My Chemical Engineering

Embed Size (px)

Citation preview

My Chemical EngineeringMinggu, 13 Maret 2011PROPOSAL BISNISI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka membangun kemampuan masyarakat untuk mengembangkan usaha kecil dan menengah, tidak ada pilihan lain kecuali dengan memberikan dukungan terhadap gerakan mencintai produk lokal dan produk dalam negeri. Dukungan terhadap gerakan ini harus disertai dengan komitmen pengembangan pemasaran yang luas dengan jaringan penjualan produk-produk berkualitas unggul di tingkat desa, kecamatan, kabupaten dan kota. Salah satu bentuk usaha kecil atau menengah yang dimaksud diatas diantaranya adalah jenis usaha keripik pisang. Melihat minat masyarakat yang tinggi dalam mengkonsumsi keripik pisang sebagai makanan ringan maka timbulah ide untuk mendirikan usaha ini. Pisang banyak mengandung protein yang kadarnya lebih tinggi daripada buah-buahan lainnya, namun buah pisang mudah busuk. Untuk mencegah pembusukan dapat dilakukan pengawetan, misalnya dalam bentuk keripik, dodol, sale, anggur, dan lain-lain. Keripik pisang sudah sejak lama diproduksi masyarakat. Hasil olahan keripik pisang mempunyai rasa yang berbeda-beda, yaitu : asin, manis, manis pedas, dan lain-lain. Pembuatan keripik pisang sangat sederhana dan membutuhkan modal yang tidak terlalu besar. Pisang yang baik dibuat keripik adalah pisang ambon, kapas, tanduk, dan kepok. Pisang dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu : 1) Pisang yang dimakan dalam bentuk segar, misalnya : pisang ambon, raja sere, raja bulu, susu, seribu, dan emas. 2) Pisang yang dimakan setelah diolah terlebih dahulu, misalnya : pisang kepok, nangka, raja siam, raja bandung, kapas, rotan, gajah, dan tanduk. B. Uraian Bentuk, Jenis Usaha, dan Pendirian Usaha Keripik pisang merupakan suatu bentuk usaha kecil menengah yang sedang berkembang di masyarakat. Keuntungan yang diperoleh dari jenis usaha ini sepenuhnya menjadi hak pemilik modal. Hal ini berdasarkan kesepakatan para pemilik modal yang sesuai pada saat pendirian perusahaan. Pendirian usaha ini dimaksudkan untuk merintis usaha baru. Usaha ini bukanlah bentuk usaha dengan cara membeli perusahaan lain atau juga bukan kerja sama manajemen.

C. Struktur Organisasi Awalnya usaha ini saya tangani sendiri, dan dibantu oleh beberapa teman dekat dan saudara yang belum terorganisir. Dan saya berharap jika usaha ini telah berkembang pesat dapat menyerap tenaga kerja yang berada di sekitar tempat usaha. D. Uraian Keunggulan Usaha Usaha ini memiliki keunggulan dalam hal kemudahan untuk memperoleh bahan baku, hal ini disebabkan karena tempat usaha didirikan di tempat yang dekat dengan sumber bahan baku, selain itu di tempat tersebut belum banyak berdiri usaha yang serupa. Sehingga daya pesaing bisa dibilang belum terlalu besar. E. Uraian Prospek Usaha Usaha ini mempunyai prospek yang sangat bagus, karena apabila dapat berkembang lebih pesat, maka tidak hanya pendiri usaha saja yang menerima keuntungan. Melainkan juga masyarakat sekitar yang memiliki sumber bahan baku yang berupa pisang. Sehingga mereka tidak perlu lagi jauh-jauh untuk memasarkan bahan baku. Selain itu juga usaha keripik pisang ini juga dapat menyerap tenaga kerja yang ada di sekitar tempat usaha. Produk yang dihasilkan mempunyai segmen pasar yang sangat luas, dimana hampir setiap kalangan bisa membeli produk ini. Mungkin yang membedakannya hanyalah variasi rasa yang tersedia dalam produksi usaha ini. F. Uraian Kelemahan Usaha Keripik pisang dibuat dari buah pisang yang masih mentah, dan apabila bahan baku diperoleh dari tempat yang cukup jauh dan sistem distribusi yang kurang lancar bisa mengakibatkan buah pisang menjadi labih cepat matang dari kondisi sebelumnya. Dan ini dapat menimbulkan kerugian bagi kami sebagai produsen keripik pisang. Selain itu banyak hambatan dan kendala dalam mengembangkan usaha ini, mulai dari permodalan hingga pemasaran. Selain itu juga sebagai usaha yag masih baru berdiri tentu saja akan terjadi persaingan dengan usaha keripik pisang yang sudah lebih dahulu berdiri dan lebih memiliki nama. G. Uraian Ancaman Usaha Kami menyadari bahwa untuk sukses dalam usaha kecil di Indonesia sangat berat dibandingkan dengan di negara-negara berkembang lainnya. Di Indonesia umumnya, dan di Lampung khususnya, pembinaan yang diterima dirasa jauh dari apa yang diharapkan. Kami berharap pemerintah dapat memberikan perhatian yang lebih serius kepada sektor usaha kecil dan menengah yang mampu menyerap jutaan tenaga kerja. Pasalnya, di tengah era pasar bebas AFTA saat ini makanan ringan dari negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand sudah mulai mulai membanjiri pasar lokal, terutama pasar swalayan dan supermarket, termasuk di Bandar Lampung. Bahkan, bila diprediksikan tidak mustahil bahwa keripik pisang dari Filipina akan masuk ke daerah Lampung.

Lagi pula untuk makanan ringan berbahan baku pisang, negara Filipina dan Kostarika sudah merajai pasar dunia.

II. PRODUKSI A. Uraian Bahan Baku 1) Pisang tua (mengkal) 20 kg 2) Minyak goreng 1 kg 3) Garam secukupnya. B. Uraian Peralatan 1) Baskom 2) Alas perajang (talenan) 3) Pisau 4) Ember plastik 5) Penggorengan (Wajan) 6) Lilin (untuk kantong plastik) 7) Tungku atau kompor 8) Tampah (nyiru) 9) Keranjang bambu 10) Kantong plastik (sebagai pembungkus). C. Uraian Proses Pembuatan 1) Jemur pisang selama 5~7 jam, lalu kupas; 2) Iris pisang tipis-tipis 1~2 mm menurut panjang pisang; 3) Siapkan minyak yang telah dibubuhi garam kemudian panaskan. Goreng irisan pisang tersebut sedikit demi sedikit agar tidak melengket satu dengan yang lainnya. Penggorengan dilakukan selama 5~7 menit tergantung jumlah minyak dan besar kecilnya api kompor; 4) Angkat keripik setelah berubah warna dari kuning menjadi kuning kecoklatan;

5) Saring minyak setelah lima (5) kali penggorengan, kemudian tambahkan minyak baru dan garam; 6) Masukkan dalam kantong plastik atau stoples setelah keripik pisang cukup dingin. D. Uraian Rencana Produksi Kegiatan usaha ini dilakukan dalam periode 1 bulan dengan 26 hari kerja dan kapasitas produksi 5 kotak produk per hari. Dimana 1 kotaknya itu berisi 15 bungkus. Sehingga produksi per bulan adalah 130 kotak. Yang nantinya tiap poduk mempunyai harga yang berbeda sesuai dengan variasi rasa dan biaya pembuatan.

III. PEMASARAN A. Uraian Target Pemasaran Produk kami ditujukan pada segmen seluruh lapisan masyarakat. Karena kami ingin produk kami dikenal oleh semua kalangan. Mungkin yang membedakan hanyalah pada variasi produknya. Dan untuk sekarang ini karena masih dalam tahap pengenalan produk, maka target pemasaran kami berada dalam jangkauan yang sempit yaitu daerah Tulang Bawang dan sekitarnya. Namun dalam perkembangannya untuk target pemasaran dapat diperluas dengan jangkauan kota-kota besar di Indonesia, yaitu dengan cara membuka cabang di kota- kota tersebut. Hal ini mengingat bahwa peminat produk tidak hanya berada di kawasan Tulang Bawang dan sekitarnya. Agar pemasaran produk dapat diperluas maka yang harus diperhatikan adalah kualitas produk dan yang tidak kalah pentingnya yaitu promosi dan penjualan. B. Uraian Promosi Untuk mempromosikan usaha keripik pisang ini, karena masih dalam tahap pengenalan maka kami mencoba mempromosikannya dengan cara mendistribusikan produk ini ke toko-toko yang ada di kawasan Tulang Bawang dan sekitarnya. Diharapkan seiring berrkembangnya usaha ini, maka promosi akan lebih ditingkatkan lagi. Yaitu dengan cara mempromosikan produk ini ke swalayan atau supermarket yang tersebar luas di beberapa kota di Indonesia seperti Hero Hypermarket, Alfamart, Alfa Gudang Rabat, dan Indomart.

Diposkan oleh Lisanti Emelda di 08:41 0 komentar Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Reaktor KimiaReaktor kimia adalah sebuah alat industri kimia , dimana terjadi reaksi bahan mentah menjadi hasil jadi yang lebih berharga. Tujuan pemilihan reaktor adalah : 1. Mendapat keuntungan yang besar 2. Biaya produksi rendah 3. Modal kecil/volume reaktor minimum 4. Operasinya sederhana dan murah 5. Keselamatan kerja terjamin 6. Polusi terhadap sekelilingnya (lingkungan) dijaga sekecil-kecilnya Pemilihan jenis reaktor dipengaruhi oleh : 1. Fase zat pereaksi dan hasil reaksi 2. Tipe reaksi dan persamaan kecepatan reaksi, serta ada tidaknya reaksi samping 3. Kapasitas produksi 4. Harga alat (reactor) dan biaya instalasinya 5. Kemampuan reactor untuk menyediakan luas permukaan yang cukup untuk perpindahan panas Jenis-jenis reactor A. Berdasarkan bentuknya 1. Reaktor tangki Dikatakan reaktor tangki ideal bila pengadukannya sempurna, sehingga komposisi dan suhu didalam reaktor setiap saat selalu uniform. Dapat dipakai untuk proses batch, semi batch, dan proses alir. 2. Reaktor pipa Biasanya digunakan tanpa pengaduk sehingga disebut Reaktor Alir Pipa. Dikatakan ideal bila zat pereaksi yang berupa gas atau cairan, mengalir didalam pipa dengan arah sejajar sumbu pipa. B. Berdasarkan prosesnya 1. Reaktor Batch Biasanya untuk reaksi fase cair Digunakan pada kapasitas produksi yang kecil Keuntungan reactor batch: - Lebih murah dibanding reactor alir - Lebih mudah pengoperasiannya - Lebih mudah dikontrol Kerugian reactor batch:

- Tidak begitu baik untuk reaksi fase gas (mudah terjadi kebocoran pada lubang pengaduk) - Waktu yang dibutuhkan lama, tidak produktif (untuk pengisian, pemanasan zat pereaksi, pendinginan zat hasil, pembersihan reactor, waktu reaksi)

2. Reaktor Alir (Continous Flow) Ada 2 jenis: a. RATB (Reaktor Alir Tangki Berpengaduk) Keuntungan: Suhu dan komposisi campuran dalam rerraktor sama Volume reactor besar, maka waktu tinggal juga besar, berarti zat pereaksi lebih lama bereaksi di reactor. Kerugian: Tidak effisien untuk reaksi fase gas dan reaksi yang bertekanan tinggi. Kecepatan perpindahan panas lebih rendah dibanding RAP Untuk menghasilkan konversi yang sama, volume yang dibutuhkan RATB lebih besar dari RAP. b. RAP Dikatakan ideal jika zat pereaksi dan hasil reaksi mengalir dengan kecepatan yang sama diseluruh penampang pipa. Keuntungan : Memberikan volume yang lebih kecil daripada RATB, untuk konversi yang sama Kerugian: 1. Harga alat dan biaya instalasi tinggi. 2. Memerlukan waktu untuk mencapai kondisi steady state. 3. Untuk reaksi eksotermis kadang-kadang terjadi "Hot Spot" (bagian yang suhunya sangat tinggi) pada tempat pemasukan . Dapat menyebabkan kerusakan pada dinding reactor 3. Reaktor semi batch Biasanya berbentuk tangki berpengaduk C. Jenis reaktor berdasarkan keadaan operasinya 1. Reaktor isotermal.

Dikatakan isotermal jika umpan yang masuk, campuran dalam reaktor, aliran yang keluar dari reaktor selalu seragam dan bersuhu sama. 2. Reaktor adiabatis. Dikatakan adiabatis jika tidak ada perpindahan panas antara reaktor dan sekelilingnya. Jika reaksinya eksotermis, maka panas yang terjadi karena reaksi dapat dipakai untuk menaikkan suhu campuran di reaktor. ( K naik dan -rA besar sehingga waktu reaksi menjadi lebih pendek). 3. Reaktor Non-Adiabatis

D. Reaktor Gas Cair dengan Katalis Padat 1. Packed/Fixed bed reaktor (PBR). Terdiri dari satu pipa/lebih berisi tumpukan katalis stasioner dan dioperasikan vertikal. Biasanya dioperasikan secara adiabatis. 2. Fluidized bed reaktor (FBR) Reaktor dimana katalisnya terangkat oleh aliran gas reaktan. Operasinya: isotermal. Perbedaan dengan Fixed bed: pada Fluidized bed jumlah katalis lebih sedikit dan katalis bergerak sesuai kecepatan aliran gas yang masuk serta FBR memberikan luas permukaan yang lebih besar dari PBR

E. Fluid-fluid reaktor Biasa digunakan untuk reaksi gas-cair dan cair-cair. 1. Bubble Tank. 2. Agitate Tank 3. Spray Tower Pertimbangan dalam pemilihan fluid-fluid reaktor. 1. Untuk gas yang sukar larut (Kl