3
Pembahasan Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian pemeriksaan Glutamat Piruvate Transaminase (GPT). Praktikum ini bertujuan untuk memeriksa fungsi hati dan menginterpretasikan hasil pemeriksaan yang diperoleh. Berbagai penyakit dan infeksi dapat menyebabkan kerusakan akut maupun kronis pada hati, menyebabkan peradangan, luka, sumbatan saluran empedu, kelainan pembekuan darah, dan disfungsi hati. Jika besarnya kerusakan cukup bermakna, maka akan menimbulkan gejala-gejala seperti jaundice, urine gelap, tinja berwarna keabuan terang, pruritus, mual, kelelahan, diare, dan berat badan yang bisa berkurang atau ber- tambah secara tiba-tiba. Deteksi dini penting dengan diagnosis lebih awal guna meminimalisir kerusakan dan menyelamatkan fungsi hati. Salah satu cara untuk mendeteksi adanya kerusakan hati adalah dengan memeriksa aktivitas enzim Glutamat Piruvat Transaminase (GPT) atau Alanin Aminotransferase (ALT) dalam serum. Enzim ini terdapat dalam sitoplasma dan mitokondria sel hati. Bila terjadi kerusakan hati akan terjadi peningkatan permeabilitas membran sel sehingga komponen-komponen sitoplasma akan keluar dari sel dan apabila membran intraseluler seperti mitokondria rusak maka enzim-enzim yang terdapat di dalamnya akan mengalami peningkatan aktivitas dalam serum. Berdasarkan hal tersebut, maka peningkatan aktivitas enzim GPT atau ALT dalam serum dapat diukur dan dijadikan salah satu parameter kerusakan fungsi hati. Enzim Glutamat Piruvat Transaminase (GPT) atau

Pembahasan SGPT

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TEKS

Citation preview

PembahasanPada praktikum kali ini dilakukan pengujian pemeriksaan Glutamat Piruvate Transaminase (GPT). Praktikum ini bertujuan untuk memeriksa fungsi hati dan menginterpretasikan hasil pemeriksaan yang diperoleh. Berbagai penyakitdaninfeksi dapat menyebabkan kerusakan akut maupun kronis pada hati, menyebabkan peradangan, luka, sumbatan saluran empedu, kelainan pembekuan darah, dan disfungsi hati. Jika besarnya kerusakan cukup bermakna, maka akan menimbulkan gejala-gejala sepertijaundice, urine gelap, tinja berwarna keabuan terang, pruritus, mual, kelelahan, diare, dan berat badan yang bisa berkurang atau bertambah secara tiba-tiba. Deteksi dini penting dengan diagnosis lebih awal guna meminimalisir kerusakan dan menyelamatkan fungsi hati.Salah satu cara untuk mendeteksi adanya kerusakan hati adalah dengan memeriksa aktivitas enzim Glutamat Piruvat Transaminase (GPT) atau Alanin Aminotransferase (ALT) dalam serum. Enzim ini terdapat dalam sitoplasma dan mitokondria sel hati. Bila terjadi kerusakan hati akan terjadi peningkatan permeabilitas membran sel sehingga komponen-komponen sitoplasma akan keluar dari sel dan apabila membran intraseluler seperti mitokondria rusak maka enzim-enzim yang terdapat di dalamnya akan mengalami peningkatan aktivitas dalam serum. Berdasarkan hal tersebut, maka peningkatan aktivitas enzim GPT atau ALT dalam serum dapat diukur dan dijadikan salah satu parameter kerusakan fungsi hati. Enzim Glutamat Piruvat Transaminase (GPT) atau Alanin Aminotransferase (ALT) hanya terdapat dalam sitoplasma sel hati sehingga enzim ini lebih sensitif untuk pemeriksaan kerusakan fungsi hati.Tahap pertama dalam melakukan pemeriksaan GPT adalah membuat monoreagen dengan cara mencampurkan reagen 1 dan reagen 2 dengan perbandingan 4 : 1. Reagen I yang digunakan berisi Tris pH 7,15 140 mmol/liter, L-Alanin 700 mmol/liter, LDH (Laktat Dehidrogenase) 2300 U/liter. Tris pH 7,15 dalam reagen I berfungsi sebagai dapar yang menjaga pH serum selama reaksi pemeriksaan ini supaya menjaga kestabilan aktivitas GPT karena enzim sangat sensitif terhadap perubahan pH. L-Alanin berfungsi sebagai asam amino yang akan diubah menjadi L-glutamat dengan dikatalisis oleh enzim Glutamat Piruvate Transaminase (GPT). LDH (Laktat Dehidrogenase) juga merupakan enzim yang akan mengkatalisis reaksi dari produk perubahan L-Alanin yang dikatalis oleh GPT, yaitu piruvat, yang akan diubah menjadi laktat.Reagen II yang digunakan ini berisi 2-oxoglutarat 85 mmol/liter dan NADH 1 mmol/liter. 2-oxoglutarat akan bereaksi dengan L-Alanin membentuk L-glutamat dan piruvat dengan dikatalisis oleh enzim GPT. Enzim GPT ini akan mengkatalisis pemindahan gugus amino pada L-Alanin ke gugus keto dari alfa-ketoglutarat membentuk glutamat dan piruvat. Selanjutnya piruvat direduksi menjadi laktat. Reaksi tersebut dikatalisis oleh Laktat Dehidrogenase (LDH) yang membutuhkan NADH dan H+. NADH akan mengalami oksidasi menjadi NAD+. Banyaknya NADH yang dioksidasi menjadi NAD+ sebanding dengan banyaknya enzim GPT. Hal itulah yang akan diukur secara fotometri.Pengukuran SGPT diawali dengan memipet sampel serum sebanyak 50 l dan monoreagen sebanyak 500 l ke dalam tabung serologi menggunakan mikropipet dengan skala yang sudah diatur sebelumnya. Pemipetan menggunakan mikropipet bertujuan supaya diperoleh volume yang lebih akurat karena akurasi mikropipete ini sangat tinggi. Tip yang digunakan pun harus diperhatikan kebersihannya unuk meminimalisir kontaminasi yang mempengaruhi konsentrasi sampel. Pengukuran SGPT menggunakan Spektrofotometer Erba dan diukur sesuai dengan urutan yang diminta oleh alat. Dalam pemeriksaan fungsi hati, pada dasarnya tidak ada tes tunggal untuk menegakkan diagnosis. Terkadang beberapa kali tes berselang diperlukan untuk menentukan penyebab kerusakan hati. Ketika penyakit hati sudah dideteksi, tes fungsi hati biasanya tetap berlanjut secara berkala untuk memantau tingkat keberhasilan terapi atau perjalanan penyakit. Ada beberapa tes tambahan yang mungkin diperlukan untuk melengkapi seperti GGT, LDH dan PT.

Read more: http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/2013/06/dsa.html#ixzz3WqGuWtOA