Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK, POTENSI MEREK,LOYALITAS MEREK DAN PERSEPSI PRIBADI MASYARAKAT
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUKMAKANAN SIAP SAJI MIRROR PIZZA
(Studi pada Konsumen Mirror Pizza di Bandarlampung)
(Skripsi)
Eka Safitri
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
THE EFFECT OF BRAND TRUST, BRAND POTENTIALS, BRAND LOYALTYAND PERSONAL PERSONNEL PERCEPTION
TO DECISION OF PURCHASE OF FOOD PRODUCTS READYMIRROR PIZZA BANDARlAMPUNG
(Study on Mirror Pizza Consumers at Bandarlampung)
byEka Safitri
The study aimed to determine is to know the influence of brand trust, brand potency,brand loyalty and personal perception of society to purchase decision. The type ofresearch used is explanatory research with quantitative approach. The location ofresearch in Mirror Pizza store in Bandarlampung with a sample of 100 respondents.Methods of collecting questionnaire data. Data analysis used is descriptive analysisand multiple linear regression analysis. Hypothesis testing using t test, F test, R2test. In this research, it can be seen that partially brand trust (X1) and personalperception of society (X4) have significant effect on purchasing decision (Y), whilebrand potential (X2) and brand loyalty (X3) have no significant effect on purchasingdecision ). Simultaneously brand trust (X1), brand potential (X2), brand loyalty (X3)and personal perception of society (X4) have a significant effect on purchasedecision (Y). R2 coefficient value by looking at R Square value of 0.403 or 40%.
Keywords: Brand Trust, Brand Potential, Brand Loyalty, Perception PersonalCommunities and Purchasing Decisions
ABSTRACT
ABSTRAK
PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK, POTENSI MEREK, LOYALITASMEREK DAN PERSEPSI PRIBADI MASYARAKAT TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MAKANAN SIAP SAJIMIRROR PIZZA BANDARlAMPUNG
(Studi pada Konsumen Mirror Pizza di Bandarlampung)
OlehEka Safitri
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh kepercayaan merek,potensi merek, loyalitas merek dan persepsi pribadi masyarakat terhadap keputusanpembelian. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanatory research denganpendekaan kuantitatif. Lokasi penelitian di toko Mirror Pizza di Bandarlampungdengan sampel sebanyak 100 responden. Metode pengumpulan data kuesioner.Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linearberganda. Pengujian hipotesis menggunakan uji t, uji F, uji R2. Pada penelitian inidapat diketahui bahwa secara parsial variabel kepercayaan merek (X1) dan persepsipribadi masyarakat (X4) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y),sedangkan potensi merek (X2) dan loyalitas merek (X3) berpengaruh tidaksignifikan terhadap keputusan pembelian (Y). Secara simultan kepercayaan merek(X1), potensi merek (X2), loyalitas merek (X3) dan persepsi pribadi masyarakat(X4) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y). Nilai koefisien R2
dengan melihat nilai R Square sebesar 0,403 atau 40%.
Kata Kunci: Kepercayaan Merek, Potensi Merek, Loyalitas Merek, PersepsiPribadi Masyarakat dan Keputusan Pembelian
PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK, POTENSI MEREK,
LOYALITAS MEREK DAN PERSEPSI PRIBADI MASYARAKAT
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK
MAKANAN SIAP SAJI MIRROR PIZZA
(Studi pada Konsumen Mirror Pizza di Bandarlampung)
Oleh
Eka Safitri
(Skripsi)
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA ADMINISTRASI BISNIS
Pada
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Suka Menanti pada tanggal 10
Maret 1996, penulis merupakan anak sulung dari tiga
bersaudara dari pasangan Mas Dedi dan Mursidah.
Latar Belakang pendidikan yang telah dijalankan yaitu
penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) di TK Dharma
Wanita Bumi Dipasena Makmur pada tahun 2003. Penulis menyelesaikan
pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri 1 Bumi Dipasena Makmur pada tahun
2008. Pada tahun 2011 penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah
Menengah Pertama Negeri 24 Bandarlampung, setelah itu penulis melanjutkan di
Sekolah Menengah Atas Swasta Al-Azhar 3 Bandarlampung dan diselesaikan
pada tahun 2014, semasa SMA penulis pernah aktif 1 tahun mengikuti kegiatan
organisasi di bidang PASKIBRAKA dan menjabat sebagai Sekretaris II selama 6
bulan. Atas takdir Allah dan segala ikhtiar akhirnya penulis dapat melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Tahun 2014 penulis diterima pada Jurusan
Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Lampung melalui jalur SNMPTN. Penulis pernah mengikuti UKM KOIN
(Komunitas Integritas) dan selain itu penulis pernah mengabdikan diri selama 40
hari di desa Waya Krui, Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah dalam
rangka kuliah kerja nyata (KKN) dan penulis mendapatkan pengalaman yang luar
biasa dari masyarakat setempat.
Untuk mendapatkan gelar sarjana atau S.A.B pada Jurusan Ilmu Administrasi
Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung, maka penulis
melakukan penelitian Skripsi dengan judul: Pengaruh Kepercayaan Merek,
Potensi Merek, Loyalitas Merek dan Persepsi Pribadi Masyarakat Terhadap
Keputusan Pembelian Makanan Siap Saji (Studi pada Konsumen Mirror
Pizza Bandarlampung).
PERSEMBAHAN
Ya Allah,
Waktu yang sudah ku jalani telah menjadi takdirku dalam hidup ini,perasaan bahagia, terharu, dan berbagai perasaan lainnya saat bertemuorang-orang yang memberiku sejuta pengalaman, yang telah memberi
warna-warni kehidupanku.
Ku bersujud dihadapan Mu,
Engkau berikan aku kesempatan untuk bisa sampai di penghujung awalperjuanganku
Segala puji bagimu ya allah,
Terucap syukur kehadirat Allah SWT, ku persembahkan karya ini sebagaitanda cinta, kasih sayang dan bakti ku pada:
Bapakku Mas Dedi dan Ibuku Mursidah
Adik-adiku yang aku Sayangi, Cintai dan aku Hormati
Yang telah menjadi sosok orang tua yang sangat aku kagumi, yang telahmembesarkanku dengan penuh limpahan cinta, kasih sayang dan
kesabaran, yang selalu memberiku banyak dukungan, motivasi dan selaluberdo’a untuk kesuksesanku.
Bapak dan Ibu Guru/Dosen ku
Yang telah memberikan bimbingan dan ilmu yang tidak bisa ku hitungbanyaknya barokah dan do’anya. Terima kasih telah memberikan banyak
ilmu kepada ku.
Sahabat-sahabatku
Yang telah menemaniku saat senang ataupun sedih, selalu menjadialasanku untuk tersenyum dan selalu menghiasi hari-hariku dengan canda
riangmu.
Keluarga Besarku
Serta untuk Almamater Tercinta
MOTTO
Sesungguhnya Allah tidak berlaku zalim terhadap manusia sedikit pun, akantetapi manusia itulah yang berbuat zalim terhadap diri mereka sendiri.(Yunus: 44)
Siapa yang kalah dengan tersenyum, dialah pemenangnya.(A Hubard)
Yang terjadi di dalam hidup harus dijalani dengan rasa syukur dan ikhlasselagi masih ada harapan. Karena itu semua adalah takdir yang ditentukanoleh sang maha kuasa.(Eka Safitri)
SANWACANA
Alhamdulillah segala puji bagi Allah atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya
yang telah diberikan dan shalawat serta salam kepada Rasulullah SAW yang
selalu dinantikan syafa’atnya di Yaumul akhir sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Kepercayaan Merek, Potensi Merek, Loyalitas
Merek dan Persepsi Pribadi Masyarakat Terhadap Keputusan Pembelian Makanan
Siap Saji (Studi pada Konsumen Mirror Pizza Bandarlampung)” disusun sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis (S.A.B) di
Universitas Lampung.
Selama proses penyusunan skripsi penulis menyadari keterbatasan kemampuan
yang dimiliki maka, selama penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan
bimbingan, bantuan, dukungan, serta arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT karena berkat limpahan rahmat, karunia serta nikmatNya saya
dapat menyelesaikan Skripsi ini.
2. Bapak Dr. Syarief Makhya, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Susetyo, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerjasama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Denden Kurnia D., M.Si, selaku Wakil Dekan Umum dan
Keuangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Dadang Karya Bakti,. M.M, selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lampung.
6. Bapak Ahmad Rifa’i, S.Sos.,M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Bisnis.
7. Bapak Suprihatin Ali, S.Sos.,M.Sc selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Administrasi Bisnis yang telah banyak memberikan masukan, arahan serta
nasihat selama masa perkuliahan. Penulis ucapkan permohonan maaf untuk
setiap salah dan khilaf penulis selama ini.
8. Bapak Drs. A. Efendi, M.M, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
banyak meluangkan waktu, bimbingan, motivasi, dukungan, arahan,
masukan, nasihat, saran dan kritik dan memberikan banyak pengetahuan
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini. Penulis ucapkan
permohonan maaf untuk setiap salah dan khilaf penulis selama ini.
9. Ibu Hani Damayanti Aprilia S.A.B, M.SI., selaku Dosen Pembimbing Kedua
yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran, banyak
memberikan masukan, motivasi, dukungan, arahan, nasihat, saran dan kritik
yang berharga dalam proses penyusunan skripsi ini. Penulis ucapkan
permohonan maaf untuk setiap salah dan khilaf penulis selama ini.
10. Bapak Dedi Aprilani, S.A.N, M.A, selaku Dosen Pembahas yang telah
memberikan saran, masukan dan kritik yang membangun untuk hasil skripsi
yang lebih baik dan motivasi yang bermanfaat. Penulis ucapkan permohonan
maaf untuk setiap salah dan khilaf penulis selama ini.
11. Seluruh dosen Ilmu Administrasi Bisnis yang selama ini telah banyak
memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berharga bagi penulis.
12. Ibu Mertayana selaku Staff Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis yang telah
banyak membantu, mendukung serta memberikan motivasi penulis selama
perkuliahan dan selama menyelesaikan Skripsi.
13. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staff Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lampung terima kasih atas ilmu, bantuan dan bimbingannya
selama penulis menjadi Mahasiswa Ilmu Administrasi Bisnis.
14. Kedua Orang Tuaku tercinta Bapak Dedi dan Ibu Mursidah yang telah
menjadi motivator dan inspirator terbesar dalam hidup, terima kasih atas
segala do’a, cinta, kasih sayang serta dukungan dari Bapak dan Ibu. Teruntuk
ibu, terima kasih banyak telah mengandung, melahirkan dan membesarkanku
penuh pengorbanan, cinta, dan raya sayang hingga saat ini, aku hanya bisa
berdo’a untuk ibu yang telah berada di sisi Allah SWT. Teruntuk bapak,
terima kasih banyak telah memberikanku baik materi ataupun ilmu yang tiada
gantinya dengan apapun, lelah lunglai bekerja untuk memberikan pendidikan
yang tinggi kepada anak-anaknya.
15. Sahabatku Nenden Tresna Nursari terima kasih untuk kebersamaannya
selama ini baik susah maupun senang, dukungan, motivasi, saran dan kritik
selama ini. Semoga kita bersahabat selamanya dan kita bisa sukses dunia dan
akhirat. Aminnn, mohon maaf jika banyak kesalahan kata dan perbuatan yang
tidak berkenan.
16. Untuk Redo Firmansyah, terima kasih sudah memberikan dukungan,
motivasi, saran, kritik dan meluangkan waktu untuk dapat menyelesaikan
tugas akhir kuliah ini. Semoga kita bisa bersama selamanya dan sukses dunia
akhirat. Aminnn, mohon maaf jika banyak kesalahan kata dan perbuatan yang
tidak berkenan.
17. Sahabat-sahabat seperjuangan yaitu grup SPINTW Rani Syifa, Cahya
Armelia, Risma Yulianti, Diana Titi dan Putri Erian ,terima kasih telah
mengisi hari-hari dengan penuh canda tawa, susah ataupun senang selalu
bersama walaupun pernah ada konflik, kita tetaplah keluarga yang selalu
bersama-sama sejak awal semester. Kalian adalah warna-warni kehidupanku
selama di bangku perkuliahan.
18. Teman-teman seperjuanganku di Ilmu Administrasi Bisnis 2014, Faradiba,
Jepi, Senja, Nelly, Dhini dan semuanya yang tidak bisa disebutkan satu
persatu, terima aksih atas bantuan dan kebaikan kalian, mohon maaf jika
banyak kesalahan kata dan perbuatan yang tidak berkenan.
19. Teman-teman seperjuangan dari zaman SMP, Anggi Anggraini dan Indah
Nurdatilah terima aksih atas bantuan dan kebaikan kalian, mohon maaf jika
banyak kesalahan kata dan perbuatan yang tidak berkenan.
20. Keluarga KKN Desa Waya Krui, Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Lampung
Tengah. Kepada Mommy, Bapak Kepala Desa Daddy, serta adik-adik dan
seluruh masyarakat Desa Waya Krui terima kasih atas kesediaan waktunya
dan bantuannya selama 40 hari, kami tidak akan melupakan masa-masa kami
berada disana, semoga tali silaturahmi kita tetap terjaga sampai kapanpun.
21. Teman-teman KKN Dita Nurul Hidayah Cyinthia Atika dan Pratami Dwi.
Terima kasih untuk pengalaman luar biasa selama 40 harinya, kalian adalah
keluarga baru yang ku kenal, yang mengisi hari-hariku penuh canda, tawa,
susah, senang, sedih, berbagai macam perasaan yang kujalani selama 40 hari
bersama kalian.
22. Almamater tercinta Universitas Lampung yang penuh kenangan suka maupun
duka.
Akhir kata penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Bandarlampung, 27 Juli 2018
Penulis
Eka Safitri
i
DAFTAR ISI
HalamanDAFTAR ISI……………………………………………………………... iDAFTAR TABEL………………………………………………………... ivDAFTAR GAMBAR…………………………………………………….. vi
I. PENDAHULUAN…………………………………………………… 11.1 Latar Belakang…………………………………………………... 11.2 Rumusan Masalah……………………………………………….. 131.3 Tujuan Penelitian………………………………………………… 131.4 Manfaat Penelitian……………………………………………….. 14
II. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………... 152.1 Pemasaran……………………………………………………….. 152.2 Kepercayaan Merek (Brand Trust)………………………………. 17
2.2.1 Indikator Kepercayaan Merek……………………………. 232.3 Potensi Merek (Brand Affect)……………………………………. 23
2.3.1 Penilaian Potensi Merek…………………………………. 252.4.2 Indikator Potensi Merek…………………………………. 26
2.4 Loyalitas Merek…………………………………………………. 262.4.1 Pengertian Loyalitas Merek……………………………… 262.4.2 Indikator Loyalitas Merek……………………………….. 29
2.5 Persepsi Pribadi Masyarakat…………………………………….. 292.5.1 Pengertian Persepsi………………………………………. 292.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi…………..... 312.5.3 Pengertian Masyarakat…………………………………… 312.5.4 Indikator Persepsi Pribadi Masyarakat…………………… 32
2.6 Keputusan Pembelian…………………………………………… 332.6.1 Pengertian Keputusan Pembelian………………………… 332.6.2 Proses Keputusan Pembelian…………………………….. 332.6.3 Peran Keputusan Pembelian……………………………… 442.6.4 Indikator Keputusan Pembelian………………………….. 45
2.7 Penelitian Terdahulu…………………………………………… 462.8 Kerangka Pemikiran……………………………………………. 472.9 Hipotesis……………………………………………………….. 49
III. METODE PENLITIAN……………………………………….. 513.1 Jenis Penelitian……………………………………………... 513.2 Definisi Konseptual………………………………………… 523.3 Definisi Operasional………………………………………... 53
ii
3.4 Populasi dan Sampel………………………………………... 543.4.1 Populasi………………………………………………. 543.4.2 Sampel……………………………………………….. 55
3.5 Teknik Pengumpulan Data…………………………………. 563.5.1 Kuesioner…………………………………………….. 563.5.2 Studi Kepustakaan……………………………………. 57
3.6 Pengujian Instrumen………………………………………... 573.6.1 Uji Validitas…............................................................ 583.6.2 Uji Reliabilitas……………………………………….. 61
3.7 Teknik Pengolahan Data…………………………………… 641. MSI……………………………………………………… 64
3.8 Teknik Analisis Data………………………………………. 663.8.1 Analisis Statistik Deskriptif…………………………. 663.8.2 Uji Asumsi Klasik…………………………………… 66
1. Uji Normalitas……………………………………. 662. Uji Heteroskedastisitas…………………………… 673. Uji Multikolinieritas……………………………… 68
3.8.3 Analisi Regresi Linear Berganda……………………. 693.8.4 Uji Hipotesis…………………………………………. 70
1. Uji Parsial (Uji t)………………………………….. 702. Uji Simultan (Uji F)………………………………. 713. Uji R2 (R Square)…………………………………. 73
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………….………….. 754.1 Gambaran Umum Objek Penelitian………………………… 75
4.1.1 Sejarah Singkat Pizza………………………………… 754.1.2 Mirror Pizza Lampung……………………………….. 774.1.3 Produk Umum Mirror Pizza Lampung………………. 78
4.2 Hasil Penelitian…………………………………………….. 804.2.1 Analisis Statistik Deskriptif………………………….. 804.2.2 Karakteristik Responden……………………………... 804.2.3 Statistik Deskriptif Nilai Mean, Median dan Modus… 874.2.4 Analisis Jawaban Responden………………………… 89
1. Analisis Jawaban Responden VariabelKepercayaan Merek (X1)…………………………. 90
2. Analisis Jawaban Responden VariabelPotensi Merek (X2)……………………………….. 91
3. Analisis Jawaban Responden VariabelLoyalitas Merek (X3)……………………………... 92
4. Analisis Jawaban Responden VariabelPersepsi Pribadi Masyarakat (X4)………………… 94
5. Analisis Jawaban Responden VariabelKeputusan Pembelian (Y)…………………………. 95
4.3 Hasil Analisis Data …………………………………………. 964.3.1 Uji Asumsi Klasik……………………………………. 96
1. Uji Normalitas……………………………………... 962. Uji Heteroskedastisitas…………………………….. 983. Uji Multikolinieritas……………………………….. 99
iii
4.3.2 Analisis Regresi Linear Berganda……………………. 1004.3.3 Uji Hipotesis…………………………………………. 103
1. Uji Parsial (Uji t)………………………………….. 1032. Uji Simultan (Uji F)………………………………. 1073. Uji R2 (R Square)…………………………………. 108
4.4 Pembahasan………………………………………………… 1084.4.1 Pengaruh Kepercayaan Merek Terhadap Keputusan
Pembelian……………………………………. 1094.4.2 Pengaruh Potensi Merek Terhadap Keputusan
Pembelian……………………………………. 1124.4.3 Pengaruh Loyalitas Merek Terhadap Keputusan
Pembelian…………………………………….. 1144.4.4 Pengaruh Persepsi Pribadi Masyarakat Terhadap
Keputusan Pembelian………………………… 117
V. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………….. 1215.1 Kesimpulan…………………………………………………. 1215.2 Saran………………………………………………………… 123
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………... 124LAMPIRAN………………………………………………………….. 127
iv
DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL Halaman
1. Produk Pizza (Pilihan Topping dan Isinya)…………….......... 52. Definisi Operasional Variabel………………………………... 533. Skala Likert…………………………………………………… 574. Hasil Uji Validitas pada Variabel Kepercayaan Merek……… 595. Hasil Uji Validitas pada Variabel Potensi Merek……………. 606. Hasil Uji Validitas pada Variabel Loyalitas Merek…………. 607. Hasil Uji Validitas pada Variabel Persepsi Pribadi
Masyarakat…………………………………………………… 608. Hasil Uji Validitas pada Variabel Keputusan
Pembelian……………………………………………………… 619. Hasil Uji Reliabilitas pada Variabel Kepercayaan Merek……. 6210. Hasil Uji Reliabilitas pada Variabel Potensi Merek………….. 6211. Hasil Uji Reliabilitas pada Variabel Loyalitas Merek………... 6312. Hasil Uji Reliabilitas pada Variabel Persepsi Pribadi
Masyarakat…………………………………………................ 6313. Hasil Uji Reliabilitas pada Variabel Keputusan
Pembelian……………………………………………………… 6314. Pedoman Interprestasi Terhadap Korelasi Koefisien…………. 7415. Mean, Median dan Modus…………………………………….. 8816. Interprestasi Nilai r……………………………………………. 8917. Analisis Jawaban Responden Variabel Kepercayaan Merek…. 9018. Analisis Jawaban Responden Variabel Potensi Merek………… 9119. Analisis Jawaban Responden Variabel Loyalitas Merek……… 9220. Analisis Jawaban Responden Variabel Persepsi Pribadi
Masyarakat…………………………………………………….. 9421. Analisis Jawaban Responden Variabel Keputusan Pembelian… 9522. Hasil Uji Multikolinieritas…………………………………….. 10023. Hasil Uji Regresi Linear Berganda……………………………. 10124. Hasil Uji Parsial (Uji t)………………………………………… 10425. Hasil Uji Simultan (Uji F)……………………………………… 10726. Hasil Uji Simultan (Uji R2)…………………………………….. 10827. Interprestasi Kepercayaan Merek………………………………. 10928. Koefisien Linear Berganda Kepercayaan Merek………………. 10929. Uji t Kepercayaan Merek………………………………………. 11030. Interprestasi Potensi Merek………………………………….. 11231. Koefisien Linear Berganda Potensi Merek…………………….. 11232. Uji t Potensi Merek…………………………………………….. 11333. Rata-rata Interval Item Potensi Merek…………………………. 114
v
34. Interprestasi Loyalitas Merek………………………………….. 11435. Koefisien Linear Berganda Loyalitas Merek………………….. 11536. Uji t Loyalitas Merek………………………………………….. 11537. Rata-rata Interval Item Loyalitas Merek………………………. 11638. Interprestasi Persepsi Pribadi Masyarakat…………………….. 11739. Koefisien Linear Berganda Persepsi Pribadi Masyarakat…….. 11840. Uji t Persepsi Pribadi Masyarakat…………………………….. 11841. Rata-rata Interval Item Persepsi Pribadi Masyarakat…….……. 119
vi
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GAMBAR Halaman
1. Varian Menu Mirror Pizza 2018…………………………….. 42. Pilihan Topping Pizza atau Rasa Berikut Harga Per…………
Ukuran Tanpa Pinggiran…………………………………….. 63. Pilihan Topping Pizza atau Rasa Berikut Harga Per
Ukuran dengan Pinggiran Sosis……………………………... 64. Pilihan Topping Pizza atau Rasa Berikut Harga Per
Ukuran dengan Pinggiran Keju/Crown Crust……………….. 75. Pilihan Topping Pizza atau Rasa Berikut Harga Per
Ukuran dengan Pinggiran Cheesy Bites White……………… 86. Pilihan Topping Pizza atau Rasa Berikut Harga Per
Ukuran dengan Pinggiran Cheesy Bites Red……………….. 87. Tiga Aktivitas Perusahaan…………………………………... 218. Lima Tahapan Proses Pembelian…………………………… 359. Model Sederhana Schiffman dan Kanuk (2007)…………... 3610. Penelitian Terdahulu……………………………………….. 4611. Kerangka Pemikiran……………………………………….. 4812. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……………….. 8113. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin…….... 8114. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir.. 8215. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan………….. 8316. Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan
Per Bulan…………………………………………………… 8317. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran
Per Bulan untuk Membeli Produk Makanan Siap Saji……. 8418. Karakteristik Responden Berdasarkan dengan Siapa
Membeli Produk Makanan Siap Saji………………………. 8419. Karakteristik Responden Berdasarkan Menu
Favorit Varian Pizza……………………………………….. 8520. Karakteristik Responden Berdasarkan dalam Satu Bulan
Berapa Kali Mengkonsumsi Makanan Siap Saji………….. 8621. Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Lain
Selain Mirror Pizza………………………………………… 8622. Karakteristik Responden Berdasarkan Pizza Biasanya
Dijadikan Sebagai Sarapan, Makan Siang, MakanMalam dan lainnya…………………………………………. 87
23. Gambar Grafik Normal Plot……………………………….. 9724. Gambar Grafik Scatter Plot………………………………… 99
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masyarakat dunia yang hidup pada zaman sekarang tak terlepas dari adanya
globalisasi. Globalisasi merupakan suatu proses berkembangnya era baru dalam
hal kebudayaan masyarakat yang baru. Globalisasi membawa banyak dampak,
terutama untuk Indonesia. Salah satu dampak dari globalisasi bagi Indonesia ialah
masuknya berbagai macam kebudayaan asing ke Indonesia. Tentunya dengan
masuknya budaya-budaya asing tersebut membawa perubahan dalam kehidupan
masyarakat di Indonesia. Contoh dari perubahan tersebut misalnya masyarakat
yang lebih memilih mengkonsumsi makanan luar negeri dibanding dengan
mengkonsumsi makanan dari negaranya sendiri.
Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat tidak hanya berakibat pada
sektor pendidikan, namun sektor ekonomi dan budaya juga ikut terpengaruh.
Sektor budaya misalnya adalah terjadi perubahan kebudayaan yang tidak dapat
dihindari. Banyaknya budaya-budaya luar yang masuk ke Indonesia yang
memberi pengaruh terhadap kebudayaan itu sendiri. Sehingga masyarakat
Indonesia mulai mengikuti budaya atau trend zaman sekarang. Sebagai contoh
adalah makanan siap saji yang dahulu belum ada di Indonesia, seiring dengan
perkembangan zaman, maka bermunculanlah di Indonesia.
2
Makanan merupakan kebutuhan pokok masyarakat, karena dengan adanya
makanan, manusia dapat mempertahankan hidupnya. Dalam memenuhi kebutuhan
tersebut masyarakat berlomba-lomba membeli berbagai macam produk makanan.
Makanan pokok bangsa Indonesia sebagian besar adalah nasi. Namun, ada juga
yang berasal dari jagung maupun sagu. Makanan pokok tersebut sebelum
disajikan harus diolah terlebih dahulu, dan prosesnya membutuhkan waktu yang
lama. Dengan adanya globalisasi kebanyakan orang mulai cenderung beralih
mengkonsumsi makanan siap saji. Saat ini kita sering menjumpai beberapa
produk makanan dan minuman siap saji yang berasal dari luar negeri. Makanan
luar negeri adalah segala sesuatu yang dapat dikonsumsi yang bukan berasal dari
lingkungan itu sendiri. Berbagai produk makanan tersebut seakan-akan telah
menyingkirkan makanan asli buatan Indonesia.
Fastfood banyak digemari orang sehingga fastfood dapat dikatakan sebagai salah
satu budaya populer. Fastfood merupakan makanan yang berasal dari budaya
asing yang telah diadopsi oleh masyarakat Indonesia menjadi sebuah gaya hidup.
Hal ini memperlihatkan munculnya budaya baru yaitu mengkonsumsi fastfood.
Di Indonesia sudah banyak makanan luar negeri yang telah tersebar luas.
Biasanya makanan tersebut diperjual-belikan di restoran-restoran yang berasal
dari luar negeri juga. Makanan-makanan luar negeri di Indonesia sudah perlahan-
lahan mulai menggeser makanan seperti sate, bakso, lalapan, rendang, klepon, kue
cucur, bolu kukus dan lemper. Makanan-makanan tersebut sudah mulai dilupakan
karena masyarakat Indonesia lebih memilih makanan-makanan yang lebih modern
yang berasal dari luar negeri seperti fried chicken, steak, burger, pizza, hotdog,
french fries, spaghetti dan sushi.
3
Di dunia ini banyak macam makanan yang lezat di setiap negara. Hal ini akan
membuat banyak pilihan kuliner sesuai dengan keinginan kita. Setiap masakan
yang ada di dunia ini memiliki cita rasa yang khas. Biasanya karena bumbu
rempah yang digunakan dalam setiap negara berbeda sehingga mempunyai cita
rasa tersendiri. Salah satu negara penghasil makanan atau masakan lezat adalah
negara Italia. Makanan khas Italia sudah tidak asing lagi bagi kita, seperti pizza.
Bahan baku utama pizza adalah daging ayam dan sapi, keju mozerela yang lezat,
saus pizza dan sayuran segar pilihan yang menyehatkan. Saat ini telah banyak
restaurant yang membuka usaha dengan menjual pizza sebagai menu utama
mereka sehari-hari. Diantaranya adalah Mirror Pizza, salah satu restaurant pizza
yang ada di Bandarlampung dibuka pada tanggal 11 November 2015 di Jalan Prof
Soemantri Brojonegoro No 02 hadir dengan menawarkan berbagai macam produk
pizza yang sangat digemari oleh para konsumen.
Tujuan dari didirikannya usaha ini adalah untuk memenuhi kebutuhan akan
makanan siap saji dan terjangkau bagi masyarakat pada umumnya dan bagi
mahasiswa pada khususnya. Selain itu dimaksudkan untuk mengembangkan usaha
menjadi lebih besar sehingga hasil keuntungan yang diperoleh juga akan semakin
besar. Tujuan dibuatnya bisnis pizza ini adalah:
a. Memberikan kepuasan kepada konsumen.
b. Memberikan macam pilihan makanan yang sehat bagi konsumen.
c. Membantu menciptakan lapangan pekerjaan.
d. Mengetahui selera konsumen.
4
Mirror Pizza mempunyai 16 jenis pizza dengan kombinasi topping yang berbeda-
beda di setiap jenis pizzanya. Salah satu jenis pizza yang paling digemari oleh
pelanggannya adalah Meat Lovers dengan isi topping saus spesial Mirror Pizza,
beef tooping,beef burger, chicken sosis, beef sosis dan keju mozarela. Jenis pizza
yang dibuat sendiri oleh Mirror Pizza adalah Black Paper Beef karena di dalam
topping digabungkan dengan makanan khas nusantara yaitu semur jengkol.
Dengan penggabungan rasa antara pizza dengan semur jengkol menimbulkan cita
rasa kuliner nusantaranya makin melekat. Berikut adalah varian menu yang
ditawarkan oleh Mirror Pizza yaitu:
Sumber: Buku Menu Utama Mirror Pizza tahun 2018Gambar 1.1. Varian Menu Mirror Pizza 2018
5
Produk pizza yang ditawarkan oleh Mirror Pizza Lampung adalah:
Tabel 1.1. Produk Pizza (Pilihan Topping dan Isinya)No. Pilihan ToppingPizza Isi ToppingPizza atau Rasa1. Betato Pepperoni Kentang berbumbu, daging cincang, pepperoni, keju
mozarela.2. Pepperoni Chesee Saus spesial Mirror Pizza, taburan pepperoni, keju
mozarela.3. Black Jengker Saus black paper, semur jengkol spesial, paprika hijau,
paprika merah, daging sapi, keju mozarela.4. Quadza
( Hanya untuk ukuranbesar )
Saus spesial Mirror Pizza, perpaduan meat lover,american mirror, befoon, super supreme menjadi satupizza.
5. All Cheese Saus spesial Mirror Pizza, keju mozarela.6. Beefron Saus spesial Mirror Pizza, burger sapi, jagung manis,
keju mozarela.7. Meat Lovers Saus spesial Mirror Pizza, beef tooping,beef burger,
chicken sosis, beef sosis, keju mozarela.8. American Mirror Pizza Saus spesial Mirror Pizza, daging sapi cincang, jamur,
keju mozarela.9. Super Supreme Saus spesial Mirror Pizza, paprika hijau, paprika merah,
onion, burger sapi, daging sapi cincang, keju mozarela.10. Vegelover Saus spesial Mirror Pizza, jagung manis, paprika hijau,
paprika merah, onion, jamur, keju mozarela.11. Tuna Melt Saus spesial Mirror Pizza, jamur, chicken, sosis, keju
mozarela.12. Gamberi Croccanti Saus spesial Mirror Pizza, sosis ayam, chicken nugget,
daging sapi, keju mozarela.13. Scriemkres Saus spesial Mirror Pizza, crab stick, chicken ball¸
onion, udang, paprika hijau, paprika merah, kejumozarela.
14. Splitza (tidak bisa ukurankecil)
Perpaduan skriemkes dan betato pepperoni, saus spesialMirror Pizza, keju mozarela.
15. Chicken Mushroom Saus spesial Mirror Pizza, jamur, chicken sosis, kejumozarela.
16. Black Paper Beef Saus black paper, daging sapi, paprika merah, paprikahijau, onion, keju mozarela.
Sumber: Buku menu utama Mirror Pizza bulan November 2018
Dari tabel 1.1. dapat dilihat bahwa Mirror Pizza memberikan banyak pilihan
menu pizza dengan isi yang bervariasi dan disesuaikan dengan selera konsumen.
Sehingga para pembeli memiliki banyak pilihan, tidak bosan dengan jenis produk
pizza yang ditawarkan serta menyesuaikan rasa yang inginkan oleh konsumennya
sendiri.
6
Berikut daftar harga produk pizza yang ditawarkan:
Sumber: Buku menu utama Mirror Pizza bulan November 2018Gambar 1.2. Pilihan Topping Pizza atau RasaBerikut Harga Per Ukuran tanpa Pinggiran
Pada gambar 1.2. harga yang ditawarkan relatif lebih murah daripada pizza yang
menggunakan pinggiran, karena pizza yang tidak memakai pinggiran rasanya
hanya seperti roti biasa dibandingkan dengan yang memakai pinggiran.
Sumber: Buku menu utama Mirror Pizza bulan November 2018Gambar 1.3. Pilihan Topping atau Rasa
Berikut Harga Per Ukuran dengan Pinggiran Sosis
010000200003000040000500006000070000
Beta
to P
eppe
roni
Pepp
eron
i Che
ese
Blac
k Je
ngke
rQ
uadz
aAl
l Che
ese
Beef
ron
Mea
ts L
over
sAm
eric
an M
irror
…Su
per S
upre
me
Vege
love
rTu
na M
elt
Gam
beri
Croc
cant
iSc
riem
kres
Split
zaCh
icke
n M
ushr
oom
Blac
k Pa
per B
eef
Ukuran Personal (1-2 orang)
Ukuran Personal (2-3 orang)
Ukuran Personal (4-5 orang)
0 40000 80000
Betato Peperoni,Pepproni Chesee, Black
Jengker, All Cheese,Beefron¸ Meat Lovers,…
Quadza (hanyan untukukuran Besar)
Splitza (tidak bisa ukurankecil)
Ukuran Besar (4-5 orang)
Ukuran Sedang (2-3 orang)
Ukuran Personal (1-2 orang)
7
Pada gambar 1.3. terdapat satu pilihan pinggiran dengan harga yang berbeda
sesuai dengan ukuran dan jenis yang dipilih. Pinggiran sosis adalah jenis
pinggiran yang banyak diminati pembeli dan paling murah. Banyak anak-anak
kecil, kalangan remaja serta orang tua yang menyukai pinggiran sosis, selain
rasanya yang lezat, sosis sudah familiar di semua kalangan sehingga banyak
sekali peminat yang menyukainya.
Sumber: Buku menu utama Mirror Pizza bulan November 2018Gambar 1.4. Pilihan Topping atau Rasa
Berikut Harga Per Ukuran dengan Pinggiran Keju
Pada gambar 1.4. terdapat dua pilihan pinggiran dengan harga yang berbeda
sesuai dengan ukuran dan jenis pizza yang dipilih. Pinggiran keju adalah jenis
pinggiran yang paling diminati oleh pembeli yang merupakan jenis pinggiran
yang terbaru. Keju sudah menjadi makanan yang sangat disukai oleh masyarakat
Indonesia tidak hanya rasanya yang lezat cocok dengan lidah masyarakat, tetapi
memang banyak konsumen yang mencari pinggiran pizza dengan keju.
0 40000 80000
Betato Peperoni,Pepproni Chesee, Black
Jengker, All Cheese,…
Quazda (hanya untukukuran besar)
Splitza (tidak bisa ukurankecil)
Ukuran Besar (4-5 orang)
Ukuran Sedang (2-3 orang)
Ukuran Personal (1-2 orang)
8
Sumber: Buku menu utama Mirror Pizza bulan November 2018Gambar 1.5. Pilihan Topping atau Rasa
Berikut Harga Per Ukuran dengan Pinggiran Cheesy Bites White
Pada gambar 1.5. terdapat satu jenis pinggiran pizza yang termasuk mahal dari ke-
3 jenis pinggiran lainnya. Hal ini dikarenakan proses pembuatan pinggiran cheesy
bites white sedikit rumit dan lama. Hanya sedikit konsumen yang menyukai
rasanya, karena pinggiran ini termasuk baru sehingga para konsumen ragu untuk
membeli dan mencicipinya.
Sumber: Buku menu utama Mirror Pizza bulan November 2018Gambar 1.6. Pilihan Topping atau Rasa
Berikut Harga Per Ukuran dengan Pinggiran Cheesy Bites Red
0 50000 100000 150000
Betato Peperoni,Pepproni Chesee, Black
Jengker, All Cheese,…
Quazda (hanya untukukuran besar)
Splitza (tidak bisa ukurankecil)
Ukuran Besar (4-5 orang)
Ukuran Sedang (2-3 orang)
Ukuran Personal (1-2 orang)
0 50000 100000150000
Betato Peperoni,Pepproni Chesee, Black
Jengker, All Cheese,…
Quazda (hanya untukukuran besar)
Splitza (tidak bisa ukurankecil)
Ukuran Besar (4-5 orang)
Ukuran Sedang (2-3 orang)
Ukuran Personal (1-2 orang)
9
Pada gambar 1.6. terdapat satu pinggiran lagi untuk pizza dimana pinggiran ini
merupakan jenis pinggiran pizza yang paling mahal dari ke-4 jenis pinggiran
lainnya. Hal ini dikarenakan proses pembuatan pinggiran cheesy bites red lebih
rumit dari pinggiran lain dan harga bahan bakunya yang lebih mahal dari
pinggiran lainnya.
Mirror Pizza dipilih sebagai tempat penelitian merupakan tempat makan yang
baru dibuka dan memiliki tujuan didirikannya untuk menjangkau harga sesuai
dengan kondisi keuangan mahasiswa dan masyarakat. Produk merupakan sesuatu
yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Setiap produk memiliki atribut produk
yang dapat membedakan dengan produk yang lain. Dengan demikian, atribut
produk sangatlah penting untuk dijadikan dasar oleh konsumen dalam pembelian
sebuah produk, sebab untuk melakukan pembelian konsumen akan bereaksi
terhadap produk dengan segala atribut yang melekat didalamnya.
Pemasaran dapat dikatakan sebagai suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-
kegiatan yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga pokok yang
ditawarkan, kegiatan promosi dan tempat untuk mendistribusikan produk,
termasuk kepuasan yang dirasakan oleh konsumen. Jika pemasaran atas suatu
produk sudah baik, masih ada faktor lain yang menentukan sukses tidaknya
produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan yang
menciptakan dan memelihara suatu merek (brand).
Merek berfungsi mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok
penyaji dan membedakannya dari produk sejenis dari penyaji lain (Kotler,
2005:89). Merek diyakini mempunyai kekuatan yang besar untuk memikat orang
10
dalam membeli produk atau jasa yang diwalikinya. Produk dari suatu perusahaan
dikenal dengan mencantumkan merek atau identitas yang mudah diingat dan
mempunyai nilai tinggi. Penanaman sebuah produk dalam bentuk merek menjadi
faktor pendukung kelancaran dalam proses pemasaran. Suatu merek yang dikenal
oleh pembeli akan menimbulkan minat untuk mengambil keputusan pembelian.
Dampak dari simbol suatu produk memberikan arti didalam pengambilan
keputusan konsumen sebab simbol dan image merupakan hal penting dalam
periklanan dan mempunyai pengaruh dalam keputusan untuk membeli.
Menurut Wijanarko (2004:67) kepercayaan merek (brand trust) akan menentukan
kesetiaan konsumen terhadap merekdan kepercayaan akan berpotensi
menciptakan hubungan-hubungan yang bernilai tinggi, munculnya berbagai
macam produk dalam satu kategori dengan kualitas produk yang sudah menjadi
standar dan dapat dengan mudah ditiru dan dimiliki oleh siapapun mengakibatkan
sulitnya suatu perusahaan untuk mempertahankan dirinya sebagai pemimpin
pasar.
Chaudhuri dan Holbrook (2001:82) mendefinisikan potensi merek (brand affect)
sebagai "a brand's potential to elicit a positive emotional response in the average
consumer as a result of its use". Potensi merek untuk mendapatkan respon
emosional positif pada rata-rata konsumen sebagai akibat dari penggunaannya.
Perilaku para konsumen, aspek emosi, kenikmatan dan kesenangan merupakan
aspek yang mendukung konsumen dalam mengambil keputusan memilih suatu
merek. Kedua konsep brand affect dan hedonic value mengacu subyektif,
aspekemosional dari perilaku konsumen. Melalui persepsi individu dapat
menyadari dan mengerti tentang keadaan diri individu yang bersangkutan.
11
Menurut Lau dan Lee (1999:104), loyalitas terhadap merek adalah perilaku niat
untuk membeli sebuah produk dan mendorong orang lain untuk melakukan hal
yang sama. Tentu saja hal ini dapat memberikan imbalan yang besar bagi
perusahaan terutama jika loyalitas ini bersifat jangka panjang dan kumulatif.
Semakin lama loyalitas seorang pelanggan, semakin besar laba yang diperoleh
perusahaan dari pelanggan tersebut. Dalam prakteknya, konsumen memiliki
pandangan berbeda-beda pada suatu merek. Umumnya sebuah merek juga
mengandung nilai emosional yang ditujukan untuk konsumen. Emosi ini dapat
berupa emosi positif maupun emosi negatif, respon emosional positif dari
konsumen setelah penggunaan merek tersebut.
Persepsi itu merupakan aktivitas yang integrateed, maka seluruh apa yang ada
dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuan berpikir, kerangka
acauan dan aspek-aspek lain yang ada dalam diri individu masyarakat akan ikut
berperan dalam persepsi tersebut (Walgito, 2006:120). Berdasarkan hal tersebut,
dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi itu sekalipun stimulusnya sama tetapi
karena pengalaman tidak sama, kemampuan berpikir tidak sama, kerangka acuan
tidak sama, adanya kemungkinan hasil persepsi antara individu dengan individu
yang lain tidak sama.
Menurut Kotler (2001:96), keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen
untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang
mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa,
biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk yang
12
sudah dikenal oleh masyarakat. Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli,
biasanya konsumen melalui beberapa tahap terlebih dahulu yaitu:
1. Pengenalan masalah
2. Pencarian informasi
3. Evaluasi alternatif
4. Keputusan membeli
5. Perilaku paska pembelian
Menurut definisi di atas disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah tindakan
yang dilakukan konsumen untuk melakukan pembelian sebuah produk. Oleh
karena itu, pengambilan keputusan pembelian konsumen merupakan suatu proses
pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian masalah dengan tindak
lanjut yang nyata. Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi pilihan dan
kemudian dapat menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka judul penelitian ini berjudul “PENGARUH
KEPERCAYAAN MEREK, POTENSI MEREK, LOYALITAS MEREK
DAN PERSEPSI PRIBADI MASYARAKAT TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN PRODUK MAKANAN SIAP SAJI MIRROR PIZZA”.
13
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana kepercayaan merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza?
2. Bagaimana potensi merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza?
3. Bagaimana loyalitas merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza?
4. Bagaimana persepsi pribadi masyarakat berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza?
5. Bagaimana kepercayaan merek, potensi merek, loyalitas merek dan persepsi
pribadi masyarakat berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
produk makanan siap saji Mirror Pizza?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian sesungguhnya mengenai jawaban yang dikehendaki dalam
rumusan masalah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis
yaitu:
1. Untuk mengetahui pengaruh dan menjelaskan kepercayaan merek terhadap
keputusan pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza.
2. Untuk mengetahui pengaruh dan menjelaskan potensi merek terhadap
keputusan pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza.
14
3. Untuk mengetahui pengaruh dan menjelaskan loyalitas merek terhadap
keputusan pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza.
4. Untuk mengetahui pengaruh dan menjelaskan persepsi pri badi masyarakat
terhadap keputusan pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza.
5. Untuk mengetahui pengaruh dan menjelaskan kepercayaan merek, potensi
merek, loyalitas merek dan persepsi pribadi masyarakat terhadap keputusan
pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza.
1.4. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini penulis berharap semoga dapat memberikan manfaat, antara
lain:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam mengembangkan
pengetahuan mengenai kepercayaan merek, potensi merek, loyalitas merek
dan persepsi pribadi masyarakat terhadap keputusan pembelian produk
makanan siap saji Mirror Pizza.
2. Manfaat Teoritis
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar acuan masukan bagi
manajer pemasaran serta pelaku pemasaran lainnya dan dapat dijadikan
sarana untuk mengetahui serta menerapkan kebijakan-kebijakan apa yang
dapat meningkatkan penjualan produk.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan
kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan diinginkan lewat
penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain Kotler,
(2006:35). Pendapat Swastha (2005:88) menyatakan pemasaran adalah sistem
keseluruhan dari segi kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan medistribusikan barang dan jasa yang
dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang
potensial.
Pemasaran berarti proses mengelola pasar untuk menghasilkan pertukaran baik
barang maupun jasa dan hubungan dengan tujuan untuk menciptakan nilai serta
memuaskan kebutuhan dan keinginan individu maupun kelompok serta
menghasilkan kondisi yang sama-sama menguntungkan.
Konsep pasar inilah yang membawa pada konsep pemasaran yaitu cara dan
falsafah baru yang dibuat dengan tiga faktor dasar Swastha, (2005:90) yaitu:
16
1. Seluruh kegiatan perusahaan harus berorientasi pada konsumen.
2. Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan
dan bukannya volume untuk kepentingan volume itu sendiri.
3. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan
diintegrasikan secara organisasi.
Secara definitif konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan
bahwa pemasaran kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial
bagi kelangsungan hidup perusahaan Swastha, (2005:94). Konsep pemasaran
menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan organisasi tergantung pada penentuan
kebutuhan dan keinginan pasar sasaran sektor memuaskan pelanggan secara lebih
efektif daripada yang dilakukan oleh pesaing Kotler dan Armstrong, (2006:38)
terdapat tiga faktor penting yang dipakai sebagai dasar konsep pemasaran yaitu:
1. Orientasi konsumen
Perusahaan yang berorientasi pada konsumen harus memperhatikan
konsumennya untuk dapat menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang
akan dilayani, menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran
penjualan, menentukan produk dan program pemasarannya, mengadakan
penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsirkan
keinginan, sikap serta perilaku mereka serta menentukan dan melaksanakan
strategi yang paling baik yaitu apakah lebih mengacu pada mutu yang tinggi,
harga murah atau model yang menarik dan sebagainya.
17
2. Koodinasi dan integrasi dalam perusahaan
Kegiatan pemasaran secara terkoordinasi dan terintegrasi berarti setiap orang
dan bagian dalam perusahaan turut serta dalam suatu usaha yang terkoordinir
untuk memberikan kepuasaan konsumen sehingga tujuan perusahaan tercapai.
3. Mendapatkan laba melalui pemasaran konsumen
Kepuasaan konsumen merupakan faktor penentu perusahaan untuk
mendapatkan laba, dimana konsumen yang puas cenderung akan melakukan
transaksi pembelian ulang atau menjadi media promosi yang efektif terhadap
calon konsumen yang lain dengan menceritakan pengalamannya yang
memuaskan. Untuk itu perusahaan harus berusaha memaksimalkan kepuasaan
untuk mendapatkan keuntungan.
2.2. Kepercayaan Merek (Brand Trust)
Menurut Susanto, (2004:35) dari sudut pandang perusahaan, brand trust adalah
merek yang berhasil menciptakan brand experience yang berkesan dalam diri
konsumen yang berkelanjutan dalam jangka panjang, berdasarkan integritas,
kejujuran dan kesantunan brand tersebut. Dari sudut pandang konsumen, brand
trust merupakan variabel psikologis yang mencerminkan sejumlah asumsi awal
yang melibatkan kredibilitas, integritas dan benevolence, yang dilekatkan pada
merek tertentu. Kredibilitas bukanlah sebuah istilah yang asing dan telah dikenal
secara luas, penggunaan kata ini telah cukup baik dan banyak digunakan di
tengah-tengah masyarakat, terutama mereka yang memiliki karir di dunia bisnis.
Kredibilitas perusahaan adalah tingkat keperayaan sebuah perusahaan di depan
klien, pelanggan, mitra bisnis dan sumber daya keuangan. Kredibilitas merupakan
18
kombinasi dari reputasi dan profil kredit perusahaan. Jika kurang satu atau yang
lain maka perusahaan dapat di cap memiliki kredibilitas yang buruk. Kredibilitas
adalah keadaan atau kondisi kejujuran pihak yang dipercaya dan kemampuan
menempati janji sebagaimana mestinya. Tingkat ukuran suatu kebenaran atas data
yang telah dikumpulkan atau derajat kepercayaan dan kecocokan data antara
konsep penelitian dengan hasil penelitian dapat dilakukan dengan diskusi atau
observasi. Kredibilitas sering dikaitkan dengan sesuatu yang menyangkut nama
baik, reputasi, kehormatan dan keberadaan sebuah perusahaan.
Setiap perusahaan memiliki nama yang menciptakan citra di kalangan masyarakat
maupun para pelanggan bisnisnya. Untuk itu sangat penting bagi setiap pelaku
bisnis agar menjaga nama baik inilah yang akan menciptakan kepercayaan di
kalangan pelanggan. Dengan adanya citra perusahaan yang selalu baik di mata
pelanggan sehingga tidak diragukan lagi untuk percaya.
Dalam sebuah perusahaan, para karyawan dan semua elemen di dalamnya yang
bertanggung jawab untuk menjaga reputasi perusahaan agar selalu baik di mata
publik. Caranya yaitu dengan melaksanakan tugasnya secara sungguh-sungguh
dan penuh tanggung jawab serta memberikan pelayanan yang terbaik kepada
setiap orang yang berhubungan dengan perusahaan tempat mereka bekerja.
Kehormatan dan keberadaan perusahaan akan di pandang sebagai sebuah nilai jual
yang memiliki nilai positif dan selalu menjadi nilai lebih. Karyawan
melaksanakan tugasnya dengan bersungguh-sungguh secara amanah dengan
penuh kejujuran, ikhlas, memperhatikan waktu mulai kerja dan jam pulang kerja
untuk kelancaran pekerjaan dengan tujuan professional. Melaksanakan semua
19
pekerjaannya dengan penuh perhatian dan kepedulian, tidak mengabaikan tugas-
tugasnya sehingga menjadi kebaikan karyawan dan pemilik perusahaan.
Perusahaan memberikan pelayanan terbaik untuk membuat pelanggan merasa
senang, mendengarkan keluhan dengan baik dan memperhatikan setiap detail
kebutuhan pelanggan. Pelanggan ingin dilayani dengan cepat, karena pelanggan
akan tetap menjadi brand ambassador potensial. Memberikan yang diinginkan
oleh para pelanggan dan terus memberikan pelayan terbaik, secara otomatis
pelanggan akan mempercayai apa yang akan ditawarkan. Untuk membangun rasa
percaya antar pelaku bisnis, diperlukan kejujuran. Karena rasa percaya tidak akan
terbentuk dari kebohongan. Sifat jujur harus dibangun kepada semua pihak pelaku
bisnis antara perusahaan dengan pelanggannya. Perusahaan hendaklah
menyampaikan tujuan didirikannya bisnis pizza secara transparan dan terbuka
kepada pihak intern dan ekstern perusahaan. Kejujuran atau keterbukaan dalam
menyampaikan kebenaran penting bagi kelangsungan hubungan usaha. Kepada
pihak intern seperti karyawan dan konsumen. Perusahaan harus berani bersikap
jujur, saling dapat memberikan koreksi, tebuka akan saran dan kritik.
Komunikasi intern jauh lebih penting untuk menjaga kekompakkan dalam
menyatukan tujuan didirikannya bisnis pizza. Positioning merupakan janji
perusahaan yang harus diselesaikan kepada masyarakat yang menjadi
konsumennya. Dengan adanya sifat jujur pada semua pihak pelaku bisnis akan
berjalan baik, serta tidak ada pihak yang dirugikan. Dengan adanya sifat jujur dan
terus terang tanpa ada pihak yang dibohongi akan menimbulkan keadilan bagi
semua pihak.
20
Kepercayaan dan keyakinan konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi
nilai yang dijanjikan atau dengan kata lain persepsi bahwa merek tersebut mampu
memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasaan. Hal yang esensial bagi
terciptanya kepercayaan terhadap merek karena kemampuan merek memenuhi
nilai yang dijanjikan akan membuat konsumen menaruh rasa yakin akan
mendapatkan apa yang dibutuhkan dalam hal ini kebutuhan untuk keluar dari
perasaan terancamnya.
Integritas adalah konsisten dan keteguhan yang tidak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan. Suatu konsep yang menunjuk
konsistensi antara tindakan dengan nilai dan prinsip. Apabila tindakannya sesuai
dengan nilai, keyakinan dan prinsip yang dipegang akan mendapatkan
kepercayaan. Konsisten adalah sifat yang bermakna tidak berubah-ubah, komit
dan teguh pendirian. Tindakan sama yang dilakukan secara berulang-ulang dari
waktu ke waktu, terutama tindakan ini dilakukan agar adil dan akurat. Kebulatan
tekad untuk tetap terus mengkonsumsi makanan siap saji. Tindakan yang
konsisten diangkat sebagai salah satu kunci keberhasilan. Keteguhan adalah
ketetapan atau kekuatan hati yang menunjukkan sifat keberaniannya dan setianya
tidak diragukan lagi. Setiap perilaku manusia dipengaruhi oleh proses berpikir
yang pada akhirnya menciptakan suatu keputusan yang tepat, kita harus memiliki
keteguhan hati akan memberikan banyak pengaruh positif pada karakter diri.
Benevolence adalah perhatian perusahaan yang dipercaya untuk bertindak sesuai
dengan kepentingan yang mempercayai konsumennya. Dalam dunia perdagangan
dan industri, kepentingan konsumen merupakan tanggung jawab yang paling
utama. Kepentingan konsumen dapat tercapai dengan cara:
21
1. Memberikan harga sesuai dengan kualitas barang yang dijual, perusahaan
berlaku jujur dan tidak melakukan penipuan dalam pemasaran produk.
2. Memberikan diskon yang sesuai pada produk yang dijual.
Berdasarkan ukuran porsi makanan yang ada, mendapatkan respon keinginan
konsumen agar dapat membeli kembali. Harga yang relatif terjangkau dan porsi
yang cukup mengenyangkan membuat konsumen yang membeli menilai bahwa
porsinya sesuai dengan harganya. Begitu pula dengan rasa serta tampilannya
membuat konsumen tidak meragukan produk tersebut.
Mempertimbangkan hal di atas, kepercayaan memiliki peran yang apabila efek
dari kepercayaan ini tidak dikendalikan dapat mengakibatkan pertimbangan akan
tingkat kepentingan pelanggan yang berlebihan dalam mengembangkan komitmen
konsumen terhadap produk, menurut teori kepercayaan komitmen Ferrinadewi
(2008:148), kepercayaan adalah variabel kunci dalam mengembangkan keinginan
yang tahan lama untuk mempertahankan hubungan jangka panjang. Kepentingan
dan kepercayaan memainkan peran yang berbeda dalam memprediksikan intensi
konsumen masa depan. Terdapat tiga aktivitas yang dapat dilakukan oleh
perusahaan untuk menumbuhkan kepercayaan konsumen yang dirumuskan
sebagai berikut:
Sumber: Ferrinadewi 2008: 149Gambar 2.1. Tiga Aktivitas Perusahaan
Acting withIntegrity
AchievingResult
DemonstrationConcern
Level ofTrust
22
1. Achieving Result, harapan konsumen tidaklain adalah janji konsumen yang
harus dipenuhi bila ingin mendapatkan kepercayaan konsumen. Dalam rangka
memenuhi janjinya kepada konsumen, maka setiap karyawan dalam
perusahaan harus bekerjasama dalam memenuhi tanggung jawabnya masing-
masing.
2. Acting with Integrity, bertindak dengan integritas berarti adanya konsistensi
antara ucapan dan tindakan dalam setiap situasi. Adanya integritas merupakan
faktor kunci bagi salah satu pihak untuk percaya akan ketulusan dan kejujuran
pihak lain.
3. Demonstrate Concern, kemampuan perusahaan untuk menunjukkan
perhatiannya kepada konsumen dalam bentuk menunjukkan sikap pengertian
ketika konsumen menghadapi masalah dalam produk, hal tersebut
menumbuhkan kepercayaan kepada konsumen.
Menurut Kotler (2003: 166), kepercayaan adalah suatu pemikiran deskriptif yang
seseorang miliki tentang sesuatu. Kepercayaan ini bisa didasarkan pada
pengetahuan, opini atau keyakinan yang nyata. Para pemasar tertarik pada orang-
orang yang mempunyai kepercayaan terhadap produk tertentu. Kepercayaan ini
meningkatkan citra produk dan seseorang untuk bertindak sesuai dengan
kepercayaannya. Hal ini tidak boleh dilupakan oleh perusahaan adalah kenyataan
bahwa kepercayaan bersumber dari harapan konsumen, ketika harapan mereka
tidak terpenuhi maka kepercayaan akan berkurang bahkan hilang. Ketika
kepercayaan konsumen hilang maka akan sulit bagi perusahaan untuk
menumbuhkannya kembali.
23
2.2.1. Indikator Kepercayaan Merek
Penelitian ini menggunakan beberapa indikator-indikator yaitu:
1. Kredibilitas
a. Melaksanakan tugas dengan bersungguh-sungguh.
b. Memberikan pelayan terbaik.
2. Integritas
a. Konsisten menyediakan makanan siap saji yang sehat.
b. Keteguhan dengan harga yang terjangkau.
3. Benevolence
a. Harga sesuai dengan ukuran porsi.
b. Harga sesuai dengan rasa.
2.3. Potensi Merek (Brand Affect)
Penelitian Griffin, (2005:55) menunjukkan bahwa pada perilaku konsumen,
kenikmatan dan kesenangan merupakan aspek yang mendukung konsumen dalam
mengambil keputusan memilih suatu merek. Perilaku konsumen adalah proses
akan aktivitas seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian,
penggunaan serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan
keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen
untuk membuat keputusan pembelian. Suatu tindakan yang terlibat dalam
mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa. Proses seorang pelanggan
dalam membuat keputusan untuk membeli, menggunakan serta mengkonsumsi
24
produk yang dibeli, juga termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi pelanggan
akan terus mengkonsumsi produk karena untuk memenuhi kenginan konsumen.
Terkait dengan hal ini membandingkan antara potensi nilai kesenangan,
kenikmatan dengan nilai manfaat saat konsumen memilih suatu merek, yaitu
merek yang dipilih hanya berdasarkan untuk peningkatan kepuasan pribadi atau
pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Tindakan yang langsung terlibat dalam
mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses
keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. Proses pengambilan
keputusan oleh konsumen dalam memilih, membeli, memakai serta
memanfaatkan produk atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan
pribadi pelanggan.
Kesenangan konsumen adalah sejauh mana anggapan kinerja produk memenuhi
harapan pembeli. Kesenangan merupakan penilaian mengenai ciri atau
keistimewaan produk itu sendiri yang menyediakan tingkat kesenangan konsumen
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan konsumen. Kesenangan konsumen dapat
diciptakan melalui kualitas, pelayanan dan nilai. Setiap produk memiliki keunikan
atau keistimewaan yang akan menarik pelanggan untuk membeli produk.
Keistimewaan salah satu syarat agar produk memiliki daya tarik serta keunikan.
Keistimewaan produk di mata pelanggan, semakin baik keistimewaan produk,
semakin besar minat untuk membeli ulang dan sebaliknya.
Kotler dan Keller (2007:339) menyatakan bahwa “brand affect is trateted as a
global evaluative concept”. Brand affect merupakan konsep penilaian secara
global. Merek mempengaruhi hubungan antara konsumen dan merek dalam
25
kategori tertentu dan dapat dianggap sebagai evaluasi umum dari konsumen untuk
merek Lee (2011:79). Merek dapat didefinisikan sebagai potensi merek untuk
mendatangkan emotional respon positif konsumen rata-rata sebagai akibat dari
penggunaannya.
Hal ini menyatakan bahwa di bawah kondisi ketika merek mempengaruhi jauh,
loyalitas merek juga harus lebih tinggi Fatih & Zengin (2013:93). Mengingat
penciptaan hubungan merek dan keberlanjutannya, dinyatakan bahwa merek
mempengaruhi harus dipertimbangkan sebagai hal penting dari loyalitas merek.
Ketika literatur yang relevan ditinjau dapat di lihat bahwa ada beberapa penelitian
mengungkapkan hubungan antara merek dan mempengaruhi loyalitas merek.
Studi ini membahas bahwa merek mempengaruhi memiliki dampak berarti pada
sikap dan perilaku loyalitas merek Lee dan Lela (2011:33).
2.3.1. Penilaian Potensi Merek
Konsumen pada umumnya sulit membedakan antara daya tarik dengan
penerimaan informasi produk pada saat mengadakan penilaian merek, Daniel
(2002:38). Ditegaskan penilaian brand affect dibagi menjadi dua kriteria yaitu:
1. Nilai hedonik (Nilai yang berdasarkan emosi, kepuasan dan kenikmatan)
Harapan konsumen untuk merasakan adanya kepuasan kenikmatan pada saat
menggunakan produk dengan pilihan merek tertentu. Konsumen yang
memberikan keputusannya berdasarkan kriteria hedonik relatif lebih dapat
dipercaya karena nilai yang langsung dialami oleh konsumen.
26
2. Nilai utilitarian (Nilai yang berdasarkan asas manfaat)
Kriteria utilitarian menekankan kemampuan merek yang sesuai dengan fungsi
kehidupan konsumen sehari-hari. Mempunyai konsep berdasarkan kriteria
utilitarian tidak mengkaitkan pengalaman informasi yang telah diterima
sebelumnya sebagai dasar keputusannya.
2.3.2. Indikator Potensi Merek
Berdasarkan penelitian ini ada beberapa indikator-indikator yaitu:
1. Pembelian produk untuk memenuhi keinginan.
2. Memilih merek untuk kepuasaan pribadi konsumen.
3. Keistimewaan produk.
2.4. Loyalitas Merek (Brand Loyalty)
2.4.1. Pengertian Loyalitas Merek
Menurut Aaker (1997:86), loyalitas merek adalah suatu ukuran keterkaitan
seorang pelanggan terhadap sebuah merek. Keterkaitan tersebut berawal dari rasa
ketertarikan seorang konsumen pada sebuah merek yang menarik, kemudian
berlanjut pada tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum
keputusan pembelian benar-benar dilaksanakan. Setelah melakukan kegiatan
pembelian konsumen merasa puas dan kebutuhannya terpenuhi, sehingga
konsumen melakukan pembelian ulang produk dengan merek terkait setiap kali
ada kesempatan untuk membeli.
27
Loyalitas tercipta karena kepuasan konsumen telah dicapai. Selain itu merek
dianggap dapat memberikan nilai dan manfaat lebih kepada konsumen yang tidak
pernah dibayangkan sebelumnya oleh konsumen. Hal tersebut juga dapat
membuat merek terkait menjadi prioritas atau pilihan utama dibandingkan dengan
merek lain dengan kategori produk yang sejenis di pasar. Setelah langkah-langkah
sebelumnya dilakukan maka seorang responden akan merekomendasikan suatu
merek yang menarik dan memberikan kepuasaan kepada kerabat dan keluarga.
Di dalam loyalitas merek, terdapat tingkatan yang membedakan tingkat loyaitas
konsumen terhadap suatu merek. Dimana tingkatan tersebut dibedakan
berdasarkan tingkat kepuasaan yang di dapat konsumen dari suatu produk merek
tertentu. Tingkatan loyalitas konsumen terhadap merek yang berbeda-beda antara
lain:
1. Switcheror Price Buyer (Berpindah-pindah)
Pembeli atau konsumen tidak memiliki loyalitas sama sekali terhadap suatu
merek. Bagi pembeli, semua merek dianggap mampu memenuhi kebutuhan.
Dalam hal ini merek memiliki peran yang kecil terhadap keputusan
pembelian.
2. Habitual Buyer (Pembeli yang bersifat kebiasaan)
Pembeli yang sudah terbiasa menggunakan suatu merek tertentu. Dan mereka
tetap menggunakan merek tersebut meskipun mereka merasa tidak puass
dengan produk yang terkait. Dimensi ketidakpuasan yang dialami konsumen
tersebut tidak mempengaruhi konsumen untuk beralih ke merek lain.
28
3. Satisfied Buyer (Pembeli yang puas dengan biaya peralihan)
Orang-orang yang puas namun mereka memikul biaya peralihan, yaitu biaya
dalam waktu, uang atau resiko kerja sehubungan dengan tindakan beralih
merek.
4. Liking The Brand (Menyukai merek)
Pembeli yang benar-benar menyukai merek dan mereka menganggap merek
tersebut sebagai sahabat.
5. Commited Buyer (Pembeli yang berkomitmen)
Pelanggan yang setia. Mereka mempunyai suatu kebanggaan dalam
menggunakan atau menjadi pengguna suatu merek. Rasa percaya mereka
mendorong merekomendasikan merek tersebut kepada orang lain.
Proses pembelajaran yang didapatkan oleh konsumen berasal dari pengalaman
pembeli suatu produk yang dilakukan dalam jangka waktu yang konsisten dan
terus-menerus. Pembelajaran tersebut berupa kemampuan merek dalam memenuhi
kebutuhan konsumen, kemampuan merek dalam menjalin hubunganyang baik
para konsumen. Aaker (1997: 79) menjelaskan empat cara untuk menciptakan dan
memelihara loyalitas merek yaitu:
1. Memperlakukan pelanggan dengan baik.
2. Menjalin kedekatan dengan pelanggan.
3. Mengukur atau mengelola kepuasaan pelanggan.
4. Menciptakan biaya peralihan.
29
2.4.2. Indikator Loyalitas Merek
Berdasarkan penelitian ini ada beberapa indikator-indikator yaitu:
1. Ketertarikan pada merek.
2. Minat pembelian produk kembali.
3. Kepuasaan terhadap produk.
4. Merekomendasikan produk.
2.5. Persepsi Pribadi Masyarakat
2.5.1. Pengertian Persepsi
Menurut Susanto (2004:42), Setiap orang mempunyai pendapat (persepsi) yang
berbeda-beda terhadap obyek rangsang yang sama. Perbedaan persepsi antara
individu dengan individu lainnya terhadap obyek tertentu, tergantung
padakemampuan seseorang dalam menanggapi, mengorganisir dan menafsirkan
informasi tersbut.
Memberikan tanggapan tentang persepsi orang lain di dalam proses kehidupan,
karena adanya perbedaan persepsi dan menghargai persepsi orang lain yang
berbeda-beda. Sehingga dapat menyatukan perbedaan tersebut menjadi satu
kesatuan sudut pandang yang sama. Kemampuan seseorang untuk mengorganisir
suatu pengamatan, maka kemampuan tersebut yaitu kemampuan yang
membedakan antara kemampuan untuk mengelompokkan dan kemampuan untuk
memfokuskan. Pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-hubungan
yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan informasi.
30
Menyimpulkan informasi dan menafsirkan informasi yang memiliki keterkaitan
dengan proses untuk memberi arti.
Menurut Susanto (2004:44), persepsi merupakan proses internal yang diakui
individu dalam menyeleksi dan mengatur stimulius yang datang dari luar.
Stimulus itu ditangkap oleh indera, secara spontan pikiran dan perasaan kitaakan
memberi makna atas stimulus tersebut. Secara sederhana persepsi dapat dikatakan
sebagai proses individu dalam memahami kontak atau hubungan dengan dunia
sekelilingnya.
Menurut pendapat Yuping (2007:58), persepsi merupakan aktivitas mengindra,
mengintegrasikan dan memberikan penilaian pada obyek-obyek fisik maupun
obyek sosial dan pengindraan tersebut tergantung pada stimulus fisik dan stimulus
sosial yang ada dilingkungannya. Sensasi-sensasi dari lingkungan akan diolah
bersama-sama dengan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya baik hal itu berupa
harapan-harapan, nilai-nilai, sikap dan ingatan. Menurut Sarwono (2014:70),
“Persepsi merupakan pengalaman untuk membeda-bedakan, mengelompokkan,
memfokuskan dan sebagainya itu selanjutnya diinterorientasi”.
Shimp (2003:38), Persepsi merupakan sebagai proses yang menggabungkan dan
mengorganisir data-data indera kita (penginderaan) untuk dikembangkan
sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling kita, termasuk sadar
akan diri kita sendiri.”
Sesuai dengan pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa persepsi merupakan pandangan atau penilaian seseorang terhadap suatu
obyek peristiwa yang menjadi pusat perhatiannya dan memberikan pengaruh baik.
31
2.5.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Yuping (2007:106) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor-faktor
yang mempengaruhi persepsi sebagai berikut:
1. Pengamat adalah penginterpretasian dari apa yang seseorang lihat bergantung
pada karakteristik pribadi orang tersebut.
2. Sikap atau attitude seseorang sangat mempengaruhi persepsi yang
dibentuknya akan hal-hal di sekitarnya.
3. Motif atau alasan dibalik tindakan yang dilakukan seseorang yang mampu
menstimulasi dan memberikan pengaruh kuat terhadap pembentukan persepsi
mereka akan segala sesuatu.
4. Ketertarikan atau interest yang fokus perhatian kita terhadap hal-hal yang
tengah dihadapi membuat persepsi orang berbeda-beda.
5. Pengalaman dan pengetahuan atau kejadian yang telah didapatkan dan
dialami seseorang.
6. Harapan atau Ekspektasi, yakni gambaran atau ilustrasi yang membentuk
sebuah pencitraan terhadap sebuah keadaan.
2.5.3. Pengertian Masyarakat
Dalam bahasa Inggris masyarakat disebut society, asal kata socius yang berarti
kawan. Adapun kata “masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu syirk, artinya
bergaul karena ada bentuk-bentuk aturan hidup, yang bukan disebabkan manusia
32
sebagai perseorangan, melainkan oleh unsur-unsur kekuatan lain dalam
lingkungan sosial yang merupakan kesatuan.
Menurut Swastha (2011:44), masyarakat merupakan kelompok-kelompok
mahkluk hidup dengan realita-realita baru yang berkembang menurut hukum-
hukumnya sendiri dengan berkembang menurut pola perkembangannya tersendiri.
Menurut Swastha (2011:45), ciri-ciri dari masyarakat yaitu:
1. Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama.
2. Bercampur untuk waktu yang cukup lama.
3. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.
4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama.
Berdasarkan pengertian dan ciri-ciri masyarakat yang dikemukakan para ahli di
atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat merupakan sekumpulan manusia
(individu) yang bertempat tinggal di wilayah tertentu dimana saling berinteraksi
dalam kehidupan sosialnya, berkumpul dan saling ketergantungan antara individu
satu dan individu lainnya.
2.5.4. Indikator Persepsi Pribadi Masyarakat
Berdasarkan penelitian ini ada beberapa indikator-indikator yaitu:
1. Memberikan tanggapan tentang persepsi orang lain.
2. Mengorganisir tanggapan tentang persepsi orang lain.
3. Menafsirkan informasi-informasi persepsi orang lain.
33
2.6. Keputusan Pembelian
2.6.1. Pengertian Keputusan Pembelian
Menurut Schifman dan Kanuk (2008:485) keputusan adalah seleksi terhadap dua
pilihan alternatif atau lebih. Dengan kata lain, pilihan alternatif harus tersedia bagi
seseorang ketika mengambil keputusan. Jika seseorang mempunyai pilihan antara
melakukan pembelian atau tidak, orang itu berada dalam posisi mengambil
keputusan.
Keputusan pembelian menurut Kotler dan Amstrong (2003:227), keputusan
pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana
konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu
kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang yang ditawarkan.
Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan
secara sadar dengan menganalisa kemungkinan-kemungkinan dari alternatif
tersebut bersama dengan konsekuensinya. Setiap keputusan akan membuat pilihan
terakhir, dapat berupa tindakan atau opini. Itu semua bermula ketika kita perlu
untuk melakukan sesuatu, tetapi tidak tahu apa yang harus dilakukan.
2.7.2. Proses Keputusan Pembelian
Menurut Fandy (2007:20), pengambilan keputusan konsumen sangat bervariasi,
ada yang sederhana dan ada juga yang kompleks. Proses pengambilan keputusan
yang luas merupakan jenis pengambilan keputusan yang paling lengkap. Bermula
dari pengenalan masalah konsumen yang dapat dipecahkan melalui pembelian
34
beberapa produk. Untuk keperluan ini, konsumen mencari informasi tentang
produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing
alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya. Evaluasi produk atau merek,
akan mengarah pada keputusan pembelian.
Proses pengambilan keputusan terbatas terjadi bila konsumen mengenal
masalahnya, kemudian mengevaluasi beberapa alternatif produk atau merek
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa berusaha (hanya melakukan sedikit
usaha) mencari informasi baru tentang produk atau merek tersebut. Proses
pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan merupakan proses yang paling
sederhana. Konsumen mengenal masalahnya, kemudian langsung mengambil
keputusan untuk membeli merek favourite atau kegemarannya (tanpa evaluasi
alternatif).
Menurut Kotler (2008:179), terdapat tahapan-tahapan proses pembelian, yaitu:
1. Pengenalan kebutuhan adalah tahapan pertama proses keputusan pembeli,
dimana konsumen menyadari suatu masalah atau kebutuhan.
2. Pencarian informasi adalah tahap proses keputusan pembeli, dimana
konsumen ingin mencari informasi lebih banyak, konsumen mungkin hanya
memperbesar perhatian atau melakukan pencarian informasi secara aktif.
3. Evaluasi alternatif adalah tahap proses keputusan pembeli, dimana konsumen
menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam
sekelompok pilihan.
35
4. Keputusan pembelian, keputusan pembeli tentang merek mana yang dibeli.
5. Perilaku pasca pembelian tahap proses keputusan pembelian dimana
konsumen mengambil tindakan selanjutnya setelah pembelian, berdasarkan
kepuasan mereka atau ketidakpuasan mereka.
Sumber : Kotler (2008:179 )Gambar 2.2. Lima Tahapan Proses Pembelian
Dari gambar 2.2. dapat disimpulkan bahwa antara tahapan satu dengan tahapan
yang lainnya saling mempengaruhi untuk menghasilkan interaksi positif di setiap
tahapnya. Sehingga terbentuk nya kemungkinan-kemungkinan positif yang akan
terjadi di dalam setiap tahapnya. Dengan adanya hasil positif di setiap tahapan
proses pembelian.
Pengenalan Kebutuhan
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
Perilaku Pasca Pembelian
36
Menurut Kotler (2008: 177), titik tolak untuk memahami perilaku pembeli adalah
model rangsangan tanggapan-tanggapan. Rangsangan pemasaran dan lingkungan
mulai memasuki kesadaran pembeli dalam melakukan keputusan pembelian.
Perilaku pembelian konsumen antara yang satu dengan yang lain tidak sama,
tergantung pada tingkat kerumitan keputusan pembelian yang dialami.
Sedangkan Schiffman dan Kanuk (2007:491–507), menggambarkan sebuah
model yang sederhana dalam pengambilan keputusan konsumen menjadi tiga
komponen utama yaitu:
Sumber : Schiffman dan Kanuk (2007:500)Gambar 2.3. Model Sederhana Schiffman dan Kanuk (2007)
Usaha Pemasaran Perusahaan
1. Produk2. Promosi3. Harga4. Saluran Distribusi
Lingkungan Sosial Budaya
1. Keluarga2. Sumber Informasi3. Sumber Nonkomersial4. Kelas Sosial5. Subbudaya dan Budaya
PengenalanKebutuhan
PenyelidikansebelumPembelian
Evaluasialternatif
Bidang Psikologi1. Motivasi2. Persepsi3. Pengetahuan4. Kepribadian5. Sikap
Pengalaman
Pembelian1. Percobaan2. Pembelian Ulang
Evaluasi Setelah Pembelian
37
Keterangan :
1. Input
Didalam model pengambilan keputusan, komponen input merupakan eksternal
yang disajikan dalam bentuk informasi tentang produk tertentu dan mempengaruhi
nilai-nilai, sikap dan perilaku konsumen. Berdasarkan faktor-faktor inilah
organisasi menggunakan aktivitas bauran pemasaran untuk mengkomunikasikan
manfaat produk dan jasa kepada konsumen potensial dan pengaruh faktor sosial
budaya terhadap keputusan pembelian konsumen.
a. Aktivitas Bauran pemasaran
Aktivitas bauran pemasaran oleh perusahaan berusaha untuk menjangkau,
memberitahu dan membujuk konsumen untuk membeli dan menggunakan
produk. Masukan ini dapat berbentuk bauran pemasaran yang berisi produk
itu sendiri (termasuk kemasan, ukuran dan jaminannya), usaha-usaha promosi
(iklan, direct selling dan personal selling), kebijakan harga dan saluran
distribusinya akan memindahkan produk dari konsumen ke produsen.
b. Sosial Budaya
Lingkungan sosial budaya juga mempunyai pengaruh yang besar pada
konsumen, yang berisi pengaruh-pengaruh yang komersialnya tidak luas.
Contohnya, pendapat teman, anggota keluarga, editorial, surat kabar dan
lainnya. Pengaruh dari kelas sosial dan sub-budaya meskipun tidak begitu
terlihat namun merupakan faktor masukan yang paling penting yang
38
mempengaruhi bagaimana konsumen menguji dan menerima atau menolak
produk.
2. Proses
Komponen proses dalam model pengambilan keputusan terdiri dari dua tahap,
yaitu:
1. Mengenali adanya kebutuhan
Adanya kebutuhan yang dirasakan konsumen pada saat menghadapi masalah.
Terdapat dua tipe pengenalan kebutuhan konsumen yaitu:
a. Keadaan aktual
Dimana mereka mempunyai masalah ketika suatu produk tidak dapat
memuaskan kebutuhan misalnya jam tangan yang tidak menunjukan waktu
dengan tepat.
b. Keadaan yang diinginkan
Dimana merek memerlukan sesuatu yang memberikan informasi yang
mampu membuat pilihan saat ini, sebelum mencari ke sumber lain. Jika
konsumen tidak memiliki pengalaman,mereka akan mencari informasi dari
lingkungan luar untuk dasar pilihannya, misalnya saran dari teman, saudara,
rekan kerja atau perwakilan penjualan.
39
2. Evaluasi alternatif (evaluation of alternatives)
Untuk melakukan evaluasi alternatif, konsumen cenderung menggunakan dua
jenis informasi yaitu:
a) Daftar merek-merek yang direncanakan akan dipilih.
b) Kriteria yang akan digunakan untuk mengevaluasi setiap merek.
Model terakhir tentang proses evaluasi konsumen adalah orientasi kognitif
yaitu memandang konsumen sebagai pembuat pertimbangan mengenai
produk terutama berdasarkan pertimbangan sadar dan rasional.
3. Output
Ouput dari model keputusan pembelian konsumen meliputi dua pendekatan yaitu
perilaku pembelian (purchase behaviour) dan evaluasi setelah pembelian (post
purchase evaluation). Tujuan kedua aktivitas ini adalah untuk meningkatkan
kepuasan konsumen.
a. Perilaku Pembelian
a) Pembelian coba-coba (trial purchase)
Jika konsumen membeli suatu produk untuk pertama kalinya dan dalam
jumlah sedikit dari biasanya. Pembelian ini merupakan tahap penyelidikan
dalam perilaku pembelian, dimana konsumen mengevaluasi produk dengan
mencoba langsung.
40
b). Pembelian berulang-ulang (repeat purchase)
Jika konsumen merasakan bahwa produk yang telah dicoba lebih memuaskan
dari merek lain, maka konsumen akan mengulangi pembelian yang biasanya
dalam jumlah yang lebih besar, karena konsumen sudah lebih yakin terhadap
produk tersebut.
c). Evaluasi setelah pembelian (post purchase evaluation)
Pada saat konsumen menggunakan produk, khususnya selama pembelian
coba-coba, konsumen akan mengevaluasi produk tersebut sesuai dengan yang
diharapkannya. Ada tiga hasil yang mungkin dalam evaluasi ini yaitu:
a. Sesuai harapan.
b. Lebih dari yang diharapkan.
c. Dibawah yang diharapkan.
Komponen paling penting dalam evaluasi setelah pembelian adalah mengurangi
ketidakpastian atau keraguan tentang produk yang telah dipilih. Analisa setelah
pembelian diantaranya adalah konsumen berusaha meyakinkan diri bahwa
pilihannya adalah pilihan yang bijak.
Tingkat analisa setelah pembelian yang konsumen lakukan tergantung pada
pentingnya kebutuhan produk dan pengalaman dalam menggunakan produk. Jika
produk mengecewakan, konsumen akan mencari alternatif lain yang sesuai. Jadi
evaluasi ini setelah pembelian merupakan feed back berupa pengalaman
konsumen dalam mempengaruhi keputusan di masa akan datang. Keputusan
41
membeli sebenarnya meliputi mengapa dan bagaimana sikap seseorang dalam
perilaku konsumen. Perilaku konsumen yang akan dilakukan sesuai dengan yang
akan dirasakan setelah menggunakan suatu produk yang akan dibeli, serta dipakai
sesuai kebutuhannya. Sehingga konsumen dapat menyimpulkan dari manfaat yang
dirasakan oleh adanya produk tersebut. Menurut Swastha dan Handoko
(2005:102), setiap keputusan mencakup beberapa komponen yaitu:
1. Keputusan tentang jenis produk
Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya pada kebutuhan
dan keinginan konsumen akan produk, sehingga dapat memaksimalkan daya
tariknya.
2. Keputusan tentang bentuk produk
Dalam hal ini keputusan mencakup kriteria dan atribut-atribut yang terdapat
dalam produk yang akan dibelinya.
3. Keputusan tentang merek
Konsumen harus mengambil keputusan tentangmerek mana yang akan
dibelinya. Keputusan tentang merek ini sangatlah subyektif tergantung dari
selera dan keinginan konsumen perusahaan harus mengetahui konsumen
dalam memilih suatu merek.
42
4. Keputusan tentang agen penjual
Konsumen harus menentukan tempat dimana dia akan membeli produk
tersebut. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui dimana konsumen
dalam memilih agen-agen penjualan yang dipilihnya.
5. Keputusan tentang jumlah produk
Pembelian mungkin dilakukan melebihi satu unit. Konsumen akan
menentukan seberapa banyak dia akan membeli produk tersebut. Perusahaan
harus menyediakan produk dalam jumlah yang cukup, sesuai dengan
kebutuhan konsumen.
6. Keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan suatu produk akan
dibeli. Hal ini dipengaruhioleh waktu dan bagaimana konsumen dalam
memperoleh dan membelanjakan uang yang dimilikinya. Perusahaan harus
mengetahui waktu-waktu yang tepat ketika konsumen akan membeli suatu
produk.
7. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen harus mengambil metode atau cara pembayaran produk yang
dibeli, apakah secara tunai atau cicilan. Keputusan tersebut akan
mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah pembeliannya. Dalam
hal ini, perusahaan harus mengetahui keinginan pembeli terhadap cara
pembayarannya.
43
Kemudian, menurut Kotler dan Armstrong (2003:220), terdapat empat perilaku
keputusan pembelian konsumen yaitu:
1. Perilaku membeli yang kompleks
Konsumen menjalankan perilaku pembelian yang kompleks ketika benar-
benar terlibat dalam pembelian dan mempunyai pandangan berbeda antara
produk yang satu dengan yang lain. Konsumen mungkin sangat terlibat ketika
produknya berharga mahal, beresiko, jarang dibeli dan sangat menonjolkan
ekspresi diri. Disimpulkan bahwa perilaku membeli yang kompleks
melibatkan perilaku membeli konsumen dalam berbagai situasi bercirikan
keterlibatan mendalam konsumen dalam membeli.
2. Perilaku membeli karena kebiasaan
Perilaku membeli karena kebiasaan terjadi dalam kondisi keterlibatan
konsumen yang rendah dan kecilnya perbedaan merek. Konsumen
tidakmencari informasi secara eksentif mengenai suatu merek, mengevaluasi
sifat-sifat merek tersebut dan mengambil keputusan yang berarti merek apa
yang akan dibeli. Sebaliknya mereka menerima informasi secara pasif ketika
menonton televisi atau membaca majalah. Pengulangan iklan menciptakan
pengenalan merek dan bukan keyakinan pada merek. Konsumen tidak
membentuk sikap yang kuat terhadap suatu merek. Karena mereka tidak
terlalu terlibat dalam produk. Konsumen tidak akan mengevaluasi pilihan,
bahkan setelah membeli. Jadi, proses membeli melibatkan keyakinan merek
yang terbentuk karena pengetahuan pasif, diikuti dengan perilaku membeli
yang belum tentu diikuti oleh evaluasi.
44
3. Perilaku pembelian pengurangan disonansi
Perilaku pembelian pengurangan disonansi terjadi ketika konsumen
mempunyai keterlibatan tinggi dengan pembelian yang mahal, tidak sering
atau beresiko, namun melihat sedikit perbedaan antar merek. Setelah
pembelian, konsumen akan mengalami disonansi setelah pembelian (post
purcahase dissonance) ketika menyadari kekurangan tertentu dari produk
yang telah dibeli atau mendengar hal yang lebih baik dari merek yang tidak
dibelinya. Untuk mengatasi disonansi tersebut, komunikasi pasca penjualan
dari pemasar sebaiknya memberikan bukti dan dukungan kepada konsumen
agar merasa tepat dan nyaman dengan pilihan merek yang telah dilakukannya.
4. Perilaku membeli yang mencari variasi
Konsumen melaksanakan perilaku membeli yang mencari variasi (variety-
seeking buying behaviour) yang bercirikan rendahnya keterlibatan konsumen
namun perbedaan merek dianggap cukup berarti, sehingga konsumen
cenderung mudah berpindah merek. Strategi pemasaran pada kategori produk
tersebut akan berbeda dengan pemimpin pasar atau merek minoritas.
2.6.3. Peran Keputusan Pembelian
Pembelian suatu produk merupakan suatu proses dari seluruh tahapan dalam
proses pembelian konsumen. Keputusan konsumen ditentukan berdasarkan
persepsi konsumen tentang produk tersebut. Menurut Tjiptono (2007:20), terdapat
lima peranan dalam pembelian yaitu :
45
1. Pemrakarsa (initiator): orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan
atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli
suatu barang atau jasa tertentu.
2. Pemberi pengaruh (influencer): orang yang pandangan, nasehat atau
pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian.
3. Pengambil keputusan (decider): orang yang menentukan keputusan
pembelian, misalnya apakah jadi membeli? apa yang dibeli? Bagaimana cara
membeli? atau dimana membelinya?
4. Pembeli (buyer): orang yang melakukan pembelian faktual.
5. Pemakai (user): orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang atau
jasa yang dibeli.
2.6.4. Indikator Keputusan Pembelian
Indikator pada penelitian ini diambil dari indikator proses keputusan pembelian
yaitu:
1. Pengenalan Masalah: identifikasi kebutuhan.
2. Pencarian Informasi: informasi dari sumber pribadi yaitu keluarga, teman dan
tetangga, informasi dari sumber komersial seperti iklan dan wiraniaga.
3. Evaluasi alternatif: membandingkan dengan produk lain.
4. Keputusan pembelian: keputusan memilih produk.
5. Perilaku pasca pembelian: merasakan kepuasan, melakukan pembelian ulang
dan merekomendasikan produk kepada orang lain.
46
2.7. Penelitiaan Terdahulu
No Penulis, Judul, Tahun Variabel Alat Uji Hasil1. Analisis Pengaruh Brand
Awarenness, BrandAssociations, PerceivedQuality, dan Brand LoyaltyMinat Beli Telepon SelulerNokia
X1 = BrandAwerenessX2 = BrandAssociationsX3 = PerceivedQualityX4 = Brand Loyalty
Y = Minat Pembelian
AnalisisRegresiLinierBerganda
Hasil penelitianmenunjukkanbahwa loyalitasterhadap merekakanmenciptakankeinginanuntuk selalumenggunakanmerek tersebutyang akanberpengaruhsecarasignifikanterhadapkeputusanpembelian.
2. The Influence of HalalAwareness, HalalCertification, and PersonalSocietal Perception TowardPurchase Intention a Study ofInstant Noodle Consumptionof College Student in Bandung
X1 = HalalAwarenessX2 = HalalCertificationX3 = PersonalSocietal Perception
Y = PurchaseIntention
AnalisisRegresiLinierBerganda
Hasil penelitianmenunjukkanbahwa adahubungan yangsignifikanantara duavariabelindependen(sertifikasihalal danpersepsi pribadimasyarakat)terhadapvariabeldependen(niat beli
terhadapproduk halal ).
3. Pengaruh Brand Trust danPerceived Quality TerhadapKeputusan Pembelian UlangProduk Sari Roti
X1 = Brand TrustX2 = PerceivedQualityY = KeputusanPembelian
AnalisisRegresiLinearBerganda
Hasil penelitianmenunjukkanbahwaberpengaruhsecara simultandan parsialterhadapkeputusanpembelianulang produkSari Roti
Sumber: Data Diolah, 2018.Gambar 2.4. Penelitian Terdahulu
47
2.8. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
yang penting. Kerangka pemikiran yang baik akan menjelaskan secara teoritis
pertautan antara variabel yang diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Variabel X dalam
penelitian ini yaitu kepercayaan merek (X1), potensi merek (X2), loyalitas merek
(X3) dan persepsi pribadi masyarakat (X4). Kemudian variabel Y dalam penelitian
ini adalah keputusan pembelian.
Menurut Schifman dan Kanuk (2007: 485), keputusan adalah seleksi terhadap
dua pilihan alternatif atau lebih. Dengan kata lain, pilhan alternatif harus tersedia
bagi seseorang ketika mengambil keputusan. Jika seseorang mempunyai pilihan
antara melakukan pembelian atau tidak, orang itu berada dalam posisi mengambil
keputusan.
Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan
secara sadar dengan menganalisa kemungkinan-kemungkinan dari alternatif
tersebut bersama dengan konsekuensinya. Setiap keputusan akan membuat pilihan
terakhir, dapat berupa tindakan atau opini. Itu semua bermula ketika kita perlu
untuk melakukan sesuatu, tetapi tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Berdasarkan uraian teori di atas dan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran yang dapat dilihat
pada gambar 2.5. berikut:
48
Sumber: Data Diolah, 2018.Gambar 2.5. Kerangka Pemikiran
Keputusan digambarkan sebagai situasi seseorang sebelum melakukan tindakan
yang dapat dijadikan dasar untuk memprediksi perilaku dan tindakan tersebut,
keputusan merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk
membeli produk tertentu serta berapa banyak produk yang dibutuhkan pada
periode tertentu, dapat dikatakan bahwa keputusan pembelian merupakan
pernyataan mental diri konsumen yang merefleksikan rencana pembelian
sejumlah produk dengan merek tertentu. Dengan demikian dapat diukur dengan
menggunakan variabel kepercayaan merek, potensi merek, loyalitas merek dan
persepsi pribadi masyarakat berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap
keputusan pembelian. Titik tolak memahami pembeli adalah model rangsangan
tanggapan (stimulus-response model) apa yang didengar oleh telinga, apa yang
dilihat oleh mata, apa yang dicium oleh hidung itulah yang disebut stimulus.
Rangsangan pemasaran dan lingkungan masuk ke dalam kepercayaan pembeli.
Karakteristik dan proses pengambilan keputusan menghasilkan pembeli untuk
membeli. Iklan berbagai macam produk yang ditayangkan adalah stimulus yang
Kepercayaan Merek
( X1 )
Potensi Merek
( X2 )
Loyalitas Merek
( X3 )
Persepsi PribadiMasyarakat
Keputusan Pembelian
( Y )
49
dirancang khusus oleh produsen agar menarik perhatian konsumen. Produsen
mengharapkan konsumen menyukai iklan produknya, kemudian menyukai
produknya dan membelinya.
Konsumen melihat sebuah merek sebagai bagian yang paling penting dalam
sebuah produk, dan merek dapat menjadi sebuah nilai tambah dalam produk
tertentu (Kotler dan Armstrong, 2006:33). Saat konsumen beranggapan bahwa
merek tertentu memberi nilai tambah sebuah produk, maka ada suatu perasaan
yang timbul dalam pribadi konsumen, sehingga konsumen memiliki pertimbangan
untuk memilih sebuah produk dengan merek tertentu.
Ekuitas merek dapat dibentuk melalui beberapa komponen, yaitu kesadaran
merek, asosiasi merek dan loyalitas merek (Aaker, 1997:89). Hal ini diperlukan
untuk mengetahui bagaimana sebuah merek dikenal dan selalu menjadi pilihan
konsumen. Pada kesadaran dan kepercayaan merek dapat diketahui sejauh mana
konsumen mengenai produk tersebut, pada asosiasi merek dapat diketahui
bagaimana suatu produk dikenal oleh konsumen dan pada loyalitas merek dapat
diketahui kesetiaan konsumen.
2.9. Hipotesis
Tujuan perumusan hipotesis adalah sebagai langkah untuk menfokuskan masalah,
mengidentifikasikan data-data yang relevan untuk dikumpulkan, menunjukan
bentuk desain penelitian, termasuk teknik analisis yang akan digunakan,
menjelaskan gejala sosial, mendapatkan kerangka penyimpulan, merangsang
penelitian lebih lanjut. Hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
50
1. Ha1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara kepercayaan merek terhadap
keputusan pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza.
Ho1: Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara kepercayaan merek
terhadap keputusan pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza.
2. Ha2: Terdapat pengaruh yang signifikan antara potensi merek terhadap
keputusan pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza.
Ho2: Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara potensi merek terhadap
keputusan pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza.
3. Ha3: Terdapat pengaruh yang signifikan antara loyalitas merek terhadap
keputusan pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza.
Ho3: Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara loyalitas merek terhadap
keputusan pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza.
4. Ha4: Terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi pribadi masyarakat
terhadap keputusan pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza.
Ho4: Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara persepsi pribadi
masyarakat terhadap keputusan pembelian produk makanan siap saji Mirror
Pizza.
5. Ha5: Terdapat pengaruh yang signifikan antara kepercayaan merek, potensi
merek, loyalitas merek dan persepsi pribadi masyarakat terhadap keputusan
pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza.
Ho5: Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara antara kepercayaan
merek, potensi merek, loyalitas merek dan persepsi pribadi masyarakat
terhadap keputusan pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode
pendekatan explanatory research. Menurut Sugiyono (2012:8), metode penelitian
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
teknik pangambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara dua variabel atau lebih. Pada akhirnya hasil penelitian ini menjelaskan
hubungan kausal antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang
dirumuskan. Pada penelitian ini penulis berusaha menjelaskan hubungan antar
variabel kepercayaan merek (X1), potensi merek (X2), loyalitas merek (X3),
persepsi pribadi masyarakat (X4) dan keputusan pembelian produk (Y).
52
3.2. Definisi Konseptual
Definisi Konseptual dalam penelitian ini adalah:
1. Kepercayaan Merek (X1)
Brand trust merupakan variabel psikologis yang mencerminkan sejumlah
asumsi awal yang melibatkan kredibilitas, integritas dan benevolence yang
dilekatkan pada merek tertentu (Susanto, 2004:35).
2. Potensi Merek (X2)
Menunjukkan bahwa pada perilaku konsumen, kenikmatan dan kesenangan
merupakan aspek yang mendukung konsumen dalam mengambil keputusan
memilih suatu merek (Griffin, 2005:55).
3. Loyalitas Merek (X3)
Keterkaitan tersebut berawal dari rasa ketertarikan seorang konsumen pada
sebuah merek yang kemudian berlanjut pada keputusan pembelian (Aaker,
1997:86).
4. Persepsi Pribadi Masyarakat (X4)
Perbedaan persepsi antara individu dengan individu lainnya terhadap obyek
tertentu, tergantung pada kemampuan seseorang dalam menanggapi,
mengorganisir dan menafsirkan informasi tersebut (Susanto, 2004:42).
5. Keputusan Pembelian (Y)
Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan
pembelian dimana konsumen benar-benar membeli (Kotler dan Armstrong
2003:227).
53
3.3. Definisi Operasional
Untuk mendapatkan data yang relevan dengan hipotesis penelitian, maka
dilakukan pengukuran terhadap variabel-variabel yang telah didefinisikan secara
konseptual. Pengukuran tersebut dapat dilakukan setelah dibuat definisi variabel
secara operasional. Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
bersumber pada empat variabel yaitu kepercayaan merek, potensi merek, loyalitas
merek dan persepsi pribadi masyarakat sebagai variabel independen (X1, X2, X3
dan X4) dan keputusan pembelian sebagai variabel dependen (Y). Secara rinci
operasionalisasi variabel dapat di lihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1. Definisi Operasional VariabelNo. Variabel Indikator1. Kepercayaan Merek (X1) 1. Kredibilitas
a. Melaksanakan tugas dengan bersungguh-sungguh.b. Memberikan pelayan terbaik.2. Integritasa. Konsisten menyediakan makanan siap saji yangsehat.b. Keteguhan dengan harga terjangkau.3.Benevolencea. Harga sesuai dengan ukuran porsi.b. Harga sesuai dengan rasa.
2. Potensi Merek (X2) 1. Pembelian produk untuk memenuhi keinginan.2. Memilih merek untuk kepuasan pribadikonsumen .3. Keistimewaan produk .
3. Loyalitas Merek (X3) 1. Ketertarikan pada merek.2. Minat pembelian produk kembali.3. Kepuasaan terhadap produk.4. Merekomendasikan produk.
4. Persepsi PribadiMasyarakat (X4)
1. Memberikan tanggapan tentang persepsi orang lain.2. Mengorganisir tanggapan tentang persepsi orang
lain.3. Menafsirkan informasi-informasi persepsi orang lain.
5. Keputusan Pembelian(Y)
1. Pengenalan kebutuhan.2. Pencarian informasi.3. Evaluasi alternatif.4. Keputusan pembelian.5. Perilaku pasca pembelian.
Sumber: Data Diolah, 2018.
54
3.4. Populasi dan Sampel
3.4.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Mamang & Supiah (2010:74).
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik sifat yang dimiliki oleh subjek atau
objek itu. Sugiyono (2012:115). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen
Mirror Pizza di Bandarlampung. Mirror Pizza yang akan diteliti di Jalan Prof
Soemantri Brojonegoro No. 02 Bandarlampung.
3.4.2.Sampel
Menurut Mamang & Supiah (2010:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu.
Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik
probability sampling dengan pendekatan simple random sampling. Menurut
Malhotra (2002:67) teknik penentuan dengan pendekatan simple random sampling
dapat dilakukan dengan karakteristik sebagai berikut:
55
1. Setiap anggota populasi memiliki peluang yang diketahui dan peluang yang
sama untuk dipilih sebagai sampel dalam penelitian.
2. Setiap elemen dipilih secara independen dari setiap elemen yang lain dan
sampel diambil dengan prosedur acak dari kerangka sampling.
3. Untuk ukuran populasi yang terbatas dan relative kecil, proses pengambilan
sampelnya relatif mudah dan dengan semakin membesarnya ukuran populasi,
proses pengambilan sampelnya semakin rumit.
Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi yang sesuai dengan kriteria,
yaitu konsumen Mirror Pizza di Bandarlampung yang pernah mengkonsumsinya.
Adapun penentuan jumlah sampel yang dikembangkan oleh Roscoe dalam
Sugiyono (2012:32) adalah sebagai berikut:
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan
500.
2. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: pria-wanita, pegawai negeri-
swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal
30.
3. Dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau
regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari
jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitiannya ada 5
(independen + dependen), maka jumlah anggota sampel = 10 x 5 = 50.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-
masing antara 10 sampai dengan 20.
56
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan poin ketiga dari saran tersebut, sebagai
acuan penentuan sampel. Dengan demikian, jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 20 x 5 variabel = 100 sampel konsumen Mirror Pizza
Lampung.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer
yang diperoleh dari hasil tanggapan responden atas daftar pernyataan berupa
kuesioner yang disebarkan kepada responden dan juga menggunakan studi
kepustakaan dan internet konsep-konsep teori yang relevan (Sugiyono, 2012:400).
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data (Sugiyono, 2012:402). Data primer yang digunakan dalam
penelitian ini adalah hasil dari pengisian kuesioner oleh konsumen Mirror Pizza
di Bandarlampung. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai
berikut:
3.5.1. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang
ia ketahui (Mamang & Supiah, 2010:102). Skala pengukuran yang digunakan
dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial (Sugiyono, 2011:111). Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur
menjadi indikator variabel di mana responden dalam menentukan jawaban dengan
57
mengikuti pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya disusun melalui indikator-
indikator yang telah ditentukan. Jawaban setiap indikator instrumen yang
menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari nilai tertinggi sampai nilai
terendah.
Tabel 3.2. Skala LikertNo Pertanyaan Skor
1 Sangat setuju 5
2 Setuju 4
3 Ragu-ragu 3
4 Tidak setuju 2
5 Sangat tidak setuju 1
Sumber: Sugiyono (2012: 119)
3.5.2. Studi Kepustakaan
Studi Kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan guna
mengetahui berbagai pengetahuan atau teori yang berhubungan dengan masalah
penelitian. Dalam hal ini peneliti memperoleh data dari buku, jurnal, website dan
berbagai literatur lainnya yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.
3.6. Pengujian Instrumen
Untuk pengujian instrumen akan digunakan populasi yang berjumlah 30
responden. Kuesioner akan dibagikan ke konsumen Mirror Pizza di
Bandarlampung.
58
3.6.1. Uji Validitas
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur (Sugiyono, 2012:172). Valid menunjukkan derajat ketetapan
antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang tepat
dikumpulkan oleh peneliti. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan atau
pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut. Perhitungan uji validitas dilakukan dengan menggunakan
SPSS for Windows Version 22.0. Uji validitas dalam penelitian ini digunakan
analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang
merupakan jumlah dari tiap skor butir. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat,
maka item tersebut tidak akan diteliti lebih lanjut. Syarat tersebut menurut
Sugiyono (2011:126) yang harus dipenuhi yaitu harus memiliki kriteria sebagai
berikut:
a. Jika r ≥ 0,374, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah valid.
b. Jika r ≤ 0,374, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah tidak valid.
c. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas instrumen ini adalah Product
Moment (Sugiyono, 2012:412) sebagai berikut:
rxy =∑ (∑ )(∑ )( ∑ ) (∑ )(( ∑ ) (∑ ))
Keterangan:
rxy = Koefisien validitas butir pertanyaan yang dicari
xi = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
yi = Skor total yang diperoleh subjek dari seluruh item
n = Banyaknya koresponden
59
∑x = Jumlah skor dalam distribusi x
∑y = Jumlah skor dalam distribusi y
∑x2 = Jumlah kuadrat masing-masing x
∑y2 = Jumlah kuadrat masing-masing y
d. Melihat nilai signifikansi (Sig.)
- Jika nilai signifikansi < 0,05 adalah valid.
- Jika nilai signifikansi > 0,05 adalah tidak valid.
Di bawah ini hasil pra riset untuk mengetahui kuesioner yang akan disebar layak
atau tidak untuk penelitian berikutnya, prariset digunakan dengan menyebarkan
30 kuesioner kepada 30 responden di MirrorPizza Bandarlampung. Di dalam
penelitian ini menggunakan syarat menurut Sugiyono (2014:126) yang harus
dipenuhi yaitu harus memiliki kriteria dengan r tabel (n-2 = 30-2= 28) adalah >
0,374 dan nilai signifikansi < 0,05.
Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas pada Variabel Kepercayaan Merek (X1)No. ITEM Rhitung Rtabel 5% (30) Sig. Keterangan
1. Item 1 0,592 0,374 0,001 Valid
2. Item 2 0,506 0,374 0,004 Valid
3. Item 3 0,649 0,374 0,000 Valid
4. Item 4 0,609 0,374 0,000 Valid
5. Item 5 0,509 0,374 0,004 Valid
6. Item 6 0,664 0,374 0,000 Valid
Sumber: Data Diolah, 2018.
Berdasarkan Tabel 3.3. menunjukkan bahwa nilai pearson correlation pada
indikator X1.1, X1.2, X1.3, X1.4, X1.5 dan X1.6 di lihat pada kolom X1
menghasilkan nilai yang lebih besar dari nilai r tabel (0,374). Jadi dapat
disimpulkan variabel X1 valid.
60
Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas pada Variabel Potensi Merek (X2)No. ITEM Rhitung Rtabel 5% (30) Sig. Keterangan
1. Item 1 0,953 0,374 0,000 Valid
2. Item 2 0,776 0,374 0,000 Valid
3. Item 3 0,843 0,374 0,000 Valid
Sumber: Data Diolah, 2018.
Berdasarkan Tabel 3.4. menunjukkan bahwa nilai pearson correlation pada
indikator X2.1, X2.2 dan X2.3 di lihat pada kolom X2 menghasilkan nilai yang
lebih besar dari nilai r tabel (0,374). Jadi dapat disimpulkan variabel X2 valid.
Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas pada Variabel Loyalitas Merek (X3)No. ITEM Rhitung Rtabel 5% (30) Sig. Keterangan
1. Item 1 0,586 0,374 0,001 Valid
2. Item 2 0,803 0,374 0,000 Valid
3. Item 3 0,629 0,374 0,000 Valid
4. Item 4 0,803 0,374 0,000 Valid
Sumber: Data Diolah, 2018.
Berdasarkan Tabel 3.5. menunjukkan bahwa nilai pearson correlation pada
indikator X3.1, X3.2, X3.3 dan X3.4 di lihat pada kolom X3 menghasilkan nilai
yang lebih besar dari nilai r tabel (0,374). Jadi dapat disimpulkan variabel X3
valid.
Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas pada Variabel Persepsi Pribadi Masyarakat(X4)
No. ITEM Rhitung Rtabel 5% (30) Sig. Keterangan
1. Item 1 0,592 0,374 0,000 Valid
2. Item 2 0,506 0,374 0,000 Valid
3. Item 3 0,649 0,374 0,000 Valid
Sumber: Data Diolah, 2018.
Berdasarkan Tabel 3.6. menunjukkan bahwa nilai pearson correlation pada
indikator X4.1, X4.2 dan X4.3 di lihat pada kolom X4 menghasilkan nilai yang
lebih besar dari nilai r tabel (0,374). Jadi dapat disimpulkan variabel X4 valid.
61
Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas pada Variabel Keputusan Pembelian (Y)No. ITEM Rhitung Rtabel 5% (30) Sig. Keterangan
1. Item 1 1,000 0,374 0,000 Valid
2. Item 2 1,000 0,374 0,000 Valid
3. Item 3 1,000 0,374 0,000 Valid
4. Item 4 1,000 0,374 0,000 Valid
5. Item 5 1,000 0,374 0,000 Valid
6. Item 6 1,000 0,374 0,000 Valid
Sumber: Data diolah, 2018.
Berdasarkan Tabel 3.7. menunjukkan bahwa nilai pearson correlation pada
indikator Y.1, Y.2,Y.3, Y.4, Y.5 dan Y.6 di lihat pada kolom Y menghasilkan
nilai yang lebih besar dari nilai r tabel (0,374). Jadi dapat disimpulkan variabel Y
valid.
3.6.2. Uji Reliabilitas
Pengertian reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsistenatau stabil dari waktu ke waktu Ghozali (2005:97). Dalam melakukan
perhitungan Alpha digunakan alat bantu program komputer yaitu SPSS for
Windows Version 22.0. Sedangkan dalam pengambilan keputusan reliabilitas,
suatu instrument dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,6 (Nunnaly
dalam Ghozali, 2011). Rumus Cronbach Alpha Sugiyono (2012:415)
rii =∑
Keterangan:
rii = Realibilitas instrumen
K = Banyaknya butir pertanyaan atau soal
62
∑ab2 = ∑ varians butir pertanyaan
at = Varian total
Dengan rumus varians yaitu: ∑ = ∑ − (∑ )Keterangan:
∑b2 = jumlah kodrat skor
∑x = jumlah skor
n = banyaknya koresponden
Di bawah ini hasil uji reliabilitas setiap variabel dengan nilai Alpha harus > 0,6
maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel:
Tabel 3.8. Hasil Uji Reliabilitas pada Kepercayaan Merek (X1)Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items.626 6
Sumber: Data Diolah, 2018.
Berdasarkan Tabel 3.8. menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha variabel
kepercayaan merek (X1) lebih dari taraf signifikan 60% atau 0,6 maka variabel
tersebut dinyatakan reliabel.
Tabel 3.9. Hasil Uji Reliabilitas pada Potensi Merek (X2)Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items.822 3
Sumber: Data Diolah, 2018.
63
Berdasarkan Tabel 3.9. menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha variabel
potensi merek (X2) lebih dari taraf signifikan 60% atau 0,6 maka variabel tersebut
dinyatakan reliabel.
Tabel 3.10. Hasil Uji Reliabilitas pada Loyalitas Merek (X3)Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items.676 4
Sumber: Data Diolah, 2018.
Berdasarkan Tabel 3.10. menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha variabel
loyalitas merek (X3) lebih dari taraf signifikan 60% atau 0,6 maka variabel
tersebut dinyatakan reliabel.
Tabel 3.11. Hasil Uji Reliabilitas pada Persepsi Pribadi Masyarakat (X4)Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items.986 3
Sumber: Data Diolah, 2018.
Berdasarkan Tabel 3.11. menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha variabel
persepsi pribadi masyarakat (X4) lebih dari taraf signifikan 60% atau 0,6 maka
variabel tersebut dinyatakan reliabel.
Tabel 3.12. Hasil Uji Reliabilitas pada Keputusan Pembelian (Y)Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items1.000 6
Sumber: Data Diolah, 2018.
Berdasarkan Tabel 3.12. menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha variabel
keputusan pembelian (Y) lebih dari taraf signifikan 60% atau 0,6 maka variabel
tersebut dinyatakan reliabel.
64
3.7. Teknik Pengolahan Data
Menurut Sugiyono (2012:137), teknik pengumpulan data merupakan langkah
yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah
mendapatkan data.
Cara yang digunakan untuk pengolahan data pada penelitian ini yaitu:
1. Transformasi data ordinal menjadi data interval dengan Method of Successive
Interval (MSI).
Cara meningkatkan skala ukur ordinal menjadi tingkat interval adalah dengan
menggunakan Method of Successive Interval (MSI) yaitu suatu metode untuk
mentransformasikan dari skala ordinal menjadi data berskala interval.
Prosedur kerja yang harus dilakukan untuk merubah data dengan skala
ordinal menjadi skala interval adalah sebagai berikut (Iqbal Hasan, 2009:65):
a. Hitung frekuensi setiap skor (1 sampai dengan 5).
b. Tentukan proporsi dengan membagi setiap bilangan (frekuensi) f dengan n
c. Tentukan proporsi komulatif dengan menjumlahkan proporsi secara
berurutan untuk setiap respon.
d. Proporsi komulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku, selanjutnya
hitunglah nilai z berdasarkan proporsi komulatif di atas.
e. Dari nilai z yang diketahui tersebut tentukan densitynya (dalam hal ini
hitung ordinat dari sebaran normal z).
f. Hitung scale value (nilai interval rata-rata) untuk setiap pilihan jawaban:
Scale =
Keterangan:
65
Density at lower limit = kepadatan batas bawah
Density at upper limit = kepadatan batas atas
Area under upper limit = daerah di bawah batas atas
Area under lower limit = daerah di bawah batas bawah
g. Hitung score (nilai hasil transformasi) untuk setiap pilihan jawaban
melalui rumus berikut:
Y= NS + 1 + [NSmin]
Namun untuk memudahkan dan mempercepat proses pengolahan data dari skala
ordinal ke interval, penulis menggunakan komputerisasi program Microsoft Excel
dengan tahapan sebagai berikut:
a. Install aplikasi tambahan pada Microsoft Excel agar dapat mengoperasikan
MSI.
b. Klik file stat97.xla lalu klik enable macro.
c. Buka file hasil data kuesioner yang telah diinput pada Microsoft Excel atau
SPSS.
d. Pilih menu Add-in→ Statistic→ Succesive Interval → pilih Yes.
e. Pada saat kursor berada di Data Range, blok seluruh data nilai.
f. Kemudian pindah ke cell output.
g. Klik di kolom baru untuk membuat hasil output.
h. Pilih next → Finish.
Setelah pengoperasian selesai, maka data telah bertransformasi dari data ordinal
ke data interval.
66
3.8. Teknik Analisis Data
3.8.1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah analisis yang menggambarkan secara rinci, dengan
interprestasi terhadap data yang diperoleh melalui pendekatan teoritis. Dalam hal
ini adalah untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca
dan diinterpretasikan melalui pendekatan teori, kemudian dideskripsikan atau
dijelaskan. Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan mendeskriptifkan semua
data seluruh variabel dalam bentuk distribusi frekuensi dan dalam bentuk tabel
yang kemudian diberikan interpretasi terhadap data pada tabel tersebut. Dalam
penelitian ini menggambarkan identitas responden, mean, median, modus dan
analisis jawaban responden melalui kuesioner terhadap konsumen Mirror Pizza di
Bandarlampung.
3.8.2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi
regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala normalitas, gejala
heteroskedastisitas dan gejala multikolinearitas. Model regresi akan dapat
dijadikan alat estimasi yang tidak bisa jika telah memenuhi persyaratan BLUE
(Best Linear Unbiased Estimator) yakni tidak terdapat multikolineritas (Ghozali,
2005:74).
1. Uji Normalitas
Uji asumsi ini akan menguji data variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y)
pada persamaan regresi yang dihasilkan, apakah berdistribusi normal atau
67
berdistribusi tidak normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data
variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali.
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011: 160). Model
regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau penyebaran
data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal (Ghozali,
2010:155). Dalam uji asumsi klasik uji t dan f mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilangggar maka uji statistik
menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali,2011:160). Normalitas
data dapat dilihat dengan beberapa cara, diantaranya yaitu dengan melihat kurva
normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data
normal, sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas adalah:
a. Jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan
bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data (titik) menyebar menjauh dari garis diagonal, maka tidak
menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. (Ghozali, 2005:104).
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi
yang memenuhi persyaratan adalah dimana terdapat kesamaan varians dari
68
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut dengan
homoskedastisitas dalam suatu model regresi yaitu dengan melihat grafik
scatterplot (Singgih Santoso, 2008:48). Dasar pengambilan keputusannya adalah:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk
suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang), maka telah terjadi
heterokedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
3. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi
antara variabel-variabel bebas dalam satu model regresi linier berganda (Gujarati,
2003:99). Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (variabel independen). Dalam multi regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika pada
model persamaan regresi mengandung gejala multikolineritas, berarti terjadi
korelasi (mendekati sempurna) antar variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:
a. Mempunyai angka Variance Inflantion Factor (VIF) < 10.
b. Mempunyai nilai tolerance di atas > 0,10.
c. Koefisien korelasi antar variabel harus lemah (dibawah 0,05) jika korelasi
kuat terjadi multikolinieritas.
69
3.9.2. Analisis Regresi Linear Berganda
Uji regresi linear mengestimasikan besarnya koefisien-koefisien yang dihasilkan
dari persamaan yang bersifat linear, yang melibatkan beberapa variabel bebas,
untuk digunakan sebagai alat prediksi (Sugiyono, 2012:422). Dalam upaya
menjawab permasalahan dalam penelitian ini maka digunakan analisis regresi
linear berganda. Untuk regresi yang variabel independennya terdiri atas dua atau
lebih, regresinya disebut juga regresi berganda. Selanjutnya untuk menganalisis
apakah ada hubungan antara variabel- variabel, digunakan analisis linear berganda
melalui SPSS for Windows version 22.0. Oleh karena variabel independen di atas
mempunyai variabel yang lebih dari dua, maka regresi dalam penelitian ini
disebut regresi berganda. Menurut Sugiyono (2011:188), perumusan regresi dalam
penelitian ini adalah:
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3X3+ b4x4 + e
Keterangan:
Y = Variabel dependen yaitu keputusan pembelian
x1 = Variabel independen yaitu kepercayaan merek
x2 = Variabel independen yaitu potensi merek
x3 = Variabel independen yaitu loyalitas merek
x4 = Variabel independen yaitu persepsi pribadi masyarakat
a = Nilai konstanta regresi
e = Epilson (variabel lainnya)
Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji
statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H1 ditolak). Sebaliknya
70
tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah di mana H1
diterima.
3.9.3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan tujuan
memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis itu. Dalam pengujian
hipotesis, keputusan yang dibuat mengandung ketidakpastian, artinya keputusan
biasanya benar atau salah, sehingga menimbulkan risiko. Untuk melakukan
pembuktian hipotesis tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistik
sebagai berikut:
1. Uji Parsial (Uji t)
Uji t merupakan cara untuk menguji apakah rata-rata suatu populasi sama dengan
suatu harga tertentu atau apakah rata-rata dua populasi sama atau berbeda secara
signifikan. Penguji hipotesis terhadap koefisien regresi secara parsial yangakan
menggunakan uji t, pengujian ini dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95% dan
derajat kebebasan 5% (Jogiyanto, 2007:66). Dalam pengujian ini ingin diketahui
apakah jika secara terpisah variabel independen (X) masih memberikan kontribusi
secara signifikan terhadap variabel Y. Uji t-parsial dapat dirumuskan sebagai
berikut (Sugiyono, 2011:184):
t = √√Keterangan:
t = statistik t dengan derajat bebas n-1
n = banyaknya observasi atau pengamatan
71
r = korelasi parsial yang ditemukan
Rumus dalam menentukan df adalah:
df = n-k-1
Keterangan:
n = banyak observasi
k = jumlah variabel (Independen+Dependen)
Dasar pengambilan keputusannya adalah:
a. Jika thitung < ttabel maka Ho1 diterima dan Ha1 ditolak.
Jika thitung > ttabel maka Ho1 ditolak dan Ha1 diterima.
Berdasarkan nilai probabilitas (signifikan) dasar pengambilan keputusan adalah:
b. Jika probabilitas > 0,05 maka Ho1 diterima dan Ha1 ditolak.
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho1 ditolak dan Ha1 diterima.
2. Uji Simultan (Uji F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen
yang digunakan berpengaruh secara bersama-sama terhadap satu variabel
dependent (Ghozali, 2005:89). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel
dependent secara signifikan. Pengujian ini dilakukan dengan uji F pada tingkat
keyakinan 95% dan tingkat kesalahan analisis 5%. Pengaruh tersebut memiliki
tingkat signifikan pada alpha 5%. Adapun metode untuk menentukan apabila nilai
signifikan < 0,05 dan F hitung > F tabel. Nilai F dapat dirumuskan sebagai berikut
(Sugiyono, 2011:192):
72
F =/( )/( )
Keterangan:
F = pendekatan distribusi probabilitas fisher
r2 = koefisien korelasi ganda
n = jumlah anggota sampel
k = jumlah variabel independen
Rumus dalam menentukan df1 dan df2 adalah:
df1 = k-1
df2 = n-k
Keterangan:
k = jumlah variabel (Independen+Dependen)
n = jumlah observasi/sampel pembentuk regresi
Formula hipotesis:
a. Ha: Variabel kepercayaan merek, potensi merek, loyalitas merek dan persepsi
pribadi masyarakat secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian di Mirror Pizza Bandarlampung.
b. Ho: Variabel kepercayaan merek, potensi merek, loyalitas merek dan persepsi
pribadi masyarakat secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap
keputusan pembelian di Mirror Pizza Bandarlampung.
Dasar pengambilan keputusannya adalah:
c. Jika F hitung < Ftabel maka Ho diterima.
Jika F hitung > Ftabelmaka Ho ditolak.
73
Berdasarkan nilai probabilitas (signifikan) dasar pengambilan keputusan adalah:
d. Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima.
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak.
3. Uji R2
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model independent dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1). Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen (bebas) dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen. Koefisien determinasi dalam penelitian
ini dapat dihitung dengan rumus korelasi ganda empat prediktor (Sugiyono,
2012:433):
R2 =1 ∑ ∑ ∑ ∑∑
Keterangan:
b1 = koefisien regresi variabel kepercayaan merek
b2 = koefisien regresi variabel potensi merek
b3 = koefisien regresi variabel loyalitas merek
b4 = koefisien regresi variabel persepsi pribadi masyarakat
x1 = kepercayaan merek
x2 = potensi merek
x3 = loyalitas merek
x4 = persepsi pribadi masyarakat
74
Y = keputusan pembelian produk
Tabel 3.13. Pedoman Interprestasi Terhadap Koefisien KorelasiInterval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,779 Kuat
0,80-1,000 Sangat KuatSumber: Sugiyono (2012: 149)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat Pizza
Pizza adalah makanan khas yang populer di Italia. Pizza memiliki sejarah yang
panjang, rumit dan tak menentu yang sering menginspirasikan banyak perdebatan.
Asal kata pizza pertama kali muncul tahun 997 dalam Bahasa Latin Pertengahan
dan di Napoli pada abad ke-16 sebuah galette disebuat sebagai pizza. Pada saat itu
pizza adalah alat tukang roti, adonan yang digunakan untuk menegaskan oven
temperatur. Makanan para warga tidak mampu, pizza dijual di jalan dan belum
terpikirkan sebagai resep unggulan.
Sebelum abad ke-17, pizza yang menggunakan mayones sebagai topping.
Kemudian diganti oleh minyak, keju, tomat dan ikan.Tahun 1843, Alexander
Dumas menjelaskan keragaman pelengkap pizza. Bulan Juni 1889 untuk
menghormati Ratu Italia, Koki Neapolitan Raffaela menciptakan “Pizza
Margherita”, sebuah pizza yang di beri topping tomat, keju mozarella dan basil,
untuk bendera warna Italia. Dialah yang pertama kali menambahkan keju. Pizza
sendiri telah menjadi makanan sehari-hari di Italia selama berabad-abad. Bentuk
awal dari pizza adalah roti panggang mentah di bawah batu-batu api dan diberi
76
bumbu dengan berbagai topping yang berbeda. Roti pizza dengan bentuk pipih
muncul orang-orang mulai menggunakan tomat sebagai topping, kompos tomat
pertama kali dibawa ke Eropa pada abad ke-16. Warga di kawasan dari Naples
terlibat membuat pizza dengan tomat. Zaman dulu, Napoli masih bisa masuk ke
Kerajaan Romawi, Berlin bisa dibilang pizza dan berasal dari Romawi. Pada abad
ke-18, menu pizza menjadi populer dan menjadi Daya Tarik Wisata banyak
pengunjung yang pergi ke daerah. Meskipun pizza merupakan makanan rakyat
tidak mampu yang lahir di kota Napoli, Italia Bagian Selatan sekitar tahun 1720-
an, makanan ini juga populer di kalangan kerajaan.
Pizza merupakan makanan khas yang berasal dari negara Italia. Akan tetapi
hampir disetiap negara makanan ini juga sangat digemari, karena bentuknya yang
menarik dan juga rasanya yang lezat pasti akan sangat mengundang selera makan
hampir setiap orang. Mulai dari anak kecil hingga orang tua memenuhi tempat
makan khusus pizza untuk menikmati segala rasanya yang istimewa. Pizza adalah
sejenis roti bundar, pipih yang dipanggang di oven dan biasanya dilumuri saus
tomat serta keju dengan bahan makanan tambahan lainnya yang bisa dipilih. Keju
yang dipakai biasanya mozarela atau keju pizza. Pizza biasanya dikonsumsi selagi
panas (biasanya untuk makan siang dan malam), tetapi ada pula yang disajikan
dingin, biasanya dikonsumsi untuk sarapan atau piknik.
Pizza merupakan salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia. Porsinya yang
besar cocok sekali dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang suka makan
bersama. Pizza sering dijadikan sebagai makanan pilihan untuk berkumpul
bersama keluarga atau teman-teman. Mengkonsumsi pizza sangat disukai oleh
para anak-anak dan anak muda zaman sekarang yang menganggap makanan itu
77
merupakan kebutuhan sehari-hari, rasanya yang lezat membuat para kaum muda
untuk terus mengkonsumsi dan bahan baku yang berkualitas. Sampai saat ini di
abad modern, makanan ini sudah menjamur dimana-mana di seluruh dunia.
Beberapa restoran pizza yang dikenal dan populer saat ini adalah Mirror Pizza.
4.1.2. Mirror Pizza Lampung
Berawal dari ide, yang kemudian direalisasikan menjadi sebuah produk nyata.
Dilatarbelakangi dengan Nanda Putra Anggara dan istrinya mendirikan tempat
makanan siap saji khas Italia yaitu Pizza. Tempat makan yang beralamat di Jalan
Prof. Soemantri No 02 Bandarlampung, memiliki kekhasan yaitu pada bahan baku
yang dipilih tidak semuanya menghilangkan citra rasa khas kuliner nusantara.
Mulai dari bahan adonan dan toppingnya. Semur jengkol dan berbagai bahan baku
lain yang kental dengan rasa nusantara. Bila dikelola dan dimanfaatkan dengan
baik dan bijak, maka akan menjadi sebuah produk makanan siap saji yang sehat.
Nanda menambahkan, usaha yang dirintis sejak 11 November 2015 ini awalnya
dikenal dengan nama Menara Pizza. Namun, karena sesuatu hal yang kemudian
berganti nama menjadi Mirror Pizza, yang dalam bahasa Indonesia berarti cermin.
Adapun tujuan berdirinya Mirror Pizza, sebagai salah satu bentuk apresiasi dan
pengenalan makanan siap saji khas Italia. Tempat ini juga merupakan alternatif
sebagai tempat berkumpulnya anak-anak muda zaman sekarang. Selain
menyediakan pizza yang berkualitas, Mirror Pizza juga menawarkan harga
terjangkau kepada para calon konsumennya. Melalui berbagai kesempatan,
kalangan anak anak-anak, remaja, dewasa maupun orang tua serta go food atau
grab food telah membeli makanan siap saji Mirror Pizza. Dari segi produk, kini
78
pihak Mirror Pizza telah mulai membuat menu baru seperti mie tek-tek, nasi
goreng dan nasi ayam. Tidak menutup kemungkinan akan kembali untuk
mengembangkan usahanya dengan memperbanyak jenis makanan dan minuman.
Dengan melihat perkembangan usaha kuliner secara nasional memotivasi pelaku-
pelaku usaha baru di kota-kota lainnya di Indonesia untuk mengembangkan usaha
kuliner. Di provinsi Lampung, kota Bandarlampung khususnya, pelaku usaha di
kuliner makanan siap saji ini mulai berkembang pesat. Salah satunya Mirror
Pizza, yang merupakan salah satu merek dagang yang menjual makanan siap saji,
berupa pizza. Usaha ini diharapkan mampu bersaing dengan produsen pizza
ternama lainnya yang lebih dulu seperti Pizza Hut. Untuk itu diperlukan strategi
pengembangan usaha agar dapat bersaing dengan produsen pizza lainnya.
4.1.3. Produk Umum Mirror Pizza Lampung
Mirror Mizza mempunyai 16 varian menu pizza, menu Indonesian food seperti
mie tek-tek, bubur ayam kampung serta berbagai macam minuman dan es krim.
Menu favorit varian pizzanya adalah meat lovers karena memiliki ciri khas yang
memakai saus spesial buatan Mirror Pizza sendiri yang digemari oleh para
pelanggannya. Jenis pizza yang dibuat sendiri adalah Black Paper Beef karena di
dalam topping digabungkan dengan makanan khas nusantara yaitu semur jengkol
yang sangat tidak asing lagi rasanya bagi para pelanggan. Berikut vrian menu
pizza yang ada di Mirror Pizza yaitu:
79
Chicken Mushroom American Mirror Pizza Black Garlic Chesee Bread
Gamberi Croccanti Black Paper Beef Tunna Avocado
Black Jengker Fetucine Black Paper Beef Black Paper Beef Bread
Sumber: Instagram Mirror PizzaGambar 4.1. Beberapa Varian Menu Pizza
Beberapa varian di atas yang menjadi favorit pelanggan yang sering di beli dan
mengkonsumsi pizza di tempat. Banyak mahasiswa atau mahasiswi yang sering
Mirror Pizza masuk kedalam kategori makananfavorit di gofood Lampung di tahun 2017, tapi padasaat itu namanya masih Menara Pizza.Pada tahun2018 sudah diganti menjadi Mirror Pizza.
80
berkumpul bareng di tempat untuk mengobrol bersama, canda tawa dan belajar,
karena lokasinya yang ada di daerah tempat kuliah serta banyak varian minuman
segar yang membuat mahasiswa atau mahasiswi nyaman untuk berlama-lama.
Suasana yang dibuat oleh pihak Mirror Pizza adalah di sekeliling dinding dihiasi
oleh cermin yang membuat nama tempat tersebut mirror. Adanya cermin-cermin
di sekeliling dinding itu dikarenakan banyak pembeli perempuan yang mencari
cermin untuk melihat penampilannya sudah rapi atau belum dan menjadi media
foto sesama teman.
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif
4.2.2. Karakteristik Responden
Penelitian ini ditujukan pada konsumen Mirror Pizza di Bandarlampung. Sampel
yang dipilih sebagai partisipan dengan menggunakan metode probability
sampling, yaitu simple random sampling. Proses kegiatan penyebaran kuesioner
dimulai sejak tanggal 15 April 2018 sampai 30 April 2018. Beberapa karakteristik
responden berdasarkan hasil kuesioner yang telah diberikan kepada 100 orang
konsumen Mirror Pizza Bandarlampung dan dijelaskan secara rinci sebagai
berikut:
81
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Sumber: Data Diolah, 2018.Gambar 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan gambar 4.1. dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam
penelitian ini adalah remaja yang memiliki usia < 20 tahun, karena di usia tersebut
para kalangan remaja dan anak-anak sedang senang-senangnya mencari kuliner
yang sedang popular dan hits di kalangan anak remaja zaman sekarang, sesuai
dengan rasa yang diinginkan serta porsinya, harga yang terjangkau, tempat makan
yang berada di kawasan anak kuliah. Sehingga menimbulkan produk makanan
siap saji Mirror Pizza banyak yang mengkonsumsinya.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Data Diolah, 2018.Gambar 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
< 20 Tahun54%
20 Tahun -25 Tahun
27%
> 25 Tahun19%
Usia
28%
72%
Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan
82
Berdasarkan gambar 4.2. dapat diketahui bahwa secara keseluruhan konsumen
Mirror Pizza yang dijadikan sampel dalam penelitian kali ini didominasi
konsumen yang berjenis kelamin perempuan, karena rasa ingin tahu tentang
kuliner yang ada di Indonesia sangat besar. Pizza merupakan makanan siap saji
yang sudah lama ada di Bandarlampung sehingga membuat para kalangan
perempuan tidak susah untuk menemukan tempat makan yang menjual makanan
khas Italia ini. Tempat yang nyaman dan sunyi membuat para kalangan
perempuan memilih untuk menjadikan tempat berkumpul sambil mengobrol
dengan teman-teman dan berdiskusi seputar pendidikan serta perkembangan
zaman sekarang.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Sumber: Data Diolah, 2018.Gambar 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Berdasarkan gambar 4.4. dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam
penelitian ini adalah tingkat pendidikan terakhir di SMA dan disesuaikan juga
dengan mayoritas responden konsumen berdasarkan usia diantara <20 tahun yang
sedang kuliah di Perguruan Tinggi masing-masing.
1%3%
76%
20%
Pendidikan Terakhir
SD SMP SMA Perguruan Tinggi
83
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Sumber: Data Diolah, 2018.Gambar 4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan gambar 4.6. dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam
penelitian ini adalah pelajar atau mahasiswa, ini disesuaikan dengan mayoritas
responden berdasarkan jenis kelamin dan usia yang menyatakan bahwa kalangan
yang mengkonsumsi makanan siap saji Mirro Pizza adalah remaja.
5. Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Per Bulan
Sumber: Data diolah, 2018.Gambar 4.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Per Bulan
Berdasarkan gambar 4.7. dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam
penelitian ini adalah perempuan yang memiliki penghasilan per bulan <Rp
2.000.000,00, karena mayoritas responden berdasarkan pekerjaan adalah pelajar
63%28%
5% 4%
Pekerjaan
Pelajar/Mahasiswa Pegawai Sawasta
Pegawai Negeri Lainnya
68%
24%8%
Penghasilan Per Bulan
< Rp 2.000.000 Rp 2.000.000 - Rp 4.000.000
> Rp 4.000.000
84
atau mahasiswa yang belum bekerja sehingga untuk penghasilan per bulan
terbilang kecil.
6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran Per Bulan UntukMembeli Produk Makanan Siap Saji
Sumber: Data Diolah, 2018.Gambar 4.8. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran Per Bulan
Berdasarkan gambar 4.8. dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam
penelitian ini adalah perempuan yang memiliki pengeluaran per bulan membeli
produk siap saji < Rp 250.000,00, karena mayoritas responden berdasarkan
pekerjaan adalah pelajar atau mahasiswa dengan penghasilan per bulan sekitar <
Rp 2.000.00,00 yang termasuk kecil.
7. Karakteristik Responden Berdasarkan Dengan Siapa Membeli ProdukMakanan Siap Saji
Sumber: Data Diolah, 2018.Gambar 4.9. Karakteristik Responden Berdasarkan Dengan Siapa
Membeli Makanan Siap Saji
70%
16%14%
Pengeluaran Per Bulan Untuk MembeliProduk Makanan Siap Saji
< Rp 250.000 Rp 250.000 - Rp 500.000 > Rp 500.000
53%
23%
13%11%
Dengan Siapa Membeli Makanan Siap Saji
Teman Keluarga Pacar Teman
85
Berdasarkan gambar 4.9. dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam
penelitian ini adalah responden yang pergi bersama teman, karena perempuan
biasanya pada saat akan mengkonsumsi makanan siap saji pasti akan mengajak
teman-teman lainnya untuk berkumpul bersama, membicarakan tentang
perkuliahan, serta kuliner-kuliner yang sedang hits di media sosial, sehingga
mereka makan bersama-sama.
8. Karakteristik Responden Berdasarkan Menu Favorit Varian Pizza
Sumber: Data Diolah, 2018.Gambar 4.10. Karakteristik Responden Berdasarkan Menu
Favorit Varian Pizza
Berdasarkan gambar 4.10. dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam
penelitian ini adalah responden yang membeli menu favorit varian pizza Meats
Lovers. Meats Lovers menjadi menu favorit karena anak-anak suka dengan
toppingnya yaitu sosis dan beef burger serta saus buatan Mirror Pizza sendirir
dengan rasa yang sudah tidak asing lagi di kalangan remaja dan disesuaikan
dengan responden mayoritas berdasarkan usia yaitu < 20 tahun.
44%
16%
26%
14%
Menu Favorit Varian PizzaMeats Lovers Black Paper Beef All Cheese Lainnya
86
9. Karakteristik Responden Berdasarkan Dalam Satu Bulan Berapa KaliMengkonsumsi Makanan Siap Saji
Sumber: Data Diolah, 2018.Gambar 4.11. Karakteristik Responden Berdasarkan Dalam Satu Bulan
Berapa Kali Mengkonsumsi Makanan Siap Saji
Berdasarkan gambar 4.11. dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam
penelitian ini adalah responden yang mengkonsumsi makanan siap saji perbulan
sebanyak < 5 kali, karena menyesuaikan penghasilan perbulan yaitu < Rp
2.000.000,00 yang terbilang kecil dan pekerjaan yaitu pelajar atau mahasiswa
membuat responden tidak bisa bebas untuk mengkonsumsi makanan siap saji
setiap harinya.
10. Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Lain Selain Mirror Pizza
Sumber: Data Diolah, 2018.Gambar 4.12. Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Lain
Selain Mirror Pizza
61%27%
12%
Mengkonsumsi MakananSiap Saji…
< 5 kali 5 kali - 10 kali > 10 kali
70%12%
11% 7%
Tempat Selain Mirror PizzaPizza Hut Menara Pizza Brother Pizza lainnya
87
Berdasarkan gambar 4.12. dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam
penelitian ini adalah responden yang membeli makanan siap saji di Pizza Hut,
karena bila dibandingkan dengan tempat makan yang menyediakan makanan siap
saji lainnya dari segi rasa dan suasananya lebih menarik di Pizza Hut itu yang
membuat responden banyak memilih Pizza Hut.
11. Karakteristik Responden Berdasarkan Pizza Biasanya Disajikan SebagaiSarapan, Makan Siang, Makan Malam dan Lainnya.
Sumber: Data Diolah, 2018.Gambar 4.13. Karakteristik Responden BerdasarkanPizzaBiasanya
Disajikan Sebagai Sarapan, Makan Siang, Makan Malam dan Lainnya
Berdasarkan gambar 4.13. dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam
penelitian ini adalah responden yang membeli pizza biasanya disajikan sebagai
makan malam, karena suasana malam yang dingin, nyaman serta sunyi membuat
responden memilih mengkonsumsi makanan siap saji di malam hari.
4.2.3. Statistik Deskriptif Nilai Mean, Median dan Modus
Analisis deskriptif adalah analisis yang menggambarkan secara rinci, dengan
interprestasi terhadap data yang diperoleh melalui pendekatan teoritis. Dalam hal
ini adalah untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca
27%
23%
38%
12%
Pizza DisajikanSarapan Makan Siang Makan Malam Lainnya
88
dan diinterprestasikan melalu pendekatan teori, kemudian dideskripsikan atau
dijelaskan. Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan mendeskriptifkan semua
data seluruh variabel dalam bentuk distribusi frekuensi dan dalam bentuk tabel
yang kemudian diberikan interprestasi terhadap data pada tabel tersebut.
Tabel 4.1. Mean, Median dan ModusStatistics
Kepercayaan_Merek
Potensi_Merek
Loyalitas_Merek
Persepsi_Pribadi
_MasyarakatKeputusan_Pembelian
N Valid 100 100 100 100 100
Missing 0 0 0 0 0Mean 21.23606 7.48165 11.84597 10.93132 16.87430Median 21.11300 7.44400 12.11900 10.80500 17.35400Mode 24.543 7.444 13.224 12.741 18.439Minimum 14.599 4.443 6.121 3.000 7.894Maximum 29.155 11.927 17.274 30.332 23.347
Sumber: Data Diolah, 2018
Berdasarkan hasil Tabel 4.1. secara deskriptif dapat dijelaskan bahwa variabel
kepercayaan merek memiliki nilai rata-rata sebesar 21.23606 dengan nilai tengah
sebesar 21.11300 dan nilai yang sering muncul adalah sebesar 24.543. Variabel
potensi merek memiliki nilai rata-rata atau mean sebesar 7.48165 dengan nilai
tengah 7.44400 dan nilai yang sering muncul 7.444. Variabel loyalitas merek
memiliki nilai rata-rata atau mean sebesar 11.84597 dengan nilai tengah 12.11900
dan nilai yang sering muncul 13.224. Variabel persepsi pribadi masyarakat
memiliki nilai rata-rata atau mean sebesar 10.93132 dengan nilai tengah 10.80500
dan nilai yang sering muncul 12.741. Variabel keputusan pembelian memiliki
nilai rata-rata atau mean sebesar 16.87430 dengan nilai tengah 17.35400 dan nilai
yang sering muncul 18.439.
89
4.2.4. Analisis Jawaban Responden
Analisis data dilakukan untuk mendapatkan gambaran deskriptif mengenai
responden dalam penelitian ini, khususnya untuk mengetahui persepsi umum
responden mengenai variabel-variabel yang diteliti. Analisis ini dilakukan dengan
teknik analisis deskriptif, untuk menggambarkan atas item-item pernyataan yang
diajukan. Pada penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil penyebaran
kuesioner pada konsumen Mirror Pizza di Bandarlampung. Data tersebut
dikelompokkan menjadi lima variabel yaitu kepercayaan merek, potensi merek,
loyalitas merek, persepsi pribadi masyarakat dan keputusan pembelian. Teknik
skoring yang dilakukan dalam penelitian ini adalah minimum 1 dan maksimum 5
pada setiap jumlah jawaban dari responden yang akan dihitung persentasenya.
Adapun interprestasi nilai r yang akan digunakan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.2. Interprestasi nilai rTingkat hubungan Interval koefisien r
Sangat rendah 1 – 1,7Rendah 1,8 – 2,5Cukup tinggi 2,6 – 3,3Tinggi 3,4 – 4,1Sangat Tinggi 4,2 – 5,0
Sumber: Tabel Interprestasi r 2018.
Dengan dasar tersebut, penelitian ini dapat menentukan indeks persepsi responden
terhadap variabel-variabel yang digunakan yaitu kepercayaan merek, potensi
merek, loyalitas merek dan persepsi pribadi masyarakat terhadap keputusan
pembelian. Berikut ini adalah analisis deskriptif jawaban responden berdasarkan
variabel. Berikut ini adalah analisis deskriptif hasil jawaban responden dalam
penelitian ini yaitu:
90
1. Analisis Deskriptif Jawaban Responden Mengenai Kepercayaan Merek(X1)
Analisis deskriptif jawaban responden tentang variabel kepercayaan merek
didasarkan pada pernyataan-pernyataan seperti yang terdapat dalam kuesioner
yang disebarkan pada responden. Kepercayaan merek yang dimaksud adalah
merek yang berhasil menciptakan sejumlah asumsi awal yang berkesan dalam diri
konsumen yang berkelanjutan dalam jangka panjang serta melibatkan kredibilitas,
integritas dan benevolence yang dilekatkan pada merek tertentu.
Tabel 4.3. Analisis Jawaban RespondenVariabel Kepercayaan Merek
Sumber:Data Diolah, 2018.
Berdasarkan interprestasi nilai pada tabel 4.3. hasil penelitian kepada responden
mengenai variabel kepercayaan merek (X1) memiliki nilai rata-rata 4,003 “tinggi”
dengan menggunakan skala 1 – 5. Hal tersebut dapat diketahui bahwa
kepercayaan merek (X1) yang dirasakan oleh responden berada pada kategori
tinggi untuk makanan siap saji merek Mirror Pizza.
Pada item pertama mengenai karyawan Mirror Pizza melaksanakan tugas dengan
bersungguh-sungguh memiliki nilai rata-rata 4,279 “sangat tinggi” yang berarti
karyawan benar-benar melaksanakan tugas secara baik. Selanjutnya, item kedua
mengenai karyawan Mirror Pizza memberikan pelayanan yang terbaik memiliki
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6Rata-Rata
Rata-Rata 4,279 3,665 3,421 3,154 3,665 3,665 4,003
0
2,000
4,000
6,000
Variabel X1
91
nilai rata-rata 3,665 “tinggi” yang berarti responden setuju bahwa pelayanan yang
diberikan sudah sesuai dengan yang diinginkan. Kemudian, item ketiga mengenai
Mirror Pizza konsisten dengan menyediakan makanan siap saji yang sehat
memiliki nilai rata-rata 3,421 “tinggi” yang berarti banyak responden setuju
bahwa Mirror Pizza menyediakan makanan yang sehat.
Pada item keempat mengenai Mirror Pizza memiliki keteguhan dengan harga
yang terjangkau memiliki nilai rata-rata 3,154 “cukup tinggi” yang berarti
responden membeli produknya karena harganya yang terjangkau. Kemudian, item
kelima mengenai Mirror Pizza memberikan harga sesuai dengan porsi memiliki
nilai rata-rata 3,665 “tinggi” yang berarti responden setuju bahwa harga
ditawarkan sudah sesuai dengan porsi yang diberikan. Selanjutnya, item keenam
mengenai Mirror Pizza memberikan harga sesuai dengan rasa memiliki nilai rata-
rata 3,665 “tinggi” yang berarti responden memberikan pernyataan yang
mengungkapkan bahwa rasa makanan siap saji lezat sesuai dengan harga yang
terjangkau.
2. Analisis Deskriptif Jawaban Responden Mengenai Potensi Merek (X2)
Tabel4.4. Analisis Jawaban RespondenVariabel Potensi Merek
Sumber:Data Diolah, 2018.
X1.1 X1.2 X1.3 Rata-Rata
Rata-Rata 2,709 2,400 2,372 2,709
2,200
2,400
2,600
2,800
Variabel X2
92
Berdasarkan interprestasi data tabel 4.4. hasil penelitian kepada responden
mengenai variabel potensi merek (X2) memiliki nilai rata-rata 2,709 “cukup
tinggi” dengan menggunakan skala 1 – 5. Hal tersebut dapat diketahui bahwa
potensi merek (X2) yang dirasakan oleh responden berada pada kategori cukup
tinggi untuk makanan siap saji merek Mirror Pizza.
Pada item pertama mengenai membeli produk Mirror Pizza untuk memenuhi
keinginan memiliki nilai rata-rata 2,709 “cukup tinggi” yang berarti tidak semua
responden yang membeli produknya untuk memenuhi keinginan. Selanjutnya,
item kedua mengenai memilih Mirror Pizza untuk kepuasan pribadi memiliki nilai
rata-rata 2,400 “cukup tinggi” yang berarti responden menyatakan cukup setuju
bahwa membeli produknya untuk memenuhi kepuasan pribadi. Kemudian, item
ketiga mengenai produk Mirror Pizza unik memiliki nilai rata-rata 2,372 “rendah”
yang berarti responden kurang setuju bahwa produk Mirror Pizza unik
dikarenakan masih banyak pesaing lainnya yang lebih bisa memikat konsumen
untuk membeli produk makanan siap saji merek lain.
3. Analisis Jawaban Responden Mengenai Loyalitas Merek (X3)
Tabel4.5. Analisis Jawaban RespondenVariabel Loyalitas Merek
Sumber:Data Diolah, 2018.
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4Rata-Rata
Rata-Rata 2,667 2,709 3,665 2,804 2,918
01,0002,0003,0004,000
Variabel X3
93
Berdasarkan interprestasi data tabel 4.5. hasil penelitian kepada responden
mengenai variabel loyalitas merek (X3) memiliki nilai rata-rata 2,918 “cukup
tinggi” dengan menggunakan skala 1 – 5. Hal tersebut dapat diketahui bahwa
loyalitas merek (X3) yang dirasakan oleh responden berada pada kategori cukup
tinggi untuk makanan siap saji merek Mirror Pizza.
Pada item pertama mengenai Mirror Pizza menyediakan ragam produk yang
menarik memiliki nilai rata-rata 2,667 “cukup tinggi” yang berarti responden
hanya memberikan jawab cukup setuju untuk menyediakan ragam produk yang
menarik untuk dibeli oleh konsumennya. Selanjutnya, item kedua mengenai toko
Mirror Pizza tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi memiliki nilai rata-
rata 2,709 “cukup tinggi” yang berarti tidak semua responden setuju dbahwa
tempat yang disediakan menyenangkan untuk dikunjungi oleh konsumen.
Kemudian, item ketiga mengenai puas pada produk yang dikeluarkan oleh Mirror
Pizza memiliki nilai rata-rata 3,665 “tinggi” yang berarti bahwa responden setuju
dengan produk ditawarkan oleh Mirror Pizza. Item keempat mengenai saya suka
merekomendasikan produk Mirror Pizza kepada teman memiliki nilai rata-rata
2,804 “cukup tinggi” yang berarti tidak semua responden merekomendasikan
produk makanan siap saji Mirror Pizza kepada teman-temannya.
94
4. Analisis Jawaban Responden Mengenai Persepsi Pribadi Masyarakat (X4)
Tabel4.6. Analisis Jawaban RespondenVariabel Persepsi Pribadi Masyarakat
Sumber:Data Diolah, 2018.
Berdasarkan interprestasi data tabel 4.6. hasil penelitian kepada responden
mengenai variabel persepsi pribadi masyarakat (X4) memiliki nilai rata-rata 3,725
“tinggi” dengan menggunakan skala 1 – 5. Hal tersebut dapat diketahui bahwa
persepsi pribadi masyarakat (X4) yang dirasakan oleh responden berada pada
kategori tinggi untuk makanan siap saji merek Mirror Pizza.
Pada item pertama mengenai Mirror Pizza memiliki keunggulan produk cita
rasanya yang nusantara tidak dimiliki oleh pesaing-pesaingnya memiliki nilai rata-
rata 3,421 “tinggi” yang berarti responden setuju dengan keunggulan cita rasanya
yang nusantara karna di salah satu toppinginya ada semur jengkol yang khas
dengan Indonesia. Selanjutnya, item kedua mengenai Mirror Pizza menggunakan
bahan makanan yang baik dikonsumsi untuk tubuh memiliki nilai rata-rata 3,665
“tinggi” yang berarti responden setuju bahwa makanan yang ditawarkan dibuat
dengan bahan-bahan yang baik dikonsumsi untuk tubuh. Kemudian, item ketiga
mengenai Mirror Pizza memiliki mutu produk yang sangat baik untuk dikonsumsi
X4.1 X4.2 X4.3 Rata-Rata
Rata-Rata 3,421 3,665 3,845 3,725
3,200
3,400
3,600
3,800
4,000
Variabel X4
95
setiap saat memiliki nilai rata-rata 3,845 “tinggi” yang berarti responden setuju
produk ditawarkan sangat baik untuk dikonsumsi setiap saat.
5. Analisis Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian (Y)
Tabel 4.7. Analisis Jawaban RespondenVariabel Keputusan Pembelian
Sumber: Data Diolah, 2018.
Berdasarkan interprestasi data tabel 4.7. hasil penelitian kepada responden
mengenai variabel keputusan pembelian (Y) memiliki nilai rata-rata 3,268 “cukup
tinggi” dengan menggunakan skala 1 – 5. Hal tersebut dapat diketahui bahwa
keputusan pembelian (Y) yang dirasakan oleh responden berada pada kategori
cukup tinggi untuk makanan siap saji merek Mirror Pizza.
Pada item pertama mengenai produk Mirror Pizza sesuai dengan kebutuhan
konsumen memiliki nilai rata-rata 2,458 “rendah” yang berarti responden kurang
setuju bahwa dengan membeli produk tersebut dapat memenuhi akan kebutuhan
konsumen. Kemudian, item kedua mengenai saya mengetahui informasi mengenai
produk makanan siap saji Mirror Pizza dari teman memiliki nilai rata-rata 3,665
“tinggi” yang berarti responden setuju bahwa mengenai informasi produk-produk
makanan siap saji Mirror Pizza dari teman-teman. Selanjutnya, item ketiga
mengenai produk Mirror Pizza menjadikan pilihan utama dibandingkan makanan
Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5Rata-Rata
Rata-Rata 2,458 3,665 3,421 3,665 3,665 3,268
01,0002,0003,0004,000
Variabel Y
96
Italia lainnya memiliki rata-rat nilai 3,421 “tinggi” yang berarti responden setuju
bahwa makanan khas Italia yang dijadikan pilihan utama adalah pizza.
Pada item keempat mengenai setelah beberapa pertimbangan yang saya lakukan
dan informasi yang saya lakukan dan informasi yang saya dapatkan, saya
memutuskan untuk membeli produk makanan siap saji Mirror Pizza memiliki
nilai rata-rata 3,665 “tinggi” yang berarti bahwa responden setuju untuk
memutuskan untuk membeli makanan siap saji Mirror Pizza. Selanjutnya, item
kelima mengenai saya merasa puas terhadap produk Mirror Pizza memiliki nilai
rata-rata 3,665 “tinggi” yang berarti bahwa responden setuju produk-produk yang
ditawarkan Mirror Pizza dapat memberikan kepuasan dengan konsumennya.
4.3. Hasil Analisis Data
4.3.1. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik digunakan untuk menguji regresi yang digunakan apakah
benar-benar baik dengan menghasilkan hubungan yang signifikan dan
representatif serta terbatas dari penyimpangan data.
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011: 160). Model
regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau penyebaran
data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal (Ghozali,
2011:163). Dalam uji asumsi klasik uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai
97
residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilangggar maka uji statistik
menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali, 2011:164). Normalitas
data dapat dilihat dengan beberapa cara, diantaranya yaitu dengan melihat kurva
normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data
normal, sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas adalah:
a. Jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan
bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data (titik) menyebar menjauh dari garis diagonal, maka tidak
menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. (Ghozali, 2001).
Berikut gambar grafik hasil uji normalitas:
Sumber: Data Diolah 2018Gambar 4.14. Grafik Normal Plot
Berdasarkan gambar 4.14. dapat di lihat bahwa titik-titik (data) menyebar di
sekitar garis diagonal serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa model regresi dalam penelitian ini telah
memenuhi asumsi normalitas.
98
2. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2011:139), uji heteroskedasitas bertujuan menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau
tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2011:141). Kebanyakan data crossection
mengandung situasi heteroskesdatisitas karena data ini menghimpun data yang
mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar).
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah
dengan melihat pada grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen)
yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya gejala
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu
pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y
yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya)
yang telah di-studentized (Ghozali, 2001). Dengan analisis jika ada pola tertentu,
seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit), maka ini akan mengindikasikan telah terjadinya
heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2001).
99
Berikut gambar grafik hasik uji heterokedastisitas:
Sumber: Data Diolah 2018Gambar 4.15. Grafik Scatterplot
Berdasarkan gambar 4.15. terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas. Hal
ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi sehingga model
layak dipakai.
3. Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2011:105), uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-
variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adakah variabel independen yang
memiliki nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.
100
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi
adalah sebagai berikut:
a. Mempunyai angka Variance Inflantion Factor (VIF) < 10.
b. Mempunyai nilai tolerance di atas > 0,10.
c. Koefisien korelasi antar variabel harus lemah (dibawah 0,05), jika korelasi
kuat terjadi multikolinieritas.
Tabel 4.22. Hasil Uji MultikolinearitasCoefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.
CollinearityStatistics
BStd.
Error Beta Tolerance VIF1 (Constant) 4.834 1.737 2.784 .006
Kepercayaan_Merek
.356 .089 .396 4.018 .000 .635 1.574
Potensi_Merek
-.070 .145 -.040 -.482 .631 .900 1.111
Loyalitas_Merek
.175 .102 .150 1.720 .089 .811 1.233
Persepsi_Pribadi_Masyarakat
.268 .091 .268 2.945 .004 .749 1.335
a. Dependent Variable: Keputusan_PembelianSumber: Data Diolah, 2018.
Berdasarkan tabel 4.22. dapat di lihat bahwa nilai VIF untuk X1 (1.574), X2
(1.111), X3 (1.233) dan X4 (1.335). Nilai tersebut menunjukkan bahwa VIF <10
dan nilai tolerance > 0,10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak
adanya masalah multikolinearitas.
4.3.2. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda bertujuan untuk menguji hipotesis tentang antara
hubungan dua variabel bebas atau lebih secara bersama-sama dengan suatu
variabel tergantung. Variabel-variabel independen pada penelitian ini adalah
101
kepercayaan merek, potensi merek, loyalitas merek dan persepsi pribadi
masyarakat, sedangkan variabel dependen analisis pada penelitian ini adalah
keputusan pembelian. Penggunaan analisis regresi linear berganda pada penelitian
ini memiliki empat variabel bebas. Hasil regresi yang diperoleh kemudian
dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah koefisien regresi yang diperoleh
mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak, baik secara parsial atau simultan
dan mengetahui pula seberapa besar pengaruhnya. Berdasarkan uji statistik
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.23. Hasil Uji Regresi Linear BergandaCoefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
T Sig.B Std. Error Beta1 (Constant) 3.579 1.949 1.836 .069
Kepercayaan_Merek .386 .101 .371 3.811 .000Potensi_Merek -.061 .146 -.035 -.415 .679Loyalitas_Merek .177 .103 .152 1.715 .090Persepsi_Pribadi_Masyarakat .294 .090 .295 3.288 .001
a. Dependent Variable: Keputusan_PembelianSumber: Data Diolah 2018
Berdasarkan tabel 4.23. menunjukkan bahwa nilai konstanta atau coefficient
constant sebesar 3,579 nilai X1 (kepercayaan merek) sebesar 0,386, nilai X2
(potensi merek) sebesar -0,061, nilai X3 (loyalitas merek) sebesar 0,177 dan X4
(persepsi pribadi masyarakat) sebesar 0,294. Berdasarkan nilai-nilai tersebut maka
persamaan regresinya sebagai berikut:
Y (keputusan pembelian) = 3,579 + (0,386) X1 + (-0,061) X2 + (0,177) X3+ (0,294) X4
102
Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Dari persamaan regresi linear berganda dapat dijelaskan bahwa persamaan
regresi mempunyai nilai konstanta sebesar 3,597 yang berarti jika kepercayaan
merek (X1), potensi merek merek (X2), loyalitas merek (X3) dan persepsi
pribadi masyarakat (X4) nilainya adalah 0 atau tidak ada maka besarnya nilai
keputusan pembelian (Y) akan bernilai konstanta yaitu 3,597. Yang berarti
ketika variabel independen memiliki nilai 0 maka variabel independen tersebut
tetap memiliki pengaruh terhadap variabel dependen karena nilai konstanta
yang berada di atas 0,05. Sebaliknya ketika seluruh variabel independen
nilainya 0 dan nilai konstanta di bawah 0,05 maka variabel independen
tersebut tidak memiliki pengaruh sama sekali terhadap variabel dependen.
2. Koefisien linear berganda kepercayaan merek (X1) sebesar 0,386. Berarti
setiap terjadi kenaikan nilai 1 dari variabel kepercayaan merek, maka
keputusan pembelian akan mengalami kenaikan sebesar 0,386. Koefisien
bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara kepercayaan merek
dengan keputusan pembelian, semakin naik nilai variabel kepercayaan merek
maka semakin meningkat nilai keputusan pembelian.
3. Koefisien linear berganda potensi merek (X2) sebesar -0,061. Berarti setiap
terjadi kenaikan nilai 1 dari variabel iklan, maka keputusan pembelian akan
mengalami penurunan sebesar -0,061. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi
pengaruh negatif antara potensi merek dengan keputusan pembelian, semakin
naik nilai variabel potensi merek maka semakin menurun nilai keputusan
pembelian.
103
4. Koefisien linear berganda loyalitas merek (X3) sebesar 0,177. Berarti setiap
terjadi kenaikan nilai 1 dari variabel loyalitas merek, maka keputusan
pembelian akan mengalami kenaikan sebesar 0,177. Koefisien bernilai positif
artinya terjadi pengaruh positif antara loyalitas merek dengan keputusan
pembelian, semakin naik nilai variabel loyalitas merek maka semakin
meningkat nilai keputusan pembelian.
5. Koefisien linear berganda persepsi pribadi masyarakat (X4) sebesar 0,294.
Berarti setiap terjadi kenaikan nilai 1 dari variabel persepsi pribadi masyarakat,
maka keputusan pembelian akan mengalami kenaikan sebesar 0,294. Koefisien
bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara persepsi pribadi
masyarakat dengan keputusan pembelian, semakin naik nilai variabel persepsi
pribadi masyarakat maka semakin meningkat nilai keputusan pembelian.
Dari hasil regresi linear berganda di atas dapat diketahui bahwa variabel X pada
penelitian ini hanya dapat dipengaruhi oleh tiga indikator yaitu kepercayaan
merek, loyalitas merek dan persepsi pribadi masyarakat, sedangkan untuk potensi
merek tidak memberikan pengaruh.
4.3.3. Uji Hipotesis
1. Uji Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk menguji signifikasi konstanta dari setiap variabel
independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji t statistik untuk
menguji antara variabel independen (kepercayaan merek, potensi merek, loyalitas
merek dan persepsi pribadi masyarakat) terhadap variabel dependen (keputusan
104
pembelian) secara parsial dengan mengansumsikan bahwa variabel lain dianggap
konstanta. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dengan memasukkan
nilai hasil perhitungan regresi linear berganda ke dalam uji t.
Pengujian dengan uji t dapat dilakukan dengan membandingkan antara ttabelpada
penelitian ini dengan df= n-k-1 (100-5-1= 94) dengan tingkat signifikasi pada α =
0,05 dan nilai ttabel = 1,661 (di tabel distribusi t df 81 -120 pada daftar lampiran).
Tabel 4.24. Hasil Uji Parsial (Uji t)Coefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.B Std. Error Beta1 (Constant) 3.579 1.949 1.836 .069
Kepercayaan_Merek .386 .101 .371 3.811 .000Potensi_Merek -.061 .146 -.035 -.415 .679Loyalitas_Merek .177 .103 .152 1.715 .090Persepsi_Pribadi_Masyarakat .294 .090 .295 3.288 .001
a. Dependent Variable: Keputusan_PembelianSumber: Data Diolah, 2018.
Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dengan memasukkan nilai hasil
perhitungan regresi linear berganda ke dalam uji t. Berdasarkan tabel 4.24. dapat
dilihat bahwa nilai thitung variabel kepercayaan merek sebesar 3,811 dengan
signifikasi probabilitas sebesar 0,000, variabel potensi merek memiliki nilai thitung
sebesar -0,415 dengan signifikasi probabilitas sebesar 0,679, variabel loyalitas
merek memiliki nilai thitung sebesar 1.715 dengan signifikasi probabilitas sebesar
0,090 dan variabel persepsi pribadi masyarakat memiliki nilai thitung sebesar 3,288
dengan signifikasi probabilitas sebesar 0,001.
105
Berdasarkan nilai-nilai tersebut maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil pengujian X1
Ha1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara kepercayaan merek terhadap
keputusan pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza.
Ho1: Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara kepercayaan merek terhadap
keputusan pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza.
Hasil perhitungan pada variabel kepercayaan merek diperoleh nilai signifikan
0,000 < 0,005 dan nilai thitung 3,811 > ttabel 1,661 sehingga dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan kepercayaan
merek terhadap keputusan pembelian.
2. Hasil Pengujian X2
Ha2: Terdapat pengaruh yang signifikan antara potensi merek terhadap keputusan
pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza.
Ho2: Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara potensi merek terhadap
keputusan pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza.
Hasil perhitungan pada variabel potensi merek diperoleh nilai signifikan 0,679 >
0,005 dan nilai thitung -0,415 < ttabel 1,661 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan potensi merek
terhadap keputusan pembelian.
106
3. Hasil Pengujian X3
Ha3: Terdapat pengaruh yang signifikan antara loyalitas merek terhadap keputusan
pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza.
Ho3: Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara loyalitas merek terhadap
keputusan pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza.
Hasil perhitungan pada variabel loyalitas merek diperoleh nilai signifikan 0,090 >
0,005 dan nilai thitung 1,715 > ttabel 1,661 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan loyalitas merek
terhadap keputusan pembelian.
4. Hasil Pengujian X4
Ha4: Terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi pribadi masyarakat
terhadap keputusan pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza.
Ho4: Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara persepsi pribadi masyarakat
terhadap keputusan pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza.
Hasil perhitungan pada variabel persepsi pribadi masyarakat diperoleh nilai
signifikan 0,001 < 0,005 dan nilai thitung 3,288 > ttabel 1,661 sehingga dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan
persepsi pribadi masyarakat terhadap keputusan pembelian.
107
2. Uji Simultan (Uji F)
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara simultan atau bersama-
sama antar variabel independen terhadap variabel dependen. Pengaruh tersebut
memiliki tingkat signifikan pada alpha 5%. Adapun metode untuk menentukan
apabila nilai signifikan < 0,05 dan Fhitung > Ftabel. Berikut hasil uji F:
Tabel 4.25. Hasil Uji Simultan (Uji F)ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.1 Regression 354.431 4 88.608 16.056 .000b
Residual 524.261 95 5.519Total 878.692 99
a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelianb. Predictors: (Constant), Persepsi_Pribadi_Masyarakat, Potensi_Merek,Loyalitas_Merek, Kepercayaan_Merek
Sumber: Data diolah, 2018.
Pengujian hipotesis menggunakan uji F dengan memasukan nilai hasil
perhitungan regresi linear berganda ke dalam uji f. Berdasarkan tabel 4.25.
menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 16,056 dengan tingkat signifikasi 0,000.
Pada tabel tersebut terlihat df1 = k-1= 5-1 = 4 dengan df2 = n-k = 100-5 = 95
dengan derajat kebebasan 0,05 diperoleh Ftabel 2,47 (di lihat dari tabel distribusi f
pada daftar lampiran). Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa, Fhitung >
Ftabel (16,056 > 2,47) dan probabilitas 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima, yaitu kepercayaan merek, potensi merek, loyalitas merek dan persepsi
pribadi masyarakat berhubungan simultan atau secara bersama-sama terhadap
keputusan pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza di Bandarlampung.
108
3. Uji R2 (R Square)
Koefisien determinan (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Apabila koefisien
determinasi semakin mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa variabel
independen berpengaruh sangat kuat terhadap variabel dependen. Sedangkan
apabila R2 kecil, pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen sangat
rendah. Koefisien determinasi menunjukkan besarnya kontribusi variabel
independen terhadap variabel dependen.
Tabel 4.26. Hasil Uji R2 (R Square)Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error ofthe Estimate
1 .635a .403 .378 2.349158a. Predictors: (Constant), Persepsi_Pribadi_Masyarakat, Potensi_Merek, Loyalitas_Merek,Kepercayaan_Merekb. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian
Sumber: Data Diolah, 2018.
Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa terdapat pada angka R sebesar 0,635 pada
pedoman interprestasi angka ini menunjukkan bahwa pengaruh antara keputusan
pembelian dengan keempat variabel independen (kepercayaan merek, potensi
merek, loyalitas merek dan persepsi pribadi masyarakat) adalah besar. Pada
penelitian ini nilai koefisien R2 dengan melihat nilai R Square sebesar 0,403. Hal
ini menunjukkan bahwa adanya kontribusi variabel dependen (kepercayaan
merek, potensi merek, loyalitas merek dan persepsi pribadi masyarakat) yakni
sebesar 40%. Hal tersebut menggambarkan persentase pengaruh variabel
kepercayaan merek, potensi merek, loyalitas merek dan persepsi pribadi
masyarakat terhadap keputusan pembelian adalah sedang (di lihat dari tabel 3.3.
109
Pedoman interprestasi terhadap koefisien korelasi), sedangkan sisanya 60% tidak
di teliti oleh peneliti.
4.4. Pembahasan
4.4.1. Pengaruh Kepercayaan Merek Terhadap Keputusan Pembelian
Tabel 4.27. Interprestasi Kepercayaan MerekNo. Variabel Rata-Rata
IntervalInterprestasi Nilai r Keterangan
1. Kepercayaan Merek 4,003 3,4 – 4,1 (Tinggi) Tinggi
Sumber: Data Diolah, 2018.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa “kepercayaan merek
berpengaruh siginifikan terhadap keputusan pembelian produk makanan siap saji
Mirror Pizza”. Hal tersebut membuktikan bahwa kepercayaan merek menjadi
alasan konsumen untuk melakukan keputusan pembelian produk makanan siap
saji merek Mirror Pizza lagi. Meskipun demikian kepercayaan merek pada
makanan siap saji merek Mirror Pizza perlu ditingkatkan lagi. Berdasarkan Tabel
4.27. interprestasi kepercayaan merek, hasil penelitian kepada responden
mengenai variabel kepercayaan merek (X1) ini memiliki nilai rata-rata sebesar
3,642 “tinggi”.
Tabel 4.28. Koefisien Linear Berganda Kepercayaan MerekCoefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
BStd.
Error1 (Constant) 3.579 1.949
Kepercayaan_Merek .386 .101Potensi_Merek -.061 .146Loyalitas_Merek .177 .103Persepsi_Pribadi_Masyarakat .294 .090
a. Dependent Variable: Keputusan_PembelianSumber: Data Diolah, 2018.
110
Berdasarkan Tabel 4.28. menunjukkan koefisien linear berganda kepercayaan
merek (X1) sebesar 0,386. Berarti setiap terjadi kenaikan nilai 1 dari variabel
kepercayaan merek, maka keputusan pembelian akan mengalami kenaikan sebesar
0,386. Koefisien bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara
kepercayaan merek dengan keputusan pembelian, semakin naik nilai variabel
kepercayaan merek maka semakin meningkat nilai keputusan pembelian.
Tabel 4.29. Uji t Kepercayaan MerekCoefficientsa
Model t Sig.1 (Constant) 1.836 .069
Kepercayaan_Merek 3.811 .000Potensi_Merek -.415 .679Loyalitas_Merek 1.715 .090Persepsi_Pribadi_Masyarakat 3.288 .001
a. Dependent Variable: Keputusan_PembelianSumber: Data Diolah, 2018.
Berdasarkan tabel 4.29. hasil perhitungan uji t pada variabel kepercayaan merek
menunjukkan bahwa thitung > ttabel yaitu 3,811 > 1,611 maka Ho ditolak artinya
secara parsial variabel kepercayaan merek (X1) berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian sedangkan nilai signifikasi berada di bawah 0,05 yaitu 0,000
maka Ho ditolak.
Kepercayaan memiliki peran yang apabila efek dari kepercayaan ini tidak
dikendalikan dapat mengakibatkan pertimbangan akan tingkat kepentingan
pelanggan yang berlebihan dalam mengembangkan komitmen konsumen terhadap
produk, menurut teori kepercayaan komitmen Ferrinadewi (2008:148),
Kepercayaan adalah variabel kunci dalam mengembangkan keinginan yang tahan
lama untuk mempertahankan hubungan jangka panjang. Kepentingan dan
111
kepercayaan memainkan peran yang berbeda dalam memprediksikan intensi
konsumen masa depan. Terdapat tiga aktivitas yang dapat dilakukan oleh
perusahaan untuk menumbuhkan kepercayaan konsumen yang dirumuskan
sebagai berikut:
1. Achieving Result, harapan konsumen tidak lain adalah janji konsumen yang
harus dipenuhi bila ingin mendapatkan kepercayaan konsumen. Dalam rangka
memenuhi janjinya kepada konsumen, maka setiap karyawan dalam
perusahaan harus bekerja sama dalam memenuhi tanggung jawabnya masing-
masing.
2. Acting with Integrity, bertindak dengan integritas berarti adanya konsistensi
antara ucapan dan tindakan dalam setiap situasi. Adanya integritas merupakan
faktor kunci bagi salah satu pihak untuk percaya akan ketulusan dan kejujuran
pihak lain.
3. Demonstrate Concern, kemampuan perusahaan untuk menunjukkan rasa
perhatiannya kepada konsumen dalam bentuk menunjukkan sikap pengertian
ketika konsumen menghadapi masalah dalam produk, hal tersebut
menumbuhkan kepercayaan kepada konsumen.
Hasil penelitian ini di dukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Wulansari Annete (2013) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Brand Trust
dan Perceived Quality Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Produk Sari Roti”
Brand trust dan perceived quality berpengaruh secara simultan dan parsial
terhadap keputusan pembelian ulang produk Sari Roti (Studi pada Konsumen di
Perumahan Gresik Kota Baru, Manyar Gresik). Brand trust dan perceived quality
112
memberikan kontribusi pengaruh terhadap keputusan pembelian ulang produk
Sari Roti sebesar 70,1 %.
4.4.2. Pengaruh Potensi Merek Terhadap Keputusan Pembelian
Tabel 4.31. Interprestasi Potensi MerekNo. Variabel Rata-Rata
IntervalInterprestasi Nilai r Keterangan
1. Potensi Merek 2,709 2,6 – 3,3 (Cukup Tinggi) Cukup TinggiSumber: Data Diolah, 2018.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa “potensi merek
berpengaruh tidak siginifikan terhadap keputusan pembelian produk makanan siap
saji Mirror Pizza”. Hal tersebut membuktikan bahwa potensi merek tidak menjadi
alasan konsumen untuk melakukan keputusan pembelian produk makanan siap
saji merek Mirror Pizza lagi. Meskipun demikian potensi merek pada makanan
siap saji merek Mirror Pizza perlu ditingkatkan lagi. Berdasarkan tabel 4.31.
interprestasi potensi merek, hasil penelitian kepada responden mengenai variabel
potensi merek (X2) ini memiliki nilai rata-rata sebesar 2,709 “cukup tinggi”.
Tabel 4.32. Koefisien Linear Berganda Potensi MerekCoefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
BStd.
Error1 (Constant) 3.579 1.949
Kepercayaan_Merek .386 .101Potensi_Merek -.061 .146Loyalitas_Merek .177 .103Persepsi_Pribadi_Masyarakat .294 .090
a. Dependent Variable: Keputusan_PembelianSumber: Data Diolah, 2018.
Hasil penelitian ini menunjukkan koefisien linear berganda potensi merek (X2)
sebesar -0,061. Berarti setiap terjadi kenaikan nilai 1 dari variabel potensi merek,
113
maka keputusan pembelian akan mengalami penuruan sebesar -0,061. Koefisien
bernilai negatif artinya terjadi pengaruh negatif antara potensi merek dengan
keputusan pembelian, semakin naik nilai variabel potensi merek maka semakin
menurun nilai keputusan pembelian.
Tabel 4.33. Uji t Potensi MerekCoefficientsa
Model t Sig.1 (Constant) 1.836 .069
Kepercayaan_Merek 3.811 .000Potensi_Merek -.415 .679Loyalitas_Merek 1.715 .090Persepsi_Pribadi_Masyarakat 3.288 .001
a. Dependent Variable: Keputusan_PembelianSumber: Data Diolah, 2018.
Hasil perhitungan uji t pada variabel potensi merek menunjukkan bahwa thitung <
ttabel yaitu -0,415 < 1,661 maka Ho diterima artinya secara parsial variabel potensi
merek (X2) berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan pembelian
sedangkan nilai signifikasi berada di atas 0,05 yaitu 0,631 maka Ho diterima.
(Babin, 2004:42) membandingkan antara potensi nilai kesenangan, kenikmatan
dengan nilai manfaat saat konsumen memilih suatu merek, yaitu merek yang
dipilih hanya berdasarkan peningkatan kepuasan pribadi atau untuk pemenuhan
kebutuhan sehari-hari. Merek mempengaruhi menggambarkan hubungan antara
konsumen dan merek dalam kategori tertentu dan dapat dianggap sebagai evaluasi
umum dari konsumen untuk merek (Matzler et al.,2006). Hal ini menyatakan
bahwa di bawah kondisi ketika merek mempengaruhi jauh, loyalitas merek juga
harus lebih tinggi.
114
Tabel 4.34. Rata-Rata Interval Item Potensi MerekNo. Variabel Item Rata-Rata Interval Keterangan1. Potensi
MerekItem 2 2,400 Rendah
2. Item 3 2,372 RendahSumber: Data Diolah, 2018.
Ada beberapa alasan yang menjadikan variabel ini berpengaruh tidak signifikan di
antaranya yaitu pada item kedua memilih produk Mirror Pizza untuk kepuasan
pribadi yang digunakan pada kenikmatan dan kesenangan konsumen sudah
mewakili karakter produk memiliki nilai hasil jawaban responden sebesar 2,400
dan item ketiga produk Mirror Pizza unik yang digunakan pada kenikmatan dan
kesenangan konsumen sudah mewakili karakter produk memiliki nilai hasil
jawaban responden sebesar 2,372. Hasil tersebut merupakan hasil jawaban
responden yang terkecil dibandingkan yang lainnya. Hal ini menjadikan tidak
signifikan dikarenakan item-item tersebut mayoritas merupakan hasil penilaian
responden kepada pihak Mirror Pizza.
4.4.3. Pengaruh Loyalitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian
Tabel 4.35. Interprestasi Loyalitas MerekNo. Variabel Rata-Rata
IntervalInterprestasi Nilai r Keterangan
1. Potensi Merek 2,918 2,6 – 3,3 (Cukup Tinggi) Cukup TinggiSumber: Data Diolah, 2018.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa “loyalitas merek
berpengaruh tidak siginifikan terhadap keputusan pembelian produk makanan siap
saji Mirror Pizza”. Hal tersebut membuktikan bahwa loyalitas merek tidak
menjadi alasan konsumen untuk melakukan keputusan pembelian produk
makanan siap saji merek Mirror Pizza lagi. Meskipun demikian loyalitas merek
115
pada makanan siap saji merek Mirror Pizza perlu ditingkatkan lagi. Berdasarkan
interprestasi nilai interval, hasil penelitian kepada responden mengenai variabel
loyalitas merek (X3) ini memiliki nilai rata-rata sebesar 2,918 “cukup tinggi”.
Tabel 4.36. Koefisien Linear Berganda Loyalitas MerekCoefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
BStd.
Error1 (Constant) 3.579 1.949
Kepercayaan_Merek .386 .101Potensi_Merek -.061 .146Loyalitas_Merek .177 .103Persepsi_Pribadi_Masyarakat .294 .090
a. Dependent Variable: Keputusan_PembelianSumber: Data Diolah, 2018.
Hasil penelitian ini menunjukkan koefisien linear berganda loyalitas merek (X3)
sebesar 0, 177. Berarti setiap terjadi kenaikan nilai 1 dari variabel potensi merek,
maka keputusan pembelian akan mengalami kenaikkan sebesar 0,177. Koefisien
bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara loyalitas merek dengan
keputusan pembelian, semakin naik nilai variabel loyalitas merek maka semakin
meningkat nilai keputusan pembelian.
Tabel 4.37. Uji t Loyalitas MerekCoefficientsa
Model t Sig.1 (Constant) 1.836 .069
Kepercayaan_Merek 3.811 .000Potensi_Merek -.415 .679Loyalitas_Merek 1.715 .090Persepsi_Pribadi_Masyarakat 3.288 .001
a. Dependent Variable: Keputusan_PembelianSumber: Data Diolah, 2018.
116
Hasil perhitungan uji t pada variabel loyalitas merek menunjukkan bahwa thitung <
ttabel yaitu 1,715 < 1,661 maka Ho diterima artinya secara parsial variabel loyalitas
merek (X3) berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan pembelian
sedangkan nilai signifikasi berada di atas 0,05 yaitu 0,090 maka Ho diterima.
Menurut Giddens (2002) menyebutkan loyalitas merek adalah pilihan yang
dilakukan konsumen untuk membeli merek tertentu dibandingkan merek yang lain
dalam satu kategori produk. Hal ini terjadi karena konsumen merasa bahwa
merek menawarkan fitur produk yang tepat, gambar atau tingkat kualitas diharga
yang tepat. Loyalitas merek (brand loyalty) sebagai sikap menyenangi suatu
merek yang diwujudkan dalam pembelian yang konsisten terhadap merek itu
sepanjang waktu. Aaker (1997) mendefinisikan loyalitas merek sebagai suatu
ukuran keterkaitan konsumen kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu
memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang konsumen beralih ke
merek lain yang ditawarkan oleh kompetitor, terutama jika pada merek tersebut
didapat tiadanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lainnya.
Tabel 4.38. Rata-Rata Interval Item Loyalitas MerekNo. Variabel Item Rata-Rata Interval Keterangan1. Potensi
MerekItem 1 2,667 Cukup Tinggi
2. Item 2 2,709 Cukup Tinggi3. Item 4 2,804 Cukup Tinggi
Sumber: Data Diolah, 2018.
Ada beberapa alasan yang menjadikan variabel ini berpengaruh tidak signifikan di
antaranya yaitu pada item pertama Mirror Pizza menyediakan ragam produk yang
menarik yang digunakan pada ketertarikan pada produk sudah mewakili karakter
produk memiliki nilai hasil jawaban responden sebesar 2,667, item kedua toko
Mirror Pizza tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi yang digunakan pada
117
minat pembelian produk kembali sudah mewakili karakter produk memiliki nilai
hasil jawaban responden sebesar 2,709 dan item keempat saya suka
merekomendasikan produk Mirror Pizza kepada teman. Hasil tersebut merupakan
hasil jawaban responden yang terkecil dibandingkan yang lainnya. Hal ini
menjadikan tidak signifikan dikarenakan item-item tersebut mayoritas merupakan
hasil penilaian responden kepada pihak Mirror Pizza.
4.4.4. Pengaruh Persepsi Pribadi Masyarakat Terhadap KeputusanPembelian
Tabel 4.39. Interprestasi Persepsi Pribadi MasyarakatNo. Variabel Rata-Rata
IntervalInterprestasi Nilai r Keterangan
1. Potensi Merek 3,725 3,4 – 4,1 (Tinggi) TinggiSumber: Data Diolah, 2018.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa “persepsi pribadi
masyarakat berpengaruh siginifikan terhadap keputusan pembelian produk
makanan siap saji Mirror Pizza”. Hal tersebut membuktikan bahwa persepsi
pribadi masyarakat menjadi alasan konsumen untuk melakukan keputusan
pembelian produk makanan siap saji merek Mirror Pizza lagi. Meskipun demikian
kepercayaan merek pada makanan siap saji merek Mirror Pizza perlu ditingkatkan
lagi. Berdasarkan interprestasi nilai interval, hasil penelitian kepada responden
mengenai variabel persepsi pribadi masyarakat (X4) ini memiliki nilai rata-rata
sebesar 3,725 “tinggi”.
118
Tabel 4.40. Koefisien Linear Berganda Persepsi Pribadi MasyarakatCoefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
BStd.
Error1 (Constant) 3.579 1.949
Kepercayaan_Merek .386 .101Potensi_Merek -.061 .146Loyalitas_Merek .177 .103Persepsi_Pribadi_Masyarakat .294 .090
a. Dependent Variable: Keputusan_PembelianSumber: Data Diolah, 2018.
Hasil penelitian ini menunjukkan koefisien linear berganda persepsi pribadi
masyarakat (X4) sebesar 0,294. Berarti setiap terjadi kenaikan nilai 1 dari variabel
kepercayaan merek, maka keputusan pembelian akan mengalami kenaikan sebesar
0,268. Koefisien bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara persepsi
pribadi masyarakat dengan keputusan pembelian, semakin naik nilai variabel
persepsi pribadi masyarakat maka semakin meningkat nilai keputusan pembelian.
Tabel 4.41. Uji t Persepsi Pribadi MasyarakatCoefficientsa
Model t Sig.1 (Constant) 1.836 .069
Kepercayaan_Merek 3.811 .000Potensi_Merek -.415 .679Loyalitas_Merek 1.715 .090Persepsi_Pribadi_Masyarakat 3.288 .001
a. Dependent Variable: Keputusan_PembelianSumber: Data Diolah, 2018.
Hasil perhitungan uji t pada variabel persepsi pribadi masyarakat menunjukkan
bahwa thitung > ttabel yaitu 3,288 > 1,611 maka Ho ditolak artinya secara parsial
variabel persepsi pribadi masyarakat (X4) berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian sedangkan nilai signifikasi berada dibawah 0,05 yaitu 0,001
maka Ho ditolak.
119
Menurut pendapat Young dalam Adrian (2010:1) “Persepsi merupakan aktivitas
mengindra, mengintegrasikan dan memberikan penilaian pada obyek-obyek fisik
maupun obyek sosial, dan pengindraan tersebut tergantung pada stimulus fisik dan
stimulus sosial yang ada dilingkungannya. Sensasi - sensasi dari lingkugan akan
diolah bersama - sama dengan hal - hal yang telah dipelajari sebelumnya baik hal
itu berupa harapan-harapan, nilai-nilai, sikap, ingatan dan lain-lain.”
Menurut Sarwono (2009: 51) “Persepsi merupakan pengalaman untuk membeda-
bedakan, mengelompokkan, memfokuskan dan sebagainya itu selanjutnya di
interorientasi”. Menurut Shaleh (2009:110) menyatakan bahwa “Persepsi
merupakan sebagai proses yang menggabungkan dan mengorganisir data-data
indera kita (penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita
dapat menyadari di sekeliling kita, termasuk sadar akan diri kita sendiri.”
Tabel 4.42. Rata-Rata Interval Item Persepsi Pribadi MasyarakatNo. Variabel Item Rata-Rata Interval Keterangan1. Persepsi
PribadiMasyarakat
Item 1 3,421 Tinggi2. Item 2 3,665 Tinggi3. Item 3 3,845 Tinggi
Sumber: Data Diolah, 2018.
Ada beberapa alasan yang menjadikan variabel persepsi pribadi masyarakat
berpengaruh signifikan di antaranya yaitu pada item pertama Mirror Pizza
memiliki keunggulan produk cita rasanya nusantara yang tidak dimiliki oleh
pesaing-pesaingnya yang digunakan pada memberikan tanggapan tentang persepsi
orang lain sudah mewakili karakter produk memiliki nilai hasil jawaban
responden sebesar 3,421, item kedua Mirror Pizza menggunakan bahan makanan
yang baik dikonsumsi untuk tubuh yang digunakan pada mengorganisir tanggapan
tentang persepsi orang lain sudah mewakili karakter produk memiliki nilai hasil
120
jawaban responden sebesar 3,665, item ketiga Mirror Pizza memiliki mutu produk
yang sangat baik untuk dikonsumsi setiap saat yang digunakan pada menafsirkan
informasi-informasi persepsi orang lain sudah mewakili karakter produk memiliki
nilai hasil jawaban responden sebesar 3,845. Hasil tersebut merupakan hasil
jawaban responden yang terbesar dibandingkan yang lainnya. Hal ini menjadikan
signifikan dikarenakan item-item tersebut mayoritas merupakan hasil penilaian
responden kepada pihak Mirror Pizza.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh kepercayaan
merek, potensi merek, loyalitas merek dan persepsi pribadi masyarakat terhadap
keputusan pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza di Bandarlampung,
maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kepercayaan merek terdapat hubungan yang signifikan terhadap keputusan
pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza di Bandarlampung.
2. Potensi merek tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap keputusan
pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza di Bandarlampung.
3. Loyalitas merek tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap keputusan
pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza di Bandarlampung.
4. Persepsi pribadi masyarakat terdapat hubungan yang signifikan terhadap
keputusan pembelian produk makanan siap saji Mirror Pizza di
Bandarlampung.
5. Kepercayaan merek, potensi merek, loyalitas merek dan persepsi pribadi
masyarakat terdapat hubungan yang signifikan terhadap keputusan pembelian
produk makanan siap saji Mirror Pizza di Bandarlampung.
122
5.2. Saran
Beberapa saran dan pertimbangan yang disajikan berdasarkan penelitian ini antara
lain:
1. Bagi Toko Mirror Pizza
Toko Mirror Pizza Bandarlampung harus lebih memfokuskan pada
kepercayaan merek dengan cara lebih menawarkan varian menu pizza dengan
topping sayuran serta mengurangi harga atau menawarkan diskon pada
produknya agar konsumen tertarik untuk membeli produk Mirror Pizza
dibandingkan produk makanan siap saji lainnya. Kemudian, Mirror Pizza
dapat membuat menu varian khas nusantara yang lainnya lebih familiar untuk
dirasakan oleh konsumennya
2. Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya bisa ditambahkan variabel-variabel potensi dan
loyalitas merek pada objek yang berbeda dari yang sudah peneliti lakukan,
agar terjadi pengaruh yang lebih baik lagi terhadap keputusan pembelian.
Peneliti juga menyarankan agar peneliti selanjutnya dapat mengkombinasikan
penelitian ini pada penelitian lain yang juga merupakan penelitian yang
memiliki kesamaan kriteria dengan produk makanan siap saji, sehingga dapat
digunakan pada penelitian selanjutnya yang akan menyempurnakan
pemahaman terhadap variabel - variabel yang mempengaruhi.
123
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, David.1997. Manajemen Ekuitas Merek. Jakarta. Spektrum.
Algrina, Agnes. 2013. Journal Riset Ekonomi Manajemen Bisnis dan Akuntansi.Universitas Sam Ratulangi, Manado, Indonesia.
Assael, 1995.Consumer Behavior and Marketing Action.Keat PublishingCompany, Boston.
Buchari, Alma. 2005. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.Bandung :Alfabeta.
Churchill, Gilbert. 2005. Simple Random Sampling. Edisi 18. Jakarta.
Daniel, Enpark. 2002. Daya Tarik Penerimaan Informasi. UniversitasDiponegoro.
Durianto. 2003. Brand Equity Ten, Strategi Memimpin Pasar. Jakarta. PT.Gramedia Pustaka Utama.
Faith, Gecti and Hayrettin Zengin. 2013. “ The Relationship Between BrandTrust, Brand Affect, Attitudinal Loyalty and Behavioral Loyalty : AField Study Toward Sport Shoe Consumer in Turkey, InternationalJournal of Marketing Studies. Vol. 5, No. 2: 111-117.
Fandy, Tjiptono. 2007. Strategi Pemasaran.Yogyakarta : Penerbit Adi.
Ferdinand. Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang: BadanPenerbit Universitas Diponegoro.
Ferrinadewi, Erna. 2008. Merek dan Psikologi Konsumen Implikasi pada StrategiPemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ghozali, Imam. 2010. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19 Edisi kelima. Universitas Diponegoro, Semarang.
Griffin, Jill. 2005. Customer Loyalty. Edisi Revisi. Jakarta : Erlangga.
Gujarati, Damador. 2003. Ekonomika Dasar : edisi keenam. Jakarta: Erlangga.
Humdiana. 2005. Strategi Pemasaran. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Mizan.
124
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial.Yogyakarta.Erlangga.
Iftitah, Primasanti. 2012. Uji Hopotesis.http://iftitahprimasanti.blogspot.co.id/2012/05/uji-hipotesis.htm/
Iqbal, Hasan. 2009. Analisis Data Penelitian Statistik.Jakarta : Bumi Aksara.
Jogiyanto. 2007. Metode Penelitian Bisnis.BPFE.Yogyakarta.
Kartono, Adi. 2007. Analisis Usaha Kecil dan Menengah. Yogyakarta: CV AndiOffset.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2001. Dasar-Dasar Pemasaran Jilid1.Prehalindo. Jakarta.
Kotler, Philip. 2003. Marketing Management. Newe Jersey : Prentice Hall.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Alih Bahasa: BenjaminMolan. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2006. Dasar-Dasar Pemasaran Jilid 1, EdisiKesembilan, PT. Indeks, Jakarta.
Kotler, Philip 2007. Manajemen Pemasaran Edisi ke 12, Jilid 1. PT. IndeksKelompok Gramedia, Jakarta.
Kotler, Philip. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid 1 Edisi 12, Erlangga,Jakarta.
Lau, G.T and Lee, S.H. 1999. “Consumers trust in a to Brand Loyalty”, Journalof Market Foused Management”. Vol 4 no. 4, PP. 341-370.
Lee, Goi Chai and Chieng Fayrene Yew Leh. 2011. “Customer-Based BrandEquity a Literature Review”.Journal of Arts Science & Commerce.
Mamang, Sangodji Etta dan Supiah. 2010. Metodelogi Penelitian. CV Andi.Yogyakarta.
Sadat, Andi. 2009. Brand Belief Strategi Membangun Merek Berbasis Keyakinan.Salemba Empat. Jakarta.
Sarwono, Jonathan. 2014. Analisis Data Menggunakan SPSS.Yogyakarta CVAndi.
Schiffman, L dan Kanuk L.L. 2008.Perilaku Konsumen Edisi 7. Jakarta: Indeks.
Shimp, A.Terence. 2003. Periklanan dan Promosi.Erlangga. Jakarta.
125
Simamora, Bilso. 2001. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif danProfitabel. Cetakan Pertama. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Singgih, Santoso. 2008. Perilaku Konsumen. Universitas Gunadarma. Jakarta.
Sugiyono. 2011. Metode Peneitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:CV Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
Susanto, Wijanarko. 2004. Power Branding Membangun Merek Unggul danOrganisasi Pendukungnya. Jakarta. Mizan Publika Jakarta.
Susanto, Djoko. 1991. Pengantar Pengetahuan Pasar.Yogyakarta. UPP STIMYKPN.
Swastha, Basu. 2005. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty: Yogyakarta.
Swastha, Basu. 20011. Manajemen Pemasaran Anlisis Perilaku Konsumen. EdisiPertama. Liberty: Yogyakarta.
Swastha, B. dan H.T. Handoko. 2008. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: BPFE
Walgito, B. 2002.Pengantar Psikologi Umum.Edisi 3. Yogyakarta: Adi.
Yuping, Liu. 2007. The long-term Impact of Loyalty Programs on ConsumerPurchase Behavior and Loyalty. Journal of Marketing. October 2007.Vol 71, No. 4, PP 19-35.