20
ISSN 2621-9034 VOLUME 02 Tahun 2019 MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi 13 METODE DAN KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR Sulasmi STIT Al-HikmahTebingTinggi, Jln. Gatot Subroto Km 3 No. 3 Kota Tebing Tinggi Sumatera Utara Telp. ( 0621 )21428 E-mail : [email protected] Abstrak. Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Matematika memberikan kontribusi yang sangat besar, mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks, mulai dari yang abstrak sampai yang konkrit untuk pemecahan masalah dalam segala bidang.Namun sampai sekarang masih banyak orang beranggapan matematika adalah pelajaran yang sulit. Untuk mengatasi kesulitan tersebut perlu adanya perbaikan pendekatan, metode dalam pembelajaran matematika di sekolah terutama pada peserta didik Sekolah Dasar (SD). Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan yaitu metode permainan, jarimatika dan sempoa. Kata kunci: metode belajar, kesulitan belajar matematika,sekolah dasar PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang telah diberikan mulai dari sekolah dasar hingga menengah atas. Matematika mendasari perkembangan teknologi modern, dan memiliki peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu. Pada jenjang SD/ MI matematika memiliki beberapa ruang lingkup meliputi bilangan, pengukuran, geometri, dan pengolalan data. Matematika adalah salah satu pelajaran yang penting di sekolah dasar. Mata pelajaran Matematika telah diperkenalkan sejak peserta didik menginjak kelas I Sekolah Dasar (SD). Secara harfiah kata matematikaberasal dari kata mathema dalam bahasa Yunani diartikan sebagai sains, ilmu pengetahuan, atau belajardan mathematikos yang diartikan sebagai suka belajar”. Menurut Johnson dan Rising (dalam Runtukahu dan Kandou, 2014) dikatakan tentang definisi matematika, yaitu : 1. Matematika adalah pengetahuan terstruktur, dimana sifat dan teori dibuat secara deduktif berdasarkan unsur-unsur yang didefinisikan atau tidak didefinisikan dan berdasarkan aksioma, sifat, atau teori yang telah dibuktikan kebenaranya. 2. Matematika adalah bahasa simbol tentang berbagai gagasan dengan menggunakan istilah-istilah yang didefinisIkan secara cermat, jelas, dan akurat.

METODE DAN KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DI …

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: METODE DAN KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DI …

ISSN 2621-9034 VOLUME 02 Tahun 2019

MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

13

METODE DAN KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DI

SEKOLAH DASAR

Sulasmi

STIT Al-HikmahTebingTinggi, Jln. Gatot Subroto Km 3 No. 3 Kota Tebing Tinggi Sumatera Utara

Telp. ( 0621 )21428

E-mail : [email protected]

Abstrak. Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang memiliki peranan yang sangat

penting bagi kehidupan manusia. Matematika memberikan kontribusi yang sangat besar, mulai dari yang

sederhana sampai yang kompleks, mulai dari yang abstrak sampai yang konkrit untuk pemecahan

masalah dalam segala bidang.Namun sampai sekarang masih banyak orang beranggapan matematika

adalah pelajaran yang sulit. Untuk mengatasi kesulitan tersebut perlu adanya perbaikan pendekatan,

metode dalam pembelajaran matematika di sekolah terutama pada peserta didik Sekolah Dasar (SD).

Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan yaitu metode permainan, jarimatika dan sempoa.

Kata kunci: metode belajar, kesulitan belajar matematika,sekolah dasar

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah

satu mata pelajaran yang telah diberikan

mulai dari sekolah dasar hingga

menengah atas. Matematika mendasari

perkembangan teknologi modern, dan

memiliki peranan penting dalam

berbagai disiplin ilmu. Pada jenjang

SD/ MI matematika memiliki

beberapa ruang lingkup meliputi

bilangan, pengukuran, geometri, dan

pengolalan data. Matematika adalah

salah satu pelajaran yang penting di

sekolah dasar. Mata pelajaran

Matematika telah diperkenalkan sejak

peserta didik menginjak kelas I Sekolah

Dasar (SD).

Secara harfiah kata

“matematika” berasal dari kata mathema

dalam bahasa Yunani diartikan sebagai

“sains, ilmu pengetahuan, atau belajar”

dan mathematikos yang diartikan

sebagai “suka belajar”. Menurut Johnson

dan Rising (dalam Runtukahu dan

Kandou, 2014) dikatakan tentang

definisi matematika, yaitu :

1. Matematika adalah pengetahuan

terstruktur, dimana sifat dan teori

dibuat secara deduktif berdasarkan

unsur-unsur yang didefinisikan atau

tidak didefinisikan dan berdasarkan

aksioma, sifat, atau teori yang telah

dibuktikan kebenaranya.

2. Matematika adalah bahasa simbol

tentang berbagai gagasan dengan

menggunakan istilah-istilah yang

didefinisIkan secara cermat, jelas,

dan akurat.

Page 2: METODE DAN KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DI …

ISSN 2621-9034 VOLUME 02 Tahun 2019

MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

14

3. Matematika adalah seni, dimana

keindahannya terdapat dalam

keterurutan dan keharmonisan.

Matematika merupakan salah

satu mata pelajaran yang diajarkan

di sekolah- sekolah dengan frekuensi

jam pelajaran yang lebih banyak

dibandingkan dengan mata pelajaran

yang lainnya. Menurut Nahdi (2015: 14)

Pendidikan matematika memiliki posisi

yang strategis dalam mempersiapkan

sumber daya manusia yang berkualitas.

Melalui kemampuan matematika

diharapkan dapat terbentuk generasi

muda Indonesia yang memiliki sifat-

sifat mampu berpikir logis, mampu

berpikir rasional, cermat, jujur, efisien

dan efektif.

Namun demikian banyak

yang menganggap bahwa pelajaran

Matematika adalah pelajaran yang

paling sulit, menakutkan, menjenuhkan

dan tidak menyenangkan.

Agar suatu kurikulum

matematika dapat tersusun menjadi

suatu satuan yang utuh, maka

diperlukan cara bagaimana seorang

pendidik menyampaikan struktur-

struktur dan konsep-konsep matematika

kepada peserta didik sedemikian rupa

hingga mereka ikut aktif berpartisipasi

di dalam proses belajarnya, yang

diperoleh baik pengalaman praktis

maupun pengetahuan teori. Pengalaman

praktis dan pengetahuan teori ini saling

memberikan stimulasi. Pendidik

mengajar sedemikian hingga peserta

didiknya dapat belajar. Karena itu

seorang pendidik mengerjakan banyak

hal yang berhubungan dengan fasilitas

belajar. Dengan menekankan betapa

pentingnya apa yang dipelajari peserta

didik, pendidik mengharapkan

timbulnya kemauan untuk belajar.

Adapun metode atau aktivitas

pendidik dalam merencanakan suatu

strategi untuk mencapai tujuan umum

seperti penguasaan konsep-konsep,

prinsip-prinsip, dan ketrampilan,

mengajar peserta didik bagaimana

menyelesaikan masalah dan

menumbuhkan sikap menyukai

matematika merupakan kedua bentuk

kegiatan yang berpusat kepada

penalaran dan peserta didik. Di dalam

merencanakan suatu suatu program

pengetahuan, ketrampilan dan sikap,

pendidik matematika harus

memperhatikan tidak hanya hakekat

matematika tetapi juga psikologi.

Hakekat matematika dan psikologi ini

akan membantu pendidik menentukan

Page 3: METODE DAN KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DI …

ISSN 2621-9034 VOLUME 02 Tahun 2019

MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

15

pengorganisasian topik–topik

matematika dan pengalaman belajar,

bagaimana cara penyampaiannya,

bagaimana memberikan motivasi dan

pengulangan-pengulangan agar lebih

mantap kepada peserta didik.

Kesulitan belajar matematika

secara khusus masuk dalam definisi

kesulitan belajar, akan tetapi tidak

semua kesulitan belajar menyangkut

kesukaran dalam belajar konsep-konsep

bilangan. Pada kenyataanya ada anak

berkesulitan belajar dalam membaca,

tetapi memiliki keterampilan

matematika. Tidak semua anak

berkesulitan belajar matematika

memperlihatkan karakteristik yang

sama. Heward & Orlansky dalam

Runtukahu & Kandou (2014:49)

menyatakan banyak gejala kesulitan

belajar berhubungan dengan kesulitan

belajar matematika, antara lain (1)

masalah hubungan spasial atau ruang,

(2) masalah dengan simbol-simbol, dan

(3) masalah bahasa. Ketiga keterampilan

ini sangat dibutuhkan dalam belajar

matematika.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah deskripsi

kualitatif. Menurut Sugiyono (2013:

15), metode penelitian kualitatif

adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat

postpositifsime, digunakan untuk

meneliti pada kondisi objek yang

alamiah (sebagai lawannya adalah

eksperimen) dimana peneliti adalah

sebagai instrumen kunci,dan data

dilakukan secara purposive, teknik

pengumpulan data dilakukan dengan

tri-angulasi (gabungan) analisis data

kualitatif,dan hasil penelitian kualitatif

lebih menekankan pada makna daripada

generalisasi.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pembelajaran

Matematika SD

Metode merupakan salah satu

strategi atau cara yang digunakan

oleh pendidik dalam proses

pembelajaran yang hendak dicapai,

semakin tepat metode yang

digunakan oleh seorang pendidik

maka pembelajaran akan semakin

baik. Metode berasal dari kata

methodos dalam bahasa Yunani yang

berarti cara atau jalan.

Sudjana (2005 : 76)

berpendapat bahwa metode merupakan

Page 4: METODE DAN KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DI …

ISSN 2621-9034 VOLUME 02 Tahun 2019

MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

16

perencanaan secara menyeluruh untuk

menyajikan materi pembelajaran

bahasa secara teratur, tidak ada satu

bagian yang bertentangan, dan

semuanya berdasarkan pada suatu

pendekatan tertentu. Pendekatan

bersifat aksiomatis yaitu pendekatan

yang sudah jelas kebenarannya,

sedangkan metode bersifat prosedural

yaitu pendekatan dengan menerapkan

langkah-langkah.

Metode bersifat prosedural

maksudnya penerapan dalam

pembelajaran dikerjakan melalui

langkah-langkah yang teratur dan

secara bertahap yang dimulai dari

penyusunan perencanaan pengajaran,

penyajian pengajaran, proses belajar

mengajar, dan penilaian hasil belajar.

Menurut Sangidu (2004 : 14)

metode adalah cara kerja yang

bersistem untuk memulai pelaksanaan

suatu kegiatan penilaian guna

mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Salamun (dalam

Sudrajat, 2009 : 7) menyatakan bahwa

metode pembelajaran ialah sebuah

cara- cara yang berbeda untuk

mencapai hasil pembelajaran yang

berbeda dibawah kondisi yang berbeda.

Hal itu berarti pemilihan metode

pembelajaran harus disesuaikan dengan

kondisi pembelajaran dan hasil

pembelajaran yang ingin dicapai.

Secara umum metode di artikan

sebagai cara melakukan sesuatu. Secara

khusus metode pembelajaran dapat di

artikan sebagai cara atau pola yang

khas dalam memanfaatkan berbagai

prinsip dasar pendidikan serta berbagai

teknik dan sumber daya terkait lainnya

agar terjadi proses pembelajaran yang

efektif dan efisien.

Pembelajaran matematika

sekolah adalah pembelajaran yang

mengacu pada ketiga fungsi mata

pelajaran matematika, yaitu sebagai

alat, pola pikir, dan ilmu atau

pengetahuan. Dua hal penting yang

merupakan bagian dari tujuan

pembelajaran matematika di SD

menurut Suherman (2001: 60) adalah

pembentukan sifat dengan berpikir

kritis dan kreatif. Dengan

berlandaskan kepada prinsip

pembelajaran matematika yang tidak

sekedar learning to know, melainkan

juga harus meliputi learning to do,

learning to be, hingga learning to live

together, maka pembelajaran

matematika harus bersandarkan pada

pemikiran bahwa peserta didik harus

Page 5: METODE DAN KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DI …

ISSN 2621-9034 VOLUME 02 Tahun 2019

MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

17

belajar dan semestinya dilakukan

secara komperhensif dan terpadu.

Metode mengajar matematika

adalah suatu cara atau teknik yang

disusun secara sistematik dan logic

ditinjau dari segi hakikat matematika

dan segi psikologinya. Penyelesaian

masalah dalam matematika selalu

menggunkan metode deduktif.

Penalarannya adalah logic-deduktif

yang pada dasarnya mengandung

kalimat “jika……, maka…………”.

Suatu kebenaran matematika

dikembangkan berdasarkan alas an

logic. Model terbaik untuk berfikir

matematika yaitu memanfatkan logika

simbolik.

Berdasarkan pendapat tersebut

dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran merupakan sebuah

perencanaan yang utuh dan bersistem

dalam menyajikan materi pelajaran.

Metode pembelajaran dilakukan

secara teratur dan bertahap dengan

cara yang berbeda-beda untuk

mencapai tujuan tertentu dibawah

kondisi yang berbeda.

Syarat-syarat penggunaan metode

adalah sebagai berikut:

1. Metode mengajar yang

digunakan harus dapat

membangkitkan motif, minat,

atau gairah belajar.

2. Metode belajar yang digunakan

harus dapat menjamin

perkembangan kegiatan

kepribadian siswa.

3. Dapat memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mewujudkan

hasil karya.

4. Dapat meransang keinginan

siswa untuk belajar lebih

lanjut, melakukan eksplorasi

dan inovasi.

5. Dapat mendidik siswa dalam

teknik belajar sendiri dan

cara memperoleh pengetahuan

melalui usaha pribadi.

6. Dapat mentiadakan

penyajianyang bersifat

verbalisme dan menggantinya

dengan pengalaman atau situasi

yang nyata dan bertujuan.

7. Dapat menanamkan dan

mengembangkan nilai-nilai dan

sikap-sikap utama yang

diharapkan dalam kebiasaan

cara bekerja yang baik dalam

kehidupan sehari- hari.

B. Macam-Macam Metode

Pembelajaran Matematika SD

Page 6: METODE DAN KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DI …

ISSN 2621-9034 VOLUME 02 Tahun 2019

MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

18

a. Metode Permainan Matematika

Metode permainan dalam

pembelajaran matematika adalah

metode belajar dengan melakukan

kegiatan yang menggembirakan yang

dapat menunjang tercapainya tujuan

instruksional matematika yang

menyangkut aspek kognitif,

psikomotorik, atau efektif.

Permainan yang mengandung nilai

matematika dapat meningkatkan

keterampilan, penanaman konsep,

pemahaman dan pemantapannya;

meningkatkan kemampuan

menemukan, memecahkan masalah,

dan lain-lain.

Metode permainan sama dengan

metode-metode lain yang

memerlukan perumusan tujuan

instruksional yang jelas, penilaian

topik atau subtopik, perincian

kegiatan belajar mengajar, dan lain-

lain. Selanjutnya hindari permainan

yang bersifat teka-teki atau yang

tidak ada nilai matematikanya.

Ruseffendi (2006,h.312) permainan

matematika adalah kegiatan yang

menyenangkan (menggembirakan)

yang dapat menunjang tercapainya

tujuan intruksional dalam pengajaran

matematika baik aspek kognitif,

afektif maupun psikomotor.

Morisson (2012, h. 69) berpendapat

permainan adalah metode yang

memberikan kesempatan praktik

dan berpikir, pengalaman belajar,

mendorong kemampuan alami anak,

perkembangan fisik,

mengembangkan makna sosial,

memecahkan masalah dan

bekerjasama, kepercayaan diri, dan

mendorong perkembangan kognitif.

Metode permainan dalam

matematika terinspirasi dari teori

belajar menurut Dienes, dimana

kecerdasan adalah mengetahui dan

melibatkan penggunaan operasi

mental yang berkembang sebagai

akibat dari tindakan mental dan fisik

di lingkungan sekitar. Keterlibatan

aktif mengembangkan kecerdasan

lewat pengalaman atau praktik

langsung menurut Somakin (2008, h.

4) menjadi dasar bagi kemampuan

otak untuk berpikir dan belajar serta

pengembangannya diorientasikan

pada peserta didiksedemikian rupa

sehingga sistem yang

dikembangkannya itu menarik bagi

peserta didikyang mempelajarinya.

Dienes (dalam Somakin, 2008. h. 8)

berpendapat bahwa pada dasarnya

Page 7: METODE DAN KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DI …

ISSN 2621-9034 VOLUME 02 Tahun 2019

MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

19

matematika dapat dianggap sebagai

studi tentang struktur, memisah-

misahkan hubungan-hubungan di

antara struktur-struktur dan

mengkategorikan hubungan-

hubungan di antara struktur-struktur.

Dienes membagi belajar dengan

metode permainan menjadi 6 tahap,

yaitu :

1. Bermain Bebas (Free Play).

Dalam setiap tahap belajar, tahap

yang paling awal dari

pengembangan konsep bermula

dari permainan bebas. Permainan

bebas merupakan tahap belajar

konsep yang aktivitasnya tidak

berstruktur dan tidak diarahkan.

Anak didik diberi kebebasan

untuk mengatur benda. Selama

permainan pengetahuan anak

akan muncul dan berkembang.

2. Permainan (Games).

Dalam permainan yang disertai

aturan peserta didik sudah mulai

meneliti pola- pola dan

keteraturan yang terdapat dalam

konsep tertentu. Keteraturan ini

mungkin terdapat dalam konsep

tertentu tapi tidak terdapat dalam

konsep yang lainnya. Makin

banyak bentuk berlainan yang

diberikan dalam konsep tertentu,

akan semakin jelas konsep yang

dipahami siswa, karena

memperoleh konsep yang logis

dan matematis.

3. Penelaahan Sifat Bersama

(Searching for communalities),

dalam mencari kesamaan sifat

peserta didikmulai diarahkan

dalam kegiatan menemukan

sifat- sifat kesamaan dalam

permainan yang sedang diikuti.

4. Representasi (Representation)

Representasi adalah tahap

pengambilan sifat dari beberapa

situasi yang sejenis. Representasi

yang diperoleh ini bersifat

abstrak, yang mengarah pada

pengertian struktur matematika

yang sifatnya abstrak.

5. Penyimbolan (Symbolization)

Simbolisasi termasuk tahap

belajar konsep yang

membutuhkan kemampuan

merumuskan representasi dari

setiap konsep-konsep dengan

menggunakan simbol matematika

atau melalui perumusan verbal.

6. Pemformalan (Formalization)

Formalisasi merupakan tahap

belajar konsep yang terakhir.

Page 8: METODE DAN KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DI …

ISSN 2621-9034 VOLUME 02 Tahun 2019

MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

20

Dalam tahap ini siswa-peserta

didikdituntut untuk

menpendidiktkan sifat-sifat

konsep dan kemudian

merumuskan sifat-sifat baru

konsep tersebut.

Kelebihan metode permainan

1. Melatih anak untuk

mendramatisasikan sesuatu serta

melatih keberanian.

2. Metode ini akan menarik perhatian

anak sehingga suasana kelas menjadi

hidup.

3. Anak dapat menghayati suatu

peristiwa sehingga mudah

mengambil kesimpulan berdasarkan

penghayatan sendiri.

4. Anak dilatih untuk menyusun

pikirannya dengan teratur.

Kelemahan metode permainan

1. Tidak semua topik dapat disajikan

melalui permainan.

2. Memerlukanbanyak waktu

3. Penentuan kalah menangdan bayar-

membayar dapat berakibat negatif.

Mungkin juga terjadi pertengkaran.

4. Mengganggu ketenangan belajar di

kelas-kelas lain.

b. Metode Jarimatika

Septi Peni Wulandari (2008: 2

) Jarimatika adalah cara berhitung

(operasi kali-bagi-tambah-kurang)

dengan menggunakan jari-jari

tangan. Jarimatika adalah sebuah

cara sederhana dan menyenangkan

mengajarkan berhitung dasar kepada

anak- anak menurut kaidah. Sedangkan

menurut Dwi Sunar Prasetyono, dkk

(2009: 19) “Jarimatika adalah suatu

cara menghitung Matematika dengan

menggunakan alat bantu jari”.Dari

kedua pengertian di atas dapat

dirumuskan bahwa jarimatika

adalah suatu cara berhitung (operasi

kali-bagi- tambah-kurang) dengan

menggunakan alat bantu jari-jari tangan.

Jarimatika adalah sebuah cara

sederhana dan menyenangkan

mengajarkan berhitung dasar kepada

anak-anak menurut kaidah. Dimulai

dengan memahamkan secara benar

terlebih dahulu tentang konsep bilangan,

lambang bilangan, dan operasi hitung

dasar, kemudian mengajarkan cara

berhitung dengan jari-jari tangan.

Metode ini sangat mudah diterima anak.

Mempelajarinya pun sangat

mengasyikkan, karena jarimatika tidak

membebani memori otak dan “alat”nya

selalu tersedia bahkan saat ujian karena

alatnya adalah jari tangan kita sendiri.

Sebuah cara sederhana dan

Page 9: METODE DAN KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DI …

ISSN 2621-9034 VOLUME 02 Tahun 2019

MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

21

menyenangkan mengajarkan berhitung

dasar kepada anak-anak menurut kaidah-

kaidah berikut (a) dimulai dengan

memahami konsep bilangan, lambang

bilangan dan operasi hitung dasar, (b)

barulah kemudian mengajarkan cara

berhitung dengan jari-jari tangan, (c)

prosesnya diawali, dilakukan dan

diakhiri dengan gembira.

Contoh: 7 x 8

Langkah 1 = Tekuk jari 6 dan 7 pada tangan sebelah kiri (lihat gambar)

Langkah 2 = Tekuk jari 6, 7, dan 8 pada tangan sebelah kanan (lihat gambar)

Langkah 3 = Hitung jumlah jari yang ditekuk dan rubah menjadi angka puluhan

Langkah 4 = Jari yang tidak di tekuk pada tangan sebelah kiri sebanyak 3 jari dan pada

jari yang sebelah kanan sebanyak 2 jari kemudian kalikan keduanya ( 3 x 2 = 6 ).

Langkah 5 = Jumlahkan hasil antara jari yang ditekuk (50) dengan hasil perkalian

jari yang tidak ditekuk (2 x 3 = 6), sehingga 50 + 6 = 56. Jadi 7 x 8 = 56.

Page 10: METODE DAN KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DI …

ISSN 2621-9034 VOLUME 02 Tahun 2019

MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

22

Kelebihan Metode Jarimatika

1. Jarimatika memberikan visualisasi

proses berhitung. Hal ini akan

membuat anak mudah

melakukannya.

2. Dapat melatih menyeimbangkan

otak kiri dan otak kanan

3. Gerakan jari-jari tangan akan

menarik minat anak. Mungkin

mereka menganggapnya lucu. Yang

jelas, mereka akan melakukannya

dengan gembira.

4. Jarimatika relatif tidak memberatkan

memori otak saat digunakan.

5. Alatnya tidak perlu dibeli, tidak

akan pernah ketinggalan, atau

terlupa dimana menyimpannya.

6. Dan juga tidak bisa disita saat ujian

Kelemahan Jarimatika

1. Karena jumlah jari tangan terbatas

maka operasi matematika yang

bisa di selesaikan juga terbatas.

2. Kalau kurang latihan agak

lambat menghitung dibandingkan

sempoa. (http://sendang

ayu.blogspot.com/2012/09.jarima

tika.html)

c. Metode Sempoa (Mental

Aritmetika)

Media sempoa menurut Edu

(2003: 1) dapat dikenali sebagai alat

hitung yang terdiri dari manik-manik

yang terbagi menjadi bagian atas dan

manik bagian bawah. Sempoa ada yang

menyebutnya soroban dan abacus.

Bentuk dari sempoa berupa kotak segi

empat yang dibagi menjadi dua bagian,

atas dan bawah dengan manik-manik

yang bernilai lima pada bagian atas, dan

manik-manik bernilai satu pada

bagian bawah. Setiap deret sempoa

dalam satuan tiang memiliki nilai

satuan dan semakin ke kiri adalah

puluhan, ratusan, ribuan, dan

seterusnya. Sempoa dapat untuk

Page 11: METODE DAN KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DI …

ISSN 2621-9034 VOLUME 02 Tahun 2019

MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

23

memudahkan perhitungan tambah, kali,

bagi, dan kurang.

Mental Aritmatika diajarkan

dengan menggunakan alat hitung kuno

yang disebut sempoa. Sempoa yang

digunakan merupakan alat bantu

penghitung manual yang telah

diperbarui sesuai dengan kaidah-kaidah

Aritmatik sehingga mudah dicerna dan

ditransformasikan ke dalam mental

seseorang. Program Pendidikan

Mental Aritmatika Sempoa hanya

melibatkan hitungan Penambahan, ( + ),

Pengurangan ( – ), Perkalian ( x ) dan

Pembagian ( : ).

Cara ini dapat mengembangkan

mental/jiwa anak-anak melalui

Aritmatika Mental. Anak-anak pada

awalnya menggunakan alat bantu

Sempoa setelah melewati masa yang

khusus nantinya akan dapat menghitung

bilangan/angka tanpa alat bantu apapun.

Tujuan Mental Aritmatika adalah:

a) merangsang potensi otak

sehingga berkembang dan

mencapai fungsi yang

maksimal,

b) melatih daya imajinasi dan

kreativitas,

c) melatih daya logika dan

sistematika berpikir,

d) melatih daya konsentrasi dan

daya ingat,

e) meningkatkan kecepatan,

ketepatan dan ketelitian dalam

berpikir,

f) memupuk rasa percaya diri dan

sikap mental positif,

g) membina minat pada pelajaran

matematika

Contoh : 12 + 32

Soal di atas dapat dikerjakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Posisikan sempoa pada posisi 0, yaitu seperti tertera pada gambar berikut

Page 12: METODE DAN KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DI …

ISSN 2621-9034 VOLUME 02 Tahun 2019

MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

24

2. Setelah sempoa dengan bilangan pertama yaitu 12, sempoa akan

tampak seperti gambar berikut :

3. Tambahkan bilangan kedua yaitu 32, caranya pada posisi puluhan

geserlah ke atas 3 manik-manik dan pada posisi satuan geserlah ke

atas 2 buah manik-manik. Sehingga sempoa akan tampak seperti

berikut :

Jadi hasilnya 44

C. Kesulitan Belajar Matematika

1. Pembelajaran Matematika di

SD

Menurut Johnson dan

Myklebust (dalam Abdurrahman,

2003:252), matematika adalah bahasa

simbolis yang fungsi praktisnya untuk

mengekspresikan hubungan- hubungan

kuantitatif dan keruangan sedangkan

fungsi teoritisnya adalah untuk

memudahkan berpikir.Bidang studi

matematika yang diajarkan di SD

mencakup tiga cabang, yaitu

aritmatika, aljabar, dan geometri.

Cockroft (dalam

Abdurrahman, 2003:253)

mengemukakan bahwa matematika

perlu diajarkan kepada peserta didik

karena:

a) selalu digunakan dalam

segala segi kehidupan;

b) semua bidang studi

memerlukan keterampilan

matematika yang sesuai;

Page 13: METODE DAN KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DI …

ISSN 2621-9034 VOLUME 02 Tahun 2019

MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

25

c) merupakan sarana

komunikasi yang kuat,

singkat, dan jelas;

d) dapat digunakan untuk

menyajikan informasi dalam

berbagai cara;

e) meningkatkan kemampuan

berpikir logis, ketelitian, dan

kesadaran keruangan (spatial

sense); dan

f) memberikan kepuasan

terhadap usaha memecahkan

masalah yang menantang.

Berbagai alasan perlunya

sekolah mengajarkan matematika

kepada peserta didik pada

hakikatnya dapat disimpulkan karena

masalah kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran matematika di sekolah

dasar memerlukan kemampuan

pendidik dalam memahami karakteristik

peserta didiksekolah dasar. Seperti

yang dikemukakan oleh Suwangsih dan

Tiurlina (2006: 25) bahwa

pembelajaran matematika di sekolah

dasar mempunyai beberapa karakteristik,

yaitu :

a) pembelajaran matematika

menggunakan metode spiral,

b) pembelajaran matematika

bertahap,

c) pembelajaran matematika

menggunakan metode induktif,

d) pembelajaran matematika

menganut kebenaran

konsistensi,

e) pembelajaran matematika

hendaknya bermakna.

2. Kesulitan Peserta didikSD

dalam Matematika.

Menurut Dumont (dalam Van

Steenbrugge, 2010) kesulitan belajar

dapat dibedakan menjadi dua jenis,

yaitu: ketidakmampuan belajar yang

terletak dalam perkembangan kognitif

anak sendiri dan kesulitan belajar yang

disebabkan oleh faktor di luar anak atau

masalah lain pada anak.

Menurut Lerner (dalam

Pierangelo dan Giulani, 2006), setiap

peserta didik dengan kesulitan

matematika adalah unik; tidak semua

anak menunjukkan kekurangan atau

kesulitan yang sama. Menurut Wood

(dalam Untari, 2014) bahwa beberapa

karakteristik kesulitan peserta

didikdalam belajar matematika adalah

sebagai berikut:

a) kesulitan membedakan angka,

simbol-simbol, serta bangun

ruang,

Page 14: METODE DAN KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DI …

ISSN 2621-9034 VOLUME 02 Tahun 2019

MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

26

b) tidak sanggup mengingat

dalil-dalil matematika,

c) menulis angka tidak terbaca

atau dalam ukuran kecil,

d) tidak memahami simbol-

simbol matematika,

e) lemahnya kemampuan

berpikir abstrak,

f) lemahnya kemampuan

metakognisi (lemahnya

kemampuan mengidentifikasi

serta memanfaatkan algoritma

dalam memecahkan soal-soal

matematika).

Sedangkan menurut Radatz

(dalam Untari, 2014) kesalahan yang

sering dilakukan peserta didikadalah

kesalahan dalam penggunaan bahasa

matematika dengan bahasa sehari-hari,

kemampuan dalam keruangan

(spatial sense), kemampuan dalam

penguasaan prasyarat, kesalahan

dalam penguasaan teori, dan

kesalahan dalam penerapan aturan yang

relevan.

3. Faktor-faktor yang

mempengaruhi Kesulitan

Belajar Matematika SD

Ada banyak faktor yang

mempengaruhi kesulitan belajar

matematika anak, yang secara umum

berupa faktor dari dalam diri anak

sendiri dan faktor dari luar diri anak.

Hamalik (dalam Paridjo, 2008)

berpendapat bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi kesulitan belajar

matematika adalah sebagai berikut :

3.1. Faktor-faktor yang

bersumber dari diri

sendiri

Faktor yang bersumber dari

diri sendiri jugam disebut sebagai

faktor intern. Sebab-sebab yang

tergolong dalam faktor ini adalah

sebagai berikut:

1. tidak mempunyai tujuan

belajar yang jelas

2. kurangnya minat terhadap

bahan pelajaran

3. kesehatan yang sering terganggu

4. kecakapan mengikuti pelajaran

5. kebiasaan belajar

6. kurangnya penguasaan bahas

3.2. Faktor-faktor yang

bersumber dari lingkungan

sekolah

Kesulitan belajar tidak saja

berasal dari diri anak akan tetapi juga

dari sekolah tempat anak mendapatkan

pendidikan formal.

Page 15: METODE DAN KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DI …

ISSN 2621-9034 VOLUME 02 Tahun 2019

MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

27

3.3. Faktor-faktor yang

bersumber dari keluarga

Faktor dari lingkungan yang

paling dekat adalah keluarga, karena

sebagian besar waktu anak adalah di

rumah. Maka, keluarga sangat

mempengaruhi kemajuan studi anak,

bahkan dapat dikatakan menjadi faktor

dominan untuk sukses di sekolah.

3.4. Faktor yang bersumber dari

masyarakat

Masyarakat pada umumnya

tidak akan menghalangi kemajuan

belajar pada anak-anaknya, bahkan

sebaliknya mereka membutuhkan

anak-anak yang berpendidikan untuk

kemajuan lingkungan masyarakat.

Semakin tinggi tingkat pendidikan

setiap warga akan semakin tinggi

tingkat kemajuan dan kesejahteraan

masyarakatnya.

Sudjono(Paridjo,

2008)mengklasifikasi kesulitan belajar

matematika yang difokuskan pada

penyebabnya, dibedakan atas faktor

dasar umum dan faktor dasar

khusus.

a. Faktor Dasar Umum

Faktor dasar umum adalah

faktor yang secara umum menjadi

penyebab kesulitan belajar siswa, faktor-

faktor itu terdiri dari;

1. Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis dapat berupa anak

yang mengalami permasalahan

pada fisik seperti pendengaran

yang lemah akan kesulitan dalam

mengikuti penjelasan pendidik atau

temannya, penglihatan yang

kurang akan sulit melihat tulisan di

papan tulis atau ketika pendidik

menjelaskan di depan.

2. Faktor Intelektual

Peserta didik yang mengalami

kekurangan dalam daya abstraksi,

generalisasi, an kemampuan

penalaran deduktif maupun induktif

serta kemampuan numeriknya akan

mengalami kesulitan dalam belajar

matematika karena kemampuan-

kemampuan tersebut merupakan

kemampuan dasar yang menentukan

keberhasilan dalam belajar

matematika.

3. Faktor Pedagogik

4. Faktor Sarana dan Cara Belajar

Siswa

Kesulitan belajar matematika juga

dapat disebabkan oleh keterbatasan

sarana belajar seperti literatur, alat-

Page 16: METODE DAN KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DI …

ISSN 2621-9034 VOLUME 02 Tahun 2019

MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

28

alat bantu visualisasi, dan ruang

tempat belajar.

5. Faktor Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah yang nyaman,

indah dan sejuk akan membuat

peserta didik menjadi bergairah

untuk belajar

b. Faktor Dasar Khusus

Faktor-faktor yang dimaksud adalah

sebagai berikut:

1. Kesulitan Menggunakan Konsep

Dalam hal ini peserta didiktelah

memperoleh pembelajaran

mengenai konsep, tetapi belum

menguasai dengan baik karena

mungkin lupa sebagian atau

seluruhnya. Mungkin juga

penguasaan peserta didikatas

suatu konsep masih kurang jelas

atau kurang cermat sehingga ia

kesulitan dalam

menggunakannya.

2. Kurangnya Keterampilan

Operasi Aritmetika

Kesulitan peserta didikyang

disebabkan oleh kurangnya

keterampilan operasional

aritmetika merupakan kesulitan

yang disebabkan oleh

kekurangmampuan dalam

mengoperasikan secara tepat

kuantitas-kuantitas yang terdapat

dalam soal. Operasi yang

dimaksud meliputi penjumlahan,

pengurangan, perkalian, dan

pembagian bilangan bulat,

pecahan maupun desimal.

3. Kesulitan Menyelesaikan Soal

Cerita

Soal cerita adalah soal yang

disusun sedemikian rupa

sehingga membentuk suatu

cerita yang dapat dimengerti

dan ditangkap secara matematis.

Berdasarkan hal di atas,

banyak faktor yang menyebabkan

peserta didikmengalami kesulitan

dalam belajar matematika yang

berakibat prestasi belajar matematika

peserta didikbbelum mencapai hasil yang

diharapkan.

Menurut Lestari dan Triyono

(2012), kesulitan peserta didikdalam

memahami konsep nilai tempat adalah

dalam memahami simbol matematika,

belum lancar berhitung dan belum

lancar dalam bahasa dan membaca.

Nurmawati, dkk. (2000) menambahkan

bahwa peserta didiksering salah dalam

menuliskan lambang bilangan dan nama

bilangan, kekeliruan terjadi ketika

peserta didik menentukan nilai tempat

Page 17: METODE DAN KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DI …

ISSN 2621-9034 VOLUME 02 Tahun 2019

MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

29

dan nilai angka, dan kesalahan

menuliskan lambang bilangan

berdasarkan nilai tempat. Kesalahan ini

terjadi karena dimungkinkan peserta

didik mengalami kesulitan dalam

memahami konsep nilai tempat. Konsep

nilai tempat memerlukan pemahaman

dalam integrasi dari konsep

pengelompokan sepuluh dengan

pengetahuan prosedural mengenai

bagaimana suatu himpunan dicatat

dalam skema nilai tempat, bagaimana

bilangan ditulis dan bagaimana bilangan

tersebut diucapkan (Van de Walle,

2008).

Ada anak berkesulitan belajar

memiliki keterampilan verbal,

mendengar, dan mungkin sangat

terampil dalam membaca(Garnett,

Lerner dalam Runtukahu & Kandou,

2014:52 ). Di lain pihak, ada anak

berkesulitan belajar dalam bahasa dan

membaca. Oleh karena mereka

mengalami kesulitan dalam bahasa,

mereka bingung jika dihadapkan

dengan istilah-istilah matematika,

seperti tambah, kurang, meminjam

dan nilai tempat terlebih dengan soal-

sola cerita. Sumber kesulitan belajar

adalah kurang memahami struktur

bahasa soal cerita. Jika demikian,

mereka tidak dapat membaca soal-soal

cerita dan dengan sendirinya tidak akan

mampu melaksanakan langkah-langkah

yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

soal-soal.

4. Pengaruh Kesulitan

BelajarMatematika Terhadap

Perilaku Anak di Sekolah

Sesuatu hal yang tidak baik

maka pasti akan menghasilkan hal yang

tidak baik, begitu juga terhadap anak-

anak yang mengalami kesulitan

belajar. Anak dengan kondisi

kesulitan belajar matematika juga

memiliki perilaku-perilaku yang

terkadang menyimpang di sekolah.

Perilaku menyimpang ini bukanlah

sebuah hal yang jahat tetapi dapat

berupa kurang bahkan hilangnya rasa

percaya diri akan kemampuan dirinya,

menjadi anak yang pemalas, bahkan

bisa menjadi sasaran bullying teman-

teman sekolahnya.

Peserta didik yang menunjukkan

kesulitan dalam belajar matematika juga

menunjukkan bukti kekurangan atau

kesulitan dalam hal sosial seperti

kekurangan dalam keterampilan

menolong diri sendiri seperti pemalu

atau tidak percaya diri dan sulit dalam

bekerja kelompok serta sulit dalam

Page 18: METODE DAN KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DI …

ISSN 2621-9034 VOLUME 02 Tahun 2019

MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

30

bersosialisasi (Rourke dalam Little,

2009). Adanya gangguan emosional,

rasa tak tenang, khawatir, mudah

tersinggung, sikap agresif, gangguan

dalam proses berpikir, semuanya

menjadikan kegiatan belajar terganggu

(Paridjo, 2008).

Peserta didik dengan kesulitan

belajar juga menunjukan sikap yang

kurang wajar seperti acuh tak acuh,

menentang, berpura-pura, dusta dan

sebagainya. Peserta didik menunjukan

tingkah laku yang kurang wajar

seperti membolos, datang terlambat,

tidak mengerjakan tugas rumah,

mengganggu di dalam kelas atau di

luar kelas, tidak mau mencatat

pelajaran, tidak tertib dalam kegiatan

belajar mengajar, mengasingkan diri,

tidak mau bekerja sama dan sebagainya.

Dan secara emosi peserta didik

menunjukkan gejala emosional yang

kurang wajar seperti pemurung,

mudah tersinggung, pemarah, kurang

gembira dalam menghadapi nilai rendah

tidak menunjukan perasaan sedih dan

menyesal dan sebagainya (Fauzi, 2012).

KESIMPULAN

Dalam suatu pembelajaran

matematika, diperlukan suatu metode

yang sesuai dengan materi yang akan

dibahas. Dari pembahasan diatas

dapat diambil beberapa kesimpulan

yaitu :

a. Penggunaan metode yang tepat

akan mempermudah peserta

didikdalam menguasai suatu

materi sehingga tujuan yang

telah ditetapkan dapat tercapai.

b. Peranan pendidik dalam

memilih, menguasai dan

menggunakan metode mengajar

sangat besar pengaruhnya untuk

menghindari kebosanan peserta

didik dalam mempelajari

matematika.

c. Penggunakan metode

pemecahan masalah, penemuan

dan metode diskusi membuat

peserta didik lebih aktif dalam

belajar.

Kesulitan belajar matematika

merupakan gangguan yang dimiliki

anak terkait dengan faktor internal

dan eksternal pada anak yang

menyebabkan kesulitan otak dalam

mengikuti proses pembelajaran secara

normal dalam hal menerima,

memproses, dan menganalisis

informasi yang didapat selama

pembelajaran matematika. Terdapat

Page 19: METODE DAN KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DI …

ISSN 2621-9034 VOLUME 02 Tahun 2019

MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

31

beberapa faktor yang mempengaruhi

kesulitan belajar matematika anak,

yaitu faktor dari diri sendiri anak,

lingkungan sekolah, keluarga, dan

masyarakat.

Selain faktor dari siri sendiri,

faktor dari aktivitas pembelajaran di

kelas menjadi pertimbangan yang harus

dicarikan solusi penyelesaiannya.

Pembelajaran yang tidak tepat,

efisien dan efektif dari pendidik akan

membuat anak kesulitan belajar menjadi

lebih sulit. Pendidik harus

mempertimbangkan sulitnya

matematika bagi anak-anak dan

mengetahui latar belakang kemampuan

anak agar mampu merancang

pembelajaran matematika yang baik dan

tepat bagi anak. Pendidik harus mampu

memberikan pelayanan dan bimbingan

yang lebih bagi anak berkesulitan

belajar matematika di kelas. Solusi

yang dapat diberikan pendidik adalah

dengan melaksanakan pembelajaran

remedial bagi anak berkesulitan belajar

matematika.

SARAN

Dalam rangka mempermudah

penguasaan materi oleh para siswa,

pendidik diharapkan dapat

menggunakan metode yang tepat dalam

pengajaran matematika, sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai. Untuk

menghindari kebosanan peserta

didikdalam mempelajari matematika,

pendidik diharapkan dapat memilih,

menguasai dan menggunakan metode

pengajaran yang tepat terhadap suatu

materi. Pendidik diharapkan

menggunakan metode pemecahan

masalah, penemuan dan metode diskusi

dalam pengajaran matematika, sehingga

membuat peserta didik lebih aktif.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. ( 2003).

Pendidikan Bagi Anak

Berkesulitan Belajar. Jakarta:

Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2002).

Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Endang Supartini. ( 2001).

Diagnostik Kesulitan Belajar

dan Pengajaran Remidial.

Yogyakarta: FIP UNY.

Fauzi, Danang Tri. ( 2012). Faktor-

faktor Kesulitan Belajar

Matematika Kelas IV MI

Yappi Mulusan Paliyan

Gunung Kidul.

Page 20: METODE DAN KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DI …

ISSN 2621-9034 VOLUME 02 Tahun 2019

MUBTADA : Jurnal Ilmiah Dalam Pendidikan Dasar STIT Al-Hikmah Tebing Tinggi

32

Hamalik, Oemar. (2008). Metode

Belajar dan Kesulitan Belajar.

Bandung: PT Tarsido

Heruman.(2007). Model Pembelajaran

Matematika di Sekolah Dasar.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Lestari & Triyono. Deskripsi

Kesulitan Belajar Pada

Operasi Penjumlahan dengan

Teknik Menyimpan Peserta

didik Kelas I SDN 3 Panjer

Kecamatan Kebumen Tahun

Pelajaran 2011/2012. Jurnal

FKIP Pendidikan Universitas

Sebelas Maret.Vol.1 hal 163-

169 April 2012

Nyimas Aisyah, dkk. ( 2007).

Pengembangan Pembelajaran

Matematika SD. Jakarta:

Dirjen Dikti Departemen

Pendidikan Nasional

Paridjo. (2008). Sebuah Solusi

Mengatasi Kesulitan Belajar

Matematika. Diakses: 15

November 2015.

Online:http://www.pustaka.ut.ac

.id/dev25/pdfprosiding2/Solusi

%20Mengatasi%20Kesulitan%2

0Belajar.pdf.

Purwanto, Drs. (2003). Strategi

Pembelajaran Matematika.

Surakarta: Sebelas Maret

University Press.

Putra, Winkanda Santria. (2013). 99

Permainan Edukatif. Jogjakarta:

Kata Hati.

Randi. (2009). Cara-cara Terbaik

Mengajarkan Matematika.

Jakarta: Indeks.

Runtukahu, Tombokan dan Kandou,

Selpius. (2014). Pembelajaran

Matematika Dasar Bagi Anak

Berkesulitan Belajar.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Septi Peni Wulandari. (2008).

Jarimatika Perkalian dan

Pembagian. Tangerang: PT

Kawan Pustaka.

Simanjuntak,dkk. (1993). Metode

Mengajar Matematika. Jakarta:

Rineka Cipta Stone

Van de Walle, J. (2008). Matematika

Sekolah Dasar dan Menengah:

Pengembangan Pembelajaran,

Jilid 1 Edisi Keenam. Jakarta:

Erlangga.