71
 Muskuloskeletal Semester 2 Modul Tutorial I Kelompok 4 Badai Ardyana Arimbi Putri (2013730129) M. Zetvandi Ibrahim (2013730151) Muhammad Indra Jdi (201373015!) Mutiara Putri "ame#ia (2013730157) $ina Ame#inda (20137301%2) Putri &ina Indri'ia (20137301%5) Putri $viarin Irhamna (20137301%%) e*a +adi##ah ,e-ri (2013730170)  andra $ata'ha Mahendra (2013730175) nia Irene /#'yah (201373010) hi#a ubianti P. (2013730179) T utor: dr . Adib Komaidi, SpOrth Universitas Muhammdiah !akarta 2"#$

Modul I Muskuloskeletal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan modul dasar muskuloskeletal

Citation preview

MuskuloskeletalSemester 2Modul Tutorial I

Kelompok 4Badai Ardyana Arimbi Putri (2013730129)M. Zetvandi Ibrahim (2013730151)Muhammad Indra Jodi (2013730154)Mutiara Putri Camelia (2013730157)Nina Amelinda (2013730162)Putri Dina Indrisia (2013730165)Putri Noviarin Irhamna (2013730166)Rezka Fadillah Yefri (2013730170) Sandra Natasha Mahendra (2013730175)Sonia Irene Elsyah (2013730180)Shila Rubianti P. (2013730179)Tutor: dr. Adib Komaidi, SpOrthUniversitas Muhammdiyah Jakarta 2013

SKENARIO MODUL DASAR :Pada saat sholat, kita harus melakukan gerakan Takbir, Sujud, Ruku dan DudukPada saat bekerja dengan menggunakan komputer kita harus menggerakkan jari-jari tangan kitaPada saat bermain bola, kaki banyak dipergunakan untuk menendang dan berlari

KATA SULIT :-KATA KUNCI :1. Gerakan Takbir, Sujud, Ruku dan Duduk2. Gerakan Jari-jari tangan3. Gerakan menendang dan berlari

PERTANYAAN : 1. Jelaskan macam-macam lingkup gerak sendi!2. Jelaskan tentang anatomi sendi dan jenis-jenis sendi bedasarkan skenario!3. Jelaskan mekanisme sistem alat gerak tubuh manusia yang bersangkutan dengan skenario!4. Jelaskan tulang yang berperan bedasarkan skenario! 5. Jelaskan otot dan syaraf yang berperan bedasarkan skenario!6. Jelaskan struktur histologi tulang, sendi dan otot!7. Jelaskan peran berbagai zat gizi dan substrat kimia lainya dalam struktur biokimia!

TUJUAN PEMBELAJARAN :Setelah selesai mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan peranan kinerja alat gerak dalam mencapai kinerja manusia yang optimal

SASARAN PEMBELAJARAN :1. Mampu menjelaskan mekanisme kerja sistem alat gerak tubuh manusia2. Mampu menjelaskan tentang anatomi sendi lutut, tangan dan kaki3. Mampu menjelaskan tentang lingkup gerak sendi masing-masing sendi lutut, tangan dan kaki4. Mampu menjelaskan mekanisme kerja sistem alat gerak tubuh manusia, dengan memperhatikan faktor stuktur histologi tulang, sendi dan otot5. Mampu menjelaskan topografi innervasi extremitas6. Mampu menjelaskan mekanisme kerja sistem alat gerak tubuh manusia, dengan memperhatikan faktor struktur Fisiologi tulang, sendi dan otot7. Mampu menjelaskan peran berbagai zat gizi dan substrat kimia lainya dalam struktur biokimia

Nama : Putri Noviarin IrhamnaNIM : 2013730166

1. Sebutkan macam-macam lingkup gerak sendi !

Lingkup gerak sendi atau Range Of Motion (ROM) adalah luasnya gerakan sendi yang terjadi pada saat sendi bergerak dari satu posisi ke posisi lain, baik secara pasif maupun aktif. Alat ukur lingkup gerak sendi adalah Goniometer.

Macam macam LGS antara lain :a) Fleksi dan EkstensiFleksi adalah gerak menekuk atau membengkokkan. Ekstensi adalah gerakan untuk meluruskan

b) Abduksi dan AdduksiAbduksi adalah gerakan menjauhi tubuh. Adduksi adalah gerakan mendekati tubuh.

c) Elevasi dan DepresiElevasi merupakan gerakan mengangkat. Depresi adalah gerakan menurunkan

d) Inversi dan Eversi (pergelangan kaki)Inversi adalah gerak memiringkan telapak kaki ke dalam tubuh. Eversi adalah gerakan memiringkan telapak kaki ke luar.

e) Supinasi dan Pronasi (pergelangan tangan)Supinasi adalah gerakan menengadahkan tangan. Pronasi adalah gerakan menelungkupkan tangan.

f) Endorotasi dan Eksorotasi Endorotasi adalah gerakan ke dalam pada sekililing sumbu panjang tulang yang bersendi (rotasi). Sedangkan eksorotasi adalah gerakan rotas ke luar.g) Protraksi dan RetraksiProtraksi adalah gerakan ke arah depan. Retraksi adalah gerakan kea rah belakang.

Sumber : Dorland, Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta:EGC,1765 http://hmkuliah.wordpress.com/2010/05/09/anatomi-fisiologi/ Snell, MD, PhD , Richard. 2008. Anatomi Klinis. Jakarta: EGCNama : Muhammad Indra JodiNIM : 2013730154Pertanyaan ; 2. Jelaskan tentang anatomi jenis-jenis sendi berdasarkan skenario!Jawaban :Sendi (articulation) adalah hubungan antartulang sehingga tulang dapat digerakkan. Hubungan dua tulang disebutpersendian(artikulasi).ada berbagai macam persendian :1. Sinartrosis adalah persendian yang tidak memperbolehkan pergerakan. Dapat dibedakan menjadi dua: Sinartrosis sinfibrosis: sinartrosis yang tulangnya dihubungkan jaringan ikat fibrosa. Contoh: persendian tulangtengkorak. Sinartrosis sinkondrosis: sinartrosis yang dihubungkan oleh tulang rawan. Contoh: hubungan antarsegmen padatulang belakang.2. Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan. Dapat dikelempokkan menjadi : Sendi Peluru (Spheroidea): Sendi yang memungkinkan pergerakan ke segala arah. Contoh: hubungantulang lengan atasdengantulang belikat, & tulang paha dengan gelang panggul Sendi Pelana (sellaris): Sendi yang memungkinkan beberapa gerakan rotasi, namun tidak ke segala arah. Contoh: hubungan tulang telapak tangan dan jari tangan. Sendi Putar (Trokoidea): Sendi yang memungkinkan gerakan berputar (rotasi). Contoh: hubungan tulang tengkorak dengan tulang belakang I (atlas). Sendi Luncur: Sendi yang memungkinkan gerak rotasi pada satu bidang datar. Contoh: hubungan tulang pergerlangan kaki. Sendi Engsel (Gynglymus) : Sendi yang memungkinkan gerakan satu arah. Contoh: sendi siku antaratulang lengan atasdantulang hasta. Sendi Datar (planae): sendi yang memungkinkan gerakan meluncur atau geser pada bidang permukaan articular. Contoh sendi di antara acromion scapula dan klavikula

3. Amfiartosis adalah persendian yang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan sehingga memungkinkan terjadinya sedikit gerakan Simfisis: Tulang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan yang berbentuk seperi cakram. Contoh: hubungan antara ruas-ruas tulang belakang. Sindesmosis: Tulang dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligamen. Contoh:persendian antara fibula dan tibia.

Jenis-jenis sendi pada Gerakan sholat : TakbirTakbir adalah mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu atau telinga, dan ucapkan allahu akbar. Sendi yang terdapat pada gerakan ini :a. sendi engsel (articulatio Cubiti/ sendi siku)b. Sendi peluru (Articulatio Humeri/sendi bahu, Articulatio Radiocarpalis/sendi tangan proximal),

RukukRukuk adalah meratakan kedua tangan diatas lutut dan meluruskan bagian punggunga) Sendi peluru, bagiannya yaitu Art.humerii /sendi bahu dan art.Coxaet r2 b) a) Sendi pelana, bagiannya yaitu hubungan telapak tangan dan jari tanganc). Sendi simfisis, bagiannya yaitu hubungan antara ruas-ruas tulang belakang.

Sujud Sujud adalah menempelkan tujuh tulang pada tanah atau alas serta merenggangkan kedua lengan dan tangan. Sendi yg terdapat pada gerakan ini ialah : c) Sendi Peluru : Art.humerii /sendi bahu dan art.Coxaet r2 d) Sendi pelana ; art.Carpometacarpalis/sendi ibu jarie) Sendi simfisis tulang belakang

Duduk antara dua sujudDuduk antara dua sujud adalah Duduk dengan menegakkan kedua telapak kaki dan duduk di atas tumit.a). Sendi luncur bagiannya yaitu hubungan tulang pergelangan kakib). Sendi engsel bagiannya yaitu sendi lutut / articulation genus

Jenis-jenis sendi Ketika mengetikKetika mengetik sendi yang terjadi, yaitu :a). Sendi pelana: art. Carpometacarpalis/ sendi ibu jarib). Sendi peluru : art. Metacarpophalangeae/ sendi dasar jari tanganc). Sendi engsel : art. Interphalangeae / sendi jari tangan

jenis-jenis sendi Ketika menendangKetika menendang sendi yang terjadi, yaitu :a). sendi peluru : hubungan tulang paha dengan gelang panggulb). sendi engsel : sendi lutut/ art.genusc). sendi luncur : hubungan tulang pergelangan kaki

Jenis-jenis sendi ketika berlariKetika berlari sendi yang terjadi, yaitu :a). sendi peluru : hubungan tulang paha dengan gelang panggul dan Art.humerii /sendi bahub). sendi engsel : sendi lutut/ art.genus dan articulatio Cubiti/ sendi sikuc). sendi luncur : hubungan tulang pergelangan kaki

Referensi : Anatomi Berorientasi Klinis edisi kelima jilid 1 karya ; Keith L.Moore and Arthur F.Dalley

Sobotta Edisi 23 Jilid 1 karya F.Paulsen dan J.Waschke

http://id.wikipedia.org/wiki/Sendi

http://dewiwulans.blogspot.com/2013/01/arthrologi.html

Nama : Shila Rubianti P.NIM: 20137301793.Jelaskan fisiologi tulang, sendi dan otot?Jawab :Fisiologi tulangTulang terdiri atas matriks organic keras yang sangat diperkuat dengan endapan garam kalsium dan.1. Matriks organik ini terdiri dari serat-serat kolagen dan medium gelatin homogen yang disebut substansi dasar. Substansi dasar ini terdiri atas cairan ekstraseluler ditambah proteoglikan, khususnya kondroitin sulfat dan asam hialuronat yang membantu mengatur pengendapan kalsium.2. Garam-garam tulang terutama terdiri dari kalsium dan fosfat. Rumus garam utamanya dikenal sebagai hidroksiapatit.Tahap awal pembentukan tulang adalah sekresi kolagen (kolagen monomer) dan substansi dasar oleh osteoblas. Kolagen monomer dengan cepat membentuk serat-serat kolagen dan jaringan akhir yang terbentuk adalah osteoid, yang akan menjadi tempat di mana kalsium mengendap. Sewaktu osteoid terbentuk, beberapa osteoblas terperangkap dalam osteoid dan selanjutnya disebut osteosit.Osteoblas dapat dijumpai di permukaan luar tulang dan dalam rongga tulang. Lawan dari osteoblas yang membentuk tulang adalah osteoklas yang menyerap tulang dan mengikisnya.Pada pertumbuhan tulang normal, kecepatan pengendapan dan absorpsi tulang sama satu dengan lainnya, sehingga massa total dari tulang tetap konstan. Biasanya, osteoklas terdapat dalam massa yang sedikit tetapi pekat, dan sekali massa osteoklas mulai terbentuk, maka osteoklas akan memakan tulang dalam waktu 3 minggu dan membentuk terowongan. Pada akhir waktu ini, osteoklas akan menghilang dan terowongan itu akan ditempati osteoblas. Selanjutnya, mulai dibentuk tulang baru. Pengendapan tulang ini kemudian terus berlangsung selama beberapa bulan, dan tulang yang baru itu diletakkan pada lapisan berikutnya dari lingkaran konsentris (lamella) pada permukaan dalam rongga tersebut sampai pada akhirnya terowongan itu terisi semua. Pengendapan ini berhenti setelah ada pembuluh darah yang mendarahi daerah tersebut. Kanal yang dilewati pembuluh darah ini disebut kanal harvers. Setiap daerah tempat terjadinya tulang baru dengan cara seperti ini disebut osteon.Apabila mendapat beban yang berat, tulang akan menebal. Selain itu, tulang akan terus melakukan regenerasi kalau sudah mulai perlu diganti. Kemampuan tulang melakukan regenerasi akibat adanya absorpsi-pengendapan tulang. Kecepatan absorpsi-pengendapan tulang yang berlangsung cepat, misalnya pada anak-anak, cenderung membuat tulang rapuh dibandingkan dengan absorpsi-pengendapan tulang yang lambat. Jadi, pada anak-anak akan terjadi regenerasi yang cepat apabila ada kerusakan.

KALSIUMTubuh manusia dewasa mengandung sekitar 1100gr kalsium, dan 99%nya berada dalam kerangka tubuh. Kalsium dalam tulang terdiri Atas 2 tipe: cadangan yang dapat ditukar dengan cepat, dan cadangan kalsium yang jauh lebih besar ddengan proses penukaran yang lambat. Ada 2 sistem homeostatik yang independen: sistem yang mengatur Ca2+ plasma yang tiap harinya bergerak keluar masuk dari cadangan yang mudah ditukar; dan sistem yang berperan dalam remodelling tulang melalui resropsi dan deposisi tulang yang konstan.Ada 2 tipe kalsium: plasma dan bebas. Kalsium plasma ada yang terikat pada protein (albumin dan globulin) dan ada juga yang berdifusi (berionisasi dan berkompleks dengan HCO3-, sitrat, dst). Kalsium bebas yang terionisasi dalam cairan tubuh adalah perantara kedua dan diperlukan untuk pembekuan darah, kontraksi otot, dan fungsi saraf. Penurunan kadar Ca2+ dapat menyebabkan tetani hipokalsemik yang ditandai dengan sejumlah besar spasme otot rangka, seperti yang terjadi pada laringospasme dimana jalan napas akan tersumbat dan menimbulkan asfiksia fatal.Terdapat 3 hormon yang mengatur metabolisme kalsium, yaitu:1. 1,25-dihidroksikolikalsiferol yang merupakan hormon steroid yang dibentuk dari vitamin D. Reseptor 1,25-dihidrokolekalsiferol ditemukan di banyak jaringan selain usus, ginjal, dan tulang. Jaringan tersebut di antaranya adalah kulit, limfosit, monosit, otot rangka dan jantung, payudara, dan kelenjar hipofisis anterior. Zat ini dapat mempermudah penyerapan Ca2+ dari usus, mempermudah reasorbsi Ca2+ di ginjal, meningkatkan aktivitas sintetik osteoblas, dan diperlukan untuk klasifikasi normal matriks.2. hormon paratiroid (PTH) yang memobilisasi kalsium dari usus. PTH bekerja langsung pada tulang untuk meningkatkan resorpsi tulang, ekskresi fosfat dalam urine dan memobilisasi Ca2+.3. kalsitonin yang menurunkan kadar kalsium dengan cara menghambat resorpsi tulang, dan menghambat aktivitas osteoklas secara in vitro.Ketiga hormon ini bekerja secara terpadu untuk mempetahankan kadar Ca2+ yang konstan dalam cairan tubuh.MINERALISASI DAN DEMINERALISASIMineralisasi tulang merupakan proses penempatan kalsium ke dalam jaringan tulang. Sedangkan demineralisasi merupakan proses yang antagonis dengan mineralisasi yaitu proses pengambilan kalsium dari jaringan tulang.Selama hidup, tulang secara terus-menerus diresobsi dan dibentuk tulang baru. Kalsium dalam tulang mengalami pergantian dengan kecepatan 100% per tahun pada bayi dan 18% per tahun pada orang dewasa. Remodeling tulang ini, sebagian bessar adalah proses local yang berlangsung di daerah yang terbatas oleh populasi sel yang disebut unit remodeling tulang.Tulang mempertahankan bentuk eksternalnya selama masa pertumbuhan akibat proses remodeling konstan, disertai proses pengerasan tulang oleh osteoblas (mineralisasi) dan pada proses resoprsi oleh osteoklas (demineralisasi) yang terjadi pada permukaan dan di dalam tulang. Osteoklas membuat terowongan ke dalam tulang korteks yang diikuti oleh osteoblas, sedangkan remodeling tulang trabekular terjadi di permukaan trabekular. Pada kerangka manusia, setiap saat sekitar 5% tulang mengalami remodeling oleh sekitar 2 juta unit remodeling tulang. Kecepatan pembaruan untuk tulang adalah sekitar 4% per tahun untuk tulang kompak dan 20% per tahun untuk tulang trabekular.

Sumber:http://adul2008.wordpress.com/2009/04/30/fisiologi-tulang/

Fisiologi SendiSendi merupakan suatu engsel yang membuat anggota tubuh dapat bergerak dengan baik, juga merupakan suatu penghubung antara ruas tulang yang satu dengan ruas tulang lainnya, sehingga kedua tulang tersebut dapat digerakkan sesuai dengan jenis persendian yang diperantarainya.Sendi merupakan tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Sendi dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu: (1) sendi fibrosa dimana tidak terdapat lapisan kartilago, antara tulang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa, dan dibagi menjadi dua subtipe yaitu sutura dan sindemosis; (2) sendi kartilaginosa dimana ujungnya dibungkus oleh kartilago hialin, disokong oleh ligament, sedikit pergerakan, dan dibagi menjadi subtipe yaitu sinkondrosis dan simpisis; dan(3) sendi sinovial. Sendi sinovial merupakan sendi yang dapat mengalami pergerakkan, memiliki rongga sendi dan permukaan sendinya dilapisi oleh kartilago hialin. Kapsul sendi membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi, tidak meluas tetapi terlipat sehingga dapat bergerak penuh. Sinovium menghasilkan cairan sinovial yang berwarna kekuningan, bening, tidak membeku, dan mengandung lekosit. Asam hialuronidase bertanggung jawab atas viskositas cairan sinovial dan disintesis oleh pembungkus sinovial. Cairan sinovial mempunyai fungsi sebagai sumber nutrisi bagi rawan sendi. Jenis sendi sinovial : (1) Ginglimus : fleksi dan ekstensi, monoaxis ; (2) Selaris : fleksi dan ekstensi, abd & add, biaxila ;(3) Globoid : fleksi dan ekstensi, abd & add; rotasi sinkond multi axial ; (4) Trochoid : rotasi, mono aksis ; (5) Elipsoid : fleksi, ekstensi, lateral fleksi, sirkumfleksi, multi axis. Secara fisiologis sendi yang dilumasi cairan sinovial pada saat bergerak terjadi tekanan yang mengakibatkan cairan bergeser ke tekanan yang lebih kecil. Sejalan dengan gerakan ke depan, cairan bergeser mendahului beban ketika tekanan berkurang cairan kembali ke belakang. (Price, 2005; Azizi, 2004).Tulang rawan merupakan jaringan pengikat padat khusus yang terdiri atas sel kondrosit, dan matriks. Matrriks tulang rawan terdiri atas sabut-sabut protein yang terbenam di dalam bahan dasar amorf. Berdasarkan atas komposisi matriksnya ada 3 macam tulang rawan, yaitu : (1) tulang rawan hialin, yang terdapat terutama pada dinding saluran pernafasan dan ujung-ujung persendian; (2) tulang rawan elastis misalnya pada epiglotis, aurikulam dan tuba auditiva; dan (3) tulang rawan fibrosa yang terdapat pada anulus fibrosus, diskus intervertebralis, simfisis pubis dan insersio tendo-tulang. Kartilago hialin menutupi bagian tulang yang menanggung beban pada sendi sinovial. Rawan sendi tersusun oleh kolagen tipe II dan proteoglikan yang sangat hidrofilik sehingga memungkinkan rawan tersebut mampu menahan kerusakan sewaktu sendi menerima beban yang kuat. Perubahan susunan kolagen dan pembentukan proteoglikan dapat terjadi setelah cedera atau penambahan usia (Wilson, 2005; Laboratorium histologi FK UNS, 2009)

Anatomi-Fisiologi SendiSebagian besar sendi kita adalah sendi sinovial. Permukaan tulang yang bersendi diselubungi oleh tulang rawan yang lunak dan licin. Keseluruhan daerah sendi dikelilingi sejenis kantong, terbentuk dari jaringan berserat yang disebut kapsul. Jaringan ini dilapisi membran sinovial yang menghasilkan cairan sinovial untuk meminyaki sendi. Bagian luar kapsul diperkuat oleh ligamen berserat yang melekat pada tulang, menahannya kuat-kuat di tempatnya dan membatasi gerakan yang dapat dilakukan.Rawan sendi yang melapisi ujung-ujung tulang mempunyai mempunyai fungsi ganda yaitu untuk melindungi ujung tulang agar tidak aus dan memungkinkan pergerakan sendi menjadi mulus/licin, serta sebagai penahan beban dan peredam benturan. Agar rawan berfungsi baik, maka diperlukan matriks rawan yang baik pula. Matriks terdiri dari 2 tipe makromolekul, yaitu : Proteoglikan : yang meliputi 10% berat kering rawan sendi, mengandung 70-80% air, hal inilah yang menyebabkan tahan terhadap tekanan dan memungkinkan rawan sendi elastis Kolagen : komponen ini meliputi 50% berat kering rawan sendi, sangat tahan terhadap tarikan. Makin kearah ujung rawan sendi makin tebal, sehingga rawan sendi yang tebal kolagennya akan tahan terhadap tarikan.Disamping itu matriks juga mengandung mineral, air, dan zat organik lain seperti enzim.http://adul2008.wordpress.com/2009/04/30/fisiologi-tulang/Fisiologi ototOtot adalah spesialis kontraksi tubuh. Otot rangka merekat ke tulang. Kontraksi otot rangka menggerakkan tulang-tulang yang melekat kepadanya sehingga tubuh dapat melakukan berbagai aktivitas motoric. Otot rangka yang menunjang homeostatis mencakup otot-otot yang penting dalam mendapat, mengunyah, dan menelan makanan serta yang menghasilkan esensial untuk bernapas. Kontraksi otot yang menghasilkan panas juga penting dalam mengatur suhu. Otot rangka juga digunakan untuk menggerakkan tubuh menjauhi bahaya.Kontraksi otot rangka penting untuk aktivitas-aktivitas nonhomeostatik, misalnya menari atau mengoperasikan computer. Otot polos ditemukan di dinding organ berongga dan saluran. Kontraksi terkontrol otot polos mengatur gerakan darah melintasi pembuluh, makanan melintasi saluran cerna, udara melintasi saluran napas,dan dan urin ke luar tubuh. Otot jantung hanya ditemukan di dinding jantung, yang kontraksinya memompa darah ke seluruh tubuh.Dengan menggerakkan komponen-komponen intrasel tertentu, sel otot dapat menghasilkan tegangan dan memendek, yaitu, berkontraksi. Ingatlah bahwa tiga tipe otot adalah otot rangka, otot jantung, dan otot polos.Pertama, otot dikategorikan sebagai lurik atau seran-lintang (otot rangka dan otot jantung) atau polos (otot polos), bergantung pada ada tidaknya pita terang gelap bergantian, atau garis-garis, jika otot dilihatdi bawah mikroskop cahaya. Kedua, otot dapat dikelompokkan sebagai volunter(otot rangka) atau involunter(otot jantung dan otot polos), masing-masing bergantung pada apakah otot tersebut disarafi oleh system saraf somatic dan berada di bawah control kesadaran, atau disarafi oleh system saraf otonom dan tidak berada dibawah control kesadaran. Struktur otot rangkaOtot rangka dibentuk oleh berkas-berkas sel otot silindris panjang yang dikenal sebagai serat otot, dibungkus dalam jaringan ikat.Serat-serat otot dikemas bersama myofibril, setiap myofibril terdiri dari tumpukan set filament tebal dan tipis bergantian dan sedikit tumpang tindih. Susunan ini menyebabkan serat otot rangka tampak bergaris-garis pada pemeriksaan mikroskopik, yang terdiri dari pita A gelap dan pita I terang bergantian.Filament tebal terdiri dari protein myosin. Jembatan silang yang terbentuk dari kepala globular molekul molekul myosin menonjol dari setiap filament tebal menuju filament tipis disekitarnya.Filament tipis terutama terdiri dari protein aktin, yang dapat berikatan dan berinteraksi dengan jembatan silang myosin untuk menghasilkan kontraksi. Dengan demikian, myosin dan aktin dikenal sebagai protein kontraktil. Namun, pada keadaan istirahat dua protein regulatorik, tropomiosin dan troponin, terletak melintang di permukaan filament tipis untuk mencegah interaksi jembatan silang ini.

Dasar molecular kontraksi otot rangkaEksitasi suatu serat otot rangka oleh neuron motoriknya menimbulkan kontraksi melalui serangkaian kejadian yang menyebabkan filament-filamen tipis bergeser saling mendekat diantara filament tebal.Mekanisme pergeseran filament pada kontraksi otot ini diaktifkan oleh pelepasan kalsium dari kentung lateral reticulum sarkoplasma.Pelepasan kalsium terjadi sebagai respons terhadap penyebaran potensial aksi serat otot ke dalam bagian sentral serat melalui tubulus T.Kalsium yang dibebaskan kemudian berikatan dengan kompleks troponin-tropomiosin filament tipis, sedikit mereposisi kompleks untuk memajankan tempat pengikatan jembatan silang aktinSetelah aktin yang terpajan tersebut berikatan dengan jembatan silang myosin, interaksi molekuler antara aktin dan myosin membebaskan energy di dalam kepala myosin yang disimpan sebelum penguraian ATP oleh ATPasemiosin. Energy yang dibebaskan ini digunakan untuk menjalankan kayuhan bertenaga jembatan silang. Mekanika otot rangkaGradasi kontraksi otot keseluruhan dapat dilakukan dengan (1) mengubah-ubah jumlah serat otot yang berkontraksi di dalam otot dan (2) mengubah-ubah tegangan yang dibentuk oleh setiap serat yang berkontraksi.Semakin banyak jumlah serat otot aktif, semakin besar tegangan otot keseluruhan. Jumlah serat yang berkontraksi bergantung pada (1) ukuran otot (jumlah serat otot yang ada), (2) tingkat rekrutmen unit mototrik (berapa banyak neuron motoric yang menyarafi otot yang aktif), dan (3) ukuran masing-masing unit mototrik (berapa banyak serat otot diaktifkan secara bersamaan oleh satu neuron motoric).Juga, semakin besar tegangan yang dibentuk oleh setiap serat yang berkontraksi semakin kuat kontraksi otot keseluruhan. Dua faktor yang mempengaruhi tegangan serat adalah (1) frekuensi rangsangan, yang menentukan tingkat jumlah kedut; dan (2) panjang serat sebelum awitan kontraksi.Jumlah kerja yang dilakukan oleh sebuah otot yang berkontraksi setara dengan besar beban kali jarak beban dipindahkan. Jumlah energy yang dikonsumsi oleh suatu otot yang berkontraksi yang direalisasikan sebagai kerja eksternal bervariasi dari 0% sampai 25%, dengan energy sisanya diubah menjadi panas.Tulang, otot, dan sendi membentuk system tuas. Tipe yang paling umum bekerja dengan memperkuat kecepatan dan jarak pemendekan otot untuk meningkatkan kecepatan dan rentang gerakan bagian tubuh yang digerakkan oleh otot tersebut. Meningkatnya maneuverability ini dicapai dengan kompensasi meningkatnya gaya yang harus dihasilkan otot dibandingkan dengan bebannya. Metabolisme otot rangka dan tipe seratTiga jalur biokimia menyalurkan ATP yang dibutuhkan oleh kontraksi otot: (1) pemindahan fosfat berenergi tinggi dari kreatinin fosfat simpanan ke ADP, merupakan sumber ATP pertama pada permulaan olah raga; (2) fosforilasi oksidatif, yang secara efisien mengekstrasi sejumlah besar ATP dari molekul nutrient jika tersedia cukup O2 untuk menunjang system ini; dan (3) glikolisis, yang dapat menghasilkan ATP tanpa O2 tetapi menggunakan banyak glikogen simpanan serta menghasilkan asam laktat dalam prosesnya.Terdapat dua jenis kelelahan: (1) kelelahan otot, yang terjadi ketika suatu otot tidak lagi dapat berespons terhadap rangsangan saraf dengan aktivitas kontrakstil yang sama; dan (2) kelelahan sentral, yang terjadi ketika SSP tidak lagi secara adekuat mengaktifkan neuron motoric.Terdapat tiga jenis serat otot berdasarkan jalur yang digunakan untuk sintesis ATP (oksidatif atau glikoslitik)dan kecepatan otot menguraikan ATP dan selanjutnya berkontraksi (kedut lambat atau kedut cepat): (1) serat oksidatif lambat, (2) serat oksidatif cepat, (3) serat glikolitik cepat. Control gerakan motoricControl setiap gerakan aktifitas motoric bergantung pada tingkat aktivitas di masukkan prasinaps yang berkonvergensi di neuron motoric yang menyarafi berbagai otot. Sinyal-sinyal tersebut berasal dari tiga sumber: (1) jalur reflex spinal, yang berasal dari neuron aferan; (2) system motoric kortikospinal (pyramidal), yang berasal dari sel-sel pyramid di korteks motoric primer dan terutama berkaitan dengan gerakan tangan diskret halus; dan (3) system motoric multineuron (ekstrapiramidal), yang berasal dari batang otak dan terutama berkaitan dengan penyesuaian postur dan gerakan involunter badan dan anggota badan. Sinyal motoric terakhir dari batang otak dipengaruhi oleh serebelum, nucleus basal, dan korteks serebri.Pembentukan dan penyesuaian perintah motoric bergantung pada masukan aferen teru-menerus, terutama umpan balik mengenai perubahan-perubahan pada panjang otot (dipantau oleh gelendong otot) dan tegangan otot (dipantau oleh organ tendon golgi). Otot polos dan jantungFilament tebal dan tipis otot polos tidak tersusun secara teratur sehingga serat tidak memperlihatkan seran lintang.Pada otot polos, kalsium sitosol, yang masuk dari cairan ekstrasel dan juga dibebaskan dari simpanan intrasel yang terbatas, mengaktifkan siklus jembatan silang dengan memicu serangkaian reaksi biokimia yang menyebabkan fosforilasi jembatan silang myosin yang memungkinkannya bereaksi dengan aktin.Otot polos multiunit bersifat neurogenic, memerlukan rangsangandari saraf otonomnya terhadap masing-masing serat ototnya agar terjadi kontraksi.Otot polos unit tunggal bersifat miogenik; otot ini dapat memulai sendiri kontraksi tanpa pengaruh eksternal apapun, akibat depolarisasi spontan ke potensial ambang yang ditimbulkan oleh pergesean ototmatis fluks ion. Hanya sebagian kecil dari sel-sel otot polos dan sinsitium fungsional yang dapat terangsang sendiri. Dua jenis utama depolarisasi spontan yang diperlihatkan oleh sel-sel otot polos yang dapat terangsang sendiri adalah potensial pemacu dan potensial gelombang lambat.Kontraksi otot polos bersifat efisien dari segi energy sehingga jenis otot ini dapat melakukan kontraksi jangka panjang tanpa kelelahan. Sifat hemat ini, disertai oleh kenyataan bahwa otot polos unit tunggal dapat berada dalam berbagai panjang tanpa banyak mengalami perubahan tegangan, menyebabkan otot polos unit tunggal sangat cocok untuk membentuk dinding organ berongga yang dapat meregang.Otot jantung hanya ditemukan di jantung. Otot ini memiliki serat lurik yang sangat terorganisasi seperti otot rangka. Seperti otot polos unit tunggal, sebagian serat otot jantung dapat menghasilkan potensial aksi, yang menyebar ke seluruh jantung melaluibantuan taut celah. Sumber: Sherwood. Lauralee.hal: 277-

Nama: Nina AmelindaNIM: 2013730162

4. Sebutkan dan jelaskan macam macam tulang yang berperan pada scenario diatas.

A. Gerakan salat: Takbir 1. HumerusHumerus adalah tulang lengan atas. Humerus berbentuk kubah terletak pada sudut pada poros dan cocok pada soket dangkal skapula (belikat) untuk membentuk sendi bahu.

2. UlnaUlna merupakan tulang panjang di bagian medial lengan bawah. Terletak sejajar dengan Radius

3. RadiusRadius merupakan tulang lengan bawah yang meghubungkan humerus dengan sisi ibu jari.

Ruku, sujud, dudukPada saat ruku, tulang yang berperan adalah Os femur dan Columna vertebralis. Pada saat sujud, tulang yang berperan adalah femur, tibia, fibula, tarsal dan columna vertebralis. Dan pada saat duduk, tulang yang berperan adalah Columna vertebralis, femur, tibia, fibula, dan tarsal.

1. FemurFemur adalah tulang paha, tulang terpanjang dalam tubuh. Ujung bawah bergabung tibia (tulang kering) untuk membentuk sendi lutut.

2. TibiaTibia adalah tulang yang berbentuk pipa yang menghubungkan femur dengan tarsal.

3. FibulaFibula atau tulang betis adalah tulang kaki terletak di sisi lateral tibia, dengan yang terhubung di atas dan di bawah.

4. Tarsal Tulang tarsal, yakni tulang kaki yang terdiri dari pergelangan kaki, punggung kaki, dan lima jari kaki. Pergelangan kaki terdiri dari tujuh "tulang tarsal," membentuk kelompok yang disebut tarsus. Tulang-tulang ini diatur sedemikian rupa dapat bergerak bebas di mana ia bergabung dengan tibia dan fibula (tulang kaki bagian bawah).

5. Columna vertebralisColumna vertebralis atau ruas tulang belakangadalah kolom tulang dan tulang rawan yang membentang dari dasar tengkorak ke panggul. Membungkus dan melindungi saraf tulang belakang dan mendukung batang tubuh dan kepala. Tulang belakang terdiri dari sekitar tiga puluh tiga tulang. Setiap pasang tulang dihubungkan oleh sendi yang menstabilkan tulang punggung dan memungkinkan untuk bergerak.

B. Gerakan Tangan CarpalTulang carpal merupakan tulang kerangka pergelangan tangan terdiri dari susunan delapan "tulang-tulang karpal" kecil yang terikat dalam dua baris dari empat buku pergelangan tangan.

C. Gerakan Kaki TarsalTulang tarsal, yakni tulang kaki yang terdiri dari pergelangan kaki, punggung kaki, dan lima jari kaki. Pergelangan kaki terdiri dari tujuh "tulang tarsal," membentuk kelompok yang disebut tarsus. Tulang-tulang ini diatur sedemikian rupa dapat bergerak bebas di mana ia bergabung dengan tibia dan fibula (tulang kaki bagian bawah).

Sumber: http://www.anneahira.com/anatomi-manusia.htm Atlas anatomi Sobotta edisi 23

Nama : Sonia Irene Elsyah (2013730180) Sandra Natasha Mahendra (2013730175)5. Otot dan syaraf apa saja yang terlibat pada saat Takbir dan Sujud dalam sholat? Jawaban :Otot yang terlibat pada saat takbir EKTREMITAS ATASOtot: M. Deltoideus, M. Biseps brachii , M. Triceps barchii .

Otot yang terlibat pada saat sujud

1. KEPALA Otot : M. Temporalis (menutup rahang; bag. Belakang: menarik balik rahang bawah/(retrusi)) , M. Pterygoideus medialis (menutup rahang) , M. Pterygoideus lateralis ( menutup rahang dan gerakan ke muka ( protrusi)) , M. Masseter ( menutup rahang)

2. Vetebra dan Cranium

Otot: M. Trapezius: pars descendens ( menahan gelang bahu dan lengan, rotasi ke atas, ekstensi tulang belakang leher) , pars transversal ( abduksi scapula), pars ascendens ( menurunkan scapula dan rotasi kebawah), M. Splenius capitis dan cervicis ( aktif satu sisi: fleksi lateral, rotasi vertebrae cervucales dan kesisi yang sama, aktif kedua sisi: ekstensi vertebrae cervicales)

EKSTREMITAS BAWAHTerdiri dari Otot-Otot: Pada panggul : M. Gluteus maximus, M. Quadratus femoris , M. Piriformis Pada dorsal paha: M. Biceps femoris, M. Semitendinosus dan M. Semimembranosus Pada dorsal betis bagian permukaaan : M. Triceps surae Pada ventral pangkal paha: M. Illiacus, M. Psoas mayor dan minor Pada ventral paha : M. Quadriceps femoris Telapak kaki: M. Abductor digiti minimi, M. Flexor digiti minimi brevis dan M. Opponens

Referensi : Atlas Anatomi sobotta jilid 1 dan jilid 2 edisi 22 Snell, S, Richard. 2006. Anatomi Klinik. Jakarta : EGC

1. Otot apa saja yang terlibat pada saat ruku dan duduk dalam sholat?

Jawaban :

Otot yang terlibat saat ruku

EKTREMITAS ATAS Otot: M. Deltoideus, M. Biseps brachii. Pada sendi siku , M. Triceps barchii .

Otot yang terlibat dalam duduk diantara dua sujud EKSTREMITAS BAWAHTerdiri dari Otot-Otot: Pada panggul : M. Gluteus maximus, M. Quadratus femoris , M. Piriformis Pada dorsal paha: M. Biceps femoris, M. Semitendinosus dan M. Semimembranosus Pada dorsal betis bagian permukaaan : M. Triceps surae Pada ventral pangkal paha: M. Illiacus, M. Psoas mayor dan minor Pada ventral paha : M. Quadriceps femoris Telapak kaki: M. Abductor digiti minimi, M. Flexor digiti minimi brevis dan M. Opponens

Referensi : Atlas Anatomi sobotta jilid 1 dan jilid 2 edisi 22 Snell, S, Richard. 2006. Anatomi Klinik. Jakarta : EGC

Tulang gelang bahu dan lengan atasGelang bahu terdiri atas clavicula dan scapula, yang bersendi satu sama lain pada articulatio acromioclavicularis.Skeleton Axiale : - M. Deltoideus - M. Supra + Infraspinatus - M. Teres Major + Minor - M. Subscapularis - M. coracobrachialis

Otot otot BRACHIUM Terdiri dari : M.Triceps Brachii M. Biceps Brachii M. Brachialis M. Deltoideus Dibungkus FASCIA BRACHIALIS Fascia Brachialis setengah caudal melekat pada corpus humerus SEPTUM INTERMUSCULARE LATERAL + MEDIAL

Otot otot ANTEBRACHIUM, terdiri dari Kelompok Ventral Superficialis M.BRACHIORADIALIS M.PRONATOR TERES M.FLEXOR CARPI RADIALIS M.FLEXOR CARPI ULNARIS M.PALMARIS LONGUS M.FLEXOR DIGITORIUM SUBLIMIS (SUPERFICIALIS)

Otot otot ANTEBRACHIUM(lanjutan) Kelompok Dorsal Superficialis M.EXT.CARPI RADIALIS M.EXT.CARPI RADIALIS BREVIS M.EXT.DIGITORIUM COMMUNIS M.EXT. DIGITI MINIMI (Quinti Proprius) M.EXT.CARPI ULNARIS M.ANCONEUS

OTOT-OTOT MANUS

Pada Manus, terdapat : FASCIA MANUS yg membungkus MANUS APONEUROSIS PALMARIS penebalan fascia manus pada volar manus LIG. CARPI TRANSVERSARUM (=RETINACULUM FLEXORUM) Membentuk CANALIS CARPII bersama sulcus carpii Dilewati Vagina tendineum otot-otot flexor antebrachium M.flexor carpi radialis M.flexor poll. Longus M. flexor digit sublimis M.flexor digit profundus Dan N.MEDIANUS

Otot-otot pada gelang bahuOtot-otot daerah bahu dan axilla dapat dibagi atas beberapa kelompok yang membagi kelompok tersebut menurut letak posisinya pada tubuh. Menurut cara pertama, otot-otot ini dibagi atas otot pectoral (dada), otot punggung luar, dan otot panggung dalam.Yang dipergunakan disini adalah pembagian kelompok menurut perlekatan otot-otot tersebut, menjadi :1. Otot-otot penghubung batang badan dengan os scapula.2. Otot-otot penghubung batang badan dengan humerus.3. Otot-otot penghubung os scapula dengan humerus.Yang dimaksud dengan batang badan adalah tulang-tulang yang membentuk tubuh yaitu columna vetebralis, costae, dan os sternum. Otot-otot yang berperan pada saat mengetik :1. Otot PolosOtot yang ditemukan dalam intestinum dan pembuluh darah bekerja dengan pengaturan dari sistem saraf tak sadar, yaitu saraf otonom. Otot polos dibangun oleh sel-sel otot yang terbentuk gelondong dengan kedua ujung meruncing, serta mempunyai satu inti2. Otot Lurik/otot rangkaMemiliki desain yang efektif untuk pergerakan yang spontan dan membutuhkan tenaga besar. Pergerakannya diatur sinyal dari sel syaraf motorik. Otot ini menempel pada kerangka dan digunakan untuk pergerakan.

Otot yang terlibat pada saat berjalan atau menendang

M. Gluteus minimus M. Gluteus maximus M. Piriformis M. obturatorius internus M. gamellus superior M. gamellus inferior M. quadriceps femoris M. sartorius M. tensor fasciae latae M. pectineus M. gracilis M. fibularis brevis M. gastrocnemius M. plantaris M. popliteus M. tibialis posterior M. flexor digitorum longus M. flexor hallucis longus M. Gluteus medius M. adductor brevis M. adductor longus M. adductor magnus M. biceps femoris M. semitendinosus M. semimembranosus M. tibialis anterior M. extensor hallucis longus M. extensor digitorium longus M. fibularis (peroneus) tertius M. fibularis (peroneus) longus

Penjelasannya : M. gluteus minimus Kerjanya : mengabduksi, merotasi paha ke medial.

M. gluteus maximus adalah otot terbesar dalam tubuh manusia yang membentuk sebagian dari bokong. Otot ini besar dan kuat karena memiliki pekerjaan menjaga batang tubuh dalam posisi tegak dan membantu untuk berjalan, selain itu juga mengekstensi, mengabduksi, dan merotasi paha secara lateral.

M. piriformis Kerjanya : merotasi paha secara lateral .

M. obturatorius internusKerjanya : merotasi paha secara lateral . M. gamellus superiorKerjanya : merotasi femur secara lateral

M. gamellus inferior Kerjanya : merotasi paha secara lateral

M. quadriceps femoris Kerjanya : mengekstensi tungkai pada femur

M. sartorius Kerjanya : fleksi paha dan tungkai

M. tensor fasciae latae Kerjanya : fleksi, merotasi, paha secara medial

M. pectineus Kerjanya : fleksi dan aduksi femur

M. gracilisKerjanya : aduksi paha, fleksi sendi lutut

M. fibularis brevis Kerjanya : mengabduksi dan plantar fleksi kaki

M. gastrocnemius Kerjanya : plantar fleksi sendi pergelangan kaki, fleksi sendi lutut

M. plantaris Kerjanya : fleksi plantar pedis

M. popliteusKerjanya : fleksi tungkai, dan rotasi tungkai secara medial

M. tibialis posteriorKerjanya : fleksi plantar dan inversi pada kaki

M. flexor digitorum longus Kerjanya : fleksi ibu jari kaki dan ekstensi kaki

M. flexor hallucis longus Kerjanya : fleksi ibu jari kaki

M. Gluteus medius Kerjanya : mengabduksi, merotasi paha kemedial

M. adductor brevis Kerjanya : aduksi, rotasi, dan fleksi femur

M. adductor longus Kerjanya : aduksi, rotasi, fleksi femur

M. adductor magnus Kerjanya : -pars profunda : aduksi paha -pars superfisialis : ekstensi paha

M. biceps femoris Kerjanya : fleksi tungkai dan ekstensi femur

M. semitendinosus Kerjanya : fleksi dan rotasi tungkai bawah secara medial, mengekstensi paha

M. semimembranosus Kerjanya : fleksi dan rotasi tungkai bawah secara medial, ekstensi paha

M. tibialis anteriorKerjanya : dorsofleksi dan inversi kaki

M. extensor hallucis longus Kerjanya : dorsofleksi sendi pergelangan kaki, mengekstensi haluks

M. extensor digitorium longus Kerjanya : mengekstensi jari-jari kaki

M. fibularis tertius Kerjanya : eversi dan dorsofleksi kaki

M. fibularis longus Kerjanya : mengabduksi, eversi dan plantar fleksi pada kaki

Syaraf1. Takbir & RukuEkstrimitas Atas N. Axillaris membawa informasi sensor dari sendi bahu, serta kulit yang menutupi daerah inferior otot deltoid - yang "lencana resimen" daerah (yang dipersarafi oleh saraf cabang Unggul Lateral Cutaneous saraf aksila)

N. Musculocutaneus : N. muskulokutaneus di lengan dibentuk dengan memisahkan pleksus brakialis di perbatasan dalam otot-otot dada menjadi dua cabang. Cabang-cabang ini terus

membelah saat mereka berjalan turun melalui lengan atas, lengan bawah, dan ke pergelangan tangan dan tangan. N. RadialisSaraf radial adalah saraf dalam tubuh manusia yang memasok ekstremitas atas. Ini memasok medial, lateral, dan kepala panjang otot triceps brachii lengan, serta semua 12 otot di kompartemen posterior osteofascial dari lengan bawah dan sendi yang terkait dan kulit di atasnya.

2. Sujud & Duduk

Kepala

N. Mandibula N. Pterygoideus medialis N. Pterygoideus N. Maseter

Vetebra & Cranium N. Aksesoris C2-C4 Posterior ramus of spinal N. C3-C4Ekstrimitas Bawaha. Panggul : Nerve to quadratus femoris(L4-S1) Inferior gluteal nerve(L5,S1andS2 nerve roots) Nerve to the piriformis(L5,S1, andS2)b. Dorsal Paha : long head:tibial nerveshort head:common fibular nerve Sciatic(tibial, L5, S1, S2) Tibial partofsciatic nerve(L5,S1andS2)

c. Dorsal Betis Permukaan Tibial Nerve : Cabang-cabang saraf tibialis dari saraf siatik. Ini memberikan instruksi kepada otot-otot di tungkai bawah dan kaki.d. Ventral Pangkal Paha femoral nerve : yang mensuplai otot fleksor paha dan kulit pada paha anterior, regia panggul, dan tungkai bawah. Lumbar plexusvia anterior branches of L1-L3 nerves Anterior ramus of nerve L1

e. Ventral Paha femoral nerve : yang mensuplai otot fleksor paha dan kulit pada paha anterior, regia panggul, dan tungkai bawah.f. Telapak Kaki Lateral plantar nerve superficial branch of lateral plantar nerve deep branch of ulnar nerve(C8 and T1)

Referensi : Snell, S, Richard. 2006. Anatomi Klinik. Jakarta : EGCSnell, S, Richard. 1992. Anatomi klinik. Bagian II. Ed 3. Jakarta : EGC Atlas Anatomi manusia Rocheen & Yokochi Edisi 6Kamus Saku Kedokteran Dorland. 1998. Jakarta: EGCSlide Dr. LisalAtlas Anatomi sobotta jilid 1 dan jilid 2 edisi 22David moffat & Omar faiz.2002.At a Glance Anatomi. Jakarta : ErlanggaNeuroanatomi Klinik, oleh Richard S. Snell. Edisi 7.Nama: Badai Ardyana Arimbi Putri (2013730129)Mutiara Putri Camelia (2013730157)Rezka Fadillah Yefri (2013730170)

6. Jelaskan mengenai Histologi tulang, sendi dan ototHistologi Tulang Tulang seperti jaringan ikat lainnya,terdiri atas sel,serat,dan substansi dasar,namun berbeda dari yang lain,komponen ekstraselnya mengapur menjadi substansi keras yang cocok untuk fungsi penyokong dan pelindung kerangka.Tulang berupa penyokong intern tubuh dan menyesuaikan tempat tambatan bagi otot dan tendo yang penting untuk daya gerak. Selain fungsi mekanis,tulang mejalankan peran metabolik penting berupa gudang kalsium mobil,yang dapat ditarik sesuai kebutuhan dalam pengaturan konsentrasi ion penting ini dalam darah dan cairan tubuh lain.

Struktur Makroskopik TulangPada potongan tulang terdapat 2 macam struktur : Substantia spongiosa (berongga) Substantia compacta (padat) Bagian diaphysis tulang panjang yang berbentuk sebagai pipa dindingnya merupakan tulang padat, sedang ujung-ujungnya sebagian besar merupakan tulang berongga yang dilapisi oleh tulang padat yang tipis. Ruangan dari tulang berongga saling berhubungan dan juga dengan rongga sumsum tulang.

Struktur Mikroskopik Tulang-Sistem Havers:saluran havers(saraf,pembuluh darah,aliran limfe)-Lamela: Lempeng tulang yang tersusun konsentris-Lacuna: ruangan kecil yang terdapat diantar lempengan-lempangan yang mengandung sel tulang-Kanalikuli: memancar diantara lacuna dan tempat difusi makanan sampe ke osteon

Matriks TulangBersifat asidofilik, tersusun berlapis-lapis, tebalnya 5-7 mikron. Matriks tulang terdiri dari 35% komponen organik yaitu kolagen dan proteoglikan, serta 65% material inorganik (mineral). komponen organic dibentuk dari kolagen, sisanya terdiri dari substansi dasar proteoglycan dan molekul-molekul non kolagen yang tampaknya terlibat dalam pengaturan mineralisasi tulang. Kolagen yang dimiliki oleh tulang adalah kurang lebih setengah dari total kolagen tubuh, strukturnya pun sama dengan kolagen pada jaringan pengikat lainnya. Hampir seluruhnya adalah fiber tipe I. Ruang pada struktur tiga dimensinya yang disebut sebagai hole zones, merupakan tempat bagi deposit mineral. Kontribusi substansi dasar proteoglycan pada tulang memiliki proporsi yang jauh lebih kecil dibandingkan pada kartilago, terutama terdiri atas chondroitin sulphate dan asam hyaluronic. Substansi dasar mengontrol kandungan air dalam tulang, dan kemungkinan terlibat dalam pengaturan pembentukan fiber kolagen. Materi organik non kolagen terdiri dari osteocalcin (Osla protein) yang terlibat dalam pengikatan kalsium selama proses mineralisasi, osteonectin yang berfungsi sebagai jembatan antara kolagen dan komponen mineral, sialoprotein (kaya akan asam salisilat) dan beberapa protein. Matriks anorganik merupakan bahan mineral yang sebagian besar terdiri dari kalsium dan fosfat dalam bentuk kristal-kristal hydroxyapatite. Kristal kristal tersebut tersusun sepanjang serabut kolagen. Bahan mineral lain : ion sitrat, karbonat, magnesium, natrium, dan potassium. Kekerasan tulang tergantung dari kadar bahan anorganik dalam matriks, sedangkan dalam kekuatannya tergantung dari bahan-bahan organik khususnya serabut kolagen. Sel-sel TulangOsteoblas Sel ini bertanggung jawab atas pembentukan matriks tulang, oleh karena itu banyak ditemukan pada tulang yang sedang tumbuh. Selnya berbentuk kuboid atau silindris pendek, dengan inti terdapat pada bagian puncak sel dengan kompleks Golgi di bagian basal. Sitoplasma tampak basofil karena banyak mengandung ribonukleoprotein yang menandakan aktif mensintesis protein. Osteosit Merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Pada sediaan gosok terlihat bahwa bentuk osteosit yang gepeng mempunyai tonjolan-tonjolan yang bercabang-cabang. Bentuk ini dapat diduga dari bentuk lacuna yang ditempati oleh osteosit bersama tonjolan-tonjolannya dalam canaliculi. Osteosit yang terlepas dari lacunanya akan mempunyai kemampuan menjadi sel osteoprogenitor yang pada gilirannya tentu saja dapat berubah menjadi osteosit lagi atau osteoklas.

OsteoklasMerupakan sel multinukleat raksasa dengan ukuran berkisar antara 20 m-100m dengan inti sampai mencapai 50 buah. Sel ini ditemukan untuk pertama kali oleh Kllicker dalam tahun 1873 yang telah menduga bahwa terdapat hubungan sel osteoklas (O) dengan resorpsi tulang. Hal tersebut misalnya dihubungkan dengan keberadaan sel-sel osteoklas dalam suatu lekukan jaringan tulang yang dinamakan Lacuna Howship (H). keberadaan osteoklas ini secara khas terlihat dengan adanya microvilli halus yang membentuk batas yang berkerut-kerut (ruffled border).Sel Osteoprogenitor Sel tulang jenis ini bersifat osteogenik, oleh karena itu dinamakan pula sel osteogenik. Sel-sel tersebut berada pada permukaan jaringan tulang pada periosteum bagian dalam dan juga endosteum. Selama pertumbuhan tulang, sel-sel ini akan membelah diri dan mnghasilkan sel osteoblas yang kemudian akan akan membentuk tulang. Sebaliknya pada permukaan dalam dari jaringan tulang tempat terjadinya pengikisan jaringan tulang, sel-sel osteogenik menghasilkan osteoklas. Sel sel osteogenik selain dapat memberikan osteoblas juga berdiferensiasi menjadi khondroblas yang selanjutnya menjadi sel cartilago. Kejadian ini, misalnya, dapat diamati pada proses penyembuhan patah tulang. Menurut penelitian, diferensiasi ini dipengaruhi oleh lingkungannya, apabila terdapat pembuluh darah maka akan berdiferensiasi menjadi osteoblas, dan apabila tidak ada pembuluh darah akan menjadi khondroblas. Selain itu, terdapat pula penelitian yang menyatakan bahwa sel osteoprogenitor dapat berdiferensiasi menjadi sel osteoklas lebih lebih pada permukaan dalam dari jaringan tulang.

JENIS JARINGAN TULANG

Secara histologis tulang dibedakan menjadi 2 komponen utama, yaitu :

Tulang muda/tulang primer Tulang dewasa/tulang sekunder

Kedua jenis ini memiliki komponen yang sama, tetapi tulang primer mempunyai serabut-serabut kolagen yang tersusun secara acak, sedang tulang sekunder tersusun secara teratur.

Jaringan Tulang Primer Dalam pembentukan tulang atau juga dalam proses penyembuhan kerusakan tulang, maka tulang yang tumbuh tersebut bersifat muda atau tulang primer yang bersifat sementara karena nantinya akan diganti dengan tulang sekunder Jaringan tulang ini berupa anyaman, sehingga disebut sebagai woven bone. Merupakan komponen muda yang tersusun dari serat kolagen yang tidak teratur pada osteoid. Woven bone terbentuk pada saat osteoblast membentuk osteoid secara cepat seperti pada pembentukan tulang bayi dan pada dewasa ketika terjadi pembentukan susunan tulang baru akibat keadaan patologis. Selain tidak teraturnya serabut-serabut kolagen, terdapat ciri lain untuk jaringan tulang primer, yaitu sedikitnya kandungan garam mineral sehingga mudah ditembus oleh sinar-X dan lebih banyak jumlah osteosit kalau dibandingkan dengan jaringan tulang sekunder. Jaringan tulang primer akhirnya akan mengalami remodeling menjadi tulang sekunder (lamellar bone) yang secara fisik lebih kuat dan resilien. Karena itu pada tulang orang dewasa yang sehat itu hanya terdapat lamella saja.

Jaringan Tulang Sekunder Jenis ini biasa terdapat pada kerangka orang dewasa. Dikenal juga sebagai lamellar bone karena jaringan tulang sekunder terdiri dari ikatan paralel kolagen yang tersusun dalam lembaran-lembaran lamella. Ciri khasnya : serabut-serabut kolagen yang tersusun dalam lamellae(lapisan) setebal 3-7m yang sejajar satu sama lain dan melingkari konsentris saluran di tengah yang dinamakan Canalis Haversi. Dalam Canalis Haversi ini berjalan pembuluh darah, serabut saraf dan diisi oleh jaringan pengikat longgar. Keseluruhan struktur konsentris ini dinamai Systema Haversi atau osteon. Sel-sel tulang yang dinamakan osteosit berada di antara lamellae atau kadang-kadang di dalam lamella. Di dalam setiap lamella, serabut-serabut kolagen berjalan sejajar secara spiral meliliti sumbu osteon, tetapi serabut-serabut kolagen yang berada dalam lamellae di dekatnya arahnya menyilang. Di antara masing-masing osteon seringkali terdapat substansi amorf yang merupakan bahan perekat. Susunan lamellae dalam diaphysis mempunyai pola sebagai berikut : Tersusun konsentris membentuk osteon. Lamellae yang tidak tersusun konsentris membentuk systema interstitialis. Lamellae yang malingkari pada permukaan luar membentuk lamellae circumferentialis externa. Lamellae yang melingkari pada permukaan dalam membentuk lamellae circumferentialis interna.

PERIOSTEUM Bagian luar dari jaringan tulang yang diselubungi oleh jaringan pengikat pada fibrosa yang mengandung sedikit selENDOSTEUM Endosteum merupakan lapisan sel-sel berbentuk gepeng yang membatasi rongga sumsum tulang dan melanjutkan diri ke seluruh rongga-rongga dalam jaringan tulang termasuk Canalis Haversi dan Canalis Volkmanni. Sebenarnya endosteum berasal dari jaringan sumsum tulang yang berubah potensinya menjadi osteogenik.

PERTUMBUHAN TULANG

Perkembangan tulang pada embrio terjadi melalui dua cara, yaitu osteogenesis desmalis dan osteogenesis enchondralis. Keduanya menyebabkan jaringan pendukung kolagen primitive diganti oleh tulang, atau jaringan kartilago yang selanjutnya akan diganti pula menjadi jaringan tulang. Hasil kedua proses osteogenesis tersebut adalah anyaman tulang yang selanjutnya akan mengalami remodeling oleh proses resorpsi dan aposisi untuk membentuk tulang dewasa yang tersusun dari lamella tulang. Kemudian, resorpsi dan deposisi tulang terjadi pada rasio yang jauh lebih kecil untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi karena fungsi dan untuk mempengaruhi homeostasis kalsium. Perkembangan tulang ini diatur oleh hormone pertumbuhan, hormone tyroid, dan hormone sex.

Osteogenesis Desmalis Nama lain dari penulangan ini yaitu Osteogenesis intramembranosa, karena terjadinya dalam membrane jaringan. Tulang yang terbentuk selanjutnya dinamakan tulang desmal. Yang mengalami penulangan desmal ini yaitu tulang atap tengkorak. Mula-mula jaringan mesenkhim mengalami kondensasi menjadi lembaran jaringan pengikat yang banyak mengandung pembuluh darah. Sel-sel mesenkhimal saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolannya. Dalam substansi interselulernya terbentuk serabut-serabut kolagen halus yang terpendam dalam substansi dasar yang sangat padat. Tanda-tanda pertama yang dapat dilihat adanya pembentukan tulang yaitu matriks yang terwarna eosinofil di antara 2 pembuluh darah yang berdekatan. Oleh karena di daerah yang akan menjadi atap tengkorak tersebut terdapat anyaman pembuluh darah, maka matriks yang terbentuk pun akan berupa anyaman. Tempat perubahan awal tersebut dinamakan Pusat penulangan primer. Pada proses awal ini, sel-sel mesenkhim berdiferensiasi menjadi osteoblas yang memulai sintesis dan sekresi osteoid. Osteoid kemudian bertambah sehingga berbentuk lempeng-lempeng atau trabekulae yang tebal. Sementara itu berlangsung pula sekresi molekul-molekul tropokolagen yang akan membentuk kolagen dan sekresi glikoprotein. Sesudah berlangsungnya sekresi oleh osteoblas tersebut disusul oleh proses pengendapan garam kalsium fosfat pada sebagian dari matriksnya sehingga bersisa sebagai selapis tipis matriks osteoid sekeliling osteoblas. Dengan menebalnya trabekula, beberapa osteoblas akan terbenam dalam matriks yang mengapur sehingga sel tersebut dinamakan osteosit. Antara sel-sel tersebut masih terdapat hubungan melalui tonjolannya yang sekarang terperangkap dalam kanalikuli. Osteoblas yang telah berubah menjadi osteosit akan diganti kedudukannya oleh sel-sel jaringan pengikat di sekitarnya. Dengan berlanjutnya perubahan osteoblas menjadi osteosit maka trabekulae makin menebal, sehingga jaringan pengikat yang memisahkan makin menipis. Pada bagian yang nantinya akan menjadi tulang padat, rongga yang memisahkan trabekulae sangat sempit, sebaliknya pada bagian yang nantinya akan menjadi tulang berongga, jaingan pengikat yang masih ada akan berubah menjadi sumsum tulang yang akan menghasilkan sel-sel darah. Sementara itu, sel-sel osteoprogenitor pada permukaan Pusat penulangan mengalami mitosis untuk memproduksi osteoblas lebih lanjut

Osteogenesis Enchondralis Awal dari penulangan enkhondralis ditandai oleh pembesaran khondrosit di tengah-tengah diaphysis yang dinamakan sebagai pusat penulangan primer. Sel sel khondrosit di daerah pusat penulangan primer mengalami hypertrophy, sehingga matriks kartilago akan terdesak mejadi sekat sekat tipis. Dalam sitoplasma khondrosit terdapat penimbunan glikogen. Pada saat ini matriks kartilago siap menerima pengendapan garam garam kalsium yang pada gilirannya akan membawa kemunduran sel sel kartilago yang terperangkap karena terganggu nutrisinya. Kemunduran sel sel tersebut akan berakhir dengan kematian., sehingga rongga rongga yang saling berhubungan sebagai sisa sisa lacuna. Proses kerusakan ini akan mengurangi kekuatan kerangka kalau tidak diperkuat oleh pembentukan tulang disekelilingnya. Pada saat yang bersamaan, perikhondrium di sekeliling pusat penulangan memiliki potensi osteogenik sehingga di bawahnya terbentuk tulang. Pada hakekatnya pembentukan tulang ini melalui penulangan desmal karena jaringan pengikat berubah menjadi tulang. Tulang yang terbentuk merupakan pipa yang mengelilingi pusat penulangan yang masih berongga rongga sehingga bertindeak sebagai penopang agar model bentuk kerangka tidak terganggu. Lapisan tipis tulang tersebut dinamakan pipa periosteal. Setelah terbentuknya pipa periosteal, masuklah pembuluh pembuluh darah dari perikhondrium,yang sekarang dapat dinamakan periosteum, yang selanjutnya menembus masuk kedalam pusat penulangan primer yang tinggal matriks kartilago yang mengalami klasifikasi. Darah membawa sel sel yang diletakan pada dinding matriks. Sel sel tersebut memiliki potensi hemopoetik dan osteogenik. Sel sel yang diletakan pada matriks kartilago akan bertindak sebagai osteoblast. Osteoblas ini akan mensekresikan matriks osteoid dan melapiskan pada matriks kartilago yang mengapur. Selanjutnya trabekula yang terbentuk oleh matriks kartilago yang mengapur dan dilapisi matriks osteoid akan mengalami pengapuran pula sehingga akhirnya jaringan osteoid berubah menjadi jaringan tulang yang masih mengandung matriks kartilago yang mengapur di bagian tengahnya. Pusat penulangan primer yang terjadi dalam diaphysis akan disusun oleh pusat penulangan sekunder yang berlangsung di ujung ujung model kerangka kartilago.

PERTUMBUHAN MEMANJANG TULANG PIPA

Setelah berlangsung penulangan pada pusat penulangan sekunder di daerah epiphysis, maka teradapatlah sisa sisa sel khondrosit diantara epiphysis dan diaphysis. Sel sel tersebut tersusun bederet deret memanjang sejajar sumbu panjang tulang. Masing masing deretan sel kartilago dipisahkan oleh matriks tebal kartilago, sedangkan sel sel kartilago dalam masing masing deretan dipisahkan oleh matriks tipis. Jaringan kartilago yang memisahkan epiphysis dan diaphysis berbentuk lempeng atau cakram sehingga dinamakan Discus epiphysealis. Sel sel dalam masing masing deretan tidak sama penampilannya. Hal ini disebabkan karena ke arah diaphysis sel sel kartilago berkembang yang sesuai dengan perubahan perubahan yang terjadi pada pusat penulangan. Karena perubahan sel sel dalam setiap deret seirama, maka discus tersebut menunjukan gambaran yang dibedakan dalam daerah daerah perkembangan.

Daerah daerah perkembangan :

1. Zona Proliferasi : sel kartilago membelah diri menjadi deretan sel sel gepeng. 2. Zona Maturasi : sel kartilago tidak lagi membelah diri,tapi bertambah besar. 3. Zona hypertrophy : sel sel membesar dan bervakuola. 4. Zona kalsifikasi : matriks cartlago mengalami kalsifikasi. 5. Zona degenerasi : sel sel cartlago berdegenerasi diikuti oleh terbukanya lacuna sehingga terbentuk trabekula.

Karena masuknya pembuluh darah, maka pada permukaan trabekula di daerah ke arah diaphysis diletakan sel sel yang akan berubah menjadi osteoblas yang selanjutnya akan melanjutkan penulangan. Dalam proses pertumbuhan discus epiphysealis akan semakin menipis, sehingga akhirnya pada orang yang telah berhenti pertumbuhan memanjangnya sudah tidak deketemukan lagi.

PEMBESARAN DIAMETER TULANG PIPA Pertumbuhan tulang pipa selain memanjang melalui discus epiphysealis juga mengalami pertambahan diameter dengan cara pertambahan jeringan tulang melalui penulangan oleh periosteum lapisan dalam yang dibarengi dengan pengikisan jaringan tulang dari permukaan dalamnya. Dengan adanya proses pengikisan jaringan tulang ini, walau pun diameter tulang bertambah namun ketebalannya tetap dipertahankan. Hal ini penting,karena tanpa pengikisan,berat tulang akan bertambah terus sehingga mengganggu fungsinya.

PERUBAHAN STRUKTUR JARINGAN TULANG Pada mulanya, dari perkembangan trabekula tulang terbentuk semacam sistem harvers yang tidak teratur polanya yang dinamakan sistem Havers primitif. Untuk membentuk sistem Havers dengan pola teratur, perlulah sistem Havers primitif mengalami perubahan sehingga terjadilah tulang sekunder. Perubahan dimulai pada beberapa tempat yang terletak tersebar dalam bentuk rongga rongga yang disebabkan erosi tulang oleh sel-sel osteoklas. Rongga rongga tersebut meluas sehingga terbentuk silindris yang memanjang, disusul oleh masuknya pembuluh darah bersama jeringan sumsum tulang kedalam rongga rongga tersebut. Apabila rongga sudah cukup besar, erosi akan berhenti dalm mulailah pembentukn tulang oleh osteoblas yang diletakan oleh darah pada dinding rongga. Pembentukan tulang berlangsung sebagai lembaran lembaran yang dimulai dari dinding rongga yang makin lama makin mengecilkan rongga sehingga akhirnya pembuluh darah dikelilingi penuh oleh lembaran lembaran tulang. Dengan demikian terbentuklah sistem harvers dengan pembuluh darah di tengahnya. Pada perbatasan luar setiap sistem harvers terdapat substansi perekat yang merupakan sisa matriks tulang. Pembentukan sistem Havers tidak berhenti estela proses di atas, namun akan terjadi pula erosi lagi yang diikuti pembentukan sistem harvers baru seperti semula. Proses tersebut terjadi berulang-ulang sehingga pada potongan melintang tulang pipa akan dapat dibedakan beberapa struktur :

1. Sistem Havers yang lama 2. Sistem Havers yang sedang dibentuk 3. Ruang-ruang karena erosi 4. Sisa sisa sistem harvers sebagai lamela intersitiil.

PERBAIKAN PATAH TULANG Jika terjadi patah tulang, maka kerusakan akan menyebabkan perdarahan yang biasanya akan diikuti oleh pembekuan. Kerusakan juga menyebabkan kerusakan matriks dan sel sel tulang di dekatgaris patah. Awal dari proses perbaikan tulang dimulai dengan pembersihan dari bekuan darah, sisa sisa sel dan matriks yang rusak. Periosteum dan endosteum disekitar tulang yang patah menanggapi dengan meningkatnya proliferasi fibroblast sehingga terbentuklah jaringan seluler disekitar garis patah dan di antara ujung ujung tulang yang terpisah. Pembentukan tulang baru berlangsung melalui penulangan enkhondral dan desmal secara simultan. Untuk penulangan enkhondral didahului dengan terbentuknya kartilago hialin yang berasal dari perubahan jaringan granulasi sebagai hasil proliferasi fibroblast. Celah fragmen tulang sekarang diisi oleh jaringan kartilago yang merupakan kalus. Jaringan tulang baru mengisi celah diantara fragmen tulang membentuk kalus tulang dan menggantikan kalus kartilago. Sel sel osteoprogenitor dari periosteum dan endosteum akan menjadi osteoblas sehingga di daerah tersebut terjadi penulangan desmal. Penulangan enkhondral berlangsung sebagai trabekula dalam jaringan kartilago yang merupakan jaringan penopang sementara dalam perbaikan patah tulang. Tekanan pada tulang selama proses penyembuhan menyebabkan perbaikan bentuk tulang ke bentuk asalnya sehingga benjolan kalus akhirnya akan lenyap melalui resorpsi.

Histologi SendiTulang belulang saling berhubungan melalui berbagai jenis sendi atau artikulasi. Tulang belulang pada tengkorak saling mengisi dan dihubungkan oleh ligamen sutura, lapis jaringan ikat padat tipis yang tidak memungkinkan gerakan. Pada artikulasio vertebra, vertebra berurutan dihubungkan oleh diskus intervertebral, terdiri atas jaringan ikat padat dan tulang rawan yang memungkinkan sedikit gerakan. Pada sendi tungkai, ujung tulang ditutupi tulang rawan dan dikelilingi oleh sebuah simpai sendi yang memungkinkan gerakan cukup luas. Sendi yang hampir tidak memungkinkan gerakan disebut sinartrosis. Dalam kategori ini, tulang yang langsung berhubungan dengan tulang disebut sinostosis. Yang tulangnya dihubungkan melalui tulang rawan adalah sinkondrosis. Yang dihubungkan jaringan ikat adalah sindesmosis. Sendi yang memungkinkan gerak bebas tulang-tulangnya disebut diartrosis.Jenis-jenis sendi :I. Sendi Temporer : terdapat selama masa pertumbuhan, menghilang bila petumbuhan berhenti dan epifisis menyatu dengan bagian batangII. Sendi PermanenJenis sendi berdasarkan susunannya :1. Sendi fibrosa (disatukan oleh jaringan ikat padat fibrosa)Macam-macamnya :-Sutura: Bila penyatuannya sangat kuat, hanya terdapat di tengkorak. Sendi ini tidak permanen, karena dapat diganti dengan tulang di kemudian hari-Sindesmosis: Bila disatukan oleh jaringan ikat fibrosa yang lebih banyak dari suturaEx :sendi radioulnar, sendi tibiofibular-Gomfosis: Bila jaringan fibrosa penyatu membentuk membran periodontalEx : pada gigi dalam maksila dan mandibula

2. Sendi tulang rawan / sendi kartilaginosa sekunderPermukaan tulang yang berhadapan dilapisi lembar-lembar tulang rawan hialin yang dipersatukan oleh lempeng fibrokartilagoEx : simfisis, diskus

3. Sendi Sinovia- Tulang-tulang ditahan menjadi 1 oleh simpai sendi dan permukaan yang berhadapan dilapisi tulang rawan sendi (C. Hialin atau C. Fibrosa hanya pada fosa glenoid dan acetabulum)- Simpai sendi, lapisan luarnya ialah jaringan ikat padat kolagen yang menyatu dengan periosteum yang membungkus tulang dan di beberapa tempat menebal membentuk ligamen sendi.-Lapis dalam simpai (membran sinovia), membatasi rongga sendi, mengandung kapiler lebar Jenis sel sinovia :- Sel A/M : paling banyak, mirip makrofag (fagositosis aktif), sitoplasmanya banyak mengandung mitokondria, vesikel mikropinositik, lisosom, aparat Golgi- Sel B/F : kurang berkembang, menyerupai fibroblas, RE granular sangat luas

-Membran sinovial sering menjulur ke dalam rongga sendi berupa lipatan kasar/vili sinovia, dan dapat menonjol keluar menembus lapis luar simpai di antara tendo dan otot membentuk saku yang disebut bursa.-Juga menghasilkan cairan sinovia : hasil dialisis plasma darah dan limf, mengandung musin (asam hialuronat terikat protein). Fungsi : pelumas dan nutritif untuk sel tulang rawan sendi-Rongga sendi terbagi sebagian / seluruhnya (terkadang) oleh diskus intra-artikular.

Histologi Otot

Otot Skeletal Tiap otot terbungkus selapis jaringan ikat agak padat yang disebutepimisium. Di dalamnya terdapat serat-serat otot yang tersusun di dalam berkas atau fasikulus. Masing-masing berkas diselubungi jaringan ikat tipis, yaituperimisium. Panjang serat otot+1 40 mm, dan berdiameter+10-100 mikron. Dalam suatu serat terdapat banyak inti, sekitar 35 inti tiap mm panjang serat otot. TerdapatSarkolemayang merupakan membran tipis tanpa struktur yang membungkus serat. Sarkolema berisi filamen silindris yaituMiofibril. Sarkolema pada bagian dekat inti juga banyak mengandung sarkosom-sarkosom (unit terkecil kontraksi otot sarkomer) , aparat golgi, sejumlah butir lipid, dan glikogen.

4

Otot Jantung Otot jantung bersifat involunter (gerakan yang tidak di kehendaki), berkontraksi secara ritmis dan automatis. Hanya terdapat pada lapisan miokard dan dinding pembuluh darah besar yang secara langsung berhubungan dengan jantung. Terdapat suatu satuan linear yang terdiri atas sejumlah sel otot jantung yang terikat end-to-end yaituDiskus Interkalaris. Di antara serat-serat otot terdapat jaringa ikat halus yaituEndomisisum. Terbungskus suatu sarkolem tipis, serupa pada otot skeletal. Terdapat sarkoplasma dengan banyak mitokondria.

Struktur Halus:

Miofilamen mengandung aktin dan miosin yang sama dengan yang terdapat pada otot skeletal dan memeperlihatkan struktur yang sama, namun pengelompokan miofilamin menjadi miofibril tidak sesempurna otot skeletal.Tubul T Merupakan invaginasi dari sarkolema (membran tipis yg membungkus serat), dan merupakan perpanjangan dari ruang ekstraseluler.

Diskus Interkalaris Merupakan batas suatu kelompok sel yang khusus. Melintasi serat-serat otot dalam bentuk tangga yang mempunyai bagian transversal dan longitudinal. Terdapat pula banyak Intermediate Junction ataufascia adherens,dan Gap Junctionatauneksuspada bagian yang memanjang.

Otot Polos Merupakan jenis otot involunter Terutama tedapat pada bagian visceral (bagian tubuh yang lunak. Misalnya perut), membentuk bagian kontraktil (dapat berkontrasi). Otot-otot ini terdapat pada sistem pernapasan, sistem urinaria, dan sistem reproduksi.

Struktur Halus Pada sarkoplasma sekitar inti, terdapat mitokondria, sejumlah elemen darretikulum granulardan ribosom-ribosom bebas, suatu aparat golgi kecil, glikogen dan sedikit titik-titik lipid. Serat-seerat retikuler dan elastin mengisi celah-celah interseluler sempit.

Referensi:Bloom dan Fawcett. Buku Ajar Histologi. Edisi 1http://blogkputih.blogspot.com/2011/11/histologi-sistem-muskuloskeletal.html?m=1Anonim. Bone Fracture Healing. Diunduh dari http://www.orthoped.org/bone-fracture-healing.html

Nama : Putri Dina (2013730165) M. Zetvandi (2013730151)7. Jelaskan peran berbagai zat gizi dan substrat kimia lainnya dalam biokimia !a. Peran zat gizi 1. Omega 3Omega-3 juga telah terbukti sangat baik untuk sendi yang sehat. Asam lemak Omega-3 dapat membentuk senyawa prostaglandin yang diketahui memiliki sifat anti-peradangan sehingga risiko nyeri sendi dapat dikurangi. Selain itu omega-3 juga diketahui dapat mempercepat penyembuhan ligament (jaringan ikat antara tulang dengan tulang). Makanan yang banyak mengandung omega-3 misalnya salmon, sardine, herring, kacang-kacangan, dan kedelai.2. GlukosaminGlukosamin adalah komponen gula amino yang diproduksi tubuh. Glukosamin ditemukan hampir diseluruh jaringan tubuh, tetapi konsentrasi besar glukosamin terdapat pada hati, ginjal, dan tulang rawan.Glukosamin merupakan materi penting yang dapat membantu merangsang pembentukan komponen tulang rawan, memperbaiki kerusakan tulang rawan, dan mengurangi rasa sakit pada persendian.3. BrokoliTidak hanya kaya antioksidan dan manfaatnya sebagai antikanker, studi terbaru juga menyebutkan manfaat lain brokoli untuk menjaga kesehatan sendi. Brokoli mengandung sulforaphane yang dapat menghambat kerja enzim dalam kerusakan sendi pada penderita osteoarthritis. Dengan demikian, brokoli memang berpotensi untuk membantu menjaga sendi yang sehat .4. BerryBuah-buahan yang termasuk dalam kategori berries seperti anggur, blueberry, strawberry, dan cranberry mengandung senyawa flavonoids dan juga resveratrol sebagai antioksidan kuat yang memiliki berbagai manfaat untuk mendukung sendi sehat. Kedua senyawa tersebut mampu mencegah inflamasi dan berbagai reaksi oksidatif yang dapat membahayakan kesehatan sendi .

5. Air dan SusuSecara umum, air memang sangat diperlukan untuk kebutuhan fungsional tubuh dan menyusun lebih dari 60% keseluruhan berat tubuh orang dewasa. Pelumas sendi atau yang dikenal sebagai cairan synovial sebagian besar terdiri dari air. Konsumsi air yang cukup sangat baik untuk membantu sistem bantalan sendi dan melumasi jarak antar sendi sehingga gesekan atau nyeri sendi dapat dihindari (12). 20% kebutuhan air dapat dipenuhi dari makanan, akan tetapi 80% tetap diperoleh dari minuman. Untuk itulah perlu konsumsi 8 gelas air setiap hari untuk sendi yang sehat. Susu dan produk turunannya seperti keju dan yogurt tentunya merupakan sumber nutrisi sempurna untuk sendi yang sehat. Dengan berbagai manfaat vitamin dan mineral alami seperti kalsium, zinc, dan magnesium, susu HiLo sangat baik untuk kesehatan sendi. Konsumsi susu HiLo 2 kali sehari secara teratur bantu menjaga sendi yang sehat dan kuat sejak dini.

b. Biokimia Tulang Tulang adalah jaringan ikat padat yang terdiri atas: Zat anorganik (mineral) Zat organik (matriks tulang) Zat anorganik berupa kristal Hidroksapatit yaitu Ca 10 (PO4)6(OH)2 Na + Mg 2+ Co3 2- (karbonat) F- (fluorida)Hidroksiapatit merupakan faktor yang menentukan kekuatan tulang 99% Ca2+ dalam tubuh terhadap dalam tulang. Zat organik pada tulang berupa protein 90-96% adalah kolagen tipe T. Kolagen tipe T dan protein lainnya merupakan bagian kecil pada matriks. Tulang selalu berada dalam keadaan dinamic equilibrum atau peristiwa tugor ganti. Peristiwa ini terlaksana karena ada 2 jenis sel, yaitu; Osteoklas: reabsorbsi tulang ( demineralisasi) dan menghancurkan matriks baru Osteoblas: deposisi tulang (mineralisasi) & sintesis matriks baru.

c. Biokimia OtotI. OTOT MENGUBAH ENERGI KIMIA MENJADI ENERGI MEKANISOtot adalah transducer (mesin) biokimia utama yang mengubah energi potensial (kimiawi) menjadi energi kinetik (mekanis). Otot, jaringan tunggal terbesar di tubuh manusia membentuk sekitar 25% massa tubuh saat lahir, lebih dari 40% pada orang dewasa muda dan sedikit lebih kecil 30% pada usia lanjut. Otot lurik terdiri dari sel-sel serabut otot multinukleus yang di kelilingi oleh membran plasma yang dapat tereksitasi oleh listrik,yaitu sarkolema. Sel serabut individual yang panjangnya dapat menyamai panjang keseluruhan otot, mengandung berkas banyak miofibril yang tersusun sejajar yang terbenam dalam cairan intrasel yang di sebut sarkoplasma. Di dalam cairan ini terdapat glikogen,senyawa berenergi tinggi, ATP dan fosfokreatin, serta enzim-enzim glikolilsis.Miofibril otot rangka mengandung filamen tebal dan tipis. Filamen tebal mengandung miosin. Filamin tipis mengandung aktin, tropomiosin, dan kompleks troponin (troponin T,I, dan C). Model jembata-silang filamen geser adalah dasar dari pandangan terkini tentang kontraksi otot. Dasar dari model-model ini adalah bahwa filamen-filamen yang saling tumpang tindih bergeser satu sama lain sewaktu otot berkontraksi dan jembatan silang antara miosin dan aktin menghasilkan dan mempertahankan ketegangan otot. II. AKTIN DAN MIOSIN MERUPAKAN PROTEIN UTAMA OTOTMonomer G aktin membentuk 25% protein otot berdasarkan berat. Pada kekuatan ionik fisiologis dan dengan keberadaan Mg2+,G aktin mengalami polimerisasi secara nonkovalen untuk membentuk filamen heliks ganda tak larut yang disebut F aktin. Serabut F aktin memiliki tebal 6-7nm dan memiliki puncak dan struktur berulang setiap 35,5 Miosin adalah suatu famili protein,dengan paling sedikit 12 kelas yang telah berhasil diidentifikasi dalam genom manusia. Miosin I adalah suatu spesies monomer yang berikatan dengan membran sel. Miosin I dapat berfungsi sebagai penghubung antara mikrofilamen dan membran sel di lokasi tertentu. Miosin membentuk 55% protein otot berdasarkan berat dan membentuk filamen tebal. Mision II adalah heksamer asimetris dengan massa molekol sekitar 460kDa.Miosin merupakan protein otot yang paling besar jumlahnya yang terdiri atas 6 sub-unit; yaitu 2 rantai berat dan 4 rantai ringan. Terdiri atas bagian globular dan bagian fibrosa. Bagian globular mengandung enzim ATPase .Bagaimana hidrolisis ATP menghasilkan gerakan yang dapat terlihat kasat mata? Kontraksi otot pada hakikatnya terdiri dari perlekatan dan pembebasan siklik kepala S-1 miosin ke filamen F-aktin. Proses ini juga dapat disebut sebagai siklus penyusun dan perombakan jembatan silang. Perlekatan aksin pada miosin juga diikuti perubahan konformasi yang sangat penting di kepala S-1 dan bergantung pada nukleotida mana yang tersedia (ADP atau ATP). Perubahan ini menghasilkan power stroke (kayuhan bertenaga), yang mendorong pergerakan filamen aktin melewati filamen miosin. Energi unutk power stroke pada akhirnay dipasok oleh ATP yang dihidrolisis menjadi ADP dan P1. Namun, kayuhan bertenaga itu sendiri terjadi karena perubahan konformasi di kepala miosim pada saat ADP meninggalkannya. ATP ATPase ADP + P1 + energiSelain itu, bagian globular juga dapat berinteraksi dengan aktin. Apabila miosin direaksikan dengan tripsin akan putus menjadi HMM dan LMM. HMM apabila direaksiakan dengan PAPAIN akan putus menjadi HMMS-1 dan HMMS-2. Miosin HMM dan HMMS-1 memiliki aktivitas ATP-ase dan masih dapat berinteraksi dengan aktin.Apabila terjadi rangsangan, aktin G aktin F. Kemudian tropomiosim dan ketiga troponim berinteraksi dengan aktin F. Interaksi aktin F, trompomiosin dan troponin kemudian berinterksi dengan miosin Ca3+ kontraksi. Di dalam sel otot terdapat organel subsel retikulum sarkoplasmik. Di dalam retikulum sarkoplasmik terdapat protein kalsequestrin. Kalsequestrin merupakan pool Ca2+ pada keadaan otot istirahat. Ketika terjadi rangsangan, kalsequestrin melepaskan Ca2+, kemudian Ca2+ diikat oleh troponin C sehingga terjadi kontraksi. Pada relaksasi, Ca2+ kembali diikat oleh kalsequestrin dalam retikulum sarkoplasmik.Nitrogen oksida adalah regulator otot polos vaskular. Hambatan pembentukannya dari arginin menyebebkan peningkatan mendadak tekanan darah yang menunjukkan bahwa regulasi tekanan darah salah satu dari banyak fungsinya. III. DUA TIPE SERABUT OTOTOtot rangka berfungsi dalam kondisi aerob (istirahat) maupun anaerob (misalnya lari cepat), jadi baik glikolisis aerob maupun anaerob bekerja, bergantung pada kondisi. Otot rangka mengandung mioglobulin untuk menyimpan oksigen. Secara fungsional, otot rangka dibedakan atas dua tipe yaitu; (tipe 1) otot merah/ aerob dan (tipe2) otot putih/ anaerob. Contoh dari otot tipe I adalah pelari maraton dimana sumber energi dari geerakan ototnya adalah glikolisis aerobik, siklis asam sitrat, dan oksidasi asam lemak sangat penting pada fase-fase terakhir. Contoh dari tipe otot II adalah pelari sprint dimana sember energi dari gerakan ototnya adalah ATP, kreatinin kinase dan glikolisis anaerobik. Berikut adalah penjelasan lebih rinci;Sumber Energi pada Otot Putih1. ATP ATPase ADP + P1 + energi ATP dalam otot hanya terdapat untuk kontraksi otot selama 1 detik, kemudian;2. Kreatinfosfat + ADP kreatin kinase kreatin + ATPHal ini hanya berlangsung 4 detik, kemudian;3. 2 ADP Adenilat Kinase AMP + ATP4. Glikolisis anaerobikGlikogen Glikolisis anaerobik 2 laktat +3 ATPSumber Energi pada Otot Merah5. Glikolisis aerobikGlikogen piruvat CO2 + H2O + 39 ATP Pada maraton glikogen hepar habis dalam waktu 18 menit6. Glikogen otot melalui glikolisisaerobik habis dalam waktu 70 menit7. . Oksidasi asam lemak (tahan sampai 4000 menit)d. Biokimia Sendi Otot melekat pada 2 tulang yang terhubung oleh sendi. Beberapa komponen penunjang tsendi, terdiri atas;1. Tulang rawan hialin(kartilago hialin) adalah jaringan tulang rawan yang menutupi kedua ujung tulang. Berguna untuk menjaga benturan Terdiri atas substansi rawan ; kondroitin sulfat, sedikit protein, dan sedikit Ca2+. Rawan sendi ini dibuat oleh kondroblast/ kondrosit.2. Kantung sendi (bursa articularis) di antara kedua rawan sendi.Kantung ini berisi cairan sendi. Dalam cairan sendi terlarut glikosamino glikan, terutama asam hialuraonat. Oleh karena sifat fisikokimia glikosamino glikan pada cairan sendi ini membuat pergerakan tulang halus tanpa gesekan.3. Ligamen(ligamentum) adalahjaringan pengikatyang mengikat luar ujung tulang yang saling membentuk persendian. Ligamentum juga berfungsi mencegah dislokasi.4. Cairan sinovialadalah cairan pelumas pada kapsula sendi

PERAN BERBAGAI ZAT GIZI DAN SUBSTRAT KIMIA LAINNYA DALAM STRUKTUR BIOKIMIAEnergi yang digunakan dalam sistem gerak adalah dalam bentuk ATP (Adenin Trifosfat). Bahan makanan yang berupa karbohidrat, lemak, dan protein yang dioksidasi akan menghasilkan energi, dimana energi tersebut digunakan untuk membentuk sejumlah besar ATP, dan selanjutnya ATP tersebut digunakan sebagai sumber energi bagi banyak fungsi sel. Sehingga ATP merupakan senyawa kimia labil yang terdapat di semua sel, dan semua mekanisme fisiologis yang memerlukan energi untuk kerjanya mendapatkan energi langsung dari ATP.ATP adalah suatu nukleotida yang terdiri dari basa nitrogen adenin, gula pentosa ribosa dan tiga rantai fosfat. Dua rantai fosfat yang terakhir dihubungkan dengan bagian sisa molekul oleh ikatan fosfat berenergi tinggi yang sangat labil sehingga dapat dipecah seketika bila dibutuhkan energi untuk meningkatkan reaksi sel lainnya. Enzim-enzim oksidatif yang mengkatalis perubahan Adenosine Diphospate (ADP) menjadi ATP dengan serangkaian reaksi menyebabkan energi yang dikeluarkan dari pengikatan hidrogen dengan oksigen digunakan untuk mengaktifkan ATPase dan mengendalikan reaksi untuk membentuk ATP dalam jumlah besar dari ADP. Bila ATP di urai secara kimia sehingga menjadi ADP akan menghasilkan energi sebesar 8 kkal/mol, dan cukup untuk berlangsungnya hampir semua langkah reaksi kimia dalam tubuh.Glikolisis merupakan salah satu bentuk metabolisme energi yang dapat berjalan secara anaerobik tanpa kehadiran oksigen. Proses metabolisme energi ini mengunakan simpanan glukosa yang sebagian besar akan diperoleh dari glikogen otot atau juga dari glukosa yang terdapat di dalam aliran darah untuk menghasilkan ATP. Inti dari proses glikolisis yang terjadi di dalam sitoplasma sel ini adalah mengubah molekul glukosa menjadi asam piruvat dimana proses ini juga akan disertai dengan membentukan ATP. Mokelul asam piruvat yang terbentuk dari proses glikolisis ini dapat mengalami proses metabolism lanjut baik secara aerobik maupun secara anaerobik bergantung terhadap ketersediaan oksigen di dalam tubuh. Pada saat berolahraga dengan intensitas rendah dimana ketersediaan oksigen di dalam tubuh cukup besar, molekul asam piruvat yang terbentuk ini dapat diubah menjadi CO2 dan H2O di dalam mitokondria sel. Dan jika ketersediaan oksigen terbatas di dalam tubuh atau saat pembentukan asam piruvat terjadi secara cepat seperti saat melakukan sprint, maka asam piruvat tersebut akan terkonversi menjadi asam laktat.Di dalam proses ini, sebanyak 2 buah molekul ATP dapat dihasilkan apabila sumber glukosa berasal dari glukosa darah dan sebanyak 3 buah molekul ATP dapat dihasilkan apabila glukosaberasal dari glikogen otot. Setelah melalui proses glikolisis, asam piruvat yang di hasilkan ini kemudian akan diubah menjadi Asetil-KoA di dalam mitokondsia. Proses perubahan dari asam piruvat menjadi Asetil-KoA ini akan berjalan dengan ketersediaan oksigen serta akan menghasilkan produk samping berupa NADH yang juga dapat menghasilkan 2-3 molekul ATP. Untuk memenuhi kebutuhan energi bagi sel-sel tubuh, Asetil-KoA hasil konversi asam piruvat ini kemudian akan masuk ke dalam siklus asam-sitrat untuk kemudian diubah menjadi karbon dioksida (CO2), ATP, NADH dan FADH2 melalui tahapan reaksi yang kompleks. Reaksi-reaksi yang terjadi dalam proses yang telah disebutkan dapat dituliskan melalui persamaan reaksi sederhana sebagai berikut:

Asetil-KoA + ADP + Pi + 3 NAD + FAD + 3H2O ---> 2CO2+ CoA + ATP + 3 NADH + 3H + FADH2

Setelah melewati berbagai tahapan proses reaksi di dalam siklus asam sitrat, metabolisme energy dari glukosa kemudian akan dilanjutkan kembali melalui suatu proses reaksi yang disebut sebagai proses fosforilasi oksidatif. Dalam proses ini, molekul NADH dan juga FADH yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat akan diubah menjadi molekul ATP dan H2O. Dari 1 molekul NADH akan dapat dihasilkan 3 buah molekul ATP dan dari 1 buah molekul FADH2 akan dapat menghasilkan 2 molekul ATP. Proses metabolisme energi secara aerobik melalui pembakaran glukosa/glikogen secara total akan menghasilkan 38 buah molekul ATP dan juga akan menghasilkan produk samping berupa karbon dioksida (CO2) serta air (H2O). Persamaan reaksi sederhana untuk mengambarkan proses tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :Glukosa + 6O2 +38 ADP + 38Pi ---> 6 CO2 + 6 H2 O + 38 ATP

Rincian diatas dapat diringkas sebagai berikut;Glikolisis:Glukosa > 2 asam piruvat 2 NADH 2 ATPSiklus Krebs2 asetil piruvat > 2 asetil KoA + 2 C022 NADH 2 ATP2 asetil KoA > 4 CO26 NADH 2 PADH2Rantai Transport electron respirasi10 NADH + 502> 10 NAD+ + 10 H20 30 ATP2 FADH2+ O2> 2 PAD + 2 H20 4 ATPTotal ATP 38Bentuk ATP inilah yang digunakan oleh tubuh dalam menunjang sistem gerak.

Referensi: Biokimia Harper edisi 27