94
PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KELAS VIII SMPN 26 SATU ATAP PALLANTIKANG KAB. MAROS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh: ANUGRAH 105 192 465 15 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1441 H / 2019 M

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI KELAS VIII SMPN 26 SATU ATAP PALLANTIKANG KAB. MAROS

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:

ANUGRAH

105 192 465 15

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1441 H / 2019 M

Page 2: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI KELAS VIII SMPN 26 SATU ATAP PALLANTIKANG KAB. MAROS

SKRIPSI

Oleh:

ANUGRAH

105 192 465 15

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1441 H / 2019 M

Page 3: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …
Page 4: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …
Page 5: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …
Page 6: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …
Page 7: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

vii

ABSTRAK

Anugrah. 105 192 465 15. 2019. Penerapan Model Active Learning Dalam Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Kelas VIII SMPN 26 Satu Atap Pallantikang KAb. Maros. Dibimbing oleh Sumiati dan Ferdinan.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui penerapan model Active Learning dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VIII SMPN 26 Satu Atap Pallantikang

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas (PTK). Instrumen peneltian yang digunakan yaitu pedoman observasi, instrumen tes dan catatan dokumentasi Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes, observasi dan dokumnetasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik reduksi data, paparan data, dan penyimpulan data.

Penggunaan model active learning setelah diterapkan di kelas VIII oleh peneliti dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga efektivitas pembelajaran dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam meningkat, berdasarkan nilai rata-rata tes siswa sebelum menggunakan model active learning adalah 50,98 dengan jumlah siswa tuntas 16 dan siswa tidak tuntas 35. Adapun nilai rata-rata siswa setelah menggunakan model active learning pada siklus I yaitu 61,56 dengan jumlah siswa tuntas 26 dan siswa tidak tuntas 25, pada siklus II nilai rata-rata siswa yaitu 76,17 dengan jumlah siswa tuntas 43 dan siswa tidak tuntas 8. Peningkatan efektivitas pembelajaran dilatar belakangi oleh 3 faktor yaitu yang pertama keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran dan faktor yang kedua adalah keterlibatan langsung ketika proses pembelajaran dengan model active learning serta faktor yang ketiga adalah daya tangkap dalam menerima materi pembelajaran.

Kata Kunci: Active Learning, dan Efektivitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Page 8: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

viii

KATA PENGANTAR

حيم ن ٱلره حم ٱلره بسم ٱلله

Alhamdulillah segala puji dan syukur terpanjatkan kehadirat Allah

SWT. Tuhan pencipta segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini dan

seluruh isi alam semesta yang telah memberikan kenikmatan kepada kita,

baik itu secara jasmani maupun rohani. Berkat rahmat dan petunjuk-Nya

pula, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta

salam tercurah kepada pimpinan Islam yang telah membawa sinar

kecemerlangan Islam yaitu Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan

sahabat-sahabatnya yang telah membimbing umat kearah jalan yang

benar.

Tentunya penulis tidak terlepas dari dukungan dan sumbangan

pemikiran dari segenap pihak yang penulis rasakan selama ini atas jasa-

jasanya yang diberikan secara tulus ikhlas, baik material maupun spiritual

dalam usaha mencari kesempurnaan dan manfaat dari penulisan skripsi

ini, tak lupa penulis ungkapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada.

1. Kedua orang tua tercinta, H. Muh Nur dan Nur Asma, yang selalu

memberikan cinta dan kasih sayang, dorongan semangat dan

motivasinya, setiap waktu bersujud dan berdoa demi kelancaran

penulisan skripsi ini hingga tercapainya cita-cita penulis.

Page 9: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

ix

2. Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE., MM sebagai Rektor

Universitas Muhammadiyah Makassar. Yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis sehingga terselesainya skripsi ini.

3. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si sebagai Ketua Prodi Pendidikan

Agama Islam di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Makassar.

5. Dr. Hj. Sumiati, M.A dan Dr. Ferdinan, S.Pd.I, M.Pd.I selaku

pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan

membimbing serta memberikan pengarahan, sehingga skripsi ini

dapat tersusun.

6. Bapak/Ibu para dosen Fakultas Agama Islam Universitas

Muhammadiyah Makassar.

7. Misbahuddin, S.Pd. selaku kepala sekolah SMP Negeri 26 Satu Atap

Pallantikang Kab. Maros, yang telah memberikan izin untuk

melakukan penelitian.

8. Bapak/Ibu guru SMP Negeri 26 Satu Atap Pallantikang Kab. Maros.

9. Teman dan sahabat penulis, yang selalu memberikan dukungan

dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Terakhir ucapan terima kasih juga disampaikan kepada mereka yang

namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu tetapi banyak

menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

x

Penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai

pihak yang sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu

persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-

mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin.

Makassar, 9 Dzulhijjah 1440 H 10 Agustus 2019 M

Anugrah 10519246515

Page 11: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................. i

HALAMAN JUDUL……………………………………………….…………….. ii

PENGESAHAN SKRIPSI…………………………………………………...… iii

BERITA ACARA MUNAQASYAH………………………………..………….. iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI........................................... vi

ABSTRAK................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR................................................................................. viii

DAFTAR ISI............................................................................................... xi

DAFTAR TABEL...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

B. Rumusan Masalah....................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian......................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian....................................................................... 7

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Model Active Learning................................................................. 8

1. Pengertian Model Active Learning.......................................... 8

2. Ciri-Ciri Active Learning........................................................... 9

3. Karakteristik Active Learning................................................. 10

4. Prinsip Active Learning.......................................................... 13

5. Langkah-Langkah Active Learning........................................ 14

Page 12: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

xii

B. Efektivitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.................. 15

1. Pengertian Efektifitas Pembelajaran..................................... 15

2. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam............................... 23

3. Usaha Untuk Meningkatkan Efektivitas pembelajaran PAI... 28

C. Kerangka Berfikir....................................................................... 29

D. Hipotesis Tindakan.................................................................... 32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian......................................................................... 33

B. Lokasi dan Objek Penelitian...................................................... 34

C. Faktor yang Diselidiki................................................................ 34

D. Prosedur Penelitian................................................................... 35

E. Instrumen Penelitian.................................................................. 39

F. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 40

G. Teknik Analisis Data.................................................................. 41

H. Indikator Keberhasilan............................................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.......................................... 43

1. Sejarah Singkat SMPN 26 Satu Atap Pallantikang............. 43

2. Lokasi Sekolah SMPN 26 Satu Atap Pallantikang............... 44

3. Visi dan Misi......................................................................... 44

4. Kondisi Objek Sekolah......................................................... 45

B. Pembahasan Hasil Penelitian.................................................... 48

Page 13: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

xiii

1. Gambaran Efektivitas Pembelajaran PAI Sebelum

Menggunakan Model Active Learning................................ 48

2. Pembahasan Hasil Siklus I................................................ 52

3. Pembahasan Hasil Siklus II............................................... 60

C. Gambaran Hasil Penerapan Model Active Learning................. 69

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................ 74

B. Saran........................................................................................ 75

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 76

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 14: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Model Pembelajaran Aktif dengan Model

Pembelajaran Konvensioanal................................................................... 12

Tabel 4.1 Identitas Guru........................................................................... 45

Tabel 4.2 Rekapitulasi Peserta Didik Tahun 2019/2020.......................... 46

Tabel 4.3 Jadwal Pelajaran PAI Kelas VIII............................................... 46

Tabel 4.4 Identitas Staf............................................................................ 47

Tabel 4.5 Fasilitas Sekolah...................................................................... 47

Tabel 4.6 Hasil Belajar Pra Siklus............................................................ 50

Tabel 4.7 Hasil Belajar Siklus I................................................................. 56

Tabel 4.8 Hasil Belajar Siklus II................................................................ 66

Tabel 4.9 Hasil Penerapan Model Active Learning.................................. 70

Page 15: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi seperti sekarang ini ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK) berkembang sangat pesat, hal ini menghadapkan

negara-negara di seluruh dunia dengan berbagai tantangan dan

persaingan dalam dunia global. Oleh karena itu, untuk mengatisipasi hal

tersebut, maka Indonesia harus mampu mengoptimalkan semua potensi

yang dimiliki, baik potensi sumber daya alam maupun potensi sumber

daya manusia, agar Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lain.

Dalam pengembangan potensi, suatu negara tidak bisa lepas dari peran

pendidikan, karena pendidikan merupakan media dan juga sebagai tolak

ukur kemajuan suatu negara.

Sesuai dengan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Pasal 1 menyatakan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.1

Berdasarkan penjelasan mengenai pendidikan di atas, dapat di

pahami bahwa pendidikan adalah usaha yang dilakukan manusia untuk

mewujudkan dan mengembangkan kemampuan pembawaan yang

1 Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

NasionalPasal 1.

Page 16: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

2

dimilikinya melalui proses belajar mengajar, pola-pola kelakuan manusia

menurut apa yang diharapkan masyarakat. Berbicara mengenai proses

pendidikan, tentu tidak dapat dipisahkan dengan semua upaya yang harus

dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas,

sedangkan sumber daya yang berkualitas itu, dilihat dari segi pendidikan,

telah terkandung secara jelas dalam tujuan pendidikan.

Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang

tercapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan

pendidikan. Seluruh kegiatan pendidikan, yakni bimbingan, pengajaran,

dan latihan diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam konteks

ini, tujuan pendidikan merupakan suatu komponen sistem pendidikan

yang menempati kedudukan dan fungsi sentral. Itu sebabnya, setiap

tenaga kependidikan perlu memahami dengan baik tujuan pendidikan

agar berupaya melaksanakan tugas dan fungsinya untuk mencapai tujuan

pendidikan yang telah ditentukan.

Islam juga sangat mengutamakan pendidikan sebagaimana firman

Allah SWT dalam Q.S. Al-Alaq (96:1-5).

ù& t�ø%$# ÉΟ ó™$$Î/y7 În/u‘“Ï% ©!$#t,n=y{∩⊇∪t, n=y{z≈ |¡ΣM}$# ô ÏΒ@, n=tã∩⊄∪ ù&t� ø%$#y7 š/u‘uρãΠ t�ø.F{ $#∩⊂∪“Ï%©!$#zΟ ¯=tæÉΟn

=s)ø9 $$ Î/∩⊆∪ zΟ=tæz≈ |¡Σ M}$#$ tΒóΟ s9 ÷Λs>÷ètƒ∩∈∪

Terjemahnya:

1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, 4) Yang mengajar (manusia)

Page 17: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

3

dengan perantaran kalam, 5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.2

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

kehidupan, sebab melalui pendidikan seseorang dapat menggali bakat

dan mengembangkan seluruh potensi serta membentuk kepribadian anak.

Salah satu pendidikan yang berperan penting dalam kehidupan manusia

adalah Pendidikan Agama Islam, karena Pendidikan Agama Islam

merupakan salah satu pelajaran yang mengajarkan bagaimana siswa

bertingkah laku sesuai dengan ajaran agama Islam. Hal ini yang juga

penting adalah bahwa Pendidikan Agama Islam memberikan pelajaran

dasar dan tuntunan yang kaitannya dengan ibadah (hablum minaAllah)

dan hubungan dengan sesama manusia (hablum minannas).3

Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan

secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran

utama.Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa

merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses

pembelajaran.Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk

mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat

memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan.

Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena

merekalah yang akan belajar. Pembelajaran adalah suatu usaha

2Al-Qur’an dan Terjemahan QS.Al-Alaq (96):1-5

3Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran PAI, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2012), h. 13.

Page 18: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

4

mengorganisasi lingkungan sehingga meciptakan kondidis belajar bagi

siswa.

Untuk keberhasilan sebuah pembelajaran pendidik memiliki peran

yang sangat penting. Pendidik harus memiliki berbagai macam

kemampuan diantaranya, membekali diri dengan berbagai macam ilmu

pengetahuan, keterampilan, seperti mengelola program belajar mengajar,

mengelola kelas, penggunaan media, menguasai landasan pendidikan,

mengelola interaksi belajar mengajar, menilai prestasi siswa, melayani

bimbingan dan penyuluhan serta memilih model dan metode

pembelajaran yang tepat. Jadi model pembelajaran merupakan salah satu

faktor atau komponen pendidikan yang sangat menentukan berhasil

tidaknya suatu pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran tentu dibutuhkan suatu model

maupun metode pembelajaran yang mampu memberikan kebermaknaan

belajar bagi siswa. Karena kebermaknaan belajar tersebut tergantung dari

bagaimana cara siswa belajar. Cara belajar dengan mendengarkan

ceramah dari guru tersebut merupakan wujud dari interaksi belajar.

Namun dengan mendengarkan saja, patut diragukan efektifitasnya.

Belajar akan efektif jika peserta didik diberikan banyak kesempatan untuk

melakukan sesuatu, melalui berbagai model, metode dan media

pembelajaran yang tepat, sehingga siswa akan dapat berinteraksi secara

aktif dengan memanfaatkan segala potensi yang dimilikinya.

Page 19: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

5

Keaktifan siswa dan suasana dalam proses pembelajaran sangat

menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Solusi yang

bisa diterapkan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan

membuat pembelajaran yang menarik, efektif, dan variatif. Salah satu

caranya adalah dengan menggunakan suatu model pembelajaran yang

memberikan keleluasaan bagi siswa untuk bereksplorasi dan berdiskusi

dengan siswa lainnya, serta mampu memberikan motivasi pada siswa

untuk memahami setiap materi atau konsep yang didiskusikan. Berkaitan

dengan hal tersebut, salah satu alternatif yang dapat digunakan guru

adalah dengan menerapkan model active learning.

Model active learning ini dapat membantu guru untuk

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, dengan melibatkan siswa

secara aktif dalam pembelajaran sehingga siswa lebih lama mengingat

apa yang sudah dipelajarinya. Model active learning merupakan salah

satu model pembelajaran yang dapat menghidupkan suasana dan

mengaktifkan siswa untuk bertanya ataupun menjawab. Model active

learning disajikan agar lebih merangsang pengetahuan siswa mengenai

materi yang disajikan guru, mengajak siswa untuk mandiri dan terlibat

penuh dalam proses pembelajaran, meningkatkan keseriusan siswa

dalam memahami materi.4 Sehingga dapat mempengaruhi efektivitas

pembelajaran pendidikan agama Islam.

4Muhammad Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Konstektual dalam

Pembelajaran Abad21, (Jakarata: Ghalia Indonesia, 2014), h. 208.

Page 20: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

6

Penerapan model active learning dalam pembelajaran Pendidikan

Agama Islam dapat meningkatkan kualitas pembelajan Pendidikan Agama

Islam di sekolah yang selama ini kualitasnya kurang begitu jelas sehingga

hasil pembelajarannya pun menjadi kurang baik. Sekolah-sekolah yang

mempunyai guru Pendidikan Agama Islam yang kreatif akan selalu

mencoba memberikan pengajaran yang terbaik kepada siswa baik dengan

menggunakan media-media atau model-model yang variatif agar siswa

mendapatkan pendidikan yang lebih baik.

Berdasarkan latar belakang tersebut penilitian tertarik untuk

melalakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Model

ActiveLearning dalam Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di Kelas VIIISMPN 26 Satu Atap Pallantikang

Kab. Maros” sebagai penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan

model Active Learning dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran

Pendidikan Agama Islamdi kelas VIII SMPN 26 Satu Atap Pallantikang

Kab. Maros?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari

penelitian ini yaitu untuk mengetahui penerapan model Active Learning

Page 21: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

7

dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

kelas VIII SMPN 26 Satu Atap Pallantikang Kab. Maros.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih atau

kontribusi terhadap lembaga-lembaga pendidikan dalam pelaksanaan

pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

b. Menambah wawasan dalam dunia pendidikan mengenai model active

learningdalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam

c. Sebagai dasar pemikiran untuk peneliti selanjutnya, baik oleh peneliti

sendiri maupun peneliti-peneliti lainnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi lembaga pendidikan yang bersangkutan, penelitian ini kiranya

dapat menjadi monitoring dan evaluasi terhadap kualitas serta

efektivitas pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

masukan untuk menerapkan model Active Learning dalam

meningkatkan efektifas pembelajaran Pendidikan Agama islam.

c. Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran di kelas, serta menambah wawasan dan

mengembangkan kemampuan guru dalam menerapkan model active

learning dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam sehingga

dapat mengembangkan profesionalitas guru.

Page 22: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

8

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Model Active Learning

1. Pengertian Active Learning

Secara pedagogis pembelajaran aktif (active learning) adalah

proses pembelajaran yang tidak hanya didasarkan pada proses mencatat

dan mendengarkan. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti

mereka mendominasi aktifitas pembelajaran. Pembelajaran aktif adalah

melibatkan siswa dalam melakukan sesuatu dan berpikir tentang apa yang

dilakukan oleh siswa itu sendiri.1 Proses pembelajaran dapat dikatakan

active learning jika mengandung komitmen artinya materi, metode dan

startegi pembelajaran bermanfaat untuk siswa dan sesuai dengan

kebutuhan siswa. Guru lebih banyak mendengarkan dari pada berbicara,

menghormati ide-ide siswa, memberi pilihan, dan memberikan

kesempatan pada siswa untuk memutuskan sendiri.

Pembelajaran aktif yaitu siswa aktif selama kegiatan pembelajaran

dapat berupa secara fisik melakukan sesuatu atau secara intelektual

melakukan sesuatu (sebagai abstraksi dari siswa yang bersifat reflektif).2

Pembelajaran aktif (active learning) pembelajaran yang menekankan

keaktifan siswa untuk mengalami sendiri, untuk berlatih, untuk berkegiatan

sehingga baik dengan daya pikir, emosional dan keterampilannya, mereka

1 Istarani dan Muhammad Ridwan, 50 Tipe Pembelajaran Kooperatif, (Medan:

Media Persada, 2014), h. 234. 2 Warsono, Pembelajaran Aktif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012) h.

24.

Page 23: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

9

belajar dan berlatih. Pendidik adalah fasilitator, suasana kelas demokratis,

kedudukan pendidikan adalah pembimbing dan pemberi arah, siswa

merupakan objek sekaligus subjek dan mereka bersama-sama saling

mengisi kegiatan, belajar aktif dan kreatif.3

Beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa model

active learning adalah suatu model pembelajaran yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses

pembelajaran (mencari informasi, mengolah informasi, dan

menyimpulkannya untuk kemudian diterapkan atau dipraktikkan) dengan

menyediakan lingkungan belajar yang membuat siswa tidak tertekan dan

senang melaksanakan kegiatan belajar.

2. Ciri-Ciri Active Learning

Terdapat beberapa ciri-ciri active learning dalam panduan

pembelajaran model Active Learning In School, yaitu :

a. Pembelajaran berpusat pada peserta didik.

b. Pembelajaran berkaitan dengan kehidupan nyata.

c. Pembelajaran mendorong anak untuk berpikir tingkat tinggi.

d. Pembelajaran melayani anak yang memilliki tingkat kecerdasan

yang berbeda-beda.

e. Pembelajaran mendorong peserta didik untuk berinteraksi dengan

peserta didik dan guru.

3 Muhammad Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Konstektual dalam

Pembelajaran Abad 21, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), h. 208.

Page 24: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

10

f. Pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai media atau

sumber belajar.

g. Pembelajaran berpusat pada anak.

h. Penataan lingkungan belajar memudahkan peserta didik untuk

melakukan kegiatan belajar.

i. Guru memantau proses belajar peserta didik.

j. Guru memberikan umpan balik kerja peserta didik.4

Paparan di atas dapat peneliti tekankan bahwa dalam

pembelajaran tidak terlepas dari tujuan, perencanaan, implementasi dan

evaluasi pembelajaran.

3. Karakteristik Active Learning

Banyak cara, model atau teknik yang dapat dipergunakan dalam

teknik pembelajaran. Secara garis besar efektifitas penerapan model

active learning dapat dilihat dalam bentuk piramida belajar berikut :

4 Hamzah B. Uno dan Nurdin Muhammad, Belajar Dengan Pendekatan

Pailkem: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 76.

Page 25: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

11

Gambar 2.1. Efektifitas Model Pembelajaran

Gambar efektifitas model pembelajaran menunjukkan dua

kelompok model pembelajaran, yaitu pembelajaran pasif dan

pembelajaran aktif. Gambaran tersebut juga menunjukkan bahwa

kelompok pembelajaran aktif cenderung membuat siswa lebih mengingat

(retention rate of knowledge) materi pembelajaran. Sudut pandang model

pembelajaran aktif sangat berbeda dengan model pembelajaran

konvensional, dalam proses belajar mengajar dengan model

pembelajaran konvensional siswa lebih dipandang sebagai obyek

pendidikan. 5

5Ari Samahdi, Active Learning (Jakarta: Teaching Improvement Workshop

Enginering Education Development Project, 2009) h. 46.

Page 26: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

12

Uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan tentang

perbedaan antara model pembelajaran active learning (belajar aktif) dan

model pembelajaran konvensional.

Tabel 2.1. Perbedaan Model Pembelajaran Aktif dengan Model Konvensional

Pembelajaran Aktif Pembelajaran Konvensional

Berpusat pada siswa Berpusat pada pendidik

Penekanan pada menemukan

Pengetahuan

Penekanan pada menerima

Pengetahuan

Lebih menyenangkan Kurang menyenangkan

Memberdayakan semua indera dan

potensi siswa

Kurang memberdayakan semua

Indera dan potensi siswa

Menggunakan berbagai macam

media

Tidak banyak menggunakan

media

Active Learning memiliki karakteristik-karakteristik sebagai

berikut:

a. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian

informasi oleh pengajar, melainkan pada pengembangan

keterampilan pemikiran analitis dan kritis materi yang sedang

diajarkan.

b. Siswa tidak hanya mendengarkan materi pembelajaran secara

pasif, tetapi ikut berpartisipasi dalam mengerjakan sesuatu

yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

Page 27: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

13

c. Penekanan pada ekplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan

dengan materi pembelajaran.

d. Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa

dan melakukan evaluasi.

e. Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi dalam proses

pembelajaran.

Secara umum suatu proses pembelajaran aktif memungkinkan

diperolehnya beberapa hal. Pertama, interaksi yang timbul selama proses

pembelajaran akan menimbulkan positive interdependence dimana

konsolidasi pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara

bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar. Kedua, setiap

individu harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pengajar

harus dapat mendapatkan penilaian untuk setiap siswa sehingga terdapat

individual accountability. Ketiga, proses pembelajaran aktif ini agar dapat

berjalan dengan efektif diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga

akan memupuk social skills.6

4. Prinsip Active Learning

Prinsip-prinsip active learning adalah:

a. Prinsip motivasi.

b. Prinsip latar konteks

c. Prinsip terarah.

d. Prinsip hubungan sosial.

6Ibid, h. 47.

Page 28: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

14

e. Prinsip belajar sambil bekerja.

f. Prinsip menemukan.

g. Prinsip pemecahan masalah.

Hakikatnya, peserta didik telah memiliki potensi dalam dirinya.

Guru harus memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mencari

dan menemukan informasi sendiri. Pelaksanaan pembelajaran hendaknya

diperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran aktif, prinsip ini dapat

dilaksanakan dan mendorong peserta didik dalam belajar.7

5. Langkah-Langkah Active Learning

Langkah-langkah active learning, yaitu:

a. Fase 1: Menyampaikan tujuan dan motivasi

Fase ini guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang

ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa.

b. Fase 2: Menyajikan informasi

Fase ini guru menyampaikan penjelasan umum tentang materi

yang akan dipelajari.

c. Fase 3: Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok

Fase ini guru membagikan kartu berisi informasi tentang materi

pembelajaran

d. Fase 4: Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Fase ini guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada

saat mereka mengerjakan tugas

7 Istarani dan Muhammad Ridwan , Op.cit.,h. 238.

Page 29: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

15

e. Fase 5: Evaluasi

Fase ini guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi,

guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah

dipelajari dengan memberikan soal dan penjelasan

f. Fase 6: Memberikan penghargaan

Fase ini guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang

terbaik sesuai dengan kriteria guru.8

B. Efektivitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Efektivitas Pembelajaran

Efektivitas berasal dari kata efektif, yang berarti dapat membawa

hasil, berhasil guna, pengaruhnya, akibatnya, atau kesannya. Menurut PP

nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan bahwa

suasana pembelajaran yang efektif yaitu suasana belajar yang interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, inovatif dan menemukan sendiri.9

Efektivitas proses pembelajaran seharusnya ditinjau dari

hubungan guru tertentu yang mengajar kelompok siswa tertentu, di dalam

situasi tertentu dalam usahanya mencapai tujuan-tujuan instruksional

tertentu. Efektivitas proses pembelajaran berarti tingkat keberhasilan guru

8 Novian, Model Pembelajaran Active Learning, diakses dari

novian25.blogspot.com/2013/09/model-pembelajaran-active-learning.html?m=1, pada tanggal 12 Januari 2019 pukul 20:17

9 Sofyan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum

2013, (Jakarta: PT Prestasi Pustakarya, 2013), h. 119.

Page 30: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

16

dalam mengajar kelompok siswa tertentu dengan menggunakan metode

tertentu untuk mencapai tujuan instruksional tertentu.10

Dunne berpendapat bahwa efektivitas pembelajaran memiliki dua

karakteristik. Karakteristik pertama ialah “memudahkan murid belajar”

sesuatu yang bermanfaat, seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep atau

sesuatu hasil belajar yang diinginkan. Kedua, bahwa keterampilan diakui

oleh mereka yang berkompeten menilai, seperti guru, pengawas, tutor

atau murid sendiri.11

Suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil baik atau

efektif, jika kegiatan belajar mengajar tersebut dapat membangkitkan

proses belajar. Adapun penentuan atau ukuran dari pembelajaran yang

efektif terletak pada proses pembelajaran dan hasilnya. Terdapat tujuh

indikator yang menunjukan pembelajaran yang efektif, diantaranya yaitu:

a. Pengorganisasian Materi yang Baik

Pengorganisasian merupakan cara mengurutkan materi

yang akan disampaikan secara logis dan teratur, sehingga dapat

dilihat adanya keterkaitan yang jelas antara topik yang satu dengan

topik yang lainnya selama pertemuan berlangsung. Dalam

pengorganisasian materi ada beberapa hal yang harus diperhatikan

diantaranya yaitu: perincian materi, urutan materi dari yang mudah

ke yang sukar dan keterkaitan antara materi dengan tujuan.

10

Popham, W. James, Teknik Mengajar Secara Sistematis (Terjemahan),

(Jakarta: Rineka cipta, 2003), h. 7. 11

Ahmad, Efektivitas Pembelajaran, diakses dari

http://www.sekedarposting.com/2015/04/efektivitas-pembelajaran.html , pada tanggal 13 Januari 2019 pukul 14.28.

Page 31: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

17

b. Komunikasi yang Efektif

Kecakapan dalam penyajian materi termasuk pemakaian

media dan alat bantu atau teknik lain untuk menarik perhatian

siswa, merupakan salah satu karakteristik pembelajaran yang baik.

Kemampuan berkomunikasi tidak hanya diwujudkan melalui

penjelasan secara verbal, tetapi dapat juga berupa makalah yang

tertulis atau rencana pembelajaran yang jelas dan mudah

dimengerti.

c. Penguasaan dan Antusiasme Terhadap Materi Pelajaran

Materi merupakan salah satu bagian pokok dalam

pembelajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut agar mampu

menguasai materi pelajaran dengan baik dan benar. Selain itu juga,

seorang guru harus mampu mengorganisasikan dan

menghubungkan materi yang diajarkan dengan pengetahuan yang

telah dimiliki oleh siswa, sehingga proses pembelajaran di kelas

menjadi hidup.

d. Sikap Positif Terhadap Siswa

Sikap positif mempunyai peran penting yaitu memberikan

dorongan dan membangkitkan motivasi siswa dalam proses

pembelajaran. Salah satu bentuk sikap positif dapat ditujukan baik

dalam kelas kecil maupun besar. Sikap positif dalam kelas kecil

dapat berupa perhatian terhadap masing-masing siswa, sedangkan

Page 32: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

18

sikap positif dalam kelas besar dapat berupa perhatian terhadap

kelompok yang mengalami kesulitan.

e. Pemberian Nilai yang Adil

Pemberian informasi sejak awal terhadap kompetensi yang

harus dikuasai siswa dalam proses belajar berdampak terhadap

motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga hal

tersebut berkontribusi terhadap nilai pelajaran siswa. Keadalian

untuk pemberian nilai dapat tercermin melalu kesesuaian tes

dengan materi yang diajarkan, usaha siswa untuk mencapai tujuan,

kejujuran siswa dalam memperoleh nilai, serta umpan balik

terhadap hasil yang dicapai siswa.

f. Keluwesan dalam Pendekatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran sangat berkaitan dengan bebrapa

karakteristik siswa, karakteristik mata pelajaran, dan berbagai

hambatan yang dihadapi dalam proses belajar mengajar. Oleh

karena itu perlu kiranya seorang guru mempunyai pendekatan yang

bervariasi, supaya proses belajar mengajar menajadi menarik dan

menyenangkan.

g. Hasil Belajar Siswa yang Baik

Memberikan penilain terhadap hasil belajar merupakan

suatu yang mutlak yang harus dilakukan oleh guru. Dalam

melakukan penelitian terhadap hasil belajar, seorang guru harus

Page 33: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

19

mempunyai indikator atau petunjuk untuk memperoleh ukuran dan

data hasil belajar siswa.12

Melalui proses pembelajaran, siswa akan berkembang ke arah

pembentukan manusia sebagaimana tersirat dalam tujuan pendidikan.

Supaya pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, guru harus

mampu mewujudkan proses pembelajaran dalam suasana kondusif.

Proses pembelajaran yang efektif dapat terwujud melalui kegiatan yang

memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Berpusat pada Siswa

Keseluruhan kegiatan proses pembelajaran, siswa

merupakan subjek utama. Oleh karena itu, dalam proses ini,

hendaknya siswa menjadi perhatian utama dari para guru. Semua

bentuk aktivitas hendaknya diarahkan untuk membantu

perkembangan siswa. Keberhasilan proses pembelajaran terletak

dalam perwujudan diri siswa sebagai pribadi mandiri, pelajar efektif

dan pekerja produktif.

b. Interaksi Edukatif antara Guru dan Siswa

Proses pembelajaran, hendaknya terjalin hubungan yang

bersifat edukatif. Guru tidak hanya sekadar penyampai bahan yang

harus dipelajari, tetapi sebagai figur yang dapat merangsang

perkembangan pribadi siswa. Interaksi antara guru dengan siswa

12

Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: PT Raja grafindo Persada, 2013), h. 44.

Page 34: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

20

hendaknya berdasarkan sentuhan-sentuhan psikologi, yaitu adanya

saling memahami antara guru dengan siswa. Rasa percaya diri

dapat ditumbuhkan dalam suasana seperti itu.

c. Suasana Demokratis

Suasan demokratis dalam kelas akan banyak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berlatih mewujudkan dan

mengembangkan hak dan kewajibannya. Suasan demokratis dapat

dikembangkan dalam proses pembelajaran melalui hubungan guru

dengan siswa. Dalam suasana demokratis, semua pihak

memperoleh penghargaan sesuai dengan potensi dan prestasinya

sehingga dapat memupuk rasa percaya diri, dan gilirannya dapat

berinovasi dan berkreasi sesuai dengan kemampuannya masing-

masing.

d. Variasi Metode Mengajar

Tidak satu pun metode mengajar itu efektif untuk seluruh

materi atau bahan pelajaran. Satu metode mungkin cocok untuk

bahan tertentu, tetapi tidak cocok untuk bahan yang lain. Oleh

sebab itu, guru harus bisa memilih metode yang tepat dan sesuai

dengan bahan yang diajarkan. Dengan perkataan lain,

menggunakan metode mengajar yang bervariasi. Dengan metode

mengajar yang bervariasi, berarti guru tidak mengajar dengan satu

metode saja, tetapi berganti-ganti sesuai dengan tujuan, bahan,

situasi dan lain-lain. Dengan metode yang bervariasi akan

Page 35: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

21

menimbulkan rasa senang pada siswa, tidak cepat bosan atau

jenuh. Siswa pun akan bersemangat untuk belajar, sehingga

memungkinkan memperoleh hasil pembelajaran yang lebih baik.

e. Guru Profesional

Dengan jiwa profesionalisme, guru mencintai pekerjaannya

dan melaksanakannya dengan penuh dedikasi dan tanggung

jawab. Tuntutan profesionalisme bagi guru Pendidikan Agama

Islam memiliki nilai lebih dibanding guru-guru lain. Karena tanggung

jawab profesi bagi guru-guru Pendidikan Agama Islam, bukan saja

kepada kepala sekolah atau orang yang memberinya tugas

mengajar, tetapi lebih dari tanggung jawab kepada Allah Swt.

f. Bahan yang Sesuai dan Bermanfaat

Bahan yang diajarkan guru bersumber dari kurikulum yang

telah ditetapkan secara relatif baku. Tugas guru adalah mengolah

dan mengembangkan bahan pengajaran menjadi sajian yang dapat

dicerna oleh siswa secara tepat dan bermakna. Oleh sebab itu,

bahan yang diajarakan harus sesuai dengan kemampuan, kondisi

siswa dan lingkunganya, sehingga memberikan makna dan faedah

bagi siswa.

g. Lingkungan yang Kondusif

Keberhasilan proses pembelajaran, sangat ditentukan oleh

faktor lingkungan. Upaya menciptakan lingkungan bagi tercapainya

tujuan pembelajaran dan pengajaran sangat penting. Lingkungan

Page 36: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

22

yang kondusif adalah lingkungan yang dapat menunjang bagi

proses pembelajran secara efektif.

h. Sarana Belajar yang Menunjang

Proses pembelajaran akan berlangsung secara efektif

apabila ditunjang oleh sarana yang baik. Sarana belajar yang

secara langsung terkait dengan proses pembelajaran adalah alat

bantu mengajar. Jenis alat bantu mengajar amat beragam dari

sederhana hingga kompleks. Selain itu ada sarana lain, seperti

labolatorium, aula, lapangan olahraga, perpustakaan. Mengingat

banyaknya alat bantu mengajar, maka guru harus memilih jenis alat

mana yang benar-benar sesuai dan menunjang kegitan pengajaran.

Untuk menentukan yang sesuai dan mununjang kegiatan

pembelajaran, mestilah melihat tujuan, bahan, metode dan situasi

pengajaran.13

Adapun untuk efektivitas terhadap hasil, penilaiannya mengacu

pada ketuntasan belajar, yaitu ditentukan dengan kriteria minimal ideal

sebagai berikut:

a. Untuk kompetensi dasar pada KI-3 dan KI-4, siswa dinyatakan

belum tuntas belajar untuk menguasai kompetensi dasar yang

dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai <65 dari hasil

test formatif, dan dinyatakan sudah tuntas belajar menguasai

13

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam: Berbasis Integrasi dan Kompetensi (Jakarta: PT Rajagrafindi Persada, 2014), h. 199.

Page 37: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

23

kompetensi dasar yang dipelajarinya apabila menunjukkan

indikator nilai >65 dari hasil test formatif.

b. Untuk kompetensi dasar pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan siswa

dilakukan dengan memperhatikan aspek sikap pada KI-1 dan

KI-2 untuk seluruh mata pelajaran, yakni jika profil sikap siswa

secara umum berada pada kategori baik menurut standar yang

ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan.14

2. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pembelajaran Agama Islam

Dalam pembelajaran terjadi interaksi dari berbagai kompenen,

diantaranya yaitu: siswa, guru dan materi pelajaran atau sumber

belajar. Pembelajaran berasal dari kata dasar “ajar” yang artinya

petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui. Dari kata

“ajar” ini lahirlah kata kerja “belajar” yang berarti berlatih atau

berusaha memperoleh kepandaian dan ilmu. Pembelajaran dimaknai

sebagai proses, cara dan perbuatan yang dapat menjadikan orang

atau makhluk hidup belajar. 15 Artinya, dengan kegiatan pembelajaran

seseorang dapat memperolah ilmu pengetauan tentang materi yang

dipelajari.

Pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan. Pada

dasarnya pendidikan adalah suatu proses dari upaya “memanusiakan

manusia”, ini mengandung implikasi bahwa tanpa pendidikan maka

14

Kunandar, loc.cit. 15

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai pustaka, 1990), h. 664.

Page 38: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

24

manusia tidak akan menjadi manusia dalam arti sebenarnya, yaitu

manusia yang utuh dengan segala fungsinya. Pendidikan mempunyai

pengertian yang luas, mencakup semua perbuatan atau semua usaha

dari generasi tua untuk mengalihkan nilai-nilai serta melimpahkan

pengetahuan, pengalaman, kecakapan serta keterampilan kepada

generasi selanjutnya, sebagai usaha untuk menyiapkan mereka, agar

dapat memenuhi fungsi hidup mereka, baik jasmani maupun rohani.16

Menurut Muhaimin dalam Tohirin Pendidikan Islam adalah

nama sistem, yaitu sistem pendidikan yang Islami, yang memiliki

komponen-komponen yang secara keseluruhan mendukung

terwujudnya sosok Muslim yang diidealkan. Pendidikan Islam ialah

pendidikan yang teori-teorinya disusun berdasarkan Al-Qur’an dan

Hadist.17

Ajaran Islam tidak memisahkan antara iman dan amal shaleh.

Oleh karena itu, pendidikan Islam adalah sekaligus pendidikan iman

dan pendidikan amal dan juga karena ajaran Islam berisi tentang

ajaran sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat menuju

kesejahteraan hidup perorangan dan bersama, maka pendidikan

Islam adalah pendidikan individu dan pendidikan masyarakat.

Pendidikan agama dapat didefenisikan sebagai upaya untuk

mengaktualkan sifat-sifat kesempurnaan yang telah dianugerahkan

16

Haitami Salim dan Syamsul Kurniawan, Studi Pendidikan Islam, (yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 27.

17 Tohirin, op.cit, h. 11.

Page 39: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

25

oleh Allah SWT kepada manusia, upaya tersebut dilaksanakan tanpa

pamrih apapun kecuali untuk semata-mata beribadah kepada Allah.

Secara terminologi Pendidikan Agama Islam sering diartikan

dengan pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam.18 Menurut Zakiyah

Darajat yang kutip Heri Gunawan Pendidikan Agama Islam adalah

suatu usaha sadar untuk membina dan mengasuh peserta didik agar

senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh (kaffah),

lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta

menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.19

Defenisi Pendidikan Agama Islam secara lebih rinci dan jelas,

tertera dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam ialah sebagai upaya

sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk

mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan

berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Agama Islam dari

sumbernya kitab suci Al-Qur’an dan Hadits, melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.20

Peneliti menyimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam

adalah usaha sadar untuk menanamkan nilai-nilai agama Islam

kepada peseta didik dan bisa menerapkannya dalam kehidupannya

sehari-hari.

b. Landasan Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

18

Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 201. 19

Ibid, h. 201 20

Ibid, h. 201.

Page 40: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

26

Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah

berdasarkan pada beberapa landasan. Paling tidak ada tiga landasan

yang mendasari pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di lembaga

pendidikan dasar dan menengah. Ketiga landasan tersebut adalah,

landasan yuridis formal, landasan psikologi, dan landasan religius.

Landasan yuridis maksudnya ialah landasan yang berkaitan

dengan dasar dan undang-undang yang berlaku pada suatu negara.

Landasan yuridis formal tersebut terdiri atas tiga macam: (a) Dasar

ideal, yaitu dasar falsafah negara Pancasila, sila pertama, Ketuhanan

Yang Maha Esa. (b) Dasar struktural atau konstitusional, yaitu UU

Dasar 45, dalam bab XI pasal 29 ayat 1 yang berbunyi, “Negara

berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa”21

Landasasan psikologi maksudnya ialah, landasan yang

berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal

ini didasarkan bahwa manusia dalam hidupnya baik sebagai individu

maupun sebagai anggota masyarakat, dihadapkan pada hal-hal yang

membuat hatinya tidak tenang dan tidak tentram, sehingga

memerlukan suatu pegangan hidup. Pegangan hidup itu dianamakan

dengan agama.22

Landasan religius maksudnya ialah landasan yang bersumber

dari ajaran agama Islam. Menurut ajaran agama Islam pendidikan

agama adalah perintah Allah swt., dan merupakan perwujudan

21

Ibid, h. 199. 22

Ibid, h. 199.

Page 41: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

27

beribadah kepadanya-Nya. Landasan ini bersumber pada Al-Qur’an

dan Al-hadits. 23 Dalam Al-Qur’an terdapat banyak ayat yang

menunjukkan perintah tersebut, diantaranya Q.S An-Nahl ayat 125.

äí ÷Š $# 4’n<Î) È≅‹Î6 y™ y7 În/u‘ Ïπyϑõ3Ïtø: $$ Î/ Ïπ sàÏãöθ yϑø9 $#uρ ÏπuΖ|¡ptø: $# ( Ο ßγ ø9 ω≈ y_ uρ ÉL©9 $$ Î/ }‘Ïδ

ß |¡ôm r& 4 ¨βÎ) y7 −/u‘ uθ èδ ÞΟn=ôãr& yϑÎ/ ¨≅|Ê tã Ï& Î#‹ Î6 y™ ( uθ èδ uρ ÞΟn=ôãr& tωtGôγ ßϑø9 $$ Î/

Terjemahnya:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.24

c. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi kesersian,

keselarasan dan keseimbangan anatara beberapa hal berikut:

1) Hubungan manusia dengan Allah

2) Hubungan manusia dengan manusia

3) Hubungan manusia dengan dirinya sendiri

4) Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan

Adapun ruang lingkup bahan pelajaran Pendidikan Agama

Islam meliputi tujuh pokok, yaitu:

1) Keimanan

2) Ibadah

3) Alqur’an dan Hadist

23

Ibid, h. 199 24

Al-Quran dan Terjemahan QS. An- Nahl (16):125

Page 42: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

28

4) Akhlak

5) Muamalah

6) Syari’ah

7) Tarikh/ sejarah.25

3. Usaha Untuk Meningkatkan Efektivitas pembelajaran PAI

Dalam kaitanya dengan usaha untuk meningkatkan efektivitas

pembelajaran Pendidikan Agama Islam, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan yaitu adanya faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses

belajar mengajar antara lain:

a. Faktor tujuan pembelajaran yang akan dicapai, khususnya

dalam efektivitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam,

b. Faktor anak didik yang perlu mendapat perhatian adalah pada

bakat, minat, intelegensi, tingkat kematangan, usia dan jumlah

murid perkelas/kelompok,

c. Faktor situasi yang mencakup tempat belajar dan waktu

belajar/lama belajar,

d. Faktor materi dan fasilitas belajar mengajar. Materi dilihat jenis

materinya apa beraspek afektif, kognitif atau lebih menekankan

pada psikomotor. Fasilitas atau sarana prasarana dilihat dari

segi jenis, kualitas dan kuantitas,

e. Faktor pribadi guru berkaitan dengan kemampuan profesional

guru, kemampuan personal, senioritas dan pengalaman.26

25

Muntholi’ah, Konsep Diri Positif Penunjng Prestasi PAI, (Semarang: Kerja sama Penerbit Mangkang Indah dan Yayasan Al-Qalam, 2002), h. 20.

Page 43: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

29

Beberapa faktor diatas diharapkan guru dapat mengambil

benang merah agar proses belajar mengajar, khususnya pada

pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Guru memperhatikan setiap

potensi diri peserta didik agar peningkatan efektivitas pembelajaran

PAI dapat terwujud sesuai dengan tujuan dari pendidikan Islam itu

sendiri.

C. Kerangka Berfikir

Keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran merupakan

kunci utama belajar. Keaktifan dalam belajar sering menjadi prediktor

yang baik bagi hasil belajar Akan tetapi kondisi berbeda ketika peneliti

menemukan bahwa kegiatan proses pembelajaran Pendidikan Agama

Islam kurang berjalan dengan maksimal, hal ini disebabkan karena guru

hanya memberikan penjelasan atau metode ceramah yang menoton,

dampak terdapat beberapa siswa yang mengantuk atau mengobrol di

kelas ketika pembelajaran berlangsung, kurang konsentrasinya siswa

terhadap penjelasan yang disampaikan oleh guru, rasa ingin tahu siswa

belum terbangun, siswa tidak berani berargumentasi atau bersifat pasif di

kelas, ditambah lagi dengan banyaknya siswa yang belum memenuhi

target pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM). Kondisi seperti ini

menyebabkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang berlangsung

kurang maksimal dan kurang efektif.

26

Chabib Thoha dan Abdul Mu'ti, PBM-PAI Di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1998), h. 229

Page 44: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

30

Permasalahan ini harus segera ditindak lanjuti dengan upaya

meningkatan efektivitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN

26 Satu Atap Pallantikang Kab. Maros. Hal tersebut dapat diatasi dengan

adanya inovasi-inovasi terbaru dalam pembelajaran. Kesempatan siswa

untuk berperan aktif dalam pembelajaran dapat terlaksana dalam

penggunaan model pembelajaran active learning. Model active learning

yang dilaksanakan pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN

26 Satu Atap Pallantikang Kab. Maros merupakan suatu pembelajaran

yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Dalam

pembelajaran aktif tersebut, materi pembelajaran bukan ditransfer secara

langsung dari guru ke siswa, tetapi dibentuk sendiri oleh siswa

berdasarkan pengalaman dan interaksinya dengan teman dan lingkungan

sebagai sumber belajar.

Tujuan yang ingin dicapai dengan model active learning adalah

meningkatkan penguasaan atau pemahaman siswa melalui keterlibatan

aktif siswa dalam proses pembelajaran. Sedangkan tujuan pengiringnya,

antara lain adalah untuk meningkatkan tanggung jawab, ketrampilan

belajar, interaksi sosial, minat dan kepercayaan diri siswa. Untuk itu calon

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas yaitu

“menerapkan model pembelajaran Active Learning” untuk meningkatkan

efektivitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Melalui model active learning siswa dilatih untuk kreatif dan aktif

sehingga afektif dan psikomotorik siswa dapat berkembang. Jika siswa

Page 45: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

31

berada dalam lingkungan pembelajaran yang kondusif serta suasana

pembelajaran menyenangkan diharapkan siswa lebih mudah memahami

materi yang diajarkan, sehingga hasil belajar kognitif siswa dapat lebih

baik lagi. dapat Dengan cara demikian, diharapkan penerapan model

active learning dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat

menghidupkan kelas dengan pembelajaran yang menyenangkan sehingga

dapat menunjang keaktifan siswa dan pada akhirnya dapat meningkatkan

efektivitas pembelajaran secara maksimal. Dalam hal ini peneliti

merumuskan kerangka berfikir sebagai berikut:

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pada tinjauan teoritis dan kerangka berfikir di atas,

maka hipotesis yang akan diujikan dalam penelitian ini adalah “jika

penerapan model active learning diterapkan di SMPN 26 Satu Atap

Penerapan Model Active Learning

di Kelas VIII SMPN 26 Satu Atap

Pallantikang Kab.Maros

Pendidikan Agama Islam

Meningkatnya Efektivitas Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dengan

diterapkannya Model Active Learning

Page 46: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

32

Pallantikang Kab.Maros maka efektivitas pembelajaran Pendidikan Agama

Islam dapat meningkat”.

Page 47: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau sering disebut dengan clasroom

action research. Action research merupakan istilah dari penelitian

tindakan. PTK merupakan penelitian yang bersifat kasuistik dan

berkonteks pada kondisi, keadaan, dan situasi yang ada di dalam kelas

yang dilaksanakan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang

terjadi guna meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas.1

Definisi lain tentang PTK juga dikemukakan oleh TIM PIPIS dan

PPKP yang menyatakan:

”PTK sebagai suatu bentuk kajian yan bersifat reflektif oleh itu perlu tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dan tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tibdkan yang dilakukan itu, serta membaiki kondisi ketika praktik pembelajaran tersebut dilakukan”.2

Pengertian di atas dapat dipahami bahwa penelitian tindakan

kelas merupakan sebuah metode penelitian yang pelaksanaanya

dilakukan untuk mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam konteks

pembelajaran di kelas dan langkah-langkah yang dapat digunakan oleh

guru dalam memperbaiki kualitas pembelajaran.

1 Hamid Darmadi, Desain dan Implementasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK),

(Bandung: Alfabeta, 2015), h. 12. 2 Kisyani Laksono dan Tatag Yuli Eko Siswono, Penelitian Tindakan Kelas,

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2018), h. 4.

Page 48: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

34

B. Lokasi dan Objek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di SMPN 26 Satu Atap

Pallantikang yang beralamat di Jl. Pallantikang Kecamatan Maros

Baru, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Objek Penelitian

Adapun objek penelitian ini adalah siswa SMPN 26 Satu Atap

Pallantikang Kab. Maros kelas VIII. Jumlah siswa kelas VIII 51 orang

siswa yang terdiri dari 23 siswa laki-laki dan 28 siswa perempuan.

C. Faktor yang Diselidiki

Faktor yang diselidiki dalam penelitian yaitu penerepan model

active learning dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran Pendidikan

Agama Islam. Model active learning adalah suatu model pembelajaran

yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam

proses pembelajaran dengan menyediakan lingkungan belajar yang

membuat siswa tidak tertekan dan senang melaksanakan kegiatan belajar

sedangkan efektivitas pembelajaran adalah ukuran keberhasilan dari

suatu proses interaksi antar siswa maupun antara siswa dengan guru

dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas yang diterapkan dalam

penelitian tindakan kelas yang menggunakan model penelitian Kemmis

Page 49: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

35

dan Mc Taggart yang diterapkan dalam penelitian ini tergambar dalam

bagan lingkaran sebagai berikut:

Gambar 3.2 Skema/bagan siklus dalam PTK3

3 Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), h. 92.

Page 50: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

36

Siklus I

1. Perencanaan

a. Permintaan izin pada kepala sekolah di SMPN 26 Satu Atap

Pallantikang Kab. Maros. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan

izin penelitian dari kepala sekolah yang ingin di tempati

meneliti.

b. Peneliti melakukan observasi atau pengamatan tentang kondisi

anak didik dalam kegiatan belajar mengajar di SMPN 26 Satu

Atap Pallantikang Kab. Maros. Dari sini peneliti dapat

mengambil kesimpulan tentang efektivitas pembelajaran

Pendidikan Agama Islam.

c. Mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pengajaran

yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran dengan

menerapkan model active learning dalam meningkatkan

efektivitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

d. Peneliti berdiskusi dengan guru SMPN 26 Satu Atap

Pallantikang Kab. Maros dalam merencanakan kegiatan

penerapan model active learning dalam meningkatkan

efektivitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

e. Membuat Rancangan Kegiatan Harian (RKH) yang

berhubungan dengan efektivitas pembelajaran Pendidikan

Agama Islam.

Page 51: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

37

f. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terkait

pembelajaran dengan menggunakan model active learning.

g. Menyusun atau menetapkan teknik pemantauan pada setiap

tahapan penelitian dengan menggunakan alat format observasi.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan penelitian di lakukan melalui beberapa tahap

sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi faktor-faktor hambatan dan kemudahan yang

dihadapi dalam proses pembelajaran yang mengaktifkan anak

didik dalam penerapan model active learning.

b. Melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan RPP yang

telah dibuat.

c. Memberikan kesempatan siswa untuk berperan aktif selama

proses pembelajaran seperti bertanya, dan mengungkap

pendapat.

3. Observasi

Observasi dilakukan yaitu sebagai berikut:

a. Peneliti melakukan evaluasi hasil penerapan model active

learning, dilanjutkan dengan analisis data data yang ada

berdasarkan format pemantauan. Tujuannya untuk mengetahui

efektivitas keberhasilan dan hambatan dari penerapan model

active learning dalam kegiatan pembelajaran.

Page 52: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

38

b. Melakukan perbaikan cara penerapan model active learning

berdasarkan hasil evaluasi yang dapat meningkatkan efektivitas

pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

4. Refleksi

Refleksi dilakukan pada saat berakhirnya semua kegiatan.

Refleksi pada siklus pertama ini dilakukan dengan cara menyimpulkan

data yang diperoleh.

Siklus II

1. Perencanaan

a. Membuat Rancangan Kegiatan Harian (RKH) yang

berhubungan dengan efektivitas pembelajaran Pendidikan

Agama Islam.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terkait

pembelajaran dengan menggunakan model active learning.

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan RPP yang

telah dibuat.

b. Melakukan pemantauan selama proses pembelajaran

berlangsung dengan mengutamakan perhatian peserta didik.

3. Observasi

a. Melakukan evaluasi hasil penerapan model active learning

dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran Pendidikan

Agama Islam pada siklus II.

Page 53: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

39

b. Melakukan perbaikan cara menerapan model active learning

berdasarkan hasil evaluasi.

4. Refleksi

Refleksi pada siklus II ini sama dengan siklus I yakni

menyimpulkan data yang telah diperoleh.

E. Instrumen Penelitian

Adapun isntrumen penelitian yang digunakan yaitu:

1. Pedoman Observasi

Observasi adalah pengamatan secara langsung.4 Observasi

digunakan untuk mengumpulkan data dan mencatat segala kejadian

selama proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam berlangsung.

Dari data observasi siswa ini dapat dilihat apakah aktivitas siswa

mencakup ranah afektif ketika menggunakan model active learning.

2. Instrumen Tes

Instrumen tes digunakan dalam rangka melaksanakan

kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan,

pernyataan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau

dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta

didik. Tes dapat dibagi menjadi : (a) Tes prestasi belajar atau

achievement test, (b) Tes penguasaan atau proficiency test, (c) Tes

bakat atau aptitude test, (d) Tes diagnostik atau diagnostic test.5

4 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada,2008), hlm 76. 5 Zainal Arifin, Evaluasi Itstruksional, Prinsip, Teknik Prosedur, (Jakarta : Rineka

Cipta, 2009), h. 118.

Page 54: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

40

Dalam penelitian ini menggunakan tes prestasi belajar atau tes hasil

belajar, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan aktual

sebagai hasil belajar siswa.

3. Catatan Dokumentasi

Dokumentasi adalah barang-barang yang tertulis.6

Dokumentasi ini digunakan untuk menghimpun data yang berkaitan

dengan data-data sekolah, nama pendidik, peserta didik, serta arsip-

arsip yang berhubungan dengan penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu:

1. Observasi

Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Observasi non sistematis yaitu observasi yang dilakukan oleh

pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan.

b. Observasi sistematis yaitu observasi yang dilakukan oleh

pengamatan dengan menggunakan pedoman observasi sebagai

pengamatan.7

2. Tes

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman. Tes

6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2010), hlm. 201.

7 Kisyani Laksono dan Tatag Yuli Eko Siswono, op.cit, h. 55

Page 55: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

41

formatif ini diberikan setiap akhir siklus. Bentuk soal yang diberikan

adalah pilihan guru (objektif).8

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu, peninggalan tertulis dalam berbagai

kegiatan ataukejadian yang dari segi waktu relatif, belum terlalu lama

dan teknik pengumpulan data dengan hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen, agenda dan sebagainya.Dalam hal ini penulis menggunakan

dokumentasi untuk memperkuat hipotesa agar hasil penelitian yang

lebih akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.9

G. Teknik Analisis Data

Penelitian ini digunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis

data kualitatif dilakukan melalui tiga tahap, sebagi berikut:

a. Reduksi data

Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang

dilakukan melalui seleksi, pemfokusan, dan pengabstraksian data

mentah menjadi data yang bermakna.10

b. Paparan data

Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih

sederhana dalam bentuk naratif, representasi tabular termasuk

8 Ibid, h. 103.

9 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D), (Cet. XXVI; Bandung: Alfabeta, 2017), h. 167 10

Ibid, h. 73.

Page 56: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

42

dalam format matriks atu grafis. Pada data ini disajikan secara

naratif yang lebih ringkas.11

c. Penyimpulan data

Penyimpulan data adalah proses pengambilan intisari dari

sajian data yang telah terorganisai dalam bentuk pernyataan

kalimat atau formula yang singkat dan padat, tetapi mengandung

pengertian yang luas.12

H. Indikator keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini apabila

hasil belajar siswa telah mencapai 70% sehingga efektivitas pembelajaran

Pendidikan Agama Islam telah meningkat setelah penerapan model active

learning dan tujuan indikator kurikulum dapat tercapai.

11

Ibid, h. 74 12

Ibid, h. 74.

Page 57: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat SMPN 26 Satu Atap Pallantikang

SMP Negeri 26 Satu Atap Pallantikangmerupakan sekolah yang

berada di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Maros yang diresmikan pada tanggal 12 April 2005 dengan

sistem manajemenpendidikan sekolah satu atap dengan Sekolah

Dasar Negeri 37 Panaikang. SMPN Satu Atap Pallantikang merupakan

nama sekolah pada saat itu, kemudian berubah menjadi SMPN 26 Satu

Atap Pallantikang pada tanggal 7 Juni 2008. Saat itu yang menjabat

sebagai kepala sekolah adalah Muhammad Akib, S.Pd dengan tenaga

pendidik/guru honor (GTT) 4.

Pada awal tahun 2006pertama kalinya sekolah ini mendapatkan

tenaga pendidik/guru PNS untuk bidang

studi Pendidikan Kewarganegaraan kemudian pada awal tahun 2007

sekolah ini mendapatkan 1 orang tenaga guru PNS untuk bidang

studi Bahasa Inggris sehingga saat itu jumlah guru yang berstatus PNS

sebanyak 2 orang guru. Pada tanggal tanggal 11 November 2009 SMP

Negeri 26 Satu Atap Pallantikang memperoleh akreditasinya.

SMP Negeri 26 Satu Atap Pallantikangpada awal tahun pelajaran

baru 2016/2017 hingga saat ini untuk jabatan kepala sekolah dijabat oleh

Page 58: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

44

Bapak Misbahuddin, S.Pd yang sebelumnya juga merupakan salah satu

guru kelas dari SMP Negeri 26 Satu Atap Pallantikang.1

2. Lokasi Sekolah SMPN 26 Satu Atap Pallantikang

Nama Sekolah : SMPN 26 Satu Atap Pallantikang

Alamat :Jl. Pallantikang Kec. Maros Baru

Nomor Statistik : 201190302005

NPSN : 40308261

Tahun Berdiri : 2005

Luas Tanah : ± 2000 m2

Status Sekolah : Negeri

Akreditasi : C (tanggal 11 November 2009)

Nama-nama kepala sekolah sejak tahun 2005

a. Muhammad Akib, S.Pd : 2005 - 2016

b. Misbahuddin, S.Pd : 2016 - sekarang

3. Visi dan Misi

a. Visi Sekolah

“ Cerdas, Beriman dan Bertaqwa”

b. Misi Sekolah

1) Melaksanakan kegiatan belajaran mengajar dan bimbingan

secara optimal

2) Megembangkan profesionalisme guru dan pegawai

3) Menumbuhkan minat baca, bakat dan kreatifitas siswa

1Sumber Data Tata Usaha SMPN 26 Satu Atap Pallantikang pada tanggal

25 Juli 2019

Page 59: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

45

4) Menata lingkungan sekolah dengan baik

5) Mengoptimalkan kegiatan keagamaan dengan baik

4. Kondisi Objek Sekolah

a. Guru

Guru yang mengajar di SMPN 26 Satu Atap Pallantikang,

sebagian berstatus sebagai pegawai negeri sipil (PNS) dan

sebagian lainnya merupakan honorer. Berikut data tenaga

pendidik dan kependidikan di SMPN 26 Satu Atap Pallantikang.

Tabel 4.1 Identitas Guru

No Nama Status Jabatan/ Guru Mapel

1. Misbahuddin, S.Pd PNS Kepala Sekolah

2. Muhammad Akib, S.Pd PNS Wakil Kepala Sekolah

3. Herlina Amrah, S.S PNS Kepala Perpustakaan

4. Patimah, S.Pd GTT Bimbingan Konseling

5. Anita Hamid, S.S PNS BHS. Inggris

6. Julyani, S.Pd PNS Matematika

7. Satriah, S.Pd PNS Penjaskes

8. Abdul Mappa Nurdin, S.Pd PNS I P S

9. Simah, S.Pd PNS P K N

10. Andi Asnidar, S.Si., S.Pd PNS I P A

11. Irma, S.Pd PNS P A I

12. A.Hindhoung Al Ma’rief,

S.T., S.Pd

GTT Seni Budaya

Page 60: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

46

13. Sarwinah, S.Pd GTT Prakarya

14. Nurdin, S.Pd GTT Matematika

Sumber Data: Tata Usaha SMPN 26 Satu Atap Pallantikang

b. Siswa

Tabel 4.2 Rekapitulasi Peserta Didik Tahun 2019 / 2020

No Kelas Jumlah

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 VII 1 31 27 58

2 VIII 1 23 28 51

3 IX 1 26 20 46

Jumlah Siswa 80 75 155

Sumber Data: Tata Usaha SMPN 26 Satu Atap Pallantikang

c. Jadwal Pelajaran

Tabel 4.3 Jadwal Pelajaran PAI Kelas VIII

Kelas Hari Jam Ke- /

Pukul Mata Pelajaran

VIII Selasa 3 – 5 /

09.05-11.35 Pendidikan Agama

Islam

Sumber Data: Tata Usaha SMPN 26 Satu Atap Pallantikang

d. Staf/ Tatausaha

Tabel 4.4 Identitas Staf

No Nama Status Jabatan

1. Suria Wijaya, S.E PNS Staf TU

Page 61: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

47

2. Syamsul Rijal PNS Staf TU

3. Muliana PNS Staf TU

4. Jalaluddin, S.E PTT Staf TU

5. A. Baso Ali, S.E PTT Staf TU

6. A. Baso Amin PTT Teknisi

7. A. Rezkiana Putri, S.Pd PTT Operator

Sumber Data: Tata Usaha SMPN 26 Satu Atap Pallantikang

e. Sarana dan Prasarana

Tabel 4.5 Fasilitas Sekolah

No Fasilitas Jumlah Keterangan

1 Ruang Kepala Sekolah 1 Terpakai

2 Ruang Guru 1 Terpakai

3 Ruang Kelas 3 Terpakai

4 Perpustakaan 1 Terpakai

5 WC Guru 1 Terpakai

6 WC Murid 3 Terpakai

7 Kantin 1 Terpakai

8 Dapur 2 Terpakai

Sumber Data: Tata Usaha SMPN 26 Satu Atap Pallantikang

Page 62: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

48

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Gambaran Efektivitas Pembelajaran PAI Sebelum

Menggunakan Model Active Learning

Pra siklus dilakukan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran

Pendidikan Agama Islam. Proses pembelajaran pra tindakan ini dilakukan

guru dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Selama

ini, dalam proses pembelajaran juga seringkali menggunakan metode

ceramah, padahal dengan menggunakan metode ceramah secara terus

menerus akan timbul rasa jenuh pada siswa, akibatnya siswa tidak

memperhatikan saat guru menjelaskan materi pembelajaran, atau sibuk

bersenda gurau dengan teman sebangku, sehingga pembelajaran tidak

efektif.2

Kegiatan pra siklus ini peneliti berperan sebagai observer terhadap

proses pembelajaran yang dipimpin oleh guru mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam dengan cara mengamati langsung keadaan kelas selama

proses pembelajaran berlangsung, sehingga diperoleh gambaran

mengenai situasi dan kondisi belajar peserta didik serta kondisi lingkungan

sekolah dan fasilitas penunjang proses belajar yang ada.

Dari hasil observasi yang dilakukan di SMPN 26 Satu Atap

Pallantikang Kelas VIII dapat dilihat bahwa efektivitas pembelajaran

Pendidikan Agama Islam pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020

masih rendah.

2 Observasi, Kelas VIII SMPN 26 Satu Atap Pallantikang, 16 Juli 2019

Page 63: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

49

Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa yang telah dicapai

pada saat pra tindakan adalah 50,98 dimana angka tersebut termasuk

kedalam kedalam kategori kurang baik, seluruh siswa nilainya kurang dari

kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 65 atau siswa tidak tuntas hingga

mencapai 100%, dan dari pengamatan kami sebagai guru dan peneliti

diketahui bahwa siswa kurang berminat dalam pembelajaran ini karena

siswa merasa bosan dengan model pembelajaran konvensional.

Hasil observasi diolah dengan cara mendeskripsikan hasil

pengamatan dan kemudian dijadikan data tambahan atau pelengkap dari

data kualitatif yang berupa hasil tes pada akhir proses pembelajaran.

Adapun hasil observasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah

sebagai berikut:

a) Model pembelajaran yang digunakan guru adalah model

konvensional dan menggunakan metode ceramah

b) Guru tidak menggunakan media apapun dalam proses

pembelajaran

c) Banyaknya siswa yang mengobrol, menggeleng ketika diberi

pertanyaan,bahkan ada beberapa yang meletakkan wajahnya

di atas meja karena merasa bosan dengan metode tersebut.

d) Didapati bahwa nilai rata-rata siswa adalah 50,98 dari hasil tes

akhir yang dilakukan pada akhir proses pembelajaran pra

siklus.

Page 64: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

50

Berikut ini adalah hasil tes atau pra siklus pada proses

pembelajaran yang akan dijelaskan pada tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6 Hasil Belajar Pra Siklus3

No Nama Nilai Keterangan

Evaluasi Tuntas Tidak Tuntas

1 Fajriani 20

Tidak Tuntas

2 Annisa Putri Wijaya 15

Tidak Tuntas

3 A. Mahrum Nisatul A 55

Tidak Tuntas

4 Adelia Ramadani 60

Tidak Tuntas

5 Achmad Zaki 45

Tidak Tuntas

6 Annisa 55

Tidak Tuntas

7 Ayu Ramadhani 40

Tidak Tuntas

8 Fibri Sri Wulan R 70 Tuntas

9 Ikhsan 45

Tidak Tuntas

10 Jaelani 35

Tidak Tuntas

11 Muh. Arief Zainuddin 30

Tidak Tuntas

12 Muh. Ashar 55

Tidak Tuntas

13 Muhammad Basir 55

Tidak Tuntas

14 M. Nabil 45

Tidak Tuntas

15 Muh. Rafli 60

Tidak Tuntas

16 Nur Asisa 65 Tuntas

17 Nurfitriani 85 Tuntas

18 Nur Khasanah Gaffar 80 Tuntas

19 Nur Ramadhani -

Tidak Tuntas

20 Nurul Annisa 60

Tidak Tuntas

21 Risal 40

Tidak Tuntas

22 Sahrul 65 Tuntas

23 Sitti Haeriyana 70 Tuntas

24 Sitti Nurhaliza Suhadi -

Tidak Tuntas

25 Sitti Surahma, S 65 Tuntas

26 M. Haecal Alef 50

Tidak Tuntas

27 Haerul 45

Tidak Tuntas

28 Abi wijaya 55

Tidak Tuntas

29 Aldiansyah 80 Tuntas

3 Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMPN 26 Satu Atap Pallantikang Sebelum

Menggunakan Model Active Learning

Page 65: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

51

30 Alfian Saputra 40

Tidak Tuntas

31 Amalia Ahmad 55

Tidak Tuntas

32 Darmawati 60

Tidak Tuntas

33 Vania Kansa Amara 50

Tidak Tuntas

34 Fitrah Ramadhani 65 Tuntas

35 Herman 55

Tidak Tuntas

36 Ikram 50

Tidak Tuntas

37 Mildayani 50

Tidak Tuntas

38 Muh. Bilal 65 Tuntas

39 M.Yahya -

Tidak Tuntas

40 Nasrul 35

Tidak Tuntas

41 Niar Arianti 70 Tuntas

42 Nur Asni 70 Tuntas

43 Nur Fadillah Alia 70 Tuntas

44 Nurfitriani M. Jufri 65 Tuntas

45 Nurhidayat 60

Tidak Tuntas

46 Putri 50

Tidak Tuntas

47 Rahmat 60

Tidak Tuntas

48 Rosita 40

Tidak Tuntas

49 Supiana 75 Tuntas

50 Rafli Nuralim -

Tidak Tuntas

51 Sitti Hardianti 70 Tuntas

Jumlah Nilai Siswa 2600

Nilai Rata-rata 50,98

Persentase Ketuntasan 31 %

Jumlah Siswa yang Tuntas

16

Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas

35

Berdasarkan hasil pra tindakan tersebut, 35 siswa atau 69% siswa

belum tuntas dan 16 siswa atau 31% siswa yang tuntas. Dengan ini

bahwa perolehan hasil belajar siswa pada pra siklus masih menunjukkan

hasil yang sangat kurang sehingga efektivitas pembelajaran masih

rendah.

Page 66: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

52

Hal ini memberikan indikator bahwa proses pembelajaran belum

mencapai tujuan yang diharapkan peneliti yang tertuang dalam indikator

keberhasilan pembelajaran.

2. Pembahasan Hasil Siklus I

Dalam pelaksaan tahap siklus 1 ini, peneliti mengacu pada

peningkatan efektivitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan

menerapkan model active learning. Siklus 1 dilaksanakan dalam 2 kali

pertemuan, satu pertemuan 3 jam pelajaran (3 x 40 menit). Pokok

pembahasan pada siklus 1 yaitu meyakini kitab-kitab Allah, mencintai Al-

Qur’an. Pada siklus 1 ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran

active learning, adapun tahapan siklus 1 mencakup kegiatan:

a. Perencanaan

Dalam perencanaan ini mencakup beberapa kegiatan,

antara lain sebagai berikut:

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

dengan materi Meyakini kitab-kitab Allah, Mencintai Al-

Qur’an

2) Menyiapkan bahan ajar yang berhubungan dengan materi

yang diajarkan dalam proses pembelajaran

3) Membuat lembar observasi dan membuat tes atau soal

yang akan digunakan setiap siklusnya.

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Pertemuan Pertama

Page 67: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

53

Guru membuka pelajaran dengan salam dan

mengawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh ketua

kelas. Kemudian guru menyiapkan kondisi kelas termasuk

posisi bangku peserta didik agar memudahkan proses

pembelajaran dan mengabsen peserta didik yang hadir dalam

pembelajaran. Guru lalu menginformasikan kepada peserta

didik mengenai materi yang akan dipelajari yaitu meyakini

kitab-kitab Allah, mencintai Al-Qur’an. Kemudian guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari

materi meyakini kitab-kitab Allah, mencintai Al-Qur’an. Dan

guru menjelaskan kepada peserta didik model yang akan

digunakan dalam pembelajaran kali ini adalah model

pembelajaran active learning.4

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai dan memotivasi siswa dilanjutkan dengan

menjelaskan secara umum materi yang akan dipelajari yaitu

Meyakini Kitab-Kitab Allah, selanjutnya guru megorganisasi

siswa ke dalam 5 kelompok yang dibagi secara acak dan

membagikan kartu berisi informasi tentang materi

pembelajaran. Setiap kelompok mendapat tugas satu materi

yang berbeda dari kelompok lain. Setelah pembagian

kelompok dan materi, guru membimbing kelompok –

4 Siklus I Pertemuan Pertama, Kelas VIII SMPN 26 Satu Atap Pallantikang, 18 Juli 2018

Page 68: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

54

kelompok belajar untuk mengerjakan tugasnya masing-

masing. Setelah selesai berdiskusi, tiap kelompok

meyampaikan hasil pembahasan yang telah didiskusikan

secara bergantian dan guru memberikan penghargaan bagi

kelompok yang terbaik sesuai dengan kriteria guru. Setelah

pembelajaran selesai, peserta didik dan guru bersama-sama

membuat kesimpulan pembelajaran. Lalu, guru

menginformasikan kepada peserta didik materi yang akan

dipelajari pada pertemuan berikutnya. Setelah kegiatan

selesai guru menutup pembelajaran dengan salam.

2) Pertemuan Kedua

Pembelajaran diawali denganguru membuka pelajaran

dengan salam dan mengawali dengan doa bersama yang

dipimpin oleh ketua kelas. Kemudian guru menyiapkan kondisi

kelas termasuk posisi bangku peserta didik agar

memudahkan proses pembelajaran dan mengabsen peserta

didik yang hadir dalam pembelajaran, kemudian mereview

materi yang diajarkan sebelumnya.5

Dengan memberikan kesempatan siswa untuk

bertanya, materi sebelumnya, pada saat memberikan

kesempatan kepada para siswa untuk bertanya jawab terlihat

peningkatan antusias siswa dalam proses pembelajaran ini.

5 Siklus I Pertemuan Kedua, Kelas VIII SMPN 26 Satu Atap Pallantikang, 23 Juli 2019

Page 69: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

55

Diakhir proses pembelajaran, maka diadakan tes

dalam bentuk soal pilihan ganda sebanyak 10 soal dan soal

essai sebanyak 3 soal . Setelah dipastikan semua siswa

sudah mendapat soal, lalu guru mempersilahkan kepada

siswa untuk mengerjakannya. Dan tidak boleh melihat buku

paket ataupun LKS, dengan tidak melihat buku paket dan LKS

maka akan dapat diketahui kemampuan siswa dan

peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan model

pembelajaran active learning.

Diakhir pembelajaran guru menginformasikan kepada

peserta didik materi yang akan dipelajari pada pertemuan

berikutnya. Setelah kegiatan selesai guru menutup

pembelajaran dengan salam.

Daftar nilai siswa pada siklus I akan dijelaskan pada

tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Hasil Belajar Siklus I6

No Nama Hasil

Evaluasi Keterangan

1 Fajriani 40 Tidak Tuntas

2 Annisa Putri Wijaya 25 Tidak Tuntas

3 A. Mahrum Nisatul A 70 Tuntas

4 Adelia Ramadani 65 Tuntas

5 Achmad Zaki 0 Tidak Tuntas

6 Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMPN 26 Satu Atap Pallantikang Pada Siklus 1 Setelah

Menggunakan Model Active Learning

Page 70: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

56

6 Annisa 75 Tuntas

7 Ayu Ramadhani 60 Tidak Tuntas

8 Fibri Sri Wulan R 90 Tuntas

9 Ikhsan 75 Tuntas

10 Jaelani 60 Tidak Tuntas

11 Muh. Arief Zainuddin 50 Tidak Tuntas

12 Muh. Ashar 45 Tidak Tuntas

13 Muhammad Basir 0 Tidak Tuntas

14 M. Nabil 70 Tuntas

15 Muh. Rafli 60 Tidak Tuntas

16 Nur Asisa 80 Tuntas

17 Nurfitriani 85 Tuntas

18 Nur Khasanah Gaffar 90 Tuntas

19 Nur Ramadhani 70 Tuntas

20 Nurul Annisa 60 Tidak Tuntas

21 Risal 60 Tidak Tuntas

22 Sahrul 75 Tuntas

23 Sitti Haeriyana 85 Tuntas

24 Sitti Nurhaliza Suhadi 60 Tidak Tuntas

25 Sitti Surahma, S 80 Tuntas

26 M. Haecal Alef 50 Tidak Tuntas

27 Haerul 0 Tidak Tuntas

28 Abi wijaya 55 Tidak Tuntas

29 Aldiansyah 85 Tuntas

30 Alfian Saputra 55 Tidak Tuntas

31 Amalia Ahmad 70 Tuntas

32 Darmawati 60 Tidak Tuntas

33 Vania Kansa Amara 0 Tidak Tuntas

34 Fitrah Ramadhani 75 Tuntas

35 Herman 75 Tuntas

36 Ikram 60 Tidak Tuntas

37 Mildayani 60 Tidak Tuntas

38 Muh. Bilal 75 Tuntas

39 M.Yahya 50 Tidak Tuntas

40 Nasrul 55 Tidak Tuntas

41 Niar Arianti 70 Tuntas

42 Nur Asni 80 Tuntas

43 Nur Fadillah Alia 85 Tuntas

Page 71: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

57

44 Nurfitriani M. Jufri 80 Tuntas

45 Nurhidayat 75 Tuntas

46 Putri 60 Tidak Tuntas

47 Rahmat 65 Tuntas

48 Rosita 60 Tidak Tuntas

49 Supiana 75 Tuntas

50 Rafli Nuralim 50 Tidak Tuntas

51 Sitti Hardianti 85 Tuntas

Jumlah Nilai Siswa 3140

Nilai Rata-Rata 61,56

Persentase Ketuntasan 51%

Jumlah Siswa yang Tuntas 26

Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar,

pada tabel 4.6 hasil belajar pra siklus dengan jumlah nilai

2600 dengan persentase ketuntasan 31% sedangkan

peningkatan pada hasil belajar siswa di siklus I dapat dilihat

pada tabel 4.7 dengan nilai tertinggi 90, dengan nilai rata-rata

61,56 dengan presentase ketuntasan 51%.

Page 72: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

58

Gambar 4.1 Diagram Hasil Belajar Siswa Pra Siklus dan Siklus I

c. Observasi

Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti

melakukan penilaian dan pengamatan selama proses

pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang

disediakan. Peneliti mengamati aktivitas siswa selama

pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan catatan

lapangan sebagai bahan pengamatan dan evaluasi hasil

tindakan siklus pertama, yang kemudian didapati beberapa

kekurangan-kekurangan diantaranya:

1) Masih ada beberapa siswa yang tidak peduli dan tidak

memperhatikan penjelasan guru, sehingga nilai hasil

belajar mereka tidak mencapai KKM

31%

51%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Pra Siklus Siklus I

Hasil Belajar Siswa

Page 73: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

59

2) Meskipun pada siklus I di pertemuan 1 dan 2 sudah

nampak antusias dan respon positif siswa, namun masih

ada beberapa orang siswa yang asyik mengobrol dengan

temannya selama proses pembelajaran.

3) Dalam dua pertemuan pada proses pembelajaran siklus I

beberapa siswa masih terlihat kurang percaya diri ketika

hendak menjawab pertanyaan, bahkan hanya sekedar

bertanya. Hal tersebut disebabkan belum terbiasanya

siswa dengan model pembelajaran active learning,

dimana potensi yang dimiliki siswa dapat digali dan

diketahui dengan keberanian dan kepercayaan diri

mereka untuk berbicara, bertanya, dan menjawab

pertanyaan. Disamping itu siswa juga masih

membutuhkan penyesuaian dengan keaktifan mereka di

dalam kelas yang sebelumnya siswa hanya

mendengarkan penjelasan dari guru di dalam kelas, dan

penelitipun merasa masih belum optimal dalam

mengarahkan jalannya pembelajaran.

d. Refleksi

Pada tahap refleksi ini peneliti merencanakan

perbaikan terhadap permasalahan-permasalahan yang ada

pada siklus I agar dapat diperbaiki pada proses pembelajaran

Page 74: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

60

di siklus II. Adapun rencana perbaikan yang akan dilakukan

peneliti adalah:

1) Meningkatkan keberanian dan rasa percaya diri siswa

dengan cara memberikan point tambahan pada siswa

yang aktif bertanya dan berani menjawab pertanyaan.

2) Memberikan semangat kepada siswa dengan memberikan

pujian dan sugesti positif serta lebih bersikap tegas.

3) Peneliti harus lebih optimal dalam mengarahkan jalannya

pembelajaran, sehingga tidak ada lagi siswa yang tidak

peduli dan sibuk sendiri dengan aktifitasnya saat jam

pelajaran berlangsung.

Berdasakan hasil observasi penelitian tindakan pada

siklus I dan refleksi di atas maka peneliti dan guru mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam merasa bahwa penelitian

harus dilanjutkan pada siklus II untuk mendapatkan

peningkatan efektivitas pembelajaran yang diharapkan.

3. Pembahasan Hasil Siklus II

Pembelajaran pada siklus II hampir sama dengan proses

pembelajaran pada siklus I, bertujuan untuk memperbaiki dan

menyempurnakan kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan pada

siklus I, dilaksanakan pada jam pelajaran ketiga sampai jam pelajaran

kelima dengan durasi waktu 3 X 40 menit dari pukul 09.45-11.35

a. Perencanaan

Page 75: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

61

Dalam tahap siklus II ini, guru dan peneliti membahas

kekurangan dalam siklus I yang telah menerapkan model

pembelajaran active learning namun hasilnya belum maksimal.

Terlihat pada hasil belajar siswa setelah penerapan model

tersebut, siswa yang mencapai nilai KKM yaitu 65 hanya ada 26

siswa dari jumlah keseluruhan 51 siswa. Dengan hasil tersebut

peneliti bersama guru merancang kembali skenario

pembelajaran siklus II.

Perencanaan yang disusun dalam siklus II ini dilakukan

dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Guru harus lebih optimal dalam mengarahkan jalannya

pembelajaran.

2) Untuk meningkatkan keberanian dan rasa percaya diri

siswa, guru memberikan point tambahan pada siswa

yang aktif bertanya dan berani menjawab pertanyaan.

3) Memberikan semangat kepada siswa yang masih

bersikap tidak peduli terhadap jalannya pembelajaran

dengan memberikan pujian dan sugesti positif serta lebih

bersikap tegas.

4) Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

penyempurnaannya.

Page 76: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

62

5) Menyiapkan lembar observasi dan membuat alat

evaluasi berupa soal-soal untuk peserta didik.

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Pertemuan Pertama

Guru membuka pelajaran dengan salam dan

mengawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh ketua

kelas. Kemudian guru menyiapkan kondisi kelas termasuk

posisi bangku peserta didik agar memudahkan proses

pembelajaran dan mengabsen peserta didik yang hadir

dalam pembelajaran. Guru lalu menginformasikan kepada

peserta didik mengenai materi yang akan dipelajari yaitu

menghindari minuman keras, judi dan pertengkaran.

Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai dari materi menghindari minuman keras, judi

dan pertengkaran. Dan guru menjelaskan kepada peserta

didik model yang akan digunakan dalam pembelajaran kali

ini sama dengan model pembelajaran sebelumnya

yaitumodel pembelajaran active learning.7

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai dan memotivasi siswa dilanjutkan dengan

menjelaskan secara umum materi yang akan dipelajari

yaitumenghindari minuman keras, judi dan pertengkaran,

7 Siklus II Pertemuan Pertama, Kelas VIII SMPN 26 Satu Atap Pallantikang, 30 Juli 2019

Page 77: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

63

selanjutnya guru megorganisasi siswa ke dalam 5 kelompok

yang dibagi secara acak dan membagikan kartu berisi

informasi tentang materi pembelajaran. Setiap kelompok

mendapat tugas satu materi yang berbeda dari kelompok

lain. Setelah pembagian kelompok dan materi, guru

membimbing kelompok – kelompok belajar untuk

mengerjakan tugasnya masing-masing. Setelah selesai

berdiskusi, tiap kelompok meyampaikan hasil pembahasan

yang telah didiskusikan secara bergantian dan guru

memberikan penghargaan bagi kelompok yang terbaik

sesuai dengan kriteria guru.

Setelah pembelajaran selesai, peserta didik dan guru

bersama-sama membuat kesimpulan pembelajaran. Lalu,

guru menginformasikan kepada peserta didik materi yang

akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Setelah

kegiatan selesai guru menutup pembelajaran dengan salam.

2) Pertemuan Kedua

Guru membuka pelajaran dengan salam dan

mengawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh ketua

kelas. Kemudian guru menyiapkan kondisi kelas termasuk

posisi bangku peserta didik agar memudahkan proses

pembelajaran dan mengabsen peserta didik yang hadir

dalam pembelajaran. Guru lalu menginformasikan kepada

Page 78: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

64

peserta didik mengenai materi yang akan dipelajari yaitu

memahami hukum bacaan qalqalah.8

Guru megorganisasi siswa ke dalam 5 kelompok yang

dibagi secara acak. Guru memberi tugas kepada masing-

masing kelompok untuk mengidentifikasi dan membuat

resume kelompok. Kemudian guru memberi kertas plano

dan spidil kepada kelompok untuk menulis resume . Setelah

selesai menulis resume, tiap kelompok mempresentasikan

hasil resume secara bergantian dan guru memberikan

penghargaan bagi kelompok yang terbaik sesuai dengan

kriteria guru.

Peserta didik dan guru bersama-sama membuat

kesimpulan pembelajaran. Lalu, guru menginformasikan

kepada peserta didik materi yang akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya. Setelah kegiatan selesai guru

menutup pembelajaran dengan salam.

3) Pertemuan Ketiga

Guru membuka pelajaran dengan salam dan

mengawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh ketua

kelas. Kemudian guru menyiapkan kondisi kelas termasuk

posisi bangku peserta didik agar memudahkan proses

pembelajaran dan mengabsen peserta didik yang hadir

8 Siklus II Pertemuan Kedua, Kelas VIII SMPN 26 Satu Atap Pallantikang, 6 Juli 2019

Page 79: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

65

dalam pembelajaran, kemudian mereview materi yang

diajarkan sebelumnya.9

Dengan memberikan kesempatan siswa untuk

bertanya, materi sebelumnya, pada saat memberikan

kesempatan kepada para siswa untuk bertanya jawab

terlihat peningkatan antusias siswa dalam proses

pembelajaran ini.

Diakhir proses pembelajaran, maka diadakan tes

dalam bentuk soal pilihan ganda sebanyak 10 soal dan soal

essai sebanyak 3 soal . Setelah dipastikan semua siswa

sudah mendapat soal, lalu guru mempersilahkan kepada

siswa untuk mengerjakannya. Dan tidak boleh melihat buku

paket ataupun LKS, dengan tidak melihat buku paket dan

LKS maka akan dapat diketahui kemampuan siswa dan

peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan model

pembelajaran active learning.

Diakhir pembelajaran guru menginformasikan kepada

peserta didik materi yang akan dipelajari pada pertemuan

berikutnya. Setelah kegiatan selesai guru menutup

pembelajaran dengan salam.

Daftar nilai siswa pada siklus II akan dijelaskan pada

tabel 4.8 berikut:

9 Siklus II Pertemuan Ketiga, Kelas VIII SMPN 26 Satu Atap Pallantikang, 13 Agustus

2019

Page 80: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

66

Tabel 4.8 Hasil Belajar Siklus II10

No Nama Hasil

Evaluasi Keterangan

1 Fajriani 60 Tidak Tuntas

2 Annisa Putri Wijaya 40 Tidak Tuntas

3 A. Mahrum Nisatul A 90 Tuntas

4 Adelia Ramadani 80 Tuntas

5 Achmad Zaki 75 Tuntas

6 Annisa 85 Tuntas

7 Ayu Ramadhani 75 Tuntas

8 Fibri Sri Wulan R 95 Tuntas

9 Ikhsan 85 Tuntas

10 Jaelani 80 Tuntas

11 Muh. Arief Zainuddin 75 Tuntas

12 Muh. Ashar 55 Tidak Tuntas

13 Muhammad Basir 75 Tuntas

14 M. Nabil 85 Tuntas

15 Muh. Rafli 70 Tuntas

16 Nur Asisa 90 Tuntas

17 Nurfitriani 95 Tuntas

18 Nur Khasanah Gaffar 95 Tuntas

19 Nur Ramadhani 85 Tuntas

20 Nurul Annisa 75 Tuntas

21 Risal 0 Tidak Tuntas

22 Sahrul 85 Tuntas

23 Sitti Haeriyana 95 Tuntas

24 Sitti Nurhaliza Suhadi 80 Tuntas

25 Sitti Surahma, S 90 Tuntas

26 M. Haecal Alef 75 Tuntas

27 Haerul 0 Tidak Tuntas

28 Abi wijaya 80 Tuntas

29 Aldiansyah 95 Tuntas

30 Alfian Saputra 70 Tuntas

31 Amalia Ahmad 90 Tuntas

32 Darmawati 85 Tuntas

10

Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMPN 26 Satu Atap Pallantikang Pada Siklus II Setelah

Menggunakan Model Active Learning

Page 81: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

67

33 Vania Kansa Amara 80 Tuntas

34 Fitrah Ramadhani 85 Tuntas

35 Herman 90 Tuntas

36 Ikram 80 Tuntas

37 Mildayani 85 Tuntas

38 Muh. Bilal 90 Tuntas

39 M.Yahya 60 Tidak Tuntas

40 Nasrul 60 Tidak Tuntas

41 Niar Arianti 85 Tuntas

42 Nur Asni 90 Tuntas

43 Nur Fadillah Alia 95 Tuntas

44 Nurfitriani M. Jufri 90 Tuntas

45 Nurhidayat 0 Tuntas

46 Putri 80 Tuntas

47 Rahmat 85 Tuntas

48 Rosita 60 Tidak Tuntas

49 Supiana 90 Tuntas

50 Rafli Nuralim 75 Tuntas

51 Sitti Hardianti 95 Tuntas

Jumlah Nilai Keseluruhan 3885

Nilai Rata-Rata 76,17

Persentase Ketuntasan 84%

Jumlah Siswa yang Tuntas 43

Page 82: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

68

Gambar 4.2 Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

c. Observasi

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses

pembelajaran pada siklus II bahwa terdapat beberapa

peningkatan proses pembelajaran antara lain:

1) Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam, hal ini dapat dilihat pada tabel

hasil belajar siswa di siklus II yaitu nilai terendah 40,

sedangkan nilai tertinggi 95 dengan hasil rata-rata 76,17.

2) Suasana kelas sudah lebih lebih menarik dan siswa lebih

antusias dalam pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran active learning.

3) Pemberian arahan dan motivasi dari guru sudah lebih

optimal sehingga membuat siswa lebih tertarik dan

51%

84%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

Siklus I Siklus II

Hasil Evaluasi

Hasil Evaluasi

Page 83: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

69

merespon positif terhadap proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran active learning.

4) Pada tahap siklus II ini, terdapat 84% siswa yang mendapat

nilai minimal 65 sesuai dengan KKM (kriteria ketuntasan

minimal) yang digunakan oleh SMP Negeri 26 Satu Atap

Pallantikang, maka kelas dianggap tuntas secara umum.

d. Refleksi

Hasil refleksi pada siklus II yang dilakukan oleh peneliti

dan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah

sebagai berikut:

1) Meningkatnya efektivitas pembelajaran pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan

model pembelajaran active learning. Sehingga apa yang

diharapkan oleh peneliti di awal penelitian tercapai.

2) Hampir seluruh peserta didik sudah mencapai KKM 65, ini

pun berarti bahwa yang diharapkan oleh peneliti di awal

penelitian sudah tercapai.

3) Pemberian point tambahan untuk siswa yang aktif bertanya

dan berani menjawab pertanyaan ternyata sangat efektif

untuk meningkatkan keberanian dan rasa percaya diri

siswa.

4) Penggunaan model pembelajaran active learning ternyata

sangat cocok diterapkan pada materi Meyakini Kitab-Kitab

Page 84: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

70

Allah dan Menghindari Minuman Keras, Judi, dan

Pertengkaran

Dari hasil refleksi di atas yang menunjukkan

peningkatan efektivitas dan aktivitas siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam dengan menggunakan model pembelajaran active

learning dapat mempengaruhi minat belajar siswa, karena

minat belajar siswa meningkat maka efektivitas pembelajaran

juga dapat meningkat, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

apa yang diinginkan peneliti pada awal penelitian sudah

tercapai sehingga penelitian ini tidak dilanjutkan pada siklus

berikutnya.

C. Gambaran Hasil Penerapan Model Active Learning

Adapaun gambaran hasil peneraparan model active learningdi

kelas VIII SMPN 26 Satu Atap Pallantikang yaitu:

Tabel 4.9 Hasil Penerapan Model Active Learning

No Nama Hasil Evaluasi

Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 Fajriani 20 40 60

2 Annisa Putri Wijaya 15 25 40

3 A. Mahrum Nisatul A 55 70 90

4 Adelia Ramadani 60 65 80

5 Achmad Zaki 45 0 75

6 Annisa 55 75 85

7 Ayu Ramadhani 40 60 75

8 Fibri Sri Wulan R 70 90 95

9 Ikhsan 45 75 85

Page 85: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

71

10 Jaelani 35 60 80

11 Muh. Arief Zainuddin 30 50 75

12 Muh. Ashar 55 45 55

13 Muhammad Basir 55 0 75

14 M. Nabil 45 70 85

15 Muh. Rafli 60 60 70

16 Nur Asisa 65 80 90

17 Nurfitriani 85 85 95

18 Nur Khasanah Gaffar 80 90 95

19 Nur Ramadhani - 70 85

20 Nurul Annisa 60 60 75

21 Risal 40 60 0

22 Sahrul 65 75 85

23 Sitti Haeriyana 70 85 95

24 Sitti Nurhaliza Suhadi - 60 80

25 Sitti Surahma, S 65 80 90

26 M. Haecal Alef 50 50 75

27 Haerul 45 0 0

28 Abi wijaya 55 55 80

29 Aldiansyah 80 85 95

30 Alfian Saputra 40 55 70

31 Amalia Ahmad 55 70 90

32 Darmawati 60 60 85

33 Vania Kansa Amara 50 0 80

34 Fitrah Ramadhani 65 75 85

35 Herman 55 75 90

36 Ikram 50 60 80

37 Mildayani 50 60 85

38 Muh. Bilal 65 75 90

39 M.Yahya - 50 60

40 Nasrul 35 55 60

41 Niar Arianti 70 70 85

42 Nur Asni 70 80 90

43 Nur Fadillah Alia 70 85 95

44 Nurfitriani M. Jufri 65 80 90

45 Nurhidayat 60 75 0

46 Putri 50 60 80

47 Rahmat 60 65 85

Page 86: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

72

48 Rosita 40 60 60

49 Supiana 75 75 90

50 Rafli Nuralim - 50 75

51 Sitti Hardianti 70 85 95

Jumlah Nilai Siswa 2600 3140 3885

Nilai Rata-rata 50,98 61,56 76,17

Jumlah Siswa yang Tuntas 16 (31%) 26 (51%) 43 (84%)

Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas

35 (69%) 25 (49%) 8 (16%)

Pada tabel terlihat bahwa nilai rata-rata tes siswa pada pra siklus

adalah 50,98 dengan jumlah siswa tuntas 16 yaitu 31% dan siswa tidak

tuntas 35 yaitu 69%. Sedang pada siklus I nilai rata-rata siswa 61,56

dengan jumlah siswa tuntas 26 yaitu 51% dan siswa tidak tuntas 25 yaitu

49%, pada siklus II nilai rata-rata siswa 76,17 dengan jumlah siswa tuntas

43 yaitu 84%, dan siswa tidak tuntas 8 yaitu 16%. Hal ini menunjukkan

bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan modelactive learning

dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran siswa yaitu dari 31%

menjadi 51% dan akhirnya 84%.Hal ini menunjukkan bahwa proses

pembelajaran dengan menggunakan dengan menggunakan model active

learning dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran.

Page 87: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

73

Gambar 4.3

Diagram Hasil Belajar Siswa Keseluruhan

Peningkatan efektivitas juga dilatar belakangi oleh beberapa faktor

hasil belajar yang peneliti analisis dari para peserta didik ketika

pembelajaran berlangsung didalam kelas yaitu sebagai berikut:

1. Keaktifan yang kondusif

Dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), siswa terlihat selalu

aktif memproses dan mengolah perolehan belajarnya. Dan pada

saat proses pembelajaran dikelas berlangsung, siswa juga tampak

aktif secara fisik, intelektual, dan emosional nya. Ketika guru

memaparkan pelajaran siswa aktif menanggapi dan juga ketika

guru bertanya siswa juga aktif menjawab namun semua nya aktif

secara terarah dan tetap kondusif, hanya terlihat satu atau dua

orang siswa yang agak pasif.

31%

51%

84%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Hasil Belajar Siswa

Hasil Evaluasi

Page 88: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

74

2. Keterlibatan Langsung

Adanya semangat dan atusias dari para siswa ketika proses

pembelajaran berlangsung dengan model active learning. Siswa

merespon positif terhadap kegiatan kegiatan yang diarahkan guru

didalam kelas. Siswa juga terdorong untuk aktif dan menginginkan

dirinya untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran tersebut.

Sehingga siswa begitu aktif didalamya dan memudahkan untuk

tercapainya tujuan pembelajaran.

3. Daya tangkap

Proses pembelajaran disekolah harus memperhatikan

keragaman kecerdasan yang dimiliki anak, dengan cara seperti

ini, potensi dan hak anak akan dapat dihargai atas dasar

perbedaan dan kemampuan. Namun para siswa disini terlihat

memiliki daya tangkap dalam belajar dan mampu

menyeimbangkan kemampuannya dengan temannya.

Page 89: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …
Page 90: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

74

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasildan pembahasan dalam penelitian yang berjudul

“Penerapan Model Active Learning dalam Meningkatkan Efektivitas

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas VIII SMPN 26 Satu Atap

Pallantikang, maka dapatdisimpulkanbahwa:

Penggunaanmodel active learning yang

telahditerapkanolehpenelititernyatadapatmeningkatkanhasil belajar

siswasehingga efektivitas pembelajarandalammatapelajaranPendidikan

Agama Islam meningkat, berdasarkan nilai rata-rata

tessiswapadaprasiklusadalah50,98denganjumlahsiswatuntas16 yaitu

31%dansiswatidaktuntas35 yaitu 69%. Sedangkanpadasiklus I nilai rata-

rata 61,56denganjumlahsiswatuntas26 yaitu 51%dansiswatidaktuntas25

yaitu 49%. Sementarapadasiklus II nilai rata-rata

76,17denganjumlahsiswatuntas43yaitu 84% dansiswatidaktuntas8 yaitu

16%. Peningkatan efektivitas pembelajaran dilatar belakangi oleh 3 faktor

yaitu yang pertama keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran dan

faktor yang kedua adalah keterlibatan langsungketika proses

pembelajarandengan model active learningserta faktor yang ketiga adalah

daya tangkap dalam menerima materi pembelajaran.

Page 91: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

75

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti/penulis mengajukan

beberapa saran, yaitu :

1. Pihaksekolahhendaknyamemberikandukunganpenuhdenganterusm

eningkatkansaranadanprasarana yang terkaitdengan media yang

dibutuhkan guru.

2. Guru dalam proses

pembelajaranhendaknyaselaluberupayauntukmenggunakanmodel

pembelajaran yang menarik seperti active learning dan metode-

metode pembelajaran yang bervariatif, sehinggapembelajaranaktif

yang menyenangkan yang dapatmeningkatkanefektivitas

pembelajaran.

3. Siswahendaknyadapatlebihsemangatdanberperanaktifdalammengik

uti proses pembelajaran, baikuntukmatapelajaranPendidikan

Agama Islamataupunmata pelajaran yang lainnya.

Page 92: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

77

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan Terjemahannya.

Amri, Sofyan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta: PT Prestasi Pustakarya.

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Itstruksional, Prinsip, Teknik Prosedur. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

................................2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Darmadi, Hamid. 2015. Desain dan Implementasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Bandung: Alfabeta.

Depdikbud. 1990 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka

Gunawan, Heri. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: Alfabeta.

Hosnan, Muhammad. 2014. Pendekatan Saintifik dan Konstektual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

http://novian25.blogspot.com/2013/09/model-pembelajaran-active-learning.html?m=1, pada tanggal 12 Januari 2019 pukul 20:17

http://www.sekedarposting.com/2015/04/efektivitaspembelajaran.html, pada tanggal 13 Januari 2019 pukul 14.28.

Istrani dan Ridwan, Muhammad. 2014. 50 Tipe Pembelajaran Kooperatif. Medan: Media Persada.

James, W Popham. 2003 Teknik Mengajar Secara Sistematis (Terjemahan). Jakarta: Rineka cipta.

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT Raja grafindo Persada.

Page 93: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

78

Laksono, Kisyani dan Siswono, Tatag Yuli Eko. 2018. Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Majid, Abdul. 2012. Belajar dan Pembelajaran PAI. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muntholi’ah. 2002. Konsep Diri Positif Penunjng Prestasi PAI. Semarang: Kerja sama Penerbit Mangkang Indah dan Yayasan Al-Qalam.

Salim, Haitami dan Kurniawan, Syamsul. 2012. Studi Pendidikan Islam. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Samahdi, Ari. 2009. Active Learning. Jakarta: Teaching Improvement Workshop Enginering Education Development Project.

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Thoha, Chabib dan Mu’ti, Abdul. 1998. PBM-PAI Di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Tohirin. 2014. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam: Berbasis Integrasi dan Kompetensi. Jakarta: PT Rajagrafindi Persada.

Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Uno, Hamzah B dan Muhammad, Nurdin. 2011. Belajar Dengan Pendekatan Pailkem: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: Bumi Aksara.

Warsono. 2012. Pembelajaran Aktif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Page 94: PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING DALAM …

BIOGRAFI PENULIS

ANUGRAH. Lahir di Maros pada tanggal 26

Januari 1997, anak ketiga dari tiga bersaudara.

Buah hati dari pasangan bapak H.Muh Nur dan

Ibu Nur Asma. Penulis memasuki Pendidikan

Sekolah Dasar di SDN No. 7 Kassi pada tahun

2003 dan tamat pada tahun 2009, kemudian

melanjutkan pendidikan tingkat menengah

pertama pada tahun 2009 di SMP Negeri 2 Unggulan Maros dan tamat

pada tahun 2012 dan melanjutkan pendidikan tingkat menengah atas

pada tahun 2012 di SMA Negeri 3 Lau Maros dan tamat pada tahun 2015.

Pada tahun yang sama penulis terdaftar sebagai mahasiswa di

Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas Agama Islam, program

studi Pendidikan Agama Islam dengan program pendidikan strata 1,dan

selesai pada tahun 2019.