112
PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE BASMALAH PADA EKSTRAKURIKULER BTQ KELAS VII DI SMP NEGERI 1 MLARAK PONOROGO SKRIPSI OLEH : ROHMATUL WASIAH NIM : 210316126 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO 2020

PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

  • Upload
    others

  • View
    30

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN

METODE BASMALAH PADA EKSTRAKURIKULER

BTQ KELAS VII DI SMP NEGERI 1 MLARAK

PONOROGO

SKRIPSI

OLEH :

ROHMATUL WASIAH

NIM : 210316126

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(IAIN) PONOROGO

2020

Page 2: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

ABSTRAK

Wasiah, Rohmatul. 2020. Pelaksanaan Metode An-Nahdliyah dan Metode

BASMALAH Pada Ekstrakurikuler BTQ Kelas VII di SMP Negeri 1 Mlarak

Ponorogo. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Ponorogo. Pembimbing, Fery

Diantoro, M.Pd.I.

Kata Kunci : Ekstrakurikuler, BTQ, Metode An-Nahdliyah, Metode BASMALAH

Dalam rangka meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Qur’an siswa kelas VII

SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo, pembelajaran Al-Qur’an diperlukan sebuah metode

pembelajaran yang dengannya akan membuat peserta didik lebih mudah dalam

mempelajari Al-Qur’an. Metode yang digunakan di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo

menjadikan kombinasi metode An-Nahdliyah dan metode BASMALAH sebagai

metode pembelajaran Al-Qur’an, Karena metode tersebut dianggap praktis dan sesuai

untuk pembelajaran para pemula yaitu dalam hal ini sasarannya adalah kelas VII.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui latarbelakang dilaksanakannya

ekstrakurikuler BTQ kelas VII di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo (2) mengetahui

bagaimana pelaksanaan metode An-Nahdliyah dan metode BASMALAH pada

Ekstrakurikuler BTQ Kelas VII. (2) mengetahui faktor-faktor pendukung dan

penghambat dalam pelaksanaan metode AnNahdliyah dan metode BASMALAH pada

Ekstrakurikuler BTQ Kelas VI. (3) mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan

metode An-Nahdliyah dan metode BASMALAH pada Ekstrakurikuler BTQ Kelas

VII.

Untuk menjawab pertanyaan diatas, penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research) serta dilaksanakan di SMP

Negeri 1 Mlarak Ponorogo. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pengumpulan data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan.

Berdasarkan analisis data ditemukan bahwa (1) latarbelakang dilaksanakannya

ekstrakurikuler BTQ kelas VII di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo adalah untuk

membantu siswa meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Qur’an. (2) Pelaksanaan

metode An-Nahdliyah dan metode BASMALAH pada ekstrakurikuler BTQ kelas VII

di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo di antaranya persiapan bembelajaran, proses

pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. (3) Faktor–faktor pendukungnya adalah a)

siswa sudah memiliki bekal pembelajaran Al-Qur’an diluar sekolah, b) terfasilitasi

jilid dan prestasinya, c) guru BTQ yang mumpuni, d) waktu disiapkan dari sekolahan.

Sedangkan faktor penghambatnya adalah a) minat siswa yang tidak konsisten, b) siswa

membolos. (4) Tingkat keberhasilan pelaksanaan metode An-Nahdliyah dan metode

BASMALAH pada ekstrakurikuler BTQ kelas VII di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo

dapat dikatakan sesuai harapan, Hal ini terbukti dari hasil evaluasi bersama para guru

ekstrakurikuler keagamaan pada hasil akhir semester siswa yang dituliskan kedalam

rapot.

Page 3: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …
Page 4: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …
Page 5: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …
Page 6: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …
Page 7: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Islam merupakan suatu hal yang memiliki peran

penting dalam kehidupan. Salah satu hal mendasarinya adalah dasar

religius yang bertujuan untuk menjadikan pendidikan Islam lebih

bermakna. Semua dasar pendidikan menjadikan agama sebagai

sumbernya agar pendidikan yang dilaksanakan bernilai sebagai ibadah.

Sehingga harapan besar bagi pendidikan Islam yaitu tercapainya

pendidikan Islam yang ideal.1

Penting bagi manusia memahami Islam secara menyeluruh,

dengan memahami sumber hukum dan pedoman utamanya yaitu Al-

Qur’an, dengan besar harapan agar umat Islam menjadi pemeluk agama

yang yakin dan mantap terhadap agamanya. Al-Qur’an dijadikan sebagai

pedoman atau sandaran, Al-Qur’an dijadikan petunjuk bagi umat Islam

dalam memahami ajaran-ajaran agamanya. Tentunya umat Islam harus

mempelajari Al-Qur’an sebagai sumber pertamanya dan Hadits sebagai

sumber kedua.1

Allah SWT telah menurunkan Al-Qur’an sebagai kitab akhir

zaman. Al-Qur’an dijadikan sumber agama Islam pertama dan utama.

1 Muhammad Muntahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam, cetakan 1,

(Yogyakarta : Teras, 2011), 54. 1 Erwin Yudi Prahara, Materi Pendidikan Agama Islam. Cetakan 1,

(Ponorogo : STAIN Po PRESS), 71.

Page 8: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

2

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang diwahyukan

kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat jibril dan

dijadikan sebagai petunjuk bagi umat manusia. Al-Qur’an memberikan

petunjuk dalam persoalan-persoalan akidah, syari’ah dan akhlak dengan

jalan meletakkan dasar-dasar prinsip mengenai persoalan-persoalan

tersebut. Dengan demikian maka mempelajari Al-Qur’an adalah suatu

kewajiban bagi umat Islam.2

Pada masa lalu, orang yang belajar Al-Qur’an membutuhkan

waktu yang cukup lama, tidak hanya berbulan-bulan, bahkan

membutuhkan waktu bertahun-tahun. Namun belakangan ini, sudah

banyak ditemukan metode untuk belajar cepat membaca Al-Qur’an,

misalnya metode Qira’ati, An-Nahdliyah, Iqra’, Ummi, Yanbu’ Al-

Qur’an, Al-Barqi, dan 10 jam belajar membaca Al-Qur’an. Masing-

masing metode menawarkan kemudahan dan kecepatan tertentu dalam

pembelajaran membaca Al-Qur’an, dengan syarat pelajar benar-benar

punya keinginan kuat untuk bisa membaca Al-Qur’an.3

Mempelajari Al-Qur’an pada era saat ini terkesan lebih mudah,

ada alat bantu seperti kaset-kaset rekaman yang dapat memudahkan

hafalan ayat ataupun surat-surat dalam Al-Qur’an, sekarang ini, Al-

Qur’an dapat direkam dengan upaya agar daya ingat, kemampuan

2 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu

dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung : Mizan, 1994), 37. 3 Dosen Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga,

Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis, (Yogyakarta : TH Press, 2007),

13.

Page 9: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

3

menghafal juga meningkat. Membaca dan menghafal Al-Qur’an

senantiasa dilakukan secara terus menerus atau konsisten.4

Modul belajar Al-Qur’an disekolah dapat dilaksanakan melalui

kegiatan ekstrakurikuler BTQ. Di SMP Mlarak menerapkan kegiatan

ekstrakurikuler BTQ bagi kelas VII dengan mengkombinasikan dua

metode pembelajaran Al-Qur’an yaitu metode An-Nahdliyah dan metode

BASMALAH. Dilatarbelakangi dari banyaknya siswa kelas VII yang

belum baik dan benar dalam membaca Al-Qur’an, ada yang belum hafal

huruf-huruf hijaiyah, ada yang belum bisa menulis arab dengan benar dan

siswa kadang mudah bosan pada saat pembelajaran berlangsung.

Mengingat begitu pentingnya kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an

bagi siswa, maka diperlukan adanya kesadaran dari pengelola sekolah,

untuk memberikan bimbingan khusus kepada peserta didiknya agar dapat

menguasai ilmu Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ). Karena dengan

kemampuan membaca Al-Qur’an tersebut, akan berpengaruh dalam

pengamalan ajaran Islam serta pembelajaran agama Islam yang ia

pelajari.

Untuk mendukung pembelajaran membaca Alqur’an diperlukan

sebuah model atau metode pembelajaran yang dengannya akan membuat

peserta didik lebih mudah dalam mempelajari Al-Qur’an. Metode yang

digunakan di SMP Negeri ini menjadikan metode An-Nahdliyah dan

4 Syaikh Muhammad Al-Ghazali, Berdialog Dengan Al-Qur’an, cetakan

III, Bandung : Mizan, 1997), 28.

Page 10: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

4

metode BASMALAH sebagai metode pembelajaran Al-Qur’an, Karena

metode tersebut dianggap praktis dan sesuai untuk pembelajaran para

pemula yaitu dalam hal ini sasarannya adalah kelas VII. Selain itu dengan

metode BASMALAH maka peserta didik diharapkan mampu

meningkatkan minat dan motivasinya dalam hal belajar baca tulis Al-

Qur’an dan dengan metode An-Nahdliyah ini guru terbantu dengan

petunjuk-petunjuk mengenai cara membaca, hukum-hukum tajwid serta

petunjuk penggunaan ketukan pada jilid An-Nahdliyah dan ada pula buku

pedoman khusus pembelajaran membaca Al-Qur’an menggunakan

metode An-Nahdliyah tersebut. Metode ini lebih menekankan pada

kesesuaian dan keteraturan dengan ketukan. sehingga dengan ketukan

bacaan peserta didik akan sesuai dan seragam, baik panjang dan

pendeknya dari sebuah bacaan Al-Qur’an.

Pembelajaran Al-Qur’an pada era sekarang sangatlah penting,

apalagi diharapkan dengan adanya metode tersebut juga sesuai dengan

lingkungan belajar dan kondisi siswanya. Pada kegiatan pembelajaran Al-

Qur’an yang diterapkan di SMP Negeri 1 Mlarak ini misalnya, disini

pembelajaran Al-Qur’an dilaksanakan dengan menggunakan metode

BASMALAH atau kepanjangan dari (Belajar Al-Qur’an Sambil Bermain

Agar Lebih Asyik Dan Mudah). Metode ini telah diterapkan pada

kegiatan Eksrakurikuler BTQ di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo, hal

tersebut dilaksanakan guna meningkatkan kemampuan baca tulis Al-

Qur’an siswa kelas VII dengan pertimbangan karena metode ini dianggap

Page 11: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

5

lebih mudah dan praktis. Metode tersebut yang kemudian juga

dikombinasikan dengan metode An-Nahdliyah.

Berkenaan dengan permasalahan yang melatarbelakangi

pelaksanan Ekstrakurikuler BTQ yang kuat sekali pengaruhnya dalam

meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Qur’an, maka dari itu menarik

untuk melakukan penelitian lebih mendalam tentang pembelajaran Al-

Qur’an di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo dengan judul : “Pelaksanaan

Metode An-Nahdliyah dan Metode BASMALAH Pada Ekstrakurikuler

BTQ Kelas VII di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo.”

B. FOKUS PENELITIAN

Berangkat dari latar belakang diatas, penelitian ini difokuskan

pada pelaksanaan Metode An-Nahdliyah dan Metode BASMALAH pada

Ekstrakurikuler BTQ Kelas VII di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo.

C. RUMUSAN MASALAH

Berpegang teguh pada latar belakang dan fokus penelitian diatas,

maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang melatarbelakangi dilaksanakannya ekstrakurikuler BTQ

kelas VII di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo?

2. Bagaimana pelaksanaan Metode An-Nahdliyah dan Metode

BASMALAH pada Ekstrakurikuler BTQ Kelas VII di SMP Negeri 1

Mlarak Ponorogo?

Page 12: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

6

3. Apa faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan

Metode An-Nahdliyah dan Metode BASMALAH pada

Ekstrakurikuler BTQ Kelas VII di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo?

4. Bagaimana tingkat keberhasilan pelaksanaan Metode An-Nahdliyah

dan Metode BASMALAH pada Ekstrakurikuler BTQ Kelas VII di

SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo?

D. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka

tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui hal apa yang melatarbelakangi dilaksanakannya

ekstrakurikuler BTQ kelas VII di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo

2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Metode An-Nahdliyah dan

Metode BASMALAH pada Ekstrakurikuler BTQ Kelas VII di SMP

Negeri 1 Mlarak Ponorogo.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam

pelaksanaan Metode An-Nahdliyah dan Metode BASMALAH pada

Ekstrakurikuler BTQ Kelas VII di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo.

4. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan Metode An-

Nahdliyah dan Metode BASMALAH pada Ekstrakurikuler BTQ Kelas

VII di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo.

Page 13: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

7

E. MANFAAT PENELITIAN

Setelah diketahui tujuan dari penelitian di atas maka hasil

penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut:

1. Teoritis

Hasil penelitian ini berguna untuk mengembangkan khazanah

mengenai pengajaran Al-Qur’an dengan menggunakan Metode An-

Nahdliyah dan Metode BASMALAH.

2. Praktis

a. Bagi SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo yang menjadi fokus

penelitian hasil studi ini, diharapkan bermanfaat sebagai bahan

pertimbangan untuk mengambil langkah-langkah guna

meningkatkan kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) peserta

didik.

b. Bagi pendidik dapat memberikan masukkan dalam mengambil

langkah-langkah atau cara untuk meningkatkan kualitas dalam

pembinaan dan pengajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

khususnya pelajaran tentang Al-Qur’an.

c. Bagi peserta didik dapat memberikan wawasan tentang masukan

tentang pentingnya mempelajari dan memahami Al-Qur’an

khususnya dalam meningkatkan kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an.

Page 14: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

8

d. Bagi peneliti dapat menjadi pengalaman berharga serta menambah

wawasan tentang pembelajaran Al-Qur’an dengan menggunakan

Metode An-Nahdliyah dan BASMALAH.

F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika pembahasan digunakan untuk mempermudah dan

memberikan gambaran terhadap maksud yang terkandung dalam skripsi

ini, dan dibagi menjadi beberapa bab yang dilengkapi dengan

pembahasan-pembahasan yang dipaparkan secara sistematis, antara lain :

BAB I, Merupakan pendahuluan yang didalamnya memuat latar

belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.

BAB II , berisi telaah hasil penelitian terdahulu dan kajian teori

yang meliputi : Pengertian Ekstrakurikuler, Baca Tulis Al-Qur’an,

metode An-Nahdliyah, dan metode BASMALAH.

BAB III, berisi metodologi penelitian yang terdiri dari

pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, data

dan sumber data, prosedur pengumpulan data, teknik analisis data,

pengecekan keabsahan temuan, dan tahapan-tahapan penelitian.

BAB IV, berisi mengenai deskripsi data, baik itu deskripsi data

data secara umum dan deskripsi data secara khusus.

Page 15: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

9

BAB V, berisi mengenai pembahasan terhadap temuan-temuan

yang didapatkan dari lapangan yang dianalisis untuk mengetahui

hasilnya.

BAB VI, Merupakan bab terakhir yang berisi penutup, meliputi

kesimpulan dan saran. Pada bab ini pembaca akan mudah mengambil

intisari dari penelitan dari skripsi ini.

Page 16: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

10

BAB II

TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU DAN KAJIAN TEORI

A. Telaah Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelaahan terhadap penelitian terdahul, maka

penelitian yang terkait dengan penelitian yang penulis lakukan antara lain

:

Pertama, Penelitian Lindah Kurniatin pada tahun 2019,

mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo tentang

“PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR’AN DENGAN METODE

AN-NAHDLIYAH PADA SANTRI USIA LANJUT (STUDI KASUS DI

DUKUH PAKEL DESA POHIJO KECAMATAN SAMPUNG

KABUPATEN PONOROGO) TAHUN 2019”

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, pada penelitian

ini menjelaskan tentang Penerapan metode An-Nahdliyah pada santri usia

lanjut di dukuh Pakel desa Pohijo kecamatan Sampung kabupaten

Ponorogo. Hasil penelitiannya yaitu Pembelajaran membaca Al-Qur’an

pada santri usia lanjut dengan metode An-Nahdliyah di dukuh Pakel desa

Pohijo kecamatan Sampung kabupaten Ponorogo, dilaksanakan setiap

hari, setelah sholat Maghrib hingga menjelang sholat Isya’ dan

berlangsung selama kurang lebih 40 menit. Pembelajaran terbagi menjadi

tiga tahapan, yaitu pembukaan, inti dan penutupan. Meski dengan konsep

Page 17: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

11

yang sederhana, pembelajaran membaca Al-Qur’an sudah berlangsung

dengan lancar.

Persamaan dari penelitian diatas dengan penelitian yang

dilakukan peneliti adalah keduanya sama-sama menggunakan metode

kualitatif dan sama-sama membahas mengenai metode pembelajaran Al-

Qur’an metode An-Nahdliyah, namun yang membedakan adalah

penelitian diatas menggunakan metode An-Nahdliyah pada santri usia

lanjut sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti adalah pelaksanaan

metode An-Nahdliyah dan metode BASMALAH yang sasarannya adalah

peserta didik kelas VII SMP.

Kedua, Penelitian M. Ulfi Fahrul Fanani pada tahun 2015,

mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung tentang

“PENERAPAN METODE AN-NAHDLIYAH DALAM BELAJAR

MEMBACA AL-QUR’AN DI TPQ BAITUL QUDUS BAKALAN

WONODADI BLITAR”. Penelitian ini menggunakan penelitian

kualitatif, pada penelitian ini menjelaskan tentang penerapan metode An-

nahdliyah dalam belajar membaca Al-Qur’an di TPQ Baitul Qudus

Bakalan Wonodadi Blitar. Dengan hasil penelitiannya yaitu bahwa

Penerapan metode An-Nahdliyah dalam belajar membaca Al-Qur’an di

TPQ Baitul Qudus sudah berjalan cukup baik. Hal ini terlihat dengan

adanya usaha yang sungguh-sungguh dari pihak ustadz dan ustadzah untuk

Page 18: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

12

melakukan usaha peningkatan kualitas baca Al-Qur’an. Ditunjukkan dari

usaha yaitu :

a. Dengan diterapkannya empat metode yaitu metode demonstrasi,

metode drill, metode tanya jawab dan metode ceramah dan melalui

pengelolaan pengajaran

b. Melalui pengelolaan pengajaran

Dalam pengelolaan pengajaran di TPQ Baitul Qudus ini, santri

dikatakan tamat belajar dan berhak wisuda apabila telah

menyelesaikan dua program yang dicanangkan yaitu: Program Buku

Paket (PBP), Program Sorogan Al-Qur’an (PSQ).

Persamaan dari penelitian diatas dengan penelitian yang akan

dilakukan peneliti adalah keduanya sama-sama menggunakan metode

kualitatif dan sama-sama membahas mengenai metode pembelajaran Al-

Qur’an An-Nahdliyah, namun yang membedakan adalah penelitian diatas

menggunakan metode An-Nahdliyah pada pembelajaran Al-Qur’an di

TPQ, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti adalah pembelajaran

Al-Qur’an dengan metode An-Nahdliyah dan metode BASMALAH yang

sasarannya adalah peserta didik kelas VII SMP.

Ketiga, Penelitian oleh Agung Kurniawan pada tahun 2010,

mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang “EFEKTIFITAS

METODE PEMBELAJARAN BACA TULIS AL-QUR’AN (BTQ)

TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA SMA

Page 19: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

13

FATAHILLAH CILEDUG TANGERANG”. Penelitian ini menggunakan

penelitian kuantitatif, pada penelitian ini menjelaskan tentang efektifitas

metode pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) terhadap kemampuan

membaca Al-Qur’an Siswa SMA Fatahillah Ciledug Tangerang dengan

hasil penelitiannya yaitu : metode komunikasi dalam pembelajaran Baca

Tulis Al-Qur’an (BTQ) berjalan dengan efektif terutama terhadap

kemajuan dalam membaca Al-Qur’an. Dari sini terbukti bahwa adanya

korelasi positif dan signifikan bahwa metode pembelajaran Baca Tulis Al-

Qur’an (BTQ) berpengaruh terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an

siswa kelas X SMA Fatahillah Ciledug Tangerang.

Persamaan dari penelitian diatas dengan penelitian yang akan

dilakukan peneliti adalah keduanya sama-sama membahas mengenai

metode An-Nahdliyah dalam pembelajaran Al-Qur’an dalam kegiatan

Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ)nya, namun yang membedakan adalah

penelitian diatas menggunakan penelitian kuantitatif dengan menjadikan

metode komunikasi sebagai metode dalam pembelajaran Al-Qur’an dalam

kegiatan BTQ di SMA, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti

menggunakan penelitian kualitatif yang berkaitan dengan pembelajaran

Al-Qur’an dengan metode An-Nahdliyah dan metode BASMALAH yang

sasarannya adalah peserta didik kelas VII SMP.

Keempat, Jurnal oleh Monica Subastia dkk yaitu jurnal

pengabdian kualitatif dengan menggunakan metode sosialisasi pada tahun

2017, dengan judul “METODE BISMILLAH METODE BELAJAR AL-

Page 20: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

14

QUR’AN UNTUK ANAK TUNA RUNGU”. Pengabdian ini

dilaksanakan selama 5 bulan di Yayasan Pendidikan dan Penyantunan

Anak Luar Biasa (YPPALB-B) Kota Magelang. hasil kesimpulan pada

jurnal ini menjelaskan bahwa:

1) Anak penyandang tuna rungu memiliki kekurangan dalam belajar baca

tulis Al-Qur’an.

2) Anak tuna rungu memiliki kemampuan motorik yang cukup bagus.

3) Metode yang menggunakan plastisin dapat membantu belajar anak tuna

rungu dan dapat memperkuat hafalan.

4) Metode BISMILAH merupakan metode pembelajaran baca tulis Al-

Qur’an dengan cara bermain agar asyik dan mudah.

Persamaan jurnal ini dengan penelitian yang akan dilakukan

peneliti adalah keduanya sama-sama membahas mengenai metode dalam

pembelajaran Al-Qur’an dalam kegiatan Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ).

sama-sama menggunakan metode BASMALAH, namun yang

membedakan adalah jurnal tersebut membahas pelaksanaan metode

BASMALAH pada anak tuna rungu. sedangkan penelitian yang dilakukan

peneliti adalah pembelajaran Al-Qur’an dengan metode An-Nahdliyah dan

metode BASMALAH yang sasarannya adalah peserta didik kelas VII

SMP.

Dari keempat penelitian terdahulu ada beberapa kesamaan

mengenai penggunaan metode An-Nahdliyah dan metode BASMALAH

dalam pembelajaran Al-Qur’an. Hal yang membedakan dengan penelitian

Page 21: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

15

terdahulu adalah pada penelitian terdahulu hanya terfokus pada satu

metode pembelajaran saja. Namun dalam penelitian ini, peneliti lebih

dalam meneliti terkait adanya pelaksanaan dari kedua metode

pembelajaran Al-Qur'an yaitu metode An-Nahdliyah dan metode

BASMALAH yang dilaksanakan pada ekstrakurikuler BTQ kelas VII di

SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo.

B. Kajian Teori

1. Ekstrakurikuler

a. Pengertian Ekstrakurikuler

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ekstrakurikuler

yaitu kegiatan yang berada di luar program yang tertulis di dalam

kurikulum, seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa.1

Menurut Suharsimi Arikunto yang dikutip oleh Suryosubroto

menjelaskan bahwa kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan

tambahan, di luar struktur program yang pada umumnya merupakan

kegiatan pilihan. Sedangkan definisi kegiatan ekstrakurikuler

menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan adalah kegiatan

yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di

sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas

wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari

1 Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :Balai Pustaka,

2005), 291.

Page 22: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

16

berbagai mata pelajaran dalam kurikulum. Menurut Suryosubroto

kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur

program dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya

dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa.2

Menurut Wildan Zulkarnain, kegiatan ekstrakurikuler adalah

kegiatan yang tidak tercantum dalam jadwal pelajaran, tetapi

menunjang secara tidak langsung terhadap kegiatan intrakurikuler.

Walaupun menunjang secara tidak langsung, tetapi efek jangka

panjangnya sangat penting bagi perkembangan pribadi peserta didik

secara utuh. Hal ini disebabkan kegiatannya memiliki fungsi utama

dalam menyalurkan atau mengembangkan kemampuan peserta didik

sesuai dengan minat dan bakatnya, memperluas pengetahuan, belajar

bersosialisasi, menambah keterampilan, mengisi waktu luang, dan

sebagainya.

Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan di luar jam pelajaran

biasa dan kebanyakan materinya pun di luar materi intrakurikuler,

serta dapat dilaksanakan disekolah maupun di luar sekolah. Setiap

peserta didik dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sesuai bakat

dan minatnya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun

pilihan.3\

2 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, cetakan pertama

(Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 271. 3 Wildan Zulkarnain, Manajemen Layanan Khusus Di Sekolah, (Jakarta :

Bumi Aksara, 2018), 55.

Page 23: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

17

b. Tujuan Dan Ruang Lingkup Ekstrakurikuler

Tujuan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah menurut

Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan adalah :

1) Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan

siswa beraspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

2) Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan

pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.

3) Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan

satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.4

Tujuan ekstrakurikuler menurut Sopiatin yang dikutip oleh

Wildan Zulkarnain adalah menumbuhkembangkan pribadi peserta

didik yang sehat jasmani dan rohani, bertakwa kepada Tuhan YME,

memiliki kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan

sosial, budaya, dan alam sekitarnya. Serta menanamkan sikap

sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab melalui

berbagai kegiatan positif di bawah tanggung jawab sekolah.

Kegiatan ekstrakurikuler tersebut diarahkan pada pembimbingan

kecakapan hidup peserta didik, yang meliputi: kecakapan individual,

4 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, cetakan pertama

(Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 272.

Page 24: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

18

kecakapan sosial, kecakapan vokasional, kecakapan intelektual, dan

pembimbingan kepemudaan.5

Sedangkan Ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler,

Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan telah menegaskan

bahwa ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler harus berpangkal

pada kegiatan yang dapat menunjang serta dapat mendukung

program intrakurikuler dan kokurikuler.

Jadi, ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler adalah berupa

kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang dan dapat mendukung

program ekstrakurikuler yaitu mengembangkan pengetahuan dan

kemampuan penalaran siswa, keterampilan melalui hobi dan

minatnya serta pengembangan sikap yang ada pada program

intrakurikuler dan program kokurikuler.5

c. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler

Menurut Sopiatin yang dikutip oleh Wildan Zulkarnain,

terdapat dua jenis kegiatan ekstrakurikuler bila dilihat dari

hubungannya dengan pelajaran dikelas, yaitu kegiatan

ekstrakurikuler bersifat langsung dan kegiatan ekstrakurikuler tidak

langsung.

5 Wildan Zulkarnain, Manajemen Layanan Khusus Di Sekolah, (Jakarta :

Bumi Aksara, 2018), 56. 5 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, cetakan pertama

(Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 272.

Page 25: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

19

1) Kegiatan ekstrakurikuler yang berhubungan langsung dengan

pelajaran dikelas bertujuan meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan peserta didik. Contohnya : olahraga, seni,

bimbingan belajar, dan karya ilmiah remaja.

2) Kegiatan ekstrakurikuler yang tidak langsung berhubungan

dengan pelajaran dikelas bertujuan menyesuaikan diri peserta

didik dengan kehidupan integratif, dan memberikan keempatan

untuk bekerjasama mencapai tujuan-tujuan bersama.

Contohnya : paskibra, OSIS, Pramuka, dan MPR.6

2. Baca Tulis Al-Qur’an

a. Pengertian Baca Tulis Al-Qur’an

Membaca dalam kamus besar bahasa Indonesia berasal dari

“baca“, yang secara sederhana dapat diartikan melihat serta

memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya

dalam hati), mengeja atau melafalkan apa yang tertulis. Membaca

adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh

pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh

penulis melalui kata-kata/bahasa tulis.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “tulis”

memiliki beberapa arti, antara lain:

6 Wildan Zulkarnain, Manajemen Layanan Khusus Di Sekolah, (Jakarta :

Bumi Aksara, 2018), 58.

Page 26: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

20

1) Membuat huruf (angka dsb) dengan pena (pensil, kapur, dsb).

2) Melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat

surat) dengan tulisan: mengarang cerita; membuat surat;

berkirim surat.

3) Menggambar, melukis.7

Al-Qur’an adalah kalamullah ’AzzaWajalla yang

diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW

dengan berbahasa Arab. Dinamakan Al-Qur’an karena ia harus

selalu dibaca, difahami oleh setiap muslim dan membacanya

merupakan amalan yang berpahala.8

Menurut Muhammad Ali al-Shabuni yang konon telah

disepakati oleh para ulama, khususnya para ulama ushul fikih yaitu

: Al-Qur’an ialah kalam Allah yang (memiliki) mukjizat, diturunkan

kepada penutup para nabi dan rasul, dengan melalui perantara

malaikat Jibril, ditulis dalam berbagai mushaf, dinukilkan kepada

kita dengan cara tawatur (mutawatir), yang dianggap ibadah dengan

membacanya, dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan

surat An-Nas.9

7 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa

Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta: Balai Pustaka,

1988), 968. 8 Muhammad Sholeh Ashad, Rumus-Rumus Membaca Al-Qur’an secara

Tartil, (Surabaya : LPPQ Ziyadatusholihah unit 038 Kejapanan Gempol Pasuruan,

cetakan 1, 2000), 1. 9 Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur’an, (Jakarta : Rajawali Pers,

2013), 23.

Page 27: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

21

Dari beberapa penjelasan tersebut penulis menyimpulkan

bahwa baca tulis Al-Qur’an adalah kegiatan seseorang dalam proses

belajar bahasa Al-Qur’an dengan tata cara baca yang baik dan

mencoba menuangkan kata-kata Al-Qur’an dalam tulisan Arab

sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Al-Qur’an yang benar dengan

tujuan beribadah kepada Allah SWT.

b. Tujuan Baca Tulis Al-Qur’an

Di dalam sebuah lembaga pastilah mempunyai program

tertentu dan juga memiliki tujuan di dalamnya, untuk itu tujuan baca

tulis Al-Qur’an adalah:

1) Mengentaskan siswa dari bahaya buta huruf hijaiyah atau huruf

Al-Qur’an.

2) Dapat membaca Al-Qur’an dengan benar, sesuai makhorijul

huruf dan dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid.

3) Dapat menulis huruf Al-Qur’an dengan benar dan rapi.

4) Dengan membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar akan

berpengaruh kepada diri sendiri dan akan mempunyai

kepribadian yang baik.

Mendidik bukan hanya masalah transfer ilmu tetapi lebih

dari itu yakni dengan memberikan nilai-nilai positif bagi diri sendiri

dan orang lain, dalam hal ini adalah mengajak peserta didik untuk

berakhlak mulia. Pendidikan paling mulia di berikan orang tua

adalah pendidikan Al-Qur’an yang merupakan lambang agama

Page 28: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

22

Islam yang paling asasi dan hakiki sehingga dapat menjunjung tinggi

nilai-nilai spiritual Islam.10

c. Keutamaan Membaca Al-Qur’an

Membaca Al-Qur’an mempunyai banyak sekali

keistimewaan dan kelebihan dibandingkan dengan membaca

baacaan yang lain. Banyak hadits yang menjelaskan tentang

keutamaan membaca Al-Qur’an, diantaranya sebagai berikut:

1) Menjadi manusia yang terbaik

Hadits Nabi yang diriwayatkan dari Utsman, bahwa Rasulullah

SAW bersabda : ”Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar

dan mengajarkan Al-Qur’an.” (HR. Bukhari).11

2) Mendapat ketenangan dan kasih sayang

Dalam hadits shahih, Rasulullah SAW bersabda :

”Jika suatu kaum berkumpul di sebuah rumah Allah, yang di

dalamnya mereka membaca kitab Allah dan diantara mereka

saling mengkajinya, maka akan turun kepada mereka

ketenangan. Mereka akan dilingkupi kasih sayang dan dikitari

oleh para malaikat, serta Allah akan menyebut mereka di

hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim).

10 Istichomah, Skripsi “Pembinaan Kepribadian Muslim Melalui Kegiatan

Ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an Pada Siswa SMK Negeri 1 Pringapus

Kabupaten Semarang Tahun 2017/2018”. Institut Agama Islam Negeri Salatiga,

48-49. 11 Abdul Majid Khon, Praktikum Qira’at Keanehan Bacaan Al-Qur’an

Qira’at Ashim dan Hafash, (Jakarta : Amzah, 2013), 55.

Page 29: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

23

3) Bersama para malaikat

Rasulullah juga memberi kabar gembira bagi pembaca Al-Qur’an

bahwa ia akan bersama para malaikat yang mulia dan taat.

Rasulullah SAW bersabda : ”seseorang yang mahir membaca Al-

Qur’an akan bersama dengan para malaikat yang mulia dan taat.

Dan yang membaca Al-Qur’an sedangkan ia terbata-bata serta

mengalami kesulitan dalam membacanya , maka ia mendapat dua

pahala.” (HR. Bukhari dan Muslim).12

4) Mendapat Syafaat Al-Qur’an

Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Umamah dari Rasulullah

SAW bersabda : ”Bacalah Al-Qur’an maka sesungguhnya ia

akan datang besok pada hari kiamat memberi syafa’at bagi yang

membacanya.” (HR. Muslim).

5) Mendapat kebaikan membaca Al-Qur’an

Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud Rasulullah SAW

bersabda :

”Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah (Al-

Qur’an) mendapat satu kebaikan dan satu kebaikan itu

dilipatgandakan menjadi 10 kebaikan. Aku tidak berkata alif lam

12 Ahmad Salim Badwilan, Panduan Cepat Menghafal Al-Qur’an Dan

Rahasia-Rahasia Keajaibannya, (Jogjakarta : DIVA Presss, 2009), 265-267.

Page 30: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

24

mim satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim

satu huruf.” (HR. Thirmidzi).

6) Mendapat keberkahan Al-Qur’an

Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas Rasulullah SAW

bersabda :

”Sesungguhnya seseorang yang tidak ada dalam perutnya sesuatu

dari Al-Qur’an bagaikan rumah kosong.” (HR. Tirmidzi).13

d. Adab Membaca Al-Qur’an

Segala perbuatan yang dilakukan manusia memerlukan

etika dan adab untuk melakukannya, apalagi membaca Al-Qur’an

yang memiliki nilai yang sangat sakral dan beribadah agar mendapat

ridha dari Allah SWT yang dituju dalam ibadah tersebut. Membaca

Al-Qur’an tidak sama seperti membaca Koran atau buku-buku

lainnya yang merupakan kalam atau perkataan manusia belaka.

Membaca al-Qur’an adalah firman-firman Tuhan dan berkomunikasi

dengan Tuhan, maka seseorang yang membaca Al-Qur’an seolah-

olah berdialog dengan Tuhan. Oleh karena itu, diperlukan adab yang

baik dan sopan di hadapan-Nya. Banyak adab membaca al-Qur’an

yang disebutkan oleh para ulama, diantaranya adalah sebagai berikut

:

13 Abdul Majid Khon, Praktikum Qira’at Keanehan Bacaan Al-Qur’an

Qira’at Ashim dan Hafash, (Jakarta : Amzah, 2013), 58-59.

Page 31: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

25

1) Berguru secara Musyafahah.

Seorang murid sebelum membaca ayat-ayat al-Qur’an terlebih

dahulu berguru dengan seorang guru yang ahli dalam bidang Al-

Qur’an secara langsung.

2) Niat Membaca dengan Ikhlas.

Seseorang yang membaca Al-Qur’an hendaknya berniat yang

baik, yaitu niat beribadah yang ikhlas karena Allah untuk

mencari ridha Allah, bukan mencari ridha manusia untuk agar

mendapatkan pujian darinya atau ingin popularitas atau ingin

mendapatkan hadiah materi dan lain-lain.

3) Dalam Keadaan Bersuci.

Diantara adab membaca al-Qur’an adalah bersuci dari hadas

kecil, hadas besar, dan segala najis, sebab yang dibaca adalah

wahyu Allah atau firman Allah, bukan perkataan manusia.

4) Memilih Tempat yang Pantas dan Suci.

Tidak seluruh tempat sesuai untuk membaca Al-Qur’an. ada

beberapa tempat yang tidak sesuai untuk membaca Al-Qur’an,

seperti di WC, kamar mandi, pada saat buang air, di jalan, di

tempat-tempat kotor, dan lain-lain.

5) Menghadap Kiblat dan Berpakaian Sopan.

Pembaca Al-Qur’an disunnahkan menghadap kiblat secara

khusyu, tenang, menundukan kepala, dan berpakaian yang

sopan.

Page 32: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

26

6) Bersiwak (Gosok Gigi).

Di antara adab membaca Al-Qur’an adalah bersiwak atau gosok

gigi terlebih dahulu sebelum membaca Al-Qur’an, agar harum

bau mulutnya dan bersih dari sisa-sisa makanan atau bau yang

tidak enak.

7) Membaca Ta’awwudz.

Disunnahkan membaca ta’awwudz terlebih dahulu sebelum

membaca Al-Qur’an. membaca ta’awwudz hanya dikhususkan

untuk akan membaca Al-Qur’an saja.14 Seandainya ia melewati

sekelompok orang kemudian ia memberikan salam kepada

mereka dan hendak kembali membaca lagi, maka sebaiknya ia

mengulangi ta’awudz. Para Imam Qira’at mengutamakan

bacaan ta’awudz secara jahar.15

8) Membaca Al-Qur’an dengan Tartil.

Tartil artinya membaca Al-Qur’an dengan perlahan-lahan, tidak

terburu-buru, dengan bacaan yang baik dan benar sesuai dengan

makhraj dan sifat-sifatnya sebagaimana yang dijelaskan dalam

Ilmu Tajwid.

14 Abdul Majid Khon, Praktikum Qira’at Keanehan Bacaan Al-Qur’an

Qira’at Ashim dan Hafash, (Jakarta : Amzah, 2013), 35-41. 15 Zainal Abidin, Seluk Beluk Al-Qur’an, (Jakarta : Rineka Cipta, 1992),

22.

Page 33: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

27

9) Merenungkan Makna Al-Qur’an.

Di antara adab membaca Al-Qur’an adalah merenungkan arti

ayat-ayat Al-Qur’an yang dibaca, yaitu dengan menggerakkan

hati untuk memahami kata-kata Al-Qur’an yang dibaca

semampunya atau yang digerakkan lidah. sehingga mudah

untuk memahami dan kemudian diamalkan dalam praktik

kehidupan di tengah-tengah masyarakat.

10) Khusyu dan Khudhu.

Di antara adab membaca Al-Qur’an adalah khusyu dan khudhu.

Khusyu dan khudhu artinya merendahkan hati dan seluruh

anggota tubuh kepada Allah SWT sehingga Al-Qur’an yang

dibaca mempunyai pengaruh bagi pembacanya.

11) Memperindah Suara.

Al-Qur’an adalah hiasan bagi suara, maka suara yang bagus

akan lebih menembus hati. Usahakan perindah suara dengan

membaca Al-Qur’an dan sangat disayangkan seseorang yang

diberi nikmat suara indah lagi merdu tidak digunakan untuk

membaca Al-Qur’an.

12) Menyaringkan Suara.

Masalah menyaringkan suara dalam membaca Al-Qur’an ada

beberapa hadits yang menerangkannya tentang keutamaannya,

tetapi juga ada beberapa hadits yang menjelaskan keutamaan

pelan dan atau perlahan-lahan (israr).

Page 34: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

28

13) Tidak dipotong dengan Pembicaraan Lain.

Bahwa membaca Al-Qur’an adalah dialog dengan Tuhan,

karena Al-Qur’an adalah firman-Nya. Maka diantara adabnya

adalah tidak memotong bacaannya dengan pembicaraan lain

atau ngobrol dengan orang lain, apalagi sambil tertawa-tawa

atau bermain-main.

14) Tidak Melupakan Ayat-Ayat yang Sudah dihafal.

Seorang yang sudah hafal Al-Qur’an atau hafal sebagian surah

Al-Qur’an, hendaknya tidak sengaja melupakannya. Apa yang

sudah dihafal di luar kepala atau yang sudah disimpan di dalam

hati jangan dilupakan begitu saja. Akan tetapi hendaknya selalu

diingat, ditadaruskan, dan di mudzakarahkan, misalnya selalu

dibaca, baik dalam shalat sunnah maupun di luar shalat, tadarus,

dan lain-lain.16

3. Metode An-Nahdliyah

a. Selayang pandang perjalanan metode An-Nahdliyah

Metode An-Nahdliyah adalah salah satu metode membaca

Al-Qur’an yang muncul di Kabupaten Tulungagung, Propinsi Jawa

Timur. Metode ini disusun oleh sebuah Lembaga Pendidikan

Ma’arif NU cabang Tulungagung bersama dengan para Kyai dan

16 Abdul Majid Khon, Praktikum Qira’at, Keanehan Baca Al-Qur’an

Qira’at Ashim dari Hafash, (Jakarta : Amzah, 2013), 41-46.

Page 35: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

29

para ahli di bidang pengajaran Al-Qur’an serta tokoh-tokoh

pendidikan merumuskan metode pembelajaran Al-Qur’an

dilingkungan NU (Nahdliyin), yaitu yang diberi nama “Metode

Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an An-Nahdliyah”, yang pada

perkembangan selanjutnya, metode An-Nahdliyah pada tanggal 16

Februari 1993 mendapatkan rekomendasi dari PW LP Ma’arif NU

Jawa Timur dan izin hak cipta dari Departemen Kehakiman RI

Nomer : 008997-009002 tahun 1993. Dan perkembangan metode ini

sangat pesat di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan

wilayah-wilayah lain di luar jawa.17

Metode An-Nahdliyah adalah sebuah metode cepat tanggap

membaca Al-Qur’an yang dikemas secara berjenjang satu sampai

enam jilid. Istilah Cepat Tanggap Belajar Al-Quran An-Nahdliyah

dikarenakan memang metodeloginya menggunakan sistem klasikal

penuh. Cara belajar dengan menggunakan hitungan ketukan stik

secara berirama.

Metode pengajaran Al-Qur’an metode An-Nahdliyah

dikembangkan dengan “Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an”

dikembangkan dengan maksud agar :

17 Pimpinan Pusat Majelis Pembina Taman Pendidikan Al-Qur’an An-

Nahdliyah Tulungagung, Pedoman Pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an

Metode Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an An-Nahdliyah, (Tulungagung:

MABIN TPQ An-Nahdliyah, 2015), 1-2.

Page 36: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

30

1) Tumbuh sikap kebangkitan kembali untuk belajar dan mengajar

Al-Qur’an.

2) Tumbuh sikap cepat tanggap terhadap belajar dan mengajar Al-

Qur’an.18

b. Ciri Khusus Metode An-Nahdliyah

Metode An-Nahdliyah adalah metode yang memiliki ciri

khusus yang berbeda dengan metode lain. Adapun ciri khusus dari

metode an-Nahdliyah adalah sebagai berikut:

1) Materi pelajaran disusun secara berjenjang dalam buku paket 6

jilid.

2) Pengenalan huruf sekaligus diawali dengan latihan dan

pemantapan makharijul huruf dan sifatul huruf.

3) Penerapan qaidah tajwid dilaksanakan secara praktis dan dipandu

dengan titian murattal.

4) Santri lebih dituntut memiliki pengertian yang dipandu dengan

asas CBSA melalui pendekatan keterampilan proses.

5) Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara klasikal untuk

tutorial dengan materi yang sama agar terjadi proses musafahah.

6) Evaluasi dilaksanakan secara kontinyu dan berkelanjutan.

7) Metode ini merupakan pengembangan dari Qaidah Baghdadiyah.

18 LP. Ma’arif NU Cabang Tulungagung, Pedoman Pengelolaan Taman

Pendidikan Al-Qur’an metode An-Nahdliyah, (Tulungagung: MABIN TPQ

Ma’arif, 1993), 9.

Page 37: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

31

c. Metode Penyampaian An-Nahdliyah

Metode penyampaian yang dipakai dalam proses belajar

mengajar adalah sebagai berikut :

1) Metode demonstrasi, yaitu tutor memberikan contoh secara

praktis dalam melafalkan huruf dan cara membaca hukum

bacaan.

2) Metode driil, yaitu santri disuruh berlatih melafalkan sesuai

dengan makhraj dan hukum bacaan sebagaimana yang

dicontohkan oleh ustadz.

3) Tanya jawab, yaitu ustadz memberikan pertanyaan kepada santri

atau sebaliknya.

4) Metode ceramah, yaitu ustadz memberikan penjelasan sesuai

dengan pokok bahasan yang diajarkan.

Kalau ditinjau dari tingkat usia santri, maka dapat

dikategorikan menjadi tiga yaitu :

a. Kategori usia anak-anak : umur 5-13 tahun.

b. Kategori usia remaja : umur 13-21 tahun.

c. Kategori usia dewasa : umur 21 tahun keatas

Perbedaan kategori ini tidak mempengaruhi metode

pengajaran yang dilakukan. Namun demikian ada muatan materi

yang sesuai tingkat kecerdasan peserta didik. Dengan alokasi waktu

dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Adapun dalam

Page 38: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

32

kegiatan belajar mengajar bisa dikelompokkan berdasarkan tingkat

kemampuannya.19

d. Inti Pelajaran Jilid An-Nahdliyah

1) Inti pelajaran jilid I

a) Pengenalan huruf

b) Makharijul huruf

c) Titian murattal

d) Pengenalan angka arab dengan simulasi halaman

e) Do’a iftitah dan do’a Al-Qur’an20

2) Inti pelajaran jilid II

a) Merangkai huruf

b) Bacaan panjang / Mad Thabi’i

c) Pelengkapan harakat

d) Syakal (harakat)

e) Pengenalan angka Arab

f) Menghafal do’a pada halaman terakhir21

3) Inti pelajaran jilid III

a) Lanjutan Mad Thabi’i

19 Pimpinan Pusat Majelis Pembina Taman Pendidikan Al-Qur’an An-

Nahdliyah Tulungagung, Pedoman Pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an

Metode Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an An-Nahdliyah, (Tulungagung:

MABIN TPQ An-Nahdliyah, 2015), 19-20. 20 LP MA’ARIF NU, Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an Jilid I,

(Tulungagung : LP Ma’arif NU, 2014), iv. 21 LP MA’ARIF NU, Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an Jilid II,

(Tulungagung : LP Ma’arif NU, 2014), iv.

Page 39: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

33

b) Ta’ Marbuthah

c) Memperkenalkan cara membaca sukun (huruf mati)

d) Alif Fariqah

e) Ikhfa’

f) Hamzah Washal

g) Menghafalkan do’a yang berada dihalaman akhir22

4) Inti pelajaran jilid IV

a) Menyampaikan lafadh niat berwudlu dan shalat yang terletak

pada halaman 30-31

b) Lafadh niat ini agar disampaikan lebih dulu sebelum materi

lain

c) Bacaan Idzhar Qamariyah

d) Lanjutan cara membaca sukun / huruf mati

e) Bacaan Idzhar Syafawi

f) Bacaan Idzhar Halqiyah

g) Bacaan Mad Wajib Muttashil

h) Menghafal do’a dihalaman akhir23

5) Inti pelajaran jilid V

a) Bacaan Mad lein

b) Tanda tasydid

22 LP MA’ARIF NU, Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an Jilid III,

(Tulungagung : LP Ma’arif NU, 2014), iv. 23 LP MA’ARIF NU, Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an Jilid IV,

(Tulungagung : LP Ma’arif NU, 2015), iv.

Page 40: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

34

c) Bacaan-bacaan Ghunnah, Idzghom bighunnah, Idzghom maal

ghunnah, Idzghom bila ghunnah dan Iqlab.

d) Cara membaca lafadz Jalalah

e) Bacaan Ikhfa’ Syafawi

f) Menghafalal do’a dihalaman terakhir 24

6) Inti pelajaran jilid VI

a) Idhom Syamsiyyah (alif lam yang diikuti huruf bertasydid)

b) Qolqolah (dal, ba’, jim, qof, dan tho’ sukun)

c) Mad lazim Kilmi Mutsaqqol / Mukhoffaf

d) Tata cara membaca akhir ayat Mad Aridl dan Mad Iwadh

e) Mad Lazim Harfi

f) Tanda-tanda Waqof

g) Surat-surat pilihan25

4. Metode BASMALAH

a. Latar belakang dasar pemikiran metode BASMALAH

Metode BASMALAH atau kepanjangan dari (Belajar Al-

Qur’an Sambil Bermain Agar Lebih Asyik Dan Mudah) adalah

Metode yang dibuat oleh Abi Rossamoon Lie’izzati Maula,

Berangkat dari keprihatian beliau yang mendalam yang sudah

24 LP MA’ARIF NU, Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an Jilid V,

(Tulungagung : LP Ma’arif NU, 2014), iv. 25 LP MA’ARIF NU, Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an Jilid VI,

(Tulungagung : LP Ma’arif NU, 2015), iv.

Page 41: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

35

bertahun-tahun terjun langsung di TPQ dan membimbing anak-anak

yang amat manis dan solih atau solihah untuk membaca al Qur’an

sekian lamanya, namun sewaktu mereka menginjakkan kaki di SMP

apalagi SMA, maka nilai-nilai kesolihan warisan TPQ-nya nyaris

tidak tersisa sedikit pun, maka Abi Rossamoon Lie’izzati Maula

bertekad mencari metode alternatif yang efektif untuk mengentaskan

anak-anak dari buta huruf Al-Qur’an dan menanamkan akhlak dan

akidah yang kokoh di otak dan qalbu anak-anak. Yang pada akhirnya

metode tersebut dikenal dengan sebutan metode BASMALAH.

Pada suatu hari, Abi Rossamoon Lie’izzati Maula terinspirasi

untuk menciptakan metode pembelajaran baca tulis Al-Qur’an

untuknya dan anak-anak seusianya dengan metode khusus yang

berbasis permainan dan nyanyian yang akrab dan digemari mereka.

Metode ini berupa kartu simulasi yang terdiri dari 30 lembar, yang

setiap lembarnya berisi satu huruf dengan berbagai variasi dan letak

tulisannya beserta semua tanda baca yang terdapat di dalam Al-

Qur’an.

metode pembelajaran Al-Qur’an yang progresif dan

berorientasi pada pembelajaran al Qur’an secara terpadu, meliputi

cara membaca, menulis, tajwid dan pemahaman artinya, agar semua

pecinta Al-Qur’an menjadi figur keteladanan masyarakat, yang

dapat dipraktikka secera efektif di segala lapisan umur. Berangkat

Page 42: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

36

dari sinilah, maka BASMALAH hadir untuk mereformasi metode

baca tulis Al-Qur’an. 26

Dalam menerapkan metode belajar Baca Tulis Al-Qur’an

Khususnya huruf hijaiyah dengan Metode BASMALAH (Belajar

Al-Qur’an Sambil Bermain Agar lebih Asyik dan Mudah) ini

sangatlah penting untuk mengenalkan metode Berbasis belajar

sambil bermain yang tentunya akan menambah semangat dan

antusias dari peserta didik sendiri agar peserta didik lebih mudah

dalam belajar Baca Tulis Al-Qur’an.27

Adapun signifikansi metode Basmalah adalah: hemat,

cepat, dan praktis.

1) Hemat: hanya terdiri dari beberapa kartu yang harganya sangat

terjangkau.

2) Praktis: dapat dibawa dan dipraktikkan di mana saja, baik

perorangan mauapun berkelompok.

3) Simple: dengan memahami satu atau dua kartu (huruf), maka

dipastikan akan mampu mengaplikasikannya pada huruf lainnya.

26 Abi Rossamoon Lie’izzati Maula, BASMALAH: 45 menit bisa membaca

dan menulis Al-Qur’an, Jurnal Studi Al-Qur’an Universitas Negeri Jakarta V o l

. V I I N o . I (J a n u a r i 2 0 1 1), 66-67. 27 Monica Subastia dkk, Metode Bismillah Metode Belajar AlQur’an

Untuk Anak Tuna Rungu, Jurnal TARBIYATUNA Vol. 8 No. 2 (Desember, 2017),

119.

Page 43: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

37

4) Singkat: jika satu kartu dapat difahami dalam satu menit, maka

tidak lebih dari setengah jam, kita sudah dapat menguasai metode

Basmalah.

b. Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Basmalah untuk

remaja – dewasa.

1) Guru menuliskan huruf abjad lengkap, baik yang sudah berharokat

ataupun yang belum berharokat, kemudian mengajak santri dan

menyanyikannya dengan versi sholawat (untuk abatatsa) dan

istighfar (untuk alif ba’ ta’).

2) Guru mengambil kartu yang memiliki kemiripan tulisan.

3) Huruf-huruf tersebut dibaca fatkhah, kasroh, dhommah, lalu

tanwin, tanda baca panjang, dan tanda baca sukun atau tasydid.28

28 Abi Rossamoon Lie’izzati Maula, BASMALAH: 45 menit bisa membaca

dan menulis Al-Qur’an, Jurnal Studi Al-Qur’an Universitas Negeri Jakarta V o l

. V I I N o . I (J a n u a r i 2 0 1 1), 71.

Page 44: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan jenis Penelitian

Dalam penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis, gambar dan bukan angka, yang mana data dipeoleh

dari orang dan prilaku yang yang dapat diamati melalui wawancara, observasi

dan dokumentasi, maka peneliti menganalisa dengan cara metode kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik,

dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah.1

Apabila dilihat dari segi tempat penelitian, maka penelitian ini

termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research) yang berusaha

meneliti atau melakukan studi observasi. Peneliti memilih jenis penelitian

field research karena penelitian tentang kombinasi Metode An-Nahdliyah

dengan Metode BASMALAH Pada Ekstrakurikuler BTQ Kelas VII di SMP

1 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2016), 6.

Page 45: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

39

Negeri 1 Mlarak Ponorogo tidak hanya cukup dengan kajian teori saja, perlu

penelitian langsung ke lokasi yang diteliti, yang dikenal dengan istilah

observasi dan menggunakan pendekatan yang sistematis yang disebut

kualitatif. Dengan demikian data konkrit dari data primer dan sekunder yang

diperoleh benar-benar dapat dipertanggungjawabkan sebagai kesimpulan

akhir dari hasil penelitian.

B. Kehadiran peneliti

Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan

berperanserta, dengan pengamatan berperan serta ini peneliti memperoleh

kesempatan mengadakan pengamatan. Pengamatan berperanserta pada

dasarnya berarti mengadakan pengamatan dan mendengarkan secara

secermat mungkin sampai pada yang sekecil-kecilnya sekalipun.

Sebagai pengamat, peneliti berperanserta dalam kehidupan sehari-hari

subjeknya pada setiap situasi yang diinginkannya untuk dapat dipahaminya.

Jadi jelas tidak pada seluruh peristiwa ia perlu berperanserta. 2

C. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di SMP Negeri 1 Kecamatan Mlarak

Ponorogo didirikan pada Tahun 1982, di atas tanah seluas 10.166 m2 dengan

alamat Jalan Raya Mlarak No 2, Desa Joresan, Kecamatan Mlarak kabupaten

2 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2016), 164.

Page 46: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

40

Ponorogo yang merupakan satu-satunya Sekolah Menengah Pertama Negeri

yang berada di kecamatan Mlarak.

Peneliti memilih lokasi tersebut karena melihat walaupun sekolah ini

adalah basicnya bukan sekolah agama tetapi sekolah ini banyak melakukan

kegiatan keagamaan yang dapat menunjang pendidikan agama peserta

didiknya, salah satunya kegiatan BTQ pada kelas VII yang baru berjalan

sekitar 2 tahun dan sudah menjadi ekstrakurikuler wajib pada kelas VII. Pada

kegiatan ekstrakurikuler ini, guru BTQ dalam pembelajaran Al-Qur’an

mengkombinasikan dua metode sekaligus yaitu metode An-Nahdliyah dan

metode BASMALAH yang menekankan agar peserta didiknya dapat lebih

mudah belajar dan memahami baca tulis Al-Qur’an.

D. Data dan Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan

tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.3

Sehingga beberapa sumber data yang dimanfaatkan dalam penelitian ini

meliputi:

1. Sumber data utama (primer) yaitu sumber data yang di ambil peneliti

melalui wawancara dan observasi. Sumber data manusia meliputi:

3 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2016), 157.

Page 47: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

41

a. Kepala SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo (melalui wawancara), karena

kepala Sekolah ialah orang yang paling berpengaruh dalam

perkembangan pendidikan di lembaga yang dipimpinnya.

b. Guru Ekstrakurikuler BTQ di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo

(melalui wawancara), karena dengan mewancarainya peneliti dapat

mengetahui bagaimana pelaksanaan Ekstrakurikuler BTQ kelas VII di

SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo.

c. Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo (melalui

wawancara), karena dengan mewancarainya peneliti dapat

mengetahui bagaimana pelaksanaan BTQ dan perkembangan yang

dirasakan siswa kelas VII pada saat mengikuti kegiatan

Ekstrakurikuler BTQ.

2. Sumber data tambahan (sekunder), yaitu sumber data di luar kata-kata dan

dan tindakan yakni sumber data tertulis, antara lain:

a. Profil SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo

b. Data guru-guru Ekstrakurikuler Keagamaan kelas VII

c. Data siswa BTQ kelas VII

d. Foto-foto kegiatan ekstrakurikuler BTQ kelas VII

Page 48: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

42

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang benar dan akurat dalam penelitian ini,

maka peneliti menggunakan beberapa teknik yang antara lain sebagai berikut:

1. Teknik Observasi

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan orang yang

diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil

melakkan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan

dengan sumber data dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi

partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan

sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.4

Observasi ini peneliti lakukan untuk memperoleh data berkaitan

dengan kegiatan ekstrakurikuler BTQ. Mulai persiapan pembelajaran,

proses pembelajaran ekstrakurikuler BTQ, evaluasi pembelajaran Al-

Qur’an siswa kelas VII dan apa saja faktor pendukung dan penghambat

pelaksanaan Metode An-Nahdliyah dan Metode BASMALAH Pada

Ekstrakurikuler BTQ Kelas VII di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo.

2. Teknik wawancara

Wawancara dalam konteks penelitian kualitatif adalah sebuah proses

interaksi komunikasi yang dilakukan oleh setidaknya dua orang, atas dasar

ketersediaan dan dalam setting alamiah, dimana arah pembicaraan

4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung

: Alfabeta, 2016), 227.

Page 49: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

43

mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan dengan mengedepankan

trust sebagai landasan utama dalam proses memahami.5

Wawancara penelitian ini menggunakan jenis wawancara

semiterstruktur. Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-

dept interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas. Tujuan dari

wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih

terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-

idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara

teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.6

Data yang digali dari wawancara ini berkaitan dengan latar belakang

dilaksanakannya BTQ bagi kelas VII di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo,

bagaimana pelaksanaan metode An-Nahdliyah dan metode BASMALAH

pada Eekstrakurikuler BTQ kelas VII, serta mengetahui faktor-faktor

pendukung dan penghambat pada kegiatan ekstrakurikuler BTQ. Untuk

mendapat data tersebut maka peneliti akan mewawancarai beberapa

narasumber di antaranya :

a. Kepala SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo (melalui wawancara), karena

kepala Sekolah ialah orang yang paling berpengaruh dalam

perkembangan pendidikan di lembaga yang dipimpinnya.

5 Umar Sidiq dkk, Metode Penelitian Kualitatif Di Bidang Pendidikan,

(Ponorogo : CV. Nata Karya, 2019), 61-62. 6 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung

: Alfabeta, 2016), 233.

Page 50: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

44

b. Guru Ekstrakurikuler BTQ di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo (melalui

wawancara), karena dengan mewancarainya peneliti dapat mengetahui

semua yang berkaitan dengan Ekstrakurikuler BTQ kelas VII di SMP

Negeri 1 Mlarak Ponorogo lebih detail lagi.

c. Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo (melalui wawancara),

karena dengan mewancarainya peneliti dapat mengetahui bagaimana

pelaksanaan BTQ dan perkembangan yang dirasakan siswa kelas VII

pada saat mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler BTQ.

3. Teknik Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang.7 Dalam penelitian kualitatif, dokumen merupakan

pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. studi

dokumentasi yaitu mengumpukan dokumen dan data-data yang diperlukan

dalam permasalahan penelitian, lalu ditelaah secara mendalam sehingga

dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu

kejadian.8

7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung

: Alfabeta, 2016), 240. 8 Umar Sidiq dkk, Metode Penelitian Kualitatif Di Bidang Pendidikan,

(Ponorogo : CV. Nata Karya, 2019), 73-74.

Page 51: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

45

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kulitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai di lapangan.

Dalam hal ini Nasution menyatakan “Analisis telah mulai sejak

merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan

berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi

pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin teori yang

“grounded”. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih

difokuskan selama proses dilapangan bersamaan dengan pengumpulan

data. Dalam kenyataannya, analisis data kualitatif berlangsung selama

proses pengumpulan data dari pada setelah selesai pengumpulan data.

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber,

dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam

(triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh.

Analisis data dicari dan diusun secara sistematis dari data yang diperoleh

dari hasi wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-

unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, serta membuat kesimpulan sehingga

mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik analisis

model Miles dan Huberman. Miles dan Huberman mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

Page 52: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

46

berlangsung secara terus menerus sampai datanya tuntas, sehingga datanya

sudah jenuh. Langkah-langkah analisis model Miles dan Huberman

ditunjukkan pada gambar berikut :9

Oleh karena itu, setelah memperoleh data dari hasil observasi,

wawancara dan dokumentasi, maka peneliti akan menggambarkan dengan

jelas fenomena yang ada pada ekstrakurikuler BTQ di SMP Negeri 1

Mlarak Ponorogo, meliputi apa yang melatarbelakangi dilaksanakannya

ekstrakurikuler BTQ kelas VII, bagaimana pelaksanaan metode An-

Nahdliyah dan metode BASMALAH pada ekstrakurikuler BTQ kelas VII,

faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan metode An-Nahdliyah dan

metode BASMALAH pada ekstrakurikuler BTQ, serta mengetahui tingkat

keberhasilan siswa kelas VII. Dengan cara memadukan hasil obsevasi dari

9 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung :

Alfabeta, 2016), 243-247

Data Display

(Penyajian

data)

Conclusions :

Verifying

(Kesimpulan

: penarikan

verifikasi)

Data reduction

(Reduksi data)

Data Collection

(Pengumpulan

data)

Page 53: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

47

peneliti, hasil wawancara dengan berbagai macam komponen dan

dokumen terkait yang didapat, jika data yang diperoleh sesuai dengan tiga

hal di atas, maka data itu valid. Tetapi jika terdapat data yang tidak ada

kesesuaian dengan salah satunya, maka perlu diadakan penelitian ulang

untuk memperoleh keabsahan data.

G. Pengecekan Keabsahan Temuan

Data yang sudah di dapat dari hasil penelitian, kemudian dilakukan

proses triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data

yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan

sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data

dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang

sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data

dengan berbagai teknik pengumplan data dan berbagai sumber data.

Mathinson mengemukakan bahwa “nilai dari teknik pengumpulan

data dengan triangulasi adalah untuk mengetahui data yang diperoleh

convergent (meluas), tidak konsisten atau kontrakdiksi. Oleh karena itu

dengan menggunakan teknik triangulasi dalam pengmpulan data, maka

data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas, dan pasti.10

Teknik triangulasi yang yang paling banyak digunakan ialah

pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denzin membedakan empat macam

10 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung

: Alfabeta, 2016), 241.

Page 54: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

48

triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan

sumber, metode, penyidik, dan teori. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan triangulasi dengan sumber.

Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek

balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu

dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai

dengan jalan :

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan

apa yang dikatakannya secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang

berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang

pemerintahan.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

Penelitian dengan teknik triangulasi dengan sumber ini diharapkan

bahwa hasil pembandingan tersebut merupakan kesamaan pandangan,

pendapat, atau pemikiran.11

11 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2016), 330-331.

Page 55: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

49

H. Tahap-tahapan Penelitian

Tahap-tahap penelitian dalam penelitian kualitatif secara umum ada

tiga tahap antara lain :

a. Tahap Pra lapangan

Ada enam tahap yang harus dilakukan oleh peneliti, dalam tahapan ini

ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami, yaitu etika

penelitian lapangan. Enam tahapan tersebut, antara lain adalah menyusun

rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan

penelitian, menjajaki dan menilai lokasi penelitian, memilih dan

memanfaatkan informan, dan menyiapkan perlengkapan penelitian.

b. Tahap Pekerjaan lapangan

Tahap pekerjaan lapangan dibagi atas tiga bagian, yaitu:

1) Mengetahui latar penelitian dan persiapan diri.

2) Memasuki lapangan.

3) Berperan serta sambil mengumpulkan data.

c. Tahap analisis data

Tahap analisis data, yaitu kegiatan menganalisis secara keseluruhan data

yang diperoleh selama penelitian di lapangan kemudian menyimpulkan

hasil penelitian dalam bentuk laporan hasil penelitian. Tahap analisis data

ini dilaksanakan langsung di lapangan bersama-sama dengan

pengumpulan data.12

12 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2016), 127-149.

Page 56: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

50

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN

A. Deskripsi Data Umum

1. Letak Geografis SMP Negeri 1 Mlarak

Lokasi ini bertempat di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo. SMP

ini merupakan satu-satunya SMP Negeri di kecamatan Mlarak yang

berlokasi di Jl. Raya Mlarak nomor 2 desa Joresan kecamatan Mlarak

kabupaten Ponorogo, didirikan sejak tahun 1982 diatas tanah seluas

10.166.5 m².1

2. Profil, Visi, Misi, dan Tujuan SMP Negeri 1 Mlarak

a. Profil singkat

Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Mlarak ini berdiri pada

tahun 1982 dan mendapatkan izin operasional ditahun yang sama.

Awalnya pelaksanaan KBM siswa SMP Negeri 1 Mlarak ini

dilaksanakan di SDN Kaponan yang masih satu kecamatan

dikarenakan belum adanya gedung ataupun fasilitas milik sendiri,

hal demikian berlangsung selama dua tahun lamanya. Baru di tahun

1984 SMP Negeri 1 Mlarak bisa memiliki gedung sekolah sendiri

yang bertempat di Jl. Raya Mlarak nomor 2 desa Joresan

kecamatan Mlarak kabupaten Ponorogo.

1 Lihat temuan data penelitian dalam bentuk dokumen nomor 01/D/19-

2/2020

Page 57: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

51

SMP Negeri 1 Mlarak ini merupakan satu kesatuan dengan SMP 4

Ponorogo. Bisa dikatakan SMP Negeri 1 Mlarak merupakan

cabang dari SMP 4 Ponorogo. Pada masa itu pendidik di SMP

Negeri 1 Mlarak berjumlah sebanyak 12 orang guru yaitu :

1. Solekan (kepala sekolah pertama)

2. Ahmad Shodiq

3. Bibit Mujianto

4. Kuswandi

5. Jahidi

6. Nanik

7. Kartatik

8. Sri Harini

9. Darul Khoiri

10. Suyatno

11. Martin

12. Sahuri

Ke 12 guru tersebut mendidik 135 siswa SMP Negeri 1 Mlarak

dan perlahan megalami peningkatan dan perkembangan hingga

saat ini.2

2 Lihat temuan data penelitian dalam bentuk dokumen nomor 02/D/19-

2/2020

Page 58: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

52

b. Visi

Berprestasi, terampil dan berkepribadian yang berlandaskan iman

dan taqwa

Indikator Visi:

a) Berprestasi di bidang akademik

b) Berprestasi di bidang non-akademik

c) Mempunyai budi pekerti luhur

d) Terlaksananya Kegiatan Iman dan Taqwa

c. Misi

a) Mewujudkan sekolah sebagai pusat pendidikan dalam

mengembangkan logika, etika, estetika, dan praktek untuk

membentuk manusia Indonesia seutuhnya.

b) Mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif sehingga

mampu mendorong peserta didik untuk belajar rajin, berkreasi,

berkarya dan berinovasi untuk bekal masa depannya.

c) Mendidik, melatih, membimbing dan membina peserta didik

untuk gemar membaca, belajar dan bekerja, berlatih dalam

berkarya sehingga mampu mengembangkan potensi diri dan

lingkungannya sebagai kader bangsa dan berkompetensi dalam

era globalisasi dengan menjujung tinggi nilai-nilai agama.

d) Membimbing dan melatih peserta didik berorganisasi untuk

menjadi kader bangsa yang tangguh dan berkualitas.

Page 59: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

53

e) Meningkatkan pembelajaran, memenuhi sarana prasarana

dengan skala prioritas untuk menunjang peningkatan nilai akhir

tahun pelajaran.

f) Mengembangkan budaya lokal dan nasional melalui kesenian

tradisional dan modern.

g) Melaksanakan Budaya hidup bersih dan sehat sebagai wujud

pelestarian terhadap lingkungan.

d. Tujuan

1) Tujuan Jangka panjang

a) Memiliki Kurikulum yang dilengkapi dengan silabus

dan sistem penilaian yang berwawasan lingkungan

b) Semua guru melaksanakan penilaian pembelajaran secara

rutin dan terprogram

c) Meraih kejuaraan dalam lomba akademik tingkat

kabupaten, propinsi maupun nasional

d) Meraih kejuaraan pada kompetisi dan lomba dibidang seni

dan olah raga ditingkat propinsi

e) Meraih kejuaraan pada lomba dibidang kreatifitas peserta

didik ditingkat Propinsi

f) Terpenuhinya sarana kegiatan pembelajaran dengan

perangkat TIK untuk guru dan peserta didik dalam jumlah

yang sesuai dengan kebutuhan

Page 60: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

54

g) Tersedianya sarana prasarana kegiatan olah raga dan seni

yang semakin lengkap dan sesuai dengan standar dan

berwawasan lingkungan

h) Peserta didik lulus 100% dengan nilai rata-rata 7,5 dan

termasuk 10 besar tingkat kabupaten.

i) Semua peserta didik dapat melanjutkan ke jenjang yang

lebih tinggi

j) Jumlah peserta didik yang diterima di sekolah Favorit

meningkat

k) Peserta didik tidak melanggar norma-norma susila dan

agama

l) Peserta didik menunjukkan perilaku yang sopan dan

bertutur kata yang santun.

m) Melaksanakan pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

yang berorientasi aktif, inovatif, interaktif, inspiratif,

kreatif, efektif, menyenangkan, gembira, berbobot dan

berwawasan Lingkungan

n) Peserta didik dari keluarga kurang mampu terbantu

kesulitannya

2) Tujuan Jangka Menengah

a) Memiliki Kurikulum lengkap dengan silabus dan system

penilaian

Page 61: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

55

b) Meraih kejuaraan dalam lomba akademik tingkat

kabupaten, propinsi maupun nasional.

c) Meraih kejuaraan pada kompetisi dan lomba dibidang seni

dan olah raga ditingkat kabupaten dan propinsi

d) Meraih kejuaraan pada lomba dibidang kreatifitas peserta

didik ditingkat kabupaten dan propinsi

e) Terpenuhinya sarana kegiatan pembelajaran dengan

perangkat TIK untuk guru dan peserta didik yang

berwawasan lingkungan

f) Tersedianya sarana prasarana kegiatan olah raga dan seni

yang semakin lengkap dan sesuai dengan standar yang

berwawasan lingkungan

g) Peserta didik lulus 100% dengan nilai rata-rata 7,45 dan

termasuk 10 besar tingkat kabupaten.

h) Semua peserta didik dapat melanjutkan ke jenjang yang

lebih tinggi

i) Jumlah peserta didik yang diterima di sekolah Favorit

meningkat

j) Peserta didik bebas dari pelanggaran norma-norma susila

dan agama

k) Peserta didik menunjukkan perilaku yang sopan dan

bertutur kata yang santun kepada para pendidik, orang tua,

dan sesama teman

Page 62: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

56

l) Melaksanakan pembelajaran berorentasi pada saintifik

dengan mengembangkan pembelajaran berbasis CTL

dengan nuansa aktif, inovatif, interaktif, inspiratif, kreatif,

efektif, menyenangkan, gembira, berbobot yang

berwawasan lingkungan

m) Peserta didik dari keluarga kurang mampu terbantu

kesulitannya

3) Tujuan Jangka Pendek

a) Memiliki Kurikulum lengkap dengan silabus dan system

penilaian yang berwawasan lingkungan

b) Meraih kejuaraan dalam lomba akademik tingkat

Kabupaten, dan Provinsi.

c) Meraih kejuaraan pada kompetisi dan lomba di bidang seni

dan olah raga di tingkat Kabupaten.

d) Meraih kejuaraan pada lomba dibidang kreatifitas peserta

didik ditingkat Kabupaten

e) Peserta didik lulus 100%

f) Semua peserta didik dapat melanjutkan ke jenjang yang

lebih tinggi

g) Jumlah peserta didik yang diterima di sekolah faforit

meningkat

h) Peserta didik bebas dari pelanggaran norma-norma susila

dan agama

Page 63: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

57

i) Peserta didik menunjukkan perilaku yang sopan dan

bertutur kata yang santun kepada para pendidik, orang tua,

dan sesama teman

j) Melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan

ilmiah (scientific) berbasis penelitian/penelitian

(discovery/incuiry learning) untuk menghasilkan karya

kontekstual dan menghasilkan karya berbasis pemecahan

masalah (project based learning)

k) Peserta didik dari keluarga kurang mampu terbantu

kesulitannya 3

3. Keadaan guru ekstrakurikuler keagamaan dan siswa kelas VII di SMP

Negeri 1 Mlarak Ponorogo.

Tabel 4.1 Keadaan guru ekstrakurikuler keagamaan SMP Negeri 1

Mlarak Poorogo.

NO NAMA USTAD PENDAMPING

EKSTRAKURIKULER

1 Khoirul Anwar Ekstrakurikuler Tilawah

2 Imam Suhadi Ekstrakurikuler Tahsin

3 Sa’dulloh Ekstrakurikuler Tahfidz 1

4 Imam Mutajudin Ekstrakurikuler Tahfidz 2

5 Zainal Abidin Ekstrakurikuler BTQ

6 Toni Wibowo Ekstrakurikuler Kalighrafi

3 Lihat temuan data penelitian dalam bentuk dokumen nomor 03/D/19-

2/2020

Page 64: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

58

Guru ekstrakurikuler keagamaan ada 6 guru, 2 guru merupakan guru

PAI di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo yaitu Bapak Zainal Abidin dan

Bapak Toni Wibowo. sedangkan 4 guru lainnya mendatangkan dari

luar.

Tabel 4.2 Data Umum siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo

No Nama Rombel Tingkat

Kelas

Jumlah Siswa

L P Total

1 Kelas 7A 7 20 12 32

2 Kelas 7B 7 20 12 32

3 Kelas 7C 7 20 12 32

4 Kelas 7D 7 16 8 24

5 Kelas 7E 7 14 10 24

Jumlah siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo pada

tahun pelajaran 2019/2020 sebanyak 144 siswa.4

Tabel 4.3 Data siswa ekstrakurikuler BTQ kelas VII SMP Negeri 1

Mlarak Ponorogo

NO NAMA SISWA KELAS

1 Agus Saputra VII E

2 Amelia Muliana VII E

3 Andika Ardahani VII C

4 Anis Susilowati VII C

4 Lihat temuan data penelitian dalam bentuk dokumen nomor 05/D/19-

2/2020

Page 65: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

59

5 Arif Maulana VII B

6 Aulia Alfathan Haris VII C

7 Bayu Irawan Al Habibie VII C

8 Bima Dwi Andhika VII B

9 Cantika Juwita Hayu VII D

10 Dimas Rangga Ricahya VII C

11 Dimas Setiawan VII D

12 Doni Wahyono VII B

13 Erik Febriyana Sahrul VII E

14 Evlyentan Destya Yodja VII D

15 Faizal Hayunaji Tanjung VII B

16 Faridatul Khasanah VII E

17 Fitria Icca Erlitasari VII C

18 Gunturarya Putra VII C

19 Hendra Triyanto VII D

20 Juli Nurul Syahfitri VII C

21 Kevin Andrian VII D

22 M. Adi Surya Saputra VII C

23 Mahardika Try Sekti Armaji VII B

24 Makaella Nadya Zahwa VII E

25 Naufal Damar Virga VII A

26 Niko Beni Fibiansyah VII B

27 Novan Elo Elegarrobi VII C

28 Nurdhiansyah VII D

29 Reza Amru Febrianto VII D

30 Suci Kusuma Widyawati VII E

31 Thomas Verdi Andika VII C

32 Tri Yuli Nursanto VII C

33 Yoan Rafli Nurendra VII B

34 Yoga Dwi Bagus VII C

Page 66: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

60

35 Zulfian VII E

B. Deskripsi Data Khusus

1. Data latarbelakang dilaksanakannya ekstrakurikuler BTQ kelas

VII di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo

Setiap lembaga pendidikan baik itu pendidikan formal maupun

non formal pasti memiliki tujuan agar para peserta didiknya dapat

mencapai keberhasilan dalam belajar sehingga dapat mencapai apa

yang diharapkan terlebih lagi bisa mendapatkan kebahagiaan dunia dan

akhirat. Demikian juga dengan SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo yang

juga mengharapkan agar lulusan SMP Negeri 1 Mlarak mendapatkan

ilmu yang bermanfaat, memiliki akhlak yang baik, serta pengamalan

agama yang baik pula.

Dengan demikian maka pendidikan agama merupakan hal

paling utama, meskipun sekolah ini bukan berbasic keagamaan namun

sekolah telah melaksanakan kebijakan-kebijakan demi terciptanya

lingkungan agamis di sekolah, salah satuya dengan diadakannya

kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, salah satunya adalah

ekstrakurikuler BTQ yang dilaksanakan setiap hari Rabu dan Kamis

setelah kegiatan pembelajaran selesai.

Sebagaimana hasil wawancara saya dengan bapak Edy

Suprianto, M.Pd. selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 Mlarak

Ponorogo, yaitu sebagai berikut :

Page 67: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

61

“Ekstrakurikuler BTQ sudah dilaksanakan sejak 2017, dan ini

memasuki tahun ke 3. Siswa masuk setiap Rabu dan kamis setelah

pelajaran selesai.”5

Dari permasalahan kurangnya kemampuan baca tulis Al-Qur’an

siswa kelas VII maka kegiatan ekstrakurikuler BTQ di SMP Negeri 1

Mlarak Ponorogo menjadikan ekstrakurikuler BTQ sebagai

ekstrakurikuler wajib bagi kelas VII.

Dari hasil wawancara saya dengan bapak Zainal Abidin selaku

guru PAI sekaligus guru BTQ SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo, beliau

menyatakan :

“Pada waktu itu, yang terlibat pertama kali mengawali adanya

ekstrakurikuler keagamaan di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo

adalah kami guru PAI di SMP Negeri ini, yaitu saya sendiri,

bapak Ma’ruf, dan bapak Toni. Namun pada akhirnya ada

pelebaran kelas, maka kami mengambil tiga ustad dari luar

untuk mengajari siswa disini. Yaitu dua ustad tahfidz dan satu

ustad tilawah.”6

Dari situlah akhirnya dibentuklah tim khusus untuk

bermusyawarah menentukan metode yang cocok bagi siswa

eksrakurikuler BTQ agar siswa dapat lebih mudah dan cepat belajar

baca tulis Al-Qur’an, hingga pada akhirnya terpilihlah pembelajaran

Al-Qur’an dengan metode An-Nahdliyah dan metode BASMALAH.

Dengan menggunakan dua metode sekaligus ini, besar harapan dan

kemungkinan bahwa pembelajaran Al-Qur’an menjadi lebih

5 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

01/W/19-2/2020. 6 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

03/W/26-2/2020.

Page 68: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

62

menyenangkan dengan tetap memperhatikan tujuan utamanya yaitu

siswa kelas VII bisa memiliki kemampuan baca tulis Al-Qur’an yang

baik.

Sebagaimana hasil wawancara saya dengan bapak Edy

Suprianto, M.Pd. selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 Mlarak

Ponorogo, yaitu sebagai berikut :

“Karena kelas VII itu kan ada yang di SD nya belum bisa

mengaji ada yang belum. Kadang anak cocok dengan metode

ini, tetapi sebagian anak ada yang tidak cocok dengan metode

ini. Jadi diperlukan metode An-Nahdliyah dan juga Basmallah.

Ini cerita awalnya bermula dari tim bertemu yaitu saya, Pak

Ma’ruf, Pak Zainal, dan Pak Toni, kami bermusyawarah untuk

mencari metode yang sesuai dengan anak untuk

mengembangkan kemampuan baca tulis Al-Qur’an. Dengan

harapan lulusannya juga pandai dalam agama terutama Al-

Qur’an.”7

Hal tersebut juga diungkapkan oleh guru PAI yaitu bapak Drs.

Ma’ruf yang mengatakan :

“Dikarenakan input SMP ini adalah output dari SD yang banyak

dari mereka belum memiliki kemampuan baca tulis Al-Qur’an,

mereka masuk SMP ini belum bisa baca tulis Al-Qur’an

sedangkan tuntutan kurikulum muatannya salah satunya adalah

menuntut siswa agar mampu membaca Al-Qur’an dengan fasih

dan benar. Karenanya siswa mengalami kesulitan, baca tulis Al-

Qur’an saja belum kenal, sedangkan di SMP mata pelajaran PAI

sudah banyak dalilnya. Bagi mereka yang belum mengenali

huruf hijaiyah pastilah kesulitan, oleh karena itu setelah

musyawarah dengan tim bersama kepala sekolah, maka

dipilihlah metode An-Nahdliyah dan metode BASMALAH

serta mewajibkan ekstrakurikuler BTQ bagi kelas VII.”8

7 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

01/W/19-2/2020

8 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

02/W/26-2/2020

Page 69: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

63

Hal tersebut juga dikuatkan oleh ungkapan guru BTQ yaitu

bapak Zainal Abidin yang mengatakan :

“Karena banyaknya lulusan SMP Negeri 1 Mlarak yang tidak

bisa mengaji, dengan demikian kami mengharuskan siswa SMP

harus memiliki kemampuan baca tulis Al-Qur’an. Sedangkan

pemilihan metode BASMALAH itu kan sifatnya belajar Al-

Qur’an yang membuat siswa senang terlebih dahulu, setelah

siswa senang maka otomatis belajar Al-Qur’an menjadi lebih

mengasyikkan, sedangkan metode An-Nahdliyah itu merupakan

metode belajar Al-Qur’an berupa ketukan, ketukan itu untuk

masuk pada bacaan tajwidnya. ”9

Dengan dilaksanakannya ekstrakurikuler BTQ kelas VII di SMP

Negeri 1 Mlarak Ponorogo ini maka besar harapan bahwa

ekstrakurikuler ini dapat menunjang sekaligus meningkatkan

kemampuan siswa yang dalam hal ini untuk meningkatkan kemampuan

baca tulis Al-Qur’an siswa.

Dari jumlah 144 siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Mlarak ini

terdapat 35 siswa yang belum memiliki kemampuan baca tulis Al-

Qur’an sehingga 35 siswa dikategorikan masuk pada kelas BTQ yang

nantinya akan dibimbing oleh guru BTQ yaitu Bapak Zainal Abidin.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Zainal Abidin,

beliau menyatakan bahwa :

“Kelas VII secara keseluruhan ada 144 siswa. Namun hanya 35

siswa yang ada di kelas BTQ. penentuan 35 siswa tersebut

adalah melalui seleksi dari tes ekstrakurikuler keagamaan

pilihan unggulan yaitu ada ekstrakurikuler tilawah, tahfidz, dan

tahsin. Apabila ada siswa yang ternyata belum mampu dikelas

ekstrakurikuler tersebut maka solusinya adalah dimasukkan

dikelas BTQ. Jadi tingkatan ekstrakurikuler keagamaan di SMP

9 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

03/W/26-2/2020.

Page 70: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

64

Negeri 1 Mlarak adalah ke satu Tahfidz, ke dua tilawah, ke tiga

tahsin, ke empat kaligrafi. Dan bagi siswa yang belum mampu

baca tulis Al-Qur’an maka masuk dikelas BTQ.”10

Dengan demikian maka besar pengaruh pelaksanaan

ekstrakurikuler BTQ untuk membantu siswa untuk memiliki

kemampuan baca tulis Al-Qur’an. Terlebih lagi adanya dua metode

pembelajaran Al-Qur’an yaitu metode An-Nahdliyah dan metode

BASMALAH yang dianggap praktis, mudah, dan menyenangkan bagi

siswa yang belajar Al-Qur’an.

2. Data pelaksanaan metode An-Nahdliyah dan metode BASMALAH

pada ekstrakurikuler BTQ kelas VII di SMP Negeri 1 Mlarak

Ponorogo

Metode merupakan komponen penting yang sangat berpengaruh

pada keberhasilan proses belajar mengajar. Awal mula dipilihnya

metode An-Nahdliyah dan metode BASMALAH dalam pembelajaran

Al-Qur’an adalah melalui musyawarah tim. Pada saat itu yang terlibat

adalah kepala sekolah beserta tiga guru PAI SMP Negeri 1 Mlarak

Ponorogo.

Adapun pelaksanaan metode An-Nahdliyah dengan metode

BASMALAH pada ekstrakurikuler BTQ kelas VII di SMP Negeri 1

Mlarak Ponorogo antara lain sebagai berikut :

10 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

03/W/26-2/2020

Page 71: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

65

1) Persiapan pembelajaran

Pada persiapan pembelajaran ini, guru menyiapkan materi

berdasarkan apa yang sudah dipelajari dalam buku pedoman pengajaran

metode An-Nahdliyah, serta menyiapkan kartu simulasi huruf hijaiyah

yang digunakan untuk metode BASMALAH.

Gambar 4.1 Persiapan pembelajaran metode An-Nahdliyah dan metode

BASMALAH

Page 72: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

66

2) Proses pembelajaran

Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :

a. Setelah bel tanda masuk ekstrakurikuler BTQ (pukul 13.30) semua

siswa sudah berada diruang kelas ekstrakurikuler BTQ yaitu dikelas

VIII E sambil menunggu kedatangan bapak guru.

b. Ketika guru sampai dikelas, siswa duduk tenang dan guru mengucapkan

salam.

c. Sebelum pembelajaran dimulai, guru dan siswa bersama-sama

membaca do’a.

d. Setelah berdo’a guru memandu hafalan surat pendek dan dilantunkan

dengan bersama-sama. (pukul 13.30 – 13.40 WIB)

Gambar 4.2 proses pembelajaran (Guru dan siswa berdoa dan

menghafal surat pendek bersama)

Page 73: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

67

e. Setelah menghafal surat pendek, guru mengatur semua siswa untuk

duduk didepan kelas membentuk barisan 3 banjar, kemudian guru

membagikan kartu bertuliskan satu huruf hijaiyah pada masing-masing

kartu dan dibagikan secara acak. (pukul 13.40 – 13.50 WIB)

Gambar 4.3 Guru menunjuukkan kartu hijaiyah

Page 74: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

68

f. Guru pada saat ini sedang menggunakan metode BASMALAH (Belajar

Al-Qur’an Sambil Bermain Agar lebih Asyik dan Mudah), guru

menyampaikan tata cara permainan ini, guru menjelaskan bahwa ketika

disebutkan huruf hijaiyahnya oleh guru, maka siswa tersebut

diharuskan mengangkat tangan kanannya dan menunjukkan kartu

simulasi huruf hijaiyahnya. Kalau jawabannya benar, maka siswa

tersebut diperkenankan untuk duduk kembali ditempatnya. Demikian

seterusnya, jadi metode ini memang metode yang cukup praktis dan

tidak memerlukan waktu yang banyak, ini dilakukan dibagian awal

pembelajaran agar supaya siswa merasa senang dulu terhadap apa yang

akan mereka pelajari.

Guru BTQ yaitu bapak Zainal Abidin mengatakan :

“Pemilihan metode BASMALAH itu kan sifatnya belajar Al-

Qur’an yang membuat siswa senang terlebih dahulu, setelah

Page 75: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

69

siswa senang maka otomatis belajar Al-Qur’an menjadi lebih

mengasyikkan.”11

g. Setelah permainan selesai, guru menulis untuk jilid 2 dan 4 dipapan

tulis, ini disesuaikan dari tingkat kemampuan membaca Al-Qur’an

siswa. (pukul 13.50 – 13.53 WIB). Seperti yang dikatakan oleh bapak

Zainal Abidin, yaitu :

“saya mengambil penulisan jilid 2 dan 4 tentunya juga melihat

kemampuan siswa, kalau dijilid 1 siswa baru mengenal huruf

hijaiyahnya saja, maka di jilid 2 siswa juga sudah mulai dilatih

untuk mengenal huruf hijaiyah yang bisa disambung dengan

huruf hijaiyah yang lain atau tidak. Dijilid 4 diperuntukkan bagi

siswa yang sedang jilid 4, 5, dan 6. kelihatannya mudah, tapi

ketika klasikal ternyata mereka kadang juga belum pas dengan

ketukan saya. Jadi metode An-Nahdliyah ini cocok sekali untuk

menyamakan bacaan. Kalau pendek ya dibaca pendek, panjang

ya dibaca panjang. Demikian kalau bertemu hukum-hukum

tajwid yang lain.”12

Gambar 4.4 Guru menulis di papan tulis persiapan klasikal metode An-

Nahdliyah

11 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

03/W/26-2/2020. 12 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

03/W/26-2/2020.

Page 76: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

70

h. Guru memandu siswa membaca tulisannya dipapan tulis (klasikal

metode An-Nahdliyah). (pukul 13.53 – 14.05 WIB)

Gambar 4.5 Klasikal metode An-Nahdliyah

Page 77: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

71

i. Setelah itu, siswa menulis dibuku tulis sesuai apa yang nantinya hendak

dibaca / melanjutkan halaman selanjutnya sesuai keterangan terakhir

dalam buku prestasi. (Pukul 14.05 – 14.15)

Gambar 4.6 Siswa menulis di buku tulis

j. Siswa yang sudah selesai menulis, mereka kemudian mengumpulkan

buku tulisnya sekaligus mengaji satu persatu berdasarkan urutan

pengumpulan bukunya.

k. Guru menyimak bacaan siswa. (pukul 14.15 – 15.30)

Page 78: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

72

Gambar 4.7 Guru menyimak bacaan siswa

l. Guru mengoreksi dan menilai tulisan siswa dan langsung

mengembalikannya. (pukul 14.15 – 15.30)

Page 79: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

73

Gambar 4.8 Guru mengoreksi tulisan siswa

m. Siswa yang sudah mengaji dan menulis diperkenankan untuk

menandatangani absen ekstrakurikuler BTQnya dan diperbolehkan

meninggalkan ruang kelas untuk menuju aula sekolah persiapan sholat

Asyar berjamaah.

Page 80: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

74

Gambar 4.9 Absensi siswa ekstrakurikuler BTQ

n. Setelah guru dan siswa selesai sholat berjamaah, barulah guru

memimpin do’a penutup, melantunkan surat Al-Asr dan sholawat

sebagai akhir kegiatan ekstrakurikuler.13

Pelaksanaan kombinasi metode An-Nahdliyah dengan metode

BASMALAH ini juga diperkuat dengan pernyataan guru BTQ yaitu

bapak Zainal Abidin dalam wawancara sebagai berikut:

13 Lihat temuan data penelitian dalam bentuk observasi nomor 01/O/26-

2/2020

Page 81: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

75

“Jadi setelah berdoa bersama, saya memandu hafalan surat

pendek siswa. Setelah menghafal surat pendek, saya mengatur

semua siswa untuk duduk didepan kelas membentuk barisan 3

banjar, kemudian saya bagikan kartu bertuliskan satu huruf

hijaiyah pada masing-masing kartu dan membagikannya secara

acak. Saya juga menyampaikan tata caranya, metode ini

memang metode yang cukup praktis dan tidak memerlukan

waktu yang banyak, kalau saya melakukannya di awal

pembelajaran agar supaya siswa merasa senang dulu terhadap

apa yang akan mereka pelajari. Setelah permainan metode

BASMALAH ini selesai, barulah saya menulis untuk jilid 2 dan

4 dipapan tulis, ini disesuaikan dari tingkat kemampuan

membaca Al-Qur’an siswa, Jadi papan tulis dibagi 2 bagian,

karena kelas BTQ itu campur, ada yang jilid 2,3,4, dan

seterusnya. Maka dari itu saya ambil penulisan untuk dibaca

bersamanya adalah jilid 2 dan 4. Barulah setelah siap saya

memandu siswa membaca tulisan dipapan tulis atau biasa

dikenal dengan klasikal metode An-Nahdliyah. Setelah itu, saya

suruh siswa menulis dibuku tulis sesuai apa yang nantinya

hendak dibaca atau melanjutkan halaman selanjutnya sesuai

keterangan terakhir dalam buku prestasi. Siswa yang sudah

selesai menulis, mereka kemudian mengumpulkan buku

tulisnya sekaligus mengaji satu persatu berdasarkan urutan

pengumpulan bukunya, Ini biar mereka tertib. Ketika saya

menyimak bacaan siswa, saya juga sekaligus mengoreksi dan

menilai tulisan siswa dan langsung mengembalikannya. Bagi

siswa yang sudah mengaji dan menulis langsung

menandatangani absen ekstrakurikuler BTQnya dan

diperbolehkan meninggalkan ruang kelas untuk menuju aula

sekolah persiapan sholat Asyar berjamaah. Nanti kegiatan

penutupnya itu setelah selesai sholat berjamaah, imam sholat

(guru) membaca do’a penutup, melantunkan surat Al-Asr dan

sholawat sebagai akhir kegiatan ekstrakurikuler.”14

Hal itu serupa dengan pernyataan siswa bernama Juli Nurul

Syahfitri kelas VII C yang mengatakan :

“Guru masuk, mengucap salam kemudian berdoa bersama dan

hafalan surat pendek, kemudian permainan kartu hijaiyah,

barulah kita mengaji bersama pakai ketukan dengan membaca

tulisan guru dipapan tulis. setelah itu kita masing-masing

menulis apa yang akan kita baca sesuai buku jilid kita, jadi

14 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

03/W/26-2/2020

Page 82: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

76

masing-masing beda-beda nulisnya. Kan jilid ngajinya masing-

masing juga beda. Setelah itu buku dikumpulkan, kita disimak

sambil guru mengoreksi tulisan kita dibuku. Baru kalau sudah

selesai membaca dan menulis, kami boleh tanda tangan hadir

dan meninggalkan kelas menuju aula sekolah untuk sholat

berjamaah.”15

3) Evaluasi

Evaluasi pembelajaran Al-Qur’an menggunakan kombinasi metode

An-Nahdliyah dengan metode BASMALAH ini dilakukan secara

kontinyu dan berkelanjutan, yaitu pada setiap siswa ketika selesai

membaca dan menulis yang dituliskan guru pada lembar prestasinya,

yang didalamnya tercantum tanggal, nama guru, halaman, nilai serta

tanda tangan guru. pada akhir semester juga dilakukan evaluasi dan

mencamtumkan nilai ekstrakurikuler keagamaan kedalam rapot.

Sebagaimana penjelasan guru BTQ yaitu bapak Zainal Abidin

yang mengatakan bahwa :

“evaluasi dilakukan secara kontinyu. Kartu prestasi siswa juga

merupakan evaluasi harian yang juga dinilai. Ada juga evaluasi

pada setiap akhir semester dengan ujian tulis. semua guru

ekstrakurikuler keagamaan melakukan evaluasi bersama yang

dituliskan kedalam rapot”16

Dari hasil penilaian tersebut maka akan diketahui peningkatan

kemampuan siswa terhadap pembelajaran Al-Qur’an yang sudah

dilakukan. Adapun hasil dari pelaksanaan metode An-Nahdliyah dan

15 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

04/W/27-2/2020 16 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

03/W/26-2/2020

Page 83: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

77

metode BASMALAH pada ekstrakurikuler kelas VII di SMP Negeri 1

Mlarak Ponorogo selama ini cukup bagus.

Sebagaimana hasil wawancara dengan guru BTQ yaitu bapak

Zainal Abidin yang mengatakan bahwa :

“Presentase yang minat dengan pelaksanaan kombinasi metode

An-Nahdliyah dengan metode BASMALAH cukup banyak, jadi

faktor keberhasilannya lebih banyak. Kemarin hasil dari voting

khusus kelas VII ada hampir 150 siswa itu 75% menunjang

kegiatan ekstrakurikuler BTQ.”17

Siswa sendiri juga merasa senang dengan metode pembelajaran

Al-Qur’an yang dilaksanakan oleh guru BTQ. Sebagaimana hasil

wawancara dengan siswa yang bernama Juli Nurul Shahfitri kelas VII

C yang mengatakan :

“pembelajarannya menarik, tidak membosankan.”18

Hal ini sama dengan hasil wawancara dengan siswa yang

bernama Anis Susilowati kelas VII C yang mengatakan :

“pembelajarannya menarik dan lebih mudah difahami.”19

Ada juga hasil wawancara dengan siswa yang bernama

Evlyentan Destya Yodja kelas VII D yang mengatakan :

“Menarik karena seru.”20

17 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

03/W/26-2/2020 18 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

04/W/27-2/2020 19 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

05/W/27-2/2020 20 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

06/W/11-3/2020

Page 84: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

78

Cantika Juwita Hayu kelas VII D juga mengatakan :

“Menarik karena tidak monoton dan bisa kompak membacanya

bersama teman-teman.”21

Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa dapat diambil

kesimpulan bahwa pembelajaran BTQ dengan menggunakan metode

An-Nahdliyah dan metode BASMALAH adalah menarik dan

menyenangkan sehingga proses pembelajaran menjadi lebih

mengasyikkan.

3. Data faktor – faktor pendukung dan penghambat dalam

pelaksanaan metode An-Nahdliyah dan metode BASMALAH pada

ekstrakurikuler BTQ kelas VII di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo

Adanya pembelajaran Al-Qur’an dengan menggunakan metode

An-Nahdliyah dengan metode BASMALAH pada Ekstrakurikuler

BTQ kelas VII di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo ini dalam prosesnya

pasti memiliki faktor pendukung dan penghambatnya.

Hal ini sebagaimana hasil wawancara dengan kepala sekolah

yaitu bapak Edy Suprianto, M.Pd. yang mengatakan bahwa :

“Faktor pendukung kegiatan ekstrakurikuler BTQ ini adalah 1)

siswa sudah memiliki bekal pembelajaran Al-Qur’an diluar

sekolah, 2) terfasilitasi jilid dan prestasinya, 3) guru BTQ yang

mumpuni. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu 1) minat

21 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

07/W/11-3/2020

Page 85: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

79

siswa yang tidak konsisten, 2) masih ada satu atau dua siswa

yang membolos kegiatan ekstrakurikuler BTQ.”22

Selain itu, bapak Zainal Abidin juga mengatakan bahwa :

“Faktor pendukungnya yaitu waktu disiapkan dari sekolahan,

Fasilitas ada (prestasi, jilid An-Nahdliyah, dan alat penunjang

yang lainnya), kalau penghambatnya ya ada siswa membolos,

siswa malas, siswa yang cenderung tidak mampu baca tulis Al-

Qur’an juga membolos, tapi itu dalam satu kelas ada dua sampai

tiga siswa yang tidak ikut ekstrakurikuler BTQ, presentasenya

masih banyak yang minat jadi faktor keberhasilannya lebih

tinggi.”23

Selain dari guru BTQ juga ada siswa bernama Evlyentan Destya

Yodja kelas VII D yang mengatakan :

“Faktor pendukungnya yaitu guru BTQnya baik dan ramah,

disediakan jilid dan prestasi juga dari sekolah, kalau faktor

penghambat itu kadang teman-teman yang sudah selesai

menulis ketika menunggu panggilan pak guru untuk mengaji,

mereka ramai sendiri. suasana kelas menjadi ramai.”24

Hal yang sama juga diungkakan oleh Anis Susilowati kelas VII

C yang mengatakan :

“Faktor pendukungnya yaitu disediakan jilid dan prestasi dari

sekolah, kalau faktor penghambat itu masih ada teman yang

tidak ikut ekstrakurikuler BTQ.”25

22 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

01/W/19-2/2020 23 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

03/W/26-2/2020 24 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

06/W/11-3/2020 25 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

05/W/27-2/2020

Page 86: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

80

Berdasarkan hasil wawancara, siswa bernama Makaella Nadya

Zahwa kelas VII E mengatakan :

“Faktor pendukungnya yaitu buku pestasi dan jilid disediakan

sekolah. kalau faktor penghambat dari saya pribadi, motivasi

saya kurang karena bacaan mengaji saya belum baik.”26

Ada juga siswa bernama Faridatul Kasanah kelas VII E yang

mengatakan :

“Faktor pendukungnya yaitu buku pestasi dan jilid disediakan

sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler BTQ ini gratis. kalau

faktor penghambatnya itu masih ada beberapa yang tidak

mengikuti ekstrakurikuler BTQ.”27

Dari penjelasan tesebut, faktor pendukung yang paling dominan

adalah disediakannya fasilitas jilid dan prestasi bagi siswa. Sedangkan

faktor penghambatnya adalah motivasi siswa yang kurang serta masih

adanya siswa yang membolos pada kegiatan ekstrakurikuler BTQ.

Untuk mengatasi hal tersebut guru senantiasa menasihati dan

menyemangati siswa untuk senantiasa semangat belajar dan bagi siswa

yang tidak mengikuti ekstrakurikuler maka siswa tersebut diberi sanksi

berupa hafalan surat dalam juz 30 juga menulis pernyataan yang berisi

berjanji untuk tidak mengulangi kesalahannya lagi.

26 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

08/W/12-3/2020 27 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

09/W/12-3/2020

Page 87: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

81

Hal demikian sama dengan pernyataan bapak Zainal Abidin,

yaitu :

“Kalau ada yang melanggar peraturan, maka paginya siswa itu

dipanggil untuk diberi sanksi berupa menghafalkan beberapa

surat juz 30, bisa baca atau tidak tetap harus menghafal. Siswa

juga diminta membuat surat pernyataan berjanji untuk tidak

mengulangi lagi kesalahannya”28

Hasil wawancara dengan Cantika Juwita Hayu juga mengatakan

hal yang sama, yaitu :

“Guru memberi sanksi siswa yang membolos dengan menulis

surat pernyataan berjanji tidak mengulangi perbuatannya

lagi.”29

Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa sekolah sudah

berupaya untuk memberikan yang terbaik untuk siswanya, seperti

memfasilitasi pembelajaran BTQ, guru yang senantiasa membimbing

dan juga bisa menegur dengan kasih sayang seperti memberi sanksi

dengan hafalan surat pilihan dalam juz 30 dan menulis surat pernyataan

agar dapat memberikan efek jera.

28 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

03/W/26-2/2020 29 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

07/W/11-3/2020

Page 88: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

82

4. Data tingkat keberhasilan pelaksanaan metode An-Nahdliyah dan

metode BASMALAH pada ekstrakurikuler BTQ kelas VII di SMP

Negeri 1 Mlarak Ponorogo

Dari hasil diterapkannya pelaksanaan metode An-Nahdliyah

dan metode BASMALAH pada Ekstrakurikuler BTQ ini sangat

membantu kemampuan baca tulis Al-Qur’an siswa kelas VII SMP

Negeri 1 Mlarak Ponorogo meningkat.

Hal ini sebagaimana hasil wawancara dengan guru BTQ yaitu

bapak Zainal Abidin yang mengatakan :

“Dari evaluasi bersama hasil akhir semester yang dituliskan

kedalam rapot itu menunjukkan bahwa kemampuan baca tulis

Al-Qur’an adalah cukup baik.”29

Selain dari guru BTQ juga ada siswa bernama Cantika Juwita

Hayu kelas VII D yang mengatakan :

“Setelah saya mengikuti ekstrakurikuler BTQ ada peningkatan

ketika membaca Al-Qur’an saya bisa lebih fasih dan lancar,

prestasinya dulu pernah dapat C sekarang bisa dapat B.”30

Juli Nurul Syahfitri kelas VII C mengatakan:

“Ada peningkatan, beberapa kali prestasinya B sekarang bisa

dapat A, hafalan juga semakin lancar”31

29 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

03/W/26-2/2020 30 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

07/W/11-3/2020 31 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

04/W/27-2/2020

Page 89: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

83

Makaella Nadya Zahwa kelas VII E mengungkapkan :

“Bacaan Al-Qur’an saya semakin baik dan tulisan arab saya juga

semakin rapi”32

Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan siswa bernama

Faridatul Khasanah kelas VII E mengatakan :

“Ada peningkatan, baca tulis saya semakin baik.”33

Dikatakan diatas bahwa banyak peningkatan kemampuan baca

tulis Al-Qur’an setelah dilaksanakannya kombinasi metode An-

Nahdliyah dengan metode BASMALAH pada Ekstrakurikuler BTQ

kelas VII di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo. Hal ni juga terbukti dari

adanya peningkatan yang dapat dilihat dari prestasi siswanya yang

secara konsisten mengalami peningkatan.34

Berdasarkan data wawancara dan observasi dapat diambil

kesimpulan bahwa adanya peningkatan kemampuan baca tulis Al-

Qur’an siswa kelas VII setelah dilaksanakannya metode An-Nahdliyah

dan metode BASMALAH pada Ekstrakurikuler BTQ di SMP Negeri 1

Mlarak Ponorogo.

32 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

08/W/12-3/2020 33 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

09/W/12-3/2020 34 Lihat temuan data penelitian dalam bentuk observasi nomor 01/O/26-

2/2020.

Page 90: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

84

Tabel 4.4 Hasil Data Khusus

No Rumusan Masalah Temuan

1 Apa yang

melatarbelakangi

dilaksanakannya

ekstrakurikuler

BTQ kelas VII di

SMP Negeri 1

Mlarak Ponorogo?

1. Dari permasalahan kurangnya

kemampuan baca tulis Al-

Qur’an siswa kelas VII maka

kegiatan ekstrakurikuler BTQ

di SMP Negeri 1 Mlarak

Ponorogo menjadikan

ekstrakurikuler BTQ sebagai

ekstrakurikuler wajib bagi

kelas VII.

2. Ekstrakurikuler BTQ sudah

dilaksanakan semenjak tahun

2017.

3. Pada tahun 2017, yang terlibat

pertama kali mengawali adanya

ekstrakurikuler keagamaan di

SMP Negeri 1 Mlarak

Ponorogo adalah guru PAI di

SMP Negeri 1 Mlarak ini, yaitu

bapak Zainal Abidin, bapak

Ma’ruf, dan bapak Toni.

Namun ketika akhirnya ada

pelebaran kelas, maka pihak

sekolah mengambil tiga ustad

dari luar untuk mengajari siswa

kelas VII. Yaitu dua ustad

tahfidz dan satu ustad tilawah.

Page 91: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

85

4. Pemilihan pembelajaran Al-

Qur’an dengan metode An-

Nahdliyah dan metode

BASMALAH adalah dengan

musyawarah tim khusus yaitu

kepada sekolah beserta tiga guru

PAI SMP Negeri 1 Mlarak

Ponorogo hingga pada akhirnya

terpilihlah pembelajaran Al-

Qur’an dengan metode An-

Nahdliyah dan metode

BASMALAH.

2 Bagaimana

pelaksanaan

kombinasi Metode

An-Nahdliyah

dengan Metode

BASMALAH pada

Ekstrakurikuler

BTQ Kelas VII di

SMP Negeri 1

Mlarak Ponorogo?

Pelaksanaan kombinasi metode

An-Nahdliyah dengan metode

BASMALAH pada ekstrakurikuler

BTQ kelas VII di SMP Negeri 1

Mlarak Ponorogo antara lain

terbagi tiga tahap, yaitu :

a. Persiapan pembelajaran

b. Proses pembelajaran

c. Evaluasi

3 Apa faktor-faktor

pendukung dan

penghambat dalam

pelaksanaan Metode

An-Nahdliyah dan

Metode

BASMALAH pada

Ekstrakurikuler

Faktor pendukung pelaksanaan

Metode An-Nahdliyah dan Metode

BASMALAH pada

Ekstrakurikuler BTQ Kelas VII di

SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo:

a. siswa sudah memiliki bekal

pembelajaran Al-Qur’an diluar

sekolah.

Page 92: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

86

BTQ Kelas VII di

SMP Negeri 1

Mlarak Ponorogo?

b. terfasilitasi jilid dan prestasinya

c. guru BTQ yang mumpuni

d. waktu disiapkan dari sekolahan

Faktor penghambat pelaksanaan

Metode An-Nahdliyah dan Metode

BASMALAH pada

Ekstrakurikuler BTQ Kelas VII di

SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo:

a. minat siswa yang tidak

konsisten.

b. masih ada beberapa siswa yang

membolos pada saat kegiatan

ekstrakurikuler BTQ.

4 Bagaimana tingkat

keberhasilan

pelaksanaan Metode

An-Nahdliyah dan

Metode

BASMALAH pada

Ekstrakurikuler

BTQ Kelas VII di

SMP Negeri 1

Mlarak Ponorogo?

a. Banyak peningkatan

kemampuan baca tulis Al-

Qur’an setelah dilaksanakannya

pembelajaran Al-Qur’an dengan

metode An-Nahdliyah dan

metode BASMALAH pada

Ekstrakurikuler BTQ kelas VII

di SMP Negeri 1 Mlarak

Ponorogo.

b. Adanya peningkatan yang dapat

dilihat dari prestasi siswanya

yang secara konsisten

mengalami peningkatan

Page 93: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

86

BAB V

ANALISIS DATA

A. Data latarbelakang dilaksanakannya ekstrakurikuler BTQ kelas

VII di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo

Setiap lembaga pendidikan baik itu pendidikan formal maupun

non formal pasti memiliki tujuan agar para peserta didiknya dapat

mencapai keberhasilan dalam belajar sehingga dapat mencapai apa

yang diharapkan terlebih lagi bisa mendapatkan kebahagiaan dunia dan

akhirat. Demikian juga dengan SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo yang

juga mengharapkan agar lulusan SMP Negeri 1 Mlarak mendapatkan

ilmu yang bermanfaat, memiliki akhlak yang baik, serta pengamalan

agama yang baik pula.

Dengan demikian maka pendidikan agama merupakan hal

paling utama, meskipun sekolah ini bukan berbasic keagamaan namun

sekolah telah melaksanakan kebijakan-kebijakan demi terciptanya

lingkungan agamis di sekolah, salah satuya dengan diadakannya

kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, salah satunya adalah

ekstrakurikuler BTQ yang dilaksanakan setiap hari Rabu dan Kamis

setelah kegiatan pembelajaran selesai.

Menurut Wildan Zulkarnain, kegiatan ekstrakurikuler adalah

kegiatan yang tidak tercantum dalam jadwal pelajaran, tetapi

menunjang secara tidak langsung terhadap kegiatan intrakurikuler.

Page 94: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

87

Walaupun menunjang secara tidak langsung, tetapi efek jangka

panjangnya sangat penting bagi perkembangan pribadi peserta didik

secara utuh.1 salah satu ekstrakurikuler keagamaan yang dilaksanakan

di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo adalah ekstrakurikuler BTQ yang

dilaksanakan setiap hari Rabu dan Kamis setelah kegiatan pembelajaran

selesai.

Menurut Suryosubroto kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan

tambahan di luar struktur program dilaksanakan di luar jam pelajaran

biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan

kemampuan siswa.2 Oleh karena itu, dikarenakan pentingnya

meningkatkan wawasan pengetahuan dan kemampuan baca tulis Al-

Qur’an maka ekstrakurikuler BTQ ini diwajibkan bagi kelas VII.

Dari permasalahan kurangnya kemampuan baca tulis Al-Qur’an

siswa kelas VII maka kegiatan ekstrakurikuler BTQ di SMP Negeri 1

Mlarak Ponorogo menjadikan ekstrakurikuler BTQ sebagai

ekstrakurikuler wajib bagi kelas VII. Dari situlah akhirnya dibentuklah

tim khusus yaitu pak Edy selaku kepala sekolah SMP Negeri 1 Mlarak,

pak Ma’ruf, pak Zainal, dan pak Toni selaku guru PAI SMP Negeri 1

Mlarak untuk bermusyawarah menentukan metode apa yang cocok bagi

1 Wildan Zulkarnain, Manajemen Layanan Khusus Di Sekolah, (Jakarta :

Bumi Aksara, 2018), 55. 2 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, cetakan pertama

(Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 271.

Page 95: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

88

siswa, hingga pada akhirnya terpilihlah pembelajaran Al-Qur’an

dengan metode An-Nahdliyah dan metode BASMALAH.3

Dengan menggunakan dua metode sekaligus ini, besar harapan

dan kemungkinan bahwa pembelajaran Al-Qur’an menjadi lebih

menyenangkan dengan tetap memperhatikan tujuan utamanya yaitu

siswa kelas VII bisa memiliki kemampuan baca tulis Al-Qur’an yang

baik.

Metode An-Nahdliyah adalah sebuah metode cepat tanggap

membaca Al-Qur’an yang dikemas secara berjenjang satu sampai enam

jilid. Istilah Cepat Tanggap Belajar Al-Quran An-Nahdliyah

dikarenakan memang metodeloginya menggunakan sistem klasikal

penuh. Cara belajar dengan menggunakan hitungan ketukan stik secara

berirama.4

Metode BASMALAH atau kepanjangan dari (Belajar Al-

Qur’an Sambil Bermain Agar Lebih Asyik Dan Mudah) adalah Metode

yang dibuat oleh Abi Rossamoon Lie’izzati Maula.5

Kedua metode tersebut kemudian dipilih karena sesuai dengan

input SMP yang merupakan output dari SD yang banyak dari mereka

3 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

01/W/19-2/2020 4 LP. Ma’arif NU Cabang Tulungagung, Pedoman Pengelolaan Taman

Pendidikan Al-Qur’an metode An-Nahdliyah, (Tulungagung: MABIN TPQ

Ma’arif, 1993), 9. 5 Abi Rossamoon Lie’izzati Maula, BASMALAH: 45 menit bisa membaca

dan menulis Al-Qur’an, Jurnal Studi Al-Qur’an Universitas Negeri Jakarta V o l

. V I I N o . I (J a n u a r i 2 0 1 1), 66.

Page 96: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

89

belum memiliki kemampuan baca tulis Al-Qur’an, sedangkan tuntutan

kurikulum muatannya salah satunya adalah menuntut siswa agar

mampu membaca Al-Qur’an dengan fasih dan benar. siswa kelas VII

yang belum mengenali huruf hijaiyah pastilah mengalami kesulitan,

baca tulis Al-Qur’an belum mengenali, sedangkan di SMP mata

pelajaran PAI sudah banyak dalilnya.6

Dari data tersebut dapat dianalisis bahwa ekstrakurikuler BTQ

erat kaitannya dengan pembelajaran PAI karena PAI pun juga banyak

dalil yang harus difahami dan diamalkan. Sehingga ekstrakurikuler

BTQ diharapkan dapat memaksimalkan kemampuan baca tulis Al-

Qur’an siswa.

Dalam metode terdapat muatan materi yang sesuai tingkat

kecerdasan peserta didik. Dengan alokasi waktu dapat disesuaikan

dengan situasi dan kondisi. Adapun dalam kegiatan belajar mengajar

bisa dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuannya.7

Maka dari itu, SMP Negeri 1 Mlarak juga mengelompokkan

siswanya yang belum memiliki kemampuan baca tulis Al-Qur’an. dari

jumlah 144 siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Mlarak ini terdapat 35

siswa yang belum memiliki kemampuan baca tulis Al-Qur’an sehingga

6 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

02/W/26-2/2020 7 Pimpinan Pusat Majelis Pembina Taman Pendidikan Al-Qur’an An-

Nahdliyah Tulungagung, Pedoman Pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an

Metode Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an An-Nahdliyah, (Tulungagung:

MABIN TPQ An-Nahdliyah, 2015), 19-20.

Page 97: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

90

35 siswa dikategorikan masuk pada kelas BTQ yang nantinya akan

dibimbing oleh guru BTQ yaitu Bapak Zainal Abidin.

penentuan 35 siswa tersebut adalah melalui seleksi dari tes

ekstrakurikuler keagamaan pilihan unggulan yaitu ada ekstrakurikuler

tilawah, tahfidz, dan tahsin. Apabila ada siswa yang ternyata belum

mampu dikelas ekstrakurikuler tersebut maka solusinya adalah

dimasukkan dikelas BTQ. Jadi tingkatan ekstrakurikuler keagamaan di

SMP Negeri 1 Mlarak adalah ke satu Tahfidz, ke dua tilawah, ke tiga

tahsin, ke empat kaligrafi. Dan bagi siswa yang belum mampu baca tulis

Al-Qur’an maka masuk dikelas BTQ.8

Hal tersebut dapat dianalisis bahwa pelaksanaan ekstrakurikuler

BTQ memiliki pengaruh yang besar untuk membantu siswa untuk

memiliki kemampuan baca tulis Al-Qur’an. Terlebih lagi adanya dua

metode pembelajaran Al-Qur’an yaitu metode An-Nahdliyah dan

metode BASMALAH yang dianggap praktis, mudah, dan

menyenangkan bagi siswa yang belajar Al-Qur’an.

8 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

03/W/26-2/2020

Page 98: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

91

A. Analisis Pelaksanaan metode An-Nahdliyah dan metode

BASMALAH pada Ekstrakurikuler BTQ kelas VII di SMP Negeri 1

Mlarak Ponorogo

Metode merupakan komponen penting yang sangat berpengaruh

pada keberhasilan proses belajar mengajar. Melalui metode pembelajaran

Al-Qur’an yang progresif dan berorientasi pada pembelajaran al Qur’an

secara terpadu, meliputi cara membaca, menulis, tajwid dan pemahaman

artinya, agar semua pecinta Al-Qur’an menjadi figur keteladanan

masyarakat, yang dapat dipraktikkan secera efektif di segala lapisan

umur.9

Adapun pelaksanaan kombinasi metode An-Nahdliyah dengan

metode BASMALAH pada ekstrakurikuler BTQ kelas VII di SMP Negeri

1 Mlarak Ponorogo

1. Persiapan pembelajaran

Pada persiapan pembelajaran ini, guru menyiapkan materi

berdasarkan apa yang sudah dipelajari dalam buku pedoman

pengajaran metode An-Nahdliyah, serta menyiapkan kartu simulasi

huruf hijaiyah yang digunakan untuk metode BASMALAH.

2. Proses pembelajaran

Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :

9 Abi Rossamoon Lie’izzati Maula, BASMALAH: 45 menit bisa membaca

dan menulis Al-Qur’an, Jurnal Studi Al-Qur’an Universitas Negeri Jakarta V o l

. V I I N o . I (J a n u a r i 2 0 1 1), 66-67.

Page 99: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

92

a. Setelah bel tanda masuk ekstrakurikuler BTQ (pukul 13.30) semua

siswa sudah berada diruang kelas ekstrakurikuler BTQ yaitu

dikelas VIII E sambil menunggu kedatangan bapak guru.

b. Ketika guru sampai dikelas, siswa duduk tenang dan guru

mengucapkan salam.

c. Sebelum pembelajaran dimulai, guru dan siswa bersama-sama

membaca do’a.

d. Setelah berdo’a guru memandu hafalan surat pendek dan

dilantunkan dengan bersama-sama (pukul 13.30 – 13.40 WIB).10

e. Setelah menghafal surat pendek, guru mengatur semua siswa untuk

duduk didepan kelas membentuk barisan 3 banjar, kemudian guru

membagikan kartu bertuliskan satu huruf hijaiyah pada masing-

masing kartu dan dibagikan secara acak. Metode ini berupa kartu

simulasi yang terdiri dari 30 lembar.11

f. Guru pada saat ini sedang menggunakan metode BASMALAH

(Belajar Al-Qur’an Sambil Bermain Agar lebih Asyik dan Mudah),

guru menyampaikan tata cara permainan ini, guru menjelaskan

bahwa ketika disebutkan huruf hijaiyahnya oleh guru, maka siswa

tersebut diharuskan mengangkat tangan kanannya dan

menunjukkan kartu simulasi huruf hijaiyahnya. Kalau jawabannya

10 Lihat temuan data penelitian dalam bentuk observasi nomor 01/O/26-

2/2020 11 Abi Rossamoon Lie’izzati Maula, BASMALAH: 45 menit bisa membaca

dan menulis Al-Qur’an, Jurnal Studi Al-Qur’an Universitas Negeri Jakarta V o l

. V I I N o . I (J a n u a r i 2 0 1 1), 66-67.

Page 100: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

93

benar, maka siswa tersebut diperkenankan untuk duduk kembali

ditempatnya. Demikian seterusnya, jadi metode ini memang

metode yang cukup praktis dan tidak memerlukan waktu yang

banyak, ini dilakukan dibagian awal pembelajaran agar supaya

siswa merasa senang dulu terhadap apa yang akan mereka pelajari

(pukul 13.40 – 13.50 WIB).

Dalam menerapkan metode belajar Baca Tulis Al-Qur’an

Khususnya huruf hijaiyah dengan Metode BASMALAH (Belajar

Al-Qur’an Sambil Bermain Agar lebih Asyik dan Mudah) ini

sangatlah penting untuk mengenalkan metode Berbasis belajar

sambil bermain yang tentunya akan menambah semangat dan

antusias dari peserta didik sendiri agar peserta didik lebih mudah

dalam belajar Baca Tulis Al-Qur’an.12

g. Muatan materi di sesuaikan dengan tingkat kecerdasan peserta didik

juga dengan alokasi waktu dapat disesuaikan dengan situasi dan

kondisi. Adapun dalam kegiatan belajar mengajar bisa

dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuannya.13

12 Monica Subastia dkk, Metode Bismillah Metode Belajar AlQur’an Untuk

Anak Tuna Rungu, Jurnal TARBIYATUNA Vol. 8 No. 2 (Desember, 2017), 119. 13 Pimpinan Pusat Majelis Pembina Taman Pendidikan Al-Qur’an An-

Nahdliyah Tulungagung, Pedoman Pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an

Metode Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an An-Nahdliyah, (Tulungagung:

MABIN TPQ An-Nahdliyah, 2015), 19-20.

Page 101: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

94

Setelah permainan selesai, guru menulis untuk jilid 2 dan 4 dipapan

tulis, ini disesuaikan dari tingkat kemampuan membaca Al-Qur’an

siswa (pukul 13.50 – 13.53 WIB).

h. Guru memandu siswa membaca tulisannya dipapan tulis (klasikal

metode An-Nahdliyah) (pukul 13.53 – 14.05 WIB).

i. Setelah itu, siswa menulis dibuku tulis sesuai apa yang nantinya

hendak dibaca / melanjutkan halaman selanjutnya sesuai keterangan

terakhir dalam buku prestasi (pukul 14.05 – 15.30 WIB).

j. Siswa yang sudah selesai menulis, mereka kemudian mengumpulkan

buku tulisnya sekaligus mengaji satu persatu berdasarkan urutan

pengumpulan bukunya.

k. Guru menyimak bacaan siswa (pukul 14.05 – 15.30 WIB).

l. Guru mengoreksi dan menilai tulisan siswa dan langsung

mengembalikannya.

m. Siswa yang sudah mengaji dan menulis diperkenankan untuk

menandatangani absen ekstrakurikuler BTQnya dan diperbolehkan

meninggalkan ruang kelas untuk menuju aula sekolah persiapan

sholat Asyar berjamaah.

n. Setelah guru dan siswa selesai sholat berjamaah, barulah guru

memimpin do’a penutup, melantunkan surat Al-Asr dan sholawat

sebagai akhir kegiatan ekstrakurikuler.14

14 Lihat temuan data penelitian dalam bentuk observasi nomor 01/O/26-

2/2020

Page 102: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

95

Dari data diatas dapat dianalisis bahwa pelaksanaan

pembelajaran Al-Qur’an menggunakan metode An-Nahdliyah dan

metode BASMALAH dilaksanakan sesuai kreatifitas

pengembangan metode dari guru BTQ yaitu melaksanakan metode

An-Nahdliyah dengan metode BASMALAH dalam satu kegiatan

pembelajaran.

B. Evaluasi

Evaluasi pembelajaran Al-Qur’an menggunakan kombinasi

metode An-Nahdliyah dengan metode BASMALAH ini dilakukan

secara kontinyu dan berkelanjutan, yaitu pada setiap siswa ketika

selesai membaca dan menulis yang dituliskan guru pada lembar

prestasinya, yang didalamnya tercantum tanggal, nama guru, halaman,

nilai serta tanda tangan guru. pada akhir semester juga dilakukan

evaluasi dan mencamtumkan nilai ekstrakurikuler kedalam rapot.15

Pada tahap ini guru dan siswa benar-benar merasakan adanya

peningkatan baca tulis Al-Qur’an pada siswa, melihat dari prestasi dan

rapot bisa menjadi bukti kuat adanya proses belajar dengan

menggunakan metode An-Nahdliyah dan metode BASMALAH

berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan.

15 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

03/W/26-2/2020

Page 103: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

96

Dari data diatas dapat dianalisis bahwa Proses pelaksanaan

metode An-Nahdliyah dan metode BASMALAH pada Ekstrakurikuler

BTQ kelas VII di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo berjalan sesuai yang

diharapkan.

C. Analisis faktor –faktor pendukung dan penghambat Pelaksanaan

metode An-Nahdliyah dan metode BASMALAH pada Ekstrakurikuler

BTQ kelas VII di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo

Adanya pembelajaran Al-Qur’an dengan menggunakan kombinasi

metode An-Nahdliyah dengan metode BASMALAH pada Ekstrakurikuler

BTQ kelas VII di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo ini dalam prosesnya pasti

memiliki faktor pendukung dan penghambatnya.

Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru BTQ dan juga

beberapa siswa, dapat diketahui bahwa kepala sekolah, guru BTQ dan juga

beberapa siswa menjawab pertanyaan dengan jujur dan berterus terang apa

adanya. Misalnya ketika mengatakan faktor pendukung pelaksanaan

kombinasi metode An-Nahdliyah dengan metode BASMALAH yaitu

terfasilitasinya jilid dan prestasi bagi siswa dan pengajar BTQ yang

mumpuni. Juga berterus terang mengatakan faktor penghambat pelaksanaan

kombinasi metode An-Nahdliyah dengan metode BASMALAH yaitu minat

yang tidak konsisten dan juga masih adanya siswa yang membolos pada saat

kegiatan ekstrakurikuler BTQ.

Page 104: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

97

Dari data diatas dapat dianalisis bahwa faktor-faktor pendukung

kombinasi metode An-Nahdliyah dengan metode BASMALAH pada

Ekstrakurikuler BTQ kelas VII di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo yaitu :

1. Siswa sudah memiliki bekal pembelajaran Al-Qur’an diluar sekolah

2. Terfasilitasi jilid dan prestasi bagi siswa

3. Guru BTQ yang mumpuni

4. Tersedianya waktu untuk kegiatan ekstrakurikuler BTQ

Sedangkan faktor-faktor penghambat kombinasi metode An-

Nahdliyah dengan metode BASMALAH pada Ekstrakurikuler BTQ kelas

VII di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo yaitu :

1. Minat siswa yang tidak konsisten

2. Masih ada siswa yang membolos pada saat kegiatan ekstrakurikuler BTQ

D. Analisis tingkat keberhasilan pelaksanaan kombinasi metode An-

Nahdliyah dengan metode BASMALAH pada ekstrakurikuler BTQ kelas

VII di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo

Dalam pelaksanaan kombinasi metode An-Nahdliyah dengan metode

BASMALAH pada ekstrakurikuler BTQ kelas VII di SMP Negeri 1 Mlarak

Ponorogo telah menunjukkan hasil yang baik, hal ini sesuai dengan tujuan

Kegiatan ekstrakurikuler yang berhubungan langsung dengan pelajaran

dikelas yaitu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik.16

16 Wildan Zulkarnain, Manajemen Layanan Khusus Di Sekolah, (Jakarta :

Bumi Aksara, 2018), 58.

Page 105: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

98

Tingkat keberhasilan pelaksanaan kombinasi metode An-Nahdliyah

dengan metode BASMALAH pada ekstrakurikuler BTQ kelas VII di SMP

Negeri 1 Mlarak Ponorogo bisa dilihat dari evaluasi bersama hasil akhir

semester yang dituliskan kedalam prestasi dan rapot yang menunjukkan

bahwa kemampuan baca tulis Al-Qur’an siswa adalah cukup baik.17

Dari data tersebut dapat dianalisis bahwa tingkat keberhasilan

pelaksanaan kombinasi metode An-Nahdliyah dengan metode BASMALAH

pada ekstrakurikuler BTQ kelas VII di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo dapat

dilihat dari beberapa hal berikut ini :

1. Berdasarkan hasil evaluasi bersama pada hasil akhir semester yang

dituliskan kedalam rapot itu menunjukkan bahwa kemampuan baca tulis

Al-Qur’an siswa kelas VII adalah cukup baik.

2. Adanya peningkatan nilai prestasi harian siswa ketika ekstrakurikuler

BTQ.

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa banyak terjadi

peningkatan kemampuan baca tulis Al-Qur’an yang dirasakan guru dan siswa

setelah dilaksanakannya kombinasi metode An-Nahdliyah dengan metode

BASMALAH pada Ekstrakurikuler BTQ kelas VII di SMP Negeri 1 Mlarak

Ponorogo.

17 Lihat deskripsi kegiatan pengumpulan data melalui wawancara nomor

03/W/26-2/202

Page 106: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

99

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pelaksanaan metode An-

Nahdliyah dan metode BASMALAH pada ekstrakurikuler BTQ kelas VII

di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo dapat disimpulkan bahwa :

1. Dari permasalahan kurangnya kemampuan baca tulis Al-Qur’an siswa

kelas VII maka SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo menjadikan

ekstrakurikuler BTQ sebagai ekstrakurikuler wajib bagi kelas VII.

Ekstrakurikuler BTQ ini sudah dilaksanakan semenjak tahun 2017.

Pada tahun 2017, yang terlibat pertama kali mengawali adanya

ekstrakurikuler keagamaan di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo adalah

guru PAI di SMP Negeri 1 Mlarak ini, yaitu bapak Zainal Abidin, bapak

Ma’ruf, dan bapak Toni. Namun ketika akhirnya ada pelebaran kelas,

maka pihak sekolah mengambil tiga ustad dari luar untuk mengajari

siswa kelas VII. Yaitu dua ustad tahfidz dan satu ustad tilawah.

Pemilihan pembelajaran Al-Qur’an dengan metode An-Nahdliyah dan

metode BASMALAH adalah dengan musyawarah tim khusus yaitu

kepada sekolah beserta tiga guru PAI SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo

hingga pada akhirnya terpilihlah pembelajaran Al-Qur’an dengan

metode An-Nahdliyah dan metode BASMALAH.

Page 107: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

100

2. Pelaksanaan kombinasi metode An-Nahdliyah dengan metode

BASMALAH pada ekstrakurikuler BTQ kelas VII di SMP Negeri 1

Mlarak Ponorogo di antaranya persiapan bembelajaran, proses

pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Persiapan pembelajaran guru

menyiapkan materi berdasarkan apa yang sudah dipelajari dalam buku

pedoman pengajaran metode An-Nahdliyah, serta menyiapkan kartu

simulasi huruf hijaiyah yang digunakan untuk metode BASMALAH.

Proses pembelajaran dilaksanakan sesuai kreatifitas pengembangan

metode dari guru BTQ yaitu menggunakan metode An-Nahdliyah dan

metode BASMALAH dalam satu kegiatan pembelajaran dan evaluasi

pembelajaran dilakukan secara kontinyu dan berkelanjutan, yaitu pada

setiap siswa ketika selesai membaca dan menulis yang dituliskan guru

pada lembar prestasinya, pada akhir semester juga dilakukan evaluasi

dan mencamtumkan nilai ekstrakurikuler keagamaan kedalam rapot.

3. Faktor –faktor pendukung dalam pelaksanaan metode An-Nahdliyah

dan metode BASMALAH pada ekstrakurikuler BTQ kelas VII di SMP

Negeri 1 Mlarak Ponorogo adalah a) siswa sudah memiliki bekal

pembelajaran Al-Qur’an diluar sekolah, b) terfasilitasi jilid dan

prestasinya, c) guru BTQ yang mumpuni, d) waktu disiapkan dari

sekolahan. Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan metode An-

Nahdliyah dan metode BASMALAH pada ekstrakurikuler BTQ kelas

VII di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo adalah a) minat siswa yang

Page 108: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

101

tidak konsisten, 2) masih ada beberapa siswa yang membolos pada saat

kegiatan ekstrakurikuler BTQ.

4. Tingkat keberhasilan pelaksanaan metode An-Nahdliyah dan metode

BASMALAH pada ekstrakurikuler BTQ kelas VII di SMP Negeri 1

Mlarak Ponorogo dapat dikatakan sesuai harapan, dengan adanya

pelaksanaan metode An-Nahdliyah dan metode BASMALAH ini

sangat membantu kemampuan baca tulis Al-Qur’an siswa kelas VII

SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo semakin meningkat. Hal ini terbukti

dari hasil evaluasi bersama para guru ekstrakurikuler keagamaan pada

hasil akhir semester siswa yang dituliskan kedalam rapot. Hal itu

menunjukkan bahwa kemampuan baca tulis Al-Qur’an siswa kelas VII

adalah cukup baik.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan penelitian, sebagai pertimbangan bagi

pihak-pihak terkait, peneliti memberi saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi lembaga pendidikan SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo

diaharapkan terus meningkatkan kualitas pembelajaran AL-Qur’an

agar tercapai tujuan yang diharapkan yaitu menjadikan lulusannya

memiliki kemampuan baca tulis Al-Qur’an yang baik.

2. Bagi guru BTQ atau Ustad perlu adanya upaya untuk memaksimalkan

proses pembelajaran agar segala sesuatunya dapat dicapai dengan

maksimal dan memuaskan.

Page 109: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

102

3. Bagi siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Mlarak Ponorogo perlu

ditingkankan lagi semangat dan minat belajar Al-Qur’annya. Tetap

dilanjutkan belajarnya diluar sekolah misalnya dirumah atau di masjid

bersama orang tua atapun guru mengaji agar kemampuan baca tulis Al-

Qur’annya semakin baik.

Page 110: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

103

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. Seluk Beluk Al-Qur’an, Jakarta : Rineka Cipta, 1992.

Alwi, Hasan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2005.

Annuri, Ahmad. Panduan Tahsin Dan Tilawah Al-Qur’an & Ilmu Tajwid,

Jakarta : Al-Kautsar, 2010.

Ashad, Muhammad Sholeh. Rumus-Rumus Membaca Al-Qur’an secara Tartil,

Surabaya : LPPQ Ziyadatusholihah unit 038 Kejapanan Gempol

Pasuruan, cetakan 1, 2000.

Badwilan, Ahmad Salim. Panduan Cepat Menghafal Al-Qur’an Dan Rahasia-

Rahasia Keajaibannya, Jogjakarta : DIVA Presss, 2009.

Dosen Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, Metodologi

Penelitian Living Qur’an dan Hadis, Yogyakarta : TH Press, 2007.

Istichomah, Skripsi “Pembinaan Kepribadian Muslim Melalui Kegiatan

Ekstrakurikuler Baca Tulis Al-Qur’an Pada Siswa SMK Negeri 1

Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2017/2018”. Institut Agama

Islam Negeri Salatiga. (Diakses 10 Desember 2019).

Khon, Abdul Majid. Praktikum Qira’at, Keanehan Baca Al-Qur’an Qira’at

Ashim dari Hafash, Jakarta : Amzah, 2013.

LP MA’ARIF NU, Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an Jilid I, Tulungagung : LP

Ma’arif NU, 2014.

LP MA’ARIF NU, Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an Jilid II, Tulungagung :

LP Ma’arif NU, 2014.

Page 111: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

104

LP MA’ARIF NU, Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an Jilid III, Tulungagung :

LP Ma’arif NU, 2014.

LP MA’ARIF NU, Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an Jilid IV, Tulungagung :

LP Ma’arif NU, 2015.

LP MA’ARIF NU, Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an Jilid V, Tulungagung : LP

Ma’arif NU, 2014.

LP MA’ARIF NU, Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an Jilid VI, (Tulungagung :

LP Ma’arif NU, 2015.

Maula, Abi Rossamoon Lie’izzati. BASMALAH: 45 menit bisa membaca dan

menulis Al-Qur’an, Jurnal Studi Al-Qur’an Universitas Negeri Jakarta

V o l . V I I N o . I J a n u a r i 2 0 1 1. (diakses 1 Januari 2020)

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2007.

Nafis, Muhammad Muntahibun. Ilmu Pendidikan Islam, cetakan 1, Yogyakarta

: Teras, 2011.

Pimpinan Pusat Majelis Pembina Taman Pendidikan Al-Qur’an An-Nahdliyah

Tulungagung, Pedoman Pengelolaan Taman Pendidikan Al-Qur’an

Metode Cepat Tanggap Belajar Al-Qur’an An-Nahdliyah,

Tulungagung: MABIN TPQ An-Nahdliyah, 2015.

Prahara, Erwin Yudi. Materi Pendidikan Agama Islam. Cetakan 1, Ponorogo :

STAIN Po PRESS.

Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam

Kehidupan Masyarakat, Bandung : Mizan, 1994.

Page 112: PELAKSANAAN METODE AN-NAHDLIYAH DAN METODE …

105

Sidiq, Umar dkk, Metode Penelitian Kualitatif Di Bidang Pendidikan, Ponorogo

: CV. Nata Karya, 2019.

Subastia, Monica dkk, Metode Bismillah Metode Belajar AlQur’an Untuk Anak

Tuna Rungu, Jurnal TARBIYATUNA Vol. 8 No. 2 Desember, 2017.

(Diakses 1 Januari 2020).

Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, cetakan pertama, Jakarta:

Rineka Cipta, 1997.

Suma, Muhammad Amin. Ulumul Qur’an, Jakarta : Rajawali Pers, 2013.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung :

Alfabeta, 2016.

Syaikh Muhammad Al-Ghazali, Berdialog Dengan Al-Qur’an, cetakan III,

Bandung : Mizan, 1997.

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: Balai Pustaka,

1988.

Zulkarnain, Wildan. Manajemen Layanan Khusus Di Sekolah, Jakarta : Bumi

Aksara, 2018.