23
LAPORAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI INDUSTRI PEMERIKSAAN ENZIM SGPT (Metode IFCC) Oleh : KELOMPOK 3 Avi Nurdinia A G1B011039 Aisyah A Aryani G1B011043 Rany Suwarno G1B011046 Novita Dian Farisqi G1B011047 Anisa Sinta P G1B011049 Peranika Veri N G1B011051 Ade Lies Oktorita G1B011052 Ria Hartini Sitompul G1B011054 Ahmad Irham G1B011061

Pemeriksaan SGPT Alhamdulillah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pemeriksaan SGPT Alhamdulillah

LAPORAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI INDUSTRI

PEMERIKSAAN ENZIM SGPT

(Metode IFCC)

Oleh :

KELOMPOK 3

Avi Nurdinia A G1B011039

Aisyah A Aryani G1B011043

Rany Suwarno G1B011046

Novita Dian Farisqi G1B011047

Anisa Sinta P G1B011049

Peranika Veri N G1B011051

Ade Lies Oktorita G1B011052

Ria Hartini Sitompul G1B011054

Ahmad Irham G1B011061

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

PURWOKERTO

2013

Page 2: Pemeriksaan SGPT Alhamdulillah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kerusakan hepatosit (sel hepar) dapat disebabkan antara lain oleh obat, virus dan

berbagai senyawa kimia lain yang mempunyai daya hepatotoksik, antara lain adalah

boraks. Boraks adalah senyawa dengan nama kimia natrium tetraborat (NaB4O7).

Berbentuk padat, jika larut dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam

borat (H3BO3). Boraks adalah zat antiseptika, bila dikonsumsi akan merusak sistem

saraf pusat dan cairan serebrospinal. Boraks bisa masuk ke dalam tubuh melalui

mulut, membran mukosa dan permukaan kulit. Boraks sejak lama telah digunakan

masyarakat untuk pembuatan gendar nasi, kerupuk gendar, atau kerupuk puli yang

secara tradisional di Jawa disebut “Karak” atau “Lempeng”. Disamping itu boraks

digunakan untuk industri makanan seperti dalam pembuatan mie basah, lontong,

ketupat, bakso bahkan dalam pembuatan kecap. Bakso yang menggunakan boraks

memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan

banyak daging disukai dan tahan lama sedang kerupuk yang mengandung boraks jika

digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus dan renyah (Suhanda,

2006).

Boraks cepat diabsorbsi oleh saluran pencernaan (usus/lambung) dan oleh

selaput lendir (mucous membrances), diekskresi secara lamban oleh ginjal diubah

dan dipusatkan pada hati (liver). Dalam dosis tunggal dieliminasi selama kira-kira

seminggu. Pada waktu sel-sel hepar rusak, akan menyebabkan induksi enzim yang

berada di dalam sel hepar (enzim intraseluler) sehingga enzim tersebut akan

dilepaskan ke dalam darah. Enzim hepar tersebut antara lain Alanin Amino

Transferase atau Glutamat Piruvat Transaminase (GPT). Peningkatan kadar SGPT

dan SGOT dalam darah dapat dijadikan indikator biologis tidak langsung untuk

keracunan boraks. Nilai normal SGOT dalam darah adalah pria <17 U/L dan wanita

<15 U/L, sedangkan kadar SGPT pada pria 0-21 U/L, wanita 0-17 U/L. pada

kerusakan hepar, contohnya akibat keracunan boraks dapat terjadi peningkatan kadar

SGPT dan SGOT 3 kali lipat dari nilai normal (Sacher RA, Mcpherson RA, 2004).

Page 3: Pemeriksaan SGPT Alhamdulillah

B. Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa dapat mengukur kadar SGPT dengan metode IFCC.

2. Mahasiswa dapat menyimpulkan hasil pemeriksaan SGPT pada saat praktikum

setelah membandingkannya denga nilai normal.

3. Mahasiswa dapat mengetahui efek keracunan zat hepatotoksin.

C. Manfaat Praktikum

1. Mahasiswa dapat meningkatkan kerjasama dengan sesama anggota kelompok.

2. Mahasiswa dapat menganalisis bahan-bahan yang hepatotoksik

Page 4: Pemeriksaan SGPT Alhamdulillah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Hati

Hati adalah organ penting yang memiliki fungsi mengatur kekonstanan milie

interior tubuh manusia. Hati juga merupakan kelenjar tubuh yang paling besar. Hati

mempunyai fungsi yang sangat penting dan kompleks. Hati penting untuk

mempertahankan tubuh dan berperan pada hampir setiap metabolisme tubuh.

Kerusakan total pembuangan hati dapat mengakibatkan kematian dalam waktu 10

jam. Hati mempunyai regenerasi yang mengagumkan. Sebagian pembuangan hati,

pada kebanyakan kasus sel hati yang mati/sakit dapat diganti dengan jaringan hati

yang baru (Wijayakusuma, 2008).

B. Fungsi Hati

Hati sebagai organ penting pada tubuh manusia memiliki beberapa fungsi

utama seperti :

1. Pembentukan dan ekskresi empedu yaitu metabolisme garam dan metabolisme

pigmen empedu. Garam empedu penting untuk pencernaan dan absorbsi lemak

di usus. Bilirubin, pigmen empedu utama, merupakan hasil akhir metabolisme

dari penghancuran sel darah merah yang sudah tua. Bilirubin dikonjugasi dalam

hati dan diekskresi dalam empedu.

2. Metabolisme karbohidrat (glikogenesis, glikogenolisis, glukoneogenesis). Hati

memegang peranan penting dalam mempertahankan kadar glukosa darah normal

dan penyediaan energi untuk tubuh. Karbohidrat disimpan dalam hati sebagai

glikogen.

3. Metabolisme protein meliputi sintesis protein, pembentukan urea, dan

penyimpanan protein berupa asam amino.

4. Metabolisme lemak, hati memegang peranan utama pada sintesis kolesterol,

sebagian diekskresikan dalam empedu sebagai kolesterol atau asam folat.

5. Metabolisme steroid, hati menginfaktifkan dan mengekskresi aldosteron,

glukokortikoid, estrogen, progesteron dan testosteron.

Page 5: Pemeriksaan SGPT Alhamdulillah

6. Detoksifikasi, hati bertanggung jawab atas biotransformasi zat-zat yang

berbahaya menjadi zat-zat yang tidak berbahaya yang kemudian diekskresi oleh

ginjal (misal obat-obatan).

7. Ruang pengapung dan bekerja sebagai filter, sinosuid hati merupakan depot

darah yang dapat mengaliri kembali darah dari vena kava (pada jantung kanan),

fagositosis sel kupffer membuang bakteri dan debris dari darah (Budiwarsono,

2009).

C. Efek dari Keracunan Hepatotoksin

Hepatotoksin merupakan senyawa yang dapat menyebabkan gangguan atau

penyakit pada jaringan hati. Penyakit hati dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

penyakit hati akut dan penyakit hati kronis. Penyakit hati akut biasanya bersifat

ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya (self limiting). Namun, pada beberapa

kasus kerusakan sel hati dapat sangat parah dan mengenai seluruh bagian hati

sehingga mengakibatkan gagal hati atau berkembang menjadi penyakit hati kronis.

Sedangkan pada penyakit hati kronis, terjadi perubahan struktur hati yang permanen

karena kerusakan sel hati secara berkelanjutan (Bayupurnama, 2007).

Berikut adalah macam-macam penyakit akibat gangguan fungsi hati :

1. Hepatitis Radang Hati

Hepatitis adalah peradangan pada hati, dapat disebabkan karena minum

alkohol berlebih dan meyalahgunakan obat-obatan yang terlalu banyak dosis.

Bisa juga terinfeksi virus hepatitis yang dapat menyebabkan komplikasi pada

organ hati. Hepatitis terdiri dari beberapa jenis, yaitu :

a) Hepatitis A

Timbul kerusakan berat pada jaringan organ mendadak yang disebabkan

karena virus hepatitis A yang ada di air yang kotor, kerang atau juga ternak.

b) Hepatitis B

Timbulnya kerusakan pada jaringan organ hati yang disebabkan oleh virus

hepatitis B yang umunya terdapat pada orang dewasa. Jika sistem kekebalan

tubuh kita menurun, virus ini dapat aktif dalam tubuh. Bisa menular lewat

kontak darah, keringat dan air liur.

Page 6: Pemeriksaan SGPT Alhamdulillah

c) Hepatitis C

Kerusakan organ hati karena terinfeksi virus hepatitis C yang biasanya

ditularkan secara langsung dari satu orang ke orang yang lain lewat darah,

jarum suntik, atau ibu hamil pada janinnya. Gejalanya : Lemah, letih, lesu

dan nyeri otot. Demam ringan, mual, kurang nafsu makan dan tubu

menguning (mata, kulit menguning). Air kencing berwarna gelap, kotoran

pucat, kadang-ladang gejal sangat ringan seperti flu.

2. Penyakit kuning (jaundice)

Penderita baik dewasa maupun anak-anak dengan kulit mata yang kuning.

Sakit kuning merupakan gejala awal pada gangguan fungsi liver (hati),

penyumbatan saluran empedu atau disebabkan obat-obatan yang mengganggu

fungsi hati. Atau pada saat adanya gangguan metabolisme bilirubin (substansi

yang diproduksi dari pecahan sel darah merah). Gejalanya : Warna kuning yang

timbul pada mata dan kulit yang disertai demam, cepat lelah dan pusing juga

dapat disertai pingsan. Penyebabnya : warna kuning yang timbul pada kulit dan

mata disebabkan karena meningkatnya kadar bilirubin dalam tubuh sehingga

mengganggu kerja organ hati.

3. Sirosis hati (Pengerasan Organ Hati)

Penyakit hati koroner yang dianggap dalam dunia kedokteran penyakit

irreversible, ditandai dengan kerusakan pada jaringan hati. Namun masih dapat

disuahakan perbaikan untuk menunda proses kerusakan lebih lanjut. Beberapa

gejalanya yaitu kembung, banyak angin diperut, nyeri pada daerah ulu hati, perut

mengeras dan membesar, demam dan meriang serta sulit untuk bergerak.

Penyebabnya adalah kerusakan pada sel hati karena kebiasaan mengkonsumsi

obat-obatan dan minuman beralkohol atau infeksi oleh virus atau bakteri.

Adanya sel tumor atau kanker yang semakin merusak jaringan sel hati sehingga

menghambat kerja organ hati. Penumpukan racun dalam tubuh yang berlebihan

dan kurang istirahat.

Page 7: Pemeriksaan SGPT Alhamdulillah

Pencegahannya : Istirahat yang cukup, makan makanan yang bergizi. Hindari

minuman alkool berlebih dan ketergantungan teradap obat-obatan. Menjaga

kebersihan tangan dan tubuh (Kusumobroto, 2007).

Selain itu, diketahui bahwa tidur dapat mempengaruhi metabolisme tubuh

dan merangsang daya asimilasi. Itulah sebabnya jika tidur berlama-lama dapat

membuat tidak sehat, karena tubuh kita menyerap/mengasimilasi limbah dan

uap-uap kotor lagi, sehingga jika kita tidur terlalu lama dapat mengakibatkan

tubuh menjadi tidak bersemangat dan akan menjadi loyo. Secara ilmiah pun

beberapa penelitian telah membuktikan, kurang tidur atau justru kebanyakan

tidur, ternyata berisiko terhadap kesehatan terutama pada kesehatan hati.

Salah satu jenis pemeriksaan yang sering dilakukan untuk mengetahui

adanya kerusakan pada hati adalah pemeriksaan enzimatik. Enzim adalah protein

yang dihasilkan oleh sel hidup dan umumnya terdapat di dalam sel. Dalam

keadaan normal terdapat keseimbangan antara pembentukan enzim dengan

penghancurannya. Apabila terjadi kerusakan sel atau peningkatan permeabilitas

membran sel, enzim akan banyak keluar ke ruang ekstra sel dan kedalam aliran

darah sehingga dapat digunakan sebagai sarana untuk membantu diagnostik

penyakit tertentu. Pemeriksaan enzim yang biasa dilakukan untuk diagnosa

hepatitis antara lain :

a) Enzim yang berubungan dengan kerusakan sel hati yaitu SGOT, SGPT,

GLDH dan LDH.

b) Enzim yang berhubungan dengan penanda adanya sumbatan pada kantong

empedu (kolestasis) seperti gamma GT dan fosfatase alkali.

c) Enzim yang berubungan dengan kapasitas pembentukan (sintesis) hati

misalnya kolimestrase (Winarno, 1974).

Page 8: Pemeriksaan SGPT Alhamdulillah

D. SGPT dan SGOT

SGPT adalah enzim transaminase yang dihasilkan terutama oleh sel-sel hati.

Bila sel-sel hati rusak, misalnya pada hepatitis atau sirosis, kadar enzim ini

meningkat. Karena itu, SGPT ini bisa memberi gambaran adanya gangguan hati.

SGPT (alanin tranaminase) juga merupakan enzim sitosol yang juga ada dalam hati

walaupun jumlah absolut kurang dari SGOT. Namun bagian lebih besar berada di

dalam hati dibanding dengan otot rangka dan jantung, sehingga peningkatan serum

ini lebih spesifik untuk kerusakan hati daripada SGOT (Winarno, 1974).

Transaminase merupakan enzim yang bekerja sebagai katalisator dalam

proses pemindahan gugus alpha amino alanin untuk menjadi asam glutamat dan

asam piruvat. Enzim ini didapat pada sel hati dalam kadar yang jauh lebih tinggi

daripada dalam sel-sel jantung dan otot, untuk keperluan dalam klinik test SGPT

lebih peka bagi pemeriksaan dengan dugaan kerusakan hati akut. Pemeriksaan

SGPT mempunyai nilai diagnostik yang baik dalam menentukan kemungkinan dari

kerusakan sel hati. SGPT serum umunya diperiksa secara fotometri atau

spektrofotometri semi otomatis atau otomatis. Nilai rujukan untuk SGPT/ALT

yaitu:

Laki-laki : 0-22 U/L

Perempuan : 0-17 U/L

(Setijowati, 2009).

D. Prinsip Pemeriksaan SGPT

Prinsip pemeriksaan SGPT :

L-alanin + alpha ketoglutarat L-glutamat+piruvat

Piruvat + NADH2 laktat + NAD (Nicotimanid Adenin Dinucleotida)

GPT (Glutamat Piruvat Transaminase) mengkatalisir perubahan L-alanin menjadi

laktat karena pengaruh LDH dan NADH2 dan bersamaan dengan itu pula terjadi

NAD.

Page 9: Pemeriksaan SGPT Alhamdulillah

BAB III

BAHAN DAN CARA KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat

a) Spuit 3 cc

b) Torniquet

c) Flakon

d) Sentrifuse

e) Eppendorf

f) Tabung reaksi 5 ml

g) Rak tabung reaksi

h) Mikropipet (100 µL-1000 µL)

i) Blue tip

j) Kuvet

k) Spektrofotometer

2. Bahan

a) Sampel darah

b) EDTA

c) Reagen 1 = enzim (buffer)

d) Reagen 2 = starting reagen (substrat)

B. Cara kerja

Darah 3 cc

Tabung Eppendorf

Page 10: Pemeriksaan SGPT Alhamdulillah

Sentrifuse 10 menit

10 µL EDTA

Ambil plasma 200 µL

Baca Spektrofotometri

Ditambah 1 cc reagen SGPT

Page 11: Pemeriksaan SGPT Alhamdulillah

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Nama probandus : Peranika Veri Nuranti

Jenis kelamin : Perempuan

Usia : 20 tahun

Hasil : 31 U/L

Berdasarkan hasil pemeriksaan dari plasma darah probandus didapatkan hasil

31 U/L untuk pemeriksaan SGPT yang berarti lebih dari nilai normal yaitu 0-17

U/L untuk perempuan.

B. Pembahasan

Pemeriksaan uji fungsi hati merupakan salah satu pemeriksaan kimia klinik.

Uji fungsi hati sering disebutkan di klinik sebagai liver function test. Hati

menerima pendarahan dari sirkulasi sitemik melalui arteri yang menampung aliran

darah dari sistem porta yang mengandung zat makanan yang diserap di usus.

Uji fungsi hati yang dilakukan di praktikum kali ini adalah berdasarkan

permeabilitas aktivitas enzim. Aktivitas enzim Alanin Transaminase (SGPT) dan

enzim Aspartat Tansferase (SGOT) meningkat bila ada perubahan permeabilitas

atau kerusakan membrane sebagai penanda gangguan integritas sel hati

(hepatoseluler).

SGPT lebih akurat untuk uji fungsi hati karena SGPT murni dibentuk di hati,

sedangkan SGOT selain di hati ia juga dibentuk di jantung. Data SGPT dan SGOT

dapat menyimpang dari keadaan yang seharusnya bila diperiksa dalam keadaan

lisis yaitu serum dan plasma tidak terpisah.

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa plasma darah probandus yang

telah dicampur dengan reagen yang digunakan untuk pemeriksaan SGPT bernilai

diatas normal yaitu 31 U/L, dimana untuk perempuan nilai normalnya adalah 0-17

U/L, ini menunjukan bahwa kadar aktifitas enzim SGPT dari probandus tidak

normal. Hal ini disebabkan karena probandus yang kami jadikan sampel dalam

Page 12: Pemeriksaan SGPT Alhamdulillah

pemeriksaan ini sedang dalam kondisi tidak sehat dan masih mengkonsumsi obat-

obatan. Karena kondisi badan yang tidak sehat, probandus kami pun kurang

melakukan aktivitas fisik, sehingga beberapa hari terakhir probandus kami lebih

sering tidur. Diketahui bahwa tidur dapat mempengaruhi metabolisme tubuh dan

merangsang daya asimilasi. Itulah sebabnya jika tidur berlama-lama dapat

membuat tidak sehat, karena tubuh kita menyerap/mengasimilasi limbah dan uap-

uap kotor lagi, sehingga jika kita tidur kelamaan maka akibatnya kita bukan

menjadi segar bersemangat tetapi akan menjadi loyo. Dan secara ilmiah pun

beberapa penelitian telah membuktikan, kurang tidur atau justru kebanyakan tidur,

ternyata berisiko terhadap kesehatan terutama pada kesehatan hati dan aktivitas

enzim yang terdapat pada hati (Kusumobroto, 2007).

Namun, bukan berarti kadar SGPT yang diatas normal menunjukkan bahwa

seseorang sedang sakit atau ada gangguan pada liver, karena kadar SGPT

sebenarnya mudah naik turun. Mungkin pada saat diperiksa kadarnya memang

sedang tidak normal, karena itu sebenarnya pemeriksaan satu kali saja belum bisa

dijadikan dalil untuk membuat kesimpulan.Menurut American Gastroenterological

Association, penyimpangan pengukuran pada pemeriksaan mungkin saja terjadi

pada 1-4% dari populasi, mereka punya nilai SGOT-SGPT yang sedikit lebih

tinggi dari batas ambang normal, tetapi tidak menunjukkan gejala sakit yang

berhubungan dengan hati.

Page 13: Pemeriksaan SGPT Alhamdulillah

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan praktikum pemeriksaan aktifitas enzim SGPT yang telah

dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengukuran kadar aktifitas enzim SGPT dilakukan dengan menggunakan metode

IFCC.

2. Kadar aktifitas enzim SGPT pada plasma darah probandus adalah diatas normal

yaitu 31 U/L, dimana nilai normal untuk perempuan yaitu 017 U/L. Hal ini

menandakan bahwa probandus mungkin mengalami keadaan gangguan patologis

karena pengaruh zat-zat tertentu yang mempengaruhi permeabilitas enzim SGPT

3. Efek dari keracunan hepatotoksin adalah hepatitis, penyakit kuning (jaundice)

dan sirosis hati.

B. Saran

1. Sebaiknya berhati-hati dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi serta

rajin melakukan aktivitas fisik agar kadar SGPT dalam organ hati dalam

keadaan normal.

2. Jika perlu periksakan kadar SGPT dengan menggunakan plasma darah untuk

mengetahui kadar SGPT didalam darah.

Page 14: Pemeriksaan SGPT Alhamdulillah

DAFTAR PUSTAKA

Bayupurnama, Putut. 2007. Hepatotoksisitas Imbas Obat. Ilmu Ajar Penyakit

Dalam Universitas Indonesia Jilid I. Jakarta : Balai Penerbit FK-UI.

Budiwarsono. 2009. Penyakit Hati hal 14. Surabaya : PIT Pro Prodia Panel.

Kusumobroto O Hernomo. 2007. Sirosis Hati, dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati

Edisi I hal 335-45. Jakarta : Jayabadi.

Sacher, R.A, McPherson, R.A. 2004. Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan

Laboratorium Cetakan 1. Jakarta : EGC.

Setijowati, Nanik. 2009. Hubungan Kadar Enzim Hati Terhadap Beratnya

Manifestasi Klinis Demam Berdarah Dengue di Rumah Sakit Saiful Anwar

Malang. Diakses pada tanggal 22 Desember 2013.

Suhanda. 2006. Makan Sehat Hidup Sehat. Jakarta : PT Kompos Media Nusantara.

Wijayakusuma. 2008. Rumah Herbal Penurun Kolesterol. Jakarta : Pustaka

Bunda.

Winarno, F.G dan B. S. Laksmi. 1974. Kerusakan Bahan Pangan dan Cara

Pencegahannya. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Page 15: Pemeriksaan SGPT Alhamdulillah
Page 16: Pemeriksaan SGPT Alhamdulillah