30
Penggunaan Bahasa Indonesia di Kalangan Remaja Nama Kelompok: 1. Adhitya Wisnu Wardhana (2213038014) 2. Nafita Hana S (2213038018) 3. Rendy Nur Hidayatullah (2213038020) Tujuan Penulisan : [Type here]

Momentum Memuliakan Bahasa Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

WAWASAN KEBANGSAAN

Citation preview

Penggunaan Bahasa Indonesia di Kalangan Remaja

Nama Kelompok:

1. Adhitya Wisnu Wardhana (2213038014)

2. Nafita Hana S (2213038018)

3. Rendy Nur Hidayatullah (2213038020)

Tujuan Penulisan :

Untuk menjadikan Bahasa Indonesia sebagai landasan kebudayaan yang selalu

dijunjung tinggi oleh generasi muda.

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

2014/2015

[Type here]

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta karunia-Nya, serta shalawat serta salam semoga senantiasa

dilimpahkan kepada Baginda Rasulullah SAW. Karena atas hidayah-Nya penulis

dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Ucapan terima kasih sebesar-besarnya penulis haturkan kepada pembimbing

mata kuliah Wawasan Kebangsaan Ibu Eka Savitri, M.A, yang telah berjasa

mencurahkan ilmu kepada penulis dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan

makalah ini. idak lupa penulis sampaika terima kasih kepada teman-teman yang

membantu menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Pada hakikatnya setiap orang memerlukan alat komunikasi dalam

bermasyarakat maupun dalam kehidupan sehari-hari. Terutama pada era globalisasi

ini, kemajuan teknologi yang selalu meningkat mengakibatkan perubahan pada

penggunaan tata bahasa para remaja yang menggunakan bahasa gaul atau informal

dalam berkomunikasi. Baik dalam komunikasi sehari-hari aupun dalam dunia maya.

Oleh karena itu, kita sebagai warga Negara Indonesia seharusnya lebih bangga

memakai Bahasa Nasional mereka yaitu Bahasa Indonesia. Demi tercapainya suatu

kecintaan terhadap penggunaan bahasa persatuan di Negara kita tercinta ini.

            Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya penulis dan para pembaca

pada umumnya. Penulis mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang

bersifat membangun. Sebagai manusia biasa, penulis tidak luput dari kesalahan baik

dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa. Walaupun demikian, penulis selalu

berusaha menyajikan penulisan yang baik dan benar serta dapat menyelesaikan

makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna bagi semua kalangan yang

membacanya. Amin.

[Type here]

Daftar Isi

1. Judul

2. Kata Pengantar…………………………………………………..

3. Daftar isi………………………………………………………….

4. Abstrak…………………………………………………………..

5. Bab I. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang…………………………………………………………

1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………….

1.3. Tujuan………………………………………………………………….

1.4. Manfaat………………………………………………………………

….

1.5. Metode…………………………………………………………………

.

6. Bab. II Pembahasan

2.1. Landasan Teori………………………………………………………….

7. Bab. III Analisis Data……………………………………………

8. Bab. IV Penutup…………………………………………………

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran……………………………………………………………………

7. Daftar Pustaka……………………………………………………

8. Lampiran…………………………………………………………

[Type here]

Abstrak

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan

bangsa Indonesia. Bahasa ini sudah digunakan oleh para leluhur sejak ratusan tahun

yang lalu sebagai kunci utama dalam hubungan informasi dan komunikasi sesama

masyarakat. Bahasa Indonesia adalah salah satu media yang terpenting dalam

kehidupan bermasyarakat, berbudaya, dan berpendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

menengah, hingga perguruan tinggi selalu menerapkan nilai dan kaidah sastra

Indonesia sebagai aset budaya yang tak ternilai harganya. Bahasa itu ibarat sebuah

rumah, tempat bersatunya antara kita dengan beberapa orang dalam hubungan

komunikasi yang baik. Tanpa ada bahasa, kita akan tersingkir dari kehidupan

masyarakat. Sebagai warga negara yang menjunjung tinggi nilai dan martabat budaya

bangsa Indonesia, kita semestinya menggunakan bahasa yang baik dan benar sebagai

wujud apresiasi kepada orang – orang yang memperjuangkan hak – hak Indonesia

dalam penggunaan bahasa persatuan yang nasional, yaitu bahasa Indonesia.

Disamping itu, dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kita

mampu menjaga stabilitas budaya bangsa Indonesia sebagai warisan luhur yang tak

ternilai harganya Dalam kehidupan sehari– hari, kita tidak pernah menggunakan

bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam berkomunikasi dengan yang lainnya.

Kita merasa tidak perlu sempurna dalam berbahasa Indonesia karena dianggap

sebagai hal yang tidak penting. Akan tetapi, tanpa kita sadari, hal itu berpengaruh

terhadap negara kita saat ini. Penggunaan bahasa yang tidak benar berdampak pada

stabilitas budaya bangsa. Banyaknya instansi pemerintah, perusahaan lokal, dan

sebagian masyarakat yang menggunakan bahasa asing sebagai alat promosi dan

pemasaran di berbagai jalanan di nusantara mengakibatkan rendahnya nilai mutu

bahasa Indonesia di mata dunia. Terbukti, dengan merambahnya istilah – istilah asing

[Type here]

dan istilah – istilah modern yang tidak merupakan bagian dari bahasa Indonesia di

berbagai aspek kehidupan kita sehari-hari.

kata kunci : generasi muda, globalisasi, bahasa baku

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang menjadi

identitas nasional, alat pemersatu bangsa. Bahasa Indonesia yang tidak

diaplikasikan dengan baik, tidak akan dapat dengan mudah dapat melawan

arus globalisasi yang sangat deras masuk ke dalam negeri ini. Selain itu, para

muda-mudi lebih senang menggunakan bahasa asing dibandingkan bahasa

Indonesia itu sendiri. Bahasa asing yang secara internasional memang penting

digunakan dalam percakapan secara internasional. Tidak salah apabila muda –

mudi penerus warisan bangsa dengan bangga menggunakan bahasa asing dan

memadukan bahasa tersebut ke dalam percakapan sehari-hari mereka.

Sehingga, bahasa Indonesia semakin dianggap remeh dan generasi muda

mulai menganggap bahasa Indosesia adalah bahasa yang sulit untuk dipelajari.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Bagaimana penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja?

1.2.2. Apa penyabab kaum muda kurang bangga menggunakan bahasa

Indonesia baku?

1.3. Tujuan

1.3.1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan bahasa Indonesia di

kalangan remaja.

[Type here]

1.3.2. Untuk mengetahui penyebab generasi muda kurang bangga

menggunakan bahasa Indonesia baku dalam berkomunikasi.

1.4. Manfaat

1.4.1 Membuat Bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat digunakan

dalam berkomunikasi sehari-hari.

1.4.2. Mendorong serta menggalakkan pembinaan terhadap kaum muda

dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

1.4.3. Meningkatkan rasa kebanggaan memiliki dan menggunakan bahasa

Indonesia dalam berbagai keperluan dan manfaatannya yang

menjangkau seluruh lapisan, kelompok, dan golongan dalam

masyarakat Indonesia.

1.4.4. Menghindari penggunaan bahasa asing secara berlebihan atau di luar

garis ketentuan dan kebijakan yang telah ditentukan.

1.4.5. Meningkatkan frekuensi membiasakan penggunaan bahasa Indonesia

dalam segala kegiatan, baik resmi maupun tidak resmi.

1.4.6. Melestarikan dan menjaga penggunaan bahasa Indonesia, dengan cara

menggunakan nya dalam percakapan sehari-hari, sehingga orang-

orang di sekitar kita dapat ikut serta dalam berbicara dengan

menggunakan bahasa Indonesia yang baik benar

1.5. Metode

Penulisan ini menggunakan metode pengumpulan data dan metode

analisis data. Pengumpulan data-data dalam penulisan makalah ini

penulis mencari informasi artikel di dalam internet sebagai sumber yang

dapat dipercaya dan melakukukan analisis data dari kuisioner.

[Type here]

Bab II

PEMBAHASAN

2.1. Landasan Teori

Seperti yang dikatakan Ferdinand De Saussure (1994:34) yaitu “Bahasa

adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap

kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok

yang lain”. Setiap bahasa pada dasarnya merupakan simbol jati diri penuturnya,

begitu pula dengan bahasa Indonesia juga merupakan simbol jati diri bangsa.

Oleh karena itu, bahasa Indonesia harus senantiasa dijaga dan dilestarikan.

Secara terus-menerus bahasa Indonesia harus dibina dan dikembangkan agar

tetap dapat memenuhi fungsinya sebagai sarana komunikasi modern yang

mampu membedakan bangsa kita dari bangsa-bangsa lain di dunia. Terlebih

dalam era global seperti sekarang ini, jati diri suatu bangsa menjadi suatu hal

yang amat penting untuk dipertahankan agar bangsa kita tetap dapat

menunjukkan keberadaannya diantara bangsa lain di dunia. Sebagai generasi

muda, sudah seharusnya kita melestarikan bahasa Indonesia dengan baik dan

benar.

Seperti pendapat Wibowo, Walija (1996:4), “Definisi bahasa ialah

komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan,

maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain.” Dalam komunikasi,

peranan bahasa sangat penting. Segala informasi yang disampaikan memerlukan

bahasa. Bahasa Indonesia sebagai media komunikasi utama di Indonesia

semakin menunjukkan kedewasaan dan kematangannya. Makna yang

disampaikan dalam sebuah bahasa tidak hanya terkait dengan pilihan kata,

tetapi juga cara penyampaiannya. Kridalaksana mengemukakan bahwa “Ragam

[Type here]

bahasa adalah Variasi bahasa menurut pemakaiannya yang dibedakan menurut

topik, hubungan pelaku, dan medium pembicaraan.” Remaja masa kini lebih

sering dan senang menggunakan bahasa gaul daripada bahasa resmi. Menurut

mereka bahasa gaul lebih nyaman, dan cocok digunakan dalam kehidupan

sehari-hari, remaja masa kini menganggap penggunaan bahasa resmi terlalu

kaku dan monoton.

Bahasa berperan meliputi segala aspek kehidupan manusia, salah satunya

adalah untuk memperlancar proses sosial manusia. Seperti yang dikatakan

Nababan (2000:34) “Bahasa adalah bagian dari kebudayaan, dan bahasalah

yang memungkinkan pengembangan kebudayaan sebagaimana yang kita kenal

sekarang ini.” Bahasa tidak hanya berperan sebagai alat untuk bersatu. Tetapi

juga sebagai alat adaptasi sosial dimana Indonesia memiliki bahasa yang

majemuk. Kemajemukan ini membutuhkan satu alat sebagai pemersatu

keberseragaman tersebut yaitu bahasa Indonesia.

Masa muda adalah suatu fase dalam siklus kehidupan manusia yang

berproses menuju perkembangan dan perubahan. Hal ini sesuai dengan

pendapat Koentjaraningrat (1997:120) yang menyebutnya sebagai “daur hidup”

yang memiliki makna sebagai beberapa bentuk kehidupan yang akan dilalui

oleh setiap individu. Contohnya masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja,

masa pubertas, masa sesudah menikah, masa kehamilan, masa lanjut usia dan

lain-lain. Sebagaimana dikatakan oleh Taufik Abdullah (1974) bahwa

“kehadiran generasi muda bukan semata-mata gejala demografis, tetapi juga

gejala sosiologis dan histories yang memandang generasi muda tidak hanya

mengisi sebuah episode generasi baru dalam sebuah komunitas masyarakat,

tetapi merupakan subjek potensial bagi sebuah perubahan pada komunitas itu

sendiri.” Generasi muda yang sangat berpengaruh bagi perkembangan dan

perubahan bangsa Indonesia seharusnya dapat menjadi generasi yang ikut dalam

[Type here]

melestarikan budaya bangsa. Salah satunya budaya berbahasa yang baik dan

benar. Tidak hanya dalam berkomunikasi sehari-hari, melainkan juga dalam

berkomunikasi di dalam dunia maya.

Bab IV

Analisis Data

3.1. Keadaan Penggunaan Bahasa Indonesia Saat Ini

Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi bangsa Indonesia sudah jelas

tercantum pada Undang-undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia

tahun 1945 yang menempatkan bahasa Indonesia sebagai ilmu dan bahasa

utama di Indonesia termasuk bahasa pengantar dalam pelaksanaan pendidikan

di sekolah-sekolah maupun universitas. Bahkan bahasa Indonesia juga

menjadi bahasa resmi yang digunakan oleh pemerintahan daerah di seluruh

Indonesia. Oleh karena itu, dari Sabang sampai Merauke masyarakat

Indonesia harus bisa berbahasa Indonesia. Karena tanpa kita sadari, kita telah

tumbuh menjadi bangsa yang menghargai persatuan. Dengan adanya

perbedaan suku, ras, agama, dan bahasa daerah yang sangat beragam

jumlahnya. Maka dari itu, penggunaan bahasa dinilai sangatlah penting,

karena bahasa juga menunjukan identitas suatu bangsa.

Tetapi bahasa Indonesia di Indonesia saat ini sudah semakin terpuruk.

Penggunaan tata bahasa dan pelafalannya sudah kurang sesuai dengan apa

yang sudah diatur dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.

Penggunaan bahasa asing yang berlebihan menyebabkan hal ini terjadi. Saat

ini masyarakat Indonesia lebih bangga menggunakan bahasa asing

dibandingkan bahasa asli Indonesia. Para muda-mudi menilai jika hanya

belajar bahasa Indonesia saja, mereka tidak akan maju. Permasalahannya

yakni penggunaan bahasa asing yang berlebihan menyebabkan semakin

terpuruknya bahasa Indonesia.

Dengan semakin berkembangnya zaman dan teknologi, banyak bahasa

[Type here]

asing terus saja berdatangan. Hal ini tentu saja tidak bisa kita hindari, karena

kata yang mulai bermunculan itu masih belum ada di Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jadi, masyarakat terpaksa menggunakan bahasa teknologi asing

seperti browsing, connecting, blogging, dan lain - lain. Permasalahan lain

yaitu, ada ratusan bahkan ribuan kata-kata asing yang langsung diadopsi oleh

masyarakat Indonesia. Seharusnya masyarakat Indonesia harus memilih dan

memilah penggunaan bahasa dengan baik dan benar. Ketika muncul kata-kata

asing yang baru, maka harus secepatnya menemukan arti kata itu dalam

bentuk kata bahasa Indonesia untuk disepadankan. Jika tidak, lama kelamaan

bahasa Indonesia akan kalah saing bahkan di negaranya sendiri.

Akibat dari derasnya arus globalisasi ini, tidak hanya membuat kata

kata asing dengan mudah masuk Indonesia, tapi juga membuat pemuda-

pemudi Bangsa Indonesia kehilangan daya tarik dan gairah kepada bahasa

Indonesia. Pada kenyataannya, sudah sangat sering sekali kita menemui

remaja-remaja Indonesia menggunakan kata-kata yang sudah tidak baku

dalam komunikasi mereka, semua itu adalah imbas dari ketidakmampuan

Indonesia sendiri untuk menyaring budaya yang masuk dan ketidakmampuan

dalam mempertahankan budaya berbahasa Indonesia yang baik dan benar.

Sehingga muncul berbagai ejaan kata yang melenceng dari EYD seperti yang

akhir-akhir ini sedang ramai dibicarakan adalah budaya “alay”. Budaya alay

di kalangan remaja sendiri sudah seperti kebutuhan, karena selalu digunakan

sebagai alat komunikasi antar remaja.

3.2. Hilangnya Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional

Wacana tentang menjadikan bahasa Indonesia menjadi bahasa

internasional ternyata tidak diikuti dengan semangat masyarakat Indonesia

[Type here]

terutama generasi muda sebagai penerus untuk menggunakan bahasa

Indonesia. Selain itu, tidak adanya semangat masyarakat Indonesia untuk

menggunakan bahasa Indonesia dapat dilihat dengan hilangnya fungsi Bahasa

Indonesia sebagai bahasa nasional. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia

berfungsi sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, lambang identitas

nasional, alat pemersatu bangsa, dan alat perhubungan antardaerah,

antarwarga dan antarbudaya.

Hilangnya fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, juga

dipengaruhi oleh masyarakat Indonesia yang terlalu meremehkan bahasa

Indonesia terutama kalangan remaja. Para remaja yang meremehkan bahasa

Indonesia, dapat dilihat dari jarangnya orang tua yang mau memberikan

pelajaran tambahan bahasa Indonesia pada anaknya. Mereka lebih memilih

mengeluarkan uang untuk pelajaran bahasa asing, atau orang tua lebih

membiasakan anak-anaknya untuk berbahasa asing dalm kehidupan sehari-

hari.

3.3. Dampak Perkembangan tekhnologi dalam Perkembangan Bahasa Indonesia

Awalnya, teknologi diciptakan untuk mempermudah setiap kegiatan

manusia. Teknologi lahir dari pemikiran manusia yang berusaha untuk

mempermudah kegiatan-kegiatannya yang kemudian diterapkan dalam

kehidupan. Kini teknologi telah berkembang pesat dan semakin canggih

seiring dengan perkembangan zaman sehingga terjadi penambahan fungsi

teknologi yang semakin memanjakan kehidupan manusia. Salah satu contoh

fasilitas canggih saat ini adalah handphone. Di awal kemunculannya,

handphone hanya dimiliki oleh kalangan tertentu yang benar-benar

membutuhkannya demi kelancaran pekerjaan mereka. Namun, seiring

perkembangan zaman, handphone telah dimiliki oleh semua kalangan baik

yang benar-benar membutuhkan maupun yang kurang membutuhkan tak

[Type here]

terkecuali para remaja. Kini handphone bukan lagi sekadar alat

berkomunikasi, tetapi handphone juga merupakan alat untuk mencipta dan

menghibur dengan suara, tulisan, gambar, dan video. Para remaja sekarang

berlomba-lomba untuk memiliki handphone karena handphone bukan hanya

merupakan alat berkomunikasi, namun juga di kalangan remaja handphone

sekaligus sebagai gaya hidup, hal yang membuming, dan praktis. Selain itu,

perkembangan pesat beberapa teknologi komunikasi lainnya seperti Internet

berhasil memengaruhi para remaja. Sekarang internet tidak hanya sekadar

teknologi untuk berbagi data pengiriman e-mail, g-mail, dan lain-lain.

Namun, internet juga menawarkan berbagai situs yang menyediakan berbagai

hal seperti jejaring sosial yang sangat populer di kalangan remaja. Jejaring

social ini memungkinkan remaja untuk berkomunikasi dengan orang lain di

daerah lain atau di negara lain. Bahasa yang digunakan oleh para remaja

sangatlah beragam. Mulai dari bahasa gaul dan bahasa asing yang dipadukan

dengan bahasa Indonesia sehingga, dalam berbahasa, remaja cenderung

mengguanakan bahasa yang informal.

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat

dapat membuat pergeseran pada bahasa Indonesia. Dilihat dari kenyataan ini,

menyebabkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa

beberapa dampak yang negatif. Dampak Negatif perkembangan bahasa

Indonesia yang ditimbulkan akibat dari perkembangan teknologi yaitu :

a. Mempengaruhi pola berpikir

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang konsumtif dan

memiliki rasa ingin tahhu yang tinggi, serta menyukai hal-hal baru.

Terutama dengan berbagai perubahan pada berbagai peralatan

elektronik. Hal ini sangat berdampak buruk terhadap pola berpikir

masyarakat. Misalnya pada kalangan remaja dengan adanya

[Type here]

internet,anak-anak sekarang ini senang bermain jejaring sosial seperti

facebook, twitter, blogger, instagram, dan lain-lain. Dengan adanya

jejaring sosial tersebut, terkadang melalui jejaring sosial tersebut para

remaja banyak mengggunakan bahasa gaul sehingga tidak lagi

memperhatikan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan

benar.

b. Hilangnya budaya Tradisional

Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

membuat hilangnya budaya anak-anak bermain permainan tradisional.

Anak-anak sekarang cenderung lebih menyukai permainan berbasis

online daripada bermain di lapangan. Permainan online yang digemari

sering membuat anak lupa waktu dan tidak tertarik pada pelajaran

sekolah. Orang tua harus bisa mengontrol dan mengawasi anak supaya

tidak mengubah pola pikiran mereka kearah yang negatif. Dan

seharusnya orangtua ikut mengawasi anak-anaknya dalam segala

pergaulan.

3.4 Perkembangan Bahasa Indonesia di Kalangan Remaja

Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan republik

kita. Dengan menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar, berarti

kita telah menjunjung tinggi bahasa persatuan seperti yang diikrarkan dalam

sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.Namun saat ini pemakaian

bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari mulai bergeser digantikan

dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul.

Bahasa gaul kadang muncul dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam

situasi resmi yang mengakibatkan penggunaan bahasa tidak baik dan tidak

benar. Padahal sebaiknya sebagai generasi muda, kita yang seharusnya bangga

menggunakan bahasa tersebut. Selain itu, dengan menunjukkan bahwa kita

[Type here]

bangga menggunakan bahasa Indonesia itu menunjukkan kita sebagai generasi

muda yang memiliki rasa nasionalisme yang tinggi..Mungkin memang kita

tidak akan menggunakannya secara sangat baik. Namun. tidak ada salahnya

jika kita sering menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-

hari.contohnya dalam kehidupan perkuliahan saja terkadang dalam forum

resmi seperti diskusi kita menggabungkan bahasa Indonesia dengan dialog

bahasa daerah atau bahasa gaul yang seharusnya menggunakan bahasa

Indonesia seutuhnya karena kita berada dalam suatu forum resmi.

3.5. Cara mengembalikkan kejayaan bahasa indonesia

Sebagai Generasi Muda, seharusnya sangat perihatin dengan keadaan

generasi penerus atau calon generasi penerus. Bangsa Indonesia saat ini yang

tinggal, hidup dan dibesarkan di dalam era globalisasi seharusnya lebih

menyiapkan generasi penerus yang berbudaya dan bangga akan bahasa

Indonesia.

Globalisasi memang tidak dapat dihindari. Akulturasi bahasa nasional

dengan bahasa duniapun menjadi lebih . Menguasai bahasa dunia dinilai

sangat penting agar dapat bertahan di era globalisasi ini. Namun sangat

disayangkan jika masyarakat menelan mentah-mentah setiap istilah-istilah

asing yang masuk dalam bahasa Indonesia. Ada baiknya jika dipikirkan dulu

penggunaannya yang tepat dalam setiap konteks kalimat. Sehingga

penyusupan istilah-istilah tersebut tidak terlalu merusak tatanan bahasa

nasional.

Sangat banyak penyebab dari mundurnya kualitas bahasa Indonesia khususnya dikalangan remaja. Tidak hanya bahasa asing yang andil, tapi juga banyak nya bahasa gaul yang terus muncul. Apalagi aat ini bahasa asing lebih sering digunakan daripada bahasa Indonesia hampir di semua sektor kehidupan. Sebagai contoh, “No Smoking”, “Stop”, “Exit” dan lain lain. Ini mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia sendiri mengaggap remeh bahasa Indonesia.

Perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia. Disinilah perlunya menyikapi penggunaan Bahasa Indonesia lewat

[Type here]

pengajaran di setiap tingkat pendidikan.3.5.1 Bangsa Indonesia Harus Segera Berbenah Diri

Kalau kita menginginkan penggunaan Bahasa Indonesia tidak bergeser dan tidak dikesempingkan. Maka Bangsa Indonesia harus mempertahankannya dan belajar dari bangsa lain. Fakta nyata, Membludaknya warga Mesir untuk mengikuti kursus bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia dianggap penting di Mesir, lalu bagaimana dengan masyarakat Indonesia?. Dikalangan pelajar saja cenderung bangga dengan berbahasa gaul. Contoh lainnnya Ho Chi Minh adalah ibukota negara Vietnam. Mereka secara resmi menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua dinegara Vietnam dan menilai “Bahasa Indonesia sejajar dengan Bahasa Inggris, Prancis dan Jepang sebagai bahasa kedua yang diprioritaskan,” Bangsa Indonesia seharusnya berbenah diri dan bangga dengan bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia sebenarnya bukan hanya dipengaruhi bahasa asing saja, tetapi munculnya kata-kata baru dikalangan masyarakat kota yang dianggap ‘bahasa gaul’ juga dapat menghambat perkembangan bahasa Indonesia pada generasi muda yang akan datang. Seperti kata alay yang mempunyai arti berlebihan, lalu bokap-nyokap yang artinya orang tua, dll. Mereka menganggap orang yang memakai bahasa baku itu orang yang norak, kampungan ataupun ketinggalan zaman. Sekarang saja kita dapat merasakan bahasa orang-orang daerah asli dengan orang perkotaan jauh berbeda. Orang daerah masih memakai bahasa Indonesia asli saat ia tidak menggunakan bahasa daerahnya. Jelas, ini akan menunjukan kesenjangan antara masyarakat kota dengan masyarakat daerah. Padahal kalau hal ini terus terjadi, lama-kelamaan tentu saja bahasa Indonesia yang sesuai dengan EYD akan punah karena masyarakat daerah tidak mau kalah dengan masyarakat kota.

Padahal bahasa Indonesia juga dulu mempunyai kedudukan yang baik bukan hanya di Indonesia atau di negara-negara tetangga saja, di lingkup internasional pun bahasa Indonesia mendapat kedudukan yang baik. Sekitar 44 negara mengajarkan bahasa Indonesia di sekolah-sekolah maupun di perguruan tingginya. Dengan semakin banyaknya orang yang belajar bahasa Indonesia semestinya hal ini dapat memicu bahasa Indonesia menjadi bahasa wajib minimal di wilayah Asia. Tapi pada kenyataannya sekarang bahasa Indonesia tidak lebih populer dibandingkan dengan bahasa Jerman, bahasa Jepang, bahasa Mandarin maupun bahasa Arab.

Dulu, banyak negara-negara yang membuka departemen bahasa Indonesia di Perguruan Tingginya. Namun sejak beberapa tahun yang lalu banyak sekali departemen bahasa Indonesia yang tepaksa dihentikan bahkan ditutup karena tidak ada mahasiswa yang berminat dengan bahasa Indonesia. Banyak yang mengatakan bahasa Indonesia itu mudah. Padahal, bahasa Indonesia sama saja sulitnya dengan bahasa-bahasa lain seperti bahasa Jepang, Mandarin atau bahasa Spanyol. Hal ini yang menjadikan promosi bahasa Indonesia menurun drastis. Mereka berfikir karena bahasa Indonesia mudah, jadi tidak penting untuk dipelajari.

Berita tentang orang Australia yang belajar didepartemen bahasa Indonesia di

[Type here]

Universitasnya datang ke Indonesia dengan berbahasa Indonesia baku. Lama-kelamaan ia menyadari bahwa bahasa Indonesia yang ia pelajari di Universitas jauh berbeda dengan bahasa yang dipakai oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Dan ia merasa apa yang sudah ia pelajari itu tidak begitu berguna saat ia berada ditengah masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia sudah jarang ada yang berbicara bahasa Indonesia baku dikesehariannya. Banyak bahasa atau kata-kata yang asal dan seenaknya mereka pakai dalam komunikasi sehari-hari. Itu artinya, masyarakat Indonesia sendiri lah yang menyebabkan bahasa Indonesia turun pamor di lingkup internasional.

Pemakaian bahasa Indonesia yang salah secara terus menerus menyebabkan kebiasaan yang otomatis akan diturunkan pada generasi yang akan datang. Contohnya saja, saya sudah sering melihat banyak Apotek yang membuat spanduk dengan tulisan “Apotik” padahal sudah jelas kita tahu bahwa tulisan yg benar sesuai dengan EYD adalah “Apotek”. Lalu kata analisa yang sering digunakan oleh masyarakat dan masih banyak kata yang lain yang luput dari pandangan kita. Tentu saja hal ini jelas akan menimbulkan kebingungan bagi warga asing yang belajar bahasa Indonesia maupun masyarakat Indonesia itu sendiri. Bahkan dikalangan formal pun banyak masyarakat yang tidak menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, mereka cenderung bebas dalam berbahasa. Belum lagi beberapa tahun terakhir ini bahasa Informal mulai dimasukkan ke dalam kurikulum.

Kita selalu bangga jika ada orang asing yang bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Namun, kenapa saat orang Indonesia itu sendiri tidak bisa berbahasa yang baik dan benar kita tidak memperdulikan hal itu? Seakan-akan kita tidak menganggap penting bahasa Indonesia. Padahal sebuah bahasa berpeluang menjadi bahasa internasional karena kecendikiawan dan kemahiran penuturnya berbahasa. Tetapi bagaimana bahasa Indonesia bisa berpeluang menjadi bahasa Internasional, bahasanya saja amburadul. Bahasa di Kamus Besar Bahasa Indonesia dengan bahasa yang dipakai masyarakat sudah sangat jauh berbeda.

Kesalahan dalam berbahasa ini sudah seharusnya menjadi permasalahan yang harus cepat diselesaikan. Jika tidak, lalu bagaimana dengan nasib bahasa Indonesia ini di masa depan? Maka dari itu, semestinya pemerintah harus mulai bergerak untuk menyelesaikan masalah yg dianggap sepele namun sangat penting ini.

3.5.2 Memperdalam Bahasa Indonesia pada Usia Dini

Solusi yang bisa diambil misalnya, dengan lebih memperdalam bahasa Indonesia yang baik dan benar sejak pendidikan usia dini dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Harus ada kegiatan yang terus menerus dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia baku di kelompok-kelompok besar seperti birokrasi atau partai-partai politik, ekonomi, militer, maupun dunia akademik (pendidikan).

Dengan itu, masyarakat akan belajar dan memakai bahasa Indonesia sesuai dengan EYD secara efektif. Meminimalisir adanya kata yang jelas-jelas salah namun

[Type here]

masih terus dipakai. Terus mempromosikan dan membenarkan bahasa yang salah melalui media masa seperti koran, majalah, maupun televisi. Walaupun media masa memerlukan bahasa yang santai agar mudah diserap oleh masyarakat, namun penggunaan bahasa Indonesia yang baku tidak boleh dikesampingkan. Membuat program bahasa Indonesia di sekolah-sekolah, program ini harus dibuat sedemikian rupa agar siswa tertarik untuk mengikuti program itu seperti dengan hiburan, lelucon yang seru dan lain-lain yang dapat membuat siswa bersemangat menggunakan bahasa Indonesia baku sebagai bahasa kesehariannya. Bukan hanya para siswa, para guru pun harus bisa mengajar dengan bahasa Indonesia yang baku. Karena sudah sering melihat dan merasakan sendiri bahwa guru-guru sekarang sudah jarang ada yang menggunakan bahasa yang baku dalam mengajar. Dengan alasan ‘agar lebih santai’, para guru lebih memilih bahasa informal pada setiap ia mengajar daripada bahasa baku yang lebih formal. Padahal, pendidikan merupakan faktor utama dalam pengembangan bahasa dan pengembangan pola fikir siswa sebagai generasi penerus.

Dengan begini, masyarakat Indonesia tidak akan ketinggalan zaman hanya karena terus berbahasa Indonesia. Mereka memang dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman, namun tidak untuk sekedar ikut-ikutan dan dengan asal mengaplikasikannya dikehidupan sehari-hari. Kalau bangsa Indonesia terus-menerus hanya menjadi penerima apa yang negara lain buat, maka negara ini akan susah untuk maju. Oleh karena itu, kita harus bangga karena mempunyai bahasa sendiri yang dapat menjadikan negara Indonesia sebagai negara yang kreatif dalam memunculkan bahasa baru daripada hanya mengambil bahasa asing lalu memakainya begitu saja tanpa menyaringnya terlebih dahulu. Dengan mempunyai bahasa sendiri, maka rahasia-rahasia negara tidak akan bocor oleh negara lain.

Walaupun bahasa daerah juga sangat penting dipertahankan, tetapi bahasa Indonesia juga sangat penting untuk terus dipelajari demi menyatukan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia tidak akan terpuruk di negara Indonesia apabila masyarakatnya dapat menempatkan kapan ia harus berbahasa daerah atau berbahasa asing. Dewan pusat bahasa pun harus berperan aktif dalam pembentukkan istilah baru atau mencari padanan kata istilah asing ke dalam bahasa Indonesia dibidang kedokteran, teknologi, ekonomi maupun media masa.

3.5.3 Memperkokoh bidang pendidikan

Pembelajaran bahasa indonesia harus dimulai dari hal yang paling rinci dan vital, melalui Pendidikan Nasional berkarakter dan bermoral. sebagai generasi muda tidak ingin dikatakan bahwa bahwa pendidikan kita saat ini tidak bermoral dan berkarakter,namun kenyataannya demikian di masyarakat. Lalu apa hubungannya Pendidikan Nasional dan penggunaan Bahasa Indonesia? Hubungannya sangat erat. Pendidikan pada hakikatnya adalah alat untuk menyiapkan sumber daya manusia yang bermoral dan berkualitas unggul. Dan sumber daya manusia tersebut merupakan refleksi nyata dari apa yang telah pendidikan sumbangankan untuk kemajuan atau

[Type here]

kemunduran suatu bangsa. Penggeseran bahasa Indonesia dengan bahasa Asing saat ini adalah sebagai sumbangan pendidikan nasional kita selama ini.

Pendidikan nasional selama ini telah mengeyampingkan banyak hal. Pendidikan nasional menuntut agar setiap pelajar mampu berbahasa asing, seharusnya Pendidikan Nasional harus mempertahankan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional. Tapi kenyataanya bisa kita lihat saat ini. Penerimaan Pegawai Negeri Sipil, masuk sekolah favorit dengan label RSBI, semuanya harus mampu menguasai bahasa Inggris yang menjadi bahasa Internasional dan penggunaan Bahasa Indonesia menjadi sangat diremehkan. (Bagaimana mau memperjuangkan Bahasa Indonesia kalau tuntutan Nasional menghendaki demikian).

BAB IV. Penutup

4.1. Kesimpulan

Dengan demikian, apabila kita ingin mempertahankan dan lebih

memuliakan kegunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa

persatuan cara nya ialah kita mendalami bahasa menurut fungsinya yaitu

sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, maka bahasa Indonesia

merupakan bahasa pertama dan utama di negara Republik Indonesia. Jadi

sudah seharusnya kita bangga dengan bahasa Indonesia dan terus menjadikan

bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari dan tidak mencampur-adukkan

dengan bahasa asing maupun bahasa yang tidak jelas agar bahasa Indonesia

mempunyai ciri khusus yang berbeda dengan bahasa lain. Sehingga

masyarakat internasional dapat mengetahui perbedaan antara bahasa Indonesia

dengan bahasa Melayu yang memang hampir mirip. Dan mereka dapat lebih

mudah mempelajari bahasa Indonesia dan tidak lagi mendapat kesulitan

berbicara bahasa Indonesia dengan orang Indonesia asli, karena masyarakat

Indonesia sudah bisa berbicara sesuai dengan EYD dan Kamus Besar Bahasa

Indonesia.

[Type here]

4.2. Saran

Peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana keilmuan perlu

terus dilakukan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Seirama dengan ini, peningkatan mutu pengajaran bahasa Indonesia

di sekolah perlu terus dilakukan. Apa lagi sekarang sudah memasuki era

globalisasi khususnya di daerah ASEAN yaitu MEA,AEC, ataupun AFTA,

maka di situlah peran Pemerintah diharapkan hadir sepenuhnya agar bahasa

Indonesia tidak terkikis dengan datangnya manusia,budaya, dan bahasa dari

bangsa asing.

DAFTAR PUSTAKA

1. Patresi, Vito. (2012). Pendapat Mengenai Budaya Berbahasa

[Type here]

2. Alafu, (2012). Makalah Fungsi dan Peran Bahasa Indonesia

3. Piyanti,Eka , (2013). Sikap Generasi Muda Terhadap Maraknya Bahasa Asing

4. Muqodas, Idat (2015). Tinjauan Budaya dan Tahap Perkembangan Bahasa di

Masa Remaja.

5. Bulang, Daeng (2012). Remaja Populer dan Fenomena Bahasa Gaul.

[Type here]