Upload
dodhy-akbar-angga-fitrian
View
32
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Metodologi Penyusunan Rencvana Induk
Citation preview
METODOLOGI PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDARA
INVENTARISASI DATA DAN INFORMASI
Inventarisasi data dan informasi meliputi data yang diperoleh melalui studi kepustakaan /
literatur (Data Sekunder) dan melalui survei lapangan (Data Primer) berdasarkan hasil
koordinasi dengan instansi terkait maupun masyarakat di lokasi pekerjaan, meliputi :
a. Kebijakan dan Stategi Pengembangan Wilayah yang berkaitan dengan program
pemerintah dalam rangka mewujudkan Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS),
Tatrawil dan Tatralok, dimaksudkan untuk mendapatkan suatu tatanan transportasi
yang terorganisasi secara kesisteman dalam lingkup wilayah nasional, provinsi,
kabupaten/kota yang mencakup transportasi jalan raya, transportasi jalan rel dan
transportasi udara yang masing-masingnya terdiri dari sarana dan prasarana yang
saling berinteraksi membentuk suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif
dan efisien, terpadu dan harmonis, guna menunjang serta meningkatkan pertumbuhan
ekonomi daerah;
b. Rencana Tata Guna Lahan dan Prasarana Fisik Wilayah yang ada, meliputi :
1. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi dan Kabupaten / Kota;
2. Rencana Detail Tata Ruang Kawasan di sekitar Bandar Udara;
3. Pola Jaringan Transportasi dan rencana pengembangannya;
4. Ketersediaan Jaringan Utilitas dan rencana pengembangannya.
c. Data Sosial dan Ekonomi Wilayah, meliputi :
1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB);
2. Kependudukan;
3. Profil Potensi Investasi dan Pariwisata daerah setempat;
4. Kondisi Sosial Ekonomi lingkungan masyarakat setempat;
5. Potensi / Sumber Bahan Bangunan dan harga bahan/upah daerah setempat.
d.Topografi, Fisiografi dan Meteorologi
1. Peta topografi lokasi bandar udara dan dan kawasan di sekitar rencana
pengembangan bandar udara ( skala 1 : 25.000 atau 1 : 50.000);
2. Peta tata guna lahan di lokasi rencana pengembangan bandar udara dan daerah
disekitarnya;
3. Peta tematik wilayah perencanaan yang terkait dengan rencana pengembangan
bandar udara (kehutanan, pertanian, dsb);
4. Peta geologi dan kondisi tanah pada kawasan rencana pengembangan bandar
udara;
5. Data status dan harga tanah untuk berbagai peruntukan lahan di lokasi rencana
pengembangan bandar udara dan sekitarnya;
6. Data meteorologi dan klimatologi (temperatur, suhu udara, kelembaban, curah
hujan, lamanya penyinaran matahari serta arah dan kecepatan angin sekurang-
kurangnya 5 tahun terakhir);
7. Data hasil penyelidikan tanah;
8. Data hasil survei dan pemetaan topografi.
e. Data Bandar Udara Eksisting
1. Peta situasi bandar udara;
2. Peta status dan batas kepemilikan lahan bandar udara;
3. Data fasilitas pokok bandar udara, meliputi :
a) Fasilitas Sisi Udara;
b) Fasilitas Sisi Darat;
c) Fasilitas Navigasi Penerbangan;
d) Fasilitas Alat Bantu Pendaratan Visual;
e) Fasilitas Komunikasi Penerbangan.
4. Data jaringan jalan penghubung dan utilitas.
f. Data lalu-lintas angkutan udara sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun terakir, meliputi :
1. Jumlah pergerakan penumpang;
2. Jumlah pergerakan barang dan pos;
3. Jumlah pergerakan pesawat;
4. Jaringan rute dan status penerbangan;
5. Jenis / Tipe pesawat yang beroperasi.
g. Survei pergerakan penumpang angkutan udara
1. Karakteristik penumpang angkutan udara;
2. Asal - Tujuan penumpang angkutan udara ( Origin - Distinasion );
h. Survey split moda, apabila ada potensi perpindahan penumpang dari moda transportasi
lain.
i. Dokumen/hasil studi terkait
1. Hasil studi atau perencanaan pengembangan bandar udara yang terkait
2. Hasil studi atau perencanaan sektor-sektor lain yang terkait dengan rencana
pengembangan bandar udara.
PEKERJAAN SURVEI LAPANGAN
Pekerjaan survei lapangan dilakukan untuk mendapatkan data primer mengenai kondisi
fisiografi yang akurat pada area pembangunan / pengembangan bandar udara dan
sekitarnya.
a. Survei dan Pemetaan Topografi
Pekerjaan survei dan pemetaan topografi dilakukan untuk memetakan kondisi
permukaan tanah pada areal disekitar bandar udara dan gambaran situasi bandar
udara sesuai cakupan area pekerjaan dengan ketelitian yang dapat
dipertanggungjawabkan berskala 1 : 2.500 dan interval kontur 0,5 m. Lingkup kegiatan
survey ini meliputi :
1. Pemasangan Bench Mark (BM)
Pemasangan Bench Mark (BM) harus ditentukan terlebih dahulu diatas peta dasar
dan diletakkan pada lokasi yang aman dan mudah dicari sekurang-kurangnya 30
(tiga puluh) buah titik BM Rencana Induk dan BM Kawasan Keselamatan Operasi
Penerbangan.
Ukuran Bench Mark ( 1 m x 0,2 m x 0,2 m ) dibuat dengan campuran beton
bertulang dan dipasang baut kuningan ditengahnya serta diberi nomor / kode
pengenal yang terbuat dari marmer dengan kedalaman penanaman maksimum
0,75 m.
2. Pengukuran Koordinat (Kerangka Dasar Harizontal)
Pengukuran koordinat dilakukan menggunakan data dan informasi mengenai data
titik kerangka dasar nasional, yang ada di sekitar lokasi pengukuran yang dapat
digunakan sebagai titik ikat pengukuran kerangka poligon. Selain itu dibutuhkan
juga gambar peta situasi bandar udara dan sekitarnya, berupa peta topografi digital
dengan skala 1 : 2.500 atau 1 : 5.000 dan Data koordinat ARP sesuai AIP.Pengukuran koordinat titik tetap dilakukan dengan menggunakan GPS. Hasil pengukuran
koordinat dalam sistem UTM yang selanjutnya dapat ditransformasikan kedalam sistem
koordinat ACS dan Geografis.
Metode yang dilakukan adalah metode pengukuran deferensial positioning, menggunakan
minimal 2 buah GPS dengan metode static, lama pengamatan 1-2 jam dengan panjang base
line maksimal 50 km. ARP dan 2 threshold landas pacu membentuk base line yang saling
menutup (jaringan).
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer, dengan mengikatkan
terhadap titik koordinat hasil pengukuran kerangka horizontal.
Teknik dan lama pengamatan dilakukan dengan memperhatikan syarat syarat sebagai
berikut:
a. Waktu pengamatan untuk pengikatan titik referensi selama minimal 2 (dua) jam
tergantung jarak base line.
b. Waktu pengamatan pada threshold dan alat bantu navigasi minimal 1 (satu) jam
c. Tersedia 6 satelit
d. Geometrical Dilution Of Precission (GDOP) yang lebih kecil dari 8
e. Kondisi atmosfer dan ionosfer yang memadai
f. Interval antar epoch 15 detik
Seluruh reduksi baseline harus dilakukan dengan menggunakan software processing GPS
sesuai dengan receiver yang digunakan Hasil pengukuran dihitung menggunakan
persyaratan yang telah ditetapkan yaitu:.
a. Posisi dalam sistem koordinat UTM ( Datum ID95 )
b. Posisi dalam sistem koordinat geografis ( Datum ID 95 )
c. Posisi dalam sistem koordinat Bandar Udara ( ACS )
3. Pengukuran Elevasi (Kerangka Dasar Vertikal)
Pengukuran Elevasi (Kerangka Dasar Vertikal) dilakukan dengan Metode Sipat
Datar Utama dan Sekunder dengan titik referensi tinggi ditentukan terhadap Titik
Tinggi Geodesi (TTG) atau titik-titik lain yang diketahui ketinggiannya dalam sistem
nasional (MSL).
Jalur pengukuran elevasi mengikuti jalur poligon yang dilakukan perseksi pergi dan
pulang menggunakan peralatan Automatic Level dengan kesalahan penutup
maksimum 8√D mm (dimana D adalah jarak dalam Km). Sebelum digunakan harus
di lakukan kalibrasi terhadap alat tersebut terlebih dahulu dan dipastikan bahwa
sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam seminggu telah dilakukan pengecekan
kesalahan garis bidik (kolimasi).
Pembacaan dilakukan terhadap 3 (tiga) benang (atas, tengah dan bawah) dan
diusahakan agar Jarak Belakang (DB) sama dengan Jarak Muka (DM). Apabila
dari hasil perhitungan beda tinggi diketahui ∑db≠∑dm maka perlu dilakukan
koreksi garis bidik.
4. Pengukuran Situasi dan Identifikasi Obyek Duga Obstacle
Pengukuran Situasi merupakan pengukuran semua detail situasi bandar udara
eksisting yang dilakukan dengan Metode Stadia sedangkan Pengukuran Obyek
Obstacle merupakan pengukuran posisi horizontal obstacle yang dilakukan dengan
Metode Mengikat Kemuka dan pengukuran tinggi Obstacle yang dilakukan dengan
Metode Trigonometri dengan menggunakan peralatan Electronic Total Station
(ETS).
Basis pengukuran Situasi dan Obyek Obstacle diusahakan menggunakan titik-titik
poligon utama (titik-titik BM) sebanyak 20 (dua puluh) titik BM dengan ketelitian
pengukuran sudut horizontal sama dengan pengukuran sudut horizontal poligon
utama.
Identifikasi Obstacle dilakukan pada Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan
disekitar bandar udara, yang mencakup :
a. Kawasan Kemungkinan Bahaya Kecelakaan;
b. Kawasan di Bawah Permukaan Transisi;
c. Kawasan di Bawah permukaan Horizontal Dalam;
d. Kawasan di Bawah Permukaan Kerucut;
e. Kawasan Pendekatan dan Lepas Landas.
Obyek Obstacle yang perlu diidentifikasi meliputi benda tumbuh dan benda tidak
tumbuh, antara lain berupa Bangunan/Gedung, Menara Pemancar, Jembatan,
Jaringan Listrik Tegangan Tinggi, Fasilitas Navigasi Penerbangan, Alat Bantu
Pendaratan Visual, Pepohonan, Gunung/Bukit, Pepohonan, dll.
b. Penyelidikan Tanah
Penyelidikan Tanah dilakukan dengan cara pengembilan sampel dan pengujian
laboratorium, meliputi :
1. Pekerjaan Sondir, sekurang-kurangnya 4 (empat) titik sampai kedalaman 20 m
atau sampai ditemukan struktur tanah keras yang dinyatakan dalam tegangan
konus qc > 150 kg/cm2;
2. Pekerjaan Boring, sekurang-kurangnya 4 (empat) titik sampai kedalaman 20 m
atau sampai ditemukan struktur tanah keras yang didefinisikan dari hasil SPT >
50 setiap 1,5 m, termasuk pengambilan sampel tidak terganggu (Undisturb
Sample) setiap pergantian lapisan tanah;
3. Pekerjaan Test Pit, untuk pengambilan sampel tanah terganggu (Disturb Sample)
sekurang-kurangnya 4 (empat) titik pada lokasi tanah timbunan dan material
tanah sumber timbunan;
4. Pengujian laboratorium terhadap sampel tanah tidak terganggu (Undistrub
Sampel) dan sampel tanah terganggu (Distrub Sample) untuk mendapatkan
gambaran kondisi dan karakteristik tanah pada lokasi rencana pembangunan /
pengembangan bandar udara, meliputi Specific Gravity, Water Content, Batas
Atterberg, Analisa Saringan/Butiran Tanah, Triaxial Test, Unconfined
Compression Test, Direct Shear Test dan Consolidation.
c. Survey Permintaan Jasa Angkutan Udara
Pekerjaan survei Permintaan Jasa Angkutan Udara dilakukan untuk mendapatkan
data mengenai kondisi / karakteristik jasa angkutan udara yang diperlukan untuk
analisis kebutuhan pembangunan / pengembangan fasilitas bandar udara, yang
meliputi :
1. Jumlah pergerakan pesawat;
2. Jumlah pergerakan penumpang;
3. Volume pergerakan kargo dan pos;
4. Rute / jaringan dan status penerbangan;
5. Tipe / jenis pesawat yang beroperasi.
d. Identifikasi Dampak Lingkungan Hidup
Pekerjaan Identifikasi Dampak Lingkungan Hidup merupakan identifikasi awal
kemungkinan timbulnya dampak pada lokasi bandar udara dan sekitarnya akibat
penyelenggaraan operasi penerbangan, yang meliputi :
1. Kebisingan akibat pengoperasian pesawat udara;
2. Pencemaran udara dan air akibat pengoperasian bandar udara dan pesawat
udara;
3. Dampak terhadap flora dan fauna;
4. Dampak terhadap sosial, ekonomi dan budaya;
5. Kesehatan masyarakat;
6. Pengendalian limbah padat dan cair.
e. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan
Pekerjaan survey KKOP mencakup :
1. Standar prosedur pendaratan dan lepas landas
2. Persyaratan ruang udara (identifikasi KKOP)
3. Pelayanan lalu lintas udara (ATS)
4. Peralatan navigasi yang akan digunakan
5. Sesuai klasifikasi KKOP (klasifikasi RW)
6. Akurasi referensi ACS dan AES
7. Akurasi titik koordinat batas kawasan
8. Akurasi batas / jarak horisontal
9. Akurasi batas / jarak vertikal
f. Daerah Lingkungan Kerja Bandar Udara
Pekerjaan survey DLKr mencakup :
1. Batas area dikuasai untuk pembangunan
2. Batas area dikuasai untuk pengembangan
3. Batas area dikuasai untuk operasi
h. Daerah Lingkungan Kepentingan Bandar Udara
Pekerjaan survey DLKp mencakup :
1. Area diluar DLKR untuk Keselamatan / keamanan
2. Area diluar DLKR untuk Kelancaran aksesibilitas
ANALISA LALU LINTAS ANGKUTAN UDARA
Analisa lalu-lintas angkutan udara merupakan tahap pengolahan data lalu-lintas angkutan
udara yang diperlukan sebagai dasar perencanaan fasilitas bandar udara secara optimal
sesuai dengan kebutuhan, meliputi :
a. Prakiraan jumlah pergerakan pesawat tahunan;
b. Prakiraan jumlah pergerakan penumpang tahunan;
c. Prakiraan jumlah pergerakan pesawat pada jam sibuk;
d. Prakiraan jumlah pergerakan penumpang pada jam sibuk;
e. Prakiraan volume barang dan pos tahunan;
f. Prakiraan jaringan rute penerbangan masa mendatang;
h. Prakiraan pengoperasian jenis/tipe pesawat masa mendatang;
ANALISA KAPASITAS DAN KEBUTUHAN FASILITAS BANDAR UDARA
Analisa kapasitas dan kebutuhan fasilitas bandar udara dilakukan berdasarkan hasil analisis
lalu-lintas angkutan udara dengan mempertimbangkan kebutuhan operator bandar udara
dan keselamatan operasi penerbangan, yang meliputi :
a. Analisa kapasitas / kebutuhan fasilitas Sisi Udara dan penunjangnya yang dikaitkan pula
dengan kapasitas yang diperkenankan lingkungan (environment capacity), meliputi :
1. Orientasi, karakteristik dan kapasitas landas pacu (runway);
2. Sistem dan kapasitas landas hubung (taxiway);
3. Sistem dan kapasitas tempat landas parkir pesawat (apron);
4. Sistem dan kapasitas saluran (drainage);
5. Penyediaan jalan pelayanan sisi udara (airside service road) dan jalan pelayanan
tempat parkir pesawat (apron service road).
b. Analisa kapasitas / kebutuhan fasilitas Sisi Darat dan bangunan penunjangnya,
meliputi :
1. Bangunan terminal penumpang;
2. Bangunan/Lahan terminal VIP / VVIP;
3. Bangunan terminal barang;
4. Bangunan operasi;
5. Bangunan administrasi;
6. Bangunan menara pengawas dan pengatur lalu lintas angkutan udara;
7. Bangunan/lahan pengisian bahan bakar pesawat udara (DPPU);
8. Bangunan PKP-PK;
9. Bangunan meteorologi;
10. Bangunan SAR;
11. Bangunan/lahan pemerintahan;
12. Bangunan/lahan hanggar pesawat;
13. Bangunan catu daya listrik;
14. Bangunan pemasok air bersih;
15. Bangunan pengolah limbah padat dan limbah cair;
16. Bangunan/Lahan komersial;
17. Bangunan/Lahan pergudangan;
18. Tempat parkir kendaraan;
19. Jalan penghubung / jalan masuk;
20. Bangunan fasilitas penunjang lainnya yang diperlukan.
c. Analisa kapasitas / kebutuhan fasilitas navigasi penerbangan;
d. Analisa kapasitas / kebutuhan fasilitas alat bantu pendaratan visual;
e. Analisa kapasitas / kebutuhan utilitas dan jalan penghubung (access road).
PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS BANDAR UDARA
Merupakan tahap optimalisasi perencanaan tata letak fasilitas bandar udara berdasarkan
data dan informasi hasil survey lapangan serta analisa kapasitas / kebutuhan fasilitas bandar
udara dengan mempertimbangkan kondisi lahan yang ada, tata guna lahan dan ruang udara,
prosedur penerbangan serta dampak lingkungan yang meliputi :
a. Penyusunan alternatif konsep rencana tata letak fasilitas bandar udara kriteria / standar
perencanaan bandar udara yang berlaku dengan memperhatikan aspek kelancaran,
keselamatan, keamanan serta aspek teknis dan lingkungan.
b. Melakukan pengkajian terhadap alternatif rencana tata letak fasilitas bandar udara yang
telah disusun guna menetukan alternatif terpilih.
c. Penyusunan tahapan pembangunan bandar udara sesuai kebutuhan/demand untuk
masing - masing fasilitas dengan mempertimbangkan aspek teknis, ekonomis dan
operasional.
ANALISA KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
Analisa kelayakan ekonomi dan finansial antara lain meliputi analisis investasi
pengembangan Bandar Udara Sibisa serta dampak ekonomi yang ditimbulkan terhadap
tingkat pendapatan bandar udara, pemerintah daerah serta masyarakat setempat, yang
meliputi :
a. Net Present Value (NPV)
Net Present Value adalah nilai keuntungan bersih saat sekarang, yang perhitungannya
berdasarkan pada manfaat yang diperoleh untuk proyek pembangunan bandar udara
pada suatu kurun waktu tertentu dengan mempertimbangkan besaran tingkat bunga
bank komersial.
b. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return adalah tingkat bunga pengembalian suatu kegiatan
pembangunan / pengembangan bandar udara, yang perhitungannya berdasarkan pada
besaran NPV sama dengan nol. Kegiatan pembangunan/ pengembangan bandar udara
dinyatakan lebih menguntungkan, apabila IRR lebih besar dari tingkat bunga bank
komersial. Sebaliknya kegiatan pembangunan/pengembangan tersebut dinyatakan
kurang menguntungkan apabila IRR lebih rendah dari tingkat bunga bank komersial.
c. Profitability Index (PI) atau Benefit Cost Ratio (BCR)
Profitability Index (PI) atau Benefit Cost Ratio (BCR) adalah suatu besaran yang
membandingkan antara keuntungan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan
dalam kurun waktu penyelenggaraan kegiatan pembangunan/ pengembangan bandar
udara. Satu kegiatan pembangunan/pengembangan bandar udara dinyatakan
menguntungkan apabila besaran PI atau BCR lebih besar dari 1 (satu). Sebaliknya
kegiatan pembangunan/pengembangan bandar udara dinyatakan tidak layak apabila
besaran PI atau BCR lebih kecil dari satu.
d. Payback Period (PP)
Payback Period adalah kurun waktu dalam tahun yang diperlukan untuk
mengembalikan sejumlah dana yang telah dikeluarkan dalam suatu kegiatan
pembangunan/pengembangan bandar udara. Metode Payback Period tidak
memperhatikan nilai waktu aliran uang (time value of money cash flow) serta
mengabaikan aliran pengeluaran dana setelah kurun waktu perhitungan payback
period namun metode ini mudah dipahami dan menerapkannya.
ANALISA KEBUTUHAN BIAYA DAN TAHAPAN PEMBANGUNAN
a. Analisa kebutuhan biaya pembangunan merupakan perhitungan biaya pembangunan
bandar udara yang dibuat secara rinci disesuaikan dengan pentahapan pembangunan
fasilitas bandar udara yang optimal berdasarkan standar satuan harga terakhir pada
saat pelaksanaan pekerjaan pembuatan rencana induk bandar udara yang ditetapkan
oleh pemerintah daerah setempat dan atau satuan harga pasar yang berlaku setelah
memperhatikan hasil analisa ekonomi dan finansial serta kemampuan pendanaan.
b. Tahapan pelaksanaan pembangunan merupakan pedoman pembangunan/
pengembangan fasilitas bandar udara yang berdasarkan skala prioritas serta
kemampuan pendanaan sesuai hasil analisa kebutuhan biaya.
RANCANGAN PERATURAN/ KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN Hasil penyusunan Studi Kelayakan Pemilihan Lokasi dan Rencana Induk Bandara Baru Dabra di Kabupaten Membramo Raya dengan alternatif-alternatif rencana terpilih atau skenario pengembangannya untuk selanjutnya dapat diproses dan ditetapkan menjadi Keputusan Menteri Perhubungan. Penyampaian Rancangan Peraturan harus dilengkapi dengan lampiran sebagai berikut: 1. Gambar kebutuhan lahan bandara
2. Daftar Sisitem koordinat batas-batas lahan eksisting bandara
3. Daftar sistem koordinat batas-batas lahan pengembangan bandara
4. Perkembangan dan prakiraan permintaan/kebutuhan jasa angkutan udara di bandara dimaksud
5. Rencana pengembangan dan tahapan pembangunan fasilitas bandara
6. Gambar rencana induk bandara