2
Pada kasus ini kami memikirkan beberapa diagnosa banding, yakni Pitiriasis rosea, Tinea corporis, Psoriasis vulgaris. Pada kasus ini, ditemukan bercak kemerahan pada bagian perut bawah yang diyakini sebagai lesi induk atau herald patch pada pitiriasis rosea. Lesi ini diyakini sebagai herald patch pada pitiriasis rosea sebab memiliki batas yang jelas dengan ukuran 3cmx5cm, berbentuk oval, dengan skuama halus di bagian tepinya. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa herald patch memiliki ciri khas antara lain berbatas tegas, berbentuk oval atau bulat, eritematosa, atau hiperpigmentasi (terutama pada individu dengan kulit gelap), dengan koleret dari skuama pada bagian tepinya. Herald patch pada kasus ini juga muncul di tempat predileksi, dimana menurut teori herald patch biasanya muncul pada trunkus terutama pada area yang tertutup pakaian, dan terkadang dapat muncul di leher atau di ekstremitas bagian proksimal, jarang terdapat pada penis dan wajah. Selain pitiriasis rosea, dapat dipikirkan kemungkinan diagnosis banding lainnya yakni tinea corporis. Ruam pada tinea corporis mungkin dapat menyerupai PR. Perbedaannya adalah bahwa skuama pada tinea corporis terdapat pada bagian tepi dari plak, sedangkan pada PR skuama terdapat di bagian dalam dari tepi plak dengan koleret. Untuk membedakan lesi tinea corporis dengan PR, perlu dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan KOH. Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan kerokan skuama dengan KOH 10%, pada pemeriksaan tidak didapatkan hifa maupun spora sehingga diagnosa tinea corporis dapat disingkirkan.

pembahasan dd+penunjang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fk

Citation preview

Pada kasus ini kami memikirkan beberapa diagnosa banding, yakni Pitiriasis rosea, Tinea corporis, Psoriasis vulgaris. Pada kasus ini, ditemukan bercak kemerahan pada bagian perut bawah yang diyakini sebagai lesi induk atau herald patch pada pitiriasis rosea. Lesi ini diyakini sebagai herald patch pada pitiriasis rosea sebab memiliki batas yang jelas dengan ukuran 3cmx5cm, berbentuk oval, dengan skuama halus di bagian tepinya. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa herald patch memiliki ciri khas antara lain berbatas tegas, berbentuk oval atau bulat, eritematosa, atau hiperpigmentasi (terutama pada individu dengan kulit gelap), dengan koleret dari skuama pada bagian tepinya. Herald patch pada kasus ini juga muncul di tempat predileksi, dimana menurut teori herald patch biasanya muncul pada trunkus terutama pada area yang tertutup pakaian, dan terkadang dapat muncul di leher atau di ekstremitas bagian proksimal, jarang terdapat pada penis dan wajah. Selain pitiriasis rosea, dapat dipikirkan kemungkinan diagnosis banding lainnya yakni tinea corporis. Ruam pada tinea corporis mungkin dapat menyerupai PR. Perbedaannya adalah bahwa skuama pada tinea corporis terdapat pada bagian tepi dari plak, sedangkan pada PR skuama terdapat di bagian dalam dari tepi plak dengan koleret. Untuk membedakan lesi tinea corporis dengan PR, perlu dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan KOH. Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan kerokan skuama dengan KOH 10%, pada pemeriksaan tidak didapatkan hifa maupun spora sehingga diagnosa tinea corporis dapat disingkirkan.Diagnosa lain yang dapat dipikirkan adalah Psoriasis vulgaris. Psoriasis memiliki lesi berupa plak eritematosa, dengan skuama berwarna putih, kasar, berlapis-lapis, dengan ciri khas adanya fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Koebner. Pada pasien ini telah dilakukan uji bercak lilin (Karsvlek phenomenon) dan hasilnya tidak didapatkan skuama yang berubah warna menjadi putih seperti lilin yang digores. Pada uji Auspitz juga tidak didapatkan bintik-bintik perdarahan setelah skuama dikerok. Diagnosa pitiriasis rosea ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik harus didapatkan adanya erupsi kulit berupa papiloeritroskuamosa. Pada pemeriksaan klinis minimal terdapat dua lesi dari tiga kriteria berikut ini: makula berbentuk oval atau sirkuler, skuama menutupi hampir semua lesi, dan terdapatnya koleret pada tepi lesi dengan bagian tengah yang menghilang. Pitiriasis rosea merupakan diagnosa klinis. Tidak ada tes laboratorium yang membantu dalam membuat diagnosa. Pemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan bertujuan untuk menyingkirkan diagnosa banding dari pitiriasis rosea. Berdasarkan hal tersebut, dari anamnesa dan pemeriksaan fisik, serta setelah dilakukan beberapa pemeriksaan laboratorium untuk menyingkirkan beberapa diagnosa banding, kami menyimpulkan bahwa pasien pada kasus ini didiagnosa Pytiiriasis Rosea.