10

Click here to load reader

pedoman KKD

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pedoman KKD bagian COR

Citation preview

Page 1: pedoman KKD

PEDOMAN INSTRUKTUR KKD

MODUL REMATOMUSKULOSKELETAL: CEDERA OLAH RAGA

Tujuan Umum

Mahasiswa mengetahui akibat yang dapat ditimbulkan dari cedera olah raga, cara penegakan diagnosis dan penanganan awalnya

Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mengetahui kemungkinan cedera pada sistem muskuloskeletal berdasarkan mekanisme cedera

2. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis sesuai dengan dugaan yang didapat dari anamnesis

3. Mahasiswa dapat mengusulkan pemeriksaan penunjang bila diperlukan

4. Mahasiswa dapat mendemonstrasikan cara pemberian pertolongan pertama pada penderita cedera olah raga (PRICE)

Alat dan Bahan

1. Cold pack/Chlor ethyl

2. Elastic verban

Pendahuluan

Cedera olah raga sering dijumpai pada bidang muskuloskeletal. Di Amerika Serikat angka kejadiannya bisa mencapai 3 juta kasus per tahunnya. Cedera dapat mengenai setiap komponen muskuloskeletal mulai dari tulang, otot, tendon, ligamen dan bursa.

Etiologi

Penyebab cedera umumnya dibagi menjadi dua, yaitu:

Pedoman Tutor/Modul Remato-Muskuloskeletal 1

RAHASIATIDAK UNTUK MAHASISWA

Page 2: pedoman KKD

1. Faktor ekstrinsik, seperti: kesalahan berlatih, suhu, asupan cairan, peralatan, kondisi lapangan, dsb.

2. Faktor intrinsik, seperti: variasi anatomik, leg length discrepancy, kurangnya kelenturan, kelemahan/ketidakseimbangan otot, dsb.

Untuk cedera OR pada sendi lutut, cedera jaringan yang terjadi akibat suatu trauma bersifat kontra lateral dari arah cedera, mis: benturan dari sisi lateral lutut akan menyebabkan cedera pada Lig. Kolateral medial.

Anatomi Sendi Lutut

Lutut dibentuk oleh tulang femur, tibia, fibula dan patella. Pada sendi lutut juga terdapat ligamen kolateral lateral dan kolateral medial, masing-masing pada tepi lateral dan medial sendi lutut. Juga terdapat ligamen krusiatum anterior dan posterior yang menghubungkan antara sendi lutut dan tibia. Ligamen berfungsi menjaga stabilitas sendi. Di antara femur dan tibia terdapat dua buah meniskus, yaitu meniskus medial dan lateral yang berfungsi sebagai bantalan sendi. Juga terdapat bursa seperti bursa suprapatellar, prepatellar dan infrapatellar.

Otot yang melewati sendi lutut adalah:

1. Bagian anterior: m. quadriceps femoris yang terdiri dari m. rectus femoris, m. vastus medialis, m. vastus lateralis, m. vastus intermedius.

2. Bagian posterior: m. hamstring, yang terdiri dari m. semimembranosus, m. semitendinosus dan m. biceps femoris

Pedoman Tutor/Modul Remato-Muskuloskeletal 2

Page 3: pedoman KKD

Cedera Ligamen Pada Sendi Lutut

Ligamen kolateral medial dapat cedera karena adanya valgus stress, misalnya karena tertumbuk dari sisi lateral. Ligamen kolateral lateral dapat cedera karena varus stress.

Ligamentum krusiatum anterior dapat cedera karena kombinasi antara valgus stress, hiperekstensi dan rotasi eksterna, misalnya saat mendarat dari posisi melompat. Atau karena rotasi internal berlebihan dengan komponen varus atau hiperekstensi. Ligamentum krusiatum posterior dapat cedera karena hiperekstensi, misalnya karena tumbukan dari arah depan dengan tungkai menapak pada lantai. Cedera ligamen dapat mengakibatkan ruptur parsial atau total.

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan bila perlu dilakukan pemeriksaan penunjang seperti: X-ray (untuk melihat ada tidaknya fraktur pada trauma yang berat) dan MRI (dapat mendeteksi adanya cedera meniscus/ligament).

Anamnesis

Anamnesis dilakukan seperti biasa dengan penekanan pada:

1. Faktor risiko terjadinya cedera2. Mekanisme cedera (arah cedera, posisi tubuh saat cedera)3. Berat/ringannya cedera4. Akibat cedera (tidak mampu berjalan/bergerak)

Pedoman Tutor/Modul Remato-Muskuloskeletal 3

Page 4: pedoman KKD

Pemeriksaan Fisik Pada Sendi Lutut

Dimulai dari pemeriksaan status generalis, dan dilanjutkan ke status lokalis sebagai berikut:

1. LookPerhatikan cara penderita berjalan (gait). Pada cedera ekstremitas bawah dapat terlihat pasien berjalan dengan antalgic gait, di mana fase stance phase lebih pendek dari swing phase. Perhatikan pula apakah pasien menggunakan alat bantu seperti tongkat, adanya deformitas, ratu wajah kesakitan, tanda-tanda radang, jejas pada bagian tubuh yang cedera.

2. FeelDengan palpasi tentukan adanya nyeri tekan, pemeriksaan ballottement untuk menentukan ada tidaknya efusi sendi.

3. MoveTentukan ada tidaknya nyeri gerak, baik aktif maupun pasif, adanya keterbatasan lingkup gerak sendi dan kekuatan otot.

Pemeriksaan Khusus

Beberapa pemeriksaan khusus pada sendi lutut adalah sebagai berikut:

1. Valgus stress testUntuk mengetahui ada tidaknya cedera pada ligament kolateral medial

Cara:

Fleksikan sedikit sendi lutut Gunakan satu tangan untuk memfiksasi tungkai atas, sedangkan tangan yang lain

memberikan dorongan ke arah lateral (valgus stress) pada tungkai bawahHasil tes positif bila terdapat jarak antara femur dan tibia sisi medial disertai rasa nyeri

2. Varus stress testUntuk mengetahui ada tidaknya cedera pada ligament kolateral lateral

Cara:

Fleksikan sedikit sendi lutut Gunakan satu tangan untuk memfiksasi tungkai atas, sedangkan tangan yang lain

memberikan dorongan ke arah medial (varus stress) pada tungkai bawahHasil tes positif bila terdapat jarak antara femur dan tibia sisi lateral disertai rasa nyeri

Pedoman Tutor/Modul Remato-Muskuloskeletal 4

Page 5: pedoman KKD

3. Anterior drawer testUntuk mengetahui ada tidaknya cedera pada ligament krusiatum anterior

Cara:

Tekuk lutut pasien dan duduki kedua kakinya Letakkan kedua tangan pada proksimal tibia Tarik tibia ke arah depan

Hasil tes positif bila tibia dapat ditarik ke depan

4. Posterior drawer testUntuk mengetahui ada tidaknya cedera pada ligament krusiatum posterior

Cara:

Sama dengan anterior drawer test, tapi tibia didorong ke belakangHasil tes positif bila tibia dapat didorong ke belakang

5. Lachman testUntuk mengetahui ada tidaknya cedera pada ligament krusiatum anterior

Cara:

Fleksikan femur 20-30 derajat Gunakan satu tangan untuk memfiksasi femur, tangan yang lain menarik tibia ke anteriorHasil tes positif bila tibia dapat ditarik ke anterior

Pedoman Tutor/Modul Remato-Muskuloskeletal 5

Page 6: pedoman KKD

6. McMurray testUntuk mengetahui adanya cedera pada meniscus (khususnya meniscus medial)

Cara:

Gunakan satu tangan untuk memegang tumit dan fleksikan sendi lutut Tangan yang lain memegang daerah sendi lutut dengan jari-jari tangan memegang sisi

medial dan ibu jari memegang sisi lateral Lakukan rotasi interna dan eksterna pada kaki untuk mengendorkan sendi lutut Berikan dorongan pada sendi lutut sambil pada saat yang bersamaan gerakkan kaki ke

arah rotasi eksterna Ekstensikan sendi lutut perlahan-lahanHasil tes positif bila terdengar/ teraba bunyi pada sendi lutut.

Penanganan Awal Cedera Olah Raga

Non Medikamentosa

Dilakukan secara PRICE (Protection, Rest, Ice, Compression, Elevation)

1. ProtectionUntuk melindungi bagian tubuh yang cedera, misalnya dengan menggunakan tongkat atau brace sehingga memberikan kesempatan untuk proses penyembuhan terjadi.

2. RestUntuk mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera dan membantu terjadinya proses penyembuhan serta mencegah cedera lebih lanjut. Biasanya dilakukan 1-2 hari pertama.

3. IceMemberikan aplikasi dingin pada bagian tubuh yang cedera untuk mengurangi reaksi radang, meringankan gejala dan mempercepat penyembuhan. Misalnya dengan memberikan es/ cold pack selama fase akut atau 2-3 hari pertama. Biasanya diberikan selama 20 menit dan dapat diulang tiap jam.

Pedoman Tutor/Modul Remato-Muskuloskeletal 6

Page 7: pedoman KKD

4. CompressionMemberikan tekanan pada bagian tubuh yang cedera untuk mencegah atau mengurangi terjadinya edema/pembengkakan jaringan. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan elastic verban.

5. ElevationUntuk mengurangi terjadinya edema pada bagian tubuh yang cedera dengan cara meninggikan/ elevasi bagian tubuh yang cedera. Hal ini akan mengurangi efek gravitasi pengumpulan darah pada bagian tubuh yang cedera.

Medikamentosa

Dapat diberikan OAINS (obat anti inflamasi non steroid) untuk mengurangi edema dan inflamasi

Rujukan

Bila perlu pasien dapat dirujuk ke ortopedi atau rehabilitasi medik untuk penanganan lebih lanjut.

Pedoman Tutor/Modul Remato-Muskuloskeletal 7

Page 8: pedoman KKD

Pedoman Tutor/Modul Remato-Muskuloskeletal 8