23

PEMIMPIN PROYEK AGUS S. LUKITA - jayaraya.orgjayaraya.org/templates/pbjaya/pdf/2_PBJR_SAMBUTAN.pdf · ii pemimpin proyek agus s. lukita penulis broto happy wondomisnowo penyumbang

Embed Size (px)

Citation preview

i

ii

PEMIMPIN PROYEK AGUS S. LUKITA

PENULIS BROTO HAPPY WONDOMISNOWO

PENYUMBANG BAHAN RETNO KUSTIYAH, IMELDA WIGOENA, SUSY SUSANTI,

CANDRA WIJAYA, MARKIS KIDO, HENDRA SETIAWAN.

PERISET NASKAH MATHILDE LILIANA PERADA L, INTAN AYUDHIA PRATIWI,

FATIN HAMAMAH ZAIN

PERISET FOTO ERLY BAHTIAR

FOTOGRAFER ARDY ALVEZ, HERMANSYAH

PENGOLAH FOTO ANNIDHA WULANDARI

SUMBER FOTO DOK. PB JAYA RAYA, DOK. ANTARA, DOK. TOPSKOR,

DOK. TEMPO, DOK. KOMPAS, DOK. BOLA, DOK. SETNEG, DOK. RUDY HARTONO,

HUMAS KEMENPORA.

DESAIN KUNTORO

DITERBITKAN PERTAMA KALI OLEH

YAYASAN PEMBANGUNAN JAYA RAYA

CETAKAN PERTAMA, SEPTEMBER 2016

ISBN 978-602-

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian

atau seluruh isi buku ini tanpa seizin tertulis dari penerbit.

(Isi di luar tanggung jawab percetakan)

iii

iv

22

BAB II Visi Ciputra

Mengguncang Dunia

xxiixviiixiivi

KATA SAMBUTAN

Airin Rachmi DianyWalikota

Tangerang Selatan

KATA SAMBUTAN

Imam NahrawiMenteri Pemuda

dan Olahraga Republik Indonesia

KATA PENGANTAR

Ir. CiputraPendiri/Ketua

Pembina Yayasan Pembangunan

Jaya Raya

SEKAPUR SIRIHJaya Raya

Merajut Sejarah Panjang

Bulutangkis Indonesia

BAB I Sejarah

Jaya Raya

KATA SAMBUTANGita WirjawanKetua Umum

PP PBSI

KATA PENGANTAR Trisna Muliadi

Presiden Direktur PT Pembangunan

Jaya

KATA PENGANTARBasuki Tjahaja

PurnamaKetua Kehormatan

YayasanPembangunan

Jaya Raya

01xxxvix

v

DAFTAR ISI

BAB IX Prestasi Hebat

Pemain Jaya Raya

Biodata Broto Happy

Wondomisnowo

20413410250

152 223

Apa Kata Mereka Tentang

Jaya Raya?

BAB VIII Memasok

Pemain Terbaik Ke Tim Nasional

BAB VIMemberi Apresiasi

Demi Memacu Prestasi

BAB IVTerpanggil Menjadi Sponsor Kejuaraan

Internasional

BAB VIIMembangun

Fasilitas Pelatihan Baru di Bintaro

118

BAB V Menggandeng

Klub-Klub Satelit

86

BAB III Visi-Misi Yayasan

Pembangunan Jaya Raya

di Bulutangkis

32

vi

MENULIS buku itu sangat mengasyikkan sekaligus menantang. Pengalaman

itu saya alami dan rasakan saat dipercaya untuk menulis buku sejarah perjalanan klub bulutangkis Jaya Raya Jakarta. Buku ini diterbitkan untuk memeringati hari ulang tahun ke-40 klub Jaya Raya yang didirikan oleh Ir. Ciputra di Jakarta pada tahun 1976.

Mengasyikan karena topik yang harus ditulis tentang olahraga bulutangkis. Sebagai orang yang menggilai olahraga tepok bulu, tentu sangat suka, nyaman, dan enak untuk menuliskan tentang sejarah

dan perjalanan salah satu klub bulutangkis terbaik dan terbesar di Tanah Air tersebut.

Bagaimana tidak mengasyikan karena untuk menyusun buku ini, paling tidak harus bersinggungan dengan para pahlawan bulutangkis Indonesia yang dibina di Jaya Raya. Apalagi, di klub ini bertebaran jago-jago bulutangkis dunia, dari berbagai era. Mulai dari Retno Kustiyah, Rudy Hartono, Minarni, Imelda Wigoena, Rosiana Tendean, Susy Susanti, Bambang Supriyanto, Candra Wijaya, Tony Gunawan, Mia Audina, Adriyanti Firdasari,

Markis Kido, Hendra Setiawan, Greysia Polii, Nitya Krishinda Maheswari, Pia Zebadiah, Adriyanti Firdasari, Bellaetrix Manuputty, dll.

Nama-nama itu hanya bagian kecil dari segudang nama pemain Jaya Raya yang juga berprestasi besar dan ikut mengharumkan nama Indonesia. Menyebut nama-nama pebulutangkis tersebut, tentu mengingatkan kita akan catatan prestasi yang pernah ditorehkan.

Jaya Raya adalah klub besar dengan prestasi besar pula. Dari klub ini telah menghasilkan tiga keping

SEKAPUR SIRIHJaya Raya Merajut

Sejarah Panjang Bulutangkis

Indonesia

vii

SEKAPUR SIRIH

medali emas Olimpiade. Uniknya, medali emas itu direbut setelah berselang delapan tahun. Medali emas itu pertama kali dipersembahkan oleh Susy Susanti pada Olimpiade Barcelona 1992. Lalu pasangan Candra Wijaya/Tony Gunawan meraihnya pada Olimpiade Sydney 2000. Delapan tahun kemudian berselang, gantian Markis Kido/Hendra Setiawan yang merebutnya pada Olimpiade Beijing 2008.

Tak hanya di kancah Olimpiade. Pada ajang Kejuaraan Dunia, penggawa Jaya Raya juga meraih sukses besar. Tercatat ada delapan gelar juara Kejuaraan Dunia yang direbut para pemain klub ini.

Gelar-gelar juara dunia bagi Jaya Raya itu pertama kali direbut oleh Rudy Hartono pada Kejuaraan

Dunia 1980 yang berlangsung di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Gelar kedua dipersembahkan oleh Imelda Wigoena pada tahun yang sama setelah berduet bersama Christian Hadinata di ganda campuran.

Susy Susanti, Ratu Bulutangkis, juga tidak mau ketinggalan untuk mengukir titel juara dunia. Dia meraihnya dalam Kejuaraan Dunia 1993 di Birmingham, Inggris. Berikutnya, gelar juara dunia juga disumbangkan oleh Candra Wijaya di Glasgow, Skotlandia 1997 ketika berpasangan dengan Sigit Budiarto.

Kemenangan selanjutnya dikoleksi Tony Gunawan yang berpartner dengan Halim Haryanto dalam Kejuaraan Dunia 2001 yang dihelat di Sevilla, Spanyol. Markis Kido/Hendra Setiawan juga tidak mau ketinggalan mengoleksi

titel juara dunia dalam Kejuaraan Dunia 2007 di Kuala Lumpur, Malaysia.

Setelah berpisah dengan Kido, Hendra yang berduet dengan Mohammad Ahsan juga merebut gelar juara dunia dalam Kejuaraan Dunia 2013 yang berlangsung di Guangzhou, Tiongkok. Tak puas dengan gelar juara dunia 2013, Hendra/Ahsan kembali berjaya dalam Kejuaraan Dunia 2015 di Jakarta.

Para pemain Jaya Raya pun mengukir sukses besar pada perhelatan All England. Di ajang yang disebut-sebut sebagai kejuaraan dunia tidak resmi ini, tercatat para penggawa Jaya Raya total memboyong 12 gelar juara.

Gelar-gelar itu, pertama kali dipersembahkan oleh Rudy Hartono pada 1976, atau setahun setelah didaulat oleh Ir. Ciputra untuk membidani

kelahiran klub Jaya Raya. Di ajang turnamen paling prestisius ini, Rudy tercatat sampai merebut delapan kali juara All England, dan merupakan rekor dunia yang hingga kini belum terpecahkan oleh siapa pun.

Pemain Jaya Raya yang lain, Imelda Wigoena yang berduet dengan Verawaty juga menjadi juara ganda putri turnamen bergengsi ini pada tahun 1979. Bahkan di tahun yang sama Imelda melengkapi dengan gelar juara ganda campuran bersama Christian Hadinata.

Setelah itu, para pemain Jaya Raya memang kerap memenangi titel juara All England. Susy Susanti malah menyetak sukses besar dengan menyabet empat kali juara tahun 1990, 1991, 1993, dan 1994.

Bambang Supriyanto yang berduet dengan Gunawan

viii

menjadi juara ganda putra tahun 1994. Berikutnya, Tony Gunawan/Candra Wijaya menjadi yang terbaik pada 1999. Tony Gunawan yang kemudian berpartner dengan Halim Haryanto, mengukuhkan gelar juara All England tahun 2001.

Begitu pula dengan Candra yang berpartner dengan Sigit Budiarto, sukses sebagai kampiun All England 2003. Terakhir Hendra Setiawan yang bersama Mohammad Ahsan menjadi kampiun All England 2014.

Selain itu, pada kejuaraan beregu, catatan pemain-pemain Jaya Raya juga moncer. Tercatat, para pemain Jaya Raya yang ikut memperkuat tim nasional berhasil delapan kali mempersembahkan Piala Thomas. Sejak era Rudy Hartono pada tahun 1976 hingga Candra Wijaya dan

Bambang Supriyanto pada tahun 2002.

Di pentas perebutan Piala Uber, ketika Indonesia merebut tiga kali juara, pemain-pemain Jaya Raya juga ikut ambil peranan. Nama Minarni, Utami Dewi, dan Imelda Wigoena pada tahun 1975, lalu Susy Susanti, Lili Tampi, Finarsih, Mia Audia, Rosiana Tendean pada 1994, serta Susy, Mia, Lili, Finarsih, dan Deyana Lomban yang masuk dalam tim nasional 1996, sukses memboyong Piala Uber.

Untuk Piala Sudirman, pemain Jaya Raya juga ambil peranan. Susy Susanti dan Eddy Kurniawan ikut terlibat dan mengantarkan tim Merah-Putih sukses menjadi juara untuk pertama kalinya di Jakarta tahun 1989.

Di ajang pesta olahraga Asia, Asian Games, tercatat tujuh medali emas direbut

oleh para pemain Jaya Raya, terakhir dipersembahkan oleh pasangan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari dan Hendra Setiawan yang berpasangan dengan Mohammad Ahsan pada Asian Games Incheon 2014. Sementara di pentas SEA Games, ada 59 medali emas yang direbut pemain-pemain Jaya Raya.

Itu yang mengasyikkan. Lalu, apa yang menantang?

Tentu tantangannya adalah waktu yang tidak panjang untuk menyusun buku ini. Hitung-hitungannya baru pertengahan April 2016 digarap. Dalam tempo tiga bulan setengah harus kelar. Padahal, dalam rentang waktu itu juga harus cermat membolak-balik data yang ada di buku-buku bulutangkis, bundel koran, hingga meminta bantuan internet.

Padahal, dalam rentang waktu tersebut, sebagai jurnalis portal khusus bulutangkis, saya juga masih sibuk meliput dan menulis. Saya tetap rajin hadir ke berbagai kejuaraan dan bersilaturahmi dengan banyak tokoh bulutangkis di Tanah Air.

Tak hanya itu. Saya pun masih memiliki kesibukan lain. Yaitu “ngamen” di banyak stasiun televisi. Entah sebagai komentator, nara sumber, atau pengamat bulutangkis.

Akhirnya, memang seru. Harus jeli dan sabar dalam mencari data dan kelengkapan informasi lain, terutama menyangkut catatan prestasi. Apalagi, tidak banyak buku bulutangkis yang terbit di Tanah Air yang mencatat sejarah perjalanan dan perkembangan prestasi pemain-pemain kita di pentas bulutangkis internasional.

ix

Karena itu, akhirnya bertamu ke rumah dan bertemu secara tatap muka dengan tokoh bulutangkis menjadi solusi. Sebagai pelaku sejarah, mereka digali catatannya. Jadi, ya harus wira-wiri untuk bertemu dengan para pelaku sejarah bulutangkis asal klub Jaya Raya.

Lewat wawancara tatap muka dan ditambah dengan catatan yang ada di buku-buku, bundel koran, dan internet, diharapkan bisa merangkai semacam puzzle besar untuk menyusun sejarah dan prestasi klub Jaya Raya. Alhamdulillah, meski belum sempurna, buku ini semoga bisa menjadi bagian dari catatan kecil sejarah perjalanan klub Jaya Raya dan bulutangkis Indonesia.

Untuk lebih melengkapi kepingan sejarah perjalanan klub Jaya Raya ini, saya pun harus menyambangi Kantor Berita Antara, Pusat

Informasi Kompas, Kantor Majalah Tempo, dan sejumlah fotografer olahraga di Jakarta untuk bisa mendapatkan foto-foto pendukung tulisan.

Biar lebih afdal, dalam seleksi dan riset foto-foto yang akan digunakan, saya pun meminta bantuan sohib dekat saya, Erly Bahtiar, fotografer olahraga yang terkenal memiliki kedekatan dengan atlet-atlet Indonesia.

Lewat buku ini pula diharapkan bisa memperkaya sumber informasi dan catatan sejarah perkembangan bulutangkis Indonesia. Semoga pula buku klub Jaya Raya ini bisa ikut merajut sejarah panjang bulutangkis Indonesia.

Dari buku ini pula, diharapkan bisa menambah semangat dan motivasi kepada para pemain-pemain muda yang menekuni karier sebagai pebulutangkis. Lewat buku

ini diharapkan bisa menjadi sumber inspirasi.

Puji syukur Alhamdulillah kepada Sang Khalik atas rampungnya tugas ini. Terima kasih tidak ternilai saya haturkan kepada semua pihak yang telah mendukung terwujudnya pembuatan buku ini. Kepada pengurus, pembina, pelatih, pemain klub Jaya Raya, dan rekan-rekan seperjuangan yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, saya hanya bisa mengucapkan terima kasih. Maaf kalau selama ini saya ganggu terus.

Terima kasih juga saya sampaikan untuk anak dan istri saya. Maaf kalau waktunya untuk bercengkerama seperti semula, sedikit tersita untuk menyelesaikan tugas ini. Begitu pula untuk kakak dan adik, serta keluarga besar Trah Martowirono yang telah memberikan energi dan

tambahan semangat demi terwujudnya pembuatan buku ini.

Ketika akhir tahun 2015 saya dianggap tidak memiliki potensi dan harus dipensiundinikan oleh harian olahraga di ibukota, paling tidak, buku ini bisa menjadi bukti. Siapa sebenarnya yang tidak memiliki potensi.

Namun, seperti kata pepatah, tidak ada gading yang tidak retak. Buku ini tentu jauh dari sempurna. Mohon maaf kalau ada kesalahan, kekurangan, dan ketidaksempurnaan dalam penyusunan buku ini. Kritik, koreksi, dan saran membangun, tentu akan saya terima dengan tangan terbuka. Kesempurnaan itu memang hanya milik Allah.

Majulah klub Jaya Raya, jayalah bulutangkis Indonesia!

N

SEKAPUR SIRIH

x

SAYA menyambut baik prakarsa Perkumpulan Bulutangkis (PB) Jaya

Raya Jakarta dalam rangka menandai peringatan dan perayaan hari ulang tahun PB Jaya Raya yang genap berusia 40 tahun, menerbitkan buku sejarah perjalanan klub yang disusun oleh jurnalis Broto Happy W. dengan judul “Jaya Raya Tidak Pernah Henti Lahirkan Juara”.

Kelahiran PB Jaya Raya tidak bisa dipisahkan dengan kiprah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Klub ini lahir pada tahun 1976 atas prakarsa dan inisiatif Gubernur DKI

Jakarta kala itu, yaitu H. Ali Sadikin. Ketika itu, Bang Ali melontarkan gagasan dan ide kepada para pengusaha di Jakarta untuk bergotong royong membantu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam memajukan bidang olahraga.

Jaya Raya telah mencetak juara-juara dunia, seperti Rudy Hartono, Retno Kustiyah, Minarni, Imelda Wigoena, hingga Susy Susanti, Tony Gunawan, Candra Wijaya, Markis Kido maupun Hendra Setiawan, yang sukses merebut medali emas di ajang Olimpiade.

Saya menyambut gembira

ketika PB Jaya Raya hingga usia ke-40 tahun ini terus berkembang dan membina pemain-pemain mudanya untuk disumbangkan bagi tim nasional dan pembinaannya makin besar dan modern dengan membuka pusat pelatihan yang baru di Bintaro. Melalui momentum peringatan HUT ke-40 Jaya

KATA PENGANTARBasuki Tjahaja

PurnamaKetua Kehormatan Yayasan

Pembangunan Jaya Raya

xi

KATA PENGANTAR

Raya, saya mengharapkan klub terus berprestasi dan mengukir gelar-gelar juara di ajang kejuaraan bulutangkis internasional.

Karena itu, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas karya dan jasa para pendiri, pembina, pengurus, pemain, pelatih, dan keluarga besar PB Jaya Raya yang telah ikut memajukan prestasi bulutangkis di Tanah Air.

Semoga buku ini meningkatkan wawasan insan olahraga dan masyarakat tentang sejarah panjang perjuangan PB Jaya Raya dan menjadi sumbangsih untuk kemajuan prestasi bulutangkis Indonesia.

Semoga peringatan HUT ke-40 Jaya Raya dan acara-acara pendukung lainnya berlangsung sukses dan semoga pula PB Jaya Raya terus mengharumkan nama

Indonesia di pentas perbulutangkisan internasional.

Jakarta, 30 September 2016

xii

xiii

KATA PENGANTAR

Salam sejahtera.

Tidak terasa tahun ini Perkumpulan Bulutangkis (PB) Jaya

Raya yang didirikan Yayasan Pembangunan Jaya Raya pada tahun 1976 kini sudah genap berusia 40 tahun. Sebuah usia yang termasuk matang untuk terus mengukir prestasi demi prestasi di tataran internasional untuk mengharumkan nama negara dan bangsa Indonesia.

Dulu kami mendirikan PB Jaya Raya hanya berdasarkan idealisme. Hal itu tercermin dari tujuan yang tertera dalam

Anggaran Dasar Yayasan Pembangunan Jaya Raya, yaitu ikut membantu memajukan segala hal usaha sosial dalam arti seluas-luasnya seperti dalam kegiatan kebudayaan, kesenian, kesehatan, dan tentu saja olahraga. Khusus dalam bidang olahraga, Yayasan Pembangunan Jaya Raya akhirnya lebih fokus untuk membina cabang bulutangkis dan membubarkan pembinaan cabang sepakbola dan atletik.

Vision yang saya ambil dulu saat mendirikan PB Jaya Raya untuk hanya fokus ke cabang bulutangkis, kini

berbuah manis. Dulu saya berani mengambil resiko dengan keputusan memilih membina bulutangkis dan membubarkan sepakbola dan atletik karena didasari keyakinan bahwa cabang bulutangkis itu sangat cocok dengan postur orang Indonesia dan bulutangkis memiliki kesempatan besar untuk bisa berprestasi di level dunia untuk mengharumkan Indonesia.

Kini, vision saya dulu itu terjawab sudah. Pemain-pemain Jaya Raya mampu mempersembahkan medali terbanyak bagi kontingen

KATA PENGANTARIr. Ciputra

Pendiri/KetuaPembina Yayasan

Pembangunan Jaya Raya

xiv

Indonesia di kancah Olimpiade, yaitu dengan tiga medali emas yang dipersembahkan oleh Susy Susanti di Olimpiade Barcelona 1992, Candra Wijaya/Tony Gunawan di Olimpiade Sydney, dan Markis Kido/Hendra Setiawan pada Olimpiade Beijing 2008. Begitu juga di ajang pesta olahraga yang lain seperti Asian Games yang meraih delapan medali emas dan meraup 59 medali emas di SEA Games.

Selain itu, para pemain Jaya Raya juga telah mengukir prestasi hebat di kejuaraan-kejuaraan besar dan prestisius. Seperti merebut 8 gelar juara dari Kejuaraan Dunia, 12 kali merebut mahkota juara turnamen bergengsi All England, dan 13 kali merebut gelar juara beregu dan perseorangan Kejuaraan Asia.

Di ajang beregu, para pemain binaan Jaya Raya juga berkontribusi nyata bagi keberhasilan dan kejayaan Merah-Putih dengan memboyong 8 kali Piala Thomas, 3 kali Piala Uber, dan sekali Piala Sudirman.

Dalam memeringati ulang tahun ke-40 PB Jaya Raya kali ini layak kita mensyukuri segala karunia yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada keluarga besar PB Jaya Raya. Segala keberhasilan dan kegagalan telah mengiringi perjalanan panjang PB Jaya hingga usia ke-40 yang jatuh tahun ini. Atas segala prestasi yang diraih dan kegagalan dan kekurangan, kita tetap wajib melakukan evaluasi dan koreksi. Semua kekurangan ini harus diperbaiki dan disempurnakan agar para pemain

Jaya Raya tidak pernah berhenti dan terus mampu meraih prestasi dunia.

Terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya saya sampaikan kepada pemrakarsa, para peserta pendiri, pendukung, pemain, pelatih, dan pengurus dan semua pihak yang telah memberikan kontribusi, baik moril maupun materiil sehingga Yayasan Pembangunan Jaya Raya dan Perkumpulan Bulutangkis Jaya Raya dapat melaksanakan fungsi sosialnya yang luhur, yaitu mempersiapkan dan melahirkan pemain-pemain bulutangkis berprestasi nasional, regional, dan internasional.

Keberhasilan Jaya Raya bisa seperti sekarang ini juga berkat jasa jasa pengurus dan para pelatih seperti Rudy

xv

Hartono, Retno Kustiyah, Minarni, Imelda Wigoena, Lany Tedjo dll. Mereka ini adalah para pahlawan PB Jaya Raya

Lewat kesempatan ini saya ucapkan terima kasih atas jasa perusahaan yang menjadi sponsor, terutama Jaya Group, juga Majalah Tempo, Jawa Pos, Ciputra Group, Pondok Indah Group, dll. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada pendiri Yayasan Pembangunan Jaya Raya, kepada mantan Gubernur DKI Jaya Ali Sadikin, para Gubernur DKI Jakarta lain, serta para pendiri dan pengurus antara lain Trisna Muliadi, Okky Dharmosetio, Hengky Wijaya, dll.

Saya sampaikan juga ucapan terima kasih kepada panitia, penulis, dan penyusun buku peringatan ulang tahun ke-40 PB Jaya Raya. Semoga

dengan buku ini bisa makin memotivasi para pemain muda dan sekaligus menginspirasi agar para generasi penerus PB Jaya Raya tidak mau kalah dengan seniornya untuk mengukir prestasi dan mengharumkan nama Indonesia di pentas dunia.

Kita semua penuh keyakinan bahwa klub Jaya Raya akan bangkit dan mencapai masa gemilang lagi dengan merebut gelar-gelar bergengsi di pentas bulutangkis dunia seperti Olimpiade, All England, Kejuaraan Dunia, Kejuaraan Asia, Piala Thomas, Piala Uber, dll. Sebagai bukti keyakinan pembangkit lagi, kita telah membangun pusat latihan yang baru di Bintaro yang lebih lengkap dan modern dan dengan semangat baru untuk mencapai cita-cita tersebut.

Kepada para pemain, pelatih, dan pengurus klub Jaya Raya, teruslah berjuang dan berprestasi. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan bimbingan dan perlindungan kepada kita semua.

Jakarta, September 2016

KATA PENGANTAR

xvi

TIDAK terasa tahun ini Perkumpulan Bulutangkis Jaya Raya genap berusia

40 tahun. Sebuah usia yang penuh dengan sejarah panjang perjuangan. Selama kurun waktu empat dasa warsa ini, tentu banyak dinamika yang menyertai perjalanan PB Jaya Raya. Tentu ada catatan sukses, dan ada yang gagal. Ada pula prestasi naik dan turun yang ikut menyertainya.

Semua dinamika itu telah membuat Jaya Raya makin kuat dan kokoh. Semua pengalaman pahit dan manis, ikut menjadi bagian dari sejarah perjalanan PB

Jaya Raya hingga usianya ke-40 tahun pada tahun 2016 ini. Keberhasilan dan kesuksesan tak membuat kami besar kepala. Sementara dengan kegagalan kami bisa melakukan introspeksi, koreksi, dan evaluasi, sekaligus menimba pelajaran agar di perjalanan ke depan tidak terulang kembali.

Sepanjang 40 tahun berdirinya PB Jaya Raya, banyak catatan sukses yang sudah diraih. Klub ini telah ikut menyumbangkan prestasi besar bagi bangsa dan negara Indonesia. Pemain-pemain Jaya Raya

telah mempersembahkan tiga medali emas di ajang Olimpiade. Mulai dari Susy Susanti pada Olimpiade Barcelona 1992, Candra Wijaya/Tony Gunawan di Olimpiade Sydney 2000, hingga Markis Kido/Hendra Setiawan pada Olimpiade Beijing 2008.

Selain itu, para pemain binaan klub Jaya Raya juga

KATA PENGANTARTrisna Muliadi

Presiden Direktur PT Pembangunan Jaya

xvii

telah menorehkan prestasi-prestasi besar pada ajang-ajang kejuaraan penting internasional. Seperti menjadi juara pada Kejuaraan Dunia, turnamen All England, perebutan Piala Thomas, Piala Uber, dan Piala Sudirman. Serta ikut mempersembahkan medali emas pada Asian Games, SEA Games, dll.

Selain itu, secara kontinyu dan terus menerus, Jaya Raya selalu menyumbangkan pemain-pemain berbakatnya untuk masuk ke Pelatnas PBSI di Cipayung.

Dengan segala prestasi yang sudah ditorehkan tersebut, itu menunjukkan bahwa pembinaan Jaya Raya sebenarnya sudah berada pada jalur yang tepat. Namun, kita tidak mau berpuas diri. Kita harus terus bekerja keras.

Selaku Presiden Direktur PT Pembangunan Jaya dan juga sebagai Pembina Yayasan Pembangunan Jaya Raya, saya akan terus mendukung pembinaan dan perkembangan prestasi PB Jaya Raya.

Seperti visi Pak Ciputra, Jaya Raya ke depan harus bisa menjadi klub bulutangkis yang modern, maju, visioner, dan berprestasi. Karena itu, faktor pendidikan pemain juga ikut kami perhatikan. Kami pun menyediakan fasilitas pelatihan baru di Bintaro yang diharapkan mampu mengakselerasi prestasi pemain ke tingkat dunia.

Dalam kesempatan yang baik ini, saya sampaikan ucapan selamat ulang tahun ke-40 untuk PB Jaya Raya. Semoga terus berkarya nyata untuk melahirkan juara-

juara dunia di masa depan.

Jakarta, September 2016

KATA PENGANTAR

xviii

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Salam Olahraga!

PUJI syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat,

taufik, dan hidayah-Nya kepada kita sehingga bisa bertemu kembali dalam keadaan sehat walafiat.

Atas nama pemerintah RI, kami menyampaikan apresiasi, penghargaan, dan ucapan terima kasih kepada Perkumpulan Bulutangkis Jaya Raya yang tahun ini tengah merayakan ulang tahunnya yang ke-40. Semoga

klub ini bisa terus berjaya dan menorehkan prestasi demi prestasi besar bagi keharuman dan kejayaan olahraga Indonesia.

Dari dulu hingga kini, para pemain binaan klub Jaya Raya memang terus menerus mampu menjaga prestasi dan supremasi bulutangkis Indonesia. Para penggawa klub ini juga terus bisa mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia di pentas kejuaraan bulutangkis internasional. Mulai dari nama-nama seperti Rudy Hartono, Retno Kustiyah, Minarni, Imelda Wigoena,

Susy Susanti, Mia Audina, Candra Wijaya, Tony Gunawan, Markis Kido, Hendra Setiawan, hingga Greysia Polii dan Nitya Krishinda Maheswari.

Mereka adalah pahlawan-pahlawan olahraga yang mampu meraih prestasi hebat dan telah mengharumkan nama Indonesia di kancah Olimpiade, Kejuaraan Dunia,

KATA SAMBUTANImam Nahrawi

Menteri Pemuda dan OlahragaRepublik Indonesia

xix

KATA SAMBUTAN

Asian Games, SEA Games, hingga kejuaraan-kejuaraan bergengsi BWF Level Super Series All England. Prestasi tersebut tentunya telah mampu mengangkat kebanggaan dan rasa nasionalisme bangsa Indonesia sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Prestasi atlet asal klub Jaya Raya tersebut menunjukkan bahwa klub ini adalah salah satu klub terbaik di tanah air. Klub ini seperti mata air, terus melahirkan pemain-pemain berbakat yang disumbangkan untuk tim nasional yang kelak bisa menjadi juara-juara dunia.

Dalam kesempatan ini, saya tentu menyambut gembira dan bangga pada peringatan HUT ke-40 yang jatuh pada tahun 2016 ini, Jaya Raya menerbitkan buku berjudul “Jaya Raya Tidak Pernah

Henti Lahirkan Juara” yang ditulis Broto Happy W.

Buku ini tentu akan sangat bermanfaat, tak hanya untuk menuliskan berbagai sejarah keberhasilan yang sudah dipetik PB Jaya Raya dalam rentang waktu 40 tahun, namun sekaligus memberikan tambahan semangat dan inspirasi bagi generasi muda untuk menjaga dan meraih kejayaan bulutangkis Merah-Putih di panggung dunia pada masa sekarang dan masa mendatang.

Sekali lagi saya menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pembina, pengurus, pemain, pelatih, dan keluarga besar klub Jaya Raya yang tengah merayakan ulang tahun ke-40. Semoga Jaya Raya dapat terus berkarya untuk

membina dan menghasilkan bibit-bibit pemain hebat demi mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia di forum internasional.

Jayalah terus Jaya Raya!

Wallahul muwaffig ila agwamith tharieqWassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, September 2016

xx

KATA SAMBUTANGita Wirjawan

Ketua Umum PP PBSI

Assalamu’alaikum Wr. Wb.Salam Sejahtera bagi kita semua

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan

KaruniaNya kepada kita sekalian, sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini untuk menyaksikan peresmian GOR PB Jaya Raya di Bintaro Jaya.

Pertama-tama, saya sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Bapak DR (HC) Ir. Ciputra sebagai pimpinan Yayasan Pembangunan Jaya Raya. Kita tahu bahwa PB Jaya Raya selalu melahirkan pemain berbakat

dan bertaraf nasional bahkan internasional. Hal ini menjadi bukti kepedulian terhadap perkembangan perbulutangkisan nasional dan kontribusi Jaya Raya yang tidak pernah berhenti memasok atlet ke pelatnas.

Saat ini kondisi perbulutangkisan Indonesia tengah dalam euforia kegembiraan menyusul keberhasilan mempertahankan tradisi emas pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Keberhasilan ini tentu juga merupakan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa.

Keberhasilan Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir merebut medali emas nomor ganda

campuran Olimpiade Rio layak disambut dengan suka cita. Sukses tersebut telah mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia di mata dunia. Semoga momentum keberhasilan ini bisa membangkitkan semangat dan memacu motivasi para pelaku olahraga bulutangkis di Tanah Air untuk terus berkarya meningkatkan prestasi.

xxi

KATA SAMBUTAN

Tradisi mempertahankan emas di Olimpiade Rio ini harus tetap dikawal dan dijaga. Pasalnya, pembinaan bulutangkis di Indonesia harus tetap berjalan. Masih banyak turnamen dan ajang-ajang bergengsi untuk mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia yang ada di depan mata. Supremasi dan kejayaan bulutangkis Indonesia harus terus dipertahankan dan ditingkatkan.

Dalam rangka menjaga momentum keberhasilan ini, saya pun menyambut baik ketika Perkumpulan Bulutangkis Jaya Raya akan menerbitkan sebuah buku sejarah perjalanan panjang klub berjudul, “Jaya Raya Tidak Pernah Henti Lahirkan Juara”.

Buku ini semoga dapat menambah jumlah referensi dan buku-buku tentang bulutangkis di Tanah Air. Semoga pula bisa memberikan inspirasi kepada klub dan pemain-pemain muda

untuk bisa mengikuti jejak para pemain Jaya Raya dalam meraih prestasi tertinggi.

Peluncuran buku ini sebagai tanda peringatan HUT Jaya Raya yang ke-40 yang jatuh pada tahun ini, sekaligus menyaksikan Kejuaraan Bulutangkis “Pembangunan Jaya Raya Yonex Sunrise Junior Grand Prix 2016” yang berlangsung pada tanggal 13-18 September 2016.

Kejuaraan yang dilaksanakan ini, pada hakekatnya merupakan salah satu langkah yang tepat dan strategis untuk pembinaan perbulutangkisan nasional, khususnya untuk pemain junior.

Untuk itu saya berharap dan berkeinginan agar pada kejuaraan ini dapat terlihat dan terpantau bibit unggul, sehingga percepatan prestasi bisa terwujud dengan potensi yang tepat dan dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Pada kesempatan ini saya ucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran pembina, pengurus, pemain, dan pelatih, serta keluarga besar klub Jaya Raya yang terus memiliki komitmen tinggi untuk melakukan pembinaan. Sekali lagi, lewat kesempatan ini saya sampaikan selamat ulang tahun ke-40 dan Dirgahayu PB Jaya Raya. Semoga selalu sukses dan berjaya!

Sekian dan terima kasih.

Wabillahi Taufik Wal Hidayah,Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, September 2016

xxii

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

PUJI syukur saya hanturkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,

atas rahmat, taufik dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga kita bisa bertemu kembali dalam keadaan sehat dan sejahtera.

Saya selaku Walikota Tangerang Selatan dan jajaran Pemerintah Daerah Tangerang Selatan perlu menyampaikan penghargaan dan ucapan selamat kepada klub bulutangkis Jaya Raya yang pada tahun 2016 ini genap berusia 40 Tahun.

Diharapkan klub ini bisa terus menorehkan prestasi demi prestasi besar bagi keharuman dan kejayaan olahraga Indonesia.

Sebagai pimpinan daerah di Tangerang Selatan, saya pun menyambut gembira dengan hadirnya Pusat Pelatihan dan Pembinaan Bulutangkis Jaya Raya yang baru di Bintaro. Gedung ini berada di Kelurahan Sawah Baru, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan.

Kehadiran Gedung Baru dan Pusat Pelatihan Pembinaan Bulutangkis di Bintaro ini tentu akan

memberikan dampak positif bagi pengembangan prestasi, khususnya di cabang bulutangkis di Bintaro dan Tangerang Selatan. Semoga dari sini kelak bisa melahirkan juara-juara dunia bulutangkis di masa depan.

Selain itu, saya juga menyambut baik dengan diterbitkannya buku sejarah

KATA SAMBUTANAirin Rachmi

Diany, SH, MHWalikota Tangerang Selatan

xxiii

KATA SAMBUTAN

40 tahun perjalanan Perkumpulan Bulutangkis Jaya Raya dengan judul “Jaya Raya Tidak Pernah Henti Lahirkan Juara”.

Semoga lewat buku ini bisa memberikan inspirasi pada generasi muda untuk mengikuti jejak para juara-juara dunia bulutangkis seperti Rudy Hartono, Retno Kustiyah, Imelda Wigoena, yang telah membesarkan PB Jaya Raya. Lalu diteruskan generasi Susy Susanti, Candra Wijaya, Tony Gunawan hingga Markis Kido dan Hendra Setiawan. Mereka adalah pemain yang dilahirkan PB Jaya Raya.

Dalam Kesempatan yang berbahagia ini saya perlu menyampaikan ucapan selamat ulang tahun ke 40 kepada para pendiri, pembina, pengurus, pemain, pelatih, dan keluarga besar klub Jaya

Raya. Semoga Jaya Raya bisa terus berjaya dan kehadirannya di Bintaro bisa memberikan berkah dan kebaikan bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tangerang Selatan, September 2016