4
Penatalaksanaan Penatalaksanaan bronkiolitis yang dipilih adalah terapi suportif diantaranya : 1. pemberian oksigenasi ; Pemberian oksigen dilakukan pada semua anak dengan wheezing dan distress pernafasan berat. Metode yang direkomendasikan adalah dengan nasal prongs atau kateter nasal. Bisa juga dengan menggunakan kateter nasofaringeal. Pemberian oksigen terbaik pada bayi muda adlah dengan menggunakan nasal prongs. Bila ada tanda gagal nafas diberikan bantuan ventilasi mekanik. Terapi oksigen diberikan sampai dengan tanda-tanda hipoksia menghilang.

Penatalaksanaan

  • Upload
    vina241

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

penatalakasanaan

Citation preview

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan bronkiolitis yang dipilih adalah terapi suportif diantaranya :

1. pemberian oksigenasi ; Pemberian oksigen dilakukan pada semua anak dengan wheezing dan distress pernafasan berat. Metode yang direkomendasikan adalah dengan nasal prongs atau kateter nasal. Bisa juga dengan menggunakan kateter nasofaringeal. Pemberian oksigen terbaik pada bayi muda adlah dengan menggunakan nasal prongs. Bila ada tanda gagal nafas diberikan bantuan ventilasi mekanik. Terapi oksigen diberikan sampai dengan tanda-tanda hipoksia menghilang.2. Pemberian cairan dan kalori yang cukup (bila perlu dapat dengan cairan paranteral). Jumlah cairan sesuai berat badan, peningkatan suhu dan status hidrasi. Hidarkan kelebihan cairan/overhidrasi. Bila anak sudah bias makan, segera bujuk anak untuk makan. Resiko aspirasi pada bayi lebih tinggi karena takipnea dan peningkatan kerja pernafasan, karena itu pemberian makan sebaiknya melalui nasogastric tube atau paranteral3. Koreksi terhadap kelainan asam basa dan elektrolit yang mungkin timbul.

4. Antibiotik dapat diberikan pada keadaan umum yang kurang baik, curiga infeksi sekunder (pneumonia) atau pada penyakit yang berat. Apabila terdapat nafas cepat saja, pasien rawat jalan dapat diberikan cotrimoxazole 4mg/kgBB/kali sebanyak 2 kali sehari atau amoxycilin 25mg/kgBB/kali sebanyak 2 kali sehari selama 3 hari. Apabila terdapat tanda distress pernafasan tanpa cyanosis tetapi anak masih dapat minum, maka rawat anak di rumah sakit dan beri ampicylin/amoxycilin 25-50mg/kgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam yang harus dipantau dalam 24 jam selama 72 jam pertama. Bila member respon membaik maka terapi dilanjutkan di rumah atau di rumah sakit dengan amoxycilin oral 25mg/kgBB/kali diberikan sebanyak 2 kali sehari untuk 3 hari berikutnya. Bila keadaan memburuk sebelum 48 jam atau terdapat keadaan yang memberat (tidak dapat menyusu/makan/minum, atau memuntahkan semuanya, kejang, letargis, atau tidak sadar, cyanosis, distress pernafasan berat) maka ditambah dengan chloramphenicol 25mg/kgBB/kali IM atau IV setiap 8 jam sampai keadaan membaik, dilanjutkan per oral 4 kali sehari sampai total 10 hari. Bila pasien datang dalam keadaan klinis yang berat segera beri oksigen dan pengobatan kombinasi ampicylin-chloramphenicol atau ampicylin-gentamycin. Sebagai alternative, beri ceftriaxone 80-100mg/kgBB/kali IM atau IV sekali sehari.

5. Dapat diberikan kortikosteroid ; dexamethasone 0,5 mg/kgBB dilanjutkan dengan 0,5 mg/kgBB/hari dibagi 3-4 dosis meskipun pemberiannya masih kontroversial.

6. Dapat diberikan nebulasi beta agonis (salbutamol 0,1 mg/kgBB/dosis, sehari 4-6 kali) diencerkan dengan normal saline untuk memperbaiki kebersihan mukosiliar7. Sedatif harus dihindari karena dapat menyebabkan depresi pernafasan. 8. Bayi terkadang lebih nyaman untuk duduk dengan kepala dan dada terelevasi 30( dengan ekstensi leher. 9. suctioning dari sekresi nasal dan oral dapat mengurangi distres pernafasan dan sianosis.10. Jika anak demam 39 C yang tampak menyebabkan distress, berika paracetamol. MOnitoring

Anak yang dirawat di rumah sakit seharusnya diperiksa oleh seorang perawat setidaknya setiap 3 jam sekali dan oleh seorang dokter minimal 1 kali/hari. Perhatikan khususnya tanda gagal nafas, misalnya hipoksia yang memberat dan distress pernafasan yang mengarah pada keletihan.