6
1. Organ Prostat a. Fosfatase Asam Fosfatase adalah enzim yang bekerja pada senyawa yang mengandung satu gugus-gugus fosfat sehingga terjadi pemotongan gugus fosfat (suatu aktivitas yang disebut ortofosfat ester monohidrat). Sifat lain fosfatase adalah bahwa enzim-enzim ini memperlihatkan aktivitas optimal pada rentang pH yang berbeda. Enzim yang aktif optimal pada pH 5 disebut fosfatase asam (ACP), dan yang paling aktif pada pH 9 disebut fosfatase alkali (ALP) (Sacher dan McPherson, 2004). Fosfatase asam adalah enzim yang dihasilkan terutama oleh kelenjar prostat dan didapatkan dalam kadar tinggi di dalam semen. Selain itu, enzim ini didapatkan pula dalam sumsum tulang, eritrosit, limpa dan hati. Sepertiga sampai seperempat dari kadar fosfatase asam total serum dihasilkan oleh kelenjar prostat yang disebut sebagai fosfatase asam prostat yang merupakan isoenzim fosfatase asam (Bio Medika, 2012). Banyak jaringan berisi ACP, tetapi yang paling banyak mengandung adalah kelenjar prostat, eritrosit, dan trombosit. ACP dalam serum diukur terutama untuk menemukan adanya dan luas menyebarnya karsinoma prostat. Peningkatan ACP dari eritrosit tidak mempunyai makna diagnostik, biarpun pada penyakit gaucher dan bermacam-macam penyakit tulang metabolik ditemukan kadar yang tinggi Aplikasi Klinis : ACP bentuk prostat digunakan secara luas untuk diagnosis klinis. Penerapan utamanya adalah dalam evaluasi karsinoma prostat untuk metastasis dan pertumbuhan lokal tumor. Fosfatase asam kurang bermanfaat untuk

Organ Prostat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Organ Prostat

Citation preview

Page 1: Organ Prostat

1. Organ Prostat

a. Fosfatase Asam

Fosfatase adalah enzim yang bekerja pada senyawa yang mengandung satu gugus-

gugus fosfat sehingga terjadi pemotongan gugus fosfat (suatu aktivitas yang disebut

ortofosfat ester monohidrat). Sifat lain fosfatase adalah bahwa enzim-enzim ini

memperlihatkan aktivitas optimal pada rentang pH yang berbeda. Enzim yang aktif optimal

pada pH 5 disebut fosfatase asam (ACP), dan yang paling aktif pada pH 9 disebut fosfatase

alkali (ALP) (Sacher dan McPherson, 2004).

Fosfatase asam adalah enzim yang dihasilkan terutama oleh kelenjar prostat dan

didapatkan dalam kadar tinggi di dalam semen. Selain itu, enzim ini didapatkan pula dalam

sumsum tulang, eritrosit, limpa dan hati. Sepertiga sampai seperempat dari kadar fosfatase

asam total serum dihasilkan oleh kelenjar prostat yang disebut sebagai fosfatase asam prostat

yang merupakan isoenzim fosfatase asam (Bio Medika, 2012).

Banyak jaringan berisi ACP, tetapi yang paling banyak mengandung adalah kelenjar

prostat, eritrosit, dan trombosit. ACP dalam serum diukur terutama untuk menemukan adanya

dan luas menyebarnya karsinoma prostat. Peningkatan ACP dari eritrosit tidak mempunyai

makna diagnostik, biarpun pada penyakit gaucher dan bermacam-macam penyakit tulang

metabolik ditemukan kadar yang tinggi

Aplikasi Klinis : ACP bentuk prostat digunakan secara luas untuk diagnosis klinis.

Penerapan utamanya adalah dalam evaluasi karsinoma prostat untuk metastasis dan

pertumbuhan lokal tumor. Fosfatase asam kurang bermanfaat untuk mendeteksi karsinoma

prostat yang pertumbuhannya belum melampaui kapsul. Radioimmunoassay memiliki

sensitivitas yang lebih tinggi daripada pengukuran aktivitas enzim sehingga lebih banyak

memberi hasil positif-palsu saat melakukan pemeriksaan penyaring karsinoma prostat

terhadap sejumlah besar pria. ACP prostat dengan Radioimmunoassay (RIA) atau aktivitas

enzim dapat digunakan untuk memantau rekurensi kanker prostat setelah prostatektomi.

Pemakaian penting ACP lainnya adalah dalam evaluasi medikolegal perkosaan. Aktivitas

fosfatase asam dalam specimen apusan vagina yang diambil saat pemeriksaan dalam pada

kasus yang diduga merupakan perkosaan adalah bukti yang memperkuat bahwa telah terjadi

hubungan kelamin, karena dalam keadaan normal vagina tidak atau kurang memperlihatkan

aktivitas ACP (Sacher dan McPherson, 2004).

2. Pankreas

Page 2: Organ Prostat

a. Lipase

Penguraian trigliserida makanan menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol

dikatalis oleh enzim-enzim yang secara kolektif disebut lipase (LIP), yang disekresikan dari

pancreas ke dalam duodenum bersama dengan enzim pencernaan pancreas lainnya (Sacher

dan McPherson, 2004).

Aplikasi Klinis : Karena lipase ditemukan hamper secara eksklusif di pancreas, maka

peningkatan lipase dalam serum sangat spesifik untuk penyakit pancreas. Walaupun amilase

lebih sering digunakan sebagai pemeriksaan penyaring untuk penyakit pankreas, namun

keunggulan lipase adalah bahwa zat ini tidak dibersihkan melalui urin sehingga dapat tetap

tinggi. Jika kadar lipase tinggi maka mengindikasikan terjadinya pankreatitis akut (Sacher

dan McPherson, 2004).

b. Amilase

Amilase adalah suatu enzim pencernaan yang dalam keadaan normal bekerja untuk

memecah kanji menjadi kelompok-kelompok karbohidrat yang lebih kecil dan akhirnya

menjadi monosakarida. Sumber organ utama amilase adalah kelenjar liur dan pankreas

(Sacher dan McPherson, 2004).

Aplikasi klinis: Peradangan pankreas menyebabkan pengeluaran amilase dan enzim

pankreas lain ke dalam sirkulasi. Pada pankreatitis akut, kadar amilase serum meningkat

dalam 6 sampai 24 jam selama beberapa hari, dan kembali normal dalam 2 sampai 7 hari.

Amilase pankreas dapat meningkat tajam dalam serum setelah pemberian obat-obat yang

menyebabkan konstriksi sfingter duktus pankreatikus (misalnya, morfin) sehingga ekskresi

normal ke dalam usus terhambat dan terjadi peningkatan penyerapan amilase ke dalam

sirkulasi (Sacher dan McPherson, 2004).

Tetapi kadar amilase serum tak bisa membantu dalam pemeriksaan pankreatitis

kronos walaupun kadang-kadang sedikit meningkat (Rubenstein, dkk, 2007).

Pada pankreatitis kronik, degenerasi sel asinar sering terjadi, menyebabkan hilangnya

produksi amilase dan lipase. Keadaan inilah yang merendahkan sensitivitas amilase maupun

lipase dalam mendeteksi penyakit kronik sampai di bawah 50% (Harr, 2002).

3. Jantung

a. Kreatin kinase (CK)

Page 3: Organ Prostat

Kreatin kinase adalah senyawa alami yang berasal dari glisin dan arginin. Senyawa ini

banyak ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada otot jantung dan otot rangka, dan dalam

konsentrasi rendah pada jaringan otak. Sumber makanan yang mengandung banyak senyawa

kreatin kinase yaitu ayam, daging sapi, telur. CK adalah suatu molekul dimerik yang terdiri

dari sepasang monomer berbeda yang disebut M (berkaitan dengan otot), dan B (berkaitan

dengan otak), sehingga terdapat tiga isoenzim yang dapat terbentuk : CK1 (BB), CK2 (MB),

dan CK3

(MM). Isoenzim-isoenzim tersebut dibedakan dengan proses elektroforesis,

kromatografi pertukaran ion, dan presipitasi imunokimia. Sumber jaringan utama CK adalah

otak dan otot polos (BB), otot jantung (MB dan MM), dan otot rangka (Riswanto, 2010).

Aktivitas CK dasar dalam serum orang sehat bergantung pada massa otot tubuh dan

pada olahraga. Dengan demikian orang yang kurus atau kurang gerakan biasanya memiliki

aktivitas CK serum dalam rentang 30-50 U/liter sedangkan orang yang berotot dan banyak

olahraga memiliki kadar antara 500-1000 U/L (Sacher dan McPherson, 2004).

Aplikasi klinis: Pemakaian utama CK untuk kepentingan klinis biasanya untuk

mendeteksi infark miokardium akut (IMA). Biasanya untuk melihat/ membuktikkan serum

berasal dari jantung dilakukan pengukuran isoenzim CK. Kemunculan CK-MB dalam serum

menandakan asal dari miokardium. Kadar CK-MB pada serum setelah IMA bergantung pada

volume jaringan yang mengalami infark setelah pembebasan CK-MB ekstrasel dan pada

difusi enzim kedalam miokardium yang tidak mengalami infark, tempat enzim diserap

melalui pembuluh dan masuk dalam sirkulasi. Biasanya CK-MB muncul di serum 6 jam

setelah IMA dan lenyap dari sirkulasi dalam 34-36 jam (Sacher dan McPherson, 2004).

b. Troponin

Kontraksi otot terjadi karena pergerakan molekul miosin di sepanjang filamen aktin

intrasel. Interaksi molekular ini diperantarai oleh tropomiosin dan komplek troponin yang

terdiri dari tiga polipeptida yaitu:

Troponin C ( TnC), mengikat kalsium dan bertanggung jawab dalam proses pengaturan

aktifasi filamen tipis selama kontraksi otot skelet dan jantung. Berat molekulnya adalah

18.000 Dalton.

Troponin I (TnI) dengan berat molekul 24.000 Dalton merupakan subunit penghambat

yang mencegah kontraksi otot tanpa adanya kalsium dan troponin.

Troponin T (TnT) berat molekulnya 37.000 Dalton bertanggung jawab dalam ikatan

kompleks troponin terhadap tropomiosin (Tarigan, 2003).

Page 4: Organ Prostat

c. Laktat Dehidrogenase

LDH (Laktat Dehidrogenase) adalah enzim yang melepas hydrogen dari suatu zat dan

katalisator proses konversi laktat menjadi piruvat. Enzim ini tersebar luas terutama dijaringan

ginjal, rangka, hati, dan miokardium. LDH meningkat sampai puncak 24-48 jam stelah

infark,dan tetap abnormal 1-3 minggu kemudian.

d. Mioglobin 

Mioglobin adalah suatu cytoplasmic hemoprotein yang terekspresi didalam otot skelet

dan otot jantung, yang dapat reversibel mengikat oksigen melalui residu heme, yaitu suatu

rantai porphyrin dan komplex ion besi. Struktur mioglobin ditemukan pertama kali oleh

Kendrew 1958. Mioglobin sebagai mobile carrier bagi oksigen, terbentuk didalam jaringan

otot sebagai respons atas kebutuhan oksigen pada mitokondria. Mioglobin dapat berikatan

dengan oksigen secara reversibel sehingga dapat menfasilitasi transport oksigen dari sel darah

merah menuju mitokhondria.

Aplikasi klinis: Troponin T kardiak merupakan suatu petanda serologik  yang dapat

digunakan sebagai alat diagnostik untuk menentukan kerusakan miokard, ditemukan 100% 

meningkat pada penderita Infark miokard akut. Pemeriksaan ini bila dilakukan 4-8 jam

setelah onset nyeri dada mempunyai sensitifitas yang tinggi dalam mendeteksi  Infark

miokard akut, walaupun hanya mikroinfark. Penelitian telah membuktikan adanya

peningkatan TnT pada penderita IMA, dan berkesimpulan bahwa pemeriksaan TnT

merupakan salah satu alat serodiagnostik yang efisien dalam mendeteksi nekrosis sel miokard

(Tarigan, 2003).