Upload
buiduong
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH CITRA MEREK, KUALITAS PRODUK, DAN HARGA
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN NON-PENGGUNA SHAMPO
SUNSILK DI SURABAYA
A R T I K E L I L M I A H
Oleh:
ANGGI WARDANA
NIM : 2012210944
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS
SURABAYA
2016
1
EFFECT OF BRAND IMAGE, PRODUCT QUALITY, AND PRICE TO BUYING
DECISION NON – SUNSILKIN SURABAYA
ANGGI WARDANA
2012210944
E-mail : [email protected]
ABSTRACT
This study aims to determine influence Brand Image, Product Quality, and Price
eously partially or simultan on Buying Decisions. Data were collected using questionnaires
distributed in some parts of Surabaya .Respondents in this study are the buyers and users of
non-Sunsilk shampo in Surabaya with 100 respondents. The analysis technique used is
multiple regressionlinear. Test results with T test is known that the overall of the independent
variable Brand Image, Product Quality, and Price partially significant effect on Buying
Decisions because the value of all the independent variables significantly smaller than 0.05.
In test by F test result is known that the overall of the independent variable Brand Image,
Product Quality, and Price simultan eously have significant influence on Buying Decisions as
a result of significantly less than 0.05 is 000.
Keywords : Brand Image, Product Quality, Price, Buying Decisions
PENDAHULUAN
Dengan tingkat kepadatan
penduduk yang mencapai 255 juta pada
tahun 2015
menurutsitus,(http://www.bps.go.id/linkTa
belStatis/view/id/1274) Indonesia
merupakan salah satu pasar yang potensial
bagi suatu perusahaan baik perusahaan
dalam negri maupun luar negeri untuk
memasarkan produk-produk
perusahaannya. Perusahaan dapat menjadi
pemenang dalam persaingan apabila
perusahaan mampu menjaring pelanggan
sebanyak-banyaknya.Bila perusahaan
dapat menjaring pelanggan sebanyak-
banyaknya tentu perusahaan tersebut dapat
memperoleh keuntungan yang besar pula.
Ketatnya persaingan di dalam
dunia bisnis menuntut perusahaan untuk
mengambil langkah dan strategi yang
jitu,guna untuk memenangkan persaingan
dengan kompetitor dan demi menjaga
eksistensi yang dimilikinya, untuk
mempertahankan bahkan meningkatkan
keuntungan atau profit yang akan
didapatkan. Tanpa strategi yang jitu,
perusahaan tidak akan dapat bertahan
karena seiring waktu pesaing akan terus
muncul bersamaan dengan permintaan
konsumen yang kian meningkat.Produk-
produk yang ditawarkan pun bervariatif,
salah satunya adalah produk
Shampo.Shampo umumnya digunakan
masyarakat untuk membersihkan rambut
dari kotoran-kotoran yang menempel,baik
pria maupun wanita.Selain itu juga
digunakan untuk merawat kesehatan
rambut agar lembut, berkilau, dan mudah
diatur.Salah satunya adalah perusahaan
Shampo Sunsilk yang masuk di Indonesia
sejak tahun 1952.Yang berarti Shampo
Sunsilk sudah ada di Indonesia selama
lebih dari 63 tahun.Namun semakin
banyaknya pesaing di era globalisasi ini
produk Sunsilk kian terdesak dengan
pesaing yang ada seperti Shampo Pantene
dan Shampo Clear.
Saat ini siapa yang tidak mengetahui
Shampo Sunsilk dimana Shampo Sunsilk
memiliki notabane sudah bertahan selama
63 tahun,sehingga masyarakat mengenal
akan Citra Merek dari Shampo
2
Sunsilk.Menurut (Tatik Suryani, 2013 :
86) Citra Merek adalah segala hal yang
terkait dengan merek yang ada dibenak
ingatan konsumen. Tetapi kenapa
penjualan dari Shampo Sunsilk bisa
dikatakan kalah dengan produk lainya
yang merupakan produk yang dibilang
masih baru.Dengan pengalaman yang lebih
lama dibandingkan yang lainya seharusnya
Shampo Sunsilk memiliki kualitas yang
baik,tetapi kenapa justru dapat dikatakan
kalah dengan produk baru yang
penjualanya justru lebih besar
dibandingkan Shampo Sunsilk.(Ian
Antonius dan Sugiono Sugiharto,2013)
menyatakan Kualitas Produk adalah
bagaimana produk itu memiliki nilai yang
dapat memuaskan konsumen baik secara
fisik maupun psikologis yang menunjuk
atribut atau sifat-sifat yang terdapat dalam
suatu barang atau hasil.Shampo Sunsilk
memiliki Harga yang lebih rendah
dibandingkan pesaing, Tetapi tetap tidak
ada perubahan penjualan.Apakah strategi
harga rendah belum menjamin konsumen
tetap loyal pada Shampo Sunsilk.Menurut
(Kotler dan Amstrong, 2008 : 345) Harga
adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas
suatu produk atau jasa,atau jumlah dari
nilai yang ditukarkan para pelanggan
untuk memperoleh manfaat dari memiliki
atau mengunakan suatu produk atau jasa.
Pada penelitian Ian Antonius dan
Sugiono Sugiharto (2013) Citra Merek,
Kualitas Produk, dan Harga berpengaruh
terhadap keputusan pembelian. Dimana
keputusan pembelian konsumen nantinya
akan melibatkan diantaranya ada beberapa
alternatif pilihan. Citra Merek yang baik,
Produk yang berkualitas dan Harga yang
sesuai dengan apayang didapat oleh
konsumen merupakan hal dasar yang akan
menjadikan konsumen loyal kepada
produk perusahaan.
TINJAUAN PUSTAKA
Keputusan Pembelian
Menurut (Kotler dan Keller, 2009 :
188) Keputusan Pembelian adalah
beberapa tahap evaluasi, konsumen
membentuk preferensi antar merek dalam
kumpulan pilihan.Pada penelitian (Ian
Antonius dan Sugiono Sugiharto, 2013)
mendefinisikan keputusan pembelian
merupakan tahap dalam proses
pengambilan keputusan pembelian, dimana
konsumen bebar-benar membeli produk.
Menurut (Kotler dan Keller, 2009 :
185) proses pengambilan keputusan
pembelian terdiri dari lima tahapan proses
sebagai berikut :
1) Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika
pembeli menyadari suatu masalah atau
kebutuhan yang dipicu oleh
rangsangan internal dan eksternal.
Dengan rangsangan internal, salah
satu dari kebutuhan normal seseorang
seperti lapar dan haus yang naik
ketingkat maksimum dan menjadi
dorongan atau kebutuhan bisa timbul
akibat rangsangan eksternal.
Contohnya, seseorang yang melihat
iklan liburan di televisi,yang memicu
pemikiran tentang kemungkinan
melakukan pembelian.
2) Pencarian Informasi
Konsumen yang terangsang
kebutuhannya akan terdorong untuk
mencari informasi yang lebih banyak
tentang apa yang di inginkannya.
Sumber informasi berasal dari :
sumber pribadi , sumber komersial,
sumber publik, sumber pengalaman.
3) Evaluasi Alternatif
Beberapa konsep dasar akan
membantu kita memahami proses
evaluasi konsumen. Pertama,
konsumen berusaha memenuhi
kebutuhan. Kedua, konsumen mencari
manfaat tertentu dari solusi produk.
Ketiga, konsumen memandang
masing-masing produk sebagai
3
kumpulan atribut dengan kemampuan
yang berbeda-beda dalam memberikan
manfaat yang digunakan untuk
memuaskan kebutuhan itu.
4) Keputusan Pembelian
Dalam melaksanakan maksud
pembelian, konsumen bisa mengambil
lima sub-keputusan : merek, penyalur,
kuantitas, waktu dan metode
pembayaran.
5) Perilaku Pasca Pembelian
Setiap pembelian, konsumen mungkin
mengalami ketidaksesuaian karena
memperhatikan fitur-fitur tertentu
yang mengganggu atau mendengar
hal-hal yang menyenangkan tentang
merek lain, dan akan selalu siaga
terhadap informasi yang mendukung
keputusannya. Para pemasar harus
memantau kepuasan pasca pembelian,
tindakan pasca pembelian, dan
pemakaian produk pasca pembelian.
Citra Merek
Citra menurut (Kotler dan Keller,
2009: 406) adalah sejumlah keyakinan,
ide, dan kesan yang dipegang oleh
seseorang tentang sebuah objek.Sedangkan
citra merek adalah persepsi dan keyakinan
yang dipegang oleh konsumen, seperti
yang dicerminkan asosiasi yang tertanam
dalam ingatan konsumen (Kotler dan
Keller, 2009:403).Dalam penelitian (Ian
Antonius dan Sugiono Sugiharto, 2013)
menyatakan Citra Merek merupakan hasil
presepsi dan pemahaman konsumen
mengenai merek suatu produk yang dilihat,
dipikirkan atau dibayangkan.Selain itu
diungkapkan oleh (Onigbinde Isaac
Oladepo and Odunlami Samuel Abimbola,
2015 )Di era modern, merek memegang
peranan penting untuk meningkatkan
perekonomiannegara apapun. Merek
adalahsatu-satunya alat yang dapat
mengubah perilaku pembeli.
Dengan menciptakan citra
merek pada suatu produk tertentu akan
sangat berguna bagi para konsumen,
karena nantinya Citra Merek akan
mempengaruhi presepsi dan penilaian
konsumen terhadap alternatif merek yang
ada. Menurut (Tatik Suryani, 2013 : 86)
citra merek diartikan segala hal yang
terkait dengan merek yang ada dibenak
ingatan konsumen. Citra dari sebuah
perusahaan berawal dari perasaan
pelanggan dan para pelaku bisnis tentang
organisasi yang bersangkutan sebagai
produsen produk tersebut sekaligus
sebagai hasil evaluasi individual tentang
adanya merek tersebut.
Adapun indikator yang merujuk
pada penelitian (Ian Antonius dan Sugiono
Sugiharto, 2013) adalah sebagai berikut : (1)Atribut (2)Manfaat (3)Nilai
(4)Pemakaian
Brand image (Citra Merek)
merupakan gambaran atau kesan yang
ditimbulkan oleh suatu merek didalam
benak pelanggan.Penempatan Citra Merek
dibenak konsumen harus dilakukan secara
terus-menerus agar Citra Merek yang
tercipta tetap kuat dan dapat diterima
secara positif. Ketika sebuah merek
memiliki citra yang kuat dan positif di
benak konsumen maka merek tersebut
akan selalu diingat dan kemungkinan
konsumen untuk membeli merek yang
tersebut sangat besar.
Kualitas Produk
Menurut (Kotler dan Amstrong,
2008 : 272) Kualitas Produk adalah
didefinisikan karakteristik produk atau jasa
yang bergantung pada kemampuannya
untuk memuaskan kebutuhan pelanggan
yang dinyatakan ataudiimplikasikan.pada
penelitian (Ian Antonius dan Sugiono
Sugiharto, 2013) menyatakan kualitas
produk adalah bagaimana produk itu
memiliki nilai yang dapat memuaskan
konsumen baik secara fisik maupun
psikologis yang menunjuk atribut atau
sifat-sifat yang terdapat dalam suatu
barang atau hasil. Jadi, kualitas produk
merupakan suatu hal penting yang harus di
4
usahakan oleh perusahaan apabila
menginginkan produk yang dihasilkanya
dapat diterima dan bersaing di pasar.
Menurut (Karina dan Ghozali,
2013 : 317) indikator Kualitas Produk ada
8 adalah sebagai berikut :
a) Kualitas baik atau tidak baik
b) Produk unggulan atau produk yang
rendah
c) Lebih baik dari rata-rata produk
d) Memiliki kelebihan
e) Konstruksi yang luar biasa
f) Banyak perhatian terhadap produk
g) Pabrik sangat bagus
h) Akan bertahan lama
Kualitas Produk merupakan
pemahaman bahwa suatu produk
merupakan peluang yang ditawarkan oleh
penjual dan mempunyai nilai jual lebih
yang tidak dimiliki oleh produk
pesaing.Dengan demikian perusahaan
berusaha memfokuskan pada Kualitas
Produk dan membandingkannya dengan
produk yang ditawarkan oleh perusahaan
pesaing.
Harga
Pada penelitian (Ian Antonius dan
Sugiono Sugiarto, 2013) Agar dapat
sukses di dalam memasarkan suatu barang
atau jasa, setiap perusahaan harus
menetapkan Harganya secara tepat.Harga
merupakan satu-satunya unsur marketing
mix yang memberikan pemasukan atau
pendapatan bagi perusahaan, sedangkan
ketiga unsur lainya (produk, distribusi, dan
promosi) menyebabkan timbulnya biaya
(pengeluaran). Menurut (Kotler dan
Amstrong, 2008 : 345) dari arti yang
sempit, Harga (price) adalah jumlah yang
ditagihkan atas suatu produk atau jasa.
lebuh luas lagi, Harga adalah jumlah
semua nilai yang diberikan oleh pelanggan
untuk mendapatkan keuntungan dari
memiliki atau mengunakan suatu produk
atau jasa. Dengan kata lain harga adalah
sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu
produk atau jasa, atau jumlah dari nilai
yang ditukarkan para pelanggan untuk
memperoleh manfaat dari memiliki atau
mengunakan suatu produk atau
jasa.(Onigbinde Isaac Oladepo and
Odunlami Samuel Abimbola, 2015)
berpendapat bahwa harga adalah faktor
penting yang membujuk keputusan
pelanggan untuk membeli produk dan jasa.
Adapun indikator yang merujuk
pada penelitian (Ian Antonius dan Sugiono
Sugiharto, 2013) adalah sebagai berikut :
a) Keterjangkauan harga
b) Kesesuaian harga dengan kualitas
produk
c) Daya saing harga
Menurut (Jajat Kristato, 2011 :
200) minimal ada 3 peran atau fungsi
utama harga yaitu, pertama turut
menentukan volume penjualan. Dengan
mengacu pada kurva penawaran dan
permintaan (supply and demand), kita
mengetahui bahwa harga berbanding
terbalik dengan volume penjualan:
semakin tinggi harga sebuah produk maka
volume penjualan semakin rendah.
Kedua turut menentukan besarnya
laba. Kita ketahui bahwa dasar utama
untuk kalkulasi penetapan harga jual
sebuah produk jual adalah biaya plus laba
(cost-plus) atau dengan kata lain, laba
sebuah produk ditentukan oleh harga jual
per unit dikurangi dengan biaya-biaya atau
harga pokok penjualan (cost of goods
sold).Pada tingkat harga pokok penjualan
tertentu, semakin tinggi harga semakin
tinggi laba yang diperoleh dan sebaliknya.
Ketiga turut menentukan citra
produk. Salah satu faktor yang membentuk
citra sebuah produk adalah presepsi
mengenai kualitas produk, dan presepsi
mengenai kualitas sebuah produk
ditentukan antara lain oleh harga jual
produk. Artinya, semakin mahal harga
sebuah produk maka presepsi konsumen
mengenai kualitas produk tersebut semakin
tinggi dan sebaliknya.
5
Pengaruh Citra Merek Dengan
Keputusan Pembelian
(Tatik Suryani, 2013 : 86)
mengatakan Citra Merek mempunyai
peran penting dalam mempengaruhi
perilaku pembelian. Konsumen yang
mempunyai citra yang positif terhadap
merek,cenderung memilih merek tersebut
dalam pembelian. Hal ini dibuktikan pada
penelitian (Ian Antonius dan Sugiono
Sugiharto, 2013) bahwa Citra Merek
berpengaruh terhadap Keputusan
Pembelian pelanggan,sehingga kenaikan
atau penurunan penilaian konsumen
terhadap citra merek secara signifikan
mempengaruhi keputusan pembelian
pelanggan.
Menciptakan kesan menjadi salah
satu karateristik dasar dalam orientasi
pemasaran modern yaitu lewat pemberian
perhatian lebih serta penciptaan merek
yang kuat.Implikasi dari hal tersebut
menjadikan merek suatu produk
menciptakan image dari produk itu sendiri
di benak pikiran konsumen dan
menjadikan motivasi dasar bagi konsumen
dalam memilih suatu produk.
Pengaruh Kualitas Produk Dengan
Keputusan Pembelian
Menurut (Kotler dan Amstrong,
2008 : 272) Kualitas Produk adalah salah
satu sarana positioning utama pemasar.
Kualitas mempunyai dampak langsung
pada kinerja produk atau jasa.Oleh karena
itu, kualitas berhubungan erat dengan nilai
dan kepuasan pelanggan. Pelanggan yang
puas akan membeli lagi dan memberitahu
orang lain tentang pengalaman baik
mereka. Pelanggan yang tidak puas sering
berganti ke pesaing dan menjelek-jelekkan
produk yang mereka beli kepada orang lain
(Kotler dan Amstrong, 2008 : 8)
Pernyataan tersebut dibuktikan
pada penelitian (Ian Antonius dan Sugiono
Sugiharto, 2013) kualitas produk
berpengaruh terhadap keputusan
pembelian pelanggan, sehingga kenaikan
atau penurunan penilaian konsumen
terhadap kualitas produk secara signifikan
mempengaruhi keputusan pembelian
pelanggan.
Pengaruh Harga Dengan Keputusan
Pembelian
(Kotler dan Amstrong, 2008 : 345)
harga adalah jumlah semua nilai yang
diberikan oleh pelanggan untuk
mendapatkan keuntungan dari memiliki
atau mengunakan suatu produk atau
jasa.Sepanjang sejarahnya, harga telah
menjadi factor utama yang mempengaruhi
pilihan para pembeli. Ini dibuktikan pada
penelitian (Ian Antonius dan Sugiono
Sugiharto pada tahun, 2013) harga
berpengaruh terhadap keputusan
pembelian pelanggan. Hal tersebut
dibuktikan juga pada penelitian Christina
Sagala,Mila Destriani, Ulffa Karina Putri,
Suresh Kumar(2014) harga berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian,
sehingga kenaikan atau penurunan
penilaian konsumen terhadap harga secara
signifikan mempengaruhi keputusan
pembelian pelanggan.
Kerangka pemikiran yang medasari
penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
6
Gambar 1
Kerangka Pemikiran Peneliti
Keterangan:
1. Christina Sagala,Mila Destriani,Ulffa Karina Putri, Suresh Kumar2014
berjudul“Influence of Promotional Mix and Price on Customer Buying Decision
toward Fast Food sector: A survey on University Students in Jabodetabek(Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi)Indonesia”
2. Onigbinde Isaac Oladepo and Odunlami Samuel abimbola pada tahun 2015 berjudul
“The Influence Of Brand Image And Promotional Mix On Consumer Buying Decision
A Study Of Beverage Consumers In Lagos State, Nigeria”
3. Ian Antonius dan Sugiono Sugiharto pada tahun 2013 berjudul “analisa pengaruh
strategi diferensiasi, citra merek,kualitas produk,dan harga terhadap keputusan
pembelian pelanggan di cincau station Surabaya.
METODE PENELITIAN
Berdasarkan metode pengumpulan
datanya, penelitian ini menggunakan
metode survey dengan membagikan
kuesioner. Menurut (Malhotra, 2009 : 325)
kuesioner adalah teknik terstruktur untuk
memperoleh data yang terdiri dari
serangkaian pertanyaan tertulis atau verbal
yang dijawab oleh responden. Responden
Pada penelitian yang akan
dilakukan ini, batasan yang ditetapkan
hanya akan membahas variabel mengenai
Citra Merek,Kualitas Produk, dan Harga
terhadap keputusan pembelian konsumen
non-pengguna Shampo Sunsilk di
Surabaya.Dengan jumlah responden
sejumlah 100 responden.
Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini terdapat dua
jenis variabel yangakan diteliti dan dibahas
oleh peneliti, yaitu antara variabel terikat
dengan variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah:
K : Keputusan Pembelian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
CM :Citra Merek
KP :Kualitas Produk
H : Harga
Definisi Operasional Dan Pengukuran
Variabel
Citra Merek
Citra Merek merupakan persepsi
dan keyakinan yang dipegang oleh
konsumen akan suatu merek yang saling
berkaitan dan melekat dalam pikiran
konsumen. Penempatan Citra Merek
dibenak konsumen harus dilakukan secara
terus-menerus agar citra merek yang
tercipta tetap kuat dan dapat diterima
secara positif. Ketika sebuah merek
memiliki citra yang kuat dan positif di
benak konsumen maka merek tersebut
akan selalu diingat dan kemungkinan
H4
H3
H1
H2
Citra Merek
Kualitas Produk
Harga
Keputusan Pembelian
7
konsumen untuk membeli merek yang
tersebut sangat besar.
Kualias Produk
Kualitas produk merupakan
pemahaman bahwa suatu produk
merupakan peluang yang ditawarkan oleh
penjual dan mempunyai nilai jual lebih
yang tidak dimiliki oleh produk
pesaing.Kualitas produk mempunyai
dampak langsung pada kinerja produk atau
jasa.Oleh karena itu, kualitas berhubungan
erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan.
Pelanggan yang puas akan membeli lagi
dan memberitahu orang lain tentang
pengalaman baik mereka.Pelanggan yang
tidak puas sering berganti ke pesaing dan
menjelek-jelekkan produk yang mereka
beli kepada orang lain (Kotler dan
Amstrong, 2008 : 8).
Harga
Harga adalah jumlah yang
ditagihkan atas suatu produk atau
jasa.Lebih luas lagi, harga adalah jumlah
semua nilai yang diberikan oleh pelanggan
untuk mendapatkan keuntungan dari
memiliki atau mengunakan suatu produk
atau jasa. Dengan kata lain harga adalah
sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu
produk atau jasa, atau jumlah dari nilai
yang ditukarkan para pelanggan untuk
memperoleh manfaat dari memiliki atau
menggunakan suatu produk atau jasa.
Keputusan Pembelian
Keputusan Pembelian. Menurut
(Kotler dan keller, 2009 : 188) keputusan
pembelian adalah beberapa tahap evaluasi,
konsumen membentuk preferensi antar
merek dalam kumpulan pilihan.
Menurut (Kotler dan Keller, 2009 :
185) proses pengambilan keputusan
pembelian terdiri dari lima tahapan proses
sebagai berikut :
a. Pengenalan Masalah
b. Pencarian Informasi
c. Evaluasi Alternatif
d. Keputusan Pembelian
e. Perilaku Pasca Pembelian
Dalam penyusunan kuesioner ini,
jawaban responden akan diukur
menggunakan Skala Likert. Skala Likert
adalah skala pengukuran dengan lima
kategori respon yang berkisar antara
“sangat setuju” hingga “sangat tidak
setuju” yang mengharuskan responden
menentukan derajat persetujuan atau
ketidak setujuan mereka terhadap masing-
masing dari serangkaian pertanyaan
mengenai objek stimulus (Malhotra, 2009 :
298).
Uji Validitas Dan Reliabilitas
Uji Validitas
Menurut (Sugiono, 2013 :430)
validitas merupakan derajat ketepatan
antara data yang terjadi pada objek
penelitian dengan data yang dapat
dilaporkan oleh peneliti. Jika peneliti
membuat laporan yang tidak sesuai dengan
apa yang terjadi pada objek yang
dituju,maka data tersebut dapat dinyatakan
tidak valid. seperti pada penelitian ini yaitu
pengaruh Citra Merek,Kualitas Produk,dan
Harga terhadap Keputusan Pembelian.
Menurut (Imam Ghozali, 2013:52)
uji validitas yang umum digunakan adalah
dengan Pearson Correlation yaitu
membandingkan item pertanyaan ke total
skor variabel yang terdiri dari item-item
pertanyaan. Item dikatakan valid jika
korelasinya signifikan (p-value < 0,05)
atau ada korelasi antara item dengan total
skornya.
Uji Reliabilitas
Setelah indikator variabel secara
keseluruhan dinyatakan valid, maka
pengujian dilanjutkan pada uji
reliabilitas.Reabilitas berkenaan dengan
derajat konsistensi dan stabilitas data atau
temuan (Sugiono, 2013 : 431). Karena
reabilitas berkenaan dengan derajat
8
konsistensi, maka bila peneliti lain
mengulangi ataupun mereplikasi dalam
penelitian pada objek yang sama dengan
metode yang sama maka akan
menghasilkan hasil yang sama.
SPSS memberikan fasilitas untuk
mengukur reabilitas dengan uji statistik
Cronbach Alpha (α).Instrumen penelitian
dikatakan konsisten jika nilai cronbach
alpha >0.6. (Mudrajat Kuncoro, 2013 :
183).
ANALISIS DATA DAN
PEMBAHASAN DATA
Uji Deskriptif
Analisis deskriptif adalah analisis yang
digunakan untuk mendeskripsikan dan
untuk menggambarkan hasil penelitian di
lapangan secara deskriptif yang berkaitan
dengan responden.Pada analisis deskriptif
penelitian ini dijelaskan mengenai
distribusi masing-masing variable yaitu
variabel bebas Citra Merek, Kualitas
Produk, dan Harga sedangkan variabel
terikat adalah Keputusan
Pembelian.Berikut adalah uraian hasil uji
deskriptif yang dilakukan pada penelitian
ini:
Tabel 1
Hasil Analisis Deskriptif Variabel Citra
Merek
Ind
ikat
or
Var
iab
el
Skor
Mea
n
Pen
ilai
an
San
gat
Tid
ak
Set
uju
Tid
ak
Set
uju
Rag
u r
agu
Set
uju
San
gat
Set
uju
CM1 0 1 8 77 14 4.04 Setuju
CM2 0 2 31 10 8 3.78 Setuju
CM3 0 77 54 76 68 3.98 Setuju
CM4 0 14 13 12 20 4.04 Setuju
Total Rata-Rata 3.96 Setuju
Sumber : SPSS, data diolah
Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat
dijelaskan bahwa pada variabel Citra
Merek memiliki nilai tertinggi pada
pernyataan CM1 dan CM4 ”Shampo
tersebut memiliki komposisi yang aman
bagi kesehatan rambut” dan “Shampo
tersebut memiliki pemakaian yang bisa
dilakukan dengan mudah” dengan nilai
rata-rata sebesar 4.04. kemudian CM2
”Shampo tersebut memiliki manfaat sesuai
kebutuhan konsumen” dengan nilai rata-
rata sebesar 3.78. CM3 “Shampo tersebut
berbeda dari produk lainya” dengan nilai
rata-rata sebesar 3.98.
Sedangkan rata-rata tanggapan
responden untuk variabel Citra Merek
sebesar 3.96 dengan penilaian setuju.
Artinya responden setuju dengan
pernyataan ”Shampo tersebut memiliki
komposisi yang aman bagi kesehatan
rambut”, ”Shampo tersebut memiliki
manfaat sesuai kebutuhan konsumen”,
“Shampo tersebut berbeda dari produk
lainya” dan “Shampo tersebut memiliki
pemakaian yang bisa dilakukan dengan
mudah”.
Tabel 2
Hasil Analisis Deskriptif Variabel
Kualitas Produk
Ind
ikat
or
Var
iab
el
Skor
Mea
n
Pen
ilai
an
San
gat
Tid
ak
Set
uju
Tid
ak
Set
uju
Rag
u r
agu
Set
uju
San
gat
Set
uju
KP1 0 0 20 59 21 4.01 Setuju
KP2 0 2 35 41 22 3.83 Setuju
KP3 0 0 20 60 20 4.00 Setuju
KP4 0 2 36 40 22 3.82 Setuju
KP5 0 5 32 57 6 3.64 Setuju
KP6 0 0 10 68 22 4.12 Setuju
KP7 0 3 18 40 39 4.15 Setuju
KP8 0 2 19 53 26 4.03 Setuju
Total Rata-Rata 4.03 Setuju
Sumber : SPSS, data diolah
Berdasarkan Tabel 2 dapat
dijelaskan bahwa pada variabel kualitas
produkKP1 “Shampo tersebut memiliki
Kualitas yang baik“ dengan nilai rata-rata
sebesar 4.01, KP2 “Shampo tersebut
adalah produk unggulan“dengan nilai rata-
rata sebesar3.83, KP3”Shampo tersebut
lebih baik dari produk lainya“dengan nilai
9
rata-rata sebesar 4.00, KP4 “Shampo
tersebut memiliki kelebihan yang tidak
dimiliki produk lain” dengan nilai rata-rata
sebesar 3.82, KP5“Shampo tersebut
memiliki tampilan yang luar biasa” dengan
nilai rata-rata sebesar 3.64, KP6 “Shampoo
tersebut sesuai dengan keinginan
konsumen”dengan nilai rata-rata sebesar
4.12, KP7, “Shampo tersebut mempunyai
pabrik yang terpercaya” memiliki nilai
tertinggi sebesar 4.15, yang berarti produk
ini lebih diyakini responden. KP8
“Shampoo tersebut memiliki masa yang
akan bertahan lama” dengan nilai rata-rata
sebesar 4.03. Sedangkan rata-rata
tanggapan responden untuk variabel
kualitas produk sebesar 4,03 dengan
penilaian setuju. Artinya responden setuju
dengan pernyataan “Shampo tersebut
memiliki Kualitas yang baik“, “Shampo
tersebut adalah produk unggulan“,
“Shampo tersebut lebih baik dari produk
lainya“, “Shampo tersebut memiliki
kelebihan yang tidak dimiliki produk lain“,
“Shampo tersebut memiliki tampilan yang
luar biasa“,Shampoo tersebut sesuai
dengan keinginan konsumen“, “Shampo
tersebut mempunyai pabrik yang
terpercaya”, “Shampoo tersebut memiliki
masa yang akan bertahan lama”.
Tabel 3
Hasil Analisis Deskriptif Variabel
Harga
Ind
ikat
or
Var
iab
el
Skor
Mea
n
Pen
ilai
an
San
gat
Tid
ak
Set
uju
T
idak
Set
uju
Rag
u r
agu
Set
uju
San
gat
Set
uju
H1 0 2 12 81 5 3.89 Setuju
H2 0 8 59 33 0 3.25 Ragu-Ragu
H3 0 3 37 60 0 3.57 Setuju
Total Rata-Rata 3.57 Setuju
Sumber : SPSS, data diolah
Tanggapan responden mengenai
indikator Harga disajikan pada Tabel
3.Berdasarkan Tabel 3 diatas dapat
dijelaskan bahwa pada pernyataan H1
“Shampo tersebut memiliki Harga yang
terjangkau” memiliki nilai tertinggi
sebesar 3.89. H2 “Shampo tersebut
memiliki harga yang sesuai dengan
kualitas produk yang diberikan” dengan
nilai rata-rata sebesar 3.25 dengan
keterangan ragu-ragu, H3 “Shampo
tersebut memiliki harga yang bersaing
“dengan nilai rata-rata sebesar 3.57. Rata-
rata tanggapan responden untuk variabel
Harga sebesar 3.57 dengan penilaian
setuju. Artinya responden setuju dengan
pernyataan “Shampo tersebut memiliki
Harga yang terjangkau”, “Shampo tersebut
memiliki harga yang sesuai dengan
kualitas produk yang diberikan”, “Shampo
tersebut memiliki harga yang bersaing”
Tabel 4
Hasil Analisis Deskriptif Variabel
Keputusan Pembelian
Ind
ikat
or
Var
iab
el
Skor
Mea
n
Pen
ilai
an
San
gat
Tid
ak
Set
uju
T
idak
Set
uju
Rag
u r
agu
Set
uju
San
gat
Set
uju
K1 0 2 18 57 29 4.01 Setuju
K2 0 0 2 57 41 4.39 Sangat
Setuju
K3 0 1 26 68 5 3.77 Setuju
K4 0 0 3 69 28 4.25 Sangat
Setuju
K5 0 0 0 58 42 4.42 Sangat
Setuju
NB
6 - - 19 58 33
4,12 Setuju
Total Rata-Rata 4.17 Setuju
Sumber : SPSS, data diolah
Berdasarkan Tabel 4 dapat
dijelaskan bahwa pernyataan K1 “Adanya
masalah pada kesehatan rambut yang
memicu ingin membeli shampo tersebut”
dengan nilai rata-rata sebesar 4.01, K2
“mencari tau informasi tentang Shampo
tersebut” dengan nilai rata-rata sebesar
4.39, K3 ”mencari informasi produk lainya
selain shampo tersebut” dengan nilai rata-
rata sebesar 3.77, K4 “Membeli shampo
tersebut karena saya percaya shampo
10
tersebut lebih baik” dengan nilai rata-rata
sebesar 4.25, K5 “Melakukan komplain
karena produk tersebut tidak sesuai dengan
keinginan konsumen” yang memiliki nilai
tertinggi sebesar 4.42, hal ini menunjukkan
akan sangat tingginya pilihan Keputusan
Pembelian pada merek tersebut dibanding
merek lain sedangkan nilai rata-rata dari
keseluruhan berjumlah 4.17 dengan
penilaian setuju. Artinya responden setuju
dengan pernyataan “Adanya masalah pada
kesehatan rambut yang memicu ingin
membeli shampo tersebut“, “mencari tau
informasi tentang Shampo tersebut“,
“mencari informasi produk lainya selain
shampo tersebut“, “Membeli shampo
tersebut karena saya percaya shampo
tersebut lebih baik“, “Melakukan komplain
karena produk tersebut tidak sesuai dengan
keinginan konsumen”.
Uji Asumsi Klasik
Gambar 2
Hasil Uji Normalitas
Sumber: SPSS, data diolah
Dari output SPSS diatas yaitu pada
grafik histogram terlihat bahwa grafik
histogram memberikan pola distribusi
yang mendekati normal. Sedangkan dalam
normal probability plot terlihat bahwa plot
atau garis yang menggambarkan data
mengikuti garis diagonalnya, sehingga
model regresi dapat dipakai karena
memenuhi syarat normalitas.
Tabel 5
Hasil Uji Multikolinearitas Sumber: SPSS, data diolah
Pengujian ini bertujuan untuk
menguji apakah model regresi pada
penelitian ini menunjukkan adanya
korelasi di antara variabel bebas. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinieritas di dalam model regresi
dapat dilakukan dengan menghitung nilai
VIF (variance inflation faktor) dibawah 10
sehingga menunjukkan tidak adanya gejala
multikolinieritas. Berdasarkan Tabel 5
nilai VIF menunjukkan bahwa semua
variabel terbebas dari multikolinieritas.
Tabel 6
Hasil Uji Autokorelasi
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Durbin-
Watson
1 .815a .664 .654 1.892
Sumber: SPSS, data diolah
Untuk menguji variabel-variabel
yang diteliti, apakah terjadi autokorelasi
atau tidak, dapat digunakan uji Durbin
Watson. Angka D-W diantara -2 sampai
+2 berarti tidak ada autokorelasi.
Berdasarkantabel 6, diketahui nilai
DW sebesar 1,892. Karena nilai DW
terletak diantara -2 sampai +2 yang berarti
data tidak terkena autokorelasi.
Variabel VIF Keterangan
Citra
Merek
1.569 Bebas Multikolinieritas
Kualitas
Produk
1.591 Bebas Multikolinieritas
Harga 1.038 Bebas Multikolinieritas
11
Gambar 3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: SPSS, data diolah
Pengujian ini digunakan untuk
menguji apakah dalam sebuah model
regresi linear terjadi ketidak samaan
variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Model yang baik adalah
yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Dari gambar diatas dapat diketahui
bahwa tidak ada heterokedastisitas karena
gambar diatas terjadi penyebaran tidak
beraturan.
Uji MRA
Tabel 7
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Sumber: SPSS, data diolah
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut
diperoleh persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut :
Y = 1.839 + 0.253 X1 + 0.358 X2 + 0.343 X3 + e
Dari hasil tersebut dapat diartikan :
Nilai konstanta adalah 1.839 hal ini
menyatakan bahwa tanpa adanya pengaruh
variabel bebas Citra Merek, Kualitas
Produk dan Harga maka nilai dari variabel
terikat yaitu Keputusan Pembelian adalah
sebesar 1.839.
Nilai koefisien regresi dari varibabel
bebas Citra Merekadalah 0.253. Nilai
koefisien tersebut mengandung arti jika
nilai variabel bebas citra merek
ditingkatkan sebesar satu satuan maka
akan menyebabkan peningkatan nilai dari
variabel terikat yaitu Keputusan Pembelian
sebesar 0.253 satuan. Dalam hal ini
diasumsikan bahwa nilai dari variabel
bebas yang lain adalah konstan atau nol.
Nilai koefisien regresi dari varibabel
bebas Kualitas Produk adalah 0.358. Nilai
koefisien tersebut mengandung arti jika
nilai variabel bebas kualitas produk
ditingkatkan sebesar satu satuan maka
akan menyebabkan kenaikan nilai dari
variabel terikat yaitu Keputusan Pembelian
sebesar 0.358 satuan. Dalam hal ini
diasumsikan bahwa nilai dari variabel
bebas yang lain adalah konstan atau nol.
Nilai koefisien regresi dari varibabel
bebas Harga adalah 0.343 Nilai koefisien
tersebut mengandung arti jika nilai
variabel bebas harga ditingkatkan sebesar
satu satuan maka akan menyebabkan
kenaikan nilai dari variabel terikat yaitu
Keputusan Pembelian sebesar 0.343
satuan. Dalam hal ini diasumsikan bahwa
nilai dari variabel bebas yang lain adalah
konstan atau nol.
e menunjukkan faktor pengganggu
di luar model yang diteliti.
Model Unstandardized
Coefficients
B Std. Error
Constant 1.839 1.752
Citra Merek 0.253 0.088
Kualitas Produk 0.358 0.039
Harga 0.343 0.101
R = 0.815 R
Square = 0.654
Fhitung = 63.280 Sig. =
0.000
12
Tabel 8
Koefisien Korelasi Parsial
Variabel R R2
Citra Merek 0.282 0.0795
Kualitas Produk 0.683 0.4665
Harga 0.329 0.1082
Sumber: SPSS, data diolah
Tabel 9
Hasil Perhitungan Uji F
Sumber: SPSS, data diolah
Tabel 10
Hasil Perhitungan Uji T
Sumber: SPSS, data diolah
Dari penelitian di atas diketahui
bahwa secara simultan nilai F hitung
sebesar 63.280 > F tabel sebesar 2.882
dengan tingkat signifikan sebesar
0.000.Yang berarti variabel bebas yaitu
Citra Merek, Kualitas Produk, dan Harga
secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel terikat yaitu Keputusan
Pembelian. Selain itu dari ketiga variabel
yang diteliti yakni variabel Citra Merek,
Kualitas Produk, dan Harga, yang
memiliki pengaruh paling dominan
terhadap Keputusan Pembelian adalah
variabel Kualitas Produk. Berikut
pembahasan hasil yang telah diperoleh dari
analisis statistik dari data penelitian ini
yang dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengaruh Citra Merek Terhadap
Keputusan Pembelian
Citra Merek memiliki nilai Thitung
sebesar 2.882 dengan nilai Ttabel 1.9850
yang berarti Thitung >Ttabel dengan
tingkat Sig sebesar 0.005.Ini menunjukkan
bahwa Citra Merek memiliki pengaruh
positif signifikan terhadap keputusan
pembelian pengguna non-Shampo Sunsilk
diSurabaya.Dengan demikian hipotesis
pertama berbunyi Citra merek berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian
non-pengguna Shampo Sunsilk terbukti
kebenarannya.Besarnya pengaruh citra
merek terhadap keputusan pembelian non-
pengguna Shampoo Sunsilk di Surabaya
sebesar 7,9 %.
Dari hasil penelitian ini diketahui
bahwa Citra Merek berpengaruh signifikan
terhadap Keputusan Pembelian sebesar
0.253 yang berarti setiap ada kenaikan
Citra Merek maka akan menaikkan
Keputusan Pembelian sebesar 0.253. Hal
ini berarti dapat disimpulkan bahwa
semakin baik Citra Merek yang ada pada
perusahaan maka akan meningkatkan
keputusan pembelian non-pengguna
Shampo Sunsilk. Dimana shampo sunsilk
harus meningkatkan citra mereknya agar
dapat meningkatkan penjualanya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh
Onigbinde Isaac Oladepoand Odunlami
Samuel Abimbola (2015) dimana
integritas merek produk mendorong
konsumen untuk membeli dan melakukan
pembelian ulang.Serta penelitian Ian
Antonius Ong dan Sugiono Sugiharto
(2013) menunjukkan citra merek
berpengaruh terhadap keputusan
pembelian pelanggan.Tatik Suryani (2013
: 86) mengatakan bahwa citra merek
mempunyai peran penting dalam
mempengaruhi perilaku pembelian.
Konsumen yang mempunyai citra yang
Variabel T hit T tabel Kesimpulan
Citra
Merek
2.882 1.9850 Thit >Ttabel
Kualitas
Produk
9.1151 1.9850 Thit >Ttabel
Harga 3.415 1.9850 Thit >Ttabel
Model
Sum of
Squares F Sig.
1 Regression 359.596 63.280 .000b
Residual 181.844
Total 541.440
13
positif terhadap merek, cenderung memilih
merek tersebut dalam pembelian.
Citra merek adalah aspek yang
sangat penting terhadap keputusan
pembelian.Ini mendorong konsumen untuk
menilai lebih merek tertentu yang
memiliki citra yang baik.Hal ini membantu
konsumen untuk memutuskan pilihan yang
baik bagi mereka untuk membuat
keputusan pembelian pembelian.Sebuah
citra merek yang baik menciptakan
hubungan jangka panjang antara produk
dan pengguna akhir. Ini cara yang sangat
konstruktif untuk membuat kepribadian
merek yang lebih baik dipasar untuk tujuan
meningkatkan penjualan produk. Atribut
produk, nilai merek, pemakaian produk,
dan manfaat merek adalah empat kunci
dari citra merek.Citra merek memiliki
pengaruh positif terhadap Keputusan
Pembelian.
2. Pengaruh Kualitas Produk
Terhadap Keputusan Pembelian
Variabel Kualitas Produk
berpengaruh secara positif signifikan
terhadap Keputusan Pembelian, dengan
nilai T hitung sebesar 9.151 dengan nilai
Ttabel 1.9850 yang berarti Thitung
>Ttabel dengan tingkat Sig sebesar 0.000.
Ini menunjukkan bahwa Kualitas Produk
berpengaruh positif signifikan terhadap
keputusan pembelian pengguna non-
Shampo Sunsilk di Surabaya.Dengan
demikian hipotesis kedua yang berbunyi
kualitas produk berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian non-
pengguna Shampo Sunsilk terbukti
kebenarannya.Besarnya pengaruh Kualitas
Produk terhadap Keputusan Pembelian
non-pengguna Shampoo Sunsilk di
Surabaya sebesar 46,65 %.
Dari hasil penelitian ini diketahui
bahwa Kualitas Produk berpengaruh
signifikan terhadap Keputusan Pembelian
sebesar 0.358 yang berarti setiap ada
kenaikan Kualitas Produk maka akan
menaikkan Keputusan Pembelian sebesar
0.358. Hal ini berarti dapat disimpulkan
bahwa semakin baik Kualitas Produk maka
akan meningkatkan keputusan pembelian
pengguna non-Shampo Sunsilk di
Surabaya. Dari sini Shampo sunsilk harus
meningkatkan kualitas produknya agar
penjualanya bisa meningkat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ian
Antonius Ong dan Sugiono Sugiharto
(2013) menunjukkan kualitas produk
berpengaruh terhadap keputusan
pembelian pelanggan Cincau Station di
Grand City.Kualitas produk merupakan
keseluruhan gabungan karakteristik produk
yang dihasilkan dari pemasaran, rekayasa,
produksi, dan pemeliharaan yang membuat
produk tersebut dapat digunakan
memenuhi harapan pelanggan atau
konsumen.Kualitas adalah sesuatu yang
diputuskan oleh pelanggan.Artinya,
kualitas didasarkan pada pengalaman
aktual pelanggan atau konsumen terhadap
produk yang diukur berdasarkan
persyaratan-persyaratan tersebut.Kualitas
produk memiliki pengaruh positif terhadap
Keputusan Pembelian.
3. Pengaruh Harga Terhadap
Keputusan Pembelian
Harga memiliki nilai T hitung
sebesar 3.415 dengan nilai Ttabel 1.9850
yang berarti Thitung >Ttabel, dengan
tingkat Sig sebesar 0.001.Ini menunjukkan
bahwa Harga berpengaruh positif
signifikan terhadap keputusan pembelian
pengguna non-Shampo Sunsilk
diSurabaya.Dengan demikian hipotesis
ketiga yang berbunyi Harga berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian
non-pengguna Shampo Sunsilk terbukti
kebenarannya.Besarnya pengaruh Harga
terhadap Keputusan Pembelian non-
pengguna shampoo Sunsilk di Surabaya
sebesar 10,82 %.
Dari hasil penelitian ini diketahui
bahwa Harga berpengaruh signifikan
terhadap Keputusan Pembelian sebesar
0.343 yang berarti setiap ada kenaikan
14
persepsi terhadap Harga maka akan
menaikkan Keputusan Pembelian sebesar
0.343. Hal ini berarti dapat disimpulkan
bahwa semakin baik penetapan Harga
yang diberikan perusahaan maka akan
meningkatkan keputusan pembelian
pengguna non-Shampo Sunsilk di
Surabaya.Agar shampo sunsilk dapat
meningkatkan penjualanya bisa dengan
memperhitungkan matang-matang untuk
masalah harga.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Christina
Sagala, Mila Destriani, Ulffa Karina Putri,
Suresh Kumar(2014) yang menunjukkan
bahwa harga berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian pelanggan. Serta
konsisten dengan hasil penelitian Ian
Antonius Ong dan Sugiono Sugiharto
(2013) dimana Harga berpengaruh
terhadap keputusan pembelian pelanggan,
sehingga kenaikan atau penurunan
penilaian konsumen terhadap Harga secara
signifikan mempengaruhi keputusan
pembelian pelanggan.
KESIMPULAN, KETERBATASAN,
DAN SARAN Berdasarkan hasil uji hipotesis dan
pembahasan maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
Variabel Citra Merek secara parsial
mempunyai pengaruh positif signifikan
terhadap Keputusan Pembelian. Variabel
Kualitas Produk secara parsial mempunyai
pengaruh positif signifikan terhadap
keputusan pembelian. Variabel Harga
secara parsial mempunyai pengaruh positif
signifikan terhadap Keputusan Pembelian.
Variabel Citra Merek, Kualitas Produk,
dan Harga secara simultan mempunyai
pengaruh positif signifikan terhadap
keputusan pembelian
Keterbatasan penelitian ini
Penentuan responden sebagian besar
berumur 19 ≤ X ≤ 24 tahun, sehingga
informasi yang diperoleh kurang beragam
yang mencerminkan kondisi konsumen
yang lebih luas di Surabaya.pernyataan
yang ada didalam kuisioner masih perlu
penjelasan yang lebih detail dan lebih
terperinci.Ketiga variabel bebas tersebut
hanya mampu menjelaskan 66,4 % yang
mempengaruhi keputusan pembelian non-
pengguna shampoo sunsilk, sedangkan
33,6 % dipengaruhi oleh variabel lain.
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan baik penelitian terdahulu
maupun saat ini, memunculkan beberapa
saran yang dapat dipertimbangkan baik
perusahaan maupun peneliti
selanjutnya.Saran bagi perusahaan
SunsilkDari hasil penelitian ini pada
variabel kualitas produk, responden setuju
bahwa kualitas produk berpengaruh
terhadap keputusan pembelian. Shampo
Sunsilk harus terus menjaga bahkan
meningkatkan Kualitas Produk yang
dimiliki, agar dapat meningkatkan
penjualanya. Bisa dengan memperhatikan
komposisi-komposisi yang digunakan
seperti wangi shampo, manfaat yang akan
muncul ketika menggunakan shampo
tersebut, Sesuai dengan selera
konsumen.Dalam hasil penelitian ini
diperoleh hasil responden non-pengguna
shampo sunsilk bahwa mereka setuju
Harga berpengaruh terhadap keputusan
pembelian. Diharapkan agar pihak Shampo
Sunsilk dapat menerapkan Potongan
Harga, meningkatkan Kualitas Produk, dan
meningkatkan Citra Merek, agar
konsumen merasa nyaman dalam
menggunakannya dan puas sehingga dapat
meningkatkan keputusan pembelian di
masa depan. Serta diharapkan untuk tetap
memperhatikan keseluruhan Citra Merek,
Harga, dan Kualitas Produk dengan
melibatkan departemen terkait dalam
Sunsilk untuk mengevaluasi apa apa saja
yang masih bisa dioptimalkan agar dapat
meningkatkan penjualanya dan
memenangkan persaingan.Dalam hasil
penelitian ini diperoleh hasil responden
non-pengguna shampo sunsilk bahwa
15
mereka setuju citra merek berpengaruh
terhadap keputusan pembelian. Dimana
shampo sunsilk harus memperbaiki citra
merek yang ada agar dapat meningkatkan
penjualanya. Bisa dengan membuat iklan
yang menyebutkan manfaat-manfaat yang
didapat setelah mengunakan shampoo
sunsilk dibandingkan dengan merek
lainya. Dengan artis yang lagi buming saat
ini dengan rambut yang indah yang
didampingi oleh pakar rambut terkenal
sehingga lebih dipercaya konsumen.
Bagi peneliti selanjutnyaAgar
mendapatkan hasil yang lebih akurat,
diharapkan peneliti selanjutnya tidak
hanya mengunakan kuisioner namun
mengunakan metode wawancara juga
didalam mengumpulkan data.Peneliti
selanjutnya lebih baik menambahkan
variabel bebas, untuk mengetahui lebih
banyak variabel bebas yang dapat
mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen, karena dalam penelitian ini di
jelaskan masih ada pengaruh lain didalam
mempengaruhi keputusan pembelian selain
variabel yang digunakan pada penelitian
ini Citra Merek, Kualitas Produk, dan
Harga.
DAFTAR RUJUKAN
Christina Sagala, Mila Destriani, Ulffa
Karina Putri, Suresh Kumar.
2014.Influence of Promotional Mix
and Price on Customer Buying
Decision toward Fast Food sector:
A survey on University Students in
Jabodetabek (Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, Bekasi)
Indonesia. International Journal of
Scientific and Research
Publications Volume 4
Hair, J.F., W.C. Black, B.J. Babin, R.E
Anderson, R.L.Tatham. 2006.
Multivariate data analysis, 6
Ed.new jersey : prentice Hall
Ian Antonius, Sugiono Sugiharto. 2013.
analisa pengaruh strategi
diferensiasi, citra merek,kualitas
produk,dan harga terhadap
keputusan pembelian pelanggan di
cincau station Surabaya. Jurnal
Manajemen Pemasaran Vol. 1
Imam Ghozali. 2012Aplikasi Analisis
Multivariate dangan Program IBM
SPSS 20 Updare PLS
Regresi.Semarang : Badan penerbit
Universitas Diponegoro
_______. 2013. Aplikasi Analisis
Multivariate dangan Program IBM
SPSS 21 Updare PLS Regresi.
Semarang : Badan penerbit
Universitas Diponegoro
Jajat Kristanto. 2011. Manajemen
Pemasaran Internasional Sebuah
Pendekatan Strategi. Erlangga.
Jakarta
KarinaA.K, Imam Ghozali. 2013. Teknik
Penyusunan Skala Likert (
summated scales ) dalam
penelitian akuntansi dan Bisnis.
Fatwa Publishing. Semarang.
Kotler,Philips and Garry Amstrong,
2008.Prinsip-Prinsip Pemasaran.
Jilid 1. Edisi 12. Diterjemahkan
oleh bob sabran.Erlangga, Jakarta.
Kotler, Philip dan Kelvin Lane Keller
2009. Manajemen Pemasaran.
Jilid 1. Edisi ke 13.
Diterjemahkan oleh Bob
Sabran.Erlangga, Jakarta.
_______. 2009. Manajemen Pemasaran.
Jilid 2. Edisi ke 13.
Diterjemahkan oleh Bob
Sabran.Erlangga, Jakarta.
Maholtra, Naresh K. 2009. Riset
Pemasaran Pendekatan Terapan.
Jilid 1 Edisi ke 4. Indeks .jakarta
16
Mudrajad Kuncoro, 2013. Metode Riset
untuk Bisnis dan Ekonomi.
Erlangga, Jakarta.
Onigbinde Isaac Oladepo and Odunlami
Samuel abimbola. 2015. The
Influence Of Brand Image And
Promotional Mix On Consumer
Buying Decision A Study Of
Beverage Consumers In Lagos
State, Nigeria. British Journal of
Marketing Studies. Vol.3,
No.4,pp.97-109, May 2015
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Manajemen. Alfabeta. Bandung.
Tatik Suryani. 2013. Perilaku Konsumen
di Era Internet. Graha Ilmu,
Yogyakarta.