110
PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN QUATRE-VINGTS JOURS KARYA JULES VERNE: TINJAUAN STRUKTURALISME GENETIK LUCIEN GOLDMANN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra Prodi Sastra Prancis Oleh Ika Octafia Saputri 2311410006 JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ASING FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014

PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

  • Upload
    buitu

  • View
    233

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE

EN QUATRE-VINGTS JOURS KARYA JULES VERNE:

TINJAUAN STRUKTURALISME GENETIK

LUCIEN GOLDMANN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra

Prodi Sastra Prancis

Oleh

Ika Octafia Saputri

2311410006

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA ASING

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014

Page 2: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

ii

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang

panitia ujian skripsi,

hari : Kamis

tanggal : 7 Agustus 2014

Mengetahui:

Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Dosen Pembimbing,

Dr. Zaim Elmubarok, M. Ag Ahmad Yulianto, S.S, M.Pd

NIP 197103041999031003 NIP 197307252006041001

Page 3: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

iii

iii

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang panitia ujian skripsi

Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri

Semarang pada,

hari : Rabu

tanggal : 13 Agustus 2014

Panitia Ujian Skripsi

Ketua, Sekretaris,

Dr. Abdurrachman Faridi, M.Pd Ai Sumirah Setiawati, S.Pd, M.Pd

NIP 195301121990021001 NIP 197601292003122002

Penguji I,

Suluh Edhi Wibowo, S.S, M.Hum

NIP 197409271999031002

Penguji II, Penguji III,

Dra. Anastasia Pudji T., M.Hum Ahmad Yulianto, S.S, M.Pd

NIP 196407121989012001 NIP 197307252006041001

Page 4: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

iv

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : Ika Octafia Saputri

NIM : 2311410006

Prodi : Sastra Prancis

Jurusan : Bahasa dan Sastra Asing

Fakultas : Bahasa dan Seni

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul “Pandangan Dunia

Dalam Novel Le Tour Du Monde En Quatre-Vingts Jours Karya Jules Verne:

Tinjauan Strukturalisme Genetik Lucien Goldmann” yang saya tulis dalam

rangka memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri. Skripsi ini saya hasilkan setelah melalui

proses penelitian, bimbingan, diskusi, dan pemaparan atau ujian. Semua kutipan,

baik yang diperoleh secara langsung maupun tidak langsung, telah disertai

identitas sumbernya dengan cara yang sebagaimana lazimnya dalam penulisan

karya tulis. Dengan demikian, walaupun tim penguji dan pembimbing skripsi ini

membubuhkan tanda tangan sebagai keabsahannya, seluruh isi karya ilmiah ini

tetap menjadi tanggung jawab saya sendiri.

Demikian, pernyataan ini saya buat agar dapat digunakan seperlunya.

Semarang,

Yang membuat pernyataan,

Ika Octafia Saputri

NIM 2311410006

Page 5: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

v

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Dua puluh tahun dari sekarang

Anda pasti akan menyesal karena

tidak berani mengambil risiko

untuk melakukan hal yang Anda

inginkan. Pergi jelajahi dunia,

tinggalkan zona nyaman Anda.

Bertualanglah dengan cara Anda

sendiri. Jelajahi. Bermimpilah.

Telusurilah” - Mark Twain.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan

kepada:

1. Bapak Ibu tercinta sebagai

wujud dharma bakti ananda

atas kasih sayang yang telah

diberikan.

2. Almamater Universitas Negeri

Semarang.

Page 6: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

vi

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkah dan karunia-

Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Pandangan Dunia Dalam Novel Le Tour

Du Monde En Quatre-Vingts Jours Karya Jules Verne: Tinjauan

Strukturalisme Genetik Lucien Goldmann” dapat terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Sastra di Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas

Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik

tanpa adanya dukungan dan bimbingan dari semua pihak. Untuk itu penulis

menyampaikan terima kasih dan rasa hormat kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang, Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum yang

telah memberikan kesempatan menuntut ilmu di Universitas Negeri

Semarang.

2. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum yang

telah memberikan izin dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Dr. Zaim Elmubarok, M.Ag yang

dengan segala kebijakannya di tingkat jurusan telah membantu kelancaran

dalam penyusunan skripsi ini.

4. Pembimbing tunggal, Bapak Ahmad Yulianto, S.S, M.Pd yang telah

membimbing dengan penuh kesabaran, ketelitian dan semangat.

Page 7: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

vii

vii

5. Penguji Skripsi Bapak Suluh Edhi Wibowo, S.S, M.Hum dan Ibu Dra.

Anastasia Pudji T., M.Hum atas bimbingan, saran, dan arahan dalam

penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Ibu Dosen serta Staf Jurusan Bahasa dan Sastra Asing, Fakultas

Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang atas bekal ilmu, bimbingan

dan bantuannya.

7. Keluarga tercinta (Bapak Suprapto, Ibu Ici Purwa Handayani, Adik-adikku:

Selin dan Azhar, Mbah Uti, Alm. Mbah Kakung, Tante-tanteku, Om, dan

Sepupu-Sepupuku) atas segala perhatian, kasih sayang, dukungan moral dan

materiil yang selalu diberikan hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Sahabat-sahabat kos (Misky, Tiara, Zizah, Intan, Ika Ayu, Devi, Arum, Tami,

Puri) yang telah menghadirkan banyak keceriaan dan motivasi dalam hidup.

9. Teman-teman Sastra Prancis Unnes angkatan 2010: Rosyid, Vica, Ryan,

Sella, Vita, dan Lisa yang teristimewa.

10. Seluruh teman-teman Sastra dan Pendidikan Bahasa Prancis Unnes atas

segala kebersamaan, semangat, dan keakraban yang telah diberikan selama

masa perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, bagi para

pembaca pada umumnya dan pecinta karya sastra pada khususnya.

Semarang , Juli 2014

Penulis

Page 8: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

viii

viii

SARI

Saputri, Ika Octafia. 2014. Pandangan Dunia Dalam Novel Le Tour du Monde

en Quatre-Vingts Jours Karya Jules Verne: Kajian Strukturalisme

Genetik Lucien Goldmann. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Asing,

Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing:

Ahmad Yulianto, S.S, M.Pd

Kata Kunci: Pandangan Dunia, Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours

Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours merupakan novel petualangan

klasik karya Jules Verne yang ditulis pada akhir abad ke-19. Novel tersebut

bercerita tentang kisah petualangan mengelilingi dunia dalam 80 hari dan

merupakan salah satu bentuk karya sastra yang diciptakan Jules Verne untuk

menggambarkan kehidupan masyarakat dunia dan masyarakat Inggris khususnya

pada saat itu.

Penelitian atas novel Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours

menggunakan teori Strukturalisme Genetik dari Lucien Goldmann dengan analisis

utama adalah pandangan dunia pengarang. Adapun penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan : 1) struktur karya sastra, 2) fakta kemanusiaan, 3) subjek

kolektif, 4) dialektika, dan terutama 5) pandangan dunia dalam novel Le Tour du

Monde en Quatre-Vingts Jours.

Korpus data penelitian ini adalah novel Le Tour du Monde en Quatre-

Vingts Jours karya Jules Verne. Metode analisis data yang digunakan dalam

penelitian adalah metode deskriptif analitik, sedangkan teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis isi.

Simpulan yang didapat dari penelitian ini adalah : 1) Struktur karya Le

Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours memiliki hubungan dengan struktur sosial

masyarakat Inggris pada saat itu yaitu gambaran sikap orang-orang Inggris

tentang sebuah gagasan perjalanan berkeliling dunia, 2) Terdapat enam fakta

kemanusiaan dalam karya Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours yaitu: fakta

tentang adanya beberapa perkumpulan eksklusif di kota London saat itu; fakta

tentang kebiasaan bangsa Inggris yang suka bertaruh ; fakta tentang tiga kemajuan

teknologi transportasi pada masa itu (Terusan Suez, perhubungan jalur-jalur

kereta api India, selesainya jalur kereta api pertama di Amerika,); fakta tentang

ritual kepercayaan para pengikut Dewi Kali di India ; fakta tentang tradisi upacara

sati di India ; dan fakta tentang kebiasaan kaum Mormon di Amerika yang suka

berpoligami, 3) Subjek kolektif dalam Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours

terdiri atas kaum borjuis dan kaum buruh. Kaum borjuis diwakili oleh Phileas

Fogg bersama rekan-rekannya di Reform Club, sedangkan kaum buruh diwakili

oleh Passepartout, pelayan dari Phileas Fogg, 4) Dialektika dalam Le Tour du

Monde en Quatre-Vingts adalah anggapan bahwa perjalanan mengelilingi dunia

saat itu dapat dilakukan untuk pertama kalinya dalam 80 hari. Namun

negasi/antitesis muncul berupa pertentangan dan pertaruhan atas rencana

perjalanan tersebut. Selanjutnya terbentuklah sintesis bahwa perjalanan

mengelilingi dunia dapat dilakukan dalam 80 hari bahkan kurang, dan 5)

Page 9: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

ix

ix

Pandangan dunia dalam Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours adalah

pandangan dunia yang menyangkut tentang persoalan fiksi ilmiah dan futurisme

yang dianut oleh pengarang yaitu Jules Verne. Verne memberikan pandangannya

bahwa perjalanan mengelilingi dunia pada saat itu nantinya akan dapat dilakukan

oleh siapa saja, tidak hanya untuk para penjelajah ataupun para petualang sejati

berkat adanya kemajuan teknologi transportasi. Selain itu, Verne mengungkapkan

pula pandangan tentang dominasi kekuasaan Inggris melalui daerah-daerah koloni

yang dilalui tokoh utama, Phileas Fogg selama perjalanan berkeliling dunia.

Saran yang diberikan dari penelitian ini adalah hasil penelitian diharapkan

dapat memberikan ide bagi mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Asing,

khususnya mahasiswa program studi Sastra Prancis untuk melakukan penelitian

lebih lanjut terhadap novel Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours dari

berbagai segi, misal dari segi psikologi sastra yang membahas tentang karakter

tokoh dalam novel ataupun dari segi resepsi sastra yang membahas tentang

tanggapan para pembaca.

Page 10: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

x

x

LA VISION DU MONDE DANS LE ROMAN LE TOUR DU MONDE EN

QUATRE-VINGTS JOURS PAR JULES VERNE: UNE PERSPECTIVE DU

STRUCTURALISME GÉNÉTIQUE DE LUCIEN GOLDMANN

Ika Octafia Saputri, Ahmad Yulianto

Département des langues et littératures étrangères

Faculté des langues et des arts, Université d'État de Semarang

EXTRAIT

Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours est un roman d‟aventure de

Jules Verne qui a été écrit à la fin du 19ème siècle. Ce roman raconte l‟histoire du

voyage au tour du monde en 80 jours et l‟un des œuvres littéraires de Jules Verne

qui a été écrit pour décrire la société du monde, en particulier la société anglaise

dans son époque.

Cette recherche a pour but de décrire la vision du monde de l‟auteur dans

le roman Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours selon l‟approche du

Structuralisme Génétique de Lucien Goldmann. Cette recherche vise à décrire: 1)

la structure de l'œuvre littéraire, 2) le fait humain, 3) le sujet collectif, 4) la

dialectique, et surtout 5) la vision du monde.

Le corpus de cette recherche est le roman Le Tour du Monde en Quatre-

Vingts Jours de Jules Verne. La méthode d'analyse utilisée dans cette recherche

est la méthode d‟analytique descriptive. Ensuite, la technique d'analyse utilisée

dans cette recherche est la technique d‟analyse de contenu.

La conclusion de cette recherche: 1) La structure de l'œuvre a une relation

avec la structure sociale de la société anglaise à cette époque, c‟est une image de

l'attitude de la société anglaise sur le voyage autour du monde, 2) Il y a six faits

humains dans le roman: le fait sur des nombreuses sociétés à Londres; le fait sur

les habitudes de la société anglaise qui aiment parier; trois faits sur le

développement des moyens de transport et les progrès technologique (la présence

du canal Suez, l‟ouverture de la section de chemin de fer en Inde et l'inauguration

de l'Union Pacific Road en Amérique); le fait sur la rituelle par des adeptes de la

déesse Kali en Inde; le fait sur la tradition de la cérémonie Sutty en Inde; le fait

sur les habitudes des Mormons en Amérique qui favorisent la polygamie, 3) le

sujet collectif dans ce roman se consiste de la classe bourgeoise représentée par

Phileas Fogg avec ses collègues du Reform Club et la classe ouvrière représentée

par Passepartout, le serviteur de Phileas Fogg, 4) La dialectique dans ce roman,

c‟est la croyance que le voyage autour du monde peut être fait en 80 jours. Mais,

la négation / antithèse apparaît sous la forme d'opposition et le pari sur ce voyage.

Ensuite, la synthèse se forme qu‟on peut faire ce voyage en 80 jours ou moins, 5)

la vision du monde dans ce roman, c‟est la vision sur la science-fiction et le

futurisme adoptée par Jules Verne. Verne pense que le voyage autour du monde

serait faisable par n'importe qui, grâce au développement des moyens de transport

et aux progrès technologiques. Verne exprime également son point de vue sur la

Page 11: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

xi

xi

domination anglaise représentée par des colonies anglaises traversées pendant le

voyage.

Les mots clés : La Vision du Monde, Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours

Page 12: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

xii

xii

RÉSUMÉ

Saputri, Ika Octafia. 2014. La Vision du Monde dans le Roman Le Tour du

Monde en Quatre-Vingts Jours de Jules Verne. Mémoire. Département des

Langues et des Littérature Etrangères. Faculté des Langues et des Arts. Université

d‟Etat de Semarang.

Les mots clés : La Vision du Monde, Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours

1. Introduction

L‟œuvre littéraire est une image des sentiments, des expériences et des

réflexions entre la vie et l'auteur. La littérature présente une image de la vie, et la

vie elle-même est une réalité sociale (Damono 2002:1).

La littérature peut être considérée comme un phénomène social

(Luxembourg 1984: 23) parce que la littérature est écrite dans une période liée

directement aux normes et aux règles de la société de son époque. La littérature

est une institution sociale qui utilise la langue comme le medium (René Wellek et

Austin Warren 1990:109).

Le genre de la littérature qui est souvent considéré comme un reflet de la

réalité de la vie est le roman. Le roman est un genre littéraire qui est considéré le

plus dominant pour présenter les éléments sociaux (Ratna 2008:335). L‟œuvre

littéraire peut aussi refléter le point de vue de son auteur sur de divers sujets qui

sont observés dans l'environnement. L‟image des phénomènes sociaux qui sont

produits dans la société est présentée par l'auteur dans les différentes formes et

genres.

Je choisis le roman de Jules Verne comme l‟objet de recherche, en raison

des caractéristiques et de la vision du monde de l'auteur. Jules Verne est un

écrivain français dont une grande partie de ses œuvres est consacrée à des romans

Page 13: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

xiii

xiii

d'aventures et de science-fiction (http://fr.wikipedia.org/wiki/Jules_Verne). Il a

réussi d‟écrire quelque chose qui va devenir une réalité à l'avenir, comme les

aventures des explorateurs, les aventures d‟inventeur, les aventures de la guerre

galactique qui sont devenus une légende pour des adultes et les contes étonnants

pour des enfants (Beaumarchais 2001 : 204).

Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours est l'un des romans populaires

écrit par Jules Verne. Ce roman raconte les aventures du personnage principal,

Phileas Fogg qui parie avec ses collègues du Reform Club qu'il peut faire le tour

du monde en 80 jours. Ce roman a été publié en 1873 et souvent été adapté aux

diverses formes, comme le film, la série de télévision, le théâtre et l'animation. Ce

roman a été reconnu depuis longtemps et ce jour, il mérite d‟appréciation.

2. Théorie

J‟utilise la théorie du Structuralisme génétique. C‟est une théorie qui est

développé par Lucien Goldmann, un philosophe et sociologue Roumain-Français

(Ratna 2008:121). Cette théorie se construite à la réaction de la stagnation du

Structuralisme qui analyse plutôt sur les éléments intrinsèques. Structuralisme

génétique porte aussi l‟attention aux choses en dehors des œuvres littéraires telles

que les conditions sociales qui affectent leur création. Comprendre des œuvres

littéraires basé sur l'approche du Structuralisme génétique n'est pas possible sans

considérer des facteurs sociaux, parce que ces facteurs donnent la cohésion de la

structure d‟œuvre littéraire (Goldmann 1970:585).

Il y a une relation homologue entre la structure de l'œuvre et la structure

sociale qui est reliée par des pensées, des idées, et l'idéologie de l'auteur ce qu‟on

Page 14: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

xiv

xiv

appelle la vision du monde. Le Structuralisme génétique est une théorie qui peut

reconstruire la vision du monde. Cette vision n'est pas une réalité, mais plutôt une

réflexion imaginative. Goldmann a déclaré que la littérature est une expression de

la vision du monde imaginaire (Faruk 2012:71).

Cette théorie est fondée sur les éléments intrinsèques et extrinsèques. Dans

les éléments intrinsèques il y ales structures des œuvres, comme: le thème, les

personnages, la séquence, etc. Les éléments extrinsèques dans le Structuralisme

génétique sont partagés en quatre sujets: le fait humain, le sujet collectif, la

dialectique et la vision du monde.

2.1 Les structures des œuvres

a. Le thème

Le thème est un sujet principal dans le roman qui est soulevé par l'auteur. Le

thème dans le roman est large et abstrait car il peut impliquer tous les problèmes

dans la vie.

b. Les personnages

Les personnages selon Abrams (1981:20) sont ceux qui apparaissent dans

un récit ou un drame interprété par le lecteur et ont des qualités morales, certaines

exprimées à travers la parole et l'action. Les personnages peuvent être divisés en

deux : les personnages principaux et les personnages supplémentaires.

c. La séquence

La séquence est une série d'événements dans une histoire qui a de la relation

causale et a une partie intégrante et cohérente.

Page 15: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

xv

xv

d. La situation temporelle, spatiale, et sociale

La situation temporelle, spatiale, et sociale signifient le temps, la

géographique, et le contexte social (comme les habitudes, les coutumes, les

traditions, etc.) dans l‟histoire.

e. Le point de vue

Le point de vue est une façon de raconter une histoire. Il y a quatre modes

de transmettre le point de vue selon Schmitt et Viala (1982: 55-59): le mode de

vision externe, le mode de vision interne, le mode de vision par en-dessus, les

modes de vision mêlés.

2.2 Le fait humain

Le fait humain est tous les activités ou les comportements humains tant les

verbales que les physiques qui sont compris par la science. Le fait humain est le

fait historique qui a lieu pour créer des œuvres littéraires. En général, le fait

humain explique la révolution sociale, humanitaire, politique, économique qui

sont décrites par l‟auteur à travers une œuvre littéraire. Le fait humain peut être

divisé en deux types : le fait individuel et le fait social.

2.3 Le sujet collectif

Selon Lucien Goldmann, la définition de sujet collectif est la classe sociale

au sens marxiste, parce que ce groupe est prouvé dans l'histoire comme le groupe

qui a créé une vision complète et globale dans la vie et a influencé le

développement de l'histoire humaine (de la société primitive à la société

Page 16: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

xvi

xvi

féodaliste, capitaliste, socialiste) (Faruk 2012:63). Karl Marx divise la société en

deux classes principales : la bourgeoise et l‟ouvrière.

2.4 La dialectique

La méthode dialectique est une méthode qui cherche à comprendre entre les

opinions différentes ou les circonstances contradictoire des unes aux autres. Le

processus dialectique se compose de trois phases. Le mécanisme d‟action de cette

méthode est la thèse, l‟antithèse, et la synthèse. Théoriquement, tous les faits

peuvent être considérés comme une thèse littéraire et a ensuite tient la négation.

Avec la négation, la thèse et l‟antithèse se perdent et se transforment en réalité de

haute qualité, à savoir la synthèse elle-même.

2.5 La vision du monde

La vision du monde est un ensemble d‟idées sociales, religieuses,

philosophiques produite par la classe dominante dans la société. En utilisant cette

analyse, on peut savoir s‟il y a une relation entre la littérature et la société à

travers la vision du monde de l‟auteur qui s‟exprime dans le roman. En

conséquence, les lecteurs savent la vision du monde de l‟auteur.

3. Méthodologie de la Recherche

J‟utilise l‟approche du Structuralisme génétique de Lucien Goldmann dans

cette recherche. Il y a deux sources des données dans cette recherche, ce sont la

source de donnée primaire et la source de donnée secondaire. La source de donnée

primaire est le roman Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours de Jules Verne

publié en 1873 et la source de donnée secondaire est la théorie du Structuralisme

génétique de Lucien Goldmann.

Page 17: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

xvii

xvii

La méthode d'analyse utilisée dans cette recherche est la méthode

d‟analytique descriptive. Ensuite, la technique d'analyse utilisée dans cette

recherche est la technique d‟analyse de contenu.

4. Analyse

4.1 Les structures des œuvres

a. Le thème

Le thème principal dans le roman est le récit d‟aventure parce que ce roman

raconte le voyage du personnage principal, Phileas Fogg et son serviteur français,

Jean Passepartout qui font le tour du monde en 80jours.

b. Les Personnages

Il y a quatre personnages principaux dans le roman :

1. Phileas Fogg

Phileas Fogg est l‟héros dans le roman Le Tour du Monde en Quatre-

Vingts Jours. Il a réussit à gagner le pari et il fait le tour du monde seulement pour

prouver que ce projet est faisable. Tout d‟abord, on peut voir le portrait physique

de Phileas Fogg dans la citation suivante :

(1) C'était un homme qui pouvait avoir quarante ans, de figure noble et

belle, haut de taille, que ne déparait pas un léger embonpoint, blond

de cheveux et de favoris, front uni sans apparences de rides aux

tempes, figure plutôt pâle que colorée, dents magnifiques.

2. Passepartout

Passepartout est le nouveau domestique qui est employé par Phileas

Fogg. Il est français. Il est très honnête, loyale et même comique. Il est très

curieux et aime se balader. On peut voir le caractère et le portrait physique de

Passepartout dans la citation suivante :

Page 18: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

xviii

xviii

(2) Passepartout était un brave garçon, de physionomie aimable, aux

lèvres un peu saillantes, toujours prêtes à goûter ou à caresser, un être

doux et serviable, avec une de ces bonnes têtes rondes que l'on aime à

voir sur les épaules d'un ami. Il avait les yeux bleus, le teint animé, la

figure assez grasse pour qu'il pût lui-même voir les pommettes de ses

joues, la poitrine large, la taille forte, une musculature vigoureuse, et

il possédait une force herculéenne que les exercices de sa jeunesse

avaient admirablement développée.

3. Détective Fix

Détective Fix est le rival de Monsieur Fogg. Il est anglais. Il est

persuadé que Fogg est le voleur de la « Bank of England ». Fix suit Fogg dans

tous les destinations pour ne le pas perdre de vue et pour le pouvoir arrêter dans

une colonie anglaise avec un mandat d‟arrestation, puisqu‟il y a une récompense

s‟il a du succès. Regardez la citation suivante :

(3) Cet homme se nommait Fix, et c'était un de ces « détectives » ou

agents de police anglais, qui avaient été envoyés dans les divers ports,

après le vol commis à la Banque d'Angleterre. Ce Fix devait surveiller

avec le plus grand soin tous les voyageurs prenant la route de Suez, et

si l'un d'eux lui semblait suspect, le « filer » en attendant un mandat

d'arrestation.

4. Aouda

Aouda est une jeune princesse indienne qui est sauvé par Passepartout

et Fogg dans la forêt indienne quand elle était condamnée à mort après que son

mari, le rajah du Bundelkund est mort. Elle accompagne Fogg pour trouver des

parents en Europe et pour échapper aux bourreaux. Dans le roman, Verne décrit

une fois Aouda comme la citation suivante :

(4) … C'était une Indienne d'une beauté célèbre, de race parsie, fille de

riches négociants de Bombay. Elle avait reçu dans cette ville une

éducation absolument anglaise, et à ses manières, à son instruction, on

l'eût crue Européenne. Elle se nommait Aouda.

Page 19: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

xix

xix

c. La séquence

La séquence dans le roman Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours est la

séquence progressive, parce que l'histoire est racontée dans l'ordre narratif et

chronologique qui se divise en quelques étapes suivantes:

1. La situation initiale : quand les personnages principaux comme Phileas

Fogg et Passepartout soulevés dans l‟histoire avec la situation, le contexte,

le temps qui leur accompagnent.

2. L’élément déclencheur : il y a le vol à la Banque d‟Angleterre et une

nouvelle que le voyage autour du monde peut être fait en 80 jours pour la

première fois.

3. Les nœud : le pari entre Phileas Fogg et les membres du Reform-Club sur le

voyage autour du monde.

4. Le dénouement : le voyage autour du monde avec de nombreuses

aventures.

5. La situation finale : Phileas Fogg a réussi à faire le tour du monde en 80

jours.

d. La situation temporelle, spatiale, et sociale

La situation temporelle : les événements dans le roman Le Tour du Monde

en Quatre-Vingts Jours s‟est passé en 1872. On peut voir dans la citation suivante:

(5) En l'année 1872, la maison portant le numéro 7 de Saville-row,

Burlington Gardens -- maison dans laquelle Sheridan mourut en 1814

--, était habitée par Phileas Fogg…

Page 20: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

xx

xx

La situation spatiale : il y a beaucoup de principales villes, pays et

continents décrits dans le roman (Bombay, Calcutta, Hong Kong, Yokohama, San

Francisco, New York, etc.). Regardez la citation suivante:

(6) De Londres à Suez par le Mont-Cenis et Brindisi, …

De Suez à Bombay,…

-- De Bombay à Calcutta,…

-- De Calcutta à Hong-Kong (Chine),…

-- De Hong-Kong à Yokohama (Japon),…

-- De Yokohama à San Francisco,…

-- De San Francisco New York,…

-- De New York à Londres,…

La situation sociale : la société du monde au 19ème siècle, en particulier la

société anglaise et la société qui vivent dans la région traversée par Phileas Fogg

pendant le voyage.

e. Le point de vue

L‟histoire dans le roman Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours est

racontée à travers les modes de vision mêlés. L‟histoire est délivrée par un

narrateur qui sait toutes les actions, les pensées et les sentiments des personnages,

mais aussi par la première personne et la troisième personne. Voici la citation qui

représente la narration d‟un narrateur:

(7) En l'année 1872, la maison portant le numéro 7 de Saville-row,

Burlington Gardens -- maison dans laquelle Sheridan mourut en 1814

--, était habitée par Phileas Fogg…

La citation qui représente la narration de la première personne (le mode de

vision interne) se trouve dans la citation suivante :

(8) … j'ai fait plusieurs métiers. J'ai été chanteur ambulant, écuyer dans

un cirque, faisant de la voltige comme Léotard, et dansant sur la corde

comme Blondin ; puis je suis devenu professeur de gymnastique, afin

de rendre mes talents plus utiles, et, en dernier lieu, j'étais sergent de

Page 21: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

xxi

xxi

pompiers, à Paris. J'ai même dans mon dossier des incendies

remarquables… voulant goûter de la vie de famille, je suis valet de

chambre en Angleterre.

Ensuite, la citation qui représente la narration de la troisième personne (le

mode de vision externe) est dans la citation suivante :

(9) … il n'était prodigue de rien, mais non avare, car partout où il

manquait un appoint pour une chose noble, utile ou généreuse, il

l'apportait silencieusement et même anonymement.

4.2 Le fait humain

Il y a six faits humains décrits tout au long de l‟histoire, ce sont : a) le fait

sur des nombreuses sociétés à Londres; b) le fait sur les habitudes du société

anglaise qui aiment parier; c) trois faits sur le développement des moyens de

transport et les progrès technologique (la présence du canal Suez, l‟ouverture de la

section de chemin de fer en Inde et l'inauguration de l'Union Pacific Road en

Amérique); le fait sur la rituelle des adeptes de la déesse Kali en Inde; le fait sur la

tradition de la cérémonie Sutty en Inde; le fait sur les habitudes des Mormons en

Amérique qui favorisent la polygamie.

4.3 Le sujet collectif

Le sujet collectif décrit dans le roman comprend la classe bourgeoise et la

classe ouvrière. La classe bourgeoise est représentée par Phileas Fogg avec ses

collègues du Reform Club. Regardez la citation suivante :

(10) C'étaient les partenaires habituels de Mr. Phileas Fogg, comme lui

enragés joueurs de whist : l'ingénieur Andrew Stuart, les banquiers

John Sullivan et Samuel Fallentin, le brasseur Thomas Flanagan,

Gauthier Ralph, un des administrateurs de la Banque d'Angleterre, --

personnages riches et considérés, même dans ce club qui compte

parmi ses membres les sommités de l'industrie et de la finance.

Page 22: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

xxii

xxii

En revanche, la classe ouvrière est représentée par Passepartout, le

serviteur de Phileas Fogg. Regardez la citation suivante :

(11) … j'ai fait plusieurs métiers. J'ai été chanteur ambulant, écuyer dans

un cirque, faisant de la voltige comme Léotard, et dansant sur la

corde comme Blondin ; puis je suis devenu professeur de

gymnastique, afin de rendre mes talents plus utiles, et, en dernier lieu,

j'étais sergent de pompiers, à Paris. J'ai même dans mon dossier des

incendies remarquables… voulant goûter de la vie de famille, je suis

valet de chambre en Angleterre.

4.4 La dialectique

La dialectique dans le roman, c‟est la croyance que le voyage autour du

monde peut être réalisé en 80 jours. Mais, la négation / antithèse apparaît sous la

forme d'opposition et le pari sur ce voyage. Ensuite, la synthèse se forme qu‟on

réussi à voyager en 80 jours ou moins. À ce moment-là quand ce roman a été

écrit, ce voyage était impossible à faire mais aujourd‟hui on peut le réaliser moins

de quatre-vingts jours.

4.5 La vision du monde

La vision du monde dans le roman est la vision de science-fiction et

futurisme adoptée par Jules Verne.

a. La Science-fiction

La Science-fiction est une forme de la littérature basée sur la science. La

science-fiction dans le roman est effectivement projetée sur l'utilisation de la

technologie du transport à cette époque. La présence de chemins de fer, le

paquebot, et le canal de Suez leur permettent de voyager autour du monde.

Regardez la citation suivante :

(12) De Londres à Suez par le Mont-Cenis et Brindisi, railways et

paquebots

Page 23: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

xxiii

xxiii

De Suez à Bombay, paquebot

-- De Bombay à Calcutta, railway

-- De Calcutta à Hong-Kong (Chine), paquebot

-- De Hong-Kong à Yokohama (Japon), paquebot

-- De Yokohama à San Francisco, paquebot

-- De San Francisco New York, railroad

-- De New York à Londres, paquebot et railway

Verne exprime également dans le roman un phénomène de science-fiction

en rapport de la ligne du calendrier international. La ligne du calendrier

international est une ligne imaginaire à la surface de la terre qui sert à compenser

l'ajout d'un temps quand on voyage vers l'est à travers différents zones d‟horaires.

Quelqu'un qui va à l‟ouest et passe la ligne du calendrier international, devrait

ajouter un jour de la date et l'heure qu'il croyait avant, tandis que ceux qui vont

vers l'est devrait réduire un jour. Phileas Fogg et Passepartout, par exemple, ils ont

négligé la différence du temps (la ligne du calendrier international) afin qu'ils

pensent à perdre le pari et arriver tard pour retourner à Londres. Regardez la

citation suivante:

(13) …, comment un homme si exact, si méticuleux, avait-il pu commettre

cette erreur de jour ? Comment se croyait-il au samedi soir, 21

décembre, quand il débarqua à Londres, alors qu'il n'était qu'au

vendredi, 20 décembre, soixante dix neuf jours seulement après son

départ ?

Voici la raison de cette erreur. Elle est fort simple.

Phileas Fogg avait, « sans s'en douter », gagné un jour sur son

itinéraire, -- et cela uniquement parce qu'il avait fait le tour du monde

en allant vers l'est, et il eût, au contraire, perdu ce jour en allant en

sens inverse, soit vers l'ouest.

En effet, en marchant vers l'est, Phileas Fogg allait au-devant du

soleil, et, par conséquent les jours diminuaient pour lui d'autant de

fois quatre minutes qu'il franchissait de degrés dans cette direction.

Or, on compte trois cent soixante degrés sur la circonférence

terrestre, et ces trois cent soixante degrés, multipliés par quatre

minutes, donnent précisément vingt-quatre heures, -- c'est-à-dire ce

Page 24: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

xxiv

xxiv

jour inconsciemment gagné. En d'autres termes, pendant que Phileas

Fogg, marchant vers l'est, voyait le soleil passer quatre-vingts fois au

méridien, ses collègues restés à Londres ne le voyaient passer que

soixante-dix-neuf fois. C'est pourquoi, ce jour-là même, qui était le

samedi et non le dimanche, comme le croyait Mr. Fogg, ceux-ci

l'attendaient dans le salon du Reform-Club.

b. Le futurisme

Le futurisme est un mouvement littéraire et artistique européen au début du

XXe siècle, qui rejette la tradition esthétique et exalte le monde moderne, en

particulier la civilisation urbaine, la machine et la vitesse

(http://fr.wikipedia.org/wiki/Futurisme).

Le futurisme dans le roman est exprimé aussi par les progrès technologiques

et le développement des moyens de transport. En conséquence, le voyage autour

du monde serait faisable par n'importe qui. Verne en tant que l'auteur est capable

de prédire la prochaine étape dans l'évolution de la technologie humaine. Il a une

grande connaissance et imagination pour voyager plutôt en esprit. Cette vision est

exprimée à travers le personnage principal du roman, Phileas Fogg dans la citation

suivante :

(14) Avait-il voyagé ? C'était probable, car personne ne possédait mieux

que lui la carte du monde. Il n'était endroit si reculé dont il ne parût

avoir une connaissance spéciale. Quelquefois, mais en peu de mots,

brefs et clairs, il redressait les mille propos qui circulaient dans le

club au sujet des voyageurs perdus ou égarés ; il indiquait les vraies

probabilités, et ses paroles s'étaient trouvées souvent comme inspirées

par une seconde vue, tant l'événement finissait toujours par les

justifier. C'était un homme qui avait dû voyager partout, -- en esprit,

tout au moins.

La vision du monde qui s'exprime à travers ce roman est portée non

seulement par les personnages et l‟auteur mais également par tous les motifs

entrecroisés dans une œuvre littéraire. Je trouve que le voyage de Phileas Fogg et

Page 25: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

xxv

xxv

Passepartout permet au lecteur de se rendre compte de la puissance coloniale

anglaise. Les personnages principaux dans ce roman sont en effet amenés à

traverser bon nombres de colonies anglaises : Suez, Inde puis Hong Kong, etc.

Regardez la citation suivante :

(15) Mr. Fogg inscrivit ces dates sur un itinéraire disposé par colonnes,

qui indiquait -- depuis le 2 octobre jusqu'au 21 décembre -- le mois, le

quantième, le jour, les arrivées réglementaires et les arrivées

effectives en chaque point principal, Paris, Brindisi, Suez, Bombay,

Calcutta, Singapore, Hong-Kong, Yokohama, San Francisco, New

York, Liverpool, Londres,...

5. La Conclusion

Les structure de l'œuvre (comme le thème, les personnages, la séquence,

etc.) a une relation avec la structure sociale de la société anglaise à cette époque,

c‟est une image de l'attitude de la société anglaise sur le voyage autour du monde.

Le fait humain, c‟est le fait qui parle du contexte historique tout au long de

l‟histoire. Je note qu‟il y a six faits humains qui sont décrits: a) le fait sur des

nombreuses sociétés à Londres; b) le fait sur les habitudes de la société anglaise

qui aiment parier; c) trois faits sur le développement des moyens de transport et

les progrès technologique (la présence du canal Suez, l‟ouverture de la section de

chemin de fer en Inde, et l'inauguration de l'Union Pacific Road en Amérique); d)

le fait sur la rituelle par des adeptes de la déesse Kali en Inde; le fait sur la

tradition de la cérémonie Sutty en Inde; e) le fait sur les habitudes des Mormons

en Amérique qui favorisent la polygamie.

Le sujet collectif dans ce roman se consiste de la classe bourgeoise

représentée par Phileas Fogg avec ses collègues du Reform Club et la classe

ouvrière représentée par Passepartout, le serviteur de Phileas Fogg

Page 26: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

xxvi

xxvi

La dialectique dans ce roman : la thèse (le voyage autour du monde peut être

fait en 80 jours), l‟antithèse (le pari sur ce voyage), ensuite la synthèse (on peut

faire ce voyage en 80 jours ou moins)

La vision du monde dans ce roman, c‟est la vision sur la science-fiction et le

futurisme adoptée par Jules Verne. Verne inspire que le voyage autour du monde

serait faisable par n'importe qui, grâce au développement des moyens de transport

et aux progrès technologiques. Verne exprime également son point de vue sur la

domination anglaise représentée par des colonies anglaises traversées pendant le

voyage.

6. Remerciements

Je tiens à remercier mon père, ma mère, mon frère, et ma sœur de me

supporter et de me combler toujours de leur amour. Ensuite, je remercie

également mes professeurs de m‟avoir guidée et de m‟avoir donné un autre point

de vue pour voir la vie. Et finalement, je remercie aussi mes amis de leurs joies et

de leurs bonheurs.

7. Bibliographie

Abrams, M. H. 1981. A Glossary of Literary Terms. Canada: Library of Congress

Cataloging in Publication Data.

Arifin, Winarsih dan Farida Soemargono. 2007. Kamus Perancis-Indonesia.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Astuti, Rahmani. 2008. 80 Hari Keliling Dunia. Jakarta : Serambi.

Beaumarchais, Jean-Pierre de, Daniel Couty. 1988. Anthologie des Littéraires de

Langues Français. Paris: Bordas.

____________. 2001. Dictionnaires des Écrivains de Langues Français. Paris:

Larousse.

Page 27: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

xxvii

xxvii

Damono, Sapardi Djoko. 2002. Pedoman Penelitian Sosiologi Sastra. Jakarta:

Depdikbud.

Dini, N.H. 2004. 20000 Mil di Bawah Lautan. Jakarta: Enigma

Esten, Mursal. 1978. Kesusastraan : Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung:

Angkasa.

Faruk. 2012. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Forster, E.M. 1979. Aspek-Aspek Novel diterjemahkan oleh Bagian Pembinaan

dan Pengembangan Sastra dari judul asli Aspects of The Novel. Kuala

Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Goldman, Lucien. 1981. Method in Sociology of Literature. Oxford: Basil

Blackwell.

________. 1970. The Sociology of Literature: Status and Problem of Method.

New York: Praeger Publisher.

Hadi, Hardono. 1994. Epistemologi (Filsafat Pengetahuan) diterjemahkan dari

judul asli The Philosophy of Knowlwdge. Yogyakarta: Kanisius (Anggota

Ikapi).

Jan van Luxemburg, Mieke Bal dan Willem G. Weststeijn. 1984. Pengantar Ilmu

Sastra. Jakarta: PT Gramedia.

Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press.

Ratna, Nyoman Kutha. 2008. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Schmitt. M.-P et A. Viala. 1982. Savoir-Lire. Précis de lecture critique, Paris :

Didier.

Sumardjo, Jacob dan Saini K.M. 1991. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Teeuw, A., 1984. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta : Pustaka Jaya.

Wellek, Rene dan Austin Warren. 1990. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

http://fr.wikipedia.org/wiki/Futurisme

http://fr.wikipedia.org/wiki/Jules_Verne

http://id.wikipedia.org/wiki/Fiksi_ilmiah

Page 28: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

xxviii

xxviii

http://id.wikipedia.org/wiki/Mengelilingi_Dunia_Dalam_80_Hari

http://manybooks.net/titles/vernejuletext97880jr07.html

http://www.academia.edu/5972916/pelajar_Unsur_Intrinsik_dan_Ekstrinsik_Nov

el_Unsur_Intrinsik_dan_Ekstrinsik_Novel

http://www.one.indoskripsi.com

Page 29: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

xxix

xxix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii

PENGESAHAN ............................................................................................. iii

PERNYATAAN .............................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

SARI ............................................................................................................... viii

EXTRAIT ........................................................................................................ x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xxix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xxxii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................... 9

1.3. Tujuan Penelitian .................................................................... 9

1.4. Manfaat Penelitian .................................................................. 9

1.5. Sistematika Penulisan .............................................................. 10

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1. Strukturalisme Genetik dalam Sastra ....................................... 11

2.1.1 Struktur Karya Sastra ...................................................... 12

2.1.1.1 Tema.................................................................... 13

2.1.1.2 Tokoh dan Penokohan ......................................... 15

Page 30: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

xxx

xxx

2.1.1.3 Alur/Plot .............................................................. 16

2.1.1.4 Latar .................................................................... 17

2.1.1.5 Sudut Pandang Penceritaan ................................. 18

2.1.2 Fakta Kemanusiaan ......................................................... 18

2.1.3 Subjek Kolektif ............................................................... 19

2.1.4 Dialektika ........................................................................ 20

2.1.5 Pandangan Dunia ............................................................ 22

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian ................................................................. 24

3.2 Objek Penelitian .......................................................................... 25

3.3 Sumber Data ................................................................................ 25

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data ............................................... 26

BAB 4 MANIFESTASI PANDANGAN DUNIA JULES VERNE DALAM

NOVEL LE TOUR DU MONDE EN QUATRE-VINGTS JOURS

4.1 Struktur Karya Sastra ................................................................... 29

4.1.1 Tema ................................................................................. 29

4.1.2 Tokoh dan Penokohan ...................................................... 30

4.1.3 Alur/Plot ............................................................................. 40

4.1.4 Latar .................................................................................. 44

4.1.5 Sudut Pandang Penceritaan ............................................... 45

4.2 Fakta Kemanusiaan ...................................................................... 47

4.3 Subjek Kolektif ........................................................................... 53

4.4 Dialektika ..................................................................................... 57

Page 31: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

xxxi

xxxi

4.5 Pandangan Dunia ........................................................................ 59

BAB 5 PENUTUP

5.1 Simpulan ..................................................................................... 65

5.2 Saran ........................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 68

LAMPIRAN ................................................................................................... 70

Page 32: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

xxxii

xxxii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Ringkasan cerita Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours karya Jules Verne

2. Biografi Jules Verne

3. Gambar Peta Perjalanan Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours

Page 33: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pengertian sastra sangatlah beragam. Berbagai kalangan mendefinisikan

sastra menurut pemahaman mereka masing-masing. Sumardjo dan Saini K.M.

(1991) mendefinisikan sastra sebagai ungkapan pribadi manusia yang berupa

pengalaman, pemikiran, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran

konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa. Sastra atau kesusastraan

adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi

kehidupan manusia (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan

memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan) (Esten

1978:9).

Sastra dapat dipandang sebagai suatu gejala sosial. Sastra yang ditulis oleh

pengarang pada suatu kurun waktu tertentu pada umumnya langsung berkaitan

dengan norma-norma dan adat-istiadat zaman itu (Luxemburg 1984:23).

Pengarang sebagai penulis karya sastra merupakan bagian dari suatu masyarakat

dan menempatkan dirinya sebagai anggota masyarakat tersebut. Ia merekam

peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan masyarakat melalui karya-

karyanya, baik dalam bentuk prosa, puisi, drama, maupun film. Sastra

menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu

kenyataan sosial (Damono 2002:1). Sastra adalah institusi sosial yang memakai

bahasa sebagai mediumnya (Rene Wellek & Austin Warren 1990:109).

Page 34: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

2

Di antara genre utama karya sastra, yaitu puisi, prosa, dan drama, genre

prosalah, khususnya novel, yang dianggap paling dominan dalam menampilkan

unsur-unsur sosial (Ratna 2008:335). Alasan yang dapat dikemukakan, di

antaranya : a) novel menampilkan unsur-unsur cerita yang paling lengkap,

memiliki media yang paling luas, menyajikan masalah-masalah kemasyarakatan

yang juga paling luas, b) bahasa novel cenderung merupakan bahasa sehari-hari,

bahasa yang paling umum digunakan dalam masyarakat (Ratna 2008:335-336).

Novel adalah sebuah cerita prosa fiksional yang panjang, memiliki plot khusus

yang berkembang melalui tindakan, perkataan dan pemikiran dari karakter-

karakter yang terdapat di dalamnya. Novel dalam The American College

Dictionary (Tarigan 1984:164) adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang

tertentu yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan kehidupan nyata yang

representatif dalam suatu alur atau keadaan yang agak tidak beraturan.

Karya sastra termasuk novel dapat pula merefleksikan pandangan dunia

pengarang. Konsep dasar pandangan dunia ialah melihat sudut pandang sang

pengarang tentang realita yang terjadi dalam karya sastra buatannya dengan

beranalogi pada realita yang terjadi di luar karya sastra. Gambaran tentang realita

sosial yang pernah terjadi di masyarakat dihadirkan kembali oleh pengarang

dalam bentuk dan cara yang berbeda. Adapun yang dimaksud dengan pandangan

dunia itu sendiri, tidak lain daripada kompleks menyeluruh dari gagasan-gagasan,

aspirasi-asprasi, dan perasaan-perasaan, yang menghubungkan secara bersama-

sama anggota-anggota suatu kelompok sosial tertentu dan yang

Page 35: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

3

mempertentangkannya dengan kelompok-kelompok sosial yang lain (Goldmann

dalam Faruk 2012:65-66).

Karya sastra dalam hal ini novel tentu memiliki banyak aspek, unsur, dan

dimensi. Untuk dapat memahaminya, diperlukan sebuah penelitian sastra dalam

membantu memahami isi cerita dan pesan yang ingin disampaikan pengarang

dalam karyanya. Ratna (2008:13) menyatakan bahwa melakukan suatu penelitian

adalah mengadakan pemahaman terhadap objek sebagaimana diprasyaratkan

melalui keberadaannya, bukan semata-mata pemahaman peneliti, lebih-lebih

pemahaman peneliti yang sudah dibekali dengan teori dan metode tertentu. Teori

dan metode berkembang bersama-sama dengan karya sastra dalam kondisi yang

saling melengkapi.

Peneliti memilih novel karya Jules Verne sebagai objek penelitian karena

keistimewaan dan pandangan dunia sang pengarang. Jules Verne merupakan

seorang pengarang novel berkebangsaan Perancis, yang dikenal sebagai perintis

genre fiksi ilmiah. Fiksi ilmiah adalah suatu bentuk fiksi spekulatif yang terutama

membahas tentang pengaruh sains dan teknologi yang diimajinasikan terhadap

masyarakat dan para individual (http://id.wikipedia.org/wiki/Fiksi_ilmiah,

diunduh pada tanggal 30 Januari 2014 pukul 14.30 WIB).

Perhatian Verne tertuju pada penemuan-penemuan ilmiah, geografi, fisika,

dan matematika, dan di lain pihak, pesonanya tertuju pada tanah-tanah asing dan

perjalanan yang menghasilkan kelahiran sebuah karya romantik kolosal yang

menggabungkan dokumentasi dengan imajinasi yang penuh khayalan dari

kumpulan tulisan-tulisan perjalanan “Voyages Extraordinaire” (Les Enfants du

Page 36: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

4

Capitaine Grant (1867-1868), Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours (1873),

Des Ans de Vacances (1888)), petualangan-petualangan penerbangan (Cinq

Semaines en Ballon (1862), De la Térre à la Lune (1865), Robur le Conquérant

(1886)), eksplorasi jurang-jurang bumi-maritim (Voyage au Centre de la Terre

(1876), Vingt Mille Lieues sous les Mers (1869)), tulisan-tulisan sejarahnya

(Michel Strogoff (1876), Notre Contre Sud (1887)) menyajikan campuran

rasionalitas dan emosi (Beaumarchais 1988:1525).

Karya-karya Jules Verne adalah proyeksi penemuan-penemuan baru yang

pada awalnya merupakan bayangan atau idaman, yang ternyata menjadi realita di

abad ke-20 (Dini 2004:vi). Ia berhasil menuliskan sesuatu yang akan menjadi

kenyataan di masa mendatang, seperti petualangan si penjelajah, petualangan para

penemu, petualangan perang galaksi yang menjadi legenda bagi orang dewasa dan

dongeng yang menakjubkan bagi anak-anak (Beaumarchais 2001:204).

Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours merupakan novel karya Jules

Verne yang banyak dikenal. Novel tersebut bercerita tentang kisah petualangan

mengelilingi dunia dalam 80 hari yang dibuat dan berlatar waktu pada tahun 1872.

Cerita bermula dari sebuah surat kabar yang memberitakan bahwa perjalanan

mengelilingi dunia pada saat itu dapat dilakukan untuk pertama kalinya dalam

waktu 80 hari. Sang tokoh utama, Phileas Fogg sangat yakin dapat membuktikan

hal tersebut dengan mengikuti rencana perjalanan yang dikeluarkan oleh surat

kabar. Namun sebaliknya, rekan-rekan Fogg dari Reform Club merasa tidak yakin

dan bertaruh atas rencana perjalanan tersebut. Ditemani oleh pelayan barunya

Page 37: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

5

yang setia yaitu Passepartout, Fogg berangkat melakukan perjalanan mengelilingi

dunia dengan banyak petualangan yang terjadi di dalamnya.

Novel Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours terbit pertama kali pada

tahun 1873 dan telah seringkali diadaptasi dalam berbagai bentuk, seperti film

layar lebar, televisi, teater maupun animasi. Tercatat sebanyak dua kali karya

tersebut telah diangkat ke layar lebar. Pertama, dirilis pada tahun 1956 dengan

judul film Around the World in Eighty Days, dibintangi oleh David Niven dan

Cantinflas, film ini memenangkan lima Piala Oscar dari delapan nominasi. Lantas

yang kedua, pada tahun 2004 ada sebuah gubahan baru lagi Around the World in

80 Days dengan bintang utama Jackie Chan sebagai Passepartout dan Steve

Coogan sebagai Fogg. Pada tahun 1989 ada sebuah serial mini di TV yang

dibintangi antara lain oleh Pierce Brosnan sebagai Fogg, Eric Idle sebagai

Passepartout, dan Peter Ustinov sebagai Fix. BBC bersama dengan Michael Palin

membuat acara Michael Palin: Around the World in 80 Days yang mengikuti rute

dalam buku secara persis. Animasi Around the World in 80 days juga dibuat pada

tahun 1972 oleh studio Kanada Rankin-Bass yang bekerja sama dengan Mushi

dari Jepang sebagai bagian dari serial Festival of Family Classics. Begitu pula

serial kartun satu musim berjudulkan Around the World in 80 days dibuat pada

tahun 1972 oleh Air Programs International dari Australia

(http://id.wikipedia.org/wiki/Mengelilingi_Dunia_Dalam_80_Hari diunduh pada

tanggal 30 Januari 2014 pukul 14.35 WIB ).

Terkait dengan terjemahan, novel Le Tour du Monde en Quatre-Vingts

Jours sudah dua kali diterjemahkan di Indonesia. Pertama, pada tahun 1922 novel

Page 38: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

6

tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu oleh R. Moesa Sasradhimedja

dengan judul "Mengelilingi Dunia Dalam 80 Hari" dan diterbitkan oleh Balai

Pustaka(http://id.wikipedia.org/wiki/Mengelilingi_Dunia_Dalam_80_Haridiunduh

pada tanggal 30 Januari 2014 pukul 14.35 WIB).

Sedangkan kedua pada tahun 2008 novel tersebut baru diterjemahkan ke

dalam bahasa Indonesia oleh Rahmani Astuti dengan judul “80 Hari Keliling

Dunia” dan diterbitkan oleh Serambi. Adapun penerjemahan Le Tour du Monde

en Quatre-Vingts Jours dalam bahasa Indonesia dilakukan tidak secara langsung

dari karya asli bahasa Perancis, melainkan melalui karya terjemahan bahasa

Inggris yang berjudul Around the World in Eighty Days. Peneliti akan

menggunakan terjemahan terjemahan Rahmani Astuti dalam menginterpretasikan

makna yang terkandung dalam Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours.

Strukturalisme Genetik dipilih sebagai teori dalam penelitian ini. Penelitian-

penelitian menggunakan stukturalisme dianggap hanya menitikberatkan pada

unsur-unsur intrinsik saja tanpa memperhatikan unsur-unsur ekstrinsik karya

sastra. Karya sastra dianggap lepas dari konteks sosialnya. Namun seorang filsuf

dan sosiolog Rumania-Perancis, Lucien Goldmann mengembangkan sebuah teori.

Teori yang berada di bawah payung sosiologi sastra yang kita kenal dengan

Strukturalisme Genetik. Strukturalisme Genetik berfokus pada latar belakang

sejarah terciptanya karya sastra dengan memandang karya sastra dari dua sudut

yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Strukturalisme Genetik percaya bahwa karya sastra

merupakan sebuah struktur. Akan tetapi, struktur itu bukanlah sesuatu yang statis,

melainkan produk dari proses sejarah yang terus berlangsung, proses strukturasi

Page 39: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

7

dan destrukturasi yang hidup dan dihayati oleh masyarakat karya sastra yang

bersangkutan (Faruk 2012:56).

Sastra dan masyarakat memiliki hubungan yang mesti dimediasi melalui

pemikiran, gagasan, dan ideologi pengarang yang disebut sebagai pandangan

dunia. Pada dasarnya pengarang akan menyarankan suatu pandangan dunia yang

kolektif. Strukturalisme Genetik dianggap mampu merekonstruksikan pandangan

dunia pengarang yang merupakan bagian kolektif dari masyarakatnya. Pandangan

tersebut bukanlah realitas, melainkan sebuah refleksi yang diungkapkan secara

imajinatif. Goldmann menyatakan bahwa karya sastra merupakan ekspresi

pandangan dunia secara imajiner (Faruk 2012:71). Dengan begitu, hubungan

keduannya bukan semata-mata hubungan material, tetapi dalam kerangka peran

sastra sebagai dokumen dan media komunikasi sosial.

Menurut Goldmann ada lima konsep Strukturalisme Genetik, yaitu fakta

kemanusiaan, subjek kolektif, pandangan dunia, struktur karya sastra dan

dialektika. Peneliti mengawali penelitian dengan mengkaji struktur karya sastra,

kemudian dilanjutkan dengan mengkaji fakta kemanusiaan, subjek kolektif,

dialektika, dan pandangan dunia dalam novel Le Tour du Monde en Quatre-Vingts

Jours.

Hingga saat ini, tercatat sudah banyak penelitian yang menggunakan

pendekatan Strukturalisme Genetik. Salah satu diantaranya adalah skripsi berjudul

“Analisis Strukturalisme Genetik dalam Roman Germinal karya Emile Zola” oleh

Agung Wijayanto guna memperoleh gelar Sarjana Sastra di Program Studi Sastra

Prancis, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang 2010. Penelitian

Page 40: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

8

tersebut mendeskripsikan struktur karya sastra, fakta kemanusiaan, subjek

kolektif, pandangan dunia pengarang, dan proses dialektika yang terdapat dalam

roman Germinal karya Emile Zola.

Selain itu peneliti melakukan tinjauan pustaka terhadap penelitian lain guna

memperkaya referensi penelitian. Sebuah tesis berjudul “20000 Mil di Bawah

Lautan sebagai Tanggapan Pembaca Indonesia terhadap Vingt Mille Lieues sous

les mers karya Jules Verne: Tinjauan Resepsi” yang diajukan oleh Niken

Herminningsih sebagai persyaratan mencapai gelar S2 Bidang Ilmu-Ilmu

Humaniora, Program Studi Ilmu Sastra, Universitas Gajah Mada Yogyakarta

2006. Penelitian tersebut menganalisis tanggapan pembaca Indonesia terhadap

Vingt Mille Lieues sous les mers karya Jules Verne menjadi 20000 Mil di Bawah

Lautan oleh Nh. Dini sebagai bentuk resepsi terjemahan dengan memanfaatkan

teori resepsi dan teori terjemahan dalam sastra sebagai bentuk transformasi dari

segi konvensi bahasa, konvensi budaya, dan konvensi sastra.

Penelitian atas novel Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours pernah

dilakukan oleh Ika Putri Novitawati sebagai bahan skripsi berjudul “Modalitas

pada Roman Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours karya Jules Verne”

sebagai persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi

Pendidikan Bahasa Prancis, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri

Yogyakarta 2012. Penelitian tersebut mendeskripsikan klasifikasi modalitas,

bentuk-bentuk modalitas, serta makna modalitas dalam roman Le Tour du Monde

en Quatre-Vingts Jours karya Jules Verne.

Page 41: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

9

Dengan demikian, penelitian berjudul “Pandangan Dunia dalam novel Le

Tour du Monde en Quatre-vingts Jours karya Jules Verne: Kajian Strukturalisme

Genetik Lucien Goldmann” ini belum pernah dilakukan sebelumnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

Bagaimanakah struktur karya sastra, fakta kemanusiaan, subjek kolektif,

dialektika dan terutama pandangan dunia dalam novel Le Tour du Monde en

Quatre-Vingts Jours dikaji melalui teori Strukturalisme Genetik Lucien

Goldmann?

1.3 Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah

mendeskripsikan struktur karya sastra, fakta kemanusiaan, subjek kolektif,

dialektika, dan pandangan dunia dalam novel Le Tour du Monde en Quatre-Vingts

Jours.

1.4 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua manfaat penelitian, yaitu manfaat teoritis

dan manfaat praktis. Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk:

1. Menambah pengetahuan pembaca mengenai teori Strukturalisme Genetik

Lucien Goldmann dalam kaitannya dengan dunia sastra.

2. Menambah pengetahuan pembaca tentang kesusastraan Prancis dalam

kaitannya dengan novel Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours karya

Jules Verne.

Page 42: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

10

Adapun secara praktis, manfaat penelitian ini adalah:

1. Memberikan ide bagi mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Asing untuk

menganalisis karya sastra lain dengan menggunakan kajian Strukturalisme

Genetik.

2. Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dan perbandingan untuk penelitian-

penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan kajian Strukturalisme

Genetik.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk lebih memudahkan dalam penyusunan skripsi ini, peneliti membuat

sistematika pembahasan sebagai berikut :

BAB 1 berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat

Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB 2 berisi Landasan Teori yang digunakan sebagai pedoman penelitian ini

yaitu Strukturalisme Genetik Lucien Goldmann.

BAB 3 berisi pembahasan Metodologi Penelitian yang meliputi: Pendekatan

Penelitian, Objek Penelitian, Sumber Data, Metode dan Teknik Analisis

Data.

BAB 4 berisi Analisis terhadap novel Le Tour du Monde en Quatre-Vingts

Jours melalui kajian Strukturalisme Genetik Lucien Goldmann,

terutama pandangan dunia Jules Verne sebagai pengarang dalam novel

Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours.

BAB 5 berisi Penutup, yaitu berupa Simpulan dan Saran.

Kelima Bab ini dilengkapi dengan Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran.

Page 43: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

11

BAB 2

LANDASAN TEORI

Fokkema dan Kunne-Ibsch dalam Ratna (2008:2) menyatakan bahwa

penelitian terhadap karya sastra pada umumnya memanfaatkan teori-teori yang

sudah ada. Teori tersebut disebut sebagai teori formal, karena secara formal sudah

ada sebelumnya. Strukturalisme adalah sebuah teori yang telah ada sejak zaman

Aristoteles, tetapi secara terus-menerus diperbaharui sepanjang sejarahnya, dan

memperoleh bentuknya yang lebih sempurna awal abad ke-20. Selama hampir

satu abad, sejak awal abad ke-20 hingga sekarang, tak terhitung jumlah penelitian

dengan memanfaatkan teori yang sama, yaitu Strukturalisme. Aspek-aspek

pembaruannya, baik disadari atau tidak terletak dalam memodifikasikan teori

tersebut yang disesuaikan dengan hakikat objeknya. Strukturalisme Genetik

(Goldmann), Semiotika (Saussure, Pierce), Resepsi (Jauss, Riffaterre, Culler),

Interteks (Kristeva), Dekonstruksi (Derrida), dan Postrukturalisme pada umumnya

(Genette, Chatman, Bakhtin, White, Barthes, Eco, Foucault, Lyotard, Baudillard,

dan sebagainya), merupakan sejumlah teori utama atas dasar pemahaman unsur-

unsur (Ratna 2008:5).

2.1 Strukturalisme Genetik dalam Sastra

Strukturalisme Genetik adalah sebuah teori yang dikembangkan oleh

Lucien Goldmann, seorang filsuf dan sosiolog Rumania-Prancis (Ratna

2008:121). Teori tersebut dimunculkan atas reaksi terhadap stagnasi teori

Strukturalisme yang hanya menganalisis karya sastra dari unsur intristiknya saja.

Strukturalisme dianggap meninggalkan satu aspek penting dalam proses lahirnya

Page 44: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

12

suatu karya, yaitu manusia. Manusia sebagai subjek kreator menjadi satu sisi di

luar karya yang penting. Pemahaman yang maksimal terhadap suatu karya akan

tercapai manakala sisi historis (pengarang dan kenyataan sejarah saat karya sastra

diciptakan) dapat diketahui.

Atas dasar kondisi itulah, dengan tetap berlandaskan pada teori

Strukturalisme, Goldmann memunculkan teori Strukturalisme Genetik. Artinya, ia

percaya bahwa karya sastra merupakan sebuah struktur. Akan tetapi, struktur itu

bukanlah sesuatu yang statis, melainkan merupakan produk dari proses sejarah

yang terus berlangsung, proses strukturasi dan destrukturasi yang hidup dan

dihayati oleh masyarakat asal karya sastra yang bersangkutan (Faruk 2012:56).

Dengan demikian secara definitif Strukturalisme Genetik adalah analisis struktur

yang memberikan perhatian terhadap asal usul karya.

Ada lima konsep dalam Strukturalisme Genetik menurut Goldmann, yaitu

struktur karya sastra, fakta kemanusiaan, subjek kolektif, dialektika, dan

pandangan dunia. Berikut penjelasan dari konsep-konsep tersebut:

2.1.1 Struktur Karya Sastra

Dalam konteks Strukturalisme Genetik, konsep struktur karya sastra

berbeda dari konsep struktur yang umum dikenal. Dalam esainya yang berjudul

“The Epistemology of Sociology” (1981) Goldmann mengemukakan dua pendapat

mengenai karya sastra pada umumnya. Pertama, bahwa karya sastra merupakan

ekspresi pandangan dunia secara imajiner. Kedua, bahwa dalam usaha

mengekspresikan pandangan dunia itu, pengarang menciptakan semesta tokoh-

tokoh, objek-objek, dan relasi-relasi secara imajiner. Dengan berpegang pada hal

Page 45: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

13

itu, Goldmann telah mempunyai konsep struktur yang tematik. Pusat perhatiannya

adalah relasi antara tokoh dengan tokoh dan tokoh dengan objek yang ada di

sekitarnya. Oleh karena itu, karya sastra mempunyai struktur yang koheren dan

terpadu (Faruk 2012:71).

Struktur karya sastra, dalam hal ini novel tetap menjadi sesuatu yang

penting. Struktur novel merupakan hal pokok yang harus diketahui dan dianalisis

terlebih dahulu sebelum menganalisis pandangan dunia pengarang. Analisis

struktural merupakan prioritas lain sebelum yang lainnya karena tanpa itu

kebulatan makna intrinsik tidak akan tertangkap (Teeuw 1983:61).

Struktur novel adalah hal-hal pokok dalam novel yang meliputi unsur-unsur

intrinsiknya. Unsur-unsur intrinsik tersebut adalah unsur-unsur yang (secara

langsung) turut serta membangun cerita, yaitu meliputi: cerita, peristiwa, plot,

penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan

sebagainya (Nurgiyantoro 2009:23). Untuk mengkaji unsur intrinsik, peneliti

membatasi pada unsur tema, tokoh dan penokohan, alur/plot, latar, dan sudut

pandang penceritaan.

2.1.1.1 Tema

Tema menurut Schmitt dan Viala (1982) merupakan isotopi kompleks

yang disusun dari beberapa motif di mana motif merupakan isotopi sederhana

dalam unsur-unsur pembentuk cerita. Isotopi adalah suatu bagian dalam

pemahaman yang memungkinkan pesan apapun untuk dipahami sebagai suatu

perlambangan yang utuh (Luxemburg 1984:195).

Page 46: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

14

Tema dalam sebuah novel adalah gagasan pokok cerita yang diangkat oleh

pengarang. Tema tersebut bersifat luas dan abstrak karena dapat menyangkut

segala persoalan di kehidupan. Peneliti meyakini bahwa tema dari sebuah novel

dapat diketahui melalui penggolongan jenis novel itu sendiri.

Goldmann yang mendasarkan diri pada teori Lukacs membagi novel

menjadi tiga jenis, yaitu: a) idealisme abstrak, b) romantisme keputusasaan, dan c)

novel-novel pendidikan (Faruk 2012: 75). Novel jenis pertama disebut idealisme

abstrak karena dua hal. Pertama, dengan menampilkan tokoh yang masih ingin

bersatu dengan dunia, novel itu masih memperlihatkan suatu idealisme. Akan

tetapi, karena persepsi tokoh itu tentang dunia bersifat subjektif, didasarkan pada

kesadaran yang sempit, idealismenya menjadi abstrak (Lukacs dalam Faruk

2012:75). Peneliti mencoba memberi contoh novel petualangan yang serupa

dengan cerita Tintin termasuk ke dalam kategori yang demikian. Petualang

semacam Tintin semata-mata mengandalkan dirinya sendiri, mampu mengalahkan

sebuah negara menunjukkan persepsi yang sempit mengenai dunia, persepsi

bahwa dunia mungkin hanya selebar “daun kelor” sehingga mudah ditaklukan dan

dengan demikian diasimilasi ke dalam diri.

Lain halnya dengan novel jenis kedua, yang menampilkan kesadaran hero

(tokoh utama) yang terlampau luas. Kesadarannya lebih luas daripada dunia

sehingga menjadi berdiri sendiri dan terpisah dari dunia. Itulah sebabnya, sang

hero (tokoh utama) cenderung pasif dan cerita berkembang menjadi analisis

psikologis semata-mata. Novel Stasiun atau novel-novel surealistik atau

psikoanalitik bisa dimasukkan ke dalam jenis novel kedua ini (Faruk 2012: 75).

Page 47: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

15

Di dalam novel yang semacam ini dunia menjadi sangat luas tak terjangkau

sehingga sang tokoh cukup hidup dalam dunianya sendiri.

Novel pendidikan berada di antara kedua jenis tersebut. Dalam novel jenis

ketiga ini, sang hero (tokoh utama) di satu pihak mempunyai interioritas, tetapi di

lain pihak juga ingin bersatu dengan dunia. Interioritas (identifikasi) adalah sejauh

mana subjek mengetahui objek sesuai dengan kadar pengetahuannya (Hadi

1994:45). Karena ada interaksi antara dirinya dengan dunia, hero (tokoh utama)

itu mengalami kegagalan. Tetapi ia mempunyai interioritas, sehingga ia

menyadari sebab kegagalan itu. Oleh Lucaks novel pendidikan ini disebut sebagai

“kematangan yang jantan”; Bumi Manusia karya Pramoedya merupakan contoh

yang baik bagi jenis novel ini (Faruk 2012: 76).

2.1.1.2 Tokoh dan Penokohan

Tokoh merupakan pelaku dalam cerita. Tokoh cerita menurut Abrams

(1981:20) adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau

drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan

tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam

tindakan.

Nurgiyantoro (2009: 176) membedakan tokoh dilihat dari segi peranan

atau tingkat pentingnya dalam cerita sebagai tokoh utama dan tokoh tambahan.

Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam sebuah cerita

dan menentukan perkembangan alur secara keseluruhan, sedangkan tokoh

tambahan adalah tokoh yang pemunculannya lebih sedikit, tidak sebanyak tokoh

utama. Tokoh tersebut melengkapi, melayani dan mendukung tokoh utama.

Page 48: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

16

Terdapat perbedaan antara tokoh dan penokohan. Istilah tokoh menunjuk

pada orang atau pelaku cerita sedangkan penokohan lebih menunjuk pada kualitas

pribadi tokoh seperti sifat, karakter, dan sikap. Penokohan dan karakterisasi

menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu

dalam sebuah cerita (Nurgyantoro 2009: 164-165). Mengetahui karakter tokoh

dalam suatu cerita, dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pelukisan tokoh

baik secara langsung maupun tidak langsung. Karakter tokoh tersebut dapat

ditemukan di dalam teks cerita baik melalui perkataan, tindakan, ciri-ciri fisik,

psikologis, maupun sosial tokoh.

2.1.1.3 Alur/Plot

Alur merupakan rangkaian peristiwa yang saling berhubungan berdasarkan

sebab akibat (Forster 1979:72). Schmitt dan Viala (1982:180) menyatakan alur

atau sekuen merupakan rangkaian peristiwa pada suatu cerita yang terjalin secara

beruntun dengan memperhatikan hubungan sebab akibat sehingga merupakan satu

kesatuan yang padu, bulat, dan utuh. Alur berperan penting dalam novel, sebab

tanpa alur maka dapat dipastikan sebuah cerita akan gagal merunut waktu. Alur

yang baik yaitu merunut waktu, akan membuat pembaca mudah dalam memahami

sebuah cerita.

Terdapat beberapa penggolongan alur dalam cerita, diantaranya adalah: a)

Alur maju, yaitu alur atau jalan cerita yang disusun berdasarkan urutan waktu

(naratif) dan urutan peristiwa (kronologis), b) Alur mundur, yaitu alur atau jalan

cerita yang mengembalikan cerita ke masa atau waktu sebelumnya, c) Alur

campuran (flashback), yaitu perpaduan antara alur maju dan alur mundur. Cerita

Page 49: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

17

bergerak dari bagian tengah, menuju ke awal, dilanjutkan ke akhir cerita

(http://www.academia.edu/5972916/pelajar_Unsur_Intrinsik_dan_Ekstrinsik_No

vel, diunduh pada tanggal 1 Februari 2014 pukul 15.00 WIB).

Selain itu alur dalam cerita memiliki beberapa tahapan yaitu: a) Tahap

pengenalan, tahap ini dimunculkan dalam sebuah cerita dengan mengenalkan

tokoh, situasi, latar, waktu, dan sebagainya, b) Tahap peristiwa, yaitu tahap

dimunculkannya suatu peristiwa sebagai penggerak cerita, c) Tahap muncul

konflik, tahap dimunculkannya permasalahan yang menimbulkan pertentangan

dan ketegangan antar tokoh, d) Tahap konflik memuncak, tahap

permasalahan/ketegangan berada pada titik paling atas (puncak), e) Tahap

penyelesaian, tahap permasalahan mulai ada penyelesaian (jalan keluar) menuju

ke akhir cerita (http://www.academia.edu/5972916/pelajar_Unsur_Intrinsik_dan_

Ekstrinsik_Novel, diunduh pada tanggal 1 Februari 2014 pukul 15.00 WIB).

2.1.1.4 Latar

Latar merupakan tempat di mana sebuah potongan cerita berlangsung.

Latar dalam sebuah cerita dapat dibedakan menjadi latar tempat, latar waktu, dan

latar sosial. Latar tempat adalah hal yang berhubungan dengan geografis, tempat

peristiwa terjadi dalam karya. Sedangkan latar waktu adalah hal yang

berhubungan dengan historis, saat peristiwa terjadi dalam karya. Menurut Genette

dalam Nurgyantoro (2009:231) latar waktu memiliki makna ganda, yaitu mengacu

pada waktu penulisan cerita dan urutan waktu kejadian yang dikisahkan dalam

cerita. Selanjutnya latar sosial adalah hal yang berhubungan dengan kehidupan

sosial tokoh dalam cerita. Latar sosial berkaitan dengan kebiasaan hidup, adat

Page 50: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

18

istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir dan bersikap yang

tercermin dalam kehidupan masyarakat yang kompleks (Nurgyantoro 2009:233).

2.1.1.5 Sudut Pandang Penceritaan

Sudut pandang merupakan cara pandang pengarang dalam menempatkan

dirinya saat bercerita. Terdapat empat teknik penyampaian sudut pandang

menurut Schmitt dan Viala (1982: 55-59), yaitu: a) Teknik sudut pandang dari

luar yaitu sudut pandang dari seorang pengamat peristiwa di luar tokoh yang

terdapat dalam cerita, b) Teknik sudut pandang dari dalam yaitu sudut pandang

dari tokoh dalam cerita, baik melalui subjek orang pertama maupun orang ketiga,

c) Teknik sudut pandang maha tahu yaitu sudut pandang dari seorang narator yang

mengetahui segala tindakan, pikiran, dan perasaan para tokoh sehingga dapat

menceritakan berbagai tindakan dalam waktu dan tempat yang berbeda dengan

bebas, d) Teknik sudut pandang campuran yaitu teknik sudut pandang yang

menggabungkan teknik sudut pandang dari luar, dalam, dan maha tahu.

2.1.2 Fakta Kemanusiaan

Fakta kemanusiaan adalah segala hasil aktivitas atau perilaku manusia baik

yang verbal maupun yang fisik, yang berusaha dipahami oleh ilmu pengetahuan.

Fakta itu dapat berwujud aktivitas sosial tertentu seperti sumbangan bencana

alam, aktivitas politik tertentu seperti pemilu, maupun kreasi kultural seperti

filsafat, seni rupa, seni musik, seni patung, dan seni sastra (Faruk 2012:57).

Fakta kemanusiaan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fakta

individual dan fakta sosial. Fakta individual merupakan hasil dari perilaku

libidinal seperti mimpi, tingkah laku, dan sebagainya, sedangkan fakta sosial

Page 51: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

19

merupakan fakta yang mempunyai dampak dalam hubungan sosial, ekonomi,

maupun politik antar anggota masyarakat. Fakta sosial mempunyai peranan dalam

sejarah, sedangkan fakta individual tidak memilki hal itu (Faruk 2012:57).

Fakta-fakta kemanusiaan tumbuh sebagai respons dari subjek kolektif

maupun individual terhadap situasi dan kondisi yang ada di dalam diri dan di

sekitarnya. Dengan kata lain, fakta-fakta itu merupakan hasil usaha manusia untuk

mencapai keseimbangan yang lebih baik dalam hubungannya dengan dunia

sekitarnya (Faruk 2012:58).

2.1.3 Subjek Kolektif

Subjek kolektif disebut juga subjek transindividual adalah subjek yang

berparadigma dengan fakta sosial (historis). Revolusi sosial, politik, ekonomi, dan

karya-karya kultural yang besar, merupakan fakta sosial (historis) (Faruk

2012:63). Individu dengan dorongan libidonya tidak akan mampu

menciptakannya. Yang dapat menciptakannya hanya subjek transindividual

(Goldmann dalam Faruk 2012:63). Subjek transindividual adalah subjek yang

mengatasi individu, yang di dalamnya individu hanyalah merupakan bagian.

Subjek transindividual bukanlah kumpulan individu-individu yang berdiri sendiri-

sendiri, melainkan merupakan satu kesatuan, satu kolektivitas.

Subjek kolektif atau transindividual merupakan konsep yang masih sangat

kabur. Subjek itu dapat berupa kelompok kekerabatan, kelompok sekerja,

kelompok teritorial, dan sebagainya. Untuk memperjelasnya, Goldmann

menspesifikasikannya sebagai kelas sosial dalam pengertian marxis sebab baginya

kelompok itulah yang terbukti dalam sejarah sebagai kelompok yang telah

Page 52: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

20

menciptakan suatu pandangan yang lengkap dan menyeluruh mengenai kehidupan

dan yang telah mempengaruhi perkembangan sejarah umat manusia sebagaimana

yang terbukti dari perkembangan tata kehidupan masyarakat primitif yang

komunal ke masyarakat feodal, kapitalis, dan kemudian sosialis (Faruk 2012:63).

2.1.4 Dialektika

Di dalam perspektif Strukturalisme Genetik, karya sastra merupakan

sebuah struktur koheren yang memiliki makna. Untuk memahami makna itu

Goldmann mengembangkan sebuah metode yang bernama metode dialektik.

Metode dialektik sesungguhnya tidak berasal dari Goldmann sendiri.

Metode itu telah ada jauh sebelumnya dan dikenal dalam masyarakat ilmu

pengetahuan sebagai metode lingkaran hermeneutik atau ideologi Jerman (Seung

dalam Faruk 2012:78). Prinsip dasar dari metode dialektik adalah pengetahuan

mengenai fakta-fakta kemanusiaan yang akan tetap abstrak apabila tidak dibuat

konkret dengan mengintegrasikannya ke dalam keseluruhan. Sehubungan dengan

itu, Goldmann mengembangkan dua pasangan konsep dalam metode dialektik

yaitu “keseluruhan-bagian” dan “pemahaman-penjelasan” (Faruk 2012:77).

Setiap fakta atau gagasan individual akan berarti jika ditempatkan dalam

keseluruhan, demikian juga keseluruhan hanya dapat dipahami dengan

menggunakan fakta-fakta parsial yang membangun keseluruhan itu. Karena

keseluruhan tidak dapat dipahami tanpa bagian, dan bagian juga tidak dapat

dimengerti tanpa keseluruhan, proses pencapaian pengetahuan dengan metode

dialektik menjadi semacam gerak yang melingkar secara terus-menerus, tanpa

diketahui tempat atau titik yang menjadi pangkal atau ujungnya (Faruk 2012:77-

Page 53: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

21

78). Sudut pandang dialektik memandang bahwa tidak ada titik awal yang secara

mutlak sahih dan tidak ada persoalan yang secara final pasti terpecahkan

(Goldmann dalam Faruk 2012:77).

Goldmann dalam Faruk (2012: 79) menjelaskan yang dimaksud dengan

pemahaman adalah usaha pendeskripsian struktur objek yang dipelajari,

sedangkan penjelasan adalah usaha menggabungkannya ke dalam struktur yang

lebih besar. Dengan kata lain, pemahaman adalah usaha untuk mengerti identitas

bagian, sedangkan penjelasan adalah usaha untuk mengerti makna bagian itu

dengan menempatkannya dalam keseluruhan yang lebih besar.

Menurut Goldmann dalam (Faruk 2012:79) teknik pelaksanaan metode

dialektik itu berlangsung sebagai berikut. Pertama, peneliti membangun sebuah

model yang dianggapnya memberikan tingkat probabilitas tertentu atas dasar

bagian. Kedua, ia melakukan pengecekan terhadap model itu dengan

membandingkannya dengan keseluruhan dengan cara menentukan: (1) sejauh

mana setiap unit yang dianalisis tergabungkan dalam hipotesis yang menyeluruh;

(2) daftar elemen-elemen dan hubungan-hubungan baru yang tidak diperlengkapi

dalam model semula; (3) frekuensi elemen-elemen dan hubungan-hubungan yang

diperlengkapi dalam model yang sudah dicek itu.

Untuk mempermudah pemahaman, adapun penjelasan lebih lanjut oleh

Ratna (2008:52-53) tentang metode dialektika sebagai berikut:

Metode dialektika digunakan dengan sangat berhasil oleh Goldmann dalam

strukturalisme genetik. Secara teoritis setiap fakta sastra dapat dianggap

sebagai tesis, kemudian diadakan negasi. Dengan adanya pengingkaran

maka tesis dan antitesis seolah-olah hilang atau berubah menjadi kualitas

fakta yang lebih tinggi, yaitu sintesis itu sendiri. Sintesis kemudian menjadi

tesis kembali, demikian seterusnya, sehingga proses pemahaman terjadi

Page 54: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

22

secara terus-menerus. Oleh karena itulah, proses pemahamannya sama

dengan hermeneutika, dalam bentuk spiral, bukan garis lurus.

Hegel yang merupakan filsuf idealis Jerman mengungkapkan pula bahwa

tidak ada satu kebenaran yang absolut karena berlaku hukum dialektik, yang

absolut hanyalah semangat revolusionernya (perubahan/pertentangan atas tesis

oleh anti-tesis menjadi sintesis) (http://id.wikipedia.org/wiki/Dialektik diunduh

pada tanggal 30 Januari 2014 pukul 14.55 WIB).

2.1.5 Pandangan Dunia

Dibandingkan dengan tradisi sosiologi sastra marxis yang ada sebelumnya,

Strukturalisme Genetik Goldmann memperlihatkan kemajuan dalam dua hal.

Pertama, teori tersebut tidak menempatkan karya sastra sebagai cermin pasif

belaka dari struktur sosial, melainkan memperhatikan pula struktur karya sastra itu

sendiri sebagai teks yang koheren dan terpadu. Kedua, teori Goldmann itu

memperlihatkan kecenderungan untuk tidak menghubungkan secara langsung

struktur sosial dengan karya sastra, melainkan melalui mediasi pandangan dunia

pengarang. Pandangan dunialah yang menjadi sumber koherensi antara struktur

karya sastra dengan struktur sosial.

Pandangan dunia merupakan masalah pokok dalam Strukturalisme Genetik.

Identifikasi pandangan dunia dianggap sebagai salah satu ciri keberhasilan suatu

karya (Ratna 2008:125-126). Adapun yang dimaksud dengan pandangan dunia itu

sendiri, tidak lain daripada kompleks menyeluruh dari gagasan-gagasan, aspirasi-

asprasi, dan perasaan-perasaan, yang menghubungkan secara bersama-sama

anggota-anggota suatu kelompok sosial tertentu dan yang mempertentangkannya

dengan kelompok-kelompok sosial yang lain (Goldmann dalam Faruk 2012:65-

Page 55: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

23

66). Mengetahui pandangan dunia suatu kelompok tertentu berarti mengetahui

kecenderungan suatu masyarakat, sistem ideologi yang mendasari perilaku sosial

sehari-hari (Ratna 2008:126).

Pandangan dunia sebagaimana dimaksudkan dalam karya sastra, seperti

telah diuraikan di atas, khususnya menurut visi Strukturalisme Genetik berfungsi

untuk menunjukkan kecenderungan kolektivitas tertentu (Ratna 2008:126).

Mengetahui pandangan dunia suatu kelompok tertentu berarti mengetahui

kecenderungan suatu masyarakat, sistem ideologi yang mendasari perilaku sosial

sehari-hari (Ratna 2008:126).

Sebagai suatu kesadaran kolektif, pandangan dunia berkembang sebagai

hasil dari situasi sosial dan ekonomik tertentu yang dihadapi oleh subjek kolektif

yang memilikinya (Goldmann dalam Faruk 2012:67). Karena merupakan produk

interaksi antara subjek kolektif dengan situasi sekitarnya, pandangan dunia tidak

lahir dengan tiba-tiba. Transformasi mentalitas yang lama secara perlahan-lahan

dan bertahap diperlukan demi terbangunnya mentalitas yang baru dan teratasinya

mentalitas yang lama itu (Goldmann dalam Faruk 2012:67).

Dengan demikian, dari berbagai pernyataan di atas dapat disimpulkan

bahwa Strukturalisme Genetik mengukuhkan adanya hubungan antara sastra dan

masyarakat melalui mediasi pandangan dunia atau ideologi yang diungkapkan

pengarang. Teori tersebut telah teruji dan memiliki beberapa konsep yang tidak

dimiliki teori sosial lain, seperti fakta kemanusiaan, subjek kolektif, dan

pandangan dunia.

Page 56: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

24

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi pembahasan Metodologi Penelitian yang meliputi: Pendekatan

Penelitian, Objek Penelitian, Sumber Data, Metode dan Teknik Analisis Data.

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

Strukturalisme Genetik. Pendekatan Strukturalisme Genetik dikembangkan atas

dasar penolakan terhadap analisis strukturalisme murni yang hanya menganalisis

karya sastra dari unsur intristiknya saja. Strukturalisme Genetik sekaligus

memberikan perhatian pada hal-hal di luar karya sastra seperti kondisi sosial yang

mempengaruhi lahirnya karya sastra. Pemahaman karya sastra yang didasarkan

atas pendekatan Strukturalisme Genetik tidak mungkin dilakukan tanpa

mempertimbangkan faktor-faktor sosial yang melahirkannya, sebab faktor-faktor

tersebut memberi kepaduan pada struktur karya sastra (Goldmann 1970:585).

Terdapat hubungan homologi (kesamaan) antara struktur karya sastra

dengan struktur sosial yang melahirkannya. Akan tetapi, hubungan homologi

(kesamaan) tersebut, menurut Strukturalisme Genetik, tidaklah bersifat langsung,

melainkan dimediasi oleh apa yang disebut dengan ideologi atau pandangan dunia

pengarang. Pandangan dunia itulah yang pada gilirannya berhubungan langsung

dengan struktur masyarakat.

Adapun yang dimaksud dengan pandangan dunia itu sendiri, tidak lain

daripada kompleks menyeluruh dari gagasan-gagasan, aspirasi-asprasi, dan

perasaan-perasaan, yang menghubungkan secara bersama-sama anggota-anggota

Page 57: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

25

suatu kelompok sosial tertentu dan yang mempertentangkannya dengan

kelompok-kelompok sosial yang lain (Goldmann dalam Faruk 2012:65-66).

Kondisi struktural masyarakat dapat membuat suatu kelas yang ada dalam posisi

tertentu dalam masyarakat itu membuahkan dan mengembangkan suatu

pandangan dunia yang khas (Faruk 2012:65). Pendekatan Strukturalisme Genetik

inilah yang dianggap sebagai satu-satunya pendekatan yang mampu

merekonstruksikan pandangan dunia pengarang.

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian ini terdiri atas dua bagian, yaitu objek material dan objek

formal. Objek material adalah objek yang dijadikan sasaran untuk menyelidiki

suatu ilmu, sedangkan objek formal adalah sudut pandang subjek menelaah objek

materialnya (www.one.indoskripsi.com diunduh pada tanggal 30 Januari 2014

pukul 14.15 WIB).

Objek material dalam penelitian sastra dapat meliputi karya-karya sastra itu

sendiri, yakni novel, teks drama, puisi, karya-karya epos kuno, hingga esai.

Sedangkan objek formal dalam penelitian sastra dipandang sebagai unit analisis

atau kajian yang digunakan untuk membedah karya sastra.

Objek material dalam penelitian ini adalah novel Le Tour du Monde en

Quatre-Vingts Jours karya Jules Verne dan objek formal dalam penelitian ini

adalah teori Strukturalisme Genetik Lucien Goldmann.

3.3 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua bagian, yaitu data

primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung

Page 58: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

26

dalam penelitian ini yaitu novel Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours karya

Jules Verne.

Sedangkan data sekunder adalah data yang diperlukan untuk mendukung

hasil penelitian ini yang berasal dari literatur, artikel, dan berbagai sumber yang

berhubungan dengan masalah penelitian termasuk teori Strukturalisme Genetik

Lucien Goldmann.

3.4 Metode dan Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

analitik. Metode deskriptif analitik dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-

fakta yang kemudian dilanjutkan dengan analisis (Ratna 2008:53).

Adapun teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

isi. Dasar dari pelaksanaan analisis isi adalah penafsiran dan memberikan

perhatian pada isi pesan. Isi dalam analisis isi terdiri atas dua macam, yaitu isi

laten dan isi komunikasi. Isi laten adalah isi sebagaimana dimaksudkan oleh

penulis, sedangkan isi komunikasi adalah isi sebagaimana terwujud dalam

hubungan naskah dengan pembaca (Ratna 2008:48).

Terkait dengan penjelasan di atas, peneliti melakukan analisis data dengan

cara mencari fakta-fakta yang terdapat dalam karya sastra kemudian

menganalisisnya dengan memberi penjelasan lebih lanjut sehingga dapat dengan

mudah dipahami. Adapun penjelasan tentang isi komunikasi, peneliti ungkapkan

bersamaan dengan isi laten yang terdapat dalam karya. Berikut contoh dari

analisis data:

Page 59: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

27

(1) No. Data (2) Kutipan dari novel

Passepartout était un brave garçon, de physionomie aimable, aux

lèvres un peu saillantes, toujours prêtes à goûter ou à caresser,

un être doux et serviable, avec une de ces bonnes têtes rondes que

l'on aime à voir sur les épaules d'un ami. Il avait les yeux bleus, le

teint animé, la figure assez grasse pour qu'il pût lui-même voir les

pommettes de ses joues, la poitrine large, la taille forte, une

musculature vigoureuse, et il possédait une force herculéenne que

les exercices de sa jeunesse avaient admirablement développée.

Ses cheveux bruns étaient un peu rageurs…

(3) Terjemahan

Passepartout adalah orang yang baik hati, wajahnya menyenangkan, bibirnya

sedikit menonjol, selalu siap untuk mencicipi, perilakunya lembut dan penuh

pelayanan, kepalanya bulat sempurna seperti yang diharapkan orang ketika dia

bersandar di bahu sahabatnya. Matanya biru, warna kulitnya cerah, mukanya

gemuk sehingga pipi bulatnya dapat dilihatnya sendiri, dadanya lebar, postur

tubuhnya kuat, badannya berotot dan tenaga fisiknya berkembang penuh karena

olahraga yang dilakukannya di masa muda. Rambutnya yang coklat agak

berantakan…

(4) Analisis

Kutipan tersebut menjelaskan tentang bagaimana penggambaran fisik dan sifat

dari Passepartout, salah satu tokoh utama dalam Le Tour du Monde en Quatre-

Vingts Jours. Penggambaran fisik Passepartout mulai dari detail kepala, mata,

kulit, rambut dan sebagainya terlihat pada cuplikan kalimat «… avec une de ces

bonnes têtes rondes… Il avait les yeux bleus, le teint animé, la figure assez

grasse pour qu'il pût lui-même voir les pommettes de ses joues, la poitrine large,

la taille forte, une musculature vigoureuse… Ses cheveux bruns… kepalanya

bulat sempurna… Matanya biru, warna kulitnya cerah, mukanya gemuk

Page 60: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

28

sehingga pipi bulatnya dapat dilihatnya sendiri, dadanya lebar, postur

tubuhnya kuat, badannya berotot… Rambutnya coklat…» Sedangkan

penggambaran sifatnya terlihat pada cuplikan « Passepartout était un brave

garçon,… un être doux et serviable,… Passepartout adalah orang yang baik

hati, … perilakunya lembut dan penuh pelayanan ». Dapat dikatakan,

penggambaran fisik Passepartout yang kokoh/kuat tersebut justru terlihat kontras

dengan sikapnya yang lembut, penuh pelayanan, dan baik hati.

Page 61: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

29

BAB 4

MANIFESTASI PANDANGAN DUNIA JULES VERNE DALAM NOVEL

LE TOUR DU MONDE EN QUATRE-VINGTS JOURS

Bab ini berisi analisis terhadap novel Le Tour du Monde en Quatre-Vingts

Jours melalui kajian Strukturalisme Genetik Lucien Goldmann dengan analisis

utama adalah pandangan dunia pengarang. Tahapan awal yang dilakukan peneliti

adalah mengkaji struktur karya sastra, kemudian dilanjutkan dengan mengkaji

fakta kemanusiaan, subjek kolektif, dialektika, dan pandangan dunia pengarang

yaitu Jules Verne dalam novel Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours.

4.1 Struktur Karya Sastra

Untuk mengkaji struktur karya sastra, peneliti membatasi pada unsur tema,

tokoh dan penokohan, alur/plot, latar, dan sudut pandang penceritaan.

4.1.1 Tema

Tema dalam Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours adalah tema

petualangan. Sebab novel tersebut bercerita tentang kisah perjalanan mengelilingi

dunia dalam 80 hari dengan banyak petualangan yang terjadi di dalamnya.

Jika mendasarkan diri pada teori Lukacs, maka Le Tour du Monde en

Quatre-Vingts Jours termasuk dalam novel dengan tema idealisme abstrak. Hal

tersebut dikarenakan persepsi sang tokoh utama yaitu Phileas Fogg tentang dunia

bersifat subjektif, didasarkan pada kesadaran yang sempit, sehingga idealismenya

menjadi abstrak.

Petualang semacam Phileas Fogg semata-mata mengandalkan diri sendiri,

mampu mengalahkan sebuah negara, menunjukkan persepsi yang sempit

Page 62: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

30

mengenai dunia. Persepsi bahwa dunia mungkin hanya selebar “daun kelor”

sehingga mudah ditaklukan dan dengan demikian diasimilasi ke dalam diri. Hal

tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut:

(1) Je parie vingt mille livres contre qui voudra que je ferai le tour de la

terre en quatre-vingts jours ou moins, soit dix-neuf cent vingt heures

ou cent quinze mille deux cents minutes. Acceptez-vous ?

Saya bertaruh 20000 poundsterling melawan keinginan siapapun,

bahwa saya akan melakukan perjalanan mengelilingi dunia

dalam 80 hari atau kurang, dalam 1920 jam atau 115200 menit.

Apakah kalian setuju ?

Kutipan tersebut menggambarkan bagaimana persepsi Phileas Fogg

tentang dunia yang masih bersifat subjektif. Ia berani bertaruh bahwa dapat

mengelilingi dunia dalam waktu 80 hari bahkan kurang.

4.1.2 Tokoh dan Penokohan

Tokoh yang dibahas dalam penelitian ini adalah tokoh utama. Sebab tokoh

tersebut menentukan perkembangan alur cerita secara keseluruhan. Tokoh utama

dalam Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours adalah Phileas Fogg, Jean

Passepartout, Detektif Fix, dan Aouda.

1. Phileas Fogg

Phileas Fogg adalah tokoh utama dalam Le Tour du Monde en Quatre-

Vingts Jours yang melakukan perjalanan mengelilingi dunia dalam 80 hari. Ia

diperkenalkan pertama kali dalam novel dengan kondisi fisik yang disebutkan

sebagai berikut. Perhatikan kutipan di bawah ini:

(2) C'était un homme qui pouvait avoir quarante ans, de figure noble et

belle, haut de taille, que ne déparait pas un léger embonpoint, blond

de cheveux et de favoris, front uni sans apparences de rides aux

tempes, figure plutôt pâle que colorée, dents magnifiques.

Page 63: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

31

Ia tampak seperti pria berusia 40-an, sosoknya mulia dan

tampan, berbadan tinggi, bentuk tubuh bagus, rambut pirang dan

berkumis, dahinya padat tidak berkerut, wajahnya agak pucat,

giginya sangat bagus.

Fisik Phileas Fogg memang bagus, terlihat dari bentuk tubuh, rambut,

dahi serta giginya. Terlebih pada cuplikan «…de figure noble et belle „sosoknya

mulia dan tampan‟» menunjukkan bahwa ia bukanlah golongan dari masyarakat

biasa. Kata « noble » sendiri jika diartikan merujuk pada suatu golongan yaitu

kaum bangsawan. Meskipun seorang bangsawan, pribadi Phileas Fogg tidak

banyak diketahui orang sebagaimana terlihat dalam kutipan di bawah ini :

(3) … Phileas Fogg, personnage énigmatique, dont on ne savait rien,

sinon que c'était un fort galant homme et l'un des plus beaux

gentlemen de la haute société anglaise.

… Phileas Fogg, sosok pribadi misterius, yang tidak banyak

diketahui orang tentang dirinya, kecuali bahwa ia pria yang

sopan dan terhormat di kalangan atas masyarakat Inggris.

Oleh karena pribadinya yang tertutup, Phileas Fogg tinggal sendirian

di rumahnya di Saville Row yang tak pernah dimasuki orang dan hanya memiliki

seorang pelayan rumah yang melayaninya. Perhatikan kutipan berikut:

(4) Phileas Fogg vivait seul dans sa maison de Saville-row, où personne

ne pénétrait. Un seul domestique suffisait à le servir.

Phileas Fogg tinggal sendirian di rumahnya di Saville-row, di

mana tidak seorang pun pernah masuk. Ada seorang pelayan

rumah yang melayaninya.

Hal tersebut semakin membuat kehidupannya penuh misteri dan

mengundang banyak teka-teki. Hidupnya yang sendiri dan bahkan dapat dikatakan

cenderung tertutup menjadikan Phileas Fogg hampir tidak mempunyai hubungan

sosial seperti terlihat pada kutipan berikut:

Page 64: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

32

(5) … on comprendra qu'il vécût seul et pour ainsi dire en dehors de

toute relation sociale.

… orang dapat memahami bahwa ia tinggal sendirian dan hampir

tanpa hubungan sosial.

Karakternya digambarkan sebagai orang yang tidak banyak berbicara

(pendiam) dan sikapnya luar biasa tenang. Orang pendiam biasanya cenderung

lebih suka bertindak daripada berbicara seperti halnya Phileas Fogg. Perhatikan

kutipan di bawah ini:

(6) En somme, rien de moins communicatif que ce gentleman. Il parlait

aussi peu que possible, et semblait d'autant plus mystérieux qu'il

était silencieux.

Singkatnya, ia orang yang paling sedikit berkomunikasi. Ia sedikit

berbicara, dan nampaknya menjadi semakin misterius dengan

tingkah lakunya yang tenang.

Phileas Fogg kaya, namun tidak ada seorangpun yang tahu darimana

ia mendapatkan kekayaannya itu. Perhatikan kutipan berikut ini:

(7) Ce Phileas Fogg était-il riche ? Incontestablement. Mais comment il

avait fait fortune, c'est ce que les mieux informés ne pouvaient

dire,...

Apakah Phileas Fogg kaya ? Tidak diragukan lagi. Tapi

bagaimana ia mendapatkan kekayaannya itu, tidak ada

seorangpun yang tahu,…

Sebab Phileas Fogg tidak pernah terlihat di tempat-tempat penting di

London. Apa yang dilakukannya, tidak ada seorangpun yang tahu. Ia hanya

dikenal sebagai anggota Reform Club, tidak lebih dari itu. Perhatikan kutipan di

bawah ini:

(8) … On ne l'avait jamais vu ni à la Bourse, ni à la Banque, ni dans

aucun des comptoirs de la Cité. Ni les bassins ni les docks de

Londres n'avaient jamais reçu un navire ayant pour armateur

Phileas Fogg. Ce gentleman ne figurait dans aucun comité

Page 65: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

33

d'administration. Son nom n'avait jamais retenti dans un collège

d'avocats, ni au Temple, ni à Lincoln's-inn, ni à Gray's-inn. Jamais

il ne plaida ni à la Cour du chancelier, ni au Banc de la Reine, ni à

l'Échiquier, ni en Cour ecclésiastique. Il n'était ni industriel, ni

négociant, ni marchand, ni agriculteur. Il ne faisait partie ni de

l'Institution royale de la Grande-Bretagne, ni de l'Institution de

Londres, ni de l'Institution des Artisans,… ni de cette Institution des

Arts et des Sciences réunis,... Il n'appartenait enfin à aucune des

nombreuses sociétés qui pullulent dans la capitale de l'Angleterre,

depuis la Société de l'Armonica jusqu'à la Société entomologique,…

Phileas Fogg était membre du Reform-Club, et voilà tout.

… Kami tidak pernah melihatnya di pasar bursa, di bank atau di

kantor dagang kota. Tidak juga di dermaga yang ada di London,

belum pernah orang mendengar pemilik kapal yang bernama

Phileas Fogg. Pria ini bukanlah anggota dari komite administrasi.

Namanya tidak pernah terdengar di perkumpulan para

pengacara, baik di Temple, Lincoln’s Inn, maupun Gray’s Inn. Ia

tidak pernah membela suatu perkara di Court of Chancery,

Exchequer, Queen’s Bench ataupun di Ecclesiastical Courts.

Phileas Fogg itu juga bukan seorang tuan pabrik, pedagang atau

petani. Ia tidak berperan dalam Royal Institute, London Institute,

Artisan’s Association,… atau Institute of Arts and Sciences. Dia

bukan anggota dari sejumlah perkumpulan yang banyak terdapat

di ibu kota Inggris, mulai dari Harmonic hingga perkumpulan

Entomologists,…

Phileas Fogg adalah anggota dari Reform-Club, itu saja.

Adapun Phileas Fogg yang misterius itu dapat diterima menjadi

anggota Reform Club, sebuah perkumpulan ekslusif yang diperuntukkan bagi

kalangan atas di kota London karena direkomendasikan oleh keluarga Baring,

tempat di mana Phileas Fogg menyimpan uangnya. Perhatikan kutipan berikut:

(9) A qui s'étonnerait de ce qu'un gentleman aussi mystérieux comptât

parmi les membres de cette honorable association, on répondra qu'il

passa sur la recommandation de MM. Baring frères, chez lesquels il

avait un crédit ouvert. De là une certaine « surface », due à ce que

ses chèques étaient régulièrement payés à vue par le débit de son

compte courant invariablement créditeur.

Page 66: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

34

Bagaimana mungkin seorang yang misterius itu dapat menjadi

anggota kelompok eksklusif ini, cukup sederhana, ia

direkomendasikan oleh keluarga Baring, yang memiliki tagihan

kredit bersama dengannya. Tagihan-tagihannya secara teratur

dibayar dengan memperhatikan rekeningnya yang sekarang,

yang selalu berkecukupan.

Meskipun demikian, Phileas Fogg merupakan seorang yang baik hati,

tidak pelit dan suka memberi dengan tidak memperlihatkan namanya karena

kepribadiannya yang tertutup itu. Perhatikan kutipan di bawah ini:

(10) … il n'était prodigue de rien, mais non avare, car partout où il

manquait un appoint pour une chose noble, utile ou généreuse, il

l'apportait silencieusement et même anonymement.

… ia bukan orang yang boros, tetapi tidak juga pelit, karena

kapan pun uangnya diperlukan untuk tujuan mulia, bermanfaat,

atau demi kebaikan, ia menyumbang dengan segera secara diam-

diam dan bahkan secara anonim.

Kegemarannya di waktu luang adalah membaca koran dan bermain

kartu. Sangat cocok dengan sifatnya yang pendiam. Perhatikan kutipan berikut:

(11) Son seul passe-temps était de lire les journaux et de jouer au whist.

A ce jeu du silence, si bien approprié à sa nature,...

Satu-satunya kegiatan yang ia lakukan untuk mengisi waktu

luang adalah membaca koran dan bermain kartu. Serasi dengan

sifat pendiamnya,…

Membaca koran dan bermain kartu adalah kegiatan yang tidak

memerlukan banyak gerakan, tidak melelahkan dan bahkan cukup menyenangkan

bagi seorang yang sifatnya pendiam seperti Phileas Fogg.

Phileas Fogg juga dikenal sebagai orang dengan kepribadian serba

pasti. Setiap hari, pada jam-jam yang secara matematis tepat waktu, ia melakukan

suatu hal seperti sudah diperhitungkan sebelum dilakukan. Perhatikan kutipan

berikut:

Page 67: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

35

(12) Phileas Fogg avait quitté sa maison de Saville-row à onze heures et

demie, et, après avoir placé cinq cent soixante-quinze fois son pied

droit devant son pied gauche et cinq cent soixante-seize fois son pied

gauche devant son pied droit, il arriva au Reform-Club,...

Phileas Fogg meninggalkan rumahnya di Saville-Row pukul

setengah dua belas, dan setelah menapakkan kaki kanannya di

depan kaki kirinya sebanyak 575 kali, dan kaki kirinya di depan

kaki kanannya sebanyak 576 kali, sampailah ia di Reform

Club,…

Ia begitu tepat waktu dan tidak tergesa-gesa dalam hidup. Phileas

Fogg selalu siap melakukan suatu hal dengan gerak badan dan langkah yang pasti.

Namun tidak pernah melakukan suatu hal yang berlebihan juga. Perhatikan

kutipan berikut:

(13) Phileas Fogg était de ces gens mathématiquement exacts, qui,

jamais pressés et toujours prêts, sont économes de leurs pas et de

leurs mouvements. Il ne faisait pas une enjambée de trop, allant

toujours par le plus court. Il ne perdait pas un regard au plafond. Il

ne se permettait aucun geste superflu. On ne l'avait jamais vu ému

ni troublé. C'était l'homme le moins hâté du monde, mais il arrivait

toujours à temps.

Phileas Fogg adalah orang yang secara matematis tepat, tidak

pernah tergesa-gesa dan selalu siap, irit dalam langkah kaki dan

gerak badan. Ia tidak pernah melangkah terlalu banyak, dan

selalu pergi lewat jalan yang paling singkat. Ia tidak akan melihat

ke atas. Ia tidak membuat gerakan yang berlebihan. Orang tidak

pernah melihatnya terpancing atau terpengaruh. Ia orang paling

tenang di dunia, yang selalu mencapai tempat tujuan pada saat

yang tepat.

Jules Verne pun menyebutnya sebagai orang yang eksentrik

dikarenakan gaya hidupnya yang di luar kebiasaan orang banyak. Perhatikan

kutipan berikut:

(14) S'il dînait ou déjeunait, c'étaient les cuisines, le garde-manger,

l'office, la poissonnerie, la laiterie du club, qui fournissaient à sa

table leurs succulentes réserves ; c'étaient les domestiques du club,

graves personnages en habit noir, chaussés de souliers à semelles de

Page 68: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

36

molleton, qui le servaient dans une porcelaine spéciale et sur un

admirable linge en toile de Saxe ; c'étaient les cristaux à moule

perdu du club qui contenaient son sherry, son porto ou son claret

mélangé de cannelle, de capillaire et de cinnamome ; c'était enfin la

glace du club -- glace venue à grands frais des lacs d'Amérique –

qui entretenait ses boissons dans un satisfaisant état de fraîcheur.

Si vivre dans ces conditions, c'est être un excentrique, il faut

convenir que l'excentricité a du bon !

Jika dia makan malam ataupun makan pagi, semua persediaan

yang ada di klub-dapur dan peralatannya, mentega dan hasil

olahan susunya- dikerahkan untuk memenuhi mejanya dengan

makanan paling lezat. Ia dilayani oleh pelayan yang paling andal,

dengan memakai jas berekor, dan sepatu beralas kulit angsa,

yang menyajikan makanan terpilih dalam mangkuk porselen

khusus, dan di atas taplak paling halus; sejumlah poci tempat

minuman berbahan gelas, berbentuk antik, berisi sherry, anggur

pencuci mulut, dan anggur merah yang berbumbu kayu manis;

sementara air minumnya disajikan dingin segar dengan es, yang

dibeli mahal dari danau-danau di Amerika.

Bila hidup dengan pola seperti ini disebut eksentrik, maka harus

diakui bahwa ada sesuatu yang bagus dalam kehidupan eksentrik

ini.

2. Jean Passepartout

Seorang pria asal Prancis yang merupakan pelayan baru dari Phileas

Fogg. Dia digambarkan pertama kali dalam novel dengan keadaan yang

disebutkan sebagai berikut. Perhatikan kutipan di bawah ini:

(15) … Jean, dit Passepartout, un vrai Parisien de Paris, depuis cinq ans

qu'il habitait l'Angleterre et y faisait à Londres le métier de valet de

chambre,…

… Jean, sebut saja Passepartout, seorang Paris sejati, sudah lima

tahun meninggalkan negaranya, tinggal di Inggris dan bekerja

sebagai pelayan,…

Page 69: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

37

Sebelum bekerja sebagai pelayan, Passepartout sudah sering berganti-

ganti pekerjaan, berusaha mendapatkan majikan yang cocok dengannya. Hal

tersebut terlihat dalam kutipan berikut :

(16) … pour être franc, j'ai fait plusieurs métiers. J'ai été chanteur

ambulant, écuyer dans un cirque, faisant de la voltige comme

Léotard, et dansant sur la corde comme Blondin ; puis je suis

devenu professeur de gymnastique, afin de rendre mes talents plus

utiles, et, en dernier lieu, j'étais sergent de pompiers, à Paris. J'ai

même dans mon dossier des incendies remarquables… voulant

goûter de la vie de famille, je suis valet de chambre en Angleterre.

… terus terang, saya pernah menjalani beberapa pekerjaan. Saya

pernah menjadi penyanyi keliling, pemain akrobat dalam sirkus,

melentingkan badan seperti Léotard, dan menari di atas tali

seperti Blondin ; selanjutnya saya pernah menjadi pengajar

senam, agar lebih memanfaatkan kemampuan, dan yang terakhir,

saya menjadi petugas pemadam kebakaran di Paris. Saya

mengatasi banyak kebakaran besar… berharap dapat menikmati

kehidupan rumah tangga, saya menjadi pelayan di Inggris.

Penggambaran fisik mulai dari detail kepala, mata, kulit dan sifat

Passepartout dapat dilihat dalam kutipan di bawah ini:

(17) Passepartout était un brave garçon, de physionomie aimable, aux

lèvres un peu saillantes, toujours prêtes à goûter ou à caresser, un

être doux et serviable, avec une de ces bonnes têtes rondes que l'on

aime à voir sur les épaules d'un ami. Il avait les yeux bleus, le teint

animé, la figure assez grasse pour qu'il pût lui-même voir les

pommettes de ses joues, la poitrine large, la taille forte, une

musculature vigoureuse, et il possédait une force herculéenne que

les exercices de sa jeunesse avaient admirablement développée. Ses

cheveux bruns étaient un peu rageurs…

Passepartout adalah orang yang baik hati, wajahnya

menyenangkan, bibirnya sedikit menonjol, selalu siap untuk

mencicipi, perilakunya lembut dan penuh pelayanan, kepalanya

bulat sempurna seperti yang diharapkan orang ketika dia

bersandar di bahu sahabatnya. Matanya biru, warna kulitnya

cerah, mukanya gemuk sehingga pipi bulatnya dapat dilihatnya

sendiri, dadanya lebar, postur tubuhnya kuat, badannya berotot

dan tenaga fisiknya berkembang penuh karena olahraga yang

Page 70: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

38

dilakukannya di masa muda. Rambutnya yang coklat agak

berantakan…

3. Detektif Fix

Detektif Fix adalah salah seorang detektif yang ditugasi oleh

kepolisian di Inggris untuk mencari pencuri perampokan bank Inggris. Detektif

Fix mengira bahwa Phileas Fogg adalah pencuri perampokan bank Inggris itu.

Detektif Fix digambarkan dalam novel dengan kondisi yang disebutkan seperti

berikut. Perhatikan kutipan di bawah ini:

(18) Cet homme se nommait Fix, et c'était un de ces « détectives » ou

agents de police anglais, qui avaient été envoyés dans les divers ports,

après le vol commis à la Banque d'Angleterre. Ce Fix devait

surveiller avec le plus grand soin tous les voyageurs prenant la route

de Suez, et si l'un d'eux lui semblait suspect, le « filer » en attendant

un mandat d'arrestation.

Pria ini bernama Fix, salah satu dari “detektif” atau agen polisi

Inggris yang dikirim ke berbagai pelabuhan, setelah terjadinya

pencurian di Bank Inggris. Fix ditugasi untuk mengamat-amati

setiap penumpang yang mengambil jalan melalui Suez, dan jika

salah satu dari mereka tampak mencurigakan, ia akan

“mengikutinya” sampai tiba surat perintah penangkapan.

Penggambaran fisik dan sifat dari detektif Fix tidak banyak

diungkapkan dalam novel seperti terlihat dalam kutipan berikut:

(19) … était un petit homme maigre, de figure assez intelligente,

nerveux, ... A travers ses longs cils brillait un oeil très vif, ... En ce

moment, il donnait certaines marques d'impatience,…

… sosok pria kecil berperawakan kurus, dengan raut muka

cerdik, dan tegang,… melalui bawah alisnya yang selalu

bergerak-gerak sebuah mata berbinar menyipit… Ia baru saja

menunjukkan tanda-tanda ketidaksabaran,…

Page 71: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

39

4. Aouda

Aouda adalah seorang putri muda India cantik, yang diselamatkan

oleh Phileas Fogg dan Passepartout ketika dalam perjalanan melintasi hutan India.

Aouda digambarkan dalam novel dengan keadaan yang disebutkan seperti berikut.

Perhatikan kutipan di bawah ini:

(20) … C'était une Indienne d'une beauté célèbre, de race parsie, fille de

riches négociants de Bombay. Elle avait reçu dans cette ville une

éducation absolument anglaise, et à ses manières, à son instruction,

on l'eût crue Européenne. Elle se nommait Aouda.

… Ia adalah seorang putri India yang terkenal cantik dari ras

Parsi, putri dari pedagang kaya di Bombay. Ia dididik dengan

cara Inggris, dan cara hidupnya seperti orang Eropa. Aouda

namanya.

Di usianya yang masih muda, Aouda sudah menjadi seorang janda.

Perhatikan kutipan berikut:

(21) Orpheline, elle fut mariée malgré elle à ce vieux rajah du

Bundelkund. Trois mois après, elle devint veuve…

Seorang yatim piatu, ia dijadikan istri oleh raja Bundelkund yang

sudah tua. Tiga bulan kemudian, ia menjadi seorang janda…

Aouda menjadi janda karena ditinggal oleh suaminya Rajah dari

Bundelkhund yang meninggal. Adapun keindahan paras dan fisik Aouda

diungkapkan dalam novel dengan perumpamaan puitis sebagai berikut. Perhatikan

kutipan di bawah ini:

(22) Lorsque le roi-poète, Uçaf Uddaul, célèbre les charmes de la reine

d'Ahméhnagara, il s'exprime ainsi :

« Sa luisante chevelure, régulièrement divisée en deux parts,

encadre les contours harmonieux de ses joues délicates et blanches,

brillantes de poli et de fraîcheur. Ses sourcils d'ébène ont la forme et

la puissance de l'arc de Kama, dieu d'amour, et sous ses longs cils

soyeux, dans la pupille noire de ses grands yeux limpides, nagent

Page 72: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

40

comme dans les lacs sacrés de l'Himalaya les reflets les plus purs de

la lumière céleste. Fines, égales et blanches, ses dents resplendissent

entre ses lèvres souriantes, comme des gouttes de rosée dans le sein

mi-clos d'une fleur de grenadier. Ses oreilles mignonnes aux

courbes symétriques, ses mains vermeilles, ses petits pieds bombés et

tendres comme les bourgeons du lotus, brillent de l'éclat des plus

belles perles de Ceylan, des plus beaux diamants de Golconde. Sa

mince et souple ceinture, qu'une main suffit à enserrer, rehausse

l'élégante cambrure de ses reins arrondis et la richesse de son buste

où la jeunesse en fleur étale ses plus parfaits trésors, et, sous les plis

soyeux de sa tunique, elle semble avoir été modelée en argent pur de

la main divine de Vicvacarma, l'éternel statuaire. »

Ketika raja penyair, Ucaf Uddaul, memuja keindahan Ratu

Ahmehnagara, ia berkata seperti ini:

« Rambutnya yang berkilau terbagi dalam dua bagian,

melingkari lekuk yang harmonis pada pipinya yang putih dan

halus, bersinar terang dan segar. Alis matanya yang hitam

berbentuk dan sama menariknya seperti busur Kama, Dewa

Cinta, dan di balik kibasan kain sutranya yang panjang

berpendar memantulkan kemurniaan, sementara cahaya surga

berenang-renang bagaikan di danau-danau suci Himalaya, dalam

pupil matanya yang hitam pada bola mata yang besar dan jernih.

Giginya, halus, rata dan putih, berkilau di antara bibir yang

tersenyum seperti tetes embun di kelopak bunga gairah yang

tengah berkembang. Telinganya yang berbentuk halus, tangannya

merah terang, kaki mungilnya, melengkung dan lembut seperti

pucuk teratai, bersinar dengan terang bagaikan mutiara terindah

dari Celon, intan paling berkilau dari Golconda. Pinggangnya

yang kecil dan gemulai, yang dapat dipeluk tangan, membentuk

garis tubuhnya yang bulat dan keindahan dadanya, di mana usia

muda menunjukkan pesona yang dimilikinya, dan di balik lipatan

sutra baju tuniknya, ia seolah seperti dibentuk dari perak murni,

oleh tangan Dewa Vicvacarma, sang pematung abadi. »

4.1.3 Alur/Plot

Alur dalam Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours termasuk alur maju,

sebab jalan cerita disusun berdasarkan urutan waktu (naratif) dan urutan peristiwa

(kronologis) yang terangkum pada bab-bab yang terdapat dalam novel seperti

berikut:

Page 73: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

41

Chapitre 1 Phileas Fogg dan Passepartout saling menerima satu sama lain, yang

satu sebagai tuan dan yang satu sebagai pelayan.

Chapitre 2 Passepartout yakin bahwa ia akhirnya menemukan majikan

idamannya.

Chapitre 3 Terjadi sebuah percakapan yang tampaknya akan banyak merugikan

Phileas Fogg.

Chapitre 4 Phileas Fogg membuat terkejut Passepartout, pelayannya.

Chapitre 5 Sebuah nama baru muncul di pasar bursa di London.

Chapitre 6 Detektif Fix menunjukkan ketidaksabaran yang menjadi sifatnya.

Chapitre 7 Sekali lagi percuma menggunakan paspor sebagai alat bantu detektif.

Chapitre 8 Passepartout berbicara dengan ceroboh.

Chapitre 9 Laut Merah dan Samudra Hindia menguntungkan rencana Phileas

Fogg.

Chapitre 10 Passepartout merasa senang sekali dapat keluar meskipun kehilangan

sepatunya.

Chapitre 11 Phileas Fogg membeli sebuah kendaraan unik dengan harga yang

sangat mahal.

Chapitre 12 Phileas Fogg serta teman-temannya berpetualang melintasi hutan

India dan apa yang terjadi setelahnya.

Chapitre 13 Passepartout membuktikan sekali lagi bahwa nasib baik berpihak

pada pemberani.

Chapitre 14 Phileas Fogg menuruni lereng lembah Sungai Gangga yang indah

tanpa pernah berpikir untuk melihatnya.

Page 74: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

42

Chapitre 15 Tas berisi uang kertas itu berkurang isinya beberapa ribu

poundsterling lagi.

Chapitre 16 Fix benar-benar tidak mengerti apapun yang dikatakan kepadanya.

Chapitre 17 Menunjukkan apa yang terjadi dalam perjalanan dari Singapura ke

Hong Kong.

Chapitre 18 Phileas Fogg, Passepartout, dan Fix sibuk dengan urusan masing-

masing.

Chapitre 19 Ketika Passepatout terlalu ikut campur atas kepentingan tuannya dan

akibatnya.

Chapitre 20 Fix berhadapan langsung dengan Phileas Fogg.

Chapitre 21 Kapten kapal Tankadere mengambil resiko besar kehilangan hadiah

dua ratus poundsterling.

Chapitre 22 Passepartout mengetahui bahwa dalam keadaan tak sadar, lebih baik

jika kita masih mempunyai uang.

Chapitre 23 Hidung Passepartout menjadi sangat panjang.

Chapitre 24 Fogg dan rombongan melintasi Samudra Pasifik.

Chapitre 25 San Francisco hanya dilihat sekilas pandang.

Chapitre 26 Phileas Fogg dan rombongan menaiki kereta api Pacific Railroad.

Chapitre 27 Passepartout mendengarkan sejarah kaum Mormon pada kecepatan

dua puluh kilometer per jam.

Chapitre 28 Passepartout tidak berhasil membuat orang-orang mendengarkan

pendapatnya.

Page 75: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

43

Chapitre 29 Beberapa kejadian yang hanya bisa ditemui di atas jalur kereta api

Amerika.

Chapitre 30 Phileas Fogg hanya menunaikan tugasnya.

Chapitre 31 Detektif Fix membela kepentingan Phileas Fogg.

Chapitre 32 Phileas Fogg berhadapan langsung dengan nasib sial.

Chapitre 33 Phileas Fogg menunjukkan kemampuan dirinya.

Chapitre 34 Phileas Fogg akhirnya tiba di London.

Chapitre 35 Phileas Fogg tidak perlu mengulang perintahnya dua kali kepada

Passepartout.

Chapitre 36 Sekali lagi nama Phileas Fogg berharga mahal di pasar saham.

Chapitre 37 Phileas Fogg tidak mendapatkan apa-apa dari perjalanannya keliling

dunia selain kebahagiaan.

Adapun alur dalam Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours terbagi ke

dalam beberapa tahapan sebagai berikut:

1) Tahap pengenalan : dimunculkannya tokoh cerita seperti Phileas

Fogg dan Passepartout beserta situasi, latar, dan

waktu yang menyertai.

2) Tahap peristiwa : terjadi pencurian di Bank Inggris dan termuat

kabar bahwa perjalanan mengelilingi dunia pada

saat itu dapat dilakukan untuk pertama kalinya

dalam waktu 80 hari.

Page 76: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

44

3) Tahap muncul konflik : pertentangan antara Phileas Fogg dan para

anggota Reform Club mengenai perjalanan

mengelilingi dunia.

4) Tahap konflik memuncak : perjalanan Phileas Fogg mengelilingi dunia

dengan banyak petualangan yang terjadi di

dalamnya.

5) Tahap penyelesaian : Phileas Fogg berhasil mengelilingi dunia dalam

waktu 80 hari.

4.1.4 Latar

Latar tempat dalam Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours adalah

tempat-tempat yang dikunjungi Phileas Fogg selama melakukan perjalanan

mengelilingi dunia 80 hari. Berikut gambaran tempat-tempat yang dilalui Phileas

Fog selama perjalanan. Perhatikan kutipan di bawah ini:

(23) De Londres à Suez par le Mont-Cenis et Brindisi, …

De Suez à Bombay,…

-- De Bombay à Calcutta,…

-- De Calcutta à Hong-Kong (Chine),…

-- De Hong-Kong à Yokohama (Japon),…

-- De Yokohama à San Francisco,…

-- De San Francisco New York,…

-- De New York à Londres,…

dari London ke Suez melalui Mont-Cenis dan Brindisi,…

Dari Suez ke Bombay,…

--Bombay ke Calcutta,…

--Calcutta ke Hongkong (Cina),…

--Hongkong ke Yokohama (Jepang),…

--Yokohama ke San Fransisco,…

-- San Fransisco ke New York,…

--New York ke London,…

Page 77: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

45

Ada beberapa kota, negara bahkan benua yang menjadi latar perjalanan

keliling dunia Phileas Fogg. Latar waktu dalam Le Tour du Monde en Quatre-

Vingts Jours adalah pada tahun 1872, dimulai dari perjalanan Phileas Fogg

melakukan keliling dunia sampai ia berhasil pulang kembali ke tanah Inggris.

Sedangkan latar sosialnya adalah masyarakat dunia pada abad ke-19, khususnya

masyarakat Inggris dan masyarakat yang tinggal di daerah sekitar yang dilewati

Phileas Fogg selama perjalanan keliling dunia.

Perlu diketahui bahwa Inggris dan masyarakatnya pada saat itu dikenal

sedang mengalami revolusi industri. Periode politiknya cukup stabil, berbagai

penemuan ilmiah yang berkenaan dengan pertanian dan ilmu pengetahuan juga

ditemukan, sektor perbankan maju, peraturan dan penegakan hukum yang

mendukung perdagangan pun cukup modern, serta sistem transportasinya juga

cukup baik.

4.1.5 Sudut Pandang Penceritaan

Penceritaan Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours menggunakan sudut

pandang campuran. Sebab penceritaan disampaikan oleh seorang narator yang

mengetahui segala tindakan, pikiran, dan perasaan para tokoh tetapi juga melalui

subjek orang pertama maupun orang ketiga dalam cerita. Berikut kutipan yang

mewakili penceritaan dari sudut pandang seorang narrator dalam cerita:

(24) En l'année 1872, la maison portant le numéro 7 de Saville-row,

Burlington Gardens -- maison dans laquelle Sheridan mourut en

1814 --, était habitée par Phileas Fogg…

Pada tahun 1872, rumah nomor 7 di Saville-Row, Burlington

Gardens, rumah di mana seorang bernama Sheridan meninggal

dunia tahun 1814, ditinggali oleh Phileas Fogg…

Page 78: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

46

Kutipan tersebut menggambarkan penceritaan pengarang yang

menempatkan dirinya sebagai narator dalam cerita. Pengarang terlibat langsung

dalam penceritaan meskipun namanya tidak disebutkan dalam cerita. Sedangkan

penceritaan melalui sudut pandang subjek orang pertama dalam cerita dapat

dilihat pada kutipan di bawah ini:

(25) … j'ai fait plusieurs métiers. J'ai été chanteur ambulant, écuyer dans

un cirque, faisant de la voltige comme Léotard, et dansant sur la

corde comme Blondin ; puis je suis devenu professeur de gymnastique,

afin de rendre mes talents plus utiles, et, en dernier lieu, j'étais

sergent de pompiers, à Paris. J'ai même dans mon dossier des

incendies remarquables… voulant goûter de la vie de famille, je suis

valet de chambre en Angleterre.

… saya pernah menjalani beberapa pekerjaan. Saya pernah menjadi

penyanyi keliling, pemain akrobat dalam sirkus, melentingkan badan

seperti Léotard, dan menari di atas tali seperti Blondin ; selanjutnya

saya pernah menjadi pengajar senam, agar lebih memanfaatkan

kemampuan, dan yang terakhir, saya menjadi petugas pemadam

kebakaran di Paris. Saya mengatasi banyak kebakaran besar…

berharap dapat menikmati kehidupan rumah tangga, saya menjadi

pelayan di Inggris.

Kutipan tersebut menggambarkan penceritaan pengarang yang

menempatkan dirinya sebagai subjek orang pertama. Pengarang terlibat langsung

dalam penceritaan dengan menggunakan kata ganti subjek (saya: je). Penceritaan

melalui sudut pandang subjek orang ketiga dalam cerita dapat dilihat dalam

kutipan berikut:

(26) … il n'était prodigue de rien, mais non avare, car partout où il

manquait un appoint pour une chose noble, utile ou généreuse, il

l'apportait silencieusement et même anonymement.

… ia bukan orang yang boros, tetapi tidak juga pelit, karena

kapanpun uangnya diperlukan untuk tujuan mulia, bermanfaat, atau

demi kebaikan, ia menyumbang dengan segera secara diam-diam dan

bahkan secara anonim.

Page 79: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

47

Kutipan tersebut menggambarkan penceritaan pengarang sebagai

subjek orang ketiga. Pengarang berada di luar cerita dengan menggunakan kata

ganti subjek (dia/ia: il)

4.2 Fakta Kemanusiaan

Berikut fakta-fakta kemanusiaan yang terungkap dalam karya Le Tour du

Monde en Quatre-Vingts Jours :

Fakta kemanusiaan pertama yang terungkap dalam Le Tour du Monde en

Quatre-Vingts Jours adalah adanya beberapa perkumpulan eksklusif di kota

London saat itu. Perhatikan kutipan di bawah ini :

(27) Il ne faisait partie ni de l'Institution royale de la Grande-Bretagne,

ni de l'Institution de Londres, ni de l'Institution des Artisans,… ni

de cette Institution des Arts et des Sciences,... Il n'appartenait enfin

à aucune des nombreuses sociétés qui pullulent dans la capitale de

l'Angleterre, depuis la Société de l'Armonica jusqu'à la Société

entomologique,…

Phileas Fogg était membre du Reform-Club, et voilà tout.

Ia tidak berperan dalam Royal Institute, London Institute, Artisans

Institute,… atau Institute of Arts and Sciences. Dia bukan anggota

dari sejumlah perkumpulan yang banyak terdapat di ibu kota

Inggris, mulai dari Harmonic hingga perkumpulan

Entomologists,…

Phileas Fogg, anggota dari Reform-Club, itu saja.

Dari kutipan tersebut terlihat beberapa perkumpulan eksklusif di kota

London seperti Royal Institute, London Institute, Artisans Institute, atau

Institute of Arts and Sciences sampai pada Reform-Club. Fakta ini jelas

merupakan fakta sosial sebab perkumpulan-perkumpulan ekslusif tersebut

mempunyai dampak hubungan sosial antar anggota masyarakat atas Inggris saat

itu.

Page 80: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

48

Selanjutnya fakta kemanusiaan kedua yang terungkap dalam Le Tour

du Monde en Quatre-Vingts Jours adalah kebiasaan bangsa Inggris yang suka

bertaruh. Perhatikan kutipan berikut ini:

(28) On sait ce qu'est le monde des parieurs en Angleterre, monde plus

intelligent, plus relevé que celui des joueurs. Parier est dans le

tempérament anglais.

Orang tahu bahwa Inggris adalah tempat orang bertaruh dan

mereka biasanya berasal dari kalangan atas, bukan sekedar

penjudi. Memasang taruhan sudah merasuk ke dalam jiwa orang

Inggris.

Dari kutipan tersebut dapat diketahui bahwa orang Inggris memang

suka bertaruh. Bertaruh sudah menjadi kebiasaan mereka dan menjadi perangkai

mereka pula. Tidak hanya kalangan atas, masyarakat umum baik yang menentang

maupun mendukung sesuatu pasti suka bertaruh. Fakta kemanusiaan kedua ini

termasuk ke dalam fakta individual karena merupakan hasil dari perilaku libidinal

manusia yang berupa tingkah laku.

Fakta kemanusiaan ketiga yang terungkap dalam Le Tour du Monde

en Quatre-Vingts Jours adalah tiga kemajuan teknologi transportasi pada masa

itu. Peneliti meyakini bahwa Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours ditulis

pada sebuah masa di mana revolusi industri saat itu sedang berlangsung. Sejarah

mencatat bahwa sesungguhnya revolusi industri berawal di Inggris sekitar tahun

1769 dengan ditemukannya mesin uap oleh James Watt. Inggris mendahului

negara-negara lain dalam hal penggunaan mesin pertanian. Pekerjaan yang semula

dilakukan oleh tangan manusia segera diganti oleh mekanisasi mesin pertanian

yang menghasilkan produk yang jumlahnya jauh lebih besar daripada hasil

pekerjaan manual. Penemuan-penemuan di bidang pertanian inilah yang pada

Page 81: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

49

gilirannya memungkinkan penemuan di bidang transportasi lain melalui kanal

sungai, jalan raya dan rel kereta api sampai pada penggunaan batu bara sebagai

bahan bakar. Tercatat ada tiga kemajuan teknologi transportasi yang peneliti

temukan dalam karya Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours yaitu: Terusan

Suez, perhubungan jalur-jalur kereta api di India, serta selesainya jalur kereta api

pertama di Amerika.

Penggambaran tentang adanya terusan Suez dalam cerita terlihat dalam kutipan

berikut:

(29) En attendant l'arrivée du Mongolia, deux hommes se promenaient

sur le quai au milieu de la foule d'indigènes et d'étrangers qui

affluent dans cette ville, naguère une bourgade, à laquelle la grande

oeuvre de M. de Lesseps assure un avenir considérable.

Sambil menunggu kedatangan kapal Mongolia, dua pria berjalan-

jalan di atas dermaga di antara kerumunan penduduk asli dan

orang asing yang tinggal di kota yang dulu merupakan desa tidak

terurus, sekarang berkat usaha M. Lesseps, kota itu berkembang

pesat.

Kutipan tersebut menggambarkan tentang adanya Terusan Suez yang

dahulu diceritakan merupakan sebuah kota kecil tak terurus, kini berubah menjadi

sebuah kota pelabuhan penting yang berkembang pesat di dunia berkat adanya

usaha dari M. Lesseps. Perlu diketahui bahwa Ferdinand Vicomte de Lesseps

adalah seorang insinyur Prancis yang memrakarsai Terusan Suez tersebut.

Terusan ini dibuka pada tahun 1870 dan menghubungkan Pelabuhan Said di Laut

Tengah dengan Suez di Laut Merah. Terusan yang mengizinkan transportasi air

dari Eropa ke Asia tanpa mengelilingi Afrika. Sebelum adanya terusan ini,

beberapa transportasi dilakukan dengan cara mengosongkan kapal dan membawa

barang-barangnya lewat darat antara Laut Tengah dan Laut Merah.

Page 82: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

50

Penggambaran tentang perhubungan jalur kereta api di India dapat

dilihat dalam kutipan berikut:

(30) -- En effet, messieurs, ajouta John Sullivan, … que la section entre

Rothal et Allahabad a été ouverte sur le « Great-Indian peninsular

railway », et voici le calcul établi par le Morning Chronicle…

--Benar itu, tuan-tuan, tambah John Sullivan, … jalur antara

Rothal dan Allahabad telah dibuka pada "Great Indian

Peninsular Railway," inilah perhitungan yang dibuat oleh surat

kabar Morning Chronicle…

Kutipan tersebut menggambarkan tentang kabar kebenaran

perhubungan jalur kereta api di India "Great Indian Peninsular Railway" yang

kabarnya sudah selesai pada masa itu dan termuat dalam surat kabar Morning

Chronicle. Sedangkan penggambaran tentang selesainya jalur kereta api pertama

di Amerika terlihat dalam kutipan berikut:

(31) C'est à ce point que se fit l'inauguration de l'Union Pacific Road, le

23 octobre 1867, et dont l'ingénieur en chef fut le général J. M.

Dodge… les feux d'artifice éclatèrent ; là, enfin, se publia, au

moyen d'une imprimerie portative, le premier numéro du journal

Railway Pioneer. Ainsi fut célébrée l'inauguration de ce grand

chemin de fer, instrument de progrès et de civilisation, jeté à travers

le désert et destiné à relier entre elles des villes et des cités qui

n'existaient pas encore.

Di sinilah Union Pacific Railroad diresmikan pada 23 Oktober

1867 oleh insinyur kepala, Jenderal Dodge… kembang api disulut

dan berita tentang Railway Pioneer dicetak dengan mesin cetak

yang dibawa kereta. Semua dimaksudkan untuk merayakan

peresmian jalur kereta yang hebat ini, sebuah peralatan raksasa

yang membuktikan kemajuan dan peradaban manusia,

dibentangkan di atas padang pasir dan ditakdirkan untuk

menghubungkan kota-kota yang bahkan belum ada.

Dari kutipan tersebut terlihat bahwa selesainya jalur kereta api

pertama di Amerika (Union Pacific Railroad) saat itu disambut dengan perayaan

meriah oleh masyarakat setempat dan kabarnya telah termuat dalam surat kabar

Page 83: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

51

pula. Fakta-fakta ketiga ini jelas termasuk ke dalam fakta sosial karena

mempunyai peranan dalam sejarah kemajuan teknologi transportasi manusia pada

masa itu.

Fakta kemanusiaan selanjutnya yang terungkap adalah ritual

kepercayaan para pengikut Dewi Kali yang masih terdapat di salah satu provinsi

terpisah di kerajaan Nizam, India. Perhatikan kutipan berikut:

(32) Non loin s'élevaient Ellora et ses pagodes admirables,... C'était sur

cette contrée que Feringhea, le chef des Thugs, le roi des

Étrangleurs, exerçait sa domination. Ces assassins, unis dans une

association insaisissable, étranglaient, en l'honneur de la déesse de

la Mort, des victimes de tout âge, sans jamais verser de sang, et il fut

un temps où l'on ne pouvait fouiller un endroit quelconque de ce sol

sans y trouver un cadavre.

Tidak jauh berdirilah Ellora, dengan pagoda-pagodanyanya yang

anggun,… Di sanalah Feringhea, Ketua Thug, raja para pencekik,

memegang kekuasaannya. Orang-orang jahat ini, yang disatukan

oleh ikatan rahasia, mencekik korban dari setiap usia sebagai

bukti penghormatan mereka terhadap Dewi Kematian, tanpa

menumpahkan darah setetes pun, dan pernah ada suatu masa

ketika di sebagian wilayah ini nyaris tidak dapat dijelajahi tanpa

ditemukan mayat di setiap sudut.

Dari kutipan tersebut terlihat bahwa masih terdapat ritual kepercayaan

mengerikan yang dianut oleh masyarakat India saat itu yang notabene adalah

penganut agama Hindu. Mereka melakukan ritual yaitu melakukan pembunuhan

tanpa menumpahkan darah setetes pun. Pemerintah Inggris dalam hal ini sebagai

penguasa daerah koloni telah berusaha semaksimal mungkin untuk menurunkan

angka pembunuhan tersebut, meskipun beberapa dari mereka masih ada yang

meneruskan ritual tersebut.

Fakta kemanusiaan kelima yang terungkap adalah tradisi upacara sati,

pengorbanan diri manusia secara sukarela yang dilakukan oleh masyarakat India

Page 84: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

52

yang masih liar. Tokoh Aouda misalnya, diceritakan harus melakukan tradisi ini

karena ia ditinggal suaminya, Rajah Bundelkund yang meninggal. Perhatikan

kutipan berikut:

(33) -- Un sutty, monsieur Fogg, répondit le brigadier général, c'est un

sacrifice humain, mais un sacrifice volontaire. Cette femme que

vous venez de voir sera brûlée demain aux premières heures du jour.

-- Sati, tuan Fogg, sahut sang jenderal, adalah pengorbanan

manusia, tetapi dilakukan dengan sukarela. Wanita yang baru

saja Anda lihat itu akan dibakar esok hari saat matahari terbit.

Sati adalah upacara pengorbanan diri manusia secara sukarela yang

dilakukan dengan membakar diri atas dasar pengorbanan cinta ataupun fanatisme

agama. Kebiasaan yang tidak manusiawi ini juga sebenarnya telah berusaha

dihentikan oleh pemerintah Inggris, meskipun ada beberapa wilayah di India yang

masih berada dalam perlindungan rajah Hindu merdeka sehingga sulit untuk

dilakukan pencegahan.

Fakta kemanusiaan keenam adalah kebiasaan kaum Mormon di Amerika

yang kabarnya suka berpoligami. Kebiasaan kaum Mormon tersebut diceritakan

dalam novel seperti berikut. Perhatikan kutipan di bawah ini:

(34) … sur le chemin des émigrants qui traversaient l'Utah pour se

rendre en Californie, la nouvelle colonie, grâce aux principes

polygames du mormonisme, prit une extension énorme.

… di atas rute para emigran yang melintasi Utah dalam

perjalanan mereka menuju California, koloni baru itu

berkembang pesat bahkan melebihi harapan sebelumnya, berkat

pelaksanaan poligami oleh kaum Mormon.

Tidak banyak yang diceritakan tentang Mormonisme dalam cerita

kecuali kebiasaan mereka melakukan poligami, yang juga merupakan dasar

keyakinan mereka. Dari fakta keempat hingga fakta keenam tersebut, semuanya

Page 85: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

53

termasuk ke dalam fakta individual karena merupakan hasil dari perilaku libidinal

manusia yang berupa kebiasaan serta tingkah laku.

4.3 Subjek Kolektif

Subjek kolektif dalam Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours

digambarkan Jules Verne dalam pemahaman kelas Marxisme. Namun Verne tidak

selalu mengidentikannya dengan pertentangan kelas dan eksploitasi. Seperti telah

diketahui bahwa kelas-kelas sosial dalam pandangan Marxis terdiri atas kaum

borjuis dan kaum buruh. Di dalam Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours,

Verne menggambarkan kaum borjuis diwakili oleh Phileas Fogg bersama rekan-

rekannya di Reform Club yaitu: insinyur Andrew Stuart, bankir John Sullivan dan

Samuel Fallentin, pedagang bir Thomas Flanagan, serta direktur Bank Inggris

Gauthier Ralph. Perhatikan kutipan berikut :

(35) C'étaient les partenaires habituels de Mr. Phileas Fogg, comme lui

enragés joueurs de whist : l'ingénieur Andrew Stuart, les banquiers

John Sullivan et Samuel Fallentin, le brasseur Thomas Flanagan,

Gauthier Ralph, un des administrateurs de la Banque d'Angleterre,

-- personnages riches et considérés, même dans ce club qui compte

parmi ses membres les sommités de l'industrie et de la finance.

Mereka adalah teman-teman Phileas Fogg dalam bermain kartu:

insinyur Andrew Stuart, bankir John Sullivan dan Samuel

Fallentin, pedagang bir Thomas Flanagan, Gauthier Ralph salah

satu direktur Bank Inggris, --semuanya itu orang kaya dan sangat

dihormati, bahkan di dalam klub yang berisi tokoh-tokoh dalam

perdagangan dan keuangan.

Dari kutipan tersebut terlihat bahwa mereka semua adalah kaum borjuis

dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Kaum borjuis adalah kaum yang juga

identik dengan gaya hidup mewah, berpakaian indah, jamuan makan lezat, dsb.

Page 86: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

54

Berikut kutipan yang menggambarkan tentang kebiasaan dari kaum borjuis yang

diwakili oleh Phileas Fogg. Perhatikan kutipan di bawah ini:

(36) Là, il prit place à la table habituelle où son couvert l'attendait. Son

déjeuner se composait d'un hors-d'oeuvre, d'un poisson bouilli

relevé d'une « reading sauce » de premier choix, d'un roastbeef

écarlate agrémenté de condiments « mushroom », d'un gâteau farci

de tiges de rhubarbe et de groseilles vertes, d'un morceau de chester,

-- le tout arrosé de quelques tasses de cet excellent thé, spécialement

recueilli pour l'office du Reform-Club.

Maka duduklah ia di meja makan seperti biasa; di atas meja telah

tersaji makanannya. Makanan paginya waktu itu adalah: ikan

goreng dengan kuah, daging bistik dengan jamur, kue berisi

tangkai rabarber (semacam tanam-tanaman) dan kruibes (buah-

buahan) dengan keju chester beserta satu atau dua mangkuk air

teh, yang didatangkan khusus untuk Reform-Club.

(37) S'il dînait ou déjeunait, c'étaient les cuisines, le garde-manger,

l'office, la poissonnerie, la laiterie du club, qui fournissaient à sa

table leurs succulentes réserves ; c'étaient les domestiques du club,

graves personnages en habit noir, chaussés de souliers à semelles de

molleton, qui le servaient dans une porcelaine spéciale et sur un

admirable linge en toile de Saxe ; c'étaient les cristaux à moule

perdu du club qui contenaient son sherry, son porto ou son claret

mélangé de cannelle, de capillaire et de cinnamome ; c'était enfin la

glace du club -- glace venue à grands frais des lacs d'Amérique –

qui entretenait ses boissons dans un satisfaisant état de fraîcheur.

Jika dia makan malam ataupun makan pagi, semua persediaan

yang ada di klub-dapur dan peralatannya, mentega dan hasil

olahan susunya- dikerahkan untuk memenuhi mejanya dengan

makanan paling lezat. Ia dilayani oleh pelayan yang paling andal,

dengan memakai jas berekor, dan sepatu beralas kulit angsa,

yang menyajikan makanan terpilih dalam mangkuk porselen

khusus, dan di atas taplak paling halus; sejumlah poci tempat

minuman berbahan gelas, berbentuk antik, berisi sherry, anggur

pencuci mulut, dan anggur merah yang berbumbu kayu manis;

sementara air minumnya disajikan dingin segar dengan es, yang

dibeli mahal dari danau-danau di Amerika.

Dua kutipan tersebut di atas menggambarkan bagaimana kebiasaan

makan dari Phileas Fogg yang tergolong mewah dan menunjukkan bahwa ia

Page 87: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

55

adalah golongan dari kaum borjuis. Tidak hanya itu, keadaan rumahnya di Saville

row pun terbilang tidak biasa. Perhatikan kutipan berikut:

(38) … dans la maison de Saville-row… Cette maison propre, rangée,

sévère, puritaine, bien organisée pour le service,... d'une belle

coquille de colimaçon, mais d'une coquille éclairée et chauffée au

gaz, car l'hydrogène carburé y suffisait à tous les besoins de lumière

et de chaleur… au second étage. Des timbres électriques et des

tuyaux acoustiques la mettaient en communication avec les

appartements de l'entresol et du premier étage. Sur la cheminée, une

pendule électrique correspondait avec la pendule de la chambre à

coucher de Phileas Fogg, et les deux appareils battaient au même

instant, la même seconde.

… di dalam rumah di Saville-row… Rumah itu begitu bersih,

amat teratur rapi dan luas, ... rumah itu seperti kerang bekicot,

terang dan hangat oleh gas, dan itu sudah sangat memadai… di

lantai kedua. Bel listrik dan corong bicara menjadi alat

komunikasi dengan lantai bawah, sementara di atas rak di atas

perapian ada jam listrik yang persis sama dengan yang terdapat

di kamar tidur Phileas Fogg, dan keduanya menunjukkan waktu

yang sama persis hingga ke detik-detiknya.

(39) Quant à la garde-robe de monsieur, elle était fort bien montée et

merveilleusement comprise. Chaque pantalon, habit ou gilet portait

un numéro d'ordre reproduit sur un registre d'entrée et de sortie,

indiquant la date à laquelle, suivant la saison, ces vêtements

devaient être tour à tour portés. Même réglementation pour les

chaussures.

Lemari pakaian tuan Fogg yang besar penuh berisi pakaian

dengan selera tinggi. Tiap pasang celana, jaket, dan rompi

memiliki nomor, yang menunjukkan tahun dan musim saat

pakaian itu perlu disiapkan untuk dikenakan. Sistem yang sama

juga diterapkan pada sepatunya.

Dari dua kutipan tersebut di atas juga memperlihatkan bagaimana

keadaan dan perlengkapan rumah di Saville-row memang tertata rapi dan indah,

sebagai tanda bahwa orang yang mendiaminya adalah orang yang teratur dan

berkecukupan dalam hidupnya.

Page 88: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

56

Sebaliknya Jules Verne menggambarkan kaum buruh dalam Le Tour

du Monde en Quatre-Vingts diwakili oleh Passepartout. Passepartout adalah

pelayan dari Phileas Fogg. Passepartout bekerja sebagai pelayan setelah sering

berganti-ganti pekerjaan. Perhatikan kutipan berikut:

(40) … j'ai fait plusieurs métiers. J'ai été chanteur ambulant, écuyer

dans un cirque, faisant de la voltige comme Léotard, et dansant sur

la corde comme Blondin ; puis je suis devenu professeur de

gymnastique, afin de rendre mes talents plus utiles, et, en dernier

lieu, j'étais sergent de pompiers, à Paris. J'ai même dans mon

dossier des incendies remarquables… voulant goûter de la vie de

famille, je suis valet de chambre en Angleterre.

… saya pernah menjalani beberapa pekerjaan. Saya pernah

menjadi penyanyi keliling, pemain akrobat dalam sirkus,

melentingkan badan seperti Léotard, dan menari di atas tali

seperti Blondin ; selanjutnya saya pernah menjadi pengajar

senam agar lebih memanfaatkan kemampuan, dan yang terakhir,

saya menjadi petugas pemadam kebakaran di Paris. Saya

mengatasi banyak kebakaran besar… berharap dapat menikmati

kehidupan rumah tangga, saya bekerja menjadi pelayan di

Inggris.

Passepartout sebagai pelayan melakukan pekerjaannya dengan baik. Ia

selalu menuruti perintah tuannya, Phileas Fogg seperti terlihat dalam kutipan

berikut:

(41) A huit heures, Passepartout avait préparé le modeste sac qui

contenait sa garde-robe et celle de son maître ; puis,… il quitta sa

chambre, dont il ferma soigneusement la porte, et il rejoignit Mr.

Fogg.

Pada pukul delapan, Passepartout telah menyiapkan tas ukuran

sedang yang berisi pakaian tuannya dan pakaiannya sendiri ;

lalu… ia menutup pintu kamarnya dengan hati-hati, dan turun

untuk menemui tuan Fogg.

Page 89: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

57

4.4 Dialektika

Dialektika dalam Le Tour du Monde en Quatre-Vingts peneliti ungkapkan

dengan kemunculan tesis pertama yaitu: anggapan bahwa perjalanan mengelilingi

dunia dapat dilakukan untuk pertama kalinya dalam 80 hari. Perhatikan kutipan

berikut :

(42) -- En quatre-vingts jours seulement, dit Phileas Fogg.

-- En effet, messieurs, ajouta John Sullivan, quatre-vingts jours,

depuis que la section entre Rothal et Allahabad a été ouverte sur le «

Great-Indian peninsular railway »…

-- Dalam delapan puluh hari, kata Phileas Fogg.

-- Benar itu, tuan-tuan, tambah John Sullivan, hanya delapan

puluh hari, karena sekarang jalur antara Rothal dan Allahabad

di Great Indian Peninsula Railway telah dibuka…

Anggapan tentang perjalanan berkeliling dunia tersebut termasuk

dalam konsep pemahaman Phileas Fogg yang ia kemukakan setelah membaca

kabar tersebut pada surat kabar Morning Chronicle. Walaupun selanjutnya

negasi/antitesis muncul dari salah seorang anggota Reform Club yaitu Andrew

Stuart. Andrew Stuart merasa tidak yakin dengan apa yang diyakini oleh rekan-

rekannya itu dan bertaruh atas rencana perjalanan tersebut. Perhatikan kutipan di

bawah ini:

(43) -- Oui, quatre-vingts jours ! s'écria, Andrew Stuart,… mais non

compris le mauvais temps, les vents contraires, les naufrages, les

déraillements, etc… Même si les Indous ou les Indiens enlèvent les

rails !..., s'ils arrêtent les trains, pillent les fourgons, scalpent les

voyageurs !..., mais je parierais bien quatre mille livres (100 000 F)

qu'un tel voyage, fait dans ces conditions, est impossible.

Ya, dalam delapan puluh hari ! seru Andrew Stuart,… tetapi itu

belum termasuk cuaca buruk, angin yang tidak menguntungkan,

kapal bertabrakan, kecelakaan kereta api dan seterusnya…

Bagaimana bila orang-orang Hindu atau India membongkar

rel !..., kalau mereka menghentikan kereta, menjarah gerbong

Page 90: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

58

barang dan melukai penumpang !..., tetapi saya lebih suka

bertaruh empat ribu poundsterling (100000 F) untuk melakukan

perjalanan semacam itu, yang tidak mungkin dilakukan dengan

kondisi demikian.

Bagi Andrew Stuart estimasi 80 hari tersebut belumlah termasuk

dalam keterlambatan, badai, atau segala hal yang dapat menghalangi

keberangkatan maupun perjalanan, sehingga ia benar-benar menolak anggapan

perjalanan berkeliling dunia tersebut.

Namun di akhir cerita terbentuklah sintesis bahwa Fogg ternyata

mampu membuktikan dan berhasil mengelilingi dunia dalam 80 hari. Ia dapat

kembali ke Reform Club setelah melakukan perjalanan berkeliling dunia sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan. Perhatikan kutipan berikut:

(44) … il arriva au Reform-Club. L'horloge marquait huit heures

quarante-cinq, quand il parut dans le grand salon... Phileas Fogg

avait accompli ce tour du monde en quatre-vingts jours !... Phileas

Fogg avait gagné son pari de vingt mille livres !

… ia sampai di Reform Club. Jam menunjukkan pukul 20.45,

ketika ia muncul di aula besar… Phileas Fogg telah

menyelesaikan perjalanannya mengelilingi dunia dalam delapan

puluh hari!... Phileas Fogg memenangkan pertaruhan besar dua

puluh ribu poundsterling !

Gagasan tentang sebuah perjalanan berkeliling dunia pada saat karya

Le Tour du Monde en Quatre-Vingts (1872) ditulis memang terasa sulit bahkan

mustahil untuk dilakukan dalam kurun waktu 80 hari, namun seiring dengan

berjalannya waktu serta kemajuan teknologi transportasi yang terus berkembang,

perjalanan mengelilingi dunia sekarang ini dapat dilakukan dalam 80 hari bahkan

kurang.

Page 91: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

59

4.5 Pandangan Dunia

Menemukan pandangan dunia yang dikemukakan pengarang dalam

karyanya adalah inti daripada analisis ini. Analisis pandangan dunia pengarang

diawali dengan mencari makna judul yang terkandung dalam Le Tour du Monde

en Quatre-Vingts Jours yang jika diterjemahkan menjadi Keliling Dunia dalam 80

hari. Judul tersebut mampu mewakili gambaran isi cerita secara keseluruhan

karena mengacu pada peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam karya. Peristiwa-

peristiwa tersebut tentunya adalah petualangan-petualangan yang terjadi selama

perjalanan berkeliling dunia tokoh utama, Phileas Fogg dimulai dari

keberangkatannya di Dover sampai ia kembali pulang ke tanah Inggris.

Di dalam menemukan pandangan dunia, seorang pengarang pada dasarnya

tidak akan menyuarakan pandangan dunianya sendiri, melainkan pandangan dunia

suatu kelompok sosial tertentu di mana ia hidup sebagai anggotanya. Pandangan

dunia tersebut direpresentasikan secara imajinatif karena mampu mereflesikan

nilai-nilai yang tersirat dalam karya. Terkait dengan hal tersebut, maka akan

diungkapkan beberapa paham yang dianut oleh pengarang untuk mengetahui

bagaimana cara pandangannya terhadap dunia seperti berikut:

a. Fiksi Ilmiah

Fiksi ilmiah adalah suatu bentuk fiksi spekulatif yang terutama membahas

tentang pengaruh sains dan teknologi yang diimajinasikan terhadap masyarakat

dan para individual. Fiksi ilmiah merupakan salah satu bentuk aliran dalam sastra

yang berdasarkan pada ilmu pengetahuan. Di dalam karya Le Tour du Monde en

Quatre-Vingts Jours, peneliti menemukan bahwa fiksi ilmiah diproyeksikan oleh

Page 92: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

60

Verne melalui penggunaan kemajuan teknologi transportasi pada saat itu. Adanya

kereta api, kapal uap dan terusan Suez dianggap mampu memungkinkan sebuah

perjalanan berkeliling dunia. Perhatikan kutipan berikut:

(45) De Londres à Suez par le Mont-Cenis et Brindisi, railways et

paquebots

De Suez à Bombay, paquebot

-- De Bombay à Calcutta, railway

-- De Calcutta à Hong-Kong (Chine), paquebot

-- De Hong-Kong à Yokohama (Japon), paquebot

-- De Yokohama à San Francisco, paquebot

-- De San Francisco New York, railroad

-- De New York à Londres, paquebot et railway

dari London ke Suez melalui Mont-Cenis dan Brindisi, dengan

kereta api dan kapal uap

Dari Suez ke Bombay dengan kapal uap

--Bombay ke Calcutta dengan kereta api

--Calcutta ke Hongkong (Cina), dengan kapal uap

--Hongkong ke Yokohama (Jepang) dengan kapal uap

--Yokohama ke San Fransisco, dengan kapal uap

-- San Fransisco ke New York, dengan kereta api

--New York ke London, dengan kapal uap dan kereta api

Dari kutipan tersebut terlihat bahwa penggunaan alat transportasi seperti

kereta api, kapal uap serta terusan Suez dianggap mampu mempersingkat jarak

dan waktu sehingga memungkinkan sebuah perjalanan berkeliling dunia dapat

dilakukan.

Verne sebagai pengarang mengungkapkan pula sebuah fenomena fiksi

ilmiah yang berkaitan dengan batas penanggalan internasional. Batas penanggalan

internasional adalah suatu garis khayal di permukaan bumi yang berfungsi untuk

mengimbangi penambahan waktu ketika seseorang bepergian menuju ke arah

timur melalui berbagai zona waktu. Seseorang yang bepergian ke arah barat dan

melewati garis batas penanggalan internasional harus menambah satu hari dari

Page 93: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

61

tanggal dan waktu yang mereka percayai sebelumnya, sedangkan mereka yang

menuju ke arah timur harus mengurangi satu hari. Phileas Fogg dan Passepartout

misalnya, diceritakan telah mengabaikan batas penanggalan internasional tersebut

sehingga mereka berpikir telah kalah dalam taruhan dan terlambat pulang kembali

ke London seperti terlihat dalam kutipan berikut:

(46) …, comment un homme si exact, si méticuleux, avait-il pu

commettre cette erreur de jour ? Comment se croyait-il au samedi

soir, 21 décembre, quand il débarqua à Londres, alors qu'il n'était

qu'au vendredi, 20 décembre, soixante dix neuf jours seulement

après son départ ?

Voici la raison de cette erreur. Elle est fort simple.

Phileas Fogg avait, « sans s'en douter », gagné un jour sur son

itinéraire, -- et cela uniquement parce qu'il avait fait le tour du

monde en allant vers l'est, et il eût, au contraire, perdu ce jour en

allant en sens inverse, soit vers l'ouest.

En effet, en marchant vers l'est, Phileas Fogg allait au-devant du

soleil, et, par conséquent les jours diminuaient pour lui d'autant de

fois quatre minutes qu'il franchissait de degrés dans cette direction.

Or, on compte trois cent soixante degrés sur la circonférence

terrestre, et ces trois cent soixante degrés, multipliés par quatre

minutes, donnent précisément vingt-quatre heures, -- c'est-à-dire ce

jour inconsciemment gagné. En d'autres termes, pendant que

Phileas Fogg, marchant vers l'est, voyait le soleil passer quatre-

vingts fois au méridien, ses collègues restés à Londres ne le voyaient

passer que soixante-dix-neuf fois. C'est pourquoi, ce jour-là même,

qui était le samedi et non le dimanche, comme le croyait Mr. Fogg,

ceux-ci l'attendaient dans le salon du Reform-Club.

…, bagaimana mungkin orang yang demikian tepat waktu dan

kritis itu dapat membuat kesalahan satu hari? Bagaimana ia

dapat beranggapan bahwa ia tiba di London pada hari Sabtu, 21

Desember, padahal sesungguhnya ia tiba pada hari Jumat,

tanggal 20, hari ke-79 sejak ia berangkat?

Berikut alasan dari kesalahan ini. Sangatlah sederhana.

Tanpa ragu lagi, Phileas Fogg telah untung satu hari dalam

perjalanannya, dan ini sebenarnya karena ia terus bergerak ke

Page 94: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

62

arah timur, sebaliknya, ia akan kehilangan satu hari bila ia

bergerak ke arah berlawanan, yaitu ke barat.

Perjalanannya ke arah timur membawanya menuju ke arah

matahari, dan rentang hari menjadi berkurang empat menit

baginya ketika ia melintasi satu derajat ke arah timur. Panjang

keliling bumi adalah 360 derajat; dan jumlah derajat ini,

dikalikan empat menit, tepat menghasilkan 24jam, -- yaitu

keuntungan satu hari yang diperoleh tanpa sadar. Dengan kata

lain, selama Phileas Fogg bergerak ke timur, ia melihat matahari

melewati garis bujur sebanyak 80 kali, sedangkan teman-

temannya di London hanya melihat matahari melewati garis

bujur 79 kali. Itulah sebabnya mereka menunggunya di Reform

Club pada hari Sabtu, bukan pada hari Minggu, seperti yang

diduga Mr. Fogg.

b. Futurisme

Futurisme adalah suatu paham yang percaya bahwa masa mendatang akan

lebih baik, dalam arti lebih modern, lebih konkrit, bahkan manusia diyakini akan

mampu menguasai jagad raya dengan teknologi yang dimiliki nantinya. Futurisme

merupakan gerakan awal dari lahirnya modernisme yang juga dipengaruhi oleh

revolusi industri. Di dalam karya Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours,

peneliti menemukan bahwa futurisme yang diungkapkan Verne adalah perjalanan

mengelilingi dunia pada saat itu nantinya akan dapat dilakukan oleh siapa saja,

tidak hanya untuk para penjelajah ataupun para petualang sejati berkat adanya

kemajuan teknologi transportasi. Verne sebagai pengarang memang dikenal

mampu meramalkan tahap berikutnya dalam kemajuan teknologi manusia dan

memiliki daya imajinasi tinggi. Ia dikenal berpengetahuan luas, suka bepergian ke

manapun walaupun hanya dengan menggunakan akal pikirannya. Hal tersebut

terungkapkan dalam karya melalui perwujudan karakter tokoh utama, Phileas

Fogg seperti terlihat dalam kutipan berikut:

Page 95: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

63

(47) Avait-il voyagé ? C'était probable, car personne ne possédait mieux

que lui la carte du monde. Il n'était endroit si reculé dont il ne parût

avoir une connaissance spéciale. Quelquefois, mais en peu de mots,

brefs et clairs, il redressait les mille propos qui circulaient dans le

club au sujet des voyageurs perdus ou égarés ; il indiquait les vraies

probabilités, et ses paroles s'étaient trouvées souvent comme

inspirées par une seconde vue, tant l'événement finissait toujours

par les justifier. C'était un homme qui avait dû voyager partout, --

en esprit, tout au moins.

Apakah ia sering bepergian? Mungkin saja, karena tidak ada

seorang pun yang mengenal dunia dengan lebih baik sepertinya.

Tidak ada tempat terpencil yang seolah tidak ia kenal dengan

amat baik. Ia sering membetulkan, dengan kata-kata yang

ringkas dan jelas, ribuan sangkaan yang diajukan oleh anggota

kelompok sebagai dugaan yang salah dan tidak pernah terdengar

di kalangan penjelajah; ia menunjukkan kemungkinan-

kemungkinan yang benar, dan sepertinya dikaruniai kemampuan

meramal, karena sering ada kejadian-kejadian yang

membenarkan prediksinya. Ia seorang pria yang pasti telah

menjelajah ke mana-mana,--paling tidak secara mental.

Selain pandangan dunia tersebut di atas, perjalanan keliling dunia yang

dilakukan Phileas Fogg dalam novel juga sebenarnya telah membawa para

pembaca pada sebuah supremasi kekuasaan Inggris pada masa itu. Sebuah lukisan

kekaisaran Britania Raya yang ingin digambarkan oleh seorang bukan dari bangsa

Inggris. Verne menggambarkan betapa luasnya kekuasaan Inggris saat itu melalui

daerah koloni yang dilalui Fogg selama perjalanan keliling dunia. Daerah koloni

tersebut antara lain adalah: Suez, India, Singapura, Hong Kong, dsb. Perhatikan

kutipan berikut:

(48) Mr. Fogg inscrivit ces dates sur un itinéraire disposé par colonnes,

qui indiquait -- depuis le 2 octobre jusqu'au 21 décembre -- le mois,

le quantième, le jour, les arrivées réglementaires et les arrivées

effectives en chaque point principal, Paris, Brindisi, Suez, Bombay,

Calcutta, Singapore, Hong-Kong, Yokohama, San Francisco, New

York, Liverpool, Londres,...

Page 96: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

64

Tuan Fogg mencatat tanggal-tanggal di agenda perjalanan yang

terbagi dalam kolom-kolom, yang menunjukkan -- dari tanggal 2

Oktober sampai 21 Desember -- bulan, hari, tanggal, kedatangan-

kedatangan yang diperkirakan dan yang sesungguhnya di tiap

tempat penting, Paris, Brindisi, Suez, Bombay, Calcutta,

Singapura, Hong Kong, Yokohama, San Francisco, New York,

Liverpool, London,…

Dari kutipan tersebut di atas terlihat bahwa daerah/tempat-tempat

yang dilalui Fogg selama perjalanan keliling dunia merupakan daerah koloni

Inggris yang dapat menunjukkan bahwa Inggris mendominasi di dalam karya Le

Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours.

Page 97: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

65

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis permasalahan yang terdapat dalam novel Le Tour du

Monde en Quatre-Vingts Jours melalui kajian Strukturalisme Genetik Lucien

Goldmann, maka dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut :

Pertama, struktur karya Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours

memiliki hubungan dengan struktur sosial masyarakat Inggris pada saat itu yaitu

gambaran sikap orang-orang Inggris tentang sebuah gagasan perjalanan

berkeliling dunia.

Kedua, terdapat enam fakta kemanusiaan dalam karya Le Tour du Monde

en Quatre-Vingts Jours yaitu: fakta tentang perkumpulan eksklusif di kota

London saat itu seperti Royal Institute, London Institute, Artisans Institute,

Institute of Arts and Sciences sampai pada Reform-Club ; fakta tentang kebiasaan

bangsa Inggris yang suka bertaruh ; fakta tentang tiga kemajuan teknologi

transportasi pada masa itu seperti Terusan Suez, perhubungan jalur-jalur kereta

api di India, serta selesainya jalur kereta api pertama di Amerika (Union Pacific

Railroad) ; fakta tentang adanya ritual kepercayaan para pengikut Dewi Kali di

India ; fakta tentang tradisi upacara sati, pengorbanan diri manusia secara sukarela

yang dilakukan oleh masyarakat India ; fakta tentang kebiasaan kaum Mormon di

Amerika yang suka berpoligami.

Ketiga, subjek kolektif dalam Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours

terdiri atas kaum borjuis dan kaum buruh. Kaum borjuis diwakili oleh Phileas

Page 98: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

66

Fogg bersama rekan-rekannya di Reform Club yaitu: insinyur Andrew Stuart,

bankir John Sullivan dan Samuel Fallentin, pedagang bir Thomas Flanagan, serta

direktur Bank Inggris Gauthier Ralph. Sedangkan kaum buruh diwakili oleh

Passepartout, pelayan dari Phileas Fogg.

Keempat, terdapat dialektika dalam Le Tour du Monde en Quatre-Vingts

yang diawali dengan anggapan bahwa perjalanan mengelilingi dunia saat itu dapat

dilakukan untuk pertama kalinya dalam 80 hari. Selanjutnya negasi/antitesis

muncul dari salah satu anggota Reform Club, Andrew Stewart yang berupa

pertentangan dan pertaruhan atas rencana perjalanan tersebut. Kemudian

terbentuklah sintesis bahwa perjalanan mengelilingi dunia dapat dilakukan dalam

80 hari bahkan kurang.

Kelima, pandangan dunia dalam Le Tour du Monde en Quatre-Vingts

Jours merupakan pandangan dunia yang menyangkut tentang persoalan fiksi

ilmiah dan futurisme yang dianut oleh pengarang yaitu Jules Verne. Verne

memberikan pandangannya bahwa perjalanan mengelilingi dunia pada saat itu

nantinya akan dapat dilakukan oleh siapa saja, tidak hanya untuk para penjelajah

ataupun para petualang sejati berkat adanya kemajuan teknologi transportasi.

Verne mengungkapkan pula pandangan tentang dominasi kekuasaan Inggris saat

itu melalui daerah-daerah koloni yang dilalui tokoh utama, Phileas Fogg selama

perjalanan berkeliling dunia.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis novel Le Tour du Monde en Quatre-Vingts

Jours, maka dapat disampaikan saran sebagai berikut:

Page 99: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

67

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan ide kepada mahasiswa

jurusan Bahasa dan Sastra Asing, khususnya mahasiswa program studi Sastra

Prancis untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap novel Le Tour du Monde

en Quatre-Vingts Jours dari berbagai segi, misal dari segi psikologi sastra yang

membahas tentang karakter tokoh dalam novel ataupun dari segi resepsi sastra

yang membahas tentang tanggapan para pembaca.

Page 100: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

68

DAFTAR PUSTAKA

Abrams, M. H. 1981. A Glossary of Literary Terms. Canada: Library of Congress

Cataloging in Publication Data.

Arifin, Winarsih dan Farida Soemargono. 2007. Kamus Perancis-Indonesia.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Astuti, Rahmani. 2008. 80 Hari Keliling Dunia. Jakarta : Serambi.

Beaumarchais, Jean-Pierre de, Daniel Couty. 1988. Anthologie des Littéraires de

Langues Français. Paris: Bordas.

______________________ . 2001. Dictionnaires des Écrivains de Langues

Français. Paris: Larousse.

Damono, Sapardi Djoko. 2002. Pedoman Penelitian Sosiologi Sastra. Jakarta:

Depdikbud.

Dini, N.H. 2004. 20000 Mil di Bawah Lautan. Jakarta: Enigma

Esten, Mursal. 1978. Kesusastraan : Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung:

Angkasa.

Faruk. 2012. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Forster, E.M. 1979. Aspek-Aspek Novel diterjemahkan oleh Bagian Pembinaan

dan Pengembangan Sastra dari judul asli Aspects of The Novel. Kuala

Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Goldman, Lucien. 1981. Method in Sociology of Literature. Oxford: Basil

Blackwell.

________. 1970. The Sociology of Literature: Status and Problem of Method.

New York: Praeger Publisher.

Hadi, Hardono. 1994. Epistemologi (Filsafat Pengetahuan) diterjemahkan dari

judul asli The Philosophy of Knowlwdge. Yogyakarta: Kanisius (Anggota

Ikapi).

Jan van Luxemburg, Mieke Bal dan Willem G. Weststeijn. 1984. Pengantar Ilmu

Sastra. Jakarta: PT Gramedia.

Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press.

Ratna, Nyoman Kutha. 2008. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 101: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

69

Schmitt. M.-P et A. Viala. 1982. Savoir-Lire. Précis de lecture critique, Paris :

Didier.

Sumardjo, Jacob dan Saini K.M. 1991. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Teeuw, A., 1984. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta : Pustaka Jaya.

Wellek, Rene dan Austin Warren. 1990. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

http://id.wikipedia.org/wiki/Fiksi_ilmiah, diunduh pada tanggal 30 Januari 2014

pukul 14.30 WIB

http://id.wikipedia.org/wiki/Mengelilingi_Dunia_Dalam_80_Hari, diunduh pada

tanggal 30 Januari 2014 pukul 14.35 WIB

http://manybooks.net/titles/vernejuletext97880jr07.html, diunduh pada tanggal 30

Desember 2013 pukul 14.40 WIB

http://www.academia.edu/5972916/pelajar_Unsur_Intrinsik_dan_Ekstrinsik_Nov

el, diunduh pada tanggal 1 Februari 2014 pukul 15.00 WIB

http://www.one.indoskripsi.com, diunduh pada tanggal 30 Januari 2014 pukul

14.15 WIB

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/7f/Around_the_World_in_Eig

hty_Days_-_map.jpg, diunduh pada tanggal 1 Februari 2014 pukul 14.15

WIB

Page 102: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

70

LAMPIRAN

Ringkasan Cerita Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours

Cerita bermula pada 2 Oktober 1872 saat Phileas Fogg, seorang pria kaya

raya di Inggris tengah mempersiapkan diri seperti biasa untuk pergi ke Reform

Club dan bermain kartu bersama teman-temannya. Sebelum berangkat, ia bertemu

dengan pelayan barunya terlebih dahulu yaitu Passepartout yang segera bekerja

untuknya. Selama bermain kartu, Phileas Fogg dan teman-temannya

membicarakan tentang hal pencurian yang terjadi di Bank Inggris dan

kemungkinan si pencuri yang dapat dengan cepat melarikan diri.

Fogg yang berpikir pada saat itu, mengatakan bahwa sangatlah mungkin

bagi siapa saja, termasuk si pencuri untuk bepergian jauh. Apalagi sebuah surat

kabar telah memberitakan bahwa perjalanan mengelilingi dunia saat itu dapat

dilakukan untuk pertama kalinya dalam 80 hari. Fogg merasa sangat yakin dapat

membuktikan hal tersebut, meskipun rekan-rekannya di Reform Club

menganggap apa yang diyakininya itu adalah hal gila dan mustahil untuk

dilakukan. Maka terjadilah perdebatan di antara mereka dan diadakanlah taruhan

sebesar 20.000 poundsterling. Fogg menerima taruhan dan memastikan ia akan

mendapatkan uang tersebut jika berhasil mengelilingi dunia dalam 80 hari dan

kembali ke Reform Club pada tanggal 21 Desember tepat pukul 20.45.

Fogg berangkat malam itu juga naik kereta api dari Dover bersama

Passepartout, pelayannya dan membawa setengah dari kekayaannya 20.000

poundsterling. Mereka melewati Paris, Alpen, Turin dan tiba di Brindisi untuk

menaiki kapal “Mongolia” menuju Bombay.

Page 103: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

71

Sementara itu di tempat lain, seorang detektif Inggris bernama Fix tengah

berada di Suez untuk menunggu kedatangan surat perintah penangkapan. Fix

sedang mencari pencuri perampokan bank dan meyakini Fogg adalah pencuri dari

perampokan bank Inggris itu. Maka ketika ia melihat Fogg dan Passepartout

hendak melanjutkan perjalanan di Suez, ia memutuskan untuk mengikuti mereka

sampai tiba surat perintah penangkapan.

Passepartout, tidaklah seperti Fogg, ia mengagumi tempat-tempat yang

eksotis yang mereka kunjungi. Di Bombay, Passepartout memasuki pagoda

Malabar Hill yang sebenarnya dilarang untuk orang-orang nasrani. Tiga pendeta

langsung menunjukkan kemarahannya dan memukuli Passepartout. Passepartout

pun berusaha melarikan diri dan setelah itu bersama tuannya, Fogg menaiki kereta

api menuju Calcutta yang masih diikuti oleh Fix.

Di tengah perjalanan menuju Calcutta, tiba-tiba kereta api terhenti oleh

pembangunan jalur kereta api yang ternyata belum selesai. Fogg akhirnya

membeli Kiouni, gajah seharga 2000 poundsterling sebagai ganti kereta api dan

menyewa seorang pemandu India yang membantu mereka dalam menyeberangi

hutan. Mereka berjalan dengan cepat sampai malam hari tiba dan berhenti ketika

ada sebuah prosesi khusus di mana terdapat penjaga, pendeta, mayat dan seorang

wanita yang terlihat lemah tak berdaya. Itu adalah “sati”, sebuah upacara

pengorbanan manusia secara sukarela. Seorang Raja dari Bundelkhund meninggal

dunia dan wanita muda yang menjadi istrinya itu akan dibakar sehari setelahnya.

Fogg dan Passepartout ingin sekali menyelamatkan wanita muda itu, meskipun

mereka tahu bahwa hal itu dapat membahayakan nyawa mereka. Maka pagi hari

Page 104: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

72

setelah orang-orang India melihat bagaimana mayat sang Raja bangkit, yang

sebenarnya adalah Passepartout, mereka semua sangat terkejut. Passepartout pun

tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, ia langsung saja mengangkat wanita muda

yang bernama Aouda itu untuk diselamatkan dan ikut dalam perjalanan mereka.

Sebelum dapat melanjutkan perjalanan ke Hong Kong, para rombongan

diberhentikan lagi oleh seorang polisi yang membawa mereka ke pengadilan

Calcutta. Passepartout dituduh telah mengotori pagoda Malabar Hill sebelumnya

karena telah masuk tanpa izin. Dia dijatuhi hukuman lima belas hari penjara dan

denda 300 poundsterling. Namun agar tidak kehilangan waktu perjalanan, Fogg

memutuskan untuk menawarkan sejumlah jaminan sehingga mereka dapat

meninggalkan pengadilan dan dengan segera menaiki kapal “Rangoon” menuju

Hong Kong, yang masih selalu diikuti oleh Fix.

Setelah tiba di Hong Kong, Fogg berpikir ia sudah ketinggalan kapal

“Carnatic” yang menuju Yokohama. Namun sang kapten kapal memberitahu

bahwa kapal tersebut belumlah berangkat. Karena ada perbaikan, kapal baru

berangkat esok hari. Sambil menunggu keberangkatan, Fogg dan Aouda mencari

Jeejeh, keluarga Aouda yang kabarnya tinggal di Hong Kong, namun ternyata

sudah pindah ke Eropa, kemungkinan besar di Belanda, sehingga Fogg

memutuskan untuk membawa Aouda ikut dalam perjalanannya ke Eropa.

Fix putus asa mempertahankan Fogg di Hong Kong karena mereka sudah

berada di koloni Inggris yang terakhir, namun surat perintah penangkapan belum

juga tiba. Di sebuah kedai, di mana orang-orang mengkonsumsi opium, Fix

mengajak Passepartout minum dan bercerita tentang hal pencurian bank dan

Page 105: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

73

tentang tuannya yang diduga adalah perampok bank tersebut, yang berusaha

melarikan diri dengan dalih berkeliling dunia. Fix berharap Passepartout bersedia

membantunya, namun Passepartout tetaplah setia pada tuannya. Ia tidak ingin

membantu Fix karena baginya Fix adalah utusan yang dikirim oleh anggota

Reform Club untuk memata-matai perjalanan tuannya.

Kapal “Carnatic” yang menuju Yokohama sebenarnya telah selesai

diperbaiki dan malam itu dipercepat keberangkatannya. Namun ketika

Passepartout hendak memberi tahu kabar tersebut pada tuannya, ia malah jatuh

tertidur karena terlalu banyak mengkonsumsi opium dan minuman keras yang

diberikan oleh Fix. Passepartout tidak lama kemudian sadarkan diri dan berhasil

mencapai kapal “Carnatic”, namun ia tidak berhasil memberi tahu tuannya.

Sehari setelahnya, Fogg mengetahui bahwa kapal “Carnatic” yang menuju

Yokohama telah pergi dan ia kehilangan Passepartout. Dia bertemu dengan

seorang kapten kapal lain yang dapat membantunya mengejar kapal “Carnatic”

dengan kapal kecil bernama “Tankadere”.

Sampai di Yokohama Passepartout dan Fogg dapat bertemu kembali dan

mereka melanjutkan perjalanan menaiki kapal “General Grant” untuk sampai ke

San Francisco pada 3 Desember. Fix yang sudah mempunyai surat perintah

penangkapan di tangannya sangatlah tidak berdaya, ia sudah tidak lagi berada di

koloni Inggris dan masih tetap mengikuti Phileas Fogg.

Tiba di Amerika mereka menaiki kereta api menyeberangi benua itu, namun

harus terhenti selama tiga jam karena ada sebuah parade. Ketika sampai di dekat

pos militer Amerika, para penumpang diserang oleh bangsa Sioux. Fogg yang

Page 106: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

74

sangat berani saat itu berhasil menghentikan kereta api sampai di stasiun Kearney

saat prajurit Amerika akhirnya datang membantu. Setelah berjuang, Passepartout

dan beberapa penumpang malah ditahan dan dijadikan sandera. Fogg dan prajurit

berhasil menyelamatkan mereka meski perjalanan menjadi terhitung terlambat 20

jam. Kemudian mereka dengan segera naik kereta luncur ke Omaha dan setelah

itu menaiki kereta api dari Chicago ke New York.

Tiba di New York mereka terlambat dan tertinggal oleh kapal “Cina” yang

menuju Liverpool. Mereka menaiki kapal lain tujuan Bordeaux, Perancis dan

Fogg membayar 2000 poundsterling untuk itu. Selama perjalanan, Fogg mengunci

sang kapten kapal di kabin dan mengambil alih seluruh kendali kapal. Persediaan

batubara tinggal sedikit dan dia menghancurkan alat kelengkapan kayu untuk ia

gunakan sebagai pengganti bahan bakar.

Pada akhirnya sampailah mereka di Queenstown, Irlandia. Dari sana mereka

menaiki kereta api menuju Dublin dan dari Dublin mereka menaiki perahu menuju

Liverpool. Sesampainya di Liverpool, Fogg malah ditangkap dan dijebloskan ke

penjara oleh Fix di kantor polisi setempat. Di kantor polisi itu beberapa jam

kemudian Fogg dibebaskan karena perampok bank yang sesungguhnya telah

tertangkap. Fogg, Passepartout dan Aouda dengan segera naik kereta api

kecepatan tinggi menuju London, tetapi sayangnya mereka terlambat tiba lima

menit dan hilanglah semua taruhan itu. Mereka bertiga pulang ke rumah Fogg dan

Fogg menyendiri selama sehari.

Sehari setelahnya, Fogg meminta maaf pada Aouda karena telah

membawanya berkeliling dunia. Ia menanyakan apakah Aouda bersedia menikah

Page 107: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

75

dengannya dan Aouda pun menerima. Maka Fogg segera menyuruh Passepartout

untuk memanggil pendeta agar dapat melaksanakan pernikahan esok hari.

Namun yang terjadi ternyata sang pendeta tidak bersedia menikahkan

mereka, karena esok adalah hari Minggu. Passepartout lalu sadar bahwa hari itu

masih hari Sabtu tanggal 21 Desember dan belum pukul 20.45. Perjalanan mereka

ke timur sebenarnya telah membuat waktu berjalan lebih awal sehari. Maka

Passepartout pun berlari pulang memberitahu tuan Fogg untuk pergi ke Reform

Club. Fogg berhasil sampai di Reform Club tepat pukul 20.45 dan memenangkan

pertaruhan sebesar 20000 poundsterling, namun dikarenakan biaya perjalanan

yang sangat tinggi, ia hanyalah untung sedikit yaitu selain menikah dengan Aouda

dan menjadi sangat bahagia.

Page 108: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

76

Biografi Jules Verne

Jules Verne lahir dari keluarga pelaut di Nantes, Prancis pada tahun 1828.

Pada usia muda, ia berusaha lari dari rumah dan bekerja di dunia pelayaran

sebagai awak kabin, tetapi kemudian ditemukan dan dikembalikan pada

keluarganya. Verne kemudian dikirim ke Paris untuk belajar ilmu hukum, tetapi

setelah tiba di Paris, dengan segera ia tertarik dengan dunia teater. Tidak lama

kemudian ia menulis naskah drama dan nyanyian opera, dan naskahnya yang

pertama diterbitkan tahun 1850. Ketika ia menolak desakan ayahnya untuk

kembali ke Nantes dan membuka praktik hukum, uang sakunya dihentikan, ia pun

terpaksa hidup dari menjual naskah cerita dan menulis artikel.

Verne menggabungkan bakatnya sebagai penutur cerita yang eksotik dengan

minatnya pada hasil-hasil penemuan ilmiah yang mutakhir. Ia banyak

menghabiskan waktu di perpustakaan Paris untuk belajar ilmu geologi, astronomi,

dan teknik. Tidak lama kemudian ia menghasilkan naskah cerita imajinatif seperti

Cinq Semaines en Ballon (1863) dan Voyage au Centre de la Terre (1864), yang

segera meledakkan popularitasnya di seluruh dunia. Setelah De la Térre à la Lune

(1865), Verne menerima banyak sekali surat dari para penjelajah yang berharap

dapat ikut serta dalam ekspedisi ke bulan berikutnya. Kemampuan Verne

meramalkan tahap berikutnya dalam kemajuan teknologi manusia, dan rasa ingin

tahunya pada masa kecil, menuntunnya menghasilkan karya Vingt Mille Lieues

sous les Mers (1869) dan Michel Strogoff (1876).

Buku-bukunya membuat Verne kaya dan terkenal. Pada 1876 ia membeli

kapal uap besar, yang dilengkapi dengan ruang kabin tempat ia dapat menulis

Page 109: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

77

dengan lebih nyaman daripada di tepi pantai. Ia berlayar dari satu pelabuhan

Eropa ke pelabuhan lain dan diperlakukan sebagai orang penting ke mana pun ia

pergi. Buku-bukunya banyak diterjemahkan, dijadikan naskah drama dan

kemudian difilmkan. Ia meninggal di Amiens tahun 1905.

Page 110: PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LE TOUR DU MONDE EN

78

Gambar Peta Perjalanan Le Tour du Monde en Quatre-Vingts Jours

Sumber:http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/7f/Around_the_World

_in_Eighty_Days_-_map.jpg