nyaring,4. tanpa menggunakan jari atau alat lain sebagai penunjuk,5. mengerti dan memahami bahan bacaan,6. dituntut kecepatan mata dalam membaca,7. membaca dengan pemahaman yang baik,8. dapat menyesuaikan kecepatan dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam bacaan.

Secara garis besar, membaca dalam hati dapat dibedakan menjadi dua (I) membaca ekstensif dan (II) membaca intensif. Berikut penjelasan secara rinci kedua jenis membaca tersebut :

Page 10: Membaca Ekstensif

I. Membaca Ekstensifmembaca ekstensif adalah membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Membaca ekstensif meliputi :

1. Membaca Survai (Survey Reading)Membaca survai adalah kegiatan membaca untuk mengetahui secara sekilas terhadap bahan bacaan yang akan dibaca lebih mendalam. Kegiatan membaca survai merupakan pendahuluan dalam membaca ekstensif.Yang dilakukan seseorang ketika membaca survai adalah sebagai berikut :(a) memeriksa judul bacaan/buku, kata pengantar, daftar isi dan malihat abstrak(jika ada),(b) memeriksa bagian terahkir dari isi (kesimpulan) jika ada,(c) memeriksa indeks dan apendiks(jika ada).

2. Membaca SekilasMembaca sekilas atau membaca cepat adalah kegiatan membaca dengan mengandalakan kecepatan gerak mata dalam melihat dan memperhatikan bahan tertulis yang dibacanya dengan tujuan untuk mendapatkan informasi secara cepat.Metode yang digunakan dalam melatihkan membaca cepat adalah :(a) metode kosakata; metode yang berusaha untuk menambah kosakata.(b) Metode motivasi; metode yang berusaha memotivasi pembaca(pemula) yang mengalami hambatan.(c) Metode gerak mata; metode yang mengembangkan kecepatan membaca dengan menigkatkan kecepatan gerak mata.

Hambatan-hambatan yang dapat mengurangi kecepatan mambaca :(a) vokalisai atau berguman ketika membaca,(b) membaca dengan menggerakan bibir tetapi tidak bersuara,(c) kepala bergerak searah tulisan yang dibaca,(d) subvokalisasi; suara yang biasa ikut membaca di dalam pikiran kita,(e) jari tangan selalu menunjuk tulisa yang sedang kit abaca,

Page 11: Membaca Ekstensif

(f) gerakan mata kembali pada kata-kata sebelumnya.

3. Membaca Dangkal (Superficial Reading)membaca dangkal pada hakekatnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca jenis ini biasanya dilakukan seseorang membaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan kesenangan, kegembiraan sebagai pengisi waktu senggang.

MEMBACA EKSTENSIF

SQ3R

Ada banyak metode membaca yang ditawarkan ilmuwan. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas salah satunya yakni metode SQ3R. Metoda SQ3R memberikan strategi yang diawali dengan membangun gambaran umum tentang bahan yang dipelajari, menumbuhkan pertanyaan dari judul/subjudul suatu bab dan dilanjutkan dengan membaca untuk mencari jawaban dari pertanyaan.Membaca dengan metoda SQ3R terdiri atas lima tahapan proses yaitu :1.Survey atau meninjau 2.Question atau bertanya 3.Read atau membaca 4.Recite atau menuturkan 5.Review atau mengulang Lima Tahap Metoda SQ3R1. SURVEYDengan melakukan peninjauan dapat dikumpulkan informasi yang diperlukan untuk memfokuskan perhatian saat membaca. Peninjauan untuk satu bab memerlukan waktu 5-10 menit. Apa yang ditinjau?Baca JudulHal ini dapat membantu untuk memfokuskan pada topik babBaca PendahuluanMemberikan orientasi dari pengarang mengenai hal-hal penting dalam babBaca kepala judul/subbabMemberikan gambaran mengenai kerangka pemikiranPerhatikan grafik, diagramAdanya grafik, diagram dan gambar ditujukan untuk memberikan informasi

Page 12: Membaca Ekstensif

penting sebagai tambahan atas teksPerhatikan alat Bantu bacaTermasuk huruf miring, definisi, pertanyaan di akhir bab yang ditujukan untuk membantu pemahaman dan mengingat.2. QUESTIONSetelah kerangka pemikiran suatu bab diperoleh, mulai perhatikan kepala judul/subbab yang biasanya dicetak tebal. Perhatikan kepala judul ini satu per satu dan ubah kepala judul ini jadi beberapa pertanyaan.Tulislah pertanyaan-pertanyaan itu pada suatu kolom dengan lebar 1/3 halaman kertas dan kolom sisanya untuk jawaban yang diperoleh selama membaca. Misalkan kita membaca buku tentang “Belajar di SMA” dan kepala judulnya adalah “Manfaatkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolahmu”. Pertanyaan yang dapat kita mundulkan adalah “Mengapa kita harus memanfaatkan kegiatan ekstrakurikuler?” dan “Bagaimana caranya kita bisa ikut terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler?”.3. READDengan membaca, kita mulai mengisi informasi ke dalam kerangka pemikiran bab yang kita buat pada proses Survey. Bacalah suatu subbab dengan tuntas jangan pindah ke subbab lain sebelum kita menyelesaikannya. Pada saat membaca, kita mulai mencari jawaban pertanyaan yang kita buat pada Question. Tuliskan jawaban yang kita peroleh dengan dengan kata-kata sendiri di kertas yang pada 2/3 kolom yang disiapkan.Ingat, Jangan Membaca di Tempat Tidur !!

4. RECITEPada umumnya kita cepat sekali lupa dengan bahan yang telah dibaca. Dengan melakukan proses Recite ini kita bisa melatih pikiran untuk berkonsentrasi dan mengingat bahan yang dibaca. Proses ini dilakukan setelah kita menyelesaikan suatu subbab.Cara melakukan Recite adalah dengan melihat pertanyaan-pertanyaan yang kita buat sebelum membaca subbab tersebut dan cobalah jawab pada selembar kertas tanpa melihat buku.5. ReviewReview membantu kita untuk meyempurnakan kerangka pemikiran dalam suatu bab dan membangun daya ingat kita untuk bahan pada bab tersebut. Proses ini dapat dilakukan dengan membaca ulang seluruh subbab, melengkapi catatan atau berdiskusi dengan teman. Cara Review yang terbukti efektif adalah dengan menjelaskan kepada orang lain.

Demonstrasi SQ3R

Page 13: Membaca Ekstensif

Langkah-langkah dalam SQ3R Langkah 1: S-SurveyGuna mensurvey teks itu, Anda hanya diminta membaca bagian yang diberi bayangan (shaded material). Anda akan mendapatkan bahwa teks itu diawali oleh paragraf pendahuluan yang menjelaskan bahwa "teknik nontes merupakan suatu alat penilaian yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi tertentu tentang keadaan testi (Inggris : testee) dengan tidak menggunakan alat tes. Penilaian yang dilakukan dengan teknis nontes terutama bertujuan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan tingkah laku apektif dan psikomotor" dan hanya memiliki tiga heading. Pertama, heading wawancara. Paragraf berikutnya menjelaskan apa itu "wawancara" atau "interview" sebagai isi bagian itu --yakni "salah satu alat penilaian nontes yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi tertentu tentang keadaan responden dengan jalan tanya-jawab sepihak". Kedua pengamatan yang sesungguhny merupakan subjudul. Ketiga, skala bertingkat yang diikuti oleh penjelasan kebiasaan penggunaan tes itu. Dengan mengecek bagian yang diberi bayangan, Anda sebenarnya telah membaca bagian yang menjadi inti utama teks sampel. Kini, apa Anda tahu ide umum isi halaman itu? Langkah 2: Q-QuestionKemudian, buat pertanyaan-pertanyaan yang memungkinkan berkaitan dengan teks itu . Gunakan bagian yang dicetak tebal untuk membangun pertanyaan-pertanayaan. Setelah itu bandingkan pertanyaan-pertanyaan itu dengan pertanyaan-pertanyaanberikut:1.Teknik nontes bisa digunakan untuk mengetahui apa dalam pengajaran membaca? 2.Apa itu wawancara? 3.Strategi wawancara apa yang bisa digunakan untuk mengevaluasi sikap dan perilaku baca? 4.Apa itu pengamatan? 5.Bagaimana cara melakukan pengamatan yang terstruktur/takterstruktur? 6.Skala bertingkat biasa dipergunakan untuk mengukur apa? 7.Bagaimana cara melakukan pengukuran dengan skala bertingkat? Langkah 3: R-ReadSekarang baca teks itu, bagian demi bagian misalnya, sekarang Anda baca bagian pendahuluan teks itu. Coba temukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan Anda itu selama membaca. Ingat apa pertanyaan Anda? Ya, pertanyaan Andalah adalah, "Teknik nontes bisa digunakan untuk mengetahui apa dalam pengajaran membaca?" Apakah jawabannya Anda temukan pada bagian pendahuluan teks itu? Jawabannya adalah "Penilaian yang dilakukan dengan teknis nontes terutama bertujuan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan tingkah laku afektif

Page 14: Membaca Ekstensif

dan psikomotor." Begitu seterusnya. Berhentilah pada tiap-tiap akhir bagian, dan lanjutkan pada langkah 4. Jika sudi garis bawahilah atau tandailah teks Anda, sebab memberi garis bawah teks sangat membantu menjawab pertanyaan yang Anda buat.Langkah 4: R-ReciteSetelah selesai pada masing-masing bagian --stop. Cek apakah Anda dapat menemukan jawaban pada bagian itu. Jika tidak, kembali dan usahakan Anda menemukan jawabannya. Kemudian, cek kembali daya ingat Anda. Anda perlu benar-benar dan yakin bahwa langkah-langkah itu Anda lakukan dengan baik pada tiap-tiap bagian. Langkah 5: R-ReviewJika sudah menyelesaikan seluruh bacaan yang menjadi tugas Anda, kembalilah pada tiap-tiap heading; coba sebutkan kembali pertanyaannya dan kemukakan jawabannya. Lalu, teslah diri Anda! Lanjutkan cara seperti itu, tes daya ingat Anda atau jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pada setiap bagiannya, hingga Anda tuntas mereviuw seluruh halaman.Agar bisa berhasil sekali dalam menggunakan metode SQ3R, Anda jangan sekali-kali melompati setiap langkah yang ada. Sebagaimana bisa Anda lihat, setiap langkah dalam SQ3R bergantung pada satu atau langkah-langkah sebelumnya. Jika Anda meninggalkan satu di antara langkah-langkah itu, Anda akan mengurangi efektivitas metoda itu. Nah, sekarang Anda sudah bisa menerapkan satu di antara sekian banyak metoda belajar membaca, metode SQ3R. Agar Anda lebih trampil menggunakannya, ikuti Latihan 1 pada bagian berikut. Setelah itu, lakukan Latihan 2

Sistem Belajar-Baca

Sistem Belajar Baca itu Apa?Sistem belajar-baca itu tidak lain dari prosedur dan langkah demi langkah dalam membaca suatu bab buku teks yang akan sangat membantu Anda belajar membaca. Penggunanaan masing-masing sistem akan meningkatkan pemahaman Anda; membantu konsentrasi Anda; dan menambah jumlah bahanyang bis diingat. Hakikatnya, itu merupakan cara belajar dan cara mereview ketika Anda sedang membaca.Mempelajari Satu Sistem Belajar-BacaMungkin Anda sudah pernah mempelajari beberapa teknik yang biasa digunakan belajar-baca. Anda semua saat ini harus memposisikan teknik-teknik itu dalam bentuk langkah demi langkah dalam sebuah sistem. Banyak nama yang diberikan pada sitem belajar-baca dan, meskipun sistem-sistem itu bebeda dalam beberapa hal, semua umumnya memiliki beberapa teknik kunci. Dalam bab ini disajikan,

Page 15: Membaca Ekstensif

gambaran sistem-sistem belajar-baca yang saat ini biasa digunakan, juga sebuah sistem yang digunakan sangat luas --metode SQ3R-- akan didiskusikan secara detail dan dikomparasikan dengan sistem yang lain.

SQ4R

Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara-gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya, kita (guru) harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.

Berikut ini disajikan beberapa model pembelajaran, untuk dipilih dan dijadikan alternatif sehingga cocok untuk situasi dan kjondisi yang dihadapi. Akan tetapi sajian yang dikemukakan pengantarnya berupa pengertian dan rasional serta sintaks (prosedur) yang sifatnya prinsip, modifikasinya diserahkan kepada guru untuk melakukan penyesuaian, penulis yakin kreativitas para guru sangat tinggi.

Koperatif (CL, Cooperative Learning). Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusis sebagai makhluq sosial yang penuh ketergantungan dengan otrang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembegian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksu konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siawa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi. Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.

Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)

Page 16: Membaca Ekstensif

Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif - nyaman dan menyenangkan. Pensip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.

Ada tujuh indokator pembelajarn kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitu modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh), questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi), learning community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan), inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan), constructivism (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis), reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut), authentic assessment (penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya darei berbagai aspek dengan berbagai cara).

Realistik (RME, Realistic Mathematics Education) Realistic Mathematics Education (RME) dikembangkan oleh Freud di Belanda dengan pola guided reinventiondalam mengkontruksi konsep-aturan melalui process of mathematization, yaitu matematika horizontal (tools, fakta, konsep, prinsip, algoritma, aturan uantuk digunakan dalam menyelesaikan persoalan, proses dunia empirik) dan vertikal (reoorganisasi matematik melalui proses dalam dunia rasio, pengemabngan mateastika).

Prinsip RME adalah aktivitas (doing) konstruksivis, realitas (kebermaknaan proses-aplikasi), pemahaman (menemukan-informal daam konteks melalui refleksi, informal ke formal), inter-twinment (keterkaitan-intekoneksi antar konsep), interaksi (pembelajaran sebagai aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan (dari guru dalam penemuan).

Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning) Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada ketrampilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran langsung. Sintaknya adalah menyiapkan siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut

Page 17: Membaca Ekstensif

dengan metode ceramah atau ekspositori (ceramah bervariasi).

Pembelajaran Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning) Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemamuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap hatrus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dap[at berpikir optimal.

Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis), interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri

Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin, belum dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari atau menemukan cara penyelesaian (menemukan pola, aturan, atau algoritma). Sintaknya adalah: sajiakn permasalah yang memenuhi criteria di atas, siswa berkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau atuiran yang disajikan, siswa mengidentifkasi, mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya menemukan solusi.

Problem Posing Problem posing yaitu pemecahan masalah dngan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian yang lebih simple sehingga dipahami. Sintaknya adalah: pemahaman, jalan keluar, identifikasi kekeliruan, menimalisasi tulisan-hitungan, cari alternative, menyusun soal-pertanyaan.

Problem Terbuka (OE, Open Ended) Pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam (multi jawab, fluency). Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing, keterbukaan, dan sosialisasi. Siswa dituntuk unrtuk berimprovisasi mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban, jawaban siswa beragam. Selanjtynya siswa juda diinta untuk menjelaskan proses mencapai jawaban tersebut. Denga demikian model pembelajaran ini lebih mementingkan proses daripada produk yang akan membentiuk pola piker, keterpasuan, keterbukaan, dan ragam berpikir.

Page 18: Membaca Ekstensif

Sajian masalah haruslah kontekstual kaya makna secara matematik (gunakan gambar, diagram, table), kembangkan peremasalahan sesuai dengan kemampuan berpikir siswa, kaitakkan dengan materui selanjutnya, siapkan rencana bimibingan (sedikit demi sedikit dilepas mandiri).

Sintaknya adalah menyajikan masalah, pengorganisasian pembelajaran, perhatikan dan catat reson siswa, bimbingan dan pengarahan, membuat kesimpulan.

9. Probing-prompting Teknik probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian petanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan engetahuan sisap siswa dan engalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa memngkonstruksiu konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan.

Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari prses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi sausana tegang, namun demikian bisa dibiasakan. Untuk mngurang kondisi tersebut, guru hendaknya serangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, nada lembut. Ada canda, senyum, dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria. Jangan lupa, bahwa jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah adalah cirinya dia sedang belajar, ia telah berpartisipasi

Pembelajaran Bersiklus (cycle learning) Ramsey (1993) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif secara bersiklus, mulai dari eksplorasi (deskripsi), kemudian eksplanasi (empiric), dan diakhiri dengan aplikasi (aduktif). Eksplorasi berarti menggali pengetahuan rasyarat, eksplnasi berarti menghenalkan konsep baru dan alternative pemecahan, dan aplikasi berarti menggunakan konsep dalam konteks yang berbeda.

Reciprocal Learning Weinstein & Meyer (199 mengemukakan bahwa dalam pembelajaran harus memperhatikan empat hal, yaitu bagaimana siswa belajar, mengingat, berpikir, dan memotivasi diri. Sedangkan Resnik (1999) mwengemukan bhawa belajar efektif dengan cara membaca bermakna, merangkum, bertanya, representasi, hipotesis.

Untuk mewujudkan belajar efektif, Donna Meyer (1999) mengemukakan cara

Page 19: Membaca Ekstensif

pembelajaran resiprokal, yaitu: informasi, pengarahan, berkelompok mengerjakan LKSD-modul, membaca-merangkum.

SAVI Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indar yang dimiliki siswa. Istilah SAVI sendiri adalah kependekan dari: Somatic yang bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di mana belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melaluui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan penndepat, dan mennaggapi; Visualization yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata melallui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunbakan media dan alat peraga; dan Intellectualy yang bermakna bahawa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on) nbelajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan.

TGT (Teams Games Tournament) Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa sama bis aberbeda. SDetelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamikia kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskuisi nyaman dan menyenangkan sepeti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru bersikap terbuka, ramah , lembut, santun, dan ada sajian bodoran. Setelah selesai kerja kelompok sajikan hasil kelompok sehuingga terjadi diskusi kelas.

Jika waktunya memungkinkan TGT bisa dilaksanakan dalam beberapa pertemuan, atau dalam rangak mengisi waktu sesudah UAS menjelang pembagian raport. Sintaknya adalah sebagai berikut:

a.Buat kelompok siswa heterogen 4 orang kemudian berikan informasi pokok materi dan \mekanisme kegiatan b.Siapkan meja turnamen secukupnya, missal 10 meja dan untuk tiap meja ditempati 4 siswa yang berkemampuan setara, meja I diisi oleh siswa dengan level tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya sampai meja ke-X ditepati oleh siswa yang levelnya paling rendah. Penentuan tiap siswa yang duduk pada meja tertentu adalah hasil kesewpakatan kelompok.

Page 20: Membaca Ekstensif

c. Selanjutnya adalah opelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu soal yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu terttentu (misal 3 menit). Siswa bisda nmngerjakan lebbih dari satu soal dan hasilnya diperik\sa dan dinilai, sehingga diperoleh skor turnamen untuk tiap individu dan sekaligus skor kelompok asal. Siswa pada tiap meja tunamen sesua dengan skor yang dip[erolehnay diberikan sebutan (gelar) superior, very good, good, medium.

Bumping, pada turnamen kedua ( begitu juga untuk turnamen ketiga-keempat dst.), dilakukan pergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar tadi, siswa superior dalam kelompok meja turnamen yang sama, begitu pula untuk meja turnamen yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang sama.

e. Setelah selesai hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual, berikan penghargaan kelompok dan individual.

VAK (Visualization, Auditory, Kinestetic) Model pebelajaran ini menganggap bahwa pembelajaran akan efektif dengan memperhatikan ketiga hal tersebut di atas, dengan perkataan lain manfaatkanlah potensi siwa yang telah dimilikinya dengan melatih, mengembangkannya. Istilah tersebut sama halnya dengan istilah pada SAVI, dengan somatic ekuivalen dengan kinesthetic.

AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition) Model pembelajaran ini mirip dengan SAVI dan VAK, bedanya hanyalah pada Repetisi yaitu pengulangan yang bermakna pendalama, perluasan, pemantapan dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugas atau quis.

TAI (Team Assisted Individualy) Terjemahan bebas dari istilah di atas adalah Bantuan Individual dalam Kelompok (BidaK) dengan karateristirk bahwa (Driver, 1980) tanggung jawab vbelajar adalah pada siswa. Oleh karena itu siswa harus membangun pengetahuan tidak menerima bentuk jadi dari guru. Pola komunikasi guru-siswa adalah negosiasi dan bukan imposisi-intruksi.

Sintaksi BidaK menurut Slavin (1985) adalah: (1) buat kelompok heterogen dan berikan bahan ajar berupak modul, (2) siswa belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa pandai anggota kelompok secara individual, saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi, (3) penghargaan kelompok dan refleksi serta tes formatif.

Page 21: Membaca Ekstensif

STAD (Student Teams Achievement Division) STAD adalah salah sati model pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan bahan belajar-LKS-modul secara kolabratif, sajian-presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok, umumkan rekor tim dan individual dan berikan reward.

NHT (Numbered Head Together) NHT adalah salah satu tipe dari pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu, berikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiasp siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok, presentasi kelompok dengan nomnor siswa yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan beri reward.

Jigsaw Model pembeajaran ini termasuk pembelajaran koperatif dengan sintaks sepeerti berikut ini. Pengarahan, informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok, tiap anggota kelompok bertugas membahasa bagian tertentu, tuiap kelompok bahan belajar sama, buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok aasal, pelaksnaa tutorial pada kelompok asal oleh anggotan kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

TPS (Think Pairs Share) Model pembelajaran ini tergolong tipe koperatif dengan sintaks: Guru menyajikan materi klasikal, berikan persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs), presentasi kelompok (share), kuis individual, buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.

GI (Group Investigation) Model koperatif tipe GI dengan sintaks: Pengarahan, buat kelompok heterogen dengan orientasi tugas, rencanakan pelaksanaan investigasi, tiap kelompok menginvestigasi proyek tertentu (bisa di luar kelas, misal mengukur tinggi pohon,

Page 22: Membaca Ekstensif

mendata banyak dan jenis kendaraan di dalam sekolah, jenis dagangan dan keuntungan di kantin sekolah, banyak guru dan staf sekolah), pengoalahn data penyajian data hasi investigasi, presentasi, kuis individual, buat skor perkem\angan siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.

MEA (Means-Ends Analysis) Model pembelajaran ini adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan sintaks: sajikan materi dengan pendekatan pemecahan masalah berbasis heuristic, elaborasi menjadi sub-sub masalah yang lebih sederhana, identifikasi perbedaan, susun sub-sub masalah sehingga terjadli koneksivitas, pilih strategi solusi

CPS (Creative Problem Solving) Ini juga merupakan variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam mengorganisasikan gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Sintaksnya adalah: mulai dari fakta aktual sesuai dengan materi bahan ajar melalui tanya jawab lisan, identifikasi permasalahan dan fokus-pilih, mengolah pikiran sehingga muncul gagasan orisinil untuk menentukan solusi, presentasi dan diskusi.

TTW (Think Talk Write) Pembelajaran ini dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternative solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian buat laopran hasil presentasi. Sinatknya adalah: informasi, kelompok (membaca-mencatatat-menandai), presentasi, diskusi, melaporkan.

TS-TS (Two Stay – Two Stray) Pembelajaran model ini adalah dengan cara siswa berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok lain. Sintaknya adalah kerja kelompok, dua siswa bertamu ke kelompok lain dan dua siswa lainnya tetap di kelompoknya untuk menerima dua orang dari kelompok lain, kerja kelompok, kembali ke kelompok asal, kerja kelompok, laporan kelompok.

CORE (Connecting, Organizing, Refleting, Extending) Sintaknya adalah (C) koneksi informasi lama-baru dan antar konsep, (0) organisasi ide untuk memahami materi, (R) memikirkan kembali, mendalami, dan menggali, (E) mengembangkan, memperluas, menggunakan, dan menemukan.

SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)

Page 23: Membaca Ekstensif

Pembelajaran ini adalah strategi membaca yang dapat mengembangkan meta kognitif siswa, yaitu dengan menugaskan siswa untuk membaca bahan belajar secara seksama-cermat, dengan sintaks: Survey dengan mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai kata kunci, Question dengan membuat pertanyaan (mengapa-bagaimana, darimana) tentang bahan bacaan (materi bahan ajar), Read dengan membaca teks dan cari jawabanya, Recite dengan pertimbangkan jawaban yang diberikan (cartat-bahas bersama), dan Review dengan cara meninjau ulang menyeluruh

SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review) SQ4R adalah pengembangan dari SQ3R dengan menambahkan unsur Reflect, yaitu aktivitas memberikan contoh dari bahan bacaan dan membayangkan konteks aktual yang relevan.

MID (Meaningful Instructionnal Design) Model ini adalah pembnelajaran yang mengutamakan kebermaknaan belajar dan efektifivitas dengan cara membuat kerangka kerja-aktivitas secara konseptual kognitif-konstruktivis. Sintaknya adalah (1) lead-in dengan melakukan kegiatan yang terkait dengan pengalaman, analisi pengalaman, dan konsep-ide; (2) reconstruction melakukan fasilitasi pengalaan belajar; (3) production melalui ekspresi-apresiasi konsep

KUASAI Pembelajaran akan efektif dengan melibatkan enam tahap berikut ini, Kerangka pikir untuk sukses, Uraikan fakta sesuai dengan gaya belajar, Ambil pemaknaan (mengetahui-memahami-menggunakan-memaknai), Sertakan ingatan dan hafalkan kata kunci serta koneksinya, Ajukan pengujian pemahaman, dan Introspeksi melalui refleksi diri tentang gaya belajar.

CRI (Certainly of Response Index) CRI digunakan untuk mengobservasi proses pembelajaran yang berkenaan dengan tingkat keyakinan siswa tentang kemampuan yang dimilkinya untuk memilih dan menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya. Hutnal (2002) mengemukakan bahwa CRI menggunakan rubric dengan penskoran 0 untuk totally guested answer, 1 untuk amost guest, 2 untuk not sure, 3 untuk sure, 4 untuk almost certain, dn 5 untuk certain.

DLPS (Double Loop Problem Solving) DPLS adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan penekanan pada pencarian kausal (penyebab) utama daritimbulnya masalah, jadi

Page 24: Membaca Ekstensif

berkenaan dengan jawaban untuk pertanyaan mengapa. Selanutnya menyelesaikan masalah tersebut dengan cara menghilangkan gap uyang menyebabkan munculnya masalah tersebut.

Sintaknya adalah: identifkasi, deteksi kausal, solusi tentative, pertimbangan solusi, analisis kausal, deteksi kausal lain, dan rencana solusi yang terpilih. Langkah penyelesdai maslah sebagai berikurt: menuliskan pernyataan masalah awal, mengelompokkan gejala, menuliskan pernyataan masalah yang telah direvisi, mengidentifikasui kausal, imoplementasi solusi, identifikasi kausal utama, menemukan pilihan solusi utama, dan implementasi solusi utama.

DMR (Diskursus Multy Reprecentacy) DMR adalah pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan, penggunaan, dan pemanfaatan berbagai representasi dengan setting kelas dan kerja kelompok. Sintaksnya adalah: persiapan, pendahuluan, pengemabangan, penerapan, dan penutup.

CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition) Terjemahan bebas dari CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan menulis secara koperatif –kelompok. Sintaksnya adalah: membentuk kelompok heterogen 4 orang, guru memberikan wacana bahan bacaan sesuai dengan materi bahan ajar, siswa bekerja sama (membaca bergantian, menemukan kata kunci, memberikan tanggapan) terhadap wacana kemudian menuliskan hasil kolaboratifnya, presentasi hasil kelompok, refleksi.

IOC (Inside Outside Circle) IOC adalah mode pembelajaran dengan sistim lingkaran kecil dan lingkaran besar (Spencer Kagan, 1993) di mana siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan ssingkat dan teratur. Sintaksnya adalah: Separu dari sjumlah siswa membentuk lingkaran kecil menghadap keluar, separuhnya lagi membentuk lingkaran besar menghadap ke dalam, siswa yang berhadapan berbagi informasi secara bersamaan, siswa yang berada di lingkran luar berputar keudian berbagi informasi kepada teman (baru) di depannya, dan seterusnya

Tari Bambu Model pembelajaran ini memberuikan kesempatan kepada siswa untuk berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda secara teratur. Strategi ini cocok untuk bahan ajar yang memerlukan pertukartan pengalaman dan pengetahuan antar siswa. Sintaksnya adalah: Sebagian siswa berdiri berjajar di

Page 25: Membaca Ekstensif

depoan kelas atau di sela bangku-meja dan sebagian siswa lainnya berdiri berhadapan dengan kelompok siswa opertama, siswa yang berhadapan berbagi pengalkaman dan pengetahuan, siswa yang berdiri di ujung salah satui jajaran pindah ke ujunug lainnya pada jajarannya, dan kembali berbagai informasi.

Artikulasi Artikulasi adalah mode pembelajaran dengan sintaks: penyampaian konpetensi, sajian materi, bentuk kelompok berpasangan sebangku, salah satu siswa menyampaikan materi yang baru diterima kepada pasangannya kemudian bergantian, presentasi di depan hasil diskusinya, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan.

Debate Debat adalah model pembalajaranb dengan sisntaks: siswa menjadi 2 kelompok kemudian duduk berhadapan, siswa membaca materi bahan ajar untuk dicermati oleh masing-masing kelompok, sajian presentasi hasil bacaan oleh perwakilan salah satu kelompok kemudian ditanggapi oleh kelompok lainnya begitu setrusnya secara bergantian, guru membimbing membuat kesimpulan dan menambahkannya biola perlu.

Role Playing Sintak dari model pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan scenario pembelajaran, menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari scenario tersebut, pembentukan kelompok siswa, penyampaian kompetensi, menunjuk siswa untuk melakonkan scenario yang telah dipelajarinya, kelompok siswa membahas peran yang dilakukan oleh pelakon, presentasi hasil kelompok, bimbingan penimpoulan dan refleksi.

Talking Stick Sintak p[embelajana ini adalah: guru menyiapkan tongkat, sajian materi pokok, siswa mebaca materi lengkap pada wacana, guru mengambil tongkat dan memberikan tongkat kepada siswa dan siswa yang kebagian tongkat menjawab pertanyaan dari guru, tongkat diberikan kepad siswa lain dan guru memberikan petanyaan lagi dan seterusnya, guru membimbing kesimpulan-refleksi-evaluasi.

Sintaknya adalah: Informasi materi secara umum, membentuk kelompok, pemanggilan ketua dan diberi tugas membahas materi tertentu di kelompok, bekerja kelompok, tiap kelompok menuliskan pertanyaan dan diberikan kepada kelompok lain, kelompok lain menjawab secara bergantian, penyuimpulan, refleksi dan evaluasi

Page 26: Membaca Ekstensif

Student Facilitator and Explaining Langkah-langkahnya adalah: informasi kompetensi, sajian materi, siswa mengembangkannya dan menjelaskan lagi ke siswa lainnya, kesimpulan dan evaluasi, refleksi.

Course Review Horay Langkah-langkahnya: informasi kompetensi, sajian materi, tanya jawab untuk pemantapan, siswa atau kelompok menuliskan nomor sembarang dan dimasukkan ke dalam kotak, guru membacakan soal yang nomornya dipilih acak, siswa yang punya nomor sama dengan nomor soal yang dibacakan guru berhak menjawab jika jawaban benar diberi skor dan siswa menyambutnya dengan yel hore atau yang lainnya, pemberian reward, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

Demonstration Pembelajaran ini khusu untuk materi yang memerlukan peragaan media atau eksperimen. Langkahnya adalah: informasi kompetensi, sajian gambaran umum materi bahan ajar, membagi tugas pembahasan materi untuk tiap kelompok, menunjuk siswa atau kelompok untuk mendemonstrasikan bagiannya, dikusi kelas, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

Explicit Instruction Pembelajaran ini cocok untuk menyampaikan materi yang sifatnya algoritma-prosedural, langkah demi langkah bertahap. Sintaknya adalah: sajian informasi kompetensi, mendemontrasikan pengetahuan dan ketrampilan procedural, membimbing pelatihan-penerapan, mengecek pemahaman dan balikan, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

Scramble Sintaknya adalah: buatlah kartu soal sesuai marteri bahan ajar, buat kartu jawaban dengan diacak nomornya, sajikan materi, membagikan kartu soal pada kelompok dan kartu jawaban, siswa berkelompok mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok.

Pair Checks Siswa berkelompok berpasangan sebangku, salah seorang menyajikan persoalan dan temannya mengerjakan, pengecekan kebenaran jawaban, bertukar peran, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

Make-A Match

Page 27: Membaca Ekstensif

Guru menyiapkan kartu yang berisi persoalan-permasalahan dan kartu yang berisi jawabannya, setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan berusaha menjawabnya, setiap siswa mencari kartu jawaban yang cocok dengan persoalannya siswa yang benar mendapat nilai-reward, kartu dikumpul lagi dan dikocok, untuk badak berikutnya pembelajaran seperti babak pertama, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

Mind Mapping Pembelajaran ini sangat cocok untuk mereview pengetahuan awal siswa. Sintaknya adalah: informasi kompetensi, sajian permasalahan terbuka, siswa berkelompok untuk menanggapi dan membuat berbagai alternatiu jawababn, presentasi hasuil diskusi kelompok, siswa membuat kesimpulan dari hasil setiap kelompok, evaluasi dan refleksi.

Examples Non Examples Persiapkan gambar, diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi, sajikan gambar ditempel atau pakai OHP, dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian, diskusi kelompok tentang sajian gambar tadi, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, valuasi dan refleksi.

Picture and Picture Sajian informasi kompetensi, sajian materi, perlihatkan gambar kegiatan berkaitan dengan materi, siswa (wakil) mengurutkan gambar sehingga sistematik, guru mengkonfirmasi urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep sesuai materi bahan ajar, penyimpulan, evaluasi dan refleksi.

Cooperative Script Buat kelompok berpasangan sebangku, bagikan wacana materi bahan ajar, siswa mempelajari wacana dan membuat rangkuman, sajian hasil diskusi oleh salah seorang dan yang lain menanggapi, bertukar peran, penyimpulan, evaluasi dan refleksi.

LAPS-Heuristik Heuristik adalah rangkaian pertanyaan yang bersifat tuntunan dalam rangaka solusi masalah. LAPS ( Logan Avenue Problem Solving) dengan kata Tanya apa masalahnya, adakah alternative, apakah bermanfaat, apakah solusinya, dan bagaimana sebaiknya mengerjakannya. Sintaks: pemahaman masalah, rencana, solusi, dan pengecekan.

Improve

Page 28: Membaca Ekstensif

Improve singkatan dari Introducing new concept, Metakognitive questioning, Practicing, Reviewing and reducing difficulty, Obtaining mastery, Verivication, Enrichment. Sintaknya adalah sajian pertanyaan untuk mengantarkan konsep, siswa latian dan bertanya, balikan-perbnaikan-pengayaan-interaksi.

Generatif Generatif adalah konstruksivisme dengan sintaks orintasi-motivasi, pengungkapan ide-konsep awal, tantangan dan restruturisasi sajiankonsep, aplikasi, ranguman, evaluasi, dan refleksi

Circuit Learning Pembelajaran ini adalah dengan memaksimalkan pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan pola bertambah dan mengulang. Sintaknya adalah kondisikan situasi belajar kondusif dan focus, siswa membuat catatan kreatif sesuai dengan pola pikirnya-peta konsep-bahasa khusus, Tanya jawab dan refleksi

Complete Sentence Pembelajaran dengan model melengkapi kalimat adalah dengan sintakas: sisapkan blanko isian berupa aparagraf yang kalimatnya belum lengkap, sampaikan kompetensi, siswa ditugaskan membaca wacana, guru membentuk kelompok, LKS dibagikan berupa paragraph yang kaliatnya belum lengkap, siswa berkelompok melengkapi, presentasi.

Concept Sentence Prosedurnya adalah penyampaian kompetensi, sajian materi, membentuk kelompok heterogen, guru menyiapkan kata kunci sesuai materi bahan ajar, tia kelompok membeuat kalimat berdasarkankata kunci, presentasi.

Time Token Model ini digunakan untuk melatih dan mengembangkan ketrampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Langkahnya adalah kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi, tiap siswa diberi kupon bahan pembicaraan (1 menit), siswa berbicara (pidato-tidak membaca) berdasarkan bahan pada kupon, setelah selesai kupon dikembalikan.

Take and Give Model pembelajaran menerima dan memberi adalah dengan sintaks, siapkan kartu dengan yang berisi nama siswa - bahan belajar - dan nama yang diberi, informasikan kompetensi, sajian materi, pada tahap pemantapan tiap siswa disuruh berdiri dan mencari teman dan saling informasi tentang materi atau pendalaman-

Page 29: Membaca Ekstensif

perluasannya kepada siswa lain kemudian mencatatnya pada kartu, dan seterusnya dengan siswa lain secara bergantian, evaluasi dan refleksi

Superitem Pembelajaran ini dengan cara memberikan tugas kepada siswa secara bertingkat-bertahap dari simpel ke kompleks, berupa opemecahan masalah. Sintaksnya adalah ilustrasikan konsep konkret dan gunakan analogi, berikan latihan soal bertingkat, berikan sal tes bentuk super item, yaitu mulai dari mengolah informasi-koneksi informasi, integrasi, dan hipotesis.

Hibrid Model hibrid adalah gabungan dari beberapa metode yang berkenaan dengan cara siswa mengadopsi konsep. Sintaknya adalah pembelajaran ekspositori, koperatif-inkuiri-solusi-workshop, virtual workshop menggunakan computer-internet.

Treffinger Pembelajaran kreatif dengan basis kematangan dan pengetahuan siap. Sintaks: keterbukaan-urun ide-penguatan, penggunaan ide kreatif-konflik internal-skill, proses rasa-pikir kreatif dalam pemecahan masalah secara mandiri melalui pemanasan-minat-kuriositi-tanya, kelompok-kerjasama, kebebasan-terbuka, reward.

Kumon Pembelajaran dengan mengaitkan antar konsep, ketrampilan, kerja individual, dan menjaga suasana nyaman-menyenangkan. Sintaksnya adalah: sajian konsep, latihan, tiap siswa selesai tugas langsung diperiksa-dinilai, jika keliru langsung dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa lagi, lima kali salah guru membimbing.

Quantum Memandang pelaksanaan pembelajaran seperti permainan musik orkestra-simfoni. Guru harus menciptakan suasana kondusif, kohesif, dinamis, interaktif, partisipatif, dan saling menghargai. Prinsip quantum adalah semua berbicara-bermakna, semua mempunyai tujuan, konsep harus dialami, tiap usaha siswa diberi reward. Strategi quantum adalah tumbuhkan minat dengan AMBak, alami-dengan dunia realitas siswa, namai-buat generalisasi sampai konsep, demonstrasikan melalui presentasi-komunikasi, ulangi dengan Tanya jawab-latihan-rangkuman, dan rayakan dengan reward dengan senyum-tawa-ramah-sejuk-nilai-harapan.

Rumus quantum fisika asdalah E = mc2, dengan E = energi yang diartikan sukses,

Page 30: Membaca Ekstensif

m = massa yaitu potensi diri (akal-rasa-fisik-religi), c = communication, optimalkan komunikasi + dengan aktivitas optimal.

Enam Langkah Belajar Efektif Dengan Rumus SQ4R, yaitu: 1. Survey (Meninjau) Usaha untuk mengetahui garis besar isi dari bacaan serta cara penyusunan dan penyajiannya secara sepintas lalu. 2. Question (Mengajukan Pertanyaan) Mengajukan pertanyaan bertujuan untuk menimbulkan rasa ingin tahu. Orang yang ingin tahu akan berusaha mencari jawabannya. 3. Reading (Membaca) Bacalah dengan cermat bahan pelajaran satu kali lagi sambil berusaha untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sudah diajukan 4. Recite (Mengingat sambil menyebutkan kembali) Rahasia yang perlu diketahui dalam menyebutkan kembali ialah sebutkan dengan menggunakan kata-kata sendiri. Mengingat dan menyebutkan kembali merupakan langkah yang penting karena dengan cara ini orang dapat mengenali dan juga mempelajari jawaban. 5. Record (Mencatat) Tujuan membuat catatan ialah untuk menolong kita mengingat pokok-pokok yang penting tanpa membaca kembali bahan bacaan itu sendiri. Catatannya dibutuhkan untuk merangsang ingatan kembali apa yang kita pelajari. 6. Review (Mengulang Kembali) Mengulang kembali berarti mengungkapkan kembali apa yang telah Anda pelajari tanpa melihat catatan. Mengulang bahan pelajaran secara teratur amat berguna karena mengingatkan kembali pengetahuan yang telah kita pelajari sebelumnya.

UGKAPAN, PERIBAHASA, DAN MAJAS

UNGKAPANUngkapan adalah kata atau kelompok kaya yang memiliki makna kiasan, konotatif, simbolis.Contoh : 1. Perusahaan itu gulung tikar karena krisis ekonomi yang berkepanjangan.2. Paijo selalu menjadi kambing hitam di kelasnya.3. Lelaki setengah baya itu ternyata mata keranjang.PERIBAHASAPeribahasa adalah satuan gramatikal (bisa frase, klausa, atau kalimat) yang memiliki bentuk dan makna tetap.

Page 31: Membaca Ekstensif

Contoh :1. Bagai air di daun talas.2. Seperti anak ayam kehilangan induknya.3. Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya.MAJASMajas atau bahasa adalah bahasa kias yang digunakan untuk mempertajam kamsud.A. Majas perbandingan1.Personifikasi, yaitu majas yang membandingkan benda yang tidak bernyawa seolah-olah dapat bertindak seperti manusia.Contoh :a. Bulan menangis menyaksikan manusia saling bunuh.b. Daun-daun memuji angin yang telah menyapanya.2.Metafora, yaitu membandingkan dua hal/benda tanpa menggunakan kata penghubung.Contoh :a. Bumi itu perempuan jalang.b. Tuhan adal;ah warga negara yang paling modern.3.Simile/Perumpamaan, yaitu membandingkan dua hal/benda dengan menggunakan kata penghubung.Contoh :a. Wajahnya bagai bola api.b. Tatapannya laksana matahari.c. Seperti angin aku melayang kian kemari.4.Alegori, membandingkan hal/benda secara berkelanjutan membentuk sebuah cerita.Contoh :Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.B. Majas pertentangan1.Hiperbola, mempertentangkan secara berlebih-lebihan.Contoh :a. Saya telah berusaha setengah mati menyelesaikan soal itu.b. Kekayaannya selangit.2.Litotes, mempertentangkaan dengan merendahkan diri.Contoh :a. Kalau sempat mampirlah ke gubukku.b. Ah, saya ini khan cuma kacung.3.Ironi, mempertentangkan yang bertujuan menyindir dengan menyampaikan

Page 32: Membaca Ekstensif

sesuatu yang bertentangan dengan fakta yang sebenarnya.Contoh :a. Hebat betul, pertanyaan semudah itu tidak bisa kaujawab.b. Rajin betul, jam sepuluh baru datang!4.Oksimoron, mempertentangkan secara berlawanan bagian demi bagian.Contoh :a. Kekalahan adalah kemenangan yang tertunda.b. Kesedihan adalah awal kebahagiaan.C. Majas pertautan1.Metonimia, menghubungkan ciri benda satu dengan benda lain yang disebutkan.Contoh :a. Kakakku sedang membaca Pramudya Ananta Toer.b. Belikan aku gudang garam filter.2.Sinekdoke, mernyebut sebagian untuk keseluruhan (pars pro toto) atau keseluruhan untuk sebagian (totum pro part).Contoh :a. SMA Stella Duce 2 Yogyakarta berhasil masuk final pertandingan basket.b. Roda duanya mogok.3.Alusio, mempertautkan hal dengan peribahasa.Contoh :a. Kalau kita menggunakan sebaiknya hemat jangan sampai lebih besar pasak daripada tiang.b. Sebaiknya kita menggunakan ilmu padi dalam kehidupan kita, semakin berisi semakin tunduk.4.Inversi, mengubah susunan kalimat.Contoh :a. Hancurlah hatinya menyaksikan kekasihnya berpaling ke lelaki lain.b. Merahlah mukanya mendengar caci maki sahabat karibnya.D. Majas perulangan1.Aliterasi, mengulang bunyi konsonan yang sama.Contoh :a. Malam kelam suram hatiku semakin muram.b. Gadis manis menangis hatinya teriris iris.2.Antanaklaris, memgulang kata yang sama dengan arti yang berbeda.Contoh :a. Buah hatinya menjadi buah bibir tetangganya.b. Hatinya memintanya berhati-hati.3.Repetisi, mengulang-ulang kata, frase, atau klausa yang dipentingkan.Contoh :a. Di Stella Duce 2 Yogyakarta ia mulai meraih prestasi, di Stella Duce 2

Page 33: Membaca Ekstensif

Yogyakarta ia menemukan tambatan hati, di Stella Duce 2 Yogyakarta pula ia menunggu hari tuanya.b. Tidak ada kata lain selain berjuang, berjuang, dan terus berjuang.4.Paralelisme, mengulang ungkapan yang sama dengan tujuan memperkuat nuansa makna.Contoh :a. Sunyi itu duka, sunyi itu kudus, sunyi itu lupa, sunyi itu mati.b. Hidup adalah perjuangan, hidup adalah persaingan, hidup adalah kesia-siaan.

SISTEM MEMBACA CEPAT DAN EFEKTIF

I. PENDAHULUANManuia modern tampaknya tidak dapat melepaskan diri dari media komunikasi. Salahsatu media komunikasi yang banyak dihadapi adalah media tulus baik buku teks maupun media massa. Setiap hari kita disuguhi banyak media massa., apalagi dalam era keterbukaan dan reformasi seperti saat ini. A[abila kita tidak menaruh perhatian pada media massa tersebut, pastilah kita akan tertinggal. Sebaliknya, apabila kita ingin membaca semua informasi tulis tersebut, pastilah banyak waktu tersita hanya untuk membaca. Untuk itu ketrampilan membaca dengan cepat dan efektif perlu dimiliki oleh semua pihak baik pelajar, mahasiswa, maupun manusia lain yang ingin terlibat secara aktif dalam percaturan kehidupan.Ada berbagai jenis membaca dan masing-masing jenis mempunyai spesifikasi dan fungsi khusus. Untuk itu, jenis-jenis tersebut perlu dipahami sehingga kita dapat semakin meningkatkan kemampuam membaca baik kemampuan membaca cepat maupum kemampuan membaca efektif.II. MEMBACA CEPATYang dimaksud membaca cepat adalah sistem membaca dengan memperhitungkan waktu baca dan tingkat pemahaman terhadap bahan yang dibacanya. Apabila waktu bacanya semakin sedikit dan tingkat pemahamannya semakin tinggi, maka dikatakan bahwa kecepatan baca orang tersebut semakin meningkat.Pada umumnya orang yang belum pernah mendapat latihan membaca pasti memiliki kecepatan baca yang lebih rendah dari kemampuannya. Ada beberapa hal yang menyebabkan rendahnya kecepatan baca seseorang, antara laina. Kebiasaan lama yang telah mendarah daging seperti menggerakkan bibir untuk melafalkan, menggerakkan kepala ke kanan dan ke kiri, dan menggunakan jari atau benda untuk menunjuk kata-kata yang dibacanya.b. Tidak agresif (tidak bersemangat) dalama usaha memahami arti bacaan.

Page 34: Membaca Ekstensif

c. Persepsinya kurang sehingga lambat dalam menginterpretasikan apa yang dibacanya.Ada beberapa faktor yang menyebabkan kecepatan baca seseorang terhambat, antara laina. Vokalisasi, yaitu membaca sambil bersuara atau mengucapkan kata demi kata yang dibacanya.b. Gerakan bibir pada waktu membaca baik bersuara mauapun tak bersuara.c. Gerakan kepala mengikuti kata-kata yang dibacanya.d. Menunjuk (dengan jari atau alat lain) kata-kata yang dibaca pada waktu membaca.e. Regresi, yaitu gerakan mata melihat kembali beberapa kata yang telah dibacanya.f. Subvokalisasi, yaitu melafalkan apa yang dibacanya dalam hati atau pikiran.Untuk meningkatkan kecepatan baca kita, pertama-tama kita perlu mengukur kecepatan baca kita. Untuk itu perlu diadakan pengukuran kecepatan baca kita. Rumusnya :(Jumlah kata yang dibaca dibagi jumlah detik untuk membaca dikalikan 60) dikalikan prosentase pemahaman.Kecepatan baca bergantung pada kebutuhan dan bahan yang dihadapinya. Pada umumnya kecepatan baca dapat dirinci sebagai berikut :a. Membaca secara skimmming dan scannning (lebih dari 1000 kpm)Tipe membaca seperti ini biasanya digunakan untuk- mengenal bahan-bahan yang akan dibaca- mencari jawaban atas pertanyaan tertentu- mendapat struktur dan organisasi bacaan serta menentukan gagasan umum dari bacaanb. Membaca dengan kecepatan tingngi (500 – 800 kpm)Tipe membaca seperti ini biasanya digunakan untuk- membaca bahan-bahan yang mudah dan telah dikenali sebelumnya- membaca novel ringan untuk mengikuti jalan ceritanya.c. Membaca secara cepat (350 – 500 kpm)Biasanya digunakan untuk- membaca bacaan yang mudah dalam bentuk deskripsi dan bahan-bahan nonfiksi lain yang bersifat informatif.- Membaca fiksi yang agak sulit untuk menikmati keindahan sastranya dan mengantisipasi akhir cerita.d. Membaca dengan kecepatan rata-rata (250 – 350 kpm)Biasanya digunakan untuk- membaca fiksi yang komplek untuk analisis watak dan jalan ceritanya.- Membaca nonfiksi yang agak sulit untuk mendapatkan detail, mencari hubungan,

Page 35: Membaca Ekstensif

atau membuat evaluasi ide penulis.e. Membaca lambat (100 – 125 kpm)Biasanya digunakan untuk- mempelajari bahan-bahan yang sulit dan untuk menguasai isinya.- Menguasai bahan-bahan ilmiah yang sulit dan bersifat teknis- Membuat analisis bahan-bahan bernilai sastra klasik- Memecahkan persoalan yang ditunjuk dengan bacaan yang bersifat instruksional (petunjuk).III. MEMBACA PEMAHAMANMembaca pemahaman berkaitan erat dengan usaha memahami hal-hal penting dari apa yang dibacanya. Yang dimaksud membaca pemahaman atau komprehensi adalah kemampuan membaca ntuk mengerti ide pokok, detail penting, dan seluruh pengertian. Pemahaman ini berkaitan erat dengan kemampuan mengingat bahan yang dibacanya. Usaha efektif untuk memahami dan mengingat lebih lama dapat dilakukan dengana. mengorganisasikan bahan yang dibacanya dalam kaitan yang mudah dipahami.b. Mengaitkan fakta yang satu dengana fakta yang lain atau menghubungkannya dengan fakta dan konteks.Tingkat pemahaman dalam membaca berkaitan pula dengan sistem membaca yang dipakainya. Umumnya orang cendenrung langsung membaca teks tanpa mempersiapkan prakondisi sehingga pembacaaan terssebut menjadi efektif.Ada beberapa sistem membaca, antara lain1. SQ3R : survey-question-read-recite-review2. SQ4R : survey-question-read-recite-rite-review3. POINT : purpose-overview-interpret-note-test4. OK4R : overview-key ideas-read-summarize-testSalahsatu sistem yang banyak dikenal dan dipakai orang adalah SQ3R. Sistem membaca SQ3R dikemukakan oleh Francis P. Robinson pada tahun 1941. SQ3R merupakan proses membaca yang terdiri dari lima langkah, yaitu1. SURVEISurvei atau prabaca adalah teknik mengenal bahan sebelum membacanya secara lengkap. Tujuan srvei adalaha.mempercepat menangkap arti b.mendapatkan abastrak c.mengetahui ide-ide penting d.melihan susunan (organisasi) bahan bacaan. e.Mendapatkan minat perhatian yang seksama terhadap bacaan. f.Memudahkan mengingat lebih banyak dan memahami lebih mudah.Ada beberapa teknik dalam melakukan survei. Untuk tiap jenis bacaan, teknik surveinya berbeda.

Page 36: Membaca Ekstensif

a.Tekni survei buku- telusuri daftar isinya- baca kata pengantar- lihat tabel, grafik- lihan apendiks- telusuri indeksb.Teknik survei bab- lihat paragraf pertama dan terakhir- lihat ringkasan- lihat subjudulc.Teknik survei artikel- baca judul- baca semua subjudul- amati tabel- baca pengantar- baca kalimat pertama subbab- buatlah keputusan (dibaca atau tidak)d.Teknik survei klipping- perhatikan judul- perhatikan penulisnya2. QUESTIONPada langkah ini kita mengajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya tentang isi bacaan.3. READPerlu disadari bahwa membaca merupakan langkah ketiga, bukan langkah pertama.4. RECITE/RECALLPada tahap ini Anda dapat membuat catatan seperlunya5. REVIEWPada tahal ini Anda mencoba mengingat kembali dengan membaca ulang bacaan yang Anda baca.Menemukan Ide Pokok WacanaMemahami suatu teks berarti memahami ide pokok yang hendak disampaikan oleh penulis teks tersebut. Untuk itu fokus pembacaan haruslah diletakkan pada usaha memahami ide pokok penulis. Ide pokok suatu buku dapat dikenali dalama. ikhtisar umum yang ada di awal bukub. ikhtisar babc. ikhtisar bagian babd. ide pokok paragrafKadang-kadang orang terlalu membuang waktu untuk detail sebelum dia menemukan ide pokoknya. Detail adalah fakta atau informasi yang dikemas dalam

Page 37: Membaca Ekstensif

paragraf untuk membuktikan, menjabarkan, dan memberikan contoh yang mendukung ide pokok. Salahsatu cara mengenali detail penting adalah dengan mencari petunjuk-petunjuk yang digunakan oleh penulis untuk membantu pembaca, antara lain dengana. ditulis cetak miringb. digarisbawahic. dicetak tebald. dibubuhi angka-angkae. ditulis dengan kode huruf (a,b,c,d)Kata-kata kunci merupakan kata penuntun untuk membantu mengetahui jalan pikiran penulis. Kata kunci antara laina. ungkapan penekananb. kata yang mengubah arahc. kata ilustrasid. kata tambahane. kata simpulanIV. MEMBACA KRITISMembaca secara kritis adalah cara membaca dengan melihat motif penulis dan menilainya. Dengan demikian, pembca tidak sekedar membaca, melainkan juga berpikir tentang masalah yang dibahas. Hal yang harus diingat dalam membaca kritis adalah bahwa tidak semua yang ditulis itu benar.Untuk itu kita harus mengikuti jalan pikiran penulis dengan cepat, akurat, dan kritis. Akurat artinya mampu membedakan hal yang relevan dan tidak relevan. Kritis artinya menerima pemikiran yang ditulis dengan dasar yang baik, logis, benar, dan realistis.Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam membaca kritis adalaha. mengerti isi bacaanb. menguji sumber penulisanc. ada interaksi antara penulis dan pembaca.d. Memutuskan :menerima atau menolak ide penulisUntuk dapat melakukan evaluasi terhadap gagasan orang lain, kita perlu mengingat-ingat secara lebih seksama apa saja yang dikemukakan oleh penulis. Untuk itu, ingatan sangat penting. Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh agar kita dapat mengingat lebih lama ddan lebih baik, yiatua. hadapi bahan dengan tujuanb. survei apa saja yang perlu diingatc. cai fakta dan dapatkan dalam hubungannya dengana konteksd. kaitkan apa yang dibaca dengan yang telah diketahui.e. Perhatikan apa yang penting bagi Anda.Dalam usaha menanggapi pendapata orang lain, kita tidak boleh melupakan hal-hal

Page 38: Membaca Ekstensif

yang penting yang diungkapkan oleh penulis. Agar tidak terlupakan perlu dibuat sejumlah catatan dari bacaan yang kita baca. Pokok-pokok yang perlu dicatat antara laina. bagian-bagian kunci :ide pokok, masalah, informasi pentingb. asumsi penulis tentang segi tertentuc. detail atau fakta yang kita perlukand. pokok-pokok yang menariktiga jenis catatan, yaitua. catatan berupa koleksi fakta dan detail pentingb. catatan berupa kutipan kalimat, paragraf, kata kuncic. catatan berupa ringkasanV. SKIMMING DAN SCANNINGSkimming adalah cara membaca yang hanya untuk mendapatkan ide pokok bacaan. Scanning adalah cara membaca dengan cara melompat langsung ke sasaran yang dicari.Bagian-bagian yanag dapat dilompati antara laina. bagian yang telah diketahui dari buku lainb. bagian yang berisi informasi yang tidak memenuhi tujuan membacac. bagian yang hanya merupakan contoh atau ilustrasid. bagian yang merupakan ringkasan bab sebelumnya.Yang dimaksud skimming adalah mencari hal-hal penting dari bacaaan. Fungsi skimming adalaha. untuk mengenali topik bacaanb. untuk mengetahui pendapat/opini orangc. untuk mendapatkan bagian penting yang kita butuhkand. untuk mengetahui organisasi penulisan, urutan ide pokok, dan cara berpikir penulis.e. Untuk penyegaran apa yang pernah dibaca.Scanning adalah teknik membaca untuk mendapatkan suatu informasi tanpa membaca yang lain. Scanning biasa digunakan untuka. mencari nomor teleponb. mencari kata pada kamusc. mencari eintri pada indeksd. mencari angka statistike. melihat acara siaran televisif. melihat daftar perjalanan

PQRST

Kegiatan membaca secara massal yang dilakukan 1.140 mahasiswa baru IKIP

Page 39: Membaca Ekstensif

PGRI Madiun seperti yang diberitakan oleh Jawa Pos (9/09/07) patut mendapatkan apresiasi dari banyak pihak. Sebab, salah satu permasalahan akut yang dihadapi bangsa ini adalah rendahnya minat baca masyarakat. Ini dipertegas dengan hasil penelitian yang dilakukan International Association for The Evolution of Education Achievement (IEA) tahun 1992, yang meletakkan Indonesia pada peringkat ke-28 dari 32 negara dalam hal kemampuan membaca usia anak didik. Sementara peringkat pertama justru diraih Finlandia diikuti Amerika dan beberapa negara di Eropa. Ironis memang, di tengah membengkaknya jumlah penduduk muslim di negara yang berpenduduk sekitar dua ratus lima juta jiwa ini, prestasi membaca anak bangsa justru berada pada urutan buncit. Padahal, Islam sebagai ajaran yang kaffah terbukti meletakan urusan baca membaca menjadi prioritas. Bukankah ayat pertama yang diturunkan Tuhan kepada Muhammad SAW adalah perintah membaca sebagaimana termaktub dalam surat Al Alaq 1–5? Memang banyak faktor yang melatarbelakangi rendahnya minat baca masyarakat. Di samping urusan mentalitas, harga buku yang melambung tinggi dituding sebagai salah satu pemicunya. Tapi setidaknya, apa yang dilakukan mahasiswa IKIP PGRI Madiun itu bisa dijadikan alat untuk menyegarkan kembali pemahaman semua pihak akan betapa pentingnya membaca. Sebagaimana dituturkan Madiun Purdji, Sang Rektor, kegiatan tersebut dilaksanakan untuk membudayakan gemar membaca di kalangan mahasiswa. Mahasiswa sebagai agent of change dituntut cerdas dan visioner. Hal mutlak yang harus dilakukan mahasiswa tak lain adalah dengan banyak membaca agar bisa sukses dalam menyelesaikan studinya. Tugas Kemanusiaan Adalah menarik merenungkan kembali wahyu pertama yang diturunkan Allah SWT pada Muhammad SAW beberapa abad silam. Bagi penulis, bukan sebuah kebetulan jika Tuhan meletakkan perintah membaca mendahului firman-firmanNya yang lain. Sebab, membaca bukan hanya sebuah proses penjelajahan intelektual yang muaranya pengetahuan. Lebih dari itu, membaca adalah sikap manusia memperteguh hakekat kemanusiaan. Dengan membaca, manusia akan mengerti kedudukannya sebagai seorang makhluk: tentang dari mana dia berasal, untuk apa dia hidup, serta akan dibawa ke mana hidupnya kelak ketika harus menghadap kembali kepada penciptaNya. Pertanyaan yang kemudian mengemuka, obyek apakah yang harus dibaca? Haruskah sebuah buku? Ataukah kitab-kitab samawi yang diturunkan pada para rasul? Ataukah obyek-obyek yang lain? Al Alaq ayat pertama bisa dijadikan acuan. Tuhan memerintahkan membaca kepada Muhammad SAW (dan juga umat Islam secara mondial) dengan bahasanya: Iqra’. Tapi perintah itu sendiri tak disertai dengan maf’ul bihi (obyek yang harus dibaca). Ini menunjukkan, membaca bisa dimaknai secara lebih luas dengan tak hanya melulu menjelajahi isi buku.

Page 40: Membaca Ekstensif

Membaca adalah aktifitas manusia meneliti setiap detak peristiwa yang berjalin-kelindan dalam kehidupan untuk dipungut hikmahnya. Membaca bisa pula diartikan memahami setiap ‘fasilitas’ yang telah disediakan Tuhan berupa Qur’an, alam semesta, dan kehidupan manusia sendiri. Kesimpulannya jelas, membaca dalam konteks ini bukan hanya asyik masyuk bercengkarama dengan ayat-ayat qauliyah. Namun tak kalah pentingnya adalah mencerna setiap ayat kauniyah yang berkelibat dalam ruang kehidupan. Dalam kerangka itu, prosesi Iqro’ tetap harus berada dalam koridor bismi rabbikalladzi khalaq. Artinya, kesadaran membaca, yang bermuara pada maqam intelektualitas tak boleh dilepaskan dari kesadaran ketuhanan, yang berpuncak pada spiritualitas. Sedalam apapun manusia mengarungi samudra intelektualitas, ia tetap harus berada dalam perahu spiritualitas. Ketika manusia mengabaikan rumusan ini, yang terjadi bukan hanya kekeringan rohaniah maupun kedahagaan spiritualitas. Bahkan pada skala yang jauh, manusia akan tercerabut dari akar hidupnya. Ia akan mengalami keterasingan sedemikian rupa dengan dirinya sendiri. Inilah realitas abad ini yang telah menjangkiti kehidupan para pelakunya pada kurun waktu terakhir. Membaca Dengan Metode PQSRT Terlepas dari kondisi mengenaskan yang melingkupi keadaan sosial masyarakat (baca: rendahnya minat baca), juga terlepas dari kompleksitas bahan bacaan sebagaimana yang telah dituturkan, kehadiran buku sebagai salah satu obyek yang dibaca tetap tak bisa dikesampingkan begitu saja. Buku tetaplah cahaya bagi para pengembara yang ingin menjelajahi gelapnya rimba pengetahuan. Sejarah telah membuktikan, betapa tokoh-tokoh besar dunia sekaliber Gus Dur, Soekarno, Jawaharlal Nehru, J.F. Kennedy, serta beberapa tokoh legendaris yang lain, kehidupannya tak bisa dilepaskan dari keberadaan buku. Tepatlah jika Ali Syariati (1995) mengibaratkan buku sebagai makanan. Sebab, tanpa makanan, manusia tak akan dapat hidup. Buku adalah makanan bagi jiwa dan pikiran. Buku adalah obat untuk luka, penyakit, dan kelemahan-kelemahan perasaan dan pikiran manusia. Jika buku mengandung racun, dan buku dipalsukan, maka akan timbul bahaya kerusakan peradaban yang sangat besar. Lantas, bagaimana kiat membaca buku yang efektif, agar aktifitas membaca dapat memperoleh manfaat sebagaimana yang diharapkan? Dalam Buku Materi B. Indonesia Kelas II MTs yang dikeluarkan oleh Bagian Proyek Peningkatan Kualitas Buku Pelajaran Kantor Wilayah Depag Jawa Timur (JP Press, Media Ilmu: 2004), salah satu metode membaca buku adalah dengan menggunakan metode PQRST. PQRST adalah metode membaca dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: P (preview atau membaca sekilas), yaitu melakukan pengamatan awal secara sekilas mengenai gambaran isi buku secara garis besar. Langkah ini dimaksudkan untuk mengetahui perlu tidaknya seseorang membaca

Page 41: Membaca Ekstensif

atau membeli buku. Kemudian Q (question atau bertanya) adalah menyusun pertanyaan dalam hati mengenai isi buku. Pertanyaan ini gunanya untuk membimbing seorang pembaca menemukan apa yang diperlukannya. Lantas, R (read atau membaca). Setelah menyusun pertanyaan kunci, barulah seseorang membaca secara teliti paragraf demi paragraf untuk kemudian masuk pada tahapan S (summarize atau meringkas), adalah berhenti sejenak untuk membuat ringkasan atau catatan penting mengenai apa yang dibacanya. Tahap terakhir adalah T (test atau menguji). Pada tahap ini, pembaca harus menguji diri sendiri mengenai apa yang sudah dibaca. Apa saja yang dibahas dalam setiap bab, informasi penting apa sajakah yang sudah diingat, cukup mengertikah dengan bahasan yang telah diulas, dan lain sebagainya. PQRST memang bukanlah metode mutlak. Ia hanyalah salah satu cara untuk mengefektifkan aktifitas membaca. Sungguh bijak dan tak ada salahnya jika metode tersebut diterapkan untuk merangsang minat serta gairah membaca. Bukankah membaca lebih bermakna dilakukan daripada memelototkan mata pada acara televisi yang sesungguhnya memerosokkan manusia pada jurang kedangkalan kapitalisme maupun hedonisme? Bukankah lebih enjoy bermesraan dengan buku, ketimbang menyaksikan acara bertema pantat dan 'buah simalakama' yang justru menghinadinakan nilai-nilai kemanusiaan? Sebuah tawaran yang layak dipertimbangkan: Hiasilah hari-harimu dengan membaca, niscaya kau akan menjadi seorang manusia. Bagaimana menurut Anda?

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan BacaTujuan membaca seseorang akan menentukan kecepatan bacanya. Berbicara tentang hubungan kecepatan membaca dengan tujuan yang dikehendaki dari kegiatan membacanya itu, akan terjadilah apa yang dinamakan fleksibilitas kecepatan baca. Yang dimaksud fleksibilitas kecepatan baca adalah kelenturan tempo baca pada saat membaca sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan membacanya tersebut. Jika tujuan membacanya hanya sekedar ingin menikmati karya sastra secara santai, pembaca dapat memperlambat tempo kecepatan bacanya. Kalau pembaca menginginkan informasi menyeluruh tentang kejadian hari ini dengan segera, tentu ia akan meningkatkan kecepatan bacanya. Pembaca akan berusaha menemukan ide-ide utama atau gagasan-gagasan penting saja dan menghiraukan hal-hal kecil atau rincian-rincian khusus dalam bacaannya tersebut.Pada tahap-tahap awal, tingkat kecepatan baca erat kaitannya dengan faktor kesiapan membaca (reading readness). Burron dan Claybaugh (1977) mengajukan enam hal yang dipandang penting dalam mempertimbangkan reading readness. Keenam hal tersebut meliputi:(a) (a) fasilitas bahasa lisan;

Page 42: Membaca Ekstensif

(b) latar belakang pengalaman; (c) diskriminasi auditori dan diskriminasi visual; (d) intelegensi; (e) sikap dan minat; (f) kematangan emosi dan sosial.Butir a, c, dan f (fasilitas bahasa lisan, diskriminasi auditori dan visual, dan kematangan emosi dan sosial) merupakan bekal bagi pembaca pemula dalam belajar membaca; sementara butir b, d, dan e (latar belakang pengalaman, intelegensi, dan sikap dan minat) dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pada tingkat lanjut. Dari ketiga faktor yang disebut terakhir yang dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi kecepatan baca pada tingkat lanjut, memang ada hal penting yang perlu dicatat. Hasil penelitian Yap (1978), misalnya, menunjukkan bukti bahwa faktor intelegensi tidaklah terlalu berkontribusi terhadap kemampuan membaca seseorang. Faktor ini hanya berurun sekitar 25%; sementara yang paling besar urutannya terhadap kemampuan membaca adalah faktor intensitas membaca, yakni sebesar 65%. Faktor ini berkenaan dengan faktor sikap dan minat, yakni sikap, kebiasaan, minat, dan motivasi membaca termasuk di dalamnya latar belakang pengalaman membaca. Sisanya, sebesar 10% merupakan urutan dari faktor lain-lain.Heilman (1972) dan Alexander (1983) menyodorkan pandangan yang sama mengenai faktor-faktor reading readness. Namun, Alexander tampaknya memberikan rincian yang lebih detil mengenai hal ini, mengingat language development dirincinya lagi pada kemapuan-kemampuan yang lebih spesipik. Kemampuan-kemampuan dimaksud meliputi pengembangan konsep kosakata, pemahaman makna kata, pemahaman konsep-Diposkan oleh IKIPPGRISEMARANG di 20.51

0 komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama BerandaLanggan: Poskan Komentar (Atom)