Upload
muhammad-fahmi-fauzan
View
243
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PML
Citation preview
TUGAS
PERENCANAAN MESIN LISTRIK
MOTOR DC, GENERATOR SINKRON DAN MOTOR INDUKSI
Disusun Oleh :
Nama : MUHAMMAD FAHMI FAUZAN
NIM : 21060112140174
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2015
MOTOR DC
Pengertian Motor DC
Motor DC adalah motor listrik yang memerlukan suplai tegangan arus
searah pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi gerak mekanik.
Bagian utama motor DC adalah statos dan rotor dimana kumparan medan pada
motor dc disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar
disebut rotor (bagian yang berputar).
Gambar 1. Motor D.C Sederhana
Konstruksi Motor DC
1. Badan Mesin
Badan mesin ini berfungsi sebagai tempat mengalirnya fluks magnet yang
dihasilkan kutub magnet, sehingga harus terbuat dari bahan
ferromagnetik.Fungsi lainnnya adalah untuk meletakkan alat-alat tertentu dan
mengelilingi bagian-bagian dari mesin, sehingga harus terbuat dari bahan
yang benar-benar kuat, seperti dari besi tuang dan plat campuran baja.
2. Inti kutub magnet dan belitan penguat magnet
Inti kutub magnet dan belitan penguat magnet ini berfungsi untuk
mengalirkan arus listrik agar dapat terjadi proses elektromagnetik. Adapun
aliran fluks magnet dari kutub utara melalui celah udara yang melewati badan
mesin.
3. Sikat-sikat
berfungsi sebagai penghubung untuk aliran arus dari lilitan
jangkar ke terminal luar (generator) atau dari terminal luar ke lilitan jangkar
(Motor). Karena itu sikat sikat dibuat dari bahan konduktor. Disamping itu
sikat juga berfungsi untuk terjadinya komutasi, berrsama-sama dengan
komutator,.
4. Komutator
merupakan suatu konverter mekanik yang membuat arus dari sumber
mengalir pada arah yang tetap walaupun belitan medan berputar. Komutator
ini berfungsi sebagai penyearah mekanik yang akan dipakai bersama-sama
dengan sikat. Sikat-sikat ditempatkan sedemikian rupa sehingga komutasi
terjadi pada saat sisi kumparan berbeda.
5. Jangkar
Jangkar dibuat dari bahan ferromagnetic dengan maksud agar kumparan
jangkar terletak dalam daerah yang induksi magnetiknya besar, agar ggl
induksi yang dihasilkan dapat bertambah besar.
6. Belitan jangkar
Belitan jangkar merupakan bagian yang terpenting pada mesin arus searah,
berfungsi untuk tempat timbulnya tenaga putar motor.
Komutasi adalah proses pembalikan arah arus pada kumparan jangkar saat
segmen komutator pada kumparanterhubung melewati di bawah sikat.
Rangka motor: Fungsi utama dari rangka mesin adalah sebagai bagian dari
tempat mengalirnya fluks; magnet. Karena itu rangka mesin dibuat dari
bahan ferromagnetik. Seiain itu rangkapun befungsi untuk meletakkan alat-
alat tertentu dan melindungi bagian-bagian mesin lainnya.
Kutub Magnet: Fluks magnet yang terdapat pada mesin listrik dihasilkan
oleh kutub-kutub magnet. Kutub magnet diberi lilitan penguat magnet yang
berfungsi untuk tempat aliran arus listrik supaya terjadi proses
elektromagnetisme.
Inti Jangkar: Inti jangkar yang umum digunakan dalam motor arus searah
adalah berbentuk silinder yang diberi alur-alur pada permukaannya untuk
tempat melilitkan kumparan-kumparan tempat terbentuknya GGL induksi.
Kumparan Jangkar: berfungsi tempat terbentuknya ggl induksi.
Kumparan Medan : berfungsi untuk membangkitkan fluks yang akan
dipotong oleh konduktor jangkar.
Prinsip kerja motor DC
jika arus lewat pada suatu konduktor, timbul medan magnet di sekitar
konduktor. Medan magnet hanya terjadi di sekitar sebuah konduktor jika ada arus
mengalir pada konduktor tersebut. Arah medan magnet ditentukan oleh arah
aliran arus pada konduktor.
Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Pada motor dc, daerah kumparan medan yang dialiri arus listrik akan
menghasilkan medan magnet yang melingkupi kumparan jangkar dengan arah
tertentu. Konversi dari energi listrik menjadi energi mekanik (motor) maupun
sebaliknya berlangsung melalui medan magnet, dengan demikian medan magnet
disini selain berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan energi, sekaligus sebagai
tempat berlangsungnya proses perubahan energi, daerah tersebut dapat dilihat
pada gambar di bawah ini :
Agar proses perubahan energi mekanik dapat berlangsung secara sempurna,
maka tegangan sumber harus lebih besar daripada tegangan gerak yang
disebabkan reaksi lawan. Dengan memberi arus pada kumparan jangkar yang
dilindungi oleh medan maka menimbulkan perputaran pada motor.
Untuk menentukan arah putaran motor digunakan kaedah Flamming tangan
kiri. Kutub-kutub magnet akan menghasilkan medan magnet dengan arah dari
kutub utara ke kutub selatan. Jika medan magnet memotong sebuah kawat
penghantar yang dialiri arus searah dengan empat jari, maka akan timbul gerak
searah ibu jari. Gaya ini disebut gaya Lorentz, yang besarnya sama dengan F.
Prinsip motor adalah aliran arus di dalam penghantar yang berada di dalam
pengaruh medan magnet akan menghasilkan gerakan. Besarnya gaya pada
penghantar akan bertambah besar jika arus yang melalui penghantar bertambah
besar.
Jenis Jenis Motor DC
1. Motor DC sumber daya terpisah/separately excited
Motor DC sumber daya terpisah/ Separately Excited, Pada motor
penguat terpisah, kumparan medan dihubungkan dengan sumber sendiri
dan terpisah dan arus medan dipasok dari sumber terpisah dengan
tegangan angker Sehingga arus yang diberikan untuk jangkar dengan arus
yang diberikan untuk penguat magnet tidak terikat antara satu dengan
lainnya secara kelistrikan.
2. Motor DC sumber daya sendiri/ Self Excited, Pada jenis motor DC
sumber daya sendiri di bagi menjadi 3 tipe sebagi berikut :
a. Motor DC Tipe Shunt
b. Motor DC Tipe Seri
c. Motor DC Tipe Kompon / Gabungan
Motor DC Tipe Shunt
.
Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) diparalelkan dengan
gulungan dynamo/angker(armature). Oleh karena itu total arus dalam jalur
merupakan penjumlahan arus medan dan arus dinamo.
Karakter kecepatan motor DC tipe shunt adalah :
Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga
torque tertentu setelah kecepatannya berkurang) dan oleh karena itu cocok
untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti
peralatan mesin.
Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam
susunan seri dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang
tahanan pada arus medan (kecepatan bertambah).
Motor ini tidak dapat memproduksi arus yang besar ketika mulai
melakukan putaran seperti pada medan kumparan seri .Hal ini berarti motor
parallel mempunyai torsi awal yang lemah.
Motor shunt mempunyai kecapatan hampir konstan. Pada tegangan jepit
konstan, motor ini mempunyai putaran yang hampir konstan walaupun terjadi
perubahan beban. Perubahan kecepatan hanya sekitar 10 %.
Motor DC Tipe Seri
Motor ini kumparan medan dipasang secara seri dengan kumparan
armature/angkernya. Motor ini, kurang stabil. Pada torsi yang tinggi
kecepatannya menurun dan sebaliknya. Namun, pada saat tidak terdapat beban
motor ini akan cenderung menghasilkan kecepatan yang sangat tinggi
Motor DC tipe ini disusun dengan skema berikut:
Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri
dengan gulungan dynamo/angker(armature). Oleh karena itu, arus medan sama
dengan arus dinamo.
Karakter kecepatan dari motor DC tipe seri adalah :
Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM.
Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor
akan mempercepat tanpa terkendali.
Motor ini dapat memproduksi arus yang besar ketika mulai melakukan
putaran.Hal ini berarti mempunyai torsi awal yang besar.
Motor DC Tipe Kompon / Gabungan
Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada motor
kompon, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri
dengan gulungan dinamo (A). Motor kompon ini mempunyai sifat seperti motor
seri dan shunt, tergantung lilitan mana yang kuat (kumparan seri atau shunt)..
Sehingga, motor kompon memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan
kecepatan yang stabil.
Karakter dari motor DC tipe kompon/gabungan ini adalah, makin tinggi
persentase penggabungan (yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan
secara seri), makin tinggi pula torque penyalaan awal yang dapat ditangani oleh
motor ini.
Pada motor kompon mempunyai dua buah kumparan medan dihubungkan
seri dan paralel dengan angker. Bila motor seri diberi penguat shunt tambahan
seperti gambar dibawah disebut motor kompon shunt panjang.
Bila motor shunt diberi tambahan penguat seri seperti gambar dibawah
disebut motor kompon shunt pendek
GENERATOR SINKRON
Pengertian Generator Sinkron
Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin sinkron
yangdigunakan untuk mengubah daya mekanik menjadi daya listrik.
Generator sinkrondapat berupa generator sinkron tiga fasa atau generator
sinkron AC satu fasa tergantung dari kebutuhan.
Prinsip Kerja Generator Sinkron
Skema Prinsip Kerja Generator AC
Gambar di atas adalah skema sederhana proses kerja generator AC. Kawat
angker ABCD dapat berputar terhadap sumbu a-b, dan berada di tengah-tengah
medan magnet N-S. Kawat angker sedang dalam kondisi diputar oleh sumber
dari luar, dengan arah yang berlawanan arah putaran jarum jam sesuai pada
gambar. Putaran ini memberikan gaya torsi dengan arah yang selalu tegak lurus
dengan kawat angker.
Bagian kawat angker sisi C-D pada gambar sebelah kiri. Kawat tersebut
bergerak ke atas (keluar bidang gambar) sesuai dengan torsi arah putaran gaya
luar. Gerakan kawat angker ini memotong garis gaya magnet sehingga akan
timbul gaya gerak listrik di kawat angker tersebut. Dengan menggunakan kaidah
tangan kanan Fleming, maka dengan mudah dapat kita tentukan arah arus listrik
yang terbangkitkan yakni ke bawah dari titik C ke D. Sehingga arah arus pada
tahanan R adalah dari kanan ke kiri. Begitu pula pada kawat angker sisi A-B
yang mengalami gaya torsi ke bawah (masuk bidsng gambar), sehingga jika kita
menggunakan kaidah tangan kanan Fleming maka akan kita dapatkan arah arus
listrik dari titik A ke B.
Seiring dengan berputarnya poros generator, maka kawat angker generator
akan berpindah posisi sesuai dengan gambar sebelah kanan. Pada kondisi ini,
dengan menggunakan cara yang sama seperti sebelumnya, akan dapat dengan
mudah kita simpulkan bahwa aliran arus listrik di sisi kawat angker A-B adalah
dari titik B ke A. Sedangkan pada sisi kawat C-D arah arus listrik yakni dari titik
D ke C. Dengan masing-masing sisi kawat angker yang selalu bersentuhan
dengan slip ring tersendiri, maka arah arus listrik yang dibangkitkan pada
konfigurasi kawat angker gambar kanan adalah kebalikan dari gambar kiri.
Disinilah arus bolak-balik listrik AC berasal.
Gelombang Sinusoidal Arus AC
Dengan penjelasan di atas maka arus listrik AC memiliki karakter unik
yakni nilai arus yang fluktuatif dari positif hingga negatif. Tiap-tiap posisi kawat
angker memiliki nilai arus yang berbeda-beda, dan akan kembali bernilai sama
jika kawat angker rotor kembali ke posisi nol nya (telah berputar 360o). Gambar
di atas adalah gelombang sinusoidal arus listrik yang dibangkitkan oleh
generator AC. Gambar sebelah kiri adalah ilustrasi penampang generator AC
dengan berbagai posisi kawat angker rotor. Sedangkan gambar yang sisi kanan
adalah grafik sinusoidal arus listrik AC dengan sumbu X adalah waktu, dan
sumbu Y adalah nilai arus listrik. Grafik arus listrik AC disebut dengan grafik
sinusoidal karena nilai arus listrik sesuai dengan prinsip trigonometri fungsi
sinus (x(t) = Amax.sin).
Kecepatan Putar Generator Sinkron
Frekuensi elektris yang dihasilkan generator sinkron adalah sinkron
dengan kecepatan putar generator. Rotor generator sinkron terdiri atas rangkaian
elektromagnet dengan suplai arus DC. Medan magnet rotor bergerak pada arah
putaran rotor. Hubungan antara kecepatan putar medan magnet pada mesin
dengan frekuensi elektrik pada stator adalah:
yang mana:
fe = frekuensi listrik (Hz)
nr = kecepatan putar rotor = kecepatan medan magnet (rpm) p = jumlah kutub
magnet
Oleh karena rotor berputar pada kecepatan yang sama dengan medan
magnet, persamaan diatas juga menunjukkan hubungan antara kecepatan putar
rotor dengan frekuensi listrik yang dihasilkan. Agar daya listrik dibangkitkan
tetap pada frekuensi 50Hz atau 60 Hz, maka generator harus berputar pada
kecepatan tetapdengan jumlah kutub mesin yang telah ditentukan. Sebagai
contoh untuk membangkitkan 60 Hz pada mesin dua kutub, rotor arus berputar
dengan kecepatan 3600 rpm. Untuk membangkitkan daya 50 Hz pada mesin
empat kutub, rotor harus berputar pada 1500 rpm.
Rangkaian Ekivalen Generator Sinkron
Tegangan induksi Ea dibangkitkan pada fasa generator sinkron. Tegangan
ini biasanya tidak sama dengan tegangan yang muncul pada terminal generator.
Tegangan induksi sama dengan tegangan output terminal hanya ketika tidak ada
arus jangkar yang mengalir pada mesin. Jika eind pada persamaan (4) di artikel
sebelumnya dilambangkan dengan EApada bagian ini, maka tegangan terminal
generator satu fasa V akan sama dengan EA hanya jika generator beroperasi
dalam keadaan tanpa beban. Untuk kondisi berbeban, maka dua nilai tegangan
ini akan berbeda. Ada beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan antara
nilai EA (tegangan induksi)dan V (tegangan termilnal) antara lain
1. Distorsi medan magnet pada celah udara oleh mengalirnya arus pada
stator, disebut reaksi jangkar.
2. Induktansi sendiri kumparan jangkar.
3. Resistansi kumparan jangkar.
4. Efek permukaan rotor kutub sepatu.
Penyebab pertama yang menyebabkan perbedaan antara tegangan
induksi EA dan tegangan keluaran generator V, dan biasanya merupakan
sumber utama terjadinya perbedaan nilai tersebut adalah reaksi jangkar.
Ketika rotor generator diputar, tegangan EA akan diinduksikan pada kumparan
stator. Jika beban dipasang pada terminal generator, arus akan mengalir menuju
beban. Akan tetapi, arus tiga fasa stator yang mengalir akan menimbulkan
medan magnet di sekitar kumparan stator tersebut. Medan magnet stator yang
menambah medan magnet rotor menyebabkan perubahan tegangan keluaran
generator. Peristiwa ini disebut dengan reaksi jangkar karena arus jangkar
(stator) mempengaruhi medan magnet yang pada mulanya memproduksi arus
jangkar tersebut.
Gambar 5. Model Reaksi Jangkar
Pada gambar 5 (a), digambarkan bahwa rotor berkutub dua diputar di
dalam stator tiga fasa. Karena tidak ada beban yang terpasang, maka medan
magnet BR akan menghasilkan tegangan induksi EA, dengan nilai maksimum
yang berimpitan dengan arah BR.
Jika diasumsikan sebuah beban induktif dipasang pada terminal generator,
maka arus maksimum akan tertinggal dari tegangan induksi maksimum.
Pengaruh ini digambarkan pada gambar 5 (b).
Arus yang mengalir pada kumparan stator menghasilkan medan
magnetnya sendiri. Medan magnet stator ini disebut dengan BS dan mempunyai
arah yang ditunjukkan pada gambar 5 (c). Medan magnet BS menghasilkan
tegangan sendiri, dan tegangan ini disebut dengan Estat dalam gambar 5 (c).
Dengan adanya dua tegangan yang muncul pada kumparan stator,
tegangan total merupakan penjumlahan tegangan induksi EA dengan tegangan
reaksi jangkar Estat.
V =EA + Estat
Medan magnet total Bnet juga merupakan penjumlahan medan magnet rotor
dan stator.
Bnet = Bs + Br
Karena sudut EA sama dengan sudut BR, dan sudut Estat juga sama dengan
sudut BS, maka medan magnet Bnet akan beririsan dengan V. Tegangan dan arus
hasil reaksi jangkar ini ditunjukkan oleh gambar 5 (d).
Pengaruh reaksi jangkar dapat direpresentasikan secara matematis dengan
memperhatikan bahwa tegangan Estat terletak 90o dibelakang arus IA, dan juga
dengan memperhatikan bahwa besarnya Estat berbanding lurus dengan
arus IA. Jika X adalah konstanta proporsionalitas, maka tegangan reaksi jangkar
dapat dituliskan sebagai berikut:
V =EA jXIA
lain yang berpengaruh terhadap besarnya tegangan keluaran generator V adalah
adanya induktansi diri dan resistansi lilitan stator. Jika induktansi diri stator
disebut LA(sehingga reaktansinya disebut XA), sedangkan resistansinya
dilambangkan dengan RA, maka perbedaan total antara V dengan EA diberikan
oleh persamaan berikut:
V =EA jXIA jXAIA RAIA
Jika diasumsikan bahwa reaktansi akibat reaksi jangkar dan reaktansi
akibat induktansi diri disebut dengan reaktansi sinkron XS, maka persamaan
akhir untuk tegangan keluaran Vmenjadi:
V =EA jXSIA RAIA
Dengan persamaan di atas, maka rangkaian ekivalen generator sinkron tiga
fasa dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 6. Rangkaian Ekivalen Generator Sinkron Tiga Fasa
Gambar 6 menunjukkan sebuah sumber arus searah yang menyuplai
rangkaian medan rotor yang dimodelkan dengan induktansi dan resistansi lilitan
yang dipasang seri. Radj juga dipasang secara seri dengan RF untuk
mengendalikan besar aliran arus medan. Sedangkan gambar lainnya merupakan
representasi dari masing-masing fasa. Masing-masing fasa mempunyai tegangan
induksi yang dirangkai seri terhadap induktansi sinkron XS dan resistansi seri RA.
Tegangan dan arus dari rangkaian tiga fasa dalam kondisi yang seimbang
mempunyai besar yang sama, tapi terpisah pada sudutnya sejauh 120o satu sama
lain.
Rangkaian tiga fasa dapat merupakan konfigurasi Y atau . Jika
konfigurasi rangkaian tiga fasa berbentuk Y, maka tegangan terminal
VT bernilai:
Sedangkan jika konfigurasi rangkaian tiga fasa berbentuk , maka
tegangan terminal VT bernilai:
Gambar 7.Rangkaian Ekivalen Generator dengan Konfigurasi (a) Y dan (b)
Karena tiga fasa dari generator sinkron identik dalam semua hal kecuali sudut
fasanya dalam kondisi seimbang, maka akan lebih mudah menganalisa
rangkaian ekivalen generator sinkron dengan menggunakan rangkaian ekivalen
tiap fasa yang ditunjukkan oleh gambar berikut:
Gambar 8. Rangkaian Ekivalen Per-fasa Generator Sinkron
Rangkaian ekuivalen generator sinkron perfasa ditunjukkan pada gambar di
bawah ini.
Gambar 9. Rangkaian ekuivalen generator sinkron perfasa
MOTOR INDUKSI
Pengertian Motor Induksi
Motor induksi adalah salah satu jenis dari motor-motor listrik yang
bekerja berdasarkan induksi elektromagnet. Motor induksi memiliki sebuah
sumber energi listrik yaitu di sisi stator, sedangkan sistem kelistrikan di sisi
rotornya di induksikan melalui celah udara dari stator dengan media
elektromagnet. Hal inilah yang menyebabkannya diberi nama motor induksi.
Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik (ac) yang paling Iuas
digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini
bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan anus yang terinduksi
sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar
(rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator.
Belitan stator yang dihubungkan dengan satu sumber tegangan tiga fasa
akan menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron
(ns=120f/p). Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-
konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus, dan sesuai dengan hukum lentz,
rotor pun akan turut berputar mengikuti medan putar stator. Perbedaan putar
relatif antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya beban akan
memperbesar kopel motor, yang oleh karenanya akan memperbesar pula arus
induksi pada rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun
akan bertambah besar. Jadi, bila beban motor bertambah, putaran rotor cendrung
menurun. Dikenai dua tipe motor induksi yaitu motor induksi dengan rotor
belitan dan motor Induksi dengan rotor sangkar
Konstruksi
Sebuah motor induksi terdiri dari dua bagian utama yaitu rotor,stator dan
celah udara (ruang antara stator dan rotor). Rotor merupakan bagian yang
berputar dan stator merupakan bagian yang diam.
a. Celah udara
Celah udara antara stator dan rotor, kalau terlalu luas maka
effisiensi rendah, sebalikanya jika terlalu sempit menimbulkan kesukaran
mekanis pada mesin. apabila ada beda perputaran maka akan
menimbulkan slip.
b. Stator
Stator mempunyai bagian :
o Gandar (Rumah stator), fungsinya sebagai penopang dan sebagai
pelindung bagian dalam mesin.
o Inti stator, terbuat dari laminasi logam yang disusun berlapis.
o Kumparan stator.
c. Rotor terdiri dari :
o Inti rotor bahannya sama dengan inti stator.
o Kumparan rotor
Adapun terdapat dua tipe rotor dalam motor induksi, yang ternyata tipe
rotor tersebut juga menjadi dasar dalam pengelompokan motor induksi.
kedua jenis tipe tersebebut adalah : adalah :
1. Rotor Belitan
Motor induksi jenis ini mempunyai rotor dengan belitan
kumparan tiga fasa sama seperti kumparan stator. Kumparan
stator dan rotor juga mempunyai jumlah kutub yang sama. Rotor
yang mempunyai tiga belitan yang mirip dengan belitan
stator.Ketiga belitan tersebut biasanya terhubung bintang.Ujung
ujung belitan tersebut dihubungkan dengan slipring yang terdapat
pada poros rotor.
Belitan belitan tersebut dihubung singkat melalui sikat
(brush) yang menempel pada slipring. Jenis rotor belitan dapat
dilihat pada gambar sebagai berikut :.
2. Rotor Sangkar
Motor induksi jenis ini mempunyai rotor dengan kumparan
yang terdiri atas beberapa batang konduktor yang disusun
sedemikian rupa hingga menyerupai sangkar tupai. Rotor yang
terdiri dari sederetan batang batang penghantar yang terletak
pada alur alur sekitar permukaan rotor. Ujung ujung batang
penghantar dihubung singkat dengan menggunakan cincin
hubung singkat.maka jenis rotor sangkar dapat dilihat pada
gambar berikut :
Lingkaran rotor yang memiliki gulung antiga fase, lapisan
ganda dan terdistribusi.
Dibuat melingkar sebanyak kutub stator. Tiga fase
digulungi kawat pada bagian dalamnya dan ujung yang
lainnya dihubungkan kecincin kecil yang dipasang pada
batang as dengan sikat yang menempel padanya.
Perbedaan mendasar dari rotor belit dengan rotor sangkar
Rotor sangkar tupai:
a. Tahanan rotor tetap
b. Arus starting tinggi
c. Torsi starting rendah
Rotor belit :
a. Memungkinkan tahanan luar dihubungkan ketahanan rotor
melalui slip ring yang terhubungk esikat.
b. Arus starting rendah
c. Torsi starting tinggi
Prinsip Kerja Motor Induksi
Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan
stator ke kumparan rotor. Garis garis gaya fluks yang diinduksikan dari
kumparan stator akan memotong kumparan rotornya sehingga timbul GGL
(gaya gerak listrik/tegangan induksi) dank arena penghantar rotor merupakan
rangkaian yang tertutup, maka akan mengalir arus pada kumparan rotor.
Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya fluks
yang berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan mengalami
gaya Lorenz yang menimbulkan torsi yang cenderung menggerakkan rotor
sesuai arah medan induksi stator. Pada rangka stator terdapat kumparan stator
yang ditempatkan pada slot slotnya yang di lilitkan pada sejumlah kutub
tertentu. Jumlah kutub ini menentukan kecepatan berputarnya medan stator
yang terjadi yang di induksikan pada rotornya. Makin besar jumlah katup akan
mengakibatkan makin kecil kecepatan putar medan stator dan sebaliknya.
Kecepatan putar medan putar ini disebut kecepatan sinkron.
Rangkain Ekivalen Motor Induksi
Kerja motor induksi seperti juga kerja transformator adalah berdasarkan
prinsip induksi elektromagnet. Kerja motor induksi tergantung pada tegangan
dan arus induksi pada rangkaian rotor dari rangkaian stator. rangkaian ekivalen
motor induksi mirip dengan rangkaian ekivalen trafo.rangkaian tersebut dapat
dilihat pada gambar dibawah ini :
Untuk mempermudah analisis motor induksi, digunakan metoda rangkaian
ekivalen per fasa. Motor induksi dapat dianggap sebagai transformator dengan
rangkaian sekunder berputar. Rangkaian ekivalen statornya dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar Rangkaian ekivalen stator motor induksi
Rangkaian ekivalen motor induksi satu fasa saat standstill
Pada rangkaian diatas merupakan rangkaian motor induksi 1 fasa dimana
motor dianggap berhenti, sehingga motor tampak seperti transformer 1
fasa dengan sirkuit sekunder yang di short, sehingga rangkaian diatas
merupakan rangkaian ekivalen transformer
Rangkaian diatas terdiri dari R1(resistansi) dan X1(reaktansi) pada belitan
stator, R2 dan X2 merupakan resistansi dan reaktansi pada rotor serta XM
merupakan reaktansi magnet
Rangkaian ekivalen karena efek medan magnet forward dan reverse yang
terpisah
Pada rangkaian diatas akibat adanya celah udara flux pada motor saat
kondisi stall dapat diselesaikan dalam dua medan magnet yang sama dan
berlawanan. Sehingga rangkaian ekivalen pada rotor terbagi menjadi dua
bagian,dimana kedua bagian tersebut bernilai sama yang masing-masing
memberikan efek dari salah satu medan magnet. Yaitu efek dari medan
magnet forward dan reverse yang dipisahkan
Untuk medan magnet forward memberikan nilai per unit dari perbedaan
antara kecepata rotor dengan kecepatan medan magnet yaitu slip s.
Sehingga nilai resistansi rotor akibat medan magnet forward menjadi
0.5R2/s
Perbedaan total kecepatan antara forward dan reverse bernilai dalam per unit
yaitu 2, karena rotor berputar ketika kecepatan s lebih lambat dari medan
magnet forward, sehingga perbedaan kecepatan rotor dan medan magnet
reverse menjadi 2-s. Kemudian nilai resistansi rotor akibat medan magnet
reverse menjadi 0.5R2/(2-s).