23
PERSPEKTIF ISLAM TENTANG PENYAKIT TURUNAN (K. 23) OLEH : Dr. H. Burlian Abdullah TINJAUAN DARI ASPEK ILMU PENGETAHUAN Definisi ; Penyakit keturunan atau kelainan genetik adalah suatu kondisi yang disebabkan kelainan oleh satu atau lebih gen yang menyebabkan suatu kondisi Fenotipe klinis. Dapat pula dikatakan bahwa penyakit turunan adalah penyakit akibat keabnormalan genetik yang diturunkan oleh orang tuanya. Pathogenesis Penyakit Ketidaknormalan atau keabnormalan jumlah kromosom seperti dalam Sindrom Down (adanya ekstra kromosom 21) dan Sindrom Klinefelter (laki-laki dengan 2 kromosom X). Pada Sindrom Huntington terjadi mutasi gen berulang yang dapat menyebabkan Sindrom X rapuh. Gen yang rusak diturunkan oleh orang tua ketika individu lahir dari dua individu sehat pembawa gen rusak tersebut. Akan tetapi dapat juga terjadi ketika gen rusak tersebut merupakan gen yang dominan. Penyakit turunan biasanya bersifat resesif atau tersembunyi sehingga baru muncul jika ada faktor dari lingkungan seperti polutan, pola makan yang salah, dan sebagainya atau dalam keadaan homozigot, sedang dalam keadaan heterozigot, fenotipe penyakit tidak muncul karena tertutup oleh gen pasangannya yang dominan. Salah satu contoh KASUS BUTA WARNA : 1

Nni. Perspektif Islam Tentang Penyakit Turunan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Nni. Perspektif Islam Tentang Penyakit Turunan

Citation preview

Page 1: Nni. Perspektif Islam Tentang Penyakit Turunan

PERSPEKTIF ISLAM TENTANG PENYAKIT TURUNAN(K. 23)

OLEH : Dr. H. Burlian Abdullah

TINJAUAN DARI ASPEK ILMU PENGETAHUAN

Definisi ;

Penyakit keturunan atau kelainan genetik adalah suatu kondisi yang disebabkan kelainan oleh

satu atau lebih gen yang menyebabkan suatu kondisi Fenotipe klinis. Dapat pula dikatakan

bahwa penyakit turunan adalah penyakit akibat keabnormalan genetik yang diturunkan oleh

orang tuanya.

Pathogenesis Penyakit

Ketidaknormalan atau keabnormalan jumlah kromosom seperti dalam Sindrom Down (adanya

ekstra kromosom 21) dan Sindrom Klinefelter (laki-laki dengan 2 kromosom X). Pada

Sindrom Huntington terjadi mutasi gen berulang yang dapat menyebabkan Sindrom X rapuh.

Gen yang rusak diturunkan oleh orang tua ketika individu lahir dari dua individu sehat

pembawa gen rusak tersebut. Akan tetapi dapat juga terjadi ketika gen rusak tersebut

merupakan gen yang dominan.

Penyakit turunan biasanya bersifat resesif atau tersembunyi sehingga baru muncul jika ada

faktor dari lingkungan seperti polutan, pola makan yang salah, dan sebagainya atau dalam

keadaan homozigot, sedang dalam keadaan heterozigot, fenotipe penyakit tidak muncul karena

tertutup oleh gen pasangannya yang dominan.

Salah satu contoh KASUS BUTA WARNA :

B = Normal

b = buta warna

Misalnya wanita carier / pembawa yang menikah dengan laki-laki normal :

X B X b >< X BY, maka hasilnya : X B X B, X BY, X B X b, X bY

♀ normal, ♂ normal, ♀ carier, ♂ buta warna

Persentasinya : 50 % normal, 25 % carier, 25 % buta warna.

Dalam kajian genetika, sifat orang tua yang akan diwariskan kepada anaknya terdapat dalam

gen, yang jumlahnya diperkirakan 25.000 – 30.000 gen yang mengkode sifat yang akan

diturunkan.

1

Page 2: Nni. Perspektif Islam Tentang Penyakit Turunan

Gen-gen ini terdiri dari DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) yang bertanggung jawab dalam

pembentukkan protein yang menyusun struktur dan fungsi tubuh manusia, DNA-DNA ini

tersusun dalam rangkaian kode-kode protein yang berbentuk pita memanjang dan berpasangan

satu sama lain membentuk pilinan pita disebut double heliks.

Molekul DNA terdapat dalam inti (nukleus) setiap sel tubuh manusia. DNA mempunyai 3

komponen dasar : pentosa, deoksiribo (kelompok fosfat) dan 4 tipe basa nitrogen yaitu

cytosin dan thimine yang merupakan golongan pirimidin, adenine dan guanine yang

merupakan golongan purin. Keempat basa nitrogen ini membentuk suatu urutan basa yang

mengkode suatu sifat dalam satu jalinan pita yang panjang yang akan berpasangan dengan

pita lainnya membentuk suatu Struktur DOUBLE HELIKS. Basa adenin akan berpasangan

dengan basa thinin, sedangkan basa guanine akan berpasangan dengan basa cytosin. Untuk

membentuk protein yang berperan dalam pembentukan struktur dan fungsi tubuh, maka pita

DNA akan memisah satu sama lain, kemudian salah satu pita akan memperbanyak diri

(replikasi) sesuai urutan basanya, lalu hasil replikasi (mRNA) akan melepaskan diri dari pita

DNA awal untuk menuju ke sitoplasma sel yang dikopi dan membentuk struktur yang

diinginkan.

Konsep Fisiologi Kromosom

Kromosom adalah kumpulan DNA dalam inti sel manusia. Ada 2 (dua) jenis kromosom :

1. Autosom yaitu kromosom yang bertanggung jawab dalam menentukan ciri daripada

tubuh manusia berjumlah 22 pasang kromosom atau 44 buah kromosom.

2. Kromosom sex (genosom) yaitu satu pasang kromosom yang bertanggung jawab

dalam menetukan jenis kelamin manusia, yaitu XX bila wanita dan XY bila pria.

Kromosom anak dibentuk dari gabungan setengah kromosom ayah yaitu 23 X atau 23 Y dan

kromosom ibu yaitu 23 X. Jadi bila salah satu atau keduanya memiliki kelainan pada

kromosom atau gen-nya maka akan dapat menimbulkan kelainan pada sang anak.

Kelainan genetik atau penyakit keturunan dapat terjadi karena adanya kesalahan dalam

mengkopi kode basa nitrogen dalam DNA yang dapat berupa hilang satu atau lebih basa

nitrogen atau duplikasi basa nitrogen yang bila berlangsung dalam jumlah yang besar bahkan

dapat sampai menimbulkan kelainan dalam kromosom yang terbentuk.

2

Page 3: Nni. Perspektif Islam Tentang Penyakit Turunan

Kelainan genetik ini dapat dibagi menjadi 4 (empat) kategori besar yaitu :

1.Kelainan kromosom dimana keseluruhan kromosom menghilang atau berduplikasi atau

menyimpang, maka akan timbul kelainan pada struktur yang dikode oleh kromosom

tersebut. Contoh :

- Sindroma down

- Sindroma klinefelter

- Trisomi 13

- Trisomi 18

- Sindrom turner

- Dll

2.Kelainan dimana satu gen menyimpang (single gene disorder). Contoh :

- Adenomatous poliposis coli

- Penyakit ginjal polikistik dewasa

- Defisiensi ά antitripsin

- Kistik fibrosis

- Distrifi muskular duchenne

- Hipercholesteromia familial

- Sindroma fragile X

- Hemochromatosis / buta warna

- Hemophilia A

- Kenker colorectal non poliposis herediter

- Penyakit huntington

- Sindroma marfan

- Distrofi myotonic

- Neurofibromatosis tipe 1

- Osteogenesis imperfecta

- Phenyilketonuria

- Retinoblastoma

- Penyakit sickle sel / sickle sel anemia

- Penyakit tay-sachs

- Thalesemia , Dll

3

Page 4: Nni. Perspektif Islam Tentang Penyakit Turunan

3.Kelainan multifaktorial dimana merupakan hasil dari kombinasi kelainan genetik dan

pengaruh lingkungan. Dibagi jadi dua kategori :

a.Malformasi kongenital yaitu kelainan pada proses pembentukan janin saat dalam

kandungan ;

- Sumbing baik sumbing bibir hingga ke langit-langit mulut

- Club foot

- Kelainan jantung congenital

- Defek pada tude neural seperti spina bifida dan anencephaly

- Stenosis pyloric

- Dll

b.Penyakit pada orang dewasa, dalam hal ini orang tersebut sudah punya faktor kelainan

genetik dalam dirinya tetapi gejala penyakit baru muncul ke permukaan akibat paparan

faktor lingkungan luar. Contoh :

- Alkoholisme

- Penyakit alzheimer / pikun

- Kelainan efek bipolar

- Kanker (untuk semua tipe)

- Diabetes tipe 1 dan 2

- Penyakit jantung atau stroke

- Schizophrenia

- Dll

4.Kelainan mitochondrial, biasanya hanya sebagian kecil penyakit keturunan disebabkan oleh

kelainan ini. Contoh :

- Sindroma kaerns-sayre

- Leber hereditery optic neuropathy (LHON)

- Mitochondrial encephalophaty, lactic asidosis dan episode seperti stroke (MELAS)

- Myoclonic epilepsi dan ragged red fiber disease (MERRF)

- Dll

4

Page 5: Nni. Perspektif Islam Tentang Penyakit Turunan

Penyakit Turunan

Diperkirakan ada sekitar 4000 penyakit turunan / genetik yang sudah diindentifikasi. Sebagian

besar penyakit turunan langka dan hanya terjadi pada 1 (satu) individu dari sekitar ribuan

atau jutaan individu.

Berikut ini beberapa contoh penyakit turunan :

1.HEMOFILI, tidak dapat memproduksi faktor pembeku darah, sehingga luka kecil (lecet /

memar) dapat menyebabkan kematian karena perdarahan.

2.BUTAWARNA, tidak dapat menangkap panjang gelombang cahaya tertentu. Butawarna

parsial tidak dapat membedakan biru, hijau, biru-merah dan merah-hijau.

3.ALBINO, tidak adanya pigmen warna melanin, rentan terhadap kanker kulit dan tidak

tahan sinar.

4.GANGGUAN MENTAL, kerusakan syaraf karena kadar asam fenilpirufat di dalam darah

terlalu tinggi.

Mekanisme Penyakit - Penyakit Tersebut.

1. HEMOFILI, kelainan kromosom dari induk, sehingga tidak adanya gen pembeku

darah

2. ALBINO, kelainan kromosom induk, sehingga tidak adanya gen melanin, tidak

produksinya enzim pembentuk melanin, maka tidak adanya pigmen melanin..

Penyakit turunan tidak menular dan tidak dapat disembuhkan (atau belum dapat memperbaiki

kelainan genetik) serta akan terus diwariskan pada keturunannya. Kita dapat mengetahui

apakah kita memiliki kelainan genetik dalam kromosom atau tidak, hanya dengan melakukan

pemeriksaan DNA saja.

5

Page 6: Nni. Perspektif Islam Tentang Penyakit Turunan

TINJAUAN DARI PERSPEKTIF ISLAM

Mengenal Identitas Manusia

Di dalam Al Qur’an disebutkan sifat-sifat baik (positif) dan buruk / kelemahan (negatif)

manusia antara lain :

1.Manusia adalah makhluk atau yang di ciptakan.(Q.S. 96/2, 22/5, 23/123, 11/61, 15/26,

25/54, 86/5, 32/8, 4/1)

2.Manusia adalah makhluk yang lemah (fisik,mental,ilmu.(Q.S.4/28,30/54,17/85)

3.Manusia tidak mengetahui yang ada di dalam rahim dan yang akan terjadi. (Q.S.31/34)

Diantara sifat baik (positif) manusia antara lain :

1.Manusia adalah makhluk yang dimuliakan dan sebagus-bagusnya ciptaan Allah. (Q.S. 17/70,

95/4)

2.Manusia diambil kesaksian oleh Allah di alam arwah. (Q.S.7/172-173)

3.Manusia penerima amanah, penguasa dan pemakmur bumi. (Q.S.33/72,2/30,11/61)

4.Manusia adalah makhluk beradab dan berbudaya. (Q.S.7/26,31, 80/24-32,89/6-10)

5.Manusia adalah abdi Allah. (Q.S.51/56)

6.Manusia mencari dan memohon keridhaan Allah, serta keselamatan dunia akhirat.

(Q.S.2/200-201,2/207)

Mengenal Kekuasaan Allah atas ciptaan-Nya

1.Allah yang menciptakan segala sesuatu dan mengetahuinya, baik yang nyata dan tak tampak

(ghaib). (Q.S. 6/101-102,103, 6/73, 6/59)

2.Allah telah menetapkan di Lauh Mahfuzh apa yang akan terjadi, termasuk kehamilan /

kelahiran. (Q.S. 35/11, 57/22)

3.Allah yang menimpakan dan memberikan apa yang tidak diinginkan (mudharat) dan yang

diinginkan (Al-Khair) manusia. (Q.S.6/17,18,10/107, 16/53, 4/78,79)

4.Allah yang memberikan anak / cucu atau keturunan kepada manusia. (Q.S.16/72,78,4/1)

5.Allah mengajarkan dan memperkenankan do’a suami istri selaku hamba-Nya untuk

memperoleh keturunan. (Q.S.7/189,25/74,14/39,37/100-101,19/2-9 h.a.2/186, 40/60)

6

Page 7: Nni. Perspektif Islam Tentang Penyakit Turunan

6.Allah mempunyai 5 otoritas atas peristiwa dialam semesta : kapan terjadi hari kiamat,

turunnya hujan yang ada di dalam rahim, kepastian yang akan dikerjakan manusia dan

tempat manusia mati. (Q.S.31/34)

7.Di dalam sabda Rasulullah SAW dijelaskan peristiwa yang dialami bayi di dalam

kandungan.

“Sesungguh seseorang diantaramu pada penciptaannya di dalam rahim selama 40 hari

berbentuk nuthfah, kemudian berbentuk alaqah selama itu pula, kemudian menjadi

mudhqhah selama itu pula, kemudian Allah mengutus malaikat kepadanya yang membawa

emapat perintah (kalimat) dan dikatakan kepada malaikat : catat amal perbuatannya,

rizkinya,ajalnya dan celaka atau bahagia hidupnya, kemudian dihembuskan ruh kepada

bayi tersebut. (H.R.Bukhori, Muslim, Tirmidzi dan Abu Daud dari Ibnu Mas’ud)

Perkawinan dalam Islam

Perkawinan dalam Islam diatur secara luas dalam Hukum Islam (Hukum Munakahah) karena

ia merupakan peristiwa akbar, sakral, momental dan Strategis :

a. Ia merupakan peristiwa akbar, karena Allah telah mensejajarkan dalam rangkaian ayat-ayat

tentang penciptaan manusia (pria dan wanita), alam semesta dengan berbagai fenomenanya,

sebagian dari tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya untuk menjadi pemikiran renungan

manusia. (Q.S.30/20-26)

b. Ia merupakan peristiwa sakral, suci dan mulia karena ia merupakan manifestasi ketaatan /

kepatuhan dalam memenuhi panggilan syari’at Islam. (Q.S.8/24)

Manifestasi keimanan dan ketaqwaan dalam mata rantai pengabdian yang utuh kepada

Allah. (Q.S.24/51,52,54)

Nabi Muhammad SAW bersabda :

“An Nikahu sunnati wa man lam ya’mal bi sunnati falaisa minni” :

“Nikah itu sunnahku (jalan hidupku), maka bukanlah dari golonganku bagi siapa yang

tidak mengikuti sunnahku”.

“Man tazawwaja faqad akhraza syathra dinihi,falyattaqillaha fisy-syathril akhar” :

“Siapa yang nikah sungguh ia telah menunaikan separuh agamanya, bertaqwalah

kepada Allah separuh sisanya dalam kehidupan berumah tangga”.

7

Page 8: Nni. Perspektif Islam Tentang Penyakit Turunan

c. Ia merupakan peristiwa momental, saat yang sangat bersejarah dalam kehidupan pribadi

seseorang (inner life story) dalam menapak masa depannya, suatu tahapan mematangkan /

mendewasakan diri dalam arti luas, untuk memikul tanggung jawab, pemimpin dari unit

terkecil masyarakat yang terdiri isteri (dan anak-anak). (Q.S.4/34)

d. Ia merupakan peristiwa yang memiliki nilai-nilai strategis, karena sangat luas lingkup

jangkaunnya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Karena itu orang-

orang arif bijaksanan melukiskan perkawinan bagaikan “membangun sebuah negara kecil di

bumi-to build a small country in the world”. Perumpamaan ini mengandung makna yang

amat dalam, betapa kompleknya kehidupan berumah tangga, menjadi sendi kehidupan

bermasyarakat dan bernegara, sehingga sebagai “Negara Kecil” ia memiliki wilayah

kekuasaan (teritorial) yang bernama rumah tangga, memiliki warga negara

(suami,isteri,anak) dan memiliki pengakuan keberadaannya (keluarga besarnya dan majelis

pernikahan). Karena itu ia memiliki kedaulatan dan kewenangan untuk mengatur rumah

tangganya sendiri diatas tatanan hukum peraturan perundang-undangan yang mengikat

setiap anggota keluarga / warganya, dalam tata krama, etika dan moral kehidupan berumah

tangga.

Islam sebagai agama wahyu terakhir, tidak hanya mengajarkan tatanan hubungan antar

manusia secara universal, tetapi juga secara mendasar tentang hubungan, etika dan

moralitas dalam kehidupan berumah tangga, suatu hubungan antar manusia (interpersonal)

yang paling frekwens dan intens yang ditata atas dasar ketaqwaan kepada Allah (49/13),4/1)

yang pada garis besarnya dapat disarikan dari Al Qur’an antara lain :

a. Mencari jodoh yang seiman dan perilaku tidak tercela. (Q.S.2/221,24/3,26,4/22,23,25)

b. Menjauhkan diri dari penyalahgunaan dan penyimpangan dari kesucian hubungan

seksual (17/32,29/28,29)

c. Menjaga keharmonisan rumah tangga (bergaul yang baik), memberi nafkah yang halal,

saling mempercayai, tidak mengucapkan kata-kata dan perbuatan tercela seperti

zhihar,ila’). (Q.S.4/19,58/1-4 h.a.4/34-35,15-16,24/4-10,2/226)

d. Menjaga rahasia kehidupan rumah tangga. (Q.S. 4/34, 66/1-5)

e. Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan anak, generasi penerus yang saleh dan calon

ahli syurga, dengan jalan :

8

Page 9: Nni. Perspektif Islam Tentang Penyakit Turunan

- Melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab. (Q.S. 66/6, 64/14 h.a. 2/223, 65/6, 4/9,

19/59-61)

- Menyadari bahwa anak adalah anugrah Allah dan generasi penerus. (Q.S. 4/1, 49/13,

16/72, 25/54,30/20-21,19/77-80,26/132-133,17/6,72/12,74/12-13)

- Anak adalah dambaan, kekayaan dan sumber kegembiraan orang tua. (Q.S. 13/14,

18/46, 57/20, 37/100-101, 12,51/28, 11/71,42-46, 3/38-39, 19/2-9,21/89-90, 12/21,

87, 28/9)

- Anak adalah fitnah (ujian) dan amanat Allah. (Q.S.64/15,8/27-28,23/55-56)

- Menghindarkan kemurkaan Allah karena anak (membunuh anak, melahirkan anak

durhaka, sumber kesombongan). (Q.S. 63/9, 2/49, 14/6, 7/127, 141, 28/4, 40/25,

6/137, 140,151, 17/31, 60/12, 16/50-59, 43/17, 81/8, 46, 17-18, 71/21, 27, 11/43,

18/39-40, 34/35, 57/20, 9/55, 85, 102/1-2)

- Anak tidak dapat memberi syafa’at di hari akhir. (Q.S. 34/37, 26/88-89, 60/3, 3/10,

116, 58/17, 70/10, 10-18, 80/33-37)

- Mengacu akan keteladanan figur-figur manusia pilihan dalam mendidik anak yang

saleh/berbakti, pewaris syurga (Ibrahim, Ya’kub, Sulaiman, Zakaria, Luqmanul

Hakim, keluarga Imran, Maryam dan sebagainya). (Q.S. 5/2/29, 71/28, 14/35-41,

21/130-133, 12/87, 27/19, 19/6, 145/110, 19/32, 33/59, 31/13-19, 25/74, 12/5,

37/102, 17/64, 3/35)

- Anak yang saleh akan bersama orang tua yang saleh berada di syurga (inilah hakikat

kecintaan terhadap anak dan sebaliknya). (Q.S. 13/22-23, 19/59-61, 34/37, 40/7-9,

52/21)

- Etika rumah tangga (anak-anak dan pembantu dan sebagainya). (Q.S.24/58-60)

- Sampai kepada pemecahan masalah perselisihan (syiqa’) dan perceraian diselesaikan

dengan cara yang terbaik (ma’ruf dan ihsan) serta masalah mahar, ‘iddah dan

mut’ah, wasiat dan waris. (Q.S.4/4,2/234-237,240-242,226-232,33/49,65/1-7)

Hikmah Kehidupan Berumah Tangga

Bertolak dari fungsi khilafah dan tujuan hidup manusia, maka ditinjau dari aspek agama Islam

sekurang-kurangnya ada empat hikmah utama dalam perkawinan :

9

Page 10: Nni. Perspektif Islam Tentang Penyakit Turunan

1.Upaya pemenuhan naluriyah/biologis yang wajar, sesuai dengan martabat manusia sebagai

makhluk Allah yang berada dan berbudaya, dengan menghindarkan segala bentuk seksual

demoralisasi. (Q.S.17/32,4/15,7/80)

2.Upaya menjaga kelestarian dan eksistensi manusia di muka bumi ini (4/1,16/72). Dalam

hubungan inilah Rasulullah menganjurkan mencari jodoh yang mampu memberikan

keturunan :

“Hendaklah kamu mengawini perempuan yang subur dan penyayang, karena dengan

kalianlah umatku menjadi lebih banyak dari pada umat Nabi (lain) pada hari kiamat”.

(H.R.Ahmad)

3.Upaya investasi kemanusiaan (human investment) dengan meninggalkan generasi yang

berkualitas (yang saleh) yaitu generasi yang sehat jasmaninya, cemerlang daya

fikirnya,agung amal karyanya dan luhur budi pekertinya, dalam bingkai iman dan taqwa

kepada Allah yang diharapkan akan mampu menjaga martabat dan kehormatan diri, orang

tua,bangsa,negara dan agamanya. (Q.S.4/9,17/23-24,31/14,46/15)

Dalam sabda Rasulullah SAW dinyatakan :

“Sesungguhnya lebih baik bagi kamu meninggalkan keturunan dalam kecukupan dari

pada kamu meninggalkan mereka menjadi beban orang lain”. (H.R.Bukhori dan

Muslim dari Sa’ad bin Abi Waqas)

4.Upaya meletakkan landasan utama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara dengan

memberikan hak, kewajiban dan tanggung jawab bagi suami dan isteri sesuai dengan kodrat

alamiyahnya masing-masing (4/34,4/19, Al-Hadits) serta penonjolan prinsip musyawarah

dan mufakat dalam memecahkan setiap permasalahan yang timbul. Dan di dalam rumah

tangga terletak batu ujian, sejauh mana seseorang bersifat amanah / jujur atau tidak dalam

melaksanakan kepemimpinan seperti yang dinyatakan oleh Rasulullah SAW :

“Orang yang diperintahkan oleh Allah untuk memimpin, lalu ia mati, sedang di waktu mati,

ia dalam keadaan berkhianat terhadap yang dipimpinya, tidak ada yang diterimanya dari

Allah selain Allah mengharamkan syurga baginya”. (H.R.Bukhari dan Muslim dari Ma’qil

bin Yasar).

Di dalam H.R.Bokhari, Ahmad dan Abu Daud dinyatakan Rasulullah SAW, bahwa setiap

kamu adalah pemimpin, seorang suami adalah pemimpin keluarganya dan seorang isteri

10

Page 11: Nni. Perspektif Islam Tentang Penyakit Turunan

adalah pemimpin dalam (tata rumah tangganya), semuanya diminta pertanggung

jawabannya oleh Allah SWT.

Keempat hikmah yang disebutkan di atas yang ingin diperoleh melalui perkawinan

bukanlah hal yang mudah, banyak hambatan dan rintangan, bahkan dalam kenyataannya

tidak jarang merupakan ancaman yang serius bagi kelangsungan hidup berumah tangga,

hambatan dan ancaman tersebut dapat digolongkan kepada “penyakit rumah tangga”.

Tidak ada contoh kehidupan rumah tangga yang terbaik, selain mencotoh kehidupan rumah

tangga Rasulullah SAW, dalam kesederhanaan hidup beliau dan keluarganya, beliau

menggambarkan : “Baity jannaty” (rumah tanggaku adalah syurgaku) dengan resep yang

beliau berikan :

- Hindarkanlah segala perbuatan haram, anda akan menjadi manusia yang berbakti.

- Ridhalah dengan apa yang diberikan Allah kepada anda, anda akan menjadi orang

yang terkaya

- Berbuat baiklah dengan tetangga anda, anda akan menjadi orang yang benar-benar

beriman

- Cintailah sesama manusia seperti anda mencintai diri anda sendiri, pasti anda akan

menjadi orang yang benar-benar muslim

- Jangan anda terlalu banyak tertawa, karena hal tersebut akan mematikan budi

nurani.

Sebagai insan takwa yang menginginkan cinta kasih dan sayang (mawaddah wa rahmah

sebagai curahan rahmat Allah, maka berupayalah untuk menjaga keserasian dan

keseimbangan hidup duniawiyah dan ukhraniyah, hubungan dengan Allah dan hubungan

dengan sesama manusia seperti yang dinyatakan oleh Allah di dalam (Q.S.4/36-37):

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu memperseketukan-Nya dengan sesuatupun. Dan

berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapa, karib, kerabat, anak – anak yatim, orang-

orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan

hamba sahaya (pembantumu). Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang

sombong dan membangg-banggakan diri (yaitu) orang-orang kikir, dan menyuruh orang

lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada

mereka. Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang

menghinakan”.

11

Page 12: Nni. Perspektif Islam Tentang Penyakit Turunan

Dari apa yang dipaparkan di atas jelaslah bahwa kebahagiaan, kesejahteraan hidup hakiki

(termasuk kehidupan berumah tangga) akan dapat terwujud apabila setiap muslim benar-

benar dapat memahami,menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan sebaik-baiknya,

lebih-lebih lagi dalam mengantisipasi dinamika dan kompleksitas kehidupan di era

globalisasi (dalam seluruh aspek kehidupan), maka Islam sebagai pedoman hidup harus

difahami secara benar, sesuai dengan peranan dan sifatnya yang universal dan rahmatan lil

‘alamin. Al Qur’an memberikan 3 wasiat utama agar hidup ini lebih bermakna dan

memberikan nilai tambah dan beruntung yaitu :

1) bacalah Kitab Allah Al Qur’an (dengan haqqa tila watih-sebenar-benar bacaan /

pemahaman / pengamalan)

2) dirikanlah shalat untuk memperkuat ketahanan iman

Hal ini selaras dengan sabda Rasulullah SAW :

“Nawwiru manazilakum bishshalati wa qira atil Qur’an” (sinarilah rumah

tanggamu dengan mendirikan shlat dan membaca Al Qur’an).

3) belanjakanlah harta dijalan Allah sebagai wujud kepedulian terhadap sesama.

(Q.S.35/29-30)

Di dalam Undang-undang No : 10 Tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan

pembangunan Keluarga Sejahtera dinyatakan bahwa “Keluarga Sejahtera adalah

keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah maupun memenuhi

kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antara

keluarga dengan masyarakat dan lingkungan”.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah bersama-sama masyarakat dalam

pembangunan Keluarga Sejahtera untuk meningkatkan kualitas keluarga agar memiliki

kemandirian dan ketahanan yang tinggi sehingga dapat melaksanakan fungsinya secara

optimal yang meliputi 8 (delapan) fungsi : “fungsi keagamaan, fungsi sosial budaya,

fungsi cinta dan kasih sayang, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi (keturunan),

fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi ekonomi dan fungsi pelestarian lingkungan”.

Agaknya kedelapan fungsi keluarga ini merupakan penjabaran atau perwujudan dari

rumusan “Keluarga Sakinah” penuh dengan mawaddah, wa rahmah yang dijanjikan Allah

12

Page 13: Nni. Perspektif Islam Tentang Penyakit Turunan

di dalam Al Qur’an dalam tatanan kehidupan masyarakat Indonesia yang berdasarkan

falsafah dan ideologi Pancasila.

Fungsi keagamaan yang merupakan salah satu fungsi utama dari 8 (delapan) fungsi diatas,

dapat merujuk kepada Sabda Rasulullah SAW yang memberikan 5 (lima) indikator

Keluarga Sakinah :

a. Bila keluarga itu taat menjalankan ajaran agama

b. Bila anggota keluarga yang muda menghormati yang lebih tua

c. Bila mencari penghidupan (rezki) dengan jalan yang halal, tidak tamak / serakah

d. Bila membelanjakan hartanya dengan hemat dan sederhana, tidak boros, tidak kikir

e. Bila senantiasa melakukan introspeksi diri (muhasabah) untuk melihat kekurangan dan

kesalahannya sehingga cepat bertaubat kepada Allah SWT. Sebaliknya jika Allah

menghendaki keluarga itu tidak bahagia maka Dia membiarkan keluarga itu dalam

kesesatan. (H.R.Ad Dailamy)

Kedudukan Anak Dalam Islam

Di dalam Al Qur’an di kenal 4 (empat) tipologi atau model anak :

1.Anak merupakan hiasan dunia dan diarahkan menjadi anak yang saleh. (Q.S.18/46)

2.Anak menjadi fitnah (ujian) bagi orang tuanya. (Q.S.64/5, 8/28)

3.Anak menjadi musuh bagi orang tuanya. (Q.S.64/4)

4.Anak yang takwa pemimpin orang yang takwa merupakan dambaan hamba Allah.

(Q.S.25/74)

Disamping itu Islam mengajarkan bagaimana pengaturan terhadap bayi yang baru lahir,

serta perilaku sang ibu yang sedang hamil. (Q.S.3/33-37), kesungguhan dalam pemeliharaan

anak (Q.S.4/9)

Nilai-Nilai Islami Dalam Hubungan Suami Isteri :

1. Hubungan seksual suatu kebutuhan dalam konteks ibadah kepada Allah melalui

pernikahan. (Q.S.2/187, 2/222, 223)

2. Larangan hubungan seksual dengan isteri yang sedang haid dan nifas. (Q.S.2/222)

3. Larangan penyimpangan seks dari hubungan seks diluar nikah sebagai perbuatan keji

(zina, homo sex). (Q.S.4/15, 7/80,17/32,24/2-3)

13

Page 14: Nni. Perspektif Islam Tentang Penyakit Turunan

4. Larangan menikah yang mempunyai hubungan darah / keluarga (nasab). (Q.S. 4/22,23)

5. Rasulullah SAW memberikan tuntunan tentang hubungan seksual suami isteri :

“Rasulullah SAW bersabda : “Apabila seseorang diantara kalian akan

berhubungan dengan isterinya, hendaklah ia mengucapkan ; “Dengan nama

Allah, Ya Allah, jauhkanlah kami dari syetan, dan jauhkanlah syetan itu dari apa

yang telah Engkau izinkan kepada kami (dari keturunan kami)”, dan kalau

ditakdirkan suami isteri itu punya anak dari hubungannya itu, maka syetan tidak

akan memudharatkan anak itu selama-lamanya”. (H.R.Bukhari dan Muslim dari

Ibnu ‘Abbas r.a)

6. Kewajiban mandi janabah pasca hubungan seksual. (Q.S. 2/222)

dan didukung oleh Hadits :

“Berhentilah sekedar yang biasa terhalang oleh haidmu, kemudian mandilah”.

(HR.Muslim dari ‘Aisyah r.a)

“Apabila bertemu dua penyumatan, maka sesungguhnya telah diwajibkan mandi

meskipun tidak keluar mani”. (H.R.Muslim).

KESIMPULAN :

1. Ditinjau dari aspek ilmiah dapat disimpulkan :

a.Penyakit turunan merupakan peristiwa yang substansial dan komplit yang terjadi di dalam

bagian terkecil dari struktur tubuh manusia yaitu sel tubuh, yang disebabkan oleh

beberapa kemungkinan seperti kelainan genetik, gen yang menyimpang, kelainan

multifaktorial dan kelainan mitochondrial.

b.Penyakit turunan pada manusia hanya dapat di ketahui secara dini bila dilakukan

pemeriksaan DNA

c.Penyakit turunan bersifat resesif dan dapat manifes atau muncul karena faktor lingkungan.

d.Penyakit turunan tidak dapat dicegah dan diobati, serta akan terus diwariskan kepada

keturunannya.

2.Ditinjau dari perspektif Islam dapat disimpulkan :

a.Sesuai dengan salah satu tujuan Hukum Islam (maqashid al syari’ah) adalah menjaga

keturunan (hifzh al nasl), maka memperoleh keturunan tanpa penyakit turunan suatu

yang didambakan setiap keluarga Muslim.

14

Page 15: Nni. Perspektif Islam Tentang Penyakit Turunan

b.Mengingat penyakit turunan tidak dapat dicegah dan tidak mudah diketahui serta dilandasi

suatu keyakinan yang kuat bahwa Allah-lah yang menentukan semua Ciptaan-Nya

(termasuk kehamilan), maka suatu kewajiban bagi setiap individu Muslim mengikuti

pedoman atau tuntunan Islam (Al Qur’an dan As Sunnah) dalam membangun kehidupan

berumah tangga, mulai dari mencari jodoh sampai upaya memperoleh keturunan yang

saleh. Lima indikator atau parameter rumah tangga sakinah harus diupayakan

penerapannya, di samping do’a yang diajarkan Allah di dalam Al Qur’an pada Q.S.25/74

dengan sepenuh penghayatan.

c.Bagi penyandang penyakit turunan, sepanjang tidak mengalami cacat atau gangguan

mental, masih tetap melaksanakan kewajiban sebagai seorang Muslim sebatas

kemampuannya seperti yang dinyatakan :

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”.

(Q.S.2/286)

“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan mu dan orang-orang

sebelummu, agar kamu bertakwa”. (Q.S.2/21)

“Dan Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

menyembah-Ku”. (Q.S.51/56)

“Diangkat pena (tidak dicatat) karena tiga hal yaitu orang yang terganggu akal

(ingatannya) sampai ia sadar, sampai ia dewasa (mukallaf)”. (H.R.Ahmad, Abi Daud

dan Hakim).

DAFTAR KEPUSTAKAAN :

1.Al Qur’an Al Karim dan Al Hadits

2.Burlian Abdullah, “Ragam Perilaku Manusia menurut Al Qur’an”, Cahaya Abadi offset,

Palembang (2009)

3.Medical genetics 3 rd edition, 2006. www.scq.ubc.ca

4.Suryo, “Genetika Manusia”, Gajah Mada University Press, 1997

Palembang, 01 Maret 2010

Dr.H.Burlian Abdullah.

15

Page 16: Nni. Perspektif Islam Tentang Penyakit Turunan

16