27
BAB I PENDAHULUAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 1.1 LATAR BELAKANG. Dalam beberapa tahun terakhir, peningkatan jumlah penduduk di sertai dengan makin meningkatnya kebutuhan akan sarana dan prasarana penunjang. Hal ini perlu di imbangi dengan peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur baik teknis dan non teknis untuk menunjang dan mengimbangi peningkatan kebutuhan tersebut. Kebutuhan akan sarana penjunjang meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Perkebangan kebutuhan juga terjadi hampir di semua aspek sosial dan budaya, termasuk juga salah satunya peningkatan kebutuhan masyarakat akan adanya sarana untuk penyediaan serta pelaksanaan pelayanan masyarakat yang bermutu dan berkwalitas.

METODE PELAKSANAAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

metode pelaksanaan pekerjaan :persiapan, pekerjaan tanah, dan lain-lain

Citation preview

Page 1: METODE  PELAKSANAAN

BAB IPENDAHULUA

N

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

1.1 LATAR BELAKANG.

Dalam beberapa tahun terakhir, peningkatan jumlah penduduk di sertai dengan

makin meningkatnya kebutuhan akan sarana dan prasarana penunjang. Hal ini perlu di

imbangi dengan peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur baik teknis dan non teknis

untuk menunjang dan mengimbangi peningkatan kebutuhan tersebut.

Kebutuhan akan sarana penjunjang meningkat seiring dengan meningkatnya

jumlah penduduk. Perkebangan kebutuhan juga terjadi hampir di semua aspek sosial dan

budaya, termasuk juga salah satunya peningkatan kebutuhan masyarakat akan adanya

sarana untuk penyediaan serta pelaksanaan pelayanan masyarakat yang bermutu dan

berkwalitas.

1.2 Tujuan dan Sasaran.

1.2.1 Tujuan.

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus berkembang baik dari segi

penyediaan sarana dan prasarana untuk kebutuhan pelaksanaan pelayanan terhadap

masyarakat.

1.2.2 Sasaran.

Memenuhi kebutuhan serta meningkatkan sarana dan prasarana serta

memperbaiki system pelayanan baik struktur maupun non struktur dari sarana pekerjaan

yang akan dilaksanakan agar dapat menujang pemenuhan kebutuhan yang telah

direncanakan.

1.3 Lingkup Pekerjaan.

Page 2: METODE  PELAKSANAAN

BAB IIPengenalan lokasi

Lingkup pekerjaan Pembuatan Selasar Kantor adalah sebagai berikut :

a. Melakukan koordinasi dengan Pemberi Tugas dan Instansi terkait mengenai hal-

hal yang akan dilaksanakan sesuai dengan Gambar dan Bestek.

b. Pengadaan/Penyiapan material dan bahan meliputi :

-. Menganalisa dampak atau hambatan yang akan ditemui dalam pekerjaan,

serta kemungkinan pembiayaanya.

-. Memperkirakan jangka waktu dan jadwal kerja serta pengerahan tenaga yang

dibutuhkan agar pelaksanaan dapat dilaksanakan tepat waktu, mengingat

Pekerjaan ini sangat dibutuhkan dengan uraian pekerjaan sebagai berikut :

a. Pekerjaan Persiapan.

b. Pekerjaan Tanah.

c. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran.

d. Pekerjaan Beton.

e. Pekerjaan Lantai dan Keramik.

f. Pekerjaan Atap

g. Pekerjaan Pengecatan

h. Pekerjaan Lain-lainnya

Page 3: METODE  PELAKSANAAN

2.1 Letak dan Lokasi Pekerjaan.

Letak dan Lokasi Pekerjaan Pembuatan Selasar Kantor berada di kantor BPKB

Provinsi Gorontalo yang berjarak + 20 km dari pusat kota gorontalo, tepatnya berada di

salah satu daerah bagian toritorial Kabupaten Gorontalo yaitu di Kecamatan Pentadio

Kabupaten Gorontalo.

2.2 Transportasi.

Transprtasi ke lokasi pekerjaan umumnya sangat baik, bisa ditempuh dengan

kenderaan baik roda dua maupun roda empat dengan kondisi jalan hotmix sampai ke

lokasi pekerjaan dilaksanakan, kami yakin untuk distribusi material, tenaga baik material

local maupun non local akan lancar dan tidak mengalami hambatan dari segi tranportasi.

2.3 Keadaan Iklim, Cuaca, Musim.

Sebagaimana daerah-daerah lain diindonesia,maka iklim di Provinsi Gorontalo

juga memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau sebagai akbiat dari

adanya pengaruh monsoon agin barat laut dan tenggara. Musim penghujan umumnya

berlangsung selama periode Oktober – Juni sedangkan musim kemarau biasanya terjadi

periode bulan juli sampai September. Umumnya wilayah Provinsi Gorontalo mempunyai

curah hujan yang cukup tinggi ± 700 sd 7000 mm/thn dengan suhu udara berkisar pada

26,63 oC - 28,29 oC.

2.4 Ketersediaan Tenaga dan Bahan.

Tenaga Kerja.

Penggunaan Tenaga Kerja pada pelaksanaan pekerjaan di lapangan semaksimal

mungkin akan menggunakan tenaga kerja setempat, sedangkan tenaga kerja ahli dan

telah berpengalaman apabila belum tersedia tenaga di lokasi setempat maka akan

didatangkan dari luar wilayah setempat sedangkan untuk tenaga inti menggunakan staf

perusahaan yang memang sudah berpengalaman dibidangnya masing-masing.

Page 4: METODE  PELAKSANAAN

BAB iiIPersiapan pekerjaan

Bahan baku local yang sudah tersedia di sekitar diantaranya adalah batu, pasir,

kerikil, timbunan dengan lokasi pengambilan yang tidk terlalu jauh (berada disekitar lokasi

pekerjaan), sedangkan bahan baku local seperti untuk pengadaan material yang tidak

terdapat/sulit didapatkan di daerah lokasi pekerjaan apabila diperlukan maka akan

didatangkan dari Kota Gorontalo atau daerah lain yang lebih dekat dari lokasi pekerjaan

dilaksanakan.

2.5 Ketersediaan Air Kerja

Ketersediaan air kerja pada lokasi pekerjaan sangat banyak sebagai bahan untuk adukan

mortal maupun kebutuhanair minum dan cuci. Air yang digunakan dalam pekerjaan ini

adalah air yang tidak mengandung bahan-bahan minyak, batang-batang pohon, ranting-

ranting, lumpur serta sampah yang menggangu serta menurunkan kwalitas pekerjaan.

3.1 Mobilisasi dan Perijinan.

Sebelum mengawali pekerjaan-pekerjaan perlu dilakukan hal-hal seperti berikut :

Page 5: METODE  PELAKSANAAN

- Melakukan koordinasi dengan aparat terkait dan masyarakat setempat dalam hal

perijinan untuk memulai pekerjaan

- Memobilisasi peralatan dan bahan material yang diperlukan secara bertahap sesuai

kebutuhan

- Memobilisasi personil-personil pelaksana untuk segera sesuai kebutuhan

- Memobilisasi pekerja lapangan bertahap

3.2 Pembuatan/Penyiapan Barak Kerja

Untuk efektifnya pekerjaan maka kami akan membangun direksi keet yang akan

difungsikan diantaranya untuk barak kerja, gudang material, kantor direksi serta pelaksana

yang akan dibangun di lokasi pekerjaan dan akan difungsikan mulai awal pekerjaan

dimulai hingga berakhirnya pekerjaan.

3.4 Pengukuran

Pelaksanaan pekerjaan dimulai dengan pengukuran awal, pengukuran awal

sangat penting karena hal ini akan menunjang pelaksanaan disaat pekerjaan berlangsung,

dalam hal pengukuran baik awal hingga pengukuran akhir kami senantiasa akan

melibatkan tenaga ahli perusahaan kami.

Pengukuran ini akan dilanjutkan dengan pekerjaan penggambaran pada kerta

kerja untuk mendapatkan gambaran volume yang sebenarnya.

3.5 Penunjang

Disamping hal-hal sebagaimana tersebut diatas, akan dilakukan oleh kami

sebagai pelaksana adalah sebagai berikut :

- Pembuatan/Pemasangan Papan Nama Proyek atas pekerjaan yang dilaksanakan

sesuai petunjuk Direksi.

- Pembersihan lapangan yaitu lokasi pekerjaan serta lokasi tumpukan material.

- Penyertaan dokumetasi foto sesuai petunjuk direksi yaitu saat awal pelaksanaan

dimulai 0% sedang pelaksanaan dan setelah pekerjaan selesai dan dapat diterima oleh

pihak Proyek(100 %) dan disusun secara rapi dalam album foto rangkap sebagai salah

satu bukti administrasi progress pekerjaan.

- Penyertaan Gambar Kerja Asbult Drawing sebagai penjelasan pekerjaan real di

lapangan.

Page 6: METODE  PELAKSANAAN

BAB IVPELAKSANAAN PEKERJAAN

Pimpinan Pelaksana yang ditunjuk dalam melaksanakan kegiatan ini adalah

tenaga ahli berpengalaman lebih dari 5 tahun yang mendapat kuasa penuh dari kontraktor

pelaksana untuk bertindak atas namanya dan akan standby setiap saat dilokasi pekerjaan

mulai awal start pekerjaan hingga pekerjaan selesai.

Rencana pelaksanaan kegiatan berupa network planning akan dipasang dan

harus telah disetujui terlebih dahulu oleh direksi/pemberi tugas. Kerugian akibat adanya

keterlambatan pelaksanaan pekerjaan atau penyimpangan dari network planning

merupakan tanggung jawab penuh kontraktor pelaksana.

4.1 Pekerjaan Persiapan

Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa terlebih dahulu harus

melakukan segala persiapan yang dapat membantu atau mendukung kelancaran

pekerjaan sehingga tidak dapat membantu atau mendukung kelancaran pekerjaan

sehingga tidak akan terjadi hambatan dikemudian hari nanti.

Persiapan-persiapan yang dimaksud antara lain :

a) Pengecekan lokasi / situasi dimana pekerjaan tersebut akan dilaksanakan

b) Menyediakan peralatan-peralatan penting di lokasi sesuai dengan sifat pekerjaan yang

akan dilaksanakan dalam keadaan baik dan siap pakai.

Page 7: METODE  PELAKSANAAN

c) Mobilisasi bahan dan material yang diperlukan untuk melaksanakan dan

menyelesaikan pekerjaan.

d) Pemasangan papan nama proyek

e) Pembersihan lokasi dari segala bentuk kotoran baik yang dapat mengganggu maupun

yang dapat menghambat proses pekerjaan yang akan dilaksanakan.

f) Pengukuran dan penetapan pail-pail patok dasar untuk menentukan elevasi, titik start,

serta ukuran-ukuran yang akan digunakan.

g) Pembangunan Barak Kerja (Direksi Keet) di lokasi pekerjaan yang akan difungsikan

mulai awal pekerjaan dimulai hingga pekerjaan selasai. Dalam sebuah direksi keet,

minimal fasilitas yang akan disediakan oleh pelaksana adalah sbb :

Meja dan kursi tamu ; 1 set

Papan white board ; 1 bh

Buku tamu ; 1 bh

Buku direksi ; 1 bh

Instalsi penerangan lampu ; 1 Ls

Instalasi air ; 1 Ls

Kotak P3K ; 1 bh

h) Penyiapan instalasi listrik dan air guna memperlancar proses pekerjaan yang akan

dilaksanakan.

i) Penyediaan peralatan baik teknis dan non teknis, alat bantu kerja, stelingan dan

perancah, serta mulai memasok dan mengedrop bahan dan material yang akan

digunakan dalam pekerjaan konstruksi tersebut.

4.2 Pekerjaan Tanah

1. Galian Tanah

a. Galian tanah dilakukan baik dengan menggunakan alat ringan ataupun berat dan

juga menggunakan tenaga sumber daya manusia sesuai dengan volume,

kapasitas, dan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.

b. Galian tanah dilaksanakan untuk :

- Mendapat peil yang sesuai dengan peil dasar permukaan pondasi atau Lantai

sesuai dengan gambar kerja dan bestek.

- Pekerjaan lain yang dirasa perlu dan harus dilaksanakan sesuai spesifikasi

serta arahan dan petunjuk direksi pemberi tugas.

c. Jika terdapat air hujan atau sumber air menggenang dalam parit/galian, maka air

genangan itu harus dipompa keluar secara keseluruhan sebelum pekerjaan

Page 8: METODE  PELAKSANAAN

selanjutnya dilaksanakan.

d. kedalaman dari dasar galian pondasi senantiasa dikontrol baik menggunakan alat

ukur waterpass atau theodolite agar elevasi permukaan renca tetap stabil dan.

e. Hasil galian diatur rapi agar tidak mengganggu pekerjaan serta tidak lingsor jatuh

kembali ke dalam galian.

f. Jika terdapat tempat yang gembur pada dasar galian, maka harus digali dan

ditimbun kembali dengan pasir urug kemudian disiram air dan dipadatkan.

g. Galian harus mencapai kedalaman sesuai dengan gambar kerja dan dengan

analisa dan apabila galian melebihi dari ketentuan bestek maka harus dilakukan

penimbunan kembali dan pemadatan yang baik sebelum pekerjaan selanjutnya

dilaksanakan.

h. Galian tanah tidak boleh melebihi kedalaman yang ditentukan dan dan tidak boleh

kurang dari kedalaman yang telah ditentukan dan apa bila hal ini terjadi,

pengurugan kembali harus dilakukan dengan pasangan atau beton tumbuk tanpa

ada biaya tambahan dari pemberi tugas.

i. Galian tanah harus dijaga atau bila perlu ditopang dengan penyangga yang cukup

agar tidak terjadi kelongsoran atau keruntuhan pada dinding yang dapat beresiko

pada keselamatan pekerja.

2. Urugan

a. Pekerjaan urugan dilakukan dengan menggunaan bahan/material yang sesuai dan

telah mendapat persetujuan dari direksi pemberi tugas serta merupakan bahan /

material yang bersih dari segala jenis kotoran yang dapat merusak kualitas

konstruksi.

b. Urugan Pasir di bawah pondasidilakukan dengan baik serta dengan ketebalan dan

elevasi sesuai gambar kerja dan bestek, serta dilakukan terlebih dahulu sebelum

pekerjaan pasangan pondasi dilakukan.

c. Urugan kembali bekas galian dilakukan segera mungkin setelah pekerjaan

pondasi telah selesai dikerjakan agar cukup waktu untuk dipadatkan dengan baik.

d. Urugan Pasir dibawah lantai dilakukan dengan baik serta disesuaikan dengan

ketebalan dan elevasi sesuai gambar kerja dan bestek.

e. Urugan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dan dipadatkan dengan optimal

baik dengan alat maupun dengan tenaga sumber daya manusia.

f. Tanah humus tidak diperkenankan untuk mengurug, dan tanah yang berasal dari

tanah galian yang tidak dapat digunakan untuk maksud-maksud

penambahan/penimbunan harus dibuang atau ditimbun serta diratakan pada suatu

Page 9: METODE  PELAKSANAAN

tempat yang akan ditentukan oleh direksi / pemberi tugas.

4.3 Pekerjaan Pasangan dan Plesteran

a. Bahan serta material yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus terlebih

dahulu mendapat persetujuan dari direksi pemberi tugas. Apabila direksi pemberi

tugas tidak menyetujui bahan yang akan digunakan, maka pelaksana wajib dan

harus menukar atau mengganti bahan / material tersebut dengan material yang

sesuai dengan bestek serta petunjuk dan arahan direksi pemberi tugas.

b. Pekerjaan pondasi batu kosong dilaksanakan setelah urugan pasir alas pondasi

telah selesai dan telah siap untuk dilanjutkan, serta ketebalan dari pondasi batu

kosong tersebut disesuaikan dengan gambar kerja dan bestek serta dengan

arahan dan persetujuan direksi pemberi tugas.

c. Pekerjaan pasangan pondasi batu kali menggunakan bahan perekat berupa

semen dan pasir yang baik dan sesuai standar spesifikasi yang telah ditentukan

dan menggunakan komposisi campuran 1 semen : 5 pasir.

d. Pasangan pondasi batu kali baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan galian

tanah selesai dikerjakan dan penampang lubang telah dibersihkan dari segala

macam kotoran yang dapat mengganggu baik struktur dan nonstruktur.

e. Batu Belah yang digunakan berpenampang bersudut, berpermukaan bersih dari

kotoran baik humus, lumpur, akar pohon, dan kotoran lain yang dapat merusak

strukur nantinya. Selain itu batu belah yang digunakan juga keras dan mempunyai

tingkat daktilitas sesuai standar yang ditetapkan.

f. Dimensi penampang pasangan batu kali disesuaikan dengan gambar kerja dan

bestek yang telah ditetapkan dengan spesifikasi campuran sesuai yang telah

ditetapkan. Apabila terjadi ketidak sesuaian antara dokumen bestek dengan

kenyataan dilapangan, maka semuanya akan menjadi tanggung jawab pelaksana

untuk menggantinya dan memperbaikinya agar sesuai dengan ketetapan yang

telah ditetapkan dalam gambar kerja dan bestek.

g. Pekerjaan Plesteran untuk ketinggian + 30 cm dari permukaan lantai, digunakan

campuran spesi pengikat 1 semen : 3 pasir untuk campuran kedap air.

h. Pekerjaan Plesteran untuk ketinggian di atas 30 cm dari permukaan lantai,

digunakan campuran spesi pengikat 1 semen : 5 pasir.

i. Permukaan yang telah diplester didiamkan beberapa saat sebelum akhirnya

dilakukan pekerjaan Acian agar nantinya acian tidak terlalu cepat kering hingga

mengakibatkan terjadinya keretakan halus dan kasar pada permukaan dinding

Page 10: METODE  PELAKSANAAN

atau plesteran.

j. Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan sebelum dilakukan harus didahului dengan

penentuan peil baik horisontal dan vertikal agar hasil pekerjaan senantiasa lurus,

siku, rapi dan baik serta terkontrol.

k. Apabila ada hal-hal yang dirasa janggal maka pelaksana harus senantiasa

mengkoordinasikannya dengan direksi pemberi tugas untuk mendapatkan arahan

serta petunjuk yang jelas agar pekerjaan dapat berjalan lancar dan terkontrol.

l. Apabila ada ketidak sesuaian pekerjaan antara bestek dan kenyataan maka

kesemuanya akan menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana serta

berkewajiban untuk mengganti/memperbaikinya tanpa ada biaya tambahan dari

direksi pemberi pekerjaan.

4.4 Pekerjaan Beton

a. Pekerjaan beton dilakukan dengan baik dan sesuai standar nasional yang berlaku

dan umum digunakan seperti :

- Peraturan Beton Indonesia 1971

- SNI-03-2847-2002 tentan tata cara perhitungan struktur beton untuk

bangunan gedung.

- Dan lain-lain yang berlaku dan baku digunakan dalam konstruksi

b. Material yang digunakan baik pasir, kerikil, semen harus yang memenuhi

spesifikasi yang telah ditentukan.

c. Pekerjaan beton dilakukan untuk pekerjaan :

- Pengecoran Lantai Rabat Beton (lihat gambar kerja)

d. Material harus bersih dari kotoran yang mengganggu, apabila ada kotoran maka

harus dibersihkan terlebih dahulu dan apabila diperlukan maka harus dilakukan

proses pencucian agar kadar lumpur yang terkandung dapat diturunkan hingga

standar yang telah ditentukan.

e. Bekisting dibuat dengan menggunakan bahan kayu yang baik, berpermukaan

halus, bersih dari kotoran, serta mempunyai kadar air yang sesuai.

f. Bekisting dibuat dengan baik dan rapi agar hasil cetakan beton yang dibuat

berkwalitas baik dan rapi.

g. Pekerjaan pembesian dilakukan dengan baik, disesuaikan dengan pekerjaan yang

akan dilaksanakan dan dikerjakan oleh tenaga tukang yang terlatih agar pekerjaan

dapat berjalan baik serta tepat sasaran.

h. Komposisi campuran disesuaikan dengan bestek untuk mencapai tingkat kekuatan

Page 11: METODE  PELAKSANAAN

rencana yang diharapkan.

i. Proses pencampuran dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti

concreate mixer agar campuran dapat tercampur dengan baik serta target

pencapaian kekuatan campuran yang diharapkan dapat tercapai.

j. Dalam proses penuangan campuran beton segar ke dalam bekisting, dilakukan

penggetaran baik dengan alat maupun dengan cara pengetukan agar beton yang

dituangkan kedalam cetakan dapat dengan baik memadat dan membuang

sebanyak mungkin pori-pori udara yang ada dalam campuran agar beton yang

dihasilkan berkwalitas baik.

k. Seluruh pekerjaan yang akan dilaksanakan sebelumnya harus dilakukan kontrol

baik horisontal maupun vertikal agar hasil pekerjaan senatiasa lurus baik

horisontal dan vertikal sehingga hasil kerja rapi dan baik.

l. Apabila terjadi ketidak sesuaian antara bestek dan gambar kerja, maka pelaksana

harus melaporkannya terlebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan tersebut

kepada direksi agar mendapat persetujuan atau langkah-langkah serta arahan

yang baik sehubungan dengan pekerjaan tersebut.

m. Apabila pelaksana dengan sengaja mengganti atau melakukan pekerjaan yang

tidak sesuai dengan bestek maka pelaksana berkewajiban untuk melakuka

penggantian/perbaikan terhadap pekerjaan tersebut tanpa mendapat ganti rugi

atau penambahan biaya dari direksi pemberi tugas.

4.5 Pekerjaan Lantai dan Keramik

a. Pekerjaan lantai baru boleh dilakukan apabila pekerjaan struktur bagian atas

secara keseluruhan telah benar-benar selesai agar tidak ada resiko kejatuhan

bahan/alat/material yang dapat mengakibatkan pecah dan rusaknya pemasangan

keramik/lantai yang telah selesai.

b. Sebelum dilakukan pemasangan keramik, terlebih dahulu dilakukan pemadatan

permukaan tanah timbunan baik dengan alat stamper atau tenaga manual.

c. Pemadatan dilakukan dengan baik dan diberikan sedikit air pada permukaan

tanah agar tanah dapat padat dengan lebih baik.

d. Elevasi permukaan senantiasa dikontrol agar sesuai dengan elevasi rencana

sesuai gambar kerja dan bestek.

e. Pengecoran rabat beton dilakukan dengan campuran spesi 1 pc : 3 ps : 5 kr,

dengan ketebalan sesuai gambar kerja dan bestek.

f. Proses pencampuran dilakukan dengan menggunakna beton mixer agar hasil

Page 12: METODE  PELAKSANAAN

campuran baik serta tercampur merata.

g. Saat pengecoran, dilakukan penusukan pada permukaan beton segar yang telah

dituangkan ke areal agar pori udara dapat keluar dan hasil pengecoran dapat

padat dengan baik.

h. Pemasangan keramik dilakukan setelah pekerjaan rabat beton selesai dan telah

mencapai umur kering dan kekuatan yang cukup.

i. Elevasi dan kelurusan sudut baik horisontal dan vertikal dikontrol dan ditandai

dengan menggunakan nilon atau benang agar pada proses pemasangan dapat

terkontrol dan hasil pemasangan lurus baik horisontal dan vertikal.

j. Keramik lantai menggunakan keramik dengan dimensi 30 x 30 cm dengan

campuran spesi pengikat sesuai bestek dan gambar kerja.

k. Sebelum dipasang, keramik dicelupkan sejenak ke dalam air agar pori udara

keluar untuk mengurangi resiko pecahnya keramik saat pemasangan juga agar

keramik dapat berikatan dengan baik antara spesi dan keramik.

l. Setelah keramik terpasang, sela antar keramik di isi nad dengan bahan yang telah

disetujui direksi agar sela keramik tesebut dapat kedap dari rembesan air dan

udara.

m. Apabila terjadi ketidak sesuaian antara bestek dan gambar kerja, maka pelaksana

harus melaporkannya terlebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan tersebut

kepada direksi agar mendapat persetujuan atau langkah-langkah serta arahan

yang baik sehubungan dengan pekerjaan tersebut.

n. Apabila pelaksana dengan sengaja mengganti atau melakukan pekerjaan yang

tidak sesuai dengan bestek maka pelaksana berkewajiban untuk melakuka

penggantian/perbaikan terhadap pekerjaan tersebut tanpa mendapat ganti rugi

atau penambahan biaya dari direksi pemberi tugas.

4.6 Pekerjaan Atap

a. Bahan material kayu yang digunakan dalam pekerjaan ini berbahan baik, berserat

baik, memiliki kadar air dibawah standar minimum dari yang telah ditetapkan, serta

kuat dan bersih dari kotoran yang mengganggu.

b. Ukuran-ukuran penampang baik panjang, lebar, tinggi, ketebalan, mutu bahan,

harus disesuaikan dengan gambar kerja dan bestek yang telah ditentukan.

c. Pada proses pemasangan, ranngka harus dikontrol kelurusannya baik horisontal

dan vertikal dengan baik agar hasil pemasangan lurus dan rapi. Serta elevasi atap

juga harus dikontrol agar sama dan sesuai dengan gambar kerja dan bestek.

Page 13: METODE  PELAKSANAAN

d. Kemiringan atap disesuaikan dengan gambar kerja dan bestek.

e. Pada titik sambungan yang sekiranya diperlukan perkuatan baik ikatan simpul,

baut, mour, atau paku, hendaknya diperkuat dengan bahan dan material atas

persetujuan direksi pemberi tugas agar konstruksi yang dihasilkan lebih baik dan

kuat dalam memikul beban rencana yang akan diterima struktur atap.

f. Bahan penutup atap digunakan yang sesuai dengan gambar kerja dan bestek.

g. Pemasangan penutup ataup dilakukan dengan baik dan hati-hati, sambungan

antar atap dipasang dengan baik agar tidak terjadi kebocoran pada pemasangan

atap.

h. Bahan penutup nok bubungan digunakan dari bahan yang tahan karat agar

berdaya tahan lama serta tidak bocor dalam pemasangannya maka harus

dipasang dengan baik dan hati-hati.

i. Setelah pemasangan atap selesai, dipasang listplank/papan pinggir pada bagian

tepian dari atap bangunan secara keseluruhan sesuai dengan gambar kerja dan

bestek.

j. Apabila terjadi ketidak sesuaian antara bestek dan gambar kerja, maka pelaksana

harus melaporkannya terlebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan tersebut

kepada direksi agar mendapat persetujuan atau langkah-langkah serta arahan

yang baik sehubungan dengan pekerjaan tersebut.

k. Apabila pelaksana dengan sengaja mengganti atau melakukan pekerjaan yang

tidak sesuai dengan bestek maka pelaksana berkewajiban untuk melakuka

penggantian/perbaikan terhadap pekerjaan tersebut tanpa mendapat ganti rugi

atau penambahan biaya dari direksi pemberi tugas.

4.7 Pekerjaan Pengecatan

a. Pengecatan dilakukan apabila permukaan bidang yang akan dicat telah benar-

benar kering dan cukup umur untuk dilakukan pengecatan.

b. Sebelum dilakukan pengecatan, permukaan yang akan dicat terlebih dahulu

dibersihkan dengan cara digosok dengan amplas atau pisau dumpul agar bersih,

halus serta rapi.

c. Bahan cat yang digunakan dipakai dari bahan serta mutu yang sesuai dengan

spesifikasi bestek yang telah ditentukan.

d. Pengecatan dilakukan sebanyak 2 sampai 3 kali lapisan untuk mendapatkan hasil

yang baik.

e. Cat dasar menggunakan campuran cat yang encer dengan perbandingan lebih

Page 14: METODE  PELAKSANAAN

banyak air atau katalis pencampur.

f. Setelah permukaan dicat menggunakan cat dasar kemudian menggunakan cat

permukaan dengan perbandingan campuran yang lebih sedikit (kental) untuk

finishing akhir permukaan tersebut.

g. Pengecatan dilakukan dengan arah kuas searah dan tidak simpang siur agar hasil

pengecatan rapi dan baik.

h. Khusus untuk bahan dan warna cat yang akan digunakan harus sesuai dengan

gambar kerja dan bestek serta terlebih dahulu mendapat persetujuan dari direksi

pemberi tugas.

i. Apabila terjadi ketidak sesuaian antara bestek dan gambar kerja, maka pelaksana

harus melaporkannya terlebih dahulu sebelum melakukan pekerjaan tersebut

kepada direksi agar mendapat persetujuan atau langkah-langkah serta arahan

yang baik sehubungan dengan pekerjaan tersebut.

j. Apabila pelaksana dengan sengaja mengganti atau melakukan pekerjaan yang

tidak sesuai dengan bestek maka pelaksana berkewajiban untuk melakuka

penggantian/perbaikan terhadap pekerjaan tersebut tanpa mendapat ganti rugi

atau penambahan biaya dari direksi pemberi tugas.

4.8 Pekerjaan Lain-Lain

a. Pekerjaan lainnya setelah seluruh rangkaian pekerjaan konstruksi selesai

dilakukan adalah diantaranya pembersihan lokasi dari sisa-sisa material yang

berserakan, membersihkan areal sekeliling bangunan, merapikan dan

membuang sisa kotoran yang berserakan.

b. Selain itu administrasi pelaporan yang baik juga harus dilaksanakan sesuai

standar yang berlaku seperti :

- Penyampaian laporan hasil pekerjaan.

- Penyampaian lampiran foto pekerjaan mulai dari 0% hingga 100%.

- Laporan progres pekerjaan mulai dari laporan harian, mingguan, dan

bulanan.

- Laporan akhir pekerjaan.

- Laporan administrasi lain yang diperlukan.

4.12 Hal-Hal Tambahan

a. Pelaksana wajib memasukkan laporan mingguan/progress pekerjaan disertai

Page 15: METODE  PELAKSANAAN

dengan foto dokumentasi setiap pekerjaan dengan prosentasi bobot pekerjaan

yang telah dicapai setiap minggunya.

b. Selain laporan mingguan, kontraktor pelaksana juga harus mempunyai

laporan harian yang berisi setidaknya informasi tentang cuaca, jumlah pekerja,

material yang di droping ke lokasi, serta lama jam kerja selama 1 hari.

c. Setelah pekerjaan diserahterimakan ke direksi/pemberi tugas, kontraktor

bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi selama masa pemeliharaan

dengan lama waktu pemeliharaan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.

d. Kontraktor pelaksana akan melakukan pengecekan secara rutin selama masa

pemeliharaan berlangsung untuk mengecek instalasi-instalasi yang

memerlukan perawatan atau perbaikan setelah proses serah terima dilakukan

dengan direksi/pemberi tugas.

e. Ketentuan lain yang tidak disebutkan dalam metode pelaksanaan ini

kesemuanya akan mengikuti standar ketentuan yang telah ditetapkan oleh

gambar kerja dan besetek serta direksi/pemberi tugas.

Semua uraian pekerjaan yang akan dilaksanakan harus sesuai dengan gambar

bestek dan ketentntuan yang telah diatur. Apabila ada ketidak sesuaian antara bestek dan

kenyataan di lapangan, pelaksana harus senantiasa melaporkan terlebih dahulu kepada

direksi pekerjaan agar memperoleh arahan dan persetujuan terlebih dahulu sebelum

mengambil tindakan.

Personil minimal yang akan ditempatkan standby di lokasi pekerjaan mulai dari

start awal pekerjaan hingga berakhirnya pekerjaan antara lain adalah :

1. Pelaksana Lapangan : 1 Orang dengan Kualifikasi STM Bangunan Ber-SKTK

2. Pelaksana Logistik : 1 Orang dengan Kualifikasi STM Bangunan

3. Administrasi Proyek : 1 Orang dengan Kualifikasi SMA Sederajat

Segala tindakan yang dilakukan pelaksana pekerjaan harus dengan

sepengetahuan dan izin direksi pekerjaan agar tidak terjadi kesalahan dan pekerjaan

dapat berlangsung dengan baik, terkoordinasi dengan baik, dan diserahterimakan dengan

kondisi yang baik pada direksi pada saat pekerjaan selesai dilaksanakan.

Page 16: METODE  PELAKSANAAN

Gorontalo, Agustus 2015

CV. ABAD DUA SATU

YOHANES T. DUMALANGDirektur