2
o Selasa o Rabu o Kamis 0 Jumat • Sabtu 0 Minggu 4 5 20 6 7 21 22 8 9 10 11 23 (;) 25 26 12 13 14 15 16 27 28 29 30 31 Dev Indah Pilih J adi Hakim .liaripada Artis • Mar OApr OMei OJun OJul 0 Ags M eniti karier di I suatu bidang pro- fesi sesuai de- ngan panggilan jiwa temyata me- miliki pengaruh besar terhadap ketangguhan seseorang. Seberat apa pun tantangan yang dihadapi, bila profesi itu sesuai dengan panggilan jiwa, ia akan tetap mampu menjalankannya penuh dedikasi dan tanggung jawab. ltulah yang dibuktikan mantan finalis Miss Indonesia 2006, Deva Indah. Lima tahun lalu, ia menjatuhkan pilihan hatinya untuk menjadi hakim. Kuatnya panggilan jiwa menjadi penegak hukum membuat Deva rela meninggalkan gemerlapnya ke- hidupan selebriti di Jakarta. Dedikasi De- va menjadi penegak hukum pun tak dira- . gukan kendati ia ditempatkan menjadi ha- kim daerah terpencil, yakni di Pengadilan Negeri (PN) Muarabulian, Kabupaten Ba- tanghari, Provinsi Jambi. Selama menjadi hakim, alumni Fakul- tas Hukum Universitas Padjadjaran (Un- pad) Bandung itu harus hidup jauh dari keluarga dan gaya hidup yang biasa ia ja- lani dulu. Ketika ditemui SP di rumah dinasnya yang sederhana di Kota Muarabulian, Ka- bupaten Batanghari, sekitar 65 km dari Kota Jambi, Deva mengaku cukup kera- san tinggal di situ. Anak pertama dari lirna bersaudara ini bisa menjalani profesi se- bagai hakim yang penuh tantangan di dae- rah terpencil karena sejak kecil ia sudah bercita-cita menjadi penegak hukum. "Cita-cita menjadi penegak hukum ter- patri dalam diri saya sejak kecil karena kerap membaca kisah penegak hukum di majalah anak-anak. Bahkan, saking kuat- nya cita-cita itu dalam diri saya, saya se- lalu kagum melihat pakaian seragam dan Tempat/Tanggal Lahir Jakarta, 29 Januari 1984 Hobl Fotografi, musik, membaca, film, fashion, oIahraga,traveling. Pengalaman/Prestasi .Foto Model (2001- 2006) • Penyiar Radio Swasta • Rnalis Puteri (Miss) Indonesia 2006 PendidlkanlPekerjaan .2001-2005 Fakultas Hukum Unpad Bandung .2006-2011 Magister Hukum Bisnis Unpad Bandung .2007-2008 Hakim Magang di PH Bale Bandung .2009-2012 Hakim di PH Muarabulian, Batanghari,Jambi simbol-simbol penegak hukum. Karena itu setelah tamat SMA, saya memilih jurusan hukum di perguruan tinggi," katanya. Deva lIlengaku tertarik dengan dunia hiburan sejak menempuh pendidikan di SMANegeri 14 Ja- karta hingga kuliah di Faku1tas Hukum Unpad Bandung. Karena itu sejak lulus menamatkan studi di Unpad Bandung tahun 2005, Deva lang- sung menggeluti dunia hiburan dan menjadi penyiar di sebuah radio swasta. Pada tahun 2006 Deva menjajal ke- mampuan mengikuti pemilihan Miss In- donesia dan berhasil 1010ssebagai fina- lis mewakili wila- yah Jawa Barat. Berbekal modal tersebut, Deva pun mu1ai mengarungi hidup di dunia hi- buran. Namun tak lama, ia akhimya memilih untuk ber- labuh di meja pengadilan. "Mama sebe- namya setuju kalau saya untuk terjun di hiburan karena mo- dal sebagai finalis Miss Indonesia su- dah ada. Namun, ayah melarang. Ayah meminta saya menjadi pegawai negeri sipil saja," ujar gadis semampai ini. Devalndah Penilaian Miring Deva mengaku sering mendapat sorotan dari berbagai kalangan terkait profesi hakim yang ditekuninya. Penilaian terhadap hakim masih cenderung bemada miring atau negatif Kllping Humas Onpad 2011 OSep OOId ONov ODes akibat u1ahoknum-oknum aparat penegak hukum, termasuk oknum hakim yang terlibat dalam berbagai kasus mafia hukum. . Deva tak menampik adanya penegak hukum yang terlibat suap dan mafia hukum dalam me1akukan penegakan hukum di In- donesia hingga kini. Namun, hal itu bukan berarti bahwa institusi hukum di negara ini identik dengan suap dan mafia hukum. Deva mengaku, beban moral, risiko dan sanksi sosial yang diterima para ha- kim dalam menjalankan tug as sebenamya tidak sebanding dengan upah yang mereka dapatkan. Pendapatan dan kesejahteraan hakim tidak seperti dibayangkan banyak orang. Orang sering meni1ai bahwa ha- kim bergelimang uang, padahal ti- dak. "Ketika saya pulang ke Jakarta setelah menjadi ha- kim di PN Muara- bulian,orang-orang menganggap saya berpenghasilan be- sar. Padahal, gaji saya sekarang de- ngan golongan ill B hanya Rp 2,8 ju- ta. ltu be1um dipo- tong uang koperasi dan berbagai po- tongan lainnya," katanya. Baginya, uang bukanlah menjadi tujuan utama dan ukuran kepuasan batin dalam menjalani profesi sebagai hakim. Kendati gaji relatif pas-pas an, ia tetap bisa menikma- ti profesi sebagai hakim. Melalui profesi ter- sebut ia bisa mempeIjuangkan keadilan bagi setiap orang, khususnya orang-orang kecil yang kerap menjadi korban ketidakadilan.

OMei OJun OJul Ags Dev Indah Pilih JadiHakim .liaripada Artispustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/suarapembaruan... · Negeri (PN) Muarabulian, Kabupaten Ba-tanghari, Provinsi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: OMei OJun OJul Ags Dev Indah Pilih JadiHakim .liaripada Artispustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/suarapembaruan... · Negeri (PN) Muarabulian, Kabupaten Ba-tanghari, Provinsi

o Selasa o Rabu o Kamis 0 Jumat • Sabtu 0 Minggu

4 520

6 721 22

8 9 10 1123 (;) 25 26

12 13 14 15 1627 28 29 30 31

Dev Indah

Pilih Jadi Hakim.liaripada Artis

• Mar OApr OMei OJun OJul 0 Ags

Menitikarier di Isuatu bidang pro-fesi sesuai de-ngan panggilanjiwa temyata me-

miliki pengaruh besar terhadapketangguhan seseorang. Seberatapa pun tantangan yang dihadapi,bila profesi itu sesuai denganpanggilan jiwa, ia akan tetapmampu menjalankannya penuh dedikasidan tanggung jawab.

ltulah yang dibuktikan mantan finalisMiss Indonesia 2006, Deva Indah. Limatahun lalu, ia menjatuhkan pilihan hatinyauntuk menjadi hakim. Kuatnya panggilanjiwa menjadi penegak hukum membuatDeva rela meninggalkan gemerlapnya ke-hidupan selebriti di Jakarta. Dedikasi De-va menjadi penegak hukum pun tak dira- .gukan kendati ia ditempatkan menjadi ha-kim daerah terpencil, yakni di PengadilanNegeri (PN) Muarabulian, Kabupaten Ba-tanghari, Provinsi Jambi.

Selama menjadi hakim, alumni Fakul-tas Hukum Universitas Padjadjaran (Un-pad) Bandung itu harus hidup jauh darikeluarga dan gaya hidup yang biasa ia ja-lani dulu.

Ketika ditemui SP di rumah dinasnyayang sederhana di Kota Muarabulian, Ka-bupaten Batanghari, sekitar 65 km dariKota Jambi, Deva mengaku cukup kera-san tinggal di situ. Anak pertama dari lirnabersaudara ini bisa menjalani profesi se-bagai hakim yang penuh tantangan di dae-rah terpencil karena sejak kecil ia sudahbercita-cita menjadi penegak hukum.

"Cita-cita menjadi penegak hukum ter-patri dalam diri saya sejak kecil karenakerap membaca kisah penegak hukum dimajalah anak-anak. Bahkan, saking kuat-nya cita-cita itu dalam diri saya, saya se-lalu kagum melihat pakaian seragam dan

Tempat/Tanggal LahirJakarta, 29 Januari 1984HoblFotografi, musik, membaca, film, fashion,oIahraga,traveling.Pengalaman/Prestasi.Foto Model (2001- 2006)• Penyiar Radio Swasta• Rnalis Puteri (Miss) Indonesia 2006PendidlkanlPekerjaan.2001-2005 Fakultas Hukum Unpad Bandung.2006-2011 Magister Hukum Bisnis Unpad Bandung.2007-2008 Hakim Magang di PH Bale Bandung.2009-2012 Hakim di PHMuarabulian,

Batanghari,Jambi

simbol-simbol penegak hukum.Karena itu setelah tamat SMA,saya memilih jurusan hukum diperguruan tinggi," katanya.

Deva lIlengaku tertarik dengandunia hiburan sejak menempuhpendidikan di SMANegeri 14 Ja-karta hingga kuliah di Faku1tasHukum Unpad Bandung. Karenaitu sejak lulus menamatkan studi

di Unpad Bandung tahun 2005, Deva lang-sung menggeluti dunia hiburan dan menjadipenyiar di sebuah radio swasta.

Pada tahun 2006 Deva menjajal ke-mampuan mengikuti pemilihan Miss In-donesia dan berhasil1010ssebagai fina-lis mewakili wila-yah Jawa Barat.Berbekal modaltersebut, Deva punmu1ai mengarungihidup di dunia hi-buran. Namun taklama, ia akhimyamemilih untuk ber-labuh di mejapengadilan.

"Mama sebe-namya setuju kalausaya untuk terjun dihiburan karena mo-dal sebagai finalisMiss Indonesia su-dah ada. Namun,ayah melarang. Ayahmeminta saya menjadi pegawai negeri sipilsaja," ujar gadis semampai ini.

Devalndah

Penilaian MiringDeva mengaku sering mendapat sorotan

dari berbagai kalangan terkait profesi hakimyang ditekuninya. Penilaian terhadap hakimmasih cenderung bemada miring atau negatif

Kllping Humas Onpad 2011

OSep OOId ONov ODes

akibat u1ahoknum-oknum aparat penegakhukum, termasuk oknum hakim yang terlibatdalam berbagai kasus mafia hukum.. Deva tak menampik adanya penegakhukum yang terlibat suap dan mafia hukumdalam me1akukan penegakan hukum di In-donesia hingga kini. Namun, hal itu bukanberarti bahwa institusi hukum di negara iniidentik dengan suap dan mafia hukum.

Deva mengaku, beban moral, risikodan sanksi sosial yang diterima para ha-kim dalam menjalankan tug as sebenamyatidak sebanding dengan upah yang merekadapatkan. Pendapatan dan kesejahteraanhakim tidak seperti dibayangkan banyak

orang. Orang seringmeni1ai bahwa ha-kim bergelimanguang, padahal ti-dak.

"Ketika sayapulang ke Jakartasetelah menjadi ha-kim di PN Muara-bulian,orang-orangmenganggap sayaberpenghasilan be-sar. Padahal, gajisaya sekarang de-ngan golongan illB hanya Rp 2,8 ju-ta. ltu be1um dipo-tong uang koperasidan berbagai po-tongan lainnya,"

katanya.Baginya, uang bukanlah menjadi tujuan

utama dan ukuran kepuasan batin dalammenjalani profesi sebagai hakim. Kendatigaji relatif pas-pas an, ia tetap bisa menikma-ti profesi sebagai hakim. Melalui profesi ter-sebut ia bisa mempeIjuangkan keadilan bagisetiap orang, khususnya orang-orang kecilyang kerap menjadi korban ketidakadilan.

Page 2: OMei OJun OJul Ags Dev Indah Pilih JadiHakim .liaripada Artispustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/suarapembaruan... · Negeri (PN) Muarabulian, Kabupaten Ba-tanghari, Provinsi

"Harapan saya sebagai hakim, ya,meningkatnya penegakan hukum bagisemua warga negara, tennasuk rak-yat kecil," katanya.

Memperjuangkan keadilan bagikaum papa di daerah terpeneil seper-ti kota kecil Muarabulian terkadangsulit bagi hakim. Masalahnya tin-dakan melanggar hukum yang di-lakukan wong cilik sering kali bu-kan karena unsur kesengajaan,melainkan untuk memperjuang-kan ''perut sejengkal".

Deva mengaku hatinya se-ring bergetar ketika hendakmengambil putusan dalamperkara kasus pencurianyang melibatkan orang ke-eil di dareah ini. Pilihan-nya sulit karena penjatu-han vonis bagi rakyat ke-eil sering sangat dilema-tis. Mereka memangsalah, tetapi hal itumereka lakukan me-nernui jalan buntumengatasi kesulitanhidup.

"Saya bahkanpernah sampai me-lakukan salat ta-hajud tengah ma-lam untuk menen-tukan putusan da-lam kasus peneu-rian kelapa sa-wit yang me-libatkan rakyatkecil yang me-.mang tidakberdaya,"katanya.[SP/RadesmanSaragih]

• SP/!lAOBMAN-sARAGIH~~_