Upload
dian-sulistya-ekaputri
View
179
Download
49
Embed Size (px)
DESCRIPTION
g
Citation preview
LAPORAN KEGIATAN
MINI PROJECT
POSBINDU PTM
BANJAR BATU BINTANG
Oleh: dr. Steffi
Pembimbing: dr.Komang Suarjati
DALAM PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA
PUSKESMAS II DENPASAR BARAT
2015
[Type text]
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyakit tidak menular terutama penyakit jantung, kanker,
penyakit pernapasan kronis dan diabetes, adalah pembunuh terbesar di dunia
dengan 35 juta kematian setiap tahun dan merupakan penyebab dari 60%
kematian global. Diperkirkan selama tahun 2006-2015 akan terjadi
peningkatan 21% kematian karena penyakit tidak menular, sedangkan
kematian akibat penyakit menular cenderung turun 16% selama periode
yang sama. Di Indonesia, kematian akibat penyakit tidak menular
meningkat dari 41% tahun 1995 menjadi 59,5% tahun 2007. Berdasarkan
Riskesdas 2007 menunjukan bahwa dari 10 besar penyebab kematian
tertinggi di Indonesia, 6 diantaranya adalah karena penyakit tidak menular.
Posbindu PTM merupakan pos pembinaan terpadu faktor risiko
penyakit tidak menular utama (obesitas, hiperkolesterol, hipertensi,
hiperglikemi, diet tidak sehat, kurang aktivitas dan merokok), berupa bentuk
peran serta kelompok masyarakat yang aktif dalam upaya promotif-preventif
untuk mendeteksi secara dini keberadaan faktor risiko PTM utama sekaligus
peningkatan pengetahuan untuk mencegah dan mengendalikan faktor risiko
tersebut pada masyarakat, khususnya usia 25 tahun ke atas. Yang dimaksud
dengan PTM utama adalah diabetes, kanker, penyakit jantung dan pembuluh
darah, penyakit paru obstruktif kronis, dan gangguan akibat kecelakaan dan
tindak kekerasan.
Posbindu PTM dapat dilakukan terintegrasi dengan upaya
kesehatan bersumber masyarakat yang sudah ada secara terpadu, rutin, dan
periodik dengan memnafaatkan sarana dan tenaga yang sudah ada. Kegiatan
ini dilakukan oleh kader kesehatan yang telah dibina bekerjasama dengan
pihak puskesmas.
[Type text]
Berdasarkan jenis kegiatan deteksi dini dan tindak lanjut yang
dapat dilakukan oleh posbindu PTM, maka dapat dibagi menjadi 3
kelompok tingkatan Poasbindu PTM yaitu :
1. Posbindu PTM dasar meliputi pelayanan deteksi dini faktor risiko
sederhana, yang dilakukan dengan wawancara terarah melalui
penggunaan instrumen, pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar
perut, indeks massa tubuh, pengukuran tekanan darah serta penyuluhan
mengenai pemertiksaan payudara sendiri untuk mencari kelainan pada
payudara (SADARI).
2. Posbindu PTM Plus meliputi pelayanan Posbindu dasar yang ditambah
dengan pemeriksaan analisa lemak tubuh, pemeriksaan gula darah,
kolesterol, dan trigliserida termasuk pemeriksaan uji fungsi paru
sederhana untuk mengetahui gangguan mekanik pada organ
pernafasan.
3. Posbindu PTM Utama yang meliputi pelayanan Posbindu PTM Plus
ditambah pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)
dengan pelaksana tenaga kesehatan terlatih di desa/kelurahan (bidan).
Untuk pelaksanaan Posbindu PTM Utama dipadukan dengan Pos
Kesehatan Desa atau Kelurahan siaga, maupun atau kelompok
masyarakat yang memiliki tenaga berkompeten untuk melakukan IVA.
Usia lanjut dalam masyarakat (lansia) merupakan salah satu
kelompok masyarakat yang memerlukan perhatian khususnya di bidang
kesehatan. Puskesmas sebagai penyelenggara upaya kesehatan tingkat
pertama memiliki program posyandu yang dikhususkan bagi lansia.
Posyandu lansia diselenggarakan secara periodik setiap 1 bulan sekali dan
merupakan kegiatan yang diintegrasikan untuk melakukan Posbindu PTM
bagi lansia di Puskesmas II Denpasar Barat.
1.2 Identifikasi Masalah
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2007) di Indonesia
menyatakan bahwa Stroke merupakan penyebab kematian terbesar di
[Type text]
Indonesia untuk penduduk umur 25 tahun ke atas di perdesaan maupun di
perkotaan. Riskesdas juga melaporkan bahwa prevalensi nasional untuk
penyakit sendi sebesar 30,3%, Hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke
atas adalah 31,7%, Stroke 0,8%, Asma 4,0%, Kanker 0,4%, Jantung 7,2%
dan Diabetes melitus 5,7% (biomedis). Prevalensi beberapa faktor risiko
PTM seperti Obesitas umum sebesar 10,3%, Obesitas Sentral 18,8%,
Toleransi Gula Terganggu (TGT) 10,2%, kurang makan buah dan sayur
93,6%, kebiasaan minum beralkohol 4,6%, kurang aktivitas fisik 48,2%,
dan merokok 23,7%. Penderita Hipertensi misalnya, secara nasional
terdapat 10 kabupaten/kota dengan prevalensi Hipertensi sekitar 50 % pada
penduduk umur >18 tahun yaitu tertinggi di Kepulauan Natuna (53,3%),
Mamasa (50,6%), Katingan (49,6%), Wonogiri (49,5%), Hulu Sungai
Selatan (48,2%), Rokan Hilir (47,7%), Kuantan Senggigi (46,3%), Bener
Meriah (46,1%), Tapin (46,1%), dan Kota Salatiga (45,2%).
Data Rumah Tangga Sehat menurut Riskesdas 2007 adalah 38,7%.
Secara rinci tiga faktor risiko dari Penyakit Tidak Menular yaitu merokok,
kurang makan buah, dan kurang aktivitas fisik yang juga merupakan
indikator dalam Perilaku Hidup Bersih Sehat di Rumah Tangga
menunjukkan hasil yang tidak menggembirakan.
Puskesmas Denpasar Barat II telah mulai menjalankan kegiatan
Posbindu PTM, yang dilakukan tiap bulan pada 25 banjar di wilayah
kerjanya. Posbindu ini melibatkan kader-kader puskesmas di tiap banjar,
perawat dan dokter yang bertugas di bagian pemeriksaan dan pengobatan.
Posbindu PTM di wilayah kerja Puskesmas Denpasar Barat II melakukan
senam lansia, penyuluhan penyakit tidak menular, pengukuran tekanan
darah, berat badan, lingkar perut, pemeriksaan gula darah, pencatatan dan
pelaksanaan rujukan ke puskesmas dan rumah sakit. Salah satu banjar di
wilayah kerja Puskesmas Denpasar Barat II yang rutin mengadakan
Posbindu PTM setiap bulan adalah Banjar Batu Bintang. Banjar Batu
Bintang memiliki lansia binaan sebanyak 50 orang. Beberapa kendala masih
ditemukan dalam penyelenggaraan Posbindu ini. Pada laporan ini hanya
[Type text]
akan di bahas mengenai posbindu penyakit tidak menular di Banjar Batu
Bintang pada bulan April 2013.
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Meningkatnya perilaku masyarakat khususnya lansia dalam
pencegahan dan penanggulangan faktor risiko Penyakit Tidak
Menular guna menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian
akibat Penyakit Tidak Menular secara terpadu, komprehensif dan
terintegrasi pada wilayah kerja Puskesmas Denpasar Barat II.
1.3.2. Tujuan Khusus
Mengkaji jenis penyakit tidak menular kelompok lansia di
wilayah kerja Puskesmas Denpasar Barat II khususnya Banjar Batu
Bintang .
1.4. Manfaat
1.4.1 Menurunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat
Penyakit Tidak Menular pada lansia di wilayah kerja Puskesmas
Denpasar Barat II.
1.4.2 Mengetahui gambaran penyakit tidak menular kelompok lansia di
wilayah kerja Puskesmas Denpasar Barat II khususnya Banjar Batu
Bintang.
[Type text]
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1. Strategi
Sebelum dilaksanakan kegiatan Posbindu PTM ini, koordinasi
dilakukan dengan petugas puskesmas untuk menjadwalkan penyuluhan PTM
di banjar yang terpilih. Jadwal yang digunakan sesuai dengan jadwal
posyandu lansia di setiap banjar, karena program Posbindu PTM ini
terintegrasi dengan Posyandu lansia. Penyuluh bertugas menyiapkan diri
dengan penguasaan materi penyuluhan, cara penyampaian pesan, dan
pengadaan media penyuluhan (lembar balik). Penguasaan materi dilakukan
dengan membaca buku atau mencari tulisan di internet. Melatih cara
penyampaian informasi yaitu dengan membaca pedoman penyuluhan dan
simulasi. Dalam kesempatan wawancara medis perorangan, memungkinkan
memberikan penyuluhan pribadi dalam bentuk konseling.
2.2. Waktu dan Kegiatan
Penyuluhan dilaksanakan di Banjar Batu Bintang, dimana waktu
pelaksanaannya adalah setiap tanggal 4 tiap bulan atau jadwal disesuaikan
kemudian hari sesuai kesempatan . Penyuluhan dilakukan selama + 30 menit
dari pukul 09.00 – 09.30 WITA, kemudian di ikuti pendataan dan pelayanan
kesehatan dasar.
2.3. Peserta
Peserta yang hadir adalah para lansia binaan di Banjar Batu
Bintang yang berjumlah 20 orang dari total 52 orang lansia.
2.4. Pelaksanaan Penyuluhan
Penyuluhan dimulai setelah para lansia melakukan senam pagi.
Penyuluhan dilakukan dengan pemberian materi diabetes melitus yang
memakan waktu + 15 menit. Setelah penyuluhan selesai, para lansia
[Type text]
diberikan kesempatan untuk bertanya kepada penyuluh mengenai materi
yang telah diberikan, sesi tanya jawab berlangsung + 15 menit. Diikuti
dengan pemeriksaan tekanan darah, lingkar perut, berat badan, dan
pemeriksaan gula darah serta pengobatan dasar untuk para lansia.
2.5. Isi Penyuluhan
Materi penyuluhan yang akan disampaikan pada kegiatan ini yaitu:
a. Informasi umum tentang Diabetes melitus
b. Gejala-gejala diabetes mellitus
c. Pentingnya mengenali faktor risiko diabetes melitus
d. Pentingnya ketaatan dalam pengobatan diabetes mellitus
e. Mengenali komplikasi akibat diabetes mellitus
2.6. Metode dan Media
Penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah tentang penyakit
diabetes melitus. Alat bantu yang digunakan berupa lembar balik. Media
yang digunakan hanya berupa penjelasan secara lisan menggunakan lembar
balik tersebut.
2.7. Proses Kegiatan
Penyuluh yaitu seorang dokter internship dan seorang petugas
puskesmas yang memegang program Posbindu PTM tiba di Banjar Batu
Bintang pukul 09.00, saat itu telah berkumpul para lansia untuk melakukan
senam pagi dan kader-kader posyandu. Pukul 09.15 para lansia telah selesai
melakukan senam, kegiatan dilanjutkan dengan penyuluhan diabetes
melitus. Penyuluhan dimulai dengan perkenalan dokter sebagai penyuluh
diikuti pemberian materi mengenai diabetes melitus secara lisan
menggunakan lembar balik.
Penyuluhan berlangsung secara rapi dan tertib, dimana para lansia
dan penyuluh duduk saling berhadapan. Acara diselingi dengan pemberian
makanan tambahan berupa bubur kacang hijau kepada para lansia.
Penyuluhan berlangsung secara interaktif, lansia tampak sangat antusias
[Type text]
mendengarkan materi penyuluhan, tidak jarang di sela-sela pemberian
materi, lansia memberikan pertanyaan kepada penyuluh.
Setelah pemberian materi selesai, lansia diberikan kesempatan
untuk bertanya. Beberapa lansia sangat bersemangat melontarkan
pertanyaan. Setelah sesi tanya jawab selesai, kegiatan dilanjutkan dengan
pemeriksaan tekanan darah, berat badan, lingkar perut, pemeriksaan gula
darah dan pengobatan dasar.
2.4 Hasil Pemeriksaan
Pada pelaksanaan Posbindu PTM yang dilakukan terintegrasi
dengan kegiatan posyandu lansia, terdata jumlah kehadiran Banjar Batu
Bintang sebanyak 25 orang. Berikut adalah data pemeriksaan faktor risiko
pada lansia di Banjar Batu Bintang.
No. Nama/
Jenis Kelamin
Umur
(th)
BB
(kg)
TB
cm
IMT
Kg/
m2
LP
Cm
TD
(mmHg)
Gula
darah
(g/dL)
Kat.
1 Marta Loban/P 85 39,8 143 20 87 140/80 -
2 Wayan S/P 72 56 164 27 91 120/80 -
3 Menara/P 76 47 157 25 90 120/80 -
4 IB Menara/L 78 50 155 26 76 140/80 -
5 Nyoman Ruka/P 61 53 160 26 71 150/90 -
6 Made Ropeq/L 65 50 142 18 69 120/80 216
7 Rasmini/P 80 31 153 19 68 120/80 241
8 IA Wati/P 56 49 149 27 71 160/90 90
9 Jero Wahyuni/P 71 55 150 25 67 150/90 -
[Type text]
10 Nambrug/P 72 41 158 28 73 120/80 -
11 Kasmin/P 90 47 165 20 68 140/70 -
12 Kompyang /P 67 55 151 29 80 150/90 -
13 Wayan Rami/P 68 41 160 16 65 165/80 59
14 Rasniti/P 58 47 160 19 65 120/60 70
15 Supartini/P 37 67 142 17 68 160/80 -
16 Ayu Citra/P 66 72 148 25 72 140/80 118
17 Suratni/P 56 42 150 25 71 110/70 124
18 Sutama/L 67 51 142 30 84 140/80 94
19 Rai Menuh A/P 70 49 150 24 69 120/80 -
20 Md Suri/P 70 60 160 23 70 180/100 148
21 Citra A /P 70 47 158 19 71 120/80 -
22 Astuti/P 61 70 170 24 74 120/80 121
23 Suteja/L 72 61 150 27 75 120/80 -
24 Bintang
Ningsih/P
72 54 148 23 72 180/80 -
25 Sukerti/P 65 45 156 21 87 120/90 -
26. W.Mundriasih/P 77 34 134 22 91 150/60 -
27 Sucipta/L 54 45 153 18 90 140/80 -
28 Sofiah Bajri/P 55 36 144 17 76 110/60 -
[Type text]
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Profil Puskesmas II Denpasar Barat
Puskesmas merupakan unit fungsional dari Dinas Kesehatan yang
merupakan pos pelayanan terdepan dalam pengembangan dan pembinaan
kesehatan masyarakat. Tujuan pengembangan kesehatan adalah untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Pemerintah telah menetapkan
strategi nasional menuju Indonesia Sehat 2010 dan Denpasar Sehat 2010 yaitu
salah satunya melalui puskesmas. Salah satu puskesmas di Kecamatan Denpasar
Barat yaitu Puskesmas II Denpasar Barat.
3.2 Data Geografis
Puskesmas II Denpasar Barat berdiri sejak tahun 1984 yang terletak di
Jalan Gunung Soputan Gang Puskesmas No. 3 Denpasar Barat. Luas Wilayah
kerja Puskesmas II Denpasar Barat yaitu ± 13,52 km2, dengan batas wilayah
sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kelurahan Pemecutan
Sebelah Timur : Desa Dangin Puri Kauh
Sebelah Selatan : Banjar Abianbase, Desa Kuta
Sebelah Barat : Desa Kerobokan, Kuta Utara
Puskesmas II Denpasar Barat mewilayahi 5 desa dan 1 kelurahan yang
meliputi 59 Banjar yaitu :
Desa Dauh Puri Kelod : 11 Banjar
Desa Dauh Puri Kangin : 5 Banjar
Desa Dauh Puri Kauh : 7 Banjar
Desa Padang Sambian Kelod : 12 Banjar
Desa Pemecutan Kelod : 15 Banjar
Kelurahan Dauh Puri : 8 Banjar, 5 Ling
Dengan rata-rata jarak tempuh ke Puskesmas sekitar 3 km dan rata-rata
waktu tempuh 15 menit.
[Type text]
3.3 Data Demografik
Jumlah penduduk di Wilayah Puskesmas II Denpasar Barat adalah
sebanyak : 112.044 jiwa yang tersebar sebagai berikut :
Desa Dauh Puri Klod : 21.022 jiwa
Desa Dauh Puri Kangin : 10.905 jiwa
Desa Dauh Puri Kauh : 20.015 jiwa
Desa Padang Sambian Klod : 12.705 jiwa
Desa Pemecutan Klod : 29.855 jiwa
Kelurahan Dauh Puri : 17542 jiwa
Jumlah Penduduk lansia : 9.411 jiwa
Jumlah KK Miskin : 2.766 jiwa
Jumlah Posyandu : 66 posyandu
3.4. Program Posyandu Lansia
Puskesmas II Denpasar Barat memiliki program Posyandu yang
dikhususkan bagi para lansia. Posyandu lansia dilakukan setiap bulan di banjar
yang merupakan wilayah kerja puskesmas bekerja sama dengan kader terlatih.
Kegiatan yang dilakukan antara lain adalah senam lansia, penyuluhan, dan
pengobatan dasar untuk membantu meningkatkan tingkat kesehatan lansia.
Berikut banjar yang telah menjalankan posyandu lansia beserta jumlah lansia
binaan Puskesmas II Denpasar Barat..
No. Nama Banjar Jumlah Lansia Binaan
1. Catur Panca 32
2 Batu Bintang 54
3 Pelita Sari 60
4 Pengiasan 33
5 Jemantang 50
6 Lingkungan Kirana 20
7 Tenten 0
8 Abian Timbul 0
9 Gmeh 46
10 Pondok Batu Bintang 65
[Type text]
11 Bumi Asri 45
12 Braban 58
13 Abian Tegal 38
14 Titih 50
15 Sanglah 20
16 Suci 25
17 Batan Nyuh 54
18 Jaba Pura 18
19 Bumi Sari 31
20 Bumi Santi 70
21 Pekambingan 21
22 Padang Sumbu Kaja 0
23 Br. Tegal Buah 34
24 Br. Buagan 50
25 Br. Sumuh 60
26 Padang Indah 60
27 Eka Sila 60
3.5 Diskusi Hasil
Posbindu PTM yang dilakukan di banjar Batu Bintang merupakan Posbindu
yang diintegrasikan dengan kegiatan Posyandu Lansia yang dilaksanakan setiap
satu bulan sekali. Pada pelaksanaan Posbindu PTM tersebut jumlah kehadiran di
Banjar Batubintang adalah 24 orang atau sebanyak 38%. Jika dilihat dari
persentase kehadiran lansia binaan di Banjar Buagan masih kurang bahkan tidak
mencapai setengah dari jumlah lansia binaan. Hal ini menunjukkan masih
kurangnya antusias masyarakat lansia binaan untuk terlibat dalam kegiatan
posyandu. Kondisi ini merupakan hal yang harus diperhatikan dan memerlukan
evaluasi lebih lanjut untuk mengetahui penyebab rendahnya tingkat kehadiran.
Beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab antara lain komunikasi informasi
dan edukasi kepada lansia dan keluarga yang masih kurang sehingga kesadaran
untuk memeriksakan kesehatan. Mengingat usia lansia membutuhkan keluarga
sebagai pendamping maka kader posyandu dan posbindu PTM diharapkan
[Type text]
melakukan pendekatan yang lebih kepada keluarga yang memiliki anggota
keluarga lansia. Pendekatan secara aktif dapat pula dilakukan dengan bantuan
tokoh masyarakat yang disegani.
Dalam pelaksanaan posyandu lansia di Banjar Batu Bintang, kegiatan yang
dilakukan adalah diawali dengan senam lansia, pembagian makanan tambahan,
penyuluhan dan dilanjutkan dengan pengukuran BB, tekanan darah, lingkar perut,
pemeriksaan gula darah dan pengobatan dasar yang dilanjutkan dengan pencatatan
oleh kader dan petugas puskesmas pada lembar KMS lansia. Kegiatan ini jika
dilihat dari kelompok tingkatan Posbindu PTM telah mencakup kegiatan yang
dilakukan kelompok Posbindu PTM dasar yang telah disertai dengan pemeriksaan
kadar gula darah yang merupakan bagian dari kelompok Posbindu PTM plus.
Namun kegiatan ini masih memerlukan penyempurnaan agar kegiatan yang
dilakukan dapat mencapai program posbindu PTM yang ideal. Ketersediaan
sarana alat-alat kesehatan untuk keperluan Posbindu PTM serta sumber daya
manusia dalam hal ini kader yang terlatih dan petugas puskesmas merupakan
bagian penting yang harus terus ditingkatkan.
Berdasarkan data yang tercatat saat kegiatan Posbindu di Banjar Batu
Bintang maka dari 24 orang lansia binaan yang datang ditemukan sebanyak 54 %
atau 13 orang memiliki tekanan darah diatas normal dan 10 orang yang
mengkonsumsi obat hipertensi. Dari pengukuran lingkar perut ditemukan 4% atau
1 orang lansia binaan dengan lingkar perut di atas normal. Dari pengukuran IMT,
ditemukan 29% atau 7 orang overweight, 4% atau 1 orang dengan obese, dan
12,5% atau 3 orang dengan gizi kurang. Setelah penyuluhan mengenai diabetes
mellitus sebanyak 62,5% atau 15 orang lansia binaan melakukan pemeriksaan
gula darah dan 2 orang di dapatkan dengan diabetes. Selanjutnya jika dimasukkan
ke dalam kriteria pengendalian faktor risiko PTM maka sebanyak 36% termasuk
pengendalian faktor risiko kategori buruk, 18% termasuk kategori sedang, dan
46% termasuk kategori baik.
Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa tingkat pengendalian faktor risiko
penyakit tidak menular lansia binaan masih rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh
berbagai faktor antara lain tingkat pendidikan dan pengetahuan lansia yang rendah
mempengaruhi kesadaran untuk menjaga dan mengontrol kesehatan secara rutin.
[Type text]
Tingkat ekonomi masyarakat, keterlibatan anggota keluarga lain untuk
memotivasi, serta kurangnya KIE dari kader maupun petugas kesehatan
melakukan promosi pentingnya Posbindu sebagai lini pertama deteksi dini,
pengobatan, dan pengendalian penyakit tidak menular merupakan faktor yang
turut mempengaruhi.
Pada pelaksanaan Posbindu PTM di Banjar Batu Bintang dilakukan
penyuluhan mengenai diabetes melitus bagi para lansia binaan. Selama
pelaksanaan penyuluhan berjalan lancar, walaupun jumlah lansia yang datang
sedikit. Beberapa lansia mengajukan pertanyaan mengenai materi yang diberikan
dan ada pula yang memeriksakan kadar gula darah setelah penyuluhan. Secara
umum pelaksanaan posbindu PTM berjalan lancar. Namun, kegiatan Posbindu
PTM di Banjar Batu Bintang ini belum dilakukan follow up di bulan selanjutnya
karena terhambat adanya hari libur hari raya, dan pada 2 bulan berikutnya tidak
dilakukan pendataan karena kekurangan tenaga puskesmas pada hari tersebut.
[Type text]
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
1. Posbindu PTM merupakan pos pembinaan terpadu faktor risiko penyakit
tidak menular utama (obesitas, hiperkolesterol, hipertensi, hiperglikemi,
diet tidak sehat, kurang aktivitas dan merokok), berupa bentuk peran serta
kelompok masyarakat yang aktif dalam upaya promotif-preventif untuk
mendeteksi secara dini keberadaan faktor risiko PTM utama sekaligus
peningkatan pengetahuan untuk mencegah dan mengendalikan faktor risiko
tersebut pada masyarakat,
2. Tingkat kehadiran peserta lansia binaan masih kurang di Banjar Batu
Bintang dimana tingkat kehadiran tidak mencapai 50% dari jumlah total
lansia binaan.
3. Tingkat pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular di Banjar Batu
Bintang tergolong masih kurang,
Saran
1. Follow up di bulan selanjutnya sangat diperlukan untuk melihat
perkembangan dan tingkat kendali faktor risiko PTM para lansia binaan.
2. KIE kepada lansia dan keluarga oleh kader dan petugas puskesmas perlu
ditingkatkan. Terutama pendekatan yang lebih kepada keluarga yang
memiliki anggota keluarga lansia
3. Pendekatan secara aktif dapat pula dilakukan dengan bantuan tokoh
masyarakat yang disegani.
[Type text]