Neoplasma payudara

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/31/2019 Neoplasma payudara

    1/25

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1. Latar Belakang

    Kejadian karsinoma payudara pada dekade terakhir ini

    memperlihatkan kecenderungan meningkat. Peningkatan ini diperkirakan

    disebabkan oleh semakin baiknya pendidikan dan teknologi yang dapat

    memberikan dampak luas dalam penemuan penyakit. Semakin tingginya

    keadaan status sosial ekonomi yang dapat merubah pola hidup masyarakat

    (life style). Kanker payudara pada wanita sekarang menduduki tempat no. 2

    setelah kanker servik uterus dari semua tipe kanker di Indonesia, baik

    menurut penyelidikan bagian Patologi Anatomi Universitas Indonesia (Prof.

    Soetomo Tjokronegoro), maupun registrasi yang terbaru dari Proyek

    Penelitian Registrasi Kanker di Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo Juli 1975

    sampai Maret 1978. Kurva insiden usia bergerak naik sejak usia 30 tahun.1,2

    Kanker payudara merupakan kanker yang sangat menakutkan kaum

    wanita di samping kanker mulut rahim, masalah usaha pencegahan yang

    sukar untuk dilaksanakan serta perjalanan penyakit yang sukar diduga dan

    apabila sudah dalam keadaan lanjut penderita akan masuk dalam era

    penderitaan nyeri dan ketidakmampuan yang menakutkan menjelang akhir

    dari suatu kehidupannya.3

    I.2. Tujuan Penulisan

    1. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir program pendidikan

    profesi di bagian ilmu bedah RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo

    Purwokerto.

    2. Memahami dan mengetahui penanganan dan penatalaksanaan pada kanker

    payudara.

    3. Mencegah dan dapat mendeteksi dini kanker payudara.

    1

  • 7/31/2019 Neoplasma payudara

    2/25

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Definisi

    Neoplasma ganas, suatu pertumbuhan jaringan payudara abnormal

    terdiri dari sel epitelial yang tidak memandang jaringan sekitarnya tumbuh

    infiltrasi, destruktif dan dapat metastasis.3

    Gejala awal berupa benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari

    jaringan payudara di sekitarnya, tidak nyeri dan biasanya memiliki pinggiran

    yang tidak teratur.

    Pada stadium dini, jika didorong jari tangan, benjolan bisa digerakkan

    dengan mudah di bawah kulit, sedangkan stadium lanjut benjolan biasanya

    melekat pada dinding dada/kulit di sekitarnya.

    Kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak/

    borok di kulit payudara, kadang kulit di atas benjolan mengkerut dan tampak

    seperti kulit jeruk.

    Kanker payudara bisa tumbuh di dalam kelenjar mamma, saluran air

    susu maupun jaringan ikat pada payudara. 3,4

    B. Epidemiologi

    Sebelum umur 30 tahun kanker payudara jarang dijumpai. Sesudah

    umur itu berangsur-angsur makin sering dijumpai kanker payudara sampai

    umur 47 tahun, selanjutnya angka kejadian konstan, tetapi sesudah umur 55

    tahun nampak adanya kenaikan frekuensi kejadian meningkat pesat.5,6

    Kanker payudara merupakan neoplasma spesifik tempat yang terlazim

    pada wanita dan merupakan sebab utama kematian akibat kanker pada wanita

    berusia 40 tahun 44 tahun. Kanker payudara mewakili 26% dari semua

    kanker pada wanita. Di Indonesia insiden kanker payudara ini belum ada

    datanya namun suatu data pathological base registration mencatat bahwa

    kanker payudara menduduki tempat kedua (15,8%) dari 10 kanker terbanyak.

    Diperkirakan pula insiden kanker payudara di Indonesia semakin meningkat

    2

  • 7/31/2019 Neoplasma payudara

    3/25

    dimasa yang akan datang. Mortalitas akibat kanker payudara tetap stabil,

    sedangkan insiden keseluruhan penyakit ini di AS telah meningkat. Penurunan

    relatif angka mortalitas mencerminkan deteksi peningkatan presentase kanker

    payudara dini. Peningkatan kewaspadaan masyarakat, mamografi dan

    perbaikan terapi tambahan paling bertanggung jawab untuk peningkatan dalam

    kelangsungan hidup keseluruhan ini.3,5,6

    Saat ini sekitar 1 dari 14 wanita (7%) akan menderita kanker payudara.

    Lima puluh persen wanita akan meninggal karena penyakit ini walaupun tetap

    tinggi dan berhubungan langsung dengan stadium penyakit saat diagnosis.5,6

    Wanita Mormon, Indian Alaska dan Eskimo, Indian Amerika, Jepang

    dan Filipina yang hidup di Hawaii mempunyai insiden kanker payudara lebih

    rendah. Sedang biarawati dan wanita Yahudi mempunyai insiden lebih tinggi

    dari rata-rata. Variasi insiden ini bersifat multifaktor dan berhubungan dengan

    faktor genetik, lingkungan diet, etnik dan hormon. 3,5

    C. Predisposisi

    1. Genetik

    Wanita dari seorang wanita dengan kanker payudara bilateral

    mempunyai resiko 5 1/2 kali lebih tinggi dibanding populasi umum dan

    jika timbul sebelum menopause, maka resiko untuk keluarga meningkat 9

    kali lipat. Juga pada wanita yang pernah ditangani kanker payudaranya,

    memang mempunyai resiko tinggi mendapat kanker di payudara lain.

    Seorang wanita kembar monozigot akan mendapat resiko lebih

    tinggi dari saudara kembar yang menderita kanker payudara.2, 3, 5

    2. Hormon

    Pertumbuhan kanker payudara sering dipengaruhi oleh perubahan

    keseimbangan hormon. Wanita yang mengalami menarche lebih awal

    mempunyai predisposisi menderita kanker payudara. Pada wanita nulipara

    dan infertil mempunyai kemungkinan lebih tinggi (30 70%) timbul

    kanker payudara dibanding wanita para. Sedangkan wanita yang hamil

    primi pada usia 18 tahun atau kurang akan mendapat resiko kanker

    3

  • 7/31/2019 Neoplasma payudara

    4/25

  • 7/31/2019 Neoplasma payudara

    5/25

    Tumor Primer (T)

    {] TX Tumor primer tak dapat ditemukan.

    {] TO Tanpa bukti tumor primer.

    {] Tis Paget Puting tumor tidak dapat diperlihatkan.

    (Penyakit Paget dengan tumor yang dapat diperlihatkan

    diklasifikasi menurut ukuran tumor)

    T1* Tumor 2 cm atau kurang dalam dimensi terbesar.

    {] T1a Tanpa fiksasi ke fascia atau m pectoralis dibawahnya.

    {] i Tumor 0,5 cm

    {] ii Tumor > 0,5 1,0 cm

    {] iii Tumor > 1,0 2,0 cm

    T2 * Tumor >12 cm, tetapi

  • 7/31/2019 Neoplasma payudara

    6/25

    {] NO Nodi Lymphatici axilares homolateral tidak dianggap mengandung

    pertumbuhan.

    {] N1 Nodi axillaris homolateral dianggap mengandung pertumbuhan.

    {] N2 Nodi axillaris homolateral dianggap mengandung pertumbuhan dan

    terfiksasi ke struktur lain.

    {]N3 Nodi supraclaviculares atau infraculares homolateral dianggap

    mengandung pertumbuhan atau edema lengan.

    Nodi Lymphatici (N)

    Definisi untuk stadium evaluasi bedah dan patologi pasca reseksi bedah.

    {] NX Kelenjar regional tak dapat ditemui.

    {] NO Nodi lymphatici axillares homolateral tidak dianggap mengandung

    pertumbuhan.

    {] N1 Metastasis ke nodi axillares homolateral yang digerakan tidak terfiksasi

    ke struktur lain.

    {] N1a Mikrometasis < 0,02 cm, dalam nodi lymphatici.

    {] N1b Mikrometasis hebat dalam nodi lymphatici.

    {] i Metastasis >0,02 cm, tetapi 0,02 cm, tetapi 4 nodi lymphatici.

    {] iii Perluasan metastasis melewati kapsula kelenjar limfe (2,0 cm

    {] N2 Metastasis ke nodi lymphatici axillares homolateral yang terfiksasi ke

    struktur lain.{] N3 Metastasis ke nodi supraclaviculares/intraclaviculares.

    Metastasis Jauh (M) Seluruh waktu

    {] MX Tidak bisa ditentukan

    {] MO Tidak (diketahui) metastasis jauh

    {] M1 Ada metastasis jauh

    Sistem TNM dikembangkan sebagai sistem penentuan standar seluruh

    dunia.4,5,6

    6

  • 7/31/2019 Neoplasma payudara

    7/25

    Penentuan stadium kanker (american joint committee on cancer) :

    - Stadium 0 : kanker in situ dimana sel-sel kanker berada pada tempatnya

    didalam jaringan payudara yang normal

    - Stadium i : tumor dengan diameter < 2 cm dan belum menyebar keluar

    payudara

    - Stadium iia : tumor dengan diameter 2-5 cm dan belum menyebar ke

    kelenjar getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah

    kurang dari 2 cm tetapi sudah menyebar ke kelenjar getah

    bening ketiak

    - Stadium iib : tumor dengan diameter lebih besar dari 5 cm dan belum

    menyebar ke kelenjar getah bening ketiak atau tumor

    dengan diameter 2-5 cm tetapi sudah menyebar ke kelenjar

    getah bening ketiak

    - Stadium iiia : tumor dengan diameter kurang dari 5 cm dan sudah

    menyebar ke kelenjar getah bening ketiak disertai

    perlengketan satu sama lain atau perlengketan getah bening

    ketiak disertai perlengketan ke struktur lainnya; atau tumor

    dengan diameter lebih dari 5 cm dan sudah menyebar ke

    kelenjar getah bening ketiak

    - Stadium iiib : tumor telah menyusup keluar payudara, yaitu ke dalam kulit

    payudara atau ke dinding dada atau telah menyebar ke

    kelenjar getah bening di dalam dinding dada dan tulang

    - Stadium iv : tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding

    dada misalnya ke hati, tulang atau paru-paru.4,5

    E. Diagnosis

    Didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

    penunjang yang digunakan untuk menentukan rencana penatalaksanaan.

    Pada anamnesis adanya massa tumor di payudara dengan atau tanpa

    rasa sakit dan dari papila mamma mengeluarkan cairan juga pertumbuhan

    progresif cepat besar.

    7

  • 7/31/2019 Neoplasma payudara

    8/25

    Biasanya ditemukan pada :

    1. Wanita > 30 tahun

    2. Nulipara atau anak pertama lahir pada usia 35 tahun

    3. Menarche < 12 tahun

    4. Menopause terlambat > 55 tahun

    5. Riwayat keluarga

    6. Pernah operasi tumor jinak payudara

    7. Terapi hormonal yang lama

    8. Operasi ginekologi

    9. Radiasi dadaPemeriksaan fisik didapatkan massa tumor melekat jaringan sekitarnya,

    bila tumor besar perlekatan lebih jelas, konsistensi keras, pengeluaran cairan

    dan retraksi puting, eksema aerola. Kulit payudara kemerahan, dimpling,

    ulserasi/peau dorange. Pembesaran kelenjar getah aksila tanda metastasis

    jauh.2,3,6

    Selain 2 hal kita harus melakukan pemeriksaan penunjang terlebih

    dahulu untuk menegakkan diagnosis pasti antara lain :

    1. Biopsi

    Biopsi merupakan pengambilan contoh jaringan payudara untuk

    dilakukan pemeriksaan mikroskopis, terdiri dari 3 antara lain :

    a. Eksisional biopsi dilakukan frozen section, dilanjutkan pemeriksaan

    patologi anatomi, pemeriksaan ini untuk stadium dini (operabel).

    Biopsi eksisi sebagai tindakan darurat diterima, tetapi ahli bedah yang

    tidak berpengalaman dengan teknik ini di bawah anestesi lokal dapat

    sulit dilakukan, lesi bisa dalam dari semula diantisipasi dan perdarahan

    dapat menyusahkan. Lesi dicurigai ganas harus ditangani hati-hati,

    sehingga semua bahan contoh diambil, khusus jika ada kelambatan

    lebih dari 72 jam sebelum mastektomi definitif.

    b. Insisional biopsi dilakukan untuk kasus inoperabel/stadium lanjut.

    c. Fine Neadle Aspiration Biopsy (FNAB), merupakan pemeriksaan

    sitopatologi namun memerlukan keahlian khusus dalam pembacaan

    dan ketepatan dalam mengambil aspiratnya. Ketepatan cara

    pengambilan akan menentukan hasil FNAB yang cukup tinggi.3,4,5,6

    8

  • 7/31/2019 Neoplasma payudara

    9/25

  • 7/31/2019 Neoplasma payudara

    10/25

    stadium III untuk metastasis axilla yang ukurannya >2,5 cm serta terfiksasi,

    maka tindakan bedah ke arah pembuangan kanker primer dan kelenjar limfe

    yang tak mungkin disterilkan dengan terapi radiasi.

    Stadium IIIb dan IV, pengobatannya untuk mengurangi penderitaan

    penderita dan memperbaiki kualitas hidup (paliatif). Untuk stadium IIIb terapi

    utama adalah radiasi dan diikuti sitostatika (khemoterapi), pasien dengan

    metastase jauh (stadium IV) pengobatan yang primer adalah hormonal dan

    khemoterapi. Radiasi kadang diperlukan pada daerah tulang weight bearing.

    Pada tumor bed yang berdarah difuse dan berbahaya pada jaringan

    sekitarnya. Pilihan tindakan ini diindividualisasi untuk tiap pasien serta

    penentuan waktu tindakan ini harus ditentukan oleh ahli onkologi, karena

    masalah primer pasien adalah pengendalian metastasis jauh.3,5

    1. Pembedahan

    Pembedahan kuratif adalah mastektomi radikal merupakan eksisi

    tumor luas dilakukan jika tumor terbatas payudara dan tidak ada infiltrat ke

    dinding, kulit mamma atau kelenjar limfe ke struktur sekitarnya dilakukan

    segera setelah diagnosis ditegakkan.2,6

    Terdapat sejumlah pilihan pembedahan,

    a. Pembedahan breast conserving

    1). Lumpektomi : Pengangkatan tumor dan sejumlah kecil jaringan

    normal di sekitarnya

    2). Eksisi luas atau mastektomi parsial : pengangkatan tumor dan

    jaringan normal di sekitarnya yang lebih banyak

    3). Kuadrantektomi : pengangkatan seperempat bagian payudara

    Pengangkatan tumor dan beberapa jaringan normal di sekitarnya

    memberikan peluang terbaik untuk mencegah kambuhnya kanker.

    Keuntungan utama dari pembedahan breast conserving ditambah

    terapi penyinaran adalah kosmetik.

    b. Mastektomi

    10

  • 7/31/2019 Neoplasma payudara

    11/25

    1). Mastektomi simplek : seluruh jaringan payudara diangkat tetapi

    otot dibawah payudara dibiarkan dan disisakan kulit yang cukup

    untuk menutup luka bekas operasi. Rekonstruksi lebih mudah

    dilakukan jika otot dada dan jaringan di bawah payudara utuh.

    Prosedur ini digunakan untuk mengobati kanker invasif yang

    telah menyebar luas ke dalam saluran air susu, karena jika

    pembedahan breast conserving, kanker sering kambuh.

    2). Modifikasi mastektomi radikal, seluruh jaringan payudara dan

    kelenjar getah bening ketiak diangkat hanya mensisakan otot dan

    kulit.

    3). Mastektomi radikal (Halster), seluruh jaringan payudara dan

    sebagian besar kulitnya, m.pectoralis major, m.pectoralis minor,

    dan semua kelenjar ketiak diangkat secara en bloc.

    4). Mastektomi radikal dimodifikasi (patey) : mengangkat payudara

    hanya bersama-sama fascia m. pectoralis major saja disertai

    jaringan lemak ketiak. Sedang mm. Pectorales minor et major

    tetap in situ, hal ini memberi efek kosmetik yang lebih baik dan

    mungkin juga akan kurang memberikan komplikasi post operatif,

    seperti edema lengan. Tindakan ini dilakukan jika tumor

    payudara jelas bebas dari otot tersebut.2,4,6

    2. Sistemik Adjuvant

    Terapi sistemik adjuvant yang dianjurkan terdiri kemoterapi

    (sitostatika) yang biasa segera setelah pembedahan dilanjutkan selama

    beberapa bulan atau tahun. Terapi sistemik dini dengan sitostatika dan

    preparat antihormonal dengan tujuan mengelimasi sel tumor dalam jumlah

    yang tidak dapat ditunjukkan mikroskopik kecil. Pengobatan ini menunda

    kambuhnya kanker dan memperpanjang angka harapan hidup penderita.5

    a. Khemoterapi

    11

  • 7/31/2019 Neoplasma payudara

    12/25

    Penatalaksanaan dengan pemberian beberapa jenis

    khemoterapi lebih efektif dibanding kemoterapi tunggal, tetapi tanpa

    pembedahan maupun penyinaran, obat-obat tersebut tidak dapat

    menyembuhkan. Juga pada pasien dengan metastasis jauh yang telah

    ditetapkan, terapi dengan beberapa obat yang kurang efektif sebagai

    agen tunggal telah menghasilkan >50 persen angka respon bila

    digunakan dalam kombinasi. Kombinasi yang sering digunakan

    adalah (1) Siklofosfamid (cytoxan), metotreksat dan 5-fluorourasil

    (CMF) dan (2) 5-fluorourasil, dorsorubisin (Adriamycin) dan

    siklofosfamid (FAD). Obat lain seperti vinkristin dan prednison telah

    ditambahkan kepaduan ini, tetapi sering peningkatan ringan dalam

    angka respon tidak membenarkan toksisitas tambahan. Beberapa

    populasi sel mempunyai angka respon bervariasi terhadap obat yang

    diberikan. Juga heterogenitas ini bisa menjelaskan kenapa kombinasi

    beberapa obat dengan tempat kerja berbeda di dalam sel mempunyai

    angka respon keseluruhan lebih baik daripada agen tunggal.2,3,4,5

    Kombinasi kemoterapi ternyata yang paling efektif pada

    wanita

  • 7/31/2019 Neoplasma payudara

    13/25

    lekopenia, alopesia dan peningkatan fatigabilitas yang bersifat

    sementara dan reversibel bila obat dihentikan. Kardiomiopati suatu

    efek samping kumulatif dibatasi dosis dari dorsorubisin. Saat ini

    muntah relatif jarang terjadi karena adanya obat ondansetron, tanpa

    ondansetron pasien mengalami muntah sebanyak 1-5 kali selama 1-3

    hari setelah kemoterapi, berat dan lamanya muntah bervariasi

    tergantung kepada jenis kemoterapi yang digunakan dan penderita.

    Selama beberapa bulan, penderita juga menjadi lebih peka terhadap

    infeksi dan perdarahan.5,6,7

    b. Hormonal

    Antiestrogen tamoksifen (Novaldex) pertama kali

    dikembangkan sebagai suatu obat antifertilitas, tetapi ia terlihat

    menginduksi ovulasi pada wanita infertil dan menyebabkan regresi

    lesi payudara. Tamoksifen adalah obat penghambat hormon yang bisa

    diberikan sebagai terapi lanjutan setelah pembedahan. Tamoksifen

    memiliki beberapa manfaat positif, terdapat bukti statistik bahwa

    wanita yang menggunakan tamoksifen memiliki penurunan insiden

    kanker payudara kontralateral, dan belakangan diketahui juga dapat

    menurunkan kadar kolesterol darah.4,5,7

    Secara kimiawi tamoksifen berhubungan dengan estrogen dan

    memiliki beberapa efek yang sama dengan terapi sulih hormon

    (misalnya mengurangi resiko terjadinya osteoporosis dan penyakit

    jantung serta resiko terjadinya kanker rahim, tetapi tidak merubah

    kekeringan vagina akibat menapause).4,5,6

    Tamoksifen dapat digunakan terapi tiap hari pada wanita

    diatas 50 tahun selama paling tidak 2 tahun setelah operasi dapat

    menurunkan kemungkinan kematian dengan 24%. Ini berarti bahwa

    terjadi penurunan kematian absolut 10% pada wanita dengan

    metastasis kelenjar ketiak, dan 4% pada wanita tanpa metastasis

    kelenjar ketiak. Pusat kanker di Nederland kepada semua penderita 50

    13

  • 7/31/2019 Neoplasma payudara

    14/25

    tahun keatas dengan kelenjar limfe aksilar positif disarankan

    menggunakan tamoksifen min 20 mg sehari selama 2 tahun.3,6

    Tamoksifen merupakan obat dengan efek samping yang kecil,

    terdapat peningkatan resiko kanker rahim, dan pasien harus dipantau

    dengan interval 6 bulan dengan pemeriksaan fisik dan apusan

    papanicolau. Efek menguntungkan jangka panjang dari tamoksifen

    adalah pengurangan insiden kanker primer kedua di payudara

    kontralateral dengan 40%. Kenaikan insidensi kanker endometrium

    pada penggunaan tamoksifen adalah terbatas, tetapi jika ada keluhan

    (spotting) harus diwaspadai. 7

    - Radiasi

    Setelah terapi pembedahan dapat dilakukan penyinaran

    sehingga sejumlah residif lokal maupun regional dapat dihindari

    atau dikurangi. Sudah semenjak tahun 30-an Mc. Whirter

    menganjurkan ablatio mammae yang sederhana, yang kemudian

    disusul dengan penyinaran stasiun kelenjar limfe regional dada.

    Terutama di Skotlandia metode ini masih banyak digunakan.

    Demikian pula sesudah mastektomi radikal (yang dimodifikasi

    masih sering dilakukan penyinaran terutama terindikasi bila ada

    keraguan mengenai radikalitas operasi tumor besar (>5 cm,

    terutama terhadap dinding toraks). Kecuali bila tumornya kecil

    dan lokalisasinya dibagian lateral serta tidak ditemukan metastasis

    pada kelenjar ketiak. Perkembangan baru yang menambah

    perluasan indikasi untuk terapi mempertahankan payudara adalah

    pemberian kemoterapi pra operasi, untuk memperkecil tumornya.

    Juga hipotesis ini, bahwa tumor menjadi kecil konsentris dan

    kemudian radioterapi dapat memusnahkan sisa-sisa tumor yang

    mungkin masih ada, sedang diteliti dalam penelitian multi senter

    (EORTC). Radiasi cukup untuk daerah parasternal, kecuali jika

    telah terdapat metastasis aksiler. Jika telah terdapat metastasis

    aksiler ataupun supraklavikuler, maka daerah-daerah tersebut

    14

  • 7/31/2019 Neoplasma payudara

    15/25

    harus juga diradiasi. Jika terjadi metastasis berat kearah kelenjar

    ketiak maka yang perlu disinari selain daerah aksila juga daerah

    supraklavikula. Radiasi lapangan operasi dilakukan kalau ada

    kemungkinan besar timbul residif lokal.5,8

    Sesudah dilakukan terapi dalam mempertahankan

    payudara harus diberikan radioterapi dalam dosis minimal 50 Gy.

    Tingginya dosis masih dalam penelitian, demikian juga mengenai

    tekniknya : dengan penyinaran dari luar atau dengan

    brakhioterapi, dengan memasukkan benang-benang iridhium 129

    radioaktif dengan menggunakan jarum-jarum yang

    diimplantasikan. Implantasi iridium juga dapat langsung

    digunakan mengikuti eksisi (di kamar operasi). Saat operasi (pada

    wanita premenopause) dalam siklus menstruasi menurut beberapa

    publikasi berperan untuk prognosis. Karena ada juga publikasi

    yang bertentangan, pada waktu ini belum ada alasan pada rencana

    operasi untuk mempertahankan siklus menstruasi.5

    Terapi difokuskan pada pembuangan semua kanker

    payudara primer, jika sel kanker viable masih dalam payudara

    maka ia akan digabung ke dalam parut luka yang menyembuh dan

    dioksigenasi sama jeleknya. Untuk terapi radiasi efektif

    maksimum diperlukan jaringan yang oksigenasinya baik. Sel

    kanker dengan oksigenasi buruk dan anoksia dalam jaringan parut

    tidak mungkin dibasmi dengan terapi radiasi. Kekambuhan kanker

    payudara dalam parut akan diantisipasi. Belakangan ini praktek

    kami mengeksisi ulang parut luka dalam pasien demikian dan

    melengkapi tindakan pengambilan contoh aksilaris. Sekitar 50

    persen pasien yang telah mempunyai parut yang dieksisi

    ditemukan mempunyai sel kanker viable yang ada dalam luka

    setelah apa yang mula-mula dianggap biopsi eksisi adekuat.

    Dalam pusat demikian yang tidak menganjurkan re-eksisi

    15

  • 7/31/2019 Neoplasma payudara

    16/25

    parutnya, maka dosis radiasi sorotan luar biasanya ditambah

    dengan implantasi jarum iridium 192 dalam area parut. 5,6

    - Follow Up

    Kontrol poliklinik yang pertama bisa membicarakan

    dengan keluarga pasien dengan tujuan pertumbuhan somatik dan

    juga pelayanan psikologik penderita serta mungkin penderita

    mempunyai keluhan dan membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut,

    follow up ini diperlukan untuk mendeteksi menifestasi baru

    pertumbuhan tumor. Sebab pada residif atau tumor baru pada

    deteksi dini masih dapat dicapai penyembuhan. Sesudah terapi

    yang mempertahankan payudara sebelumnya, ini seringkali berupa

    ablatio payudara, sesudah ditetapkan tidak ada metastasis jarak

    jauh. 5,6

    Mammografi dikerjakan tiap tahun, deteksi dini metastasis

    jarak jauh tidak memperbaiki kemungkinan hidup penderita,

    sehingga deteksi dalam hal ini harus didapat atas dasar gejala dan

    kelainan pada pemeriksaan fisik. Terpenting dalam follow up

    adalah mammografi tiap tahun, anamnesis dan pemeriksaan fisik.

    Pada follow up juga diperlukan pemeriksaan lain (x-Thorax, scan

    tulang, pemeriksaan kimia darah dan hematologik) namun

    dikerjakan jika terdapat keluhan, seperti nyeri tulang, batuk,

    aneroksia atau gejala neurologik. Tahun pertama biasa dianjurkan

    kontrol tiap 3 bulan, sampai tahun kelimatiap setengah tahun (6

    bulan, kemudian kontrol tiap tahu. Kunjungan dokter harus

    dibicarakan misalnya saran tidak menggunakan kontrasepsi oral

    dan kemungkinan keinginan kehamilan, dalam hubungan dengan

    prognosis.9

    - Rekontruksi Payudara

    Rekontriksi payudara mengembalikan konsep citra diri

    pasien jauh lebih baik dibanding protesis eksternal, tetapi seperti

    16

  • 7/31/2019 Neoplasma payudara

    17/25

    yang telah disebutkan sebelumnya hasil kosmetik dari rekontruksi

    jarang sama dengan yang diperoleh pada sebagian besar pasien

    yang telah diterapi dengan eksisi lokal tumor dan radiasi primer

    pada payudara. Tiap pasien sebelum melakukan rekontruksi

    payudara harus mendapat informasi mengenai rekonstruksi

    payudara minimal satu kali. Sebagian besar penderita dapat

    menerima ablatio dan sesudah operasi menggunakan protesis

    ekstern. Penyesuaian ini dipermudah dengan bantuan pusat

    informasi protesis payudara nasional (Landelijke Borstprothese

    Informatiecentra) dan kelompok-kelompok pelayanan (Landelijk

    Contact Orgaan begelei dingssgroepen Borstkanker Patienten).

    Rekontruksi payudara di Nederland relatif sedikit diterapkan,

    berlainan dengan di Amerika Serikat. Sepuluh tahun yang lalu

    hanya 6% ahli bedah menunjukkan kepada penderitanya akan

    kemungkinan rekontruksi payudara. Sekarang hampir semua

    penderita mendapat folder dari Nederlandse kanker bestrijding

    yang didalamnya ditunjukan kemungkinan untuk itu. 7,8

    Rekonstruksi payudara dapat dilakukan pada waktu

    bersamaan dengan mastektomi atau bisa juga dilakukan setelah

    pembedahan, perlu pertimbangan klinis untuk menentukan

    rekonstruksi payudara misalnya implan silikon subpektoralis dapat

    diinsersikan secara mudah tanpa memperpanjang waktu operasi.

    Konstruksi flap TRAM adalah prosedur yang lebih rumit yang

    dapat disertai dengan peningkatan kehilangan darah dan waktuoperasi juga memanjang. Rekonstruksi dapat dimulai sesudah

    rencana terapi ditentukan (radioterapi dan kemoterapi) biasa

    dilakukan sekitar setelah 6 bulan atau dengan cara rekonstruksi

    sekunder yaitu terapi ablatik dikombinasi dengan rekonstruksi.

    Suatu rekonstruksi payudara pada waktu operai yang bersamaan

    dengan ablatio ternyata dalam psikologis dan somatik lebih baik

    dan hasilnya lebih memuaskan.4,6

    17

  • 7/31/2019 Neoplasma payudara

    18/25

    Dua tipe umum prosedur rekonstruksi, implan silikon-

    salin subpectoralis yang dapat dikembangkan memberikan hasil

    kosmetik yang memuaskan pada sebagian besar pasien dan juga

    mempunyai keuntungan jika terjadi residif lokal mudah diketahui.

    Untuk menghindari kontraktur kapsul, makin banyak digunakan

    ekspander berguna untuk meregangkan kulit semacam balon di

    bawah kulit. Tipe yang kedua transverse rectus abdominis

    myocutaneous flap yaitu jika lokal terdapat kualitatif atau

    kuantitatif kekurangan jaringan kulit dan otot, harus diambil

    jaringan dari tempat lain terdiri dari seluruh otot rectuskontralateral kemudian ditransposisikan bersama dengan kulit dan

    jaringan subkutan diatasnya yang berbentuk elips horisontal dari

    abdomen bawah. Flap ini memiliki massa yang cukup untuk

    mengganti massa payudara dan penutupan kulitnya dilakukan

    dengan melapisi jaringan kulit dan subkutan yang berbentuk elips

    dari abdomen bagian bawah. 2,8,102,4,7

    Rekonstruksi payudara ini tidak luput untuk membuat

    payudara sesimetris mungkin dengan cara mereduksi payudara

    kontralateral payudara dengan ukuran besar dengan mastektomi

    kontralateral, namun pada payudara ukuran kecil dengan

    rekonstruksi sederhana sudah mendapat hasil yang baik.7

    Langkah terakhir rekonstruksi areola dan papila dapat

    dilakukan sebagai prosedur sekunder setelah implan silikon atau

    flap TRAM, hasil kosmetik yang terbaik didapatkan dengan

    menggunakan kulit dari paha bagian dalam untuk areola dan

    papila direkonstruksi dengan graf komposit dari sisi sebelahnya.

    Kontur payudara dikembalikan dengan mengenakan pakaian

    pasien, pasien lebih percaya diri tanpa harus menggunakan

    protesis eksternal.7,8

    Penggunaan silikon akhir-akhir ini keamanannya masih

    dipertanyakan, silikon kadang merembes dari kantongnya

    sehingga implan menjadi keras, menimbulkan nyeri dan

    18

  • 7/31/2019 Neoplasma payudara

    19/25

    bentuknya berubah selain itu silikon kadang masuk kedalam aliran

    darah.

    - Paliatif

    Karsinoma payudara dengan metastase jauh terapi operatif

    tidak dapat menyembuhkan sebaiknya dilakukan pengobatan

    paliatif agar trauma yang diderita tidak bertambah atau dapat

    ditekan. Terapi paliatif ini bertujuan untuk mempertahankan

    kualitas hidup penderita namun memperpanjang umur penderita

    bukan merupakan tujuan. Meskipun ketahanan hidup rata-rata

    sesudah penetapan metastase adalah kira-kira 3 tahun, 30% dari

    penderita masih bisa bertahan 5 tahun dan 10% dari penderita bisa

    bertahan lebih dari 10 tahun.6

    Pengobatan paliatif meliputi kemoterapi, pembedahan,

    radioterapi, terapi hormonal disamping penggunaan obat

    analgetika secara optimal.

    - Bedah Paliatif

    Pembedahan jarang dilakukan pada kanker payudara

    namun kadang dilakukan pada kanker payudara yang semula

    tidak mampu angkat (non operable) kemudian dengan terapi

    radioaktif ukuran tumor mengecil, kadang ada yang berhasil

    dalam waktu yang relatif lama walaupun tujuan awal sebagai

    terapi paliatif.2

    - Kemoterapi

    Kemoterapi digunakan pada kanker payudara dengan

    metastase yang sistemik dan juga sebagai terapi adjuvan.

    Kemoterapi adjuvan diberikan pada pasien dengan metastase

    beberapa kelenjar dengan tujuan menghancurkan

    mikrometastasis dalam tubuh yang biasa terdapat pada pasien

    dengan metastasis kelenjar aksila. Kemoterapi yang digunakan

    adalah kombinasi suklofosfamid, metofreksat, dan 5-

    fluorourasil atau dapat diberikan vinkristin dan adriamisin

    19

  • 7/31/2019 Neoplasma payudara

    20/25

    (VA) atas 5-fluorourasil, adriamisin (adriablastin), dan

    siklufosfamid (FAC). Kemoterapi sering dihentikan setelah

    pemakaian 6 bulan atau tampak progresi yang jelas dan

    dievaluasi sesudah 6-12 minggu. Kemoterapi ini biasa

    diberikan pada pasien usia pramenopause.2,5

    - Terapi Hormonal

    Terapi hormonal yang bersifat paliatif ini biasa

    diberikan pada kanker payudara dengan metastase jauh dan

    diberikan sebelum kemoterapi karena ringan atau kecilnya

    efek samping dan mempunyai efektifitas yang lebih lama,

    namun tidak semua pasien peka terhadap terapi hormon ini

    dengan menggunakan uji reseptor estrogen dapat diketahui ada

    tidaknya reaksi terhadap terapi hormonal. Pasien

    pramenopause dapat dilakukan ovorektomi bilateral atau

    pemberian antiestrogen (tamoksifen), sedang pascamenopause

    diberikan antiestrogen yaitu tamoksifen.2,5

    - Radioterapi

    Kanker payudara dengan metastasis di saraf sentral

    dapat dipertimbangkan untuk dilakukan radioterapi, juga

    metastasis kulit/tulang dengan keluhan. Radioterapi paliatif

    dapat dilakukan dengan hasil baik untuk waktu terbatas bila

    tumor inoperabel secara lokal. Biasanya seluruh payudara dan

    kelenjar aksila dan supraklavikular diradiasi, tetapi di sini

    sering terjadi penyakit yaitu pembengkakan lengan karena

    limfudem akibat rusaknya kelenjar ketiak supraklavikula.2

    Dalam segala fase penyakit yang paling penting adalah

    terapi suportif dalam bentuk apapun untuk memperbaiki kualitas

    hidup. Ini merupakan suatu pelayanan medik yang penting dan

    paripurna.

    20

  • 7/31/2019 Neoplasma payudara

    21/25

    G. Prognosis

    Stadium klinis tingkat penyebaran dan potensi metastase dari kanker

    payudara merupakan indikasi terbaik untuk menentukan prognosis penyakit ini.

    Angka kelangsungan hidup 5-10 tahun pada penderita kanker payudara yang

    telah menjalani pengobatan. Semakin dini semakin baik prognosisnya.

    Stadium I .. 90-80 %

    Stadium II .. 70-50 %

    Stadium III .. 20-11 %

    Stadium IV .. 0 %

    Untuk stadium in-situ atau stadium 0 adalah 96,2%. 3,4

    Tanpa terapi adjuvan, kira-kira 70 persen pasien dengan tumor primer

    yang berdiameter kurang dari 5 cm dan tanpa bukti adanya metastasis kelenjar

    getah bening aksila akan hidup selama 10 tahun tanpa adanya tanda-tanda

    metastasis sistemik. Jika tumor primer berdiameter kurang dari 2 cm,

    kemungkinan hidup 10 tahun mendekati 90 persen. Tumor yang lebih besar

    disertai dengan kemungkinan hidup 10 tahun kira-kira 60 persen. Adanya

    metastasis kelenjar mengandung tumor metastasis, kemungkinan hidup turun

    sampai kira-kira 60 persen, tiga kelenjar getah bening yang positif akan

    menurunkan kemungkinan hidup sampai 40 persen dan adanya empat atau

    lebih kelenjar getah bening yang positif berhubungan dengan kemungkinan

    hidup 10 tahun kira-kira 20 persen. 2,5,7

    H. Pencegahan

    Banyak faktor menyebabkan kanker payudara namun ada beberapa hal

    dapat menghindarkan faktor penyebab termasuk mengendalikan diet.

    Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) oleh seorang wanita untuk

    diagnosis dini kanker payudara sehingga lebih mudah diobati dari penelitian

    30

    tahun (Cancer Age) dibanyak dapat dijaring dan dalam stadium lebih dini.

    21

  • 7/31/2019 Neoplasma payudara

    22/25

    Seorang wanita melakukan SADARI tiap bulan pada saat menstruasi

    hari ke-8, atau diperiksa dokter jika dicurigai dan mempunyai resiko.4,7,10

    Teknik SADARI

    1. Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara dalam keadaan normal,

    ukuran payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan

    perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada

    puting susu (misalnya tertarik ke dalam) atau keluarnya cairan dari puting

    susu. Perhatikan apakah kulit pada puting susu berkerut.

    2. Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di

    belakang kepala kedua tangan ditarik ke belakang dengan posisi seperti ini

    maka akan lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil akibat kanker,

    perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara, terutama pada payudara

    bagian bawah.

    3. Kedua tangan diletakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah

    cermin, tekan bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan ukuran dan kontur

    payudara.

    4. Angkat lengan kiri, dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan,

    telusuri payudara kiri, gerakkan jari-jari tangan secara memutar

    (membentuk lingkaran kecil) di sekeliling payudara, mulai dari tepi luar

    payudara lalu bergerak ke arah dalam sampai ujung puting susu. Tekan

    secara perlahan rasakan setiap benjolan atau massa di bawah kulit.

    Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat

    lengan kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri. Perhatikan juga

    daerah antara kedua payudara dan ketiak.

    5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan

    dari puting susu. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kanan

    dan kiri.

    6. Berbaring dan terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri

    dan lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan

    menggunakan jari-jari tangan kanan, dengan posisi seperti ini, payudara

    akan mendatar dan memudahkan pemeriksaan. Lakukan hal yang sama

    22

  • 7/31/2019 Neoplasma payudara

    23/25

    terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan

    dan mengangkat lengan kanan dan penelusuran payudara dilakukan oleh

    jari-jari tangan kiri.

    23

  • 7/31/2019 Neoplasma payudara

    24/25

    BAB III

    KESIMPULAN

    1. Karsinoma payudara menempati urutan no. 2 setelah kanker mulut rahim dari

    semua kanker pada wanita, angka insiden naik sejalan dengan peningkatan usia

    wanita.

    2. Karsinoma payudara merupakan suatu neoplasma ganas, suatu pertumbuhan

    jaringan payudara abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya tumbuh

    infiltrat dan destruksi dan dapat metastase.

    3. Gejala awal pada kanker payudara dirasa adanya benjolan, tidak menimbulkan

    nyeri dan biasanya mempunyai tepi tidak teratur. Stadium lanjut didapatkan

    benjolan membengkak di kulit payudara terdapat luka, kulit mengkerut seperti

    kulit jeruk.

    4. Etiologi dari kanker payudara adalah genetik, hormonal, radiasi dan pengaruh

    diet.

    5. Klasifikasinya yang digunakan secara internasional adalah TNM (Tumor,

    Nodul, Metastase).

    6. Diagnosis pasti ditegakkan dengan biopsi jaringan, namun juga dapat ditambah

    pemeriksaan radiologi.

    7. Penatalaksanaan kanker payudara adalah penegakkan diagnosis (diagnosis

    pasti), Penentuan jenis terapi yang sesuai klasifikasi, Terapi yang digunakan

    terdiri dari kemoterapi, pembedahan, radioaktif.

    8. Pencegahan dapat dilakukan dengan SADARI, memmograf periodik untuk

    mengetahui penyakit secara dini sehingga mendapatkan prognosis yang lebih

    baik.

    24

  • 7/31/2019 Neoplasma payudara

    25/25

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Prawirohardjo Sarwono, Saifudin Abdul Bari, Rochimhadmi Trijatmo

    Wiknjosastro Hanifa, Kanker Payudara dari Ilmu Kandungan, Ed II,

    Cetakan III, Jakarta, Yayasan Binarupa Aksara, 1995.

    2. Sjamsuhidajat, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed. Revisi, Jakarta,

    Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1998.

    3. Ramli Muchlis, Kanker Payudara dari Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Bagian

    Bedah Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

    Jakarta. Binarupa Aksara, 1995.

    4. Anonim, Kanker Payudara, Jakarta, Medikamentosa-com htm 1-10, 2003.

    5. Bland Kirby I, Cope Land Edward M III, Payudara dari Kanker Payudara,

    Sabiston David C. Buku Ajar Bedah, Bag I, Jakarta, Penerbit Buku

    Kedokteran, EGC, 1995.

    6. Zwaveling, Tumor Payudara dari Onkologi Velde Van de, Bosman, Wagener,

    Ed. Revisi, Jogja, 1996.

    7. Baker R Robinson, Kanker Payudara : Terapi Bedah dari Terapi Bedah Mutahir

    Cameron John L, Ed 4, Jilid II, Jakarta Barat, Binarupa Aksara, 1997.

    8. Abner Anthony L. Harris Jay R, Kanker Payudara : Terapi Radiasi dari Terapi

    Bedah Mutahir Cameron John L, Ed 4, jilid II, Jakarta Barat, Binarupa

    Aksara, 1997.

    9. Greene Frederick L, Payudara dari Terapi Bedah Mutahir Cameron John L, Ed

    4, Jilid II, Jakarta Barat, Binarupa Aksara, 1997.

    10. Bernstein Joel R, Winchestes David P, Pemeriksaan Saring untuk Kanker

    Payudara dari Terapi Bedah Mutahir Cameron John, ED 4, Jilid II,Jakarta Barat, Binarupa Aksara, 1997.