8
Mengukur Populasi Hewan Populasi adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme. Pengertian ini dikemukakan untuk menjelaskan bahwa individu- individu suatu jenis organisme dapat tersebar luas di muka bumi, namun tidak semuanya dapat saling berhubungan untuk mengadakan perkawinan atau pertukaran informasi genetik, karena tempatnya terpisah. Individu- individu yang hidup disuatu tempat tertentu dan antara sesamanya dapat melakukan perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi genetik dinyatakan sebagai satu kelompok yang disebut populasi. Dalam penyebarannya individu-individu itu dapat berada dalam kelompok-kelompok, dan kelompok-kelompok itu terpisah antara satu dengan yang lain. Pemisahan kelompok-kelompok itu dapat dibatasi oleh kondisi geografis atau kondisi cuaca yang menyebabkan individu antar kelompok tidak dapat saling berhubungan untuk melakukan tukar menukar informasi genetik. Populasi- populasi yang hidup secara terpisah ini di sebut deme. Sebagai contoh, populasi banteng di Pulau Jawa terpisah menjadi dua subpopulasi, yang satu terdapat di kawasan Taman Nasional Baluran yang terletak di ujung timur, yang lain terdapat di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon yang berada di ujung barat Pulau Jawa. Jika isolasi geografis atau cuaca itu menyebabkan hewan sama sekali tidak dapat melakukan pertukaran informasi

Mengukur Populasi Hewan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Mengukur Populasi Hewan

Mengukur Populasi Hewan

Populasi adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme. Pengertian

ini dikemukakan untuk menjelaskan bahwa individu- individu suatu jenis

organisme dapat tersebar luas di muka bumi, namun tidak semuanya dapat saling

berhubungan untuk mengadakan perkawinan atau pertukaran informasi genetik,

karena tempatnya terpisah. Individu- individu yang hidup disuatu tempat tertentu

dan antara sesamanya dapat melakukan perkawinan sehingga dapat mengadakan

pertukaran informasi genetik dinyatakan sebagai satu kelompok yang disebut

populasi.

Dalam penyebarannya individu-individu itu dapat berada dalam

kelompok-kelompok, dan kelompok-kelompok itu terpisah antara satu dengan

yang lain. Pemisahan kelompok-kelompok itu dapat dibatasi oleh kondisi

geografis atau kondisi cuaca yang menyebabkan individu antar kelompok tidak

dapat saling berhubungan untuk melakukan tukar menukar informasi genetik.

Populasi-populasi yang hidup secara terpisah ini di sebut deme. Sebagai contoh,

populasi banteng di Pulau Jawa terpisah menjadi dua subpopulasi, yang satu

terdapat di kawasan Taman Nasional Baluran yang terletak di ujung timur, yang

lain terdapat di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon yang berada di ujung barat

Pulau Jawa. Jika isolasi geografis atau cuaca itu menyebabkan hewan sama sekali

tidak dapat melakukan pertukaran informasi genetik, maka antara kelompok yang

satu dengan yang lain bisa terdapat variasi-variasi genetik sebagai akibat seleksi

alam yang terjadi di tempat masing-masing. Namun, jika ada kejadian yang

memungkinkan dua populasi yang terpisah dapat bersatu, pertukaran informasi

genetik dapat berlangsung.

 

Cara Mengukur Populasi Hewan Dengan Metode :

 1.    Metode Capture Recapture ( tangkap dan tangkap lagi )

Metode capture-recapture, merupakan metode yang sudah populer digunakan

untuk menduga ukuran populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat,

seperti ikan, burung atau mamalia kecil. Metode ini dikenal ,juga sebagai metode

Lincoln-Peterson berdasarkan nama penemunya.

Page 2: Mengukur Populasi Hewan

Metode ini pada dasarnya adalah menangkap sejumlah individu dari suatu

populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap itu diberi tanda

dengan tanda yang mudah dibaca atau diidentikasi, kemudian dilepaskan kembali

dalam periode waktu yang pendek (umumnya satu hari). Setelah beberapa hari

(satu atau dua minggu), dilakukan pengambilan (penangkapan) kedua terhadap

sejumlah individu dari populasi yang sama. Dari penangkapan kedua ini, lalu

diidentikasi individu yang bertanda yang berasal dari hasil penangkapan pertama

dan individu yang tidak bertanda dari hasil penangkapan kedua. Adapun cara

menandai hewan bermacam-macam, tergantung spesies hewan yang diteliti,

habitatnya (daratan, perairan), lama periode pengamatan, dan tujuan studi.

Namun, dalam cara apapun yang digunakan, perlu diperhatikan syarat-syarat

sebagai berikut:

Individu yang bertanda maupun yang tidak bertanda pengenal bercampur

secara acak di dalam populasi, sehingga peluang tertangkapnya setiap

individu adalah sama.

Di dalam populasi tidak terjadi migrasi, kelahiran, maupun kematian

selama periode penangkapan, pelepasan, dan penangkapan ulang.

Tanda pengenal yang diberikan pada individu-individu sampel tidak hilang

sampai periode penangkapan berikutnya.

Pemberian tanda pengenal tidak mempengaruhi aktivitas hidup individu

dan tidak mempermudah atau mempersulit penangkapan selanjutnya.

Penangkapan pada suatu waktu tidak berpengaruh terhadap peluang

penangkapan ulang pada waktu yang lain.

Dari dua kali hasil penangkapan tersebut diatas, dapat diduga ukuran atau 

besarnya populasi (N; indeks Petersen-Lincoln) dengan rumus sebagai berikut:

N=  Mn/n

Dengan catatan :

M= jumlah individu yang ditandai dan dilepaskan kembali pada periode

pencuplikan ke-1.

N= jumlah total yang bertanda maupun tidak bertanda pada periode pencuplikan

ke-2.

Page 3: Mengukur Populasi Hewan

M= jumlah individu bertanda, yang tertangkap kembali pada periode pencuplikan

ke-2.

2.    Metode Pengukuran Nisbi

Pengukuran kerapatan nisbi :

Karakteristik semua metode pengukuran kerapatan nisbi adalah bahwa semuanya

tergantung pada pengumpulan cuplikan yang mewakili tetapan nisbi yang tidak

diketahui hubungannya dengan besarnya populasi secara keseluruhan. Jadi yang

diperoleh hanya petunjuk kelimpahan yang kurang begitu akurat. Sebenarnya

banyak teknik perkiraan demikian itu, tetapan disini hanya beberapa saja yang

akan disajikan ialah :

1. Jebakan, Termasuk jebakan untuk tikus lapangan,jebakan cahaya untuk

insekata yang terbang malam, jebakan sumuran yang dipasang pada

permukaan tannah untuk menjebak kutu, atau hewan kecil lainnya,

jebakan isap bagi insekta terbang, serta jaring plankton. Hewan yang

tertanggap tergantug tidak hanya kerapatan populasi tetapi juga aktivitas

hewan itu, kisaran gerakan, dan kemempuan si pemasang jebakan,

sehingga sebenarnya hanya akan dieroleh gambaran kasar mengenai

kelimpahan dengan teknik ini

2. Cacah butir tinja. Jikalau diketahui cacah butiran tinja dan rerata laju

peninjaan akan diperoleh index besarnya populasi.

3. Frekuensi vokalisasi. Beberapa kali ayam hutan berbunyi seletiap 15 menit

dapat dipergunakan untuk index besarnya populasi ayam hutan

4. Catatan kulit. Cacah hewan yang ditangkap oleh pemburu atau penjebak

dapat dipergunakan untuk memperkirakan perubahan pada populasi

mammalia catatan ada yang sampai 150 tahun yang lalu.

5. Tangkapan per satuan usaha penangkapan ikan, misalnya cacah ikan yang

ditangkap selama 100 jam dengan pukat harimau. Jika diperbandingkan

akan dapat dipergunakan untuk memperkirakan kelimpahar ikan di suatu

perairan

6. Cacah artifak, misalnya butir tanah pada “rumah” kepiting, pohon untuk

sarang tupai, bekas kepompong yang telah ditinggalkan insekta, dapat

berguna untuk memperkirakan cacah hewan bersangkutan.

Page 4: Mengukur Populasi Hewan

7.  Kuesioner dapat dikirimkan kepada penggemar berburu atau penjebak

untuk mendapatkan perubahan populasi hewan yang jadi objeknya.

8. Frekuensi. Persentase kuadrat yang dipergunakan dalam pengkajian suatu

spesies khusus dapat berguna untuk memperkirakan kelimpahan nisbi.

9. Kapasitas makan. Jumlah umpan yang diambil oleh tikus dapat

dipergunakan untuk mengukur sebelum dan sesudah peracunan untuk

memperoleh perubahan kerapatan.

10. Penghitungan di jalanan. Cacah burung mangsa yang tampak waktu

mengendarai mobil sejauh jarak yang telah dibakukan dapat dipergunakan

sebagai index kelimpahan.

Hasil metode pengukuran kerapatan nisbi tersebut diatas perlu dipelajari

dan di evaluasi secara hati-hati. Hasil tersebut lebih merupakan pelengkap

pada teknik langsung.

Perlu dipertimbangkan 2 hal : pertama, bahwa informasi sensus yang

akurat dan terperinci hanya dapat diperoleh untuk beberapa jenis hewan.

Dalam kebanyakan kejadian harus puas dengan perkiraan kasar. Kedua,

bahwa terdapat karya penelitian yang hanya berkenaan dengan hewan

yang “mudah “ ialah burung dan mamalia

3.    Metode sampling (cuplikan)

pada metode ini, pencacahan dilakukan pada suatu cuplikan (sample), yaitu suatu

proporsi kecil dari populasi dan menggunakan hasil cuplikan tersebut untuk

membuat taksiran kerapatan (kelimpahan) populasi.

Pemakaian metode ini bersangkut paut dengan masalah penentuan ukurann dan

jumlah cuplikan, oleh karena itu bersangkut paut pula dengan metode- metode

statistik.beberapa metode pencuplikan yang digunakan antara lain:

1. Metode kuadrat

Pencuplikan dilakukan pada suatu luasan yang dapat berbentuk bujur sangkar,

persegi enam, lingkaran dan sebagainya. Prosedur yang umum dipakai disini

adalah menghitung semua individu dari beberapa kuadrat yang diketahui

ukurannya dan mengekstrapolasikan harga rata- ratanya untuk seluruh area yang

diselidiki.

2. Metoda menangkap- menandai- menangkap ulang

Page 5: Mengukur Populasi Hewan

Metode ini dinamakan juga dengan “mark-recapture”, metode ini mengambil tiga

asumsi pokok, yaitu:

individu- individu yang tidak bertanda maupun yang bertanda ditangkap

secara acak.

individu- individu yang diberi tanda mengalami laju mortalitas yang sama

seperti yang tidak bertanda.

tanda- tanda yang dikenakan pada individu tidak hilang ataupun tidak

tampak.

3. Metode removal (pengambilan)

metode ini umum digunakan untuk menaksir besar populasi mamalia kecil.

Asumsi- asumsi dasar yang digunakan dalm metode pengambilan adalah sebagai

berikut:

Populasi tetap stasioner selama periode penangkapan.

Peluang setiap individu populasi untuk tertangkap pada setiap perioda

panangkapan adalah sama.

Probabilitas penangkapan individu dari waktu selama perioda

penangkapan adalah sama.

4.    Metode Sensus (Pencacahan Total)

Pencacahan total merupakan suatu cara menghitung secara langsung semua

individu di suatu tempat yang dihuni spesies yang diselidiki. Metode ini biasanya

digunakan pada berbagai spesies mamalia berukuran tubuh besar dan mudah

tampak dalam habitatnya, misal gajah di semak belukar. Pencacahan total juga

dapat dilakukan pada berbagai jenis hewan yang berukuran kecil, misal kelelawar

dengan mencacah individu yang keluar masuk dari lubang tempat tinggalnya.

Dapat juga dilakukan pada jenis hewan invertebrate sesil dengan ukuran tubuh

yang tidak terlalu kecil, misalnya teritip (Balanus sp). Pengukuran Kelimpahan

Absolut : Metoda-metoda Pencuplikan Metode pencuplikan (sampling method)

merupakan metode yang menggunakan pencacahan, namun dilakukan terhadap

individu-individu dari cuplikan-cuplikan (samples) yang masing-masing

merupakan suatu proporsi kecil dari populasi yang diperiksa.