METODE PELAKSANAAN KNSTRUKSI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

konstruksi

Citation preview

METODE PELAKSANAAN

METODE PELAKSANAAN

Metoda pelaksanaan ini disiapkan untuk :(1) Memenuhi persyaratan substantif yang ditetapkan dalam dokumen lelang dan menggambarkan penawar untuk menyelesaikan pekerjaan.(2) Metoda kerja untuk jenis-jenis pekerjaan utama yang menggambarkan penguasaan penawar untuk melaksanakan pekerjaan.(3) Tahapan dan cara pelaksanaan yang menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai dengan akhir dapat dipertanggungjawabkan secara teknis.

1. URAIAN SINGKAT PROYEK

1.1 Lingkup Pekerjaan

Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) ini sifatnya adalah EPC (Engineering, Procurements and Construction) yang secara garis besar terdiri dari atas :

(1) Pekerjaan Persiapan, yang terdiri dari Penyediaan tenaga Engineering untuk Pekerjaan Pengukuran/Survey, Penentuan Lokasi Bendung/Route Pentock/Powerhouse, Soil Investigation, Pengukuran Debit Air Sungai untuk Penentuan besaran kapasitas PLTM dan Bangunan Konstruksi Penunjangnya serta Pembuatan Detailed Design Pembangunan PLTM tersebut di atas.

(2) Pekerjaan Sipil (Civil Works), yaitu Pekerjaan Pembuatan Bandung, Intake, Saluran Terbuka, Penstock, Powerhouse (Gedung Pembangkit), dan Pekerjaan Penunjang lainnya.

(3) Pekerjaan Metal (Metal Works), yaitu Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Peralatan Pintu-Pintu (Gates) dan Pipa Pesat (Penstock)

(4) Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal, yaitu Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan, Peralatan Hydraulic Turbine, Generating Equipment, Transformer dan Switch Gear Equipment, dan Peralatan Pembantu lainnya.

(5) Pekerjaan Test & Commissioning, yaitu Pekerjaan Test Individual Peralatan dan Pra Commissioning Pembangkit sampai siap di Comissioning oleh PLN Jaser sebagai pihak yang berhak menerbitkan rekomendasi Laik Operasi.

(6) Pembuatan As Built Drawings

(7) Pemeliharaan

1.2 Nama Pengguna Barang/Jasa

Badan Narkotika Nasional

1.3 Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

Waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah 90 (Sembilan Puluh) hari kalender terhitung sejak penandatangan kontrak.

1.4 Sumber Dana

Sumber dana untuk Paket Pekerjaan ini adalah dari APBN TAHUN ANGGARAN 2011

2. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Gambar 2.1. Skema Penempatan Bangunan Utama PLTM

Pekerjaan Engineering, Procurement, and Construction (EPC) sebagai salah satu bentuk single source delivery yang melimpahkan tanggung jawab atas kegiatan desain (Engineering), pengadaan (Pracurement) dan pelaksanaan konstruksi (Construction) kepada sebuah entitas (entity) yang dinamakan kontraktor EPC. Proyek EPC sering ditemukan pada pabrik industri yang memerlukan teknologi tinggi dalam pengerjaannya dan keterlibatan multidisiplin (multi disciplinary project). Pada proyek EPC, procurement merupakan kegiatan yang penting karena memiliki bobot paling besar selain itu juha karena kegiatan procurement dipengaruhi oleh kegiatan sebelumnya (engineering) dan mempengaruhi kegiatan berikutnya (construction).

Gabungan antara PT. FAF YUZAL PRATAMA dengan CV. YUZAL PRATAMA telah memiliki kemampuan dalam penganan dan penyelesaian kontrak EPC terutama untuj Pusat Listrik Tengah Mini Hidro (PLTM), meliputi kegiatan survey, desain/rancang-bangunan untuk Pekerjaan Sipil, Elektro dan Mekanikal termasuk pengadaan, Pemasangan, dan commissioning and test serta cara pengoperasian dan maintenance (OM) seperti dijelaskan pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Lingkup Layanan EPC Proyek Pembangkit

Contoh dari tahapan Project Management kami terkait dengan pekerjaan ini dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Pendekatan penanganan pekerjaan akan terkait dengan pemahaman kontraktor EPC terhadap Dokumen Pelelangan serta akan menjabarkan komponen kegiatan utama yang perlu dilakukan dan akan dilalui oleh kontraktor untuk mencapai hasil-hasil baik yang berupa sasaran antara maupun sasaran pelaksanaan pekerjaan sebagaimana yang diharapkan dan tercantum dalam Dokumen Pelelangan. Berdasarkan pendekatan inilah selanjutnya kebutuhan metode pelaksanaan dan penanganan kegiatan akan dapat dielaborasi dan dijelaskan secara rinci oleh kontraktor EPC.

Gambar 2.3. Contoh Implementasi Proyek EPC

Sesuai dengan pemahaman serta gagasan inovatif kontraktor EPC, bahwa penanganan atas pekerjaan ini terdiri dari pendekatan yang sifatnya mengarah pada : Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Sipil (Civil Works) Pekerjaan Metal (Metal Works) Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal Pekerjaan Test & Comissioning Pembuatan As Built Drawings, dan PemeliharaanKegiatan di atas dalam prosesnya akan menjadi input bagi kegiatan pembangunan PLTM sifatnya adalah EPC (Engineering, Procurement and Construction) dan penyusunan laporan.

Diagram alir untuk metodologi pelaksanan pekerjaan ini diperlihatkan pada Gambar 2-4.

Gambar 2-4 Diagram Alir Pembangunan PLTM

2.1 Pekerjaan Persiapan

Tahap pekerjaan persiapan ini terdiri dari penyediaan tenaga Engineering untuk Pekerjaan pengukuran/survey, penentuan lokasi Bendung/Route Pentock/Powerhouse, Soil Investigation. Pengukuran Debit Air Sungai untuk Penentuan besaran kapasitas PLTM dan Bangunan Konstruksi Penunjangnya serta Pembuatan Detailed Design Pembangunan PLTM tersebut di atas.

Tahap engineering dari pekerjaan persiapan Pembangunan Pusat Listrik Tenaga Minihydro (PLTM) tersebut di atas mencakup : Survey dan studi Awal Studi Kelayakan dan Detail Design

2.1.1 Survey dan Studi Awal

2.1.1.1 Pendahuluan

Studi awal kami lakukan setelah pendaftaran serta perolehnya dokumen lelang. Tujuan survey pendahuluan adalah :

(1) Studi Meja

(2) Pengenalan Lokasi

(3) Melakukan pengukuran awal, mencakup :(a) Pengukuran Topografi sederhana(b) Pengukuran debit sesaat (penampang sungai dan arus)

(4) Identifikasi kondisi jalan masuk eksisting (termasuk jembatan) dan kesempatan jaringan 20 KV eksisting serta kapasitasnya.

(5) Pengumpulan data sekunder, mencakup :(a) Data curah hujan minimal 3 (tiga) stasiun mewakili tiap lokasi, dalam 10 tahun terakhir(b) Data harga satuan upah dan bahan propinsi sulawesi Barat tahun 2011(c) Data kelistrikan

Dari pelaksanaan Survey ini, diharapkan dapat menghasilkan keluaran sbb:(1) Design dasar PLTM, berupa data-data teknis sbb :(a) Debit rencana(b) Tinggi dan lebar weir(c) Head(d) Panjang waterway(e) Panjang penstock

(2) Perhitungan volume pekerjaan, sebagai acuan dalam melakukan penawaran sbb :(a) Volume pekerjaan persiapan(b) Volume pekerjaan sipil dan metal(c) Volume dan typikal peralatan elektromekanik

(3) Penyusunan Jadwal Pelaksanaan Detil

2.1.1.2 Hasil Survey/Studi Pendahuluan\

(1) Studi MejaStudi meja adalah tahapan pertama yang dilakukan dalam pelaksanaan survey/studi awal rencana PLTM ini, dilakukan dengan cara mengkaji Peta Rupa Bumi dengan skala 1 : 250.000 dan skala 1 : 50.000

(2) Kesampaian lokasi dan lay-out pembangkitBerdasarkan pengukuran topografi sederhana, telah peroleh lay-out pembangkit seperti p[ada data teknis terlampir.

(3) Debit SungaiDengan menggunakan peta rupa bumi, telah dilakukan perhitungan luas DPS Sungai. Dari hasil perhitungan data curah hujan stasiun yang ada, serta verifikasi dengan pengukuran debit sesaat dan penampang sungai, diperoleh hasil analisis hidrologi seperti pada data teknis terlampir.

2.1.2 Metodologi Studi Kelayakan dan Detailed Design

2.1.2.1 Survey dan Investigasi

Dalam tahap survey dan investigasi ini, akan dilaksanakan antara lain : Survey Topografi, minimal skala 1:2000 Penyelidikan geologi di lokasi bangunan utama, bendung, waterway. Powerhouse, dll. Studi Hidrologi Survey Kelistrikan Survey harga pasar Kompilasidan Analisis Data Lapangan

(1) Survey Topografi

(a) Pemasangan Bencmark (BM)Bencmark merupakan titik tetap kerangka dasar pemetaan. Konstruksi Bencmark akan dibuat dari beton bertulang agar tidak mudah rusak, tahan lama, mempunyai posisi yang tidak mudah berubah sehingga dapat dipergunakan apabila diperlukan pengukuran ulang atau sebagai titik referensi pengukuran lain pada lokasi disekitarnya.

Pembuatan dan pemasangan Benchmark yang dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: BM akan dibuat dengan dimensi 20 cm x 20 xm x 100 cm, bagian yang berada di atas permukaan tanah sepanjang 20 cm dengan ring beton 15 cm x 15 cm; Pada bagian tengah atas BM dipasang baud dan kepala baud diberi goresan silang yang berfungsi sebagai penanda titik; Pilar beton akan ditanam pada tempat yang aman dan stabil keadaan tanahnya serta mudah diidentifikasi dilapangan; Benchmark yang telah dipasang dibuatkan foto dan deskripsinya serta diberi kode dan nomor yang teratur. (b) Pengukuran kontrol horisontal dan kontral vertikalPengukuran kerangka dasar horisontal akan menggunakan metode poligon, ini dimaksudkan untuk mendapatkan nilai koordinat yang digunakan sebagai titik ikat untuk keperluan situasi detail.

Metode pengukuran adalah sebagai berikut: Dalam pelaksanaan alat diusahakan terletak ditengah antara dua rambu dan jarak ke rambu max, 60 m; Dalam pengukuran sudut dilakukan double seri yang setiap seri perbedaan max 5, sedangkan untuk sudut vertikal hanya diukur satu seri saja. Kesalahan penutup sudut maksimum 10 V n, dimana n = jumlah titik pengamatan sudut; Pengukuran jarak dilakukan pulang pergi yang masing-masing 2x pengamatan. Kesalahan linier koordinat maksimum 1 : 10.000 Untuk pengukuran kontrol vertikal prinsipnya adalah perbedaan bidang nivo antara kedua tempat/titik. Jalur traverse membentuk loop tertutup dan untuk mengontrol arah akan dilakukan pengamatan matahari pada setiap interval 5 km. Pengamatan azimuth akan dilakukan pada waktu pagi dan sore hari masing-masing 1 seri dan dalam urutan (matahari-biasa) (matahari-luar biasa)-(target) Ketelitian pengukuran levelling 10 mm K, dimana K = jumlah jarak pengukuran

(c) Pengukuran kerangka dasar vertikalPengukuran kerangka dasar vertikal akan digunakan metode sipat datar, ini dimaksudkan untuk mendapatkan nilai elevasi (z) yang digunakan sebagai titik ikat untuk keperluan situasi detail, sehingga titik-titik kerangka dasar pemetaan dan titik detail mempuyai koordinat dan elevasi.

Metode pengukuran sebagaui berikut : Jalur pengukuran dimulai dari titik referensi dan jalur pengukuran kring tertutup; Pengukuran beda tinggi dilakukan dengan alat waterpas wild NA-2 Beda tinggi dibaca dalam 2 stand dan kemuka kebelakang Pembacaan beda tinggi antara 2 stand tidak melebihi 2 mm; Pengukuran kerangka dasar vertikal harus memenuh toleransi ketelitian minimal 10 mm D, dimana D adalah jarak dalam KM.

(d) Pengukuran kerangka dasar vertikalPengukuran situasi detail dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran dipermukaan tanah agar dapat disajikan dalam bentuk pada topografi.

Metode pengukuran sebagai berikut: Pengukuran detail akan menggunakan metode tachmentri; Alat yang digunakan Theodalite TD; Pengukuran diikatkan pada titik-titik kerangka dasar vertikal; Jalur pengukuran berbentuk real dan voorstrall; Jarak antara masing-masing detail maksimum 20 m untuk daerah datar 10m untuk daerah bergelombang.

(e) Perhitungan dan penggambaranHasil plotting berupa peta garis kemudian dibuat informasi tepinya termasuk legendanya.

Sehubungan dengan hasil yang akan./ harus diserahkan maka dipersiapkan hal-hal sebagai berikut :

Final map pada polyster type plastik (cronafiex) dengan ukuran kertas A1. Pembuatan peta index sebagai petunjuk lembar dari daerah yang dipetakan.

Setelah hasil akhir dari peta garis diserahka pada Direksi dan disetujui maka, pekerjaan reproduksi dilaksanakan.

(2) Penyelidikan Geologi(a) Pemboran inti,Suatu presentase tinggi, katakanlah mendekati 100% core recovery (inti yang terambil), akan menjadi tujuan dialam pekerjaan pemboran dengan dilengkapinya dengan double atau triple core barrel (tabung penginti ganda atau triple).

Perhatian khusus akan diberkan pada pemberian air yang cocok agar dapat mencapai cuting pada ujung mata bor sehingga inti yang lunak, weathered core (inti yang lapuk), batuan getas, semacam yang berada pada daerah sesar, lensa-lensa lunak dan lapisan yang bercelah-celah akan dapat terambil, sehingga tak akan terjadi hilangnya ciri-ciri pada batuannya.

Sehingga dengan keadaan geologi lokal, pemboran kering, akan dilakukan dalam beberapa bagian dan dalam beberapa lubang apabila prosedur pemboran ini konvensional tak dapat memberikan kepuasan dalam hal pengambilan inti batuan. Lubang-lubang yang menembus verburden (tanah penutup) atau lapisan batuan endapan akan dilakukan penyelubungn (casing) sebelum pemboran mencapai batuan keras, karena dinding lubang pemboran tak dapat menjamin kekokohannya.

Tabung penginti akan dicabut dan inti batuan akan diangkat sebanyak yang diperlukan untuk mendapatkan memperoleh yang sebaik mungkin. coring run (pengambilan inti) akan dibatasi sampai maksimum sepanjang 1,5 meter. Elevasi setiap pemboran akan selalu dicatat secara seksama selama berjalannya pemboran. Tabung penginti akan dipegang secara horisontal selama inti sedang diambil secara hidraulik dengan tekanan yang konstan tanpa getaran dan diperkukan sedemikian rupa untuk menghindari terganggunya intik tersebut.

Segera setelah inti diangkat, akan diletakkan kedalam sebuah peti inti batuan sedemikian rupa sehingga dapat dilihat gambaran sebenarnya dari semua lapisan (Strata) yang ditembus pemboran agar memudahkan kepada geologist dan engineer untuk pemeriksaan terakhir. Peti inti batuan dibuat dalam lima jalur islan. Tutup peti akan berengsel, peletakan inti akan diatur menurut urutan kedalamann dari kiri dekat engsel tutup peti (bagi inti yang terdangkal) dan seterusnya tetap dari kiri dan kanan. Maka inti akan diletakkan dalam susunan teratur. Tiap kemajuan (run) akan dibatasi dengan sekat kayu, diberi label yang memperlihatkan kedalaman, panjang kemajuan, kehancuran (fractures) dan perkiraan ketebalannya dan keterambilan (recovery). Bagi inti yang tak terambil (core lost) akan diberi balok kayu sebagai ciri bagian yang tak ada intinya karena tak terambil.

Untuk tujuan tersebut diatas, ukuran dalam peti inti akan dibuat seragam dengan panjang sekitar 105 cm dan lebar 60 cm. Hal ini sesuai dengan ukuran yang standar sesuai dengan permintaan pemilik pekerjaan. Peti inti akan dibagi dalam 5 bagian, dengan panjang dan lebar yang secukupnya untuk meletakkan inti batuan sepanjang 1 meter dengan lebar 6 cm.

Pada akhirnya dari setiap hari kerja, peti inti akan disimpan secara aman dari gangguan dan terlindung dari cuaca. Segera setelah setiap peti inti penuh terisi, tutup peti akan dipasang dan peti akan diberi label, secara tepat dan sesuai dengan lubang bornya dan batas-batas kedalaman inti yang ada didalam peti yang bersangkutan, dan peti yang telah penuh terisi masing-masing akan diphoto (dengan photo berwarna)

(b) Standard Penetration Test (SPT),Pelaksanaan Uji Tembus Baku (Standard Penetration Test) ini akan dilaksanakan pada lubang bor interval kedalaman 2 meter. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data teknis dari subsoil. Prosedur pelaksanaan akan mengilkuti standar ASTM D. 1586.Setelah kedalaman pemboran inti mencapai kedalaman tertentu, sesuai instruksi Direksi/Engineer, lubang bor, dengan membilaskan air melalui batas pemboran, sehingga semua materi kotoran dapat terangkat habis. Kemudian split spoon sampler barrel bergaris tengah 1-3/8 inci, setelah terlebih dahulu dibersihkan dan sedikit dilunasi dengan minyak lumas agar contoh tanah yang masuk tak begitu sukar diangkatnya, distel pada ujung suat rangkaian batang pemboran, dan dimasukkan kedalam lubang bor. Semua sambungan batang pemboran dan alat yang dipasang kepadanya harus dikencangkan hingga pelaksanaannya nanti dapat lancar. Dibagian atas dari rangkaian batang pemboran dipasang landasan paku, dan kemudian batang pemandu palu.

Prinsip uji tembus baku ini adalah menjatuhkan secara bebas suatu palu seberat 63,5 kg pada batang pemandu palu dari ketinggian 75cm. Pemukulan palu dibagi dalam 3 tahapan. Jumlah pemukulan dilanjutkan untuk mencapai kedalaman pendahuluan. Setelah itu pemukulan dilanjutkan dicatat pula sebagai N2; dan akhirnya pemukulan akan dilanjutkan untuk mencapai kedalaman tembus yang sama, sedang jumlah pukulan yang diperoleh sebagai N3.

(3) Studi Hidrologi(a) Survai HidrologiSurvai hidrologi akan ditekankan pada pengukuran debit pada okasi pos duga air dilikasi proyek dan pengambilan contoh kualitas air sungai untuk analisa sedimentasi serta kualitas air sungai.Disamping itu, akan dilanjutkan pengumpulan data hidrometeorologi yang belum terkumpulkan selama tahap pendahuluan.

(i) Pengukuran DebitDebit air pada dasarnya tidak dapat dilakukan pengukuran secara langsung. Menginagt debit air adalah fungsi dari kecepatan arus dan luas penampang yang dilaluinya, maka pengukuran debit dapat dilakukan dengan pengukuran arus dan luas penanganannya. Kecepatan arus diukur dengan menggunakan alat ukur arus dan luas penampang diukur dengan cara merawas sungai. Jadi pengukuran debit ini pada dasarnya adalah pengukuran arus aliran air sungai.

Maksud pengukuran debit ini adalah untuk merevisi kurva rating debit pada pos duga air direncana PLTM. Sehingga rating curve menjadi lebih baik dan diharapkan perkiraan debit air dari data tinggi muka air yang dicatat pada pos tersebut lebih teliti. Jumlah pengukuran debit selama periode survai direncanakan sebanyak 10 kali dan dilakukan mulai dari muka air rendah sampai tinggi, yaitu :

3 kali pengukuran pada kondisi muka air rendah; 4 kali pengukuran pada kondisi muka air normal; 3 kali pengukuran pada kondisi muka air tinggi;(ii) Pengukuran Arus SungaiMetode pengukuran arus pada dasarnya akan dilakukan dengan menggunakan alat ukur arus (current meter) selama memungkinkan. Pengukuran dengan metoda ini dilakukan pada kondisi muka air menengah dan rendah dengan menggunakan perahu.

Bila kondisi air sungai tidak memungkinkan dimana kondisi air sungai banjir dan akan membahayakan keselamatan jiwa surveyor maupun keamanan peralatan, maka pengukuran debit akan dilakukan dengan menggunakan metode apung. Pengukuran arus dengan metode apung ini dilakukan dengan menghanyutkan bahan pengapung kedalam sungai kemudian mengukur jarak lintasan dan waktu yang diperlukan pada suatu jarak lintasan tersebut. Kecepatan arus adalah jarak lintasan bagi dengan waktu ditempuh.

(iii) Pengambilan contoh Kualitas AirContoh air sungai akan dipergunakan untuk memperkirakan tingkat sedimentasi didaerah proyek dan juga kualitasnya. Pengambilan contoh air ini dilakukan pada lokasi pos duga air di PLTM dan waktunya bersamaan dengan waktu pengukuran debit.

Contoh air akan diambil sebanyak 10 kali pada waktu dilaksanakan pengukuran arus dengan cara pengambilan contoh air dilakukan sebagai berikut:

Pengambilan contoh air akan dilaksanakan pada tiga tempat pada penampang sungai yaitu pada bagian tengah, sisi pinggir kiri dan kanan sungai; Peralatan yang akan digunakan untuk mengambil contoh air adalah water sample test unit yang terdiri dari: USD 48 cable suspension sampler; Sampler nozzle dengan diameter inchi; Botol sampling-1 US dengan pin size 473 ml; Botol plastik untuk menyimpan contoh air Stop watch dan lain-lain. Tinggi muka air (staff gauge) dicatat pada saat mulai dan akhir pengambilan contoh air; Temperatur air sungai akan dicatat; Pada masing-masing botol contoh air akan diberi label informasi yang menunjukkan: No. Botol contoh air Nama tempat pengambilan contoh air (pos duga air) Waktu dan tanggal pengambilan contoh air Tinggi muka air pada staff gauge.

(b) Analisa Data Survai Hidrologi(i) Analisa Pengukuran Arus Sungai Metode 1 TitikMetode 1 titik adalah pengukuran arus pada suatu rai sebanyak satu titik dan didapatkan pada 0,60 dari kedalaman air sungai. Metode ini dilakukan apabila kedalama air sungai tidak lebih dari 0,5 meter. Jadi kecepatan rata-rata pada rai tersebut adalah diwakili oleh kecepatan arus pada titik 0,60.

Metode 2 titik dan 3 titikKedalaman air sungai lebih dari 0,5 meter, pengukuran arus harus dilakukan pada 2 titik atau 3 titik. Lokasi pengukuran arus dengan metode 2 titik adalah pada kedalaman air 0,20 dan 0,80. Sedangkan metode 3 titik pengukuran arus dilakukan pada kedalaman 0,20; 0,60 dan 0,80. Kecepatan arus rata-rata dari hasil pengukuran metode 2 titik dan 3 titik adalah sebagai berikut:

Metode 2 titik

V rata-rata = Metode 3 titik

V Rata-rata =

Dimana:V rata-rata= Kecepatan arur rata-rata pada suatu rai (m/det)V 0,20=Kecepatan arus rata-rata pada titik 0,20 (m/det)V 0,60=Kecepatan arus pada titik 0,60 (m/det)V 0,80=Kecepatan arus pada titik 0,80 (m/det)

Debit air pada suatu seksi rai dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Qn = An x Vn

Sedangkan total debit pada penampang sungai adalah dengan sebagai berikut:

Q = (Q! + Q2 + ......+ QM)

Dimana:Qn=Debit pada suatu rai (m3/det)An=Luas penampang pada suatu rai (m/det)Vn=Kecepatan arus rata-rata suatu rai (m/det)Q=Total debit sungai (m3/det)Q1-Qm=Debit air rai satu sampai rai ke n (m3/det)

Pengukuran debit dengan metode apungUntuk memenuhi ketelitian yang diperlukan, maka pengukuran dengan metode apung ini dilakukan sebagai berikut:

Mengingat pengukuran arus dilakukan pada bagian permukaan air sungai, maka perhitungan kecepatan arus rata-rata perlu dilakukan koreksi. Formula untuk menghitung kecepatan arus dengan metode apung yang telah memasukkan angka koreksi formula Miyamoto.

Formula tersebut adalah sebagai berikut:

Vm= L/t (C r (d/d)0,5)

Dimana:V =Kecepatan rata-rata (m/det)L = Jangka jarak seksi bagian hulu dan hilir (m)t =Waktu tempu pelampungC =1,012 jika 1-d/d > 1,045 jika 1-d/d < r =1,116 jika 1-d/d > 0,239 jika 1-d/d < d =Kedalaman pelampung (m)d=Tinggi bawah pelampung sampai dasar sungai (m)

(ii) Penyusunan rating curvePenyusunan rating curve dilakukan dengan pendekatan matematis dengan menerapkan persamaan garis lurus, parabola (lengkung). Formula rating curve yang digunakan adalah persamaan parabola kuadrat terkecil dan lengkung eksponensil. Persamaan yang mempunyai kesalahan paling kecil dianggap rating curve terbaik dan dipilih untuk transpormasi data tinggi muka air menjadi debit aliran.

(4) Survai Kelistrikan

Survey kelistrikan mencakup :

(a) Route dan kepastian jaringan transmisi baik yang sudah ada maupun rencana.(b) Data pembangkit yang ada dan rencana pembangunan baik pembangkit yang sedang dibangun, yang sudah disetujui maupun dan tahap perencanaan.(c) Data kebutuhan listrik pada pusat-pusat beban (load centre), captive power dan pelanggan daftar tunggu.(d) Prakiran demand forecast (bila ada), dan(e) Publikasi Buku statistik Propinsi atau Kabupaten (propinsi/kabupaten dalam angka).(f) Data tersebut dikumpulkan dari kantor pemerintah daerah setempat dan instansi terkait lainnya.

2.1.2.2 Studi Kelayakan & Detail Design

(1) Feasibility Grade Design

Pada tahapan ini akan dilakukan analisis teknis dan feasibility grade design rancangan sistem dari pembangunan PLTM dimaksud, meliputi:

(a) Space lahan yang tersedia, akses jalan masuk untuk menentukan tata letak pembangkit.(b) Potensial kualitas air sungai yang tersedia untuk menentukan kepasitas dan jenis pembangkit.(c) Unjuk kerja turbine antara lain : power output, auviliary power, tahapan loses filter udara masuk, dan lain-lain.(d) Analisis unjuk kerja peralatan elektrikal dan peralatan mekanikal untuk menentukan setting konfigurasi sistem pembangkit.(e) Analisis sizing peralatan, pemilihan sistem, fault level, voltage regulation dan perlengkapan lainnya.(f) Analisis kelistrikan (power sistem) diantaranya: demandiforecast, sistem interkoneksi jaringan transmisi, gardu induk dan evaluasi kapasitas sistem dan analisis tarif jual energi listrik.(g) Optimasi unjuk kerja PLTM dari alternatif konfigurasi yang dimungkinkan sampai didapat konfigurasi yang optimum secara teknis, ekonomi, yang memenuhi standar lingkungan.(h) Metode site development, struktur bangunan utama, dan rencana implementasinya.(i) Menyiapkan design drawing feasibility study meliputi pekerjaan sipil termasuk pekerjaan elektrikal/mekanikal, peralatan kontrol dan intrumentasi, dan (j) Perhitungan bill of quantity dan jadwal rencana implementasi pekerjaan fisik.

(2) Metodologi Pelaksanaan

(a) Penentuan Parameter Dasar

(i) Studi Karakteristik Kebutuhan SistemInventarisasi karakteristik kebutuhan sistem perlu dilakukan sehingga studi yang dilaksanakan menjadi lebih efektif dan efisien. Untuk mencapai sasaran studi yang diharapkan, pelaksana antara lain akan melakukan:

Pengkajian data kebutuhan akan kapasitas pasok (demand site assesment) Pengkajian kemampuan dasar masukan untuk pembangkitan energi (Assesment of potential generating input/supply side assesment) Pengkajian/informasi data masukan terkait dengan standar pengoperasian unit pembangkit. Pengkajian komponen-komponen sstem pembangkit, dan Pengkajian atas data-data primer lainnya.

(ii) Pengkajian Ulang Program Pengembangan PembangkitPengembangan PLTM termasuk kedalam sistem kelistrikan Sulawesi, khususnya untuk perkuatan sistem Mamuju-Mamasa. Berdasarkan pengkajian Studi Karakteristik Kebutuhan Sistem diatas, maka akan ditentukan apakah output/catu daya yang dihasilkan oleh PLTM akan ditransmisikan ke sistem Sulawesi. Pengkajian Ulang Program Pengembangan Pembangkit akan meklakukan pengkajian kemungkinan-kemungkinan untuk kapasitas yang dihasilkan oleh PLTM, yaitu :

Memasok kebutuhan catu daya lokal regional melalui sistem jaringan 30 KV / 20 KV / 6 KV. Memasok kebutuhan catu daya lokal regional dan antar propinsi melalui sistem jaringan 30 KV / 150 KV, dan Memasok kebutuhan catu daya jaringan Sistem Sulawesi melalui sistem jaringan 30 KV / 150 KV / 500 KV.

(iii) Potensi Daya dan Pemilihan Jenis TurbinSalah satu faktor pembangkit Listrik Tenaga Minihydro adalah kondisi topografi dengan adanya beda tinggi muka air atau sering kita kenal dengan tersedianya tinggi jatuh atau (Head).

Sistem pembangkit akan menghasilkan daya nyata yang lebih rendah dari pada potensi daya teoritis yang tersedia. Perhitungan data aktual yang bisa dibangkitkan memerlukan masukan data besarnya debit dan tinggi jatuh dari hasil survai topografi.

Untuk keperluan potensi daya dan pemilihan jenis turbin yang akan digunakan pada PLTM disajikan uraian mengenai Penentuan Potensi Daya dan Pemilihan Jenis Turbin seperti terlampir dalam data teknis dari dokumen ini.

(b) Peninjauan Kondisi Fisik LapanganSetelah Tim Studi mendapatkan data sekunder serta laporan terdahulu yang terkait dengn kegiatan studi serta melakukan studi meja serta melakukan pengkajian ulang terhadap data-data sekunder berdasarkan hasil kunjungan lapangan pendahuluan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengambiilan data-data primer untuk menunjang kegiatan studi. Data-data primer tersebut diperoleh dengan mengadakan kegiatan peninjauan kondisi fisik lapangan, seperti survai topografi (lihat Lampiran Survai dan Analisis Data Topografi). Survai Geologi (lihat Lampiran Survai dan Analisis Data Hidrologi).

Data-data primer tersebut diperlukan untuk keperluan daerah tata letak (lay-out) awal dari bangunan-bangunan PLTM (diversion structure, pipa penstok bangunan powehouse, jalan-jalan masuk, dll), perhitungan head loss dan effective head, perencanaan daerah drainase dan rute saluran, penentuan power discharge, penentuan muka air di intake dam, studi muka air tanah, penentuan/generator, penentuan kuantitas konstruksi, dan lain-lain.

(c) Analisa Kelayakan

(i) Analisa Kelayakan TeknisMemperhatikan konsep studi seperti telah diuraikan di atas, parameter dasar yang akan dikaji secara lebih terinci dari tiap-tiap parameter fisik adalah sebagai berikut:

Kondisi Topografi Studi site untuk optimasi konfigurasi sistem dan fasilitas pembangkitan yang akan dibangun. Studi topografi permukaan lahan, potongan memanjang dan melintang untuk optimasi pekerjaan fisik dan penentuan elevasi struktur, dan Survai topografi dari penyelidikan lapangan, metode kerja, analisa data lapangan dan output yang akan dihasilkan.

Kondisi Geologi Analisa pondasi dasar bangunan utama dan fasilitas PLTM. Penyiapan metode kerja galian tanah, dewatering system, dan lain-lain pada saat konstruksi. Analisis muka air tanah, dan Survai geologi dan penyelidikan lapangan, metode kerja, analisis data lapangan dan output yang akan dihasilkan.

Analisis Hidrologi Analisis Klimatologi, debit banjir, surface run-off. Sumber air permukaan yang potensiil, dan Fluktuasi dan kualitas muka air tanah dangkal, air permukaan, dll

Analisis Cost Estimate Biaya proyek akan dirinci dalam pos kegiatan masing-masing komponen kegiatan diantaranya: pekerjaan sipil, mekanikal dan elektrikal-instrumen-kontrol, yang tergantung dari skema pembiayaan implementasi yang akan didapat. Termasuk didalamnya segala perijinan yang akan diberlakukan terhadap pengadaan material yang harud didatangkan dari luar negeri. Kompensasi perbaikan kerusakan jalan yang diakibatkan oleng pengangkutan material proyek perlu dipertimbangkan. Evaluasi biaya kontruksi juga akan dipertimbangkan termasuk biaya buruh dan pengiriman sampai dengan lokasi pekerjaan, dan Kompoen biaya proyek yang terdiri dari biaya perijinan, administrasi teknis (penyediaan data, dll), biaya engineering design, biaya supervisi konstruksi, biaya operasi dan pemeliharaan, estimasi biaya pada tingkat analisa kelayakan ini masih dapat diterima dengan toleransi 15%.

Analisa kelayakan dan jadwal pelaksanaan Konstruksi. Jadwal pelaksanaan pada tahap kontruksi sangat diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemungkinan integrasi dengan sistem kelistrikan yang ada, ini berarti tersedia energi untuk supply pasar pada saatnya. Dalam analisa kelayakan jadwal pelaksanaan konstruksi akan sangat berpengaruh terhadap jadwal penyerapan dana yang merupakan parameter di dalam analisa kelayakan ekonomi, dan Untuk peralatan fabrikan jadwal konstruksi menjadi pertimbangan di dalam design manufaktur dan jadwal pengiriman peralatan. Pekerjaan sipil dapat dikonstruksi did epan sebelum jadwal kedatangan peralatan elektrikal dan mekanikal.

(ii) Optimasi Sistem PembangkitBertitik tolak dari butir 2.1.2.2(2)(a)(iii) [Potensi Daya dan Pemilihan Jenis Turbin] dan rekaman data yang dihasilkan dari butir 2.1.2.2(2)(b) [Peninjauan Kondisi Fisik Lapangan] akan dihasilkan ragam dan jenis serta konfigurasi di sistem pembangkit. Terutama yang dipentingkan disini adalah penetapan jenis atau jenis-jenis turbin yang setepatnya disarankan untuk dipakai.

Dengan melakukan pengkajian lebih lanjut atas alterntif sistem pembangkit yang diperoleh dari kegiatan di atas, didapat hasil pilihan sistem pembangkit yang direkomendasikan.

(iii) Analisa Kelayakan Ekonomi/BisnisTujuan analisis kelayakan ekonomi dari pembangunan PLTM adalah nilai produksi energi dibandingkan dengan pembangkit sejenis yang mempunyai kesamaan karakteristik untuk mendukung pertumbuhan kebutuhan energi.

Analisis aliran dana konstruksi dan operasional tahunan sepanjang umur ekonomis merupakan biaya tahunan.

Proyek akan menjadi sangat aktraktif apabila biaya produksi menjadi paling rendah dari hasil perhitungan yang wajar di dalam studi komparasi pembangunan PLTM sejenis.

Pendekatan analisis kelayakan ekonomi akan menggunakan metode analisis cost Benefit dan Ekonomic Internal rate of Return (EIRR).

(iv) Analisaa Kelayakan Keuangan/FinansialBerdasarkan jadwal pelaksanaan konstuksi, disbursment pendanaan dan ketersediaan dana dapat disiapkan, demikian halnya cost of money dapat diperkecil se-efisien mungkin.

Analisa kelayakan keuangan akan menggunakan metode analisis Debt Service Ratio dan Financial Internal Rate of Return (FIRR)

(v) Analisa SensitifitasUntuk mendapatkan gambaran dari beberapa kondisi yang mungkin terjadi selama sedang waktu tertentu sampai dengan saat konstruksi selesai, analisis sensitivitas perlu disiapkan untuk menghadapi hal-hal diluar scenario pembangunan dengan beberapa parameter sebagai berikut:

Interest Rate

Faktor Pengaruh Pendanaan Biaya item pekerjaan rumah Biaya meterial konstruksi Biaya tenaga kerja Biaya bahan dan kirim peralatan pembangkit, dan Keterlambatan pelaksanaan

Faktor Pengaruh Biaya Operasi Ramalan pertumbuhan beban Ketentuan integrasi sistem yang ada dikemudian hari Pembangkit yang tersedia Suku cadang, dan Biaya tenaga kerja operasional dan pemeliharaan.

Dengan mempertimbangkan beberapa faktor analisis sensivitas memberikan gambaran kondisi paling kritis tanpa mempengaruhi faktor pembanding yang ada.

2.2 Rencana Pembangunan dan Pemasangan Mesin

Pelaksanaan pembangunan dan pemasangan mesin ini akan dilaksanakan dengan cara pekerjaan sipil dan pemasangan mesin dilaksanakan oleh Kontraktor EPC Pekerjaan Sipil yang telah mempunyai hubungan dengan pabrik mesin (kontrak turnkey/terima jadi).

Perencanaan urutan pekerjaan pembangunan dan pemasangan mesin untuk PLTM lazimnya adalah jadwal kerja secara terperinci baik fisik maupun keuangannya, dalam bentuk skala garis (Ganti Chart) yang sudah terlampir dalam dokumen penawaran ini ataupun diagram alir (Flow Chart seperti pada Gambar 2-4 yang nantinya akan sangat bermanfaat untuk langkah pengendalian pekerjaan-pekerjaan selanjutnya diantaranya adalah:

(1) Menyelesaikan administrasi dan persetujuan pembangunan beserta dana pembiayaan dan penyelesaian persetujuan dengan departemen dan badan lain sehubungan dengan pembangunan PLTM tersebut.

(2) Memperoses penyiapan area yang telah ditetapkan bagi tempat akan dibangunnya PLTM tersetbt. Diantaraya adalah perundingan dan penyelesaian ganti rugi sehingga area yang diperlukan telah siap untuk mulai dikerjakan.

(3) Penyusunan rencana pekerjaan sipil meliputi diantaranya:

(a) Pembangunan prasarana yang diperlukan untuk pekerjaan pembangunan, misalnya fasilitas tempat dan jalan sehingga memungkinkan pelaksanaan pengangkutan bahan dan peralatan yang akan dipasang untuk PLTM tersebut.(b) Pembangunan fasilitas sipil meliputi diantaranya bendung dan kelengkapannya, jalan air dan kelengkapannya, bangunan sentral (termasuk atau tidak termasuk pembelian mesin)

(4) Penyusunan rencana pembelian elektro mekanik (termasuk atau/tidak termasuk pemasangannya), diantaranya meliputi: turbin, generator, transformator, switch gear, sistem kontrol dan kelengkapan beserta fasilitas pralatan lainnya.

Pada penyusunan spesifikasi dan konrak pembelian, untuk lebih menjamin kelancaran pengujian dan mutu peralatan pada saat kimisioning, perlu disebutkan hal-hal yang sangat penting, diantaranya:

(a) Penunjukan standar PLN dan IEC serta yang lain sebagai rujukan untuk dasar pengujian bangunan sipil, mesin dan sub bagiannya, listrik dan sub bagiannya, baik uji siapguna model ataupun uji siap guna lapangan (model acceptance test hydraulic turbin and field acceptance test hydraulic turbin)

(b) Menetapkan, bahwa biaya pengujian dalam kontrak pembelian telah termasuk pengadaan sarana pengujian yan telah diterma oleh badan yang berwenang.

(5) Memulai pekerjaan teknik sipil. Menyiapkan jalan, bendungan, jalanan air, bangunan sentral.

(6) Pemasangan mesin hasil pembelian pada item nomor (4) (turbin, generator, dan lain-lain)

(7) Komisioning dan pengujian

Catatan : Komisioning, intinya adalah field acceptance test, yang wajib dilaksankaan dengan sebaik-baiknya dan dengan selengkap-lengkapnya.

2.3 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Sipil

Pembahasan Pekerjaan Sipil (Civil Works) ini, meliputi:

(1) Pekerjaan Bangunan Pengelak dan Bangunan Bendung(2) Pekerjaan Bangunan Pengambilan (Intake)(3) Pekerjaan saluran dan kolam penenang(4) Pekerjaan Gedung Sentral (Powerhouse) dan saluran Pembuang (Tailrace)(5) Pekerjaan Jalan Masuk(6) Pekerjaan Rumah Operator

2.3.1 Pekerjaan Persiapan

2.3.1.1 Gambar PerencanaanPada prinsipnya kontraktor EPC akan menyajikan gambar perencanaan konstruksi secara lengkap yang diusulkan sebelumnya masa konstruksi dimulai, semua hasil perencanaan disajikan ke pengguna barang/jasa guna mendapatkan persetujuan untuk selanjutnya digunakan sebagai pedoman pelaksanaan.

Pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan akan dilaksanakan dalam waktu tidak lebih dari 420 (empat ratus dua puluh) hari kalender sesuai waktu yang disediakan oleh pengguna barang/jasa didalam dokumen lelang.

Untuk mendapatkan hasil pelaksanaan yang tepat waktu, tepat mutu dan tepat biaya maka kontraktor EPC akan menerapkan standart operasional prosedur yang telah dimilikinya.

2.3.1.2 Survey dan Setting Out\

(1) Setting OutSetelah gambar perencanaan mendapat persetujuan oleh pengguna barang/jasa selanjutnya dilakukan setting out, pelaksanaan ini dilakukan oleh tenaga surveyor yang berkualitas dan bertanggung jawab. Pelaksanaan ini dilakukan untuk memperoleh ploting area pekerjaan pada masing-masing sub pekerjaan dan untuk diketahui dan mendapatnya persetujuan pengawas maupun pengguna barang/jasa.

(2) Survey Profil ElevasiSetelah melakukan setting out kemudian dilakukan survey tophography untuk mendapatkan super elavasi sebagai acuan untuk melaksanakan pekerjaan Galian dan Timbunan.

2.3.1.3 Mobilisasi dan Demobilisasi

Pelaksanaan mobiliasasi peralatan konstruksi dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dilapangan baik jumlah maupun sejenisnya. Hal ini supaya efisiensi terhadap biaya bisa tercapai mengingat pelaksanaana pekerjaan ini sangat membutuhakn peralatan dalam jumlah besar (pada alat), mobilisasi peralatan dan material ke lapangan kami uraikan pada Tabel 2-1.

Tabel 2-1 Data Mobilisasi Peralatan dan Material

NoUraianAngkutan denganKeterangan

A

B

123456

123456Peralatan :Dump TruckMobil Pick UpExcavatorVibro RolierBuldozerPeralatan bantu (alat kecil)

Material:Portland Cement (PC)Besi beton, besi WF, Pipa Baja penstoctBatu BelahBatu kali (gebal)Batu Pecah mesin (koral)Material bantu lainnyaJalan SendiriJalan SendiriTrailerTrailerTrailerTrailer

Trailer / TruckTrailer / TruckTruckTruckTruckTruck / Pick p

Peralatan dan meterial lokal sebagian besar akan didatangkan dari Makassar, sedangkan material pabrikan didatangkan dari Surabaya dan Jakarta.

2.3.1.4 Contractors Temporary Facilities

Guna mendukung tercapainya pelaksanaan pekerjaan maka kontraktor EPC membuat dan menyediakan kantor lapangan dan fasilitasnya antara lain sebagai berikut:(1) Bangunan SementaraSemua bangunan fasilitas kontraktor EPC akan dibangun di dekat lokasi masing-masing pekerjaan dengan pertimbangan jarak dan keamanan yang telah dipertimbangkan agar bisa digunakan secara efektif. Ukuran bangunan disesuaikan dengan kebutuhan dan disetujui oleh Pengawas dari Pengguna Barang/jasa.

Tabel 2-2 Data Bangunan Sementara

NoBangunanType Konstruksi

12345678910Kantor LapanganDireksi KeetBase Camp PekerjaWorkshopStock YardRepair ShopLaboratoriumBengkel dan Motor PoolsSupply of ElectricityWater Supply systemBangunan SementaraBangunan SementaraBangunan SementaraBangunan SementaraBangunan SementaraBangunan SementaraBangunan SementaraBangunan SementaraBangunan SementaraBangunan Sementara

(2) Penyediaan Air BersihUntuk kebutuhan air kerja jika diperlukan akan dibuatkan sumur-sumur pompa untuk mendapatkan air tawar yang memenuhi standar konstruksi. Untuk memenuhi jumlah yang mencukupi maka akan disediakan tandon.tandon di masing-masing lokasi pekerjaan karena pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan secara bersamaam, sehingga kebutuhan air tidak saling menunggu dari lokasi-lokasi lain.

(3) Penyediaan Listrik KerjaBegitu banyak penyediaan listrik kerja di produksi dari Generator set dengan kapasitas yang memadai untuk masing-masing lokasi pekerjaan dan telah mempertimbangkan keamanan mengingat lokasi pekerjaan di tengah hutan yang mana ada resiko-resiko kebakaran dan lain-lain.

(4) Telephone dan Sistem KomunikasiUntuk mendukung pelaksanaan pekerjaan maka Kontraktor EPC membuat system jaringan komunikasi yang efektif baik dari kantor lapangan ke masing-masing lokasi maupun Dari kantor lapangan ke kantor cabang maupun wilayah dengan menggunakan telephone, sedangkan data yang disiapkan mesin faxx dan internet jika memungkinkan di lokasi pekerjaan. Hal ini dilakukan karena sangat diperlukan guna memonitor kedatangan material maupun memperoleh informasi-informasi yang cepat mengenai ketepatan biaya, spesifikasi material maupun informasi gambar design yang up to date.(5) Peralatan LaboratoriumUntuk mendapatkan hasil laboratorium terhadap material maka Kontraktor EPC bekerja sama dengan universitas atau instansi yang memiliki laboratorium ke teknik sipilan yang ada di Makassar atau yang ditunjuk oeleh owner maupun Pengawas Lapangan.

2.3.1.5 Jalan Sementara

Untuk mendjukung mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material serta aktifitas dilapangan yang harus keluar masuk lokasi pekerjaan maka dibuatkan jalan sementara yang harus mempertimbangkan antara lain :

(1) Lokasi jalan sementara(2) Konstruksi jalan(3) Jembatan sementara (jika diperlukan)(4) Saluran sementara (jika diperlukan)

Pemeliharaan jalan sementara selalu diperhatikan agar tetap terjaga secara konstruksi sehingga tetap bisa digunakan selama pelaksanaan pekerjaan dan begitu juga saluran-saluran sementara tetap diperhatikan agar tidak mengganggu jalannya pelaksanaan konstruksi.

2.3.1.6 Pertolongan Pertama pada Kecelakaan

Kami akan menyediakan kotak P3K di kantor proyek dan jika diperlukan akan bekerja sama dengan puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu diperlukan guna menjamin keselamatan semua pekerja dilapangan. Selain itu kontraktor EPC bekerja sama dengan jamsostek untuk memback up asuransi kesehatan dari keselamatan semua personil dilapangan.

2.3.1.7 Pekerjaan Sementara

Untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan terlebih dahulku diadakan survey terhadap fasilitas pekerjaan sementara antara lain:

(1) Konstruksi jalan sementara atau jembatan sementara(2) Perkuatan jalan atau jembatan yang ada (jika diperlukan)(3) Konstuksi saluran sementara (jika diperlukan)

2.3.2 Manajemen Kualitas

Untuk menjaga dan memelihar kualitas pekerjaan yang ada. Kontraktor EPC akan melaksanakan suatu sistem manajemen kualitas agar pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.

Kontraktor EPC mempekerjakan pelaksana pekerjaan yang memenuhi persyaratan untuk melaksanakan pekerjaan, Kontraktor EPC harus mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan sebelum mempekerjakan p[ara pelaksana. Daftar personil kontraktor EPC yang terlibat dalam pekerjaan harus terdaftar dalam daftar tenaga ahli.

Kontraktor EPC akan meninjau, memeriksa dan menguji seluruh bahan meterial dan peralatan yang akan digunakan sebelum pelaksanaan pekerjaan sebagaimana yang disebutkan dkontrak. Jika tidak tercantum di dalam kontrak kerja, maka seluruh pengujian akan diusulkan dan dilaksanakan sesuai dengan ketetapan metode standar yang ada.

Pada saat material dan peralatan sampai di lokasi pekerjaan, kita harus melakukan beberapa pengujian untuk memastikan kualitas material dan peralatan yang ada. Pengujian yang dilakukan akan mengacu pada kepada standar spesifikasi teknik yang berlaku.

Untuk menjaga kualitas selama pelaksanaan pekerjaan, peralatan dan material yang akan digunakan harus diuji terlabih dahulu sehingga kualitas peralatan dan material yang diharapkan akan terkendali dari wkatu kewaktu. Pengujian dilakukan berdasarkan standar spesifikasi teknis yang berlaku.

2.3.3 Metode Pelaksanaan

2.3.3.1 Pembersihan Lokasi, Pengupasan, dan Pembongkaran Lahan

(1) Pembersihan LokasiPekerjaan ini terdiri dari penggalian, pembuangan, dan penimbunan sisa rumput dan top soil yang akan dipindahkan dari lokasi pekerjaan ke lokasi yang telah ditentukan. Penggalian lapisan tanah permukaan yang akan dihilangkan harus memiliki kedalaman tidak kurang dari 30 cm. Peralatan yang akan dipergunakan diantaranya Buildozer, Excavator dan Dump Truck.

Tahapan Pekerjaan

(a) Pekerjaan pengupasan lapisan permukaan tanah menpergunakan Buildozer sesuai dengan luasan yang diperlihatkan pada gambar kerja.(b) Mendapatkan persetujuan direksi pekerjaan sehubungan dengan batas-batas area pekerjaan dan permasalahan lainnya.(c) Semua material hasil pekerjaan pengupasan harus dibuang kelokasi pembuangan dengan mempergunakan Excavator untuk loading material dan (d) Dump Truck untuk pengangkutan material ke areal pembuangan.(e) Sebelum melakukan stripping area, kegiatan pembersihan lahan dan pemotongan pohon harus telah selesai dilaksanakan.

Gambar 2-5 Menunjukkan tahapan pekerjaan pembersihan lokasiTabel 2-3 Menunjukkan perhitungan kebutuhan pembersihan lokasi

Gambar 2-5 Menunjukkan tahapan pekerjaan pembersihan lokasi

Tabel 2-3 Menunjukkan perhitungan kebutuhan pembersihan lokasi

1. Buildozer D6 Pembersihan LokasiKapasitas produksi=500.000m2/jamJam Kerja / hari=7Jam/kerjaVolume Pekerjaan=24.000.00m2Jumlah alat diperlukan=1.00unitWaktu dibutuhkan=6.86hari=0bulan

2. Excavator LoadingKapasitas Produksi=50.00m3/hariJam Kerja / hari=7jam/kerjaVolume Pekerjaan=10.080.00m3(t=30cm, konv=1.4)Jumlah alat diperlukan=1.00unitWaktu dibutuhkan=28.80hari=1bulan

3. Dump Truck HaulingKapasitas Produksi=19.88m3/hariJam Kerja / hari=7jam/kerjaVolume Pekerjaan=10.080.00m3Jumlah alat diperlukan=4.00unitWaktu dibutuhkan=18.11hari=1bulan(2) Stripping

Gambar 2-6 Tahapan Pekerjaan Stripping

Tabel 2-4 Perhitungan Kebutuhan Pekerjaan Stripping

1. Buildozer D6 StrippingKapasitas produksi=150.000m2/jamJam Kerja / hari=7Jam/kerjaVolume Pekerjaan=24.700.00m2Jumlah alat diperlukan=1.00unitWaktu dibutuhkan=23.52hari=1bulan

2. Excavator LoadingKapasitas Produksi=50.00m3/hariJam Kerja / hari=7jam/kerjaVolume Pekerjaan=7.200.00m3Jumlah alat diperlukan=1.00unitWaktu dibutuhkan=20.57hari=1bulan

3. Dump Truck HaulingKapasitas Produksi=19.88m3/hariJam Kerja / hari=7jam/kerjaVolume Pekerjaan=7.200.00m3Jumlah alat diperlukan=3.00unitWaktu dibutuhkan=17.25hari=1bulan

2.3.3.2 Pekerjaan Galian

Tahapan pekerjaan

(1) Hasil pengukuran untuk rencana pekerjaan dituangkan dalam gambar(2) Setelah hasil pengukuran dituangkan dalam gambar selanjutnya diajukan kepengawas dari pengguna barang/jasa untuk mendapatkan persetujuan yang meliputi dimensi, kedalaman/relevasi maupun volume yang akan dipakai sebagai pedoman methode pelaksanaan.(3) Konstruksi jalan kerja disiapkan dengan peralatan buildozer.(4) Pelaksanaan galian dimulai dari sisi atas secara bertahap dan dihouling dengan menggunakan dump truck ke area disposal dengan diseleksi material yang bisa dipakai untuk timbunan, sedangkan yang sudah tidak bisa digunakan sebagai timbunan dibuang keluar lokasi pekerjaan atas persetujuan pengawas.

Gambar Tahapan Pekerjaan Galian

(1) Galian Tanah Biasa dengan Menggunakan Alat Berat

Tabel 2-5 Perhitungan Kebutuhan Pekerjaan Galian Tanah Biasa Dengan Menggunakan Alat Berat

1. Buildozer D6 Gali dan LoadingKapasitas produksi=40.000m2/jamJam Kerja / hari=7Jam/kerjaVolume Pekerjaan=111.199.30m2Jumlah alat diperlukan=3.00unitWaktu dibutuhkan=132.38hari=4bulan

Excavator HaulingKapasitas Produksi=19.88m3/hariJam Kerja / hari=7jam/kerjaVolume Pekerjaan (faktor 1,15)=127.879.20m3Jumlah alat diperlukan=8.00unitWaktu dibutuhkan=114.87hari=4bulan

2. Dump Truck SpreadingKapasitas Produksi=150.00m3/hariJam Kerja / hari=7jam/kerjaVolume Pekerjaan=127.879.20m3Jumlah alat diperlukan=1.00unitWaktu dibutuhkan=121.79hari=4bulan

(2) Galian Tanah Biasa dengan Tenaga Manual (Man Power)

Tabel 2-6 Perhitungan Kebutuhan Pekerjaan Galian Tanah Biasa dengan Tenaga Manual (Man Power)

1. Tenaga Manual (Man Power)Volume Pekerjaan=582.96m3Jam Kerja/hari=7jam/hariTenaga Kerja/group Mandor=0.25orang Tukang Profil=0.50orang Pekerja=5.00orangKapasitas produksi=0.50m3/jam=3.50m3/hari=4.00groupJumlah group=23.00orangJumlah tenaga kerja=41.64hariWaktu dibutuhkan=1.39bulan

2. Excavator LoadingKapasitas Produksi=30.00m3/hariJam Kerja / hari=7jam/kerjaVolume Pekerjaan=670.40m3Jumlah alat diperlukan=1.00unitWaktu dibutuhkan=3.19hari=0bulan

3. Dump Truck HaulingKapasitas Produksi=13.25m3/hariJam Kerja / hari=7jam/kerjaVolume Pekerjaan=670.40m3Jumlah alat diperlukan=1.00unitWaktu dibutuhkan=7.23hari=0bulan4. Buildozer D6 SpreadingKapasitas produksi=75.00m2/jamJam Kerja / hari=7Jam/kerjaVolume Pekerjaan=670.40m2Jumlah alat diperlukan=1.00unitWaktu dibutuhkan=1.28hari=0bulan

(3) Galian Tanah Keras dengan Menggunakan Alat Berat

Tabel 2-7 Perhitungan Kebutuhan Pekerjaan Galian Tanah Keras degan Menggunakan Alat Berat

1. Excavator LoadingKapasitas Produksi=30.00m3/hariJam Kerja / hari=7jam/kerjaVolume Pekerjaan=40.102.13m3Jumlah alat diperlukan=2.00unitWaktu dibutuhkan=95.48hari=3bulan

2. Dump Truck HaulingKapasitas Produksi=13.25m3/hariJam Kerja / hari=7jam/kerjaVolume Pekerjaan=57.305.94m3Jumlah alat diperlukan=6.00unitWaktu dibutuhkan=102.95hari=3bulan

3. Buildozer D6 Dozing and spreadingKapasitas produksi=50.00m2/jamJam Kerja / hari=7Jam/kerjaVolume Pekerjaan=57.305.94m2Jumlah alat diperlukan=2.00unitWaktu dibutuhkan=81.87hari=3bulan

(4) Galian Tanah Batuan dengan Menggunakan Alat Berat

Tabel 2-8 Perhitungan Kebutuhan Pekerjaan Galian Tanah Batuan dengan Menggunakan Alat Berat (Breaker)

1. Hydraulic Breaker Kapasitas Produksi=5.00m3/hariJam Kerja / hari=7jam/kerjaVolume Pekerjaan=2.000m3Jumlah alat diperlukan=5.00unitWaktu dibutuhkan=11.43hari=0bulan2. Excavator LoadingKapasitas Produksi=30.00m3/hariJam Kerja / hari=7jam/kerjaVolume Pekerjaan=2.400.00m3Jumlah alat diperlukan=1.00unitWaktu dibutuhkan=11.43hari=0bulan3. Dump Truck HaulingKapasitas Produksi=13.25m3/hariJam Kerja / hari=7jam/kerjaVolume Pekerjaan=2.400m3Jumlah alat diperlukan=3.00unitWaktu dibutuhkan=8.62hari=0bulan4. Buildozer D6 SpreadingKapasitas produksi=75.00m2/jamJam Kerja / hari=7Jam/kerjaVolume Pekerjaan=2.400m3Jumlah alat diperlukan=1.00unitWaktu dibutuhkan=4.57hari=0bulan

2.3.3.3 Pekerjaan Timbunan Kembali

Timbunan tanah kembali dilaksanakan setelah melewati pelaksanaan konstruksi dilaksanakan dan ketinggian kembali disesuaikan dengan gambar yang telah disetujui oleh pengawas.

2.3.3.4 Pekerjaan Timbunan

Pekerjaan timbunan dilaksanakan setelah dilakukan pekerjaan stripping atau perbaikan tanah dasar agar lapisan lumpur atau humus tidak terjebak dibawah timbunan yang mengakibatkan terjadinya setlemen yang tidak sempurna.

Pelaksanaan pekerjaan timbunan dilakukan secara bertahap lapis demi lapis dengan dilakukan pemadatan dan penyiraman untuk mendapatkan kepadatan yang ditentukan oleh pengawas, dengan terlebih dahulu mengajukan request untuk ijin memulai pekerjaan yang dilengkapi dengan rencana peralatan yang akan digunakan dan tahap-tahap pemadatan berapa kapasitas dan lintasan vibro hammer yang digunakan.

Material timbunan yang akan digunakan harus terlebih dahulu diajukan kepengawas untuk mendapatkan persetujuan.

Tahapan pelaksanaan timbunan:

(1) Hasil pengukuran untuk rencana pekerjaan dituangkan dalam gambar.(2) Setelah hasil pengukuran dituangkan dalam gambar selanjutnya diajukan kepengawas / owner untuk mendapatkan yang akan dipakai sebagai pedoman methode pelaksanaan.(3) Material timbunan diambil dari borrow area dengan menggunakan dump truck dan diloading di area timbunan secara kontinue untuk memudahkan tahapan selanjutnya.(4) Selanjutnya material yang telah diloading diratakan dengan menggunakan buldozer secara rata.(5) Ketebalan lapis demi lapis timbunan tidak lebih dari 40 cm dan 30 cm untuk lapisan paling atas agar pemadatan bisa tercapai sesuai spesifikasi yang telah ditentukan.(6) Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibrator Roller kapasitas 10 s/d 20 ton setelah material timbunan di spreading secara benar dengan buldozer.(7) Selama pemadatan berlangsung dilakukan penyiraman dengan watertank yang semprotkan dengan selang secara merata dengan tingkat kejenuhan antar 3% - 5%.(8) Setelah pemadatan selesai dilakukan selanjutnya dilakukan pengetesan kepadatan dengan menggunakan methode sandcone.(9) Hasil pemadatan harus mencapai 90% dari rencana kepadatan maksimum.

Gambar 2-8 Menunjukkan Tahapan Pekerjaan Timbunan

(1) Timbunan Tanah dari Material Hasil Galian

Tabel 2-9 Perhitungan Kebutuhan Timbunan Tanah dari Material Hasil Galian

1. Excavator LoadingKapasitas Produksi=40.00m3/hariJam Kerja / hari=7jam/kerjaVolume Pekerjaan=15.129.31m3Jumlah alat diperlukan=1.00unitWaktu dibutuhkan=54.03hari=2bulan2. Dump Truck HaulingKapasitas Produksi=19.88m3/hariJam Kerja / hari=7jam/kerjaVolume Pekerjaan=17.398.71m3Jumlah alat diperlukan=3.00unitWaktu dibutuhkan=41.68hari=1bulan

3. Buildozer D6 SpreadingKapasitas produksi=75.00m3/jamJam Kerja / hari=7Jam/kerjaVolume Pekerjaan=17.398.71m3Jumlah alat diperlukan=1.00unitWaktu dibutuhkan=33.14hari=1bulan

4. Vibratory Roller CompactingKapasitas produksi=60.00m3/jamJam Kerja / hari=7Jam/kerjaVolume Pekerjaan=17.398.71m3Jumlah alat diperlukan=1.00unitWaktu dibutuhkan=41.43hari=1bulan

5. Water tank truck Pouring WaterKapasitas produksi=60.00m3/jamJam Kerja / hari=7Jam/kerjaVolume Pekerjaan=17.398.71m3Jumlah alat diperlukan=1.00unitWaktu dibutuhkan=41.43hari=1bulan

(2) Timbunan Tanah dari Borrow Area

Tabel 2-10 Perhitungan Kebutuhan Timbunan Tanah dari Borrow Area

1. Excavator Excavation and LoadingKapasitas Produksi=30.00m3/hariJam Kerja / hari=7jam/kerjaVolume Pekerjaan=5.043.10m3Jumlah alat diperlukan=1.00unitWaktu dibutuhkan=24.01hari=1bulan2. Dump Truck HaulingKapasitas Produksi=13.25m3/hariJam Kerja / hari=7jam/kerjaVolume Pekerjaan=5.749.14m3Jumlah alat diperlukan=4.00unitWaktu dibutuhkan=15.49hari=1bulan

3. Buildozer D6 SpreadingKapasitas produksi=75.00m3/jamJam Kerja / hari=7Jam/kerjaVolume Pekerjaan=5.749.14m3Jumlah alat diperlukan=1.00unitWaktu dibutuhkan=10.95hari=0bulan

4. Vibratory Roller CompactingKapasitas produksi=60.00m3/jamJam Kerja / hari=7Jam/kerjaVolume Pekerjaan=5.749.14m3Jumlah alat diperlukan=1.00unitWaktu dibutuhkan=13.69hari=0bulan

5. Water tank truck Pouring WaterKapasitas produksi=60.00m3/jamJam Kerja / hari=7Jam/kerjaVolume Pekerjaan=5.749.14m3Jumlah alat diperlukan=1.00unitWaktu dibutuhkan=13.69hari=0bulan

2.3.3.5 Pekerjaan Beton

(1) Pekerjaan Pembesian(a) Pelaksanaan pekerjaan pembesian dilakukan dengan tahapan perencanaan yang dituangkan dalam gambar yang disetujui oleh pengawas dan dilengkapi dengan request tahap demi tahap pelaksanaan pekerjaan.(b) Jumlah dan dimensi harus tertera dengan jelas digambar sehingga memudahkan pemahaman antara kontraktor dan pengawas lapangan.(c) Material besi yang akan dipotong atau dipasang harus bersih dan bebas dari material minyak, oli, kotoran tanah/lumpur dll.(d) Jarak tulangan pokok maupun tulangan pembagi harus sesuai dengan gambar dan harus diikat kuat dengan kawat beton yang benar.(e) Kawat yang digunakan untuk ikat pembesian harus kualitas baik dengan diameter 0.9 mm, atau sesuai dengan spesifikasi.(f) Bekas potongan kawat ikat harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan pembesian.(g) Pelaksanaan pekerjaan pembesian dilaksanakan oleh group pekerja, tukang dan mandor yang telah pengalaman dan ahli di pekerjaan ini.(h) Sebelum pemasangan besi dipasang dilokasi pekerjaan terlebih dahulu dipastikan posisi bekisting atau dudukan pembesian bersih dari potongan-potongan kayu atau tanah dan minyak-minyak yang dapat mengurangi kekuatan beton & tulangan.(i) Pemasangan tulangan dilengkapi dengan beton dacking sebagai dudukan besi dengan tebal 2,5 s/d 4 cm.

(2) Pekerjaan Bekisting(a) Pelaksanaan pekerjaan bekisting dilakukan dengan tahapan perencanaan yang dituangkan dalam gambar yang disetujui oleh pengawas dan dilengkapi dengan request tahap pelaksanaan pekerjaan.(b) Kayu bekisting yang digunakan adalah kayu meranti yang lurus dan kuat tidak keropos sehingga yakin dengan kekuatannya.(c) Multyplek yang digunakan untuk bekisting tebal 9 mm dengan keseragaman permukaan yang sama dan agar bisa dipakai 2 kali sebelum pemasangan dilapisi minyak bekisting terlebih dahulu. Rangka bekisting dengan menggunakan kayu 5x7 cm meranti dan dipaku dalam jumlah yang cukup.(d) Sambungan bekisting dibuat serapi mungkin untuk menghindari plint beton akibat ketidak sempurnaan bekisting.(e) Permukaan bekisting harus smooth.(f) Semua pertemuan dan akhiran sambungan dipotong miring sehingga pertemuan sambungan lebih kuat.(g) Setelah instal bekisting selesai dipastikan lokasi bersih dari material bekas gergajian potongan kayu, tanah maupun lumpur sehingga pekerjaan bisa dimulai.(h) Minyak bekisting dikuaskan pada permukaan bekisting sebelum pemasangan besi.(i) Setelah pemasangan beskisting selesai langkah selanjutnya dilakukan pengecekan terhadap kekuatan stut dan kebocoran/lubang permukaan dipastikan aman sehingga mortar beton tidak bocor.(j) Setelah dipastikan siap selanjutnya kontraktor mengajukan request untuk pengecoran.(k) Pembongkaran bekisting dilakukan setelah mendapat ijin dari pengawas dan dipastikan umur beton telah mencukupi.

(3) Pengecoran(a) Pengecoran betok K-225 dilakukan dilapangan dengan methode site mix yang sebelumnya telah dilakukan trial mix terhadap material yang akan dipakai dan telah terbukti di laboratorium bahwa dengan material tersebut mutu beton yang dihasilkan bisa tercapai sesuai spesifikasi yang ditentukan yaitu L-225 untuk kontruksi.(b) Material batu pecah yang digunakan tidak lebih dari 20 mm dan bebas dari kotoran lumpur maupun tanah.(c) Saat pengecoran berlangsung dilakukan pemadatan dengan menggunakan vibrator roller dengan waktu yang cukup.(d) Setelah pengecoran selesai dikerjakan selanjutnya diikuti dengan finishing permukaan dan 1 (satu) hari setelahnya dilakukan perawatan dengan pembasahan menggunakan karung goni atau curring compound.

2.3.3.6 Pekerjaan Pasangan Batu

(1) Pasangan Batu Belah(a) Semen yang dipergunakan biasanya menggunakan semen portland yang sesuai dengan ASTM C150 atau yang disetujui direksi pekerjaan serta menggunakan air yang bersih, bebas dari kandungan bahan organik, asam, alkali, garam, dan lainnya.(b) Batuan dengan ukuran seragam harus ditempatkan pada tempat yang tidak terdapat celah besar diantaranya.(c) Diameter meterial batu untuk pasangan batu berkisar antara 20-30 cm.(d) Sebelum dipergunakan sebagai pasangan batu, material batu yang dipergunakan harus dipastikan bersih dan lembab. Material batu dipasang dengan tangan dan pada celah diantara batuan diisi dengan mortar. Material batu yang dipasang akan menjadi satu kesatuan struktur yang dilapisi oleh mortar. Setiap celah yang ada harus terisi mortar secara penuh.

(2) Plesteran(a) Plesteran dipergunakan untuk melapisi permukaan struktur, khususnya bagian struktur yang tidak kontak langsung dengan air atau obyek lain.(b) Tebal plesteran yang menggunakan mortar tidak kurang dari 1.5 cm.(c) Rasio campuran antara semen dengan pasir yang digunakan adalah 1 : 3 (1 Pc : 3 Sand)

(3) Siaran dan Finishing(a) Mortar pengikata yang dipergunakan untuk mengisi celah sambungan harus memiliki kedalaman 3 cm.(b) Menggunakan rasio campuran 1 : 2 (1 pc : 2 sand)(c) Kedalaman celah sambungan berkisar 1,5 2 cm dengan lebar 2 3 cm.(d) Permukaan batu muka yang digunakan harus bersih dari mortar selama pekerjaan finishing.

(4) Pasangan Batu Utuh dengan Mortar(a) Ukuran batu gebal yang digunakan tidak kurang dari 100 cm(b) Setiap batu diletakkan pada poros yang terpanjang, tegak lurus slope(c) Batu gebal ditanam sepenuhnya sebagai satu kesatuan konstruksi untuk menghindari rongga dan menghasilkan permukaan yang rapat.(d) Celah diantara pasangan batu diisi penuh dengan pecahan batuan kecil.

2.3.3.7 Pekerjaan Jalan Kerja\

(1) Sub-Base (t = 30 cm)(a) Timbunan sub base terdiri dari campuran batu pecah dan pasir dengan ukuran sesuai dengan spesifikasi dan di spreading dengan ketebalan maximum 30 cm.(b) Lapis demi lapis dipadatkan dengan peralatan vibro compactor yang disetujui oleh pengawas lapangan.(c) Pemadatan dilakukan dari garis tengah jalan dan secara berurutan berjalan maju mundur dan bergeser ke arah kanan dan kiri jalan dengan jumlah lintasan yang mencukupi untuk mendapatkan kepadatan yang maksimal.(d) Jika ada titik permukaan yang dirasa kurang benar maka dilakukan perbaikan dengan mengganti timbunan dengan material yang lebih baik dan dilakukan pemadatan ulang.(e) Untuk lokasi-lokasi yang tidak bisa dilalui alat berat maka digunakan pemadatan dengan stamper dengan hasil pemadatan yang kurang lebih sama dengan batas kepadatan ijin minimum.(f) Saat pemadatan berlangsung dilakukan pembasahan dengan air untuk mendapatkan hasil maksimum.(g) Cek elevasi dilakukan dengan cross-section setiap jarak maksimal 20m.

(2) Pekerjaan Perkerasan Aspal(a) Pelaksanaan pekerjaan aspal dilakukan dengan penetrasi makadam dengan menggunakan aspal drump dikarenakan volume yang sedikit.(b) Jika memungkinkan pekerjaan aspal dilakukan dengan bekerja sama dengan pemilik AMP daerah setempat untuk supply Aspal Hot Mix.(c) Pelaksanaan penggelaran Hotmix dengan menggunakan manpower dan sebagai pemadatan dengan menggunakan alat berat.

2.3.3.8 Pekerjaan Penunjang Lainnya

(1) Pekerjaan Bronjong Diisi Batu Kali

(a) Pekerjaan bronjong dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja yang tersedia dengan arahan direksi.(b) Pondasi bronjong dibuat sesuai dengan gambar kerja yang tersedia sebelum bronjong diletakkan.(c) Kawat yang digunakan harus fleksibel dan dilapisi oleh alumunium dan disarungi oleh pipa PVC untuk menghindari kontak dengan air.(d) Kekuatan tarik minimum kawat sebesar 30 kg/mm2 dan berat selimut aluminium sebesar 300 g/m2.(e) Batu yang dipergunakan untuk bronjong harus keras dan tahan lama dengan diameter lebih dari ukuran kawat jaring bronjong.(f) Lubang jaring harus berbentuk segi enam dan simpul dibentuk oleh sepasang kawat yang dipuntir 3.5 kali.(g) Dalam mempersiapkan matras bronjong, batu yang berukuran besar dapat dipasang dengan posisi keluar dari jala bronjong.(h) Batuan yang digunakan dapat dipadatkan guna menguragi rongga yang ada diantara batuan pengisi.(i) Setelah pengisian bronjong selesai dilakukan, mulut bronjong ditutup dengan membuat jaring-jaring kawat.

(2) Metode Quarrying Bila diperlukan quarrying merupakan kegiatan untuk memperoleh material batu dari suatu sumber material batu (biasanya berupa gunung/bukit yang mengandung batu di bawah permukaannya). Istilah lainnya adalah penambangan batu, yang hasilnya dipakai untuk timbunan maupun keperluan lainnya.

Macam-macam metode quarrying dapat dilihat pada Gambar 2-9 dibawahj ini:Gambar 2-9 Tahapan Pekerjaan Quarrying

2.4 Pekerjaan Metal (Metal Works)

Pekerjaan Metal (Metal Works), yaitu pekerjaan pengadaan dan pemasangan peralatan pintu-pintu (gates) dan Pipa pesat (Penstock).

Prinsip kerja PLTM yang paling utama adalah memanfaatkan semaksimal mungkin energi air yang dapat ditangkap oleh peralatan utamanya yang disebut turbin/kincir air. Efisiensi kincir air yang dipilih untuk menangkap energi air tersebut menentukan besarnya energi mekanik atau energi poros guna menukar generator listrik. Banyak terdapat PLTM yang mengalami kerusakan akibat pembangunannya tidak didahului oleh survey dan perencanaan yang matang. Masalah-masalah yang sering terjadi adalah kerusakan akibat bencana alam dan perencanaan yang salah sehingga peralatan tidak dapat bekerja dengan baik. Contoh yang sering terjadi adalah terjadinya longsor akibat survey geologi yang kurang baik, atau kurang tercapainya efisiensi peralatan akibat kerusakan maupun kurang matangnya perencanaan yang dilakukan. Oleh karena itu pipa pesat (penstock) dan pondasinya berada pada wilayah yang cukup rawan terhadap longsor dan untuk mendapatkan kecepatan air yang mencukupi.

Pipa pesar (penstock) berfungsi untuk menyalurkan dan mengarahkan air ke cerobong turbin. Salah satu ujung pipa pesat dipasang pada bak penenang minimal 15 cm di atas lantai dasar bak penenang. Sedangkan ujung yang lain diarahkan pada cerobong turbin. Pada bagian pipa pesat yang keluar dari bak penenang, dipasanga pipa udara (Air Vent) setinggi 1 m di atas permukaan air bak penenang. Pemasangan pipa udara ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya tekanan rendah (Low Pressure) apabila bagian ujung pipa pesat tersumbat. Tekanan rendah ini akan berakibat pecahnya pipa pesat. Fungsi lain pipa udara ini untuk membantu mengeluarkan udara dari dalam pipa pesat pada saat start awal PLTM mulai dioperasian. Diameter pipa udara + 1 inch.

2.4.1 Jenis Bahan dan Ukuran Pipa Pesar

Ada beberapa jenis dan bahan pipa pesat yaitu :

(1) Pipa carbon (Pipa baja)(2) Pipa spiral welded steel (pipa baja spiral)(3) Pipa rolled weided steel (pipa baja gulung)

Perawatan pipa pesar dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Misalnya pertahun dengan melaksanakan pengecetan ulang. Sedagkan secara rutin dilakukan kontrol terhadap kebocoran yang mungkin terjadi.S 2.4.2 Perencanaan Pipa Pesat (Penstock)

(1) Diameter Pipa PesatHal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan penstock untuk PLTM adalah diameter pipa. Semakin kecil diameter dalam pemilihan penstock akan semakin naik untuk debit yang sama, rugi-rugi pada penstock disebabkan debit air dan tinggi jatuh yang relatif kecil dan ketersediaan material di daerah lokal. Perhitungan diameter menggunakan rumus sebagai berikut :

A = . d2Q = A x VQ = Q / V

Sehingga : Dimana:A = Luas penampang pipa (m2)Q = Debit Air (m3/detik)d = Diameter (m)V = Kecepatan Air (m/detik)

Dalam perencanaan pipa pesat diupayakan dibuat lurus untuk mengurangi rugi-rugi pusaran dan rugi gesekan. Untuk mengurangi rugi-rugi pusaran air pada sisi masuk penstock maka harus ditentukan jarak minimum intake penstok dari permukaan air penampungan air (rorebay)

(2) Jarak minimum batang pipa dari permukaan penampung airUntuk menentukan jarak tersebut dapat menggunakan rumus :

Dimana:X = Jarak minimum (m)d = Diameter (m)V = Kecepatan Air (m/detik) g = 9.8P = Tekanan air pada kepala pipa pesat (kg/cm2) (3) Ketebalan dinding batang pipaUntuk menentukan ketebalan dinding pipa, terlebih dahulu harus mengetahui tekanan desain S dan perhitungan tekanan pada kepala pipa total, yaitu tekanan di tambah perkiraan kemungkinan tekanan yang akan terjadi.

Ptotal = P + (% perkiraan tekanan tambahan x P)

Jadi ketebalan: Dimana :Ptotal= Tekanan pada kepala pipa total (kg/cm2)S= Tekanan Desain yang diperkirakan (kg/cm2)= Effisiensi

(4) Tumpuan pipa pesat (saddles support)Tumpuan pipa pesat, baik pondasi anchor block, saddle support, berfungsi untuk mengikat dan menahan penstock. Jarak antar tumpuan (L) ditentukan oleh besarnya defleksi maksimum penstock yang diijinkan. Jarak maksimum dudukan pondasi penstok dapat dihitung dengan formula:

L = 182.61 x {[(D + 0.0147) 4 D 4 ] / p} 0.333

Dimana:D= Diameter dalam penstock (m)P= Berat satuan dalam keadaan penuh berisi air (kg/m)

2.4.3 Pekerjaan Pipa Pesat (Penstock)

(1) Pekerjaan Angker SaddlePekerjaan anker saddle diperlukan sebagai pendukung gaya yang bekerja pada pipa pesat, sehingga mutu beton dan metode pelaksanaannya diperlukan ketelitian dan kebutuhan mutu pekerjaan yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan memasang bowplank yang dkontrol sesuai dengan elevasi yang telah ditetapkan dalam gambar rencana, agar dimensi yang diharapkan sesuai dengan gambar rencana dapat tercapai. Tingkat ketelitian permukaan ini akan senantiasa mengacu kepada toleransi yang diberikan dalam spesifikasi dan kesalahan dalam penentuan eleasi akan menyebabkan kestabilan pipa pesat menjadi tidak optimal disamping akan mempengaruhi keawetan dan hidrodinamis aliran air dalam pipa pesat.

(2) Pekerjaan Angker BlockPekerjaan anker block diperlukan sebagai pengikat gaya yang bekerja pada pipa pesat, sehingga mutu beton dan metode pelaksanaannya diperlukan ketelitian dan kebutuhan mutu pekerjaan yang cukup tinggi. Hal ini dapat dlakukan dengan memasang bowplank yang dikontrol sesuai dengan elevasi yang telah ditetapkan dalam gambar rencana, agar dimensi yang diharapkan sesuai dengan gambar rencana dapat tercapai. Tingkat ketelitian permukaan ini akan senantiasa mengacu kepada toleransi yang diberikan dalam spesifikasi dan kesalahan dalam penentuan eleasi akan menyebabkan kestabilan pipa pesat menjadi tidak optimal disamping akan mempengaruhi keawetan dan hidrodinamis aliran air dalam pipa pesat.

(3) Pekerjaan RumahPekerjaan tanah meliputi pekerjaan galian dan timbunan. Metode pelaksanaan pekerjaan ini adalah penggalian dengan menggunakan peralatan berat (eskavator) sampai elevasi yang ditentukan sesuai gambar rencana dan elevasi yang ditunjukkan pada bowplank. Pelaksanaan galian pada bangunan pengambilan dapat dimulai setelah mendapat persetujuan titik elevasi dari direksi pekerjaan.

Hasil galian pekerjaan tanah ini dapat diratakan atau dibuang disekitar lokasi apabila kuantitas pekerjaan ini tidak terlalu besar atau dibuang dan ditempatkan pada lokasi yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini kerapihan merupakan langkah awal untuk memperoleh mutu pekerjaan yang dapat dipertanggung jawabkan.

(4) Pekerjaan PelengkapMetode pelaksanaan konstruksi pelengkap pipa pesat akan mengikuti urutan pekerjaan yang meliputi, penyiapan lantai disekitar pipa pesat, pekerjaan tangga, pemasangan railing disepanjang tangga, saluran drainase disekitar pipa pesat.

Pengendalian kualitas pekerjaan, sama dengan pekerjaan-pekerjaan sebelumnya.

2.5 Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal

Pekerjaan elektrikal dan mekanikal, yaitu pekerjaan pengadaan dan pemasangan, peralatan hydraulic turbine, generating equipment, transformer dan switch gear equipment dan peralatan pembantu lainnya.

2.5.1 Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Peralatan Hydraulic Turbine

2.5.1.1 Lingkungan Pekerjaan

Ruang lingkup untuk pekerjaan ini meliputi :

(1) Pengadaan peralatan hidroulic Turbine(2) Pengakutan dan pemasangan di lokasi(3) Test dan komisioning

2.5.1.2 Umum

(1) Dalam pelelangan diharapkan penawaran yang diajukan sesuai dengan spesifikasi teknik. Sehubungan dengan hal tersebut, segera setelah tanda tangan kontrak dan sebelum pabrikasi dilaksanakan penyedia Barang/jasa akan mengajukan approval Dra. Ving.(2) Barang-barang harus 100% (seratus persen) baru dan baik, dan kontraktor EPC tetap bertanggung jawab mengenai kualitas barang terhadap cacat-cacat yang tampak maupun tersembunyi.(3) Barang-barang yang ditawarkan diutamakan produksi dalam negeri. Dalam hal penggunaan dalam negeri tersebut untuk barang/jasa yang telah diproduksi di dalam negeri, diharuskan menggunakan produksi dalam negeri.Untuk peralatan yang mengandung barang-barang produksi dalam negeri dimaksud, penyedia barang/jasa akan menyebutkan total presentase local conten (kandung barang produksi dalam negeri) dan melampirkan rincian perhitungan local content tersebut.(4) Penyedia barang/jasa akan memberikan garansi teknik/system dan pabrikan tetap bertanggung jawab atas kerusakan atau cacat lainnya yang disebabkan oleh kesalahan pabrikasi dalam batas waktu 24 (dua puluh empat) bulan terhitung sejak barang diterima baik oleh pemberi tugas.(5) Untuk barang-barang produksi di dalam negeri harus melampirkan copy sertifikat lulus pengujian jenis dan sistem pengawasan mutu dari PLN-LMK yang masih berlaku dan ISO 9001/2000 sedangkan barang ex import harus melampirkan type test certifikate test dari independent laboratory dan sertifikat ISO 90001/2000.(6) Pada waktu penyerahan barang, harus disertakan sertifikat tanda lulus uji contoh (sample test) dari pabrikan yang disahkan oleh PLN serta inspection quality certificate (IQC) yang dikeluarkan oleh PT PLN (Persero) proyek Induk Pembangkit dan jaringan Sulawesi, Maluku dan Papua.(7) Jika dipandang perlu, PLN berhak utnuk pemeriksaan contoh 100% (seratus persen) dari barang-barang (local ex import) yang akan diserahkan untuk diuji oleh PLN atau laboratorium independent di dalam negeri.(8) Biaya perbaikan dan atau penggantian barang yang terjadi, termasuk biaya-biaya biaya pengujian, pengepakan dan pengangkutan menjadi tanggung jawab kontraktor EPC.(9) Pengiriman material harus dilakukan sedemikian rupa sehingga cukup kuat dan tahan lama, sehingga aman dan terhindar dari kemungkinan cacat atau rusak selama pengangkutan maupun selama penyimpanan.(10) Untuk menjaga kerusakan Haspel dari pengaruh hujan dan panas, maka setelah barang tiba di gudang kontraktor diminta untuk menutupnya dengan terpal plastic (kalau disimpan di Gudang terbuka)

2.5.1.3 Peraturan dan Standar

(1) BahasaBahasa yang dipergunakan dalam dokumen kontrak adalah bahasa inggris dan/atau bahasa Indonesia yang merupakan bahasa resmi yang dipakai dalam kontrak, dan lain-lain antara kontraktor EPC dan PLN semua gambar-gambar, buku manual operasi, dan pemeliharaan di tulis dengan memakai Bahasa Inggris dan/atau Bahasa Indonesia.

(2) Satuan PengukuranSatuan pengukuran metric (system International) dipakai dalam surat menyurat, gambar-gambar dan rencana pekerjaan.

(3) Standar InternationalSemua standar terbaru baik IEC maupun PLN berlaku untuk semua peralatan yang disupply. Kontraktor EPC akan membuat spesifikasi yang mengacu pada standart di bawah ini :

IEC 60038IEC standart voltageIEC 60044Instrument TransformerIEC 60038High Voltage SwitchesIEC 60038Surge ArrestersIEC 60038AC metal-encloseda switchgear and control gear for rated voltage above 1 kV and up to and including 52 kV.IEC 60038High voltage switchhgear and control gear.IEC 60038Degrees of Protection

Bilamana standart lain yang dipakai dapat dianggap sama atau lebih baik dari pada IEC maka hal ini dapat diterima dan standar tersebut harus dinyatakan dalam dokumen.

(4) Peraturan Perundangan SetempatSemua pekerjaan, peralatan, material dan lain-lain yang merupakan bagian dari kontrak harus tunduk pada peraturan perundangan yang berlaku.

2.5.1.4 Gambar Schedule dan Metode Pelaksanaan

Penyedia barang/jasa akan membuat gambar, schedule dan metode pelaksanaan khusus untuk turbine dan accecories, mulai dari pembuatan gambar pabrikasi dan gambar instalasi fisik mekanikal pada turbine yang dibuat.

Penyedia barang/jasa tidak akan melakukan pelaksanaan pekerjaan sebelum mendapat persetujuan tertulis (approval) dari direksi/pengawas pekerjaan atau enjinir yang ditunjuk.

2.5.1.5 Spesifikasi Turbin dan Kelengkapannya

(1) Head dan Kondisi AliranTurbin yang ditawarkan harus dapat dioperasikan pada berbagai tinggi head dan kondisi aliran. Kontraktor EPC akan mendesain dimensi dan ukuran turbine setelah mengadakan pengukuran aliran sesuai Dokumen Pengadaan Barang/Jasa bagian 3 (Spesifikasi Teknik).

(2) Type TurbineType turbine adalah horizontal, single runner Francis dan didesain berdasarkan pada tersedianya head serta kondisi aliran. Turbine harus dapat dioperasikan secara aman dan stabil pada berbagai tinggi permukaan air sesuai permintaan Direksi tanpa menumbuhkan kavitasi, vibrasi, suara dan pemakaian yang menimbulkan kerusakana.

Kontraktor EPC juga akan memberikan dokumen yang membuktikan bahwa turbine tersebut dapat memberikan kinerja yang sesuai dengan permintaan Direksi dengan cara :

(a) Dengan referensi yang memperlihatkan bahwa turbine dengan dimensi yang menyerupai debit dan head turbine yang diminta spesifikasi memberikan output yang menyerupai permintaan dan/atau(b) Dengan membuat model homoogou untuk mengecek desain hidrolis, untuk menentukan karakteristik pengoperasian turbine yang diminta dengan mengikuti international Code Concerning Acceptance Tet on Hydraulic Turbine Models yang diterbitkan oleh IEC publikasi No. 60193.

(3) Kurva Efisiensi dan KapabilitasKontraktor EPC akan memberikan diagram kurva yang memperlihatkan efisiensi dan output tyrbine dalam kW untuk berbagai tinggi net head dan debit.

Untuk pembukaan 100% guide vane batas maximum kavitasi tidak boleh dilewati. Pada pengoperasian 100% - 40% output yang diberikan harus paling sedikit sama atau melebihi sebagaimana dijamin pada dokumen pengadaan barang/jasa bagian 3 (spesifikasi teknik) untuk setiap turbine.

(4) Rated Speed, Elevasi Shaft dan KavitasiKontraktor EPC akan memberikan jaminan bahwa total kavitasi yang terjadi adalah kurang dari 50 cm3 dan kedalaman kurang dari 0.5 mm setelah 8.000 jam operasi sesuai IEC 60609.

Dalam hal kavitasi yang terjadi melebihi nilai tersebut maka Kontraktor EPC akan memodifikasi dan memperbaiki turbine atas biaya sendiri selama Defect Liability Period.

Apabila terjadi kavitasi melebihi 2 mm maka Kontraktor EPC akan memperbaiki dengan cara mengelas dan memperbarui tanggal jaminan pitting guarabtee dimulai kembali terhitung mulai tanggal selesainya perbaikan. Apabila waktu jaminan ini melebihi TOC maka kontraktor EPC akan memberikan Performance Bond sampai dengan waktu jaminan tercapai.

(5) Runway SpeedKontraktor EPC akan menjamin bahwa semua bagian turbine yang berputar dan semua bearing dapat bertahan selama 5 menit apabila terjadi runway speed dalam kondisi guide vane terbuka penuh dan generator tanpa beban dan tanpa exitasi dengan gross head maximum.

Penentuan runway speed dilakukan dengan koordinasi pihak pabrikasi generator.

(6) Tekanan Besar dan InertiaKontraktor EPC akan menjamin bahwa maximum tekanan penstock tidak melebihi 15% dari desain net head diukur pada turbine inlet. Desain mekanisme guide vane, governor, dan inertia generator harus dikoordinasikan agar tidak melampaui batas tekanan dan kecepatan yang diizinkan.

Kontraktor EPC juga akan menjamin bahwa tekanan penstock tidak boleh lebih kecil dari tekanan atmosfir selama pembebanan dan memberikan perhitungan analitis dari setiap unit pembangkit termasuk analisa urging dan over speed pada kondisi full load rejection.

(a) Sudden Load AcceptanceDesain turbine juga harus dapat menahan pembebanan dengan cara udden load dari kondisi no load ke full load dimana maximum speed drop tidak melampaui 30% rate speed.

Speed drop 100%, 50% dan 25% ini ditunjukkan dalam Data sheed pada dokumen pengadaan barang/jasa bagian 3 [spesifikasi teknik]

(b) Sudden Load RejectionMaximum speed rise pada kondisi full load rejection tidak boleh melampaui 140% radi rated speed.

Kontraktor EPC akan menjamin bahwa speed dan pressure rise tidak melebihi toleransi yang diijinkan dan direksi berhak untuk menolak turbine tersebut apabila tidak memenuhi spesifikasi.

(c) InertiaTotal inertia dari turbine, generator dan flywheel harus cukup agar turbine dapat dioperasikan dengan baik dan stabil dalam berbagai kondisi pembebanan. (7) Casing dan Stay RingCasing dan stay ring akan dibuat dari plat baja dilas dan didesain agar aman terhadap maximum head dan tekanan yang terjadi. Juga akan dapat menahan tekanan hidrostatik sebesar 150% dari desain tanpa terjadi deformasi. Casing turbine ini dilengkapi dengan bagian transisi untuk disambung pada inlet valve serta diberi ankor untuk dibenamkan pada beton.

Pada pemasangan digunakan jack bolt serta alat Bantu lainnya agar casing dapat dipasang pada posisi yang tepat.

Turbine casing juga dilengkapi dengan taps untuk pengukuran tekanan dan winter kenedy test serta flow meter untuk merekor aliran ar di turbine.

Alat pengukur tekanan dipasang pada bagian hulu casing agar net head dapat dihitung dengan adanya sensor pengukur tekanan yang dipasang pada trailrace.

Juga dilengkapi dengan pipa ventilasi untuk mengeluarkan udara yang terjebak pada waktu pengisian air yang terbuat dari tembaga dan diletakkan pada bagian tertinggi dari casing.

Selanjutnya pada bagian bawah dari casing dilengkapi dengan pipa drainage untuk mengeluarkan kebocoran yang terjadi.

(8) RunnerRunner harus terbuat dari campuran chromium/nikel dengan perbandingan paling sedikit 14% chromium dan 4% Ni dicor. Kontraktor EPC akan menyatakan spesifikasi material dan metode pembuatan runner dan juga pemilihan material dengan mempertimbangkan lama pemakaian dan kemudahan dalam pemeliharaan.

Kontraktor EPC juga akan memberikan metode pemasangan dan pembongkaran runner, guide vane serta bagian terkait dan juga alat yang dipakai untuk memindahkan runner tersebut.

Runner juga dilengkapi dengan labyrinth ring untuk mempermudah pembongkaran.

(9) Shaft Coupling dan FlywheelKontraktor EPC akan mengadakan koordinasi antar pabrikan tunine dan generator agar coupling yang dibuat harus disetujui bersama sesuai ketentuan dalam ANSI B.49.1 Shaft Coupling Integrally Forged Flange Type for Hydroelectric Unit atau standard lain yang ekuivalen.

Juga kedua pabrikan akan bekerjasama dalam hal adanya tambahan beban akibat flywheel, turbine shaft dab gaya hidrolis ke bearing generator.

Flywheel dan coupling diberi penutup sebagai proteksi

Shaft turbine dan shaft generator akan dioperasikan pada maximum speed tanpa menyebabkan adanya vibrasi dan gangguan lain dan dioperasikan pada rated spe tanpa melampaui tegangan yang diijinkan.

Kestabilan dan kecepatan kritis perputaran sistem harus dianalisa. Kecepatan kritis dari unit pembangkit harus sekurang-kurangnya 15% dari maximum runway atau over speed.

Kedua shaft harus diperiksa alignment dengan generator.

(10) BearingKontraktor EPC akan mendesain thrust bearing dan guide bearing type roller atau type lain dengan pelumas oil atau lainnya dengan life time sebesar 100.0000 jam operasi untuk disetujui Direksi.

Kontraktor EPC akan melengkapi bearing dengan pompa, filter dengan petunjuk tekanan, valve, pipa dan lain yang diperlukan agar dapat menjamin pengoperasian secara aman dengan kecepatan penuh.

Kontraktor EPC akan bekerjasama dengan Pabrikasi Generator dalam hal adanya gaya-gaya magnetic dari generator yang dapat mempengaruhi bearing dan juga lebih disukai apabila memakai type bearing yang sama apakah roller atau white metal.

Syarat lain yang harus dipenuhi adalah temperature bearing dalam pengoperasian tidak boleh melebihi:

(a) White metal bearings600 C(b) Roller bearing50 C(c) Oil Lubricated bearing650 C

Penentuan temperature ini harus dapat dibaca pada panel dekat bearing dengan dilengkapi dengan alarm dan trip temperature dan indikator dapat direset. Pada type pendingin dengan air dilengkapi dengan indicator oli maximum dan minimum.

(11) Shaft SealKontraktor EPC akan mendesain shaft seal agar dapat diganti tanpa mengganggu shaft atau bearing dapat dibuat dengan type segmen radial atau type axial. Kontraktor EPC juga akan membuktikan bahwa seal tersebut telah dioperasikan secara baik.

Air untuk shaft seal dialirkan dari pipa penstock dan dibawa ke sump pit di gedung pembangkit atau langsung ke talirace.

Dilengkapi dengan duplex strainer termasuk pemipaan dan penyambungan dan separator pair. Juga dilengkapi dengan indicator tekanan dan flow meter dengan alarm apabila tidak ada aliran.

(12) Guide VaneKontraktor EPC akan mendesain guide vane mengatur aliran air secara efisien untuk mencegah kebocoraan seminimal mungkin apabila ditutup. Apabila guide vane ditutup dan keadaan inlet valve terbuka penuh maka aliran yang terjadi akiat kebocoran harus tidak dapat menyebabkan unit berputar.

Guide vane dihubungkan dengan regulating ring oleh alat pengaman berupa friction coupling, pegas, atau pin yang dapat patah yang berfungsi sebagai baji tapi didesain untuk dapat dioperasikan pada kondisi pengoperasian normal tanpa gangguan. Alat pengaman ini apabila patah atau lepas maka pintu yang bersangkutan tetap aman dan tidak mengalami kerusakan akibat adanya gerakan atau berpindahnya peralatan yang berada didekatnya. Sebagai tambahan juga dilengkapi dengan alat untuk mencegah adanya gerakan guide vane dalam posisi normally open ataupun normally closed.

Dilengkapi dengan alat penunjuk (dial) yang menunjukkan berapa besar bukaan guide vane. Penggerak guide vane adalah servo motor dengan self lubrikasi bushing.

Dibuat dengan logam dengan campuran 14% Cr 4% Ni dengan mempertimbangkan life time dan kemudahan pekerjaan perbaikan.

(13) Cover PlatesCover plates harus terbuat dari baja dilengkapi dengan stainless steel ring untuk pergerakan guide vane. Labyrinth sealing rings juga dibuat dari stainless steel dan didesain untuk memudahkan penggantian.

(14) Discharge RingKontraktor EPC akan membuat discharge ring terbuat dari stainless steel dengan campuran 13% Cr 4% Ni untuk mencegah abrasi akibat partikel yang terbawa oleh air.

(15) Turbine OutletTurbine outlet dan siku draft tube harus diberi plat buhul (flange) agar dapat disambung satu dengan lain dengan baut. Plat buhul penyambung ini harus dapat menahan tekanan 2 m lebih besar dari desain banjir dan dapat dilepas dari plat buhul dari draft tube yang ditanam dalam beton apabila akan mengadakan pemeliharaan.

(16) Draft TubeKontraktor EPC akan mendesain bentuk draft tube agar mencapai efisiensi turbine yang paling baik kontraktor EPC akan mengirimkan gambar draft tube dan bentuk tail race karena hal inilah yang akan menjamin tercapainya performance Guarantee.

Panjang dan lebar draft tube harus cukup agar terdapat perlindungan dari beton disebelah hilir Gedung pembangkit.

Draft tube ini harus cukup kuat dan diangkerkan kedalam beton dan didesain untuk menahan tekanan 2 m lebih besar dari desain banjir. (17) Runway SpeedKontraktor EPC akan menjamin, bahwa semua bagian turbine yang berputar dan semua bearing dapat bertahan selama 5 menit apabila terjadi runway speed dalam kondisi guide-lane terbuka penuh dan generator tanpa beban dan tanpa exitasi dengan gross head maximum.

(18) Guide Vane ServomotorServomotor berfungsi untuk menggerakkan membuka dan menutup guide vare. Kontraktor EPC akan mendesain servomotor digerakkan dengan hydraulic oil system dan dilengkapi dengan indicator penunjuk posisi guide vane yang digerakkan oleh transducer.

(19) GovernorGovernor harus dari type Hydrolic mekanis atau type elektronik dan desain agar dapat mengontrol turbine speed dan beban dengan lancar dan tanpa gangguan apabila generator dijalankan sendiri (isolated) atau paraller dengan generator lainnya.

Kinerja governor harus mengikuti ketentuan dalam IEEE St 125 Recommended Practice for Preparation of Equipment Spesifikation for speed Governing of Hydraulic Turbine yaitu pada :

(a) Sustained Condition(b) Load rejection(c) Speed control, fluctuating isolated load basis

(20) Inlet ValveSetiap ujung pentock dilengkapi dengan inlet valve yang dihubungkan dengan turbine outlet. Inlet valve dibuat dengan type butterfly dan digerakkan dengan AC motor untuk menggerakkan pompa hydraulic oil system. Penutupnya dengan cara berat sendiri.

Inlet valve didesain dengan dan dibuat sedemikian rupa agar dapat dioperasikan tanpa adanya vibrasi dan fluktuasi tekanan yang berlebihan di penstock.

Inlet valve harus dapat dibuka dan ditutup pada kondisi maximum gros head serta aliran maximum pada bukkan penuh dari guide vane.

Inlet valve dilengkapi dengan sistem bypass otomatis untuk mengisi turbine casing sebelum pengoperasian turbine. Bagian hulu dari inlet valve dihubungkan ke make up pipe dengan plat buhul (flange) dan sisi lain dari make up pipe dihubungkan ke penstock dengan car alas. Make up pipe ini dilengkapi dengan alat pengukur net head dan winter kennedy.

(21) Anti Corrosive Treatment dan PengecatanKontraktor EPC akan mengajukan prosedur pekerjaan tersebut kepada Direksi pekerjaan. Pekerjaan ini harus dilakukan ditempat fabrikasi kecuali diizinkan oleh Direksi dan harus dilakukan dengan cara :

(a) Sand blating sampai tercapai metal shinning sesuai ketentuan dalam Swedish standard SIS 05 5900 SA 2 (b) Pembersihan setelah blasting dengan wire brush(c) Pengecatan dengan first coat inorganic zinc, second coat dengan oil resistant paint.

(22) Assembly dan Maintenance ToolKontraktor EPC akan memasang peralatan dilokasi dan bertanggung jawab kepada akurasi dan setting out dan kesesuaian dengan construction drawing.

Penawaran kontraktor EPC ini termasuk semua peralatan dan kunci lainnya yang dbuat khusus oleh pabrikan untuk memungkinkan dan faslitas pemasangannya, pembongkaran dan pemeliharaan turbine.

Kontraktor EPC akan melengkapi semua plat untuk produksi, ankor, block, baut ring dan mur agar turbine dapat diletakkan di psosisi sebelum di cor dalam beton.

(23) Spare PartMandarory spare part di bawah ini akan dilengkapi dan unit price dari setiap parts akan dicantumkan dalam Bab 4 (Price Schedule)

(a) 1 set turbine runner(b) 1 set shaft turbine untuk setiap turbine(c) 5 set guide vane dengan lever termasuk fixing dan seal element(d) 2 set inlet valve(e) 1 wear ring(f) 1 set replaceable seat untuk inlet valve(g) 1 complete governor / inlet valve oil pumping dengan pompa dan motor(h) 2 set oil filter dan water filter dari setiap type(i) 2 resistance temperature detector dari setiap type(j) 2 thermometer dengan tube untuk setiap type(k) 1 flow indicator dari setiap type(l) 1 oil level indicator dari setiap type(m) 1 limit switch untuk setiap type(n) 1 indicating instrument untu