PENDAHULUAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Throughfall

Citation preview

PENDAHULUANLatar Belakang Dalam daur hidrologi, hutan mempunyai pengaruh dan peranan yang sangat penting. Keberadaan penutupan hutan terhadap siklus hidrologi sangat penting, terutama terhadap neraca air dan iklim mikro. Selan itu hutan juga dapat memberikan naungan, mengurangi kecepatan angin, debu dan suara serta menurunkan suhu yang ekstrim. Hutan mampu mengintersepsikan curahan hujan, mengurangi dan mencegah bahaya erosi serta mengurangi limpasan permukaan (surface run of ) ( Oetomo , 1997 ). Dalam kawasan hutan/tegakan maka siklus hidrologi akan melalui beberapa proses.masukan berupa curah hujan akan didistribusikan melalui beberapa cara, yaitu aliran batang (stemflow), air lolos (troughfall), dan air hujan langsung sampai ke permukaan tanah untuk kemudian dibagi menjadi air larian, evapotranspirasi dan infiltrasi. Intersepsi sebagai salah satu komponen dalam hidrologi mempunyai peranan yang penting dalam siklus hidrologi (Asdak, 2004). Hidrologi adalah cabang Geografi Fisis yang berurusan dengan air di bumi, sorotan khusus pada propertis, fenomena, dan distribusi air di daratan. Khususnya mempelajari kejadian air di daratan, deskripsi pengaruh bumi terhadap air, pengaruh fisik air terhadap daratan, dan mempelajari hubungan air dengan kehidupan di bumi ( Sri Harto, 1993 ). Kawasan batas hutan (forest margin) merupakan daerah sangat rawan terjadi perambahan oleh penduduk di sekitar hutan tersebut, sehingga terjadi perubahan karakteristik fisik di mana akan berdampak pada kondisi tata air di kawasan tersebut. Perubahan vegetasi hutan menjadi areal tidak bervegetasi atau menjadi areal pertanian juga akan berdampak pada perubahan hasil air (water yield) daerah aliran sungai (DAS) di kawasan tersebut. Kawasan sub DAS Nopu saat ini telah mengalami perubahan penggunaa lahan cukup besar. Jika tidak segera dikolola secara arif, maka dikhawatirkan akan mengalami masalah sumberdaya air yang berat. Air merupakan sumberdaya alam yang penting dan tidak dapat terpisahkan dari aktifitas kehidupan manusia. Oleh karenanya keberadaan air harus dikelola dengan baik dan dijaga kelestariannya. Pengelolaan kawasan hutan serta DAS merupakan salah satu usaha untuk menjaga 19

keseimbangan hidrologis, keserasian dan kelestarian ekosistem, yaitu menghindari banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau (Anwar, 2005 ). Pengaruh Daerah Aliran Sungai yang berhutan dalam kaitannya dengan presipitasi adalah bahwa penutupan vegetasi hutan menyebabkan butir-butir hujan yang jatuh tidak langsung jatuh ke tanah, tetapi ditahan oleh tajuk pohon yang kemudian dialirkan secara perlahan melalui batang (stemflow) ke permukaan tanah dan sebagian jatuh secaua langsung dari tajuk berupa tetesan air (through fall). Transfer air hujan oleh vegetasi atau hutan dapat menyebabkan dalam berbagai bentuk, yaitu curahan langsung, air tembus, aliran batang, limpasan permukaan dan infiltrasi (Fermanto 2005). Aliran batang dan air lolos mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendistribusikan nutrisi melalui curah hujan. Air hujan yang jatuh membawa unsur yang diperlukan bagi tanaman. Bagian air hujan yang mengalir melalui batang ataupun air lolos membawa unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dengan jumlah dan konsentrasi yang berbeda yang akan dikembalikan kepada tanah. Dengan demikian terjadi siklus unsur hara yang dikembalikan ke tanah melalui guguran yang terjadi pada tanaman (Pujiharta, 2004 ). Dalam hal ini ada 3 fenomena yaitu, interception loss, troughfall dan stemflow. Interception loss merupakan air hujan yang tertahan kemudian diuapkan kembali. Jumlah kehilangan ini sangat dipengaruhi oleh jenis tanaman dan kerapatan daun. Air lolos (Troughfall) merupakan bagian air yang baik menetes di antara daun daun maupun ranting dan dahan yang kemudian jatuh ke tanah. Aliran batang (Stemflow) adalah bagian air hujan yang mengalir melalui ranting, dahan selanjutnya ke batang dan jatuh ke tanah (Sri Harto, 1993). Tujuan Adapun tujuan dari praktikum PengukuranAir Lolos (Throughfall) adalah 1. Untuk mengetahui cara pengukuran throughfall 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya air lolos ( throughfall )

TINJAUAN PUSTAKA

20

Throughfall adalah air hujan yang tidak langsung jatuh ke bumi, tetapi terhambat oleh dedaunan terlebih dahulu. Stem flow adalah air hujan yang jatuh ke vegetasi dan mengalir melalui batang vegetasi tersebut. Air hujan yang terhambat vegetasi sebagian ada yang menguap lagi atau mengalami evaporasi ada juga yang kemudian jatuh ke permukaan tanah (through fall). Air hasil through fall ini mengalir di permukaan dan berkumpul di suatu tempat menjadi suatu run off seperti sungai, danau, dan bendungan apabila kapasitas lengas tanah sudah maksimal yaitu tidak dapat menyerap air lagi. Dalam lengas tanah, ada zona aerasi yaitu zona transisi dimana air didistribusikan ke bawah (infiltrasi) atau keatas (air kapiler). Semakin besar infiltrasi, tanah akan semakin lembab dan setiap tanah memiliki perbedaan kapasitas penyimpanan dan pori-pori tanah yang berbeda-beda (Pelawi, 2009). Air hujan yang jatuh di atas permukaan vegetasi yang lebat terutama pada permulaan hujan, tidak langsung mengalir ke permukaan tanah. Untuk sementara, air tersebut akan ditampung oleh tajuk, batang, dan cabang vegetasi. Setelah tempat tempat tersebut jenuh dengan air, maka air hujan yang datang kemudian akan menggantikan air hujan yang tertampung tersebut untuk selanjutnya menetes ke tajuk, batang dan cabang vegetasi di bawahnya sebelumnya akhirnya sampai di atas tumbuhan bawah, serasah dan permukaan tanah. Besarnya air yang tertampung di permukaan tajuk, batang dan cabang vegetasi dinamakan kapasitas simpan intersepsi (canopy storage capacity) dan besarnya ditentukan oleh bentuk, kerapatan dan tekstur vegetasi (Asdak, 2004). Setiap model arsitektur pohon memiliki ciri khas dalam rangkaian proses pertumbuhan yang diwariskan secara genetik kepada keturunannya. Variasi model arsitektur pohon akan memberikan dampak bagi fungsi dan peran pohon tersebut dalam komunitas maupun dalam ekosistem secara keseluruhan. Salahsatu aspek yang terkait dengan peran penting pohon adalah mekanisme tranformasi air hujan yang berlangsung pada setiap pohon pada kawasan tersebut. Model arsitektur suatu pohon mempengaruhi besar aliran batang (stemflow) dan curahan tajuk (throughfall). Aliran batang dan curahan tajuk kemudian menghasilkan aliran permukaan, selanjutnya aliran permukaan mempengaruhi besar laju erosi. Besar presentase air hujan yang ditranformasikan ke permukaan tanah melalui aliran

21

batang dan curahan tajuk ditentukan oleh ciri morfologi pohon secara keseluruhan. Perbedaan model arsitektur pohon menyebabkan variasi persentase curah hujan yang ditranformasikan menjadi aliran batang, curahan tajuk atau intersepsi selama hujan berlangsung atau dalam siklus hidrologi (Nurhidayah, 2009). Hujan yang jatuh di atas hutan ada sebagian yang dapat jatuh langsung di lantai hutan melalui sela-sela tajuk, bagian hujan ini disebut throughfall. Simpanan intersepsi ada batasnya, kelebihannya akan segera menetes sebagai crown drip. Steamflow adalah aliran air hujan yang lewat batang, besar kecilnya stemflow dipengaruhi oleh struktur batang dan kekasaran kulit batang pohon. Perbedaan pengaruh tipe vegetasi terhadap sistem tata air pada suatu area antaralain disebabkan setiap jenis tumbuhan memiliki model arsitektur yang berbeda-beda. Model arsitektur biasanya diterapkan untuk tumbuhan berhabitus pohon yang merupakan gambaran morfologi pada suatu waktu dimana merupakan salah satu fase dari rangkaian pertumbuhan pohon tersebut ( Mori, 993 ). Air lolos ( Throughfall ) merupakan bagian air hujan yang jatuh di sela sela daun tanaman sampai ke permukaan tanah. Bagian air ini dapat langsung merupakan air hujan atau bagian dari air hujan yang tertahan pohon, akan tetapi telah melebihi kapasitas tampungan (interception loss). Stemflow merupakan bagian air yang mengalir melalui ranting, dahan dan selanjutnya ke batang pohon dan jatuh ke tanah. Bagian air ini disatukan dengan troughfall ( Sri Harto, 1993 ). Model arsitektur pohon tertentu mempengaruhi translokasi air hujan menjadi laju aliran batang, air tembus tajuk, infiltrasi dan laju aliran permukaan pada suatu area yang terkait dengan peranan suatu vegetasi. Didalam sistem kebun campur, pemilihan jenisjenis pohon yang di tanam pada saat ini lebih banyak berdasarkan pada fungsi dan manfaat ekonominya sedangkan fungsi konservasi tanah dan air masih belum diperhatikan. Pengetahuan dan informasi dalam penelitian tentang profil arsitektur pohon yang berkaitan dengan konservasi tanah dan air masih kurang (Firoroh, 2009). METODE PRAKTIKUM Waktu dan Tempat

22

Praktikum Hidrologi Hutan yang berjudul Pengukuran air Lolos (Throughfall) ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 01 Oktober 2011. Praktikum dilaksanakan di hutan Tridharma, Universitas Sumatera Utara, Medan. Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan Penakar hujan, Terpal Plastik Hitam ukuran 2mx 2m, Bambu, Ember, Gelas Ukur, Tali, dan Pita Ukur Adapun bahan yang digunakan berupa air Hujan, dan hutan Tri dharma. Prosedur Praktikum 1. Dipasang alat penakar hujan di padang rumput yang cukup datar. 2. Dipancangkan bambu dan terpal plastik untuk menampung air yag lolos. 3. Diletakan ember pada bagian terpal yang agak rendah 4. Di ukur volume air hujan tertampung dengan gelas ukur 5. Dihitung besarnya Troughfall dengan rumus Throughfall = Keterangan: X = Volume air tertampung Luas terpal = 40000 cm X Luas terpal X

HASIL DAN PEMBAHASANHasil Tabel 3. Tabel hasil Pengukuran throughfall 23

Har i Ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Curah Hujan (mm) 13,8 13,5 12,5 13,8 10,7 14,25 12,47 13,5 10,84 10,54 12,77 12,03 11,14 13,07

Throughfall (mm) 5 3,56 3,78 5 0,625 4,75 2,75 2,55 4,25 4,5 4 2,8 3,65 3,02

Deskripsi Pohon Nama Pohon : Mahoni (Sweitenia mahagoni) Tinggi Total : 13 meter TBC : 9 m Diameter tajuk: 600 cm Jari-jari Tajuk : 300 cm

Gambar 3. Grafik Air lolos (Throughfall) Pembahasan Dari data hasil pengukuran throughfall dapat dilihat bahwa throughfall terbesar terdapat pada hari hujan ke-1 dan ke-4 yaitu sama-sama sebsar 5 mm, dan throughfall terkecil terdapat pada hari hujan ke-5 yaitu sebesar 0,625mm. Throughfall merupakan tetesan air hujan yang jatuh dari tajuk tumbuhan langsung 24

ke permukaan tanah. Throughfall turut mempengaruhi banyaknya limpasan permukaan serta banyaknya air bawah tanah yang dapat terimpan dan dialirkan. Oleh karena itu curah hujan turut mempengaruhi banyaknya throughfall yang dapat terjadi. Throughfall mewakili komponen paling besar dari contoh plot komulatif perubahan terus menerus hujan/ timbulnya understory. Air lolos ( Throughfall ) merupakan bagian air hujan yang jatuh di sela sela daun tanaman sampai ke permukaan tanah. Bagian air ini dapat langsung merupakan air hujan atau bagian dari air hujan yang tertahan pohon, akan tetapi telah melebihi kapasitas tampungan (interception loss). Hujan yang jatuh di atas hutan ada sebagian yang dapat jatuh langsung di lantai hutan melalui sela-sela tajuk, bagian hujan ini disebut throughfall. Simpanan intersepsi ada batasnya, kelebihannya akan segera menetes sebagai crown drip. Air hujan yang jatuh langsung ke tanah melalui batang dan tajuk terjadi Karena air hujan yang tertampung telah melebihi kapasitas tajuk atau kapasitas tampungan ( intersepsi loss ). Hal ini sesuai dengan pernyataan Sri Harto ( 1993 ) yang menyatakan bahwa Air lolos ( Throughfall ) merupakan bagian air hujan yang jatuh di sela sela daun tanaman sampai ke permukaan tanah. Bagian air ini dapat langsung merupakan air hujan atau bagian dari air hujan yang tertahan pohon, akan tetapi telah melebihi kapasitas tampungan (interception loss). Stemflow merupakan bagian air yang mengalir melalui ranting, dahan dan selanjutnya ke batang pohon dan jatuh ke tanah. Bagian air ini disatukan dengan troughfall. Besarnya air lolos dipengaruhi oleh model arsitektur pohon yang bervariasi. Karena model arsitektur pohon bervariasi, maka proses translokasi air hujan menuju ke tanah baik melalui batang maupun tajuk juga akan berbeda. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nurhidayah ( 2009 ) yang menyatakan bahwa Setiap model arsitektur pohon memiliki ciri khas dalam rangkaian proses pertumbuhan yang diwariskan secara genetik kepada keturunannya. Variasi model arsitektur pohon akan memberikan dampak bagi fungsi dan peran pohon tersebut dalam komunitas maupun dalam ekosistem secara keseluruhan. Salahsatu aspek yang terkait dengan peran penting pohon adalah mekanisme tranformasi air hujan yang berlangsung pada setiap pohon pada kawasan tersebut. Model arsitektur suatu

25

pohon mempengaruhi besar aliran batang (stemflow) dan curahan tajuk (throughfall). Aliran batang dan curahan tajuk kemudian menghasilkan aliran permukaan, selanjutnya aliran permukaan mempengaruhi besar laju erosi. Besar presentase air hujan yang ditranformasikan ke permukaan tanah melalui aliran batang dan curahan tajuk ditentukan oleh ciri morfologi pohon secara keseluruhan. Perbedaan model arsitektur pohon menyebabkan variasi persentase curah hujan yang ditranformasikan menjadi aliran batang, curahan tajuk atau intersepsi selama hujan berlangsung atau dalam siklus hidrologi. Besarnya throughfall juga dipengaruhi oleh kerapatan vegetasi dan intensitas curah hujan, artinya semakin rapat tajuk vegetasi, maka besarnya air lolos akan semakin kecil, karena air hujan tertahan di tajuk. Kemampuan tajuk untuk menyimpan air hujan ini disebut kapasitas intersepsi ( canopy storage capacity ). Kapasitas intersepsi ini akan berkurang apabila intensitas curah hujan tinggi, sehingga kemampuan tajuk untuk mnampung air hujan semakin kecil karena banyaknya air hujan yang turun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Asdak ( 2004 ) yang menyatakan bahwa Air hujan yang jatuh di atas permukaan vegetasi yang lebat terutama pada permulaan hujan, tidak langsung mengalir ke permukaan tanah. Untuk sementara, air tersebut akan ditampung oleh tajuk, batang, dan cabang vegetasi. Setelah tempat tempat tersebut jenuh dengan air, maka air hujan yang datang kemudian akan menggantikan air hujan yang tertampung tersebut untuk selanjutnya menetes ke tajuk, batang dan cabang vegetasi di bawahnya sebelumnya akhirnya sampai di atas tumbuhan bawah, serasah dan permukaan tanah. Besarnya air yang tertampung di permukaan tajuk, batang dan cabang vegetasi dinamakan kapasitas simpan intersepsi (canopy storage capacity) dan besarnya ditentukan oleh bentuk, kerapatan dan tekstur.

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan 1. Throughfall terbesar pada hari hujan ke- 10 yaitu sebesar 5 mm 2. Throughfall terkecil pada hari hujan ke- 5 yaitu sebesar 0,625 mm

26

3. Air lolos dipengaruhi oleh model arsitektur pohon 4. Kerapatan tajuk dan intensitas hujan akan menentukan besarnya air lolos 5. Air lolos ( Throughfall ) merupakan bagian air hujan yang jatuh di sela sela daun tanaman sampai ke permukaan tanah. 6. Air lolos dapat langsung merupakan air hujan atau bagian dari air hujan yang tertahan pohon, akan tetapi telah melebihi kapasitas tampungan (interception loss). Saran Dalam melakukan pengukuran throughfall, sebaiknya alat penampung air lolos yang dibuat harus sebaik mungkin agar air hujan dapat tertampung dan tidak terbuang.

27