28
Oleh: Reni Anita Dosen Pengasuh : Prof. Chuzaimah D.Diem, MLS.Ed.D Dr. Riswan Jaenuddin, M.Pd MODEL-MODEL PENGAJARAN

Model pengajaran

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Model pengajaran

Oleh: Reni Anita

Dosen Pengasuh : 

Prof. Chuzaimah D.Diem, MLS.Ed.DDr. Riswan Jaenuddin, M.Pd

MODEL-MODEL PENGAJARAN

Page 2: Model pengajaran

Pengajaran Merancang pengajaran di

kelas. Menciptakan lingkungan

dan suasana belajar yang efektif dan inovatif.

Menciptakan cara belajar yang baik bagi siswa.

Mengajarkan siswa untuk berinteraksi antar teman.

learn how to learn (Dewey)

Page 3: Model pengajaran

MODEL PENGAJARAN Menurut Joyce, Weil, dan Calhoun

(2009).1. Kelompok model pengajaran

memproses informasi (the information-processing family)

2. Kelompok model pengajaran sosial (the social family)

3. Kelompok model pengajaran personal (the personal family)

4. Kelompok model pengajaran sistem perilaku (the behavioral system family).

Page 4: Model pengajaran

Kelompok Model Pengolaan Informasi

Menitikberatkan pada aktivitas yang terkait dengan kegiatan proses atau pengolahan

informasi untuk meningkatkan kemampuan siswa melalui proses pengajaran.

Page 5: Model pengajaran

Bentuk-bentuk Model Pengolahan Informasi.a. Berfikir induktif

model pengajaran ini beranggapan bahwa kemapuan berfikir seseorang tidak dengan sendirinya dapat berkembang dengan baik jika proses pengajaran dikembangkan tanpa memperhatikan kesesuaian dengan kebutuhan berfikir seseorang.

Page 6: Model pengajaran

Beberapa Strategi Berfikir Induktif(Joyce, Weil, & Calhoun, 2000)

1. Strategi pertama: pembentukan konsep; meliputi perhitungan dan pendaftaran.

2. Strategi kedua: interpretasi data yang meliputi tahap mengindentifikasi hubungan antara data atau masalah, tahap menemukan hubungan dan tahap membuat inferensi.

3. Strategi ketiga: aplikasi prinsip yang meliputi tahap memprediksi konsekuensi, menjelaskan fenomena-fenomena dan menguji hipotesis.

Page 7: Model pengajaran

b. Penemuan konsepmodel penemuan konsep adalah model pengajaran yang dirancang untuk menata atau menyusun data sehingga konsep-konsep penting dapat dipelajari secara tepat dan efisien.

Page 8: Model pengajaran

c. Model induktif kata-BergambarModel pengajaran ini merupakan gabungan model perpikir induktif dan model penemuan konsep. Model pengajaran ini dirancang agar siswa tidak hanya belajar menulis dan membaca, tetapi juga belajar mendengarkan dan mengucapkan kosa kata, serta belajar kata-kata, kalimat-kalimat, dan paragraf-paragraf.

Page 9: Model pengajaran

d. Penelitian Ilmiahmodel pengajaran adalah untuk mengembangkan kemampuan siswa di dalam menyelesaikan masalah melalui suatu kegiatan ilmiah (saintifik) dengan membandingkan masalah dengan kondisi nyata pada areal ilmiah, membantu siswa mengindentifikasi konsep atau metode pemecahan masalah dan mendesain cara mengatasi masalah.

Page 10: Model pengajaran

Tiga Tahapan Pokok:

Tahap I : Mengumpulkan dan menganalisis

data.Tahap II : Memeriksa hipotesis dan teori.Tahap III : Merefleksikan tujuan

konstruksi pengetahuan.

Page 11: Model pengajaran

e. Mnemonikmodel pengajaran menghafal dan mengasimilasikan informasi.model ini diarahkan untuk mengembangkan kemampuan siswa menyerap dan mengintegrasikan informasi sehingga siswa-siswa dapat mengingat informasi yang telah diterima dan dapat me-recall kembali pada saat ditentukan.

Page 12: Model pengajaran

Tahap-tahap pengajaran:1. Mencermati materi2. Mengembangkan hubungan3. Mengembangkan sensori image4. Melatih me-recall dengan

memperhatikan tahapan sebelumnya dan hal ini harus dipelajari secara terus menerus.

Page 13: Model pengajaran

f. Sinektiksinektik didesain oleh Gordon yang diarahkan untuk mengembangkan kreativitas.4 gagasan Gordon:1. kreativitas penting di dalam melaksanakan

aktivitas sehari-hari2. Proses kreatif tidak sepenuhnya hal yang

misterius.3. Temuan tentang kreatif berlaku sama pada

berbagai bidang.4. Penemuan/berfikir kreativitas (creative thinking)

individu ada prinsipnya tidak berbeda.

Page 14: Model pengajaran

6 langkah dalam menerapkan pembelajaran sinektik:1. Guru menjelaskan siswa untuk mendiskripsikan situasi

yang ada sekarang.2. Siswa mengembangkan berbagai analogi, kemudian

memilih salah satu dan mendeskripsikan serta menjelaskan secara mendalam.

3. Siswa menjadi bagian dari analogi dari yang dipilihnya pada tahap sebelumnya.

4. Siswa mengembangkan pemikiran dalam bentuk deskripsi-deskripsi dari yang dihasilkan pada tahap dua dan tiga.

5. Siswa menyimpulkan dan menentukan analogi-analogi tidak langsung lainnya.

6. Guru mengarahkan agar siswa kembali pada tugas dan masalah semula dengan menggunakan analogi-analogi terakhir atau dengan menggunakan seluruh pengalaman sinektik.

Page 15: Model pengajaran

g. Advance Organizermodel ini dikembangkan berdasarkan pemikiran Ausubel tentang materi pembelajaran dan struktur kognitif.3 Tahap Advance Organizer:1. Menjelaskan panduan pembelajaran2. Menjelaskan materi dan tugas-tugas

pembelajaran3. Memperkokoh pengorganisasian

kognitif.

Page 16: Model pengajaran

Kelompok Model Pengajaran Sosial

Model-model pengajaran ini  memberikan prioritas pada peningkatan kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain untuk meningkatkan proses demokratis, dan untuk belajar dalam masyarakat secara produktif.

Page 17: Model pengajaran

a. Mitra Belajar (Patners in learning)Model pengajaran ini bertujuan untuk membantu siswa bekerja sama secara efektif. Metode ini mengajarkan siswa untuk melaksanakan tugas-tugas pembelajaran dengan berpasangan.

Page 18: Model pengajaran

b. Investigasi Kelompok (group investigation)Model ini dirancang untuk membimbing siswa dalam memperjelas masalah, menelusuri berbagai persfektif dalam masalah tersebut, dan mengkaji bersama untuk menguasai informasi, gagasan, skill, dan mengembangkan kompetensi social mereka.

Page 19: Model pengajaran

c. Bermain Peran (rola playing) Model ini membimbing siswa dalam

memahami perilaku sosial, peran mereka dalam interaksi sosial, dan cara-cara dalam memecahkan masalah dengan lebih efektif.

Model pengajaran ini menuntut siswa untuk mementaskan konflik, belajar mengambil peran orang lain, dan meneliti perilaku sosial.

Page 20: Model pengajaran

d. Penelitian Hukum (jurisprudential inquiry)

Model pengajaran ini dirancang untuk melibatkan siswa untuk mengkaji kasus-kasus masalah sosial yang berhubungan dengan kebijakan publik misalnya, isu-isu seputar keadilan dan kesetaraan, kemiskinan dan kekuatan.

Page 21: Model pengajaran

Kelompok Model Pengajaran Personal Model-model pengajaran ini menekankan

pada pengembangan pribadi. Model-model ini berusaha bagaimana kita

bisa memahami diri kita sendiri dengan baik, bertanggung jawab pada pendidikan kita, dan belajar untuk menjangkau atau bahkan melampaui perkembangan kita saat ini agar lebih kuat, lebih sensitif, dan lebih kreatif dalam mencari kehidupan yang lebih sejahtera.

Page 22: Model pengajaran

a. Pengajaran tanpa arahan (non directive teaching) Model pengajaran ini menekankan

pada hubungan antara siswa dan guru. Guru ditempatkan sebagai

konselor/penasehat. Guru berupaya membantu siswa

berperan dalam mengarahkan pendidikan mereka sendiri.

Page 23: Model pengajaran

b. Meningkatkan konsep diri melalui prestasi (enhancingself concept through achievement) Model pengajaran ini membantu siswa

untuk pembentukan kemampuan menjajagi dan menyadari pemahaman diri sendiri.

Pengajaran ini secara langsung mengarahkan kebutuhan siswa akan harga diri, pemahaman diri, dukungan, dan penghormatan pada sesama.

Page 24: Model pengajaran

Kelompok Sistem Prilaku

Menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan manipulasi penguatan

perilaku secara efektif sehingga terbentuk pola perilaku yang dikehendaki.

Page 25: Model pengajaran

a. Belajar menguasai (mastery learning) dan instruksi terencana (programmed instruction)Penerapan teori sistem perilaku yang paling umum bagi tujuan-tujuan pendidikan terbentuk dari apa yang disebut dengan belajar menguasai.

Page 26: Model pengajaran

b. Intruksi langsung (direct instruction) Model intruksi langsung menekankan pada

pernyataan langsung tentang sasaran-sasaran, rangkaian aktivitas yang berhubungan dengan

Sasaran tersebut, pemantauan perkembangan secara seksama, umpan balik prestasi, dan taktik dalam mencapai tujuan yang lebih efektif.

Page 27: Model pengajaran

c. Belajar dari simulasi (simulation): pelatihan dan latihan diri Para pakar behavioral sibernetik telah

mengembangkan dua pendekatan dalam pelatihan, yaitu dari model praktik ke teori (theory-to-practice model) dan model simulasi (simulation model).

Model praktik ke teori memadukan informasi tentang keterampilan dalam demonstrasi, praktik, umpan balik, dan pelatihan sampai keterampilan tersebut dikuasai.

simulasi dibangun dari gambaran tentang kondisi hidup nyata. Siswa harus dilibatkan untuk mencapai tujuan simulasi tersebut dalam suasana sesungguhnya hingga tujuan ini benar-benar dikuasai.

Page 28: Model pengajaran

TERIMA KASIH